2016
2
MARKET BRIEF: PRODUK OBAT, OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN SUPLEMEN Atase Perdagangan Tokyo
[KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Daftar Isi Kata Pengantar
3
I.
Pendahuluan
4
1.1
Pemilihan Produk
4
1.2
Profil Jepang
8
II. Potensi Pasar Jepang 2.1
Impor Komoditi Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Jepang - Dunia
2.2
21
Persyaratan Impor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang
2.7
20
Permintaan Pasar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang
2.6
16
Saluran Distribusi Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang
2.5
14
Kebijakan Impor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang
2.4
11
Potensi Pasar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Jepang - Dunia
2.3
11
23
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang
III. Peluang dan Strategi
23 26
3.1
Peluang
26
3.2
Strategi
29
3.3
Rekomendasi Strategis
31
1
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
IV. Informasi Penting
33
Daftar Importir Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Referensi
37 39
2
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi terkait kondisi terbaru pasar produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen di Jepang, dimana tingkat persaingan di Jepang dengan negara pemasok utama lainnya, seperti Amerika Serikat, China, Irlandia, Perancis, Singapura, serta negara-negara ASEAN lainnya menjadi semakin kompetitif. Laporan ini juga mencoba memberikan rekomendasi hal-hal yang perlu dilakukan agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan meningkatkan ekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen ini ke Jepang. Semoga laporan market brief produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen ini dapat bermanfaat bagi pengusaha, asosiasi terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume ekspor Indonesia ke pasar global pada umumnya dan pasar Jepang pada khususnya.
Tokyo, Pebruari 2016
3
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Pemilihan Produk Jepang memiliki market produk obat yang sangat besar. Pada tahun fiskal 2013, besar market produk obat, termasuk obat tradisional di Jepang telah melampaui ¥ 10 trilyun. Produk kosmetik di Jepang juga memiliki market yang sangat besar, yaitu mencapai ¥ 2,33 trilyun pada tahun fiskal 2014. Sementara itu, besar market untuk produk suplemen dan makanan kesehatan di Jepang mencapai ¥ 1,5785 trilyun pada tahun fiskal 2015. Dilihat dari kategori produknya, produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen memiliki cakupan yang sangat luas. Tabel 1.1 menunjukkan HS code dari produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen yang menjadi cakupan Market Brief ini. Definisi yang tercantum dalam Tabel 1.1 adalah definisi yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012. Market impor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen di Jepang juga sangat besar. Pada Gambar 1.1 dapat terlihat bahwa produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen yang tercantum dalam Tabel 1.1 ini secara keseluruhan memiliki market impor sebesar US$ 18,5 milyar pada tahun 2015. Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 44,67 juta pada tahun 2015.
4
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Tabel 1.1 Produk-Produk yang Menjadi Cakupan Market Brief ini HS Code
1211
3004
3304
Deskripsi Tanaman dan bagiannya (termasuk biji dan buah), yang terutama dipakai dalam pembuatan wewangian, dalam farmasi atau untuk insektisida, fungisida atau untuk tujuan yang semacam itu, segar atau dikeringkan, baik dipotong, dihancurkan atau dijadikan bubuk maupun tidak Obat (tidak termasuk barang dari pos 30.02, 30.05 atau 30.06) terdiri dari produk campuran atau tidak untuk keperluan terapeutik atau profilaktik, disiapkan dalam dosis tertentu (termasuk dalam bentuk sistem pemberian transdermal) atau dalam bentuk atau kemasan untuk penjualan eceran Preparat kecantikan atau rias dan preparat untuk perawatan kulit (selain obat-obatan), termasuk preparat penutup atau pelindung kulit terhadap sinar matahari; di preparat manikur atau pedikur.
Gambar 1.1
Description Plants and parts of plants (including seeds and fruits), of a kind used primarily in perfumery, in pharmacy or for insecticidal, fungicidal or similar purposes, fresh or dried, whether or not cut, crushed or powdered. Medicaments (excluding goods of heading 30.02, 30.05 or 30.06) consisting of mixed or unmixed products for therapeutic or prophylactic uses, put up in measured doses (including those in the form of transdermal administration systems) or in forms or packings for retail sale Beauty or make-up preparations and preparations for the care of the skin (other than medicaments), including sunscreen or sun tan preparations; manicure or pedicure preparations.
Market Impor Produk-Produk yang Menjadi Cakupan Market Brief ini di Jepang (dalam Milyar USD)
5
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen. Sebagaimana terlihat pada Tabel 1.2, negara-negara tujuan ekspor produk HS 1211 Medicinal plants Jepang pada tahun 2015 adalah Taiwan (30,6%), Amerika Serikat (15,8%), China (14,4%), Korea Selatan (12,2%), dan Hongkong (9,1%). Indonesia (0,2%) berada di urutan ke-15. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2015 untuk produk HS 1211 ini adalah sebesar US$ 1,6 juta, atau menurun 42,1% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.2
Rank
Importir WORLD
Ekspor HS 1211 Jepang ke Dunia Periode 2011-2015 (dalam ribu US$)
2011
2012
2013
2014
Pangsa
2015
PERUB
(%) 2015 (%) 15-14
2,800
2,985
2,397
2,846
1,649
100
-42.1
1
Taiwan
488
345
277
763
505
30.6
-33.8
2
Amerika Serikat
524
276
317
158
260
15.8
64.6
3
China
322
50
264
68
237
14.4
248.5
4
Korea Selatan
226
230
164
208
202
12.2
-2.9
5
Hongkong
401
321
993
1,389
150
9.1
-89.2
15
Indonesia
0
5
8
5
4
0.2
-20
Sumber: ITC (diolah) Lima negara tujuan utama ekspor produk HS 3004 Medicament mixtures (not 3002, 3005, 3006), put in dosage Jepang adalah Amerika Serikat (40,7%), China (15,6%), Korea Selatan (7,3%), Taiwan (5,5%), dan Perancis (5,1%). Indonesia (0,5%) berada di urutan ke-17. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.3, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2015 untuk produk HS 3004 ini adalah sebesar US$ 2,37 milyar, atau meningkat 26,8% dibanding tahun sebelumnya.
6
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Tabel 1.3
Rank
Importir WORLD
Ekspor HS 3004 Jepang ke Dunia Periode 2011-2015 (dalam ribu US$)
2011
2012
2013
2014
2015
2,517,125 2,043,333 1,927,039 1,868,838 2,370,350
Pangsa
PERUB
(%) 2015 (%) 15-14 100
26.8
1
Amerika Serikat
867,357
497,512
457,743
450,933
965,913
40.7
114
2
China
274,908
330,492
363,258
396,189
370,095
15.6
-6.6
3
Korea Selatan
196,559
187,018
157,957
165,441
172,222
7.3
4.1
4
Taiwan
126,075
129,029
124,989
126,691
131,007
5.5
3.4
5
Perancis
76,540
48,966
76,678
92,640
120,440
5.1
30
17
Indonesia
10,755
13,324
12,555
11,355
12,994
0.5
14.4
Sumber: ITC (diolah) Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.4, lima negara tujuan ekspor produk HS 3304 Beauty, make-up & skin-care preparations; sunscreens, manicure or pedicure Jepang adalah Hongkong (25,1%), Taiwan (18,4%), China (16%), Korea Selatan (11,5%), dan Singapura (7,8%). Indonesia (0,8%) berada di urutan ke-11. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2015 untuk produk HS 3304 ini adalah sebesar US$ 1,38 milyar, atau meningkat 17,9% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.4
Rank
Importir WORLD
Ekspor HS 3304 Jepang ke Dunia Periode 2011-2015 (dalam ribu US$)
2011
2012
2013
2014
2015
1,362,027 1,291,363 1,149,144 1,173,765 1,383,711
Pangsa
PERUB
(%) 2015 (%) 15-14 100
17.9
1
Hongkong
227,864
220,131
207,429
229,464
347,332
25.1
51.4
2
Taiwan
300,265
274,081
250,043
231,380
254,687
18.4
10.1
3
China
238,450
210,009
170,633
169,249
221,755
16
31
4
Korea Selatan
201,944
196,468
143,393
144,130
159,459
11.5
10.6
5
Singapura
95,618
108,982
101,734
102,047
108,466
7.8
6.3
11
Indonesia
2,886
5,191
2,578
5,442
11,479
0.8
110.9
Sumber: ITC (diolah)
7
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
1.2
Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Parlemen di Jepang
terdiri
dari
dua
majelis:
Majelis
Rendah
Jepang
(House
of
Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.2 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang adalah sebesar 377.959 km 2 . Jepang memiliki 6.800 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. Menurut data estimasi Statistics Bureau tanggal 1 Januari 2016, Jepang memiliki penduduk sejumlah 126,82 juta.
8
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen (¥). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Pada tahun 2012, konsumsi energi di Jepang diperkirakan mencapai 453.283 toe (tonne of oil equivalent), namun rasio swasembada energi di Jepang pada tahun 2012 tercatat hanya sebesar 6.0%, sehingga Jepang sangat bergantung pada impor bahan bakar dari luar negeri. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, yang mengindikasikan bahwa Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2012, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah 1.273.620,4 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting bagi Jepang. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah 27.342,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun.
9
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Gambar 1.2
Peta Negara Jepang
10
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1 Impor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Jepang Dunia Jepang merupakan negara pengimpor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, lima negara utama pengekspor produk HS 1211 Medicinal plants ke Jepang pada tahun 2015 adalah China (79,3%), Thailand (3,7%), India (3,7%), Korea Selatan (2,5%), dan Indonesia (2,2%). Total impor Jepang tahun 2015 untuk produk HS 1211 adalah sebesar US$ 247,4 juta, atau turun 19% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 2.1
Rank
Eksportir
Impor HS 1211 Jepang dari Dunia Periode 2011-2015 (dalam ribu US$) Pangsa
PERUB
2011
2012
2013
2014
2015
WORLD
223,179
266,883
269,115
305,342
247,405
100
-19
1
China
178,043
222,366
222,694
247,460
196,260
79.3
-20.7
2
Thailand
7,412
7,255
7,862
8,433
9,217
3.7
9.3
3
India
7,737
7,625
8,843
11,020
9,215
3.7
-16.4
4
Korea Selatan
1,956
3,180
2,016
5,677
6,190
2.5
9
5
Indonesia
4,789
3,144
5,063
7,412
5,520
2.2
-25.5
(%) 2015 (%) 15-14
ASEAN 9
Malaysia
3,609
3,162
1,536
1,604
1,593
0.6
-0.7
10
Vietnam
2,097
2,169
2,185
1,979
1,584
0.6
-20
25
Laos
545
657
926
1,335
196
0.1
-85.3
32
Filipina
35
43
88
65
84
0.03
29.2
51
Kamboja
0
0
7
4
13
0.01
225
57
Myanmar
222
0
401
2
7
0.003
250
-
Singapura
0
8
32
0
0
0
0
Sumber: ITC (diolah)
11
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Dari Tabel 2.2 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor produk HS 3004 Medicament mixtures (not 3002, 3005, 3006), put in dosage ke Jepang adalah Irlandia (26,3%), Amerika Serikat (15,6%), Jerman (11,8%), Perancis (8,3%), dan Singapura (6%). Indonesia (0,2%) berada di urutan ke-21, atau urutan ke-2 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2015 untuk produk HS 3004 adalah sebesar US$ 17,2 milyar, atau meningkat 25,6% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.2
Rank
Eksportir WORLD
Impor HS 3004 Jepang dari Dunia Periode 2011-2015 (dalam ribu US$)
2011
2012
2013
2014
Pangsa
2015
PERUB
(%) 2015 (%) 15-14 100
25.6
213,065 4,538,193
26.3
2030
13,903,126 16,697,389 14,790,765 13,718,126 17,234,181
1
Irlandia
2
Amerika Serikat
2,482,365 3,081,606 2,488,585 2,771,577 2,689,064
15.6
-3
3
Jerman
1,854,268 2,520,195 2,230,689
2,111,975 2,028,094
11.8
-4
4
Perancis
1,545,916 1,768,645 1,793,554
1,745,112 1,433,688
8.3
-17.8
5
Singapura
1,000,556 1,279,747 1,139,805 1,054,949 1,032,426
6
-2.1
210,230
243,813
218,943
ASEAN 21
Indonesia
40,790
37,140
35,635
42,414
38,439
0.2
-9.4
24
Thailand
18,699
26,174
22,844
23,017
22,713
0.1
-1.3
31
Vietnam
1,549
4,084
5,433
5,444
4,811
0.03
-11.6
38
Malaysia
930
761
608
621
389
0.002
-37.4
40
Filipina
975
1,163
485
373
340
0.002
-8.8
46
Myanmar
0
0
0
0
2 0.00001
-
Kamboja
0
0
0
2
0
0
-100
Sumber: ITC (diolah)
12
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Lima negara utama pengekspor produk HS 3304 Beauty, make-up & skin-care preparations; sunscreens, manicure or pedicure ke Jepang adalah Perancis (33,5%), Amerika Serikat (19,8%), Korea Selatan (7,6%), China (7,2%), dan Inggris (6,7%). Indonesia (0,1%) berada di urutan ke-28, atau urutan ke-6 untuk kawasan ASEAN. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.3, total impor Jepang tahun 2015 untuk produk HS 3304 adalah sebesar US$ 1,0667 milyar, atau menurun 3,2% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.3
Rank
Eksportir WORLD
Impor HS 3304 Jepang dari Dunia Periode 2011-2015 (dalam ribu US$)
2011
2012
2013
2014
2015
1,065,034 1,182,609 1,107,570 1,101,864 1,066,744
Pangsa
PERUB
(%) 2015 (%) 15-14 100
-3.2
1
Perancis
394,686
418,508
386,395
367,779
357,046
33.5
-2.9
2
Amerika Serikat
247,228
284,267
246,085
230,047
210,796
19.8
-8.4
3
Korea Selatan
89,791
122,346
102,827
85,491
81,298
7.6
-4.9
4
China
79,031
83,363
76,292
73,795
77,077
7.2
4.4
5
Inggris
45,139
52,625
53,160
62,041
71,962
6.7
16
ASEAN 6
Vietnam
6,507
6,772
16,342
45,533
46,261
4.3
1.6
9
Thailand
14,139
20,970
32,263
35,495
29,766
2.8
-16.1
18
Malaysia
4,029
2,977
4,019
4,261
3,248
0.3
-23.8
24
Filipina
487
196
913
1,057
1,357
0.1
28.4
27
Singapura
1,708
1,124
814
711
823
0.1
15.8
28
Indonesia
1,127
607
384
549
714
0.1
30.1
Sumber: ITC (diolah) Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen. Indonesia berada di urutan ke-4 di antara negara anggota ASEAN lainnya.
13
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Gambar 2.1 Lima Negara Pengekspor Terbesar ke Jepang dari Kawasan ASEAN untuk Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen (dalam juta USD) 2.2 Potensi Pasar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Jepang - Dunia Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen ke Jepang pada tahun 2015. Lima negara eksportir utama produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen ke Jepang adalah Irlandia (24,5%), Amerika Serikat (17,8%), Jerman (11,1%), Perancis (9,6%), dan Singapura (5,6%). Tabel 2.4 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen pada tahun 2014. Dengan kapasitas ekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen Indonesia ke dunia sebesar US$ 517,29 juta dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 15,1 milyar, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 466,9 juta untuk mengekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen ke Jepang pada tahun 2014. 14
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Others (31,4%) Irlandia (24,5%)
Amerika Serikat (17,8%)
Singapura (5,6%)
Jerman (11,1%)
Perancis (9,6%)
Gambar 2.2
Pangsa Pasar Eksportir Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen ke Jepang Tahun 2015
Tabel 2.4 Potensi Ekspor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen Indonesia ke Jepang tahun 2014 (dalam ribu US$) HS code
Impor Jpn dr Ina
Ekspor Ina ke Dunia
Impor Jpn dr Dunia
Potensi Perdagangan Ina
1211
7,412
26,064
305,342
18,652
3004
42,414
357,060
13,718,126
314,646
3304
549
134,167
1,101,864
133,618
Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen di Jepang masih sangat terbuka.
15
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
2.3 Kebijakan Impor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Untuk impor produk obat, obat tradisional, kosmetik, dan suplemen, regulasi yang berlaku di Jepang adalah sebagai berikut. (1) Custom Law. Seluruh turunan produk HS 1211, HS 3004, dan HS 3304 dari Indonesia sudah bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Untuk produk-produk dengan kode HS yang mendapatkan preferential treatment, pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selain itu, Custom Law juga berlaku untuk mencegah masuknya produk tiruan yang melanggar Intellectual Property Right. (2) Plant Protection Act. Berdasarkan Plant Protection Act, untuk produk obat tradisional atau suplemen yang dibuat dari bahan tumbuhan, pihak karantina akan melihat bentuk dan kondisi processing dari produk yang masuk dari luar negeri dan menentukan apakah perlu dikarantina terlebih dahulu atau tidak. Bila produk ternyata perlu dikarantina, maka produk yang masuk ke Jepang perlu dilampiri dengan Phytosanitary Certificate yang dikeluarkan oleh lembaga terkait di negara asal ekspor.
16
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
(3) Food Sanitation Act. Berdasarkan Food Sanitation Act, produk suplemen impor tidak boleh mengandung komponen kimia melebihi batas standar residu komponen kimia yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. List komponen kimia ini dapat dilihat pada database milik The Japan Food Chemical Research Foundation. Apabila produk impor mengandung komponen kimia melebihi batas yang ditentukan, maka produk tersebut tidak diizinkan beredar di pasar Jepang. (4) Pharmaceutical Affairs Law. Berdasarkan Pharmaceutical Affairs Law, importir harus melaporkan setiap produk obat, obat tradisional dan kosmetik yang akan diimpor, dengan menyampaikan informasi tentang jenis produk, proses produksi, isi kandungan, berat, dan sebagainya kepada Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA) untuk mendapatkan certificate of approval for manufacture and sale dari Ministry of Health, Labour and Welfare (MHLW). Bila produk kosmetik yang akan diimpor tersebut memenuhi Standards for Cosmetics, dan seluruh isi kandungan produk tertera pada packaging produk, importir cukup melaporkan ke PMDA, dan tidak perlu mendapatkan certificate of approval for manufacture and sale dari MHLW. Standards for Cosmetics ini dikeluarkan oleh MHLW, dan mengatur batasan kandungan zat kimia yang boleh digunakan. Daftar zat kimia yang tidak boleh digunakan juga tercantum dalam Standards for Cosmetics ini. Terjemahan bahasa Inggris untuk Standards for Cosmetics ini dapat dilihat pada situs yang tertera di bagian Referensi dari laporan ini.
17
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Selain itu, untuk produk obat dan obat tradisional, produsen produk obat dan obat tradisional di luar Jepang harus mendapatkan Accreditation of Foreign Manufacturer dari MHLW. Gambar 2.3 menunjukkan proses untuk mendapatkan akreditasi ini. Pendaftaran dapat dilakukan oleh pihak importer yang sudah memiliki certificate of approval for manufacture and sale dari MHLW, namun nama pendaftar yang dicantumkan tetap menggunakan nama pihak produsen luar negeri. Akreditasi yang diperoleh ini hanya berlaku selama 5 tahun sehingga perlu diperbaharui setiap 5 tahun. Biaya akreditasi ini berkisar antara ¥ 80.000 ¥160.000, tergantung ada tidaknya inspeksi ke lokasi produksi. Pada umumnya, PMDA tidak melakukan inspeksi ke lokasi produksi. Waktu proses akreditasi ini sekitar 5 bulan. Biaya perpanjangan akreditasi sekitar ¥ 60.000.
Gambar 2.3 Proses untuk mendapatkan Accreditation of Foreign Manufacturer (Sumber: Pharmaceuticals and Medical Devices Agency)
18
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Sebagai catatan, saat ini hanya tercatat 4 perusahaan di Indonesia yang memiliki akreditasi untuk kategori produk drug, yaitu PT Tanabe Indonesia, PT Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries Bangil, PT Tetra Kimia Mulia, dan PT Actavis Indonesia. Selain itu, tercatat 6 perusahaan terakreditasi untuk kategori produk quasi drug, yaitu PT Mandom Indonesia, PT Kemas Indah Maju, PT Yasulor Indonesia, PT Osaki Medical Indonesia, PT Fumakilla Indonesia, dan PT Osimo Indonesia. Selain itu, berdasarkan Pharmaceutical Affairs Law, importir harus menyampaikan import notification kepada MHLW setiap kali mengimpor produk obat, obat tradisional, dan kosmetik. Untuk produk kosmetik dan juga produk suplemen, produsen luar negeri umumnya tidak memerlukan Accreditation of Foreign Manufacturer dari MHLW. Tapi ada baiknya importir menghubungi langsung divisi pharmaceuticals di pemerintah daerah atau ke Pharmaceuticals and Medical Devices Agency, untuk memastikan apakah produk yang akan diimpor itu masuk dalam kategori produk kosmetik atau produk suplemen, atau masuk dalam kategori quasi drug yang akan memerlukan akreditasi dari MHLW. Selain masalah akreditasi ini, Pharmaceutical Affairs Law juga mewajibkan penulisan keterangan tentang produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen, misalnya nama manufacturer, nama produk, nomor produk, isi kandungan produk, tanggal kadaluwarsa, dan sebagainya. Khusus untuk isi kandungan produk, harus tertulis dalam bahasa Jepang.
19
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Berdasarkan Pharmaceutical Affairs Law, selain perusahaan, individu dapat mengimpor produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen untuk konsumsi pribadi. Individu ini perlu melaporkan produk yang akan diimpor ke MHLW, dan membuktikan bahwa produk tersebut benar-benar hanya untuk keperluan pribadi dan tidak untuk dijual. Batasan jumlah yang boleh diimpor akan tergantung pada jenis produk yang akan diimpor. Sebagai contoh, untuk produk kosmetik, jumlah maksimum yang boleh diimpor adalah 24 buah per jenis. Di Jepang, cukup banyak perusahaan Jepang yang bergerak sebagai import agencies untuk membantu konsumen individu mengimpor produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen langsung dari luar negeri. 2.4 Saluran Distribusi Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Gambar 2.4 mendeskripsikan alur distribusi produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen dari produsen, lalu diekspor dan sampai ke tangan konsumen. Produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen yang diimpor ini sangat beragam, karena itu jalur distribusi dari produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen itu sendiri sangat beragam. Untuk produk obat yang dapat dibeli oleh konsumen dengan menggunakan asuransi kesehatan, produk obat tersebut hanya didistribusikan kepada konsumen melalui pihak rumah sakit/klinik, dan apotek. Sementara itu, salon kecantikan dapat menjadi jalur distribusi produk kosmetik kepada konsumen.
20
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Selain itu, konsumen dapat mengimpor langsung produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen dari luar negeri untuk keperluan sendiri, namun umumnya konsumen meminta jasa import agencies untuk mengurus proses impor ini. Manufacturers
Exporters
Import Agencies
Importers
Foreign Brand Import Agent
Wholesalers
Hospital, Clinics, Drugstores,
Foreign Brand Shop
Beauty Salon, Retailers, Mass Merchandisers
Consumers
Gambar 2.4
Saluran Distribusi Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen dari Luar Negeri
2.5 Permintaan Pasar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Besar nilai impor produk turunan HS 1211 dapat dilihat pada Tabel 2.5. Produk HS 121190 Plants & pts of plants (incl sed&fruit) usd in pharm,perf,insect etc nes memiliki nilai impor sebesar ¥ 206,68 juta pada tahun 2015, atau 83,5% dari seluruh nilai impor produk HS 1211.
21
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Tabel 2.5
Impor Produk Turunan HS 1211 Jepang dari Dunia Tahun 2015 (dalam ribu US$)
HS code
Product Label
121120
Ginseng roots usd primly in pharm,perf,insecticide,fungicide/sim purp
121190 Plants &pts of plants(incl sed&fruit) usd in pharm, perf, insect etc nes
Import Value
40,722 206,683
Sementara itu, besar nilai impor produk turunan HS 3004 dapat dilihat pada Tabel 2.6. Produk HS 300490 Medicaments nes, in dosage memiliki pasar yang sangat besar di Jepang. Nilai impor produk HS 300490 mencapai ¥ 14,88 milyar pada tahun 2015, atau 86,3% dari seluruh nilai impor produk HS 3004. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan untuk produk HS 300490 di Jepang sangatlah besar. Tabel 2.6
Impor Produk Turunan HS 3004 Jepang dari Dunia Tahun 2015 (dalam ribu US$)
HS code
Product Label
Import Value
300410
Penicilins or streptomycins and their derivatives, in dosage
72,205
300420
Antibiotics nes, in dosage
451,301
300431
Insulin, in dosage
419,146
300432
Adrenal cortex hormones, in dosage
613,509
300439
Hormones nes, not containing antibiotics, in dosage., o/t contraceptive
704,398
300440
Alkaloids or their derivs, not cntg antibiotics or hormones, in dosage
56,409
300450
Vitamins and their derivatives, in dosage
37,162
300490
Medicaments nes, in dosage
14,880,051
Besar nilai impor produk turunan HS 3304 dapat dilihat pada Tabel 2.7. Produk HS 330499 Beauty or make-up preparations nes, sunscreen or sun tan preparations memiliki nilai impor sebesar ¥ 738,1 juta pada tahun 2015, atau 69,2% dari seluruh nilai impor produk HS 3304.
22
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Tabel 2.7
Impor Produk Turunan HS 3304 Jepang dari Dunia Tahun 2015 (dalam ribu US$)
HS code
Product Label
Import Value
330410
Lip make-up preparations
103,468
330420
Eye make-up preparations
98,727
330430
Manicure or pedicure preparations
52,885
330491
Powders, skin care, whether or not compressed
73,542
330499
Beauty or make-up preparations nes, sunscreen or sun tan preparations
738,122
Dari ketiga tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai impor dari masing-masing produk turunan yang ada semuanya memiliki nilai di atas US$ 35 juta, yang menunjukkan bahwa permintaan untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Jepang secara umum sangat besar. 2.6 Persyaratan Impor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Impor produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen perlu mengikuti aturan Pharmaceutical Affairs Law yang berlaku. Komunikasi yang baik dengan pihak importir sangatlah penting untuk dapat memenuhi aturan yang ada. Karena itu, produsen perlu juga berhati-hati dalam memilih importir. Ada baiknya produsen hanya memilih importir yang sudah berpengalaman mengurus certificate of approval for manufacture and sale dari MHLW.
2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen ke Jepang adalah sebagai berikut.
23
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
(a) Pemasaran
dan
promosi.
Pengusaha-pengusaha
produk
obat,
obat
tradisional, kosmetik dan suplemen perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusaha-pengusaha Jepang. (b) Masih sedikitnya perusahaan Indonesia yang memiliki Accreditation of Foreign Manufacturer dari MHLW. Saat ini hanya tercatat 4 perusahaan di Indonesia yang memiliki akreditasi untuk kategori produk drug, dan 6 perusahaan untuk kategori produk quasi drug. Masih sedikitnya perusahaan Indonesia yang terakreditasi ini tentunya menghambat peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Jepang. (c) Reputasi pesaing. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, China memegang 79,3% pangsa pasar produk HS 1211 Medicinal plants. Untuk produk HS 1211, reputasi China sulit ditandingi oleh negara lain. Sementara itu, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2, untuk produk HS 3044 Medicament mixtures (not 3002, 3005, 3006), put in dosage, Irlandia mengalami peningkatan nilai impor sebesar 2.030% dibanding tahun sebelumnya. Untuk produk HS 3044, reputasi Irlandia saat ini sulit ditandingi oleh negara lain. Pada Tabel 2.3, dapat terlihat bahwa produk HS 3304 dari Perancis dan Amerika Serikat memiliki pangsa pasar yang besar di Jepang. Reputasi para pesaing ini dapat menghambat peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang. (d) Pangsa pasar produk Indonesia di Jepang. Pangsa pasar produk Indonesia di Jepang untuk produk HS 3004 dan HS 3404 masih di bawah 1%. Indonesia masih sangat perlu meningkatkan pangsa pasar produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Jepang. 24
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
(e) Produk buatan Jepang. Bila membandingkan besar market di Jepang dengan nilai impor yang ada, dapat dikatakan bahwa market Jepang didominasi oleh produk buatan dalam negeri. (f) Kendala
bahasa/komunikasi.
Kendala
bahasa/komunikasi
antara
produsen/pengusaha produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia dengan pihak importir Jepang dapat menghambat proses transaksi.
25
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1
Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia. b. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, seluruh produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen dari Indonesia sudah bebas tarif bea masuk. Sebagai contoh, produk HS 1211.90.999.6 Other dari China dikenakan tarif bea masuk sebesar 2,5%, sementara produk dari Indonesia sudah bebas tarif bea masuk. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. c. Potensi Perdagangan Indonesia Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.3, Indonesia memiliki kapasitas ekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen sebesar US$ 517,29 juta pada tahun 2014, dan memiliki potensi sebesar US$ 466,9 juta untuk mengekspor produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen ke Jepang pada tahun 2014.
26
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
d. Reputasi produk Indonesia di Jepang Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar ke-5 untuk produk HS 1211 Medicinal plants. Selain itu, untuk produk HS 300410 Penicillins or streptomycins and their derivatives, in dosage, Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar ke Jepang sejak tahun 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa beberapa produk obat dan obat tradisional dari Indonesia telah diterima di pasar Jepang. e. Bertambahnya populasi usia lanjut di Jepang Usia harapan hidup di Jepang pada tahun 2014 adalah 86,83 tahun untuk wanita, dan 80,50 tahun untuk pria. Dalam data statistik yang dikeluarkan pada tanggal 22 Pebruari 2016 oleh Ministry of Internal Affairs and Communication, tercatat bahwa jumlah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas berjumlah lebih dari 33,79 juta orang, atau sekitar 26,6% dari jumlah penduduk di Jepang. Dengan tingginya angka usia harapan hidup dan semakin bertambahnya populasi usia lanjut di Jepang ini demand untuk produk obat, obat tradisional, dan suplemen secara umum akan terus meningkat. f. Meningkatnya pasar produk halal di Jepang Dengan meningkatnya pasar produk halal di Jepang seiring dengan bertambahnya wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang, dapat diharapkan pasar untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen halal semakin bertambah dan memberi peluang untuk peningkatan pangsa pasar produk dari Indonesia di Jepang.
27
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
g. Konsumen yang mengimpor langsung produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen dari luar negeri Dengan
semakin
luasnya
penggunaan
internet,
semakin
banyak
konsumen yang mengimpor langsung produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen dari luar negeri. Tidak sedikit import agencies di Jepang yang membantu proses impor langsung oleh konsumen ini. Selain itu, tidak sedikit e-commerce dari luar negeri yang menjual produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen khusus untuk konsumen individu di Jepang. Gambar 3.1 menunjukkan beberapa contoh situs e-commerce di luar Jepang tersebut. Karena targetnya
khusus
konsumen
individu
di
Jepang,
situs-situs
ini
hanya
menggunakan bahasa Jepang.
(a) Situs E-commerce yang dikelola oleh perusahaan di Filipina
(b) Situs E-commerce yang dikelola oleh perusahaan di China Gambar 3.1 Contoh Situs E-Commerce yang Berasal dari Luar Jepang
28
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
3.2
Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Jepang. a. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran-pameran yang terkait produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. b. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. c. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut.
29
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
d. Meningkatkan kerjasama dengan industri produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Jepang. Kerjasama dengan pihak industri di Jepang akan membantu peningkatan kualitas produk Indonesia dan pemasaran produk dari Indonesia di pasar Jepang. e. Mengadakan kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asing non-Jepang yang sudah memiliki pasar di Jepang. Pengusaha Indonesia dapat juga mengajak perusahaan-perusahaan asing non-Jepang yang sudah memiliki pasar di Jepang untuk memproduksi produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen mereka di Indonesia. f. Menggunakan situs e-commerce untuk penjualan produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen ke pasar Jepang. Pengusaha di Indonesia perlu memikirkan
pembuatan
situs
e-commerce
berbahasa
Jepang
untuk
penjualan produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen ke konsumen individu di Jepang. Akan lebih baik lagi bila bisa bekerja sama dengan perusahaan Jepang untuk membantu pengelolaan situs e-commerce ini. g. Mempromosikan produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di media Jepang. Promosi dapat dilakukan melalui media majalah, koran industri, dan sebagainya. Gambar 3.2 menunjukkan contoh majalah kesehatan di Jepang. Promosi produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di media Jepang ini akan membantu memperkenalkan keberadaan produsen dan produk dari Indonesia kepada masyarakat Jepang. Melalui promosi ini juga, nilai impor melalui importir individu dapat diharapkan bertambah. 30
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Gambar 3.2 Nikkei Health 3.3
Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas. a. Pendataan eksportir dari Indonesia dan importir dari Jepang untuk produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen. Pelaksanaan pendataan ini perlu dilakukan dengan kerjasama Direktorat Jendral Bea dan Cukai sehingga dapat diperoleh nama-nama eksportir dari Indonesia dan importir dari Jepang yang saat ini sudah berjalan, terutama yang memiliki nilai transaksi dalam jumlah besar. Pendataan ini dimaksud untuk melaksanakan pendekatan dengan para eksportir dari Indonesia dan importir dari Jepang ini dan menanyakan perkembangan transaksi dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi.
31
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
b. Bantuan promosi. Pelaksanaan promosi produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen Indonesia di Jepang perlu mendapatkan dukungan bersama. Tentunya perlu waktu, upaya yang keras, dana yang cukup besar untuk mengadakan
sosialisasi
untuk
produk
Indonesia
agar
dapat
meningkatkan share di pasar Jepang. c. Pengadaan seminar investasi di Indonesia untuk produsen produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen Jepang. Pengadaan seminar investasi di Indonesia perlu terus dilaksanakan, terutama untuk mempertemukan pengusaha-pengusaha dari Indonesia yang berpotensi untuk menjadi partner bagi perusahaan-perusahaan Jepang. d. Peningkatan sumber daya manusia. Salah satu hal yang dapat menjadi daya tarik perusahaan asing adalah ketersediaan sumber daya manusia untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia. Pihak industri di Indonesia perlu bekerja sama dengan dunia akademis di Indonesia untuk dapat menyediakan lebih banyak lagi sumber daya manusia yang siap pakai untuk penelitian dan pengembangan produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen ini. Kerjasama ini juga diharapkan dapat dikembangkan dengan pihak industri dan akademis di Jepang. e. Dukungan pemerintah pusat. Pemerintah Indonesia perlu mendukung peningkatan industri produk obat, obat tradisional, kosmetik dan suplemen di Indonesia dengan mendorong upaya penyediaan sumber daya manusia, pengadaan regulasi yang dapat menjadi daya tarik bagi perusahaan asing untuk mengadakan penelitian dan produksi di Indonesia. 32
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
BAB IV 1
INFORMASI PENTING
Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp
2
Asosiasi Terkait Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Cosmetic Importers Association of Japan 5-26-20-6F, Shiba, Minato-ku, Tokyo-108-0014, Japan Website: www.ciaj.gr.jp Home Medicine Association of Japan New Building 5F 3-19-17, Takanawa, Minato-ku, Tokyo-108-0074, Japan Phone: +81-3-6277-3113 Fax: +81-3-6721-9885 Website: www.hmaj.com Japan Health and Nutrition Food Association 2-7-27, Ichigayasadoharacho, Shinjuku-ku, Tokyo-162-0842, Japan Phone: +81-3-3268-3134 Fax: +81-3-3268-3136 Website: www.jhnfa.org Japan Kampo Medicines Manufacturers Association 16-19-3F, Nihonbashi Kodenmacho, Chuo-ku, Tokyo-103-0001, Japan Phone: +81-3-3662-5757 Fax: +81-3-3662-5809 Website: www.nikkankyo.org
33
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Japan Pharmaceutical Manufacturers Association Nihonbashi Life Science Bldg 2-3-11, Nihonbashi Honcho, Chuo-ku, Tokyo-103-0023, Japan Phone: +81-3-3241-0326 Fax: +81-3-3242-1767 Website: www.jpma.or.jp Japan Self-Medication Industry Itohpia Iwamotocho 1-chome Bldg. 4F 1-8-15, Iwamotocho, Chiyoda-ku, Tokyo-101-0032, Japan Website: www.jsmi.jp The Japanese Clinical Nutrition Association 2-16-28-601, Ohashi, Meguro-ku, Tokyo-153-0044, Japan Phone: +81-3-3467-0446 Fax: +81-3-3467-0447 Website: www.jcna.jp The Japan Pharmaceutical Traders Association 3-23-4, Ukima, Kita-ku, Tokyo-115-0051, Japan Phone: +81-3-5918-9101 Fax: +81-3-5918-9103 Website: www.japta.or.jp 3
Daftar Pameran Terkait Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang Cosme Tech Website: www.cosme-i.jp Phone: +81-3-3349-8519 Cosme Tokyo Website: www.cosmetokyo.jp Phone: +81-3-3349-8519 In-Pharma Japan Website: www.pijapan.jp Phone: +81-3-3349-8519 34
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Interphex Japan Website: www.interphex.jp Phone: +81-3-3349-8519 Interphex Osaka Website: www.medical-jpn.jp Phone: +81-3-3349-8519 Japan Drugstore Show Website: www.drugstoreshow2016.jp Phone: +81-3-6206-0067 Pharcon Japan Website: pharcon.lifescience-world.jp Phone: +81-3-3349-8519 Tokyo Health Industry Show Website: www.this.ne.jp Phone: +81-3-5296-1025 4
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 E-mail:
[email protected] Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6th Floor 4-4-21, Minami Senba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 E-mail:
[email protected] Website: www.indonesia-osaka.org 35
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
ITPC Osaka Kepala: Ibu Hotmida Purba Wakil Kepala: Bpk. Adhi K. Yudha Halim Matsushita IMP Building 2nd Floor 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka-540-6302, Japan Phone: +81-6-6947-3555 Fax: +81-6-6947-3556 Website: www.itpc.or.jp
36
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
Daftar Importir Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Suplemen di Jepang 1.
Ace Trading Co., Ltd. Kawaguchiya Bldg. 6F 4-2-12, Nihonbashi Muromachi, Chuo-ku, Tokyo-103-0022, Japan Phone: +81-3-6225-2516 Fax: +81-3-6225-2517 Website: www.ace-t.jp
2.
Harasawa Pharmaceutical Co., Ltd. 3-19-17, Takanawa, Minato-ku, Tokyo-108-0074, Japan Phone: +81-3-3441-5191 Website: harasawa.co.jp
3.
Itochu Chemical Frontier Corporation 2-5-1, Kita Aoyama, Minato-ku, Tokyo-107-0061, Japan Phone: +81-3-3497-4510 Fax: +81-3-3497-4520 Website: www.itcchem.co.jp
4.
Matsushita Trading Co., Ltd. 1-1-7, Kamata, Ohta-ku, Tokyo-144-0052, Japan Phone: +81-3-3737-1482 Fax: +81-3-3731-1019 Website: www.mtk117.jp
5.
Meiji Seika Pharma Co., Ltd. 2-4-16, Kyobashi, Chuo-ku, Tokyo-104-8002, Japan Phone: +81-3-3273-6030 Website: www.meiji-seika-pharma.co.jp
6.
Mitsuba Trading Co., Ltd. Watahan Nohara Bldg. 7F 1-4, Yotsuya, Shinjuku-ku, Tokyo-160-0004, Japan Phone: +81-3-3353-2301 Fax: +81-3-3353-2639 Website: www.mitsuba-t.com 37
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
7.
Osaki Medical Corporation 203, Tamaike-cho, Nishi-ku, Nagoya-shi, Aichi-452-0812, Japan Phone: +81-52-501-2221 Website: www.osakimedical.co.jp
8.
Takeda Pharmaceutical Co., Ltd 4-1-1, Doshomachi, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka-540-8645, Japan Phone: +81-6-6204-2111 Fax: +81-6-6204-2880 Website: www.takeda.com
9.
Toyo Beauty Co., Ltd Osaka Midosuji Bldg. 4F 4-1-3, Kyutaromachi, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka-541-0056, Japan Website: www.toyobeauty.co.jp
10. Yamakawa & Co., Ltd 3-21, Kandasakumacho, Chiyoda-ku, Tokyo-101-0025, Japan Website: www.yamakawa-and.co.jp
38
[Market Brief Atdag Tokyo 2/2016]
REFERENSI International Trade Center. http://www.trademap.org Japan Customs, Pebruari 2016, http://www.customs.go.jp Ministry of Health, Labor and Welfare: MRLs List. http://www.mhlw.go.jp/english/topics/foodsafety/positivelist060228/dl/index-1a.pdf http://www.mhlw.go.jp/english/topics/foodsafety/positivelist060228/dl/index-1b.pdf Pharmaceuticals and Medical Devices Agency. http://www.pmda.go.jp Standards for Cosmetics. http://www.mhlw.go.jp/file/06-Seisakujouhou-11120000-Iyakushokuhinkyoku/000 0032704.pdf Statistics Japan. http://www.stat.go.jp The Japan Food Chemical Research Foundation. http://www.ffcr.or.jp/ Trade Statistics of Japan. http://www.customs.go.jp/toukei/ World Tariff. http://worldtariff.com
39