2013
MARKET BRIEF: HS 0902 TEH Atase Perdagangan Tokyo
[KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
7
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Daftar Isi Kata Pengantar
2
Peta Jepang
3
I.
Pendahuluan
4
1.1
Pemilihan Produk
4
1.2
Profil Jepang
6
II. Potensi Pasar Jepang
7
2.1
Ekspor Impor Komoditi HS 0902 Teh Jepang - Dunia
2.2
Potensi Pasar Ekspor Komoditi HS 0902 Teh ke Jepang
11
2.3
Kebijakan Impor Komoditi HS 0902 Teh di Jepang
12
2.4
Saluran Distribusi Komoditi HS 0902 Teh di Jepang
13
2.5
Hambatan Lainnya
14
III. Peluang dan Strategi
7
17
3.1
Peluang
17
3.2
Strategi
19
IV. Informasi Penting
23
Referensi
27
Lampiran I. Tabel Tarif Bea Masuk dari Indonesia
28
1
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief HS 0902 Teh" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar komoditi teh di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang disampaikan di Hotel Borobudur pada tanggal 8 Maret 2011. Urgensi laporan ini adalah adanya dinamika perkembangan pasar komoditi HS 0902 Teh dimana tingkat persaingan dengan negara-negara pesaing menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor komoditi HS 0902 Teh, maka diperlukan informasi terkini terkait kondisi riil komoditi HS 0902 Teh di pasar tujuan ekspor khususnya Jepang. Semoga laporan market brief HS 0902 Teh ini dapat bermanfaat bagi produsen, pengusaha, asosiasi terkait, serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan ekspor komoditi HS 0902 Teh ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia ke pasar global khususnya ke pasar Jepang.
Tokyo, Juli 2013
2
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
PETA JEPANG
3
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Pemilihan Produk Teh adalah komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi di Jepang. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.1, masyarakat Jepang mengkonsumsi lebih dari 120.000 ton teh pada tahun 2011. Lebih dari 80.000 ton dari total konsumsi tersebut adalah konsumsi Green Tea . Definisi HS 0902 dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012 adalah "Teh, diberi rasa maupun tidak." Produk turunan HS 0902 berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012 dapat dilihat dalam Tabel 1.1.
Green tea ton Black tea Oolong tea Total
80 85 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07
Gambar 1.1
08 09 10 11
Konsumsi Teh di Jepang
4
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Tabel 1.1 Komoditi Turunan HS 0902 HS Code
Deskripsi Teh hijau ( tidak difermentasi) 0902.10 dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg 0902.10.10.00 Daun 0902.10.90.00 Lain-lain 0902.20 Teh hijau lainnya (tidak difermentasi) 0902.20.10.00 Daun 0902.20.90.00 Lain-lain Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian, dikemas 0902.30 langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg 0902.30.10.00 Daun 0902.30.90.00 Lain-lain Teh hitam lainnya (difermentasi) dan 0902.40 teh lainnya yang difermentasi sebagian 0902.40.10.00 Daun 0902.40.90.00 Lain-lain
Description Green tea ( not fermented) in immediate packings of a content not exceeding 3 kg Leaves Other Other green tea (not fermented) Leaves Other Black tea (fermented) and partly fermented tea, in immediate packings of a content not exceeding 3 kg Leaves Other Other black tea (fermented) and other partly fermented tea Leaves Other
Indonesia merupakan negara produsen teh terbesar di wilayah ASEAN. Nilai ekspor komoditi HS 0902 Indonesia ke dunia pada tahun 2012 adalah US$
156,7 juta. Kapasitas volume produksi teh nasional berkisar antara
120.000-150.000 ton per tahun. Asosiasi Teh Indonesia mencatat bahwa produksi teh Januari-April 2013 berkisar antara 40.000-45.000 ton, dengan sekitar 70% hasil produksi berasal dari Jawa Barat. Berdasarkan data dari Trade Statistics of Japan, total volume ekspor teh Indonesia ke Jepang masih di bawah 1.000 ton pada tahun 2012 dengan nilai US$ 2,6 juta. Dengan kapasitas produksi yang ada, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor komoditi ini ke Jepang. Analisa mengenai produk HS 0902 Teh di pasar Jepang akan disampaikan pada Bab II.
5
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
1.2
Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai
negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China. Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Luas negara Jepang yang berpenduduk 126 juta (menurut sensus tahun 2012) ini adalah sebesar 377.944 km 2 . Jepang memiliki 6.800 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. Jepang memiliki mata uang Yen (¥). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun.
6
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1
Ekspor Impor HS 0902 Teh Jepang - Dunia Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor teh ke dunia. Lebih dari 98% ekspor HS 0902 Jepang ke dunia didominasi oleh teh jenis Green Tea. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.1, lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 0902 Teh adalah Amerika Serikat (46%), Singapura (15,1%), Jerman (8,8%), Taiwan (5,6%), Kanada (5,2%). Indonesia (0,9%) berada di urutan ke-12. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, total ekspor komoditi HS 0902 Jepang ke dunia adalah sebesar US$ 64,4 juta, atau mengalami peningkatan 6,7% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011. Dibanding dengan total ekspor komoditi HS 0902 Jepang ke dunia, nilai impor komoditi HS 0902 Jepang dari dunia lebih besar 3 kali lipat. Total impor komoditi HS 0902 Jepang pada tahun 2012 adalah senilai US$ 195,6 juta. Tabel 2.1
Rank
Importir
Ekspor HS 0902 Jepang ke Dunia Periode 2008-2012 (dalam juta US$) 2008
2009
2010
2011
2012
Pangsa (%) 2012
PERUB (%) 12-11
WORLD
33,28
37,34
50,29
60,35
64,42
100
6,7
1
Amerika Serikat
13,12
17,63
23,05
28,55
29,65
46
3,9
2
Singapura
2,66
3,15
3,94
5,46
9,74
15,1
78,4
3
Jerman
2,47
2,28
3,38
6,35
5,66
8,8
-10,9
4
Taiwan
1,37
1,35
2,37
2,56
3,58
5,6
39,8
5
Kanada
2,59
2,57
3,24
4,23
3,35
5,2
-20,8
12
Indonesia
0,22
0,04
0,07
0,16
0,57
0,9
256,3
Sumber: ITC 7
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Pada Tabel 2.2, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.10 Green tea (not fermented) in packages not exceeding 3 kg sebesar US$ 2,87 juta. Lima negara pengekspor komoditi HS 0902.10 adalah China (91,6%), Srilanka (1,7%), Taiwan (1,7%), Jerman (1.2%), dan Singapura (1.2%). Indonesia tidak tercatat mengekspor komoditi HS 0902.10 ke Jepang. Pada Tabel 2.2 ini terlihat bahwa impor komoditi HS 0902.10 Jepang mengalami peningkatan 2,8% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011. Tabel 2.2
Rank
Importir
Impor HS 0902.10 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012 (dalam ribu US$) 2008
2009
2010
2012
2011
Pangsa (%) 2012
PERUB (%) 12-11
WORLD
2.778
2.580
2.737
2.789
2.868
100
2,8
1
China
1.848
2.312
2.597
2.671
2.627
91,6
-1,6
2
Srilanka
24
14
10
13
49
1,7
276,9
3
Taiwan
65
58
52
41
48
1,7
17,1
4
Jerman
2
2
0
0
35
1,2
-
5
Singapura
0
0
47
19
33
1,2
73,7
Sumber: ITC Pada Tabel 2.3, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.20 Green tea (not fermented) in packages exceeding 3 kg sebesar US$ 19,64 juta. Lima negara pengekspor komoditi HS 0902.20 adalah China (73%), Australia (17,5%), Brasil (3,5%), Vietnam (2,5%), dan Taiwan (1,7%). Indonesia tidak tercatat mengekspor komoditi HS 0902.20 ke Jepang lagi sejak tahun 2010. Pada Tabel 2.3 ini terlihat bahwa impor komoditi HS 0902.20 Jepang mengalami peningkatan 11,7% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011.
8
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Tabel 2.3
Impor HS 0902.20 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012 (dalam ribu US$) 2008
2009
2010
2011
2012
WORLD
18.490
14.291
15.861
17.583
1
China
15.917
11.558
12.550
2
Australia
1.155
899
3
Brasil
429
4
Vietnam
5
Taiwan
Rank
Importir
Indonesia
Pangsa (%) 2012
PERUB (%) 12-11
19.640
100
11,7
12.644
14.334
73
13,4
1.896
3.292
3.442
17,5
4,6
218
102
313
691
3,5
120,8
245
257
252
354
484
2,5
36,7
118
71
143
139
343
1,7
146,8
53
476
0
0
0
0
0
Sumber: ITC Lima negara pengekspor komoditi HS 0902.30 Black tea (fermented) & partly fermented tea in packages not exceeding 3 kg adalah Srilanka (41,3%), China (23,5%), India (18,2%), Amerika Serikat (6,4%), dan Kenya (4,3%). Indonesia (2,1%) berada di urutan ke-11. Pada Tabel 2.4, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.30 sebesar US$ 55,25 juta, mengalami peningkatan 4,5% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011. Tabel 2.4
Impor HS 0902.30 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012 (dalam ribu US$) 2008
2009
2010
2011
2012
WORLD
42.141
40.296
49.704
52.862
1
Srilanka
15.476
15.818
20.272
2
China
9.130
9.052
3
India
0.895
4
Amerika Serikat
5
Kenya
11
Indonesia
Rank
Importir
Pangsa (%) 2012
PERUB (%) 12-11
55.246
100
4,5
21.328
22.807
41,3
6,9
10.918
11.950
12.990
23,5
8,7
8.820
11.461
10.565
10.080
18.2
-4,6
912
1.258
3.626
2.834
3.520
6,4
24,2
430
447
425
2.241
2.382
4,3
6,3
1.454
1.883
1.062
544
144
2,1
-73,5
Sumber: ITC
9
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Lima negara pengekspor komoditi HS 0902.40 Black tea (fermented) & partly fermented tea in packages exceeding 3 kg adalah China (44,2%), Srilanka (29,2%), India (15,8%), Kenya (4,3%), dan Taiwan (3,1%). Indonesia (2,1%) berada di urutan ke-6. Pada Tabel 2.5, dapat dilihat bahwa total impor komoditi HS 0902.40 sebesar US$ 117,89 juta, mengalami penurunan 12,1% pada tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011. Tabel 2.5
Rank
Importir
WORLD
Impor HS 0902.40 Jepang dari Dunia Periode 2008-2012 (dalam juta US$) 2008
2009
2010
2011
2012
117,97
107,96
126,79
134,07
Pangsa (%) 2012
PERUB (%) 12-11
117,89
100
-12,1
1
China
53,48
48,82
53,88
55,27
52,08
44,2
-5,8
2
Srilanka
26,23
32,76
41,85
43,89
34,42
29,2
-21,6
3
India
15,15
14,61
16,92
21,53
18,67
15,8
-13,3
4
Kenya
4,24
4,65
4,96
5,09
5,04
4,3
-1
5
Taiwan
4,29
2,39
3,41
2,64
3,69
3,1
39,8
6
Indonesia
2,45
3,27
4,14
3,81
2,5
2,1
-34,4
Sumber: ITC Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi HS 0902. Indonesia berada di urutan pertama di antara negara anggota ASEAN lainnya dengan perbedaan yang cukup signifikan.
10
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
(dalam ribu US$)
Gambar 2.1
Lima negara pengekspor utama ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi HS 0902
2.2
Potensi Pasar Ekspor Komoditi HS 0902 Teh ke Jepang Tabel 2.6 menunjukkan potensi ekspor Indonesia ke Jepang untuk komoditi HS 0902 Teh pada tahun 2012. Dengan kapasitas ekspor komoditi HS 0902 Teh sebesar US$156,7 juta dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 195,6 juta, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 123,3 juta. Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk komoditi HS 0902 Teh di Jepang masih sangat terbuka.
11
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Tabel 2.6
Potensi Ekspor HS 0902 Indonesia ke Jepang tahun 2012 Impor Jpn dr Ina
Ekspor Ina ke Dunia
Impor Jpn dr Dunia
Potensi Perdagangan Ina
0902.10 Green tea (< 3 kg)
0
33.669
2.868
2.868
0902.20 Green tea (> 3kg)
0
3.098
19.640
3.098
0902.30 Black tea (< 3kg)
144
6.645
55.246
6.501
0902.40 Black tea (> 3kg)
2.504
113.329
117.891
110.825
HS code
Produk
Sumber: ITC (Satuan: ribu US$) 2.3
Kebijakan Impor Komoditi HS 0902 Teh di Jepang Untuk impor komoditi HS 0902 Teh, regulasi yang berlaku di Jepang adalah Food Sanitation Law dan Custom Law. (1) Food Sanitation Law. Berdasarkan Food Sanitation Law, produk impor harus memenuhi aturan batas standar residu komponen kimia sebagaimana tercantum dalam Positive List yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Positive List dapat dilihat pada situs yang tercantum di bagian Referensi dari Market Brief ini. Untuk produk yang sudah dalam bentuk tea bag, umumnya tidak diinspeksi lagi. (2) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk komoditi HS 0902 Teh dari Indonesia dapat dilihat pada Lampiran I. Komoditi HS 0902 telah dimasukkan dalam perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)) sehingga dalam beberapa tahun ke depan, seluruh turunan HS 0902 ini menjadi bebas tarif bea masuk. Pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
12
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Selain kebijakan impor yang berlaku, untuk penjualan dalam negeri Jepang berlaku JAS Law yang mengatur standarisasi label yang mewajibkan penulisan negara asal impor dari komoditi HS 0902 yang dijual. JAS Law ini juga mengatur apakah suatu produk dapat menggunakan label organik atau tidak. 2.4
Saluran Distribusi Komoditi HS 0902 Teh di Jepang Gambar 2.2 mendeskripsikan alur distribusi komoditi HS 0902 Teh dari produsen teh, lalu diekspor dan sampai ke tangan konsumen. Produsen teh dapat mengekspor melalui eksportir atau langsung bertransaksi dengan importir di Jepang. Importir akan mendistribusikan komoditi teh ke wholesaler dan perusahaan produsen produk teh dan minuman. Setelah itu produk akan tersalur ke penjual ritel, restoran, dan sebagainya, yang akan menyalurkan produk langsung kepada konsumen. Tea Manufacturer
Local Broker
Tea Industry Company
Exporter
Importer
Wholesaler
Beverage or Tea Industry Company
Retailers, Mass Merchandisers, Restaurants Consumers
Gambar 2.2
Saluran distribusi komoditi HS 0902 Teh dari luar negeri
13
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
2.5
Hambatan Lainnya Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor komoditi HS 0902 Teh ke Jepang adalah sebagai berikut. (a) Teh dari Indonesia masih kurang dikenal oleh masyarakat Jepang. Masih banyak orang Jepang yang tidak mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara produsen teh yang cukup besar. Istilah Java Tea memang cukup dikenal karena sudah ada perusahaan minuman yang mengeluarkan produk teh dengan nama Java Tea ini, namun tidak sedikit orang Jepang yang tidak tahu bahwa Java Tea maksudnya adalah teh yang berasal dari Jawa. Pengusaha komoditi HS 0902 Teh perlu ikut dalam pameran-pameran dagang di Jepang untuk memasarkan dan mempromosikan teh Indonesia. Upaya lain untuk lebih memasyarakatkan teh Indonesia pun perlu dipikirkan. (b) Reputasi pesaing. Ada 3 jenis teh yang terkenal: Uva Tea (jenis Ceylon Tea) (lihat Gambar 2.3) dari Srilanka, Keemun Tea (lihat Gambar 2.4) dari China, dan Darjeeling Tea (lihat Gambar 2.5) dari India. Masyarakat Jepang sangat menghargai ketiga jenis teh tersebut sehingga negara-negara penghasil ketiga jenis teh tersebut memiliki pangsa pasar yang besar untuk komoditi HS 0902 ini. Selain itu, secara sejarah, budaya teh di Jepang memang sangat dipengaruhi oleh budaya dari China. Saat ini pun, sertifikat penguji teh yang dikeluarkan oleh lembaga di China diakui oleh masyarakat Jepang, dan tidak sedikit orang Jepang yang memiliki sertifikat penguji teh dari China tersebut. (c) Berkurangnya lahan perkebunan teh. Luas areal perkebunan teh terus merosot setiap tahunnya karena konversi lahan untuk komoditas lain. Hal ini
14
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
tentunya mengurangi kapasitas produksi teh nasional.
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Uva Tea
Keemun Tea
Gambar 2.5 Daun teh dari Darjeeling Tea (pemetikan pertama)
15
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
(d) Jarak. Pengiriman komoditi HS 0902 dalam volume besar tentunya harus dengan menggunakan kapal laut. Proses pengiriman dari Indonesia lebih memakan waktu dan biaya bila dibandingkan dengan pengiriman dari negara pesaing seperti China. (e) Kendala bahasa/komunikasi. Kendala bahasa/komunikasi antara produsen komoditi HS 0902 Teh di Indonesia dengan importir Jepang ada karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris dan hal ini dapat menghambat proses transaksi.
16
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1
Peluang a. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, pada tahun 2023 seluruh produk turunan HS 0902 dari Indonesia akan menjadi bebas tarif bea masuk. Saat ini pun IJEPA telah memberikan keuntungan bagi Indonesia dibanding negara pesaing seperti China. Sebagai contoh, untuk produk turunan HS 0902.40.210.4 Other black tea (fermented) and other partly fermented tea; Other; Black tea, produk dari Indonesia telah bebas tarif bea masuk. Namun, China sebagai negara pesaing tetap dikenakan tarif bea masuk. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. b. Reputasi produk Indonesia Walau masih belum banyak orang Jepang yang mengerti bahwa Java Tea itu berarti teh dari Jawa, namun produk minuman dengan merek Sinvino Java Tea (lihat Gambar 3.1) yang memang menggunakan teh dari Jawa dapat ditemukan di situs-situs internet shopping di Jepang. Ada juga perusahaan lain yang sudah memproduksi produk Java Tea dalam kemasan tetrapack yang berisi racikan teh Jawa dengan grade BOP, BOPF dan PF (lihat Gambar 3.2). Taste dari teh Jawa dapat diterima oleh masyarakat Jepang. Walaupun masih dalam lingkup yang terbatas, reputasi teh Indonesia cukup baik di Jepang.
17
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Gambar 3.1
Produk minuman Sinvino Java Tea
Gambar 3.2 Produk Java Tea dalam kemasan tetrapack c. Peningkatan nilai impor Green Tea di Jepang Dari Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 dapat terlihat bahwa pangsa impor Green Tea Jepang dari dunia semakin meningkat. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.6, pada tahun 2012, Indonesia memiliki potensi ekspor Green Tea ke Jepang sebesar hampir US$ 6 juta. Peluang untuk meningkatkan pangsa pasar HS 0902 ada bila Indonesia bisa mendapatkan kembali pangsa pasar Green Tea di Jepang.
18
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
d. Jarak Pengiriman komoditi HS 0902 Teh ke Jepang dalam volume besar hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kapal laut. Dibanding dengan negara pesaing seperti India dan Srilanka, Indonesia memiliki keuntungan jarak lebih dekat. 3.2
Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar Indonesia untuk komoditi HS 0902 Teh di Jepang. a. Mengadakan pendekatan dan kerjasama dengan lembaga yang mengadakan pelatihan atau pemberian sertifikat yang berhubungan dengan teh. Misalnya, Japan Tea Association mengeluarkan sertifikat Tea Instructor. Ada juga lembaga yang mengeluarkan sertifikat Black Tea Coordinator. Bila dapat mengadakan
kerjasama
dengan
lembaga-lembaga
tersebut
untuk
menggunakan teh dari Indonesia, akan sangat membantu promosi teh Indonesia. b. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran yang terkait komoditi HS 0902 Teh dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha komoditi HS 0902 Teh di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan produsen teh Indonesia dapat semakin dikenal di Jepang. Hal ini terutama perlu dilakukan untuk mendapatkan kembali pangsa pasar untuk komoditi Green Tea.
19
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
c. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha komoditi HS 0902 Teh di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait komoditi HS 0902 Teh ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. d. Membina terus hubungan yang baik dengan pembeli dari Jepang. Bila berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha komoditi HS 0902 Teh di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Membina kerjasama dengan peneliti kuliner. Teh memiliki berbagai macam grade dan karakteristik rasa. Penelitian dapat dilakukan, misalnya bagaimana meracik teh dari berbagai jenis sehingga dapat menghasilkan perpaduan rasa yang baik. Sebagai contoh, teh dari Srilanka cocok dipadukan dengan teh
dari
Jawa.
Hal-hal
seperti
ini
dapat
digunakan
untuk
lebih
mempromosikan keberadaan teh Indonesia. f. Mengembangkan kapasitas produksi teh yang memiliki nilai tinggi. Teh seperti golden tip (lihat Gambar 3.3) dan white tea (lihat Gambar 3.4) memiliki nilai harga yang tinggi. Kapasitas produksi teh dengan grade tinggi ini masih sangat sedikit di Indonesia. Kemampuan produksi jenis-jenis teh dengan grade tinggi ini perlu dikembangkan.
20
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Gambar 3.3
Golden Tip
Gambar 3.4
White Tea
g. Meningkatkan produktifitas teh dengan kondisi lahan yang berkurang. Berkurangnya lahan teh merupakan masalah yang terjadi di Indonesia sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan produktifitas teh per hektarnya. Kerjasama dengan peneliti di bidang pertanian perlu dilaksanakan, misalnya untuk meningkatkan kesuburan tanah. h. Meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik. Pasar produk organik di Jepang semakin meningkat. Hal ini perlu diresponi dengan meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik sehingga hasil produk dapat memiliki sertikasi sebagai produk organik.
21
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
i. Pengembangan kualitas produk organik. Penelitian perlu dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas rasa dari produk organik. Tidak dapat dipungkiri bahwa produk organik belum dapat memiliki taste sebaik produk non-organik. Namun
di
tengah
meningkatnya
demand
untuk
produk
organik,
pengembangan kualitas produk organik dapat memberi nilai tambah yang sangat baik untuk peningkatan nilai ekspor komoditi HS 0902 Teh ke Jepang.
22
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
BAB IV 1
INFORMASI PENTING
Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp
2
Asosiasi Terkait Produk HS 0902 Teh di Jepang Japanese Association of Tea Production 1-1-12, Uchi Kanda, Chiyoda-ku, Tokyo-101-0047, Japan Phone: +81-3-5259-5671 Fax: +81-3-5259-1177 Website: www.zennoh.or.jp/bu/nousan/tea Japan Tea Association Tokyo Cha-Gyou Kaikan 6th Floor 2-8-5, Higashi Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-0021, Japan Phone: +81-3-3431-6509 Fax: +81-3-3431-6711 Website: www.tea-a.gr.jp National Federation of Agricultural Cooperative Associations JA Building, 1-3-1, Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo-100-6832, Japan Phone: +81-3-6271-8055 Fax: +81-3-5218-2506 Website: www.zennoh.or.jp World Green Tea Association Mizu no Mori Bld. 3rd Floor (inside Shizuoka O-Cha Plaza) 14-1, Minami-cho, Suruga-ku, Shizuoka-shi, Shizuoka-422-8067, Japan Phone: +81-54-654-3700 Fax: +81-54-202-1460 Website: www.o-cha.net
23
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
3
Daftar Importir Komoditi HS 0902 Teh di Jepang Java Tea Japan Co., Ltd. Fukuda Bldf. 2F, W7 S1 Chuo-ku, Sapporo, Hokkaido-060-0061, Japan Phone: +81-11-231-0521 Fax: +81-11-231-0522 Website: www.javatea.co.jp Nanyang Trading Inc. 4-869-2 Kawaguchi, Ogaki-shi, Gifu-503-0941, Japan Phone: +81-584-89-4924 Fax: +81-584-89-4984 Website: http://www.nanyang.co.jp Otsuka Foods Co., Ltd. 3-2-27, Otedoori, Chuo-ku, Osaka-shi, Osaka-540-0021, Japan Phone: +81-6-6943-7755 Website: www.otsukafoods.co.jp O'will Corporation 12F Aoyoma Building, 1-2-3, Kita Aoyama, Minatoku, Tokyo, Japan Phone: +81-3-5772-4488 Website: owill.co.jp Puratama Godo Kaisha 8-6-3-1711, Minami Senju, Arakawa-ku, Tokyo-116-0003 Phone/Fax: +81-3-3891-9380 Website: www.puratama.com Sakafuji Corporation 1485-206, Sendabori, Matudo-shi,Chiba-Pref 270-2252, Japan Phone: +81-47-386-0224 Fax:+81-47-311-7717 Website: sakafuji.jp
24
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
4
Daftar Pameran Terkait Produk HS 0902 Teh di Jepang Agri Food Expo Website: www.exhibitiontech.com/afx Phone: +81-3-5775-2856 FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: +81-3-3434-3453 Gourmet & Dining Style Show Website: www.gourmetdiningstyleshow.com Phone: +81-3-3843-9850 International Hotel & Restaurant Show Website: www.jma.or.jp/hcj Phone: +81-3-3434-1377 International Food Expo UTAGE in Osaka Website: www.shokuhaku.gr.jp Phone: +81-6-7688-0377 Supermarket Trade Show Website: www.smts.jp Phone: +81-3-5209-1056 The World Food and Beverage Great Expo Website: www.fabex.jp Phone: +81-3-3271-4816
25
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
5
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Muhammad Lutfi Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 E-mail:
[email protected] Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jenderal: Bpk. Ibnu Hadi Resona Senba Building 6th Floor 4-4-21, Minami Senba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 E-mail:
[email protected] Website: www.indonesia-osaka.org ITPC Osaka Kepala: Ibu Rosiana Christina Frederick Wakil Kepala: Bpk. Eko Priyantoro ITM 4-J-8, Asia and Pacific Trade Center 2-1-10, Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Phone: +81-6-6615-5350 Fax: +81-6-6615-5351 Website: www.itpc.or.jp
26
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
REFERENSI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 2012. International Trade Center. http://www.trademap.org Japan Customs, July 2013, www.customs.go.jp JETRO, Handbook for Agricultural and Fishery Products Import Regulations 2009, published on February 2010 by Japan External Trade Organization. Positive List for Tea. http://www.m5.ws001.squarestart.ne.jp/foundation/fooddtl.php?f_inq=13200 The Japan Food Chemical Research Foundation. http://www.ffcr.or.jp Trade Statistics of Japan, Ministry of Finance, July 2013, http://www.customs.go.jp/toukei/info/index_e.htm World Tariff. http://worldtariff.com
27
[Market Brief Atdag Tokyo 7/2013]
Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi HS 0902 Teh dari Indonesia HS Number 0902
0902.10.000.6
Description
Tariff
Note
TEA, WHETHER OR NOT FLAVORED
- Green tea (not fermented) in immediate packings of a content not exceeding 3 kg
10,6%
IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free
- Other green tea (not fermented):
0902.20.100.5
- - Waste, unfit for beverage
0902.20.200.0
- - Other
free
10,6%
IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free
- Black tea (fermented) and partly fermented tea, in immediate packings of a content not exceeding 3 kg:
0902.30.010.3
- - Black tea
5,5%
IJEPA B10 2014 4,4%, 2015 3,3%, 2016 2,2%, 2017 1,1%, 2018 free
0902.30.090.6
- - Other
10,6%
IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free
- Other black tea (fermented) and other partly fermented tea:
0902.40.100.6
- - Waste, unfit for beverage
free
- - Other:
0902.40.210.4
0902.40.220.0
- - - Black tea
- - - Other
free
10,6%
IJEPA B15 2014 9,6%, 2015 8,5%, 2016 7,4%, 2017 6,4%, 2018 5,3%, 2019 4,3%, 2020 3,2%, 2021 2,1%, 2022 1,1%, 2023 free
28