Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
X X . TE O R I S T R U K TU R M OD AL 1. Pendekatan Tradisional Pendekatan
tradisional
berpendapat
adanya
struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal
adalah
struktur
modal
yang
dapat
meminimumkan average cost of capital. Struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan, oleh sebab itu s tr u kt u r
modal
bisa
dirubah
agar
diperoleh
nilai
perusahaan yang optimal.
2. Pendekatan Modigliani dan Miller (M M ) Pada menentang
tahun
1950-an,
pandangan
dua
tradisional
orang
ekonom
tentang
struktur
modal. Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 389
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut memasukkan faktor
pajak
ke
dalam
analisis
mereka.
Mereka
meyimpulkan bahwa “nilai perusahaan dengan hutang lebih
tinggi
di ba n di n gk a n
nilai
p er u s a h a a n
ta n p a
hutang”. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang.
2.1. Proposisi MM Tanpa Pajak Beberapa asumsi MM dalam membangun teori. a. Tidak ada pajak. b. Tidak ada biaya transaksi. c. Individu
dan
perusahaan
meminjam
pada
tingkat yang sama. Dengan beberapa asumsi di atas, MM mengajukan dua proposisi yang dikenal sebagai proposisi MM tanpa pajak.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 390
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
2.1.1. Proposisi 1 (Tanpa Pajak) Nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan sama dengan
nilai
perusahaan
yang
tidak
menggunakan
hutang. VL = V U VL = Nilai untuk perusahaan yang memiliki hutang (value for leveraged companies) VU = Nilai untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang (100% saham, atau value for unlevered companies). Dalam kondisi tanpa pajak, Modigliani dan Miller berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Tingkat keuntungan dan risiko usaha (keputusan investasi) yang akan mempengaruhi nilai perusahaan (bukannya keputusan pendanaan).
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 391
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
2.1.2. Proposisi 2 (Tanpa Pajak) Proposisi 2 mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk perusahaan yang menggunakan hutang, naik proporsional terhadap peningkatan rasio hutang dengan saham. k s = k o + [ ( B / S ) ( k o – k b) ks = Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham ko = Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham perusahaan tanpa hutang B / S = Rasio hutang dengan saham kb = Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk hutang (tingkat bunga) Dengan
menggunakan
hutang
yang
semakin
banyak maka perusahaan bisa menggunakan sumber modal yang lebih murah yang semakin besar, hal ini dapat menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (WACC), dengan asumsi tingkat keuntungan Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 392
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta yang disyaratkan untuk saham (ks) konstan. Tetapi dengan semakin meningkatnya hutang dapat menyebabkan
tingkat
keuntungan
yang
disyaratkan
untuk saham (ks) meningkat karena risiko meningkat. Dua efek yang saling berlawan tersebut menghasilkan biaya modal rata-rata tertimbang yang konstan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa “nilai perusahaan konstan”.
2.2. Proposisi MM Dengan Pajak
Gambar di atas menunjukkan bahwa roti tersebut dibagi ke dalam tiga bagian: saham, hutang, dan pajak. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 393
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
2.2.1. Proposisi 1 (Dengan Pajak) Nilai perusahaan dengan hutang akan sama dengan nilai perusahaan tanpa hutang plus penghematan pajak karena bunga hutang. VL = V U + T c B E B I T ( 1 – Tc ) ———————— + ko
Tc . k b . B ——————— kb
B = Besarnya hutang ks = Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham kb = Tingkat keuntungan hutang (tingkat bunga)
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 394
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta ko = Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham perusahaan tanpa hutang EBIT = Pendapatan sebelum bunga dan pajak Nilai perusahaan tanpa hutang merupakan present value dari EBIT, menggunakan discount rate biaya modal saham
tanpa
hutang
(ko).
Penghematan
bunga
didiskontokan dengan biaya modal hutang (kb). Perbedaan diskonto tersebut disebabkan karena risiko yang berbeda antara EBIT (aliran kas untuk pemegang saham) dengan bunga (aliran kas untuk pemegang hutang).
2.2.2. Proposisi 2 (Dengan Pajak) Proposisi 2 (dengan pajak) mengatakan bahwa biaya modal
saham
akan
meningkat
dengan
semakin
meningkatnya hutang.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 395
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Tetapi penghematan dari pajak lebih besar dibanding dengan penurunan nilai, karena kenaikan biaya modal saham. ks = ko + [ ( B / S ) ( 1 – T c ) ( k o – kb )]
Implikasi dari formula di atas • Penggunaan hutang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham.
• Pe n g g u n a a n
hut ang
ya n g
lebih
banyak
dapat
menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang karena biaya hutang menurun walaupun biaya modal saham meningkat.
Teori MM tersebut sangat kontroversial • Implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya (misal, 9 9 % ).
• Tetapi dalam kenyataan, tidak ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar tersebut. Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 396
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal Ada
beberapa
faktor
yang
menyebabkan
perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyakbanyaknya,
karena
semakin
banyak
hutang
menyebabkan semakin tinggi kemungkinan bangkrut. Biaya Penelitian
kebangkrutan di
luar
bisa
negeri
cukup
signifikan.
menunjukkan
biaya
kebangkrutan bisa mencapai sekitar 20% dari nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal: a.
Biaya langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan, dan biaya lainnya yang sejenis.
b.
Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak
lain
perusahaan
tidak secara
mau
berhubungan
normal.
Misal,
dengan supplier
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 397
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta barangkali tidak akan mau memasok barang karena mengkhawatirkan kemungkinan tidak terbayar. Biaya
lain
d a ri
peningkatan
hut ang
adalah
meningkatnya biaya keagenan hutang (agency cost of d e b t). Jika
hutang
meningkat,
pemegang
hutang
dengan
maka
pemegang
konflik saham
antara akan
meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang
hutang
akan
meningkat.
Dalam
situasi
tersebut, pemegang hutang akan semakin meningkatkan pengawasan (monitoring) terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk: (a) biaya-biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dsb.) dan (b) kenaikan tingkat bunga. Dengan memasukkan biaya keagenan, persamaan nilai perusahaan di atas bisa diperluas sebagai berikut ini.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 398
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta VL = VU + PV Penghematan pajak – [PV Biaya kebangkrutan + PV B i a y a k ea g e n a n ] Gabungan antara teori struktur modal MM dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan mengindikasikan adanya trade-off antara penghematan pajak dari hutang dengan biaya kebangkrutan. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori trade-off struktur modal, atau static trade-off capital structure theory. Teori tersebut tidak dapat memberikan formula yang pasti ”berapa tingkat hutang yang optimal”.
4. Model Miller dengan Pajak Perusahaan d a n P e r s o n al Modigliani
dan
Miller
mengembangkan
model
struktur modal tanpa pajak, dan dengan pajak. Nilai
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 399
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta perusahaan dengan pajak lebih tinggi dibanding nilai perusahaan tanpa pajak. Selisih tersebut diperoleh melalui penghematan pajak karena bunga bisa dipakai untuk mengurangi pajak. Penghematan pajak = VL – VU = Tc . B Miller sendiri kemudian mengembangkan model struktur modal dengan memasukkan pajak personal. Pemegang saham harus membayar pajak jika mereka menerima dividen dan pemegang hutang harus membayar pajak jika mereka menerima pendapatan bunga. Nilai perusahaan yang menggunakan hutang, setelah memasukkan pajak personal.
VL =
(1 – Tc) (1 – ts) VU + { 1 – [ — — — — — — — — — ] } B 1 – tb
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 400
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
VL =
Nilai perusahaan dengan hutang
VU =
Nilai perusahaan tanpa hutang
Tc =
Tingkat pajak perusahaan
ts =
tingkat pajak pemegang saham (atas dividen
tb =
tingkat pajak untuk pemegang hutang (atas
B=
Hutang
dan capital gain) bunga)
Menurut model tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah, tidak hanya meminimalkan pajak perusahaan, tetapi meminimalkan total pajak yang harus dibayarkan (pajak perusahaan, pajak atas pemegang saham, dan pajak atas pemegang hutang). Persamaan di atas mempunyai beberapa implikasi Jika (1 – tb) = (1 – Tc) (1 – ts) maka persamaan di atas menjadi
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 401
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta VL = V U + ( 1 – 1 ) B = V U Pada kondisi tersebut, nilai perusahaan dengan hutang sama dengan nilai perusahaan tanpa hutang. Tidak ada penghematan pajak atas bunga hutang. Pada situasi lain, dimana ts = tb, persamaan di atas menjadi. VL = V U + T c . B Persamaan perusahaan
tersebut
dengan
menunjukkan
hutang
sama
bahwa dengan
nilai nilai
perusahaan tanpa hutang ditambah penghematan pajak karena bunga hutang. P e rs a m a a n t e rs e b u t s a m a d e n g a n a r g u m e n MM dengan pajak. Dua situasi di atas merupakan situasi ekstrim. Pada situasi kebanyakan,
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 402
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta nilai VL akan berada diantara nilai VU dan nilai VU + Tc.B VU Î VLÍ VU + Tc.B
5. Teori Pecking Order Teori
trade-off
mempunyai
implikasi
bahwa
manajer akan berfikir dalam kerangka “trade-off” antara pengehamatan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal”. Dalam
kenyataan
empiris,
nampaknya
jarang
manajer keuangan yang berfikir demikian. Seorang akademisi, Donald Donaldson (1961) melakukan
pengamatan
terhadap
struktur
modal
perusahaan di Amerika Serikat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan tinggi, menggunakan hutang yang lebih rendah.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 403
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Berdasarkan “Teori Pecking Order” perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan dana. a.
Perusahaan memilih pendanaan internal.
b.
Perusahaan menghitung target rasio pembayaran dividen
(dividend
pay-out
ratio
atau
DPR)
berdasarkan pada prakiraan kesempatan investasi. c.
Kebijakan dividen yang konstan (sticky), digabung dengan
fluktuasi
keuntungan
dan
kesempatan
investasi yang tidak bisa diprediksi, menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan bisa lebih besar atau lebih kecil dibandingkan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu. d.
Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman
terlebih
dulu.
Dimulai
dengan
hutang,
kemudian surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi konvertibel, dan terakhir barangkali saham.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 404
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Teori Pecking Order di atas hanya menjelaskan urut-urutan pendanaan, dan tidak menjelaskan tingkat hutang dan struktur modal yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi.
6. Teori Asimetri Informasi dan S i g n al i n g Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan
dengan
perusahaan
tidak
mempunyai
informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan pihak lainnya.
6 . 1 . M y e r s d a n M a j l uf Menurut Myers dan Majluf (1977), ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar: manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 405
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta prospek dan risiko perusahaan dibandingkan dengan pihak luar.
6.2. Signaling Ross
(1977)
“penggunaan
mengembangkan
hutang”
model
merupakan
dimana
signal
yang
disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin mengkomunikasikan ke investor, agar harga saham meningkat maka manajer akan menggunakan hutang lebih banyak. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang memiliki prospek pada
masa
mendatang.
Investor
menangkap signal tersebut,
diharapkan
akan
dengan demikian hutang
merupakan signal positif.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 406
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
7. Teori Lainnya 7.1. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Theory Approach) Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer adalah konsep free-cash flow (Jensen, 1985). Free-cash flow dalam konteks ini didefinisikan sebagai aliran kas yang tersisa sesudah semua usulan investasi dengan NPV positif didanai. Tetapi ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber
daya
(termasuk
free-cash
flow)
sehingga
mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free-cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang,
maka
manajer
akan
dipaksa
untuk
mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga).
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 407
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
7.2. Konteks atas Pengendalian Perusahaan Beberapa perusahaan
penemuan yang
pendekatan
menjadi
ini
target
adalah (dalam
pengambilalihan) akan meningkatkan tingkat hutangnya, dan mengakibatkan kenaikan harga saham. Tingkat hutang
berhubungan
negatif
dengan
kemungkinan
sukses tender offer (penawaran terbuka pada proses pengambilalihan usaha).
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 408
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Daftar Pustaka Brigham, Eugene F. dan Philip R. Davis (2004), 8th Edition, Intermediate Financial Management, Thompson South Western, USA. Fabozzi, Frank J. (1999), Manajemen Investasi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Hanafi, Mamduh M. (2008), Edisi Keuangan, BPFE, Yogyakarta.
1,
Manajemen
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim (2003), Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, UUP AMP YKPN, Yogyakarta. Jogiyanto, H.M. (1998), Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, BPFE, Yogyakarta.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 409
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Husnan, Suad (1998), Edisi 4, Kumpulan Soal dan Penyelesaiannya Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, BPFE, Yogyakarta. Riyanto, Bambang (1998), Edisi 4, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Sartono, Agus R. (2000), Edisi 3, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta. Sartono, Agus R. (2000), Edisi 3, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya, BPFE, Yogyakarta. Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, Jefrey R. Bailey(1997), Investasi, Prenhalindo, Jakarta. Sunariyah (2006), Edisi 5, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UUP STIM YKPN, Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus (2001), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE, Yogyakarta.
Wihandaru Sotya Pamungkas Teori Struktur Modal 410