Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
XII. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) 1. P e n g a n t a r Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat
perhatian
karena
jangka
waktu
pengembalian
biasanya lebih dari satu tahun, membutuhkan biaya yang besar dan sulit untuk divestasi jika terjadi kegagalan. Misal PT Surya Jati Kencana membeli sebuah mesin baru dengan harga perolehan (harga beli dan instalasi) sebesar Rp100.000.000,-, umur ekonomis 5 tahun, dengan rencana mampu meningkatkan penjualan, namun ternyata rencana tersebut tidak dapat terpenuhi. Jika mesin tersebut dijual laku Rp40.000.000,- dan jika masih dipertahankan perusahaan harus mengeluarkan biaya penyusutan sebesar Rp20.000.000,- per tahun (penyusutan
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 234
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta dihitung dengan metode garis lurus), umur ekonomis 5 tahun. Oleh sebab itu sebelum melakukan investasi aktiva tetap perlu dilakukan studi kelayakan dengan seksama.
2. Perhitungan Proceed (Cash Flow) Dalam analisis penilaian investasi aktiva tetap digunakan dasar aliran kas masuk atau proceed (cash flow) bukan laba yang dilaporkan dalam buku (laporan Laba/Rugi) karena: a.
Agar
dapat
menghasilkan
keuntungan
tambahan
perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. b.
Keuntungan yang tertera dalam buku belum tentu dalam bentuk kas sehingga keuntungan yang tertera dalam buku belum
mencerminkan
jumlah
kas
yang
ada
dalam
perusahaan. c.
Penyusutan yang tertera dalam buku bukan merupakan pengeluaran kas, sehingga penyusutan merupakan sumber dana (lihat bab sebelumnya).
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 235
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Dalam menentukan proceed pada perusahaan yang tidak memiliki hutang (unleverage) digunakan rumus 1, sedangkan untuk perusahaan yang memiliki hutang (unleverage) digunakan rumus 2 sebagai berikut:
Proceed = EAT + Depresiasi Proceed = EAT + Depresiasi + {(1 – t) bunga} Contoh 1 PT Alam Selaras membeli mesin baru dengan harga perolehan Rp100.000.000,-, dengan umur ekonomis 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus (straight
line method). Pada awal tahun keenam mesin tersebut laku dijual sebesar Rp20.000.000,-. Laba bersih setelah pajak (EAT) pada tahun pertama Rp15.000.000,- dan mengalami peningkatan per tahun 10%. Hitunglah proceed (cash flow) selama 5 tahun.
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 236
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Penyelesaian Penyusutan per tahun =
[100.000.000-20.000.000]
/5
= Rp16.000.000,-
Rumus 1 Tahun
EAT
Penyusutan
Proceed
1
Rp15.000.000,- 16.000.000
Rp31.000.000,-
2
Rp16.500.000,- 16.000.000
Rp32.500.000,-
3
Rp18.150.000,- 16.000.000
Rp34.150.000,-
4
Rp19.965.000,- 16.000.000
Rp35.965.000,-
5
Rp21.961.500,- 16.000.000
Rp37.961.500,-
5
Nilai residu
Rp20.000.000,Jumlah Rp191.576.500,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 237
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Contoh 2 Perusahaan Alam Berlian membeli mesin baru dengan harga perolehan Rp100.000.000,-, dengan umur ekonomis 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus
(straight line method). Pada awal tahun keenam mesin tersebut laku dijual sebesar Rp20.000.000,-. Untuk membiayai investasi ini 40% menggunakan hutang jangka panjang dengan tingkat suku bunga per tahun 18%. Laba bersih setelah pajak (EAT) pada tahun pertama Rp15.000.000,- dan mengalami peningkatan per tahun 10%. Pajak penghasilan perusahaan 40%. Hitunglah
(cash flow (proceed) selama 5 tahun.
Penyelesian Penyusutan per tahun =
[100.000.000 - 20.000.000]
/5
= Rp16.000.000,Biaya bunga per tahun = 40%x18%x100.000.000 = 7.200.000 Biaya bunga setelah pajak = (1 – 0,4) * 7.200.000 = Rp4.320.000,Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 238
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Rumus 2 Tahun
EAT
Penyusutan
[1-t] * bunga
Proceed
1
Rp15.000.000,- 16.000.000 4.320.000
Rp35.320.000,-
2
Rp16.500.000,- 16.000.000 4.320.000
Rp36.820.000,-
3
Rp18.150.000,- 16.000.000 4.320.000
Rp38.470.000,-
4
Rp19.965.000,- 16.000.000 4.320.000
Rp40.285.000,-
5
Rp21.961.500,- 16.000.000 4.320.000
Rp42.281.500,-
5
Nilai residu
Rp20.000.000,-
Jumlah Rp213.176.500,Antara perusahaan tidak memiliki hutang (unleverage) dan memiliki hutang (leverage), dapat menggunakan rumus:
Proceed = [EBIT *(1 - t)] + Depresiasi
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 239
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Contoh 3 Keterangan Penjualan
Leverage
Unleverage
Rp100.000.00,- Rp100.000.00,-
Biaya variabel (Rp30.000.000,-) (Rp30.000.000,-) Biaya tetap
(Rp40.000.000,-) (Rp40.000.000,-)
Depresiasi
(Rp16.000.000,-) (Rp16.000.000,-)
EBIT Bunga
EBT Pajak (40%)
EAT
Rp14.000.000,- Rp14.000.000,(Rp7.200.000,-)
-
Rp6.800.000,- Rp14.000.000,(Rp2.720.000,-) (Rp5.600.000,-) Rp4.080.000,-
Rp8.400.000,-
Depresiasi
Rp16.000.000 Rp16.000.000,-
Bunga(1-t)
Rp4.320.000,-
Proceed
-
Rp24.400.000,- Rp24.400.000,-
Proceed = [(14.000.000)x(1 – 0,4)] + 16.000.000 = 2 4 . 4 0 0 . 0 00
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 240
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
3. Metode Penilaian Investasi 1.
Average Rate of Return atau Accounting Rate of Return (ARR)
2.
Payback Period (PBP)
3.
Discounted Payback Period (DPBP)
4.
Net Present Value (NPV) & PI
5.
Internal Rate of Return (IRR)
3.1. Metode Average Rate of Return atau
Accounting Rate of Return (ARR) Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan cara menentukan besarnya average rate of return, digunakan rumus, sebagai berikut:
Average Rate of Return =
∑ EAT ⎯⎯⎯⎯⎯ N
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 241
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Contoh 4 Perusahaan Juwita mempunyai data, sebagai berikut: Investasi = Rp150.000.000,Umur ekonomis = 4 tahun Nilai residu = -
Discount rate = 10% Metode penyusutan
Tahun
Garis lurus Laba setelah pajak (EAT)
1
Rp10.000.000,-
2
Rp12.500.000,-
3
Rp15.000.000,-
4
Rp17.500.000,-
Hitunglah Average Rate of Return (ARR)
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 242
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Penyelesaian Tahun
Laba setelah pajak (EAT)
1
Rp10.000,-
2
Rp12.500,-
3
Rp15.000,-
4
Rp17.500,-
Jumlah
Rp55.000,-
Rata-rata
Rp13.750,-
Jadi Average Rate of Return (ARR) = Rp13.750,-
3.2. Metode Payback Period (PBP) Metode ini untuk menilai berapa lama proceed dapat menutup investasi atau berapa lama investasi akan kembali. Kriteria diterima atau ditolak usulan investasi dengan metode ini adalah: 1.
Payback period harus lebih pendek dibanding payback period maksimum (umur ekonomis atau umur investasi), Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 243
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta misal: Perusahaan Juwita (contoh 4) menghasilkan payback
period lebih dari 4 tahun maka investasi ditolak. 2.
Jika kita akan memilih salah satu dari beberapa usulan investasi maka kita gunakan payback period yang paling pendek dengan catatan payback period tidak melebihi
payback period maksimum (umur investasi). Kunggulan PBP Sederhana dan mudah diterapkan. Kelemahan PBP 1.
Mengabaikan proceed setelah payback period terpenuhi.
2.
mengabaikan discount rate (tingkat keuntungan yang layak). Untuk mengatasi kelemahan dari metode payback period
digunakan discounted payback period (pembahasan setelah
IRR).
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 244
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Contoh 5 Menggunakan contoh 4, hitunglah payback period (PBP). Untuk menghitung besarnya payback period (PBP), terlebih dahulu dihitung besarnya proceed.
Proceed Tahun
EAT
Penyusutan
Proceed
1
Rp10.000,-
37.500
Rp47.500,-
2
Rp12.500,-
37.500
Rp50.000,-
3
Rp15.000,-
37.500
Rp52.500,-
4
Rp17.500,-
37.500
Rp55.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 245
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Penyelesaian
Payback Period (PBP) Keterangan Investasi
Rp150.000.000,-
Proceed tahun 1 (Rp47.500.000,-) Sisa
Rp102.500.000,-
Proceed tahun 2 (Rp50.000.000,-) Sisa
Rp52.500.000,-
Proceed tahun 3 (Rp52.500.000,-) Sisa
0
Jadi Payback period selama 3 tahun. Berdasarkan kriteria investasi ini dapat diterima karena payback period kurang dari 4 tahun (umur ekonomis).
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 246
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
3.3. Metode Net Present Value (NPV) Metode ini paling banyak digunakan karena menggunakan dasar untuk penilaian proceed selama umur investasi dan
discount rate (mempertimbangkan time value of money). Kriteria diterima atau ditolak usulan investasi dengan metode NPV : 1.
Nilai net present value (NPV) lebih besar sama dengan 0 (NPV ≥ 0), misal: Perusahaan Juwita (contoh 4) menghasilkan NPV = 0 maka investasi diterima.
2.
Jika kita akan memilih salah satu dari beberapa usulan investasi maka kita gunakan NPV yang paling besar, dengan catatan NPV minimal sama dengan Rp0,-. Contoh 6
Menggunakan contoh 4, hitunglah net present value (NPV).
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 247
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Penyelesaian
Net Present Value (NPV) Tahun
Proceed
DF (10%)
PV of Proceed
1
Rp47.500.000,-
0,9091
Rp43.182.250,-
2
Rp50.000.000,-
0,8264
Rp41.320.000,-
3
Rp52.500.000,-
0,7513
Rp39.443.250,-
4
Rp55.000.000,-
0,6830
Rp37.565.000,-
Total PV of Proceed
Rp161.510.500,-
Investasi
(Rp150.000.000,-)
Net present value (NPV)
Rp11.510.500,-
Keterangan: DF= Discount Factor, dapat dihitung: 1 0,9091 = ⎯⎯⎯⎯⎯ 1 [1 + 0,1]
1 0,8264 = ⎯⎯⎯⎯⎯ 2 [1 + 0,1]
1 0,7513 = ⎯⎯⎯⎯⎯ 3 [1 + 0,1]
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 248
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Atau jika menggunakan kalkulator dapat dihitung dengan cara: 1.1
:
:
=
1
=
0.9091
=
0.8264
=
0.7513
=
0.6830
1.1 = 1+10% Jadi NPV = Rp11.510.500,-. Berdasarkan kriteria investasi ini dapat diterima atau layak (feasible), karena NPV ≥ 0.
Profitability Index (PI) Profitability index (PI) merupakan indeks untuk mengukur apakah investasi itu layak atau tidak layak. Kriteria investasi dinyatakan diterima jika PI ≥ 1.
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 249
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Total Present Value of Proceed Profitability Index (PI) = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ Investasi Dari contoh di atas dapat dihitung
PI =
[161.510.500]
/[150.000.000] = 1,07674
Berdasarkan kriteria investasi dinyatakan diterima karena PI ≥ 1.
3.4. Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode ini pada dasarnya adalah mencari besarnya
discount rate yang dapat menyamakan antara investasi dengan total present value of proceed. Kelemahan dari metode ini jika discount rate selama umur investasi tidak sama, misal: pada tahun pertama DR=10%, pada tahun kedua dan seterusnya selama umur investasi DR=11%.
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 250
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Pada hal hasil perhitungan IRR selama umur investasi hanya satu, misal 10,55%, sehingga tidak dapat mengatasi jika
DR selama umur investasi tidak sama. Untuk mengatasi kelemahan ini digunakan metode marginal
internal rate of return (MIRR) (tidak dibahas pada tulisan ini). Kriteria diterima atau ditolak usulan investasi dengan metode IRR: 1.
Besarnya internal rate of return (IRR) lebih kecil sama dengan discount rate (IRR ≥ DR) misal: Perusahaan Juwita (contoh) menghasilkan IRR = 10% maka investasi diterima.
2.
Jika kita akan memilih salah satu dari beberapa usulan investasi maka kita gunakan IRR yang paling besar, dengan catatan IRR minimal sama dengan DR, misal 10% (contoh). Cara yang digunakan untuk mencari besarnya IRR dengan
cara coba-coba (trial and error). Jika hasil perhitungan NPV lebih besar 0 atau [positif] maka kita harus menentukan DR yang
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 251
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta menghasilkan NPV lebih kecil 0 atau [negative]. Agar diperoleh
NPV negative maka DR perlu dinaikkan dan agar diperoleh NPV positif maka DR perlu diturunkan.
Contoh 7 Menggunakan contoh 4, hitunglah internal rate of return
(IRR).
Penyelesaian
Internal rate of return (IRR) Tahun
Proceed
DF (10%)
PV of Proceed
1
Rp47.500.000,-
0,9091
Rp43.182.250,-
2
Rp50.000.000,-
0,8264
Rp41.320.000,-
3
Rp52.500.000,-
0,7513
Rp39.443.250,-
4
Rp55.000.000,-
0,6830
Rp37.565.000,-
Total PV of Proceed Rp161.510.500,Investasi
Net present value (NPV)
(Rp150.000.000,-) Rp11.510.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 252
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Tahun
Proceed
DF (10%)
1
Rp47.500.000,-
0,8621
Rp40.949.750,-
2
Rp50.000.000,-
0,7432
Rp37.160.000,-
3
Rp52.500.000,-
0,6407
Rp33.636.750,-
4
Rp55.000.000,-
0,5523
Rp30.076.500,-
Total PV of Proceed
Rp142.123.000,-
Investasi
(Rp150.000.000,-)
Net present value (NPV) Total PV of Proceed ; DR = 10% Investasi
PV of Proceed
(Rp7.877.000,-)
NPV 161.510.500 positip 11.510.500 150.000.000
Æ19.387.500 -7.877.000
Total PV of Proceed ; DR = 16%
142.123.000
NPV negatip
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 253
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
11.510.500 IRR = 10% + ( ⎯⎯⎯⎯⎯ x 6%) = 10% + 3,5622% = 13,5622% 19.387.500
Atau - 7.877.000 IRR = 16% + ( ⎯⎯⎯⎯⎯ x 6%) = 16% - 2,4378% = 13,5622% 19.387.500
Keterangan: 11.510.500 = 161.510.500 - 150.000.000
6% = 16% - 10%
19.387.500 = 161.510.500 - 142.123.000 7.877.000 = 150.000.000 - 142.123.000 Jadi internal rate of return = 13,5622%. Berdasarkan kriteria maka investasi ini dapat diterima karena IRR ≥ DR.
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 254
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
3.5 Metode Discounted Payback Period
(D P B P ) Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode payback period karena mengabaikan discount rate. Cara yang digunakan adalah proceed yang telah disesuaikan dengan
discount rate.
Keterangan Investasi
Rp150.000.000,-
PV of proceed tahun 1 (Rp43.182.250,-) Sisa
Rp.,-
PV of proceed tahun 2 (Rp41.320.000,-) Sisa
Rp.,-
PV of proceed tahun 3 (Rp39.443.250.,-) Sisa
Rp.,-
PV of proceed tahun 4 (Rp37.565.000,-)
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 255
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
4 . I n ve s t a s i P e n g g a n t i a n Alat analisis yang digunakan untuk menilai apakah penggantian aktiva tetap layak dilaksanakan adalah net present
value (NPV). Contoh 8 Pada permulaan tahun 2003 perusahaan Kencana membeli seperangkat mesin dengan harga Rp30.000.000,- dengan umur penggunaan (life time) 15 tahun. Pada permulaan tahun 2008 perusahaan memperoleh penawaran mesin baru yang lebih canggih dengan harga Rp40.000.000,- dengan umur penggunaan 10 tahun. Apabila mesin lama diganti dengan mesin baru penjualan dapat ditingkatkan dari Rp40.000.000,- per tahun menjadi Rp44.000.000,- dan dapat menekan biaya tunai per tahun dari Rp28.000.000,-
menjadi
Rp25.000.000,-.
Tingkat
pajak
penghasilan 30%. Mesin lama jika dijual saat ini laku Rp24.000.000,-. Tingkat keuntungan yang disyaratkan12,75%. Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 256
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Atas dasar data di atas apakah penggantian mesin layak dilakukan.
Penyelesaian Penerimaan penjualan mesin lama Harga beli mesin lama
Rp30.000.000,-
Penyusutan (5/15) x 30.000.000,- (Rp10.000.000,-) Nilai buku =
Harga jual mesin lama Nilai buku
Rp20.000.000,-
Rp24.000.000,(Rp20.000.000,-) Rp4.000.000,-
Laba Pajak 30% Laba bersih penjualan mesin lama
(Rp1.200.000,-) Rp2.800.000,-
Penerimaan penjualan mesin lama = 2.000.000 + 2.800.000 = Rp22.800.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 257
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Investasi mesin baru Harga beli mesin baru
Rp40.000.000,-
Penerimaan penjualan mesin lama (Rp22.800.000,-) Rp17.200.000,-
Investasi mesin baru =
Proceed Keterangan
Mesin lama
Mesin baru
Penghematan (Pemborosan)
Penjualan
Rp40.000.000,- Rp44.000.000,-
Rp4.000.000,-
Biaya tunai
Rp28.000.000,- Rp25.000.000,-
Rp3.000.000,-
Penyusutan
Rp2.000.000,-
Rp4.000.000,-
(Rp2.000.000,-)
Total penghematan
Rp5.000.000,-
Pajak 30%
(Rp1.500.000,-)
Penghematan bersih (setelah pajak)
Rp3.500.000,-
Penyusutan
Rp2.000.000,-
Proceed
Rp5.500.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 258
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Tingkat keuntungan yang disyaratkan (discount rate) = 12,75%
Discount factor tahun 1 s/d tahun 10 = 5,4809 PV of proceed = 5,4809 x 5.500.000 = Investasi mesin baru
Rp30.144.950,(Rp17.200.000,-)
Net present value (NPV) =
Rp12.944.950,-
Kesimpulan: NPV = Rp12.944.950 maka penggantian mesin baru dibenarkan.
5. Independent, Dependent, dan
Mutually Exclusive Usulan
investasi
dikatakan
independent, jika usulan
investasi tidak saling mempengaruhi atau dengan kata lain jika investasi A dipilih investasi yang lain dapat dipilih dengan syarat layak dan dana yang tersedia mencukupi, misal ada 3 usulan investasi, yaitu: investasi A, B dan C independent maka jika investasi A dipilih, investasi B dan C dapat dipilih.
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 259
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Usulan investasi dikatakan dependent, jika usulan investasi saling mempengaruhi atau dengan kata lain jika investasi A dipilih investasi yang lain harus dipilih. Misal ada 3 usulan investasi, yaitu: investasi A, B dan C dependent maka jika investasi A dipilih maka investasi B dan C harus dipilih atau jika investasi C dipilih maka investasi A dan B harus dipilih, ternyata dana tidak cukup atau salah satu investasi tidak layak maka investasi A, B dan C harus dibatalkan (ditolak). Usulan investasi dikatakan mutually exclusive, jika salah satu dari usulan investasi dipilih maka usulan investasi yang lain harus ditolak. Misal ada 3 usulan investasi, yaitu: investasi A, B dan C mutually exclusive maka jika investasi A dipilih maka investasi B dan C harus ditolak, jika investasi B dipilih maka investasi A dan C harus ditolak.
Contoh 9 PT Jagung Lestari sedang mempertimbangkan beberapa dari sepuluh usulan investasi. Dana yang tersedia sebesar Rp4.000.000,-. Data yang ada sebagai berikut: Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 260
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Usul Investasi Nilai Investasi Profitabiliy Index (PI) A
Rp900.000,-
1,13
B
Rp700.000,-
1,15
C
Rp1.000.000,-
1,14
D
Rp1.100.000,-
1,11
E
Rp750.000,-
1,16
F
Rp1.200.000,-
1,12
G
Rp950.000,-
1,10
H
Rp750.000,-
1,09
I
Rp600.000
1,18
J
Rp300.000,-
1,20
Dari data tersebut di atas susunlah kombinasi usulan investasi yang paling menguntungkan, jika: a. Semua usul investasi independent b. Usul investasi A dan I mutually exclusive c. Usul investasi B dan J dependent
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 261
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Penyelesaian Mengurutkan usulan investasi berdasarkan PI
terbesar
dan mencari NPV Usul
Jumlah
Investasi
Investasi
PI
NPV
Cara Menghitung
NPV
J
300.000 1,20
Rp60.000,- (1,20 – 1) x 300.000
I
600.000 1,18
Rp108.000,- (1,18 – 1) x 600.000
E
750.000 1,16
Rp120.000,- (1,16 – 1) x 750.000
B
700.000 1,15
Rp105.000,- (1,15 – 1) x 700.000
C
1.000.000 1,14
Rp140.000,-
A
900.000 1,13
Rp117.000,-
F
1.200.000 1,12
Rp144.000,-
D
1.100.000 1,11
Rp121.000,-
G
950.000 1,10
Rp95.000,-
H
750.000 1,09
Rp67.500,-
Dan seterusnya
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 262
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta a. Gabungan usulan investasi yang dipilih, jika setiap usul investasi independent Usul Investasi Nilai investasi
NPV
I
Rp600.000,- Rp108.000,-
E
Rp750.000,- Rp120.000,-
B
Rp700.000,- Rp105.000,-
C
Rp1.000.000,-
Rp140.000
A
Rp900.000,-
Rp117.000
Jumlah
Rp3.950.000,- Rp590.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 263
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta b. Gabungan usulan investasi yang dipilih, jika usul investasi A dan I mutually exclusive Usul Investasi Nilai investasi
NPV
I
Rp600.000,- Rp108.000,-
E
Rp750.000,- Rp120.000,-
B
Rp700.000,- Rp105.000,-
C
Rp1.000.000,- Rp140.000,-
G Jumlah
Rp950.000,-
Rp95.000,-
Rp4.000.000,- Rp568.000,-
c. Gabungan usulan investasi yang dipilih, jika usul investasi J dan B dependent Usul Investasi Nilai investasi J B Jumlah
Rp3.000.000,-
NPV Rp60.000,-
Rp700.000,- Rp105.000,Rp3.700.000,- Rp165.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 264
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Daftar Pustaka
Brigham, Eugene F. dan Philip R. Davis (2004), 8th Edition, Intermediate Financial Management, Thompson South Western, USA. Hanafi, Mamduh M. (2008), Edisi 1, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Husnan,
Suad
(1998),
Edisi
4,
Penyelesaiannya Manajemen Penerapan, BPFE, Yogyakarta.
Kumpulan Soal Keuangan Teori
dan dan
Sartono, Agus R. (2000), Edisi 3, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta.
Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya, BPFE, Yogyakarta.
Sartono, Agus R. (2000), Edisi 3,
Wihandaru Sotya Pamungkas Penganggaran Modal 265