Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
XI. Perencanaan Keuangan 1. P e n d a h u l u a n Perencanaan
keuangan
sangat
bermanfaat
untuk
mengarahkan dan mengendalikan keuangan (aliran kas) suatu organisasi. Perencanaan tersebut mencakup tujuan yang ingin dicapai, analisis perbedaan antara tujuan tersebut dengan kondisi perusahaan saat ini, dan alternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan mendasarkan pada kondisi saat ini.
2 . An g g a r a n K a s Anggaran kas merupakan peramalan detail mengenai aliran kas masuk dan keluar untuk periode tertentu di masa mendatang. Anggaran kas tersebut bisa bermanfaat untuk
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 219
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta melihat kapan perusahaan membutuhkan kas, kapan mempunyai kelebihan kas, kemudian alternatif tindakan yang diperlukan. Anggaran kas juga bermanfaat untuk pengendalian kas. Langkah-langkah dalam penyusunan anggaran kas kurang lebih sebagai berikut: a.
Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan.
b.
Memperkirakan penjualan di masa mendatang, karena penjualan merupakan komponen kas masuk paling besar.
c.
Mengidenfikasi kas masuk lainnya, seperti penjualan aset, surat berharga, dan lainnya.
d.
Mengidentifikasi kas keluar, seperti pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penjualan, administrasi, dan biaya lainnya.
e.
Menghitung aliran kas bersih, yaitu kas masuk dikurangi kas keluar.
● Peramalan Penjualan Misal, perusahaan menggunakan analisis regresi untuk meramal penjualan di masa mendatang. Misal menggunakan data Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 220
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta penjualan sepuluh tahun yang lalu. Variabel bebas adalah waktu (1 sampai 10), sedangkan variabel tidak bebas adalah penjualan. Analisis ini sering disebut analisis runtut waktu (time series). Setelah selesai meramal penjualan tahunan, langkah berikutnya a d a la h : a.
Mengalokasikan penjualan tahunan tersebut ke dalam penjualan bulanan. Alokasi ini perlu dilakukan jika penjualan menunjukkan pola musiman.
b.
Memperkirakan nilai penjualan kas dan kredit untuk merperkirakan aliran kas masuk.
c. d.
memperkirakan aliran kas keluar. Menghitung aliran kas masuk bersih = aliran kas masuk – aliran kas keluar Menghitung saldo kas (surplus atau defisit) = (Persediaan kas awal + Aliran kas masuk) – Persediaan kas akhir
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 221
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta e.
Hasil akhir menunjukkan defisit atau surplus saldo kas untuk setiap bulannya.
3. L a p o r a n K e u a n g a n P r o - f o r m a Laporan
keuangan
pro-forma
menyajikan
perkiraan
kondisi keuangan pada masa mendatang. Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode persentase penjualan. Metode ini lebih sederhana dibandingkan dengan metode penganggaran kas. Yang pertama perlu dilakukan adalah memperkirakan hubungan antara biaya dengan penjualan. Jika penjualan naik/turun, maka item-item tersebut akan berubah proporsional mengikuti perubahan penjualan. Pendekatan seperti di atas masih menggunakan asumsi sederhana, yaitu semua item akan berubah secara proporsional terhadap penjualan. Dalam kenyataannya, item-item mungkin tidak akan berubah secara proporsional terhadap penjualan. Karena
itu
metode
sederhana
tersebut
akan
cenderung
menghasilkan estimasi yang lebih rendah. Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 222
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
● Pro-forma Neraca dan Kebutuhan Dana Pro-forma neraca bisa dibuat untuk memperkirakan kebutuhan dana di masa mendatang. Aset dan pendanaan di masa mendatang bisa diperkirakan dengan metode persentase penjualan atau pertimbangan manajer, atau kombinasi keduanya. Jika pro-forma aset lebih besar dibandingkan dengan pro-forma pasiva (pendanaan), maka selisih antara keduanya merupakan kebutuhan dana. Perhitungan
yang
lebih
teliti
sebenarnya
akan
menunjukkan bahwa kenaikan hutang akan meningkatkan pembayaran bunga, yang kemudian akan berpengaruh terhadap laba, dan selanjutnya terhadap laba yang ditahan. Pengaruh tersebut akan merubah lagi jumlah total pasiva, sehingga kebutuhan
dana
akan
berubah.
Untuk
menyederhanakan
permasalahan, efek berantai seperti itu tidak dimasukkan ke dalam analisis selanjutnya.
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 223
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
4. F o r m u l a M e n g h i t u n g K eb u t u h an D a n a Jika kita mengetahui persentase item-item dalam aktiva dan pasiva terhadap penjualan, kita bisa menghitung kebutuhan dana secara langsung dengan formula berikut. Aset
{( Kebutuhan Dana =
/ Penjualan) x ∆ Penjualan} –
Hutang Dagang
{(
/ Penjualan) x ∆ Penjualan} –
{(PM x Penjualan yang diproyeksikan) x (1 – R R )}
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 224
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Contoh 1 Mencari tambahan kebutuhan dana atau
AFN (additional funds needed), dengan formula Aktiva (assets)
20A
20B (Estimasi)
Rp1.000.000.000,-
?
Hutang dagang (Accts. Pay.) Penjualan (sales)
Rp100.000.000,Rp2.000.000.000,- Rp2.500.000.000,-
Net Profit Margin
2,7%
2,7%
DPR
40%
40%
Retention rate (RR)
60%
60%
Bunga
10%
10%
Kebutuhan Dana atau AFN = {( {(
1.000.000.000 100.000.000
/ 2.000.000.000) x 500.000.000} –
/ 2.000.000.000) x 500.000.000} –
{(2,7% x 2.500.000.000) x (1 – 40%)} = Rp184.500.000,Total aktiva (total assets) = Rp1.000.000.000,- + Rp184.500.000,- = Rp1.184.500.000,-
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 225
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Contoh 2 Mencari tambahan kebutuhan dana atau
AFN (additional funds needed), dengan pro-forma neraca Neraca 31 Desember 20A (dalam jutaan Rp) Kas dan efek
20 Hutang dagang
Piutang dagang
240 dan akrual
100
Persediaan
240 Hutang wesel
100
Jumlah akt. lancar
500 Jumlah ht lancar
200
Akt. Tetap neto
500 Hut jk. panjang
100
Jumlah Aktiva
Saham biasa
500
Laba ditahan
200
1.000 Jumlah pasiva
1.000
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 226
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Laporan Laba Rugi 31 Desember 20A (dalam jutaan Rp) Penjualan
2.000
HPP (CGS)
1.200
Biaya operasi
700
Laba usaha (EBIT)
100
Bunga
10
Laba sebelum pajak (EBT)
90
Pajak (40%)
36
Laba setelah pajak atau net income (EAT)
54
Pembayaran dividen (40%)
21,6
Laba ditahan
32,4
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 227
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Persentase Penjualan: Input 20A HPP
Kas dan efek
60%
/ Penjualan
35%
35%
/ Penjualan
1%
1%
12%
12%
12%
12%
25%
25%
5%
5%
Piutang dagang Persediaan
(Estimasi)
60%
/ Penjualan
Biaya operasi
20B
/ Penjualan
/ Penjualan
Aktiva tetap neto
/ Penjualan
Hutang dagang dan akrual
/ Penjualan
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 228
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Penyelesaian Laporan Laba Rugi 31 Desember 20A dan 20B (dalam jutaan Rp) 20B
20A
Faktor
2.000
125%
2.500
HPP (CGS)
60%
1.500
Biaya operasi
35%
875
Penjualan
EBIT Bunga
EBT
(I)
125 10% (20A)
20 105
Pajak (40%)
42
EAT
63
Pembayaran dividen (40%) Laba ditahan
25,2 37,8*
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 229
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Neraca 31 Desember 20B (dalam jutaan Rp) Aktiva
Faktor
20B (I) 25 300 300 625
Kas dan efek Piutang dagang Persediaan Jumlah akt. lancar
1% 12% 12%
Akt. Tetap neto Jumlah aktiva
25%
625 1.250
Faktor
20B (I) 125 100 225
Pasiva Hutang dagang dan akrual Hutang wesel Jumlah ht lancar Hut jk. panjang Saham biasa Laba ditahan Jumlah pasiva
5%
100 500 37,8*(20B) 237,8 1.062,8
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 230
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
Aktiva yang dibutuhkan Sumber dana (pasiva) Tambahan kebutuhan dana (AFN)
1 .2 5 0 1 0 6 2 ,8 1 8 7 ,2
Tambahan kebutuhan dana dipenuhi dengan hutang wesel 50% = (50% x Rp187.200.000 = Rp93.600.000) dan hutang jangka panjang 50% = (50% x Rp187.200.000 = Rp93.600.000).
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 231
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Neraca 31 Desember 20B (dalam jutaan Rp) Aktiva
AFN
Kas dan efek Piutang dagang Persediaan Jumlah akt. lancar Akt. Tetap neto Jumlah aktiva
625 1.250
Pasiva
AFN
Hutang dagang dan akrual Hutang wesel Jumlah ht lancar
93,6
Hut jk. panjang
93,6
Saham biasa Laba ditahan Jumlah pasiva
20B (II) 25 300 300 625
20B (II) 125 193,6 318,6 193,6
500 37,8*(20B) 237,8 1.250
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 232
Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta
AFN dengan formula
Rp184.500.000,-
AFN dengan pro-forma
Rp187.200.000,-
Selisih
Rp27.000.000,-
Ada perbedaan Æ lihat teori di atas
Daftar Pustaka
Brigham, Eugene F. dan Philip R. Davis (2004), 8th Edition, Intermediate Financial Management, Thompson South Western, USA. Hanafi, Mamduh M. (2008), Edisi 1, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.
Wihandaru Sotya Pamungkas Perencanaan Keuangan 233