LEMBAR PERSETUJUAN
Jurnal Yang Berjudul UJI TOKSISITAS FILTRAT DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas .L) TERHADAP MORTALITAS KEONG MAS (Pomacea canaliculata)
OLEH MULYADI MARUNI NIM. 431 410 074
Pembimbing I.
Pembimbing II.
Dr. Chairunnisah J. L, M.Si NIP. 19661121 199203 2 002
Dra. Aryati Abdul, M.Kes NIP. 19590415 198602 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Biologi
Dr. Lilan Dama, S.Pd., M.Pd NIP. 19770111 200212 2 001
1
Uji Toksisitas Filtrat Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas .L) Terhadap Mortalitas Keong Mas (Pomacea canaliculata) Mulyadi Maruni 1 , Chairunnisah J.L 2 , Aryati Abdul 3 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas filtrat daun jarak pagar (Jatropha curcas .L) terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata). Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Analisis data menggunakan uji F Anava untuk melihat pengaruh filtrat daun jarak pagar (Jatropha curcas .L) terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata). Uji dilanjutkan dengan BNT untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Untuk mengetahui konsentrasi filtrat daun jarak yang dapat mematikan 50 % keong mas, maka dihitung LC 50 . Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh filtrat daun jarak pagar terhadap mortalitas keong mas. Berdasarkan uji F Anava nilai F hitung 434,160 lebih besar dari nilai F tabel 2,64 kemudian dari uji BNT terdapat perbedaan tiap konsentrasi. Hasil uji LC50 adalah 7 %. Kata Kunci : Toksisitas, Jarak Pagar (Jatropha curcas .L), Keong Mas (Pomacea canaliculata), Mortalitas.
1
Mulyadi Maruni, Mahasiswa Jurusan Biologi Chairunnisah J.L, Dosen Jurusan Bio logi selaku Pemb imbing 1 3 Aryati Abdul, Dosen Jurusan Biologi selaku Pemb imb ing 2 2
2
PENDAHULUAN Jarak pagar (Jatropha curcas .L) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai racun untuk keong mas, karena mengandung senyawa saponin, fenolik, kaemfesterol, sitosterol, stigmasterol, amirin serta tarakserol (Purwantoro dan Purbani; dalam Hamdani, 2008). Menurut Duke (dalam Sumarni, 2008), daun jarak mengandung senyawa metabolit sekunder seperti βamyrin, β -sitosterol, stigmasterol, campesterol, 7-keto- β-sitosterol, isovitoksin dan viteksin. Senyawa tersebut dapat mempengaruhi terganggunya metabolisme hewan berdarah dingin seperti moluska. Berdasarkan penelitian Djojosumarto (dalam Yenni dkk, 2013), bahwa kandungan senyawa saponin dilaporkan memiliki efek moluskisida, karena memiliki zat toksik yang cukup tinggi bagi keong mas sehingga mampu membunuh keong mas. Beberapa penelitian melaporkan bahwa senyawa saponin telah diuji aktivitas biologisnya meliputi efek moluskisida. Daun jarak pagar mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang daya toksiknya cukup tinggi. Menurut Fitriana (dalam Sumarni, 2008), berdasarkan uji fitokimia, daun jarak yang menggunakan pelarut dengan air dan metanol positif mengandung senyawa metabolit sekunder dari golongan alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavanoid. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun jarak yang menggunakan pelarut air adalah triterpenoid, fenol, saponin, alkaloid. Zat toksik daun jarak pagar dilaporkan efektif sebagai agen pestisida, baik larvasida maupun moluskisida antara lain, aktifitas toksik jarak pagar efektif membunuh larva Schistosoma mansoni dan S. haematobium yang terdapat di dalam keong Biomphalaria glabrata sebagai vektor (Rug, M dan Andreas R, 2000). Kandungan saponin daun jarak pagar juga dilaporkan efektif membunuh larva Anopheles arabiensis (Tomass, Z et al; 2011). Keong mas (Pomacea canaliculata) yang merupakan salah satu hama padi yang sulit dikendalikan karena memiliki mobilitas, daya adaptasi, serta daya reproduksi yang tinggi. Menurut Pitojo (dalam Nurlaeni, 2006), keong mas merupakan hewan nokturnal yang sangat rakus dan makan hampir semua tumbuhan air yang masih lunak, seperti kangkung, ganggang, eceng gondok, dan padi. Keong mas disebut hama karena memakan tanaman padi berumur 10 hari di areal persawahan dan telurnya yang menempel pada batang padi menyebabkan tanaman padi mati. Suharto dan Kurniati (2009) menyebutkan cara makan keong mas menyebabkan kerusakan tanaman padi yaitu dengan menggunakan radula untuk memarut jaringan tanaman yang berbatasan dengan air, sehingga batang padi patah kemudian dimakan Siklus hidup keong mas tergantung dari ketersediaan makanan dan lingkungan perairan yang memungkinkan keong mas dapat melakukan reproduksi. Menurut Budiyono (2006), keong mas selama hidupnya mampu menghasilkan telur sebanyak 15 - 20 kelompok, yang tiap kelompok berjumlah kurang lebih 500 butir, dengan persentase penetasan lebih dari 85%. Waktu yang dibutuhkan pada fase telur yaitu 1 - 2 minggu, pada pertumbuhan awal membutuhkan waktu 2 - 4 minggu lalu menjadi siap kawin pada umur 2 bulan. 3
Jarak pagar (Jatropha curcas .L) merupakan tumbuhan liar yang tidak sulit ditemukan, tetapi belum dimanfaatkan oleh petani dalam mengendalikan keong mas karena petani belum mengetahui potensi tumbuhan jarak pagar yang memiliki efek moluskisida dalam mengendalikan hama keong mas. Pemanfaatan potensi jarak pagar sebagai moluskisida botani merupakan upaya pengendalian hama keong mas sebagai cara efektif dan efisien dalam mengendalikan hama keong mas.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green House dan Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi MIPA Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian yaitu bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2014, mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan. Objek Penelitian Objek penelitian adalah keong mas (Pomacea canaliculata) sebanyak 240 ekor yang berumur 7 hari setelah menetas. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan A: kontrol atau tanpa filtrat daun jarak pagar. Perlakuan B: filtrat daun jarak pagar dengan konsentrasi 10 %. Perlakuan C: filtrat daun jarak pagar dengan konsentrasi 20 %. Perlakuan D: filtrat daun jarak pagar dengan konsentrasi 30 %. Perlakuan E: filtrat daun jarak pagar dengan konsentrasi 40 %. Perlakuan F: filtrat daun jarak pagar dengan konsentrasi 50 % Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh melalui pengamatan langsung pada objek yang diteliti. Pengamatan mortalitas keong mas dilakukan setiap jam selama 24 jam. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat filtrasi berupa gelas ukur, tabung erlenmeyer, corong, pipet, neraca analitik, batang pengaduk, alat penyaring seperti kain tipis dan kertas penyaring, ayakan dan blender. Alat uji perlakuan adalah petridish, kuas kecil, dan kertas label. Alat pengamatan meliputi mikroskop, kamera digital, dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan adalah filtrat daun jarak pagar (Jatropha curcas .L). Keong mas berumur 7 hari setelah menetas, aquades untuk perlakuan kontrol, larutan aquades sebagai pelarut pada saat pembuatan filtrat daun jarak pagar.
4
Prosedur Penelitian Hewan coba yang digunakan adalah keong mas (Pomacea canaliculata). Terlebih dahulu dimulai dari pembuatan kolam buatan yang berukuran 100 x 50 x 30 cm dan pada pinggir kolam dibuat barier (pembatas) dari plastik. Telur keong yang dikumpulkan dari sawah ditempatkan pada polybag yang terdapat dalam kolam buatan yang berisikan air. Setelah telur menetas dan terbentuk keong muda. Setiap 24 jam pada pagi hari dilakukan pemberian pakan dari daun pepaya, dan daun kangkung. Hewan uji yang digunakan yaitu semua keong mas yang berumur 7 hari setelah menetas dan ditempatkan dalam 24 petridish. Setiap petridish berisi 10 ekor keong mas. Keong mas yang dipakai pada penelitian ini berumur 7 hari, karena menurut Gassa (2011), dengan umur keong muda dapat diamati serta memiliki struktur cangkang yang tipis sehingga senyawa yang bersifat toksik mudah terpenetrasi masuk ke dalam tubuh keong. Pembuatan filtrat daun jarak pagar menggunakan daun dewasa yang tidak terlalu muda. Untuk pembuatan filtrat daun jarak pagar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: membersihkan dan mengeringkan dengan cara dikeringanginkan, pembuatan serbuk: bahan yang sudah kering diblender sampai halus dan diayak sehingga diperoleh serbuk, penyaringan larutan serbuk dengan menggunakan pelarut aquades.
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians (ANAVA) dengan menggunakan uji F dengan taraf signifikan α = 0,05, untuk melihat ada tidaknya pengaruh filtrat daun jarak pagar (Jatropha curcas .L) terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculata). Jika hasil analisis varians (ANAVA) menunjukkan pengaruh, maka dilanjutkan dengan uji BNT. Uji dilanjutkan dengan menghitung nilai LC50 dihitung dengan menggunakan analisis probit.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan uji toksisitas filtrat daun jarak pagar terhadap mortalitas keong mas yang dilakukan setiap jam selama 24 jam, menunjukkan toksisitas senyawa yang terkandung dalam filtrat daun jarak pagar. Hal ini dilihat dari adanya mortalitas keong mas pada setiap konsentrasi filtrat. Mortalitas keong mas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Mortalitas Keong Mas terhadap Filtrat Daun Jarak Pagar
Kontrol
Rata-Rata Mortalitas 0
Persentasi RataRata Mortalitas 0%
Waktu Mortalitas (Jam Setelah Aplikasi) 24 JSA
10 %
6.75
67.5 %
22 JSA
20 %
8.5
85 %
20 JSA
30 %
9.75
97.5 %
15 JSA
40 %
10
100 %
13 JSA
50 %
10
100 %
14 JSA
Konsentrasi
Tabel 1 menunjukkan tingkat konsentrasi berbanding lurus dengan tingkat mortalitas yang dilihat berdasarkan persentasi rata-rata mortalitas, serta menunjukkan waktu mortalitas keong mas pada setiap konsentrasi berbeda. Mortalitas pada konsentrasi filtrat 50 % dan 40 % efektif mematikan keong mas dengan rata-rata mortalitas hingga 100 %, konsentrasi 30 % mematikan keong mas hingga 97.5 %, konsentrasi 20 % mematikan keong mas dengan rata-rata mortalitas 85 %, dan pada konsentrasi 10 % mematikan keong mas sebesar 67.5 % dari seluruh hewan uji. Sementara pada konsentrasi kontrol tidak terjadi mortalitas meskipun hingga 24 Jam Setelah Aplikasi (JSA). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi filtrat daun jarak pagar, maka semakin tinggi persentasi jumlah mortalitas keong mas. Hasil uji Anava dengan taraf kepercayaan (α) 0,05 diperoleh nilai F hitung = 434,160. Sedangkan F tabel bernilai 2,64 yang berarti nilai F hitung > nilai F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh filtrat daun jarak pagar terhadap mortalitas keong mas. Untuk melihat perbedaan tiap perlakuan, dilakukan uji BNT dan diperoleh hasil sebagai berikut:
6
Tabel 2. Hasil Uji BNT Konsentrasi
Rata – Rata Mortalitas
Notasi
Kontrol 0.00 a 10 % 6.75 b 20 % 8.50 c 30 % 9.75 d 40 % 10.00 d 50 % 10.00 d Keterangan: huruf yang berbeda menyatakan terdapat perbedaan yang nyata pada uji BNT α = 0,05. Tabel 2 di atas menunjukkan hasil uji BNT pada setiap konsentrasi filtrat daun jarak pagar. Hasil tersebut dapat dilihat terdapat perbedaan antar perlakuan pada setiap konsentrasi. Berdasarkan uji BNT bahwa konsentrasi kontrol, 10 %, dan 20 %, menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap setiap konsentrasi perlakuan yang dihitung berdasarkan rata-rata mortalitas keong mas yaitu 0, 6.75, dan 8.5. Antar setiap konsentrasi 30 %, 40 %, dan 50 % tidak menunjukkan perbedaan mortalitas keong mas secara signifikan yaitu 9.75, 10, dan 10 rata- mortalitas. Hasil uji LC50 dengan menggunakan analisis probit, didapatkan perkiraan konsentrasi filtrat daun jarak pagar yang dapat mematikan keong mas sebesar 50 % atau setengah dari jumlah keong uji adalah konsentrasi 7 %. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa uji toksisitas filtrat daun jarak pagar positif mempunyai pengaruh terhadap mortalitas keong mas. Hal ini ditandai dengan adanya gejala mortalitas yang ditunjukkan oleh keong mas saat diberi filtrat daun jarak pagar dengan konsentrasi yang berbeda. Kepekatan konsentrasi sebanding dengan kenaikan jumlah mortalitas keong mas. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi jumlah mortalitas keong mas. Hal ini disebabkan oleh senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam filtrat daun jarak pagar, senyawa-senyawa tersebut antara lain β-amyrin, β -sitosterol, stigmasterol, campesterol, 7-keto- β-sitosterol, isovitoksin dan viteksin (Duke; dalam Sumarni, 2008). Beberapa senyawa bioaktif lainnya yang mempengaruhi mortalitas keong mas juga terkandung dalam daun jarak pagar. Menurut Purwantoro dan Purbani (dalam Hamdani, 2008), bahwa senyawa metabolit sekunder lainnya yang terdapat di bagian daun ditemukan senyawa saponin, fenolik, alkaloid, flavonoid, kaemfesterol, sitosterol, stigmasterol, amirin dan tarakserol. Pengaruh nyata uji toksisitas daun jarak pagar, memiliki perbedaan setiap konsentrasi filtrat daun jarak pagar. Hal ini berdasarkan uji BNT, bahwa konsentrasi kontrol, 10 %, dan 20 %, menunjukkan perbedaan yang nyata, yang berarti bahwa pada konsentrasi tersebut jumlah rata-rata mortalitas keong mas berbeda nyata. Antar setiap konsentrasi 30 %, 40 %, dan 50 % tidak menunjukkan perbedaan mortalitas keong mas secara signifikan. Hal tersebut berarti bahwa pada konsentrasi tersebut diperoleh jumlah rata-rata mortalitas yang hampir sama. 7
Hasil uji BNT tersebut menunjukkan bahwa pada setiap konsentrasi perlakuan memiliki peningkatan jumlah rata-rata mortalitas, sementara pada konsentrasi 30 %, 40 %, dan 50 % tidak mengalami peningkatan jumlah rata-rata mortalitas yang signifikan karena antar konsentrasi tersebut sudah menunjukkan keseluruhan dari jumlah kematian keong mas uji. Toksisitas filtrat daun jarak pagar menunjukkan pengaruh yang sangat tinggi terhadap mortalitas keong mas. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap konsentrasi menunjukkan persentase rata-rata mortalitas sudah mematikan lebih dari 50 % atau lebih dari setengah jumlah keong mas yang di uji. Sementara hasil uji LC50 dengan menggunakan analisis probit didapatkan konsentrasi 7 %. Nilai hasil uji LC50 tersebut tidak terdapat dalam konsentrasi filtrat perlakuan yang diberikan terhadap keong mas yang di uji. Berdasarkan uji LC50 diperoleh dengan nilai konsentrasi 7 %, yang berarti bahwa pada konsentrasi tersebut sudah dapat mematikan keong mas dengan persentase 50 % atau setengah dari jumlah keong mas yang di uji. Hal tersebut diperoleh bahwa hasil uji LC50 memiliki nilai konsentrasi yang rendah dibandingkan konsentrasi perlakuan. Berdasarkan hal ini, bahwa zat toksik yang terkandung dalam filtrat daun jarak pagar memiliki aktivitas toksik yang tinggi. Hal ini didukung oleh Chang dan Miles (2004), bahwa rendahnya nilai LC50 suatu zat, menunjukkan bahwa zat tersebut memiliki aktivitas toksik yang lebih tinggi dalam membunuh hewan uji karena zat atau senyawa pada konsentrasi tersebut sudah mampu mematikan hewan uji. Senyawa bioaktif sebagai zat toksik yang terkandung dalam filtrat daun jarak pagar mempengaruhi mortalitas keong mas. Senyawa saponin dilaporkan bersifat moluskisida mampu membunuh keong mas (Djojosumarto; dalam Yenni dkk, 2013). Saponin ialah senyawa tumbuhan yang dapat membentuk busa dalam air dan jika larutan tersebut terpenetrasi ke dalam tubuh hewan maka akan terjadi hemolisis karena bereaksi dengan kolesterol pada membran sel serta menyebabkan iritasi pada selaput lendir (Khan, et al 2012). Reaksi tersebut mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan membran, sehingga menyebabkan porositas pada membran dan mengakibatkan kebocoran sel atau cairan intraseluler akan keluar. Iritasi pada selaput lendir ditandai dengan keong mas yang sering mengeluarkan lendir sehingga menyebabkan terhambatnya pencernaan nutrisi dan menyebabkan kematian keong mas. Akumulasi moluskisida dalam tubuh keong mas dapat me mpengaruhi proses metabolisme keong mas sehingga menyebabkan kematian. Senyawa fenol dilaporkan akan menyebabkan kebocoran nutrien sel dengan cara merusak ikatan hidrofobik komponen membran sel (seperti protein dan fospolipida) serta larutnya komponen-komponen yang berikatan secara hidrofobik yang berakibat meningkatnya permeabilitas membran (Windarwati, 2011). Senyawa toksik lainnya yang terkandung dalam filtrat daun jarak pagar yaitu senyawa flavonoid. Senyawa ini bekerja sebagai inhibitor pernapasan (Agnetha; dalam Yenni dkk, 2013). Mekanisme kerja senyawa ini menyebabkan terhentinya aktifitas pernafasan pada saluran sifon yang mengganggu proses pernafasan sehingga menyebabkan kematian pada keong mas.
8
Senyawa alkaloid merupakan senyawa bersifat toksik me nyebabkan kelumpuhan dan terhentinya pernafasan (Gassa, 2011). Hal tersebut disebabkan oleh senyawa tersebut terpenetrasi ke dalam tubuh keong mas yang menyerang sistem saraf, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan terhadap sistem penghantaran impuls sel saraf ke otot dan mengakibatkan kekejangan pada organ otot serta kelumpuhan. Keadaan tersebut menyebabkan tubuh keong keluar dari cangkang serta mengeluarkan exudat/lendir. Senyawa-senyawa tersebut bersifat toksik atau racun yang terpenetrasi ke dalam tubuh keong mas dalam stadia muda, yakni berumur 7 hari yang menyebabkan kematian keong mas, sehingga efek moluskisida dari senyawasenyawa toksik tersebut dapat memutuskan siklus hidup dari keong mas. Kematian keong mas yang tinggi disebabkan oleh adanya akumulasi dari senyawa-senyawa toksik serta mudahnya terpenetrasi ke dalam tubuh keong mas. Hal ini disebabkan keong mas dalam stadia muda memiliki struktur cangkang yang tipis dan operkulum yang masih dalam tahap perkembangan. Senyawa-senyawa toksik dalam golongan saponin, alkaloid, serta flavonoid yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dapat diaplikasikan pada lahan pertanian (Wibowo dkk, 2008). Senyawa toksik dalam filtrat daun jarak pagar juga dapat diaplikasikan pada keong dewasa dalam suatu lahan pertanian. Pemberian filtrat daun jarak pagar dalam membunuh keong dewasa yakni pada saat keong melakukan aktivitas dan mobilitas pada sore hari, karena berdasarkan irama hidupnya keong mas merupakan hewan nokturnal yang aktif pada malam hari. Keong mas saat melakukan aktifitas hidup, operkulum dari keong mas akan keluar dari cangkang, sehingga kandungan senyawa filtrat daun jarak pagar akan terpenetrasi masuk ke dalam tubuh keong dan menyerang organ-organ dari keong mas tersebut. Pengendalian hama keong mas denga n menggunakan filtrat daun jarak pagar sebagai agen moluskisida nabati/botani, merupakan cara yang efektif dan efisien karena mudah dilakukan, dapat membunuh hama keong, serta ramah lingkungan.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian uji toksisitas filtrat daun jarak pagar positif berpengaruh terhadap mortalitas keong mas, terlihat dari adanya mortalitas pada setiap konsentrasi dengan menunjukkan gejala rusaknya selaput lendir yang menyebabkan tubuh diselimuti lendir, serta kekejangan pada otot sehingga tubuh keong mas keluar dari cangkang. Berdasarkan hasil nilai uji LC50, dapat diketahui konsentrasi filtrat daun jarak pagar yang dapat mematikan keong mas adalah 7 %. Saran Disarankan adanya penelitian lanjut mengenai uji toksisitas filtrat daun jarak pagar sebagai agen pestisida botani, serta pemanfaatan jarak pagar oleh petani sawah untuk mengendalikan hama keong mas.
9
DAFTAR PUSTAKA Altieri, M. A. 2004. Agroecological Bases of Ecological Engineering for Pest Management. In: G. M. Gurr, S. D. Wratten dan M. A. Altieri (Eds.), Ecological Engineering for Pest Management. p. 32 – 54. Comstock Publishing Associates, New York. Budiyono, Suharto. 2006. Teknik Mengendalikan Keong Mas Pada Tanaman Padi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol. 2, No. 2. (Online) Tersedia di http://stppyogyakarta.com/wpcontent/uploads/2009/11/IIP020206Suharto Budiyono.pdf. Diakses, 30 Oktober 2012 Chang, S.T dan P.G Miles. 2004. Mushrooms: Cultivation, Nutritial Value, Medicinal Effect, and Environmental Impact. 2nd Edition. CRC Press. Washington, D.C Gassa. 2011. Pengaruh Buah Pinang (Areca catechu) terhadap Mortalitas Keong Mas (Pomacea canaliculata) pada Berbagai Stadia. Jurnal Fitomedika Vol. 7, no. 3, APRIL 2011: 171 – 174. Hamdani, Faridz N. 2008. Pengaruh Substitusi Konsentrat Dengan Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas, Linn) Terhadap Produksi Gas Secara In Vitro. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. Khan, Ali Abid., T.S Naqvi., M.S Naqvi. 2012. Identification of Phytosaponins as Novel Biodynamic Agents: An Updated Overview. Department Zoologi, Shia P .G. College, India. Asian Journal Exp Biologi Science. Vol 3 (3). Online tersedia di http://www.ajebs.com/vol3(3)/1.pdf Nurlaeni, Yati. 2006. Aktifitas Moluskisida Ekstrak Biji Teh (Camelia sinensis) (THEACEAE) Terhadap Keong Mas (Pomacea canaliculata) (Mesogastropoda: Ampulariidae). Skripsi. Universitas Padjajaran.
Rug, Melanie., dan Andreas Ruppel. 2000. Toxic Activities Of The Plant Jatropha curcas against Intermediate Snail Hosts And Larvae Of Schistosomes. volume 5 no 6 pp 423–430 june 2000, Journal of Tropical Medicine and International Health, Germany. Suharto, Hendarsih dan Nia Kurniati. 2009. Keong Mas, Dari Hewan Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi Sawah. Hal. 387-405. (Online) Tersedia di http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_14.pdf. Diakses, 2 November 2012
10
Sumarni, Noneng. 2008. Efektivitas Tepung Daun Jarak (Jatropha Curcass Linn) Sebagai Anticacing Ascaridia galli dan Pengaruhnya terhadap Performa Ayam Kampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Tomass, Zwedneh, et al. 2011. Larvicidal Effects of Jatropha curcas L. Against Anopheles arabiensis (Diptera: Culicidea). Volume 3 (1), hal: 52-64, 2011. Department of Biology, College of Natural and Computational Sciences, Mekelle University, Addis Ababa. Windarwati, Sri. 2011. Pemanfaatan Fraksi Aktif Ekstrak Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas .Linn.) Sebagai Zat Antimikroba Dan Antioksidan Dalam Sediaan Kosmetik. Tesis. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor Yenni, E., S, Elystia., A, Kalvin., dan M, Irfhan. 2013. Pembuatan Pestisida Organik Menggunakan Metode Ekstraksi Dari Sampah Daun Pepaya Dan Umbi Bawang Putih. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1), hal: 4659 (Januari 2013) Yunidawati, W., Darma, B., B. Sengli J.D. 2011. Penggunaan Ekstrak Biji Pinang untuk Mengendalikan Hama Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck) pada Tanaman Padi. Jurnal Ilmu Pertanian Kultivar. Vol.5. No.2. Hal 83-89. Medan. Wibowo, L., Indriyati., dan Solikhin. 2008. Uji Aplikasi Ekstrak Kasar Buah Pinang, Akar Tuba, Patah Tulang, dan Daun Nimba Terhadap Keong Mas (Pomacea sp.) di Rumah Kaca. Jurnal H. Proteksi Tanaman Tropika. Vol.8. No. 1. Hal: 17-22. Bandar Lampung.
11