PERSETUJUAN ARTIKEL
Skripsi yang berjudul : PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN (SAKPA) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Gorontalo)
Oleh
RUAIDA DUMOI NIM. 921 410 056
Telah diperiksa dan disetujui dipublikasikan
ARTIKEL PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN (SAKPA) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Gorontalo) 1 RUAIDA DUMOI , IMRAN R. HAMBALI2, SITI PRATIWI HUSAIN3
[email protected] JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaru penerapan system akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) terhadap kualitas laporan keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di KPPN Gorontalo sejumlah 25 orang. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dengan terlebih dahulu mengkonversi data skala ordinal ke skala interval. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) Gorontalo. Semakin efektif penerapan Sistem akuntansi Kuasa pengguna anggaran (SAKPA) di instansi tersebut maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan menjadi semakin lebih baik.
Kata Kunci : sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA), kualitas laporan keuangan 1
Ruaida Dumoi, Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo, 2 Imran R. Hambali S.Pd.,SE.,MSA dan Siti Pratiwi Husain SE.,M.Si Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. 3 Nilawaty Yusuf, SE.,Ak.,M.Si dan Valentina Monoarfa SE.,MM Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.
Agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat (SAP) dan Sistem akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Faktor yang mendukung penyelesaian laporan keuangan dengan diterapkannya sistem komputerisasi pengelolaan keuangan negara salah satunya berupa Aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA). Pada instansi pemerintah pusat/daerah dan tidak terkecuali bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo mutlak dilaksanakan sebagai pelaksanaan tugas pengoperasian kegiatan kantor, pembuatan laporan keuangan, pemeliharaan data serta pengiriman file transaksi ke instansi yang lebih tinggi. Sejalan dilakukannya perubahan sistem pengelolaan laporan keuangan terkait penganggaran dengan bantuan Sistem Aplikasi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) dalam menilai ketepatan pelaporan keuangan berbagai masalah muncul antara lain update aplikasi secara otomatis yang disebabkan oleh perubahan peraturan perundangundangan. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi operator SAKPA, pemahaman tentang kode program, kegiatan, sub kegiatan, hingga detail pekerjaan dan MAK dengan mengacu kepada petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh departemen keuangan sehingga kiranya dapat membantu dalam penyusunan laporan keuangan dan menilai ketepatan pelaporan keuangan namun kenyataannya sistem operasinya kurang efektif. Selain itu, kurangnya pemahaman SDM (sumber daya manusia) terhadap penggunaan sistem berbasis komputer dengan bantuan aplikasi SAKPA dapat menyebabkan keterlambatan dalam pelaporan keuangan. Bagi pegawai baru tentu harus beradaptasi dan belajar dulu tentang teknis pengisian Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA). Untuk melakukan pelaporan keuangan pada setiap instansi pemerintah terkait penganggaran. Selain hal tersebut, bahwa mengingat sistem aplikasi tersebut masih terus dilakukan updating setiap tahunnya sebagai upayaupaya untuk melakukan penyempurnaan, bahwa untuk menjaga keamanan data maka data sebaiknya disimpan pada lebih dari satu media mengingat aplikasinya masih sering trouble bahkan tidak jarang terkena virus yang bisa menghilangkan dan menduplikasi data-data transaksi keuangan yang dimiliki masing-masing satuan kerja. Penyimpanan data yang tidak memadai akan menjadi kendala pada saat terjadi trouble berkenaan dengan back up data (Kppngorontalo).
Aplikasi SAKPA adalah sebuah sistem informasi akuntansi yang mengolah data penganggaran. Aplikasi SAKPA berperan sangat penting dalam hal meningkatkan kinerja pegawai pada Instansi Pemerintah (Handayani, 2013). Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER 47/PB/2009 yang dimaksud dengan pengguna anggaran adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada kementerian negara/lembaga yang bersangkutan, sedangkan yang dimaksud dengan kuasa pengguna anggaran adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari pengguna anggaran untuk mengunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. Definisi kualitas menurut Iman Mulyana (2010:96) adalah: “Kualitas diartikan sebagai kesessuaian dengan standar, diukur berbasis kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan” Berdasarkan pengertian diatas, kualitas merupakan suatu penilaian terhadap output pusat pertanggungjawaban atas suatu hal, baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu relevan, Andal, dapat Dibandingkan, dapat dipahami. ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki.
Dengan menerapkan ke empat karakteristik ini laporan keuangan pemerintah daerah akan menjadi lebih berkualitas. Karena disebabkan dengan semakin relevannya suatu laporan keuangan akan membuat suatu laporan terhindar dari pengertian yang menyesatkan, salah saji serta dapat diandalkan. Sehingga laporan tersebut dapat dibanding kan dengan laporan-laporan periode sebelumnya. Sehingga dapat mempermudah pengguna maupun pemilik/pembuat laporan keuangan untuk memahami secara keseluruhan isi laporan sebagai hasil dari laporan keuangan pemerintah daerah. METODOLOGI PENELITIAN Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Penerapan Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) dan Kualitas Laporan Keuangan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo. Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilakukan dari bulan
Oktober sampai bulan November 2014. Lokasi penelitian adalah di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah desain penelitian kausal serta melakukan pendekatan dengan studi survey. Menurut Sugiyono (2012:59), Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Sedangkan Survey menurut Nazir (1999:65), adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara factual, baik dengan institusi sosial, ekonomi dan politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Dengan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Melalui metode ini, maka dapat dilihat masalah yang akan diteliti pada masing-masing variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang menggunakan Sistem Akuntansi Instansi yaitu seluruh pegawai pada KPPN Gorontalo dengan jumlah 25 orang. Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang ada di KPPN Gorontalo. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan Kuisioner. Untuk mengukur data yang diperoleh maka perlu diadakan pengujian instrumen penelitian melalui uji Validitas dan uji Reliabilitas suatu penelitian. Menurut Arikunto (2009: 219), Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesehatan suatu instrumen yang bersangkutan, mempu mengukur apa yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Valit berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk pengujian validitas peneliti menggunakan rumus korelasi seperti yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus Korelasi Produk Moment. Rumus korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut : ∑ xy − ∑ x . ∑ y r = ∑ x −∑ x n ∑ y − ∑ y (Sugiyono, 2009:228) Dimana: r = Kofisien Kolerasi Pearson n = banyaknya responden
x = Skor setiap item y = Skor seluruh item Menurut Sugiyono (2011:121) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam pengujian reliabilitas instrumen, perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanya nomor pernyataan yang sahih saja. Pengujian reliabilitas dilakuka untuk menguji kestabilan da konsistensi instrumen dalam mengukur konsep. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan Internal Consistency, yaitu dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen ini dapat dilakuka dengan teknik belah dua (Split Half) dari Spearman Brown dengan rumus: =
2 1 +
Keterangan: : Reliabilitas internal seluruh instrumen ri rb : Korelasi Product Moment antara belahan pertama da kedua. Sumber: (Sugiyono: 2011:131) Dalam analisis regresi biasanya terdapat proses konversi data dari data skala ordinal (jenis data kualitataif) menjadi skala interval (jenis data kuantitatif) merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam pengolahan data statistik parametrik. Data ordinal yang dikonversi menjadi data interval merupakan data penelitian yang dikumpulkan dengan cara penyebaran kusioner yang jawabannya menggunakan skala likert. Persamaan regresi linear yang diperoleh melalui penaksiran OLS (Ordinary Least Squares) dapat dikatakan baik untuk menggambarkan hubungan fungsional sekelompok variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel tak bebas (variabel dependen) jika persamaan tersebut memenuhi asumsi-asumsi regresi klasik. Asumsi normalitas merupakan syarat yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan koefisien regresi, apabila data residual dari model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari hasil uji F dan uji t perlu dipertanyakan, karena statistik uji dalam analisis regresi diturunkan dari distribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi
normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: Ho : Data variabel dependen berdistribusi normal. H1 : Data variabel dependen tidak berdistribusi normal. ά
:5%
Kriteria Uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh kecil dari ά, terima Hi dalam hal lainnya. Untuk pengujian ini digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 19 dan Microsoft excel 2007.
Uji Linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, selain itu pengujian ini diharapkan dapat mengetahui taraf signifikan penyimpanan dari linearitas hubungan tersebut. Tehnik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunkan pendekatan analisis regresi. Karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel terikat (Kualitas Laporan Keuangan) dan dua variabel bebas (Penerapan Sistem Akuntansi Instansi). Maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Model yang akan di bentuk sesuai dengan tujuan penelitian adalah : Y=a+bX Dimana :Y = Nilai yang diprediksikan (Kualitas Laporan Keuangan) a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Variabel bebas (Penerapan Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran) Hipotesis akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berhubungan dengan ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (variable X) dengan Kualitas Laporan Keuangan (variable Y). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji persial (uji t). Secara persial Hipotesis penelitian yang akan diujidirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ho : рyx1 = 0 H1 : pyx1 ≠ 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t
hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t tabel ditentukan dengan tingkat signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan df = (n-k-l) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika t hitung > t tabel (n-k-l) maka Ho ditolak, Jika t hitung < t tabel (n-k-l) maka Ho diterima. Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (tarif signifikansi ά = 5%). Adapun kiriteria pengujian yang digunakan adalah: jika p value < 0,05 maka Ho ditolak, jika p value > 0,05 maka Ho diterima. Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) Tabel 1. Hasil Uji Validitas Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) Correlation Item Item1 0.881 Item2 0.494 Item3 0.700 Item4 0.858 Item5 0.871 Item6 0.715 Item7 0.849 Item8 0.930 Item9 0.857 Item10 0.659 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014 Variabel Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) (X)
r 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
Probabilitas 0.000 0.006 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan uji Validitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) (X) mempunyai nilai korelasi r-hitung yang lebih besar dari rtabel 0,32 dengan nilai probabilitas dibawah 0,05. Dan untuk variable Kualitas Laporan Keuangan, menunjukkan bahwa dari seluruh item pertanyaan ada lima pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan kelima,
duabelas, empatbelas, limabelas, dan duapuluh. Kelima pertanyaan tersebut mempunyai nilai korelasi r-hitung yang lebih kecil dari r-tabel 0,32 dengan nilai probabilitas diatas 0,05 sehingga dinyatakan tidak valid. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Keuangan Tabel 2. Hasil Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan (X) Correlation R Variabel Item Probabilitas Kualitas Laporan Item1 0.639 0.32 0.000 Keuangan (Y) Item2 0.741 0.32 0.000 Item3 0.527 0.32 0.003 Item4 0.527 0.32 0.003 Item5 0.301 0.32 0.072 Item6 0.771 0.32 0.000 Item7 0.769 0.32 0.000 Item8 0.769 0.32 0.000 Item9 0.769 0.32 0.000 Item10 0.714 0.32 0.000 Item11 0.656 0.32 0.000 Item12 0.029 0.32 0.446 Item13 0.542 0.32 0.003 Item14 0.317 0.32 0.061 Item15 0.149 0.32 0.239 Item16 0.578 0.32 0.001 Item17 0.420 0.32 0.018 Item18 0.488 0.32 0.007 Item19 0.739 0.32 0.000 Item20 0.121 0.32 0.283 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Keterangan Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah interim consistency reliability, yaitu pengujian reliabilitas yang digunakan untuk melihat konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk mengukur konsep tertentu. Teknik statistika yang digunakan untuk keperluan pengujian tersebut koefisien Cronbach’s alpha (untuk jawaban berganda) (Arikunto, 2006:196 dalam Mohamad 2013). Semakin tinggi nilai koefisien, semakin baik. Secara umum suatu instrument dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s > 0,6. Berikut tabel hasil pengujian reliabilitas terhadap masing-masing variabel. Pengujian instrumen penelitian diperoleh hasil bahwa instrumen penelitian yang dipergunakan untuk variabel sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) (X) dan kualitas laporan keuangan (Y) yang
diuji, diperoleh nilai cronbach’s alpha lebih dari 0.60 (60%) seperti yang telah disyaratkan. Uji Normalitas Data Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kuasa_Anggara Kualitas_Lap_Ke n u N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
25
25
Mean
27.4461
38.7730
Std. Deviation
7.00190
7.60773
Absolute
.182
.218
Positive
.136
.148
Negative
-.182
-.218
Kolmogorov-Smirnov Z
.909
1.088
Asymp. Sig. (2-tailed)
.380
.187
a. Test distribution is Normal.
hasil uji normalitas data dengan menggunakan KolmogorovSminornov test untuk variabel sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) (X) dan kualitas laporan keuangan (Y) nilai asymp. lebih besar dari p-value 0.05, sehingga data dinyatakan berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi ini terpenuhi sehingga data dapat gunakan untuk pengujian ke tahap selanjutnya. Hasil Uji Linearitas Tabel 4. Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares Kualitas_Lap_Keu * Kuasa_Anggaran
Between Groups (Combined)
Within Groups Total
1214.367
Mean Square
df 19
F
Sig.
63.914 1.829
.261
1 231.876 6.637
.050
Linearity
231.876
Deviation from Linearity
982.490
18
174.694
5
1389.060
24
54.583 1.562 34.939
Dari hasil pengujian linieritas seperti yang nampak pada tabel diatas, terlihat bahwa linierity berada pada tingkat signifikan 0.050 yang berarti berada pada taraf tingkat signifikansi sebesar 0.05. dengan demikian bahwa asumsi untuk linieritas telah terpenuhi.
.328
Hasil Penelitian Tabel 5. Hasil Uji-t a Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kuasa_Anggaran
Std. Error 50.957
5.850
.444
.207
Standardized Coefficients Beta
t
.409
Sig.
8.711
.000
2.147
.043
a. Dependent Variable: Kualitas_Lap_Keu
Penelitian ini melakukan analisis data dengan menggunakan pendekatan analisis regresi. Karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel terikat (Kualitas Laporan Keuangan) dan satu variabel bebas (sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA)) maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. (Sugiyono, 2012: 270). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka dilakukan uji-t. berikut hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan tabel diatas, hasil output SPSS diperoleh nilai t-hitung sebesar 2.147 lebih besar dari t-tabel 1.70814 dengan nilai signifikansi sebesar 0,043 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansi alpa 0,05 atau diatas tingkat kepercayaan > 95%. Dengan demikian penelitian ini berhasil menolah hipotesis Ho dan menerima HA yang berarti sistem sistem akuntansi kuasa pengguna anggara (SAKPA) (X) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo (Y). Dari tabel diatas, maka persamaan regresi linier sederhana yang dihasilkan dari hasil pengujian sebagai berikut. Y = 50.957 + 0.444 + e Nilai koefisien regresi variabel sistem pengendalian intern pemerintah dapat diinterpretasikan sebesar 0.444 yang dapat dideskripsikan bahwa setiap perubahan 1% yang terjadi pada kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo dapat dijelaskan oleh sistem akuntansi kuasa pengguna anggara (SAKPA) sebesar 44.4%, sedangkan sisanya sebesar 55.6% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Uji Determinasi
Tabel 6. 2 Tabel Uji Determinasi R b Model Summary Model 1
R .409
R Square a
Adjusted R Square
.167
.131
Std. Error of the Estimate 7.09312
a. Predictors: (Constant), Kuasa_Anggaran b. Dependent Variable: Kualitas_Lap_Keu
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji determinasi R mempunyai nilai R sebesar 0.409 dengan RSquare 0,167 atau sebesar 16.7%. Ini berarti bahwa sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) mempunyai hubungan cukup kuat dengan kualitas Laporan Keuangan yaitu 0.409 atau 40.9%, serta mampu menjelaskan tentang kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo sebesar 0.167 atau 16.7%. Sedangkan 83.3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Pembahasan Validitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga (LKKL) adalah salah satu syarat penting agar Laporan tersebut dianggap akuntabel. Salah satu cara untuk menjaga validitas tersebut adalah pelaksanaan penyampaian laporan keuangan secara berkala oleh satuan kerja kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dalam bentuk rekonsiliasi data SAKPA (Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran). Pada prakteknya penyampaian laporan keuangan ini mengalami kendala, dimana masih ditemukan satuan kerja yang menunda-nunda penyampaian laporan keuangannya. Kualitas pelaporan keuangan yang baik tercermin dari ketepatan waktu pelaksanaan rekonsiliasi dan ketepatan data yang telah diinput oleh operator aplikasi SAKPA (sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran). Aplikasi SAKPA sendiri adalah aplikasi akuntansi yang didesain oleh Direktorat Sistem Perbendaharaan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk memudahkan satuan kerja dalam menerapkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Apabila operator aplikasi SAKPA memiliki kinerja/prestasi kerja yang baik, maka ketepatan waktu dan ketepatan data SAI yang direkonsiliasi dengan data SAU yang ada di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara akan tercapai. Data SAI sangat penting karena data tersebut berada pada tingkat yang paling rendah atau paling awal dari laporan keuangan yang wajib disusun oleh masingmasing pengguna anggaran. Sehingga memegang peranan penting dalam 2
hal pertanggungjawaban keuangan negara. Jika data ini tidak akurat, tidak tepat waktu, atau kombinasi dari kedua kondisi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa pertanggungjawaban keuangan negara pada tingkat Kementerian maupun tingkat Konsolidasian (dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Pusat) telah gagal diemban oleh Pemerintah. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo. Dengan adanya aplikasi keuangan ini jelas sangat membantu, karena tidak seperti mengerjakan manual yang harus benar-benar mengerjakan dari awal sampai akhir, setiap angka-angka dan akun-akun akan terotomatis dengan sendiri karena sudah terprogram. Dokumen-dokumen sumber yang sudah diproses oleh SAI dengan bantuan aplikasi SAKPA tersebut kemudian dilakukan rekonsiliasi atau pencocokan data transaksi antara SAI dengan KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) Gorontalo. KPPN Gorontalo merupakan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang berada dibawah naungan Kementerian Keuangan yang bertugas untuk mencairkan dana serta mengelola arus kas masuk dan arus kas keluar yang ada di Instansi Pemerintahan. Setelah hasil dari rekonsiliasi atau pencocokan data transaksi tersebut sama antara SAI dengan KPPN, kemudian di keluarkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang berarti pencatatan yang ada di SAI sudah sama dengan pencatatan yang ada di instansi terkait dengan yang ada di KPPN Gorontalo. Penggunaan Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) pada KPPN Gorontalo berdasarkan analisis deskriptif bahwa operator pengguna SAKPA sangat terbantu dengan adanya buku panduan dalam menjalankan operasi system tersebut. Buku panduan digunakan untuk membantu mengoperasikan komputer, membimbing user dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menjalankan program ini. Selain itu, Perangkat lunak (Software) yang digunakan oleh KPPN sudah sangat baik dimana sistem operasi (operating system) dan software aplikasi (software Application) sudah semakin canggih. Dengan perangkat lunak yang sangat canggih tersebut dapat dilakukan proses transaksi yang semakin baik, cepat dan akurat. Sehingga dengan demikian Laporan yang dihasilkan oleh program SAKPA pada KPPN Gorontalo menjadi lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013) bahwa aplikasi SAKPA sangat efektif dan efesien dalam meningkatkan kinerja pegawai bagian
keuangan hal ini dilihat dari informasi yang dihasilkan aplikasi SAKPA akurat, relevan, tepat waktu, lengkap dan ringkas. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian dari Nento (2012) dan Abidin (2013) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi instansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran (SAKPA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo. Dengan adanya aplikasi keuangan ini jelas sangat membantu, karena tidak seperti mengerjakan manual yang harus benar-benar mengerjakan dari awal sampai akhir, setiap angka-angka dan akun-akun akan terotomatis dengan sendiri karena sudah terprogram. Sehingga dengan adanya system ini, laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas. SARAN Pelatihan SAKPA harus semakin ditingkatkan intensitasnya, baik oleh Kementerian keuangan dan instansi vertikal dibawahnya, maupun oleh organisasi atau instansi dimana operator SAKPA bekerja. Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil uji determinasi yang diperoleh sebesar sebesar 0.167 atau 16.7% sistem akuntansi kuasa pengguna anggaran dalam menjelaskan tentang kualitas laporan keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gorontalo dan 83.3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Maka kepada para para peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang serupa agar dapat menggunakan variabel lain seperti pengalaman kerja, motivasi kerja, pelatihan, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Ardan (2013). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo) Skipsi UNG. Bastian Indra. 2002, Sistem akuntansi sector public. Buku 1 Jakarta: salemba Empat. Belkaoui (2006). Teori Akuntansi. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Chairil & Ghozali (2001). Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Dwiyanti, Rini (2010). Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi ketepatan waktu Pelaporan keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Fatmawati (2010. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (UNG). Pedoman Karya Ilmiah. Gade & Wasif (2005). Akuntansi Keuangan Menengah 1. Edisi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Gade (2002). Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Graha Ilmu. Greuning (2005). Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Jakarta: Salemba Empat. Hariyanto, Bambang. 2003, Sistem Operasi Lanjut. Edisi Pertama. Bandung : Informatika. Harahap, Sofyan Safri, 2005. Teori Akuntansi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Handayani, Wulan Sari. 2013. Penggunaan Aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (Sakpa) Dalam Rangka Menigkatkan Kinerja Pegawai Pada Pengadilan Negeri Lhokseumawe. Jurnal Jurusan Komputerisasi Akuntansi, STMIK U’Budiyah Indonesia, Banda Aceh Ikatan Akuntansi Indonesia (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indudewi (2012). Akuntansi Keuangan 1. Semarang: University Press. Indriasari, Desi. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. SNA XI. Pontianak. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan, tentang Modul Sistem Akuntansi Instansi. Mamduh (2009). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Empat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mardiasmo. 2004, Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntans, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi (2002). Auditing. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Mustafa dkk (2008). Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keterandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Kendari. Skripsi: Kendari. Narko. 2007. Sistem Akuntansi Penerbit Yayasan Pustaka Nusantara.
Nento. (2012). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo). Skripsi UNG. Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Instansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Peraturan Perundang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Peraturan Pemrintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. kementrian Negara/lembaga/kantor/satuan kerja. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER- 20/PB/2011. Tanggal 7 April 2011. Tentang tata cara pelaksanaan penggunaan anggaran melalui pemberian kuasa atas kuasa pengguna anggaran. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Widjajanto, Nugroho, 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Erlangg a, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta http://www.Kppngorontalo.com.