LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL Skripsi yang berjudul βHubungan Motivasi Berprestasi Siswa dengan Hasil Belajar Matematikaβ
Oleh
NISFAH M. SALEH NIM. 411 410 016
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Siswa degan Hasil Belajar Matematika (Studi Penelitian di Kelas IX SMP Negeri 7 Telaga Biru) Oleh 1
Nisfah M. Saleh, Sumarno Ismail*, Nursiya Bito** 411410016
Jurusan Matematika, Program Studi S1 Penidikan Matematika F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK Nisfah M. Saleh (2015). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Siswa degan Hasil Belajar Matematika (Studi Penelitian di Kelas IX SMP Negeri 7 Telaga Biru). Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, Pembimbing II Nursiya Bito, S.Pd, M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi siswa dengan hasil belajar matematika. Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian survei yang menggunakan teknik korelasional. Berdasarkan jenisnya, ada 2 variabelyang diteliti yaitu motivasi berprestasi (X) dan hasil belajar matematika (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 7 Telaga Biru sebanyak 60 orang yang tersebar pada 3 kelas, yang juga merupakan sampel dalam penelitian ini dimana pengambilan instrumen digunakan pada penelitian ini terdiri dari angket untuk motivasi berprestasi dan tes untuk variabel hasil belajar matematika, yang telah dilakukan uji validasi dan reliabilitas melalui uji statistik. Pengujian hipotesis dalam penelitin ini menggunakan analisis regresi korelasi sederhana. Analisis ini digunakan untuk menyelidiki hubungan motivasi berprestasi (X) edngan hasil belajar matematika (Y). Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika yang ditunjukkan oleh nilai (rxy) sebesar 0,52. Dan pengaruh yang cukup berarti antara motivasi berprestasi denga hasil belajar matematikayang ditunjukkan oleh koefisien determinasi (rxy)2 sebesar 0,27. Hal ini berarti ada sebesar 27% kontribusi tingkat motivasi berprestasi (X) terhadap hasil belajar matematika (Y) melalui persamaan regresi πΜ = π + ππ = 0,812 + 0,72π.
Kata Kunci: Motivasi berprestasi, hasil belajar matematika
1
Nisfah M. Saleh, 411410016, Jurusan Matematika, Program Studi S1 Pendidikan Matematika, Fakultas MIPA, Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, Nursiya Bito, S.Pd, M.Pd
PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujdkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuasaan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hafid, ddk, 2013: 178). Proses pembelajaran merupakan upaya memenuhi salah satu hak individu dalam bidang pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan proses pembelajaran tersebut adalah mengembangkan pendidikan siswa melalui pembelajaran matematika. Kenyataan yang terjadi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika bahwa jika tidak ada konsekuensi tugas harus dikumpul maka hanya sebagian kecil saja yang menegerjakan tugas. Hal lainnya, apabila siswa diminta mengerjakan tugas yang dapat mereka kerjakan maka motivasi siswa meningkat, namun yang akan terjadi sebaliknya jika tugas yang diberikan terasa sulit. Hal inilah yang menjadi kebiasaan yang kurang baik pada diri siswa dalam belajar. Dengan rendahnya motivasi siswa tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa pada pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika. Hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang studi matematika, motivasi berprestasi siswa kelas VIII pada tahun 2013/014 yang sekarang menjadi kelas IX pada tahun ajaran 2014/2015 dalam belajar matematika secara umum relatif rendah, serta rumus-rumus yang rumit dan soal-soal yang sulit dipecahkan membuat siswa takut pada pembelajaran matematika. Sementara itu hasil ujian menunjukkan tentang ketuntasan hasil belajar matematika siswa cenderung dibawah nilai ketuntasan minimal di SMP Negeri 7 Telaga Biru. Oleh sebab itu masalah dalam penelitian ini adalah βHubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Matematikaβ. KAJIAN TEORI A. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah sesuatu yang menjadi pendorong yang timbul dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari standarnya sendiri atau orang lain. Untuk itu motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar (Uno, 2012: 105). Untuk itu peran guru sangat penting dalam menumbuhkan motivasi siswa, sebab dalam kegiatan mengajar juga diperlukan motivasi ekstrinsik. Menurut Sardiman (2010: 85) ada tiga fungsi motivasi, yakni: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Tidak hanya peran guru saja, tetapi dijelaskan oleh Fasti (Agustin, 2011: 2122) bahwa motivasi berprestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua dan keluarga. Hasil-hasil kebudayaan seperti hikayat-hikayat yang berisi pesan tentang tema-tema prestasi yang diberikan kepada seorang anak bisa mendorong untuk, meningkatkan prestasinya. Konsep diri yang ada pada diri individu juga memegang peranan penting dalam menimbulkan motivasi berprestasi, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi dalam diri individu untuk melakukan hal tersebut. Semua orang memiliki motivasi berprestasi yang berbeda-beda sesuai dengan kekuatan dan kebutuhan akan prestasi tersebut. Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Motivasi berperan penting dalam setiap pencapaian tujuan seseorang. Uno (dalam Uno dan Rauf, 2008: 106) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah: 1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama. 2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh. 3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar. 4. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 5. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah. Berdasarkan beberapa penjelasan yang ada, maka seorang anak yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan berakibat buruk terhadap prestasi akademiknya. Oleh karena itu, motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar, karena jika segala sesuatunya itu dipaksakan maka akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Hal ini merupakan pertanda bahwa jika sesuatu yang dikerjakan itu tidak dengan termotivasi maka akan membuat seseorang tidak mencapai tujuannya B. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar matematika adalah sesuatu yang diperoleh atau penguasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika yang digambarkan melalui nilai atau skor. Untuk itu melalui nilai dan skor tersebut seorang guru dapat mengetahui tingkat kemajuan siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (Sudjana, 2009 :22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Diantara ketiga ranah itu, yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah adalah ranah kognitif karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Menurut Benyamin Bloom (Sudijono, 2009: 50) segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang
proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah: (1) Pengetahuan/ hafalan/ ingatan (knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (application), (4) Analisi (analysis), (5) Sintesis (synthesis), dan (6) Penilaian (evaluation). METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yakni motivasi berprestasi (X), dan hasil belajar matematika siswa (Y). A. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pnelitian ini adalah lembar angket motivasi berprestasi siswa, dan lembar tes hasil belajar matematika. B. Variabel Penelitan Dalam penelitian yang menjadi variabel penelitiannya adalah motivasi berprestasi siswa (variabel bebas) dan hasl belajar matematika (variabel terikat). C. Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini berasal dari subjek penelitian yang terdiri dari peserta didik kelas IX SMP Negeri 7 Telaga Biru Tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 60 siswa. PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dari 60 orang siswa kelas IX SMP Negeri 7 Telaga Biru diperoleh skor minimum 50, maksimum 90. Dan menunjukkan bahwa terdapat 13 orang siswa atau 21,7% yang memperoleh skor motivasi berprestasi sekitar rata-rata (nilai rata-rata 70,8), ada 22 orang 36,7% yang memperoleh skor dibawah rata-rata, dan ada 25 orang atau 41,6% yang memperoleh skor di atas rata-rata. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel 1 berikut.
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Kelas Frekuensi Frekuensi Frekuensi Interval Kumulatif Relatif 50 - 55 7 7 11,7 % 56 - 61 6 13 10 % 62 - 67 9 22 15 % 68 - 73 13 35 21,7 % 74 - 79 11 46 18,3 % 80 - 85 8 54 13,3 % 86 - 91 6 60 10 % Jumlah 60 100 %
Sementara data tes hasil belajar dari 60 orang siswa kelas IX SMP Negeri 7 Telaga Biru diperoleh skor minimum 20, maksimum 80. Dan menunjukkan bahwa terdapat 15 orang siswa atau 25% yang memperoleh skor hasil belajar sekitar rata-
rata (nilai rata-rata 52,4), ada 21 orang atau 35% yang memperoleh skor dibawah rata-rata, dan ada 24 orang atau 40% yang memperoleh skor diatas rata-rata. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel 2 berikut. Tabel 2 No 1 2 3 4 5 6 7
Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Frekuensi Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif Kumulatif 20 - 28 2 2 3,3 % 29 - 37 7 9 11,7 % 38 - 46 12 21 20 % 47 - 55 15 36 25 % 56 - 64 11 47 18,3 % 65 - 73 9 56 15 % 74 - 82 4 60 6,7 % Jumlah 60 100 %
Dari hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika menghasilkan arah regresi b sebesar 0,72 dan konstanta a sebesar 0,812. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi πΜ = π + ππ = 0,812 + 0,72π. Tabel 3 Ringkasan Anava Variabel x dan y Uji Signifikan dan Uji Linieritas Sumber Dk JK RJK Variasi Total 60 173100 Reg.a 1 159135 159135 Reg.b 1 3771,36 3771,36 Sisa 58 10193,64 175,75 Tuna Cocok 31 -155085 -155085 Galat 27 165278 5331,56 Keterangan: dk : Derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Persamaan Regresi berbentuk linier * : Persamaan Regresi Signifikan
Fhitung
Ftabel
21,46*
4,0
-1,08**
1,85
Dari hasil uji signifikan diperoleh Fhitung = 21,46 untuk taraf nyata Ξ± = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 58 diperoleh πΉπ‘ππππ = πΉ(πΌ)(π1)(π2) = πΉ(0,05)(1)(58) = 4. Dengan kriteria pengujian jika Fhitung β₯ Ftabel maka persamaan regresi signifikan, dalam hal lain jika Fhitung < Ftabel maka persamaan regresi tidak signifikan pada taraf signifikan Ξ± = 0,05. Karena Fhitung = 21,46 > Ftabel = 4, berarti persamaan regresi πΜ = π + ππ = 0,812 + 0,72π, adalah signifikan.
Nilai Fhitung = -1,08 untuk taraf nyata Ξ± = 0,05 dengan dk pembilang = 31 dan dk penyebut = 27 diperoleh F(0,05)(31)(27) = 1,85. Dengan kriteria pengujian jika Fhitung β€ Ftabel maka persamaan regresi berbentuk linier, dalam hal lain jka Fhitung > Ftabel maka persamaan regresi tidak berbentuk linier pada taraf signifikansi Ξ± = 0,05. Karena Fhitung = -1,08 < Ftabel = 1,85, berarti persamaan regresi πΜ = π + ππ = 0,812 + 0,72π berbentuk linier Untuk uji korelasi sederhana didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,52, sedangkan besar koefisien determinasi (r2) motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika adalah 0,27 atau 27%. B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian yaitu hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika. Dari analisis diperoleh persamaan regresi antara tingkat motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika adalah πΜ = π + ππ = 0,812 + 0,72π, model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan skor motivasi berprestasi akan diikuti oleh peningkatan skor hasil belajar matematika sebesar 0,72 unit pada konstanta 0,812. Agustin (2011: 22) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan dan mengarahkan seseorang untuk mencapai prestasi. Untuk itu motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Karena jika seorang siswa memiliki motivasi berprestasi dalam belajar maka dia akan berusaha atau nerjuang untuk meningkatkan hasil belajar. Nilai koefisien korelasi antara tingkat motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika (rxy) sebesar 0,52. Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan antara tingkat motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika alah hubungan positif dan cukup tingggi. Hal ini ditunjukkan pula oleh koefisien determinasi (r2) sebesar 0,27 atau menunjukkan 27%. Artinya ada sebesar 27% kontribusi tingkat motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika. Sementara untuk 73% sisanya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor motivasi berprestasi terhadap hasil belajar, diantaranya faktor minat, bakat, intelegensi, kebiasaan belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lain-lain. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian dan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 7 Telaga Biru dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika. Ini berarti bahwa motivasi berprestasi memberi kontribusi positif pada peningkatan hasil belajar matematika. Kontribusi motivasi berprestasi dalam peningkatan hasil belajar matematika tersebut sebesar 27%.
DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Al Amin. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kemampuan Memahami Bacaan Siswa Sekolah Dasar Gugus Batu Seribu, Grogol, Sukoharjo. Jurnal Pendidikan, Volume 22 Nomor 1 Maret 2013. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bito, Nursya. 2009. Pembajaran Berdasarkan Masalah Untuk Sub Materi Pokok Prisma Dan Limas Di Kelas VIII SMP N 11 Gorontalo. Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Surabaya. Hafid, dkk. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Iswanti, Yustiana W. 2001. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Peran Orang tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Tarakanita I. (http://www.stikstarakanita.ac.id/files/Jurnal%20Vol.%202%20No.%202/176.%20Pengaruh%20 Motivasi%20Berprestasi%20_Sr.pdf di akses tanggal 04-04-2014).
Kaku, dkk. 2012. Hubungan Kualitas Pembelajaran dan Sikap Terhadap Matematika dengan motivasi berprestasi Mahasiswa. UNG: Jurnal penelitian pendidikan matematika. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Guru, Karyawan dan Penelitian. Bandung: Alfabeta. Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ratumanan, Tanwey. Laurens, Theresia. 2003. Evaluasi Hasil Belajar. Univessa University Press. ISBN: 979-643-964-6. Santoso, Fransiskus G.I. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Motivasi Berpestasi Belajar Matematika Pada Siswa SMP. Jurnal FPMIPA Vol. 01 No. 02. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Siregar, Rosliana. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terdap Hasil Belajar Matematika di SMP Negeri 11 Medan. Medan: Universitas Negeri Medan. (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-21992055020387%20bab%20II.pdf di akses pada tanggal 05-04-2014). Sofyan, Herminarto. Uno, Hamzah. 2003. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Uno, Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah. Rauf, A.Karim. 2008. Desain Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah. Uno, Hamzah. Umar, Masri Kudrat. 2009. Mengelola Lecrdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara.