LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAPKOMPETENSI BELAJAR SISWA DI MAN MODEL GORONTALO
OLEH NURWATI SUDIN 231 409 066
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MANM ODEL GORONTALO Nurwati Sudin, Darwin Une, Resmiati Yunus Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Nurwati sudin. 231 409 066. 2013. Pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. (suatu penelitian di Man Model Gorontalo). Skripsi. Program Studi S1 Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Bapak Drs. H. Darwin Une, M.Pd Sebagai Pembimbing I dan Ibu Dra. Hja. Resmiyati Yunus, M.Pd Sebagai Pembimbing II. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah layanan bimbingan belajar berpengaruh terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dan mengunakan Random Sampling di Man Model Gorontalo. Populasi pada penelitian ini diambil 11 rombongan belajar pada kelas X, dengan teknik pengambilan sampel mengunakan teknik random sampling yakni sebanyak 27 orang siswa yang dijadikan sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan besaran-besaran statistik, diperoleh yakni nilai x2=5 dimana x2hitung lebih kecil dari x2tabel yakni sebesar 6,046 ≤ 11,070 pada variabel X sedangkan variabel Y diperoleh harga sebesar 10,94 ≤ 11,070, karena x2hitung ≤ x2tabel, maka H0 diterima atau populasi memiliki varians yang homogen (sama). Layanan bimbingan belajar berpengaruh pada kompetensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, sehingga secara statistik hasil penelitian terterima pada taraf nyata α = 0,05.Layanan bimbingan belajar dan kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah secara dominan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa itu sendiri. Kata Kunci. Layanan bimbingan belajar terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah diman Model Gorontalo
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar sesungguhnya tidak lepas dari peran guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai tujuan yang hendak dicapai. Kualitas pembelajaran tersebut tampak pada hasil akhir, baik pada ulangan harian pada tiap akhir satu Kompetensi Dasar, maupun pada akhir semester. Salah satu keberhasilan siswa tergantung pada gurunya yang mendidik dalam memberikan layanan bimbingan dalam belajar. Oleh kerana itu, kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor seperti guru dan siswa yang terlibat langsung dalam aktivitas pembelajaran, disamping faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi proses pembelajaran. Siswa merupakan salah satu komponen yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran perlu mendapat perhatian yang cukup dari guru. Peran guru sebaiknya merancang berbagai aktivitas yang dapat membangkitkan motivasi bagi siswa dalam meningkatkam kompetensi mereka terhadap materi ajar sehingga ilmu yang didapatkan menjadi pengetahuan permanen yang dimilikin
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa ataupun mahasiswa telah melakukan tugas belajar dengan baik, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang diharapkan tercapai. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah-laku yang diharapkan tercapai oleh anak didik setelah proses belajar. Tujuan layanan bimbingan belajar adalah suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketika hendak menentukan tujuan pembelajaran, maka yang perlu diperhatikan kebutuhan anak didik. Keberhasilan siswa dibidang pendidikan banyak ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penataan pelaksanaan proses bimbingan belajar dikelas yang merupakan inti pendidikan karena dengan adanya proses pengajaran sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai dalam kepribadian siswa dimasa yang akan datang. Melalui proses bimbingan
belajar,
sehingga
memudahkan
siswa
dalam
belajar
serta
meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Adanya bimbingan belajar memiliki peranan sangat penting dalam membantu siswa, mengarahkan, membimbing serta membantu memilih kegiatan yang dapat mengembangkan potensi siswa dalam belajar. Selain itu, program bimbingan belajar diharapkan dapat memandirikan siswa untuk memiliki sikap dan komitmen belajar yang positif serta memberikan pemahaman tentang pentingnya belajar sebagai sarana mencapai cita-cita dan harapan di masa depan.
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Pola umum kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik dan bahan ajar sebagai perantaranya. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar serta kemampuan anak didik. Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dengan kebiasaan berpikir dan bertindak. Kemampuan yang telah dicapai peserta didik dalam ketuntasan kompetensi dapat menjadi modal utama untuk bersaing, kerena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan. Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo merupakan salah satu sekolah yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Agama Provinsi Gorontalo. Sekolah ini menyelenggarakan pendidikan dengan kurikulum umum dan keagamaan. Proses pembelajaran berlangsung, dengan dukungan ketersediaan tenaga guru yang memadai, sehingga para guru di sekolah ini memiliki cara tersendiri untuk mengorganisasikan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran sejarah di kelas. Layanan bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh guru MAN Model Gorontalo memiliki implikasi terhadap hasil belajar siswa. Bila dibandingkan dengan pola belajar biasa, melalui pemberian layanan bimbingan belajar, siswa lebih memiliki kompetensi belajar secara maksimal. Kegiatan layanan bimbingan
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
belajar mencakup penyelesaian kesulitan belajar, kesulitan menerima pelajaran, dan dukungan fasilitas belajar bagi siswa. Menurut Winkel (dalam Ketut Dewa Sukardi, 2009:56) bahwa: Bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta, menyiapkanya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar disuatu institusi pendidikan. Sebagian besar waktu dan perhatian orang muda tercurahkan pada kepentingan belajar di sekolah. belajar disekolah pada zaman sekarang juga menjadi makin kompleks, baik dalam jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan program studi maupun dalam hal materi yang harus dipelajari. Kekeliruan dalam memilih program studi di tingkat pendidikan menengah dan tingkat pendidikan tinggi dapat membawa akibat fatal bagi kehidupan seseorang. Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi-materi program studi kelanjutan akan timbul kesulitan. Pembentukan kepribadian siswa melalui bantuan-bantuan yang diberikan oleh guru dengan harapan untuk lebih memaksimalkan potensi akademik, dan juga untuk memperkuat jatidiri siswa. Guru berperan penting dalam bimbingan belajar seperti ini. Gurulah yang memberikan asuhan, perhatian, dan perlakuan yang baik, sehingga secara normatif siswa dapat menemukan kembali eksistensi belajarnya. Menurut Nini Subini, dkk (2012:110) bahwa: Peran guru sebagai pembimbing harus berusaha membimbing anak didik agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya. Guru juga harus membing anak agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian ini dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Layanan bimbingan belajar sangat erat kaitannya dengan siswa, baik secara individual maupun kelompok. Kedua bentuk layanan ini memiliki pola yang
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
berbeda, tergantung pada karakteristik individu maupun dinamika kelompok yang berkembang di kelas. Menurut Sitti Hartinah (2009:4) bahwa: Layanan bimbingan belajar dapat dibedakan menjadi dua sesuai jenis pendekatan yang dilakukan. Pertama, bentuk layanan bimbingan individual yakni bimbingan yang diberikan secara perorangan. Kedua, bentuk layanan yang diberikan secara kelompok yakni bimbingan yang dilaksanakan secara kelompok terhadap sejumlah individu sekaligus, sehingga beberapa orang atau individu dapat menerima bimbingan yang dimaksud. Sebagaimana dikemukakan oleh Dede Rahmat Hidayat dan Herdi (2013:114) bahwa: Peranan atau fungsi pembimbing (konselor/guru) dalam melakukan kegiatannya ialah untuk mendorong perkembangan individu, membantu memecahkan masalah, dan mendorong tercapainya kesejahteraan (well being) individu secara fisik, psikologi, intelektual, emosional, maupun spritual. Sebelum berbicara tentang kompetensi belajar siswa, kompetensi guru sebaiknya harus dipahami sebagai bagian integral dalam mengenali kompetensi siswa. Kompetensi guru berkaitan dengan kemampuan guru dalam meramu, memperlakukan, memprogramkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pembelajaran, sehingga implikasi terakhirnya ialah meningkatkanya kompetensi belajar siswa. Jejen Musfah
(2011:30-54)
menguraikan kompetensi guru mencakup
empat komponen utama, yang mencakup: (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya,tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan katalain efisien. Gie (dalam Nini Subini, dkk, 2012:134) menyatakan bahwa efisien adalah sebuah kobsep
yang mencerminkan
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Dengan demikian,ada dua macam efesiensi belajar yang dapat dicapai siswa,yaitu: (1) efesiensi usaha belajar, dan (2) efesiensi hasil belajar. perkembangan selanjutnya, Muhibbin Syah (2012:153) menguraikan bahwa: Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu: (1) motivasi instrinsik; (2)motivasi ekstrinsik.Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakuakn tindakan belajar. Termaksud dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhanya terhadap materi tersebut,misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman lain diluar fungsi sekolah. Misalnya persiapan hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spritual, bagaimana memili pekerjaan dimasyarakat, hasil belajar yang bersangkutan dengan tangung jawab sosial tingka laku sosial anak dan sebaginya. Pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara Substansif, Menurut Aman (2011:57) materi sejarah: 1) Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik; 2) Membuat khasanah mengenai perdaban bangsa-bangsa, termaksuk peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia dimasa depan; Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
3) Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disentegrasi bangsa; 4) Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; 5) Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertangung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asalusul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ingin dikaji, maka dalam penelitian ini akan digunakan metode korelasional untuk melihat gambar secara umum mengenai pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di MAN Model Gorontalo. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni: (1) pengaruh layanan bimbingan belajar (X), dan (2) kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (Y).
Kedua jenis data ini pada dasarnya merupakan
dua
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
variabel korelasi untuk memperoleh hubungan atau pengaruh antara variabel X dan Variabel Y.. Instrumen yang diedarkan kepada siswa dimaksudkan untuk melihat layanan bimbingan belajar siswa dengan jumlah 35 butir soal (lihat Lampiran 8). Hasil perhitungan numerik pengujian validitas tes (rhitung) yang dikorelasikan dengan rdaftar product moment, dengan derajat kepercayaan α = 0,05 (n = 28) diperoleh rtabel = 0,334. Semua item soal diperoleh rhitung > rdaftar (Lampiran 4), maka soalsoal dinyatakan valid dan dapat dijadikan instrumen penguji layanan bimbingan belajar siswa. A. Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Keberhasilan siswa dibidang pendidikan banyak ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penataan pelaksanaan proses bimbingan belajar di kelas yang merupakan inti pendidikan karena dengan adanya proses pengajaran sehingah siswa dapat mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
serta nilai dalam kepribadian siswa di masa yang akan datang. Dalam membimbing, agar memudahkan siswa dalam belajar serta meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi merupakan segala sesuatu yang akan dimiliki peserta didik dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran. Kompetensi mampu memberikan petunjuk yang jelas terhadap materi yang akan dipelajarinya. Setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dengan kebiasaan berpikir dan bertindak. Kemampuan yang telah dicapai peserta didik dalam ketuntasan
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
kompetensi dapat menjadi modal utama untuk bersaing, kerena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan.Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh siswa, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Berkaitan dengan perumusan tersebut, maka kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan diamati.. Pencapaian keberhasilan siswa dalam belajar, ditopang oleh adanya bimbingan belajar secara proporsional. Pelaksanaan bimbingan ini dapat secara individual maupun kelompok. Secara individu bila ada siswa tertentu sangat sulit untuk belajar atau mengalami kasus-kasus tertentu yang membutuhkan penyelesaian secara personal. Guru memberikan pola bimbingan dengan keseringan berinteraksi dengan siswa tersebut, kemudian menentukan langkahlangkah konkret untuk membantu siswa menyelesaikan masalah belajarnya. Secara kelompok, guru memetakan potensi masalah belajar siswa, kemudian mengambil masalah-masalah atau kasus-kasus yang memiliki kemiripan, kemudian memilih pendekatan atau metode tertentu, kemudian guru membimbing siswa secara berkelompok untuk bersama-sama melakukan penyelesaian. B. Pengaruh Layanan Bimbingan Belajar Layanan bimbingan belajar dapat dikatakan sebagai sebuah proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk menstimulasi kepada siswa, dalam meningkatkan kompetensi belajarnya. Ada tiga hal pokok yang dianalisis pada variabel ini yakni: (1) kesulitan belajar, (2) kesulitan menerima pelajaran, dan (3) kurangnya fasilitas belajar.
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
Kesulitan belajar merupakan masalah umum yang ditemukan pada hampir semua siswa. Dua faktor utama yang mempengaruhi ialah faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal merupakan kesulitan belajar yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat dilihat dari tingkat minat terhadap materi yang disajikan oleh guru, sedangkan faktor eksternal merupakan kesulitan belajar yang dialami siswa dari luar dirinya sendiri berupa pengaruh lingkungan di sekitarnya. Adanya masalah di atas, kemudian mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran yang disajikan. Siswa tidak mampu menunjukkan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotornya selama proses pembelajaran berlangsung. Ketiga ranah ini menyebabkan siswa sangat sulit menempatkan dirinya sebagai individu yang selalu siap untuk menerima materi pembelajaran. Meskipun demikian, penyebab lain ialah ketersediaan fasilitas belajar yang memadai. Mata pelajaran sejarah sudah barang tentu harus didukung oleh fasilitas berupa museum, dokumen-dokumen sejarah, laboratorium, atau situs-situs sejarah.
Hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
menunjukkan
adanya
kecenderungan siswa kurang bersemangat untuk menerima pelajaran sejarah tanpa adanya dukungan fasilitas yang memadai. C. Kompetensi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Hasil tes terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, dilakukan dengan mengacu pada lima indikator, yakni: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) keterampilan, (4) nilai, dan (5) sikap. Jumlah butir soal tes secara keseluruhan sebanyak 35. Kelima indikator ini disajikan dalam bentuk tes dan
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
diberikan kepada para
siswa
sebagai sampel penelitian sejumlah 27 orang.
Secara deskriptif, hasil tes dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada indikator pertama dengan skor maksimal 252, dari 9 soal diperoleh jawaban benar sebanyak 131 atau 51,98%, pada indikator kedua dari 8 soal dengan skor maksimal 224 diperoleh jawaban benar sebanyak 113 atau 50,45%. Indikator ketiga dengan skor maksimal 280, soal yang diberikan sebanyak 10 butir, dan jawaban benar sebanyak 147 atau 52,50%, pada indikator keempatdengan skor maksimal 168 disediakan sebanyak 6 butir pertanyaan dan diperoleh jawaban benar sebanyak 95 atau 56,55%, sedangkan pada indikator terakhir dengan skor maksimal 56 dari dua pertanyaan yang diajukkan, diperoleh 31 jawaban benar atau 55,36%. Untuk mengetahui adanya keterakaitan anatar variabel X dan variabel Y diperlukan Hasil pengujian data terhadap layanan bimbingan belajar, sehinggah dapat diperoleh melalui pengujian normalitas data, untuk mengetahui adanya data yang diperoleh apakah terdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dalam pengujian hipotesis yaitu dengan mengunakan uji t. Pengujian ini dimaksud untuk melihat adanya keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Setelah dilihat dalam pengujian Normalitas data terdapat keterkaitan anatara variabel X yaitu layanan bimbingan belajar dan variabel Y Kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, pengujian data terhadap layanan bimbingan belajar diperoleh data bahwa layanan bimbingan belajar, berada pada taraf nyata sehingah hipotesis berdistribusi normal.
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
Seperti dalam hasil pengujian data terhadap layanan bimbingan belajar diperoleh data bahwa layanan bimbingan belajar berada pada tarafnyata karena χ2 = 6,046 sedangkan untuk χ2 = 11 ,070, sehingga χ2 < χ2 atau 6,046 < 11,70, sehingga hipotesis berdistribusi normal diterima pada taraf nyata a =0,05 dan dk. Sedangkan data hasil pengujian kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, diperoleh data juga pada taraf nyata, karena χ2 = 10,94 sedangkan untuk χ2 = 11,070, sehingga χ2hitung < χ2tabel atau 10,94 <11,070, maka hipotesis berdistribusi normal dan diterima pada taraf nyata a = 0,5. Penjelasan di atas menyangkut tentang layanan bimbingan belajar terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah saling berkaitan sehingga hipotesis layanan bimbingan belajar berdistribusi normal. Kedua indikator Variabel X dan Variabel Y saling mempengaruhi dengan adanya layanan bimbingan belajar dapat mempengaruhi kompetensi belajar siswa. Keberhasilan belajar dicapai dengan adanya Layanan bimbingan Belajar yang dapat diberikan Oleh Guru pembimbing atau Guru mata pelajaran tertentu, dengan mengetahui adanya keterkaitan antara Layanan Bimbingan Belajar dapat diuji Cobakan Mengunakan Statistik Uji t. Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik dan uji hipotesis penelitian, maka pada dasarnya dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa layanan bimbingan belajar berpengaruh pada kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. secara korelatif, dapat dikatakan kompetensi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh layanan bimbingan belajar yang disediakan oleh guru maupun sekolah.
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan hasil perhitungan (lihat Lampiran 3), diperoleh yakni nilai χ2 = 5 dan bila dilihat pada tabel distribusi χ2 = 11,070, karena χ 2hitung ≤ χ2tabel, maka H0 diterima atau populasi memiliki varians yang homogen (sama). 2. Layanan bimbingan belajar berpengaruh pada kompetensi hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, sehingga secara statistik hasil penelitian terterima pada taraf nyata α = 0,05 3. Layanan bimbingan belajar dan kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah secara dominan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa itu sendiri. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut. 1) Guru dapat menjadikan layanan bimbingan belajar sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah pembelajaran individual siswa. 2) Diperlukan perhatian secara berkesinambungan terhadap kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. DAFTAR RUJUKAN Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: PT Ombak SittiHartina. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.
Dede RahmatHidayatdan Herdi. 2013. Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Syamsuddin AbinMakmun. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Jejen Mustafah. 2009. Motivasi Siswa di kelas Gagasan dan Strategi. Jakarta: PT Rineka Cipta .2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta NK. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Nini Subini, dkk. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Arikunto. 2006. Manejemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alvabeta Ketut DewaSukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta Supriyono Widodo dan Ahmadi Abu. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta MuhibbinSyah. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pres Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrapsi). Jakarta: Rajawali Press
Nurwati sudin, Drs.H Darwin Une, Mpd, Dra.Hj. Resmiati Yunus, Mpd, Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Gorontalo.