Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Haris Safrudin (10220038-ST) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Dalam menjalani proses belajar peserta didik memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. Baik secara disadari maupun tidak dalam kenyataannya, para guru di dalam semua pengajaran yang diberikan secara efektif tersirat beberapa bentuk bimbingan, dalam proses pendidikan dan pengajaran peserta didik tidak lepas dari permasalahan, hal ini dapat diantisipasi melalui pelayanan bimbingan belajar guna menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan ada-tidaknya hubungan pelayanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar di SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan hasil hitung korelasi product moment diperoleh 0,368, angka tersebut lebih besar dari angka dalam tabel r product moment pada N (subjek) 79 sebesar 0,211, karena; 0,368 > 0,211, maka hipotesis kerja: “Ada hubungan positif antara pelayanan bimbingan belajar dengan motivasi belajar pada siswa SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal semester genap tahun ajaran 2013/2014” diterima. Kata Kunci : pelayanan bimbingan belajar, motivasi belajar, siswa SMK PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal ini disebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh melalui proses pendidikan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam memasuki masa depan. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari dan terkadang juga teramat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi juga terkadang sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan seharihari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagai mana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar. Dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, peserta didik sebagai subyek pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud faktor internal adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam diri individu yang mempengaruhi individu dalam proses 63
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
pencapaian prestasi belajar di sekolah seperti: motivasi, minat, bakat dan intelegensi. Sedangkan faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu baik yang langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar di sekolah diantaranya meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam menjalani proses belajar peserta didik memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. Baik secara disadari maupun tidak dalam kenyataannya, para guru di dalam semua pengajaran yang diberikan secara efektif tersirat beberapa bentuk bimbingan. Membantu seorang peserta didik untuk mengatasi kesulitannya dalam berhitung, menunjukkan kepada peserta didik cara-cara memperbaiki penyelesaian masalah, menasehati murid agar berlaku hormat dan ramah kepada orang lain adalah merupakan kegiatan atau perbuatan bimbingan. Motivasi belajar peserta didik harus ditingkatkan agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Kurangnya motivasi belajar ini merupakan permasalahan yang melanda banyak peserta didik di sekolah-sekolah pada umumnya, namun hal ini kurang mendapatkan penanganan yang intensif. Pada umumnya sekolah hanya menekankan pembelajaran pada ranah kognitif yang lebih mementingkan nilai akademik dibandingkan nilai prilaku dan juga skill peserta didik. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan dan pengajaran peserta didik tidak lepas dari permasalahan, hal ini dapat diantisipasi melalui pelayanan bimbingan belajar guna menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Pada penelitian ini penulis akan meneliti “Pengaruh pelayanan bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa”.
TINJAUAN PUSTAKA Bimbingan Belajar Dalam kajian masalah bimbingan ada beberapa pendapat yang diutarakan oleh para pakar ilmuan diantaranya : Menurut L. D. Crow dan A. Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.” (http://rasa-stroberi.blogspot.com). Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 10-11) Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 10-11) menjelaskan bahwa bimbingan belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik dengan cara mengembangkan suasana-suasana belajarmengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. 64
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 62) mengemukakan bahwa layanan bimbingan belajar
adalah:
Layanan
bimbingan
dan
konseling
yang
memungkinkan
peserta
didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu bantuan kepada siswa dalam memecahkan kesulitan dalam belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M (2005 : 73) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008 : 149) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau perubahan energi dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan yang ditandai munculnya feeling dan tanggapan terhadap tujuan yang ingin dicapai. 2. Pengertian Belajar Menurut Skinner dalam tulisan Bimo Walgito (2010 : 184) menerangkan bahwa “Learning is a process of progresive behavior adaptation”. Dari devinisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progersif. Dalam buku Syaiful Bahri Djamarah (2008 : 12-13) mengutip beberapa definisi menurut para ahli, antara lain : James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan menurut Mc. Geoch dalam buku Bimo Walgito (2010 : 184) “Learning is a change in performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan 65
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan.” Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai kegiatan psiko-fisik yang disengaja untuk mengubah tingkah laku menuju ke perkembangan seutuhnya sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. 3. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah sesuatu hal yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010 : 67). Dalam buku Sardiman. A. M. (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2007: 23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa disekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah dipelajari. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih (Sutrisno Hadi, 2006 : 132). Adapun berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang cara memperoleh datanya didasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik. Populasi dan Sampel Penelitian Pendapat Suharsimi Arikunto (2010 : 173), populasi adalah “keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemen-elemen yang ada dalam wilayah penelitian”. Pendapat lain, populasi adalah ”seluruh individu yang dijadikan obyek penelitian dan paling sedikit memiliki satu sifat yang sama”. (Sutrisno Hadi , 2006 : 176). Sedangkan menurut Sugiono (2007 : 55) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut disimpulkan, populasi adalah seluruh jumlah individu yang dimaksudkan sebagai obyek penelitian dan paling sedikit memiliki satu sifat dan karakteristik yang sama. 66
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kendal. Dengan demikian rincian sampelnya seperti dikemukakan pada tabel berikut ini. Tabel 1. Populasi Penelitian No
Kelas
Jumlah
1 2 3
X-A X-B X-C
26 anak 29 anak 24 anak
Jumlah Berdasrkan tabel di atas diketahui
79 anak jumlah subyek sebanyak 79 anak, maka seleuruhnya
diambil untuk diselidiki, sehingga penelitian ini adalah termasuk penelitian populasi, karena penelitian bersifat populasi, maka teknik samplingnya (teknik pengambilan sampel) yang digunakan adalah total sampling. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (X) Masri Singarimbun, 2006 : 56) menyatakan bahwa variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah bimbingan belajar dengan simbol X. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya unsur yang lain (Masri Singarimbun, 2006 : 57). Adapun yang menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar yang diberi simbol Y. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Penggunaan metode observasi ini adalah, peneliti langsung terjun di lapangan (sekolah) untuk mengetahui kondisi awal tentang objek dan subjek, sehingga observasi yang dilakukan adalah sebagai studi awal sebelum penelitian dilakukan. Sedangkan pada saat pelaksanaan penelitian, penggunaan observasi adalah, peneliti terjun langsung di lapangan guna mengetahui dan mengamati pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan aktifitas belajar siswa berkaitan dengan penyesuaian diri. 2. Dokumentasi Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui; jumlah siswa setiap kelas, nama siswa, nomor induk siswa,
sarana dan prasarana
sebagainya seperti yang terdapat dalam buku induk (leger).
67
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
yang
dimiliki sekolah, dan
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
3. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung dan tertutup. Disebut langsung karena disebarkan langsung kepada responden dan dikumpulkan pada waktu itu juga, sedang disebut ter-tutup karena responden terikat pada jawaban yang telah disediakan peneliti.
Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya skor dari
variabel X dan
variabel Y, sekaligus menjawab permasalahan yang diajukan. Rumus analisis deskriptif persentase yang dimaksud adalah :
DP =
x 100%
(Suharsimi Arikunto, 2007 : 172). Keterangan : „n
= nilai yang diperoleh
N
= nilai total
%
= tingkat keberhasilan yang dicapai.
2. Analisis Korelasi Adapun analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel X (bimbingan belajar) dengan variabel Y (motivasi belajar). Adapun rumusnya adalah :
r Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X dan Y. X = Jumlah skor variabel X (pelayanan bimbingan belajar) Y = Jumlah skor variabel Y (motivasi belajar) N = Jumlah subjek (79 siswa) Setelah hasil hitung diketahui, langkah berikutnya hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada N (sampel) = 79 yang diperoleh sebesar 0,221. Apabila hasil hitung (r hitung) lebih besar dari angka dalam tabel (r tabel = 0,221), maka hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil ditolak. Sebaliknya bila hasil hitung lebih kecil dari angka dalam tabel (0,221), maka hipotesis kerja ditolak dan hipotesis nihil diterima.
68
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
3. Analisis Regresi Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi disebut Independent Variable (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut Dependent Variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda.
Analisis Regresi Sederhana : digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. (Suharsimi Arikunto, 2010 : 338) Secara umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: Y‟ = a + bX Keterangan : Y‟
= Nilai yang diprediksikan
X
= Nilai variabel independen
a
= Konstanta atau bila harga X=0
b
= koifisien regresi
HASIL PENELITIAN Kategori Pelayanan Bimbingan Belajar SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal Tabel 2. Rentangan Kriteria Deskriptif Pelayanan Bimbingan Belajar No
Rentangan
Kriteria
1
118,50 – 237,00
Kurang baik
2
237,01 – 355,50
Cukup baik
3
355,51 – 474,00
Baik
4
474,01 – 632,00
Sangat baik
Setelah dilakukan perhitungan secara detail dengan masing-masing indikator, kemudian dilakukan perhitungan secara menyeluruh. Berdasarkan rumus di atas dan dikaitkan dengan lampiran 7, yaitu skor yang didapat secara keseluruhan variabel X tentang pelayanan bimbingan belajar, maka dapat dikemukakan : „n
= 3.909
N
= 5.056 69
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Angka 5.056 tersebut diperoleh dari: 4 x 16 x 79 dengan penjelasan 4 adalah skor maksimal jawaban dari angket, 16 adalah jumlah item untuk variabel X, dan 79 adalah jumlah responden. Dengan demikian apabila diterapkan dalam rumus adalah :
DP =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= Setelah hasil hitung diketahui, yaitu sebesar 77,31%, langkah selanjutnya hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel rentangan kriteria keberhasilan analisis deskriptif
persentase dan
ternyata hasil hitung 77,31% termasuk dalam rentangan antara 75,01 – 100% dengan kriteria sangat baik, sehingga bisa dikemukakan bahwa pelayanan bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru pembimbing SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal adalah sangat baik. Hal tersebut membantah argumen penulis pada identifikasi masalah yang menyatakan bahwa masih ada peserta didik yang belum memahami pentingnya belajar. Kategori Motivasi Belajar SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal Tabel 3. Rentangan Kriteria Deskriptif Motivasi Belajar No
Rentangan
Kriteria
1
118,50 – 237,00
Kurang baik
2
237,01 – 355,50
Cukup baik
3
355,51 – 474,00
Baik
4
474,01 – 632,00
Sangat baik
Setelah dilakukan perhitungan secara detail dalam indikator, berikut dikemukakan perhitungan secara keseluruhan. Berdasarkan rekap sebaran angket pada lampiran 7 pula, yaitu skor yang didapat secara keseluruhan variabel Y tentang layanan bimbingan kelompok, maka dapat dikemukakan sebagai berikut : „n
= 4.064
N
= 5.056 Angka 5.056 tersebut diperoleh dari: 4 x 16 x 79 dengan penjelasan 4 adalah skor maksimal
jawaban dari angket, 16 adalah jumlah item untuk variabel Y, dan 79 adalah jumlah responden. Dengan demikian apabila diterapkan dalam rumus adalah :
70
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
DP =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= Setelah hasil hitung diketahui, yaitu sebesar 80,38%, langkah selanjutnya hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel rentangan kriteria keberhasilan analisis deskriptif
persentase dan
ternyata hasil hitung 80,38% termasuk dalam rentangan antara 75,01 – 100% dengan kriteria sangat baik, sehingga bisa dikemukakan bahwa motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal adalah sangat baik. Hal ini juga membantah argumen penulis pada identifikasi masalah yang menyatakan bahwa sebagian siswa memiliki motivasi belajar yang kurang. Uji Hipotesis Adapun perhitungan untuk mencari korelasi pelayanan bimbingan belajar terhadap motivasi belajar adalah :
r
79 x 201.417 – 3.909 x 4.064
=
(79 x 194.381 – 3.9092) x (79 x 209.884 – 4.0642)
=
25.767 (275,351 x 254,441)
=
25.767 70060,383
=
0.368
Dari hasil perhitungan analisis korelasi tdiperoleh angka 0,368, kemudian hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada N (subyek) = 79 pada taraf signifikansi 5% diperoleh angka 0,221, sehingga bisa dibuat persamaan matematika sebagai berikut; 0,368 > 0,221. Mengingat hasil hitung (r hitung) lebih besar dari pada angka dalam tabel (r tabel), maka hipotesis 71
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
kerja (Ha) yang berbunyi; ”Ada hubungan positif dan signifikan antara pelayanan bimbingan belajar dan motivasi belajar pada siswa SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal semester genap tahun ajaran 2013/ 2014” Berdasarkan penolakan hipotesis nihil dan penerimaan hipotesis kerja ini memberikan arti bahwa pelayanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru pembimbing
memiliki hubungan
positif dengan motivasi belajar siswa. Hubungan ini bersifat positif, karena hasil hitung yang diperoleh juga bersifat positif. Dari data yang diperoleh maka dapat dimasukkan pada rumus persamaan regresi sederhana berikut: Y‟ = a + bX Keterangan : Y‟ = Nilai yang diprediksikan X
= Nilai variabel independen
a
= Konstanta atau bila harga X=0
b
= koefisien regresi a =
(ƩY) . (ƩX2) – (ƩX) . (ƩXY) (n) . (ƩX2) – (ƩX)2)
b =
(n) . (ƩXY) – (ƩX) . (ƩY) (n) . (ƩX2) – (ƩX)2)
a =
(4.064 x (194.381)2) – (3.909 x 201.417) (79 x 194.381) – (3.909)2
=
(789.964.384 – 787.339.053) (15.356.099 – 15.280.281)
=
2.625.331 75.818
=
b =
34,627 (79 x 201.417) – (3.909 x 4.064) (79 x 194.381) – (3.909)2
72
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
=
(15.911.943 – 15.886.176) (15.356.099 – 15.280.281)
=
25.767 75.818
=
0,340
KESIMPULAN 1. Pelayanan bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru pembimbing di SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal
berada pada kriteria sangat baik, yang berarti layanan yang
diberikan guru pembimbing berjalan dengan lancar dan siswa memanfaatkan serta merasakan manfaat dari pelaksanaan pelayanan tersebut. Hal tersebut membantah argumen penulis pada identifikasi masalah yang menyatakan bahwa masih ada peserta didik yang belum memahami pentingnya belajar. 2. Motivasi belajar siswa SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal
berada pada
kriteria sangat baik, hal ini dapat diartikan siswa mampu menyesuikan dan mampu mendapatkan motivasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini juga membantah argumen penulis pada identifikasi masalah yang menyatakan bahwa sebagian siswa memiliki motivasi belajar yang kurang. 3. Hasil hitung korelasi product moment diperoleh 0,368, angka tersebut lebih besar dari angka dalam tabel r product moment pada N (subjek) 79 sebesar 0,211, karena; 0,417 > 0,211, maka hipotesis kerja; ”Ada hubungan
positif antara pelayanan bimbingan belajar dengan motivasi
belajar pada siswa SMK Muhammadiyah 5 Darul Arqom Kabupaten Kendal semester genap tahun ajaran 2013/2014”diterima. Dengan penerimaan hipotesis kerja ini memberikan arti bahwa semakin baik anak mendapatkan pelayanan bimbingan (belajar) yang diberikan oleh guru pembimbing, maka akan semakin meningkat motivasi belajar peserta didik. 4. Pelayanan bimbingan belajar mempunyai pengaruh positif (koefisien regresi (b) = 0,34) terhadap motivasi belajar, artinya jika semakin meningkat pelayanan bimbingan belajar maka akan semakin baik atau semakin tinggi motivasi belajar siswa.
73
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004, Pskologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Bimo Walgito, 2010, Pengantar Psikologi Umum , Yogyakarta: Andi Offset. Dewa Ketut Sukardi, 2008, Proses Bimbingan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. Endang. Sri Astuti & Resminingsih, 2010, Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah, Jilid I, Jakarta : PT Grasindo. Hamzah. B. Uno, 2007, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara. Kartini Kartono, 2005, Metode Penelitian Bidang Sosial, Jakarta : Pustaka Setia. Masri Singarimbun, 2006, Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES. Nana Syaodih Sukmadinata, 2007, Bimbingan & Konseling dalam Praktek, Bandung: Maestro. Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, 2007, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT, Refika Aditama. Sardiman AM, 2005 , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Dan R&D, Bandung : Alfabeta. Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2007, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno Hadi, 2006, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset. Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar , Jakarta: Rineka Cipta. Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2012, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tohirin, 2007, Bimbingan dan konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: Raja Grafindo
74
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING