PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
AMINAH NIM. 11408020
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 3 Eks : Naskah Skripsi Saudara Aminah Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Aminah NIM : 11408020 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Drs. Juz'an, M.Hum NIP 19611024 198903 1 002
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara : AMINAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408020 yang berjudul: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 25 September 2010 M Salatiga, 16 Syawal 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002
Peni Susapti, M.Si NIP. 19700403 200003 2 003 Pembimbing
Drs. Juz'an, M.Hum NIP. 19611024 198903 1 002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: AMINAH
NIM
: 11408020
Judul Skripsi
: PENGARUH
KEHARMONISAN
KELUARGA
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 September 2010 Yang Menyatakan
AMINAH
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran.” (Q.S. Al-„Ashr: 1-3)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Suamiku tersayang, yang telah memberikan inspirasi bagiku 2. Anak-anakku tercinta, yang selalu membimbing, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga). Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Drs. Juz'an, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Rekan-rekan mahasiswa STAIN Salatiga, yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan studi. 5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. vi
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga,
September 2010 Penulis
Aminah
vii
ABSTRAK
Dengan dukungan keluarga yang harmonis, maka prestasi belajar sebenarnya akan dapat tercapai. Namun demikian kondisi masyarakat, pekerjaan orang tua, pengaruh lingkungan menjadikan keharmonisan keluarga semakin hari semakin menjadi barang yang langka. Orang tua sering tidak memperdulikan anak-anaknya, bahkan bertemu dengan anaknya hanya pada malam hari menjelang akan tidur. Pada pagi hingga sore orang tua sibuk bekerja mencari nafkah. Akibatnya keharmonisan keluarga menjadi berkurang dan perhatian terhadap pendidikan anak sangat kurang. Oleh karena itu prestasi belajar siswa menjadi turun. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah keharmonisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga? Bagaimanakah Motivasi belajar siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga? Adakah hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga? sehingga tujuan penelitiannya adalah Untuk mengetahui keharmoisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga, untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SD N Kauman Kidul Salatiga. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk keharmonisan keluarga, sedangkan prestasi belajar menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data hasil belajar tes semester II. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga dalam keluarga pada siswa SD N Kauman Kidul yang berada pada kategori tinggi mencapai 45% kategori sedang 40% dan kategori kurang 15 %, motivasi belajar siswa SD N Kauman Kidul yang berada dalam kategori tinggi mencapai 25% kategori sedang 50% dan kategori rendah 25% dan ada hubungan secara positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dalam keluarga dengan motivasi belajar siswa SD N Kauman Kidul dimana nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,688 yang lebih besar dari r tabel 5% maupun 1%.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Penegasan Istilah ..................................................................
5
C. Rumusan Masalah ................................................................
8
D. Tujuan Penelitian..................................................................
9
E. Hipotesis ..............................................................................
9
F. Manfaat Penelitian ...............................................................
10
G. Metode Penelitian .................................................................
10
H. Sistematika Penulisan ...........................................................
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Keharmonisan Keluarga .......................................................
15
B. Belajar Mengajar ..................................................................
21
C. Motivasi Belajar ...................................................................
25
D. Pengaruh Keharmonisan keluarga terhadap Motivasi ............
33
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum SD N Kauman Kidul..............................
35
B.
Keadaan Responden ...........................................................
38
ix
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data ........................................................................
42
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
49
C. Analisis Uji Hipotesis ...........................................................
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
53
B. Saran ....................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hidup berkeluarga dihayati oleh hampir seluruh umat manusia. Bahkan orang yang hidup sebatang kara pun pernah mengalami suasana hidup dalam keluarga. Maka sudah selayaknya jika hidup dalam sebuah keluarga memberikan warna atau kontribusi tersendiri dalam pembentukan akhlak seseorang. Hidup dalam keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi maupun urusan kemasyarakatan. Akan tetapi hidup dalam keluarga sebagai cara hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah SWT. Pandangan semacam ini akan mempunyai arti/dampak positif pada penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya pada penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya dipandang sebagai partner hidup. Namun mereka juga amanat dari Allah Swt yang harus di jaga. Dlam penjagaannya tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut. Keyakinan semacam ini akan mendorong kepada seseorang untuk lebih menjaga dan menjalankan amanat tersebut secara serius, hati – hati dan tidak sembarangan. Sebab mereka sadar akan amanat tersebut dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban.
1
2
Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan akhlak atau kepribadian anak sesuai didalam ayat Al Qur’an Surat Luqman ayat 13 – 14 sebagai berikut :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia member pelajaran kepadanya. “Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan (Allah), sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar – benar kezaliman yang besar”. Dan kami perintah kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah - tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”1
Pada hakekatnya orang tua merupakan pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak–anaknya. Oleh karena itu merekalah yang mula–mula menerima kewajiban dan tanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan putra–putrinya. Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Tirmidzi:
1
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan terjemahnya/proyek pengadaan kitab suci AlQur’an Depag RI tahun 1989 hlm 654
3
Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Imam Tirmidzi)2
Berhasil tidaknya, baik buruknya anak sangat tergantung pada orang tua sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak anak. Selaras dengan pendapat Dr. Zakiyah Darajat, sebagai berikut : “Orang tua adalah Pembina pribadi yang utama dalam hidup kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur–unsur yang dengan sendirinya masuk kedalam pribadi yang tumbuh. 3 Dalam berbicara pendidikan paling tidak ada dua sifat pendidikan yang dapat dikemukakan disini pendidikan selalu bersifat antisipataris artinya selalu mengacu kepada masa depan dan selaku mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan masa yang akan datang. Kondisi pendidikan pada waktu sekarang akan memberikan pengaruh kondisi kehidupan pada masa depan,
sehingga
gambaran
kehidupan
masa
yang
akan
datang.
Sesungghuhnya sudah terlihat dengan jelas oleh pendidikan yang diberikan pada masa sekarang. Dalam rangka menanamkan nilai–nilai moral atau akhlak pada anak tentu membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang. Melibatkan banyak aspek dan peran keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak.
2 3
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2009) hlm. 219 Zakiyah Darojat. Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 1970) Hlm 56
4
Kenapa demikian? Karena pendidikan merupakan suatu nproses penanaman sesuatu kedalam diri manusia.4 Selain itu pendidikan merupakan segala usaha manusia dewasa dalam pergaulannya dengan anak–anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.5 Sebagai sebuah lembaga pendidikan non formal, keharmonisan dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak. Di era modern saat ini nampaknya sebuah keluarga yang harmonis jarang kita jumpai. Terutama di kota besar atau metropolitan yang cenderung bergaya hidup individual atau egois. Komunikasi dalam keluarga mulai berkurang, yang menimbulkan kesalahpahaman, bahkan sampai terjadi “broken home”. Situasi keluarga yang demikian akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Hubungan orang tua yang tidak harmonis menyebabkan anak akan merasa tidak diperhatikan dan diabaikan. Pendidikan anak dalam keluarga akan terhambat karena peran orang tua sebagai pendidik yang pertama tidak bias berfungsi secara maksimal dikarenakan kondisi ketidak harmonisan dalam keluarga. Berbeda dengan uraian diatas, kondisi keluarga yang harmonis akan berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih khusus lagi berkaitan dengan proses pendidikan dan belajar anak. Keluarga yang harmonis didalamnya terdapat hubungan yang akrab antara anggota keluarga, perhatian orang tua terhadap anak–anaknya dan adanya sikap saling 4
Syd. Muhammad Naquib Al-Affas. Konsep Pendidikan Dalam Islam.(Bandung, Mizan. 1984).hlm 35 5 Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan, (Bandung. Remaja Rosdakarya, 1989).hlm 44)
5
menghargai antara anggota keluarga, orang tua akan selaluberusaha untuk membantu kesulitan anak. Hal ini juga akan berdampak pada jiwa anak untuk selalu termotivasi melakukan akativitas–aktivitas
belajar
yang
dapat
meningkatkan kemampuan atau potensi yang dimilikinya secara optimal. Dengan mangadakan
latar
belakang
penelitian
pada
secara
uraian
ilmiah
diatas,
dengan
penulis
judul
mencoba
“PENGARUH
KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga)”.
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul diatas, maka perluadanya pembatasan dan penjelasan masalah istilah terlebih dahulu mengenai judul tersebut. Adapun penegasan istilah dan penjelasannnya adalah sebagai berikut : 1. Keharmonisan keluarga Keharmonisan berasal dari kata harmonis, yang diartikan selaras, serasi.6 Keharmonisan
diartikan
hal
(keadaan)
selaras
atau
serasi
keselarasannya, keserasiannya.7 Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing–masing anggota merasakan adanya pertautan batin, 6 7
Poerwardaminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta, Balai Pustaka, 1983). Hlm 387 Wojo Wasito.Kamus Lengkap, (Bandung, Hasta, 1980).hlm 73
6
sehingga
terjadi
mempengaruhi,
memperhatikan,
menyerah
diri,
melengkapi dan menyempurnakan. Dan itu terkandung peran dan fungsi orang tua dalam keluarga.8 The family as a married couple or other group of adult kinsfolk who cooperate economically and in the bring up of children, and all or most of whom share a common dwelling.9 “Keluarga sebagai sebuah pasangan suami istri atau kelompok – kelompok keluarga orang dewasa yang mereka bekerja sama memenuhi kebutuhan ekonomi dan dalam mendidik anak–anak, serta seluruh anggota atau sebagian besar anggotanya bertempat tinggal (hidup) bersama.” Sedangkan yang dimaksud keharmonisan keluarga dalam penilaian ini adalah keselarasan atau keserasian hubungan dalam keluarga yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan dapat dilakukan sengan efektif, sehingga menunjang tercapainya kehidupan keluarga yang harmonis. 10 Adapun indicator – indicator dari variable keharmonisan keluarga adalah : a. Seluruh anggota keluarga taat menjalankan ibadah b. Hubungan antar anggota keluarga akrab c. Orang tua mengingatkan dan mengawasi belajar anak d. Saling menghormati anggota keluarga
8
Muh. Shahib. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri,(Jakarta, Rineka Cipta, 1998), hlm 17-18 9 Ariene s skolnik and Jerome skolnik Family an Transition,(Canada, Ron Newcomer and Associates, 1983). Page 26 10 Hasan Basri. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, ( Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002), hlm 86
7
2. Motivasi Belajar Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan munculnya tanggapan terhadap tujuan.11 Motivasi adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu.12 Motivasi merupakan landasan awal seseorang dan niat yang akan mengantarkan perolehan prestasi atau hasil belajar bagi para siswa disekolah yang juga dijadikan standar bagi keberhasilan dalam mencari ilmu dan mencapai cita–cita. Belajar
adalah
suatu
perubahan
didalam
kepribadian
yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepandaian atau suatu pengertian. 13 Belajar adalah suatu aktivitas mental dan fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan– perubahan dan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas. 14 Sedangkan yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta, Raja Grafindo Persada.1994) hlm 73 12 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru, Algesindo Offset, 2000), hlm 15 13 Purwanto, Op Cit, hal 84 14 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta, Gramedia, 1987), hlm 36
8
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Dengan kata lain adanya keharmonisan keluarga, anak akan senantiasa termotivasi untuk melakukan aktivitas belajar, baik dirumah maupun disekolah. Adapun indicator–indicator dalam variable motivasi belajar adalah sebagai berikut : a.
Tekun dalam mengerjakan tugas sekolah
b.
Mempunyai jadwal khusus untuk belajar
c.
Selalu berusaha untuk meraih prestasi
d.
Aktif dan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
e.
Menggunakan waktu luang untuk aktifitas belajar
C. Rumusan Masalah Adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah keharmonisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga? 2. Bagaimanakah Motivasi belajar siswa SDN Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Salatiga? 3. Adakah hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga?
9
D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian ilmiah tertentu mempunyai tujuan tertentu, demikian pula dalam penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui keharmoisan keluarga pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga 2. Untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga
E. Hipotesis Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti,tetapi
masih
harus
dibuktikan
atau
ditegaskan,
atau
diuji
kebenarannya.15 Berangkat dari permasalahan yang telah peneliti uraikan diatas untuk memperoleh jawaban sementara, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut “Ada hubungan positif antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa. Atau dengan kata lain semakin baik keharmonisan keluarga semakin baik pula motivasi belajar siswa”.
15
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta, Rineka Cipta, 1998), hlm 20
10
F. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat teoritis atau manfaat praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi para pendidik dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Orang Tua Siswa Hasil Penelitian ini digharapkan dapat memberikan masukan kepada orang tua siswa, agar dapat menciptakan keharmonisan keluatga yang dapat menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. b. Bagi Guru atau Sekolah Dapat memberikan masukan kepada guru untuk dapat ikut membantu motivasi belajar pada siswa sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang optimal.
G. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.16 Sampel adalah sebagian abtara wakil populasi yang diteliti.17
16 17
Suharsimi Arikunto, Opcit, hal 115 Ibid, hlm 17
11
Populasi yang penulis jadikan objek adalah seluruh siswa SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga yang berjumlah 157 siswa. Dalam pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa bila populasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.18 Pada penelitian ini peneliti mengambil 10% dari jumlah populasu. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 Siswa. 2. Teknik pengumpulan Data a. Metode angket atau kuesioner Kuesioner adalah sejumlah perorangan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang diketahui.19 Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data tentang keharmonisan keluarga dan motivasi data tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa. b. Metode Interview atau wawancara Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lesan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 20 Metode ini penulis gunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh informasi mengenai kondisi keharmonisan keluarga siswa dan motivasi belajar siswa dirumah secara Tanya jawab (lisan). 18
Ibid, hlm 73 Ibid, hlm 140 20 Ibid, hlm 145 19
12
c. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasa dari kata dokumen, yang artinya barang – barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda–benda tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen, peraturan– peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 21 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data–data mengenai Sekolah SDN Kauman Kidul Kec. Sidorejo Salatiga. 3. Analisis Data Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu : - Variabel x, yaitu variable keharmonisan keluarga - Variabel y, yaitu variable motivasi belajar Adapun tehnis analisa datanya sebagai berikut : a. Analisis Pendahuluan Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil angket tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa. Untuk menganalisanya peneliti menggunakan rumus : F P=
x 100% N
Keterangan : P : Prosentase F : Jumlah Objek
21
Ibid, hlm 149
13
N : Frekuensi b. Analisa Uji hipotesis Tahap ini digunakan untuk menganalisa uji hipotesis dengan menggunakan rumus product moment, yaitu :
rxy
xy
(x)( y ) N
( x ) 2 ( y ) 2 2 ( x )( x ) N N 2
Keterangan : Rxy : Koefisien variable x dan variable y X : Variabel pengaruh Y : Variabel terpengaruh XY : Perkalian antara variable dan variable y N : Jumlah Sampel ∑ : Sigma (Jumlah)22
H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Masalah C. Pokok Masalah D. Tujuan Penelitian 22
Maman Rahman, Muchsin, Konsep dan Analisis Statistik (Semarang, IKIP Semarang Press, 1996) hlm 34
14
E. Hipotesis F. Manfaat Penelitian G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II
Kajian Pustaka A. Tinjauan tentang keharmonisan keluarga, meliputi aspek keharmonisan
keluarga,
factor
yang
mempengaruhi
keharmonisan keluarga B. Tinjauan tentang belajar mengajar meliputi definisi belajar dan mengajar C. Tinjauan tentang motivasi belajar BAB III
Laporan Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran umum SDN Kauman Kidul, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan fasilitas sekolah, penyajian data. Data tentang keadaan responden meliputi hasil angket keharmonisan keluarga dan motivasi belajar mata pelajaran PAI SDN Kauman Kidul
BAB IV
Analisis Data Meliputi analisis data, berupa analisis data tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar, analisis pengolahan data dan analisis uji hipotesis
BAB V
Penutup Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Keharmonisan Keluarga Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia1. Keharmonisan keluarga itu akan terwujud apabila masing-masing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga itu akan dapat diciptakan2. Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga, saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan. Setiap orangtua bertanggung jawab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang 1 2
Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, hlm. 62 M. Hawari, Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya, Mitra Ummat, 2004, hal. 84
15
16
harmonis3. Anak yang hubungan perkawinan orangtuanya bahagia akan mempersepsikan rumah mereka sebagai tempat yang membahagiakan untuk hidup karena makin sedikit masalah antar orangtua, semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan sebaliknya hubungan keluarga yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh anggota keluarga4. Suasana keluarga ynag tercipta adalah tidak menyenangkan, sehingga anak ingin keluar dari rumah sesering mungkin karena secara emosional suasana tersebut
akan
mempengaruhi masing-masing anggota keluarga untuk bertengkar dengan lainnya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan persepsi keharmonisan keluarga adalah persepsi terhadap situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang. Keluarga pada dasarnya terdiri dari keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak, sedangkan keluarga besar terdiri dari semua anggota keluarga berdasarkan kekerabatan5. Keluarga yang harmonis akan dapat tercipta bila aspek-aspek keharmonisan itu dapat tercapai, mengingat dalam kehidupan keluarga berbagai macam aspek sangat mempengaruhinya.
3
Kartini Kartono, Op.Cit, hal. 68 Elizabeth T. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta, Gramedia, 2000, hal. 47 5 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Balai Pustaka, 1991, hlm. 24 4
17
1. Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga Enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah6: a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya. b. Mempunyai waktu bersama keluarga Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhankeluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan betah tinggal di rumah. c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
6
Meichiati, Membangun Keharmonisan Keluarga, Bandung, Alfabeta, 2004, hal. 61
18
Komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya keharmonisan dalam keluarga. Remaja akan merasa aman apabila orangtuanya tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi anak, komunikasi yang baik dalam keluarga juga akan dapat membantu remaja untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar rumah, dalam hal ini selain berperan sebagai orangtua, ibu dan ayah juga harus berperan sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam menyampaikan semua permasalahannya. d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan tempat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan yang lebih luas. e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
maka
suasana
dalam
keluarga
tidak
lagi
menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap permasalahan. f.
Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.
19
Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai. Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orangtua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis akan mengakibatkan persentase anak menjadi nakal semakin tinggi7.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga a. Komunikasi interpersonal Komunikasi
interpersonal
merupakan
faktor
yang
sangat
mempengaruhi keharmonisan keluarga, karena menurut Hurlock komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami orang lain dan sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan
7
M. Hawari, Op.Cit, hal. 68
20
besar dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik8. b. Tingkat ekonomi keluarga. Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan keluarga.
Semakin
tinggi
sumber
ekonomi
keluarga
akan
mendukung tingginya stabilitas dan kebahagian keluarga, tetapi tidak berarti rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan indikasi tidak bahagianya keluarga. Tingkat ekonomi hanya berpengaruh trerhadap kebahagian keluarga apabila berada pada taraf yang sangat rendah sehingga kebutuhan dasar saja tidak terpenuhi dan inilah nantinya yang akan menimbulkan konflik dalam keluarga. c. Sikap orangtua Sikap orangtua juga berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga terutama hubungan orangtua dengan anak-anaknya. Orangtua dengan sikap yang otoriter akan membuat suasana dalam keluarga menjadi tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak diberi kebebasan untuk mengeluarkan
pendapatnya,
semua
keputusan
ada
ditangan
orangtuanya sehingga membuat remaja itu merasa tidak mempunyai peran dan merasa kurang dihargai dan kurang kasih sayang serta memandang orangtuanya tidak bijaksana. Orangtua yang permisif
8
Elizabeth T. Hurlock, Op.Cit, hal. 28
21
cenderung mendidik anak terlalu bebas dan tidak terkontrol karena apa yang dilakukan anak tidak pernah mendapat bimbingan dari orangtua. Kedua sikap tersebut cenderung memberikan peluang yang besar untuk menjadikan anak berperilaku menyimpang, sedangkan orangtua yang bersikap demokratis dapat menjadi pendorong perkembangan anak kearah yang lebih positif. d. Ukuran keluarga Jumlah anak dalam satu keluarga cara orangtua mengontrol perilaku anak, menetapkan aturan, mengasuh dan perlakuan efektif orangtua terhadap anak. Keluarga yang lebih kecil mempunyai kemungkinan lebih besar untuk memperlakukan anaknya secara demokratis dan lebih baik untuk kelekatan anak dengan orangtua.
B.
Belajar Mengajar Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari atu tidak disadari. Proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran atau hasil belajar. Proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar, disengaja dan terorganisisr dengan baik agar diperoleh hasil yang optimal. Belajar sering kali diartikan kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud duduk di kelas, mendengarkan guru yang sedang mengajar, membaca buku, atau menghafal sesuatu yang diperoleh di sekolah. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam
22
bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian
terhadap atau mengenai
sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi9.
Belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman 10. Belajar mencakup dua macam yaitu perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman-pengalaman dan proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil dan belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap belum baik menjadi bersikap baik dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan seterusnya.
Belajar ialah proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya11. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Belajar merupakan aktivitas mental atau
9
M. Tabrani Rusyan, Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali, 2004, hal. 24 Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, hal. 64 11 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hal. 2 10
23
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
berbekas. Cri-ciri tentang kegiatan belajar sebagai berikut: 1) belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik actual maupun potensial;
2) perubahan itu pada dasarnya adalah
diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; 3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha12. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu proses yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku dalam diri manusia. Perubahan ini akan membentuk kemampuan sikap dan perilaku hidupnya. Belajar di bidang pendidikan berhubungan dengan kegiatan mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh) dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Poses belajar mengajar memiliki empat komponen yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling
12
Ibid, hal. 16
24
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Poses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Proses belajar mengajar adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa yang saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar). Fktor intern terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar, alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator.
Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah
beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu :
cepat dalam belajar,
lambat dalam belajar, anak kreatif, anak drop out dan anak berprestasi kurang. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan terhadap anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Faktor guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Guru yang dapat mengembangkan metode mengajar dan media pembelajaran
25
sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga prestasi belajarpun meningkat.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat
ditingkatkan apabila guru mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar,
C.
Motivasi Belajar Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya. Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami siswa. Maka pemahaman yang benar mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan
bersifat relatif konstan dan berbekas 13. Menurut Oemar Hamalik, ”Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”14. Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
13 14
Budiningsih, Belajar dan Mengajar, Jakarta, Graha Ilmu, 2002, hlm. 7. Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Cipta, 2003, hlm. 14.
26
interaksi dengan lingkungannya”15. Sedangkan menurut A. Suhaenah Suparno, ”Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang
relatif
permanen
sebagai
akibat
dari
upaya-upaya
yang
dilakukannya”16. Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Menurut Rogers dalam Dalyono belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar tersebut 17. Suradi dalam Sardiman juga menyatakan bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa18. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut terjadi perubahan baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun terjadi perubahan tingkah laku ataupun sikap. Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang relatif menetap. Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. 15
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, hlm.18. 16 Ibid, hlm. 2. 17 Dalyono, Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung, Bina Insani, 1997, hlm. 54. 18 Sardiman, Konsep Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito, 2001, hlm. 62.
27
Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut 19: 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, interupsi. 4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, berternak. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup.
19
Ibid, hlm. 68.
28
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan di atas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan maksimal. Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa20. Tujuan belajar sangat penting dalam sistem pembelajaran,
karena
semua
komponen
yang
ada
dalam
sistem
pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Jadi tujuan belajar adalah suatu komponen sistem pembelajaran yang menunjukkan hasil belajar siswa tercipta setelah melakukan kegiatan belajar. Tujuan belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan instruksional (instructional effects), biasanya berbentuk ketrampilan dan pengetahuan; 2) Tujuan pengiring (nurturant effects), merupakan hasil sampingan belajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. Belajar merupakan suatu proses di mana siswa dengan kemampuan awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau tercapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan
20
Oemar Hamalik, Op.cit, hlm. 73.
29
untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan program evaluasi yang terstruktur dan terencana. Rianto menggambarkan bagan sistem pengajaran sebagai berikut:21
Sarana
Guru
Siswa Kemampuan awal
Kurikulum
PBM
Lingkungan
Siswa Kemampuan akhir
Evaluasi Gambar 1. Bagan Sistem Pengajaran Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu22. Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu23. 1. Faktor intern a. Kesehatan
21 22
Bambang Riyanto, Psikologi Pengajaran, Bandung, Alfabeta, 2004, hlm. 16. Suharsimi Arikunto, Disiplin dalam Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm.
37. 23
Slameto, Op.cit, hlm. 84.
30
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya. b. Inteligensi dan bakat Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik. c. Minat dan motivasi Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
31
senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Nasution motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik) 24. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan berhasil optimal. Sardiman menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui25. d. Kematangan dan kesiapan Kematangan
adalah
suatu
tingkat
atau
fase
dalam
pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa 24 25
S. Nasution, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1996, hlm. 14. Sardiman, Op.cit, hlm. 48.
32
untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut. 2. Faktor ekstern a. Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan belajar siswa. b. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil belajarpun terpengaruh. c. Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat. Motivasi ialah dorongan untuk mendapatkan efek yang maksimal26. Dengan demikian motivasi belajar adalah bahwa motivasi
26
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yrama Widya, Bandung, 2007, hlm. 174
33
kesungguhan berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri seseorang. Faktor motivasi belajar diantaranya adalah27: a. Kegiatan belajar yang dilakukan b. Latihan atau ulangan, artinya siswa akan intensif belajar jika ada ulangan atau latihan c. Kepuasan dan kesenangan. Seseorang intensif belajar karena dengan belajar seseorang memperoleh kepuasan atau kesenangan d. Pengalaman masa lampau e. Kesiapan dan kesediaan belajar f.
Minat dan Usaha
g. Fisiologis h. Intelegensi atau kecerdasan.
D.
Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Motivasi Belajar Siswa Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat, yang merupakan bentuk dari sebuah perkawinan. Setiap keluarga tentu mendambakan bahagia lahir dan batin. Namun demikian, ternyata tidak mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Keharmonisan dalam sebuah keluarga akan tercipta manakala diantara anggota keluarga melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara seimbang. Hal ini dapat dilihat dari
27
Oemar Hamalik, Op.Cit, hlm. 109
34
keakraban hubungan atau komunikasi yang baik antara orang tua dan anakanaknya. Keharmonisan dalam sebuah keluarga
sangat
mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun psikis. Dalam hal ini orang tua mempunyai tanggung jawab dalam mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Karena lingkungan pertama bagi pembelajaran dan pendidikan anak adalah keluarga. Seorang anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga harmonis, cenderung mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan dalam keluarga terjalin hubungan yang serasi dan selaras antara orangtua dan anak. Situasi keluarga yang harmonis akan mendorong anak untuk lebih senang di rumah dan melakukan aktifitas atau kegiatan belajar yang dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dalam meraih cita-citanya. Kesulitan atau permasalahan dalam belajar yang dialami anak akan mudah dicari jalan keluarnya karena orangtua berperan aktif dalam melakukan pengawasan dan bimbingan dalam proses belajar anak. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar anak, dengan kata lain semakin harmonis sebuah keluarga maka motivasi belajar anak juga akan mengalami peningkatan.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum SD N Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga 1. Profil Sekolah a. Nama Sekolah
: SD N Kauman Kidul
c. Dibuka tahun
: 1995
d. Status Sekolah
: Negeri
e. Luas tanah
: 2282 m2
f.
: 684 m2
Luas bangunan
2. Letak Geografis SD N Kauman Kidul terletak di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Sekarang ini telah mempunyai gedung yang permanen. Adapun secara geografis area tanahnya berbatasan dengan rumah penduduk. Dilihat dari letak geografis sangatlah strategis karena berada lingkungan pemukiman. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang tenang karena jauh dari keramaian sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.
35
36
3. Keadaan Guru SD N Kauman Kidul Guru SD N Kauman Kidul berjumlah 12 orang dan 1 orang penjaga wiyata bhakti. Untuk lebih lengkapnya akan diuraikan dalam tabel berikut. TABEL 1 DAFTAR GURU SD N KAUMAN KIDUL No
Nama
Status
Keterangan
1
Drs. Budi Haryanto
PNS
Kepala sekolah
2
Siti Rochaya
PNS
Gr Kelas
3
Rusmiyati
PNS
Gr Kelas
4
Siti Aisyah
PNS
Gr Kelas
5
Aminah
PNS
Gr Agama
6
Muslikhatun
PNS
Gr Agama
7
Hery Darmanto, S.PdSD
PNS
Gr Kelas
8
Yanu Swastika, S.Or
PNS
Gr Penjas
9
Umi Zumaroh
PNS
Gr Kelas
10
Ismiyati
PNS
Gr Kelas
11
Shinta Listyana, SS
WB
WB
12
Adhi Sulistyo
WB
WB
4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana banyak membantu dan memperlancar jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas sekolah yang bersangkutan tentu saja digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah.
37
Sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki dalam konteks ini adalah segala sesuatu yang tersedia sebagai pelengkap aktivitas pendidikan di SD N Kauman Kidul. Sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL II SARANA DAN PRASARANA SD N KAUMAN KIDUL No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang kepala sekolah
1 ruang
2
Ruang kelas
6 ruang
3
Ruang guru
1 ruang
4
UKS
1 ruang
5
Perpustakaan
1 ruang
6
Kamar mandi/ WC guru dan siswa
5 ruang
7
Gudang
1 ruang
8
Dapur
1 ruang
9
Kantin sekolah
1 ruang
Sedangkan sarana dan prasarana perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut: a. Komputer
10 unit
b. Mesin Ketik
1 unit
c. Almari
12 unit
d. Rak Buku
6 unit
e. Meja Guru
12 unit
38
f. Kursi Guru
24 unit
g. Meja Siswa
187 unit
h. Kursi Siswa
94 unit
i.
6 unit
Papan Tulis
5. Keadaan Siswa Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun 2009/2010 berjumlah 159 orang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Perincian selengkapnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL III DAFTAR JUMLAH SISWA SD N KAUMAN KIDUL No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
15
21
36
2
II
9
12
21
3
III
14
8
22
4
IV
13
17
30
5
V
13
13
26
6
VI
12
12
24
76
83
159
Jumlah
B.
Keadaan Responden 1. Daftar Nama Responden Jumlah siswa SD N Kauman Kidul pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah 159 anak. Penulis disini mengambil sampel 20 anak kelas IV-VI secara acak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut :
39
TABEL IV DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Responden
Jenis Kelamin
1
Ari Rahayu
P
2
Ahmad Faizal
L
3
Fendi Iswara
L
4
Shyla Sukmawati
P
5
Syafa'ati Rizky
P
6
Dirga Fardanur Rahman
L
7
Danang Prabawa
L
8
Asti Metta Dellia
P
9
Edi Suryanto
L
10
Risdiyanto
L
11
Okta Galuh Andrian
L
12
Dian Novitasari
P
13
Bagus Ekadilah
L
14
Yolandhita
P
15
Novia Kurnia
P
16
M. Zakaria Hanif
L
17
Kusuma Alif
L
18
Alfani Bagus
L
19
Rixy Dicky Yoga
L
20
Maemonah
P
40
2. Jawaban Responden tentang Angket Keharmonisan keluarga TABEL V Daftar Jawaban Angket Keharmonisan keluarga
No Soal Angket
No Responden 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
B
A
A
B
A
A
A
C
B
A
A
A
A
A
A
2
A
B
A
C
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
3
B
B
A
C
A
C
C
A
B
A
A
A
A
B
A
4
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
5
A
B
A
C
A
A
A
A
C
A
A
B
A
A
A
6
A
B
A
B
A
B
A
A
C
C
A
B
A
A
A
7
A
B
A
B
A
C
A
A
B
A
B
C
A
A
A
8
A
A
B
B
A
A
A
A
C
A
A
B
A
A
A
9
A
B
B
B
B
A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
10
A
B
A
A
B
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
11
A
B
A
B
A
A
A
A
B
C
A
C
A
A
A
12
A
A
C
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
13
A
B
A
C
A
A
A
A
B
A
C
B
A
A
A
14
B
C
A
B
A
A
A
A
C
A
A
B
A
A
A
15
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
16
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
17
A
B
A
B
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
18
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
19
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
20
A
B
A
B
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
B
41
3. Jawaban Responden tentang Angket Motivasi Belajar TABEL VI DAFTAR JAWABAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR No Soal Angket No Responden 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
B
A
B
C
A
B
B
A
A
A
B
A
A
A
B
2
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
B
B
3
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
4
B
A
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
5
B
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
6
B
A
B
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
B
7
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
8
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
B
A
C
9
A
B
B
A
A
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
10
B
A
B
A
A
B
B
A
B
B
A
A
A
A
B
11
B
B
B
A
B
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
12
B
A
B
A
B
A
C
A
B
A
A
A
A
A
A
13
B
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
14
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
C
15
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
16
B
B
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
B
A
A
17
B
B
A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
A
B
18
B
A
B
A
A
B
B
A
B
B
A
A
A
A
A
19
B
A
B
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
20
B
A
B
A
A
B
B
B
A
B
A
A
B
A
A
42
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Data Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar maka data yang telah diperoleh akan dianalisis statistik karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus:
rxy
X Y
XY
N
X 2 X N
2
2 Y 2 Y N
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel X (keharmonisan keluarga)
Y
: Hasil kuadrat variabel Y (motivasi belajar)
XY
: Produk dari X kali Y
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai keharmonisan keluarga, hasil angket motivasi belajar dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
42
43
1.
Daftar Jawaban Angket Keharmonisan keluarga Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL VII NILAI ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA No Item No 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2
3
3
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
Jml 40
2
3
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
41
3
2
2
3
1
3
1
1
3
2
3
3
3
3
2
3
35
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
43
5
3
2
3
1
3
3
3
3
1
3
3
2
3
3
3
39
6
3
2
3
2
3
2
3
3
1
1
3
2
3
3
3
37
7
3
2
3
2
3
1
3
3
2
3
2
1
3
3
3
37
8
3
3
2
2
3
3
3
3
1
3
3
2
3
3
3
40
9
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
38
10
3
2
3
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
41
11
3
2
3
2
3
3
3
3
2
1
3
1
3
3
3
38
12
3
3
1
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
40
13
3
2
3
1
3
3
3
3
2
3
1
2
3
3
3
38
14
2
1
3
2
3
3
3
3
1
3
3
2
3
3
3
38
15
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
41
16
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
41
17
3
2
3
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
40
18
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
42
19
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
41
20
3
2
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
41
Kemudian untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil per item soal dapat ditabulasikan sebagai berikut:
44
TABEL VIII TABULASI ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA Jawaban
No Item
Skor Jawaban
Angket
A
B
C
3
2
1
1
17
3
0
51
9
0
2
3
16
1
9
32
1
3
17
2
1
51
4
1
4
1
15
4
3
30
4
5
18
2
0
54
4
0
6
16
1
3
48
2
3
7
19
0
1
57
0
1
8
18
1
1
54
2
1
9
4
11
5
12
22
5
10
17
1
2
51
2
2
11
18
1
1
54
2
1
12
7
11
2
21
22
2
13
19
1
0
57
2
0
14
17
3
0
51
6
0
15
19
1
0
57
2
0
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk angket keharmonisan keluarga dengan jumlah 15 item diketahui nilai tertinggi 43 dan terendah 35 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
45
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
43 35 1 3
9 3
=3 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang kesejahteraannya dalam keluarga baik, sedang dan kurang TABEL IX INTERVAL KESEJAHTERAAN DALAM KELUARGA Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
41-43
9 (45%)
A
38-40
8 (40%)
B
35-37
3 (15%)
C
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk keharmonisan keluarga dalam keluarga dengan kategori baik mendapat nilai antara 41-43 sebanyak 9 siswa b. Untuk keharmonisan keluarga dalam keluarga dengan kategori sedang mendapat nilai antara 38-40 sebanyak 8 siswa c. Untuk keharmonisan keluarga dalam keluarga dengan kategori kurang mendapat nilai antara 35-37 sebanyak 3 siswa
46
2.
Daftar tentang Jawaban Angket Motivasi Belajar Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL X HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR No Item No 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
Jml 39
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
40
3
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
38
4
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
41
5
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
38
6
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
2
38
7
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
40
8
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
1
37
9
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
40
10
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
41
11
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
38
12
2
3
2
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
3
3
39
13
2
3
2
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
3
3
39
14
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
1
40
15
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
41
16
2
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
40
17
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
39
18
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
41
19
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
40
20
3
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
40
Hasil tersebut kemudian ditabulasikan sebagai berikut:
47
TABEL XI TABULASI JAWABAN ANGKET PER ITEM SOAL Jawaban
No Item
Skor Jawaban
A
B
C
3
2
1
1
5
15
0
15
30
0
2
13
7
0
39
14
0
3
8
12
0
24
24
0
4
19
0
1
57
0
1
5
17
3
0
51
6
0
6
11
9
0
33
18
0
7
12
7
1
36
14
1
8
19
1
0
57
2
0
9
6
14
0
18
28
0
10
14
6
0
42
12
0
11
16
4
0
48
8
0
12
18
2
0
54
4
0
13
16
4
0
48
8
0
14
19
1
0
57
2
0
15
10
8
2
30
16
2
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Untuk angket motivasi belajar dengan jumlah 15 item diketahui nilai tertinggi 42 dan terendah 37 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
48
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
42 37 1 3
5 1 3
=2 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki motivasi belajar kategori baik, sedang dan kurang TABEL XII INTERVAL MOTIVASI BELAJAR Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
41-42
5
A
39-40
10
B
37-38
5
C
Jumlah
20
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk motivasi belajar yang baik mendapat nilai antara 41-42 sebanyak 5 siswa b. Untuk motivasi belajar yang sedang mendapat nilai antara 39-40 sebanyak 10 siswa c. Untuk motivasi belajar yang kurang mendapat nilai antara 37-38 sebanyak 5 siswa
49
B.
Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel keharmonisan keluarga dan motivasi belajar untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
rxy
XY
X Y N
X 2 2 Y 2 2 X Y N N
Analisis
ini
untuk
mengetahui
seberapa
jauh
hubungan
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel keharmonisan keluarga diberi nama variabel X dan motivasi belajar diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut:
50
TABEL XIII TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA (X) DAN MOTIVASI BELAJAR (Y) No Resp
X
Y
X2
Y2
XY
1
41
41
1681
1681
1681
2
41
40
1681
1600
1640
3
35
38
1225
1444
1330
4
43
41
1849
1681
1763
5
39
38
1521
1444
1482
6
37
38
1369
1444
1406
7
37
40
1369
1600
1480
8
40
37
1600
1369
1480
9
38
40
1444
1600
1520
10
41
41
1681
1681
1681
11
38
38
1444
1444
1444
12
40
39
1600
1521
1560
13
38
39
1444
1521
1482
14
38
40
1444
1600
1520
15
41
41
1681
1681
1681
16
41
40
1681
1600
1640
17
40
39
1600
1521
1560
18
42
41
1764
1681
1722
19
41
40
1681
1600
1640
20
41
40
1681
1600
1640
∑
792
791
31440
31313
31352
Sehingga diketahui: X = 792 Y = 791
51
X2 = 31440 Y2 = 31313 XY = 31352 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
792x791 20 7922 31313 7912 31440 20 20 31352
626472 20 627624 625681 31313 31440 20 20 31352
31352 31323.6
31440 31381,231313 31284,05 28,4 58,8 X 28,95
28,4 41,25
rxy = 0,688
52
C.
Analisis Lanjutan Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas (dalam hal ini keharmonisan keluarga) dengan variabel terikat (motivasi belajar) maka dilakukan dengan membandingkan r hitung yang diperoleh dengan r tabel 5% maupun 1%. Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas dasar signifikansi 5% Pada tabel lain product moment (r hitung) dengan jumlah responden = 20, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam tabel diperoleh 0,444, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: pada taraf signifikansi 5% rtabel = 0,444, sehingga r hitung > r tabel Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,688 berada pada batas signifikan, 5%. Dengan demikian penulis menerima hioptesis yang berbunyi: Keharmonisan keluarga dalam keluarga berhubungan dengan motivasi belajar siswa.
53
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keharmonisan keluarga dalam keluarga pada siswa SD N Kauman Kidul yang berada pada kategori tinggi mencapai 45% kategori sedang 40% dan kategori kurang 15 % 2. Motivasi belajar siswa SD N Kauman Kidul yang berada dalam kategori tinggi mencapai 25% kategori sedang 50% dan kategori rendah 25%. 3. Ada hubungan secara positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dalam keluarga dengan motivasi belajar siswa SD N Kauman Kidul dimana nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,688 yang lebih besar dari r tabel 5% maupun 1%.
B
Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap anak, mengingat anak dalam usia perkembangan membutuhkan perhatian.
53
54
2. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap pergaulan anak sehingga anak tidak terpengaruh hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anak.
C.
Penutup Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis berterima kasih pada pemerhati skripsi untuk berkenan memberikan tanggapan, saran maupun kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis lanjatkan do'a semoga skripsi ini menjadi manfaat yang lebih bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.
55
DAFTAR PUSTAKA
Al-Affas, Syd. Muhammad Islam.Bandung: Mizan
Naquib.
1984.
Konsep
Pendidikan
Dalam
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta Ali, Muhammad. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Basri, Hasan. 2002. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama Yogyakarta: Pustaka Pelajar Budiningsih, 2002. Belajar dan Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu Dalyono, 1997. Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung: Bina Insani Darajat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan Bintang Departemen Agama RI. 1989. Al Qur’an dan terjemahnya/proyek pengadaan kitab suci AlQur’an Jakarta: Depag RI Hamalik, Oemar. 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu Hurlock, Elizabeth T. 2000. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Gramedia Kartono, Kartini. 2003 Psikologi Perkembangan Keluarga, Jakarta: Graha Ilmu M. Hawari, 2004. Membentuk Keluarga Sakinah, Surabaya: Mitra Ummat Meichiati, 2004. Membangun Keharmonisan Keluarga, Bandung: Alfabeta Poerwardaminta. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto, Ngalim. 1989. Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Rahman, Maman. 1996. Konsep dan Analisis Statistik Semarang: IKIP Semarang Press Riyanto, Bambang. 2004. Psikologi Pengajaran, Bandung: Alfabeta Rusyan, M. Tabrani. 2004. Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
55
56
S. Nasution, 1996. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius Sardiman, 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Shohib, Muh. 1998. Pola Asuh Orang Tua dalam membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri Jakarta: Rineka Cipta Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta Surayin, 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya Uno, Hamzah B. 2006. Teori Motivasi, Jakarta: Graha Ilmu W.S. Winkel, 1987. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Wasito, Wojo. 1980. Kamus Lengkap, Bandung: Hasta