Pengaruh Orang Tua Dan Fasilitas Praktik Terhadap Motivasi Belajar Siswa Setiyo Eri Ermanto (11320079-ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah. Pendidikan dianggap begitu penting karena sejak lahir manusia tidak bisa berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri, mempertahankan hidup maupun merawat dirinya sendiri sehingga harus bergantung pada orang lain yang dalam hal ini adalah orang tua. Peran orang tua selain membimbing anak belajar di rumah, juga bertindak sebagai pendamping anak, motivator, dan pengawas yang baik. Demikian halnya dengan fasilitas praktik, anak didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui kondisi orang tua siswa; (2) Untuk mengetahui kondisi fasilitas praktik; (3) Untuk mengetahui motivasi belajar siswa; (4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orang tua terhadap motivasi belajar; (5) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh fasilitas praktik terhadap motivasi belajar; dan (6) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orang tua dan fasilitas praktik terhadap motivasi belajar. Metode penelitian. Penelitian di sini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan expost facto. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Grafika Bakti Nusantara tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 88 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Kreitjei dengan taraf kesalahan 5% dan jumlah populasi sebesar 88 orang, diperoleh sampel sebanyak 72 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, angket. Alat analisis menggunakan uji coba instrumen yaitu validitas dan reliabilitas, uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji linearitas, uji multikolinearitas. Uji regresi, uji F, dan koefisien determinasi. Hasil analisis. Kondisi orang tua siswa SMK Grafika Bakti Nusantara secara keseluruhan menunjukkan tinggi, yaitu sebesar 41,7%. Fasilitas praktik secara keseluruhan menunjukkan tanggapan rendah, yaitu sebesar 41,7%. Motivasi belajar secara keseluruhan menunjukkan tanggapan rendah, yaitu sebesar 38,9%. Orang tua (X1) memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar (Y). Uji hipotesis menunjukkan variabel orang tua mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 yang menunjukkan hipotesis “Ada pengaruh orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat diterima. Fasilitas praktik (X2) memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar (Y). Uji hipotesis (uji t) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan fasilitas praktik terhadap motivasi belajar dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 yang menunjukkan hipotesis “Ada pengaruh fasilitas praktik terhadap motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat diterima. Orang tua (X1) dan fasilitas praktik (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar (Y). Uji hiptoesis (uji F) diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 yang menunjukkan hipotesis “Ada pengaruh orang tua dan fasilitas praktik terhadap motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat diterima. Kesimpulan. Variabel orang tua (X1) dan fasilitas praktik (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar (Y), yang artinya semakin baik pengaruh orang tua, dan fasilitas praktik, maka motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara akan semakin meningkat. Saran yang dapat diajukan yaitu: Bagi sekolah, Dari pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru perlu menghimbau orang tua supaya ikut mengawasi belajar anaknya. Bagi guru, sebagai fasilitator hendaknya dapat lebih menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Orang tua, dari pihak keluarga, khususnya orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian secara kontinue pada anak dalam belajar. Kata Kunci : orang tua, fasilitas praktik, dan motivasi belajar.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
50
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang, terlebih lagi di era globalisasi yang dikenal dengan zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) seperti sekarang ini. Berkembangnya IPTEK diikuti dengan berkembangnya pola pemikiran masyarakat. Pada perkembangan pemikiran masyarakat seperti sekarang ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab, persaingan untuk mempertahankan hidup semakin ketat dengan sulitnya lapangan pekerjaan sebagai modal untuk mempertahankan hidup dan melanjutkan keturunan. Jika dulu pada zaman kakek nenek kita, pendidikan dianggap kurang penting karena juga tidak terlepas dengan kesulitan hidup, maka pada saat ini sesulit apapun hidup yang dihadapi, pendidikan tetap menjadi prioritas yang utama bagi semua orang khususnya bagi masyarakat Indonesia (Ahmadi dan Uhbiyati, 1991: 51). Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian unsur keluarga merupakan hal yang penting sebelum mengarah lebih lanjut pada sekolah dan masyarakat. Mengingat pentingnya peranan keluarga itu terhadap pendidikan terutama terhadap anak-anaknya. Pendidikan dianggap begitu penting karena sejak lahir manusia tidak bisa berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri, mempertahankan hidup maupun merawat dirinya sendiri sehingga harus bergantung pada orang lain yang dalam hal ini adalah orang tua. Orang tua sendiri juga secara kodrati mempunyai kewajiban mendidik anak agar anak dapat hidup mandiri dan lebih baik dari orang tua mereka sesuai dengan yang mereka harapkan. Pendidikan dianggap sangat penting menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar adalah faktor eksternal yang salah satunya berasal dari faktor lingkungan siswa, yaitu faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang cukup penting dalam menunjang keberhasilan siswa, karena keluarga merupakan tempat kita memperoleh pendidikan yang pertama. Menurut Djamarah, (2004:24) pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam membentuk kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tunya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Konteksnya dengan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan, maka orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
51
Pengaruh orang tua merupakan hal yang penting dalam keberhasilan anak. Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Demikian pula sikap anak terhadap belajar, tidak bisa ditentukan oleh guru akan tetapi banyak dipengaruhi oleh perhatian orang tua terhadap belajar anaknya di rumah. Oleh karena itu perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya sangat berpengaruh terhadap sikap dan mentalitas anak dalam menentukan berhasil tidaknya belajar. Mengingat, orang tua disatu pihak berfungsi sebagai pemelihara, pelindung keluarga, dan di lain pihak sebagai pendidik putra-putrinya. Banyak diantara siswa yang kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah. Orang tua dalam hal ini berupaya untuk membantu atau setidaknya memberikan motivasi kepada anaknya. Dalam pembelajaran Akuntansi, guru harus pandai dalam menanamkan konsep awal pada siswa. Siswa pun dituntut untuk memiliki pemahaman yang cukup disertai keterampilan yang menunjang pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Maka tidak jarang siswa tidak begitu tertarik pada mata pelajaran ini karena jika tidak memahami di awal dan tidak menyimak secara seksama penjelasan prosedural dari guru, akan merasa tertinggal. Untuk mencapai pemahaman itu siswa perlu mendapatkan perhatian bukan hanya dari guru tapi juga dari orang tua dirumah. Suatu misal, bahwa dalam rangka mengikuti suatu mata pelajaran disekolah dalam bidang studi tertentu bagi peserta didik memerlukan bantuan, baik yang berkaitan dengan fasilitas maupun kemampuan yang dimiliki keluarga atau orang tua, sehingga kurangnya perhatian dari orang tua maka motivasi belajar anak semakin menurun. Dalam hal ini bagi orang tua dalam mendidik anak harus diperhatikan keperluan-keperluan yang menyangkut tentang kebutuhan anak, seperti: buku-buku pelajaran dan lain-lainnya, sebab tanpa adanya perhatian ataupun dorongan dari orang tua tentu bagi para siswa hanya suka bermain dari pada belajar. Demikian halnya dengan fasilitas praktik, anak didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Masalah yang dihadapi oleh anak didik dalam belajar relatif kecil, sehingga hasil belajar anak didik akan lebih baik. Dari beberapa faktor dan tujuan pendidikan tersebut, maka sekolah perlu menyediakan fasilitas praktik yang dapat menujang terlaksananya proses pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Fasilitas tersebut dapat berupa prasarana yang menunjang dan dapat membantu peserta didik untuk menemukan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan serta mendorong peserta didik untuk aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, terpenuhinya fasilitas praktik seperti sarana prasarana dalam belajar dan adanya kondisi motivasi belajar yang baik dapat mendukung proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat meningkatan motivasi belajar siswa. Telebih lagi dewasa ini semakin dirasakan betapa pentingnya peranan fasilitas dan lingkungan yang baik dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Namun, pentingnya keberadaan fasilitas dan lingkungan yang baik, seringkali terabaikan. Pencapaian motivasi belajar yang baik menunjukkan keberhasilan dalam proses pembelajaran, begitu juga sebaliknya tidak tercapainya motivasi belajar yang baik menunjukkan kurang berhasilnya
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
52
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan motivasi belajar yang baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah. Sebab, terpenuhinya fasilitas dan lingkungan yang baik, dapat meminimalisir kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tingkat kesulitan belajar yang rendah, menciptakan kelancaran proses belajar sehingga Terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Demikian halnya dengan SMK Grafika Bakti Nusantara yang senatiasa mendorong siswanya untuk selalu bermotivasi dengan menyediakan berbagai fasilitas praktik yang memadai dengan pengelolaan yang baik guna menunjang KBM. Selain menyediakan fasilitas praktik yang memadai, SMK Grafika Bakti Nusantara juga sangat memperhatikan lingkungan sekitar tempat belajar bagi para siswanya sehingga KBM dapat berlangsung dengan lancar dan meningkatkan motivasi belajar siswanya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan mengambil judul “Pengaruh Orang Tua dan Fasilitas Praktik Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Grafika Bakti Nusantara Tahun Pelajaran 2012/2013”.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Perhatian Orang Tua Perhatian itu sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati, serta ditentukan oleh kemauan. Sesuatu yang dianggap luhur, mulia, dan indah akan sangat mengikat perhatian. Demikian pula sesuatu hal yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan ketakutan, akan mencekam perhatian. Sebaliknya, segala sesuatu yang membosankan, sepele, dan terus menerus berlangsung tidak akan bisa mengikat perhatian. Seperti telah diketahui bahwa perhatian itu tidak hanya berhubungan dengan pengamatan, melainkan juga berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain seperti pikiran, perasaan dan kemauan. Dari sini dapat dipahami bahwa memperhatikan (menaruh perhatian) itu adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan. Dari pengertian perhatian di atas maka perhatian orang tua merupakan pemusatan tenaga/kekuatan jiwa yang ditujukan kepada suatu obyek yaitu pada kegiatan belajar anak terutama pada mata pelajaran akauntansi. Orang tua mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar anak. Fasilitas Praktik Kesiapan fasilitas praktik sangat penting untuk memulai pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan maka pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan memiliki hasil yang baik. Slameto (2010: 61) mengatakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinterkasi dengan cara tertentu. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau peralatan yang memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Slameto (2010: 113) mengatakan, kondisi kesiapan individu atau peralatan mencakup
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
53
setidaknya tiga aspek, yaitu: (a) Kondisi fisik, mental dan emosional; (b) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan; (c) Keterampilan dan pengetahuan. Praktik merupakan suatu kegiatan atau percobaan yang dilakukan seperti dalam teori. Untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya diperlukan suatu suasana yang menyenangkan dan perlengkapan yang memadai maupun faktor penunjang lainnya yang berkaitan dengan belajar. Fasilitas yang lengkap dan relevan dengan tujuan pembelajaran akan dapat membantu pencapaian hasil belajar yang optimal. Pengertian fasilitas berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 415) adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas dan sebagainya. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka fasilitas merupakan sesuatu yang dapat mempermudah atau memperlancar pelaksanaan suatu kegiatan tertentu. Fasilitas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah fasilitas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Fasilitas praktik ini dapat berupa buku, alat peraga, media, alat praktik, ruang bengkel dan lain-lain yang pada prinsipnya merupakan pendukung tercapainya belajar. Mengingat bahwa fasilitas praktik sebagai salah satu faktor yang sangat penting bagi kemajuan belajar dan pencapaian prestasi siswa secara optimal, maka perlu dibuat suatu perencanaan yang baik dalam hal pengadaan fasilitas praktik tersebut. Pengertian Motivasi Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Penilaian tentang motivasi banyak dilakukan atau digunakan dalam berbagai bidang pendidikan. Berdasarkan motivasi seseorang dapat melakukan sesuatu yang diinginkan (Sardiman, 2001: 71). Menurut Sardiman (2001: 72) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain. Purwanto (1995: 28) mengartikan motivasi sebagai suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seorang anak agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan dan ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Hamalik (2000: 97) menyatakan bahwa motivasi ditandai oleh harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah, tinjauan masa depan yang optimis dan prestasi akademis, dorongan sosial, dorongan aktivitas, dorongan untuk merasa aman, dorongan untuk dihargai, dan dorongan untuk dimiliki. Menurut Poerwadarminta (1995: 38) motivasi atau semangat adalah nafsu untuk bekerja, berjuang, dan sebagainya. Nitisemito (1999: 107) berpendapat bahwa motivasi adalah melakukan pekerjaan secara giat dan lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seorang anak agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil. Motivasi ditandai oleh harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah, tinjauan masa depan yang optimis dan prestasi akademis, dorongan sosial, dorongan aktivitas, dorongan untuk merasa aman, dorongan untuk dihargai, dan dorongan untuk dimiliki.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
54
Motivasi atau semangat adalah nafsu untuk bekerja, berjuang, dan melakukan pekerjaan secara giat dan lebih baik.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian di lakukan di SMK Grafika Bakti Nusantara Semarang, dengan subjek penelitian siswa kelas XI SMK Grafika Bakti Nusantara tahun ajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan kurang lebih selama 4 (empat) bulan yaitu dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan expost facto, dimana melakukan kajian mengenai pengaruh variabel bebas yaitu orang tua (X1), dan fasilitas praktik (X2) terhadap motivasi belajar (Y) sebagai variabel terikat. Apa yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiono (2006: 45) bahwa penelitian jenis expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan menurutnya ke belakang untuk menemukan faktor-faktor yang mendahuluinya atau menentukan sebab-sebab yang mungkin dapat menjelaskan peristiwa yang akan diteliti. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2007: 68) populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemenelemen yang ada dalam wilayah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Grafika Bakti Nusantara tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 88 siswa. 2. Sampel Menurut Hadi (2006: 224), ”sampel adalah sekelompok individu yang jumlahnya kurang dari populasi”. Dari pendapat tersebut disimpulkan, sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi
subyek penelitian, dan paling sedikit memiliki satu sifat yang sama. Lebih lanjut
Arikunto (2007: 72) mengemukakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun apabila subjeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan hasil daftar sampel menggunakan tabel Kreitjei (Sugiyono, 2008: 87) dengan menggunakan taraf kesalahan 5% dan jumlah populasi sebesar 88 orang, diperoleh sampel sebanyak 72 orang.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
55
3. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dalam populasi dianggap sama. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2007:128), variabel adalah suatu gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini variabel ditetapkan ada dua, yaitu: 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur yang lain (Nawawi, 2007: 56). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ada dua, yaitu orang tua (X 1), dan fasilitas praktik (X2). 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya unsur yang lain (Nawawi, 2007: 56). Variabel terikatnya adalah motivasi belajar (Y).
Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan tiga variabel, yaitu dua variabel independent (orang tua, dan fasilitas praktik), dan satu variabel dependent, yaitu motivasi belajar. Sehingga desain penelitian penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. Orang tua (X1)
Motivasi belajar (Y)
Fasilitas praktik
(X2) Gambar 1. Model penelitian Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar (Y) dapat dipengaruhi oleh pengaruh orang tua (X1) dan fasilitas praktik (X2), baik secara parsial maupun secara simultan.
Definisi Operasional Variabel 1. Orang Tua (X1) Perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu abjek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas. Orang tua dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator berikut:
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
56
a. Keaktifan peran orang tua b. Perhatian orang tua dalam pembelajaran anak c. Keterkaitan antara peran dan perhatian orang tua 2. Fasilitas Praktik (X2) Fasilitas praktik merupakan segala sesuatu yang tersedia dan dapat mendukung kelancaran proses kegiatan praktik. Menurut Slameto (2010: 121), mengemukakan fasilitas praktik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut: a. Sarana : 1) Kelengkapan alat praktik 2) Kelengkapan media belajar praktek (buku, modul, jobsheet, laporan praktik) 3) Kelengkapan bahan praktek 4) Pengelolaan fasilitas praktik b. Prasarana : 1) Kondisi gedung praktik 2) Penerangan 3) Jalan menuju tempat praktik 3. Motivasi Belajar (Y) Motivasi belajar merupakan daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan dalam belajar. Motivasi belajar dalam penelitian ini diukur dengan indikator sebagai berikut (Handoko, 1992:59; dan Sardiman, 2001: 81): a.
Kuatnya kemauan untuk berbuat
b.
Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.
c.
Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain
d.
Tekun dalam mengerjakan tugas.
e.
Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat lekas putus asa)
f.
Lebih senang bekerja mandiri.
g.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.
h.
Dapat mempertahankan pendapatnya.
i.
Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
j.
Aktif mengerjakan pekerjaan sekolah diluar jam sekolah
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
57
Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan angket/kuesioner. Angket merupakan daftar pertanyaan tertulis dan dijawab atau dikerjakan tertulis pula oleh responden yang diselidiki (Arikunto, 2007: 240). Kartono (2000: 49) mengemukakan, angket adalah suatu penyelidikan tentang masalah yang umumnya menyangkut kepentingan umum atau orang banyak yang dilakukan dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir tertulis, diajukan kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan tanggapan atau jawaban tertulis pula. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dikemukakan, angket adalah daftar pertanyaan untuk diisi atau dijawab sejumlah responden guna mendapatkan tanggapan tertulis dalam suatu penelitian. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data tentang orang tua, fasilitas praktik, dan motivasi belajar. Angket disusun dengan menggunakan skala likert 1-4, yaitu seperti pada penjelasan berikut: a. Jawaban SS diberi skor 4, yaitu sangat setuju b. Jawaban S diberi skor 3, yaitu setuju c. Jawaban TS diberi skor 2, yaitu tidak setuju d. Jawaban STS diberi skor 1, yaitu sangat tidak setuju
Validitas dan Reliabilitas Validitas dan reliabilitas angket ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesesatan dalam pengumpulan data dan dalam analisis data lebih lanjut. 1. Validitas Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2000: 12). Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuesioner adalah dengan mengkorelasikan skor jawaban responden masing-masing item dengan score totalnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan jumlah sampel, yaitu sebanyak 25 siswa. Pengujian validitas dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS ver 21.0. Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005): a. Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel, maka item pertanyaan adalah valid b. Jika r hasil positif, dan r hasil < r tabel, maka item pertanyaan tidak valid 2. Reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apakah responden dapat mengungkapkan data-data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Perhitungan reliabilitas menggunakan teknik analisa Alpha Cronbach dengan dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,60 (Nunally; dalam Ghozali, 2005: 32). Perhitungan reliabilitas di sini digunakan program bantu SPSS ver 21.0.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
58
HASIL PENELITIAN Uji Persyaratan Analisis a. Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi dari data penelitian. Data penelitian dalam uji regresi diharapkan memiliki distribusi normal. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21.0. Uji normalitas di sini menggunakan histogram, normal P-P Plot dan kolmogorov smirnov yang mana hasilnya dapat diuraikan sebagai berikut.
Gambar 2. Uji Normalitas dengan Histogram
Gambar 3. Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Dari gambar 2 terlihat bahwa garis (yang menggambarkan distribusi data) membentuk lengkungan kerucut simetris. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa data penelitian baik untuk variabel orang tua, fasilitas praktik, dan motivasi belajar mempunyai distribusi normal. Sedangkan jika dilihat dari grafik P-P Plot yang ditunjukkan pada gambar 3 menggambarkan bahwa titik-titik
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
59
(yang menggambarkan data) menyebar dan membentuk pola tertentu searah dengan garis diagonal, hal ini juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (Singgih Santoso, 2000). Untuk melengkapi uji normalitas di atas, juga dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Z, yang mana hasilnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Motivasi Orang tua (X1) Fasilitas belajar (Y) praktik (X2) N 72 72 72 Mean 56.3750 25.7361 41.0139 Normal Parametersa,b Std. Deviation 9.91717 4.55635 8.28964 Absolute .184 .124 .158 Most Extreme Positive .184 .099 .158 Differences Negative -.129 -.124 -.112 Kolmogorov-Smirnov Z 1.156 1.054 1.342 Asymp. Sig. (2-tailed) .150 .217 .055 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil uji kolmogorov diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk variabel orang tua, fasilitas praktik, dan motivasi belajar masing-masing sebesar 0,217; 0,055 dan 0,150 dimana hasil dari ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai lebih tinggi dari 0,05 (=5%), sehingga dapat disimpulan data variabel orang tua, fasilits praktik, dan motivasi belajar berdistribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS ver. 21.0 dapat disajikan dalam gambar 4.
Gambar 4. Diagram Heterokedastisitas Berdasarkan diagram scatterplot seperti pada gambar 4 menunjukkan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data) menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. c. Linearitas Untuk melakukan pengujian linearitas disini juga digunakan uji autokorelasi dilakukan dengan uji mapping Durbin Watson (DW). Dari regresi diperoleh angka DW sebesar 2,037.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
60
Dengan jumlah data (n) sama dengan 72 dan jumlah variabel (k) sama dengan 2 serta = 5% diperoleh angka dL = 1,52 dan dU = 1,70. Tabel 2. Hasil Pengujian Durbin Watson Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson Square the Estimate 1 .728a .531 .517 6.89153 2.037 a. Predictors: (Constant), Fasilitas praktik (X2), Orang tua (X1) b. Dependent Variable: Motivasi belajar (Y) Berdasarkan tabel 2 pada uji autokorelasi dengan menggunakan uji mapping Durbin Watson (DW) dapat dijelaskan sebagai berikut :
Autokorelasi negatif
Tanpa kesimpulan
Tidak terdapat autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Autokorelasi positif
dL
dU
DW
4-dU
4-dL 2,48
2,037 2,3 1,70 Gambar 5. Hasil Pengujian Durbin Watson
1,52
Karena nilai DW (Durbin Watson) = 2,037 terletak antara 4-dU dan dU maka model berbentuk linear. d. Multikolinearitas Dari hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan multikoleniaritas untuk variabel orang tua, fsilitas praktik, dapat disajikan seperti pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan Multikolinearitas Variabel
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala multikolinearitas. Hal ini tampak pada nilai tolerance untuk kedua variabel tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10 persen. Jadi hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi orang tua siswa SMK Grafika Bakti Nusantara secara keseluruhan menunjukkan tinggi, yaitu sebesar 41,7%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mayoritas siswa kelas XI SMK Grafika
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
61
Bakti Nusantara mempunyai keyakinan bahwa selama ini orang tua mempunyai perhatian yang tinggi terhadap kemajuan/perkemangan pendidikan anak. 2. Fasilitas praktik secara keseluruhan menunjukkan tanggapan rendah, yaitu sebesar 41,7%. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa selama ini fasilitas praktik yang ada di SMK Grafika Bakti Nusantara menurut sebagian besar siswa belum mampu mencukupi kebutuhan praktik siswa. Artinya bahwa fasilitas praktik yang ada di SMK Grafika belum memadai dengan kebutuhan praktik grafika siswa. 3. Motivasi belajar secara keseluruhan menunjukkan tanggapan rendah, yaitu sebesar 38,9%. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa selama ini motivasi belajar siswa kelas XI SMK Grafika Bakti Nusantara mempunyai motivasi belajar yang rendah/belum sesuai harapan. 4. Orang tua (X1) memiliki pengaruh positif terhdap motivasi belajar (Y) hasil tersebut mengindikasikan semakin tinggi orang tua/perhatian orang tua, maka motivasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Sedangakn hasil uji hipotesis menunjukkan variabel orang tua mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat diterima. 5. Fasilitas praktik (X2) memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar (Y). Hasil tersebut mengindikasikan semakin baik fasilitas praktik maka motivasi belajar akan mengalami peningkatan. Hasil uji hipotesis (uji t) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan fasilitas praktik terhadap motivasi belajar dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh fasilitas praktik terhadap motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat diterima. 6. Orang tua (X1) dan fasilitas praktik (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar (Y). Hasil tersebut mengindikasikan semakin tinggi orang tua/perhatian orang tua dan fasilitas praktik, maka motivasi belajar akan semakin meningkat. Hasil uji hiptoesis (uji F) diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh orang tua dan fasilitas praktik terhadap motivasi belajar siswa SMK Grafika Bakti Nusantara” dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan N ur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Muhammad. 1995. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Anonim. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
62
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara Azwar, S. 2000. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dimyati dan Midjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarat, D. 1995. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Hadi, Sutrisno. 2006. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM Hamalik, O. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agresindo Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju Nasution, S. 1994. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: UGM. Nitisemito, Alex. 1999. Manajemen Personalia. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Poerwodarminto. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Prayitno, 2004, Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : Ikrar Mandiri Abadi. Purwanto. 1995. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta Soemanto, Wasty. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 1998. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kedua. Bandung: CV.Alfabeta Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). 2005. Surabaya: Media Center. Wahjosumidjo. 2000. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus 2014
63