PENGARUH PEMBERIAN TOKEN EKONOMI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta Email :
[email protected]
ABSTRACT This research aims to know the effectiveness of the methods of granting token economy on children's learning motivation of students in fourth grade elementary school. This research used a method of experimentation with pretest-posttest design control group design. The measuring instruments used in the study of behaviour checklist, which is a tool of observation in the form of a list containing the numbers of subjects and behaviours-behaviours that are expected to arise during research. A subject of study as many as 39 graders four state elementary school jongkang, sleman, namely 17 students referred to group of experimen and 22 students the control group. Age child was in range 9-10 years. The data of research was analyzed used technique analsis uji-t, namely paired sample t-test and independent sample t-test. T-test analysis results paired sample t-test on the pretest and posttest data experimental group t value =-4,208 with p = 0.001 (p<0.01), it means the method token economy effect of positive learning motivation of students. Furthermore, the results of the analysis of test-t independent samples t-test using gain score on data group posttest experimental and control group showed the value of t = 3,073 with p = 0,004 (p<0.01), it means that groups have a change of learning motivation is higher compared to the control group. The conclusions of this research showed that the method token economy can affect the learning motivation of students, particular interest in learning, concentration of lessons in learning, persistence, and attention to the lesson. Keywords: elementary school students learning Motivation, the token economy
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian metode token ekonomi terhadap motivasi belajar siswa pada anak kelas empat Sekolah Dasar. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan design pretest-posttest control group design. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian berupa behaviour
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
59
checklist, yaitu alat observasi yang berupa daftar yang berisi nomor-nomor subjek dan perilaku-perilaku yang diharapkan muncul selama penelitian. Subjek penelitian sebanyak 39 siswa kelas empat Sekolah Dasar Negeri Jongkang, Sleman, yaitu 17 siswa termaksud kelompok ekperimen dan 22 siswa kelompok kontrol. Usia anak dalam rentang 9-10 tahun. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analsis uji-t, yaitu paired sample t-test dan independent sample t-test. Hasil analisis uji-t paired sample t-test pada data pretest dan posttest kelompok eksperimen nilai t= -4,208 dengan p= 0,001 (p<0,01), artinya metode token ekonomi berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Selanjutnya, hasil analisis uji-t independent sample t-test dengan menggunakan gain score pada data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukan nilai t= 3,073 dengan p= 0,004 (p<0,01), artinya kelompok ekperimen memiliki perubahan motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa metode token ekonomi dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya minat dalam belajar, konsentrasi terhadap pelajaran, ketekunan dalam belajar, dan perhatian terhadap pelajaran. Kata kunci: Motivasi belajar siswa sekolah dasar, token ekonomi
mencapai kematangan baik fisik, intelektual,
Pendahuluan Sekolah Dasar adalah sarana proses pembelajaran awal pendidikan ketika seorang
moral maupun sosial (Kasiram, 2003). Ketika
proses
belajar
mengajar
anak berusia tujuh tahun yang telah mengikuti
berlangsung di sekolah sering kali tenaga
program pendidikan usia dini dan pendidikan
pendidik atau guru berhadapan dengan situasi
kanak-kanak. Sekolah Dasar juga merupakan
masalah
sarana pendidikan bagi setiap anak sebagai
mengobrol di kelas ketika guru sedang
tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan
menerangkan pelajaran adalah salah satu
dan sebagai langkah awal pendidikan sebelum
contoh masalah yang sering ditemukan dan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
biasa terjadi ketika proses belajar mengajar
tinggi sehingga tercapainya suatu cita-cita.
berlangsung. Seringkali juga tenaga pendidik
Menurut Munandar, masa anak sekolah
berhadapan dengan siswa yang prestasi
diawali
kematangan
akademiknya bermacam-macam, ada siswa
bersekolah, dan seorang anak dapat dikatakan
yang prestasi akademiknya baik dan siswa
matang untuk bersekolah apabila anak telah
yang prestasi akademiknya kurang baik. Hal
dengan
tercapainya
belajar
mengajar.
Siswa
yang
60 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
ini tentu bukan semata-mata siswa tersebut
sedikit siswa yang masih kurang motivasi
dilatarbelakangi dengan IQ yang tinggi atau
belajarnya, seperti halnya siswa yang lebih
rendah, tetapi juga dibarengi dengan ada
senang mengobrol di kelas ketika guru sedang
tidaknya motivasi dalam diri siswa untuk
menjelaskan pelajaran, malas membuat tugas
belajar sehingga mencapai prestasi yang
di
maksimal.
ulangan, dan tidak jarang juga siswa bermain
Motivasi belajar adalah keseluruhan
sekolah,
perilaku
mencontek
ketika
di kelas walaupun guru di ruang kelas.
daya penggerak di dalam diri siswa yang
Akibatnya
menimbulkan kegiatan belajar dan yang
mendapatkan nilai kurang memuaskan ketika
memberikan arah pada kegiatan belajar,
mengerjakan tugas harian, ketika ulangan
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
harian, dan ujian sekolah. Tidak sedikit pula
belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011).
siswa yang merasa tidak percaya diri bahkan
Menimbulkan motivasi belajar siswa di
iri hati ketika nilai yang tertinggi diumumkan
sekolah diperlukan adanya peran guru dalam
namanya di kelas, dan siswa yang memilki
proses interaksi kegiatan belajar mengajar di
nilai rendah hanya dapat mengagumi siswa
kelas, karena dengan adanya proses interaksi
yang mendapatkan nilai tertinggi tersebut.
belajar
mengajar
diharapkan
tidak
sedikit
siswa
yang
mampu
Berdasarkan observasi yang dilakukan
memberikan dan mengembangkan motivasi
peneliti terhadap siswa di sekolah dasar negeri
belajar siswa agar melakukan kegiatan belajar
kabupaten Sleman bahwa terdapat siswa yang
secara optimal.
motivasi belajarnya masih kurang hal ini
Seorang pelajar yang baik bukan
terlihat dari perilaku siswa ketika proses
hanya dilihat dari kehadirannya setiap hari di
belajar berlangsung yaitu adanya siswa yang
sekolah, tetapi harus memiliki motivasi
mengobrol dengan teman sebangku dan
belajar yang menjadikan dirinya aktif dalam
adanya siswa yang meletakkan kepalanya di
proses
dan
atas meja ketika guru sedang menerangkan
ketika
pelajaran di kelas, banyaknya siswa yang
menerangkan pelajaran di kelas, mengerjakan
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tidak
tugas sekolah atau rumah, bertanya kepada
menyelesaikan
guru tentang hal yang belum dipahami,
sekolah, bercanda atau mengobrol pada saat
mengemukakan pendapatnya di kelas, dan
guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas
melakukan diskusi kelompok dengan teman-
ketika guru tidak. Hasil observasi juga
temannya, Namun pada kenyataanya tidak
didukung oleh hasil wawancara dengan
belajar.
mendengarkan
Memperhatikan pejelasan
guru
atau
menuntaskan
tugas
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
61
beberapa guru yang mengajar siswa kelas IV
Memberikan motivasi kepada siswa,
kabupaten Sleman, yang menyatakan bahwa
berarti sudah menggerakan siswa untuk
siswa masih banyak yang tidak mengerjakan
bergerak melakukan sesuatu dalam belajar,
pekerjaan rumah dan menyelesaikan tugas
sesuatu yang pada akhirnya menyebabkan
sekolah,
subjek menjadikan belajar sebagai kebutuhan
siswa
yang
senang
mengobrol
dengan teman sebangku, siswa yang tidak
dalam
memperhatikan guru ketika menerangkan
merupakan suatu proses perubahan dalam
pelajaran di kelas. Akibatnya ketika ulangan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
harian dan ujian sekolah tidak sedikit siswa
dengan
yang mendapatkan nilai kurang memuaskan.
kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991).
Berdasarkan kenyataan di atas peran guru
sungguh
Secara
lingkungannya
Motivasi
belajar
fisiologis
dalam
belajar
memenuhi
adalah
kekuatan
untuk
pendorong atau pengarah perbuatan belajar,
membangkitkan motivasi di dalam belajar
pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang
bagi
dapat
memungkinkan perbuatan belajar dijalankan
menumbuhkan kegairahan belajar sekaligus
(Mujiman, 2008). Motivasi belajar diartikan
menjadi aktif dalam proses pembelajaran,
sebagai
karena apabila siswa yang termotivasi dalam
keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita
belajarnya akan menghabiskan waktu dan
yang menjadi penggerak atau pendorong
usahanya
terjadinya
siswa
diperlukan
hidup.
sehingga
hal
itu
untuk mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan serius, sebaliknya
Motivasi
yang
belajar
berupa
(Diyamti
&
Membangkitkan
motivasi
kepada
siswa tidaklah mudah untuk itu diperlukan hubungan dan komunikasi yang baik dengan
“motif” diartikan sebagai daya upaya yang
siswa dan memiliki kesanggupan yang kreatif
mendorong
untuk menguhungkan pelajaran dan motivasi
untuk
dari
yaitu
kata
seseorang
berasal
perilaku
mental
Mujiono, 2002).
seorang siswa yang kurang motivasi dalam belajarnya tidak mau belajar secara maksimal.
kekuatan
melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
belajar
penggerak dari dalam dan di dalam subjek
menjadi semangat
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
berhasil.
demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari
anak
disekolah,
sehingga
untuk belajar
Ciri-ciri motivasi belajar
siswa hingga
menurut
kata motif maka motivasi dapat diartikan
Anderson & Faust (Adawiyah & Widiana,
sebagai daya penggerak yang telah menjadi
2009) adalah;
aktif (Sardiman, 2011).
a. Minat dalam belajar
62 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan menunjukan minat yang besar
terhadap pelajaran yang sedag diterangkan oleh guru di dalam kelas.
untuk terus belajar. Siswa akan terus tertarik
Karakteristik motivasi belajar sangat
dengan pelajaran-pelajaran yang diterimanya
penting dimiliki oleh setiap siswa dalam
di
belajar
sekolah
dan
selalu
berusaha
dimana
siswa
harus
memiliki
mempelajarinya kembali
ketekunan dalam menghadapi tugas, ulet
b. Konsentrasi terhadap pelajaran
menangani suatu masalah dan senang bekerja
Konsentrasi
yang
penuh
terhadap
secara mandiri. Siswa yang memiliki motivasi
pelajaran yang sedang berlangsung di dalam
belajar yang tinggi akan bosan pada tugas
kelas akan membawa pengaruh yang positif
yang
dalam mencapai hasil belajar. Siswa yang
pendapatnya terhadap hal-hal yang sudah
mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan
diyakini
senantiasa
masalahnya dengan tepat.
memfokuskan
mengkonsentrasikan
dan
sehingga
akan
mempertahankan
dapat
menyelesaikan
pada
Sardiman (2011) menyebutkan bahwa
pelajaran di sekolah, konsentrasinya tidak
ada dua macam motivasi dalam belajar yaitu
terpecah pada hal-hal diluar sekolah.
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
c. Ketekunan dalam belajar
Motivasi instrinsik merupakan motif-motif
Ketekunan
pikirannya
atau
rutin
sangat
yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu
berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar
diragsang dari luar, karena dalam diri setiap
yang baik. Siswa yang memiliki ketekunan
individu
dalam belajar tidak mudah merasa putus asa
melakukakan sesuatu.
ketika mendapat kegagalan dalam proses
siswa melakukan kegiatan belajar setiap
belajar. Siswa yang memiliki ketekunan
harinya tanpa menunggu adanya tugas rumah
dalam
atau ulangan. Sedangkan motivasi ekstirnsik
belajar
dalam
belajar
biasanya
dikategorikan
sudah
ada
motif-motif
dorongan Misalnya,
yang
untuk seorang
memiliki motivasi belajar yang tinggi.
merupakan
aktif
dan
d. Perhatian terhadap pelajaran
berfungsinya karena adanya rangsangan atau
Siswa yang memiliki motivasi belajar
dorongan dari luar. Misalnya, seorang siswa
yang kuat selalu memusatkan perhatiannya
belajar karena mengetahui besok akan ada
pada pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas
ujian, dengan harapan akan mendapatkan nilai
yang diberikan dalam belajar. Siswa akan
yang baik dan mendaptkan peringkat di kelas.
sebanyak mungkin memusatkan perhatian
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
63
Menurut Diyamti & Mijiono (2002)
intelektual, c) latihan-latihan yang terpencar,
ada lima fungsi motivasi belajar bagi siswa
d) penggunaan unit-unit yang berarti, e)
yaitu:
latihan yang aktif, f) kebaikan bentuk dan
a. Menyadarkan pada kedudukan pada awal
sistem, g) efek penghargaan (reward) dan
belajar, proses dan hasil akhir. Misalnya,
hukuman, h) tindakan-tindakan pendagosis, i)
setelah seseorang membaca suatu bab buku
kapasitas dasar.
bacaan,
dibandingkan
teman
Hamalik (2002) mengatakan bahwa
sekelasnya yang juga membaca bab tersebut,
teknik memotivasi siswa dalam belajar harus
ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia
berdasarkan kebutuhannya yaitu: pemberian
terdorong untuk membaca lagi.
penghargaan atau ganjaran, pemberian angka
b. Menginformasikan
dengan
kekuatan
atau grade, keberhasilan dan tingkat aspirasi,
usaha belajar yang dibandingkan dengan
pemberian pujian, kompetisi dan kooperasi,
teman sebaya. Misalnya, jika terbukti seorang
serta pemberian harapan. Pemberian hadiah
siswa belum memadai, maka ia berusaha
atau pemberian token ekonomi yang dapat
setekun temannya yang belajar dan berhasil.
berupa peringkat huruf atau angka, tanda-
c. Mengarahkan kegiatan belajar. Misalnya,
tanda bintang, tanda benar, centang, hadiah
setelah dia tahu bahwa dirinya belum belajar
idaman, dan lain-lain yang diberikan oleh
serius yang terbukti banyak besenda gurau
guru untuk siswa adalah motivasi ekstrinsik
maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan
d. Membesarkan semangat belajar. Misalnya,
motivasi belajar siswa di sekolah, hal ini juga
jika ia telah menghabiskan dana belajar dan
berfungsi untuk memperkuat pendapat atau
masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka
keyakinan siswa atas prestasi yang telah
ia berusaha agar cepat lulus.
dicapai. Reward atau hadiah adalah akibat
Menyadarkan belajar
tentang
dan
tentang
adanya
perjalanan
dari tigkah laku di mana hadiah bisa
kemudian
bekerja
yang
menyebabkan tingkah laku yang diberi hadiah
individu
dilatih
untuk
itu lebih sering terjadi (Alwisol, 2004).
menggunakan kekuatannya sedemikian rupa
Menurut Kartono dan Gulo, (2000) reward
sehingga dapat berhasil.
adalah ganjaran, upah, hadiah, pahala, yang
bersinambungan,
Witherington dkk. (Mustaqim, 2004),
merupakan
konsekuensi
positif
yang
mengatakan bahwa ada faktor-faktor serta
mengikuti sebuah tindakan, imbalan yang
kondisi-kondisi yang mempengaruhi atau
diterima
mendorong perbuatan belajar seseorang yaitu;
tertentu yang biasanya berfungsi sebagai
a) situasi belajar, b) Penguasaan alat-alat
penguat respon.
dengan
menjalankan
perilaku
64 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
Motivasi ekstirnsik merupakan motif-
tigkah laku dimana hadiah bisa menyebabkan
motif yang aktif dan berfungsinya karena
tingkah laku yang diberi hadiah itu lebih
adanya rangsangan atau dorongan dari luar.
sering terjadi (Alwisol, 2004). Dalam hal ini
Pemberian hadiah atau pemberian token
diperlukan peran guru untuk membangkitkan
ekonomi yang dapat berupa peringkat huruf
motivasi belajar bagi siswa sehingga hal itu
atau angka, tanda-tanda bintang, tanda benar,
dapat
centang, hadiah idaman, dan lain-lain yang
sekaligus membuat mereka aktif dalam proses
diberikan oleh guru untuk siswa adalah salah
pembelajaran baik di kelas atau di rumah.
menumbuhkan
satu bentuk motivasi ekstrinsik yang dapat
kegairahan
belajar
Token ekonomi adalah salah satu
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
metode
belajar siswa di sekolah, hal ini juga berfungsi
perilaku belajar pada siswa. Token ekonomi
untuk memperkuat pendapat atau keyakinan
adalah pemberian satu kepingan (atau suatu
siswa atas prestasi yang telah dicapai.
tanda, satu isyarat) sesegera mungkin setiap
Pemberian hadiah atau reward dengan
kali
atau
setiap
cara
untuk
perilaku
meningkatkan
sasaran
muncul.
metode token ekonomi juga merupakan suatu
Kepingan-kepingan ini nantinya dapat ditukar
alternatif
dengan benda atau aktivitas pengukuh yang
untuk
meningkatkan
motivasi
belajar siswa baik di sekolah maupun di
diinginkan subjek.
rumah. Ketika siswa telah selesai melakukan
Reward
atau
token
ekonomi
kegiatan belajar dan mendapatkan hasil yang
merupakan salah satu bentuk penguatan
maksimal, kemudian usaha tersebut diberi
positif (positive reinforcement). Menurut Syah
penghargaan berupa pemberian suatu tanda
(1999), token ekonomi adalah suatu sistem
yang
prangko,
dalam modifikasi perilaku melalui penguatan
replika dollar, stempel dan lain-lain yang
positif (positive reinforcement) yang berasal
tanda tersebut dapat ditukarkan dengan hadiah
dari dasar operant conditioning. Respon
idaman
dapat
dalam operant conditioning, terjadi tanpa
menimbulkan perasaan senang serta adanya
didahului stimulus, melainkan oleh efek yang
penghargaan dalam diri siswa, karena usaha
ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu
yang sudah dijalankan mendapat respon yang
sendiri sesungguhnya adalah stimulus yang
baik dan sebagai positive reinforcement yang
dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya
diberikan guru kepada siswa.
sejumlah respon tertentu (Anita ddk, 2003).
menarik seperti bintang,
atau
yang
diinginkan
Pernyataan tersebut juga dijelaskan bahwa reward atau hadiah adalah akibat dari
Penguat yaitu
dikatakan sebagai reinforcement konsekuensi
yang
meningkatkan
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
probabilitas
bahwa
suatu perilaku
65
akan
perilaku. Tetap di dalam pikiran, bagaimana
terjadi. yaitu frekuensi meningkat karena
cara yang pernah dilakukan, bahwa sebuah
diikuti dengan stimulus yang mendukung
sistem token ekonomi yang pada umumnya
(rewarding).
merupakan pengukuh yang praktis dan dapat
Menurut Martin & Pear, (2003),
digunakan, karena token ekonomi tidak
sebelum menerapkan token ekonomi, perlu
menjadi batas bagi mereka.
dirancang atau disiapkan langkah-langkahnya
tersebut
yaitu;
diinginkan muncul
a. Menentukan perilaku target (deciding oln
d. Memilih
the target behavior)
Dimana token
diberikan setelah respon yang
jenis
token
ekonomi
yang
digunakan (Selecting the type of token
Perilaku target akan ditentukan dari
economy to use).
banyaknya individu dengan siapa individu itu
Tanda dapat diambil disalah satu bentuk
bekerja, dengan menghitung jarak pendek dan
yang telah diasumsikan. Poker chips yang
jarak panjang perilaku sasaran yang ingin
sering digunakan, cek pribadi, tanda pada
dicapai
grafik di dinding, atau catatan dalam buku,
dari
masalah
perilaku
yang
ditemukan.
bintang atau perangko yang ditempel dalam
b. Pengambilan data dasar (taking baselines)
buku dan masih banyak lagi token ekonomi
Pengambilan
data
dilakukan
sebelum
berikutnya.
Data
dasar memulai
perilaku
(baselines) prosedur
subjek
harus
yang mungkin sesuai dengan kebutuhan subjek. e. Mengidentifikasi bantuan yang tersedia
diperoleh sebelum memulai token ekonomi.
(identifying available help)
Hal ini dilakukan karena memungkinan
Bantuan dari orang lain mungkin tidak
subjek mendapatkan kepuasan yang diperoleh
penting dalam token ekonomi yang kecil
dari kebaikan dan kelebihan penerapan token
seperti kelas, tetapi pasti membutuhkan
ekonomi yaitu tidak memerlukan waktu,
bantuan terutama pada tahap-tahap awal
tenaga,
program
program. Dalam pemberian token ekonomi
diperoleh
dengan skala yang besar, bantuan seperti
dan
dijalanakan,
biaya.
Setelah
data
yang
dibandingkan dengan data dasar (baselines)
fasilitas
psikiatri
yang menentukan efektivitas program.
beberapa sumber yang dapat memberikan
c. Memilih pengukuh cadangan (Selecting
bantuan:
(a)
sangat
orang-orang
penting.
yang
Ada
sudah
backup reinforcers)
ditugaskan untuk bekerja dengan klien (guru
Memilih kembali metode yang pada
pembantu,
dasarnya sama yaitu untuk memperkuat
pembantu
perawat,
asisten
pengajar); (b) relawan (anggota organisasi
66 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
sipil
dan
kelompok-kelompok
aksi
c. Memperhitungkan kuantitas
masyarakat); (c) perilaku individu dalam
Perlu direncanakan agar banyaknya
lembaga, dan (d) anggota atau peserta token
kepingan yang akan diterima cukup untuk
ekonomi itu sendiri. Dalam beberapa kasus,
ditukar dengan pengukuh idaman
klien telah mengajarkan untuk memberikan
d.Persyaratan hendaknya jelas
token ekonomi kepada diri mereka sendiri
Aturan yag jelas mudah diikuti. subjek
sesuai pada perilaku yang diharapkan.
diajak diskusi mengenai aturan-aturan dan
f. Memilih lokasi atau tempat (choosing the
persyaratan untuk memperoleh kepingan
locations)
e. Pilih
Tidak ada lokasi khusus untuk token
pengukuh
yang
macam
kualitasnya memadai.
ekonomi, rancanan token ekonomi yang bagus
Mencocokan
dikarenakan memiliki sedikit atau tidak ada
dengan situasi dan kondisi subjek.
pilihan lokasi. Beberapa lokasi lebih baik dari
dan
macam
dan
kualitasnya
f. Pemasaran pengadaan pengukuh idaman
pada yang lain , namun, tergantung pada
Pemasaran
pengukuh
idaman
perlu
pertimbangan jenis token ekonomi.
memperhitungkan hukum penawaran dan
Menurut Soekadji (1983), agar efektif
permintaan. Makin banyak permintaan
penerapan token ekonomi perlu memenuhi
suatu aktivitas , makin dapat dipasang
beberapa aturan dan pertimbangan yaitu:
harga tinggi nilai tukarnya.
a. Hindari penundaan Pemberian
g. Kombinasikan
pengukuhan
dilakukan
pemberian
kepingan
dengan pengukuh sosial positif
seketika setelah perilaku yang diharapkan
Melatih mengelola subjek untuk memberi
muncul. Meskipun hadiah atau reward yang
penghargaan pada diri subjek, agar subjek
sebenarnya baru dapat diberikan kemudian,
dapat berpindah dari pengukuh kepingan
namun kepingan-kepingan ini dapat mewakili,
ke pengukuh sosial.
menandai, syarat, ataupun simbol, bahwa sebagai hadiah
idaman telah ada ditangan
h. Perhitungkan efeknya kepada orang lain. Teman sebaya, saudara kandung akan iri
subjek.
bila salah satu diantara mereka mendapat
b.Berikan kepingan secara konsisten
perlakuan istimewa, untuk itu diusahakan
Pada program ini setiap kali perilaku yang telah dilaksanakan, diberi imbalan kepingan
secara
konsisiten
agar
dapat
mempercepat peningkatan perilaku sasaran.
agar mereka ikut
membantu subjek
memperoleh kepingan.
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
i. Perlu pesetujuan berbagai pihak
67
sosial belum dapat menggantikan keseluruhan
Perlu izin pelaksanaan dari orang tua, guru, dan orang-orang yang ditumpangi dalam
program keping, maka perlu diadakan latihan penyapihan dengan mengurangi nilai token.
mengelola program. Maksudnya sebelum
Berdasarkan uraian di atas dapat
menjalankan program adanya izin dari pihak
dilihat
terkait seperti kepala sekolah, guru, orang tua,
(reward)
manager, supervisior dan lain-lain agar dapat
diasumsikan berpengaruh terhadap terjadinya
bekerjasama ketika menjalankan program.
peningkatan motivasi belajar siswa akan tetapi
j.
dugaan tersebut masih bersifat teori dan
Perlu kerjasama subjek
bahwa
penghargaan atau
merupakan
faktor-faktor
hadiah yang
Pentingnya komunikasi dengan subjek
memerlukan bukti secara nyata. Oleh karena
tentang aturan main sehingga subjek setuju
itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
pada program yang akan dilaksanakan.
pemberian token ekonomi terhadap motivasi
k. Perlu latihan bagi pelaksana
belajar siswa sekolah dasar.
Perlu mendapatkan latihan-latihan dan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
pengetahuan yang diperlukan bila pelaksana
ada peningkatan motivasi belajar siswa yang
program diserahkan kepada guru, orang tua,
diberikan token ekonomi, dengan siswa yang
atau
hendaknya
tidak diberikan token ekonomi ketika peroses
memberikan penjelasan dengan baik proses
belajar berlangsung. Siswa yang diberikan
menjalankan program metode token ekonomi
token ekonomi mempunyai motivasi belajar
kepada guru dan orang tua.
lebih tinggi dari pada siswa yang tidak
l.
diberikan token ekonomi.
orang
lain.
Individu
Perlu pencatatan Pencatatan cermat mengenai frekuensi
perilaku-sasaran dan perilaku lain perlu dilakukan. Maksudnya, diperlukan pencatatan secara cermat dan teliti terhadap banyaknya
adalah siswa sekolah dasar (SD) yang duduk
satu tahun ajaran 2012/2013, kecamatan
m. Kombinasi dengan prosedur lain token
Subjek penelitian dalam penelitian ini
dikelas IVA dan IVB SDN Jongkang semester
perilaku yang diharapkan.
Program
Metode Penelitian
ekonomi
dapat
dikombinasikan dengan prosedur lain seperti denda dan penyisihan. n. Follow-up : penunda pengukuhan Bila program kepingan telah berhasil meningkatkan perilaku sedangkan pengukuh
Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi
dengan
metode
behavior checklist. Behavior checklist adalah alat observasi yang berupa daftar yang berisi nomor subjek dan perilaku-perilaku yang
68 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
diharapkan muncul. Checklist dimaksudkan
dengan kelompok kontrol. Metode analisis
untuk mensistematisasi catatan observasi.
yang
Behavior checklist ini digunakan sebagai
menggunakan bantuan program komputer
analisa untuk mengetahui berbagai perilaku
SPSS 17.0 for Windows.
digunakan
dalam
penelitian
ini
yang muncul selama penelitian. Lembar ini terdiri dari beberapa kolom yang berisikan tanda checklist pada nomor kursi siswa dan indikator-indikator perilaku motivai belajar yaitu,
minat
dalam
belajar,
konsentrasi
terhadap pelajaran, ketekunan dalam belajar, dan perhatian terhadap pelajaran. Behaviour checklist
digunakan
sebagai
alat
untuk
mengukur motivasi belajar siswa. Semua
Hasil dan Pembahasan Suatu penelitian komparatif (perbedaan) kuatitatif dengan analisis statistik parametrik sebelum diadakan uji hipotesis terlebih dahulu ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu distribusi
sampel
harus
normal
dan
mempunyai variansi skor yang homogen (setara).
aktivitas siswa yang dilihat berkaitan dengan
a. uji normalitas
kegiatan siswa baik di dalam kelas maupun di
uji normalitas menggunakan One Sample
rumah. Aturan pemberian skor adalah setiap
Kolmogorov
perilaku
signifikan adalah p>0,05, maka tidak ada
yan muncul diberi skor
satu,
Smirnov
antara
Test.
skor
Kaidah
subjek
uji
sedangkan setiap perilaku yang tidak muncul
perbedaan
sampel
diberi skor nol.
penelitian dan sebaran skor subjek pada
Analisis data dalam penelitian ini
populasi (sebaran dikatakan normal) dan
adalah metode statistik parametrik. Teknik
sebaliknya apabila p<0,05 maka sebaran
analisis yang digunakan dalam penelitian ini
dinyatakan tidak normal. Analisis data untuk
adalah uji perbedaan (uji-t) yaitu paired
kelompok
sample t-test dan independent sample t-tes.
menghasilkan Kolmogrof-Smirnov Z adalah
Paired sample t-tes digunakan untuk menguji
0,692 dengan p= 0,724 dan untuk kelompok
perbedaan rata-rata (mean) antara hasil pretest
eksperimen
dan postest pada masing-masing kelompok
Kolmogrov-Smirnov Z adalah 0,525 dengan
(kelompok ekperimen dan kelompok kontrol).
p= 0,946. Sedangan untuk kelompok kontrol
Independent sample t-test digunakan untuk
pada
menguji perbedaan rata-rata (mean) skor hasil
Smirnov Z adalah 0,708 dengan p= 0,698 dan
posttest dikurangkan dengan hasil pretest
untuk
(gainscore)
menghasilkan Kolmogrof-Smirnov Z adalah
antara kelompok eksperimen
eksperimen
pada
pretest
pada
posttest
menghasilkan
menghasilkan
kelompok
kontrol
pretest
Kolmogrof-
pada
posttest
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
69
0,757 dengan p= 0,615. Berdasarkan hasil
posttest dikurangkan dengan hasil pretest
analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa
(gainscore)
antara siswa kelompok eksperimen dan
dengan kelompok kontrol.
kelompok kontrol mempunyai skor yang
a. Paired Sample t-test
antara kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
Paired sample t-test digunakan untuk
b. Uji homogenitas
menguji perbedaan rata-rata (mean) antara
Uji homogenitas menggunakan One Way
hasil pretest dan posttest pada masing-masing
Anova Test of Homogeneity of Variances
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
dengan kaidah jika p>0,05 maka variansi pada
kelompok kontrol.
tiap kelompok data adalah sama (homogen). Jika
p<0,05,
maka
tiap
t-test pada kelompok ekperimen diperoleh
kelompok data adalah tidak sama (tidak
nilai t= -4,208 dan p= 0,001 (p<0,05) artinya
homogen). Pada penelitian ini hasil pengujian
sangat signifikan, sedangkan pada kelompok
homogenitas pada data pretest, menunjukan
kontrol diperoleh dengan nilai t= -349 dan
bahwa nilai levene statistic = 1,395 dan p=
p=0,731 (p>0,05), artinya tidak signifikan.
0,244 (p>0,05) artinya tidak signifikan, maka
Berdasarkan hasil kedua analisis tersebut,
berdasarkan
dapat
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesisi
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
peneliti yang menyatakan metode token
variansi
ekonomi
hasil
kelompok
variansi
analisis
pada
Hasil analisis uji-t yaitu paired sample
ini
(homogen).
Hasil
komputerisasi dapat dilihat pada lampiran. Pengujian hipotesis yang digunakan
berpengaruh
positif
terhadap
motivasi belajar siswa, dapat diterima. b. Independent Sample t-test
untuk menganilisis data dalam penelitian ini
Independent Sample t-test digunkan
adalah metode statistik parametrik. Teknik
untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua
analisis yang digunakan dalam penelitian ini
kelompok. Independent Sample t-test pada
adalah uji perbedaan (uji-t) yaitu paired
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sample t-test dan independent sample t-tes.
menggunakan
Paired sample t-tes digunakan untuk menguji
merupakan
perbedaan rata-rata (mean) antara hasil pretest
perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.
dan postest pada masing-masing kelompok
gain
selisih
Berdasarkan
score. nilai
hasil
Gain
score
sebelum
diberi
analisis
uji-t
(kelompok ekperimen dan kelompok kontrol).
diperoleh nilai t= 3,073 dengan skor Sig. (2-
Independent sample t-test digunakan untuk
tailed)= 0,004, maka dapat dikatakan bahwa
menguji perbedaan rata-rata (mean) skor hasil
terdapat perbedaan motivasi belajar yang
70 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
sangat signifikan antara kelompok eksperimen
belajar siswa kelas IVB pada kelompok
dan kelompok kontrol. Hasil nilai rata-rata
eksperimen.
(mean) motivasi belajar pada kelompok
Token ekonomi yang dimaksud dalam
eksperimen menunjukan nilai M= 1,6824 dan
penelitian ini adalah pemberian stempel
pada kelompok kontrol menunjukan nilai M=
sebagai
0,1136, artinya ada perbedaan yang terjadi
tersebut dikumpulkan dan dapat ditukarkan
antara kelompok eksperimen dan kelompok
dengan hadiah atau pengukuh idaman. Token
kontrol yang menggunkan token ekonomi
ekonomi sendiri pada dasarnya merupakan
dengan yang tidak. Hal ini juga dapat dilihat
upaya untuk mendorong siswa melaksanakan
dengan
kelompok
perilaku belajar siswa di kelas. Hal ini
eksperimen sebelum diberikan perlakuan
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
sebesar
diberikan
Triplett (Budisetyani, 2005) yang mengatakan
perlakuan sebesar 8,1029. Nilai ini menujukan
bahwa individu akan menunjukan performa
bahwa ada peningkatan motivasi belajar pada
yang lebih baik dengan adanya penghargaan
siswa pada kelompok eksperimen.
atau kehadiran orang lain. Selain itu Kazhim
melihat
6,4206
Dari
rata-rata
dan
hasil
sesudah
analisis
data
tanda
sementara,
dimana
tanda
dengan
(2010) mengatakan bahwa hadiah adalah
menggunakan paired sample t-test yang
wujud penghargaan dan dukungan atas sebuah
diperoleh dengan nilai -4,208 dan p=0,001
prestasi dan perilaku yang baik yang dimiliki
membuktikan bahwa motivasi belajar siswa
seorang anak, hadiah juga merupakan sebuah
pada kelompok ekspererimen yang diberikan
simbol, dengan hadiah anak akan merasakan
metode token ekonomi dalam proses belajar
bahwa perilaku dan prestasi yang diraih
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
adalah suatu yang harus dipertahankan.
kontrol yang tidak diberikan metode token
Peneliti
memberikan
stempel
ekonomi, yaitu dengan nilai -0,349 dan
bergambar animasi (angy bird) warna merah
p=0,731. Artinya penggunaan metode token
dimana stempel tersebut akan distempelkan
ekonomi efektif dalam proses belajar siswa
pada poster lipat berwarna biru dan kuning
baik di kelas maupun di rumah. Selain itu,
apabila siswa melaksanakan perilaku belajar
nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen
yang sudah tertulis dalam poster lipat dan
sebelum diberikan perlakuan (pretest) sebesar
untuk pemberian token sendiri menjadi dua
6,4206 dan sesudah diberikan perlakuan
tahap. Tahap pertama di minggu pertama
(posttest)
ini
jumlah stempel yang harus dikumpulkan
menunjukan bahwa ada peningkatan motivasi
siswa sebanyak 40 dan 80 buah stempel
sebesar
8,1029,
nilai
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016
71
dengan total keseluruhan 120 stempel dalam
meningkat, berulang atau terpelihara disebut
satu minggu. Pada tahap kedua di minggu
pengukuhan positif (positive reinforcement).
kedua
jumlah
stempel
yang
harus
dikumpulkan siswa tidak berbeda yakni sebanyak 40 dan 80 buah stempel dengan total keseluruhan 120 stempel, namun pemberian atau perolehan poin di minggu kedua tidak semudah seperti di minggu pertama, karena adanya
pengurangan poin dalam
setiap
perilaku dengan perolehan total stempel yang harus di dapatkan sebanyak 120 stempel dan apabila subjek tidak melaksanakan perilaku belajar yang diinginkan akan dikenakan denda berupa pengurangan satu poin dari jumlah poin yang suda dikumpulkan. Dari hasil observasi dan analisis yang dilakukan selama diberikannya perlakuan berupa token ekonom, siswa mengalami peningkatan perilaku dalam proses belajar di kelas maupun di rumah. Hal ini pun diperkuat
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang didapat setelah melakukan analisis data dengan menggunakan uji-t yaiti paired sample t-test dan independent sample t-test, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode token ekonomi dapat meningkatkan atau berpengaruh
bahwa
metode
tabungan
untuk
meningkatkan
motivasi belajar siswa dibandingan yang tidak mengguakan metode token ekonomi, sehingga ada perbedaan motivasi belajar yang sangat signifikan atara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Penggunaan metode token ekonomi pada kelompok eksperimen sangat signifikan
dalam
meningkatkan
motivasi
belajar siswa. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dengan penelitian Indrizati (2002), yang menyatakan
positif
memberikan
informasi
kepada
tenaga
kepingan itu efektif pada seluruh tingkat usia.
pendidik, dan orang tua bahwa metode
Pada situasi ketika kontrol yang sangat ketat
pemberian
dibutuhkan maka metode tabungan kepingan
meningkatkan motivasi belajar anak baik di
menjadi metode intervensi yang baik. Winto,
sekolah maupun di rumah.
probowati
Atmadji
Untuk
ekonomi
peneliti
selanjutnya
dapat
yang
(2005)
juga
terbaik
bagi
tertarik untuk meneliti penggunaan metode
peningkatan dan pemeliharaan perilaku ialah
token ekonomi khususnya di dunia pendidikan
penerapan prosedur pengukuh positif. Suatu
hendaknya
proses
prosedur atau cara yang akan dijalankan agar
mengatakan
dan
token
bahwa
pemberian
teknik
stimulus
(benda
atau
lebih
matang
dapat
dan
mempersiapkan
kejadian) sebagai konsekuensi suatu perilaku
lebih
lancar,
seperti
dan berhasil menyebabkan perilaku tersebut
mempersiapkan alat, bahan, dan waktu yang
72 Muriyawati, & Faridah Ainur Rohmah, Pengaruh Pemberian Token Ekonomi …
tepat. Peneliti juga harus mengkoordinasikan dalam penggunaan token ekonomi dengan
Mujiman, H. 2006. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
guru yang bersangkutan, agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Serta disarankan untuk
penelitian
selanjutnya
Pendidikan.
hendaknya
menggunakan cara atau metode lain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, P.R. Widiana, S.H. 2009. Motivasi Belajar Dalam Mempelajari Agama Islam Ditinjau Dari Metode Pembelajaran. Jurnal Psikologi Vol.II No.2. 151-165 Ahmadi, A & Supriono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Alwilsol. 2004. Psikologi Malang: UMM Press.
Mustaqim. 2004. Psikologi Semarang: Pustaka Pelajar.
Kepribadian.
Diyamti & Mujiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offest. Mahendra, A. & Ma’mun, A. 1998. Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung: CV Andira. Makmun, A. S. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Martin, G. & Pear, J. 2003. Behavior Modification: What It Is and How To Do It. United States of America: Pearson Prentice Hall. Miltenberger, Raymon G. 2004. Behavior Modification: Principle and Procedures Third Edition. United States of America: Wadsworth.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persaja. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, M. M.ed. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. Soekadji, Soetarlinah. 1983. Modifikasi Perilaku: Penerapan Sehari-hari dan Penerapan Profesional. Yogyakarta: Liberty. Wahyuni, E. N. 2009. Motivasi Dalam Pembelajaran. Malang: UIN Malang Press.