PENGARUH KETELADANAN GURU DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Studi Kasus SMP Negri 8 Salatiga 2009-2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
MAMAT DUWOH HASONO NIM : 114 08 200
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Mamat Duwoh Hasono
NIM
: 114 08 200
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: PENGARUH KETELADANAN GURU DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus SMP Negeri 8 Salatiga 2009-2010)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Hanung Triyoko, M. Hum, M. Ed. NIP : 19570520 1986011001
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudari, Mamat Duwoh Hasono dengan Nomor Induk Mahasiswa, 114 08 200 yang berjudul PENGARUH KETELADANAN GURU DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Studi Kasus SMP Negri 8 Salatiga 2009-2010. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari sabtu yang bertepatan dengan tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga: 16 Syawal 1431 25 September 2010 Panitia Ujian Ketua
Sekretaris Bidang
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005 Penguji II
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 Penguji I
Muna Erawati, M. Si NIP. 197512181999032002
Achmad Maimun, M. Ag NIP. 197005101998031003
Pembimbing
Hanung Triyoko, M, Hum, M. Ed NIP : 19570520 1986011001 iii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Mamat Duwoh Hasono
NIM
: 114 08 200
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis
Mamat Duwoh Hasono NIM: 114 08 200
iv
MOTTO
Pilihan – pilihan anda mencerminkan siapa diri anda, meski ada keterbatasan tapi selalu ada kesempatan untuk memilih yang terbaik (Ingrid Mattson)
Sesungguhnya betapa banyak nikmat di dunia ini, tetapi cukuplah Islam itu menjadi nikmat yang paling besar. Sesungguhnya banyak kesibukan tetapi jadikanlah taat itu menjadi kesibukan yang utama, sesungguhnya banyak yang dapat diambil teladan dalam hidup ini, tetapi mati adalah ibarat dari contoh yang paling utama (Ali r.a)
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya: 1. 2.
Allah Swt
Ibunda, serta Bapak tercinta, terkasih dan tersayang atas perjuangannya. Yang selalu membimbing, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kesuksesan study anaknya, semoga Allah senantiasa meridhoinya 3.
Para sahabat (Heri, Ali, Heru,) perjuangan kalian akan kami kenang selalui 4.
Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
vi
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Alhamdulillahirabil'alamin. Puji syukur pada Illahirobbi, Tuhan seru alam. Bumi, matahari segala yang ada di langit beserta binaannya bergerak seraya bertasbih kepadaNYA. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkah kepada junjungan agung Nabi Muhammad SAW, manusia ummi penyempurna akhlak yang mulia, dan motivator handal yang menjadi suri teladan sepanjang hayat. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Dengan penuh rasasyukur, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si selaku Ketua progdi Jurusan Tarbiyah 3. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal keilmuan pada penulis. 5. Kepala SMP Negri 8 Salatiga, dan keluarga besar SMP Negri 8 Salatiga yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga pendidikan tersebut.
vii
6. Keluarga tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan nbantuan material maupun spiritual. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridlo dari Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Amin Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca yang pada umumnya.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Penulis
Mamat Duwoh Hasono NIM: 114 08 200
viii
ABSTRAK
Hasono, Mamat Duwoh. 2010. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pengaruh Keteladanan Guru di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Studi Kasus SMP Negri 8 Salatiga 2009-2010 Kata kunci : keteladanan guru, motivasi belajar, siswa Sekolah Menengah Pertama. Rumusan masalah yang akan di capai adalah sebagai berikut,. a) bagaimanakah tingkat keteladanan guru di Sekolah? b) bagaimanakah tingkat motivasi belajar siswa terhadap semua mata pelajaran? c) bagaimanakah pengaruh keteladanan guru di Sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Tujuan yang di harapkan adalah sebagai berikut. Pertama mengetahui konsep Keteladanan. Kedua mengetahui sumber motivasi belajar siswa. Ketiga mengetahui pengaruh keteladanan guru di Sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Keempat mengetahui tujuan guru dalam memberikan contoh keteladanan di Sekolah pada motivasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode penyebaran angket dengan mengambil beberapa sabjek dari sisawa. Angket keteladanan guru berjumlah 30 aitem pilihan jawaban a, b, dan c. Angket motivasi belajar siswa terdiri 25 aitem pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, dan c. Data dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment sehingga diperoleh nilai rxy sebesar 0,15 kemudian konsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 70, pada tarif signifikan 5% diperoleh nilai 0,235 dan pada tarif signifikan 1% di peroleh nilai 0,306. Dengan demikian nilai rxy lebih kecil dari pada nilai r pada tabel tidak ada pengaruh antara keteladanan guru dan motivasi belajar siswa di SMP negeri 8 Salatiga tahun 2009-2010.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN DEKLARASI..................................................................... .
iv
HALAMAN MOTTO ...........................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................
x
BAB. I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Penegasan Istilah
.................................................................
4
C. Rumusan Masalah .................................................................
10
D. Tujuan Penelitian
……...........................................................
11
E. Manfaat Penelitian ……...........................................................
11
F. Hipotesis ……………………………….……………………..
11
G. Metodologi Penelitian...............................................................
12
H. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................
16
BAB. II. LANDASAN TEORI A. Keteladanan Guru ...................................................................
17
B. Motivasi Belajar Siswa……………………….……………….
26
C. Pengaruh Keteladanan Guru terhadap Motuvasi Belajar siswa
37
BAB. III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 8………………………………....
39
B. Profil Sekolah ….....................................................................
40
C. Penyajian Data Respomden …………………………………
46
x
BAB. IV. ANALISIS DATA A. Analisis Data …….…………………………………………..
47
B. Uji Hipotesis ............................................................................. 54 BAB. V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
56
B. Saran ........................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Daftar Guru Pendidik........................................................
41
Tabel 1.2
Keadaan Siswa dan Jenis Kelamin ....................................
42
Tabel I.3
Daftar siswa kelas (lampiran)
Tabel 3.4
Keteladanan Guru (lampiran)
Tabel 3.5
Daftar Motivasi Belajar Siswa (lampiran)
Tabel 4.6
Kategori Keteladanan Guru di Sekolah (lampiran)
Tabel 4.7
Daftar Frekuensi Keteladanan Guru di Sekolah.................
48
Tabel 4.8
Prosentase Keteladanan Guru............................................
49
Tabel 4.9
Daftar Frekuensi Motivasi Belaajar Siswa (lampiran)
Tabel 4.10
Distribusi Motivasi Belajar Siswa………………………....
51
Tabel 4.11
Prosentase Motivasi Belajar Siswa.....................................
52
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertandatangan dibawah ini : Nama
: Mamat Duwoh Hasono
Tempat tanggal lahir : Sragen, 06 Agustus 1986 Jenis kelamin
: Laki-laki
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jiwan, Ngrombo RT 02 RW 01 Plupuh, Sragen
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Ngrombo lulus tahun 1999 2. SLTP N 1 Plupuh Sragen lulus tahun 2002 3. MAN 2 Sragen lulus tahun 2005 4. D2 PGK STAIN Salatiga 2006 5. SI STAIN Salatiga 2010 Demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Penulis
Mamat Duwoh Hasono NIM: 114 08 200
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Allah sebagai kholifah, yang di beri kemampuan tertinggi dari makhluk lain. Manusia memiliki akal dengan tujuan agar dapat mengetahui segala sesuatu serta memperoleh pengetahuan. Dalam al-qur’an surat Al-‘Alaq 1-5 Allah SWT berfirman :
ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ùz ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ Artinya : “ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah yang paling
pemurah (3) Yang mengajar manusia dengan
perantara kalam (4) Dia mengajarkan kepada apa yang ia tidak ketahuinya (5) (QS. Al ’alaq 1-5) Demikian tersirat jelas perintah Allah SWT kepada manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan yang dijadikan pedoman dalam memikul amanah di bumi. Dalam dunia pendidikanlah sarana untuk menggali ilmu tersebut. Mencetak kholifah muda yang berbakat dan taqwa kepada Allah SWT. Setiap anak yang memiliki rasa cinta terhadap ilmu maupun bidang studi pelajaran, mereka akan senang sekali belajar. Bahkan akan menggunakan seluruh waktunya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Baik membaca buku, maupun meneliti masalah yang terjadi dan berusaha memecahkannya. Guru sangatlah berperan untuk membangkitkan rasa cinta siswa terhadap ilmu
2
dan bidang studi. Tingkah laku dan tutur bahasa dalam menyampaikan mata pelajaran, etika dalam bergaul dengan siswa serta penampilan sangatlah mempengaruhi rasa cinta anak terhadap ilmu yang diajarkan. Ilmu pendidikan akan mudah diterima anak apabila ada rasa suka terhadap guru yang menyampaikannya. Guru yang teladan dalam segala hal akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Berawal dari seorang guru akan muncul generasi baru dengan kualitas dan budi pekerti luhur. Perlu adanya peninjauan ulang terhadap paradigma guru dalam mengajarkan materi pelajaran. Seorang guru haruslah mengajarkan akhlak budi pekerti kepada siswa untuk semua bidang mata pelajaran. Baik diperagakan guru langsung lewat metode
penyampaian materi maupun
pembiasaan di dalam dan di luar kelas. Sehingga anak menilai guru wajib dijalankan setiap perintahnya juga dicontoh tingkah lakunya. Seorang guru harus memiliki budi pekerti sebagaimana dimiliki Rasulullah Muhammad SAW. sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21
©!$# x.sŒuρ tÅzFψ$# ©!$# (#θã_ötƒ tβ%x. yϑÏj9 ×πuΖ|¡ym îοuθó™é& «!$# ÉΑθßt™u‘ ’Îû öΝä3s9 tβ%x. ô‰s)©9 ∩⊄⊇∪tΠöθu‹ø9$#uρ #ZÏVx. Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab 21) Tantangan bagi seorang guru untuk benar-benar mengkaji ulang semua perbuatan, metode dan ucapannya agar tidak menyimpang dari sunnah Nabi
3
Muhammad SAW. Materi yang diterima siswa dan cermin-cermin positif dari seorang guru akan membantu anak menata dirinya menjadi insan kamil berbudi pekerti luhur. Guru harus memberikan pelayanan terhadap anak secara halus.(M. Athiyah Al Abrasy,1987:20) Hakekat pendidikan bukanlah keras dan kasar, dimana-mana terdapat hukuman juga bukan perintah dan larangan. Ada pun demikian guru hanya akan membunuh karakter siswa didik. Berdampak pada munculnya generasi pemalas dan pembangkang. Karena anak yang dididik dengan keras dan kasar akan menjadi orang penentang bahkan berani kepada guru selebih itu menentang orang tua. Sikap kasar dan keras harus segera di hapus, di kaji ulang dengan sistem lemah lembut serta kasih sayang. Guru harus membenarkan setiap kesalahankesalahan siswa menggunakan bahasa lembut tidak dengan kekerasan atau hukuman, tidak menyakiti perasaan siswa di depan siswa lain. Sistem lemah lembut, halus, lunak serta penuh kasih sayang dapat membangkitkan rasa sadar diri pada siswa sehingga mereka dengan sendirinya memperbaiki kesalahan tersebut. Guru berperan aktif dalam memberikan cerminan pada siswa dengan nilai-nilai ibadah yang diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari disekolah maupun dimasyarakat. Dengan latar belakang tersebut penulis mengambil judul : PENGARUH KETELADANAN GURU DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
4
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah persepsi dalam memaknai judul skripsi, maka penulis mencoba menjelaskan artinya secara singkat dengan rincian sebagai berikut: 1. Pengaruh Dalam kamus Indonesia kata “ pengaruh” adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang berkuasa atau yang berkekuatan (gaib, dsb) : orang tua kepada anak. (W. J.S Poerwadarminta:2006,865) Pada hakekatnya pendidikan perilaku pertama kepada anak adalah peran orang tua. Tidak menutup kemungkinan bertambah usia anak di tuntut untuk lebih maju dalam pendidikan selaras perkembanganya. Kesibukan orang tua dalam mencari nafkah untuk biaya hidup membuat mereka harus selektif memilih tempat penitipan anak dimanan di tempat tersebut dilaksanakan peran pengganti orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak. Lembaga pendidikan (TK, SD, SLTP, SMA, Perguruan Tinggi ) dimanan didalamnya terdapat pekerja pendidik anak yang menggantikan peran orang tua yaitu guru. Para guru menjadi cermin vital bagi seorang anak. Dimana semua yang ada dalam diri seorang guru menjadi bahan tiruan seorang anak. Sosok seorang guru berpengaruh terhadap akhlak dan budi pekerti mereka bahkan minat belajar anak karena guru. Dorongan untuk melakukan
5
sesuatu hal dimana anak melihat kemudian meniru dari orang tua mereka maupun guru 2. Keteladanan Sesuatu (perbuatan, barang dsb) yang patut ditiru, (W. J.S Poerwadarminta,2006:1231). Memberikan keteladanan yang positif hendaklah diwujudkan oleh seorang guru kepada siswa-siswinya. Dalam keteladanan ini kami paparkan pada bagian pendahuluan bahwa seorang guru hendaklah mengkaji ulang dalam memberikan keteladanan. Guru berhak meniru keteladanan dalam diri Rasulullah SAW. Dampak dari itu adalah siswa-siswi yang berahkhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Keteladaan merupakan wujud tindakan positif maupun negative dari seorang guru dalam tingkah laku, maupun ucapan disekolah dan masyarakat. Karena sosok guru diinilai siswa tidak hanya dilingkungan sekolah namun, dilingkungan keluarag serta masyarakat. Sering kita lihat uknum guru dalam surat kabar melakukan tindakan-tindakan negative maupun positif. Tindakan positif sudah menjadi kebanggaan siswa. Tetapi bila kita melihatnya banyak sekali tindakan negatif singkat saja Guru melakukan tindakan asusila. Sehingga kesan negative diambil siswa-siswinya. Sebagai alat ukur keteladanan kami mengambil dalam diri Rosulullah Muhammad SAW yang akan menyelamatkan semua manusia dalam hal ini guru maupun murid.
6
3. Guru ’Îû (#θßγ¤)xtGuŠÏj9 ×πxÍ←!$sÛ öΝåκ÷]ÏiΒ 7πs%öÏù Èe≅ä. ÏΒ txtΡ Ÿωöθn=sù 4 Zπ©ù!$Ÿ2 (#ρãÏΨuŠÏ9 tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# šχ%x. $tΒuρ * ∩⊇⊄⊄∪ šχρâ‘x‹øts† óΟßγ‾=yès9 öΝÍκös9Î) (#þθãèy_u‘ #sŒÎ) óΟßγtΒöθs% (#ρâ‘É‹ΨãŠÏ9uρ ǃÏe$!$# Artinya Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya .(QS. At- Taubah 122) Secara jelas Allah SWT telah memerintahakan sebagian umat islam untuk mencari ilmu dan mendalaminya agar dapat menjadi seorang
pendidik
yang
menyalamatkan
umat
manusia
dari
kejahiliyahan. Sehingga dapat dinyatakan kalau seorang pendidik itu memiliki amanah ilahiyah kepada umat manusia agar cerdas kehidupanya dan mengarahkan umat manusia agar tetap beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa serta mempunyai akhlak mulia. Semua manusia berperan sebagai pendidik baik mendidik diri maupun masyarakat lain. Sebagaimana dalam kamus bahasa indonesia kata guru memiliki pengertian orang yang kerjaannya mengajar. Sebutan untuk ”Pak Guru dan Bu Guru” sangat jelas dengan sebutan itu dalam kehidupan sehari-hari memiliki kharismatik tersendiri dimata orang lain. Profesi inilah yang sangat dihargai oleh masyarakat secara umum. Namun untuk perilaku orang yang berprofesi guru dengan kenakalannya, dapat merusak cirta guru. Karena profesi guru akan
7
terus dikaitkan dengan perilakunya yang menyimpang. Profesi guru sangat melekat pada pemiliknya sehingga apapun yang dilakukan seorang guru tetap saja dianggap setali tiga uang dengan profesi guru yang di miliki. Penulis tertarik untuk mengupasnya, guru harus menyadari bahwa mereka memiliki keteladanan dalam kehidupan. Setiap tingkah laku dan perbuatan seorang guru akan diperhatikan oleh masyarakat.
Dengan
keteladanan
ini
seorang
guru
sangat
mempengaruhi motivasi belajar siswa. 4. Sekolah Merupakan tempat atau sarana belajar dan mengajar. Dalam kamus umum Indonesia pengertian sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi mata pelajaran. Di mana terdapat waktu pertemuan ketika murid-murid diberi pelajaran usaha menuntut kepandaian : belajar disekolah (Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja:741)Pendidikan anak menuntut untuk memiliki sebuah wadah yang berlembaga dan memiliki visi misi yang baik. Memiliki tujuan yang pasti sehingga arah pendidikan sampai pada target yang ditentukan. Sekolah memiliki peranan terpenting dalam perkembangan pendidikan anak. Kita melihat paradigma sekarang, banyak sekolah yang berkembang baik yang dikelola swasta maupun pemerintah. Mereka bekerja sama untuk mewujudkan generasi
bangsa yang
8
berpendidikan. Secara global pendidikan di Indonesia adalah pondok pesantren dan madrasah. Madrasah merupakan tempat pendidikan yang memberikan pengajaran dan pendidikan yang berada dibawah naungan Departemen Agama. Pada dasarnya madrasah memiliki cirikhas yaitu menyatukan pendidikan umum dengan pendidikan agama islam. Sekolah adalah lembaga pendidikan dibawah naungan Dinas Pendidikan. Mengedepankan pendidikan secara umum. 5. Motivasi Pengertian Motivasi Belajar yang paling sederhana menurut saya pribadi adalah sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental untuk.motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan yang membawa perubahan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan tentang motivasi adalah kecendrungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar/tidak sadar melakukan tindakan dengan teujuan tertentu, usaha-usaha yang menyebabkan seseorang/kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencari tujuan tertentu (W. J.S Poerwadarminta:2006,1231).Lebih
khusus
lagi
sama
dengan
kegairahan dorongan dari dalam diri manusia untuk mengembangkan tindakannya. Merupakan pendorong manusia dalam mencapai tujuan atau cita-cita. Setiap motivasi adalah kebaikan yang memberikan semangat pada setiap manusia yang mendapatkannya. Dalam istilah
9
Sportivitas untuk memacu diri menempuh apa yang di inginkan. Seorang guru hendaklah memiliki kebiasaan untuk memberikan motivasi terhadap muridnya baik berupa contoh perilaku ataupun semangat dalam kata-kata. 6. Belajar Para pakar telah pendidikan dewasa ini tampakya telah sampai pada kata sepakat tentang konsep pendidikan, yaitu pendidikan seumur hidup (long life education) : pendidikan harus terus berlangsung dari masa kanak-kanak sampai tua (mainat thufulah ila suyukhah) ( Rabiq; 2006,63). Setip manusia diwajibkan untuk belajar sejak dalam kandungan hingga ajal menjemputnya. Proses belajar itu sendiri memiliki pengertian yang luas. Dengan metode membaca yang diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al-Alaq dalam kutipan pendahuluan. Penulis dapat memaparkan pengertian belajar adalah proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa. Sehingga kesimpulan dalam penegasan istilah belajar dalam penelitian ini merupakan kegiatan anak dalam lingkup pendidikan dari kondisi tidak tahu informasi ataupun ketrampilan menjadi tahu, misalkan seorang anak belajar membaca dengan panduan guru secara berulang-ulang anak akan bisa membaca. Proses dari kegiatan itulah belajar.
10
7. Siswa Merupakan anak manusia yang sedang belajar dalam satu lembaga pendidiakn. Dalam kamus bahasa indonesia disebutkan dengan istilah murid. Mengandung pengertian seseorang (anak) yang lagi berguru atau belajar adalah arti dari istilah murid. Setiap anak manusia memiliki bakat yang kas sesuai dengan kebutuhan dan sesuatu yang diminatinya. Mereka
membutuhkan
tempat
atau
wadah
untuk
mengembangakan apa yang dimiliki tersebut. Sehingga tidak lepas dari peran pendidik pengganti orang tua mereka dirumah. Anak – anak sebenarnya bebas belajar dimanapun, kapan pun mereka inginkan. Tidak dikelas maupun dilingkungan sekolah. C. Rumusan Masalah Dengan maksud pembahasan skripsi agar tidak menyimpang dari konsep yang diharapkan, maka penulis mencantumkan rumusan masalah sebagai berikut,. 1. Bagaimanakah tingkat keteladanan guru di Sekolah? 2. Bagaimanakah tingkat motivasi belajar siswa terhadap semua mata pelajaran? 3. Bagaimanakah pengaruh keteladanan guru di Sekolah terhadap motivasi belajar siswa?
11
D. Tujuan Penelitian Sebagai upaya melahirkan karya yang bermanfaat, sehingga tujuan menjadi bagian yang vital maka akan memberikan manfaat bagi penulis secara pribadi dan pembaca secara umumnya. Tujuan penulis adalah sebagai berikut: a. Mengetahui konsep Keteladanan. b. Mengetahui sumber motivasi belajar siswa. c. Mengetahui pengaruh keteladanan guru di Sekolah terhadap motivasi belajar siswa. d. Mengetahui tujuan guru dalam memberikan contoh keteladanan di Sekolah pada motivasi siswa. E. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian yang penulis harapkan adalah: a. Teoritis: sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi perbaikan pendidikan secara umum dan pendidikan secara khusus, yakni keteladanan guru dalam beribadah. b. Praktis: memberikan pemahaman kepada para pendidik dalam memandang konsep pendidikan baru dan memberikan acuan bagi para pelaku pendidikan pemula dalam memahami pengaruh keteladanan seorang guru terhadap motivasi belajar siswa. F. Hipotesis Dalam penulisan skripsi ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “ keteladanan guru di sekolah memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. ”artinya semakin kuat keteladanan guru di sekolah maka
12
semakin meningkat pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa di SMP 8 Salatiga. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian a. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Maksud dari populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas I dan II. b. Sampel Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari yang sebenarnya mau diteliti. ( Sumadi suryabrata,1983,:81). Skripsi ini merupakan penelitian populasi, karena yang diteliti adalah semua siswa SMP 8 Salatiga. Siswa – siswi kelas I dan II yang berjumlah 350 anak, terbagi dalam beberapa kelas. Berdasarkan permintaan kepala
sekolah penelitian diambilkan
keseluruhan siswa kecuali kelas III dengan alasan adanya ujian akhir nasional. Sehingga peneliti mengambil dua kelas yaitu satu kelas untuk kelas I dan satu kelas untuk kelas II yang berjumlah 76 anak. 2. Variabel Dalam penentuan variabel penulis menggunakan dasar variabel penelitian menjadi 2 katagoti yaitu ; a. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
13
b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel penyerta atau variabel yang diperkirakan
menjelaskan
bagaimana
variabel
bebas
mempengaruhi variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini, keteladanan guru di sekolah merupakan variabel bebas (X) dan motivasi belajar siswa merupakan variabel terikat (Y). 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data pemulis meggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Metode Wawancara Metode wawancara adalah cara yang digunakan seseorang untuk tujuan dan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dengan cara bercakap-cakap dengan orang itu. Penulis menggunakan cara tanya jawab kepada beberapa pihak sekolah tentang hal-hal yang ada kaitanya dengan penelitian. Terutama dalam membuktikan data keteladanan guru di sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Penulis memilih dua orang yang terlibat dalam metode ini yaitu salah satu guru pengurus kesiswaan dan kepala sekolah. Sebagai pedoman penulis dalam mengadakan wawancara adalah tentang keadaan guru di sekolah yang meliputi:
14
a. Kedatangan guru b. Penampilan c. Tingkat pendidikan guru d. Karakter masing-masing guru b. Metode Angket Angket merupakan kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini dikatakan responden), dan cara menjawabnya dilakukan dengan menulis.(Suharsimi arikunto, 2005,:101). Penulis menyediakan angket berupa
pertanyaan-
pertanyaan menyangkut keteladanan guru serta motivasi belajar siswa yang disebarkan langsung kepada siswa-siswi SMP 8 Salatiga. c. Metode Dokumentasi Metode ini dalam arti sempit adalah kumpulan data variabel dalam bentuk tulisan. Metode Dokumentai yang digunakan penulis, sebagai gambaran SMP 8 Salatiga serta meliputi keadaan siswa, guru dan keadaan sarana dan prasarana. 4. Teknik Analisis Data a. Analisis Pendahuluan Analisis ini digunakan untuk menghitung masing-masing skor dari table penelitian. Analisis tersebut menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
15
P=
F × 100% N
Keterangan : P : Prosentase perolehan F : Frekuesi mentah N : Jumlah total responden
b. Analisis lanjut Dalam analisis ini untuk mengetahui pengaruh keteladanan guru terhadap kegairahan belajar siswa. Untuk tujuan ini digunakan prodact moment sebagai berikut:
rxy =
∑ xy (∑ x )(∑ y ) 2
2
rxy
= Koevisien validitas yang dicari
xy
= Prodak dari x dan y
x
= Selisih antara sekor x dengan rata-ratanya
y
= Selisih antara skor y dengan rata-rata
x2
= Kuadrat dari x
y2
= Kuadrat dari y
16
H. Sistimatika Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis penulis mencantumkan lima bab sebagai berikut. Sebagai bab pertama berisi tentang pendahuluan yang kami bahas adalah latar belakang masalah dari karya ilmiyah ini. Kemudian kami lengkapi dengan pegasan istilah yang menjelaskan secara detail arti dari judul. Adapun rumusan masalah yang kami paparkan dalam bab pertama menjelaskan rincian permasalahan yang dihadapi lembaga yang kami jadikan obyek penelitian. Tujuan penelitian di paparkan untuk menjadi bagian hasil dari penelitian. Sedangkan metode penelitian merupakan cara untuk mengadakan penelitian dilembaga terkait. Bab kedua membahas tentang landasan teori yang membahas tentang keteladanan guru. Motivasi belajar siswa dan pengaruhnya keteladanan guru terhadap motivasi belajar siswa. Bab ketiga merupakan laporan penelitian penulis memaparkan gambaran umum dari lembaga yan diteliti, profil sekolah dan data responden. Bab ke empat berisikan tentang analisis data. Dalam pembahasannya meliputu penyajian data hasil penelitian, analisis data dan uji hipotesis. Bab ke lima merupakan akhir dari penelitian yang berisikan tentang penutup yang dibahas secara rinci dengan kesimpulan dan saran.
17
BAB II LANDASAN TEORI A. Keteladanan Guru Di Sekolah 1. Pengertian Keteladanan Guru Di Sekolah Guru teladan adalah seorang pendidik yag memberikan contoh-contoh perilaku dan perbuatan yang baik sehingga muncul siswa yang baik. Jika guru berbuat salah sedikit saja, akan lahir siswa-siswa yang lebih buruk darinya. (Mahmud Samir Al Munir.2004:19) Pada dasarnnya keteladanan merupakan sesuatu yang patut ditiru,. ( W.J.S Poerwadarminta.2006,865) Memberikan keteladanan yang positif hendaklah diwujudkan oleh seorang guru kepada siswa-siswinya. Pada bagian pendahuluan bahwa seorang guru hendaklah mengkaji ulang dalam memberikan keteladanan. Guru berhak meniru keteladanan dalam diri Rasulullah SAW. Dampak dari itu adalah siswa-siswi yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Keteladaan merupakan wujud tindakan positif maupun negatif dari seorang guru dalam tingkah laku, maupun ucapan disekolah dan masyarakat. Karena teladan guru bagi siswa tidak hanya di lingkungan sekolah namun, dalam lingkungan keluarga serta masyarakat. Teladan merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi manusia untuk menjadi sesuatu yang berbeda dari dirinya sebelumnya. Sehingga dalam lingkup pendidikan untuk mewujudkan anak yang memiliki perilaku yang baik di butuhkan figur teladan yang baik. Seorang guru adalah kunci utama terwujudnya cerminan teladan bagi anak. Teladan guru
18
di sekolah adalah cerminan perilaku yang di jadikan pembalajaran bagi siswa didik. Guru merupakan bapak rohani bagi murid, yang memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan dan mebenarkanya (Athiyah AlAbrasyi:1987,136). Peran utama dalam memberikan keteladanan sangat menentukan terwujudnya generasi bangsa yang berbudi pekerti luhur. Menjadi panutan pula dalam kehidupan masyarakat. Lingkup keteladanan yang di wujudkan seorang guru di sekolah meliputi sifat dan tingkah laku, kedisiplinan, kondisi fisik berupa kebersihan diri dan pakaian serta baik dalam ucapan. Sifat dan tingkah laku di wujudkan dalam maupun luar kelas. Kedisiplinan dalam segala hal di sekolah maupun di rumah. Disiplin waktu saat mengajar dan kedatangan di Sekolah. Sampai pada penampilan pun harus ada dengan keteladanan seorang guru pada anak didik di sekolah, kebersiahan diri dan pakaian serta kebersihan ucapan dari perkataan buruk merupakan keteladanan bagi siswa.. 2. Landasan Teori Tentang Keteladanan Seorang guru harus memiliki budi pekerti sebagaimana di miliki Rasulullah Muhammad SAW. Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 #ZÏVx. ©!$# tx.sŒuρ tÅzFψ$# ©!$# (#θã_ötƒ tβ%x. yϑÏj9 ×πuΖ|¡ym îοuθó™é& «!$# ÉΑθß™u‘ tΠöθu‹ø9$#uρ ’Îû öΝä3s9 tβ%x. ô‰s)©9 ∩⊄⊇∪tΠöθu‹ø9$#uρ Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab 21)
19
Allah SWT telah memberi kesempatan pada guru sehingga tunastunas remaja dan para pemuda terpengaruh oleh guru (Mahmud Samir Al Munir,2004:34). Guru pendidik merupakan sumber inspirasi baru bagi anak apabila dari sosok guru muncul sifat atau perilaku negatif, maka muncullah pada diri siswa didik sifat dan perilaku yang lebik negatif. Di dalam diri Rosulullah terdapat banyak sifat dan perilaku yang baik merupakan teladan bagi semua guru pengajar. Bentuk kesederhanaan Rosul Muhammad SAW dalam menjalankan kehidupan sehari-hari menunjukkan contoh amal ibadah di kalangan seorang guru. Sifat-sifat Rosulullah apabila dimiliki semua guru di Indonesia sangat dipastikan negara kita memiliki kekuatan terbesar di dunia. Generasi mudalah yang akan menentukannya, murid-muridlah yang akan menentukan nasib bangsa. Seorang anak apabila memiliki figur panutan yang memuliakan sunnah Nabi dan menjalankan syari’at dengan lurus, maka terwujudlah insan kamil yang akan mengharumkan agama, bangsa dan negara. Guru hendaklah mencontoh kepribadian Rosulullah SAW. Bukan hanya untuk keteladanan siswa, namun demikian itu akan membawa guru tersebut dalam puncak ketaqwaan. Bermanfaat untuk pribadi guru karena dengan menjalankan syari’at yang lurus dan sunnah Nabi ampunan dan kasih
sayang
FirmanNya
Allah
SWT.
Terlimpahkan
untuknya.
Sebagaiman
20
∩⊂⊇∪ ÒΟ‹Ïm§‘ Ö‘θàxî ª!$#uρ 3 ö/ä3t/θçΡèŒ ö/ä3s9 öÏøótƒuρ ª!$# ãΝä3ö7Î6ósム‘ÏΡθãèÎ7¨?$$sù ©!$# tβθ™7Åsè? óΟçFΖä. βÎ) ö≅è%
Artinya ” Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imron 31) Mengambil teladan Nabi Muhammad SAW. Menjadikan kebaikan untuk siswa didik maupun guru pendidik. Dengan mengikuti jejak beliau manusia akan mendapatkan keselamatan dunia dan akherat. Seperti dalam tujuan pendidikan agama Islam membawa dan mengembangkan potensi sumber daya insan anak didik bahagia dunia akherat. Landasan teori keteladanan haruslah didasarkan pada Al-Qur’an dan As Sunnah. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabat adalah dengan memberikan teladan yang baik dan mulia. Sehingga mereka mengikuti ajaran beliau tanpa ada keraguan sedikitpun. Seorang guru dengan segenap kemampuan yang ada hendaklah mengembangkan metode keteladanan ini menjadi sarana untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur. 3. Bentuk-Bentuk Keteladanan Muhammad Jameel Zeeno (2005:43) mengelompokan arti keteladanan menjadi beberapa poin diantaranya adalah sebagai berikut: a. Membiasakan diri untuk memberi salam dan menjawab salam dengan pandangan mengarah pada siswa didik.
21
b. Guru harus memiliki sifat ramah atau murah senyuman. Memberikan pelayanan pendidikan dengan senang hati dan lemah lembut, menghindari kekerasan. c. Seorang guru hendaklah menggunakan bahasa Qur’ani ketika akan memulai dan mengakhiri pelajaran. Misalkan ∩⊄∪ šÏϑn=≈yèø9$# Å_Uu‘ ¬! ߉ôϑysø9$# ∩⊇∪ ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0 Artinya Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (QS. Al Fatikhah 1-2) d. Guru haruslah memiliki banyak kata pujian dan sering mengucapkannya untuk mengembangkan semangat belajar siswa. e. Sebagai figur yang utama guru haruslah selalu berpakain yang bersih dan rapi, sederhana tidak melampaui batas. f. Guru harus menghindari perkataan yang melukai dan menjatuhkan siswa didik. Karena guru akan di contoh oleh mereka baik dan buruknya. g. Mempraktikkan etika Islam dengan maksud untuk menunjukakan pelajaran pada siswa. Misalkan ucapan istiqfar. Doa ketika bersin,dll. h. Guru harus pandai membangkitkan emosi siswa saat pelajaran sehingga banyak siswa yang bertanya selesai menerima pelajaran, akan tetapi guru harus mengatur semua pertanyaan siswa didiknya. i. Memberikan perhatian yang lebih kepada anak didik yang sedang memecah pelajaran dengan melakukan aktifiats sendiri misalkan bercanda dengan teman, bercakap-cakap sendiri dengan teman, semua hal yang menggu pelajaran.
22
j. Guru harus menjaga diri dari kedekatan dengan guru lain terutama yang berlainan jenis. Di dalam kelas pun bisa dibenarkan dengan memindah posisi duduk laki-laki di depan sedang perempuan di belakang. 4. Keteladanan Merupakan Suatu Metode Pendidikan Metode merupakan cara seorang guru untuk mengajarkan anak pada suatu materi. Guru memiliki banyak kreatifitas yang dapat di gunakan untuk mengajarkan pendidikan pada anak. Tidak menutup kemungkinan akan muncul pendapat yang berbeda-beda dalam menyikapi metode keteladanan ini yang dipakai penulis sebagai metode pendidikan. Metode keteladanan sebagai suatu metode di gunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik. Imam Bawani menjelaskan, bahwa salah satu faktor, pendukung keberhasilan pendidikan pesantren adalah terwujudnya keteladanan seorang kyai. (Armai Arief,: 2002,hlm120) Seorang anak terbiasa shalat karena orang tua yang menjadi figur selalu mengajak dan memberi contoh kepada anak tersebut tentang salat yang mereka laksanakan setiap waktu salat. (Armai Arief:2002, 114) Guru pendidik memberikan contoh-contoh perilaku dan pebuatan di dalam maupun di luar sekolah dengan baik dapat mengembangkan rasa sayang anak didik padanya. Melihat sosok guru anak akan tertunduk menjalankan apa yang di perintahkan dan meniru apa yang dilakukan. Berbeda dengan perintah orang tua mereka lebih condong mengesampingkan. Dengan metode keteladanan ini anak akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua
23
meraka dan guru. Pilihan tepat guru adalah dengan menujukakan perbuatan-perbuatan yang di sunnahkan Rosulullah SAW. Di lain pihak guru tetap menjunjung tinggi syari’at islam. Sehingga terwujudlah keteladanan dari seorang guru untuk anak didik yang sesuai tujuan pendidikan agama Islam. Menjadi manusia yang paling bertaqwa dalam kehidupan mereka.
Anak didik akan menjadi
penerus kepemimpinan di atas bumi Allah SWT. Mereka pula akan bahagia dunia dan akherat apabila menjalankan tugas kehidupan dengan mendasari sunnah dan syari’at. Dari uraian dan landasan teori diatas metode keteladan memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Setiap anak didik dengan mudah
menerapkan ilmu yang di
perolehanya. b. Guru akan lebih mudah dalam melakukan evaluasi dari hasil pembelajaran. c. Arah dan tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik. d. Terwujudlah hubungan baik antara guru dan murid. e. Guru akan terdorong untuk senantiasa melakukan perbuatan baik karena setiap perbuatanya ditiru siswa. Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa metode keteladanan guru sangat berpengaruh pada perkembangan anak didik.
24
5. Guru Sebagai Teladan Sejarah senantiasa menceritakan bagaimana peran guru itu memegang
peranan-peranan
penting
dalam
menjalankan
dan
mengendalikan pimpinan negara dan kerajaan pada zaman dahulu kala. (Hasan Langgulung:2004,195) seorang guru memiliki peranan terpenting alam perkembangan manusia. Perkembangan anak peran kedua yang berpengaruh adalah guru. Meski jam pertemuan dengan anak didik terbatas, peran dari seorang guru sangat menentukan perkembangan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Anak didik suka dengan mata pelajaran atau pun bidang stadi yang dipelajarinya karena perilaku guru didik pada siswa.
Guru merupakan orang tua
kedua anak dalam
kehidupan. Besar pula pengaruh guru akan perkembangan anak didik. Sikap yang ramah, pemaaf, penuh kasih dan sayang terhadap siswa serta mendidik tanpa ada unsur kekerasan sangat dirindukan semua pihak. Seorang guru menduduki tempat yang tinggi dan suci, maka ia harus tahu kewajiban yang sesuai dengan posisinya sebagai guru, ia haruslah seorang yang benar-benar zuhud. (Mohd. Athiyah Al-Abrasyi:1987,137) Ihklas menerima apa adanya bagi seorang guru menjadikan semangat untuk tetap memberikan pelayanan pendidikan. Menunjukan perilaku yang di cerminkan Rosulullah meski kondisi ekonomi dikatakan paling rendah bahkan pas-pasan. Guru adalah teladan siswa dan semua orang. Tidaklah di sekolah akan tetapi di mana pun guru tinggal akan dijadikan panutan
25
semua yang mengenal dengan sosoknya. Kesederhanaan itu yang akan membangunkan keteladanan seorang guru dalam kehidupan. Pendidikan merupakan lahan yang subur untuk dakwah. Karena guru terus-menerus berhubungan dengan siswa untuk waktu yang lama, sampai beberapa tahun. Apabila guru adalah seorang yang beriman kepada Allah swt. Bangga dengan Islam, sadar akan kewajiban untuk berdakwah dia akan menularkan cahaya keimanan yang dia bawa kepada siswa-siswanya. (Mahmud Samir Al Munir:2004,32) Hubungan guru dengan murid demikian eratnya sehingga seorang murid walaupun sudah lebih mahsyur dari pada gurunya, tetapi ia selalu setia dan hormat kepadanya (Hasan Langgulung:2004,196) Tidak lepas dari sifat manusia yang menginginkan kesempurnaan, guru harus berpandangan luas. Tidak menentukan nasip pada pekerjaan sebagai pendidik. Pada hakekatnya mendidik adalah mencari keridhoan Allah Swt. Menjadi pengganti peran Rosul yang mengajarkan tentang apa pun yang tidak diketahui anak menjadi mengerti. Membacakan ayat-ayat Allah Swt tentang kehidupan. Mendidik dengan didasari Al-qur’an dan sunnah. Sebagaimana dengan firman Allah Swt. |=≈tGÅ3ø9$# ãΝà6ßϑÏk=yèãƒuρ öΝà6ŠÏj.t“ãƒuρ $oΨÏG≈tƒ#u öΝä3ø‹n=tæ (#θè=÷Gtƒ öΝà6ΖÏiΒ Zωθß™u‘ öΝà6‹Ïù $uΖù=y™ö‘r& !$yϑx. (#θè=÷Gtƒ öΝà6ΖÏiΒ Zωθß™u‘ öΝà6‹Ïù $uΖù=y™ö‘r& !$yϑx. ∩⊇∈⊇∪ tβθßϑn=÷ès? (#θçΡθä3s? öΝs9 $¨Β Νä3ßϑÏk=yèãƒuρ sπyϑò6Ïtø:$#uρ tβθßϑn=÷ès? (#θçΡθä3s? öΝs9 $¨Β Νä3ßϑÏk=yèãƒuρ sπyϑò6Ïtø:$#uρ |=≈tGÅ3ø9$# ãΝà6ßϑÏk=yèãƒuρ öΝà6ŠÏj.t“ãƒuρ $oΨÏG≈tƒ#u öΝä3ø‹n=tæ ∩⊇∈⊇∪ Artinya Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. Al Baqarah 151)
26
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi
(dorongan
diri)
adalah
kekuatan
yang
mampu
memunculkan aktivitas dalam diri manusia ( Musfir: 2005, 96). Pengertian Motivasi Belajar yang paling sederhana menurut saya pribadi adalah sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental. Motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan yang membawa perubahan.
Dapat pula dikatakan sebagai
penggerak semangat mencapai cita-cita. Otak di desain untuk mencari makna. Kita hanya akan menghasilkan robot dan siswa yang begitu-begitu saja kecuali kita memberikan kekayaan sumber misalnya waktu, konteks, kesempatan kepada para siswa yang memungkinkan mereka untuk menemukan makna pelajaran yang mereka berikan. Demikian pula halnya para pendidik. Mereka tidak akan memiliki kegairahan untuk mencari makna yang lebih dalam dari kegiatan mengajar kecuali mereka berusaha keras mencari penilaian-penilain yang lebih bermakna (Hernowo:2008,83). Lebih khusus lagi sama dengan kegairahan dorongan dari dalam diri manusia untuk mengembangkan tindakannya. Merupakan pendorong manusia dalam mencapai tujuan atau cita-cita. Setiap motivasi adalah kebaikan yang memberikan semangat pada setiap manusia yang mendapatkannya. Dalam istilah Sportivitas untuk memacu diri menempuh apa yang di inginkan. Seorang guru hendaklah memiliki kebiasaan untuk memberikan motivasi terhadap muridnya baik berupa
27
contoh perilaku ataupun semangat dalam kata-kata. Musfir (2005:118) membagi motivasi menjadi dua bagian penting yaitu: a. Motivasi utama atau motivasi psikologi Ia adalah motivasi yang fitrah dan sudah menjadi tabiat dan bawaan manusia sejak lahir. Motivasi ini berhubungan erat dengan kebuthan tubuh manusia dan segala sesuatu yang berkaitan dengan bentuk fisik sepeti halnya ada kekurangn atau ketidak puasan akan bentuk fisik yang ada. b. Motivasi kewajiban spiritual Ia adalah motivasi yang terkait dengan kebutuhan manusia baik secara kejiwaan maupun spiritual. Motivasi ini tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan manusia secara biologis. 2. Jenis-Jenis Perilaku Yang Menunjukkan Motivasi Lingkungan sekolah adalah wadah mendapatkan berbagai macam motivasi belajar siswa dari seorang guru. Dorongan kuat yang mempengaruhi anak didik untuk melakukan perubahan menjadi yang terbaik adalah motivasi belajar. Seorang guru hendaklah menjukkan perilaku pembiasaan yang menimbulkan motivasi anak. Adapun macamnya sifat dan tingkah laku yang dapat menimbulkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut (Mohammad Jameel Zeeno, 2005:47): a. Seorang guru harus benar-benar menguasai materi atau bidang studi yang diampu. Guru harus memiliki inovasi saat mengajar, cinta terhadap pekerjaan dan anak didik, mengerahkan segala
28
kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan, serta selalu membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat. b. Seorang guru yang menjadi panutan dalam kehidupannya, dia harus menjadi contoh yang baik dalam perkataan maupun perbuatan. c. Tanggung jawab guru di hadapan Tuhan sangat berat. Harus berusaha mengamalkan terlebih dahulu sebelum mengajarkan Allah SWT berfirman ∩⊄∪ tβθè=yèøs? Ÿω $tΒ šχθä9θà)s? zΝÏ9 (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ ∩⊂∪ šχθè=yèøs? Ÿω $tΒ (#θä9θà)s? βr& «!$# y‰ΨÏã $ºFø)tΒ uã9Ÿ2 Artinya ” Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS Ash-Shaf 2-3) d. Guru harus tahu bahwa tugas yang di ampu adalah tugas seperti tugas Nabi dan Rasul dari Allah Swt. Dengan mengajarkan petunjuk kepada umat manusia. Guru harus memberikan pemahaman tentang Allah Swt. Sehingga guru harus mengenal Rosulullah dan mengambil contoh perilaku seperti dalam diri Rosulullah Saw. e. Memberikan pelayanan pendidikan dengan lemah lembut dan kasih sayang. Menghindari hukuman serta lebih memberikan pujian secara cuma-cuma baik pada anak yang berprestasi maupun kurang. Kepada anak penurut ataupun anak hiperakif .
29
Syarat – sayrat diatas adalah poin yang harus dipenuhi oleh guru untuk menjadi pendidik yang sukses. (Mohammad Jameel Zeeno: 2005,47) Dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru harus memiliki akhidah, akhlak dan perilaku yang baik sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan As Sunnah. Guru merupakan jendela informasi bagi siswa sehingga dituntut untuk memiliki wawasan yang lebih luas. 3. Cara Membangkitkan Motivasi Kepemimpinan dapat dikatakan berhasil jika pemimpin telah melengkapi dirinya dengan kemampuan mendalami dan mengetahui inspirasi orang-orang yang berbakat serta mengarahkan kapada jalan yang lurus (Najib Khalid Al’amir:1994,75) Seorang guru harus lebih bijaksanan dalam mengambil langkah atau pun cara membangkitkan motivasi belajar siswa. Tidak menutup kemungkinan seorang guru memiliki kreativitas masing-masing dalam membangkitkan motivasi belajar anak didik. Sebagai pedoman dalam membangkitkan motivasi anak didik penulis paparkan pedoman dari Al-Qur’an untuk dijadikan metode. öΝåκ÷]tã ß#ôã$$sù ( y7Ï9öθym ôÏΒ (#θ‘ÒxΡ]ω É=ù=s)ø9$# xá‹Î=xî $ˆàsù |MΨä. öθs9uρ ( öΝßγs9 |MΖÏ9 «!$# zÏiΒ 7πyϑômu‘ $yϑÎ6sù ∩⊇∈∪ t,Î#Ïj.uθtGßϑø9$# =Ïtä† ©!$# ¨βÎ) 4 «!$# ’n?tã ö≅©.uθtGsù |MøΒz•tã #sŒÎ*sù ( Í÷ö∆F{$# ’Îû öΝèδö‘Íρ$x©uρ öΝçλm; öÏøótGó™$#uρ öΝåκ÷]tã ß#ôã$$sù ( y7Ï9öθym ôÏΒ (#θ‘ÒxΡ]ω É=ù=s)ø9$# xá‹Î=xî $ˆàsù |MΨä. öθs9uρ ( öΝßγs9 |MΖÏ9 «!$# zÏiΒ 7πyϑômu‘ $yϑÎ6sù ∩⊇∈∪ t,Î#Ïj.uθtGßϑø9$# =Ïtä† ©!$# ¨βÎ) 4 «!$# ’n?tã ö≅©.uθtGsù |MøΒz•tã #sŒÎ*sù ( Í÷ö∆F{$# ’Îû öΝèδö‘Íρ$x©uρ öΝçλm; öÏøótGó™$#uρ Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
30
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya. (QS. Ali Imron 159) Sebagai sarana yang dapat diambil oleh seorang guru adalah sifat lemah lembut dan mengedepankan musyawarah dengan kekeluargaan. Mempu membangkitkan motivasii belajar siswa. Untuk mengembangkan cara tersebut guru dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di Sekolah. Cara yang dapat digunakan oleh seorang guru yang ingin mengajarkan
agar
anak-anak
lebih
kreatif
(Prof.
Dr.
Hasan
Langgulung:2004,213) : a. Mengakui dan mengaktifkan potensi-potensi kreatif kanak-kanak b. Menghormati pertanyaan dan idea-idea mereka c. Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang bersifat untuk menimbulkan sifat ingin tahu (curiosity) dan khayal (imagination). Guru
memperlakukan
siswa
seperti
manusia
biasa
yang
membutuhkan kasih sayang. Dengan kata-kata bijak atau pun saran yang bersifat membangun semangat siswa. Memberikan puji-pujian kepada anak yang berprestasi dan kepada anak yang kurang berprestai agar seimbang. 4. Hal-Hal Yang Membantu Proses Belajar Kegiatan belajar mengajar di lembaga sekolah sangat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah sarana prasarana, keahlian
31
pendidikan, metode pengajaran, kurikulum pendidikan, tujuan yang hendak dicapai. a. Sarana dan Prasarana Pertama , pembagian alat ini terbagi atas alat untuk menampung siswa yaitu gedung sekolah layak pakai lengkap dengan hiasan yang membangun semangat motivasi. Kondisi sekolah yang baik akan menimbulkan rasa nyaman siswa belajar di Sekolah. Majalah dinding yang mendukung kreatifitas siswa. Masjid sebagai tempat pembelajaran spiritual. UKS sebagai wadah jaminan kesehatan anak. Kantin untuk tolak ukur pola makanan siswa yang akan mempengaruhi daya pikir anak, dll. Kedua, alat yang dipakai untuk menunjang proses belajar mengajar. Meliputi papan tulis, perpustakaan yang menyediakan buku-buku pengetahuan. Alat-alat multimedia misalkan VCD, tape, komputer, LCD, jaringan internet, dll. b. Keahlian Guru Pendidik Pendidikan guru yang mengajar sesuai dengan bidangnya. Guru memiliki kreatifitas untuk menciptakan metode pengajaran yang mampu menciptakan suasana belajar menyenangkan. Guru harus dapat memposisikan siswa didik sebagai manusia yang akan berkembang sesuai bakat dan minatnya..
32
c. Metode Pengajaran Sebenarnya metode hanyalah sebagian dari kurikulum, yang termasuk dalam rancangan pengajaran (instruksional planning) (Hasan Langgulung:2004,202) Dalam proses belajar mengajar metode adalah alat ukur keberhasilan suatu tujuan pengajaran atau penelitian. Apabila tidak ada metode yang akan dilakukan maka penelitian tersebut dikatakan gagal. Tyar Yusuf dan Saiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran adalah 1. Tujuan yang hendak dicapai 2. Kemempuan guru. 3. Anak didik 4. Situasi dan kondisi dimana berlangsung 5. Fasilitas yang tersedia 6. Waktu yang tersedia 7. Kebaikan dan kekurangan sebuah metode (Armai Arief: 2002,109) Beberapa teori yang dijadikan landasan peneliti untuk menentukan metode penelitian sehingga timbulah pemikiran untuk menentukan metode keteladanan sebagai metode yang hendak diteliti.
Metode
pengajaran
adalah
komponen
kedua
dari
pembelajaran. Banyak metode baik untuk dijadikan pilihan untuk
33
penelitian
namun
penulis
lebih
condong
dengan
metode
wawancara, angket dan dokumentasi. Semua metode baik untuk diteliti akan tetapi untuk menyesuaikan dengan kondisi lembaga pendidikan yang dijadikan objek penelitian harus sesuai. d. Kurikulum Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata ” Manhaj” yang berarti jalan yang terang yang di lalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan (Armai Arief: 2002,hlm30 ). Kurikulum merupakan mata pelajaran yang diajarkan. Pengaruh hasil terbaik dari kurikulum yang diajarkan adalah terletak pada penetapan kebijakan pemerintah alam menetapkan kurikulum. Banyak guru belum berhasil menghitung untung dan rugi dari satu kurikulum sudah diganti dengan kurikulum yang baru. Sehingga dampaknya pada anak didik.
Guru
hanya
sarana
pengajar
yang
mengarahkan
perkembangan siswa sesuai dengan kurikulum yang diajarkan. e. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan pengertian pendidikan Islam yaitu proses yang di lakukan untuk mencapai manusia-manusia seutuhnya; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensi sebagai kholifah Allah di muka bumi, berdasarkan kepada ajaran Alqur’an dan As Sunnah, maka tujuan pendidikan dalam konteks ini berati terciptana Insan Kamil. (Armai Arief: 2002,hlm 18).
34
Pembelajaran yang dipakai adalah hakekat sebuah keteladnan dari seorang guru untuk murid. Sebagai sarana objek yang dijadikan pablik figur maka kami memberikan beberapa poin untuk di nilai dan di ketahui oleh siswa tentang tingkah lau dan pergaulan guru dengan siswa di kelas maupiun di luar. Pada dasarnya tujuan yang hendak kami persiapkan untuk dicapai bersama adalah terwujudnya generasi bangsa berbudi pekerti luhur.
Terwujudnya guru terbaik teladan bagi siswa-
siswinya. Evaluasi pencapaian hasi pembelajaran di lembaga sekolah terkait. Tolak ukur keberhailan metode yang di capai dari penelitian tersebut. 5. Peran Motivasi Dalam Belajar Manusia mempunyai kebutuhan yang paling penting dan urgen dalam mewujudkan keamanan dan kebahagiaan dirinya. Kebutuhan inilahyang mendorong manusia melakukan banyak hal dan aktivitas sehingga dia mampu memenuhi kebutuhannya kebutuhan itu adalah yaitu motivasi. (Musfir bin Said Az-Zahrani: 2005, 96) Individu manusi memiliki kekurangan dan kelebihan. Sebagai alat untuk menciptakan power penyemangat hidup adalah adanya motivasi. Setiap motivasi itu adalah kebaikan yang di dapatkan oleh manusia. Peran orang tua dan guru adalah menurut anak didik berbuat baik dan mencegahnya dari perbuatan yang mungkar. Sebagai mana dicontohkan Luqman dalam alqur’an
35
ÇΠ÷“tã ôÏΒ y7Ï9≡sŒ ¨βÎ) ( y7t/$|¹r& !$tΒ 4’n?tã ÷É9ô¹$#uρ Ìs3Ζßϑø9$# Çtã tµ÷Ρ$#uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ öãΒù&uρ nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r& ¢o_ç6≈tƒ ∩ Í‘θãΒW{$# Artinya :
Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman : 17) Motivasi merupakan dorongan sebagai penggerak untuk mewujudkan cita-cita yang hendak dicapai. Motivasi ini biasa didapatkan oleh anak dari orang tua dan guru disekolah. Dengan dalil Al-qur’an di atas kita sebagai pendidik bertanggung jawab penuh terhadap anak didik kita. Memberikan dorongan dan motivasi yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam kepada anak. Mencegah mereka dari tindakan yang menyimpang dari tutunan Agama. Pada hakekatnya semua bentuk motivasi tidak ada yang buruk. Memberikan motivasi kepada anak adalah bentuk amal ibadah secara tidak langsung merupakan pengajaran anak untuk menuju apa yang di inginkan. Firman Allah SWT dalam surat AnNahl ayat 125, uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 ß|¡ômr& }‘Ïδ ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# ∩⊇⊄∈∪ tωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr& uθèδuρ ( Ï&Î#‹Î6y™ tã ¨≅|Ê yϑÎ/ ÞΟn=ôãr& Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An- Nahl ; 125,)
36
Permasalahan yang timbul dalam diri pelajar adalah menurunnya minat belajar. Pengaruh dari hal tersebut adalah lingkungan dan kondisi keluarga, serta sekolah. Masyarakat, keluarga, guru pendidik dituntut untuk lebih tanggap menanggulangi masalah anak tersebut. Dampak dari masalah tersebut yang menentukan nasib perkembangan pendidikan. Karena anak didik merupakan kholifah yang akan meneruskan kehidupan di dunia dan akherat. Memberikan motivasi merupakan kewajiban semua manusia. 6. Rumusan Indikator Motivasi Belajar Sebagai alat ukur dalam membuat angket motivasi belajar siswa penulis paparkan indikator motivasi balajar siswa sebagai berikut: a. Bakat dan minat belajar siswa Meliputi keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas, sifat dan perilaku saat belajar dengan guru. b. Disiplin dalam belajar Meliputi ketepatan waktu dalam memulai dan mengahiri kegiatan belajar di Sekolah. c. Tanggung jawab Sungguh-sungguh terhadap tugas guru, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam belajar, karena belajar adalah kebutuhan wajib bagi siswa. d. Memiliki keberanian Meliputi sifat pada diri anak untuk bertanya kepada guru apabila dalam menyampaikan materi tidak paham. Bertanya pada teman atau orang lain untuk tugas yang tidak dapat terselesaikan karena keterbatasan pemikiran.
37
e. Teliti dalam persiapan dan pelaksanaan belajar Mencakup dalam hal keseriusan anak untuk mempersiapkan diri ke Sekolah.. Teliti pula saat pelaksanaan belajar, misalkan mengingat informasi dengan menulis, memperhatikan guru menyampaikan materi. C. Pengaruh Keteladanan Guru Di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi, sekarang dimasa depan adalah orang yang akan memegang peran pengaruh masyarakat dan pengatur segala urusan umat. (Mahmud Samir Al-Munir:2004,32) Sehingga dibutuhkan para pendidik yang dapat mengarahkan siswa menjadi generasi yang berwawasan luas serta beriman kepada Allah SWT. Memberikan contoh perilaku dan budi perkerti di Sekolah yang mulia, mampu memperindah suasana belajar siswa. Mereka akan lebih namun belajar dengan guru yang memiliki perangai yang baik. Guru yang memberikan motivasi-motivasi
baik
nasehat maupun melalui keteladanan di Sekolah merupakan sarana pendidikan siswa. ∩⊂⊂∪ tÏϑÎ=ó¡ßϑø9$# zÏΒ Í_‾ΡÎ) tΑ$s%uρ $[sÎ=≈|¹ Ÿ≅Ïϑtãuρ «!$# ’n<Î) !%tæyŠ £ϑÏiΒ Zωöθs% ß|¡ômr& ôtΒuρ Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri.(QS. Fushshilat 33 ) Teladan yang baik, memberikan contoh perilaku, perkataan, perbuatan yang baik dapat membantu siswa lebih yakin dengan guru yang memberikan pelajaran. Siswa lebih yakin untuk menjalankan perintah guru dan menjauhi larangan guru apa bila mereka menyaksikan sendiri contoh
38
tindakan guru dari apa yang disampaikan. Sebagai mana kita lihat ketika seorng guru melanggar etika sekolah atau pun larangan agama. Bagi siswa yang mengetahui akan tindakan tersebut pastilah tidak ada perkataan sedikit pun dari guru yang akan diperhatikan. Bahkan mereka beranggapan guru mereka berlaku demikian mereka akan mengikuti apa yang dikerjakan guru tersebut. ∩⊄∪ tβθè=yèøs? Ÿω $tΒ šχθä9θà)s? zΝÏ9 (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ ∩⊂∪ šχθè=yèøs? Ÿω $tΒ (#θä9θà)s? βr& «!$# y‰ΨÏã $ºFø)tΒ uã9Ÿ2 Artinya ” Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS Ash-Shaf;2-3) Sangat tegas Allah Swt menentukan. dalam Al-qur’an bahwa guru harus melaksanakan apa yang mereka ajarkan pada siswa. Berat di hadapan Allah Swt kelak, juga berat siswa melaksanakan apa yang diajarkan guru apabila seorang guru melanggarnya. Motivasi belajar siswa akan hidup dari teladan yang diberikan guru. Semangat dan minat anak belajar apabila seorang guru memiliki motivasi tinggi, semangat mengajar yang lebih tinggi. Membagi kata-kata motivasi untuk siswa secara cumacuma. Dalam hal ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa keteladanan guru sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak didik.
39
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP 8 Salatiga Sekolah Menengah Pertama 8 Salatiga berdiri pada tahun 1956 didirikan pemerintah kota salatiga dengan tahun penegrian 1991. SMP Negri 8 Salatiga memiliki bangunan semdiri jarak pusat ke kecamatan berkisar pada 1 kilometer sedangkan jarak ke pemerintah daerah kota Salatiga adalah 3 kolimeter. Dari tahun ke tahun SMP 8 Salatiga mengalami psang surut keunggulan. Nama identitas sekolah pun selalu berubah-ubah pada awal didirikan diberi nama STP, STN 1, SMP, SLTP, kemudian terakhir setelah tahun penegrian beralih nama menjadi SMP Negri 8 Salatiga. Letak keberadaan SMP N 8 berada di daerah perkotaan yang tepatnya di kecamatan Tingkir kota Salatiga. Berada di pinggiran daerah perbukitan Sidorejo Kidul di antara jalan yang menghubungkan jalan utama Salatiga dengan Bringin. Adapun batsan-batasan bangunan SMP Negri 8 Salatiga adalah sebagai berikut : 1.
Sebelah timur berbatasan dengan perbukitan dan rumah penduduk.
2.
Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman warga.
3.
Sebelah selatan berbatasan denagan Pabrik Damatek Salatiga
4.
Sebelah utara adalah Bringin.
berbatasan dengan jalan utama Salatiga
40
B. Profil Madrasah 1. Visi Sekolah a. Sopan b. Iman c. Pintar d. Prigel 2. Misi Sekolah a. Menanamkan norma dan tata tertib nilai yang sesuai budaya bangsa Indonesia b. Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sesuai ajaran agama. c. Menelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efesien untuk meningkatkan potensi akademik siswa. d. Menumbuhkan potensi diri siswa dalam bidang ketrampilan dan komunikasi sebagai bekal hidup e. Menimbulkan sikap disiplin bertanggung jawab membantu siswa mengenal potensi dirina agar berkomunikasi yang baik. f. Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan di bidang olah raga dan prestasi g. Mendorong dan membimbing siswa dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya h. Menciptakan lingkungan sekolah, tertib, bersih, dan Indah. 3. Sarana Dan Prasarana Sarana prasarana atau fasilitas yang dimiliki sekolah adalah sebagai berikout : (Bank Data SMP 8) a) Ruang kelas
: 18 Ruang
b) Ruang Guru, Karyawan, Kepala Sekolah
: 1 Ruang
c) Perpustakaan
: 2 Ruang
d) UKS
: 2 Ruang
41
e) Masjid
: 1 Ruang
f) Aula
: 1 Ruang
g) Ruang multimedia
: 3 Ruang
h) Ruang keamanan
: 1 Ruang
i) Kantin
: 2 Ruagn
j) Kamar kecil atau WC
: 6 Ruang
k) Ruang Kepala Bagian
: 1 Ruang
l) Koperasi
: 1 Ruan
4. Keadaan Guru Jumlah guru yang mengajar dikelas VII dan VIII adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Jabatannya
No.
Nama
L/P Jabatan
Pendidikan
1
Pinarno, S. Pd
L
Matematika
S1
2
Karno
L
Hum. Industri
D3
3
Herawati Kurnama, BA
P
BK
SPG
4
Sugiyono, BA
L
PAI
SPG
5
Dra. Siti Kabuliah
P
PKN
S1
6
Jumadi, S. Pd
L
Seni Rupa
S1
7
Wiharseh
P
Bhs.Jawa
S1
8
Dra. Umi Aemanah
P
IPS Terpadu
S1
9
Eri Purmamawardi, S. Pd
P
Matimatika
S1
10
Rima Sri Mlyati
P
Seni Tari
Sn
11
Dian Tris Harmanto, S. Pd
L
IPS Terpadu
S1
12
Puji Prasetyowati, S. Pd
P
Bhs. Indonesia
S1
13
Dra. Muji Lestari
P
Penjaskes
S1
14
Ika Damayanti, S Pd
P
IPA Terpadu
S1
15
Ratna widiyaningsih, S Pd
P
IPA Terpadu
S1
42
16
Siti Khaa’iyah, S. Pd
P
Bhs. Inggris
S1
17
Mahbuk, S. Ag
L
PAI+TIK
S1
18
Uli Maharani Sakti
P
Seni Musik
D2
19
Ika Ayu Tresna Ningrum
P
TIK
D3
5. Keadaan Siswa Jumlah siswa SMP Negri 8 Salatiga adalah 612 terhitung pada tahun 2009-2010 dengan rincian sebagai berikut:
Table 3.2 Keadaan Siswa Menurut Kelas dan Jenis Kelamin SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2009-2010 No.
Kelas
Jenis kelamin
Jumlah
L
P
1
VII
86
124
210
2
VIII
140
165
305
3
XI
153
203
356
Jumlah
870
Peneliti mengambil dua kelas yang diambil sebagai sampel dalam penelitian yaitu kelas VII C dan VIII C. 6. Kegiatan Ekstra Kurikuler Setiap Sekolah selalu mementingkan mutu pendidikan dan kualitas anak didik. Dalam hal ini sebagai pembantu untuk mempermudah mengembangkat minat belajar siswa guru harus lebih ekstra dalam menelenggarakan pendidikan. Memberikan penambahan waktu belajar siswa dengan berbagai bidang mata pelajaran yang hendak dikembangkan. Misalkan, mengembangkan bakat anak dengan menelenggarakan kelas diluar jam mata pelajaran. Kelas ekstra kurikuler aitu kelas dimana menelenggarakan tambahan pendidikan
43
yang bertujuan mengembangkan bakat anak didik. Di SMP 8 Salatiga menyedikan banyak kelas esktra. Pelajaran diluar jam mata pelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Ekstra Tenis Meja Ditangani
langsung
oleh
guru
umum
yang
memiliki
ketrampilan dalam bermain tennis meja. Kepala sekolah tidak mengandalkan guru olah raga secara langsung, namun memberikan kesempatan untuk guru umum yang memiliki kemampuan dibidang tersebut. Guru yang mengampu bidang tersebut adalah Bapak Sugiono. Kegiatan ekstra ini banak diikuti oleh siswa putra. Bahkan keberhasilan dari ekstra ini adlah berbagai juara lomba tennis meja ang diselenggarakan tingkat kota. b. Ekstra Baca Tulis Al-Qur’an Sebagai wadah membina rohaniyah siswa didik adalah dengan diselengarakannya ekstra Baca Tulis Al-Qur’an. Dibimbing langsung oleh bapak Sugiyono yang mahir Tenis Meja, beliau juga menguasai ilmu membaca dan menulis Al-Qu’an. SMP 8 Salatiga memiliki banyak siswa didik. 95% muslim. Sedang lainnya nasrani. Sehingga hanya siswa muslim yang mengikuti kegiatan ekstra ini. c. Ekstra Conversation Class Untuk meningkatkan pendidikan siswa dalam berbahasa inhggris. Pihak sekolah memasukan kegiatan ekstra berbahasa asing ini dalam kelas Ekstra Conversation Class. Dimana di dalam kelas tersebut diselenggarakan pembelajaran berbahasa inggris yang menekankan pada percakapan sehari-hari. Guru yang mengampu klelas ini adalan Ibu Handayani, beliau adalah salah satu guru bahasa Inggris yang mengampu mata pelajaran. d. Pramuka Kegiatan ini sangat menarik, karena kegiatan pramuka diwajibkan atas kelas satu. Dengan tujuan melatih kemandirian
44
siswa
didik.
Mengembangkan
kemasyarakatan.
bakat
Menumbuhkembangkan
ketrampilan rasa
dalam
kebersamaan.
Pramuka diampubapak Jumaidi. Dengan di bantu para senior kelas. e. Teater Dalam meningkatkan bakat anak didik di bidang seni drama sekolah menyelenggarakan pendidikan drama yang lang sung di ampu oleh guru seni yaitu bapak Suraji. Kegiatan untuk siswa didik menekankan pada main peran. Drama pementasan di setiap acara sekolah, menampilkan kreativitas anak dalm bermain derama. f. Karawitan Sebagai wahana membudidaakan adapt istiadat jawa tengah didirikan pula kelas karawitan. Khusus untuk seni musik jawa, di mana kelas tersebut di isikan alat-alat musik jawa. Bapak Suraji selain ahli dalam memainkan drama juga pandai bermain musik jawa atau karawitan. g. Jurnalistik SMP 8 Salatiga lebih mengedepankan pula bidang kreatifitas tulis-menulis artikel atau kara ilmiah tingkat anak SMP. Ekstra Jurnalistik di ampu oleh Ibu Puji. Beliau mengajarkan tentang hakekat seorang penulis cara menjadi dan mafaat sebagai seorang penulis. Banyak siswa yang mengikuti ekstra ini di karenakan tuntutan Zaman yang harus berkembang sehingga motivasi anak semakin tinggi . h. Sepak Takraw Seperti pada ekstra tennis meja. Sepak takraw ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat anak pada dunia olah raga. Siswa yang mengikuti adalah siswa laki-laki. Guru pengampu adalah guru olah garga langsung Bapak Wiyono.
45
i. Bola Voli Semua siswa sangat gemar dengan dunia voli. Anak laki-laki dan perempuan sangat gemar dengan dunia voli sehingga peminatnya banyak. Pelaksanaan kegiatan ini selalu disesuaikan dengan jam olah raga. Dengan tujuan untuk menghemat waktu siswa. Bapak Heri adalah pengampu di bidang bola voli. j. Seni Tari Dalam rangka mengembangkan budaya bangsa seni tari dimasukan dalam ekstra kurikuler. Guru pembimbingnya adalah Ibu Ida. Peminat dari ektra ini adalah para siswi. k. Bulu Tangkis Berdasarkan pemantaun minat belajar siswa pada kegiatan tambahan. Menghasilkan terbesar minat anak adalah pada ekstra bulu tangkis. Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini selalu penuh. Hasil dari pendidikan olah raga bulu tangkis sangat tampak mata karena hasil dari itu adalah juara I,II,II di setiap lomba bulu tangkis. l. Musik Musik sering digunakan untuk membangkitkan konsentrasi belajar anak didik. SMP 8 Salatiga memiliki studio musik sendiri, sehingga banyak siswa laki-laki yang berminat dalam ekstra musik. Kegiatan
ekstra musik ini di tujukan untuk mengembangkan
imajinasi anak. Mengembangkan bakat dan minat pada dunia paduan suara. Sebagai tambahan keterampilan siswa kegiatan ekstra musik dikembangkan pula pada penyiar radio yang difasilitasi pihak sekolah dengan studio penyiar radio amatir. Guru pengampu ekstra musik adalah Ibu Uli.
46
C. Penyajian Data Responden Dalam penyajian data penulis menyampaikan beberapa penjelasan berkenaan dengan data responden. Data keadaan responden dan
data
tentang keteladanan guru terhadap motivasi belajar siswa di sajikan dalam bentuk
tabel.
Sebelumnya
penulis
mengumpulkan
menggunakan angket. Adapun praktek di lapangan
data
dengan
adalah dengan
menyebarkan angket secara langsung kepada siswa. Responden yang penulis pilih meliputi kelas VII dan VII secara rinci penulis mengambil 2 kelas yaitu VII C dan VIII C. Jumlah keseluruhan responden meliputi 70 sampel keteladanan guru dan 70 sampel motivasi belajar siswa. Penulis menyajikan 30 item soal yang berisi tentang pertanyaan keteladanan guru di Sekolah dan 25 item soal tentang motivasi belajar siswa. Dari masing-masing soal terdiri dari 3 alternatif jawaban yaitu a, b, c dengan nilai 3, 2 ,1 . Sedangkan untuk mengetahui hasil ataupun nilai yang di peroleh dengan cara menjumlah skor dan nilai jawaban angket dengan frekwesi jawaban dari masing-masing pilihan. Untuk penjelasan lebih lanjut penulis sajikan pada tabel 3.4 keteladanan guru SMP 8 Salatiga nilai/skor tertinggi adalah 83 sedangkan nilai terendah 47. Motivasi belajar siswa mencapai 67 untuk nilai / skor tertinggi dan nilai terendah adalah 36. penajian data dalam tabel 3.5
47
BABIV ANALISIS DATA A. Analisis Data Langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan melihat table 3.4 dan 3.5. dengan tujuan agar mendapatkan jawaban dari pokok pertanyaan berikut: 1. Seberapa tingkat keteladanan guru di sekolah. 2. Seberapa tingkat motivasi belajar siswa. 3. Bagaimanakah pengaruh keteladanan guru di sekolah terhadap motivasi belajar siswa studi kasus di SMP Negri 8 Salatiga. Dengan
harapan
hasil
dati
kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, penulis menganalisis data tersebut dengan beberapa tahap, yakni sebagai berikut: 1. Analisis pertama Tahap kedua penulis menggunakan dua cara yaitu: a. Analisis penilaian data Dari masing-masing skor yang telah terekapitulasi pada table 3.4 untuk keteladanan guru di sekolah, penulis tentukan interval untuk kemudian diklarifikasikan menjadi tiga katagori yakni tinggi, sedang, rendah. Dalam menetukan interval penulis menggunakan, rumus
i=
( xt − xr ) + 1 xi
Keterangan : i = interval
xr = nilai terendah
xt = nilai tertinggi
xi = kelas interval
dari rumus ini diperoleh:
48
(83 − 47) + 1 3 36 + 1 i= 3
i=
i=
37 3
i = 12,33 (dibulatkan menjadi 12) Setelah mendapatkan penetapan hasil interval, data pada tebel 3.4 tentang keteladana guru disekolah dapat dikelompokkan menjadi 3 katagori: 1) Kategori tinggi, yaitu nilai
: 70-81
2) Kategori sedang, yaitu nilai
: 58-69
3) Kategori rendah, yaitu nilai
: 46-57
Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan tabel 4.6 tentang kategori keteladanan guru sebagai berikut: 1. Ketegori T: Kategori Tinggi 2. Katergori S: Kategori Sedang 3. Kategori R : Kategori Rendah Dari tabel 4.6 dalam lampiran dengan hasil di atas, dapat diambil hasil dari frekuensi masing-masing kategori keteladanan guru di sekolah dan di rangkum seperti pada table berikut:
TABEL 4.7 Distribusi Frekuensi Keteladanan Guru Di Sekolah No
Kategori
Interval
Frekuensi
1.
Tinggi
70 - 81
20
2.
Sedang
58 – 69
47
3.
Rendah
46 - 57
3
49
Jumlah
70
b. Analisis berdasarkan skor Untuk
mengetahui
prosentase
masing-masing
kategaori
keteladanan guru di sekolah penulis menggunakan rumus;
P=
F × 100% N
Keterangan : P : Prosentase perolehan F : Frekuesi mentah N : Jumlah total responden Dari tabel 3.7 (Distribusi Frekuensi Keteladanan Guru), dapat ditentukan prosentase masing-masing kategori sebagai berikut:
1)
2)
3)
20 × 100% = 28,57% 70
Kategori Tinggi:
Kategori Sedang:
Kategori Rendah:
47 × 100% = 67,14% 70 3 × 100% = 4,29% 70
Tabel 4.8 Prosentase Tingkat Keteladanan Guru No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
Tinggi
70 - 81
20
28,57%
2.
Sedang
58 – 69
47
67,14%
3.
Rendah
46 – 57
3
4,29%
Jumlah
100%
50
Dari analisis di atas dapat di simpulkan bahwa keteladanan guru SMP Negri 8 Salatiga 2009-2010 adalah sedang terbukti 70 responden, keteladanan guru menvapai angka frekuensi terbesar, yaitu 47 dengan prosentase 67,13%, keteladanan kategori tinggi mencapai angka frekuensi 20 dengan prosentase 28,57%, sedangkan keteladanan guru kategori rendah terdapat pada 3 Siswa denan prosentase 4,29%. 2. Analisis kedua Dalam bagian kedua ini penulis menganalisis data tentang motivasi belajar siswa SMP Negeri 8 salatiga sebagai mana dengan bagia analisis pertama, dengan dea cara sebagai berikut: a) Analisis Penilaian Data Dengan melihat rekapitulasi pada table 3.5 tentang motivasi belajar siswa, terlebih dahulu menentukan interval untuk kemudian diklarifikasikan menjadi tiga kategori, tinggi, sedang rendah. Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus :
i=
( xt − xr ) + 1 xi
Keterangan : i = interval
xr = nilai terendah
xt = nilai tertinggi
xi = kelas interval
dari rumus ini diperoleh: Dari rumus ini diperoleh:
i=
(67 − 36) + 1 3
i=
31+ 1 3
i=
32 3
51
i = 10,66
(dibulatkan menjadi 11)
Setelah ditetapkan interval, data table 3.5 tentang motivasi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : 1) Kategori Tinggi, yaitu nilai
: 57 - 67
2) Kategori Sedang, yaitu nilai
: 46 - 56
3) Kategori Rendah, yaitu nilai
: 35 - 45
Lebih jelasnya penulis sajikan table kategori motivasi belajar siswa sebagai berikut: 1. Kategori T: Tinggi 2. Kategori S: Sedang 3. Kategori R: Rendah Dari tabel 4.9 dalam lampiran dengan hasil di atas, dapat diambil hasil dari frekuensi masing-masing kategori keteladanan guru di sekolah dan di rangkum seperti pada table berikut: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa No.
Kategori
Interval
Frekuensi
1
Tinggi
57 – 67
22
2
Sedang
46 – 56
47
3
Rendah
35 – 45
1
Jumlah
70
b) Analisis Berdasarkan Skor Untuk mengetahui prosentase masing-masing kategaori motivasi belajar siswa penulis menggunakan rumus;
P=
F × 100% N
Keterangan : P : Prosentase perolehan
52
F : Frekuesi mentah N: Jumlah total responden Dari tabel 3.10 tentang distribusi motivasi belajar siswa dapat ditentukan prosentase masing-masing kategori sebagai berikut :
2) Kategori Tinggi :
3) Kategori Sedang ;
4) Kategori Rendah :
P=
22 × 100% = 31,43% 70
47 × 100% = 67,14% 70 1 × 100% = 1,43% 70 Table 4.11
Prosentase Tingkat Motivasi Belajar Siswa No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
57 – 67
22
31,43%
2
Sedang
46 – 56
47
67,14%
3
Rendah
35 – 45
1
1,43%
Jumlah
100 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SMP N 8 kota Salatiga tahun 2010 adalah sedang. Terbukti dari 70 responden, kategori sedang mencapai 44 dengan prosentase 67,14%, kategori tinggi mencapai 22 siswa dengan proseentase 31,43%. Sedangkan kategori rendah hanya 1 siswa dengan prosentase 1,43%. 3. Analisis Ketiga Sebagaimana dapat kita ketahui tentang pengaruh keteladanan guru di sekolah
terhadap
motivasi
belajar
siswa,
maka
penulis
mengkorelasikan data data yang telah di olah pada analisis pertama
53
dan kedua, di mana keteladanan guru sebagai variable x, dan motivasi belajar siswa sebagai variable y. denga menggunakan korelasi prodact moment, sebagai berikut:
rxy = Keterangan
∑ xy (∑ x )(∑ y ) 2
2
:
rxy = Koevisien validitas yang dicari xy = Prodak dari x dan y x
= Selisih antara sekor x dengan rata-ratanya
y
= Selisih antara skor y dengan rata-rata 2
= Kuadrat dari x
2
= Kuadrat dari y
x y
Untuk menganalisis data dengan menggunakan rumus tersebut, terlebih dahulu melihat tabel 4.12 tentang koefisien korelasi keteladanan guru terhadap motivasi belajar siswa tentang unsur-unsur yang di perlukan oleh rumus tersebut. Catatan: x adalah selisih antara skor X dengan meannya Y adalah selisih antatra skor Y dengan meannya Mean dari skor X adalah 4672 : 70 = 66,72 Mean dari skor Y adalah 3811 : 70 = 54,64 Dari table diatas dapat diketahui:
∑ xy : 347, 1552 ∑ x : 2555,408 ∑ y : 2161,992 2
2
Unsur-unsur tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus product moment, sebagai berikut:
54
rxy =
∑ xy (∑ x )(∑ y ) 2
2
rxy =
348,656 (2555,41)(2161,99)
rxy =
348,656 5524771
rxy =
348,656 2350,48 s
rxy = 0,15 B. Uji Hipotesis Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variable x dan y di ketahui ( rxy = 0,15) untuk mengetahui dapat ataupun tidaknya. Harus di konsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan ( rxy =0,15) dengan nilai r yang terdapat pada table nilai r prodact moment sehingga dapat di ketahui bahwa hitungan dengan r table signifikan tidak. Sebagai mana bila terjadi r hitungan yang sama dengan atau pun lebih besar r tabel maka r hitungan signifikan. Pada tabel r prodact moment , dengan N = 70 tercantum, maka dapat dipilih dalam tabel nilai prodact moment adalah sebagai berikut: − Pada taraf signifikan 5% = 0,235 − Pada taraf signifikan 1% = 0,306 Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan tabel tersebut nilai-nilai yang diperoleh ialah: − 0,15 < 0,235 pada taraf signifikan 5%
55
− 0,15 < 0,306 pada taraf signifikan 1% Dengan kata lain (0,235 > 0,15 < 0,306) Atau dapat dikatakan bahwa nilai r hasil lebih kecil dari pada r tabel prodact moment pada tabel. Hasil penghitungan statistik di atas memperlihatkan bahwa keteladanan guru tidak berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Hal ini dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak menjadi variabel penelitian. Salah satu faktor yang mungkin berpengaruh pada korelasi antara keteladanan dengan motivasi belajar siswa adalah unsur teman sebaya dan media. Seperti yang di ungkapkan oleh Kepala Sekolah dalam wawancara berikut ini, “ kondisi siswa SMP 8 Salatiga selama dua tahun terakhir berdasarkan pengamatan adalah di sebabkan pengaruh pergaulan sesama siswa dan pengaruh perkembangan tehnologi yang secara kuat berhasil meracuni anak.” Kutipan dari hasil wawancara. Dengan demikian bahwa media sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Guru di pandang tidak menjadi sumbu utama rujukan bagi perilaku siswa. Skripsi ini dengan demikian belum dapat menemukan bukti keterkaitan antara keteladanan guru dengan motivasi belajar siswa. Mengingan kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini seperti kurang sempurnanya instrumen pengukuran, maka topic ini masih perlu dikaji ulang pada penelitian selanjutnya.
56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan melalui beberapa tahapan pengumpulan data, pengolahan data serta analisis, sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan. Dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Keteladanan Guru Di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Studi Kasus SMP Negri 8 Salatiga” sebagai berikut: 1. Untuk variabel x, yaitu variable keteladanan guru SMP Negeri 8 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga Tahun 2009-2010 pada katagori tinggi mencapai angka frekuensi 20 dengan prosentase 28,57%, kategori sedang keteladanan guru mencapai nominal terbesar dengan frekuensi 47 prosentase 67,14%. Sedangkan kategori keteladanan guru terendah mencapai angka frekuensi 3 dengan prosentase 4,29%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat keteladanan guru pada lembaga pendidikan tersebut adalah sedang. 2. Pada tabel y, yaitu motivasi belajar siswa SMP Negri 8 Salatiga Tahun ajaran 2009-2010 pada kategori tertinggi mencapai angka frekuensi 22 dengan prosentase 31,43%, kategori sedang mencapai angka 47 dengan prosentase 67,14%, sedangkan kategori rendah mencapai angka frekuensi 1 dengan prosentase 1,43%. Demikian pula motivasi belajar siswa di SMP 8 Salatiga adalah sedang.
57
3. Hasil uji hipotesisi Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi prodact moment sehingga diperoleh Nilai rxy sebesar 0,15 kemudian pada taraf korelasikan dengan r table prodact moment dengan N = 70, pada tarif signifikan 5% diperoleh nilai 0,235 dan pada tarif signifikan 1% di peroleh nilai 0,306 ternyata nilai rxy lebih kecil dari pada nilai r pada tabel. Dengan demikian tidak begitu berpengaruh antara keteladanan guru terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 8 Salatiga tahun 2009-2010. B. Saran- saran 1. Kepada Guru Bimbinglah anak didik kita sesuai dengan perkembangan otaknya. Dengan melihat bakat yang terpendam dalam diri anak seorang pendidik hendaklah tau kondisi kejiwaan anak bakat dan minatnya sehingga memudahkan mereka menggapai cita-cita yang di impikannya. Dalam penelitian ini membuktikan di zaman yang serba canggih terutama pengaruh multimedia anak lebin meneladanai sosok yang spesial dalam pikirannya. Sudah pasti bukanlah sosok seorang guru di sekolah. Meski demikian guru harus lebih intensif dalam mengadakan
pemantaun
terhadap
perkembangan
anak
dengan
menggunakan metode lain. Meski faktor keteladanan guru kurang berhasil sebagai pendidik harus tetap menjaga etika seorang guru di hadapan siswa.
58
2. Kepada Siswa Sebagai anak didik hendaklah senantiasa menghormati guru di sekolah maupun diruma. Memperhatikan setiap materi yang diajarkan supaya dapat mengambil hikmah dari materi yang di ajarkan tersebut. Siswa tidaklah mengeluarkan kata-kata pada saat pelajaran kecuali mendapatkan ijin gurunya. Siswa yang membutuhkan ilmu pasti selalu ijin ketika hendak bertanya, siswa juga harus memperhatikan kita agar tidak selalu bertanya. Setiap adanya nasehat dan arahan dari seorang guru hendaklah segera dilaksanakan Ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt Tuhan seru sekalian alam atas segala nikamat dan anugrahNya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan
sekripsi
yang
berjudul
PENGARUH
KETELADANAN GURU DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Studi Kasus SMP Negri 8 Salatiga 2009-2010 Tiada gading yang tak retak. Setiap manusia memiliki sifat salah dan lupa. Adapun kekurangan dan ketidak sempurnaan dari skripsi ini semoga menjadi pembelajan bagi semua. Oleh sebab iti penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan sekripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indonesia.1989.Al-Qur’an Al-karim dan Terjemahannya, Semarang: PT. Toha Putra. M.Athiyah Al Abrasy. 1987. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. terj. A Gani dan Djohar Bahry. Jakarta: Bintang jaya. Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Diva Publisher. Rabiq. 2006. Ilmu Pendidikan Islam, Cet . Printing Cemerlang.
I, Yogyakarta, PT. LkiS
Hernowo . Menjadi Guru, Cet. III, Bandung: PT Mizan Media Utama Sumadi suryabrata.1983. Metodologi Penelitian, Jakarta Utara: PT RajaGrafindo Persaada. Suharsimi arikunto. 2005. Managemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Agama Republik Indonesia.2005,Al-Qur’an Al-karim dan Terjemahannya, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media. Dr. Musfir bin Said Az-Zahrani. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani. Muhammad Jameel Zeeno. 2005. Resep Pendidik Sukses, Bandung: Hikmah. Mshmud Samir Al-Munir.2004. Guru Teladan. Jkarta : Gema Insani.