PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X IPA DI SMAN 10 PONTIANAK Devi Lailatul Maufiroh, Yuline, Busri Endang Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling FKIP Untan Pontianak Email : Devilailatulm01gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap motivasi belajar kelas X IPA di sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian korelasi. Sampel penelitian ini adalah 60 siswa. Hasil analisis data menunjukan bahwa bimbingan belajar siswa mencapai 69,51 %, ketercapaian tersebut berada pada rentang baik. Sedangkan, motivasi belajar siswa mencapai 87,5 % yang berada pada rentang baik. Hasil dari analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y = 90,836 + 0,170. Kesimpulan yang diambil adalah: ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar pada siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. Hal ini berdasarkan analisis regresi sederhana (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 1,913>1,671 dan nilai signifikansi > 0,05. Artinya bimbingan belajar yang diberikan guru bimbingan konseling sudah maksimal, sehingga motivasi belajar siswa sudah baik. Kata Kunci: Bimbingan Belajar, Motivasi Belajar Abstract: This research aims to know significant influence between tutoring on motivation to learn in class X sain at SMAN 10 Pontianak west Borneo Province. The study sample is 60 students. The result of data analysis showed that tutoring student reach achievement 69,51%. That well is in the range. While the students motivation reaching 87,5%. Whice is in the range either. The results of the regression analysis to obtain the regression line education Y = 90,836+0,170. The conclusions take is significant influence between tutoring on motivation to learn in class X sain at SMAN 10 pontianak. It is based on a simple analysis (test t) in the know t count > ttable, namely 1,913 >1,671 and the significance value > 0,05. Means tutoring that is given counseling teachers have the maximum, so that students motivation is good. Keywords: Tutoring, Learning Motivation
S
ekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Di sekolah terdapat sejumlah bidang pelayanan sekolah seperti bidang administrasi dan supervisi yaitu kepala sekolah, bidang pengajaran yaitu guru bidang studi serta bidang bimbingan yaitu guru pembimbing. Semua bidang tersebut saling bekerja sama agar pendidikan di sekolah berjalan dengan baik sehingga tujuan sekolah pun tercapai. Salah satu
1
tujuan sekolah yaitu untuk memenuhi perkembangan optimal kebutuhan siswa dalam proses perkembangannya sesuai bakat, kemampuan dan minat. Tidak semua anak mencapai perkembangan optimal atau tujuan sekolah. Maka guru pembimbing perlu memberikan bantuan atau pun bimbingan kepada siswa, karena guru pembimbing merupakan tenaga utama dan orang yang ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam bimbingan dan konseling berbagai jenis layanan yang perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran pelayanan, yaitu peserta didik (konseli). Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup empat bidang bimbingan. Bidang bimbingan tersebut yaitu, bidang bimbingan pribadi, belajar, sosial dan bidang bimbingan karir. Bimbingan belajar merupakan bentuk layanan yang sangat penting sehingga perlu diselenggarakan di sekolah. Dengan diselenggarakannya bimbingan belajar di sekolah diharapkan siswa akan memiliki kebiasaan belajar yang baik. Namun tidak setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan belajar. Seringkali kemampuan itu mesti difasilitasi oleh guru mata pelajaran dan guru pembimbing untuk dapat direalisasikan. Walaupun mungkin seorang siswa memiliki potensi yang baik, namun yang bersangkutan biasanya masih kurang mempunyai kemampuan untuk mengembangkannya, sudah barang tentu hasil belajarnya menjadi kurang baik. Layanan bimbingan belajar dalam hal ini ialah membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi menurut (Sukardi dan Kusmawati, 2008:13). Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, (Wardati dan Jauhar 2011:56) juga mengungkapkan bentuk-bentuk bimbingan belajar. Bimbingan ini meliputi: Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual, Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar, Efesiensi dalam menggunakan bukubuku pelajaran, Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu, Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran. Selain itu bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah layanan bimbingan yang disesuaikan dengan masalah belajar yang dihadapi oleh siswa. Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi oleh siswa, maka guru pembimbing dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada siswa. Brown (dalam Sumarwiyah, 2009:2), menyatakan bahwa bentuk layanan bimbingan belajar dengan indikator: pengaturan waktu belajar, cara mempelajari materi belajar, motivasi belajar, pengaturan waktu belajar dengan kegiatan lain, upaya mencari informasi yang menunjang, persiapan menghadapi tes/ujian. Dari keenam di atas diharapkan siswa dapat mendengarkan, memperhatikan, mencatat bagian yang dianggap penting, bertanya dan menjawab pertanyaan, dan dapat menumbuhkan motivasinya untuk belajar (Wardati dan Jauhar, 2011:24), berpendapat bahwa tujuan bimbingan belajar adalah: Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, Memiliki keterampilan belajar yang efektif, Memiliki
2
keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan, Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian, Memiliki keterampilan membaca buku. Dari pernyataan di atas bahwa tujuan dari bimbingan belajar ialah diharapkan agar siswa memiliki sikap yang positif serta memiliki berbagai keterampilan belajar, baik dari tujuan belajar atau pendidikan seperti dalam kebiasaan membaca buku dan kebiasaan cara belajar yang baik pula sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar tanpa mengenal batas usia berapapun. Sikap merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam mengkaji atau membahas tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.sikap yang ada pada seseorang akan membawa warna dan corak pada tindakan, baik menerima maupun menolak dalam menanggapi sesuatu hal yang ada diluar dirinya. Melalui Pengetahuan tentang sikap akan dapat menduga tindakan yang akan diambil seseorang terhadap sesuatu yang dihadapinya. Menurut (Ahmadi 2007:60), sikap adalah kesiapan merespon yang bersifat positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Pendapat ini memberikan gambaran bahwa sikap merupakan reaksi mengenai objek atau situasi yang relatif stagnan yang disertai dengan adanya perasaan tertentu dan memberi dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau prilaku dengan cara tertentu yang dipilihnya. Sikap di atas berkaitan dengan kebiasaan belajar siswa untuk itu perlunya bimbingan pada siswa, dengan bimbingan belajar ini diharapkan setiap anak dapat belajar dengan sebaik mungkin dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh, sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Begitupun dengan pendapat Slameto (dalam Febriany dan Yusri 2013:13), bahwa motivasi yang kuat sangatlah perlu dalam belajar. Karena salah satu faktor penentu dalam belajar siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi ini anak dapat belajar dengan efektif. Salah satu masalah belajar adalah kurangnya motivasi belajar. Kurangnya motivasi dalam belajar ini dapat mengakibatkan siswa kehilangan konsentrasi. Untuk itu perlunya bantuan berupa bimbingan belajar pada siswa karena isi layanan bimbingan belajar salah satunya mengembangkan motivasi yang mendorong agar terciptanya konsentrasi belajar sebaik mungkin. Menurut Winkel (dalam Saefullah, 2012:291), bahwa Motivasi adalah motif yang menjadi aktif saat melakukan percobaan. Sedangkan menurut Riduwan (dalam Aritonang, 2008:14), Motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan kelangsungan belajar dapat mencapai satu tujuan. Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat, dan rasa senang dalam belajar. Motivasi yang bekerja dalam dalam diri individu mempunyai kekuatan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa karakteristik sebagai berikut : tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugastugas rutin dan dapat mempertahankan pendapatnya (Sardiman, 2014:83). Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan perilaku siswa di sekolah.
3
Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka mereka akan memperkuat respon yang telah dipelajari. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Artinya bahwa bila siswa memiliki motivasi dalam dirinya maka akan melakukan aktivitas untuk menunjang prestasi belajarnya dalam hal ini yang dilakukan siswa ialah tekun ketika menghadapi tugas dari guru ia akan dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum pekerjaannya selesai, ulet menghadapi kesulitan belajar sehingga tidak cepat putus asa, dan tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin artinya siswa tidak akan cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. Menunjukan minat terhadap pelajaran yang diberikan, baik tugas yang sulit dan lainnya. Lebih senang bekerja mandiri sehingga tidak bergantung pada orang lain. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin artinya siswa merasa jenuh bila guru menjelaskan/ memberikan soal yang sama secara terus menerus sehingga siswa merasa kurang kreatif dan tidak tertantang terhadap suatu hal yang baru. dan yang terakhir ialah dapat mempertahankan pendapatnya yaitu jika siswa sudah yakin akan sesuatu yang difikirkannya maka akan mempertahankannya. Selanjutnya Handoko (dalam Elmirawati dkk, 2013:108), juga mengungkapkan bahwa karakteristik motivasi belajar adalah sebagai berikut: kuatnya kemauan untuk belajar, jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, ketekunan dalam mengerjakan tugas. Motivasi sangat penting dalam belajar karena motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang dapat mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Artinya tanpa motivasi seorang siswa tidak akan membaca, belajar dan sekolah dan akhirnya tentu saja tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar. Menurut Syah (dalam Rubiyanto, 2012:62), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut: Faktor internal siswa: aspek fisik (kelelahan, pendengaran, pengindraan, dan lain-lain) dan aspek Psikologis (intelegensi siswa, bakat, sikap, minat dan motivasi). Faktor eksternal: lingkungan sosial (lingkungan rumah, lingkungan sekolah) Faktor pendekatan belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar, Siagian (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013:80). Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Jika seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan motivasi siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya. Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk belajar. Namun demikian, kenyataan
4
dilapangan menunjukan bahwa masih banyak siswa yang kurang memiliki motivasi belajar dalam arti motivasi belajarnya masih rendah sehingga masih banyak siswa yang malas untuk belajar. Hasil prariset peneliti di SMA Negeri 10 Pontianak menunjukan bahwa kelas X menunjukan gejala motivasi belajar yang kurang tinggi dibandingkan kelas XI dan kelas XII. Upaya peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak orang tua siswa. Salah satu cara yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan memberikan bimbingan belajar kepada siswa, sedangkan orang tua dapat melakukan pembinaan dengan jalan memberikan semangat agar tumbuh motivasi belajar anak tersebut. Bimbingan belajar ini merupakan upaya dalam membantu anak didik agar dapat menyelesaikan permasalahan belajar dengan baik, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Jadi, adanya bimbingan belajar memiliki peran dalam membantu mengatasi kesukaran-kesukaran dan masalah-masalah individu dalam belajar. Untuk memperjelas peranan bimbingan belajar terhadap motivasi belajar. Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian bagaimana bimbingan belajar jika dihubungkan dengan motivasi belajar. METODE Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya pada penelitian dilaksanakan. Populasi penelitian ini berjumlah 119 siswa karakteristik populasi siswa yaitu Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak, Siswa kelas X IPA , Bukan siswa yang tidak naik kelas dan Bukan siswa pindahan. Sampel penelitian adalah 60 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tekhnik proporsional random sampling dengan cara undian. Menurut (Soehartono 2008:60), pengambilan sampel secara random ini dapat dilakukan dengan undian, yaitu dengan membuat potongan-potongan kertas kecil yang masing-masing diberi nomor sesuai dengan nomor pada kerangka sampling, artinya setiap siswa pada masing-masing kelas yang sesuai dengan karakteristik populasi memiliki peluang untuk dijadikan sampel secara proporsional sebesar 50% untuk setiap kelasnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung alat pengumpul data berupa angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup (angket berstruktur). Menurut (Riduwan, 2012:72), menyatakan bahwa angket tertetutup (angket berstruktur) adalah “angket yang disajikan dalam bentuk sedemikin rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Angket yang dipergunakan pada bimbingan belajar dan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah angket berstruktur dengan jawaban tertutup setiap item angket disediakan alternatif a,b,c,. Kriteria pengskorannya dilakukan secara acak adalah sangat baik = 3, cukup = 2; dan kurang = 1. Responden cukup memberikan tanda silang (x) pada alternatif jawaban yang paling cocok atau sesuai,. Instrument penelitian divalidasi
5
menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS). Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: Tahap persiapan Kegiatan penelitian dimulai dengan persiapan penelitian. Persiapan tersebut meliputi penyusunan instrument penelitian, menguji coba angket, dan mengurus izin penelitian.Menyusun instrument penelitian (penyiapan angket). Sebelum menyusun butir-butir pertanyaan, terlebih dahulu disusun kisi-kisi berdasarkan variable dan aspek serta indikator yang akan diteliti. Adapun kisi-kisi tersebut tercantum dalam lampiran 1 dan 4. Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun maka disusunlah butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam lampiran 2 dan 5, sebanyak 80 item pertanyaan dengan jumlah sampel 60 siswa. Masing-masing pertanyaan memiliki 3 pilihan jawaban. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, pertanyaan tersebut mengungkap variabel bebas yaitu bimbingan belajar dalam bimbingan pribadi sebanyak 40 item pertanyaan, sedangkan variable terikat yaitu motivasi belajar sebanayak 40 soal item pertanyaan. Pelaksanaan penelitian Setelah selesai mengurus surat izin penelitian nomor 074/0498/TU-Kepeg pada tanggal 25 februari 2015 dan menyusun instrument penelitian yang diperlukan, selanjutnya dilakukan penelitian langsung ke Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Penentuan Subyek Penelitian, Penelitian dimulai dengan menentukan subyek penelitian. Langkah awal yang ditempuh adalah dengan menemui guru pembimbing Sekolah Menengah Atas Negeri 10 pontianak untuk berkonsultasi dalam penentuan sampel penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari guru pembimbing selanjutnya pengumpulan daftar nama siswa kelas X IPA 1,X IPA 2, dan X IPA 3, kemudian untuk menentukan sampel penelitian, akhirnya terpilih 60 siswa sebagai sampel yang mewakili populasi sesuai dengan perhitungan jumlah sampel yang diperlukan. 2) Pengumpulan data penelitian, Langkah pengumpulan data dan penelitian adalah membagikan angket sebanyak 80 item kepada siswa kelas X IPA 1,X IPA 2,dan X IPA 3 yang sudah ditentukan sampel penelitian.Penyebaran sampel angket dilaksanakan dari tanggal 23 s/d 26 Maret 2015. Instrument sudah terkumpul sesuai dengan sampel penelitian. Angket yang terkumpul diperiksa satu persatu, yaitu untuk mengetahui adanya angket yang rusak, tidak lengkap atau diisi secara salah dan tidak dapat digunakan. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa seluruh angket dapat digunakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas X di SMAN 10 Pontianak. Melalui tekhnik pengambilan sampel yang digunakan, maka terpilihlah kelas X IPA sebagai kelas sampel. Pada kelas ini akan diberikan sampel berupa pertanyaan pada siswa. Sampel penelitian berjumlah 60 siswa. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil yaitu, persentase bimbingan belajar ialah: Untuk menganalisis kecendrungan variabel bebas yaitu bimbingan belajar dilakukan
6
dengan menganalisis terhadap data-data sampel dan pengelompokan data setiap aspek bimbingan belajar serta persentasenya. Untuk menentukan kategori penilaian maka dapat dilihat pada tolak ukur tabel 1 yaitu: Tabel 1 Tolak Ukur Bimbingan Belajar Dan Motivasi Belajar Kategori Kurang Cukup Baik
Rentang skor 0-39 40-60 61-120
Persentase 0,00%-33,33% 33,34-66,66% 66,67-100%
Dari tabel di atas dipergunakan untuk menentukan kategori penilaian tiap aspek variabel yang diamati dalam penelitian dengan prosedur sebagai berikut: Menentukan jumlah skor aktual untuk setiap aspek variabel, Menentukan jumlah skor maksimal untuk setiap aspek variabel, Menentukan persentase untuk setiap n aspek variabel dengan rumus X% = N 𝑥 100, Mengkonsultasikan perhitungan persentase dengan tabel tolak ukur penilaian kategori. Adapun analisis data tentang bimbingan belajar dan motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak dapat dilihat dibawah ini: Hasil analisis angket bimbingan belajar dapat disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Hasil Analisis Angket Bimbingan Belajar Variabel dan indikator
Bimbingan belajar 1. Cara belajar kelompok dan individual a. Memberikan strategi belajar yang efektif b. Cara belajar dan bekerja kelompok c. Metode belajar secara diskusi d. Memberikan tugas kelompok 2. Cara bagaimana merencanakan waktu belajar a. Cara membagi waktu dan mengisi waktu senggang b. Cara mengataur waktu belajar
Skor aktual
%
Kategori
5005 1092
Skor maksimal Ideal 7200 1620
69,51 67,40
baik baik
490
720
68,05
baik
353
540
65,37
Baik
121
180
67,22
Baik
128
180
71,11
Baik
850
1260
67,46
Baik
250
360
69,44
Baik
600
900
66,67
Baik
7
3. Efesiansi dalam menggunakan buku-buku pelajaran a. Cara mempelajari buku pelajaran b. Pentingnya membaca 4. Cara mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran a. Memberikan pengajaran perbaikan b. Meningkatkan motivasi belajar c. Kegiatan pengayaan d. Memberikan jalan keluar 5. Cara proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran a. Memberikan cara belajar yang baik b. Menciptakan kesiapan belajar siswa
1118
1620
69,01
Baik
498
720
69,16
Baik
620 1034
900 1440
68,89 71,80
Baik Baik
143
180
79,44
Baik
126
180
70
Baik
392 373
540 540
72,59 69,07
Baik Baik
911
1260
72,30
Baik
386
540
71,48
Baik
525
720
72,91
Baik
Hasil analisis angket motivasi belajar siswa dapat disajikan pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Hasil analisis angket motivasi belajar siswa
Variabel dan indikator
Motivasi belajar 1. Tekun menghadapi tugas a. Mengikuti PBM b. Belajar dengan sungguh-sungguh c. Menyelesaikan tugas tepat waktu 2. Ulet menghadapi kesulitan a. Usaha menghadapi
Skor Aktual
%
Kategori
6300 1374
Skor Maksimal Ideal 7200 1620
87,5 84,81
Baik Baik
460 149
540 180
85,18 82,78
Baik Baik
765
900
85
Baik
1044
1260
82,86
Baik
154
180
85,56
Baik 8
kesulitan belajar b. Membuat strategi belajar 3. Menunjukan minat terhadap bermacammacam bermasalah a. Tidak mudah menyerah b. Semangat dalam mengikuti pelajaran c. Menunjukan perhatian terhadap mata pelajaran 4. Lebih senang bekerja mandiri a. Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran b. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya 5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin a. Bosan mengerjakan tugas berulang-ulang begitu saja b. Kurang berminat pada pelajaran yang kurang kreatif 6. Dapat mempertahankan pendapatnya a. Selalu yakin dengan pendapatnya b. Optimis terhadap apa yang dicapai c. Puas terhadap hasil yang didapat
890
1080
82,40
Baik
1094
1260
86,82
Baik
153
180
85
Baik
472
540
87,40
baik
469
540
86,85
baik
646
720
89,72
baik
152
180
84,44
baik
494
540
91,48
baik
809
900
89,89
baik
170
180
94,44
baik
639
720
88,75
baik
1333
1440
92,57
baik
164
180
91,11
baik
170
180
94,44
baik
999
1080
92,5
baik
9
Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen apakah positif atau negatif. Dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4 Analisis Regresi Linier Sederhana
Model
1
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 90.836 7.661 .170 .089 .244
T 11.856 1.913
Sig. .000 .061
Tabel 5 Hasil Uji T Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 90.836 7.661 .170 .089 .244
T 11.856 1.913
Sig. .000 .061
(Constant) bimbingan belajar a. Dependent Variable: motivasi belajar Persamaan regresinya sebagai berikut: Y’=a + bX, Y’=90,836+0,170 Arti persamaan ini sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 90,836 artinya jika bimbingan belajar (X) nilainya adalah 0, maka motivasi belajar (Y) nilainya positif yaitu sebesar 90,836. 2) Koefisien regresi variabel bimbingan belajar (X) sebesar 0,170 artinya jika bimbingan mengalami kenaikan 1, maka motivasi belajar siswa (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,170. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa, semakin tinggi bimbingan belajar semakin meningkat motivasi belajar siswa. Uji secara parsial ( Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara persial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t untuk mengetahui apakah bimbingan belajar (X) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa (Y). dapat disajikan pada tabel 5
Model
1
(Constant) bimbingan belajar a. Dependent Variable: motivasi belajar
Untuk mengetahui hubungan secara signifikan maka nilai t hitung harus dibandingkan dengan t tabel. Nilai t tabel dapat dicari dengan menentukan derajat
10
kebebasan (df) N=60 pada uji 1 sisi 0,05 sehingga didapat nilai t tabel adalah 1,671, dengan kriteria pengujian jika t hitung ≥ t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika t hitung ≤ t tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Pada tabel di atas nilai t hitung =1,913 dengan signifikasi 0,061, sementara nilai t tabel (0,05;n=60) adalah 1,671 (lihat tabel distribusi t pada lampiran 13) maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar dapat dilihat t hitung ≥ t tabel (1,913≥ 1,671) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 23 maret 2015 sampai dengan 26 maret 2015 pada kelas X IPA SMAN 10 Pontianak. Hasil penelitian menyatakan bahwa guru bimbingan konseling dapat menerapkannya kepada siswa. Dimana cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual, agar siswa mampu memecahkan masalahnya baik cara belajar secara individu maupun secara kelompok dengan cara memberikan strategi belajar yang efektif, cara belajar dan bekerja kelompok serta metode belajar secara diskusi dan memberikan tugas kelompok. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar agar siswa dapat membagi waktu dan mengisi waktu senggang dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mengetahui cara mengatur waktu belajar dengan baik. Efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran agar siswa dapat menggunakan dan mempelajari buku dan sering membaca sehingga membaca itu menjadi penting. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu agar siswa dapat mengatasi masalah belajar dengan cara memberikan pengajaran perbaikan dan kegiatan pengayaan serta cara menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga untuk memberikan jalan keluar dan memberikan bimbingan pribadi. Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran agar siswa dapat belajar dengan baik, menciptakan kesiapan belajar siswa dan prosedur dalam mengikuti pelajaran di kelas sehingga siswa dapat serius dan fokus saat proses belajar mengajar berlangsung sudah baik. Bimbingan yang diberikan guru bimbingan konseling disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal tersebut sejalan bahwa Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diberikan guru bimbingan konseling kepada siswa yang berkaitan dengan masalah belajar. Untuk menerapkan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Wardati dan Jauhar, 2011:56), bentuk bimbingan belajar siswa yaitu: cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual, cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar, efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran, cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.dan cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran. Motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau dorongan pada siswa untuk melakukan sesuatu. Menurut (Hamdu dan Agustina, 2011:91), motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Selain itu (Sardiman, 2014:83). Mengungkapkan bahwa bentuk motivasi belajar ialah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,
11
menunjukan lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin dan dapat mempertahankan pendapatnya. Setelah dilakukan penelitian mengenai motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak didapatkan motivasi belajar sangat “baik”. Seperti Tekun menghadapi tugas siswa sudah ada kemauan untuk terus belajar dengan waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum pekerjaannya selesai seperti mengikuti proses belajar mengajar, belajar di rumah, mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, menyelesaikan tugas tepat waktu dan serius dalam mengerjakan tugas. Ulet menghadapi kesulitan yaitu siswa sudah ada kemauan untuk belajar dan tidak tidak lekas putus asa sehingga siswa tidak pernah puas terhadap apa yang dicapainya seperti sikap terhadap kesulitan, usaha menghadapi kesulitan belajar, sabar dalam menyelesaikan tugas sulit dan rajin dalam mengerjakan tugas. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah yaitu siswa sudah ada keinginan untuk belajarnya seperti minat terhadap pelajaran yang diberikan baik itu tugas yang sulit ataupun tugas yang lainnya seperti minat terhadap kebiasaan dalam mengikuti proses pembelajaran, semangat dalam mengikuti pelajaran, menunjukan perhatian terhadap mata pelajaran dan tidak mudah menyerah. Lebih senang bekerja mandiri yaitu siswa sudah ada kemauan untuk mengerjakan tugas secara mandiri sehingga tanpa perlu bantuan orang lain sekiranya masih bisa ia kerjakan seperti penyelesaikan tugas-tugas PR, menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran, memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya dan mampu mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin yaitu siswa sudah ada keinginan untuk belajar yang menyenangkan sehingga ia akan cepat bosan pada tugas yang menurutnya membosankan dan hanya itu-itu saja seperti cara guru yang memberikan tugas ituitu saja sehingga siswa merasa tidak akan berkembang dalam kemampuan belajarnya dan kurang berminat pada pelajaran yang kurang kreatif. Dapat mempertahankan pendapatnya yaitu siswa sudah ada keinginan terhadap apa yang diyakininya sehingga ia akan mempertahankan pendapatnya seperti selalu yakin terhadap dengan pendapatnya, optimis terhadap apa yang dicapai dan puas terhadap hasil yang didapat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, didapatkan sebuah kesimpulan yaitu motivasi belajar yang diterapkan pada siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak sebagian besar sudah baik sehingga siswa sudah dapat memotivasi dirinya sendiri. Motivasi belajar sangat penting bagi siswa yaitu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil (Dimyati dan Mudjiono, 2013:85). Artinya dengan adanya motivasi pada diri siswa dapat membangkitkan semangat siswa untuk terus belajar sehingga dapat berhasil. Brophy (dalam Uno, 2012:8), mengemukakan suatu daftar strategi motivasi yang digunakan guru untuk memberikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar. Artinya banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan motivasi siswa salah satu cara yang digunakan adalah dengan memberi rangsangan kepada siswa melalui bimbingan belajar. Selain itu (Wardati dan Jauhar, 2011:24), mengungkapkan bahwa salah satu tujuan bimbingan belajar atau akademik ialah “memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat”. Artinya tujuan bimbingan belajar ini diharapkan siswa mampu memiliki
12
motivasi yang tinggi untuk belajar samapi kapanpun. Hal ini menunjukan bahwa terdapat keterkaitan antara bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa. Untuk perhitungan Coefficients terdapat bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak dengan konstanta 90,836, bernilai positif. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar yang dilakukan guru bimbingan konseling berpengaruh signifikan atau mempunyai pengaruh yang kuat dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. Adapun kesimpulan secara khusus yang dapat ditarik oleh peneliti adalah 1) Bimbingan belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak tergolong dengan kategori “baik”. Artinya bahwa layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru bimbingan konseling tentang cara belajar secara kelompok maupun individual, cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar, efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran, cara mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu, dan cara proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran sudah maksimal. 2) Motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak tergolong dengan kategori “Baik” artinya bahwa para siswa sudah mampu memotivasi dirinya sendiri dalam hal belajar. Hal ini terlihat dari tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap terhadap macam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas rutin Dan dapat mempertahankan pendapatnya. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar. Artinya bimbingan belajar yang diberikan guru bimbingan konseling sudah dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar guru bimbingan konseling mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. Saran Mengacu dari hasil penelitian di atas, maka dapat disarankan adalah Kepada guru pembimbing untuk terus-menerus memberikan bimbingan belajar kepada siswa, dengan cara antara lain Layanan informasi, Bimbingan kelompok dan, Konseling kelompok agar bimbingan yang diberikan semakin baik. Hendaknya guru mata pelajaran juga membimbing siswa dengan baik agar siswa dapat lebih meningkatkan motivasi belajar sehinggga bisa belajar lebih semangat lagi dengan cara memberikan materi yang berkaitan dengan cara menumbuhkan motivasi belajar siswa dan memberikan bimbingan kelompok. Dan untuk siswa dapat terus mempertahankan dan lebih meningkatkan motivasi belajar agar lebih baik lagi dengan cara sering belajar kelompok dan belajar sendiri di rumah.
13
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aritonang, Keke. 2008. Minat dan Motivasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No 1. Tahun ke 7 Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Elmirawati dkk. 2013. Hubungan Antara Aspirasi Siswa dan Dukungan Orangtua dengan Motivasi Belajar Serta Implikasinya Terhadap Bimbingan Konseling. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol:2. No 1 Febriani, Rani Yusri. 2013. Hubungan Perhatian OrangTua dengan Motivasi Belajar Siswa Dalam Mengerjakan Tugas-Tugas Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol:2. No 1 Hamdu, Ghullam dan Agustina Lisa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol:12 No.1 Riduwan. 2009. Metode dan Tekhnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Rubiyanto. 2012. Bimbingan Konseling Untuk SMA/SMK/MA. Jakarta: Citra Pustaka Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Sufren dan Natanael Yonathan. 2014. Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa. Jakarta: PT Gramedia Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta Sumarwiyah. 2009. Pengaruh Penerapan Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar. Jurnal Sosial dan Budaya. Vol:2 No 2 Wardati dan Jauhar, Mohammad. 2011. Implemenasi Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:Prestasi Pustakaraya
14