Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD Ni Kadek Juniari1, Ni Nyoman Kusmariyatni2, I Gede Margunayasa3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional berdasarkan tingkat motivasi belajar pada siswa kelas V SD di Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V SD di Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 170 orang. Sampel penelitian ini yaitu kelas V SDK Karya kelas A dan B, SD No.3 Kaliuntu dan SD No.4 Kaliuntu. Penelitian ini menggunakan rancangan post test only control group design. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner dan metode tes dengan instrumen kuesioner motivasi belajar dan tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial ANAVA dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, (2) terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran POE dan motivasi belajar, (3) pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dan (4) pada siswa yang memiliki motivasi rendah terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Kata-kata kunci: hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran POE, Motivasi Belajar Abstract This research have a purpose to find out the differences in learning result of natural science program learning between the student with the POE learning model and the students who followed the learning with the Conventional learning model based on the motivation learning level for the student at five grade of Elementary School in the ten group on the districts and regency of Buleleng on 2013/2014. The study was quasiexperimental research. The population of this research is the five grade of Elementary School in the ten group on the districts and regency of Buleleng on 2013/2014 which amounts to 170 people. The sample of this experiment that is the fifth grade of Katolik Karya Elementary School in A and B class, Elementary School No.3 and No.4 Kaliuntu. This research use posttest only control group design program. The data was collected using questionnaire and test method with motivation questionnaire instrument learning and achievement test be in the form of multiple-choice test. The data obtained were analyzed with descriptive statistic analysis techniques and inferential statistics namely ANAVA Two Way. The result of this research shows that; (1) there are significant differences in natural science program learning between the student and the POE learning model and the stdents who followed the learning with convensional learning
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
model, (2) there are significant interaction effect between POE learning model and motivation learning model, (3) the student who have the high motivation learning there are significant differences about natural science program learning between the student who follow the POE learning model and the students who followed the learning with the convensional learning model, and (4) the student who have a low quality there aresignificant differences student learning out comes between the student who follow the POE learning model and the students who followed the learning with the convensional learning model. Key word: science learning outcomes ,POE learning model, learning motivation
PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tumpuan utama agar suatu bangsa dapat melaksanakan pembangunan dan mampu bersaing dengan bangsa lain di era globalisasi ini. Salah satu cara untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. ”Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi seseorang supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya”(Oemar Hamalik, 2008:3). Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan menurut Trianto (2010) menyatakan bahwa pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, lembaga pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Salah satu indikator kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa di sekolah. Akan tetapi, sesungguhnya harapan dari dunia pendidikan tidak sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan. Permasalahan yang paling mendasar yang dihadapi pendidikan adalah rendahnya hasil belajar siswa. Dari hal itu perlu dilakukan suatu penanganan atau upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya penyempurnaan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada setiap aspek pendidikan. Mulai dari pendanaan,
pengembangan model pembelajaran, diadakannya penataran bagi guru-guru, penyebaran guru, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan hingga pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahkan saat ini telah mulai diterapkannya kurikulum 2013. Pembaharuan kurikulum tersebut menuntut guru untuk dapat menggunakan berbagai metode, strategi dan model pembelajaran agar pembelajaran lebih aktif, inovatif, dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari dan dapat memacu motivasi siswa dalam belajar misalnya pada mata pelajaran IPA. IPA di sekolah dasar merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai ilmiah pada siswa. Tujuan IPA secara umum adalah agar siswa memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan seharihari, memiliki keterampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses alam sekitar, mampu menerapkan berbagai konsep IPA dan mampu menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya secara menyeluruh dan bermakna. Setiap siswa dituntut mampu menguasai IPA karena di sekolah dasar merupakan cikal bakal perkembangan sains pada mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi yang akan didapatkan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, komponen pendidikan diharapkan saling bekerjasama
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif. Kenyataan di lapangan, pada pembelajaran IPA siswa cenderung menghafal informasi atau konsep dan tidak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk berpikir kritis dan sistematis serta tidak dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan nyata. Selain itu, dikarenakan guru masih menggunakan pembelajaran konvensional sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa. Guru yang aktif memberikan informasi melalui materi pelajaran yang disajikannya dan menekankan hafalan, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi sehingga siswa menjadi pasif dan pembelajaran terjadi hanya satu arah. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan di depan dan kurang termotivasi dalam pembelajaran. Padahal sekarang ini mulai diterapkannya Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang menyempurnakan pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari. Sehingga harapan dari Kurikulum 2013 bertolak belakang dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal tersebut juga didukung dengan hasil observasi yang telah dilakukan di gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil wawancara dan pencatatan dokumen pada pembelajaran IPA di gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng, maka didapat rata-rata hasil belajar ulangan tengah semester mata pelajaran IPA untuk SD N 1 Kaliuntu yaitu 70,15; rata-rata hasil belajar IPA untuk SD N 2 Kaliuntu yaitu 72,78; rata-rata hasil belajar IPA untuk SD N 3 Kaliuntu yaitu 70,95; rata-rata hasil belajar IPA untuk SD N 4 Kaliuntu yaitu 72,87; rata-rata hasil belajar IPA SDK Karya Singaraja Kelas A yaitu 71,5; ratarata hasil belajar IPA SDK Karya Singaraja Kelas B yaitu 72,78. Berdasarkan hal tersebut, terlihat skor hasil belajar tengah semester untuk mata pelajaran IPA SD di Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten
Buleleng masih belum terlalu maksimal. Hal ini terlihat dari skor hasil belajar IPA berada di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 75. Untuk mengetahui penyebab hal tersebut, maka dilakukan wawancara dan observasi dengan beberapa guru IPA di Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Informasi yang diperoleh bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan optimal yaitu masih didominasi dengan metode ceramah dan pemberian tugas. Siswa hanya sebagai penerima informasi dengan kata lain pembelajaran dirasakan kurang bermakna. Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jarang dimanfaatkan guru. Guru mengajar sesuai dengan buku ajar dan LKS tanpa menggunakan model ataupun media pendukung yang lainnya. Dalam memperbaiki sistem pembelajaran tersebut maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru yaitu memahami karakteristik materi, peserta didik dan pemilihan model pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan lebih aktif, inovatif, dan konstruktif dalam membangun pengetahuan peserta didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor salah satunya penggunaan model pembelajaran yang sesuai. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran yang baik adalah model yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa. Sehingga siswa akan lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran POE merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa karena pada model pembelajaran ini peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen. Indrawati dan Wanwan Setiawan (2009:45) menyatakan “POE adalah singkatan dari Predict-Observe-
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Explain. P.O.E ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka melaksanakan tiga tugas utama yaitu meramalkan, mengamati, dan memberikan penjelasan”. Dalam model pembelajaran POE, pembelajaran dimulai dengan penyajian masalah. Siswa diarahkan untuk memberi dugaan sementara terhadap kemungkinan yang akan terjadi, dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan terhadap masalah, kemudian siswa membuktikan dugaannya dengan melakukan percobaan untuk menemukan kebenaran dari dugaan sementara dalam bentuk penjelasan mengapa hal itu bisa terjadi. Dengan cara demikian konsep yang diperoleh siswa akan melekat dalam ingatannya. Siswa akan memahami materi yang dipelajarinya sehingga siswa akan merasakan proses belajarnya lebih bermakna dan hasil belajarnya juga meningkat. Hal tersebut lebih didukung lagi dengan beberapa penelitian yang relevan bahwa Model Pembelajaran POE dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan proses pembelajaran, dalam penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran POE yang akan dikaitkan dengan motivasi belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi. ”Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan sesorang untuk bertingkah laku “ (Hamzah B. Uno, 2008:10). Dengan adanya motivasi siswa akan terdorong melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu sehingga jika diaplikasikan dalam proses pembelajaran siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun, mempunyai rasa inigin tahu terhadap sesuatu dan memiliki konsentrasi dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi sulit mencapai keberhasilan secara optimal. Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran POE dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA, untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment ) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat (Darmadi, 2011). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN di Gugus X Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng dengan jumlah 170 siswa. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling yaitu random sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil empat kelas secara acak yang kemampuan semua subjek dianggap sama. Dari lima sekolah dasar yang terdiri dari enam kelas dilakukan pengundian untuk diambil empat kelas yang dijadikan subjek penelitian. Dari empat kelas tersebut diundi lagi untuk menentukan dua kelas eksperimen dan dua kelas kontrol. Berdasarkan sistem undian yang telah dilakukan, diperoleh hasil kelas VA dan VB di SDK Karya Singaraja sebagai kelompok eksperimen dan kelas V di SDN 3 Kaliuntu serta kelas V di SDN 4 Kaliuntu sebagai kelompok kontrol. Seluruh siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan kuesioner motivasi. Kemudian, dilakukan katagorisasi siswa
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
antara yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah dengan cara skor dirangking. Sebanyak 33% kelompok atas dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki motivasi belajar tinggi dan 33% kelompok bawah dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki motivasi belajar rendah. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah post-test only control group design (Agung, 2012: 39). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesiner dan metode tes dengan instrumen kuesioner motivasi belajar yang diberikan sebelum memberikan perlakuan dan tes hasil belajar IPA berupa tes pilihan ganda yang diberikan setelah memberikan perlakuan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dimana data dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi, dan varian. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk grafik poligon. Sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji ANAVA dua jalur. Untuk bisa melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) kedua data yang dianalisis harus bersifat homogen.
Untuk dapat membuktikan dan mememenuhi persyaratan tersebut, maka dilakukanlah uji prasyarat analisis dengan melakukan uji normalitas, dan uji homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini adalah skor hasil belajar IPA siswa yang terdiri dari enam kelompok yaitu yaitu (1) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE , (2) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, (3) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE memiliki motivasi belajar tinggi, (4) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE memiliki motivasi belajar rendah, (5) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki motivasi belajar tinggi, dan (6) hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki motivasi belajar rendah. Ke enam data tersebut disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Data hasil belajar IPA siswa Data Statistik Mean Median Modus Varians Standar Deviasi Skor minimum Skor maxsimum Rentangan
A1
A2
A1B1
A1B2
A2B1
A2A2
23,83 24,8 26,9 19,9 4.46 29 13 16
19,22 18,78 17,87 11,86 3,44 26 13 13
27,22 27,5 28 2,37 1,54 29 24 5
19,27 19,16 18,9 6,84 2,55 23 13 5
17,28 17,17 17,0 6,85 2,56 21 13 5
21,72 22 23,17 8,94 2,99 26 17 5
Keterangan : A1 = hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran POE A2 = hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran konvensional
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
A1B1 A1 B2 A2B1 A2 B2
= hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran POE memiliki motivasi belajar tinggi = hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran POE memiliki motivasi belajar rendah = hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran konvensional memiliki motivasi belajar tinggi = hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran konvensional memiliki motivasi belajar rendah
12 10 8 6 4 2 0
6 5 4 3 2 1 0 24
14
17
20
23
26
Gambar 1. Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran POE Berdasarkan tabel 1 mean = 23,83, median= 24,8 dan modus = 26,9 maka modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi.
25
26
27
28
29
Titik Tengah
29
Titik Tengah
Gambar 3. Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran POE Memiliki Motivasi Tinggi Berdasarkan tabel 1 mean = 27,22, median= 27,5 dan modus = 28 maka modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi. 8
15
Frekuensi
Frekuensi
positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah.
Frekuensi
Frekuensi
Selanjutnya data hasil belajar IPA pada keenam kelompok disajikan ke dalam grafik poligon seperti pada gambar dibawah ini.
10 5 0 3
4
10
7
5
4
3
Titik Tengah
6 4 2 0 13.5 15.5 17.5 19.5 21.5 23.5
Titik Tengah
Gambar 2. Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Konvensional Berdasarkan tabel 1 mean = 19,22, median= 18,78 dan modus = 17,87 maka modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling
Gambar 4. Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran POE Memiliki Motivasi Rendah Berdasarkan tabel 1 mean = 19,27, median= 19,16 dan modus = 18,9 maka modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Frekuensi
demikian, kurva di atas adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. 8 6 4 2
0 13.5
15.5
17.5
19.5
21.5
Titik Tengah Gambar 4.5 Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran Konvensional Memiliki Motivasi Tinggi Berdasarkan tabel 1 mean = 17,28, median= 17,17 dan modus = 17,0 maka modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah.
Frekuensi
6 4 2 0 17.5
19.5
21.5
23.5
25.5
Titik Tengah Gambar 4.6 Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran Konvensional Memiliki Motivasi Rendah Berdasarkan tabel 1 mean = 21,72, median= 22 dan modus = 23,17 maka modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi. Sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan beberapa uji prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data tes hasil belajar IPA siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square ( 2 ), diperoleh data hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE memiliki motivasi tinggi, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE memiliki motivasi rendah, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional memiliki motivasi tinggi dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional memiliki motivasi rendah adalah berdistribusi normal. Setelah melakukan uji prasyarat yang pertama yaitu uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji prasyarat yang ke dua yaitu uji homogenitas varians. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji Barllet dan Uji F, varians data hasil hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE memiliki motivasi tinggi, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE memiliki motivasi rendah, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional memiliki motivasi tinggi dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional memiliki motivasi rendah adalah homogen. Setelah diketahui data hasil belajar IPA berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan uji hipotesis. Hipotesis penelitian yang diuji adalah (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model konvensional; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA; (3) terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
pembelajaran POE dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada kelompok siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi; dan (4) terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE dan kelompok siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada kelompok siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan uji-ANAVA dua jalur, dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Sumber Varians Antar A Antar B Inter AB Dalam Total
Db 1 1 1 68 71
JK 296,056 60,5 648 432,889 1428,44
RK 296,056 60,5 648 6,234 -
Fhitung 47,493**) 9,705**) 103,952**) -
Ftabel
Keterangan
4,00 4,00 4,00 -
signifikan signifikan signifikan -
Keterangan db = derajat kebebasan JK = jumlah kuadrat RJK = rerata kuadrat **) = Fhitung signifikan Berdasarkan tabel diatas diperoleh FA = 47,093 > Ftabel = 4,00, maka terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Sedangkan, FAB = 103,952 > Ftabel = 4,00 maka terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE dan motivasi belajar. Uji hipotesis 3 dan 4 dengan menggunakan t-scheffe diperoleh bahwa untuk hipotesis 3 thitung = 47,78 > ttabel = 3,55, maka terdapat perbedaan hasil IPA siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan konvensional pada siswa yang memiliki motivasi tinggi. Sedangkan pada hipotesis 4 diperoleh bahwa thitung = 4,686 > ttabel = 3,55, maka terdapat perbedaan hasil IPA siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan konvensional pada siswa yang memiliki motivasi rendah.
Pada tabel 1 terlihat bahwa rata-rata skor post test siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE adalah 23,83 pada grafik poligon menunjukan kurva juling negatif yang berarti skor cenderung tinggi dan rata-rata skor post test siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional adalah 19,22 pada grafik poligon menunjukan kurva juling positif yang berarti skor cenderung rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya berdasarkan analisis data menggunakan analisis varians (ANAVA) dua jalur, diketahui Fhitung = 47,493 dan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% = 4,00. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung > Ftabel), sehingga hasil penelitian adalah signifikan.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran POE dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar. Menurut Indrawati dan Wanwan Setiawan (2009), model pembelajaran Predict-ObserveExplain (POE) merupakan model pembelajaran yang dimulai dengan penyajian masalah, siswa diarahkan untuk memberikan dugaan sementara terhadap kemungkinan yang akan terjadi (predict), dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap masalah (Observe), kemudian dibuktikan dengan melakukan percobaan untuk menemukan kebenaran dari dugaan sementara dalam bentuk penjelasan (Explain). Model pembelajaran POE dapat digunakan untuk menggali pengetahuan awal siswa, membangkitkan siswa untuk melakukan diskusi, dan memotivasi siswa untuk mengeksplorasi konsep yang mereka miliki. Model pembelajaran POE dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, proses pembelajaran menjadi lebih menari sebab siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen. Model pembelajaran POE juga berhubungan dengan teori kontruktivisme yang menyatakan “dalam pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya” (Lapono, 2010:25). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sendiri yang harus menemukan pengetahuan atau konsep, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-ide. Berbeda halnya dalam pembelajaran dengan model konvensional yang memiliki ciri berpusat pada guru sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran paling sederhana yang
sebagian besar digunakan oleh guru. Materi disampaikan dalam model pembelajaran konvensional lebih banyak dilakukan melalui metode ceramah, tanya jawab, serta penugasan yang berlangsung secara terus menerus, sehingga siswa berperan sebagai pendengar yang pasif, siswa dalam belajar terpisah dengan dunia nyata sehingga proses belajar menjadi kurang bermakna. Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran konvensional hanya menilai hasil akhir dari tes atau ulangan saja tanpa memperhatikan proses belajarnya sehingga siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran POE memungkinkan siswa untuk tahu manfaat dari materi yang dipelajari bagi kehidupannya, aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri konsepkonsep yang dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep-konsep yang dipelajari, bekerja sama dengan siswa lain, dan berani untuk mengemukakan pendapat. Siswa lebih termotivasi untuk belajar dan berusaha menyelesaikan semua permasalahan IPA yang ditemui, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih diingat oleh siswa. Dengan demikian, hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model pembelajaran POE akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model konvensional. Pada proses pembelajaran faktor internal juga sangat memperngaruhi hasil belajar siswa misalnya motivasi belajar. Sumadi Suryabrata (1995) juga berpendapat bahwa faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah motivasi belajar. Hamalik (2008) mengatakan bahwa fungsi motivasi adalah (1) mendorong manusia untuk berbuat, (2) mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan (3) sebagai penggerak tingkah laku seseorang. Tinggi rendahnya motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajarnya. Sedangkan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menurut Sardiman (2008:), motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut, (1) tekun menghadapi tugas (bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai, (2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin, (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin, (6) dapat mempertahankan pendapatnya, (7) tidak mudah melepaskan apa yang diyakini itu, dan (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Pada hasil analisis ANAVA dua jalur yaitu FAB = 103, 952 > Fhitung=4,00. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran POE dan Motivasi beljar terhadap hasil belajar IPA. Dalam Penelitian ini jika ditinjau dari motivasi belajar yang terdiri dari mortivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, terlihat bahwa pada tabel 1 rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran POE memiliki motivasi tinggi adalah 27,22 pada grafik poligon menunjukan kurva juling negatif artinya skor siswa cenderung tinggi dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional memiliki motivasi tinggi adalah 19,27 pada grafik poligon menunjukan kurva juling positif yang artinya skor siswa cenderung rendah. Selanjutnya pada uji t-Scheffe thitung = 47,78 > ttabel = 3,55. Hal ini menunjukan bahwa pada siswa yang memiliki motivasi tinggi, terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Perbedaan hasil belajar ini dikarenakan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mengikuti pembelajaran konvensional, kreatifitas siswa kurang berkembang sehingga akan menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar siswa dan pada model pembelajaran konvensional siswa dituntun dari awal pembelajaran sampai akhir dan siswa baru terlibat ketika jika ada permasalahan yang diajukan oleh
guru. Berbeda halnya pada siswa yang memiliki motivasi rendah. Pada tabel 1 terdapat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran POE memiliki motivasi belajar rendah adalah 19,21 pada grafik poligon menunjukan kurva juling positif skor cenderung rendah dan pada siswa yang mengikuti model pembelajaran POE adalah 21,72 pada grafik poligon menunjukan kurva juling negatif yang artinya skor cenderung tinggi. Selanjyutnya pada uji t-scheffe menunjukan bahwa thitung = 4,686 > ttabel = 3,55. Hal ini berarti pada siswa yang memiliki motivasi rendah, terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran KOnvensional. Perbedaan hasil belajar ini menunjukan bahwa model pembelajaran konvensional lebih baik daripada model pembelajaran POE. Namun demikian, bukan berarti penerapan model pembelajaran POE tidak sesuai dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Namun penerapannya membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Hal yang paling terpenting dilakukan adalah guru melakukan meyakinkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah untuk mau aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Upaya ini ditempuh dengan cara pendekatan terlebih dahulu dengan siswa dan membangun kepercayaan siswa bahwa model pembelajaran POE tidak sulit bahkan model pembelajaran POE akan membantu siswa itu sendiri untuk meningkatkan hasil belajarnya. Jika siswa sudah terbiasa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE maka hasil belajarnya akan meningkat seiring dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh G. A. Dewi Wismayani yang meneliti tentang Pengaruh Model Pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Mengwi Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil penelitian
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (MPK). Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Komang Ariantini yang meneliti tentang Pengaruh Model Pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) Berbasis Kontekstual terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Baktiseraga Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PredictObserve-Explain (POE) berbasis kontekstual dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Ini berarti model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) berbasis kontekstual berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Baktiseraga kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran POE dipandang perlu untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA. Penggunaan model pembelajaran POE pada pembelajaran IPA akan memberikan akses kepada siswa untuk mengembangkan potensinya. Pembelajaran yang bermakna akan memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan penguasaan konsepkonsep IPA akan menjadi lebih baik. Implikasi dari pembelajaran yang bermakna adalah mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Perbandingan
Hasil perhitungan rata-rata hasil belajar IPA kelompok ekperimen adalah 23,83 lebih besar dari rata-rata hasil belajar IPA kelompok kontrol sebesar 19,22. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional; Selain itu, Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA. Pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata hasil belajar IPA pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE adalah 27,22 lebih besar dari rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sebesar 17,28. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn POE lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata hasil belajar IPA pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran POE adalah 19,27 lebih besar dari rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sebesar 21,72. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn konvensional lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran POE pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Siswa-siwa di Sekolah Dasar agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan pemahamannya dengan mengkonstruksi/membangun sendiri; pengetahuan tersebut melalui pengalaman; (2) Guru-guru di Sekolah Dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran POE untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa; dan (3) Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran POE dalam bidang ilmu IPA maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendalakendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Ariantini, Komang. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-ObserveExplain (POE) Berbasis Kontekstual terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 1 Baktiseraga Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan. Singaraja Undiksha.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pontianak: Alfabet Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Indrawati, Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK Lapono, Nabisi, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Departmen Pendidikan Nasional. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suryabrata, Sumadi. 2003. Penelitian. Jakarta: Grafindo Persada
Metodologi PT Raja
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara. . Wismayani, Dewi. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-ObserveExplain (POE) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Mengwi Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas MIPA. Singaraja Undiksha.