e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD GUGUS 2 KECAMATAN RENDANG Ni Komang Ayu Sri Andinii1, I Nyoman Jampel2, I Komang Sudarma3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar1, Jurusan Bimbingan Konseling2, Jurusan Teknologi Pendidikan3, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang siginifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas IV SD gugus 2 Rendang Karangasem. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment Post Test Only Control Group Design). Data hasil belajar IPA, dikumpulkan dengan metode tes sedangkan instrumen yang digunakan berupa tes obyektif. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Perhitungan hasil analisis uji-t membuktikan dimana, thitung lebih besar dari ttabel yaitu 39,88 > 2,011. Dengan demikian, model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD semester II di Gugus 2 Kecamatan Rendang Karangasem. Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, hasil belajar. Abstract This study aimed to know the significant difference of science outcomes between the students’ group that followed project based learning and the students’ group that followed conventional learning at class IV elementary school cluster 2 Rendang Karangasem. This study is quasi experiment. The result of the science outcome data was collected by test method while the instrument used is objective test. The data collected were analyzed by descriptive statistic and inferential statistic, namely t-test. The result of this study showed that there is different science learning outcomes between the students that learned using project based learning method to the students that learned using conventional learning. The calculation analysis of t-test showed that t-calculation is bigger than t-table, such as 39,88>2,011. Therefore, the project based learning model has a positive effect through the science learning outcomes at class IV elementary school semester II in cluster 2 Rendang subdistrict Karangasem. Keywords: project based learning, learning outcomes
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam (Iskandar, 1997). IPA menawarkan cara-cara agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar dapat hidup di dalam alam. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Dari definisi diatas, dalam pembelajaran IPA seorang guru dituntut untuk mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk mengalami dan menemukan sendiri tentang makna dari materi yang diajarkan. Tujuan pembelajaran IPA tidak hanya sekedar memahami konsep dan prinsip, siswa juga perlu memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipahami. Kondisi yang ditemukan di lapangan pada saat ini justru sebaliknya, pengemasan pembelajaran IPA untuk pemahaman dan keterampilan berkarya (proyek) belum ditangani secara sistematis di SD. Hal ini disebabkan karena guru relatif masih kurang kreatif untuk menciptakan kondisi untuk mengarahkan siswa agar mampu mengintegrasikan konstruksi pengalaman kehidupannya sehari-hari di luar sekolah dengan pengetahuanya di kelas. Akibatnya, pencapaian tujuan pembelajaran IPA menjadi kurang berhasil. Hal ini terbukti dari masih rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran IPA di SD. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD yang ada di Gugus 2 Kecamatan Rendang Karangasem, hasil belajar IPA siswa masih dibawah rata-rata yaitu 75, ini berarti bahwa hasil belajar IPA siswa di kelas IV yang ada di Gugus 2 Kecamatan Rendang Karangasem masih di bawah KKM. Berikut adalah Tabel Hasil UAS
IPA di SD yang ada di Gugus 2 Kecamatan Rendang Krangasem.
No
1 2 3 4 5
Ratarata Nilai UAS
Nama Sekolah SD Negeri Rendang SD Negeri Rendang SD Negeri Rendang SD Negeri Rendang SD Negeri Rendang
1 2 3 4 5
KKM
75,39
75
77,13
75
62,18
75
66,70
75
65,69
75
Menurut Wasliman (dalam Susanto, 2013) “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi anatara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun eskternal”. Secara perinci, uraian mengenai factor ineternal dan eksternal, sebagai berikut: (1) Faktor internal : Faktor internal merupakan factor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengruhi kemampuan belajarnya. (2) Faktor eksternal : Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan sebuah model pembelajaran inovatif salah satunya adalah model pembelajaran project based learning. Menurut Santyasa (2012 :180) “pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks”. Menurut Suyatno (2009 : 107) “pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan suatu metode pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok untuk menyusun suatu laporan, eksperimen, atau proyek yang lain”. Dalam project based learning siswa dilibatkan dengan bekerja dalam kelompok untuk menyusun suatu laporan, eksperimen, atau proyek yang lain. 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Melalui model pembelajaran proyek ini siswa dapat berlatih menalar secara induktif, sementara dalam model pembelajaran kompensional siswa hanya menerima tranper pengetahuan yang membuat siswa menjadi penerima pasif sehingga pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna. Adapun kelebihan dari model Project Based Learning, menurut Aisya Mutmaina, kelebihan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut, (1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. (2) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-maslah di kehidupan sehari-hari. (3) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. (4) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Menurut Agus Suprijono (2009 : 45) “model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinyan pada tingkat operasional di kelas. Joyce dan dan Weil (dalam Abimanyu, 2009 : 3.12) menyatakan bahwa mengklasifikasikan model pembelajaran kedalam empat rumpun model, yaitu : (1) rumpun model pengelolaan informasi, (2) rumpun model personal, (3) rumpun model interaksi social, dan (4) rumpun model system perilaku. Ketiga rumpun model pembelajaran di atas, menurut Joyce dan Weil (dalam Abimanyu, 2009 : 3.13) memiliki unsurunsur sebagai berikut : (1) sintaks yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase yang harus dilakukan guru bila ia menggunakan model pembelajaran tertentu, (2) prinsip reaksi yang berkaitan dengan pola
kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, (3) system social yaitu pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran, (4) system pendukung yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal dan (5) dampak instruksional yaitu ahsil belajar yang dicapai. Menurut Kokasih (2010:98) “model pembelajaran Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai tujuannya”. Pembelajaran berbasis proyek (PBL) mefokuskan pada aktivitas siswa yang berupa pengumpulan informasi dan pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri maupun bagi orang lain, namun tetap terkait dengan KD kurikulum. Menurut Suyatno (2009 : 107) “pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan suatu metode pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok untuk menyususn suatu laporan, eksperimen, atau proyek yang lain. Menurut Santyasa (2012 :180) “pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek ini dapat mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, bertanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta didik. Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat dijelakan sebagai berikut: (1) Penentuan proyek, Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topic berdasarkan tugas proyek yang diberikan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
guru. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih/menentukan proyejyang akan dikerjakan baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru. (2) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek, Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelakasanaan tugas proyek ini, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok. (3) Penyusunan pelaksanaan proyek, Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang akan direncangnya. Beberapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap. (4) Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, Langkah ini meupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yangtelah dibuat. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. (5) Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek,Hasil proyek dalam bentuk produk baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya diprsentasikan kepada peserta didik yang lainnya. (6) Evaluasi proses dan hasil proyek, Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan eefleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Padatahap evaluasi, peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Dalam mengerjakan proyek, peserta didik dapat berkolaborasi dan melakukan venstigasi dalam kelompok kolabroratif 4-5 orang. Keterampilanketerampilan yag dibutuhkan dan
dikembangkan pleh peserta didik dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, membuat consensus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh peserta didik merupakan keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan proyek mereka. Keterampilanketerampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi dalam tim menyebabkan pembelajaran menjadi aktif. Karena disetiap individu memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim mereka. Pembelajaran secara aktif dapat memimpin peserta didik kearah peningkatan keterampilan dan kinerja ilmiah. Model pembelajaran berbasis proyek dalam proses belajar mengajar adalah pembelajaran berbasisi proyek memberikan kebebasab kepada peserta didik unruk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat diprsentasikan kepada orang lain. Selain itu, dalam pembelajaran berbasis proyek peserta didik menjadi terdorong lebih aktif beraktivitas dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik. Oleh karana itu, guru hanya sebagai fasilitator dan mengevaluasi proses dan produk hasil kinerja peserta didik yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan. Adapun tujuan pembelajaran berbasis proyek, Menurut Kokasih (2010:99) Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan model pembelajar berfokus pada siswa dan kebutuhankebutuhan yang bermakna bagi diri siswa. Mereka kemudiaan berkreasi dengan memanfaatkan pengalaman dan kemampuannya sendiri untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menghasilkan karya yang mereka anggap berguna bagi dirinya maupun orang lain. Secara spesifik tujuan model pembelajaran tersebut sebagai berikut: 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
(1) Siswa memperoleh kebermaknaan ataupun manfaat yang bisa dirasakan langsung dari pelajaran yang mereka ikuti bagi kehidupan sehari-harinya. (2) Siswa bisa berkreasi, berinovasi, dan mengembangkan potensinya sendiri dalam bentuk kegiatan dan karya dari proses pembelajaran yang telah dilakoninya, baik secara sendiri-sendiri ataupun berkelompok. (3) Potesi siswa bisa lebih aktif dan teroptimallan, tidak hanya potensi intelektual, tetapi juga fisik, emosi, sosial, dan spiritual. (4) Siswa juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya didalam mengelola dan memanfaatkan sumber, bahan, dan potensi-potensi lingkungan, masyarakat, dan budayanya untuk menjadi sesuatu yang bermakna bagi dirinya dan orang lain kehidupan bersama. Sedangkan Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning, Menurut Aisya Mutmaina, kelebihan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut. (a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. (b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. (c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problemproblem yang kompleks.(d) Meningkatkan kolaborasi. (e) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. (f) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber. (g) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. (h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. (i) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. (j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. Berdasarkan masalah diatas penulis membuat suatu penelitian eksperimen yang berjudul Project Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Di SD Gugus 2 Kecamatan Rendang Karangasem. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar IPA siswa dengan memanipulasi variabel bebas, sedangkan variabel lain yang juga mempengaruhi variabel terikat yang tidak dapat dikontrol secara ketat sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain eskperimen semu. Penempatan subjek ke dalam kelompok yang dibandingkan sebelum diadakannya penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Non-equiIValen Post Test Only Control Group Design”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV gugus 2 Kecamatan Rendang Karangasem. Komposisi masing-masing kelas disajikan pada tabel berikut ini. Jumlah No Nama Kelas Siswa Kelas IV 1 Kelas IV SD Negeri 26 1 Rendang 2 Kelas IV SD Negeri 27 2 Rendang 3 Kelas IV SD Negeri 15 3 Rendang 4 Kelas IV SD Negeri 8 4 Rendang 5 Kelas IV SD Negeri 9 5 Rendang Pada penelitian ini anggota populasi yang digunakan sebagai sampel, sehingga tehnik yang digunakan adalah tehnik random sampling, yaitu pengambilan kelas secara acak tanpa pilih – pilih. Tehnik ini digunakan sebagai tehnik pengambilan sampel karena individu – individu pada populasi telah didistribusikan ke dalam kelas – kelas 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengacakan terhadap individu – individu dalam populasi. Adapun langkah-langkah penentuan sampel adalah sebagai berikut. Pada tahap pertama, seluruh SD Negeri yang termasuk gugus 2 Kecamatan Rendang Karangasem dilakukan uji kesetaraan sampel, dengan menggunakan rata-rata ujian tengah semester mata pelajaran IPA. Tes kesetaraan dianalisis dengan uji ANAVA satu jalur. uji ANAVA satu jalur dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan skor rata-rata ujian tengah semester mata pelajaran IPA, di samping itu untuk meyakinkan bahwa kelas yang dijadikan sampel merupakan kelas yang setara. Selanjutnya diundi secara acak dari sampel yang sudah lolos uji kesetaraan, untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Dari hasil belajar yang diperoleh pasangan SD Negeri 1 Rendang dengan SD Negeri 2 Rendang. Selanjutnya pada ketiga, sekolah yang telah dipilih kembali diundi secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dar pengundian menyatakan SD Negeri 1 Rendang sebagi kelas eksperimen, sementara SD Negeri 2 Rendang sebagai kelas kontrol. Prosedur kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut. (a) Tahap awal eksperimen. (1) Penjajagan ke sekolah tujuan dan melakukan observasi terhadap rancangan dan proses pembelajaran yang terjadi di kelas sebelum diberikan perlakuan. (2) Penelitian melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran IPA di kelas IV yang bersangkutan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai karakteristik siswa di kelas tersebut. (3) Menyusun instrumen tes hasil belajar. Selain itu dirancang pula perangkat pembelajaran, yang terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan teknik pengambilan nilai. (4) Melaksanakan uji kesetaraan dengan guru kelas IV SD yang terpilih sebagai sampel bahwa, akan diadakan penelitian
di kelas tersebut. (5) Melaksanakan uji coba lapangan untuk instrumen yang akan digunakan dalam penelitian (uji validitas dan reliabilitas). (6) Revisi instrumen, dilaksanakan dengan melakukan revisi dan penyempurnaan instrumen yang telah diujikan. (b) Tahap pelaksanaan eksperimen. (1) Menerapkan perlakuan, kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PBL) di kelas eksperimen sebanyak sepuluh kali pertemuan dan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol sebanyak tujuh kali pertemuan. (2) Memberikan beberapa Proyek atau LKS setiap kali pertemuan untuk mengetahui perubahan yang dialami siswa sehingga bisa memeperbaiki pada pertemuan berikutnya. (3) Mengadakan tes akhir (post-test), dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah siswa setelah mendapat perlakuan. (c) Tahap akhir eksperimen. (1) Post test dilaksanakan dengan memberikan angket hasil belajar berupa pernyataan. (2) Analisis data hasil belajar siswa dan pengujian hipotesis digunakan analisis deskriptif dan uji-t. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, yang artinya bahwa data dianalisis dengan menghitung nilai ratarata, modus, median, standar deviasi, varian, skor maksimum, dan skor minimum. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji-t (polled varians). Sebelum melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) mengetahui data yang dianalisis bersifat homogen atau tidak. Kedua prasyarat tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu, maka untuk memenuhi hal tersebut dilakukanlah uji prasyarat analisis dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
HASIL PENELITIAN Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa model pembelajaran project based learning pada kelompok eksperimen dan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran Konvensional pada kelompok kontrol. Deskripsi data hasil belajar IPA pada kedua kelompok dipaparkan sebagai berikut. Kelas eksperimen mean (M) = 21,5, median (Md) = 23,5 modus (Mo) = 23, varians (s2) = 5,17, dan standar deviasi (s) = 2,27. Diketahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, menggambarkan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar nilai cenderung tinggi. Kelas kontrol mean (M) = 16,81, median (Md) = 16,51, modus (Mo) = 16, varians (s2) = 6,01, dan standar deviasi (s) = 2,45. Diketahui mean lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (M>Md>Mo). Dengan demikian, menggambarkan kurva juling positif yang berarti sebagian besar nilai cenderung rendah. Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data minat belajar Matematika siswa. Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki fo (frekuensi observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fh (frekuensi harapan) dalam distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data post-test minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data post-test minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 1.
Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor Hasil Belajar IPA Siswa 2 hitung 0,9996
Sampel
2 tabel 5,99
Status
Kelas Normal Eksperime n Kelas 2,5541 5,99 Normal Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh
2 hit
hasil post-test kelompok
eksperimen adalah 0,9996 dan tab dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini 2
2 hit
berarti,
eksperimen
hasil post-test kelompok lebih
kecil
dari
2 tab (
2 hit 2 tab ),
sehingga data hasil posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil
2 hit
post-test kelompok kontrol
adalah 2,5541 dan
2 tab
dengan taraf
signifikansi 5% dan. Hal ini berarti, hit hasil post-test kelompok kontrol lebih kecil 2
dari tab ( hit tab ), sehingga data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antara kelompok eksperimen dan kelompok control pada tabel 2. 2
2
2
Hasil Homogenitas Varian antara Kelompok Eksperien dan Kelompok Kontrol Kelas penelitian Kelompok Eksperime n dan Kelompok Kontrol
Fhitung
1,096
Ftabel (5%)
Keteranga n
1,90 8
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa dp pembilang 22 - 1 = 21 dan 27 - 1 =26 dengan taraf signifikansi 5% (α= 0,05), ternyata harga f 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
table = 1,908. Dengan demikian f hitung 1,096 < f table 1,908 , maka populasi SDN 1 Rendang dan SDN 2 Rendang memiliki varians yang homogen.
belajar dengan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran. Karena dalam penerapannya pada kegiatan belajar mengajar, model pembelajaran konvensional cenderung lebih berpusat pada guru (teacher center) karena dalam pembelajaran ini siswa hanya mendengarkan pembelajaran yang diberikan oleh guru secara ceramah. Hal itu menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan konsentrasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut kurang, sehingga berdampak pada hasil yang dicapai menjadi kurang maksimal. Berbeda dengan model pembelajaran berbasis proyek, karena dalam penerapannya di dalam kelas, siswa diajak untuk mengoptimalkan kegiatan interaksi dan tanggung jawab siswa dalam kegiatan berkelompok menyelesaikan tugas proyek melalui percobaan-percobaan yang juga berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa, sehingga selain pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa (student center), siswa juga menjadi aktif baik dalam individu maupun kelompok. Peningkatan tersebut sesuai dengan pendapat Santyasa (2007), bahwa kemampuan yang dikembangkan melalui kolaboratif dalam tim (kelompok) menyebabkan pembelajaran menjadi aktif, dimana setiap individu memiliki kemampuan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba menunjukkan kemampuan yang mereka miliki dalam kerja tim mereka. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa, model pembelajaran berbasis proyek lebih unggul dibandingkan model pembelajaran konvensional. Temuan penelitian yang menunjukkan bahwa, model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa dengan kecenderungan sebagian besar skor siswa tinggi. Adapun temuan-temuan yang membuktikan adanya pengaruh positif yang merupakan akibat dari penerapan model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut. Pertama, siswa aktif melakukan tugas proyek. Pembelajaran yang
Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians dengan kriteria H0 ditolak jika thit > ttab dan H0 diterima jika thit < ttab. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 3. Hasil Perhitungan Uji-t Kelom pok
X
s2
Eksperi men
16,7 4
4,3 5
Kontrol
13,2 7
4,7 7
thit
39,8 8
ttab (t.s. 5%) 2,01 1
Stat us thitung > ttabel H1 diteri ma
Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji-t diatas, Diketahui: n1 ≠ n2 ; db = (n1 +n2)-2 = (27+22)-2 =47 (karena varians homogen) ; maka t table = 2,011 Ternyata t hitung 39,88 > 2,011, sehingga 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran project based learning (PBL) dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. PEMBAHASAN Berdasarkan deskripasi data hasil penelitian, terdapat perbedaan yang singnifikan terhadap hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran project based learning (PBL) dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Secara teoretik, hal yang menyebabkan perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kedua kelas tersebut adalah kurang bermaknanya pembelajaran yang diperoleh siswa yang 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dilakukan oleh siswa sendiri lebih cepat dimengerti oleh siswa, dibandingkan dengan pembelajaran yang diberikan secara ceramah atau siswa menghayalkan contoh-contoh kejadian alam. Dengan secara langsung siswa melakukan kegiatan proyek melakukan suatu percobaan maka daya ingat siswa tentang pembelajaran yang diberikan lebih baik daripada siswa yang pasif mendengarkan pembelajaran secara ceramah yang diberikan oleh guru. Hal ini juga akan berdampak terhadap peningkatannya hasil belajar siswa. Kedua, interaksi antar siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru lebih meningkat. Hal ini terlihat pada saat melakukan kegiatan proyek. Selain dengan memberikan bimbingan, guru juga memberikan arahan bahwa kegiatan proyek yang dilakukan berkaitan dengan kejadian alam yang terjadi dilingkungan. Begitu pula interaksi siswa dalam kelompok lebih kondusif. Hal ini juga ditandai oleh dominasi guru yang semakin berkurang. Ketiga, model pembelajaran berbasis proyek, mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran berbasis proyek, menekankan kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dengan mengarahkan siswa melakukan tugas praktik langsung yang berhubungan dengan lingkungan. Dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan baik dari penentuan tema, menyiapkan alat-alat dan langkah kerja, melakukan sendiri kegiatan proyek dengan bimbingan dan arahan dari guru sehingga dapat menghasilkan sebuah produk dan menyampaikan atau mempresentasikan hasil kegiatan didepan kelas. Sehingga peran siswa dalam kegiatan pembelajaran lebih dominan. Keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran tersebut, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki atau pengetahuan awal siswa pada kegiatan berinteraksi antar kelompok serta dapat juga meningkatkan keterampilan ilmiah siswa dalam
melakukan suatu tugas proyek. Selain itu pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna, karena melalui tugas proyek yang diberikan akan memberikan pengalaman bagi siswa berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sendiri, sehingga akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek pada kelompok eksperimen dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan Berdasarkan rumusan masalah, tujuaan, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis uji-t sampel tidak berkorelasi diperoleh thitung = 39,88 dan dengan taraf signifikansi 5%, derajat kebebasan ttabel = 2,011 yang berarti thitung = 39,88 > ttabel = 2,011. Ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa siswa kelas IV di SD gugus 2 Rendang. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan model konvensional. Hal ini telah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
konvensional pada siswa siswa kelas IV di SD gugus 2 Rendang. SARAN Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Bagi Siswa dengan dipergunakannya model pembelajaran berbasis proyek pada materi IPA yang relevan, siswa diharapkan aktif dalam melakukan kegiatan proyek sehingga dapat menyimpulkan materi pembelajaran guna mewujudkan kemandirian dan hasil belajar. (2) Bagi Guru, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman tambahan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran berbasis proyek demi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung lebih efektif. (3) Bagi Peneliti Lain, disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran berbasis dalam bidang IPA maupun bidang ilmu lainnya, agar memperhatikan kendalakendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional.Jakarta: BNSP. Kokasih, E.2014. Strategi dan Pembelajaran. Bandung. Yrama Widya M. Iskandar, Srini. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Singaraja: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Santyasa, I Wayan. 2012. Pembelajaran Inovatif. Universitas Pendidikan Ganesha. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Kencana Suyatno, 2009. Menjalah Pembelajar Inovatif. Bandung: Alfabeta
10