LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
JURNAL
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI ATMOSFER (Suatu Penelitian Eksperimen di kelas X MAN Tilamuta Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo)
Oleh LISDAWATI DETI NIM : 451 410 165
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN ILMU TEKNOLOGI DAN KEBUMIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI 2014
1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI ATMOSFER (Suatu Penelitian Eksperimen di kelas X MAN Tilamuta Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo) PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN ILMU TEKNOLOGI DAN KEBUMIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014 ABSTRAK Lisdawati Deti. 451 410 165. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Atmosfer (Suatu Penelitian Eksperimen di kelas X MAN Tilamuta Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo)”. Skripsi. Jurusan Ilmu Teknologi dan Kebumian. Program Studi Geografi. Fakultas Matematika dan IPA. Universitas Negeri Gorontalo. 2014. Pembimbing (1) Bapak Dr. Nawir Sune, M.Si dan pembimbing (2) Ibu Dr. Eng. Sri Maryati, S.Si1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have (QSH) dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Tilamuta tahun ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X di MAN Tilamuta. Sampel pada penelitian ini berjumlah 38 orang yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas eksperimen berjumlah 20 orang dan kelas kontrol berjumlah 18 orang. Instrumen penelitian menggunakan tes essay. Hasil penelitian diperoleh melalui posttest, dengan rata-rata skor pada kelas eksperimen mencapai 38,3 dan kelas kontrol mencapai 36,31. Uji hipotesis menggunakan uji t yaitu sebesar t = 2,21 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran langsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kata kunci , Question Student Have (QSH) dan Hasil Belajar
1
Lisdawati Deti , Nim; 451 410 165, Program studi Geografi, Jurusan Ilmu Teknologi dan Kebumian , Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorotalo, dibawah bimbingan Bapak Dr. Nawir Sune, M.Si dan pembimbing (2) Ibu Dr. Eng. Sri Maryati, S.Si
2
PENHAHULUAN Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, lampiran 3 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk SMA, MA, SMALB, SMK dan MAK. NO 67 Mata Pelajaran Geografi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) disebutkan bahwa Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya (Republik Indonesia, 2006). Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik, dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah. Namun keadaan di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil studi menyatakan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang menggembirakan namun pemahaman dan pembelajaran peserta didik menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian peserta didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa peserta didik dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian peserta didik dapat mencapai 70% dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan, terutama disebabkan peserta didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut
3
cenderung untuk dilupakan. Selain itu guru juga merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan salah seorang guru mata pelajaran geografi di MAN Tilamuta. Diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi, disebabkan kurangnya keaktifan belajar peserta didik, peserta didik jarang bertanya kepada guru meskipun belum paham terhadap materi, dan kurangnya keberanian dan keaktifan peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru . Dari hasil wawancara tersebut, peneliti mengetahui bahwa aktivitas peserta didik dalam kelas hanyalah mendengar dan mencatat saja sehingga peserta didik cenderung mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini terlihat pada hasil belajar geografi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, dimana siswa bisa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 70 pada mata pelajaran geografi. KAJIAN TEORI Menurut Slavin (2005:4), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari mata pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Menurut Suprijono (2011 :108), model pembelajaran Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya. Sedangkan menurut (Zaini,
2008), metode Question Student Have (QSH)
merupakan teknik yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat serta mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu terhadap suatu topik, siswa lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri. Menurut Silberman, (2005:91), strategi Question Student Have (QSH) merupakan cara pembelajaran siswa aktif yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang siswa harapkan dan butuhkan.
4
Dari teori yang dikemukakan oleh ketiga para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran Question Student Have (QSH) adalah strategi pembelajaran siswa aktif membuat pertanyaan melalui tulisan, terhadap pelajaran yang belum dipahami sehingga kemampuan yang dimiliki tergali secara maksimal. Menurut
Djawarah dan Zaini ( 2010:95), model pembelajaran kooperatif tipe
Question Student Have (QSH) memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut. Kelebihan strategi pembelajaran kooperatif tipe question student have (QSH) yaitu: 1) Dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun sebelumnya keadaan kelas ramai atau siswanya punya kebiasan bergurau saat pelajaran berlangsung. Karena siswa dituntut mengembangkan unsur kognitifnya dalam membuat atau menjawab pertanyaan. 2) Dapat merangsang siswa melatih mengembangkan daya pikir dan ingatannya terhadap pelajaran. 3) Mampu mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapatnya. Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe question student have (QSH) yaitu: 1) Tidak semua siswa mudah membuat pertanyaan karena tingkat kemampuan siswa dalam kelas berbeda-beda. 2) Waktu yang dibutuhkan sering tidak cukup karena harus memberi kesempatan semua siswa membuat pertanyaan dan menjawabnya. 3) Waktu menjadi sering terbuang karena harus menunggu siswa sewaktu-waktu diberi kesempatan bertanya. 4) Siswa merasa takut karena sewaktu menyampaikan pertanyaan siswa kadang merasa pertanyaan salah atau sulit mengungkapkannya. Uno (2004:265), mengemukakan bahwa hasil belajar sebagai perubahan kapabilitas (kemampuan tertentu) sebagai akibat dari belajar. Jadi hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah melakukan proses belajar. Dengan demikian, proses belajar siswa merupakan penunjang hasil belajar yang dicapainya. Semakin baik proses yang dilakukan oleh siswa, semakin tinggi pula hasil belajarnya. Sehingga tercapai tujuan pengajaran melalui keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
5
Atmosfer adalah selubung udara yang menutupi seluruh permukaan bumi. Udara merupakan campuran dari berbagai gas. Sifat-sifat atmosfer antara lain yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin. selain itu juga dinamis dan
elastis
sehingga
dapat
mengembang
dan
mengerut
serta transparan terhadap beberapa bentuk radiasi dan mempunyai berat sehingga menimbulkan tekanan Widiatmoko, (2006). Menurut Widiatmoko (2006), atmosfer terdiri dari lapisan-lapisan : a.
Troposfer dengan ketinggian 0 – 12 km
b.
Stratosfer dengan ketinggian 12 – 60 km
c.
Mesosfer dengan ketinggian 60 – 80 km
d.
Termosfer dengan ketinggian 80 – 100 km
e.
Ionosfer dengan ketinggian 100 – 800 km
f.
Eksosfer dengan ketinggian lebih dari 800 km
Manfaat atmosfer meliputi: a.
Untuk mengadakan ramalan cuaca (perkiraan cuaca) jangka pendek atau jangka panjang. Perkiraan cuaca itu penting sekali bagi keperluan pertanian, penarbangan, pelayaran dan peternakan.
b.
Untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinan diadakannya hujan buatan
c.
Untuk mengetahui sebab-sebab gangguan radio, televise dan bagaimana caranya memperbaiki hubungan melalui udara
d.
Untuk mengetahui syarat-syarat hidup dilapisan udara bagian atas. Tempat menyelidiki atmosfer disebut stasiun meteorology atau observatorium meteorologi. Cuaca adalah keadaan atmosfer sesaat pada daerah yang sempit. keadaan cuaca pada
suatu tempat berubah-ubah setiap waktu. Cuaca terjadi pada tempat yang tidak luas. Iklim adalah keadaan atmosfer dalam waktu lama pada daerah yang luas. iklim merupakan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lebih lama. Keadaan cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca seperti: 1) Penyinaran matahari 2) Suhu udara 3) Tekanan udara 4) Angin
6
5) Awan 6) Kelembaban udara 7) Curah hujan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MAN Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 selama kurang lebih 3 bulan pada materi atmosfer. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif terdapat masalah yang jelas sebagai bahan penelitian sehingga analisis masalah dapat dipertanggungjawabkan dan akurat. Sugiyono (2010:40), mengatakan bahwa kompetensi penelitian kuantitatif mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehinga dapat ditentukan masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) sebagai kelas eksperimen dan kelas yang yang menerapkan model pembelajaran langsung sebagai kelas kontrol. Dalam metode ini dilihat hubungan sebab akibat dari penggunaan perlakuan pada kelas eksperimen dan membedakan hasilnya dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Oleh sebab itu desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes evaluasi dengan satu macam perlakuan. Oleh sebab itu desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes evaluasi dengan satu macam perlakuan seperti pada gambar 3.1.
E
X
O1
C
-
O2
Gambar 3.1. Desain Penelitian Eksperimen (Arikunto, 2010: 121) Keterangan: E = Kelas Eksperimen C = Kelas Kontrol
7
X = Kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) - = Kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran langsung O1 = Observasi post-tes untuk kelas eksperimen (eksperimen) O2 = Observasi post-tes untuk kelas kontrol (control) Pada penelitian eksperimen terdapat dua variabel yang perlu diperhatikan yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 3.1.1 Variabel Bebas Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol. 3.1.2 Variabel Terikat Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Variabel terikat dilakukan pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dan kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran langsung. Secara operasional hasil belajar pada penelitian ini akan diukur berdasarkan skor tes hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar atau setelah perlakuan. Tabel 3.2 Aspek Penilaian Dalam Instrumen Tes
RANAH KOGNITIF Pengetahuan (C1) Pemahaman (C2)
Aplikasi (C3)
Analisis (C4)
INDIKATOR
NOMOR SOAL
Menjelaskan pengertian atmosfer Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim Menjelaskan perbedaan cuaca dan iklim
1 5 4
Menyebutkan manfaat atmosfer bagi kehidupan d bumi. Mengidentifikasi dampak negative dan dampak positif cuaca dan iklim terhadap kehidupan dimuka bumi Menjelaskan lapisan-lapisan atmosfer melalui gambar yang diberikan
3
8
6
2
Adapun siswa yang menjadi anggota populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2013-2014 sebanyak 56 siswa yang tesebar di tiga kelas. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 38 siswa. Kelas Xa dengan jumlah 20 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas Xc sebagai kelas kontrol dengan jumlah 18 siswa. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan random sampling maka terpilih kelas Xa sebagai kelas eksperimen dan kelas Xc sebagai kelas kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini berupa skor hasil belajar siswa baik pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen diperoleh setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH), sedangkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol diperoleh setelah menerapkan model pembelajaran langsung. Perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui dengan membandingkan rata-rata skor hasil belajar siswa, melalui test evaluasi pada setiap item soal. Adapun perbandingan rata-rata skor hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1
81
80.45
80 79 78 Eksperimen
77
76
76
Kontrol
75 74 73 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi nilai rata-ratanya dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen yang diperoleh setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) adalah 80,45 % dengan jumlah siswa 20 orang,
9
sedangkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diperoleh setelah menerapkan model pembelajaran langsung adalah 76 % dengan jumlah siswa 18 orang. Kemudian hasil belajar siswa untuk setiap aspek kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut : Perbandingan Antara Rata-rata Skor Hasil Belajar Siswa ( %) dan Aspek Kognitif 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
83
90 62 65
73
78
78
85
86
90 73 75 Kontrol
Gambar 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Melalui Aspek Kognitif Taksonomi Bloom Berdasarkan Gambar 4.2 tampak bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Adapun pada kelas eksperimen untuk soal nomor 1 yaitu mengukur aspek pengetahuan (C1) mencapai skor 90 sedangkan pada kelas kontrol mencapai skor 83. Pada soal nomor 2 mengukur aspek analisis (C4) dimana kelas eksperimen mencapai skor 65 sedangkan kelas kontrol mencapai skor 62. Selanjutnya pada soal nomor 3 mengukur aspek Aplikasi (C3), yaitu untuk kelas eksperimen mencapai skor 78 dan kelas kontrol mencapai skor 73.Pada soal nomor 4 mengukur aspek pemahaman (C2) untuk kelas eksperimen mencapai skor 85 dan untuk kelas kontrol mencapai skor 78. Pada soal nomor 5 mengukur aspek pengetahuan (C1) untuk kelas eksperimen mencapai skor 90 dan kelas kontrol mencapai skor 86. Selanjutnya untuk soal nomor 6 mengukur aspek Aplikasi (C3) dimana untuk kelas eksperimen mencapai skor 75dan kelas kontrol mencapai skor 73. Dari gambar dan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa kelas eksperimn memiliki skor yang lebih tinggi
dibandingkan
dengan
kelas
kontrol.
Untuk
semua
ranah kognitif baik aspek pengetahuan (CI), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4).
10
Hasil Pengujian Validitas Tes Berdasarkan Tabel harga r product moment yang dikutip dalam bukunya Sugiyono (2011), item tes hasil belajar siswa dikatakan valid jika koofisien validitasnya r xy ≥ 0.468 dan item tes hasil belajar dinyatakan tidak valid apabila koofisien validitasnya rxy ≤ 0.468. Dengan taraf nyata α = 0,05 dan n = 18 serta dengan interval kepercayaan 95 %. Koofisien validitas pada item tes dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel kritis nilai product moment. Tabel 4.1 Koefisien Validasi setiap item tes Nomor
Koefisien Validasi
Status Validasi
soal
rhitung
rtabel
1
0,762
0,468
Valid
2
0,712
0,468
Valid
3
0,588
0,468
Valid
4
0,815
0,468
Valid
5
0,511
0,468
Valid
6
0,579
0,468
Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa keenam tes tersebut dinyatakan valid karena rxy ≥ 0.468. Hasil Pengujian Reliabilitas Tes Dalam pengujian reliabilitas ini, berdasarkan tabel harga r product moment yang dikutip dalam bukunya Sugiyono (2011),
item tes hasil belajar dinyatakan reliabel jika
koefisien reliabelnya r11 ≥ 0,468 dan item tes hasil belajar dinyatakan tidak reliabel apabila koofisien reliabelnya ≤ 0,468. Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan n = 18. Koofisien validitas pada item tes dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel kritis nilai product moment .
Tabel 4.2 Nilai Varians Item Soal Nomor soal
Varians
1
1,78
2
11,47
3
11,16
4
3,68
11
5
0,79
6
6,24
Dari hasil perhitungan reliabilitas pada lampiran 15 diperoleh r = 0.553. karena rhitung = 0,553 ≥ rtabel = 0,468, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes dinyatakan reliabel artinya dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Hasil Pengujian Normalitas Data Hasil pengujian yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah χ 2hitung = 7,35 < χ 2tebel = (0,05)(5) = 11.070, sedangkan untuk kelas kontrol χ
2
hitung
= 4,422 < χ
2
tebel
= (0,05)(5)
=11.070. Harga Chi Kuadrat hitung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (11,070) sehingga H0 diterima. Dengan demikian data dalam penelitian ini, dinyatakan berdistribusi normal. Hasil Pengujian Homogenitas Data Besdasarkan perhitungan homogenitas diperoleh nilai varians terbesar S 2 9,89 dan 2
varians terkecil S12 7,39 dengan demikian nilai Fhitung adalah Ftabel yaitu
(
)(
)=
2,20 karena nilai
= 1,34 Sedangkan nilai
yaitu 1,34 < 2,20 , maka H0
diterima artinya kedua varians dinyatakan homogen dan dapat dilakukan dengan uji t. Hasil Pengujian Hipotesis Data Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung = 2,21 dan nilai ttabel = 1,688 pada taraf kepercayaan 0,05 dengan derajat kepercayaa = 36. Hal ini menunjukan bahwa t hitung = 2,21 > ttabel =1,688 ini berarti H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have (QSH) dan hasil belajar yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Pembahasan Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi karena pada kelas eksperimen diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH). Model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena model pembelajaran tersebut dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Siswa dituntut untuk mengembangkan unsur kognitifnya dalam membuat atau
12
menjawab pertanyaan. Dapat melatih mengembangkan daya pikir dan ingatan siswa terhadap pelajaran. Mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam mengemukakan pendapat. Salah satu fakta yang ditemukan peneliti setelah melakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) ini yaitu tidak sedikit siswa yang belum paham dengan isi materi yang dijelaskan, namun tidak mau bertanya. Sehingga model pembelajaran ini sangat tepat untuk memotivasi siswa bertanya terkait isi materi yang belum dipahami. Pada model pembelajaran ini peserta didik diwajibkan untuk bertanya. Kewajiban untuk bertanya tersebut, akan memotivasi mereka untuk memahami dan mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan oleh guru, hingga mereka benar-benar paham dan mengerti. Namun apabila peserta didik menemukan materi yang belum jelas, maka mereka akan bertanya kepada guru atau peserta didik lainnya, baik melalui lisan atau tulisan. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol lebih rendah karena pada kelas kontrol diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. Guru yang lebih berperan aktif dibandingkan peserta didik. Guru yang menjelaskan materi secara prosedural sedangkan peserta didik hanya menyimak materi yang dijelaskan guru. Sementara materi yang dijelaskan guru belum tentu semua bisa diterima dengan baik oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru, sangat merugikan peserta didik karena membuat peserta didik tidak memiliki semangat belajar sebab kegiatan belajar mengajar hanya bersifat satu arah. Sehingga yang terjadi hanya transfer informasi dari guru kepada peserta didik. Akibatnya banyak peserta didik yang ketika dilakukan evaluasi pada akhir pembelajaran mereka tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Hal ini menjadi salah satu penyebab hasil belajar siswa rendah dan tidak mencapai kriteria yang telah ditentukan. Fakta yang ditemukan peneliti di kelas ketika mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung adalah banyak peserta didik yang pada saat guru mengajar mereka memperhatikan penjelasan guru, bahkan perhatian mereka sepenuhnya berpusat pada guru. Namun ketika guru bertanya terhadap apa yang telah dijelaskan, peserta didik semakin bingung dan bahkan tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan oleh guru. Sementara pertanyaan yang ditanyakan oleh guru tersebut adalah materi yang sedang diajarkan pada saat itu. Peserta didik lebih memilih untuk diam dan tidak punya kemauan untuk bertanya meskipun materi yang dijelaskan oleh guru belum dipahami.
13
Berdasarkan fakta yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H0) pada penelitian ini ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) lebih tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran geografi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa 1.
Skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu mencapai 38.3% sedangkan rata-rata nilai kelas kontrol hanya mencapai 36,3 %.
2.
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh harga thitung sebesar 2,21 sedangkan harga ttabel 1,688. Karena thitung > ttabel maka (H0) pada penelitian ini ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe question student have (QSH) dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung.
3.
Model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH) lebih cocok digunakan pada proses pembelajaran geografi materi atmosfer dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
Saran 1.
Dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH), seorang guru hendaknya memperhatikan indikator dan tujuan pembelajaran yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran benar-benar tercapai dengan baik.
2.
Seorang guru harus mampu menyampaikan materi dengan menarik. Sehingga bisa mendorong siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. Sebab semakin banyak peserta didik yang aktif bertanya, menunjukan semakin besar semangat peserta didi untuk belajar.
14
REFERENSI Permendiknas. 2006. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Semarang: Aneka Ilmu McKeachie, W. 1986. Teaching Tips: A Guidebook for the Beginning College Teacher, Boston: D.C. Health. Pollio, H.R. 1984. Teaching-Learning. Learning Research Centre :University of Tennesse. Zaini, H dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani Silberman ,M. 2005. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung: Nusamedia. Slavin, R. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & G . Bandung: Alvabeta Uno,H. 2004. Model Pembelajaran. Gorontalo : Nurul Jannah.
15