LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
Skripsi yang berjudul“Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)”
Oleh
Indrianty Desei NIM 411 411 095
1
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (Suatu Penelitian di Kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto) Oleh 1
Indrianty Desei, Sumarno Ismail*, Novianita Achmad**1 Jurusan Matematika, Program Studi S1 Pendidikan Matematika F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK
INDRIANTY DESEI. Nim 411411095. ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam. Universitas Negeri Gorontalo. 2015. Pembimbing Utama Drs. Sumarno Ismail, M.Pd dan Pembimbing Pendamping Novianita Achmad, S.Si, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1Limboto dalam memahami materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) yang diukur melalui indikator kesulitan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata persentase capaian skor siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) menurut indikator kesulitan belajar yaitu pada indikator belajar fakta sebesar 69,73%, indikator belajar konsep sebesar 58,43%, indikator belajar operasi sebesar 35,75% dan indikator belajar prinsip sebesar 30,94%. Kesulitan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto yang diukur melalui indikator kesulitan belajar siswa sangat beragam dan belum begitu maksimal sehingga perlu metode dan strategi untuk meminimalisir kesulitan yang dialami oleh siswa. Kata kunci: Kesulitan belajar siswa
1
Indrianty Desei, 411411095, Jurusan Matematika, Program Studi S1 Pendidikan Matematika, Fakultas MIPA, Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, Novianita Achmad, S.Si, M.Si 2
PENDAHULUAN Masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika umumnya disajikan dalam bentuk soal cerita yang sistem susunan kalimat yang di dalamnya membentang bagaimana terjadinya suatu hal atau kejadian sehari-hari dalam bentuk yang sesederhana mungkin. Contoh kasus, seorang anak membeli 2 buku tulis dan 3 pensil seharga Rp6.500,00. Hal ini terlihat bawa kita bisa mengubah kalimat di atas menjadi kalimat matematika atau model matematika. Pemberian soal cerita pada siswa akan memberikan gambaran penting terhadap lingkungan sekitar mereka sehingga mereka pun mudah memahaminya. Akan tetapi, masih banyak siswa yang belum mampu menerjemahkan soal cerita ke dalam model matematika, sehingga cenderung banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Hidayati (2010:4) mengatakan bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami siswa berarti juga kesulitan belajar bagian-bagian matematika tersebut. Kesulitan tersebut dapat hanya satu bagian saja, dapat juga lebih dari satu bagian matematika yang dipelajari. Ditinjau dari keragaman materi pelajaran matematika, bahwa satu bahasan berkaitan dengan satu atau lebih bahasan yang lain, maka kesulitan siswa pada suatu bahasan akan berdampak kesulitan satu atau lebih bahasan yang lain. Ini berarti kesulitan siswa mempelajari satu bagian matematika dapat berdampak pada kesulitan siswa dalam mempelajari bagian matematika yang lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita antara lain: (1) ketidakmampuan siswa dalam memahami soal cerita,(2) kurang pengetahuan tentang konsep atau beberapa istilah yang diketahui, (3) ketidakmampu dalam mengubah soal cerita ke dalam model atau kalimat matematika. Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan model atau kalimat matematika,ditemukan dalam membuat kesimpulan dari penyelesaian model matematika khususnya materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran matematika masih merupakan salah satu mata pelajaran yang membuat para peserta didik mengalami kesulitan untuk memahaminya dan mengerjakan soal, apalagi soal yang diberikan dalam bentuk soal cerita. Salah satu materi dalam bentuk soal cerita dan meliputi langkah yang harus dilakukan adalah sistem persaman linier dua variabel (SPLDV). Kesulitan yang terjadi diantaranya karena belum paham pada konsep menentukan langkah-langkah pengerjaan misalkan langkah pertama menentukan apa yang diketahui didalam soal, kedua membuat pemisalan dan langkah ketiga membuat model matematikanya, dan langkah untuk penyelesaiannya. Berdasarkan uraian di atas, sehingga masalah yang diteliti adalah kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto, dengan tujuan menganalisis kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).
3
A. Pengertian Kesulitan Belajar Matematika Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil tertentu. Menurut Djamarah (dalam Hartini, 2008:199-201) kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan karena adanya ancaman, hambatan, atau gangguan dalam belajar. Selain itu, menurut Suryani (2010:34) kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal itu individu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Hidayati (2010:4) mengatakan bahwa kesulitan belajar matematika yang dialami siswa berarti juga kesulitan belajar bagian-bagian matematika tersebut. Kesulitan tersebut dapat hanya satu bagian saja, dapat juga lebih dari satu bagian matematika yang dipelajari. Ruseffendi (2006:471) juga menambahkan bahwa mengidentifikasi kesulitan belajar matematika secara individual lebih sulit jika dibandingkan dengan mengidentifikasi kesulitan belajar matematika secara kelompok. Pada identifikasi kesulitan belajar matematika secara individual faktor non akademis yang menjadi penyebab kegagalan belajar siswa sangat penting untuk diperhatikan selain faktor akademis (ketidakpahaman konsep, salah menjawab soal, salah dalam hitungan, dan lain-lain) misalnya saja persoalan rumah/keluarganya. Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar matematika adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan yang memiliki karakteristik tertentu yang berarti siswa juga mengalami kesulitan belajar bagian-bagian matematika tersebut, sehingga lebih sulit mengidentifikasinya secara individu dibandingkan secara berkelompok. Menurut Soedjadi (dalam Eksan, 2013 : 1819) adapun yang menjadi indikator kesulitan belajar matematika dalam penelitian ini mencakup 4 aspek, yakni : a. Kesulitan belajar fakta Fakta merupakan perjanjian atau pemufakatan yang dibuat dalam matematika, misalnya lambang, nama, istilah, serta perjanjian. Kaitannya dengan kesulitan belajar matematika siswa, maka siswa sering mengalami kesulitan disebabkan dari adanya lambang-lambang atau simbol, huruf, dan kata.Pada materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) yaitu pemisalan menentukan (+) adalah simbol dari kata penghubung dan, kemudian (3) adalah adalah simbol dari bilangan tiga Contohnya siswa diberikan soal cerita dengan objek 3 buku dan 2 pensil. Untuk menentukan lambang yang digunakan siswa mengalami kesulitan, dengan mengganti kata penghubung dan ke dalam simbol matematika. b. Kesulitan belajar konsep Konsep merupakan pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek atau peristiwa. Hubungannya dengan kesulitan belajar matematika, maka siswa sering mengalami kesulitan untuk menangkap konsep dengan benar.Pada materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) adalahsimbol pada masing-masing jenis objek seperti buku
4
tulisdimisalkan dengan x, pensil dimisalkan dengan y. Selain itu, siswa diberikan soal dengan menerjemahkan kalimat dalam soal cerita menjadimodel matematika (kalimat matematika). Contoh soal diberikan Ani membeli 2 pensil dan 3 buku tulis dengan harga Rp6.500,00. Biasanya siswa masih mengalami kesulitandalam menentukan pemisalan dan menerjemahkannya ke dalam model matematika. c. Kesulitan belajar operasi Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain. Operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Pada materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dengan menggunakan metode eliminasi dan metode substitusi (metode gabungan). Contoh siswa diberikan soal dengan menentukan harga 2 kg beras dan 3 kg minyak goreng dengan menggunakan metode gabungan. Biasanya terjadi siswa hanya menggunakan salah satu metode saja, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi selanjutnya. d. Kesulitan belajar prinsip Prinsip yaitu pernyataan yang menyatakan berlakunya suatu hubungan antara beberapa konsep. Pernyataan itu dapat menyatakan sifat-sifat suatu konsep, atau hukum-hukum atau teorema atau dalil yang berlaku dalam konsep itu. Berkaitan dengan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam belajar matematika, maka sering siswa tidak memahami asal usul suatu prinsip, ia tahu rumusnya dan bagaimana menggunakannya, tetapi tidak tahu mengapa digunakan. Contoh pada materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel yaitu dengan jawaban siswa x = 5.600 dan y = 16.800, sedangkan jika dimasukkan nilai x dan y jawaban siswa tersebut pada persamaan 𝑥 + 4𝑦 = 5.600 + 4(16.800) = 72.800 maka jawaban siswa tersebut tidak memenuhi hasil dari persamaan tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis apa saja penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). A. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes dan wawancara. Untuk memperoleh informasi mengenai kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini hanya terdapat variabel tunggal yakni kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan empat indikator yaitu kesulitan belajar fakta, kesulitan belajar konsep, kesulitan belajar operasi, dan kesulitan belajar prinsip.
5
C. Sumber Data Dalam pengumpulan data, peneliti menetapkan beberapa sumber data yaitu sebagai berikut : 1. Sumber utama yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Sumber teoritik yaitu sejumlah literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dikaji yaitu tentang kesulitan belajar siswa. 3. Sumber pendukung lainnya yaitu data dari siswa sebagai sumber utama yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara di SMP Negeri 1 Limboto yang dipandang dapat memberikan informasi yang menunjang penelitian baik berupa keadaan sekolah, siswa, serta komponen yang dapat menghambat atau menunjang pembelajaran disekolah yang menjadi objek penelitian. PEMBAHASAN Rata-rata persentase capaian skor keseluruhan siswa menurut indikator kesulitan belajar siswa yaitu sebagai berikut: 1. Indikator kesulitan belajar fakta Kategori siswa skor tinggi : 70% Kategori siswa skor sedang : 69,69% Kategori siswa skor rendah : 69,5% Jadi rata-rata persentase capaian skor keseluruhan siswa pada tahap indikator kesulitan belajar fakta ini adalah 69,73% 2. Indikator kesulitan belajar konsep Kategori siswa skor tinggi : 67,5% Kategori siswa skor sedang : 57,81% Kategori siswa skor rendah : 50% Jadi rata-rata persentase capaian skor keseluruhan siswa pada tahap indikator kesulitan belajar konsep ini adalah 58,43% 3. Indikator kesulitan belajar operasi Kategori siswa skor tinggi : 43,33% Kategori siswa skor sedang : 38,44% Kategori siswa skor rendah : 25,5% Jadi rata-rata persentase capaian skor keseluruhan siswa pada tahap indikator kesulitan belajar prinsip ini adalah 35,75%. 4. Indikator kesulitan belajar prinsip Kategori siswa skor tinggi : 43,75% Kategori siswa skor sedang : 39,06% Kategori siswa skor rendah : 10% Jadi rata-rata persentase capaian skor keseluruhan siswa pada tahap indikator kesulitan belajar operasi ini adalah 30,94%. Untuk lebih jelasnya disajikan tabel persentasi capaian skor keseluruhan siswa menurut indikator kesulitan belajar siswa yang dibagi kedalam tiga kategori sebelumnya yaitu kategori siswa skor tinggi, kategori siswa skor sedang dan kategori siswa skor rendah.
6
No.
1
2
3
Tabel 4.1.2 Persentase Capaian Skor Siswa Tahapan Kategori Skor Siswa Fakta Konsep Operasi TSM 240 240 240 Capaian Tinggi 168 162 104 Skor % 70 67,5 43,33 TSM 320 320 320 Capaian Sedang 223 185 123 Skor % 69,69 57,81 38,44 TSM 400 400 400 Capaian Rendah 278 200 102 Skor % 69,5 50 25,5 Rata-rata (%) 69,73 58,43 35,75
Prinsip 240 105 43,75 320 125 39,06 400 40 10 30,94
PENUTUP A. Kesimpulan Persentase capaian skor siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Limboto yang dikategorikan menurut hasil perolehan skor adalah sebagai berikut: 1) Indikator kesulitan belajar fakta Pada indikator ini sebagian besar baik kategori siswa skor tinggi, sedang, dan rendah sudah bisa menguasai dan memahami, tetapi ada sebagian kecil juga yang belum menguasai atau memahami. 2) Indikator kesulitan belajar konsep Untuk indikator kesulitan belajar konsep ini kategori siswa skor sedang dan rendah belum mencapai skor maksimal, karena masih banyak siswa kategori tersebut yang belum memahami konsep dari soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). 3) Indikator kesulitan belajar operasi Pada indikator ini kategori siswa skor tinggi, sedang, dan rendah masih belum mencapai skor maksimal, sebagian besar masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). 4) Indikator kesulitan belajar prinsip Sama halnya dengan indikator kesulitan belajar operasi baik kategori siswa skor tinggi, sedang, dan rendah masih belum mencapai skor maksimal, karena siswa masih mengalami kesulitan pada indikator ini.
7
B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa saran diantarnya: a. Untuk siswa diharapkan untuk lebih memperdalam pelajaran matematika khususnya materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) yang diukur pada empat indikator kesulitan belajar siswa. Terutama untuk tiga indikator yaitu indikator kesulitan belajar konsep, kesulitan belajar operasi, dan kesulitan belajar prinsip. Karena ketiga indikator tersebut capaian kemampuan siswa secara keseluruhan masih belum maksimal. Selain itu, para siswa diharapkan banyak melatih mengerjakan soal-soal matematika dan harus banyak bertanya jika ada materi yang tidak dipahami. b. Untuk guru matematika setelah memberikan pelajaran matematika khususnya materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) agar selalu mengadakan tes terhadap pengetahuan dasar materi soal cerita sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) yang siswa miliki. Selain itu pula, para guru mata pelajaran matematika diharapkan mampu menerapkan sebuah metode atau strategi mengajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa agar para siswa bisa menerima pelajaran dengan baik.
8
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. PT. Asdi Mahasatya : Jakarta Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta: Jakarta Dimyati & Mulyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta: Jakarta Eksan, Sadam. 2013. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi Himpunan. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika : UNG Febriyanti, Rika. 2014. Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dalam Menyelesaikan Soal-Soal Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika : Universitas Bengkulu Hartini. 2008. Analisis Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita pada Kompetensi Dasar Menemukan Sifat dan Menghitung Besaran-Besaran Segi Empat Kelas VII Semester II SMP It Nur Hidayah. Tesis. Universitas Sebelas Maret Hidayati, Fajar. 2010. Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam Mempelajari Aljabar. Skipsi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta Kurniawan, Abdul Haris. 2007. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 6 Sukoharjo. Jurnal. Universitas Sebelas Maret Pedoman Akademik. 2010. Univeritas Negeri Gorontalo Ruseffendi. 2006. Pengajaran Matematika. PT. Tarsito: Bandung Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Bandung Suryani, Yulinda Erma. 2010. Kesulitan Belajar. Magistra No.73 Th. XXII. ISSN 0215-9511 hal 34-36 Tampomas, Husain. 2004. Matematika Plus 2A. Yudistira : Jakarta Uno,
Hamzah& Masri Kuadrat. 2009. Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Mengelola
Kecerdasan
dalam
9