LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA”
Oleh Jamnal Nagaring 421 408 041
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA Jamnal Nagaring, Yoseph Paramata, Citron S. Payu Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Jamnal Nagaring. NIM. 421 408 041 “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika”. Skripsi. Jurusan Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Pembimbing I Prof. Dr. Yoseph Paramata, M.Pd, dan Pembimbing II Citron S. Payu, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini merupakan studi eksperimen di SMA N 1 Bongomeme yang meneliti tentang minat belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran fisika. Penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan yang menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bongomeme. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster random sampling. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain Posttest Only Control Design. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan instrumen angket. Angket diberikan kepada siswa yang berada di kelas eksperimen dan di kelas kontrol sebanyak 1 kali yaitu post-test. Data hasil penelitian diuji normalitasnya dengan menggunakan statistik Uji chi-kuadrat dan diperoleh nilai hitung x 2 hitung <
x 2 tabel yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 2,409 < 11.070 (capaian minat belajar) dan kelas kontrol 2.871 < 11.070 (capaian minat belajar). Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk kedua kelas data tersebut dapat terdistribusi secara normal. Untuk pengujian homogenitas menggunakan statistik Uji- Bartlet dan diperoleh nilai Fhitung < Ftabel yaitu 0.277 < 3.841. Untuk pengujian hipotesis, data minat belajar siswa diuji dengan menggunakan statistik Uji-t dan diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 8.342 > 1.980. Kata Kunci : TGT, Minat Belajar Siswa
PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan hasil belajar. Peran guru dalam lingkungan pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran sangatlah penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan. Fisika
telah
dianggap
pelajaran
yang
sulit,
menakutkan,
dan
membosankan, sehinnga menimbulkan minat yang rendah untuk belajar. Agar siswa tidak menggangap pelajaran fisika sulit, menakutkan dan lain-lain, maka dibutuhkan ketertarikan dan rasa senang siswa dalam mempelajari fisika. Minat belajar fisika merupan faktor penting dalam menunjang peserta didik untuk dapat memperoleh prestasi yang maksimal pada pelajaran fisika. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah akan menghasilkan prestasi yang rendah. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika. Sehingga hasil belajar siswa meningkat dan media pendukung dalam proses pembelajaran yaitu dengan bermain. Salah satu model yang memiliki unsur permainan adalah model Team Game Tournament (Ahmadi, 2011:63). Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajarn model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) memungkinkan rileks disamping menumbukan tanggung siswa dapat belajar lebih jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Ahmadi, 2011:63). Penerapan model kooperatiftipe Team Game Tournament (TGT) dengan menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan dapat membantu siswa untuk berfikir secara kreatif dan aktif sehingga dapat menciptakan minat belajar siswa.
Menurut Hilgard (Slameto, 2010:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Menurut Slameto (2010:180) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, secara umum dapat dijabarkan bahwa minat adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan
sebagai
ketertarikan dan
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan terlibat dalam aktifitas belajar karenanya dari pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari. Menurut Johnson pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa
berusaha
mempelajari
konsep
sekaligus
menerapkan dan
mengkaitkannya dengan dunia nyata (dalam Rusman, 2013:187). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan pendekatan kontekstual terhadap minat belajar siswa pada pelajaran fisika.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Bongomeme. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama
2 bulan pada semester genap tahun
pelajaran 2012/2013. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 1 Bongomeme Tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 256 orang yang tersebar yang terdiri dari 8 kelas yaitu kelas Xa, Xb, Xc, Xd, Xe, Xf, Xg, Xh. Dari delapan kelas ini terpilih dua kelas yang akan diambil data yang homogen Xd dan Xh. Adapun penagambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan cluster random sampling (penarikan sampel berkelompok).
Dalam desain penelitian ini menggunakan posttest-only control design dengan satu macam perlakuan. Dalam desain ini terdapat dua kelas yaitu kelas Xd dan kelas Xh yang masing-masing diplih secara random (R). Kelas Xd diberi perlakuan (X) dan kelas Xh, tidak. Kelas Xd yang diberi perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelas Xh yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kelas kontrol. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu: variabel independen (x) dan variabel dependen (y) Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan dengan maksud untuk mengukur sejauh mana minat belajar siswa dalam mata pelajaran fisika. Berikut adalah kisi-kisi angket minat belajar No
1
2
3
Indikator Perhatian terhadap belajar fisika Partisipasi dalam belajar fisika Persaan senang dalam belajar fisika Jumlah
Butir pernyataan
Jmlh
Positif
Negatif
1, 15, 16, 23, 29
8, 13, 17, 20, 30
10
11, 12, 14, 26, 27
4, 6, 18, 24, 28
10
2, 3, 7, 9, 22, 25
5, 10, 19, 21
10
17
13
30
Sebelum dilakukan pengujian analisis data dari angket yang akan disebarkan kepada siswa, maka langkah pertama yang ditempuh oleh peneliti adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap angket. Validitas angket didasarkan pada skor tiap item yang dikorelasikan dengan skor total. Untuk mencari nilainya kita dapat menggunakan rumus korelasi product moment dibawah ini. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil uji validitas tes dengan menggunakan taraf nyata α = 0. 05 dan N = 60 serta dengan kriteria interval kepercayaan 95% maka harga rdaftar= r (a) (n) = r (0. 05) (60) = 0. 254. Sementara itu, nilai rhitung hasil pengujian validitas angket dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Nilai rhitung hasil pengujian validitas angket Item soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai r hitung 0. 321 0. 334 0. 404 0. 262 0. 425 0. 328 0. 551 0. 486 0. 420 0. 272 0. 291 0. 386 0. 257 0. 283 0. 262 0. 425 0. 304 0. 252 0. 261 0. 356 0. 383 0. 264 0. 357 0. 407 0. 465 0. 572 0. 255 0. 478 0. 416 0. 316
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dengan membandingkan harga rdaftar dengan harga rhitung untuk setiap item soal, diperoleh bahwa rdaftar
Untuk kepentingan analisis data, langkah-langkah yang ditempuh adalah mengguji normalitas data digunakan Statistika Uji Chi-Kuadrat, selanjutnya melakukan pengujian homogenitas dengan menggunakan statistik uji Bartlett. Cara pengujian homogenitas data pada penelitian ini didasarkan pada hipotesis berikut: H0 : data berasal dari populasi yang homogen H1 : data berasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengujian Tolak H0 jika 2 hitung ≥ 2tabel pada taraf signifikansi yang dipilih dengan derajat bebas (db) = k-1 (k = banyak kelompok sampel), pada keadaan lain terima H0. Untuk pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Hipotesis statistik untuk kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: µ1=µ2: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. H1: µ1 ≠ µ2: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Kriteria pengujian untuk hipotesis adalah terima H0 jika: t1 – ½ < t < -½, dimana t1 -½ didapat dari daftar distribusi t dengan taraf kebebasan dk = (n1+n22) dan peluang (t 1 -½), untuk harga t lainnya H0 ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian skor minat belajar siswa yang diperoleh pada posttest dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Skor Minat Belajar Siswa Untuk Masing-Masing Indikator Skor masing-masing indikator Perhatian Partisipasi Rasa Senang Min Maks Min Maks Min Maks 1 Eksperimen 41 48 42 50 38 49 2 Kontrol 38 47 38 49 36 49 Proses perhitungan statistik uji Chi-kuadrat untuk kelas eksperimen dan
No.
kelas
kelas kontrol diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel Hasil Uji Normalitas
x 2 hitung x 2 1 k 1 Keterangan Eksperimen 2.409 11. 070 Normal Kontrol 2.871 11. 070 Normal 2 2 Dari tabel di atas terlihat bahwa x hitung < x 1 k 1 , dengan demikian, Kelas
berdasarkan kriteria pengujian hipotesis H0 diterima yang berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Pengujian statistik homogenitas data menggunakan statistik Uji Bartlet dengan taraf signifikan (α) = 0, 05 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel Hasil Uji Homogenitas x2hitung x2tabel Keterangan 0, 277 Homogen 3, 814 2 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai x hitung < x2tabel dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis H0 diterima yang berarti sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki variansi yang homogen. Teknik uji yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah teknik uji dua rata-rata. Pengujian statistiknya menggunakan statistik Uji-t dengan taraf signifikan (α) = 0,05 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel Hasil Uji Hipotesis thitung ttabel Keterangan 8.342 1. 980 H0 ditolak, H1diterima Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa t hitung > ttabel dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas tidak yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kriteria pengujian H0 ditolak dan H1 diterima dapat dilihat dalam kurva hipotesis pada gambar berikut.
H0 H1
H1 -8,342
1,980 +8,342
Gambar Kurva Penerimaan dan Penolakan H0 Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas tidak yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tahap awal yang dilakukan peneliti adalah menyiapkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data berupa angket. Sebelum digunakan pada penelitian, terlebih dahulu angket divalidasi untuk mengetahui apakah angket layak digunakan untuk mengukur minat belajar siswa. Sedangkan validasi melalui uji coba angket dilakukan di kelas selain sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster random sampling. Dengan metode tersebut diperoleh dua kelas sebagai sampel yakni kelas Xd sebagai kelas eksperimen dan kelas Xh sebagai kelas kontrol. Setelah dilakukan pemilihan sampel, selanjutnya adalah memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas. Pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelas kontrol dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa di bentuk dalam beberapa kelompok, setelah dibentuk dalam beberapa kelompok siswa dibagi lagi dalam meja turamen. Adapun tujuan dibaginya siswa dalam meja turnamen adalah untuk melakukan turnamen. Turnamen inilah yang menjadi keunggulan dari metode kooperatif tipe TGT. Dimana siswa akan
melakukan game. Dengan model pembelajaran seperti dapat membangkitkan minat belajar siswa. Setelah diberi perlakuan, kedua kelas diberikan post-test yang bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan dilihat sejauh mana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hasil posttest skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sangat jelas berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan, dimana pada kelas eksperimen diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Persentase skor post-test minat belajar siswa untuk masing-masing indikator yang tertinggi yaitu pada indikator perhatian. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar Persen (%) Skor Post-test Minat Belajar Siswa Selanjutnya jika dilihat dari capaian minat belajar siswa berdasarkan isian angket pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar Capaian Minat Belajar Siswa Berdasarkan Isian Angket
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa capaian minat belajar siswa pada masing-masing indikator baik kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Dari setiap indikator, dalam hal ini yaitu perhatian, partisipasi, dan rasa senang menunjukan bahwa capaian hasil belajar untuk kelas eksperimen lebih tinggi Secara keseluruhan perbandingan skor capaian kemajuan minat belajar siswa dari kedua kelas yang diberikan perlakuan sangat jelas. Skor capaian kemajuan minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Selisih skor capaian kemajuan minat belajar siswa pada kedua kelas sebesar 3,06. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen dengan penyajian materi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran mendapat respon yang lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol penyajian materi yang menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Perbandingan skor capaian kemajuan minat belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar Distribusi Skor Capaian Minat Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan hasil penelitian di atas, sangat jelas bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara minat belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Dalam hal ini minat belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan minat belajar siswa yang diajarkan dengan tidak munggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan hasil pengujian hipotesis thitung >
ttabel = 8,342 > 1,980 yang menunjukkan bahwa kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan antara minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung > ttabel = 8,342 > 3,980. Hal ini menunjukkan bahwa, hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung metode diskusi. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran, antara lain sebagai berikut: 1. Kesuksesan hasil belajar dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Dari hasil penelitian diharapkanguru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran fisika, untuk meningkatkan minat dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. 2. Untuk para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama, baik ditingkat SMP maupun SMA atau yang sederajat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Lif Khoiru. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Prestasi Pustaka: Jakarta Arikunto, S. 2010. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT Bumi Aksara: Jakarta Hasrina. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Sebagai Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Organisasi Kehidupan. Gorontalo: UNG Hulalango, Ibrahim. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi System Persamaan Linear Dua Variabel. Gorontalo: UNG Riduwan, 2010. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta: Bandung Setiawan, Made. 2012. Deskripsi Minat Belajar Fisika Pada Penerapan Lesson Study. Gorontalo: UNG Slameto. 2010. Belajar dan Fiktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan B. Alfabeta: Bandung Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Bumi Aksara: Jakarta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media Publishing: Malang Trianto, 2011. Model-model pembelajaran inovatif berorientasikonstruktivistik. Prestasi Pustaka: Jakarta