LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI METODE DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B PAUD MARDATILLAH I LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO
NINGSIH HASAN NIM. 153 410 105
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Audio Visual Pada Kelompok B di TK Anggrek Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo
NINGSIH HASAN Mahasiswa Jurusan PG-PAUD Prof. Dr. Abdul Haris PanaI, M.Pd, Pupung Puspa Ardini, S.Pd, M.Pd 1)
ABSTRAK Ningsih Hasan 2014, Nim. 153 410 105, “Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Metode Discovery pada Anak Kelompok B PAUD Mardatillah I Limboto Kabupaten Gorontalo”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, 2014. Pembimbing I Prof. Dr. H. Abdul Haris Panai, S.Pd.M.Pd dan Pembimbing II Pupung Puspa Ardini, S.Pd.M.Pd. Rumusan Masalah dalam penelitian ini, adalah apakah metode Discovery dapat meningkatkan Keterampilan proses sains Anak Kelompok B PAUD Mardatillah I Limboto Kabupaten Gorontalo. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses sains Anak Kelompok B PAUD Mardatillah I Limboto Kabupaten Gorontalo melalui metode Discovery. Subjek dalam penelitian adalah anak kelompok B yang berjumlah 25 orang terdiri dari anak laki-laki 11 orang dan perempuan 14 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam bentuk siklus setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap penelitian yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi dan tahap analisis dan refleksi, serta teknik pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan keterampilan proses sains melalui metode Discovery pada siklus I mencapai 60% dari observasi awal, siklus II meningkat menjadi 92% dari hasil observasi awal. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui metode Discovery Keterampilan proses sains Anak Kelompok B PAUD Mardatillah I Limboto Kabupaten Gorontalo meningkat.
Kata Kunci : Keterampilan Proses Sains, Metode Discovery
1)
Ningsih Hasan, Mahasiswa Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo Prof.Dr. Abdul Haris PanaI, M.Pd, Dosen Jurusan PGSD Universitas Negeri Gorontalo Pupung Puspa Ardini, S.Pd, M.Pd , Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk prilaku dan kemampuan dasar sesuai tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan serta kehidupan selanjutnya. Berdasarkan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional (sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini telah diakui secara sah. hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, dimana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah, yaitu anak usia 0-6 tahun. dalam
penjabaran
pengertian itu. UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
menyatakan bahwa: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini adalah untuk
mengembangkan
potensi anak
secara komprehensif. Posisi anak berada pada suatu masa yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang dimiliki untuk masa depannya. potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan
melalui pemberian rangsangan melalui
pendidikan yang diberikan secara komprehensif. dalam arti anak tidak hanya di cerdaskan otaknya tetapi juga cerdas pada aspek-aspek yang lain dalam kehidupannya. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah kemampuan kognitif anak. Keterampilan proses sains merupakan salah satu aspek pengembangan kognitif. dan menjadi satu tugas bagi seorang pendidik
adalah
meningkatkan
keterampilan sains pada anak. menurut Holt (dalam Nugraha, 2008), Keterampilan sains bagi anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan, dianggap menarik rasa ingin tahunya serta memberi pengetahuan untuk mengetahui dan menyelidikinya.
Di PAUD Mardhatillah 1 Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dalam pembelajaran keterampilan proses sains belum menunjukkan
sesuatu yang
mengembirakan. Hal ini terlihat ketika pembelajaran sains, anak kelompok B baru 8 orang yang mampu menceritakan bagaimana proses pencampuran warna, menemukan warna-warna hasil dari pencampuran warna yang dilakukan,
juga mampu
menyebutkan warna-warna yang mereka temui dilingkungan sekitar mereka. Keterampilan
proses
sains
dalam
pengembangan kognitif anak yang
pencampuran
warna
merupakan
suatu
ditunjukkan dengan aktivitas yang bersifat
eksploratif dan menyelidik. Kondisi ini memiliki implikasi terhadap pengembangan program belajar di lembaga PAUD Mardhatillah 1 Limboto Kabupaten Gorontalo, seperti penetapan tujuan `perkembangan, tema yang di bahas, media yang digunakan, serta metode yang digunakan perlu mempertimbangkan aspek perkembangan anak. Menurut pendidik yang ada di PAUD Mardhatillah 1 Limboto Kabupaten Gorontalo, bahwa pembelajaran sains pada anak usia dini pada umumnya masih berpusat pada guru sehingga perhatian anak tidak menjadi focus, karena anak tidak diajak terlibat langsung dalam proses sains tersebut. Padahal proses sains yang dilakukan dapat membantu keterampilan
proses
sains
meningkatkan keterampilan proses sains pada anak. pada
anak
berupa
keterampilan
mengamati,
mengklasifikasikan, meramalkan dan mengkomunikasikan. Program pembelajaran sains di lembaga PAUD Mardhatillah 1 Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo belum menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan menarik rasa ingin tahu anak. Nuryani dan Andrian (dalam Nugraha,2008.119) mengemukakan bahwa keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan prinsip-prinsip, konsep-konsep, hukum-hukum dan teori-teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik, dan keterampilan sosial.
Wolfinger mendefinisikan: Science process skills are the technique used by the scientist in gaining information,in essence, these are the skills and technique that the scientist in the laboratory of field uses as he or she gains new information about the world. Translated into the classroom, the science process skill are the techniques that children that use in gaining information on first-hand basic from their activities, (dalam eprints:uny.ac.id/2013/12/teaching tips). Keterampilan proses sains adalah tehnik atau strategi yang digunakan oleh para ilmuan untuk memperoleh informasi. Pada dasarnya, keterampilan proses sains ini adalah keterampilan dan metode yang digunakan ilmuan di laboratorium untuk memperoleh informasi baru tentang dunia, jika diterjemahkan dalam lingkungan pembelajaran di kelas, keterampilan proses sains adalah tehnik yang digunakan anakanak dalam memperoleh informasi melalui tangan pertama (first-hand) dari kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Funk ( dalam Dimyati dan Mudjiono,1994:126),
keterampilan
proses sains memberikan kepada anak pegertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains memberikan kesempatan kepada anak bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang imu pengetahuan, disisi lain anak merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif. Mencermati beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang digunakan untuk memperoleh berbagai informasi ilmu pengetahuan, melalui keterampilan proses sains anak bisa menceritakan informasi yang mereka dapat dan juga aktif dalam proses penemuan pengetahuan tersebut Bagi anak usia dini, obyek selalu menjadi perhatian mereka adalah benda benda yang ada di sekitar mereka. benda tersebut antara lain; air, udara, api, tanah, tumbuhan, hewan dan dirinya sendiri. obyek tersebut mereka pelajari dengan konsep yang perlu disederhanakan. secara sederhana proses sains dapat anak lakukan dengan
cara observasi, eksplorasi, dan eksperimen sederhana. untuk anak usia dini belajar sains lebih berupa tentang pengetahuan, fakta-fakta dan gejala peristiwa tentang benda-benda alam. Bagi anak usia dini belajar sains sangat bermanfaat, hal ini dikarenakan dengan sains akan tercipta suasana yang menyenangkan dan menimbulkan imajinasi-imajinasi yang secara langsung dapat memberikan pengetahuan alamiah kepada anak (sujiono, 2007), melalui sains anak dapat melakukan percobaan-percobaan sederhana. percobaan tersebut dapat melatih menghubungkan sebab – akibat dari suatu perlakuan, sehingga dapat berpikir secara logis. Dengan demikian sains bagi anak akan melatih anak untuk mengembangkan keterampilan proses sains, kemampuan berpikir logis dan pengetahuan. METODE PENELITIAN Latar Dan Karakteristik Subyek Penelitian Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan pada anak PAUD Mardhatillah 1 Limboto, Kabupatean Gorontalo. Peneliti berasumsi bahwa keterampilan proses sains pada anak-anak didik yang ada tersebut masih relatif rendah sehingga perlu ditingkatkan melalui penelitian tindakan kelas. Karakteristik Subyek Penelitian Pada penelitian ini subyek yang dijadikan
penelitian adalah anak didik
kelompok B di PAUD Mardhatillah 1 Limboto Kabupaten Gorontalo. Jumlah anak kelompok B adalah 25 anak yang terdiri dari laki-laki 11 orang dan perempuan 14 orang anak. Latar belakang ekonomi dari orangtua anak PAUD ini sangat bervariasi yaitu ada yang berprofesi sebagai petani, pegawai, dan pekerjaan lainnya. Demikan pula latar belakang pendidikan orangtua mulai tamatan SD sampai dengan Sarjana. Prosedur Penelitian Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah:
a.Menghubungi kepala sekolah untuk memperoleh izin pelaksanaan penelitian tindakan kelas. b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing. c.Melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian. d. Berdiskusi dengan guru mitra untuk rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian. e.Menyusun langkah-langkah tindakan dan jadwal pelaksanaan tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan adalah hasil dari rencana kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya. pada tahap ini peneliti dan guru mitra melaksanakan tindakan yang berlangsung sesuai dengan proses pembelajaran yang ada di sekolah. adapun tahapan pelaksanaan tindakan diawali dengan siklus 1. Adapun tahapan siklus sebagai berikut: Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:. 1.
Menyusun jadwal pelaksanan tindakan dan, menyiapkan materi pembelajaran.
2. Menyiapkan media dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran. 3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang telah disiapkan. 4. Melaksanakan tindakan sekaligus kegiatan anak. 5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan. 6. Mengadakan refleksi. Tahap ini berupa pengumpulan data yang dilakukan dari hasil pengamatan yang d lakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap peningkatan keterampilan proses sains melalui metode discovery, yang diamati terdiri dari beberapa hal yakni: 1) semua
aspek yang menjadi indikator peningkatan
keterampilan proses sains melalui metode pembelajaran discovery; 2) proses pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran discovery dalam meningkatkan keterampilan proses sains; 3) alat pengumpul data yang telah disiapkan, yakni lembar observasi tentang meningkatnya keterampilan sains melalui discovery
Pada tahap analisis dan refleksi kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memproses data yang diperoleh dari tahap pemantauan dan evaluasi. Data yang di dapat kemudian ditafsirkan dan dianalisis Teknis Analisis Data Pada tahap ini semua data yang diperoleh akan dianalisis dan dipresentase dan hasilnya dimanfaatkan untuk merefleksi diri dari seluruh proses kegiatan. Teknik analisis mencakup kegiatan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari metode yang digunakan pada saat pembelajaran. kemudian hal ini ditindak lanjuti dengan kegiatan berikutnya serta menjadi bahan untuk menyusun perencanaan tindak berikutnya dan juga untuk menyusun laporan penelitian. PEMBAHASAN Dari hasil terakhir yang diperoleh setelah tindakan siklus 2 ternyata memperlihatkan hasil yang sangat menggembirakan dan sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, yaitu 92%
atau
23 orang anak telah mampu memiliki
keterampilan proses sains , maka hasil akhir yang diperoleh telah mencapai indikator kinerja tersebut, yaitu sudah sebanyak 92% atau hampir seluruh anak kelompok B PAUD Mardatilah I Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo sejumlah 23 orang anak yang telah memiliki keterampilan proses sains dan sisa 2 orang yang belum. Berdasarkan hasil ini ternyata kegiatan belajar di
PAUD
dengan metode
Discovery dapat meningkatkan keterampilan proses sains anak usia dini. Dengan kata lain, secara umum metode discovery merupakan salah satu metode pembelajaran yang berusaha
membantu
anak
dalam
meningkatkan
keterampilan
meraba,
mencium/membau. Melihat, mendengar dan meraba. serta kemampuan anak untuk menggolongkan,
mencari
persamaan
dan
perbedaan,
berdiskusi,
mengungkapkan/melaporkan dalam bentuk lisan, gambar dan gerak. Di samping itu, kegiatan belajar menggunakan metode discovery merupakan strategi ideal pada pembelajaran anak usia dini, hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa
(2005:110), Metode Discovery merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pengalaman langsung di lapangan. dengan demikian
metode discovery dapat
dijadikan acuan oleh guru dalam pembelajaran sains. Dengan metode ini dapat menjadi pengalaman belajar anak seperti menemukan hasil percobaan, membuat kesimpulan., membangkitkan rasa ingin tahu serta dapat menerapkan konsep informasi. Melalui metode discovery dapat mengembangkan potensi anak yang bersifat keterampilan fisik, keterampilan intelektual dan sosial. Metode Discovery mempunyai fungsi sangat penting bagi perkembangan pribadi anak dan juga perkembangan keterampilan proses sains seperti: a) membantu anak memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan-keterampilan
dan proses-proses
kognitif. b) Pengetahuan yang diperoleh melalui ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian dan ingatan. c) Menimbulkan rasa senang pada anak, karena timbulnya rasa menyelidiki dan berhasil. d) Metode ini memungkinkan anak berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kebutuhannya. e) Kemungkinan anak belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar melalui metode discovery diperlukan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang memadai. Sumber belajar adalah tempat sejumlah media belajar berupa; alat peraga, gambar, poster, jenis-jenis buku sains bergambar, dan sebagainya. Semua media belajar ini dikumpul dalam satu ruangan dan ditata dengan rapi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini memberikan keyakinan terutama bagi para pendidik PAUD akan pentingnya penerapan kegiatan belajar menggunakan metode discovery. Hal ini sesuai dengan fase dan tugas perkembangan mereka di mana masa kehidupan anak-anak usia dini. Dengan demikian tepatlah jika pembelajaran keterampilan proses sains di PAUD dilakukan menggunakan metode dicovery . Dalam penelitian ini peneliti telah menggunakan metode discovery untuk meningkatkan keterampilan proses sains anak dengan hasil yang dicapai pada siklus I, 15 orang anak atau 60%, siklus II, mencapai 23 orang anak atau 92%.
hasil yang dicapai pada observasi awal yaitu 8 orang anak atau 32%. Selanjutnya pada siklus I diperoleh hasil yaitu 15 orang anak atau atau 60%, kemudian pada siklus 2 diperoleh hasil yaitu 23 orang anak atau 92%. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi jelaslah bahwa metode discovery dapat dijadikan sebagai metode untuk meningkatkan keterampilan proses sains bagi anak di PAUD. Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan proses sains pada anak dapat ditingkatkan melalui metode discovery. Dengan melihat capaian yang ada, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan : ” Jika digunakan metode discovery
di kelompok B PAUD Mardatilah I Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo maka keterampilan proses sains dapat ditingkatkan, dapat diterima”. KESIMPULAN Keterampilan proses sains di PAUD Mardatilah I Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan melalui metode discovery yang sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 92 %. Peningkatan ini dilalui secara bertahap yaitu; pada observasi awal peningkatan keterampilan proses sains anak hanya 32% atau 8 orang anak dari 25 orang anak yang dikenai tindakan, pada siklus I keterampilan proses sains anak mengalami peningkatan mencapai 60 % atau 15 anak dari 25 orang anak yang dilakukan tindakan, pada tindakan siklus II meningkat menjadi 92% atau 23 anak dari keseluruhan jumlah anak yang dilakukan tindakan yaitu 25 orang. Metode discovery sangat efektif digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains anak usia dini. Hal ini dibuktikan oleh adanya peningkatan keterampilan proses sains menggunakan metode discovery melalui perbaikan pada beberapa siklus sebagaimana disebutkan di atas. Dengan demikian, penggunaan metode discovery telah menjadi pilihan utama bagi pendidik di PAUD Mardatilah I Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dalam pembelajaran umumnya terutama dalam peningkatkan keterampilan proses sains.
SARAN Dari penelitian di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Dapat meningkatkan keterampilan proses sains melalui metode discovery. Diharapkan kepada para guru dapat memilih metode pembelajaran yang menarik untuk disajikan dalam kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains
yang
ditunjang dengan alat peraga lain yang efektif dan efisien. Diharapkan kepada pihak-pihak terkait untuk memberikan dukungan dalam setiap pelaksanaan tindakan kelas demi perbaikan mutu pendidikan secara multi kompleks.
DAFTAR RUJUKAN Dimyati, Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran. Diti. Jakarta 1994. Depdiknas, 2004. Undang – Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta, Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif Di Taman Kanak – Kanak. Heryawan Adam. Metodologi Pembelajaran 2013 lp3g. Serang Banten J. Bruner. Pendidikan.blogspot.com.2010.05/Jerome Bruner & Teori Discovery Learning (Kognitif). Di akses pada tanggal 12 Desember 2013. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung. 2005. Rosda Karya. Mohamad, Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. 2012. Diva Press. Nugraha Ali 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta. Sujiono, Yuliana. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sujiono, Nurani Yuliyani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. PT. Indeks. Slamet, Suyanto. (http://staff.uny.ac.id/Pengenalan-Sains-Untuk-Anak-TK. di akses pada tanggal 12 Desember 2013. Semiawan, Cony R. 2002, Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Pendidikan Usia Dini. Jakarta. PT. Prenhalindo. Sudjiono, Nana. Wari Suwariyah. Model – Model Mengajar. Jakarta 1991. Siregar, Masarudin. Dikdaktis Metodik dan Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jogjakarta. Suryosubroto (dalam ifyanur.blogspot.com/2009/12/Macam-macam pembelajaran) di akses Desember 2013.
metode
Wolfinger. Donna. (dalam eprints.uny-ac.id/2013/12/Teaching Tips Health & Company. 1994 dia akses 12 Desember 2013. Yulianti Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak – Kanak. PT. Indeks. Jakarta.