L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
i
LAPORAN KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN PASER TAHUN 2014
Ukuran buku
:
21 cm x 28 cm
Jumlah halaman
:
82 halaman
Naskah
:
Tim Penyusun Pubikasi
Penyunting
:
Tim Penyusun Publikasi
Gambar kulit
:
Tim Penyusun Publikasi
Diterbitkan oleh
:
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
ii
KATA PENGANTAR Laporan Perekonomian Kabupaten Paser Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Paser ini merupakan lanjutan dari penerbitan Laporan Perekonomian tahun sebelumnya. Laporan ini menampilkan keadaan perekonomian daerah Kabupaten Paser selama tahun 2013 yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada masyarakat, dan juga dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan pembangunan serta penyusunan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Paser. Laporan ini dibuat berdasarkan data tahun terakhir serta series data beberapa tahun sebelumnya. Dalam penerbitan ini disajikan berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi makro ekonomi-sosial, seperti kinerja perekonomian, dana dan kredit perbankan, dan ketenagakerjaan. Selain itu juga dipaparkan potensi pertanian di Kabupaten Paser. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan, guna perbaikan dan kesempurnaan publikasi ini di tahun-tahun mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Tana Paser, September 2014 Ketua Bappeda Kabupaten Paser,
H. Ambo Lala, S.Sos, MAP.
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
iii
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………
iii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………..
Iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………………………..
v
Daftar Grafik…………………………………………………………………………………………………………...
vi
1. Ringkasan Eksekutif……………………………………………………………………………
2
2. Kinerja Ekonomi Kabupaten Paser……………………………………………………..
4
3. Kinerja Perbankan Kabupaten Paser………………………………………………….
26
4. Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Paser………………………………………..
29
5. Kondisi Sektor Pertanian Kabupaten Paser………………………………………..
39
Daftar Istilah Penting……………………………………………………………………………………………....
55
Lampiran…………………………………………………………………………………………………………………..
60
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser menurut Sektor, Tahun
8
2010 – 2013 (%)……………………………………………………………………………… Tabel 2.2
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser menurut Sektor, Tahun
10
2010 – 2013 (%)……………………………………………………………………………… Tabel 2.3
PDRB Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013…………………..
14
Tabel 2.4
Rasio Ekspor Terhadap PMTB Kabupaten Paser, Tahun 2011-2013…
15
Tabel 2.5
Rasio PDRB Terhadap Ekspor Kabupaten Paser, Tahu 2011-2013……
16
Tabel 2.6
Rasio PDRB Terhadap ImporKabupaten Paser, Tahu 2011-2013……..
17
Tabel 2.7
Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan Kabupaten Paser,
18
Tahun 2011 – 2013…………………………………………………………………………. Tabel 2.8
Neraca Perdagangan Barang dan Jasa Kabupaten Paser, Tahun 2011
20
– 2013……………………………………………………………………………………. Tabel 2.9
ICOR Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013…………………………………….
23
Tabel 2.10
ILOR Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013…………………………………….
25
Tabel 3.1
Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Jumlah Simpanan, dan Jumlah
27
Pinjaman di Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013…………………………. Tabel 4.1
Penduduk Usia Kerja (15 ke Atas) Kabupaten Paser menurut
31
Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, Tahun 2013……………………………..
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
v
Hal Tabel 4.2
Perkembangan Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
36
(TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Paser, Tahun 2011-2013………………………… Tabel 4.3
Produktivitas Tenaga Kabupaten Paser menurut Lapangan Usaha,
38
Tahun 2013 (Jutaan Rupiah)…………………………………………………………… Tabel 5.1
Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013
41
(Ha)………………………………………………………………………………………………… Tabel 5.2
Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013
42
(Ha)………………………………………………………………………………………………… Tabel 5.3
Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser menurut Status, Tahun
43
2011 – 2013 (Ha)……………………………………………………………………………. Tabel 5.4
Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser menurut Kondisi, Tahun
45
2011 – 2013 (Ha)……………………………………………………………………………. Tabel 5.5
Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser, Tahun 2011 –
46
2013 (Ton)……………………………………………………………………………………… Tabel 5.6
Populasi Ternak Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013……………………
48
Tabel 5.7
Produksi Telur Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013 (Butir)…………..
49
Tabel 5.8
Banyaknya Ternak yang dipotong di Kabupaten Paser, Tahun 2011 –
50
2013……………………………………………………………………………………………. Tabel 5.9
Produksi Perikanan Kabupaten Paser menurut Jenis Produksi, Tahun
51
2011 – 2013 (Ton)……………………………………………………………….. Tabel 5.10
Luas Budidaya Tambak, Kolam, Keramba dan Rumput Laut
51
Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2013……………………………………………..
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
vi
Hal Tabel 5.11
Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser menurut Tata Guna Hutan
53
Kesepakatan, Tahun 2011 – 2013…………………………………………………… Tabel 5.12
Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI Kabupaten Paser, Tahun
53
2011 – 2013…………………………………………………………………………………….
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
vii
DAFTAR GRAFIK
Hal Grafik 2.1
PDRB Kabupaten Paser (ADHB) Tahun 2009 – 2013 (Triliyun
4
Rupiah)…………………………………………………………………………………………… Grafik 2.2
PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2009 – 2013 (Triliyun
5
Rupiah)…………………………………………………………………………………………… Grafik 2.3
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2009 –
6
2013 (Persen)…………………………………………………………………………………. Grafik 2.4
Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun
11
2011-2013 (Persen)………………………………………………………………………… Grafik 2.5
Distribusi PDRB menurut Penggunaan Kabupaten Paser Tahun 2011-
12
2013 (Persen)………………………………………………………………………… Grafik 4.1
Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke atas) Kabupaten Paser Tahun
30
2010 – 2013……………………………………………………………………………………. Grafik 4.2
Persentase Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke atas) Kabupaten Paser yang
Bekerja
menurut
Status
Pekerjaan,
Tahun
2010
32
–
2013………………………………………………………………………………………………… Grafik 4.3
Persentase Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke atas) Kabupaten Paser
33
yang Bekerja menurut Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2010 – 2013……………………………………………………………………………………. Grafik 4.4
Persentase Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke atas) Kabupaten Paser yang
Bekerja
menurut
Lapangan
Usaha,
Tahun
2010
34
–
2013…………………………………………………………………………………………………
L ap o r an Kin e r ja P e r ek o nom ia n Ka b up a te n Pa s e r Ta hu n 20 1 4
viii
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
1
Ringkasan Eksekutif
Di tengah kondisi perekonomian global yang semakin berkembang, kinerja perekonomian nasional pada tahun 2013 semakin membaik, dan hal ini secara tidak langsung juga berimbas pada situasi perekonomian regional khususnya perekonomian Kabupaten Paser yang juga menunjukkan pergerakan positif. Pada tahun 2013, pertumbuhan perekonomian Kabupaten Paser mencapai 8,79 persen. Secara keseluruhan kinerja perekonomian Kabupaten Paser akan diuraikan pada Bab 2. Kinerja sektor keuangan menunjukkan trend meningkat, hal ini didukung oleh faktor fundamental yang membaik dan terjaganya persepsi positif terhadap ekonomi Indonesia pada umumnya, khususnya Kabupaten Paser. Dengan didukung rendahnya tingkat suku bunga acuan, menyebabkan sektor kredit mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sehingga mampu memompa pergerakan ekonomi. Disamping itu, dana simpanan yang terhimpun pada bank di Kabupaten Paser juga menunjukkan peningkatan. Uraian lebih rinci tentang kondisi keuangan (perbankan) akan diuraikan pada Bab 3.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
2
Peningkatan kinerja perekonomian diharapkan mampu menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Namun berdasarkan Incremental Labour Output Ratio( ILOR ) kinerja perekonomian Kabupaten Paser belum mampu menyerap tenaga kerja secara maksimal. Uraian mengenai ketenagakerjaan di Kabupaten Paser akan di ulas pada Bab 4. Karena sektor unggulan Kabupaten Paser, yaitu sektor pertambangan dan penggalian daya serap terhadap tenaga kerjanya sangat kecil, maka perlu dikembangan sektor – sektor lain yang mampu mendorong perekonomian Kabupaten Paser dan memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi, seperti sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan dan sub sektor perikanan. Kondisi sektor pertanian di Kabupaten Paser akan diuraikan pada Bab 5.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
3
Kinerja Ekonomi Kabupaten Paser
A.
PERKEMBANGAN EKONOMI
Seiring dengan menguatnya harga – harga beberapa komoditas strategis di pasaran dunia, yang kemudian diikuti naiknya harga bahan bakar alternative seperti batubara dan CPO, kinerja perekonomian Kabupaten Paser pun mengalami peningkatan. Nilai nominal PDRB Kabupaten Paser atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun 2013 mencapai 18,95 triliyun, naik 1,30 triliyun dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 17.65 Triliyun. Grafik 2.1. PDRB Kabupaten Paser (ADHB) Tahun 2009 – 2013 (Triliyun Rupiah)
Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
4
Selain dinilai atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Paser juga dapat dinyatakan atas dasar harga konstan 2000 (ADHK 2000). Melalui pendekatan tersebut nilai PDRB yang dihitung menggambarkan tentang perubahan PDRB berdasarkan volume atau menjelaskan atas pengaruh faktor kuantitas, tanpa adanya pengaruh harga.
Grafik 2.2. PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2009 – 2013 (Triliyun Rupiah)
Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Paser telah mencapai angka 7,28 triliyun atau naik 0,59 triliyun dibandingkan tahun 2012.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
5
B.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijakan pembangunan yang telah diambil khususnya dalam bidang ekonomi. Bagi pemerintah daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai, dan berguna sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan dan arah pembangunan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013, pertumbuhan perekonomian Kabupaten Paser cukup berfluktuatif. Grafik 2.3. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2009 – 2013 (persen)
Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
6
Disektor pertanian, meskipun berbagai masalah seperti penurunan produkstivitas dan luas lahan disertai kondisi cuaca yang terjadi selama tahun 2013, namun sektor ini masih mengalami pertumbuhan positif yaitu mencapai 5,22 persen. Kinerja sektor industri pengolahan, pada tahun 2013 mengalami kenaikan jika dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2012 pertumbuhan sektor industri pengolahan mencapai 7,83 persen dan pada tahun 2013 mencapai 7,96 persen. Hal ini terkait dengan meningkatnya produksi dari industry CPO. Pada tahun 2013 yaitu pada sektor non-tradable, perbaikan pertumbuhan pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (6,03 persen) serta sektor jasa (14,29 persen). Peningkatan pertumbuhan sektor keuangan terkait dengan peningkatan pemberian kredit, baik dari bank maupun lembaga keuangan bukan bank (LKBB).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
7
Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Sektor, Tahun 2010 – 2013 ( % ) Sektor 1
1.
Pertanian
r)
2010
2011
2
3
*)
2012 4
**)
2013 5
3,84
5,21
6,35
5,22
a. Tanaman Bahan Makanan
2,76
-5,54
2,85
8,99
b. Perkebunan
5,26
9,27
7,58
4,44
c. Peternakan
8,32
9,29
9,06
13,52
d. Kehutanan
-3,88
-4,46
-3,87
-2,40
e. Perikanan
5,19
8,34
9,46
4,83
21,90
10,61
7,93
9,18
2.
Pertambangan dan Penggalian
3.
Industri Pengolahan
5,72
2,41
7,83
7,96
4.
Listrik, Gas Air Bersih
6,31
14,94
11,18
9,29
5.
Bangunan
7,73
6,46
4,02
12,93
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,31
11,51
9,77
7,57
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
7,50
6,30
8,14
7,86
8.
Keuangan, Persewaan, Perusahaan
8,45
12,65
5,13
6,03
9.
Jasa-jasa
7,06
14,51
3,19
14,29
17,31
9,78
7,53
8,79
5,55
7,31
6,30
7,57
PDRB PDR Tanpa Tambang Non Migas
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Dari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi didukung pula oleh kinerja ekspor dan investasi yang tumbuh tinggi, disertai konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Kenaikan harga komoditas internasional turut menunjang
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
8
tingginya pertumbuhan ekspor Kabupaten Paser. Selain itu, meningkatnya kinerja ekspor juga disebabkan oleh terdiversifikasinya komoditas ekspor dan lebih besarnya peran negara-negara emerging markets sebagai pasar tujuan ekspor Kabupaten Paser. Apabila permintaan eksternal dan domestik (Indonesia) yang kuat berpengaruh positif bagi optimisme pelaku usaha terhadap prospek perekonomian, sehingga pada akhirnya mendorong kinerja investasi tumbuh meningkat. Kinerja ekspor yang masih cukup tinggi walaupun mengalami penurunan sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi global, yang mana kinerja ekspor pada tahun 2013 masih mencapai 6,40 persen. Melambatnya kinerja ekspor dan belum kondusifnya berbagai variabel makro ekonomi, berdampak pada melemahnya kinerja investasi. Hal ini ditandai dengan melemahnya nilai pertumbuhan kinerja investasi di tahun 2013 yang hanya mampu tumbuh sebesar 3,65 persen. Iklim investasi yang kurang didukung oleh pembiayaan dari dalam dan luar negeri mengakibatkan realisasi pertumbuhan investasi Kabupaten Paser menjadi lambat, ditambah lagi belum membaiknya persepsi pelaku usaha dan investor terhadap iklim investasi yang ada.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
9
Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Penggunaan, Tahun 2011 - 2013 ( % ) Uraian
2011 r)
2012 *)
2013 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah Tangga
6,70
3,81
10,76
a. Makanan
3,43
4,14
8,15
b. Non Makanan
10,15
3,48
13,37
2.
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
10,45
10,68
10,51
3.
Pengeluaran Pemerintah
8,48
12,95
4,53
4.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
2,63
8,09
3,65
5.
Perubahan Inventori
3,38
2,52
9,69
6.
Ekspor
10,91
8,94
6,40
a. Antar Negara
13,28
10,08
5,85
b. Antar Daerah
2,12
4,23
8,78
Impor
3,76
8,76
2,18
a. Antar Negara
7,20
11,79
8,51
b. Antar Daerah
3,59
8,62
1,86
9,78
7,53
8,79
HARGA KONSTAN 1.
7.
PDRB Penggunaan
r) Angka revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Dalam kurun waktu 2011 – 2013 permintaan domestik dan permintaan eksternal mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Bila dibandingkan tahun 2012 pertumbuhan akan impor tahun 2013 melambat yaitu sebesar 2,18 persen. Adapun pertumbuhan impor sangat dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah akan harga barang impor tersebut. Kenaikan impor barang konsumsi yang cukup tinggi, terutama berupa makanan jadi dan kendaraan penumpang, sejalan dengan tingginya permintaan konsumsi domestik. Sementara itu, tingginya permintaan ekspor mendorong naiknya kebutuhan impor bahan baku untuk input produksi barang manufaktur.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
10
C.
STRUKTUR EKONOMI
Pada tahun 2013, PDRB Kabupaten Paser masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Konstribusi sektor ini mencapai 76,32 persen sedikit melambat dibanding tahun sebelumnya yang diakibatkan karena adanya kenaikan produksi dan harga batubara sebagai komoditas utama. Perlu diketahui bahwa penjualan komoditas batubara dihargai dengan mata uang asing, sehingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat mempengaruhi nilai tambah bruto sektor pertambangan dan penggalian. Grafik 2.4. Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2013 (Persen)
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
11
Sektor lain yang memberikan konstribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB adalah sektor pertanian. Pada tahun 2013 konstribusi sektor pertanian mencapai 12,05 persen. Dari beberapa sub sektor pertanian, konstribusi sub sektor tanaman perkebunan terhadap pembentukan nilai tambah merupakan yang paling besar. Dari sisi permintaan, PDRB sebagian besar ditujukan untuk memenuhi keperluan ekspor (99,24 persen) sedangkan porsi nilai penggunaan produk (barang maupun jasa) asal impor sebesar 47,30 persen. Grafik 2.5. Distribusi PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2013 (persen)
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
12
D. AGREGAT PDRB Berdasarkan data PDRB dapat diturunkan berbagai indikator ekonomi makro yang dapat dipakai untuk keperluan analisis deskriptif PDRB serta keterkaitannya dengan variabel sosial ekonomi lainnya.
1. PDRB PERKAPITA PDRB merupakan ukuran ”produktivitas” suatu wilayah karena dipakai untuk menjelaskan tentang kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang digambarkan melalui pendekatan nilai tambah. Apabila PDRB dibagi dengan jumlah penduduk maka akan diperoleh PDRB per kapita. Walaupun nilai PDRB perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan tetapi data tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan karena pada dasarnya pemilik pendapatan tersebut adalah mereka yang memiliki faktor produksi. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Paser mengalami peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2012 PDRB perkapita 71,30 juta sedangkan pada tahun 2013 naik hingga 73.94 juta.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
13
Tabel 2.3. PDRB Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2011- 2013 Agregat-agregat
2011 r)
2012 *)
2013 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
Atas Dasar Harga Berlaku 1. Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah)
2.
Produk Domestik Regoinal Bruto Pertambangan Batubara (Juta Rupiah)
Tanpa
16,516,742.11
17,653,569.40
18,952,743.27
3,630,965.14
3,997,435.30
4,526,352.87
239,221
247,612
256,312
3. Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa)
4.
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Juta Rupiah)
69.04
71.30
73.94
5.
Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Pertambangan Batubara Perkapita (Juta Rupiah)
15.18
16.14
17.66
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Besarnya nilai pendapatan perkapita ini karena adanya konstribusi yang besar dari sektor pertambangan dan penggalian (khususnya batubara) pada pembentukan PDRB. Sedangkan dampak ekonominya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilihat nilai PDRB perkapita tanpa konstribusi pertambangan batubara. Secara nominal, PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 PDRB perkapita mencapai angka 17,66 juta.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
14
2. PERBANDINGAN EKSPOR TERHADAP PMTB Ekspor merupakan produk yang tidak dikonsumsi di wilayah domestik tetapi diperdagangkan ke luar negeri. Untuk menghasilkan produk yang diekspor pasti menggunakan kapital atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), sementara di sisi lain sebagian dari barang yang diekspor bisa pula berupa barang kapital. Rasio ekspor terhadap PMTB dimaksudkan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor dengan nilai produk yang menjadi kapital. Tabel 2.4 Rasio Ekspor Terhadap PMTB Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011 r)
2012 *)
2013 **)
1
2
3
4
5
EKSPOR (ADHB)
Juta Rupiah
16 364 426,55
17 193 329,63
18 808 972,68
PMTB (ADHB)
Juta Rupiah
3 263 448,80
3 728 807,79
4 042 230,83
5,01
4,61
4,65
Rasio Ekspor Terhadap PMTB
-
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Pada tahun 2013 rasio ekspor terhadap PMTB Kabupaten Paser mencapai 4,65, mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun 2012 dan secara total nominal nilai ekspor Kabupaten pada tahun 2013 mengalami peningkatan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
15
3. PERBANDINGAN PDRB TERHADAP EKSPOR DAN IMPOR Rasio PDRB terhadap ekspor merupakan gambaran dari besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Paser yang diekspor baik ke luar negeri (antar negera) maupun kedalam negeri (antar provinsi), terhadap pembentukan PDRB. Selain itu angka ini menjelaskan ketergantungan PDRB terhadap produk yang dihasilkan suatu wilayah. Rasio PDRB terhadap ekspor pada tahun 2013 mencapai 1,01. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor barang dan jasa Kabupaten Paser, baik ke luar negeri maupun ke dalam negeri masih dominan atau dengan kata lain pembentukan PDRB Kabupaten Paser sangat dipengaruhi/tergantung pada ekspor. Tabel 2.5 Rasio PDRB Terhadap Ekspor Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011 r)
2012 *)
2013 **)
1
2
3
4
5
PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
16 516 742,11
17 653 569,40
18 952 743,27
EKSPOR
Juta Rupiah
16 364 426,55
17 193 329,63
18 808 972,68
Luar Negeri
Juta Rupiah
14 379 146,68
15 088 458,38
16 460 826,99
Antar Propinsi
Juta Rupiah
1 985 279,87
2 104 871,25
2 348 145,69
Rasio PDRB terhadap Ekspor
-
1,01
1,03
1,01
Luar Negeri
-
1,15
1,17
1,15
Antar Propinsi
-
8,32
8,39
8,07
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
16
Di sisi lain rasio PDRB terhadap impor memberikan gambaran tentang perbandingan antara produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi domestik (PDRB) dengan produk yang berasal dari impor. Selain itu data tersebut menjelaskan tentang ketergantungan PDRB terhadap produk yang dihasilkan oleh negara atau daerah lain. Besar kecilnya ketergantungan ditunjukkan melalui besaran rasio, apabila angka rasionya besar berarti ketergantungan tidak terlalu kuat, sebaliknya apabila angka rasionya kecil berarti ketergantungan terhadap produk impor semakin besar. Tabel 2.6 Rasio PDRB Terhadap Impor Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011 r)
2012 *)
2013 **)
1
2
3
4
5
PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
16 516 742,11
17 653 569,40
18 952 743,27
IMPOR
Juta Rupiah
7 018 949,27
7 634 823,71
8 965 534,63
Luar Negeri
Juta Rupiah
323 352,40
379 486,66
452 349,45
Antar Propinsi
Juta Rupiah
6 695 596,87
7 255 337,05
8 513 185,19
Rasio PDRB terhadap Impor
-
2,35
2,31
2,11
Luar Negeri
-
51,08
46,52
41,90
Antar Propinsi
-
2,47
2,43
2,23
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Rasio PDRB terhadap impor pada tahun 2013 mencapai 2,11. Rasio ini sedikit melambat dibanding tahun sebelumnya namun masih postif.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
17
4. KESEIMBANGAN TOTAL PENYEDIAAN DAN TOTAL PERMINTAAN Berdasarkan seri data yang ada dapat ditunjukkan bahwa selama ini ekonomi Kabupaten Paser masih selalu ditopang oleh produk-produk yang berasal dari ekspor. Ketergantungan ini dapat dilihat melalui keseimbangan antara total penyediaan (supply) dengan total permintaan akhir (demand) yang selalu menunjukkan ketidakseimbangan tersebut sebagaimana disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.7 Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011 r)
2012 *)
2013 **)
1
2
3
4
5
Total Penyediaan PDRB (ADHB) Persentase Total Nilai Impor (ADHB) Persentase Total Permintaan Akhir Persentase
Juta Rupiah % Juta Rupiah % Juta Rupiah %
16 516 742,11
17 653 569,40
18 952 743,27
70,18
69,81
67,89
7 018 949,27
7 634 823,71
8 965 534,63
29,82
30,19
32,11
23 535 691,38
25 288 393,10
27 918 277,90
100,00
100,00
100,00
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Hal yang perlu dicermati adalah bahwa total penyediaan PDRB dan Total Nilai Impor permintaan akhir tidak seimbang, dimana pada tahun 2013 sebesar 32,11 persen untuk memenuhi permintaan akhir domestik, produk masih harus didatangkan dari luar daerah. Dengan kata lain, kebutuhan masyarakat Kabupaten Paser baru bisa dipenuhi sekitar 68 persen dari selisih hasil produksi domestik.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
18
Dalam kurun waktu tersebut, tendensi permintaan (akhir) masyarakat terus mengalami peningkatan dari sebesar 25,28 triliyun rupiah ditahun 2012 menjadi 27,92 triliyun rupiah ditahun 2013. Di sisi lain “penyediaan” produk barang dan jasa yang mampu dihasilkan oleh ekonomi domestik pada tahun 2013 mencapai 18,95 triliyun rupiah. Karena produk domestik tidak mampu mencukupi seluruh kebutuhan permintaan akhir, maka diimpor berbagai produk barang dan jasa. 5. NERACA PERDAGANGAN (TRADE BALANCE) Transaksi devisa yang berasal dari perdagangan barang dan jasa dengan pihak luar negeri (non residen) dapat dilihat melalui neraca perdagangan. Secara konsep selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor disebut sebagai “Ekspor neto”, apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor disebut “Surplus”, dan sebaliknya disebut “Defisit” apabila nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. Dilihat dari arus uang yang masuk atau keluar, apabila tingkat keseimbangan dalam posisi surplus, maka terjadi aliran devisa masuk. Sebaliknya kalau posisinya defisit, maka terjadi aliran devisa keluar. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa kemajuan ekonomi suatu daerah di antaranya juga ditentukan oleh proses tersebut. Selain gambaran posisi neraca perdagangan, dapat juga dilihat perbandingan (rasio) antara nilai ekspor terhadap impor, meskipun hanya berlaku secara total. Rasio di sini tidak dapat merefleksikan perbandingan menurut jenis komoditas, harga maupun kuantum. Apabila rasio lebih besar dari 1 (satu), maka nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, sebaliknya apabila rasio kurang dari 1 (satu) berarti nilai impor lebih tinggi dari pada nilai ekspor. Besar kecilnya ekspor atau
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
19
impor suatu daerah sangat tergantung kepada kondisi ekonomi serta kebutuhan masyarakatnya. Selama periode 2011 -2013 posisi perdagangan barang dan jasa menunjukkan nilai positif yang terus meningkat, atau neraca perdagangan barang dan jasa Kabupaten Paser dalam posisi “surplus”. Nilai ekspor yang lebih besar daripada nilai impor menyebabkan adanya aliran devisa masuk, yang dalam konteks berbeda disebut sebagai “tabungan dari luar kabupaten”. Surplus perdagangan Kabupaten Paser yang terjadi tahun 2012 tercatat sebesar 9,55 triliyun rupiah, dan tahun 2013 mencapai 9,84 triliyun rupiah. Dengan demikian secara umum surplus perdagangan masih terus menunjukkan adanya peningkatan. Sementara rasio ekspor terhadap impor meski fluktuatif tapi masih dominan dimana pada tahun 2012 rasionya 2,25 dan tahun 2013 mencapai 2,10. Tabel 2.8 Neraca Perdagangan Barang dan Jasa Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011r)
2012*)
2013**)
1
2
3
4
5
Ekspor (ADHB)
Juta Rupiah
16 364 426,55
17 193 329,63
18 808 972,68
Impor (ADHB)
Juta Rupiah
7 018 949,27
7 634 823,71
8 965 534,63
Net Ekspor ( Ekspor - Impor)
Juta Rupiah
9 345 477,28
9 558 505,92
9 843 438,04
Rasio Ekspor Terhadap Impor
-
2,33
2,25
2,10
Rasio Perdagangan Internasional
-
0,40
0,38
0,35
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
20
Selanjutnya Rasio Perdagangan Internasional (RPI) ini menunjukkan perbandingan yang terjadi pada kegiatan perdagangan internasional apakah didominasi oleh ekspor ataukah impor. Formulasinya diperoleh dengan menghitung selisih antara ekspor dan impor dibagi dengan jumlah ekspor dan impor ( [ekspor – impor] / [ekspor + impor]). Koefisien RPI berkisar antara -1 sampai dengan + 1 ( - 1 < RPI < +1 ). Artinya jika RPI berkisar antara minus 1 maka perdagangan internasional didominasi oleh impor. Namun bila berkisar antara positif 1 maka perdagangan internasional didominasi oleh transaksi ekspor. Menyimak angka RPI pada di atas memberikan gambaran bahwa perdagangan Kabupaten Paser di dominasi oleh kegiatan ekspor. 6. INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR) ”ICOR” merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan tentang nisbah investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) dengan menggunakan sejumlah investasi tersebut.
Secara tepatnya ICOR diartikan
sebagai dampak penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran). Kapital diartikan sebagai barang modal berbentuk phisik yang dibuat oleh manusia dari berbagai sumber daya alam, untuk digunakan secara terus menerus dan berulang-ulang dalam proses produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari suatu proses ekonomi (produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui parameter ”Nilai Tambah”.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
21
Salah satu keterkaitan (hubungan) antara PMTB dengan PDRB digambarkan oleh suatu ukuran yang disebut dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Ukuran ini merupakan rasio (perbandingan) antara nilai PMTB dengan nilai pertambahan (peningkatan/penurunan) PDRB pada satu tahun atau periode waktu tertentu di suatu wilayah yang dihitung dengan menggunakan harga konstan 2000. Dengan menggunakan ukuran rasio ini maka ICOR mampu menjelaskan perbandingan antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan juga bahwa setiap pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan membutuhkan penambahan kapital sebanyak ”K” unit. Formula:
ICOR =
Dimana:
∆K I It = = ∆Y ∆Y Yt − Yt −1
I t = PMTB tahun ke t
Yt = Output tahun ke t
Yt −1 = Output tahun ke t-1 Besaran ICOR ini secara umum sering dipakai sebagai ukuran tingkat produktivitas, atau menunjukkan efisiensi suatu perekonomian dalam penggunaan berbagai barang modalnya. Semakin rendah nilai ICOR dapat diartikan semakin efisien perekonomian dan menggunakan barang modalya. Selain itu, perlu dipahami juga
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
22
bahwa sesungguhnya dampak suatu investasi belum tentu bisa dirasakan hasilnya pada tahun itu juga, artinya membutuhkan lag beberapa tahun kemudian. Kondisi inilah yang menyebabkan penafsiran angka ICOR perlu dilakukan secara hati-hati, meskipun pada batas tertentu bisa dimanfaatkan untuk melihat perkembangan kinerja ekonomi secara umum. Besaran ICOR Kabupaten Paser selama pada tahun 2013 mencapai 5,12. Hal ini berarti bahwa untuk menaikkan satu unit output hanya dibutuhkan tambahan kapital 5,12 unit. Hal ini dapat diartikan perekonomian Kabupaten Paser cukup efisien dalam menggunakan barang modalnya. Tabel 2.9 ICOR Kabupaten Paser,Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011r)
2012**)
2013**)
1
2
3
4
5
PMTB
Juta Rupiah
2 638 608,72
2 852 083,46
2 956 192,47
Perubahan Inventori
Juta Rupiah
52 558,52
53 884,43
59 108,50
Total Investasi
Juta Rupiah
2 691 167,24
2 905 967,88
3 015 300,96
Selisih PDRB
Juta Rupiah
554 331,78
468 577,23
588 395,09
4,85
6,20
5,12
ICOR
-
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
23
Karena masing – masing sektor perekonomian memiliki karakteristik yang berbeda, maka diperlukan studi lebih lanjut untuk menghitung ICOR masing – masing sektor perekonomian. 7. INCREMENTAL LABOUR OUTPUT RATIO (ILOR) Rasio Tenaga Kerja - Output Marginal ( Incremental Labour Output Ratio – ILOR ) adalah suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan tenaga kerja baru yang dibutuhkan untuk menaikkan / menambah suatu unit output. Besaran ILOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan tenaga kerja dengan tambahan output. Formula:
ILOR =
∆L (Lt − Lt −1 ) = ∆Y (Yt − Yt −1 )
Dimana : ∆ =
perubahan jumlah tenaga kerja dari tahun (t-1) ke tahun
t ∆ =
perubahan output dari tahun (t-1) ke tahun t jumlah tenaga kerja tahun berjalan
= =
jumlah tenaga kerja tahun sebelumnya jumlah output tahun berjalan
= =
jumlah output tahun sebelumnya
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
24
Tabel 2.10 ILOR Kabupaten Paser,Tahun 2013 Uraian
Satuan
2012**)
2013**)
1
2
3
4
Jumlah Angkatan Kerja yang bekerja (15 tahun ke atas)
Jiwa
Selisih
Jiwa
PDRB (ADHB)
Milyar Rupiah
Selisih PDRB (ADHB)
Milyar Rupiah
ILOR
104.223 16.516,11
-
-
111.757
99.953
7.534
(11.804)
17.653,40
18.952,27
1.137,29
1.298,87
6,62
(9,09)
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Tahun 2013, besaran ILOR Kabupaten Paser mengalami penurunan mencapai besaran minus 9.09. Penurunan nilai ILOR ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah angkatan kerja Kabupaten Paser pada tahun 2013 yang mencapai 10.56 persen dibandingkan tahun 2012.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
25
Kinerja Perbankan Kabupaten Paser
Pada tahun 2013, kondisi perbankan nasional masih tetap berkembang seiring dengan pergerakan ekonomi yang tumbuh positif meskipun dibayangi oleh tekanan situasi ekonomi eksternal. Berbagai faktor resiko yang terkait dengan perkembangan ekonomi global dan kepastian implementasi berbagai kebijakan untuk meminimalisasi potensi dampak buruk krisis global terhadap perekonomian nasional dan stabilitas kinerja perbankan memang perlu terus dicermati. Implementasi ini sangat membutuhkan keterpaduan dan koordinasi banyak pihak, terutama pihak pengusaha agar keseimbangan perkembangan sektor moneter dan sektor riil selalu bisa terjaga.
Salah satu wujud peran dunia perbankan dalam perekonomian adalah penghimpunan dan penyaluran kredit kepada masyarakat. Untuk menunjang proses penghimpunan dan penyaluran kredit tersebut, maka didirikan sejumlah kantor bank. Hingga akhir tahun 2013 jumlah kantor bank di Kabupaten Paser mencapai 21 kantor, yang terdiri dari bank pemerintah, pemerintah daerah, dan bank swasta nasional.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
26
Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Jumlah Simpanan dan Jumlah Pinjaman Di Kabupaten Paser,Tahun 2011 - 2013 Ur aian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah Bank
20
21
21
Jumlah Pinjaman (Milyar Rupiah)
1.866
2.335
2.807
Jumlah Simpanan (Milyar Rupiah)
924
877
1.151
Rasio Pinjaman dan Simpanan
2,02
2,66
2,44
Sumber : Bank Indonesia Cabang Samarinda
Dari sisi moneter dan perbankan, perkembangan ekonomi yang positif dapat dicerminkan antara lain dari perkembangan aktiva, dana masyarakat yang dihimpun dan tingkat penyaluran kredit oleh perbankan.
Dana pihak ketiga dan kredit yang disalurkan oleh perbankan merupakan indikator dari perkembangan kinerja perbankan yang dapat dilihat dari perbandingan antara pertumbuhan kredit yang disalurkan dengan pertumbuhan dana yang dihimpun atau dengan kata lain disebut dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Semakin besar LDR, maka semakin baik kinerja perbankan, dengan kata lain pertumbuhan kredit yang disalurkan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan dana yang dihimpun.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
27
Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) Kabupaten Paser pada periode tahun 2013 menunjukkan kinerja pertumbuhan positif meskipun melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai LDR dari tahun 2011 – 2013 masing – masing adalah 2,02; 2,66 dan 2,44. Hal ini menunjukkan kinerja sektor perbankan dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
28
Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Paser
Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal penduduk merupakan Subyek dan obyek pembangunan yang sekaligus juga penikmat hasil-hasil pembangunan. Dalam kaitannya dengan peran serta penduduk tersebut dalam pembangunan, kualitas mereka perlu ditingkatkan, pertumbuhan dan mobilitasnya harus dikendalikan.
Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai kekuatan pembangunan bangsa, maka perlu ditingkatkan upaya pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan potensi sumber daya manusia serta upaya meningkatkan aktivitas ekonomi di berbagai sektor yang mendorong perluasan lapangan kerja.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
29
Grafik 4.1. Penduduk Usia Kerja ( 15 Tahun Ke Atas ) Kabupaten Paser Tahun 2010 - 2013
160,384
165,770
172,798
177,575
138,072
2009
2010
2011
2012
2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser (SAKERNAS 2013)
Dalam kurun waktu 2010 -2013 penduduk usia kerja di Kabupaten Paser secara absolut terus mengalami peningkatan. Tahun 2013, jumlah penduduk usia kerja (15 Tahun ke atas) ada sebanyak 177.575 jiwa. Dari jumlah tersebut, 62.03 persen termasuk ke dalam angkatan kerja dan sisanya sebesar 37,97 persen termasuk ke dalam bukan angkatan kerja. Dari 62.03 persen penduduk yang masuk dalam angkatan kerja tersebut, 56,29 berstatus bekerja dan sisanya 5,74 berstatus mencari pekerjaan. Gambaran tentang penduduk usia 15 Tahun ke atas menurut kegiatan seminggu yang lalu secara lebih jelas dapat dilihat pada table 4.1 di bawah ini :
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
30
Tabel 4.1. Persentase Penduduk Usia Kerja (15 ke Atas) Kabupaten Paser Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin,Tahun 2013 Kegiatan Utama
Laki-laki
%
Perempuan
%
Total
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Angkatan Kerja
85.310
89,07
24.837
30,36
110.147
62,03
77.717
81,15
22.236
27,18
99.953
56,29
Mencari Pekerjaan
7.593
7,92
2.601
3,18
10.194
5,74
2. Bukan Angkatan Kerja
37,97
Bekerja
10.465
10,93
56.963
69,64
67.428
Sekolah
6.518
6,81
6.689
8,18
13.207
7,44
Mengurus Rumah Tangga
1.322
1,38
49.296
60,26
50.618
28,51
Lainnya
2.625
2,74
978
1,20
3.603
2,03
95.775
100,00
81.800
100,00
177.575
100,00
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Paser
Jika dilihat komposisi status pekerja di Kabupaten Paser pada tahun 2013, sekitar 45,99 persen dari jumlah penduduk yang bekerja mempunyai status sebagai buruh, karyawan, pekerja dibayar atau meningkat 7,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk penduduk yang bekerja dengan berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain mencapai 27,83 persen atau meningkat 7,69 dibandingkan tahun 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin berkembangnya usaha masyarakat untuk berwiraswasta ataupun dengan kata lain membuka usaha sendiri. Berusaha dibantu ART/buruh tidak tetap mencapai 10,34 persen dan pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar mencapai 9,79 persen, sedangkan untuk status pekerja lainnya yaitu berusaha dengan dibantu buruh tetap dan pekerja bebas komposisinya masih relatif kecil (2,65 persen dan 1,17 persen).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
31
Grafik 4.2. Persentase Penduduk Usia Kerja ( 15 Tahun Ke Atas ) Kabupaten Paser yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Tahun 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Salah satu penunjang kualitas tenaga kerja adalah pendidikan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka kemampuan dan keterampilan dalam bekerja juga akan semakin baik. Sampai dengan tahun 2013, masih terdapat sekitar 20,63 persen penduduk usia kerja yang bekerja dengan pendidikan tidak tamat SD dan sebesar 30,18 persen yang tamat SD.
Namun demikian, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan penduduk dan tenaga kerja dari tahun ke tahun sehingga ke depan nantinya mampu bersaing dan mampu memasuki dunia kerja yang membutuhkan sumber daya yang bagus dan memiliki keahlian khusus.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
32
Grafik 4.3. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan, Tahun 2013
Diploma/Sarjana, 5.45
Tidak Tamat SD, 20.63
Tamat SLTA, 26.08
Tamat SD, 30.18 Tamat SLTP, 17.66
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Sepuluh tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi lebih bertumpu pada sektor non-tradable, sementara sektor tradable meskipun membaik namun cenderung tumbuh pada tingkat yang relatif moderat. Karakterisik sektor non-tradable yang lebih bersifat padat modal menyebabkan pertumbuhan yang tinggi tidak serta merta memperkuat daya serap tenaga kerja. Sementara sektor tradable,kecuali sektor pertambangan, cenderung bersifat padat karya. Namun, dengan tingkat pertumbuhan sektor tradable yang moderat, maka dampaknya pada penciptaan lapangan kerja baru juga tidak begitu besar.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
33
Grafik 4.4. Persentase Penduduk Kabupaten Paser Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012 – 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser (SAKERNAS)
Kabupaten Paser merupakan daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkembang dengan corak perekonomian sektor primer, dimana sebagian besar penduduk Kabupaten Paser bekerja pada sektor pertanian. Pada tahun 2013 lapangan pekerjaan pertanian, menyerap tenaga kerja sebesar 39,81 persen, meningkat 2,76 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan kedua dalam hal penyerapan tenaga yaitu mencapai 14,65 persen.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
34
Sektor pertambangan dan penggalian yang merupakan sektor penopang dalam perekonomian Kabupaten Paser, dalam hal penyerapan tenaga kerja kontribusinya masih cukup kecil. Kondisi ini disebabkan kedua sektor tersebut merupakan sektor padat modal, yang membutuhkan klasifikasi tenaga kerja yang lebih spesifik dan mempunyai keahlian tertentu. Dalam kurun waktu 2012 – 2013 sektor pertambangan dan penggalian persentase penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Paser masing-masing tercatat sebesar 13,46 persen dan 13,88 persen.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui program penanggulangan pengangguran dengan membuka kesempatan kerja yang lebih luas dan memberi pelatihan/ketrampilan untuk usaha mandiri. Seiring dengan upaya pemerintah tersebut, dalam kurun waktu 2011 – 2013 perkembangan lapangan kerja di Kabupaten Paser menunjukkan trend yang fluktuatif dan juga semakin membaik. Pada tahun 2012 tingkat kesempatan kerja (TKK) Kabupaten Paser mencapai 89,82 persen, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 90,75 persen.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
35
Tabel 4.2. Perkembangan Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Paser,Tahun 2011 - 2013 Uraian
Satuan
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Angkatan Kerja
Jiwa
113.789
124.425
110.147
TPAK
%
68,64
72,01
62,03
TPT
%
8,41
10,18
9,25
TKK
%
93,18
89,82
90,75
Sumber : BPS Kabupaten Paser (SAKERNAS)
Selain penduduk bekerja, yang juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencari pekerjaan yang dikenal dengan istilah pengangguran. Pada tahun 2013 presentase angka pengangguran di Kabupaten Paser mengalami penurunan sebesar 0.93 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Tahun 2012, angka pengangguran Kabupaten Paser sebesar 10.18 persen, sedangkan pada tahun 2013 hanya sebesar 9.25 persen. Penurunan angka pengangguran ini memberikan gambaran kinerja pemerintah dalam rangka penurunan angka penggangguran ini sudah mulai membaik.
Tingkat pengangguran Terbuka adalah rasio antara pencari kerja terhadap angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan tingkat kesempatan kerja selalu berkaitan dan saling mempengaruhi. Jika TPT besar berarti kesempatan
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
36
kerja kurang/minim dan sebaliknya jika kesempatan kerja semakin besar berarti TPT akan berkurang/semakin kecil.
Kualitas dari seorang pekerja dapat terukur berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan barang dan jasa, dimana ukuran tersebut dinamakan produktivitas. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas seseorang diantaranya pendidikan, pelatihan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain.
Dalam rangka menunjang kemajuan dan kemandirian ekonomi, sumber daya ekonomi seperti produktivitas tenaga kerja diupayakan berkembang dengan cepat guna tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi yang optimal. Produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran dari besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh tenaga kerja dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah/wilayah.
Bila dilihat menurut lapangan usaha, nilai tambah atas dasar harga berlaku pada sektor-sektor ekonomi Kabupaten Paser dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 secara keseluruhan nilai tambah ekonomi yang tercipta di Kabupaten Paser (PDRB atas dasar harga berlaku) mencapai 18.952.743,27 juta rupiah, sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 99.953 orang. Dengan demikian jika dihitung produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Paser secara keseluruhan tahun 2013 mencapai 189,62 juta rupiah.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
37
Tabel 4.3. Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten Paser Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 (juta rupiah)
Uraian
Nilai Tambah
Jumlah Tenaga Kerja
Produktivitas Tenaga Kerja
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Pertanian
2.283.514,47
39.791
57,39
2.
Pertambangan dan Penggalian
14.465.663,90
13.873
1.042,72
3.
Industri Pengolahan
154.371,09
8.677
17,79
4.
Listrik, Gas, Air Bersih
26.679,18
285
93,61
5.
Bangunan
412.940,55
3.592
114,96
6.
Perdagangan, Hotel, Restoran
756.326,21
14.643
51,65
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
114.950,30
2.106
54,58
8.
Keuangan, Persewaan, Perusahaan
170.422,71
1.294
131,70
9.
Jasa-jasa
567.874,86
15.692
36,19
18.952.743,27
99.953
189,62
TOTAL Sumber : BPS Kabupaten Paser
Ditinjau menurut sektor ekonomi, produktivitas tenaga kerja tertinggi pada tahun 2013 adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dengan nilai 1.042,72 juta rupiah, diikuti sektor keuangan, dengan nilai produktivitas mencapai 131,70 juta rupiah.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
38
Kondisi Sektor Pertanian Kabupaten Paser Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam struktur perekonomian Kabupaten Paser baik dalam penentuan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Pada tahun 2013, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Paser mencapai 12,05 persen dengan rincian sub sektor tanaman bahan makanan 1,30 persen, sub sektor perkebunan 4,65 persen, sub sektor peternakan dan hasil – hasilnya 0,86 persen, sub sektor kehutanan, 1,21 persen, dan sub sektor perikanan 4,03 persen. Selain mempunyai konstribusi yang besar dalam perekonomian Kabupaten Paser, sektor pertanian juga memiliki daya serap yang tinggi terhadap tenaga kerja. Pada tahun 2013, sektor pertanian mampu menyerap 39,81 persen tenaga kerja. Oleh karena itu, pengembangan sektor pertanian tidak hanya akan meningkatkan konstribusinya dalam perekonomian tetapi juga akan mengurangi pengangguran yang pada akhirnya mengurangi kemiskinan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
39
A. TANAMAN BAHAN MAKANAN
Pembangunan sub sektor ini pada dasarnya merupakan bagian dari pembangunan pertanian dengan tujuan menunjang program swasembada pangan, memenuhi kebutuhan industri dan pakan ternak, serta meningkatkan taraf hidup petani sekaligus penanggulangan penduduk miskin, memperluas kesempatan kerja melalui peningkatan produktivitas pangan dan mendukung pembangunan daerah dengan penerapan pola pembangunan yang memperhatikan aspek lingkungan. Pelaksanaannya dilakukan antara lain dengan pola pengembangan pembinaan faktor produksi, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, penangganan pasca panen dan pemasaran, ekstensifikasi,
rehabilitasi,
dan
diversifikasi
melalui usa intensifikasi, yang
dilaksanakan
dengan
memperhatikan kondisi sosial budaya dan kebutuhan masyarakat setempat terutama pada desa-desa miskin, terpencil Namun mempunyai potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam sehingga berkembang dan mandiri.
Potensi pertanian khususnya tanaman pangan Kabupaten Paser meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dibanding tanaman bahan makanan lainnya tanaman padi memiliki luas panen yang paling luas, yaitu 10.304 Ha, diikuti tanaman jagung seluas 248 Ha. Sedangkan tanaman dengan luas panen paling kecil adalah kacang hijau, seluas 17 Ha.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
40
Tabel 5.1. Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013 ( Ha ) Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
9.525
10.213
10.304
Jagung
151
310
248
Ubi Kayu
193
136
109
Ubi Jalar
150
80
122
85
84
78
138
77
161
50
13
17
Padi
Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi tersebut, tanaman padi juga mempunyai jumlah produksi yang paling besar, yaitu 41.099 ton, diikuti ubi kayu sebesar 1.502 ton dan ubi jalar 1.163 ton. Dengan demikian, meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman bahan makanan, produksi ubi kayu dan ubi jalar setidaknya bisa menambah pendapatan bagi petani.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
41
Tabel 5.2. Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013 (Ton) Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
34.445
37.045
41.099
529
1.060
763,90
Ubi Kayu
2.633
1.875
1.502
Ubi Jalar
1.446
767
1.163
Kacang Tanah
111
111
98
Kedelai
155
86
174
54
14
19
Padi Jagung
Kacang Hijau
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
B. PERKEBUNAN
Dalam melaksanakan pembangunan sub sektor perkebunan yang merupakan bagian integral dari sektor pertanian dan lanjutan dari pembangunan sebelumnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani perkebunan dengan cara meningkatkan produksi komoditas perkebunan sehingga secara tidak langsung berdampak pada terbukanya kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan melalui usaha peremajaan (replanting), intensifikasi, ekstensifikasi, maupun diversifikasi dengan pola pengembangan seperti pola swadaya/parsial, perkebunan inti rakyat dan perkebuan besar swasta atau milik negara.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
42
Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Kabupaten Paser. Pada tahun 2013 luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Paser mencapai 182.399,78 Ha, terdapat penambahan luas dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan, antara lain karet, kelapa, kopi, kakao, lada dan lain-lain. Adapun luas masing-masing perkebunan di Kabupaten Paser pada tahun 2013 adalah karet 13.986 Ha, kakao 380,50 Ha, kelapa 3.354 Ha, kopi 1.701.80 Ha, lada 112,75 Ha, dan tanaman lainnya 281 Ha.
Tabel 5.3. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Status, Tahun 2009 – 2013 ( Ha )
Uraian
2009
1
2010
2011
2012
2013
3
4
5
6
K Sawit
72,356.19
108,060.30
124,455.70
157,116.00
182,399.78
Perkebunan Rakyat
37,536.19
40,104.30
50,310.20
71,140.00
71,167.00
Perkebunan Besar Negara
15,912.00
17,212.00
17,216.00
17,212.00
22,796.00
Perkebunan Besar Swasta
18,908.00
50,744.00
56,929.50
68,764.00
88,436.78
Karet
8,277.81
9,796.32
10,927.21
12,693.50
13,986.00
Perkebunan Rakyat
7,668.81
9,187.32
10,318.21
12,084.50
13,527.00
Perkebunan Besar Negara
399.00
399
399
399
399.00
Perkebunan Besar Swasta Kakao Perkebunan Rakyat
210.00 878.05 878.05
210 850.50 850.50
210 724.20 724.20
210 591.90 591.90
60.00 380.50 380.50
Perkebunan Besar Negara
-
0
0
0
0
Perkebunan Besar Swasta
-
0
0
0
0
Kelapa
4,328.52
4,133.39
3 926,04
3,725.50
3,354.00
Kopi
3,032.41
3,042.54
2 563,74
2,284.30
1,701.80
Lada
177.56
175.21
166.05
148.44
112.75
Lainnya
520.72
477.89
364
364.5
281.00
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
43
Pengembangan komiditi sawit terbesar pada tahun 2013 dikembangkan oleh perkebunan swasta dan perkebunan rakyat. Hal ini ditandai dengan capaian luas pengembangan areal perkebunan yang mencapai 88,436,78 Ha dan 71.167 Ha. Sedangkan untuk pengembagan perkebunan Negara hanya sebesar 22.796 Ha.
Meskipun dilihat dari luas areal yang ada cukup luas, tidak semua perkebunan yang ada di Kabupaten Paser berada dalam kondisi produktif. Dari luas 182.399,78 Ha
kebun
kelapa
sawit
yang
ada,
seluas
110.132.78
Ha
belum
menghasilkan, 1.903 Ha sudah tua dan sisanya seluas 70.364 Ha yang berada pada tahap produktif.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
44
Tabel 5.4. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Kondisi, Tahun 2009 – 2013 ( Ha )
Uraian
2009
1
2
K Sawit
2010
2011
2012
2013
3
4
5
6
-
Tanaman Belum Menghasilkan
18.716,44
49.097,00
58.125,30
88,792.00
110,132.78
Tanaman Menghasilkan
52.498,47
58.066,30
65.383,40
67,087.00
70,364.00
1.142,00
897.00
947.00
1,237.00
190.00
Tanaman Belum Menghasilkan
1.518,00
3.580,50
4.528,50
6,521.00
7,356.50
Tanaman Menghasilkan
6.481,81
5.837,03
6.121,71
6,037.00
6,505.50
298.00
378.97
277.00
135.00
124.00
59.00
62.90
55.90
52.90
29.50
Tanaman Menghasilkan
617.05
504.60
501.30
430.50
301.50
Tanaman Rusak
202.00
283.00
167.00
108.50
49.50
66.50
103.85
103.85
107.50
97.00
3.881,62
3.634,64
3.511,19
3,340.50
2,996.00
380.40
394.90
311.00
277.50
261.00
4.50
98.30
23.30
67.30
67.30
2.659,00
2.428,00
2.189,00
1,977.00
1,350.00
352.44
516.24
351.44
240.00
273.50
15.00
22.00
17.00
17.75
17.75
135.76
124.71
115.05
100.69
88.50
26.80
28.50
34.00
30.00
6.50
Tanaman Rusak Karet
Tanaman Rusak Kakao Tanaman Belum Menghasilkan
Kelapa Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman Menghasilkan Tanaman Rusak Kopi Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman Menghasilkan Tanaman Rusak Lada Tanaman Belum Menghasilkan Tanaman Menghasilkan Tanaman Rusak
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
45
Dalam kurun 2009 – 2013 produksi perkebunan Kabupaten Paser mengalami pergeseran yang fluktuatif, salah satu faktor pergeseran tersebut adalah faktor lingkungan dan cuaca yang cenderung berubah-ubah. Pada tahun 2013 komoditi kelapa sawit dan karet mengalami sedikit peningkatan, sedangkan komoditi kelapa, kopi, kakao, lada mengalami penurunan.
Tabel 5.5. Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013 (Ton) Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
Kelapa Sawit
918.680,44
1.004.545,56
1.043.317,80
10.574,07
10.268,36
10.585,50
7.090,07
6.647,33
6.054,77
Kopi
650,60
418,26
287,69
Kakao
148,95
130,88
107,05
Lada
58,67
49,09
41,75
891,82
828,22
706,81
Karet Kelapa
Lainnya
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
C. PETERNAKAN
Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Kabupaten Paser pada umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi,
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
46
kerbau, kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar.
Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat.
Pada umumnya peternakan di Kabupaten Paser masih bersifat tradisional, meskipun dibeberapa daerah telah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan yang didatangkan dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan serta Dinas Kelautan, Perikanan dan Perternakan Kabupaten Paser dalam upaya peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan terserang penyakit.
Dari berbagai jenis populasi hewan ternak besar yang ada di Kabupaten Paser, sapi potong mempunyai jumlah populasi yang paling banyak, yaitu 15.326 ekor, diikuti populasi kambing sebanyak 4.547 ekor, kerbau sebanyak 467 ekor, dan domba sebanyak 180 ekor.
Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
47
ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 273.256 ekor.
Tabel 5.6 Populasi Ternak Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2013 Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
12.189
15.580
15.326
553
537
467
4.487
5.105
4.547
58
23
180
55.150 837.449 12.890 1.275
135.850 169.581 16.012 215
0 273.256 18.408 400
Ternak Besar Sapi Kerbau Kambing Domba Ternak Kecil / Unggas Ayam Ras Ayam Buras Itik Ayam Petelur
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Berbicara masalah populasi ternak kecil terutama unggas tidak terlepas dari jumlah produksi yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual telur ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi telur tergantung kepada kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit akan mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada ternak menjadi modal
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
48
utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Pada tahun 2013, produksi telur ayam buras mencapai 5.705.491 butir, itik 132.288 butir, sedangkan produksi ayam petelur tidak ada disebabkan karena pengusaha produksi telur tersebut telah tutup.
Tabel 5.7. Produksi Telur Kabupaten Paser (Butir), Tahun 2011 – 2013 Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
4.033.593
1.503.780
0
20.012.098
1.098.700
5.705.491
781.267
1.125.085
132.288
Ayam Petelur Ayam Buras Itik
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Kabupaten Paser, pemerintah terus berupaya untuk melakukan pengembangan dan peningkatan produksi ternak . Selain upaya tersebut, pada titik waktu tertentu pemerintah bahkan mendatangkan ternak-ternak tersebut dari luar wilayah Kabupaten Paser.
Berdasarkan data Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, selama tahun 2013, frekuensi pemotongan ternak mengalami kenaikan dibanding tahun 2012. Secara berurutan jumlah pemotongan sapi, kerbau, kambing yang dipotong selama tahun 2013 adalah 2.495 ekor, 97 ekor, 2.427 ekor. Sedangkan untuk ternak kecil / unggas, pada tahun 2013 secara berurutan jumlah
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
49
pemotongan ayam ras, ayam buras, dan itik yang dipotong adalah 2.172.244 ekor, 970.832 ekor, dan 4.982 ekor.
Tabel 5.8. Banyaknya Ternak yang Dipotong di Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013 Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
2.495 97 2.427 18
1.838 9 2.471 0
2.495 97 2.427 18
2.172.244 970.832 4.982
1.217.759 1.029.081 5.281
2.172.244 970.832 4.982
Ternak Besar Sapi Kerbau Kambing Domba Ternak Kecil / Unggas Ayam Ras Ayam Buras Itik
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
D. PERIKANAN DAN SUMBER DAYA KELAUTAN
Dalam kurun waktu 2011 – 2013 produksi perikanan Kabupaten Paser menunjukkan kecenderungan trend yang fluktuatif. Pada tahun 2013 produksi perikanan laut yang merupakan penghasil terbesar yaitu mencapai 10.123 ton, sedangkan produksi perikanan umum, tambak, kolam, keramba mengalami penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
50
Tabel 5.9. Produksi Perikanan Kabupaten Paser Menurut Jenis Produksi, Tahun 2011 – 2013 (Ton) Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
Perikanan Laut
10.008,90
10.073,70
10.123,00
211,60
201,50
180,00
9.454,66
9.472,70
9.463,70
Kolam
36,10
37,30
36,10
Keramba
12,60
10,86
6,50
9.019,00
9.014,50
412,90
Perairan Umum Tambak
Rumput Laut
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
Areal budidaya digolongkan menjadi dua bagian, luas potensi dan luas manfaat. Luas potensi adalah areal budidaya yang belum dikembangkan sedang luas manfaat adalah areal budidaya yang sudah dikembangkan baik yang telah berproduksi maupun belum berproduksi. Tabel 5.10. Luas Budidaya Tambak, Kolam, Keramba, Rumput Laut Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2013 Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
Potensi
32.750,00
32.750,00
13.932,00
Manfaat
19.034,00
19.034,00
27.864,00
Potensi
706,00
706,00
80,00
Manfaat
146,00
147,00
160,00
Keramba
64,00
42,00
603,00
Rumput Laut
78,00
80,00
12,00
Tambak
Kolam
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
51
E. KEHUTANAN
Pembangunan kehutanan pada hakikatnya mencakup semua upaya pemanfaatan dan pemantapan fungsi sumber daya alam berupa hutan dan sumber daya alam hayati lainnya beserta ekosistemnya. Baik berfungsi sebagai pelindung dan penyangga kehidupan maupun sebagai bentuk pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.
Hilangnya ketiga fungsi di atas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Kabupaten Paser pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging. Masalah ini merupakan akar dari masa lalu yang sulit sekali untuk diberantas.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, luas hutan Kabupaten Paser tahun 2013, mencapai 1.024.845 Ha dengan rincian 114.518 hutan lindung, 96.641 hutan suaka alam dan wisata, 168.091 hutan produksi terbatas, 238.752 produksi tetap, dan 406.843 hutan tetap.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
52
Tabel 5.11. Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan, Tahun 2011 – 2013 Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
114.518,00
114.518,00
114.518,00
96.641,00
96.641,00
96.641,00
Hutan Produksi Terbatas
168.091,00
168.091,00
168.091,00
Hutan Produksi Tetap
238.752,00
238.752,00
238.752,00
Hutan Tetap
406.843,00
406.843,00
406.843,00
Hutan Lindung Hutan Suaka Alam dan Wisata
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan produksi yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan, berdasarkan ketentuan–ketentuan yg berlaku serta berdasarkan azas kelestarian. Di Kabupaten Paser, pada tahun 2012 terdapat perusahaan pemegang HPH dengan luas hutan 378.830 Ha.
Tabel 5.12. Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI Kabupaten Paser, Tahun 2011– 2013 Uraian
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
4
5
5
198.029
370.830
237.219
Jumlah Perusahaan
0
2
3
Luas Hutan (Ha)
0
30.600
39.900
HPH Jumlah Perusahaan Luas Hutan (Ha) HTI
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
53
Sedangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah usaha hutan tanaman untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur sesuai dengan tapaknya (satu atau lebih sistem silvikultur) dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non kayu. Jika tahun 2012 di Kabupaten Paser terdapat 2 perusahaan pemegang HTI, maka pada tahun 2013 terdapat 3 perusahaan pemegang HTI dengan luas pengusahaan 39.900 Ha.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
54
Daftar Istilah Penting
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
55
Domestik adalah batas teritori kegiatan ekonomi yang hampir mendekati konsep wilayah teritori suatu negara/wilayah/daerah secara hukum (batas administrasi). Merupakan terminologi baku yang digunakan dalam penyusunan statistik neraca nasional yang memberikan batasan jelas tentang wawasan ekonomi penduduk, baik residen maupun non-residen. Ekspor Barang dan Jasa meliputi seluruh transfer dan penjualan barang dan jasa dari residen (penduduk) suatu negara/wilayah ekonomi domestik ke residen negara/wilayah ekonomi domestik lainnya dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam prakteknya, ekspor terdiri dari barang dagangan dan barang lainnya yang keluar melalui daerah batas pabean atau wilayah domestik suatu negara, termasuk pembelian langsung di negara tersebut oleh perwakilan negara asing dan orang-orang non residen (staf diplomat dan keluarganya). Karena ekspor barang dagangan suatu negara dinilai atas dasar FOB (free on board), maka nilai ekspor tidak termasuk pengapalan dan asuransi sampai pada negara tujuan. Ekonomi domestik adalah berbagai kegiatan ekonomi dalam wilayah domestik suatu negara/wilayah/daerah yang dibedakan dengan luar negeri karena konsep “residen”, bukan karena unsur kebangsaan ataupun mata uang.Terdiri dari unitunit institusi ekonomi yang diselenggarakan oleh residen. Konsep ini tidak selalu identik dengan batas wilayah administrasi secara politik.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
56
Faktor Produksi mencakup faktor-faktor yang terlibat dalam suatu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti: tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian. Faktor Pendapatan dari Luar Negeri merupakan pendapatan/kompensasi yang diterima oleh faktor produksi, atas keterlibatannya dalam suatu produksi di luar batas wilayah domestik. Harga Berlaku penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan. Harga Konstan penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar. Impor Barang dan Jasa meliputi seluruh transfer dan pembelian barang dan jasa dari residen suatu negara ke residen negara lainnya dilakukan baik dalam wilayah domestik maupun di luar negeri. Pada prakteknya, impor terdiri dari barang dagangan dan barang lainnya yang melewati batas pabean atau wilayah domestik suatu negara, termasuk pembelian langsung oleh pemerintah, penduduk dan perwakilan negara tersebut di luar negeri. Karena impor barang-barang dagangan dinilai dengan CIF, maka nilai barang termasuk biaya pengangkutan dan asuransi. Pembentukan Modal Tetap Bruto meliputi pembuatan dan pembelian barang modal baru baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri (domestik).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
57
Penyusutan adalah nilai susutnya barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi. Permintaan Antara merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi proses produksi. Permintaan akhir merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal ekspor. Produk adalah output (keluaran) yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang dilakukan oleh para produsen (residen) di wilayah domestik, pada satu waktu tertentu. Produk yang dalam istilah lain disebut sebagai komoditi ini menurut sifatnya dibedakan atas produk dalam bentuk barang (good/tangible) serta jasa (service/intangible). Produk domestik adalah nilai akhir produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor produksi dalam sistem ekonomi domestik, setelah diperhitungkan dengan nilai barang dan jasa yang berasal dari impor. Total penyediaan produk yang berasal dari produk domestik dan imr disebut sebagai total penyediaan (supply). Residen adalah unit institusi yang mempunyai pusat kegiatan ekonomi 18 dalam batas ekonomi suatu negara (centre of economic interest). Peran penting ini ditandai dengan dua faktor penting yaitu tempat tinggal (dwelling) dan tempat aktivitas berproduksi dalam jangka waktu yang relatif panjang, biasanya satu tahun. Tujuannya untuk membedakan batas teritori suatu negara terhadap
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
58
negara-negara lainnya (rest of the world). Unit ekonomi yang bukan merupakan residen suatu negara dianggap sebagai sektor luar negeri / asing (non residen). Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referansi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat
digambarkan
seri
data
dengan
indikator
rinci
mengenai
perubahan/pergerakan yang terjadi. Wilayah ekonomi adalah wilayah geografi yang secara administrasi dikelola oleh suatu pemerintahan (negara), dimana manusia, barang dan modal bebas berpindah, yang meliputi wilayah udara, darat dan perairan. Selain itu wilayah ekonomi ini juga mencakup wilayah khusus seperti kedutaan, konsulat dan pangkalan militer, serta zona bebas aktif (lepas pantai).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
59
Lampiran
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
60
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2013 (Jutaan Rupiah) Jenis Penggunaan
2011r)
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
HARGA BERLAKU 1. Konsumsi Rumah Tangga
2.777.230,34
3.020.394,10
3.557.557,12
a. Makanan
1.452.769,19
1.593.674,56
1.848.634,15
b. Non Makanan
1.324.461,15
1.426.719,54
1.708.922,98
13.305,22
15.207,42
17.786,22
3. Pengeluaran Pemerintah
1.044.394,01
1.252.760,16
1.404.440,16
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
3.263.448,80
3.728.807,79
4.042.230,83
72.886,46
77.894,01
87.290,89
16.364.426,55
17.193.329,63
18.808.972,68
a. Antar Negara
14.379.146,68
15.088.458,38
16.460.826,99
b. Antar Daerah
1.985.279,87
2.104.871,25
2.348.145,69
7.018.949,27
7.634.823,71
8.965.534,63
a. Antar Negara
323.352,40
379.486,66
452.349,45
b. Antar Daerah
6.695.596,87
7.255.337,05
8.513.185,19
16.516.742,11
17.653.569,40
18.952.743,27
1.953.443,75
2.027.857,64
2.246.117,72
a. Makanan
972.938,48
1.013.238,00
1.095.803,51
b. Non Makanan
980.505,27
1.014.619,64
1.150.314,21
9.594,41
10.618,65
11.735,09
788.043,23
890.084,12
930.360,44
2.638.608,72
2.852.083,46
2.956.192,47
52.558,52
53.884,43
59.108,50
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan
HARGA KONSTAN 1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Pengeluaran Pemerintah 4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
4.366.311,39
4.756.685,31
5.060.894,69
a. Antar Negara
3.512.866,72
3.867.116,94
4.093.256,78
b. Antar Daerah
853.444,67
889.568,37
967.637,91
3.583.652,14
3.897.728,50
3.982.528,71
a. Antar Negara
167.885,30
187.675,14
203.637,87
b. Antar Daerah
3.415.766,84
3.710.053,36
3.778.890,84
6.224.907,88
6.693.485,11
7.281.880,19
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara *) Angka Sangat Sementara r) Angka Revisi
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
61
LAJU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2013 (Persen)
r)
Jenis Penggunaan
2011
2012*
(1)
(2)
(3)
)
2013**
)
(4)
HARGA KONSTAN 1. Konsumsi Rumah Tangga
6,70
3,81
10,76
3,43
4,14
8,15
10,15
3,48
13,37
10,45
10,68
10,51
3. Pengeluaran Pemerintah
8,48
12,95
4,53
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
2,63
8,09
3,65
5. Perubahan Inventori
3,38
2,52
9,69
10,91
8,94
6,40
a. Antar Negara
13,28
10,08
5,85
b. Antar Daerah
2,12
4,23
8,78
3,76
8,76
2,18
a. Antar Negara
7,20
11,79
8,51
b. Antar Daerah
3,59
8,62
1,86
9,78
7,53
8,79
a. Makanan b. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara *) Angka Sangat Sementara r) Angka Revisi
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
62
DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2013 (Persen)
r)
Jenis Penggunaan
2011
2012*
(1)
(2)
(3)
)
2013**
)
(4)
HARGA BERLAKU 1. Konsumsi Rumah Tangga
16,81
17,11
18,77
a. Makanan
8,80
9,03
9,75
b. Non Makanan
8,02
8,08
9,02
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,08
0,09
0,09
3. Pengeluaran Pemerintah
6,32
7,10
7,41
19,76
21,12
21,33
0,44
0,44
0,46
99,08
97,39
99,24
a. Antar Negara
87,06
85,47
86,85
b. Antar Daerah
12,02
11,92
12,39
42,50
43,25
47,30
a. Antar Negara
1,96
2,15
2,39
b. Antar Daerah
40,54
41,10
44,92
100,00
100,00
100,00
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara *) Angka Sangat Sementara r) Angka Revisi
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
63
INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2013
Jenis Penggunaan
2011r)
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
HARGA BERLAKU 1. Konsumsi Rumah Tangga
142,17
148,95
158,39
a. Makanan
149,32
157,29
168,70
b. Non Makanan
135,08
140,62
148,56
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
138,68
143,21
151,56
3. Pengeluaran Pemerintah
132,53
140,75
150,96
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
123,68
130,74
136,74
5. Perubahan Inventori
138,68
144,56
147,68
6. Ekspor
374,79
361,46
371,65
a. Antar Negara
409,33
390,17
402,14
b. Antar Daerah
232,62
236,62
242,67
195,86
195,88
225,12
a. Antar Negara
192,60
202,20
222,13
b. Antar Daerah
196,02
195,56
225,28
265,33
263,74
260,27
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara *) Angka Sangat Sementara r) Angka Revisi
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
64
LAJU PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2013
Jenis Penggunaan
2011r)
2012*)
2013**)
(1)
(3)
(4)
(5)
1. Konsumsi Rumah Tangga
8,97
4,76
6,34
10,00
5,34
7,26
8,16
4,10
5,65
6,76
3,27
5,83
11,12
6,20
7,25
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
7,49
5,71
4,59
5. Perubahan Inventori
6,76
4,24
2,16
12,28
-3,56
2,82
a. Antar Negara
10,44
-4,68
3,07
b. Antar Daerah
18,00
1,72
2,56
8,69
0,01
14,93
a. Antar Negara
7,23
4,98
9,86
b. Antar Daerah
8,76
-0,24
15,20
13,92
-0,60
-1,32
a. Makanan b. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Pengeluaran Pemerintah
6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara *) Angka Sangat Sementara r) Angka Revisi
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
65
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2013 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 1
2011
r)
2
1. PERTANIAN
2012
*)
2013
3
**)
4
1.921.839,76
2.073.152,72
2.283.514,47
a. Tanaman Bahan Makanan
186.718,84
212.224,82
246.789,31
b. Tanaman Perkebunan
828.257,30
850.010,72
880.630,56
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
116.791,05
136.425,98
162.348,96
d. Kehutanan
215.034,78
224.249,85
230.141,28
e. Perikanan
575.037,80
650.241,36
763.604,36
12.917.131,09
13.691.208,41
14.465.663,90
134.522,27
141.137,89
154.371,09
20.462,75
23.449,39
26.679,18
5. BANGUNAN
298.737,56
328.013,84
412.940,55
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
546.134,06
646.197,91
756.326,21
89.920,79
103.395,75
114.950,30
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
139.639,21
157.483,77
170.422,71
9. JASA-JASA
448.354,62
489.529,73
567.874,86
16.516.742,11
17.653.569,40
18.952.743,27
3.630.965,14
3.997.435,30
4.526.352,87
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
66
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2011 - 2013 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 1
1. PERTANIAN
2011
r)
2
2012
*)
3
2013
**)
4
795.271,29
845.782,29
889.955,71
90.184,68
92.754,04
101.090,61
271.493,31
292.078,11
305.046,14
79.866,64
87.099,63
98.871,49
100.091,54
96.221,51
93.907,81
253.635,12
277.629,00
291.039,66
4.689.641,01
5.061.634,63
5.526.402,68
85.850,86
92.574,21
99.942,05
12.251,59
13.620,97
14.886,81
165.965,31
172.638,86
194.966,50
184.903,45
202.965,18
218.323,41
48.672,13
52.635,16
56.772,96
80.211,83
84.327,71
89.413,00
162.140,41
167.306,10
191.217,07
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
6.224.907,88
6.693.485,11
7.281.880,19
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
1.549.868,08
1.647.504,44
1.772.260,12
a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
67
LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2013 (Persen) LAPANGAN USAHA
2011
1
r)
2
1. PERTANIAN
2012
*)
3
2013
**)
4
14,97
7,87
10,15
9,82
13,66
16,29
b. Tanaman Perkebunan
20,09
2,63
3,60
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
18,31
16,81
19,00
d. Kehutanan
1,51
4,29
2,63
e. Perikanan
14,69
13,08
17,43
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
28,06
5,99
5,66
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
18,12
4,92
9,38
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
20,10
14,60
13,77
5. BANGUNAN
11,09
9,80
25,89
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
15,22
18,32
17,04
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
11,26
14,99
11,18
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
16,60
12,78
8,22
9. JASA-JASA
19,72
9,18
16,00
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
25,06
6,88
7,36
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
15,35
10,09
13,23
a. Tanaman Bahan Makanan
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
68
LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2013 (Persen)
LAPANGAN USAHA 1
1. PERTANIAN
2011
r)
2
2012
*)
3
2013
**)
4
5,21
6,35
5,22
a. Tanaman Bahan Makanan
(5,54)
2,85
8,99
b. Tanaman Perkebunan
9,27
7,58
4,44
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
9,29
9,06
13,52
d. Kehutanan
(4,46)
(3,87)
(2,40)
e. Perikanan
8,34
9,46
4,83
10,61
7,93
9,18
2,41
7,83
7,96
14,94
11,18
9,29
6,46
4,02
12,93
11,51
9,77
7,57
6,30
8,14
7,86
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
12,65
5,13
6,03
9. JASA-JASA
14,51
3,19
14,29
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
9,78
7,53
8,79
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO @
7,31
6,30
7,57
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
69
KONSTRIBUSI NILAI TAMBAH BRUTO SEKTORAL ATAS DASAR HARGA BERLAKU TERHADAP PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 - 2013
LAPANGAN USAHA
2011
1
r)
2
1. PERTANIAN
2012
*)
3
2013
**)
4
11,64
11,74
12,05
a. Tanaman Bahan Makanan
1,13
1,20
1,30
b. Tanaman Perkebunan
5,01
4,81
4,65
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
0,71
0,77
0,86
d. Kehutanan
1,30
1,27
1,21
e. Perikanan
3,48
3,68
4,03
78,21
77,55
76,32
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
0,81
0,80
0,81
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,12
0,13
0,14
5. BANGUNAN
1,81
1,86
2,18
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
3,31
3,66
3,99
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
0,54
0,59
0,61
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
0,85
0,89
0,90
9. JASA-JASA
2,71
2,77
3,00
100,00
100,00
100,00
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara @ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
70
KONSTRIBUSI NILAI TAMBAH BRUTO SEKTORAL ATAS DASAR HARGA KONSTAN TERHADAP PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 - 2013
LAPANGAN USAHA 1
2011
r)
2012
*)
2013
**)
2
3
4
12,78
12,64
12,22
a. Tanaman Bahan Makanan
1,45
1,39
1,39
b. Tanaman Perkebunan
4,36
4,36
4,19
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
1,28
1,30
1,36
d. Kehutanan
1,61
1,44
1,29
e. Perikanan
4,07
4,15
4,00
75,34
75,62
75,89
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
1,38
1,38
1,37
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,20
0,20
0,20
5. BANGUNAN
2,67
2,58
2,68
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
2,97
3,03
3,00
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
0,78
0,79
0,78
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
1,29
1,26
1,23
9. JASA-JASA
2,60
2,50
2,63
100,00
100,00
100,00
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
@ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
71
INDEKS IMPLISIT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2009 - 2013
LAPANGAN USAHA 1
2011
r)
2012
*)
2013
**)
2
3
4
241,66
245,12
256,59
a. Tanaman Bahan Makanan
207,04
228,80
244,13
b. Tanaman Perkebunan
305,07
291,02
288,69
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
146,23
156,63
164,20
d. Kehutanan
214,84
233,06
245,07
e. Perikanan
226,72
234,21
262,37
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
275,44
270,49
261,76
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
156,69
152,46
154,46
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
167,02
172,16
179,21
5. BANGUNAN
180,00
190,00
211,80
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
295,36
318,38
346,42
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
184,75
196,44
202,47
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
174,09
186,75
190,60
9. JASA-JASA
276,52
292,60
296,98
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
265,33
263,74
260,27
1. PERTANIAN
Keterangan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara @ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
72
LAJU IMPLISIT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2013 (PERSEN)
LAPANGAN USAHA 1
1. PERTANIAN
2011
r)
2
2012
*)
3
2013
**)
4
9,28
1,43
4,68
16,26
10,51
6,70
b. Tanaman Perkebunan
9,91
(4,61)
(0,80)
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
8,26
7,11
4,83
d. Kehutanan
6,24
8,48
5,16
e. Perikanan
5,86
3,31
12,02
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
15,78
(1,80)
(3,23)
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
15,34
(2,70)
1,31
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
4,49
3,07
4,10
5. BANGUNAN
4,35
5,56
11,47
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
3,32
7,79
8,81
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
4,67
6,33
3,07
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
3,50
7,27
2,06
9. JASA-JASA
4,55
5,81
1,50
13,92
(0,60)
(1,32)
a. Tanaman Bahan Makanan
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara @ Pertambangan Tanpa Non Migas
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 4
73