La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
i
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
i
LAPORAN KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN PASER TAHUN 2013
Ukuran buku
:
21 cm x 28 cm
Jumlah halaman
:
90 halaman
Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Penyunting : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Gambar kulit : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Diterbitkan oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
ii
KATA PENGANTAR Publikasi Laporan Kinerja Perekonomian Kabupaten Paser Tahun 2013 yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Paser bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paser ini merupakan lanjutan dari penerbitan tahun sebelumnya. Publikasi
ini
menampilkan keadaan perekonomian daerah Kabupaten Paser selama tahun 2012 yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada masyarakat, dan juga dapat
digunakan
sebagai
pedoman
perencanaan
pembangunan
serta
penyusunan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Paser. Laporan ini dibuat berdasarkan data tahun terakhir serta series data beberapa tahun sebelumnya yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser. Dalam penerbitan ini disajikan berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi makro ekonomi-sosial, seperti kinerja perekonomian, dana dan kredit perbankan, dan ketenagakerjaan. Selain itu juga dipaparkan potensi pertanian di Kabupaten Paser. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan, guna perbaikan dan kesempurnaan publikasi ini di tahun-tahun mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Tana Paser,
September 2013
Kepala Badan Pusat Statistik
Kepala BAPPEDA
Kabupaten Paser,
Kabupaten Paser,
Ir.Bahramsyah
Drs. Muhammad Fauzi, MT
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................
iii
Daftar Isi ...........................................................................................
iv
Daftar Tabel ......................................................................................
v
Daftar Grafik .....................................................................................
1. Ringkasan Ekskutif .................................................................
2
2. Kinerja Ekonomi Kabupaten Paser .......................................
5
3. Kinerja Perbankan Kabupaten Paser ....................................
30
4. Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Paser ..........................
34
5. Kondisi Sektor Pertanian Kabupaten Paser ...........................
46
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Sektor Tahun 2011 – 2012 (%) ................................................... Tabel 2.2. Pertumbuhan
Ekonomi
Kabupaten
Paser
9
Menurut
Penggunaan Tahun 2012 (%) .......................................... . Tabel 2.3. PDRB Perkapita Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2012 ...
11 16
Tabel 2.4. Rasio Ekspor terhadap PMTB Kabupaten Paser Tahun 2010 – 2012 .............................................................................
17
Tabel 2.5. Rasio PDRB Terhadap Ekspor Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012 .............................................................................
18
Tabel 2.6. Rasio PDRB Terhadap Impor Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012 .............................................................................
19
Tabel 2.7. Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan Kabupaten Paser Tahun 2010 – 2012 ...............................................
20
Tabel 2.8. Neraca Perdagangan Barang dan Jasa Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012 .........................................................
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
23
v
Tabel 2.9. ICOR Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2012 ...................
26
Tabel 2.10. ILOR Kabupaten Paser, Tahun 2011 – 2012 ...................
28
Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Jumlah Simpanan dan Jumlah Pinjaman di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
31
Tabel 4.1. Penduduk Usia Kerja (15 ke Atas) Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, Kabupaten Paser Tahun 2012 ......... Tabel 4.2. Perkembangan
Angkatan
Kerja,
Tingkat
36
Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Paser Tahun 2010 - 2012 .........................................................
41
Tabel 4.3. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2012 .........................................
43
Tabel 5.1. Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser Tahun 2008 - 2012 (HA) ......................................................................
48
Tabel 5.2. Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser Tahun 2008 2012 (Ton) .......................................................................
49
Tabel 5.3. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Status Tahun 2008 - 2012 ..........................................................
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
51
vi
Tabel 5.4. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Kondisi Tahun 2008 - 2012 ..........................................................
53
Tabel 5.5. Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser Tahun 2008 - 2012 (Ton) ..........................................................
54
Tabel 5.6. Populasi Ternak Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2012...
56
Tabel 5.7. Produksi Telur Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2012 (butir)
57
Tabel 5.8. Banyaknya Ternak yang Dipotong di Kabupaten Paser Tahun 2008 -2012 ..........................................................
58
Tabel 5.9. Produksi Perikanan Kabupaten Paser Menurut Jenis Produksi Tahun 2008 – 2012 ( Ton) ...............................
59
Tabel 5.10. Luas Budidaya Tambak, Kolam, Keramba, Rumput Laut Kabupaten Paser Tahun 2008 – 2012 ............................
60
Tabel 5.11. Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatann, Tahun 2010 -2012 .......................
62
Tabel 5.12. Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI Kabupaten Paser Tahun 2010 – 2012 .........................................................
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
63
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. PDRB Kabupaten Paser (ADHB) Tahun 2008 – 2012 (triliyun rupiah) ...........................................................................
5
Grafik 2.1. PDRB Kabupaten Paser (ADHK) Tahun 2008 – 2012 (triliyun rupiah) .............................................................................
6
Grafik 2.3. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2008 – 2012 (persen) .....................................................
7
Grafik 2.4. Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2012 (persen) ..........................................
13
Grafik 4.1. Perkembangan Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) Kabupaten Paser Tahun 2008 - 2012 .............................
35
Grafik 4.2. Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Kabupaten Paser Tahun 2012 (persen) .........................................................................
37
Grafik 4.3. Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Kabupaten Paser Tahun 2012 (persen) .....................................................
38
Grafik 4.4. Persentase Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2011 - 2012 (persen) .....................................................
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
39
viii
Bab I Ringkasan Eksekutif
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
1
Ringkasan Eksekutif
Di tengah kondisi perekonomian global yang semakin kondusif, kinerja perekonomian nasional pada tahun 2012 semakin baik, yang berimbas pada situasi perekonomian regional khususnya Kabupaten Paser menunjukkan pergerakan yang positif. Kabupaten
Paser
Pada tahun 2012, pertumbuhan perekonomian
mencapai
8,61
persen.
Secara
keseluruhan
kinerja
perekonomian Kabupaten Paser akan diuraikan pada Bab2. Kinerja sektor keuangan menunjukkan trend meningkat didukung oleh faktor fundamental yang membaik dan terjaganya persepsi positif terhadap ekonomi Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Paser khususnya serta didukung rendahnya tingkat suku bunga acuan menyebabkan sektor kredit mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sehingga mampu memompa pergerakan ekonomi. Hal ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan kredit yang disalurkan melalui pihak bank hingga akhir tahun 2012 meningkat sebesar 36,46 persen dibanding tahun 2011 34,63 persen. Disamping itu, dana simpanan yang terhimpun pada bank di Kabupaten Paser juga menunjukkan peningkatan. Uraian lebih rinci tentang kondisi keuangan (perbankan) akan diuraikan pada Bab3.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
2
Peningkatan kinerja perekonomian diharapkan mampu menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Namun berdasarkan Incremental Labour Output Ratio( ILOR ) kinerja perekonomian Kabupaten Paser belum mampu menyerap tenaga kerja secara maksimal. Hal ini karena sector unggulan di Kabupaten Paser yaitu sector pertambangan dan penggalian bersifat padat modal dan padat teknologi. Uraian mengenai ketenagakerjaan di Kabupaten Paser akan di ulas pada Bab 4. Karena sektor unggulan Kabupaten Paser, yaitu sektor pertambangan dan penggalian daya serap terhadap tenaga kerjanya sangat kecil, maka perlu dikembangan sektor – sektor lain yang mampu mendorong perekonomian Kabupaten Paser dan memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi, seperti sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan dan sub sektor perikanan. Kondisi sektor pertanian di Kabupaten Paser akan diuraikan pada Bab 5.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
3
Bab II Kinerja Ekonomi Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
4
Kinerja Ekonomi Kabupaten Paser
A.
PERKEMBANGAN EKONOMI
Seiring dengan menguatnya harga – harga beberapa komoditas strategis di pasaran dunia, yang kemudian diikuti naiknya harga bahan bakar altervative seperti batubara dan CPO, kinerja perekonomian Kabupaten Paser pun mengalami peningkatan. Nilai nominal PDRB Kabupaten Paser atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun 2012 mencapai 17,84 triliyun, naik 1,16 triliyun dibanding tahun sebelumnya. Grafik 2.1. PDRB Kabupaten Paser (ADHB) Tahun 2008 – 2012 (Triliyun Rupiah) 16,68
17,84
13,21 8,70
2008
Catatan : r) Angka Revisi
9,97
2009
*)
2010r)
Angka Sementara
2011*)
**)
2012**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
5
Selain dinilai atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Paser juga dapat dinyatakan atas dasar harga konstan 2000 (ADHK 2000). Melalui pendekatan tersebut nilai PDRB yang dihitung menggambarkan tentang perubahan PDRB berdasarkan volume atau menjelaskan atas pengaruh faktor kuantitas, tanpa adanya pengaruh harga.
Grafik 2.2. PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2008 – 2012 (Triliyun Rupiah)
6,83 6,29 5,67 4,83 4,49
2008
Catatan : r) Angka Revisi
2009 *)
2010r)
Angka Sementara
2011*) **)
2012**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Paser telah mencapai angka 6,83 triliyun atau naik 0,57 triliyun dibanding tahun 2011.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
6
B.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 dapat memberikan gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam kurun 2008 – 2010, pertumbuhan perekonomian Kabupaten Paser mengalami pertumbuhan yang positif. Namun pada tahun 2012, pertumbuhan perekonomian Kabupaten Paser mencapai 8,61 persen atau mengalami perlambatan dibanding tahun 2011. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini terkait dengan pertumbuhan produksi batubara tahun 2012 tidak sebesar tahun 2011 dan tahun 2010. Grafik 2.3. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Paser (ADHK 2000) Tahun 2008 – 2012 (persen)
17,31
10,85
2008
Catatan : r) Angka Revisi
8,61
7,74
7,10
2009 *)
2010r)
Angka Sementara
2011*) **)
2012**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Melambatnya laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian ini karena penambahan produksi batubara pada tahun 2012 tidak sebanyak tahun 2011.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
7
Disektor
pertanian,
meskipun
berbagai
masalah
seperti
penurunan
produkstivitas dan luas lahan disertai kondisi cuaca yang terjadi selama tahun 2012, namun sektor ini masih mengalami pertumbuhan yaitu mencapai 5,91 persen. Kinerja sektor industri pengolahan, pada tahun 2012 mengalami kenaikana jika dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2011 pertumbuhan sektor industri pengolahan 6,51 persen dan pada tahun 2012 mencpai 7,30 persen. Hal ini terkait dengan meningkatnya produksi dari industry CPO. Pada sektor non-tradable, perbaikan pertumbuhan terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (7,42 persen); sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (8,09 persen) serta sektor jasa (5,78 persen). Peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan terkait dengan peningkatan impor. Sementara itu, perbaikan sektor keuangan lebih terkait dengan peningkatan pemberian kredit, baik dari bank maupun lembaga keuangan bukan bank (LKBB).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
8
Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Sektor, Tahun 2011 – 2012 ( % ) )
Sektor
2011*
1
2
3
5,20
5,91
a. Tanaman Bahan Makanan
-5,54
2,85
b. Perekebunan
9,22
7,96
c. Peternakan
9,33
2,39
d. Kehutanan
-4,46
-3,09
e. Perikanan
8,34
9,46
2. Pertambangan dan Penggalian
12,01
9,41
3. Industri Pengolahan
6,51
7,30
4. Listrik, Gas, Air Bersih
14,94
5,53
5. Bangunan
6,46
4,85
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
11,51
7,42
7. Pengangkutan dan Komunikasi
6,39
5,78
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
9,73
8,09
9. Jasa-jasa
14,51
5,78
PDRB
10,85
8,61
PDRB Tanpa Tambang Non Migas
7,40
6,16
1. Pertanian
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
2012**
)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
9
Dari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi didukung pula oleh kinerja ekspor dan investasi yang tumbuh tinggi, disertai konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Kenaikan harga komoditas internasional turut menunjang tingginya pertumbuhan ekspor Kabupaten Paser. Selain itu, meningkatnya kinerja ekspor juga disebabkan oleh terdiversifikasinya komoditas ekspor dan lebih besarnya peran negara-negara emerging markets sebagai pasar tujuan ekspor Kabupaten Paser. Permintaan eksternal dan domestik (Indonesia) yang kuat berpengaruh positif bagi optimisme pelaku usaha terhadap prospek perekonomian, sehingga pada akhirnya mendorong kinerja investasi tumbuh meningkat. Sementara itu, tingginya permintaan domestik dan eksternal pada gilirannya berdampak pada tingginya pertumbuhan impor hingga melebihi pertumbuhan ekspor. Kinerja ekspor yang meningkat cukup tinggi sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi global. Pada tahun 2012 kinerja ekspor mencapai 5,53 persen, sejalan dengan peningkatan produktivitas komoditas batubara. Meningkatnya kinerja ekspor dan semakin kondusifnya berbagai variabel makro ekonomi, berkontribusi pada kinerja investasi yang tumbuh cukup tinggi 6,98 persen). Iklim investasi yang membaik didukung oleh pembiayaan dari dalam dan luar negeri yang meningkat sehingga mendorong realisasi investasi tumbuh lebih cepat untuk merespons kenaikan kapasitas utilisasi seiring kuatnya permintaan. Perkembangan investasi yang cenderung meningkat sejalan dengan semakin
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
10
membaiknya persepsi pelaku usaha dan investor terhadap iklim investasi di Kabupaten Paser. Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Paser Menurut Penggunaan, Tahun 2012 ( % ) Jenis Penggunaan
2012
(1)
(2)
1. Konsumsi Rumah Tangga
15,20
a. Makanan
13,41
b. Non Makanan
17,15
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
28,48
3. Pengeluaran Pemerintah
24,02
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
9,80
a. Bangunan
9,80
b. Non Bangunan
9,80
5. Perubahan Inventori
6,98
6. Ekspor
5,53
a. Antar Negara
4,96
b. Antar Daerah
9,61
7. Impor
10,76
a. Antar Negara
19,39
b. Antar Daerah
10,35
PDRB Penggunaan
Catatan :
**)
6,98
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
11
Permintaan domestik dan permintaan eksternal yang kuat juga direspons oleh kenaikan pertumbuhan impor. Pada tahun 2012 kebutuhan akan impor sebesar 10,76 persen. Pertumbuhan impor tersebut juga didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah akan harga barang impor tersebut. Kenaikan impor barang konsumsi yang cukup tinggi, terutama berupa makanan jadi dan kendaraan penumpang, sejalan dengan tingginya permintaan konsumsi domestik. Sementara itu, tingginya permintaan ekspor mendorong naiknya kebutuhan impor bahan baku untuk input produksi barang manufaktur.
C.
STRUKTUR EKONOMI
Pada tahun 2012, PDRB Kabupaten Paser masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Pada tahun 2011 konstribusi sektor ini mencapai 78,28 persen. Peningkatan konstribusi sektor pertambangan dan penggalian terjadi karena adanya kenaikan produksi dan harga batubara sebagai komoditas utama. Perlu diketahui bahwa penjualan komoditas batubara dihargai dengan mata uang asing, sehingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat mempengaruhi nilai tambah bruto sektor pertambangan dan penggalian.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
12
Grafik 2.4. Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2012 (Persen)
JASA-JASA KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
78,42
78,28
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN BANGUNAN LISTRIK, GAS & AIR BERSIH INDUSTRI PENGOLAHAN PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
11,52
11,45
2011 *)
2012 **)
Catatan : *) Angka Sementara
**)
PERTANIAN
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Sektor lain yang memberikan kostribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB adalah sektor pertanian. Pada tahun 2012 konstribusi sektor pertanian mencapai 11,45 persen.
Dari beberapa sub sektor pertanian, konstribusi sub sektor
tanaman perkebunan terhadap pembentukan nilai tambah paling besar.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
13
Dari sisi permintaan, PDRB sebagian besar ditujukan untuk memenuhi keperluan ekspor (97,45 persen) sementara porsi nilai penggunaan produk (barang maupun jasa) asal impor sebesar 85,90 persen. Grafik 2.5. Distribusi PDRB Menurut Penggunaan Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2012 (persen)
42,08
43,57 Impor Ekspor Perubahan Inventori 97,45
98,79
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto Pengeluaran Pemerintah
Catatan :
*)
19,70
20,22
6,30
7,31
16,77
18,05
2011
2012
Angka Sementara
**)
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Rumah Tangga
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
14
D. AGREGAT PDRB Berdasarkan data PDRB dapat diturunkan berbagai indikator ekonomi makro yang dapat dipakai untuk keperluan analisis deskriptif PDRB serta keterkaitannya dengan variabel sosial ekonomi lainnya.
1. PDRB PERKAPITA PDRB merupakan ukuran ”produktivitas” suatu wilayah karena dipakai untuk menjelaskan tentang kemampuan suatu wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang digambarkan melalui pendekatan nilai tambah. Apabila PDRB dibagi dengan jumlah penduduk maka akan diperoleh PDRB per kapita. Walaupun nilai PDRB perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan tetapi data tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan karena pada dasarnya pemilik pendapatan tersebut adalah mereka yang memiliki faktor produksi. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Paser mengalami peningkatan secara nominal rupiah. Pada tahun 2011, PDRB perkapita 69,73 juta sedangkan pada tahun 2012 naik hingga 72,06 juta.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
15
Tabel 2.3. PDRB Perkapita Kabupaten Paser, Tahun 2011- 2012 Agregat-Agregat
2011
1
*)
2012
2
Atas Dasar Harga Berlaku 1. Produk Domestik Regional Bruto (Jutaan Rupiah)
**)
3
16 680 148,26
17 843 993,43
3 630 487,61
3 911 357,03
239 221
247 612
4. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (Jutaan Rupiah)
69,73
72,06
5. PDRB Tanpa Pertambangan Batubara Perkapita (Jutaan Rupiah)
15,18
15,80
2. PDRB Tanpa Pertambangan Batubara (Jutaan Rupiah) 3. Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa)
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Besarnya nilai pendapatan perkapita ini karena adanya konstribusi yang besar dari sektor pertambangan dan penggalian (khususnya batubara) pada pembentukan PDRB. Sedangkan dampak ekonominya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilihat nilai PDRB perkapita tanpa konstribusi pertambangan batubara. Secara nominal, PDRB perkapita dan pendapatan perkapita tanpa pertambangan batubara terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2012, PDRB perkapita telah mencapai angka 15,80 juta.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
16
2. PERBANDINGAN EKSPOR TERHADAP PMTB Ekspor merupakan produk yang tidak dikonsumsi di wilayah domestik tetapi diperdagangkan ke luar negeri. Untuk menghasilkan produk yang diekspor pasti mengunakan kapital atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), sementara di sisi lain sebagian dari barang yang diekspor bisa pula berupa barang kapital. Rasio ekspor terhadap PMTB dimaksudkan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor dengan nilai produk yang menjadi kapital. Tabel 2.4 Rasio Ekspor Terhadap PMTB Kabupaten Paser, Tahun 2010 - 2012 Uraian
Satuan
2010r)
2011*)
2012**)
1
2
3
4
5
EKSPOR (ADHB)
Juta Rupiah
13 140 626,11
16 478 075,95
17 388 766,59
PMTB (ADHB)
Juta Rupiah
2 958 130,01
3 286 113,14
3 608 152,23
4,44
5,01
4,82
Rasio Ekspor Terhadap PMTB
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Pada tahun 2012, rasio ekspor terhadap PMTB Kabupaten Paser adalah 4,82 terjadi perlambatan dibandingkan tahun 2011. Secara nominal nilai ekspor Kabupaten pada tahun 2012 mengalami peningkatan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
17
3. PERBANDINGAN PDRB TERHADAP EKSPOR DAN IMPOR Rasio PDRB terhadap ekspor merupakan gambaran dari besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Paser yang diekspor baik ke luar negeri (antar negera) maupun kedalam negeri (antar provinsi), terhadap pembentukan PDRB. Selain itu angka ini menjelaskan ketergantungan PDRB terhadap produk yang dihasilkan suatu wilayah. Rasio PDRB Kabupaten Paser tahun 2012 terhadap ekspor sebesar 1,03. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor barang dan jasa Kabupaten Paser, baik ke luar negeri maupun ke dalam negeri masih dominan atau dengan kata lain pembentukan PDRB Kabupaten Paser sangat dipengaruhi/tergantung pada ekspor. Tabel 2.5 Rasio PDRB Terhadap Ekspor Kabupaten Paser, Tahun 2010 - 2012 Uraian
Satuan
1
2010r)
2
2011*)
3
2012**)
4
5
PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
13 207 170,38
16 680 148,27
17 843 993,43
EKSPOR
Juta Rupiah
13 140 626,11
16 478 075,95
17 388 766,59
Luar Negeri
Juta Rupiah
11 493 231,04
14 479 008,50
15 197 499,99
Antar Propinsi
Juta Rupiah
1 647 395,07
1 999 067,45
2 191 266,60
Rasio PDRB terhadap Ekspor
-
1,01
1,01
1,03
Luar Negeri
-
1,15
1,15
1,17
Antar Propinsi
-
8,02
8,34
8,14
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
18
Di sisi lain rasio PDRB terhadap impor memberikan gambaran tentang perbandingan antara produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi domestik (PDRB) dengan produk yang berasal dari impor. Selain itu data tersebut menjelaskan tentang ketergantungan PDRB terhadap produk yang dihasilkan oleh negara atau daerah lain. Besar kecilnya ketergantungan ditunjukkan melalui besaran rasio, apabila angka rasionya besar berarti ketergantungan tidak terlalu kuat, sebaliknya apabila angka rasionya kecil berarti ketergantungan terhadap produk impor semakin besar. Tabel 2.6 Rasio PDRB Terhadap Impor Kabupaten Paser, Tahun 2010 - 2012 Uraian
Satuan
2010r)
2011*)
2012**)
1
2
3
4
5
PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
13 207 170,38
16 680 148,27
17 843 993,43
IMPOR
Juta Rupiah
6 223 955,77
7 018 949,27
7 774 361,19
Luar Negeri
Juta Rupiah
281 288,00
323 352,40
386 053,84
Antar Propinsi
Juta Rupiah
5 942 667,77
6 695 596,87
7 388 307,35
Rasio PDRB terhadap Impor
-
2,12
2,38
2,30
Luar Negeri
-
46,95
51,59
46,22
Antar Propinsi
-
2,22
2,49
2,42
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
19
Rasio PDRB Kabupaten Paser tahun 2011 terhadap impor 2,38. Rasio ini semakin kecil di tahun 2012, yaitu sebesar 2,30. Ini mengindikasikan bahwa arus impor makin besar masuk ke Kabupaten Paser.
4. KESEIMBANGAN TOTAL PENYEDIAAN DAN TOTAL PERMINTAAN Berdasarkan seri data yang ada dapat ditunjukkan bahwa selama ini ekonomi Kabupaten Paser masih selalu ditopang oleh produk-produk yang berasal dari ekspor. Ketergantungan ini dapat dilihat melalui keseimbangan antara total penyediaan (supply) dengan total permintaan akhir (demand) yang selalu menunjukkan ketidakseimbangan tersebut sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.7. Tabel 2.7 Sisi Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan Kabupaten Paser, Tahun 2010 - 2012 Uraian
Satuan
2010r)
2011*)
2012**)
1
2
3
4
5
Total Penyediaan PDRB (ADHB)
Juta Rupiah
Persentase
Juta Rupiah
Persentase
17 843 993,43
67,97
70,38
69,65
6 223 955,77
7 018 949,27
7 774 361,19
32,03
29,62
30,35
19 431 126,15
23 699 097,54
25 618 354,62
100,00
100,00
100,00
%
Total Permintaan Akhir
Juta Rupiah
Persentase
Catatan :
16 680 148,27
%
Total Nilai Impor (ADHB)
*)
13 207 170,38
%
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
20
Hal yang perlu dicermati adalah bahwa total penyediaan PDRB dan Total Nilai Impor permintaan akhir tidak seimbang, dimana pada tahun 2012 sebesar 30,35 persen untuk memenuhi permintaan akhir domestik, produk masih harus didatangkan dari luar daerah. Dengan kata lain, kebutuhan masyarakat Kabupaten Paser baru bisa dipenuhi sekitar 70 persen dari selisih hasil produksi domestik. Dalam kurun waktu tersebut, tendensi permintaan (akhir) masyarakat terus mengalami peningkatan dari sebesar 23,69 triliyun rupiah ditahun 2011 menjadi 25,61 triliyun rupian ditahun 2012.Di sisi lain “penyediaan” produk barang dan jasa yang mampu dihasilkan oleh ekonomi domestik pada tahun 2012 mencapai 17,84 triliyun rupiah. Karena produk domestik tidak mampu mencukupi seluruh kebutuhan permintaan akhir, maka diimpor berbagai produk barang dan jasa dengan nilai masing-masing tahun sebagaimana tertera pada tabel di atas.
5. NERACA PERDAGANGAN (TRADE BALANCE) Transaksi devisa yang berasal dari perdagangan barang dan jasa dengan pihak luar negeri (non residen) dapat dilihat melalui neraca perdagangan. Secara konsep selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor disebut sebagai “Ekspor neto”, apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor disebut “Surplus”, dan sebaliknya disebut “Defisit” apabila nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. Dilihat dari arus uang yang masuk atau keluar, apabila tingkat keseimbangan dalam
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
21
posisi surplus, maka terjadi aliran devisa masuk. Sebaliknya kalau posisinya defisit, maka terjadi aliran devisa keluar. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa kemajuan ekonomi suatu daerah di antaranya juga ditentukan oleh proses tersebut. Selain gambaran posisi neraca perdagangan, dapat juga dilihat perbandingan (rasio) antara nilai ekspor terhadap impor, meskipun hanya berlaku secara total. Rasio di sini tidak dapat merefleksikan perbandingan menurut jenis komoditas, harga maupun kuantum. Apabila rasio lebih besar dari 1 (satu), maka nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, sebaliknya apabila rasio kurang dari 1 (satu) berarti nilai impor lebih tinggi dari pada nilai ekspor. Besar kecilnya ekspor atau impor suatu daerah sangat tergantung kepada kondisi ekonomi serta kebutuhan masyarakatnya. Selama periode 2011 -2012 posisi perdagangan barang dan jasa menunjukkan nilai positif yang terus meningkat, atau neraca perdagangan barang dan jasa Kabupaten Paser dalam posisi “surplus”. Nilai ekspor yang lebih besar daripada nilai impor menyebabkan adanya aliran devisa masuk, yang dalam konteks berbeda disebut sebagai “tabungan dari luar kabupaten”. Surplus perdagangan Kabupaten Paser yang terjadi tahun 2011 tercatat sebesar 9,45 triliyun rupiah, dan tahun 2012 mencapai 9,61 triliyun rupiah. Dengan demikian secara umum surplus perdagangan masih terus menunjukkan adanya peningkatan. Sementara rasio ekspor terhadap impor meski fluktuatif tapi masih dominan dimana pada tahun 2011 rasionya 2,35 dan tahun 2012 menjadi 2,24.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
22
Tabel 2.8 Neraca Perdagangan Barang dan Jasa Kabupaten Paser, Tahun 2010 - 2012 Uraian
Satuan
2010r)
2011*)
2012**)
1
2
3
4
5
Ekspor (ADHB)
Juta Rupiah
13 140 626,11
16 478 075,95
17 388 766,59
Impor (ADHB)
Juta Rupiah
6 223 955,77
7 018 949,27
7 774 361,19
Net Ekspor ( Ekspor - Impor)
Juta Rupiah
6 916 670,34
9 459 126,68
9 614 405,40
Rasio Ekspor Terhadap Impor
-
2,11
2,35
2,24
Rasio Perdagangan Internasional
-
0,36
0,40
0,38
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Selanjutnya
Rasio
Perdagangan
Internasional
(RPI)
ini
menunjukkan
perbandingan yang terjadi pada kegiatan perdagangan internasional apakah didominasi oleh ekspor ataukah impor. Formulasinya diperoleh dengan menghitung selisih antara ekspor dan impor dibagi dengan jumlah ekspor dan impor ( [ekspor – impor] / [ekspor + impor]). Koefisien RPI berkisar antara -1 sampai dengan + 1 ( - 1 < RPI < +1 ). Artinya jika RPI berkisar antara minus 1 maka perdagangan internasional didominasi oleh impor. Namun bila berkisar antara positif 1 maka perdagangan internasional didominasi oleh transaksi ekspor. Menyimak angka RPI pada di atas memberikan gambaran bahwa perdagangan Kabupaten Paser di dominasi oleh kegiatan ekspor.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
23
6. INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR) ”ICOR” merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan tentang nisbah investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) dengan menggunakan sejumlah investasi tersebut.
Secara tepatnya ICOR diartikan
sebagai dampak penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran). Kapital diartikan sebagai barang modal berbentuk phisik yang dibuat oleh manusia dari berbagai sumber daya alam, untuk digunakan secara terus menerus dan berulang-ulang dalam proses produksi. Sedangkan output adalah besarnya nilai keluaran dari suatu proses ekonomi (produksi) yang dalam hal ini digambarkan melalui parameter ”Nilai Tambah”. Salah satu keterkaitan (hubungan) antara PMTB dengan PDRB digambarkan oleh suatu ukuran yang disebut dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Ukuran ini merupakan rasio (perbandingan) antara nilai PMTB dengan nilai pertambahan (peningkatan/penurunan) PDRB pada satu tahun atau periode waktu tertentu di suatu wilayah yang dihitung dengan menggunakan harga konstan 2000. Dengan menggunakan ukuran rasio ini maka ICOR mampu menjelaskan perbandingan antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan juga bahwa setiap pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan membutuhkan penambahan kapital sebanyak ”K” unit.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
24
Formula:
ICOR = Dimana: Yt
∆K I It = = ∆Y ∆Y Yt − Yt −1
I t = PMTB tahun ke t
= Output tahun ke t
Yt −1 = Output tahun ke t-1
Besaran ICOR ini secara umum sering dipakai sebagai ukuran tingkat produktivitas,
atau
menunjukkan
efisiensi
suatu
perekonomian
dalam
penggunaan berbagai barang modalnya. Semakin rendah nilai ICOR dapat diartikan semakin efisien perekonomian dan menggunakan barang modalya. Selain itu, perlu dipahami juga bahwa sesungguhnya dampak suatu investasi belum tentu bisa dirasakan hasilnya pada tahun itu juga, artinya membutuhkan lag beberapa tahun kemudian. Kondisi inilah yang menyebabkan penafsiran angka ICOR perlu dilakukan secara hati-hati, meskipun pada batas tertentu bisa dimanfaatkan untuk melihat perkembangan kinerja ekonomi secara umum. Besaran ICOR Kabupaten Paser selama 2012 mencapai 5,12. Hal ini berarti bahwa untuk menaikkan satu unit output hanya dibutuhkan tambahan kapital 5,12 unit. Hal ini dapat diartikan perekonomian Kabupaten Paser cukup efisien dalam menggunakan barang modalnya.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
25
Tabel 2.9 ICORKabupaten Paser,Tahun 2011 - 2012 Uraian
Satuan
2011*)
2012**)
1
2
3
4
PMTB
Juta Rupiah
2 654 957,36
2 718 423,91
Perubahan Inventori
Juta Rupiah
52 884,17
54 570,94
Total Investasi
Juta Rupiah
2 707 841,53
2 772 994,86
Selisih PDRB
Juta Rupiah
615 104,97
541 463,61
4,40
5,12
ICOR
Catatan :
-
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Karena masing – masing sektor perekonomian memiliki karakteristik yang berbeda, maka diperlukan studi lebih lanjut untuk menghitung ICOR masing – masing sektor perekonomian.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
26
7. INCREMENTAL LABOUR OUTPUT RATIO (ILOR) Rasio Tenaga Kerja - Output Marginal ( Incremental Labour Output Ratio – ILOR ) adalah suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan tenaga kerja baru yang dibutuhkan untuk menaikkan / menambah suatu unit output. Besaran ILOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan tenaga kerja dengan tambahan output.
Formula:
ILOR =
∆L (Lt − Lt −1 ) = ∆Y (Yt − Yt −1 )
Dimana : ∆𝐿 =
perubahan jumlah tenaga kerja dari tahun (t-1) ke
∆𝑌 =
perubahan output dari tahun (t-1) ke tahun t
𝐿𝑡−1 =
jumlah tenaga kerja tahun sebelumnya
𝑌𝑡−1 =
jumlah output tahun sebelumnya
tahun t
𝐿𝑡 =
jumlah tenaga kerja tahun berjalan
𝑌𝑡 =
jumlah output tahun berjalan
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
27
Tabel 2.10 ILORKabupaten Paser,Tahun 2011 Sektor
Satuan
2011*)
2012**)
1
2
3
4
Jumlah Angkatan Kerja yang bekerja (15 tahun keatas )
Jiwa
Selisih
Jiwa
PDRB (ADHB)
Milyar Rupiah
Selisih PDRB (ADHB)
Milyar Rupiah
92 607
13 207,38
104 223
111 757
11 616
7 534
16 680,29
17 843,43
3 472,91
1 163,14
3,34
6,48
ILOR
Catatan :
*)
Angka Sementara
**)
Angka Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Besaran ILOR Kabupaten Paser tahun 2012 mencapai 6,48. Rendahnya nilai ILOR Kabupaten Paser ini menunjukkan aktivitas perekonomian Kabupaten Paser belum mampu menyediakan kesempatan kerja yang lebih banyak. Hal ini terkait dengan sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Paser bersifat padat modal dan padat teknologi. Untuk mengurangi
penggangguran
dan
kemiskinan
dimasa
mendatang perlu
ditingkatkan investasi pada sektor – sektor lain yang mampu mendorong perekonomian Kabupaten Paser yaitu bersifat padat karya, seperti sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan, sub sektor perikanan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
28
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
29
Kinerja Perbankan Kabupaten Paser
Pada tahun 2012, kondisi perbankan nasional masih tetap tumbuh seiring dengan pergerakan ekonomi yang tumbuh positif meskipun dibayangi oleh tekanan situasi ekonomi eksternal. Berbagai faktor resiko yang terkait dengan perkembangan ekonomi global dan kepastian implementasi berbagai kebijakan untuk
meminimalisasi
potensi
dampak
buruk
krisis
global
terhadap
perekonomian nasional dan stabilitas kinerja perbankan memang perlu terus dicermati. Implementasi ini sangat membutuhkan keterpaduan dan koordinasi banyak pihak, terutama pihak pengusaha agar keseimbangan perkembangan sektor moneter dan sektor riil selalu bisa terjaga. Salah satu wujud peran dunia perbankan dalam perekonomian adalah penghimpunan dan penyaluran kredit kepada masyarakat. Untuk menunjang proses penghimpunan dan penyaluran kredit tersebut, maka didirikan sejumlah kantor bank. Hingga akhir tahun 2011 jumlah kantor bank di Kabupaten Paser telah mencapai 20 kantor, yang terdiri dari bank pemerintah, pemerintah daerah, dan bank swasta nasional.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
30
Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank, Jumlah Simpanan dan Jumlah Pinjaman Di Kabupaten Paser,Tahun 2008 - 2012 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Bank
15
16
18
19
21
Jumlah Pinjaman (miliar rp)
773
1 050
1 386
1 866
2 335
Rasio Pinjaman dan Simpanan
1,34
1,84
2,16
2,02
2,66
Jumlah Simpanan (miliar rp)
579
571
642
924
877
Sumber : Bank Indonesia Cabang Samarinda
Dari sisi moneter dan perbankan, perkembangan ekonomi yang positif dapat dicerminkan antara lain dari perkembangan aktiva, dana masyarakat yang dihimpun dan tingkat penyaluran kredit oleh perbankan. Dana pihak ketiga dan kredit yang disalurkan oleh perbankan merupakan indikator dari perkembangan kinerja perbankan yang dilihat dari perbandingan antara pertumbuhan kredit yang disalurkan dengan pertumbuhan dana yang dihimpun atau dengan kata lain disebut dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Semakin besar LDR, maka semakin baik kinerja perbankan, dengan kata lain pertumbuhan kredit yang disalurkan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan dana yang dihimpun.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
31
Nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) Kabupaten Paser pada periode 2007 - 2010 terus mengalami peningkatan namun sedikit tertekan pada tahun 2011. Nilai LDR dari tahun 2008 – 2012 masing – masing adalah 1,34; 1,84; 2,16; 2,02; dan 2,66. Hal ini menunjukkan kinerja sektor perbankan dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
32
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
33
Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Paser
Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan dan pertumbuhan serta mobilitasnya harus dikendalikan. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai kekuatan pembangunan bangsa, maka perlu ditingkatkan upaya pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan potensi sumber daya manusia serta upaya meningkatkan aktivitas ekonomi di berbagai sektor yang mendorong perluasan lapangan kerja. Permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Paser saat ini sampai beberapa tahun kedepan adalah terbatasnya kesempatan kerja, hal ini disebabkan karena pertambahan jumlah angkatan kerja baru tidak diiringi dengan penciptaan lapangan pekerjaan yang memadai. Akibatnya adalah jumlah pengangguran semakin bertambah.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
34
Grafik 4.1. Perkembangan Penduduk Usia Kerja ( 15 Tahun Ke Atas ) Kabupaten Paser Tahun 2008 - 2012
160 384 135 397
138 072
2008
2009
2010
165 770
2011
172 798
2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Dalam kurun waktu 2008 -2012 jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Paser mengalami peningkatan sebesar 27,62 persen atau 37.401 jiwa. Pada tahun 2012 jika dikelompokkan berdasarkan kegiatan, terlihat bahwa sekitar 72,00 persen termasuk dalam angkatan kerja, yang terdiri dari bekerja 64,67 persen dan mencari kerja 7,33 persen. Kegiatan lainnya yakni kelompok bukan angkatan kerja sebanyak 48.373 orang atau 28,00 persen dari jumlah penduduk usia kerja.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
35
Tabel 4.1. Penduduk Usia Kerja (15 ke Atas) Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Kabupaten Paser,Tahun 2012 Kegiatan Utama
Laki-laki
%
Perempuan
%
Total
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Angkatan Kerja
86 758
93,36
37 667
47,16
124 425
72,00
78 455
84,42
33 302
41,70
111 757
64,67
Mencari Pekerjaan
8 303
8,94
4 365
5,47
12 668
7,33
2. Bukan Angkatan Kerja
6 174
6,64
42 199
52,84
48 373
28,00
4 628
4,98
5 603
7,02
10 231
5,92
141
0,15
35 416
44,34
35 557
20,58
1 405
1,51
1 180
1,48
2 585
1,50
92 932
100,00
79 866
100,00
172 798
100,00
Bekerja
Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Paser
Jika dilihat komposisi status pekerja di Kabupaten Paser pada tahun 2012, sekitar 38,37 persen dari jumlah penduduk yang bekerja mempunyai status sebagai Buruh, Karyawan atau Pegawai. Sedangkan penduduk yang bekerja dengan berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain sebanyak 20,14 persen, berusaha dibantu ART/buruh tidak tetap sekitar 12,24 persen dan pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar sebesar 20,79 persen. Untuk status pekerja lainnya yaitu berusaha dengan dibantu buruh tetap dan pekerja bebas komposisinya masih relatif kecil (6,55 persen dan 0,41 persen).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
36
Grafik 4.2.Penduduk Usia Kerja ( 15 Tahun Ke Atas ) yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Kabupaten Paser Tahun 2012 (persen) 20,79
Pekerja tidak dibayar Pekerja bebas di non pertanian Pekerja bebas di pertanian
0,41 1,49 38,37
Buruh/karyawan/Pekerja dibayar Berusaha dibantu buruh tetap Berusaha dibantu buruh tidak tetap
6,55 12,24
Berusaha sendiri
20,14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Salah satu penunjang kualitas tenaga kerja adalah pendidikan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan kemampuan dan keterampilan mereka akan bertambah. Sebagian besar tenaga kerja di Kabupaten Paser pada tahun 2012 masih berpendidikan rendah. Dengan pendidikan yang rendah ini tenaga kerja di Kabupaten Paser hanya mampu bekerja di sektor – sektor yang tidak memerlukan kemampuan dan keterampilan tinggi seperti pertanian.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
37
Grafik 4.3. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Kabupaten Paser, Tahun 2012 ( persen) 1,53
Tdk punya ijazah SD
6,36 18,82
Tamat SD Tamat SLTP Umum/Kejuruan
27,40
Tamat SLTA Umum/Kejuruan 31,35 14,54
Program Diploma D4/S1 ke atas
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser
Sepuluh tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi lebih bertumpu pada sektor non-tradable, sementara sektor tradable meskipun membaik namun cenderung tumbuh padatingkat yang relatif moderat. Karakterisik sektor non-tradable yang lebih bersifat padat modal menyebabkanpertumbuhan yang tinggi tidak serta merta memperkuatdaya serap tenaga kerja. Sementara sektor tradable,kecuali sektor pertambangan, cenderung bersifatpadat karya. Namun, dengan tingkat pertumbuhansektor tradable yang moderat, maka dampaknya padapenciptaan lapangan kerja baru juga tidak begitu besar.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
38
Grafik 4.4. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser, Tahun 2011 - 2012 ( persen) 2,6 12,7
1,65
20,58
1,47 18,51
1,44 15,73
2,56 7,29
2,95 7,14
14,79 13,46
Lainnya Jasa Transportasi dan Komunikasi Perdagangan Konstruksi
40,08
37,05
Industri Pertambangan dan Penggalian Pertanian
2011
2012
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Kabupaten Paser merupakan daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkembang dengan corak perekonomian sektor primer, dimana sebagian besar penduduk Kabupaten Paser bekerja pada sektor pertanian. Pada tahun 2011 – 2012 lapangan pekerjaan pertanian, menyerap tenaga kerja lebih dari 40 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan kedua dalam hal penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Paser, yaitu berkisar 15 – 18 persen.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
39
Sektor pertambangan dan penggalian yang merupakan sektor penopang dalam perekonomian Kabupaten Paser, dalam hal penyerapan tenaga kerja kontribusinya masih cukup kecil. Kondisi ini disebabkan kedua sektor tersebut merupakan sektor padat modal, yang membutuhkan klasifikasi tenaga kerja yang lebih spesifik dan mempunyai keahlian tertentu. Pada tahun 2011 – 2012 , sektor pertambangan dan penggalian persentase penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Paser masing-masing tercatat sebesar 14,79 persen dan 13,46 persen. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui program penanggulangan pengangguran dengan membuka kesempatan kerja yang lebih luas dan memberi pelatihan/ ketrampilan untuk usaha mandiri. Seiring dengan upaya pemerintah tersebut, dalam periode 2010 – 2012 perkembangan lapangan kerja di Kabupaten Paser menunjukkan trend yang semakin membaik. Pada tahun 2011 TKK Kabupaten Paser mencapai 91,59 persen, dan pada tahun 2012 mengalami penurunan sekitar 1,77 persen . Hal ini disebabkan karena penambahan angkatan kerja tidak diimbangi dengan kesempatan kerja.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
40
Tabel 4.2. Perkembangan Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Paser,Tahun 2010 - 2012 Uraian
2010
2011
2012
Jiwa
99 383
113 789
124 425
TPAK
%
61,97
68,64
72,01
TPT
%
6,82
8,41
10,81
TKK
%
93,18
91,59
89,82
Angkatan Kerja
Satuan
Sumber : BPS Kabupaten Paser
Selain penduduk bekerja, yang juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencari pekerjaan yang dikenal dengan istilah pengangguran. Jumlah pengangguran di Kabupaten Paser pada tahun 2012 mencapai 12.668 orang atau 7,33 persen dari total penduduk usia kerja. Tingkat pengangguran Terbuka adalah rasio antara pencari kerja terhadap angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan tingkat kesempatan kerja selalu berkaitan dan saling mempengaruhi. Jika TPT besar berarti kesempatan kerja kurang/minim dan sebaliknya jika kesempatan kerja semakin besar berarti TPT akan berkurang/semakin kecil. Selama periode tahun 20102012 tingkat pengangguran di Kabupaten Paser menunjukkan trend menurun.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
41
Pada tahun 2010 TPT Kabupaten Paser berada pada level 6,82 persen, pada tahun 2011 dan 2012 8,41 persen, 10,81 persen. Kualitas dari seorang pekerja dapat terukur berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan
barang
dan
jasa,
dimana
ukuran
tersebut
dinamakan
produktivitas. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas seseorang diantaranya pendidikan, pelatihan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain. Dalam rangka menunjang kemajuan dan kemandirian ekonomi, sumber daya ekonomi seperti produktivitas tenaga kerja diupayakan berkembang dengan cepat guna tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi yang optimal. Produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran dari besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh tenaga kerja dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah/wilayah. Bila dilihat menurut lapangan usaha, nilai tambah atas dasar harga berlaku pada sektor-sektor ekonomi Kabupaten Paser dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 secara keseluruhan nilai tambah ekonomi yang tercipta di Kalimantan Timur (PDRB atas dasar harga berlaku) mencapai 17.843.993,43 juta rupiah, sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 111.757 orang. Dengan demikian jika dihitung produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Paser secara keseluruhan tahun 2012 mencapai 159,67 juta rupiah.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
42
Tabel 4.3. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Paser,Tahun 2012 (juta rupiah) Uraian
Nilai Tambah
Jumlah Tenaga Kerja
Produktivitas Tenaga Kerja
1
2
3
4
1. Pertanian
2 043 377,52
41 402
49,35
13 967 710,71
15 039
928,77
3. Industri Pengolahan
149 815,86
7 983
18,77
4. Listrik, Gas, Air Bersih
22 257,86
392
56,78
5. Bangunan
328 013,84
3 299
99,43
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
588 187,34
17 578
33,46
7. Pengangkutan dan Komunikasi
101 272,61
1 607
63,02
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
153 941,00
1 453
105,95
9. Jasa-jasa
489 416,68
23 004
21,28
17 843 993,43
111 757
159,67
2. Pertambangan dan Penggalian
Total
Sumber : BPS Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
43
Ditinjau menurut sektor ekonomi, produktivitas tenaga kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dengan nilai 848,48juta rupiah, diikuti sektor bangunan dengan nilai produktivitas sebesar 111.97 juta rupiah. Sedangkan untuk sektor lainnya masih berada pada kisaran 17 – 65 juta rupiah.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
44
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
45
Kondisi Sektor Pertanian Kabupaten Paser Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam struktur perekonomian Kabupaten Paser bauk dalam penentuan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja Pada tahun 2012, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Paser mencapai 11,45 persen dengan rincian sub sektor tanaman bahan makanan 1,19 persen, sub sektor perkebunan 4,51 persen, sub sektor peternakan dan hasil – hasilnya 0,73 persen, sub sektor kehutanan, 1,27 persen, dan sub sektor perikanan 3,75 persen. Selain mempunyai konstribusi yang besar dalam perekonomian Kabupaten Paser, sektor pertanian juga memiliki daya serap yang tinggi terhadap tenaga kerja. Pada tahun 2012, sektor pertanian mampu menyerap 37,05 persen tenaga kerja. Oleh karena itu, pengembangan sektor pertanian tidak hanya akan meningkatkan konstribusinya dalam perekonomian tetapi juga akan mengurangi pengangguran yang pada akhirnya mengurangi kemiskinan.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
46
A. TANAMAN BAHAN MAKANAN Pembangunan sub sektor ini pada dasarnya merupakan bagian dari pembangunan pertanian dengan tujuan menunjang program swasembada pangan, memenuhi kebutuhan industri dan pakan ternak, serta meningkatkan taraf hidup petani sekaligus penanggulangan penduduk miskin, memperluas kesempatan kerja melalui peningkatan produktivitas pangan dan mendukung pembangunan
daerah
dengan
penerapan
pola
pembangunan
yang
memperhatikan aspek lingkungan. Pelaksanannya dilakukan antara lain dengan pola pengembangan pembinaan faktor produksi, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, penangganan pasca panen dan pemasaran, melalui usa intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi yang dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi sosial budaya dan kebutuhan masyarakat setempat terutama pada desa-desa miskin, terpencil Namun mempunyai potensi baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam sehingga berkembang dan mandiri. Potensi pertanian khususnya tanaman pangan Kabupaten Paser meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dibanding tanaman bahan makanan lainnya tanaman padi memiliki luas panen yang paling luas, yaitu 10.213 Ha, diikuti tanaman jagung seluas 310 Ha. Sedang tanaman dengan luas panen paling rendah adalah kacang hijau, seluas 13 Ha.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
47
Tabel 5.1. Luas Panen Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 ( HA )
Padi
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jagung
Ubi Kayu Ubi Jalar
Kacang Tanah Kedelai
Kacang Hijau
16 845
13 025
11 627
9 525
10 213
287
188
121
193
136
327 155 215 150
81
278 117 106
99
58
285 107 124
197
55
151 150
85
138
50
310
80 84
77
13
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi tersebut, tanaman padi juga mempunyai jumlah produksi yang paling besar, yaitu 37.045 ton, diikuti ubi kayu sebesar 1.875 ton dan jagung 1.060 ton. Dengan demikian, meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman bahan makanan, produksi kayu dan jagung setidaknya bisa menambah pendapatan bagi petani.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
48
Tabel 5.2. Produksi Padi dan Palawija Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 (Ton) Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Padi
Jagung
Ubi Kayu Ubi Jalar
Kacang Tanah Kedelai
Kacang Hijau
55 416 1 182
44 319 973
41 397 998
34 445 529
3 858
2 584
1 668
2 633
269
140
163
111
1 443 157 82
1 128 109 62
1 030
1 446
220 60
155 54
37 045 1 060 1 875 767 111 86 14
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
49
B. PERKEBUNAN Dalam melaksanakan pembangunan sub sektor perkebunan yang merupakan bagian integral dari sektor pertanian dan lanjutan dari pembangunan sebelumnya kesejahteraan
mempunyai masyarakat
tujuan
untuk
khususnya
meningkatkan
petani
pendapatan
perkebunan
dengan
dan cara
meningkatkan produksi komoditas perkebunan sehingga secara tidak langsung berdampak pada terbukanya kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan melalui usaha peremajaan (replanting), intensifikasi, ekstensifikasi, maupun diversifikasi dengan pola pengembangan seperti pola swadaya/parsial, perkebunan inti rakyat dan perkebuan besar swasta atau milik negara. Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Kabupaten Paser. Pada tahun 2012, luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Paser adalah seluas 157.116 Ha. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan, antara lain karet, kelapa, kopi, kakao, lada dan lain-lain. Luas kebun karet di Kabupaten Paser tahun 2012 adalah seluas 12.693,50 Ha, kelapa seluas 3.725,50 Ha, kopi seluas 2.284,30 Ha dan kakao seluas 591,90 Ha, lada 148,44 Ha, dan tanaman lainnya 364,50 Ha.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
50
Tabel 5.3. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Status, Tahun 2008 – 2012 ( HA ) Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
K Sawit
66 132,50
72 356,91
108 060,30
124 455,70
157 116,00
PR
37 808,33
37 536,19
40 104,30
50 310,20
71 140,00
PBS
14 798,17
18 908,00
50 744,00
56 929,50
68 764,00
PBN
13 526,00
15 912,00
17 212,00
17 216,00
17 212,00
Karet
7 419,00
8 297,81
9 796,32
10 926,04
12 693,50
PR
6 810,00
7 668,81
9 187,32
10 318,21
12 084,50
210,00
210,00
210,00
210,00
210,00
PBN PBS
Kakao
399,00
399,00
399,00
399,00
399,00
1 053,00
878,05
850,5
724,20
591,90
PR
853,00
878,05
850,50
724,20
591,90
PBS
200,00
0,00
0,00
0,00
0,00
PBN
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Kelapa
3 325,90
4 328,52
4 133,39
3 926,04
3 725,50
Kopi
2 977,94
3 032,41
3 042,54
2 563,74
2 284,30
Lada
187,8
177,56
175,21
166,05
148,44
Lainnya
518,5
520,72
477,89
364
364,50
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
51
Komoditi perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Paser sebagian besar berstatus sebagai perkebunan rakyat. Untuk perkebunan sawit yang merupakan komoditi perkebunan unggulan Kabupaten Paser, 45,28 persen atau 71.140 Ha berstatus sebagai perkebunan rakyat. 17.212 Ha berstatus sebagai perkebunan besar negara dan 68.764 Ha berstatus sebagai perkebunan besar swasta. Meskipun dilihat dari luas areal yang ada cukup luas, tidak semua perkebunan yang ada di Kabupaten Paser berada dalam kondisi produktif. Dari luas 157.116 Ha kebun kelapa sawit yang ada, seluas 88.792 Ha belum menghasilkan, 1.237 Ha sudah tua dan sisanya seluas 67.087 Ha yang berada pada tahap produktif.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
52
Tabel 5.4. Luas Areal Perkebunan Kabupaten Paser Menurut Kondisi, Tahun 2008 – 2012 ( HA ) Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
K Sawit TBM
17 016,50
18 716,44
49 097,00
58 125,30
88 792,00
Karet
1 342,00
1 142,00
897,00
947,00
1 237,00
TBM
1 094,00
1 518,00
3 580,50
4 528,50
6 521,50
298,00
298,00
378,97
277,00
135,00
TM TR
TM TR
Kakao
TBM TM TR
Kelapa
TBM TM
47 774,00
6 027,00
56,00
52 498,47
6 481,81
59,00
58 066,30
5 837,03
62,90
65 383,40
6 121,71
55,90
67 087,00
6 037,50
52,90
595,00
617,05
504,60
501,30
430,50
13,50
66,50
103,85
103,85
107,50
402,00
202,00
283,00
167,00
108,50
3 795,00
3 634,64
3 511,19
3 340,50
Kopi
357,40
3 881,62
TBM
6,50
4,50
98,30
23,30
67,30
TR
TM TR
Lada
TBM TM TR
2 657,00
352,44 16,00
139,00
32,80
380,40
2 659,00
352,44 15,00
135,76
26,80
394,90
2 428,00
516,24 22,00
124,71
28,50
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
311,00
2 189,00
351,44 17,00
115,05
34,00
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
277,50
1 977,00
240,00 17,75
100,69
30,00
53
Produksi perkebunan Kabupaten Paser pada tahun 2012 hampir seluruhnya mengalami peningkatan pada semua komoditi. Jumlah produksi kelapa sawit di Kabupaten Paser tahun 2012 sebanyak 1.004.545,56 ton.
Tabel 5.5. Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012 (Ton)
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
K. Sawit Karet
Kelapa Kopi
Kakao Lada
Lainnya
645 436,47
7 347,37 3 194,00 1 320,12
65,29 32,29
324,22
706 955,58
6 639,89 9 486,64 1 435,09
69,64 35,66
342,89
830 648,57 8 017,73 7 703,70 580,80 149,38 355,00 436,00
918 680,44
1 004 545,56
7 090,07
6 647,32
10 574,07
650,60 148,95 58,67
891,82
10 268,36
638,18 130,87
49,09
828,20
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
54
C. PETERNAKAN Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Kabupaten Paser pada umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi, kerbau, kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada umumnya peternakan di Kabupaten Paser masih bersifat tradisional, meskipun demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan yang didatangkan dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam upaya peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
55
Dari berbagai jenis populasi hewan ternak besar yang ada di Kabupaten Paser, sapi potong mempunyai jumlah populasi yang paling banyak, yaitu 15.580 ekor, diikuti populasi kambing sebanyak 5.105 ekor, kerbau sebanyak 537 ekor, dan domba sebanyak 23 ekor. Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 169.581 ekor. Tabel 5.6 Populasi Ternak Kabupaten Paser, Tahun 2008 - 2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ternak Besar Sapi
8 235
9 458
10 384
12 189
15 580
Kambing
5 619
5 862
5 875
4 487
5 105
149 395
172 645
181 815
55 150
135 850
Kerbau Domba
Ternak Kecil / Unggas
Ayam Ras
Ayam Buras Itik
Ayam Petelur
601 71
625 79
635 82
553 58
537 23
835 654
1 068 769
1 385 113
837 449
169 581
80 903
8 494
9 012
1 275
215
5 949
105 485
31 871
12 890
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
16 012
56
Berbicara masalah populasi ternak kecil terutama unggas tidak terlepas dari jumlah produksi yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual telur ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi telur tergantung kepada kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit akan mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada ternak menjadi modal utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Pada tahun 2012, produksi telur ayam petelur
mencapai 1.503.780 butir, ayam buras
1.098.700 butir, dan itik 1.125.085 butir. Tabel 5.7. Produksi Telur Kabupaten Paser (Butir), Tahun 2008 – 2012 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ayam Petelur Ayam Buras Itik
5 285 046 9 373 732 594 966
8 010 112
10 866 177
736 624
13 350 175
15 442 749
736 368
4 033 593
20 012 098
781 267
1 503 780
1 098 700
1 125 085
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
57
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Kabupaten Paser, biasanya ternak tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebagian ternak banyak juga dilakukan pemotongan pada hari raya qurban. Selama tahun 2011, tercatat jumlah sapi, kerbau, kambing mengalami kenaikan jumlah pemotongan dibanding tahun 2012. Secara berurutan jumlah pemotongan sapi, kerbau, kambing yang dipotong selama tahun 2012 adalah 1.838 ekor, 9 ekor, 2.471 ekor. Untuk ternak kecil / unggas, pada tahun 2012 secara berurutan jumlah pemotongan ayam ras, ayam buras, dan itik yang dipotong adalah 1.217.759 ekor, 1.029.081 ekor, dan 5.281 ekor. Tabel 5.8. Banyaknya Ternak yang Dipotong di Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ternak Besar Sapi Kerbau
Kambing Domba
Ternak Kecil
Ayam Ras
Ayam Buras Itik
1 752
2 125
2 189
2 495
1 838
2 217
2 458
2 420
2 427
2 471
1 875 485
2 073 545
2 087 545
2 172 244
1 217 759
3 654
4 714
4 982
4 982
68
20
757 432
70
17
855 360
76
20
970 832
97
9
18
970 832
0
1 029 081 5 281
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
58
D. PERIKANAN DAN SUMBER DAYA KELAUTAN Dari tahun ke tahun produksi perikanan darat Kabupaten Paser menunjukkan kecenderungan naik, terutama produksi tambak. Di tahun 2012, produksi tambak terus mengalami kenaikan. Sedang produksi perikanan laut sangat fluktuatif karena terkait dengan kondisi alam. Sejak tahun 2009, di Kabupaten Paser mulai dikembangkan budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut di Kabupaten Paser cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksinya yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Produksi rumput laut dari tahun 2009 – 2012 secara berurutan adalah 32,00 ton, 3.449,60 ton, dan 9.019 ton, 9.014 ton. Tabel 5.9. Produksi Perikanan Kabupaten Paser Menurut Jenis Produksi, Tahun 2008 – 2012 (Ton)
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perikanan Laut
Perairan Umum Tambak Kolam
Keramba
Rumput Laut
13 016,70
12 523,30
12 919,70
10 008,90
10 073,70
7 845,50
8 551,50
9 449,50
9 454,66
9 472,70
2,90
7,00
17,40
12,60
10,86
202,20
26,60 -
203,20
27,40
32,00
206,90
32,90
3 449,60
211,60
36,10
9 019,00
201,50
37,30
9 014,50
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
59
Peningkatan produksi perikanan Kabupaten Paser ini terkait dengan peningkatan luas areal budidaya baik perikanan laut (rumput laut) dan perikanan darat (tambak, kolam, dan keramba). Areal budidaya digolongkan menjadi dua bagian, luas potensi dan luas manfaat. Luas potensi adalah areal budidaya yang belum dikembangkan sedang luas manfaat adalah areal budidaya yang sudah dikembangkan baik yang telah berproduksi maupun belum berproduksi. Luas areal tambak baik luas potensi maupun luas manfaat dari tahun ke tahun terus mengalami penambahan. Tabel 5.10. Luas Budidaya Tambak, Kolam, Keramba, Rumput Laut Kabupaten Paser, Tahun 2008 – 2012
Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Tambak Potensi
32 750,00
32 750,00
32 750,00
32 750,00
Kolam
18 939,20
32 750,00
Potensi
706,00
706,00
706,00
706,00
706,00
28,00
58,00
78,00
64,00
42,00
Manfaat
Manfaat
Keramba Rumput Laut
156,71 -
18 939,20
141,70
2,50
19 034,00
141,90
19,30
19 034,00
146,00
78,00
19 034,00
147,00
80,00
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
60
E. KEHUTANAN Pembangunan
kehutanan
pada
hakekatnya
mencakup
semua
upaya
memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu. Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Kabupaten Paser pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging. Masalah ini merupakan akar dari masa lalu yang sulit sekali untuk diberantas. Luas hutan Kabupaten Paser tahun 2012, sekitar 1.024.845 Ha dengan rincian 114.518 hutan lindung, 96.641 hutan suaka alam dan wisata, 168.091 hutan produksi terbatas, 238.752 produksi tetap, dan 406.843 hutan tetap.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
61
Tabel 5.11. Luas Kawasan Hutan Kabupaten Paser Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan, Tahun 2010 – 2012
Uraian
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
Hutan Lindung
Hutan Suaka Alam dan Wisata Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Hutan Tetap
114 518
96 641
168 091
238 752
406 843
114 518
96 641
168 091
238 752
406 843
114 518
96 641
168 091
238 752
406 843
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan didalam suatu
kawasan
hutan
produksi
yang
meliputi
kegiatan
penanaman,
pemeliharaan, pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan, berdasarkan ketentuan–ketentuan yg berlaku serta berdasarkan azas kelestarian. Di Kabupaten Paser, pada tahun 2012 terdapat
perusahaan
pemegang HPH dengan luas hutan 378.830 Ha.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
62
Tabel 5.12. Jumlah Perusahaan dan Luas HPH dan HTI Kabupaten Paser, Tahun 2010 – 2012
Uraian
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
HPH
Jumlah Perusahaan Luas Hutan (HA) HTI
Jumlah Perusahaan Luas Hutan (HA)
4
4
5
135 950
198 029
370 830
3
0
2
56 375
0
30 600
Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur
Sedangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah usaha hutan tanaman untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur sesuai dengan tapaknya (satu atau lebih sistem silvikultur) dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non kayu. Jika pada tahun 2011 di Kabupaten Paser tidak terdapat perusahaan pemegang HTI, maka pada tahun 2012 di Kabupaten Paser terdapat 2 perusahaan pemegang HTI dengan luas pengusahaan 30.600 Ha tidak ada lagi perusahaan HTI.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
63
Daftar Istilah Penting
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
64
Domestik adalah batas teritori kegiatan ekonomi yang hampir mendekati konsep wilayah teritori suatu negara/wilayah/daerah secara hukum (batas administrasi). Merupakan terminologi baku yang digunakan dalam penyusunan statistik neraca nasional yang memberikan batasan jelas tentang wawasan ekonomi penduduk, baik residen maupun non-residen.
Ekspor Barang dan Jasa meliputi seluruh transfer dan penjualan barang dan jasa dari residen (penduduk) suatu negara/wilayah ekonomi domestik ke residen negara/wilayah ekonomi domestik lainnya dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam prakteknya, ekspor terdiri dari barang dagangan dan barang lainnya yang keluar melalui daerah batas pabean atau wilayah domestik suatu negara, termasuk pembelian langsung di negara tersebut oleh perwakilan negara asing dan orang-orang non residen (staf diplomat dan keluarganya). Karena ekspor barang dagangan suatu negara dinilai atas dasar FOB (free on board), maka nilai ekspor tidak termasuk pengapalan dan asuransi sampai pada negara tujuan.
Ekonomi domestik adalah berbagai kegiatan ekonomi dalam wilayah domestik suatu negara/wilayah/daerah yang dibedakan dengan luar negeri karena konsep “residen”, bukan karena unsur kebangsaan ataupun mata uang.Terdiri dari unit-
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
65
unit institusi ekonomi yang diselenggarakan oleh residen. Konsep ini tidak selalu identik dengan batas wilayah administrasi secara politik.
Faktor Produksi mencakup faktor-faktor yang terlibat dalam suatu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti: tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian.
Faktor Pendapatan dari Luar Negeri merupakan pendapatan/kompensasi yang diterima oleh faktor produksi, atas keterlibatannya dalam suatu produksi di luar batas wilayah domestik.
Harga Berlaku penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun sedang berjalan.
Harga Konstan penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tetap di satu tahun dasar.
Impor Barang dan Jasa meliputi seluruh transfer dan pembelian barang dan jasa dari residen suatu negara ke residen negara lainnya dilakukan baik dalam wilayah domestik maupun di luar negeri. Pada prakteknya, impor terdiri dari barang
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
66
dagangan dan barang lainnya yang melewati batas pabean atau wilayah domestik suatu negara, termasuk pembelian langsung oleh pemerintah, penduduk dan perwakilan negara tersebut di luar negeri. Karena impor barangbarang dagangan dinilai dengan CIF, maka nilai barang termasuk biaya pengangkutan dan asuransi. Pembentukan Modal Tetap Bruto meliputi pembuatan dan pembelian barang modal baru baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri (domestik).
Penyusutan adalah nilai susutnya barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.
Permintaan Antara merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi proses produksi.
Permintaan akhir merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal ekspor.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
67
Produk adalah output (keluaran) yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang dilakukan oleh para produsen (residen) di wilayah domestik, pada satu waktu tertentu. Produk yang dalam istilah lain disebut sebagai komoditi ini menurut sifatnya dibedakan atas produk dalam bentuk barang (good/tangible) serta jasa (service/intangible).
Produk domestik adalah nilai akhir produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
sektor
produksi
dalam
sistem
ekonomi
domestik,
setelah
diperhitungkan dengan nilai barang dan jasa yang berasal dari impor. Total penyediaan produk yang berasal dari produk domestik dan imr disebut sebagai total penyediaan (supply).
Residen adalah unit institusi yang mempunyai pusat kegiatan ekonomi 18 dalam batas ekonomi suatu negara (centre of economic interest). Peran penting ini ditandai dengan dua faktor penting yaitu tempat tinggal (dwelling) dan tempat aktivitas berproduksi dalam jangka waktu yang relatif panjang, biasanya satu tahun. Tujuannya untuk membedakan batas teritori suatu negara terhadap negara-negara lainnya (rest of the world). Unit ekonomi yang bukan merupakan residen suatu negara dianggap sebagai sektor luar negeri / asing (non residen).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
68
Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referansi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat
digambarkan
seri
data
dengan
indikator
rinci
mengenai
perubahan/pergerakan yang terjadi.
Wilayah ekonomi adalah wilayah geografi yang secara administrasi dikelola oleh suatu pemerintahan (negara), dimana manusia, barang dan modal bebas berpindah, yang meliputi wilayah udara, darat dan perairan. Selain itu wilayah ekonomi ini juga mencakup wilayah khusus seperti kedutaan, konsulat dan pangkalan militer, serta zona bebas aktif (lepas pantai).
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
69
Lampiran
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
70
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2012 (Jutaan Rupiah) Jenis Penggunaan
2011*)
2012**)
(1)
(3)
(4)
HARGA BERLAKU 1. Konsumsi Rumah Tangga
2 796 517,95
3 221 529,37
a. Makanan
1 462 858,54
1 659 087,62
b. Non Makanan
1 333 659,41
1 562 441,74
13 397,62
17 212,62
3. Pengeluaran Pemerintah
1 051 600,23
1 304 180,24
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
3 286 113,14
3 608 152,23
73 392,65
78 513,57
16 478 075,95
17 388 766,59
a. Antar Negara
14 479 008,50
15 197 499,99
b. Antar Daerah
1 999 067,45
2 191 266,60
7 018 949,27
7 774 361,19
a. Antar Negara
323 352,40
386 053,84
b. Antar Daerah
6 695 596,87
7 388 307,35
16 680 148,27
17 843 993,43
1 965 547,15
2 121 108,41
a. Makanan
978 966,74
1 013 238,00
b. Non Makanan
986 580,42
1 107 870,41
9 653,85
11 744,42
792 925,90
901 424,25
2 654 957,36
2 718 423,91
52 884,17
54 570,94
4 393 364,76
4 817 287,97
a. Antar Negara
3 534 632,21
3 916 386,04
b. Antar Daerah
858 732,55
900 901,93
3 583 652,14
3 797 415,24
a. Antar Negara
167 885,30
186 548,99
b. Antar Daerah
3 415 766,84
3 610 866,25
6 285 681,06
6 827 144,67
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan
HARGA KONSTAN 1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Pengeluaran Pemerintah 4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
71
LAJU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2012 (Persen) Jenis Penggunaan
2011*
(1)
(2)
)
2012**
)
(3)
HARGA KONSTAN 1. Konsumsi Rumah Tangga
7,36
7,91
4,07
3,50
10,83
12,29
11,14
21,66
3. Pengeluaran Pemerintah
9,15
13,68
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
3,27
2,39
5. Perubahan Inventori
4,02
3,19
11,60
9,65
a. Antar Negara
13,99
10,80
b. Antar Daerah
2,76
4,91
3,76
5,96
a. Antar Negara
7,20
11,12
b. Antar Daerah
3,59
5,71
10,85
8,61
a. Makanan b. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Catatan : Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2010 tidak dapat disajikan karena data tahun 2009 tidak tersedia. penghitungan PDRB Kabupaten Paser Menurut Komponen Penggunaan baru mulai dihitung pada tahun 2010
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
72
DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2012 (Persen)
Jenis Penggunaan
2011*
(1)
(2)
)
2012**
)
(3)
HARGA BERLAKU 1. Konsumsi Rumah Tangga
16,77
18,05
a. Makanan
8,77
9,30
b. Non Makanan
8,00
8,76
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
0,08
0,10
3. Pengeluaran Pemerintah
6,30
7,31
19,70
20,22
0,44
0,44
98,79
97,45
a. Antar Negara
86,80
85,17
b. Antar Daerah
11,98
12,28
42,08
43,57
a. Antar Negara
1,94
2,16
b. Antar Daerah
40,14
41,41
100,00
100,00
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
73
INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2012
Jenis Penggunaan
2011*
(1)
(2)
)
2012**
)
(3)
HARGA BERLAKU 1. Konsumsi Rumah Tangga
142,28
151,88
a. Makanan
149,43
163,74
b. Non Makanan
135,18
141,03
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
138,78
146,56
3. Pengeluaran Pemerintah
132,62
144,68
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
123,77
132,73
5. Perubahan Inventori
138,78
143,87
6. Ekspor
375,07
360,97
a. Antar Negara
409,63
388,05
b. Antar Daerah
232,79
243,23
195,86
204,73
a. Antar Negara
192,60
206,95
b. Antar Daerah
196,02
204,61
265,37
261,37
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
74
LAJU PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PASER MENURUT PENGGUNAAN, TAHUN 2011 - 2012
Jenis Penggunaan
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
1. Konsumsi Rumah Tangga
9,05
6,75
10,08
9,58
8,24
4,33
6,84
5,61
11,20
9,09
4. Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
7,57
7,24
5. Perubahan Inventori
6,84
3,67
12,36
-3,76
a. Antar Negara
10,52
-5,27
b. Antar Daerah
18,09
4,48
8,69
4,53
a. Antar Negara
7,23
7,45
b. Antar Daerah
8,76
4,38
13,94
-1,51
a. Makanan b. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Pengeluaran Pemerintah
6. Ekspor
7. Impor
PDRB Penggunaan *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Catatan : Laju Pertumbuhan Indeks Implisit tahun 2010 tidak dapat disajikan karena data tahun 2009 tidak tersedia. penghitungan PDRB Kabupaten Paser Menurut Komponen Penggunaan baru mulai dihitung pada tahun 2010.
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
75
PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2012 (JUTAAN RUPIAH)
Uraian
2011*)
2012**)
1
2
3
1. Pertanian
1 921 518,38
2 043 377,52
a. Tanaman Bahan Makanan
186 730,33
212 235,06
b. Tanaman Perkebunan
827 859,82
805 574,91
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
116 855,66
129 764,43
d. Kehutanan
215 034,78
226 082,82
e. Perikanan
575 037,80
669 720,30
13 081 014,78
13 967 710,71
134 522,27
149 815,86
20 462,75
22 257,86
5. Bangunan
298 737,56
328 013,84
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
546 134,06
588 187,34
7. Pengangkutan dan Komunikasi
89 875,66
101 272,61
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
139 528,18
153 941,00
9. Jasa-jasa
448 354,62
489 416,68
Produk Domestik Regional Bruto
16 680 148,26
17 843 993,43
@ Produk Domestik Regional Bruto
3 630 487,61
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, Air Bersih
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
3 911 357,03
76
PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2012 (JUTAAN RUPIAH) )
)
Uraian
2011*
1
2
3
795 190,57
842 169,65
90 186,89
92 760,74
271 380,77
292 979,27
79 896,25
81 803,44
d. Kehutanan
100 091,54
96 997,20
e. Perikanan
253 635,12
277 629,00
4 749 091,78
5 196 103,11
3. Industri Pengolahan
89 292,53
95 810,89
4. Listrik, Gas, Air Bersih
12 251,59
12 929,34
5. Bangunan
165 965,31
174 019,97
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
184 903,45
198 622,46
7. Pengangkutan dan Komunikasi
48 713,01
51 526,49
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
78 132,41
84 450,25
162 140,41
171 512,50
Produk Domestik Regional Bruto
6 285 681,06
6 827 144,67
@ Produk Domestik Regional Bruto
1 551 190,49
1 646 695,51
1. Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan & Hasil-hasilnya
2. Pertambangan dan Penggalian
9. Jasa-jasa
Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
2012**
@Tanpa Pertambangan Batubara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
77
LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA, TAHUN 2011 - 2012 (PERSEN)
Uraian
2011*
1
2
1. Pertanian
)
2012**
)
3
14,95
6,34
9,83
13,66
b. Tanaman Perkebunan
20,04
(2,69)
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
18,37
11,05
d. Kehutanan
1,51
5,14
e. Perikanan
14,69
16,47
2. Pertambangan dan Penggalian
29,69
6,78
3. Industri Pengolahan
18,12
11,37
4. Listrik, Gas, Air Bersih
20,10
8,77
5. Bangunan
11,09
9,80
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
15,22
7,70
7. Pengangkutan dan Komunikasi
11,21
12,68
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
16,51
10,33
9. Jasa-jasa
19,72
9,16
Produk Domestik Regional Bruto
26,30
6,98
@ Produk Domestik Regional Bruto
15,33
a. Tanaman Bahan Makanan
Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
7,74
@Tanpa Pertambangan Batubara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
78
LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA, TAHUN 2011 - 2012 (PERSEN)
Uraian
2011*
1
2
1. Pertanian
)
2012**
)
3
5,20
5,91
-5,54
2,85
b. Tanaman Perkebunan
9,22
7,96
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
9,33
2,39
d. Kehutanan
-4,46
(3,09)
e. Perikanan
8,34
9,46
12,01
9,41
6,51
7,30
14,94
5,53
6,46
4,85
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
11,51
7,42
7. Pengangkutan dan Komunikasi
6,39
5,78
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
9,73
8,09
14,51
5,78
Produk Domestik Regional Bruto
10,85
8,61
@ Produk Domestik Regional Bruto
7,40
Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
@Tanpa Pertambangan Batubara
a. Tanaman Bahan Makanan
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, Air Bersih 5. Bangunan
9. Jasa-jasa
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
6,16
79
KONSTRIBUSI NILAI TAMBAH BRUTO SEKTORAL ATAS DASAR HARGA BERLAKU TERHADAP PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 - 2012 (PERSEN)
Uraian
2011*
1
2
1. Pertanian
)
2012**) 3
11,52
11,45
a. Tanaman Bahan Makanan
1,12
1,19
b. Tanaman Perkebunan
4,96
4,51
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
0,70
0,73
d. Kehutanan
1,29
1,27
e. Perikanan
3,45
3,75
78,42
78,28
3. Industri Pengolahan
0,81
0,84
4. Listrik, Gas, Air Bersih
0,12
0,12
5. Bangunan
1,79
1,84
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
3,27
3,30
7. Pengangkutan dan Komunikasi
0,54
0,57
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
0,84
0,86
9. Jasa-jasa
2,69
2,74
100,00
100,00
2. Pertambangan dan Penggalian
Produk Domestik Regional Bruto Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
@Tanpa Pertambangan Batubara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
80
KONSTRIBUSI NILAI TAMBAH BRUTO SEKTORAL ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TERHADAP PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 - 2012 (PERSEN)
Uraian
2011*
1
2
1. Pertanian
)
2012**) 3
12,65
12,34
a. Tanaman Bahan Makanan
1,43
1,36
b. Tanaman Perkebunan
4,32
4,29
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
1,27
1,20
d. Kehutanan
1,59
1,42
e. Perikanan
4,04
4,07
75,55
76,11
3. Industri Pengolahan
1,42
1,40
4. Listrik, Gas, Air Bersih
0,19
0,19
5. Bangunan
2,64
2,55
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
2,94
2,91
7. Pengangkutan dan Komunikasi
0,77
0,75
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
1,24
1,24
9. Jasa-jasa
2,58
2,51
100,00
100,00
2. Pertambangan dan Penggalian
Produk Domestik Regional Bruto Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
@Tanpa Pertambangan Batubara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
81
INDEKS IMPLIST PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2012 (PERSEN)
Uraian
2011*
1
2
1. Pertanian
)
2012**) 3
241,64
242,63
a. Tanaman Bahan Makanan
207,05
228,80
b. Tanaman Perkebunan
305,05
274,96
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
146,26
158,63
d. Kehutanan
214,84
233,08
e. Perikanan
226,72
241,23
2. Pertambangan dan Penggalian
275,44
268,81
3. Industri Pengolahan
150,65
156,37
4. Listrik, Gas, Air Bersih
167,02
172,15
5. Bangunan
180,00
188,49
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
295,36
296,13
7. Pengangkutan dan Komunikasi
184,50
196,54
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
178,58
182,29
9. Jasa-jasa
276,52
285,35
265,37
261,37
Produk Domestik Regional Bruto Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
@Tanpa Pertambangan Batubara
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
82
LAJU IMPLISIT PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2011 - 2012 (PERSEN)
Uraian
2011*
1
2
1. Pertanian
)
2012**
)
3
9,27
0,41
16,27
10,50
b. Tanaman Perkebunan
9,90
(9,87)
c. Peternakan & Hasil-hasilnya
8,28
8,46
d. Kehutanan
6,24
8,49
e. Perikanan
5,86
6,40
2. Pertambangan dan Penggalian
15,78
(2,41)
3. Industri Pengolahan
10,90
3,79
4. Listrik, Gas, Air Bersih
4,49
3,07
5. Bangunan
2,13
2,80
6. Perdagangan, Hotel, Restoran
4,35
4,72
7. Pengangkutan dan Komunikasi
10,00
4,50
8. Keuangan, Persewaan, Perusahaan
6,17
2,08
9. Jasa-jasa
4,55
3,19
Produk Domestik Regional Bruto
13,94
(1,51)
@ Produk Domestik Regional Bruto
7,39
1,49
Keterangan : *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara
@Tanpa Pertambangan Batubara
a. Tanaman Bahan Makanan
La por an K ine r ja Pe r e kon o mia n K ab u pa te n Pas e r Ta hu n 20 1 3
83