Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Jeneponto tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian target indikator kinerja sasaran berdasarkan RPJMD dan RENSTRA SKPD melalui pelaksanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2014. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Jeneponto
Tahun
2014
ini
merupakan
tindak
lanjut
pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi Pemerintah, serta memenuhi
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik
Indonesia
Nomor
23
Tahun
2012
tentang
Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Dokumen Penetapan Kinerja. LAKIP Pemerintah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Materi
LAKIP
Tahun
2014
tetap diselaraskan dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Indikator Kinerja sasaran yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018 merupakan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan
program
dan
kegiatan
yang
akan
dipertanggungjawabkan kepada publik. Berdasarkan
Misi
Pemerintah
Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Jeneponto
yang
tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018 VISI : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA MISI
RUMUSAN PENJELASAN MISI
1. Membangun tata kelolah
Dimankanai sebagai misi yang di emban Pemerintahan yang baik untuk mengupayakan pengelolaan berdasarkan prinsippemerintahan yang baik untuk prinsip good gevernance meningkatkan kualitas pelayanan publik, terbentuknya birokrasi pemerintahan yang profesinal dan berkinerja tinggi dan meningkatnya pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan 2. Meningkatkan kualitas Dimaknai sebagai misi yang diemban sumber daya manusia sebagai upaya untuk meningkatkan (SDM) sumber daya aparatur pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur dan meningkatkan kualias hidup masyarakat. 3. Membangun kemandirian Dimaknai sebagai misi yang diemban ekonomi masyarakat yang sebagai upaya untuk meningkatkan bertumpu pada potensi perekonomian daerah dengan lokal mengoptimalkan pengelolaan sumber daya daerah secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, menciptakan iklim ivestasi yang kondusif serta meningkatkan ekonomi kerakyatan 4. Meningkatkan tata kelola Dimaknai sebagai misi yang diemban keuangan daerah yang sebagai upaya menciptakan pengelolaan efektif, efesien, produktif, keuangan baik melalui peningkatan transparan, dan regulasi, sistem untuk meningkatkan akuntabel penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan 5. Meningkatkan Dimaknai sebagai misi yang diemban pembangunan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan infrastruktur dan ketertersedian infrastruktur dasar dan pelayanan dasar di setiap wilayah untuk meningkatkan aksesibilitas desa/kelurahan masyarakat, memacu peningkatan perekonomian daerah dan mengurangi disparitas pembangunan antar desa/kelurahan serta mengoptimalkan penataan ruang pembangunan wilayah yang partisipatif, berkelanjutan 6. Meningkatkan kualitas Dimaknai sebagai misi yang diemban kehidupan beragama sebagai upaya menciptakan kondisi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
masyarakat yang agamais melalui internalisasi nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat, lingkungan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, meningkatkan managemen potensi umat lewat optimalisasi ZIS (Zakat, Infak dan Sedekah), meningkatkan pemahaman keagamaan. Misi tersebut diatas memiliki keterkaitan dengan pokok-pokok visi. Pemetaan keterkaitan dengan dengan pokok-pokok visi dengan masing-masing misi tersebut dapat disajikan pada tabel berikut: Keterkaitan Pokok-Pokok Visi dengan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 VISI : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA POKOK-POKOK VISI
MISI
1. Kepemerintahan yang baik
Membangun tata kelolah Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance (1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) (2) Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel (4) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama (6) Membangun kemandirian ekonomi masyarakat yang bertumpu pada potensi lokal (3) Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan (5) Seluruh Misi (1), (2), (3), (4), (5) dan (6)
2. Penguatan daya saing daerah
3. Masyarakat Jeneponto yang sejahtera A. Kebijakan Pokok 1. Strategi Strategi
merupakan
langkah-langkah
yang
berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan
pembangunan
management).
Rumusan
daerah
strategi
(strategy
berupa
focussed-
pernyataan
yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas
dengan
serangkaian
arah
kebijakan.
Rumusan strategi juga harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder pembangunan daerah. Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada empat perspektif yang digunakan dalam mengarahkan keselarasan dengan pilihan program pembangunan daerah yakni (1) perspektif masyarakat/layanan; (2) perspektif proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif keuangan. Berdasarkan pemahaman tersebut, strategi pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018 dapat dilihat pada tabel berikut: Strategi Pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018 Misi 1: Membangun tata Kelola pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance TUJUAN Menciptakan kepemerintahan yang baik dan bersih (1)
SASARAN
STRATEGI
Terwujudnya penataan birokrasi dan penguatan kelembagaan pemerintahan daerah (1)
Restrukturisasi organisasi dan optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan pemerintahan daerah yang berorientasi pada peningkatan kinerja pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas KKN Pemerataan, perluasan akses dan peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai dengan standar
Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN (2) Terwujudnya Peningkatan kualitas Pelayanan Publik (3)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah (4) Terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat (5) Menguatkan Terwujudnya kapasitas dan pembinaan peran pemerintah kemasyarakatan yang kecamatan, optimal (6) kelurahan dan Terlaksanaya Desa (2) Pendelegasian sebagian kewenangan kepada pemerintah Kecamatan, Desa/Kelurahan (7)
Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan daerah Memperkuat sistem terpadu pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan dan perundang-undangan Meningkatkan profesionalisme aparatur kecamatan, kelurahan dan desa dan alokasi anggaran
Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia TUJUAN Meningkatkan kapasitas, kapabilitas, profesionalisme dan pendayagunaan aparatur (1) Meningkatakan kualitas hidup keluarga dan masyarakat (2)
SASARAN
STRATEGI
Meningkatnya pengetahuan, pendidikan, keterampilan, sikap dan moral aparatur (8)
Optimalisasi pengelolaan dan pelaksanaan diklat dan menstimulasi peningkatan strata pendidikan
Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat (formal umum dan kejuruan) (9) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kewirausahaan masyarakat (10)
Peningkatan kualitas anak didik dan Pendididik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
Meningkatkan pengelolaan dan kinerja BLK, Sanggar Kegiatan Belajar, PKBM, kepemudaan serta akses informasi masyarakat Meningkatnya derajat Mendorong upaya kesehatan masyarakat Kesehatan Promotif, (11) Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif secara holistik Meningkatnya kualitas Pemberdayaan keluarga keluarga dan secara maksimal untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
perlindungan anak (12)
menjadi keluarga andalan dan perlindungan anak
Misi 3 : Membangun kemandirian ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal TUJUAN Mengembangkan potensi ekonomi lokal dan investasi daerah (1)
Membangun
SASARAN
STRATEGI
Terkelolanya potensi sumberdaya alam lokal menjadi produk yang memiliki nilai kompetitif skala regional dan nasional (13) Meningkatnya ketersediaan regulasi investasi daerah (14) Meningkatnya ketersediaan data dan informasi investasi daerah (15) Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang dapat mendukung pengembangan daya saing daerah (16)
Meningkatkan Pengelolaan potensi sumberdaya alam lokal secara secara terpadu dan terarah dari huluhilir dan kerjasama antar daerah Membangun kerjasama yang harmonis dengan DPRD,NGO, swasta dan PT dalam menginisiasi regulasi serta menyusun dokumen Grand Design
Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan potensi daerah melalui kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga penelitian PT dan dunia usaha Meningkatnya Memperketat ketersediaan dan pengalifungsian lahan penganekaragaman pertanian pangan dan pangan (17) memasyarakatkan penganekaragaman pangan Meningkatnya taraf Penciptaan ekonomi ekonomi dan lapangan produktif dan kreatif kerja masyarakat (18) berbasis potensi lokal Terlaksananya Mengembangkan, menata revitalisasi, penataan dan mempromosikan OW dan pengembangan dengan pengelolaan oleh objek wisata (19) BUMD Terwujudnya Kab. Membangun kerjasama Jeneponto sebagai dan promosi potensi dan Pusat Suplay Energi daya dukung wilayah Listrik di Sulawesi Selatan (20) Meningkatnya kualitas Mendorong
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
struktur ekonomi yang kokoh berbasis pada ekonomi kerakyatan (2)
dan kuantitas koperasi pengembangan dan dan UMKM (21) pemberdayaan koperasi dan UMKM yang inovatif dan berdaya saing. Mengembangkan Restrukturisasi, BUMD dan BUMDES penguatan, permodalan yang dapat dan perbaikan meningkatkan manajeman serta pendapatan daerah peningkatan kerjasama (22) Badan Usaha Milik Daerah dan Desa Meningkatnya kinerja pengelolaan pasar tradisional dan home industri berwawasan lingkungan (23)
Pengelolaan pasar berbasis masyarakat Pembinaan keterampilan dan kewirausahaan pelaku home industri potensial dan pemberian stimulan modal usaha
Misi 4: Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel TUJUAN Menciptakan keuangan daerah yang stabil dan sehat untuk mendukung pendanaan pembangunan (1)
SASARAN
STRATEGI
Meningkanya ketersediaan regulasi tata kelolah keuangan daerah (24) Terbangunnya sistem pengelolaan keuangan daerah yang dinamis dan transparan (25) Meningkatnya penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan (26)
Pengembangan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.
SASARAN
STRATEGI
Meningkatkan profesionalisme pengelolaan keuangan daerah, optimalisasi pemanfaatan aset daerah, perbaikan dan optimalisasi pendapatan daerah, serta peningkatan kinerja BUMD Misi 5: Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan TUJUAN Meningkatkan kualitas dan pemerataan
Meningkatnya ketersedian dokumendokumen perencanaan
Mengoptimalkan kajiankajian perencanaan berkerjasama dengan PT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
ketersediaan infrastruktur dasar, pelayanan umum, perekonomian dan sosial budaya (1)
umum dan teknis infrastruktur daerah (27) Tertatanya sistem transportasi daerah (28) Terlaksananya pembangunan dan peningkatan kualitas jalan khususnya yang menjadi kewenangan kabupaten (29)
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai (30) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur kesehatan yang proporsional (31) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur sumberdaya air sektor keirigasian (32) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah, perekonomian dan sosial budaya (33)
Meningkatnya akses air minum aman dan sanitasi masyarakat (34)
dan lembaga profesional Review TATRALOK dan menyelengarakan sistem transportasi daerah yang dinamis Meningkatkan tatalaksana kebinamargaan dan mengalokasikan anggaran secara proporsinal sesuai urutan prioritas berdasarkan perencanaan teknis yang partisipatif Memacu penyediaan infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang berkulitas dan proporsionanal.
Mengimplementasikan Pengembangan dan pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) Menjamin alokasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur disetiap desa da kelurahan setiap tahunnya berdasarkan kebutuhan dan mekanisme perencanaan Membangun sistem dan infrastruktur mitigasi dan penaggulangan bencana melalui sistem zona rentang kendali wilayah Pembangunan sarana dan prasarana air minum dan Sanitasi dan pengembangan kelembagaan Air Minum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
berbasis masyarakat Meningkatnya pemenuhan perumahan masyarakat terutama rumah layak huni bagi MBR (35) Mengoptimalkan penataan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (2)
Terkendalinya pemanfaatan ruang (36) Meningkatnya ketersediaan dokumen tata ruang (37) Terciptanya penataan ibukota Kabupaten dan Kecamatan (38)
Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan Hidup (39) Meningkatnya pengembangan kawasan-kawasan strategis daerah (40)
Mempermudah izin pembangunan perumahan swadaya dan pihak pengemban dan Pembangunan dan subsidi rumah layak huni bagi MBR Peningkatan kualitas perencanaan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Meningkatkan penataan secara terpadu dan partisipatif dengan memperkuat sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Swasta Meningkatkan konservasi sumberdaya alam dan kawasan strategis secara terpadu dan partisipatif dengan memperkuat sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Swasta
Misi 6: Meningkatkan kualitas kehidupan beragama TUJUAN Meningkatkan kualitas spritual dan integritas aparatur dan masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan (1)
SASARAN
STRATEGI
Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan agama (41)
Fungsionalisasi peran kelembagaan pemerintah dan organisasi keagamaan dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama Peningkatan sikap ketenggangrasaan intern umat beragama dan antarumat beragama dan peningkatan koordinasi antar lembaga pemerintah yang terkait isu-isu keagamaan
Meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama (42)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Terwujudnya kualitas pelayanan kehidupan beragama (43) Meningkatnya kesadaran agama akan nilai-nilai amanah, kecerdasan, kejujuran, keteladan dan kerakyatan bagi aparatur (44)
Pemberdayaan umat beragama Fungsionalisasi dan aktualisasi/penatalaksan aan nilai-nilai kepemimpinan dalam Islam bagi aparatur sipil negara
2. Kebijakan Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan pembangunan lima tahun Kabupaten Jeneponto periode 2014-2018 adalah sebagai berikut. Fokus dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Jeneponto 2014-2018 NO 1
FOKUS Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang baik
ARAH KEBIJAKAN
2.
Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia
3.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Pengembangan sistem SIPAKAADA (Reformasi dan dan Penguatan Kelembagaan Pemerintah Daerah) Peningkatan Kapasitas dan peran Pemerintah Kecamatan, Kelurahan dan Desa peningkattan kualitas pendidikan formal umum dan kejuruan Pemberian Beasiswa pendidikan bagi siswa dan mahasiswa berprestasi Peningkatan Pengetahuan dan keterampilan pekerja sektor informal Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah Daerah Pengetasan buta aksara Pembebasan biaya ujian Paket A, B dan C Pengembangan layanan kesehatan respon cepat (health care rapid
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
NO
FOKUS
ARAH KEBIJAKAN response)
4.
Penguatan Ekonomi Kerakyatan
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perwujudan PHBS Peningkatan Pelayanan Kesehatan Gratis terpadu Peningkatan akses, kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan Peningkatan kualitas layanan dan jasa publik Penyusunan dan Penerapan SPM pada setiap unit pelayanan Penerapan E-Procurement secara penuh Pemberian reward dan punishment kepada unit pelayanan Pengawasan mutu produk layanan dan jasa publik Peningkatan produksi, kualitas dan produktivitas sektor ekonomi produktif melalui intesifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi usaha sektor produktif Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana produksi Peningkatan pengelolaan pasca panen dan pemasaran Mengembangkan komoditas dengan menjadikan kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan Mengoptimalkan pengembangan komoditas unggulan secara terpadu melalui sinergitas hulu, tengah dan hilir Mengoptimalkan pengembangan komoditas kelautan dan perikanan, melalui: Peningkatan kapasitas produksi perikanan dan kelautan Pemberdayaan masyarakat pesisir Pengembangan sarana dan prasarana produksi kelautan dan perikanan Peningkatan produksi dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
NO
FOKUS
ARAH KEBIJAKAN kualitas rumput laut Pengembangan Kawasan Industri Perikanan dan Pariwisata Terpadu (KIPPT) Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan berwawasan lingkungan melalui pengendalian, pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil hutan. Pengembangan dunia usaha, investsi dan lapangan kerja, melalui Perluasan dan kemudahan investasi Pembinaan dan pemberian permodalan bagi koperasi dan UMKM Perluasan kesempatan kerja Perluasan kesempatan berusaha Pengembangan ekonomi kreatif dan produktif Pengembangan kawasan industri Bangkala Peningkatan pengelolaan sumberdaya mineral dan bahan galian lainnya Peningkatan pengelolaan kawasan pariwisata unggulan Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan kelembagaan pemerintah daerah Peningkatan dan pemberdayaan kapasitas kelembagaan sosialekonomi masyarakat, termasuk mengupayakan pengembangan BUMDES Peningkatan dan pemberdayaan kelembagaan sosial, budaya, politik dan keamanan Peningkatan Peran Pemuda dan Pembinaan kelembagaan olah raga Peningkatan penerimaan daerah
5.
Penciptaan iklim investasi yang kondusif
6.
Penguatan Kapasitas dan Pemberdayaan kelembagaan pemerintah, masyarakat dan swasta
7.
Peningkatan sumber sumber pendanaan, pengelolaan anggaran dan ketepatan alokasi investasi pembangunan
Merevitalisasi Perusda dan membangun BUMD Merevitalisasi aset investasi yang sudah ada
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
NO 8.
FOKUS Peningkatan Pengelolaan sumberdaya air
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi Peningkatan pembangunan dan penyediaan infrastruktur air bersih dan sanitasi Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif 9PPSIP) Peningkatan Pembangunan embunembun yang strategis Peningkatan Pengelolaan air minum Pembangunan irigasi pompa yang strategis Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan dan pelabuhan Peningkatan penerangan jalan umum perdesaan Peningkatan sarana dan prasarana permukiman Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan dan industri Peningkatan sarana dan prasarana pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan Peningakatan prasarana dan sarana olah raga Zonasi dan pengadaan prasarana dan sarana pemadam kebakaran Pembangunan atau perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Pemberdayaan masyarakat miskin
Bantuan dan perlindungan sosial
Penataan ibukota kabupaten menuju kabupaten adipura Penataan pemukiman ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Peningkatan Pembinaan dan pendidikan agama pada instansi formal dan non formal (TKA/TPA, PSI) Pengentasan buta baca Al Qur’an
9.
Peningkatan pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik
10. Peningkatan perbaikan kehidupan rakyat miskin
11. Penataan Ibu kota Kabupaten dan Kecamatan
12. Pembinaan kehidupan beragama
Pembinaan beragam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
toleransi
hidup
NO
FOKUS
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan kesejahteraan bagi Imam Desa/Kelurahan, Imam Mesjid, Guru Mengaji, dan Guru Sara’ Peningkatan pembinaan mental spritual generasi muda Peningkatan kulaitas saran ibadah
Berdasarkan tujuan diatas Pemerintah Kabupaten Jeneponto menetapkan 50 Sasaran dengan 141 Indikator Kinerja Sasaran yang kesemuanya diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan. Sedangkan pelaksana program dan kegiatan tersebut melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup. Pemerintah Kabupaten Jeneponto. Tim Penyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Kata Pengantar Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten
Jeneponto Tahun 2014. Sejalan dengan tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Perintah merupakan salah satu indikator untuk penentuan bagi daerah provinsi, kabupaten dan kota untuk menjadi Pilot Project pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto merupakan tindak lanjut pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta memenuhi Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tanggal 30 November 2014 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014. Untuk itu disampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto kepada stakeholder dan sebagai sarana perbaikan dalam upaya mewujudkan Visi “MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA” Pertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada
prinsipnya
merupakan
kewajiban
Pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Daerah
untuk
menjelaskan kinerja penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban ini tidak semata – mata dimaksudkan sebagai upaya
untuk
menemukan
daerah
melainkan
juga
kelemahan
untuk
pelaksanaan pemerintahan
meningkatkan
efisiensi,
efektifitas,
produktifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah serta fungsi pengawasan DPRD dan publik terhadap jalannya pemerintahan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2014 ini memuat pertanggungjawaban pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto dan sebagai kewajiban yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan selanjutnya menjadi bahan evaluasi oleh Lembaga Penilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sangat disadari bahwa informasi yang disajikan dalam LAKIP ini belum sepenuhnya memuaskan harapan semua pihak yang terkait serta tidak luput dari berbagai kekurangan, oleh karena itu hasil evaluasi LAKIP ini nantinya
diharapkan menjadi bahan rujukan
dalam upaya
perbaikan manajemen dan peningkatan kinerja pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dimasa yang akan datang. Jeneponto,
Maret 2015
BUPATI JENEPONTO,
IKSAN ISKANDAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
I-1
A.
Dasar Hukum ....................................................................
I-1
B.
Gambaran Umum Daerah ..................................................
I-3
1. Aspek Geografis ............................................................
I-3
2. Aspek Demografi ..........................................................
I-6
3. Kondisi Ekonomi Daerah ..............................................
I-12
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH .....................................
II-1
A.
Visi dan Misi.......................................................................
II-1
B.
Kebijakan Pokok .................................................................
II-5
1. Strategi.........................................................................
II-5
2. Kebijakan .....................................................................
II-9
3. Kebijakan Lintas Fungsi ...............................................
II-13
4. Kebijakan Kewilayahan ................................................
II-13
Prioritas Daerah .................................................................
II-14
1. Prioritas Daerah ...........................................................
II-14
2. Program Kerja ..............................................................
II-26
3. Target dan Capaian Kinerja ..........................................
II-40
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH .....
III-1
C.
A.
B.
Pengelolaan Pendapatan ....................................................
III-4
1. Pendapatan Asli Daerah ...............................................
III-4
2. Dana Perimbangan .......................................................
III-10
3. lain-Lain Pendapatan yang Sah ....................................
III-12
Pengelolaan Belanja Daerah ...............................................
III-19
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah.............................
III-19
2. Target dan Realisasi Belanja.........................................
III-21
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ..... A.
IV-1
Urusan Wajib yang Dilaksanakan.......................................
IV-1
1. Program dan Kegiatan ..................................................
IV-1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan ...............
IV-2
3. Permasalahan dan Solusi .............................................
IV-2
B.
Urusan Pilihan yang Dilaksanakan ....................................
IV-
C.
Prestasi/Penghargaan yang diraih Tahun 2014 ..................
IV-
135 167 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ......................... A.
B.
V-1
Tugas Pembantuan yang Diterima ......................................
V-1
1. Urusan Wajib ...................................................................
V-4
2. Urusan Pilihan .................................................................
V-9
Bantuan Hibah ...................................................................
V-15
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ...........
VI-1
A.
Kerjasama Antar Daerah ....................................................
VI-1
1. ...................................................................................................... Kebijaka n dan Kegiatan .................................................................
VI-1
2. ...................................................................................................... Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ......................................................
VI-2
3. ...................................................................................................... Permasal B.
C.
D. BAB VII
ahan dan Solusi ...............................................................
VI-2
Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga .............................
VI-3
1. Kebijakan dan Kegiatan ....................................................
VI-3
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ........................................
VI-3
Koordinasi dengan Instansi vertikal Daerah .......................
VI-5
1. Kebijakan dan Kegiatan ....................................................
VI-5
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ........................................
VI-6
Penanggulangan Bencana...................................................
VI-7
PENUTUP ......................................................................
VI-1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Daftar Gambar Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Jeneponto ......................................
I-4
Gambar 1.2 Piramida Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2013 .......
I-10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Daftar Tabel Tabel 1.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto ....
I-5
Tabel 1.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 .....................................................................
I-7
Tabel 1.3 Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 ....................................................
I-7
Tabel 1.4 Data Pegawai Berdasarkan Golongan .......................................
I-8
Tabel 1.5 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan .......
I-8
Tabel 1.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Struktural Berdasarkan Eselon ...
I-9
Tabel 1.7 Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto Tahun 2013 .............................................................
I-11
Tabel 1.8 Jumlah Lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Kabupaten Jeneponto Tahun 2013 ...........................................
I-11
Tabel 1.9 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Palawija) ...............................
I-12
Tabel 1.10Potensi Andalan Pertanian (Jenis Sayuran) ..............................
I-13
Tabel 1.11Potensi Andalan Pertanian (Jenis Buah-Buahan) .....................
I-13
Tabel 1.12Potensi Andalan Perkebunan ....................................................
I-13
Tabel 1.13Potensi Andalan Peternakan (Jenis Ternak Besar dan Kecil) .....
I-14
Tabel 1.14Potensi Andalan Peternakan (Jenis Ternak Unggas)..................
I-14
Tabel 1.15Potensi Andalan Perikanan .......................................................
I-15
Tabel 1.16PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013 .......................................................
I-15
Tabel 1.17Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB tahun 2009-2013 Atas dasar Berlaku Kabupaten Jeneponto ................................
I-15
Tabel 1.18Laju Inflasi Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 ...............
I-16
Tabel 1.19Pendapatan Perkapita Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 .....................................................................
I-17
Tabel 1.20Indeks Gini Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2013 .........
I-17
Tabel 1.21Indeks Ketimpangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2013 .....................................................................
I-18
Tabel 1.22Persentase Penduduk Di Atas Kemiskinan Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013...................................................
I-18
Tabel 2.1 Penjelasan Pokok-Pokok Visi Kabupaten Jeneponto 2014-2018
II-2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Tabel 2.2 Penjelasan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 ....................
II-3
Tabel 2.3 Keterkaitan Pokok-Pokok Visi dengan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 ...............................................................
II-4
Tabel 2.4 Strategi Pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018 ................................................................................
II-5
Tabel 2.5 Fokus dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Jeneponto 2014-2018 ...............................................................
II-10
Tabel 2.6 Target dan Realisasi Capaian Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2014 ..............................................................................
II-40
Tabel 3.1 Ringkasan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 .............................................
III-14
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto tahun Anggaran 2014 ..............................................
III-15
Tabel 3.3 Ringkasan Realisasi Belanja Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 .........................................................................
III-21
Tabel 3.4 Realisasi Belanja Menurut Urusan Pemerintahan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2014 ............
III-22
Tabel 4.1 Realisasi Anggaran Belanja Untuk Urusan Wajib Tahun Anggaran 2014 .........................................................................
IV-5
Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Belanja Untuk Urusan Pilihan Tahun Anggaran 2014 ......................................................................... IV-137 Tabel 4.3 Prestasi/Penghargaan yang diraih Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 ........................................... IV-167 Tabel 5.1 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto ...............
V-4
Tabel 5.2 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jeneponto ...............................................................
V-5
Tabel 5.3 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jeneponto ..............................................................
V-6
Tabel 5.4 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial kabupaten Jeneponto ..............................................................
V-6
Tabel 5.5 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jeneponto .....
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
V-7
Tabel 5.6 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Jeneponto ...............................
V-8
Tabel 5.7 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto .................
V-9
Tabel 5.8 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto .................................................................................
V-14
Tabel 6.1 Jumlah Rumah yang Mengalami Kebakaran Tahun 2014.........
VI-7
Tabel 6.2 Jumlah Rumah yang Rusak Akibat Angin Puting Beliung ....... Tahun 2014 ..............................................................................
VI-8
Tabel 6.3 Jumlah Rumah Terendam Banjir Tahun 2014..........................
VI-8
Tabel 6.4 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya ........................................
VI-7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setelah pelaksanaan reformasi 1998 di Indonesia maka dilakukan banyak perubahan terhadap sistem pemerintahan, antara lain bentuk pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik, sistem pemilihan umum yang tertutup menjadi terbuka serta pengelolaan keuangan negara yang lebih transparan. Bentuk perubahan yang disebutkan terakhir kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dimana salah satunya menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan negara diatur berdasarkan anggaran berbasis kinerja. Salah satu dampak dari penerapan anggaran berbasis kinerja ini adalah munculnya sistem pengukuran kinerja dimana salah satunya menyaratkan adanya indikator kinerja yang jelas terhadap penggunaan keuangan negara. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada pokoknya merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam
memenuhi
kewajiban
dalam
mempertanggung-jawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, yang terdiri dari
berbagai
komponen
dan
merupakan
satu
kesatuan,
yaitu
perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Sedangkan Sasaran SAKIP adalah : a. Terwujudnya
instansi
pemerintah
yang
akuntabel
sehingga
dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; b. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah; c. Terwujudnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan nasional; d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
mengamanatkan
berkewajiban menyusun Laporan
bahwa
Pemerintah
Daerah
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), yang menggambarkan tingkat pencapaian
sasaran
ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi. LAKIP ini mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan kegiatan-kegiatan
sesuai
dengan
pelaksanaan
program dan kebijakan yang
ditetapkan. Selanjutnya, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, bahwa
tingkat pencapaian sasaran diukur dengan membandingkan antara kinerja
aktual
dengan
rencana
atau
target
antara
kinerja
aktual
dengan
kinerja
dan membandingkan
tahun-tahun sebelumnya.
Sedangkan sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor:
239/IX/6/8/2003
tentang
Perbaikan
Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa penyusunan LAKIP dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis,
penyusunan
rencana
kinerja,
dan
pengukuran
kinerja.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
tahun
secara
sistematis
memperhitungkan potensi,
dan
berkesinambungan
dengan
peluang dan kendala yang ada atau yang
mungkin timbul. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008
tentang
Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program
serta
ukuran
keberhasilan
dan
kegagalan
dalam
pelaksanaannya. Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Hasil dari proses ini berupa rencana kinerja tahunan. Sedangkan pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan
dan
kegagalan
pelaksanaan
kegiatan
sesuai
dengan
program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan guna
untuk
memberikan
menilai
gambaran
pencapaian tentang
setiap
indikator
keberhasilan
dan
kinerja
kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang kinerja
kegiatan
dengan
menggambarkan keterkaitan pencapaian program
dan
kebijakan
dalam
rangka
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LAKIP disampaikan kepada Presiden Republik lndonesia melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat tanggal 31 Maret 2014 dengan menyajikan indikator kinerja utama yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. B. PEMBENTUKAN PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO Penetapan Hari Jadi Jeneponto sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan waktu yang cukup panjang dan melibatkan banyak tokoh di daerah ini. Kajian dan berbagai peristiwa penting melahirkan beberapa versi mengenai waktu yang paling tepat untuk dijadikan sebagai Hari Jadi Jeneponto. Kelahiran adalah suatu proses yang panjang, yang merupakan momentum awal dan tercatatnya sebuah sejarah Bangsa, Negara, dan Daerah. Oleh karena itu, kelahiran tersebut memiliki makna yang sangat dalam bagi peradaban manusia. Jeneponto merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian selatan, tumbuh dengan budaya dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
peradaban tersendiri seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Menyadari perlunya kepastian akan Hari Jadi Jeneponto, maka dilakukan beberapa upaya dengan melibatkan berbagai elemen di daerah ini melalui seminar –seminar yang dilaksanakan secara terpadu. Dari pemikiran yang berkembang dalam pelaksanaan seminar tersebut, diharapkan bahwa kriteria yang paling tepat untuk menetapkan Hari Jadi Jeneponto adalah berdasarkan pertimbangan historia, sosiokultural, dan struktur pemerintahan, baik pada masa pra dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia, maupun pertimbangan eksistensi dan norma-norma serta simbol-simbol adat istiadat yang dipegang teguh, dan dilestarikan oleh masyarakat dalam meneruskan pembangunan. Selanjutnya, penelusuran tersebut menggunakan dua pendekatan yaitu tanggal, bulan, dan tahun menurut teks dan tanggal kejadiannya, serta
pendekatan
dengan
mengambil
tanggal-tanggal,
bulan-bulan
maupun tahun-tahun yang mempunyai makna-makna penting yang bertalian dengan lahirnya suatu daerah, yang dianggap merupakan puncak kulminasi peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi. Adapun alternatif yang digunakan terhadap kedua pendekatan tersebut di atas yaitu: Pertama: a. November 1863, adalah tahun berpisahnya antara Bangkala dan Binamu dengan Laikang. Ini membuktikan jiwa patriotisme Turatea melakukan perlawanan yang sangat gigih terhadap pemerintah Kolonial Belanda. b. Tanggal 29 Mei 1929 adalah pengangkatan Raja Binamu. Tahun itu mulai diangkat “Todo” sebagai lembaga adat yang refresentatif mewakili masyarakat. c. Tanggal 1 Mei 1959, adalah berdasarkan Undang-undang No. 29 Tahun 1959 menetapkan terbentuknya Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan, dan terpisahnya Takalar dari Jeneponto. Kedua: a. Tanggal 1 Mei 1863, adalah bulan dimana Jeneponto menjalani masamasa yang sangat penting yaitu dilantiknya Karaeng Binamu, yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
diangkat secara demokratis oleh “Toddo Appaka” sebagai lembaga representatif masyarakat Turatea. b. Mundurnya Karaeng Binamu dari tahta sebagi wujud perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. c. Lahirnya Undang Undang No. 29 Tahun 1959. d. Diangkatnya kembali raja Binamu setelah berhasil melawan penjajah Belanda. Kemudian tahun 1863, adalah tahun yang bersejarah yaitu lahirnya Afdeling Negeri-negeri Turatea setelah diturunkan oleh pemerintah Belanda dan keluarnya Laikang sebagai konfederasi Binamu. e. Tanggal 20 Mei 1946, adalah simbol patriotisme Raja Binamu (Mattewakkang Dg Raja) yang meletakkan jabatan sebagai raja yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Dengan Demikian penetapan Hari Jadi Jeneponto yang disepakati oleh pakar pemerhati sejarah, peneliti, sesepuh dan tokoh masyarakat Jeneponto, dari seminar Hari jadi Jeneponto yang berlangsung pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2002 di Gedung Sipitangarri, dianggap sangat tepat, dan merupakan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan berbagai kesimpulan di atas, maka Hari jadi Jeneponto ditetapkan pada tanggal 1 Mei 1863, dan dikukuhkan dalam peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 1 Tahun 2003 tanggal 25 April 2003. C. GAMBARAN UMUM DAERAH Berdasarkan
data
dari
Badan
Pusat
Statistik
Jeneponto,
Kabupaten Jeneponto memiliki wilayah seluas 74.979 ha atau 749,79 km2 dan secara administrasi terbagi menjadi 11 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Jeneponto tersebut hanya kurang lebih 1,20 persen dari luas wilayah administrasi Propinsi Sulawesi Selatan. Terkait luas wilayah Kabupaten Jeneponto, terdapat 4 sumber data yang berbeda. Data BPS Sulawesi Selatan (90.335 ha), Permendagri Nomor 06 tahun 2008 (70.652 ha), dan RTRW Kab. Jeneponto 2012-2013 yang berdasarkan foto citra satelit (79.953 ha) menampilan data yang berbeda. Namun berdasarkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka yang digunakan adalah luas wilayah
yang
dikeluarkan
oleh
Badan
Pusat
Statistik
Kabupaten
Jeneponto. Untuk menyeragamkan data luas wilayah tersebut maka kedepannya
diperlukan
koordinasi
yang
baik
antara
Pemerintah
Kabupaten Jeneponto dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Dalam Negeri dan Bakorsurtanal. Apabila dilihat bentang alamnya secara makro, wilayah Kabupaten Jeneponto terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian utara, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kabupaten Jeneponto terletak di ujung selatan bagian barat dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibukota Bontosunggu, berjarak sekitar 91 km dari Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Jeneponto
D. WILAYAH ADMINISTRATIF Berdasarkan
wilayah
administrasi
Kabupaten
Jeneponto
berbatasan dengan sebelah Utara dengan Kabupaten Gowa dan Takalar, sebelah Selatan dengan Laut Flores, sebelah Barat dengan Kabupaten Takalar, dan sebelah Timur dengan Kabupaten Bantaeng. Wilayah bagian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
selatan yang berbatasan dengan Laut Flores memiliki panjang garis pantai 114 km dan sebuah pulau yang dikenal oleh masyarakat sebagai Pulau Li’bukang. Dengan panjang garis pantai 114 km maka kewenangan pengelolaan wilayah laut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 18 ayat 4 adalah 114 km x 4 mil laut ke arah laut lepas. Secara
administratif
Kabupaten
Jeneponto
terbagi
atas
11
(sebelas) Kecamatan yang terdiri dari 31 (tiga puluh satu) kelurahan dan 82 (delapan puluh dua) desa. Kecamatan Bangkala Barat merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Jeneponto yakni 152,69 km2 atau 20,40% dari luas wilayah Kabupaten Jeneponto, sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Arungkeke dengan luas 29,91 km2 atau 3,97% dari luas wilayah Kabupaten Jeneponto. Tabel 1.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto Luas Wilayah (km²)
Persentase Terhadap Luas Kabupaten (%)
No
Kecamatan
1
Bangkala
121,82
16,25
2
Bangkala Barat
152,96
20,40
3
Tamalatea
57,58
7,68
4
Bontoramba
88,30
11,78
5
Binamu
69,49
9,27
6
Turatea
53,76
7,17
7
Batang
33,04
4,41
8
Arungkeke
29,91
3,99
9
Tarowang
40,68
5,43
10
Kelara
43,95
5,86
11
Rumbia
58,30
7,78
749,79
100,00
Total Sumber : BPS Kab. Jeneponto 2014
Topografi di Kabupaten Jeneponto relatif bervariasi, mulai dari topografi datar (flat), berombak (undulating), bergelombang (rolling), berbukit
(hilly)
hingga
bergunung
(mountainous).
Topografi
datar-
berombak (kemiringan lereng di bawah 15%) tersebar dengan luasan sekitar sekitar 42.715 ha, atau sekitar 53,68% dari luas total Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Jeneponto. Areal dengan kemiringan lereng ini adalah merupakan areal persawahan, ladang, serta kebun campuran. Selebihnya, areal dengan kemiringan lereng lebih dari 15 %, dimana sebagian besar diantaranya adalah merupakan lahan kering. Morfologi Kabupaten Jeneponto ditandai oleh bentuk permukaan yang bervariasi, yakni, bagian utaranya terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang membentang dari barat ke timur dengan ketinggian 500 sampai dengan 1.400 meter diatas permukaan laut, di bagian tengah meliputi wilayah-wilayah dataran dengan ketinggian 100 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, dan bagian selatan meliputi wilayahwilayah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai dengan 100 meter di atas permukan laut. Iklim (pola distribusi dan jumlah curah hujan tahunan) Kab. Jeneponto tergolong kering dihampir semua kecamatan, selain Kec Rumbia, Kelara dan sebagian Kec. Bangkala, yang tergolong agak basah. Kondisi iklim seperti ini mengindikasikan bahwa produktifitas berbagai jenis komoditas pertanian di Kabupaten Jeneponto akan menghadapi kendala kekurangan air yang ekstrim. Adapun Kondisi curah hujan wilayah ini yang diwakili oleh data dari 7 stasiun pencatat hujan yaitu, Allu, Balangloe, Jeneponto, Bisoloro, Loka, Malakaji dan Takalar, menunjukkan rata-rata curah hujan tahunan yang berkisar antara 1049– 3973 mm/tahun. Keadaan musim di Kabupaten
Jeneponto pada
umumnya sama dengan keadaan musim di daerah kabupaten lain yakni terdiri dari 2 (dua) musim yaitu hujan dan kemarau, musim hujan terjadi antara Bulan November sampai dengan Bulan April, sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober. Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari stasiun pencatat
hujan,
maka
tipe
iklim
Kabupaten
Jeneponto
dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe yaitu iklim D3 dan Z4 dengan bulan kering berkisar 5-6 bulan sedangkan bulan basah berkisar 1-3 bulan. Tipe yang ke 2 (dua) adalah C2 yang memiliki bulan basah 5-6 bulan dan bulan lembab 2-4 bulan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
E. KONDISI UMUM PEMERINTAHAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Pembentukan
organisasi
perangkat
daerah
Pemerintah
Kabupaten Jeneponto didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : a. Peraturan
Daerah
Kabupaten Jeneponto
Nomor
02
Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli; b. Peraturan
Daerah
Kabupaten Jeneponto
Nomor
03
Tahun
04
Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah; c. Peraturan
Daerah Kabupaten Jeneponto
Nomor
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah; d. Peraturan 2008
Daerah
tentang
Kabupaten Jeneponto
Organisasi
dan
Tata
Nomor
Kerja
05
Tahun
Kecamatan
dan
Kelurahan; e. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Jeneponto; f.
Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah. Adapun Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jeneponto
sebagaimana
ditetapkan
dalam
Peraturan
Daerah
dimaksud di atas adalah sebagai berikut : a. Peraturan
Daerah
Kabupaten Jeneponto
Nomor
02
Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli, yang terdiri dari: 1) Sekretariat Daerah; 2) Asisten
Pemerintahan
dan
Kesejahteraan
Rakyat,
mengkoordinasi : a) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum terdiri atas: - Sub
Bagian
Pengawasan,
Tugas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Pembantuan
dan
Pemerintahan Desa; - Sub Bagian Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat; - Sub Bagian Kerjasama, Kependudukan dan Agraria. b) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat terdiri atas: - Sub Bagian Pendidikan dan Kesehatan; - Sub
Bagian
Sosial,
Tenaga
Kerja,
Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana; - Sub Bagian Keagamaan. c) Bagian Administrasi Kemasyarakatan terdiri atas; - Sub Bagian Kesatuan Masyarakat dan Politik; - Sub Bagian Pemuda dan Olahraga; - Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat. d) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol terdiri atas; - Sub Bagian Peliputan dan Pemberitaan; - Sub Bagian Protokol dan Perjalanan; - Sub Bagian Santel dan PDE. 3) Asisten Ekonomi Pembangunan, mengkoordinasi : a) Bagian Administrasi Pembangunan terdiri atas; - Sub Bagian Perencanaan Pembangunan, Litbang dan Statistik; - Sub Bagian Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata; - Sub Bagian Pekerjaan Umum. b) Bagian Administrasi Sumber Daya Alam terdiri atas; - Sub Bagian Tanaman Pangan dan Holtikultura; - Sub Bagian Peternakan dan Perikanan; - Sub Bagian Kehutanan dan Perkebunan. c) Bagian Administrasi Perekonomian terdiri atas; - Sub Bagian Koperasi dan UKM; - Sub Bagian Peternakan dan Perikanan; - Sub Bagian Kehutanan dan Perkebunan. d) Bagian
Administrasi
Pertambangan,
Lingkungan Hidup, terdiri atas;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Energi
dan
- Sub Bagian Pertambangan; - Sub Bagian Energi; - Sub Bagian Lingkungan Hidup. 4) Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasi : a) Bagian Umum terdiri atas; - Sub Bagian Tata Usaha; - Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga; - Sub Bagian Penghubung Pemerintah Kabupaten. b) Bagian Keuangan terdiri atas; - Sub Bagian Data dan Analisa Keuangan; - Sub Bagian Pelaporan Keuangan; - Sub Bagian Perencanaan Keuangan. c) Bagian Hukum dan Perundang-undangan terdiri; - Sub
Bagian
Peraturan
Perundang-undangan
dan
Dokumentasi Hukum; - Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM; - Sub Bagian Tindak Lanjut. d) Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas; - Sub Bagian Kelembagaan; - Sub Bagian Ketatalaksanaan dan Analisa Jabatan; - Sub Bagian SDM Aparatur. 5) Sekretariat DPRD terdiri atas : a) Bagian Umum terdiri atas; b) Bagian Keuangan; c) Bagian
Hubungan
Masyarakat
dan
Hubungan
Antar
Lembaga; d) Bagian Persidangan dan Perundang-undangan; 6) Staf Ahli Bupati: a) Bidang SDM dan Kesejahteraan Masyarakat; b) Bidang Politik dan Keamanan; c) Bidang Infrastruktur dan Sumber Daya Alam; d) Bidang Hukum dan Pemerintahan. b. Peraturan
Daerah
Kabupaten Jenerponto
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Nomor
03
Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, yang terdiri dari: 1) Dinas Pendidikan : a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Manajemen Pendidikan Dasar, terdiri dari : (1) Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar; (2) Seksi Evaluasi dan Kelembagaan; (3) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan; d) Bidang Manajemen Pendidikan Menengah dan Kejuruan, terdiri dari : (1) Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah dan Kejuruan; (2) Seksi Evaluasi dan Kelembagaan; (3) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan. e) Bidang
Manajemen Pendidikan Non Formal dan Pra
Sekolah, terdiri dari : (1) Seksi Pendidikan Non Formal; (2) Seksi Pendidikan Pra Sekolah; (3) Seksi Pembinaan Kursus dan UKS. f) Bidang Manajemen Ketenagaan, terdiri dari (1) Seksi Tenaga Edukatif; (2) Seksi Tenaga Administrasi; (3) Seksi Pelatihan; g) Bidang Manajemen Pemuda dan Olahraga terdiri atas; (1) Seksi Pembinaan Pemuda; (2) Seksi Pengembangan Olahraga; (3) Seksi Sarana Pembinaan Pemuda dan Olahraga. h) Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Dinas Kesehatan: a) Kepala Dinas;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari : (1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar; (2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; (3) Seksi Penunjang Pelayanan Kesehatan. d) Bidang
Bina
Pengendalian
Penyakit
dan
Penyehatan
Lingkungan, terdiri dari : (1) Seksi Pengendalian Penyakit Menular; (2) Seksi Pengamatan Penyakit Tidak Menular, Iminisasi dan Kesehatan Mata; (3) Seksi
Penyehatan
Lingkungan
Pemukiman
dan
Kesehatan Kerja. e) Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :
(1) Seksi Kesehatan Keluarga; (2) Seksi Gizi Masyarakat; (3) Seksi
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat; f) Bidang
Bina
Pelayanan
Farmasi
dan
Perbekalan
Kesehatan, terdiri dari; (1)
Seksi Pengamanan Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
(2)
Seksi
Pengamanan
Makanan,
Minuman
dan
Kosmetika; (3)
Seksi
Promosi
Kesehatan
dan
Masyarakat; g) Kelompok Jabatan Fungsional. 3) Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Pemberdayaan
(2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja, terdiri dari : (1) Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja; (2) Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. d) Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja, terdiri dari : (1) Seksi Pengawasan dan PerlindunganTenaga Kerja; (2) Seksi Hubungan Industrial dan Jamsostek. e) Bidang Rehabilitasi Sosial, terdiri dari : (1) Seksi Rehabilitasi Penyandang Cacat; (2) Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial. f)
Bidang Transmigrasi, terdiri atas: (1) Seksi Penyiapan Permukiman dan Penempatan; (2)
Seksi
Pengembangan
Masyarakat
Kawasan
Transmigerasi. g) Bidang Kesetiakawanan Sosial: (1) Seksi Bantuan Sosial Penanggulangan Bencana dan Fakir Miskin; (2) Seksi
Usaha
Pelayanan
Kesejahteraan
Sosial
Kepahlawanan/ Keperintisan . h) Kelompok Jabatan Fungsional. 4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian: (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari : (1) Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (2) Seksi Pengujian dan Perizinan Kendaraan Bermotor. d) Bidang Teknis Sarana dan Prasarana, terdiri dari : (1) Seksi
Pembinaan
Operasional,
Pemeliharaan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Peralatan
dan
(2) Seksi Terminal dan Perparkiran. e) Bidang Perhubungan Laut, terdiri dari : (1) Seksi Kepelabuhanan; (2) Seksi Lalu Lintas Laut dan Perizinan. f)
Bidang Komunikasi dan Informatika, terdiri dari : (1) Seksi Komunikasi dan Pelayanan Mobile; (2) Seksi Penyajian Informasi; (3) Perizinan Media Eloktronik.
g) Kelompok Jabatan Fungsional. 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Pendaftaran Penduduk, terdiri dari : (1) Seksi Identitas Kependudukan; (2) Seksi Perpinshan Penduduk. d) Bidang Catatan Sipil, terdiri dari : (1) Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian; (2) Seksi Pencatatan Perkawinan dan Perceraian; (3) Seksi Pencatatan Perubahan dan Mutasi Data Akte Catatn Sipil. e) Bidang Pengolahan Data dan Dokumen Kependudukan, terdiri dari: (1) Seksi
Sistem
Teknologi
Informasi
dan
Pelayanan
Pengolahan
dan
Dokumen
Informasi; (2) Seksi
Analisa
Data
Kependudukan. f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata : a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Kebudayaan, terdiri dari : (1) Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan; (2) Seksi Kesenian Daerah; (3) Seksi Adat dan Budaya Daerah. d) Bidang Pariwisata, terdiri dari; (1) Seksi Sarana Pariwisata; (2) Seksi Pembinaan Usaha Wisata; (3) Perizinan Wisata. e) Bidang Promosi dan Pemasaran, terdiri dari: (1) Seksi Promosi Pariwisata; (2) Seksi Pemasaran. g) Kelompok Jabatan Fungsional. 7) Dinas Pekerjaan Umum: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Bina Teknik, terdiri dari : (1) Seksi Perencanaan Teknis; (2) Seksi Peralatan dan Laboratorium. d) Bidang Bina Marga, terdiri dari : (1) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; (2) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. e) Bidang Cipta Karya, terdiri dari : (1) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Air Bersih; (2) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Lingkungan Perkotaan dan Perdesaan. f)
Bidang Pengairan, terdiri dari : (1) Seksi Pembangunan Pengairan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(2) Seksi Bina Manfaat, Operasional dan Pemeliharaan Pengairan. g) Kelompok Jabatan Fungsional. 8) Dinas Tata Ruang dan Kebersihan: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Tata Ruang, terdiri dari : (1) Seksi Survey dan Pemetaan; (2) Seksi Perencanaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang; (3) Seksi Perizinan dan Pengawasan Bangunan. d) Bidang Perumahan, terdiri dari : (1) Seksi Pembiayaan dan Pembinaan Perumahan Formal dan Swadaya; (2) Seksi
Pengembangan
Kawasan
Perumahan
dan
Permukiman; e) Bidang Kebersiahn, terdiri dari : (1) Seksi Pengelolaan Persampahan dan Limbah Rumah Tangga; (2) Seksi Kebersihan Jalan, Saluran dan Permukiman; (3) Seksi Penataan TPS dan TPA. f)
Bidang Pelayanan Umum dan Keindahan, terdiri dari : (1) Seksi Penataan dan Pemeliharaan Taman; (2) Seksi Pemadam Kebakaran; (3) Seksi Pemakaman.
g) Kelompok Jabatan Fungsional. 9) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan; c) Bidang Koperasi, terdiri dari : (1) Seksi Bina Lemabaga Koperasi; (2) Seksi Bina Usaha Koperasi; d) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari : (1) Seksi Bina Usaha Mikro; (2) Seksi Bina Usaha Kecil dan Menengah. e) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Koperasi dan UMKM, terdiri dari : (1) Seksi Pengembangan Kewirausahaan; (2) Seksi Pendidikan/Pengembangan Koperasi dan UMKM. f)
Bidang Pembiayaan, terdiri dari : (1) Seksi Fasilitasi Pembiayaan; (2) Seksi Pengawasan Simpan Pinjam.
g) Kelompok Jabatan Fungsional. 10) Dinas Pertanian: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari : (1) Seksi Produksi Padi dan Palawija; (2) Seksi Bina Usaha Tani; (3) Seksi Intensifikasi. d) Bidang Holtikultura, terdiri dari : (1) Seksi Produksi Holtikultura; (2) Seksi Pengolahan Hasil dan Pemasaran; (3) Seksi Sarana dan Prasarana Holtikultura. e) Bidang Pengolahan Lahan, Air dan Perlindungan Tanaman, terdiri dari : (1) Seksi Pengolahan Lahan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(2) Seksi Pengelolaan Air; (3) Seksi Perlindungan Tanaman. f)
Bidang Peternakan, terdiri dari : (1) Seksi Produksi Ternak; (2) Seksi Usaha dan Pengembangan Peternakan; (3) Seksi Kesehatan Hewan dan Retribusi.
g) K elompok Jabatan Fungsional. 11) Dinas Kehutanan dan Perkebunan: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Kehutanan, terdiri dari : (1) Seksi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah; (2) Seksi Pengawasan dan Perlindunagan Hutan; (3) Seksi Peredaran dan Usaha Hasil Hutan. d) Bidang Inventarisasi dan Pengeloalan Daerah aliran Sungai, terdiri dari : (1) Seksi Inventarisasi Pengukuran dan Pemetaan; (2) Seksi Monitoring dan Evaluasi DAS. e) Bidang Perkebunan, terdiri dari : (1) Seksi Produksi dan Perlindungan Tanaman; (2) Seksi Pengolahan dan Usaha Perkebunan; (3) Seksi Pengembangan Lahan Perkebunan. f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
12) Dinas Kelautan dan Perikanan : a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap, terdiri
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dari : (1) Seksi Budidaya Perikanan dan Kelautan; (2) Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap; d) Bidang Bina Usaha dan Kelembagaan, terdiri dari : (1) Seksi Pembinaan Kelembagaan dan Mutu Pemasaran; (2) Seksi Perizinanan Usaha Perikanan dan Jasa Kelautan. e) Bidang Pengawasan dan Perlindungan, terdiri dari : (1) Seksi Pengelolaan Agribisnis dan Agroindustri; (2) Seksi Pengawasan dan Perlindungan Sumber Daya dan Ekosisten Kelautan dan Perikanan. f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
13) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Pendapatan Daerah, terdiri dari : (1) Pajak; (2) Seksi Retribusi; (3) Seksi Pendapatan Lain-lain dan Dana Perimbangan; d). Bidang Anggaran, terdiri dari : (1) Seksi Penyusunan; (2) Seksi Otorisasi DPA SKPD; (3) Seksi Perbendaharaan. e) Bidang Akuntansi, terdiri dari : (1) Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas; (2) Seksi Akuntansi Asset; (3) Seksi Penyusunan Laporan Keuangan. f)
Bidang Aset Daerah, terdiri dari : (1) Seksi Perencanaan Kebutuhan; (2) Seksi Analisa Aset; (3) Seksi Penghapusan Aset.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
g) K elompok Jabatan Fungsional. 14) Dinas
Perindustrian,
Perdagangan,
Pertambangan
dan
Energi: a) Kepala Dinas; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Perindustrian, terdiri dari : (1) Seksi Bina Industri dan Perizinan; (2) Seksi Bina Sarana dan Prasarana; (3) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia; d) Bidang Perdagangan, terdiri dari : (1) Seksi Bina Usaha Sarana Perdagangan; (2) Seksi Bina Perlindungan Konsumen dan Metrologi. e) Bidang Pertambangan dan Energi, terdiri dari : (1) Seksi Pertambangan Umum dan Energi; (2) Seksi Pengendalian dan Perizinan. f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Peraturan
Daerah
Kabupaten Jeneponto
Nomor
04
Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yang terdiri dari : 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah: a) Kepala Badan; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan; c) Bidang Ekonomi, terdiri dari : (1) Sub Bidang Ekonomi Makro dan Sektor Riil; (2) Sub Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam. d) Bidang Sosial Budaya, terdiri dari :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(1) Sub Bidang Pendidikan dan Kesehatan; (2) Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pariwisata. e) Bidang Fisik dan Prasarana, terdiri dari : (1) Sub Bidang Infrastruktur Sosial Ekonom dan Tarkim; (2) Sub
Bidang
Infrastruktur
Perdesaan,
Perkotaan,
Sumber Daya Air, Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi. f)
Bidang Litbang dan Statistik, terdiri dari : (1) Sub Bidang Litbang dan Sistem Perencanaan; (2) Sub Bidang Statistik dan Pelaporan.
g) Kelompok Jabatan Fungsional. 2)
Inspektorat Kabupaten : a) Inspektur; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Inspektur Pembantu Wilayah I, terdiri dari : (1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; (2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; (3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. d) Inspektur Pembantu Wilayah II, terdiri dari : (1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; (2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; (3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. e) Inspektur Pembantu Wilayah III, terdiri dari : (1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; (2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; (3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. f)
Inspektur Pembantu Wilayah IV, terdiri dari : (1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; (2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; (3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
g) Kelompok Jabatan Fungsional. 3)
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah: a) Kepala Badan; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Mutasi Pegawai, terdiri atas; (1) Sub Bidang Mutasi Jabatan; (2) Sub Bidang Mutasi Kepangkatan. d) Bidang
Kesejahteraan Pegawai dan Disiplin, terdiri atas;
(1) Sub Bidang Kesejahteraan Kepegawaian; (2) Sub Bidang Pembinaan Disiplin Pegawai. e) Bidang Diklat Aparatur, terdiri atas; (1) Sub Bidang Prajabatan dan Struktural; (2) Sub Bidang Diklat Teknis dan Fungsional. f) Bidang
Perencanaan,
Pengembangan
dan
Informasi
Kepegawaian, terdiri atas; (1) Sub Bidang Formasi dan Pengadaan Pegawai; (2) Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian. g) Kelompok Jabatan Fungsional. 4)
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Kesatiuan Bangsa: a) Kepala Badan; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umu dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Integrasi Bangsa, terdiri dari : (1) Sub Bidang Pembauran Bangsa, Kesatuan Bangsa dan wawasan Kebangsaan; (2) Sub Bidang Permasalahan Aktual. d) Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Demokratisasi, terdiri dari :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(1) Sub Bidang Demokratisasi; (2) Sub
Bidang
Hubungan
Partai
Politik,
Organisasi
Kemasyarakatan dan LSM. e) Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari : (1) Sub
Bidang
Kesiapsiagaan
dan
Penanggulangan
Bencana; (2) Sub Bidang Pengembangan SDM dan Perlindungan Masyarakat. f) 5)
Kelompok Jabatan Fungsional.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa: a) Kepala Badan; b) Sekretariat, terdiri dari: (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan, terdiri dari : (1) Sub Bidang Tata Pemerintahan Desa dan Kelurahan; (2) Sub Bidang Pengelolaan Keuangan dan aset Pemerintah Desa dan Kelurahan. d) Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat, terdiri dari : (1) Sub Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat; (2) Sub Bidang Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat dan Kesejahteraan Keluarga. e) Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat, terdiri dari : (1) Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat; (2) Sub Bidang Pengembangan Produksi dan Pemasaran Hasil Usaha Masyarakat. f) Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, terdiri dari : (1) Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya alam dan Saran Prasarana Perdesaan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(2) Sub
Bidang
Pendayagunaan
Teknologi
Tepat
Guna
Perdesaan. h) Kelompok Jabatan Fungsional. 6)
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan: a) Kepala Badan; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Data dan Informasi Program, terdiri dari : (1) Sub Bidang Pengumpulan dan Pengolahan Data; (2) Sub Bidang Evaluasi dan Informasi Program. d) Bidang Keluarga Berencana, terdiri dari : (1) Sub Bidang Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi; (2) Sub Bidang Reproduksi Remaja. e) Bidang
Keluarga Sejahtera dan Penggerakan Masyarakat,
terdiri dari: (1) Sub Bidang Pembinaan Ketahanan Keluarga; (2) Sub
Bidang
Peningkatan
Keluarga
Sejahtera
dan
Institusi Masyarakat. f)
Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terdiri dari: (1) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan; (2) Sub Bidang Perlidungan Anak.
g) Kelompok Jabatan Fungsional. 7)
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan: a) Kepala Badan; b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, terdiri dari :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
(1) Sub
Bidang
Pengkajian,
Penerapan
Teknologi
dan
Informasi; (2) Sub Bidang Diklat Pertanian. d) Bidang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, terdiri dari : (1) Sub
Bidang
Kelembagaan,
Tenaga,
Sarana
dan
Prasarana; (2) Sub Bidang Pembinaan Kelompok Tani. e) Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari : (1) Sub Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan; (2) Sub
Bidang
Penganekaragaman
Komsumsi,
Kewaspadaan Pangan dan Gizi. f) Kelompok Jabatan Fungsional. 8)
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah: a) Kepala Kantor; b) Sub Bagian Tata Usaha: c) Seksi Pengolahan Bahan Pustaka; d) Seksi Pelayanan Informasi Pustaka; e) Seksi Pengelolaan Arsip Daerah; f) Kelompok Jabatan Fungsional.
9)
Kantor Lingkungan Hidup: a) Kepala Kantor; b) Sub Bagian Tata Usaha; c) Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan; d) Seksi Pelestarian dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; e) Seksi Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan; f) Kelompok Jabatan Fungsional.
10) Kantor Pelayanan Terpadu: a) Kepala Kantor; b) Sub Bagian Tata Usaha; c) Seksi Penelitian Administrasi; d) Seksi Pengelolaan Keuangan; e) Seksi Pengolahan Data dan Informasi Pelayanan; f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
11) Kantor Penanaman Modal: a) Kepala Kantor; b) Sub Bagian Tata Usaha; c) Seksi Perencanaan Penanaman Modal; d) Seksi Pengembangan Iklim Investasi; e) Seksi Kerjasama dan Promosi Penanaman Modal: f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
12) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja: a) Kepala Satuan; b) Sub Bagian Tata Usaha; c) Seksi Ketentraman, Ketertiban dan Pembinaan Operasional; d) Seksi Penegakan Peraturan Daerah dan Penyidikan; e) Seksi Pengawalan dan Pengembangan Kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja. f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
13) Kantor RSUD Lanto Dg. Pasewang a) Direktur; b) Bagian Tata Usaha, terdiri atas: 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Program; 3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Pelayanan dan Asuhan Keperawatan, terdiri atas: 1) Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik; 2) Seksi Keperawatan. d) Bidang Rekam Medik, Pengawasan dan Pengendalian, terdiri atas: 1) Seksi Rekam Medik; 2) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan e) Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Pemeliharaan, terdiri atas: 1) Seksi Penyusunan Program, Pengawasan dan Evaluasi; 2) Seksi Kesehatan Lingkungan, Sarana dan Prasarana. f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
d. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 05 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, yang terdiri dari : a)
Struktur Organisasi Kecamatan, terdiri dari : 1) Camat; 2) Sekretariat, terdiri dari : a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b) Sub Bagian Program; c) Sub Bagian Keuangan. 3) Seksi Pemerintahan; 4) Seksi Pembangunan; 5) Seksi Pelayanan Umum; 6) Seksi Kesejahteraan Sosial; 7) Seksi Ketentraman dan Ketertiban; 8) Kelompok Jabatan Fungsional.
b)
Struktur Organisasi Kelurahan, terdiri dari : 1) Lurah. 2) Sekretaris Lurah; 3) Seksi Pemerintahan; 4) Seksi Pembangunan; 5) Seksi Kesejahteraan Sosial; 6) Seksi Ketentraman dan Ketertiban; 7) Kelompok Jabatan Fungsional.
e. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Jeneponto, yang terdiri dari: 1)
Sekretariat KORPRI: a) Sekretaris; b) Sub. Bagian Umum dan Kerjasama; c) Sub. Bagian Olahraga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani; d) Sub. Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial.
f.
Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 12 Tahun 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah, yang terdiri dari : 1) Badan Penaggulangan Bencana Daerah: a)
Kepala Badan Pelaksana;
b)
Sekretariat, terdiri atas; 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Program; 3) Sub Bagian Keuangan.
c)
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdiri atas; 1) Seksi Pencegahan; 2) Seksi Kesiapsiagaan.
d)
Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiria atas; 1) Seksi Kedaruratan; 2) Seksi Logistik
e)
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri atas; 1) Seksi Rehabilitasi: 2) Seksi Rekonstruksi.
f)
Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Sumber Daya Aparatur Terkait Aparatur Sipil Negara, seperti halnya kabupaten lain, jumlah ASN
pada pemerintah daerah di Kabupaten Jeneponto
cenderung terus meningkat. Kecenderungan pertambahan jumlah ASN diisi dengan formasi pegawai perempuan. Sedangkan dari segi kualitas, penerimaan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten semenjak
tahun 2009
dominasi
Jeneponto
penerimaan pegawai adalah
tamatan Sarjana Strata 1. Untuk kepangkatan, ASN Kabupaten Jeneponto di dominasi oleh Golongan III dengan jumlah 2902 orang. Berikut ini gambaran umum kepegawaian di Kabupaten Jeneponto : 1. Data Kepegawaian Kabupaten Jeneponto Bulan September Tahun 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah berjumlah 5826 Orang, dengan rincian sebagaimana dalam lampiran Daftar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Keadaan Pegawai Negeri Sipil menurut eselon Keadaan Bulan Agustus 2014; 2. Data Kepegawaian Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 berjumlah 5826 Orang dengan rincian sebagai berikut : Pejabat Struktural sebanyak
=
797 orang
Tenaga Fungsional Guru
= 2699 orang
Tenaga Fungsional Kesehatan =
429 orang
Tenaga Fungsional Lain
246 orang
=
Tenaga Teknis dan Bujang SD = 1655 orang Total
= 5.826 orang
Jika di breakdown berdasarkan golongan, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan eselon maka gambaran aparatur sipil di Kabupaten Jeneponto bisa dilihat sebagai berikut: Tabel. 1.1
Data Pegawai Berdasarkan Golongan No.
Golongan
Jumlah Total
1.
I
33
2.
II
1140
3.
III
2902
4.
IV
1724
Sumber : Profil BKD Kabupaten Jeneponto 2014
Tabel. 1.2 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan No.
Deskripsi
Jumlah Total
1.
Pria
3718
2.
Wanita
2910
3.
Pendidikan SD
4.
Pendidikan SLTP
98
5.
Pendidikan SLTA
928
6.
Pendidikan D2
361
7.
Pendidikan D3
961
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
4
No.
Deskripsi
Jumlah Total
8.
Pendidikan S1
2689
9.
Pendidikan S2
358
10.
Pendidikan S3
3
Sumber : Profil BKD Kabupaten Jeneponto, 2014
Tabel. 1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Struktural Berdasarkan Eselon Jenis Kelamin No.
Eselon
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.
II.A
0
0
0
2.
II.B
28
2
27
3.
III.A
44
15
59
4.
III.B
72
20
92
5.
IV.A
285
144
429
6.
IV.B
121
69
190
550
250
797
Jumlah
Sumber : Profil BKD Kabupaten Jeneponto, 2014
Kondisi kepegawaian yang ditunjukkan pada data diatas menunjukkan besarnya kuantitas aparatur di Kab. Jeneponto. Jika aparatur ini bisa dikelola dengan baik maka pelaksanaan pelayanan umum akan bisa berjalan dengan maksimal, namun jika tidak bisa diatur maka hanya akan membebani APBD. F. DASAR HUKUM Penyusunan LAKIP Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2011 ditetapkan dan mengacu pada peraturan perundang, sebagai berikut : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-undang
Nomor
29
Tahun
1959
tentang
Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Inonesia Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerinrah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 126, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7.
4437) Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 244); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah; 12.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Percepatan
Pemberantasan Korupsi; 13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Jeneponto
Tahun
2006-2026
(Lembaran
Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2006 Nomor 151); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2008 Nomor 188); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jeneponto (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2008 Nomor 189); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten
Jeneponto
(Lembaran
Daerah
Kabupaten
Jeneponto Tahun 2008 Nomor 190); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 05 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 12 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Jeneponto; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 02 Tahun 2014 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Kabupaten
Jeneponto Tauhn 2014-2018; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 08 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014; 24. Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Bab 2
ASPEK STRATEGIS A.
Sumber Daya Manusia
1.
Kependudukan Jumlah Penduduk Kabupaten Jeneponto pada Tahun 2013 adalah 351.100 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1.02 persen. Pertumbuhan penduduk yang setiap tahun terus
meningkat
harus
menjadi
perhatian
pemerintah
dalam
perencaan pembangunan. Jumlah penduduk tersebut terbagi habis ke dalam 80.209 rumah tangga, dimana rata- rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Kecamatan Bangkala merupakan kecamatan dengan jumlah terbesar yaitu sebesar 51.081 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Arungkeke, sebesar 18.680 jiwa kepadatan penduduk rata-rata di Jeneponto sebesar 468 jiwa per kilometer persegi. Pada tahun 2013 terdapat sebanyak 169.900 jiwa penduduk laki-laki dan 181.200 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 93,76, yang berarti bahwa
diantara 100
perempuan terdapat 93 laki-laki. Penduduk menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk pada usia kerja (15-64 tahun) lebih besar daripada penduduk di usia non produktif (0-14 tahun dan 65+). Relatif menurunnya usia non produktif mengindikasikan akan adanya perbaikan kondisi perekonomian masyarakat, mengingat penduduk usia produktif memiliki peluang yang lebih besar untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan. Angka ketergantungan pada tahun 2013 sebesar 57, dengan kata lain dari 100 orang menanggung 57 orang usia non produktif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
usia
produktif
Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto No
Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
Persentase Terhadap Luas Kabupaten (%)
1
Bangkala
121,82
16,25
2
Bangkala Barat
152,96
20,40
3
Tamalatea
57,58
7,68
4
Bontoramba
88,30
11,78
5
Binamu
69,49
9,27
6
Turatea
53,76
7,17
7
Batang
33,04
4,41
8
Arungkeke
29,91
3,99
9
Tarowang
40,68
5,43
10
Kelara
43,95
5,86
11
Rumbia
58,30
7,78
749,79
100,00
Total Sumber : BPS Kab. Jeneponto 2014
Tabel 2.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 No
Tahun
1
Jumlah penduduk
Kepadatan Pertumbuhan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2009
161.414
172.761
334.175
446
0,55
2
2010
166.384
176.316
342.700
457
2,49
3
2011
168.059
178.090
346.149
462
1,00
4
2012
169.025
179.113
348.138
464
0,57
5
2013
169.900
181.200
351.100
468
0,85
457
1,02
Rata – Rata Sumber: BPS Jeneponto Tahun 2014
Terkait dengan produktifitas penduduk, Gambar piramida penduduk menunjukkan bahwa penduduk pada usia kerja (15-64 tahun) lebih besar daripada penduduk di usia non produktif (0-14 tahun dan 65+). Begitu halnya bila ditelusuri pada dua tahun sebelumnya.
Relatif
menurunnya
usia
non
produktif
mengindikasikan akan adanya perbaikan kondisi perekonomian masyarakat, mengingat penduduk usia produktif memiliki peluang yang lebih besar untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan. Angka ketergantungan pada tahun 2013 sebesar 57, dengan kata
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
lain dari 100 orang usia produktif menanggung
57 orang usia non
produktif. Gambar 2.1 Piramida Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2013
Sumber: BPS Jeneponto Tahun 2014
Jumlah Angkatan Kerja (seluruh penduduk usia 15 tahun keatas) pada tahun 2013 sebanyak 149.628 orang atau sekitar 42,61% dari total penduduk. Dari angka tersebut, 145.480 orang (97,23%) berstatus bekerja dan 4.148 orang (2,77%) berstatus pengangguran terbuka, sisanya tergolong bukan Angkatan Kerja (sekolah, mengurus Rumah Tangga dan lainnya). Dilihat dari tingkat pendidikan, penduduk yang bekerja, sebagian besar masih berpendidikan rendah (belum tamat SD) dengan
persentase
sekitar 26,56%. Kesempatan bekerja lebih
banyak di lapangan usaha pertanian sebanyak 66,44% sedangkan pekerja yang paling sedikit berada di sector lapangan usaha indiustri sekitar 0,47%. Untuk sebaran gender pekerja, sebanyak 94.018 orang merupakan pekerja laki laki, dan 51.462 merupakan pekerja perempuan. Sebagian besar pekerja laki-laki terpusat pada kelompok umur 30-34 tahun, sedangkan pekerja perempuan terpusat pada kelompok umur 40-44 tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
2.
Ketenagakerjaan Jumlah Angkatan Kerja (seluruh penduduk usia 15 tahun keatas) pada tahun 2013 sebanyak 149.628 orang atau sekitar 42,61% dari total penduduk. Dari angka tersebut, 145.480 orang (97,23%) berstatus bekerja dan 4.148 orang (2,77%) berstatus pengangguran terbuka, sisanya sebesar 91,88% tergolong bukan Angkatan Kerja (sekolah, mengurus Rumah Tangga dan lainnya). Dilihat dari tingkat pendidikan, penduduk yang bekerja, sebagian besar masih berpendidikan rendah (belum tamat dengan
persentase
SD)
sekitar 26,56%. Kesempatan bekerja lebih
banyak di lapangan usaha pertanian sebanyak 66,44% sedangkan pekerja yang paling sedikit berada di sector lapangan usaha indiustri sekitar 0,47%. Untuk sebaran gender pekerja, sebanyak 94.018 orang merupakan pekerja laki laki, dan 51.462 merupakan pekerja perempuan. Sebagian besar pekerja kelompok
umur
30-34
tahun,
laki-laki
sedangkan
terpusat pada
pekerja
perempuan
terpusat pada kelompok umur 40-44 tahun.
No
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Kelamin dan Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Jeneponto Tahun 2013 Jumlah penduduk Bidang Pekerjaan
1
Pertanian
63.020
33.643
96.663
2
Industri
451
232
683
3
Perdagangan
4.343
9.196
13.539
4
Jasa-Jasa
6.853
7.691
14.544
5
Lainnya
19.351
700
20.051
94.018
51.462
145.480
Total Sumber: BPS Jeneponto Tahun 2014rja
Menurut Jenis Kelamin dan Sektor Lapangan U
Sa 3.
Pendidikan Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu Negara adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Merejuk
pada
amanat
UUD 1945
beserta
amandemennya (Pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional
Orang
Tua
Asuh
(GNOTA),
dan
berbagai
program
pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya
kepada
penduduk
untuk
mengecap
pendidikan,
terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun). Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kabupaten Jeneponto mencoba menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan, hal tersebut dapat dilihat dengan terjadinya peningkatan kualitas guru dan jumlah sarana sekolah tingkat dasar maupun tingkat menengah. Pendidikan pada tahap awal ada yang dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK). Diharapkan dengan mengikuti tahapan ini anakanak akan lebih siap menerima pelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar Seluruhnya
terdiri
atas sekolah negeri dan swasta.
berjumlah 286 sekolah (283 Sekolah Dasar dan 3
Madrasah Ibtidaiyah) dengan menampung 48.115 murid. Sekolah Menengah Pertama seluruhnya sebanyak 70 buah (60 SMP dan 10 Madrasah Tsanawiyah), dengan jumlah murid sebanyak 13.709 orang dan guru sebanyak 1.224 orang. Keberadaan SD dan SMP Negeri telah menyebar disetiap kecamatan.
Demikian
halnya
dengan
SMA/MA
di
Kabupaten
Jeneponto berjumlah 21 sekolah yang menampung 6.324 murid. Peningkatan jumlah murid sekolah di Kabupaten Jeneponto perlu diimbangi dengan peningkatan jumlah guru. Di tahun 2013 tercatat
jumlah
murid
SD sederajat sebanyak 48.115 siswa
sedangkan jumlah guru sebanyak 3.232 orang, yang menyebabkan rasio murid guru SD sebesar 14 yang berarti secara rata-rata 1 orang guru mempunyai beban mengajar sebanyak 14 murid. Sedangkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
rasio murid guru SLTP sederajat sebesar 11 dan SLTA sederajat sebesar 10. Salah satu sarana penunjang pendidikan adalah jumlah sekolah, rasio murid sekolah SD sebesar 168, yang berarti satu sekolah menampung sekitar 159 murid, sedangkan rasio murid sekolah untuk SLTP 195 dan SLTA 301. Potensi dilihat
dari
SDM
di
suatu
jenjang pendidikan
daerah antara
tertinggi
yang
lain
dapat
ditamatkan.
Meskipun masih banyak yang belum memiliki ijazah, namun bila dilihat dari ijazah pendidikan tertinggi (DIV/S1/S2/S3) lebih banyak dimiliki oleh perempuan. Hal ini mencerminkan bahwa kesetaraan gender dalam mengeyam pendidikan mulai nampak. Tabel 2.4 Angka Partisipasi Murni (APM dan Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Jeneponto Jenjang Pendidikan
4.
APM
APK
Jumlah
SD/MI
85,70
117,87
203,57
SLTP/MTs
96,23
96,23
192,46
SMA/MA
71,00
84,56
155,56
Kesehatan Ketersediaan
sarana
dan
prasana layanan kesehatan
merupakan salah satu hal penunjang perbaikan tingkat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013, peningkatan terjadi pada jumlah posyandu dan ketersediaan tenaga medis, dimana jumlah perawat meningkat dari 235 orang pada tahun 2011 menjadi 247 orang. Relatif baiknya kesadaran masyarakat akan kesehatan terlihat dari tenaga
penolong
kelahiran.
Selama
tahun 2013,
persentase bayi yang ditolong tenaga kesehatan sebesar 98,92 persen meningkat dari tahun sebelumnya dan dukun sebesar 1,08 persen,. Meskipun begitu, pada tahun 2013 dari 6.141 balita, tercatat
sebanyak 76 jiwa yang meninggal saat dilahirkan dan
meninggal saat usia 0-24 bulan. Dengan kata lain per 1000 bayi yang
dilahirkan
tercatat
pada 2013 ada sebanyak 12 Angka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Kematian Bayi. Pergantian
musim
yang
tidak
terduga
selama
2013
menimbulkan serangan berbagai penyakit : Diare, Disentri dan TBC adalah kasus penyakit terbanyak yang ditemui pada tahun 2013. Tabel 2.5 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Jeneponto No.
Jenis Sarana
Jumlah
1
Jumlah Kecamatan
2
Jumlah Desa
3
Puskesmas Rawat Inap
9
4
Puskesmas Rawat Jalan
9
5
RSUD
1
6
Pustu
55
7
Poskesdes
56
8
Polindes
3
8
Apotik
9
9
Posyandu
10
11 113
463
Puskesmas Keliling (Roda-4)
18
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2013
Tabel 2.5 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jeneponto NO
JENIS TENAGA
PNS
PTT
NUGSUS
15
5
-
1
Dokter Umum
2
Dokter Gigi
6
5
-
3
Magister
3
-
-
4
Sarjana Kesehatan Masyarakat
19
-
-
5
Apoteker/Sarjana Farmasi
14
-
1
6
Promkes
5
-
-
7
Perawat Ners
27
-
-
8
Bidan D I/III/IV
74
99
-
9
Perawat D III
107
-
9
10
Sanitarian D III
21
-
-
11
Nutrisionis (Ahli Gizi/DIII)
20
-
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
NO
JENIS TENAGA
PTT
NUGSUS
19
-
-
12
Perawat Gigi D III/SPRG
13
Asisten Apoteker
7
-
-
14
Analis Kesehatan D III / SMAK
7
-
-
15
Analis Kimia
1
-
-
16
Perekam Medis
3
-
-
17
Elektromedis
1
-
-
18
Fisioterapi
1
-
-
19
Magister Non Kesehatan
1
-
-
20
Sarjana Non Kesehatan
5
-
-
21
SMA
18
-
-
22
SMP
2
-
-
373
109
12
JUMLAH
B.
PNS
Sumber Daya Alam 1. Bidang Pertanian a. Potensi Padi Sawah Potensi padi sawah di Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada produktivitasnya selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2009, prduktivitas padi sawah sebesar 5,83 ton/ha dan pada tahun 2013 sebesar 5,87 ton/ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.6 Potensi Padi Sawah Kabupaten Jeneponto Periode Tahun 2009 – 2013
No
Uraian
Tahun 2009
1.
Luas Tanam (Ha)
19.188
2.
Luas Panen (Ha)
18.617
2010
2011
2012
2013
20.003
21.043
20.497
23.030
20.003
21.043
20.365
22.842
3. Produksi (Ton) 108.607,21 118.376,00 122.310,92 123.813,00 134.048,00 4.
Produktvitas (Ton/Ha)
5,83
5,92
5,81
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Jeneponto
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
6,08
5,87
b. Potensi Padi Ladang Potensi padi ladang di Kabupaten Jeneponto dilihat dari produktivitasnya. Pada tahun 2009 produktivitas padi ladang sebesar 3,86 ton/ha, dan pada tahun 2013 sebesar 4,70 ton/ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.7 Potensi Padi Ladang Kabupaten Jeneponto Periode Tahun 2009 – 2013 Uraian
No
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
1. Luas Tanam (Ha)
1.413
1.408
1.690
1.525
2.125
2. Luas Panen (Ha)
1.413
1.408
1.690
1.525
2.125
5.449,80
5.687,00
8.188,00
7.430,00
9.993
4,04
4,84
4,87
4,70
3. Produksi (Ton) 4.
Produktivitas (Ton/Ha)
3,86
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Jeneponto c.
Potensi Jagung Potensi jagung di Kabupaten Jeneponto periode 2009 –
2013
dilihat
dari
produktivitasnya.
Pada
tahun
2009
produktivitas jagung sebesar 4,91 ton/ha, dan pada tahun 2013 sebesar 5,20 ton/ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.8 Potensi Jagung Kabupaten Jeneponto Periode Tahun 2009 – 2013 No
Uraian
Tahun 2009
1.
Luas Tanam (Ha)
48.087
2.
Luas Panen (Ha)
44.737
2010
2011
2012
2013
50.031
53.560
52.149
53.466
48.129
49.502
51.877
53.439
3. Produksi (Ton) 219.880,56 254.504,00 262.365,27 275.982,00 277.646,00 4.
Produktivitas (Ton/Ha)
4,91
5,29
5,30
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Jeneponto
2.
Bidang Perikanan a. Produksi Perikanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
5,32
5,20
Potensi perikanan di Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada produksi perikanan periode tahun 2009 – 2013 baik perikanan laut maupun perikanan darat. Pada tahun 2009 produksi perikanan tangkap sebesar 15.107 ton dan perikanan budidaya sebesar 14.614,78 ton. Sementara itu pada tahun 2013 produksi perikanan laut sebesar 16.682,51 ton dan perikanan budidaya sebesar 17.870,13 ton. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.9 Produksi Perikanan Kabupaten Jeneponto Tahun 2009 – 2013 No
Uraian
2009
2010
Tahun 2011
2012
2013
1
Perikanan Tangkap (ton)
15.107
16.343,5
16.337,6
16.342,7
16.682,5 1
2
Perikanan Budidaya (ton)
14.614,7 8
17.740,9 1
17.292,5 0
18.131,4 0
17.870,1 3
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jeneponto
b. Produksi Rumput Laut Potensi rumput laut di Kabupaten Jeneponto dapat dilihat dari produksi pada periode tahun 2009 – 2013. Pada tahun 2009 produksi rumput laut sebesar 105.949,8 ton basah, dan pada tahun 2013 produksinya sebesar 136.172,61 ton basah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.10 Potensi Rumput Laut Kabupaten Jeneponto Periode Tahun 2009 – 2013 No
Kecamatan
Produksi (Ton Basah) 2009
2010
2011
2012
2013
7.745,22
7.791,93
7.791,93
Bangkala Barat
5.935,41
2. Bangkala
20.009,88
25.332,03 25.210,35
25.286,67
25.286,67
3. Tamalatea
50.025,69
63.258,21 48.642,39
48.642,39
48.642,39
-
-
1.
4
Bontoramba
-
7.518,51
-
-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
Produksi (Ton Basah)
Kecamatan
2009
2010
2011
5
Binamu
11.851,38
6
Turatea
-
-
7
Kelara
-
8
Rumbia
-
9
Arungkeke
12.103,47
2012
14.990,4 21.810,78
2013
21.942,36
21.942,36
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
15.309,18 13.249,62
13.334,40
13.334,40
10 Batang
2.169,81
2.744,64
997,92
1.004,04
1.004,04
11 Tarowang
3.854,16
4.875,03 17.770,32
17.877,42
17.877,42
Jumlah 105.949,8 134.428,0 135.426,6 136.172,61 136.172,61 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jeneponto
3.
Bidang Kehutanan dan Perkebunan a. Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kinerja di bidang kehutanan dapat dilihat dari persentase rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Pada tahun 2009 tidak ada kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Kabupaten Jeneponto dan pada tahun 2013 sebanyak 2,32 persen (625 ha) dari total hutan dan lahan kritis di rehabilitasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.11 Persentase Rehabilitasi hutan dan Lahan Kritis Kabupaten Jeneponto Tahun 2009 s.d 2013
No
Bidang Urusan
Satuan
1.
Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi
Ha
2.
Luas total hutan dan lahan kritis
Ha
Persentase RHL
%
Tahun 2009 29.279 -
2010
2011
2012
2013
400
620
640
625
28.829 28.209 27.569 26.944 1,39
2,20
2,32
2,32
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Jeneponto
b. Persentase Kerusakan Kawasan Hutan Pada tahun 2009 terdapat 1,82 persen kawasan hutan di Kabupaten Jeneponto yang mengalami kerusakan. Sedangkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
pada tahun 2013 hanya 0,58 persen kawasan hutan yang mengalami kerusakan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.12 Persentase Kerusakan Kawasan Hutan Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Jeneponto No
Bidang Urusan
Satuan
1.
Luas Kerusakan Kawasan Hutan
Ha
2.
Luas Kawasan Hutan
Ha
Kerusakan Kawasan Hutan
%
Tahun 2009
2010 2011
168
112
2012 2013
87
80
53
9.189 9.189 9.189 9.189 9.189 1,82
1,22
0,95
0,87
0,58
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Jeneponto
C.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
pencerminan
kemajuan
ekonomi
suatu
daerah,
yang
didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan
dalam
satu tahun di wilayah tersebut. Besar
kecilnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah sangat bergantung pada potensi sumber ekonomi yang dimiliki. Selama Kabupaten
periode
Jeneponto
petumbuhan.
Namun
tahun selalu
pada
2009
–
mengalami tahun
2009
2013
perekonomian
perkembangan dan
2012
dan
ekonomi
Jeneponto sempat melambat ditandai dengan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perlambatan itu adalah kondisi ekonomi global yang pada tahun 2009 dan 2012 yang bergejolak akibat kondisi ekonomi global. Untuk perkembangan ekonomi, selama periode tersebut jika dirata – rata setiap tahunnya adalah 19,12 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi mempunyai rata – rata 6,60 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.13 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009 – 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Tahun
PDRB adh Berlaku (juta Rp)
Perkemban gan (%)
PDRB adh Konstan (juta Rp)
Pertumbuh an (%)
2009
1.872.776,87
20,05
830.779,96
5,38
2010
2.273.511,89
21,40
891.052,98
7,25
2011
2.676.015,40
17,70
956.277,76
7,32
2012
3.095.249,99
15,67
1.025.837,00
7,27
2013
3.551.624,63
14,74
1.097.348,80
6,97
Ratarata
17,91
6,84
Sumber : BPS Kab. Jeneponto (diolah)
Pertumbuhan sektoral di Kabupaten Jeneponto selama periode Tahun 2009 – 2013, secara keseluruhan, mengalami pertumbuhan secara fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.14 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jeneponto N o
2009
Sektor
1
Pertanian
2
2010
Rp.(Juta)
%
2011
Rp.(Juta)
%
Rp.(Juta)
2012 %
Rp.(Juta)
2013 %
Rp.(Juta)
%
930.195,00
49,67
1.127.199,23
49,58
1.372.282,51
51,28
1.590.467,69
51,38
1.805.621,80
50,84
Pertambangan dan Penggalian
21.386,75
1,14
23.194,79
1,02
26.281,64
0,98
30.262,07
0,98
35.147,38
0,99
3
Industri Pengolahan
32.864,83
1,75
36.219,58
1,59
39.215,44
1,47
42.695,35
1,38
47.016,25
1,32
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
9.759,01
0,52
10.877,42
0,48
12.601,51
0,47
15.518,36
0,50
19.143,43
0,54
5
Kontruksi
78.619,34
4,20
87.435,87
3,85
95.819,56
3,58
106.875,67
3,45
124.074,05
3,49
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
112.596,89
6,01
129.345,87
5,69
144.034,81
5,38
159.488,89
5,15
183.755,04
5,17
7
Pengangkutan dan Komunikasi
48.554,30
2,59
52.877,12
2,33
59.662,32
2,23
68.308,01
2,21
78.700,85
2,22
8
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
99.957,36
5,34
113.711,25
5,00
135.800,54
5,07
160.548,69
5,19
193.284,51
5,44
9
Jasa-jasa
538.843,39
28,77
692.650,76
30,47
790.317,07
29,53
921.085,26
29,76
1.064.881,33
29,98
1.872.776,87
100,00
2.273.511,89
100,00
2.676.015,40
100,00
3.095.249,99
100,00
3.551.624,63
100,00
PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Jeneponto
Tabel pertanian
di
masih
atas
menunjukkan
dominan
dalam
bahwa
kontribusi
peningkatan
PDRB.
sektor Namun
demikian, kontribusi sektor pertanian sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 yakni dari tahun 2009 kontribusi sektor pertanian sebesar 49,67 persen menjadi 49,58 atau turun sekitar 0,09 persen. Namun pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 51,38 persen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan 0,54 persen menjadi 50,84 persen. Sementara itu kontribusi sektor jasa – jasa mengalami peningkatan yaitu dari 28,77 persen pada tahun 2009, meningkat menjadi 29,98 persen pada tahun 2013 atau sebesar 1,21 persen.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
sektor
ekonomi
tetap
didominasi oleh sektor pertanian namun sektor tersier sudah mengambil proporsi yang besar terhadap PDRB. Jika sektor tersier bisa terus berkembang dimasa yang akan datang maka akan tersedia lebih banyak lapangan pekerjaan di Jeneponto.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Bab 3 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Visi dan Misi Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang di akhir periode 2014-2018 dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha pembangunan. Usaha-usaha pembangunan
yang
dilaksanakan,
umumnya
berorientasi
untuk
memperbaiki taraf hidup masyarakat. Hal ini dapat terefleksi pada perubahan paradigma dan kondisi pembangunan yang diharapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan
mempertimbangkan
potensi,
kondisi,
permasalahan,
tantangan, peluang dan keterbatasan yang ada di Kabupaten Jeneponto serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat dan dengan Ridho Allah SWT, maka visi Bupati Drs. H. Iksan Iskandar, M.Si dan Wakil Bupati
H. Mulyadi Mustamu, SH yang hendak dicapai
dalam tahapan ketiga Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jeneponto adalah: “MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA” Dalam rumusan visi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 tersebut terdapat tiga kalimat kunci (Key Word) sebagai pokok-pokok visi yang menjiwai seluruh rumusan visi Kabupaten Jeneponto 2014-2018, yaitu Kepemerintahan yang baik, Penguatan Daya Saing dan Masyarakat Jeneponto yang Sejahtera. Penjelasan masing-masing pokok visi dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 3.1 Penjelasan Pokok-Pokok Visi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 VISI :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA POKOK-POKOK VISI 1. Kepemerintahan yang baik
2. Penguatan daya saing daerah
3. Masyarakat Jeneponto yang sejahtera
RUMUSAN PENJELASAN VISI Dapat dimaknai bahwa adanya suatu niat, tekad dan keinginan yang bulat (good will) yang dilandasi oleh hati nurani untuk mewujudkan penyelenggaraan tata kelolah pemerintahan berdasarkan asas-asas good governance di tandai dengan meningkatnya pelayanan publik yang efektif dan efesien, terlaksananya reformasi birokrasi daerah, meningkatnya kapasitas fiskal daerah dan meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Dapat dimaknai sebagai kondisi Kabupaten Jeneponto tahun 2018 yang diperhitungkan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional sebagai daerah yang memiliki daya saing daerah yang kuat melalui pengelolalan dan pengembangan potensi daerah secara inovatif, kreatif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ditandai dengan peningkatan citra daerah dikancah regional dan nasional melalui produk-produk potensi lokal yang memiliki nilai kompetitif (branding comoditi) dan peningkatan perekonomian masyarakat. Dapat dimaknai sebagai kondisi masyarakat Kabupaten Jeneponto tahun 2018 yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spritual maupun materil secara layak dan berkeadilan sesuai perannya dalam kehidupan yang di tandai dengan meningkatnya indeks dan peringkat IPM di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan ekonomi secara progresif, menurunya angka kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya prestasi-prestasi masyarakat serta berhasilnya Kabupaten Jeneponto keluar sebagi daerah tertinggal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Misi Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut: Misi dalam RPJMD ini dirumuskan dengan penyataan kongrit sebagai upaya- upaya yang hendak dikerjakan dalam mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan pembangunan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 maka akan ditempuh melalui enam misi pembangunan daerah 2014-2018, yaitu sebagai berikut: 1. Membangun tata kelolah Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM); 3. Membangun kemandirian ekonomi masyarakat yang bertumpu pada potensi lokal; 4. Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel; 5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan; 6. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama. Misi pembangunan tersebut harus dapat di transpormasi menjadi upaya-upaya operasional dan teknis oleh seluruh komponen baik pememerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun pemahaman yang sama dan batasan-batasan yang jelas dari misi tersebut, sehingga dibutuhkan penjelasan dari misi tersebut. Penjelasan masing-masing misi tersebut dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 3.2 Penjelasan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 VISI : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA MISI 2. Membangun tata kelolah
Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsipprinsip good gevernance
RUMUSAN PENJELASAN MISI Dimankanai sebagai misi yang di emban untuk mengupayakan pengelolaan pemerintahan yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, terbentuknya birokrasi pemerintahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
yang profesinal dan berkinerja tinggi dan meningkatnya pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan 2. Meningkatkan kualitas Dimaknai sebagai misi yang diemban sumber daya manusia sebagai upaya untuk meningkatkan (SDM) sumber daya aparatur pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur dan meningkatkan kualias hidup masyarakat. 3. Membangun kemandirian Dimaknai sebagai misi yang diemban ekonomi masyarakat yang sebagai upaya untuk meningkatkan bertumpu pada potensi perekonomian daerah dengan lokal mengoptimalkan pengelolaan sumber daya daerah secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, menciptakan iklim ivestasi yang kondusif serta meningkatkan ekonomi kerakyatan 4. Meningkatkan tata kelola Dimaknai sebagai misi yang diemban keuangan daerah yang sebagai upaya menciptakan pengelolaan efektif, efesien, produktif, keuangan baik melalui peningkatan transparan, dan akuntabel regulasi, sistem untuk meningkatkan penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan 5. Meningkatkan Dimaknai sebagai misi yang diemban pembangunan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan infrastruktur dan ketertersedian infrastruktur dasar dan pelayanan dasar di setiap wilayah untuk meningkatkan aksesibilitas desa/kelurahan masyarakat, memacu peningkatan perekonomian daerah dan mengurangi disparitas pembangunan antar desa/kelurahan serta mengoptimalkan penataan ruang pembangunan wilayah yang partisipatif, berkelanjutan 6. Meningkatkan kualitas Dimaknai sebagai misi yang diemban kehidupan beragama sebagai upaya menciptakan kondisi masyarakat yang agamais melalui internalisasi nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat, lingkungan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, meningkatkan managemen potensi umat lewat optimalisasi ZIS (Zakat, Infak dan Sedekah), meningkatkan pemahaman keagamaan. Misi tersebut diatas memiliki keterkaitan dengan pokok-pokok visi. Pemetaan keterkaitan dengan dengan pokok-pokok visi dengan masing-masing misi tersebut dapat disajikan pada tabel berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Tabel 3.3 Keterkaitan Pokok-Pokok Visi dengan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 VISI : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG SEJAHTERA POKOK-POKOK VISI
MISI
2. Kepemerintahan yang baik
Membangun tata kelolah Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance (1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) (2) Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel (4) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama (6) Membangun kemandirian ekonomi masyarakat yang bertumpu pada potensi lokal (3) Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan (5) Seluruh Misi (1), (2), (3), (4), (5) dan (6)
2. Penguatan daya saing daerah
3. Masyarakat Jeneponto yang sejahtera B. Kebijakan Pokok 3. Strategi Strategi
merupakan
langkah-langkah
yang
berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management).
Rumusan
strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Rumusan strategi juga harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto menciptakan
nilai
tambah
(value
added)
bagi
stakeholder
pembangunan daerah. Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada empat perspektif yang digunakan dalam mengarahkan keselarasan dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
pilihan
program
pembangunan
daerah
yakni
(1)
perspektif
masyarakat/layanan; (2) perspektif proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif keuangan. Berdasarkan pemahaman tersebut, strategi pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 20142018 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Strategi Pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018 Misi 1: Membangun tata Kelola pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance TUJUAN Menciptakan kepemerintahan yang baik dan bersih (1)
SASARAN
STRATEGI
Terwujudnya penataan birokrasi dan penguatan kelembagaan pemerintahan daerah (1)
Restrukturisasi organisasi dan optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan pemerintahan daerah yang berorientasi pada peningkatan kinerja pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas KKN Pemerataan, perluasan akses dan peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai dengan standar Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan daerah
Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN (2) Terwujudnya Peningkatan kualitas Pelayanan Publik (3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah (4) Terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat (5) Menguatkan Terwujudnya kapasitas dan pembinaan peran pemerintah kemasyarakatan yang kecamatan, optimal (6) kelurahan dan Terlaksanaya
Memperkuat sistem terpadu pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan dan perundang-undangan Meningkatkan profesionalisme aparatur kecamatan, kelurahan dan desa dan alokasi anggaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Desa (2)
Pendelegasian sebagian kewenangan kepada pemerintah Kecamatan, Desa/Kelurahan (7) Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia
TUJUAN Meningkatkan kapasitas, kapabilitas, profesionalisme dan pendayagunaan aparatur (1) Meningkatakan kualitas hidup keluarga dan masyarakat (2)
SASARAN
STRATEGI
Meningkatnya pengetahuan, pendidikan, keterampilan, sikap dan moral aparatur (8)
Optimalisasi pengelolaan dan pelaksanaan diklat dan menstimulasi peningkatan strata pendidikan
Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat (formal umum dan kejuruan) (9) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kewirausahaan masyarakat (10)
Peningkatan kualitas anak didik dan Pendididik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
Meningkatkan pengelolaan dan kinerja BLK, Sanggar Kegiatan Belajar, PKBM, kepemudaan serta akses informasi masyarakat Meningkatnya derajat Mendorong upaya kesehatan masyarakat Kesehatan Promotif, (11) Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif secara holistik Meningkatnya kualitas Pemberdayaan keluarga keluarga dan secara maksimal untuk perlindungan anak menjadi keluarga andalan (12) dan perlindungan anak
Misi 3 : Membangun kemandirian ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal TUJUAN Mengembangkan potensi ekonomi lokal dan investasi daerah (1)
SASARAN
STRATEGI
Terkelolanya potensi sumberdaya alam lokal menjadi produk yang memiliki nilai kompetitif skala regional dan nasional (13) Meningkatnya ketersediaan regulasi
Meningkatkan Pengelolaan potensi sumberdaya alam lokal secara secara terpadu dan terarah dari huluhilir dan kerjasama antar daerah Membangun kerjasama yang harmonis dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
investasi daerah (14) Meningkatnya ketersediaan data dan informasi investasi daerah (15) Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang dapat mendukung pengembangan daya saing daerah (16)
Membangun struktur ekonomi yang kokoh berbasis pada ekonomi kerakyatan (2)
DPRD,NGO, swasta dan PT dalam menginisiasi regulasi serta menyusun dokumen Grand Design
Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan potensi daerah melalui kerjasama pemerintah daerah dengan lembaga penelitian PT dan dunia usaha Meningkatnya Memperketat ketersediaan dan pengalifungsian lahan penganekaragaman pertanian pangan dan pangan (17) memasyarakatkan penganekaragaman pangan Meningkatnya taraf Penciptaan ekonomi ekonomi dan lapangan produktif dan kreatif kerja masyarakat (18) berbasis potensi lokal Terlaksananya Mengembangkan, menata revitalisasi, penataan dan mempromosikan OW dan pengembangan dengan pengelolaan oleh objek wisata (19) BUMD Terwujudnya Kab. Membangun kerjasama Jeneponto sebagai dan promosi potensi dan Pusat Suplay Energi daya dukung wilayah Listrik di Sulawesi Selatan (20) Meningkatnya kualitas Mendorong dan kuantitas koperasi pengembangan dan dan UMKM (21) pemberdayaan koperasi dan UMKM yang inovatif dan berdaya saing. Mengembangkan Restrukturisasi, BUMD dan BUMDES penguatan, permodalan yang dapat dan perbaikan meningkatkan manajeman serta pendapatan daerah peningkatan kerjasama (22) Badan Usaha Milik Daerah dan Desa Meningkatnya kinerja pengelolaan pasar tradisional dan home industri berwawasan
Pengelolaan pasar berbasis masyarakat Pembinaan keterampilan dan kewirausahaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
lingkungan (23)
pelaku home industri potensial dan pemberian stimulan modal usaha
Misi 4: Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel TUJUAN Menciptakan keuangan daerah yang stabil dan sehat untuk mendukung pendanaan pembangunan (1)
SASARAN
STRATEGI
Meningkanya ketersediaan regulasi tata kelolah keuangan daerah (24) Terbangunnya sistem pengelolaan keuangan daerah yang dinamis dan transparan (25) Meningkatnya penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan (26)
Pengembangan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.
SASARAN
STRATEGI
Meningkatkan profesionalisme pengelolaan keuangan daerah, optimalisasi pemanfaatan aset daerah, perbaikan dan optimalisasi pendapatan daerah, serta peningkatan kinerja BUMD Misi 5: Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan TUJUAN Meningkatkan kualitas dan pemerataan ketersediaan infrastruktur dasar, pelayanan umum, perekonomian dan sosial budaya (1)
Meningkatnya ketersedian dokumendokumen perencanaan umum dan teknis infrastruktur daerah (27) Tertatanya sistem transportasi daerah (28) Terlaksananya pembangunan dan peningkatan kualitas jalan khususnya yang menjadi kewenangan kabupaten (29)
Mengoptimalkan kajiankajian perencanaan berkerjasama dengan PT dan lembaga profesional Review TATRALOK dan menyelengarakan sistem transportasi daerah yang dinamis Meningkatkan tatalaksana kebinamargaan dan mengalokasikan anggaran secara proporsinal sesuai urutan prioritas berdasarkan perencanaan teknis yang partisipatif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai (30) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur kesehatan yang proporsional (31) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur sumberdaya air sektor keirigasian (32) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah, perekonomian dan sosial budaya (33)
Meningkatnya akses air minum aman dan sanitasi masyarakat (34) Meningkatnya pemenuhan perumahan masyarakat terutama rumah layak huni bagi MBR (35) Mengoptimalkan penataan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (2)
Terkendalinya pemanfaatan ruang (36) Meningkatnya ketersediaan dokumen tata ruang (37) Terciptanya penataan ibukota Kabupaten
Memacu penyediaan infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang berkulitas dan proporsionanal.
Mengimplementasikan Pengembangan dan pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) Menjamin alokasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur disetiap desa da kelurahan setiap tahunnya berdasarkan kebutuhan dan mekanisme perencanaan Membangun sistem dan infrastruktur mitigasi dan penaggulangan bencana melalui sistem zona rentang kendali wilayah Pembangunan sarana dan prasarana air minum dan Sanitasi dan pengembangan kelembagaan Air Minum berbasis masyarakat Mempermudah izin pembangunan perumahan swadaya dan pihak pengemban dan Pembangunan dan subsidi rumah layak huni bagi MBR Peningkatan kualitas perencanaan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Meningkatkan penataan secara terpadu dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dan Kecamatan (38)
Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan Hidup (39) Meningkatnya pengembangan kawasan-kawasan strategis daerah (40)
partisipatif dengan memperkuat sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Swasta Meningkatkan konservasi sumberdaya alam dan kawasan strategis secara terpadu dan partisipatif dengan memperkuat sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Swasta
Misi 6: Meningkatkan kualitas kehidupan beragama TUJUAN Meningkatkan kualitas spritual dan integritas aparatur dan masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan (1)
SASARAN
STRATEGI
Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan agama (41)
Fungsionalisasi peran kelembagaan pemerintah dan organisasi keagamaan dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama Peningkatan sikap ketenggangrasaan intern umat beragama dan antarumat beragama dan peningkatan koordinasi antar lembaga pemerintah yang terkait isu-isu keagamaan Pemberdayaan umat beragama
Meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama (42)
Terwujudnya kualitas pelayanan kehidupan beragama (43) Meningkatnya kesadaran agama akan nilai-nilai amanah, kecerdasan, kejujuran, keteladan dan kerakyatan bagi aparatur (44)
B.
Fungsionalisasi dan aktualisasi/penatalaksan aan nilai-nilai kepemimpinan dalam Islam bagi aparatur sipil negara
Penetapan Indikator Kinerja Tahun 2014 Untuk mengukur sasaran yang akan dicapai sesuai dengan Misi berdsarkan target RPJMD maka ditetapkan indikator kinerja sasaran sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Tabel 3.5 Sasaran dan Penetapan Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 N o 1
2
3
Indikator Kinerja (Outcome) Terwujudnya Persentase pejabat pemerintahan yang bersih yang menerapkan dan bebas KKN pakta integritas Jumlah SKPD yang menerapkan eprocurement Opini Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Sasaran Strategis
Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Jumlah SKPD yang menerapkan manajemen pengaduan Jumlah SKPD yang menerapkan Call Centre dan Direct Customer Feedback Jumlah SKPD yang menyusun dan menerapkan SOP Jumlah KTP yang diterbitkan Jumlah AKTA Kelahiran yang diterbitkan Jumlah Kartu Keluarga yang diterbitkan Rasio Penduduk yang memiliki AKTA Kelahiran Jumlah SKPD yang telah menyusun Laporan Kinerja SKPD yang memiliki website mandiri Jumlah SKPD yang telah menyusun dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Target 100% Pejabat Eselon II dan III 42 SKPD melalui LPSE Wajar Dengan Pengecualian Peringkat 20 besar di Sulawesi Selatan 3 (tiga) SKPD
2 (dua) SKPD
42 SKPD Lembar Lembar Lembar / 42 SKPD 1 SKPD 42 SKPD
menerapkan dokumen perencanaan pembangunan daerah Persentase keterpaduan perencanaan dan penganggaran, keharmonisan dan konsistensi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, dan Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah Jumlah PERDA 4
Terciptanya keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat
Jumlah polisi pamong praja Persentase masyarakat yang merasa puas dengan tingkat ketenteraman dan ketertiban di daerah Persentase kejadian gangguan ketenteraman dan ketertiban yang tertangani Jumlah kasus narkotika Persentase kasus narkotika yang tertangani Jumlah kasus pelanggaran penyakit masyarakat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
68 %
Jenis 300 Orang 40 persen
30 persen
< 20 kasus >80% < 25 kasus
5
6
7
8
Terwujudnya penataan birokrasi dan penguatan kelembagaan pemerintah daerah Terciptanya pendelegasian sebagian wewenang kepada pemerintah Kecamatan, Desa/Kelurahan
Persentase kasus pelanggaran penyakit masyarakat yang tertangani Persentase SKPD yang kelembagaannya telah sesuai dengan kebutuhan dan peraturan Jumlah aparatur pemerintah yang mengikuti Diklat
Rata-rata aparatur Pemerintahan Kecamatan dengan pendidikan S1 per kecamatan Rata-rata aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan dengan pendidikan S1 Jumlah kecamatan yang telah memiliki standar pelayanan Persentase kelurahan yang telah memiliki standar pelayanan Meningkatnya Persentase PNS yang pengetahuan, pendidikan, mempunyai latar keterampilan, sikap dan belakang pendidikan moral aparatur yang sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya Persentase PNS yang mendapatkan hukuman disiplin Meningkatnya kualitas Angka Partisipasi pendidikan masyarakat Kasar SD sederajat (formal umum dan Angka Partisipasi kejuruan) Murni SD sederajat Angka Partisipasi Sekolah SD sederajat Angka Partisipasi Kasar SMP sederajat Angka Partisipasi Murni SMP sederajat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
>60 persen
80 persen
100
70%
40%
0 10% >30%
100 % 117,87 % 85,70 % 97,73 % 96,23 % 96,23 %
9
Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kewirausahaan masyarakat
10 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka Partisipasi Sekolah SMP sederajat Angka Partisipasi Kasar SMA sederajat Angka Partisipasi Murni SMA sederajat Angka Partisipasi Sekolah SMA Sederajat Jumlah Sekolah Luar Biasa Jumlah Guru yang telah tersertifikasi Sistem dan Informasi manajemen pendidikan Persentase penerima beasiswa miskin dan/atau berprestasi Rasio tenaga kerja terdidik dibandingkan dengan tenaga kerja tidak terdidik Persentase Angka Melek Huruf (AMH) Jumlah perpustakaan daerah Jumlah Koleksi Perpustakaan Jumlah Pengunjung Perpustakaan Jumlah organisasi kepemudaan Jumlah gedung olahraga Persentase kecamatan yang mempunyai sarana olahraga untuk umum Persentase keluarga miskin yang mendapat pelayanan kesehatan Angka usia harapan hidup
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
64,68 % 84,56 % 71,00 % 60,94 % 2 Unit 1.200 orang 1 dok
1:2
78,92 % 1
10 5 (termasuk pengelolaan oleh swasta) 44,8%
65,15
65 tahun
Jumlah dokter Proporsi kelahiran yang ditangani oleh tenaga terlatih Jumlah Puskesmas, poliklinik, Pustu
11 Meningkatnya kualitas keluarga dan perlindungan anak
Rasio penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit Angka Prevalensi Penyakit Menular Desa Siaga Persentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat Persentase Rumah Sehat Jumlah panti sosial yang mendapat pembinaan Persentase Desa/Kelurahan yang memiliki Posyandu Persentase PMKS yang mendapat bantuan Jumlah penyandang cacat dan trauma yang telah hidup mandiri Jumlah Panti Asuhan yang mendapat pembinaan Persentase penyandang penyakit sosial yang mampu mandiri Persentase/Prevalens i Balita Gizi buruk Persentase Cakupan desa/kelurahan UCI Angka kematian balita Angka kematian ibu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
21 (Dokter PNS) 48 (total) 85 persen Puskesmas = 18 Poliklinik = 1 Pustu = 55 4:10 TBC = 37,9 HIV/AIDS = 0 unit 48%
>30% TD 95 persen
>45 persen 973
2 10%
26 persen 49 persen 76 5/5.323
12 Terkelolanya potensi sumberdaya alam lokal menjadi produk yang memiliki nilai kompetitif skala regional dan nasional
melahirkan per 100.000 /KH Proporsi kelahiran yang ditangani oleh tenaga terlatih Jumlah penderita gizi buruk Jumlah lembaga pemberdayaan perempuan dan anak Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Jumlah Akseptor KB Aktif Jumlah PUS yang istrinya di bawah usia 20 Tahun Luas Lahan pertanian tanaman pangan dan holtikultura Jumlah produksi tanaman pangan dan holtikultura
Produksi dan Jumlah Ternak (ekor)
Jumlah produksi tanaman perkebunan Pendapatan petani perkebunan Presentase produksi perikanan budidaya (ton)
Jumlah produksi perikanan tangkap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
11 orang < 10 kasus 1 30%
Luas lahan pertanian tanaman pangan 54.183 Ha Padi 1800.05 ton Jagung 305.410 ton Kedelai 3.020 ton Ubi kayu 166.354 ton Sapi = 20743 Kerbau = 3287 Kuda = 61816 Kambing = 137441 Domba = 507 Klasifikasikan dalam jenisnya Rp.1.550.000,Udang Windu = 543 ton Bandeng = 2368 ton Ikan Air Tawar = 75 ton 16.600 ton
(ton) Jumlah armada Kapal Nelayan (unit)
13 Meningkatnya Ketersediaan Regulasi Investasi Daerah 14 Meningkatnya ketersediaan data dan informasi investasi daerah
15 Terciptanya sistem inovasi Daerah (SIDa) yang dapat mendukung Pengembangan daya saing daerah 16 Meningkatnya taraf ekonomi dan lapangan kerja masyarakat
17 Terlaksananya revitalisasi, penataan dan pengembangan objek wisata
18 Terwujudnya Kab.
Presentase produksi hasil Hutan Kayu Jumlah luas hutan yang direhabilitasi Regulasi/Perda tentang Investasi Daerah. Profil Investasi Daerah Kabupaten Jeneponto Potensi Ekonomi investasi daerah Jumlah Investor baru Nilai Investasi berskala Nasional dan Regional Jumlah Izin yang dikeluarkan Jumlah dokumen pengembangan SIDA Jumlah studi terkait pengembangan Inovasi daerah Jumlah Usaha kecil yg aktif Jumlah Usaha menengah yg aktif Persentase kredit kepada UKM terhadap total kredit Presentase peningkatan event budaya daerah Presentase peningkatan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara Jumlah Situs budaya Jumlah Pembangkit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Perahu tanpa motor = 441 Motor tempel = 1893 Kapal Motor = 402 30 m2 625 Ha 0 buah 0 buku 0 Website 0 buah 7 bidang
0 jenis 1 studi 8.270 unit 14 unit 30% >10% >10%
4 Situs 1 PLTU, 2 x 125
Jeneponto sebagai pusat suplai energi listrik di Sulawesi Selatan 19 Meningkatnya kualitas dan kuantitas koperasi dan UMKM
20 Mengembangkan BUMD dan BUMDES yang dapat meningkatkan pendapatan daerah 21 Meningkatnya kinerja pengelolaan pasar tradisional dan home industri berwawasan lingkungan
22 Meningkanya ketersediaan regulasi tata kelolah keuangan daerah 23 Terbangunnya sistem pengelolaan keuangan daerah yang dinamis dan transparan 24 Meningkatnya penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan 25 Meningkatnya ketersedian dokumendokumen perencanaan umum dan teknis infrastruktur daerah
Listrik dengan daya yang dihasilkan Presentase Koperasi dan UMKM yang telah mengalami peningkatan klasifikasi
Jumlah Kewirausahaan UMKM Rata-rata omset koperasi dan UMKM Jumlah BUMD dan BumDes mandiri Jumlah Usaha BUMD dan BUMDes Jumlah Pasar Tradisional representatif
MW Koperasi kualifikasi A : 20% Koperasi kualifikasi B : 30% Koperasi kualifikasi C : 50% 700 orang Rp 97.181,TD TD 3 unit
Jumlah perusahaan yang terdaftar yang bergerak di sektor usaha perdagangan
PT: 31 Koperasi: 40 CV: 122 PO: 821 Badan Usaha Lain : 51
Jumlah peraturan tentang pengelolaan keuangan yang telah diterbitkan Sistem Pengelolaan keuangan
7 aturan (termasuk surat edaran)
Jenis pajak dan retribusi daerah yang ditarik
20 Jenis
Persentase ketersediaan dokumen perencanaan umum/makro.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
1 sistem
50%
Persentase ketersediaan dokumen Teknis Infrastruktur daerah Persentase desa yang telah dapat diakses dengan kendaraan umum Persentase panjang jaringan jalan dan jembatan dalam kondisi baik
26 Tertatanya sistem transportasi daerah 27 Terlaksananya pembangunan dan peningkatan kualitas jalan khususnya yang menjadi kewenangan kabupaten 28 Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai
Jumlah PAUD Proporsi kondisi sekolah dalam kondisi baik - Pendidikan Dasar - Pendidikan Menengah Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
29 Meningkatnya ketersediaan infrastruktur kesehatan yang proporsional 30 Meningkatnya ketersediaan infrastruktur sumberdaya air sektor keirigasia 31 Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah, perekonomian dan sosial budaya
32 Meningkatnya akses air minum aman dan sanitasi masyarakat 33 Meningkatnya
Akreditasi Rumah Sakit Persentase jaringan irigasi dalam keadaan baik
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Proporsi infrastruktur wilayah dalam kondisi baik Hot Spot Wi-fi internet Jumlah pasar daerah yang terkelolah secara baik Tingkat akses air minum aman Tingkat akses sanitasi masyarakat Rasio permukiman
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
50% 80%
60%
Kelompok bermain 154, TK 126 80% 70%
1 rumah sakit untuk 346.149 penduduk 90,18
85% 53% 1 titik 60% 68% 52% 0.86
pemenuhan perumahan masyarakat terutama rumah layak huni bagi MBR 34 Terkendalinya pemanfaatan ruang
35 Meningkatnya ketersediaan dokumen tata ruang
36 Terciptanya penataan ibukota Kabupaten dan Kecamatan
37 Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan Hidup
layak huni
Ketaatan terhadap RTRW dengan melihat jumlah pelanggaran terhadap penggunaan tata ruang Dokumen dan peraturan perundang-undangan yang mengakomodasi rencana tata ruang Kab. Jeneponto Persentase penggunaan tata ruang sesuai dengan perencanaan/perunt ukan Persentase Areal Permukiman tertata Rasio Bangunan berIMB Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB Jumlah Bencana Alam yang tertangani Jumlah titik Rawan Bencana yang terpetakan Persentase Sapras umum, Pemerintah, lingkungan rumah penduduk yang diperbaiki pasca bencana Persentase penanganan sampah Jumlah Sub DAS yang direhabilitasi Jumlah Pohon Penghijauan yang ditanam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
<50%
2 Dok.
25 %
50 % 1/60 1/8,89
Kali Titik Sapras Umum Unit Pemerintah Unit Rumah Penduduk Unit 30% 1 Sub DAS Pohon
38 Meningkatnya pengembangan kawasan strategis daerah 39 Meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama 40 Terwujudnya kualitas pelayanan kehidupan beragama
Jumlah Bangunan Gedung yang memiliki Biopori Jumlah kawasan industri Jumlah kawasan perkotaan yang dikembangkan Jumlah organisasi keagamaan yang diberikan pembinaan Jumlah insiden yang disebabkan masalah perbedaan agama Jumlah rumah ibadah yang diberikan bantuan Jumlah Imam Masjid Jumlah guru santri dan pegawai syara’
Buah 1 Kawasan 1 Kawasan 2 lembaga 1 kali 10 masjid 220 orang 200 orang
Untuk mencapai target indikator kinerja tersebut diatas maka Pemerintah Daerah melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk mewujudkan indikator kinerja sasaran tersebut yang pelaksanaannya diwujudkan melalui program dan kegiatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Bab 4 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 bagi Pemerintah Kabupaten Jeneponto merupakan LAKIP yang untuk Tahun Pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten
Jeneponto Tahun 2014-2018. Dalam
pengukuran capaian kinerja tahun 2014 didasarkan dengan indikator kinerja masing-masing sasaran sesuai dengan RPJMD berupa Outcome dan Output penting. A. PENCAPAIAN KINERJA SASARAN Untuk menggambarkan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik, yang mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014‐2018 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014, serta
untuk
keberhasilan
memenuhi azas akuntabilitas dalam realisasi setiap
program
menilai
dan kegiatan
tingkat
Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Target dan Realisasi Capaian Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2014 No
Sasaran Strategis
1
Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN
2
Terwujudnya Peningkatan
Indikator Kinerja Target Realisasi (Outcome) Persentase Pejabat 100 % Pejabat 100% yang Menerpakan Eselon Iidan (623 Orang) Pakta Integritas III Jumlah SKPD yang 42 SKPD Menerapkan e42 SKPD melalui LPSE procurement Opini Badan Belum Ada Pemeriksaan Keuangan WDP Hasil untuk (BPK) Tahun 2014 Indeks Kepuasan B B Masyarakat (IPM)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
3
4
Indikator Kinerja (Outcome) Kualitas Pelayanan Jumlah SKPD yang Publik menerapkan Manajemen Pengaduan Jumlah SKPD yang menerapkan CallCentre dan Direct Custemer Feedback Jumlah SKPD yang Menyusun SOP Jumlah KTP yang diterbitkan Jumlah Akta Kelahiran yang diterbitkan Jumlah Kartu Keluarga yang diterbitkan Rasio Penduduk yang memiliki Akta Kelahitan per Satuan Penduduk Meningkatnya Jumlah SKPD yang Kapasitas dan telah menyusun akuntabilitas Laporan Kinerja Kinerja SKPD yang memiliki Pemerintahan website Mandiri Daerah Jumlah SKPD yang telah Menyusun dan menerapkan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Persentase Keterpaduan Perencanaan dan Penganngaran, Keharmonisan dan Konsistensi Jangka Menengah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Pembangunan Tahunan Daerah dan Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Perangkat Daerah Jumlah PERDA Terciptanya Jumlah Polisi Pamong Keamanan, Praja Ketentraman dan Persentase Masyarakat Ketertiban yang merasa puas Masyarakat dengan tingkat Sasaran Strategis
Target
Realisasi
3 SKPD
1 SKPD
2 SKPD
2 SKPD
42 SKPD
42 SKPD
Lembar
36.408
Lembar
1.327
Lembar
6.376
%
22.450/ 405.776
42 SKPD
42 SKPD
1 SKPD
2 SKPD
42 SKPD
42 SKPD
68 %
90%
Jenis 300 Orang
250 Orang
40 %
65 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
5
6
Indikator Kinerja (Outcome) ketentraman dan ketertiban di daerah Persentase Kejadian Gangguan Ketentraman dan Ketertiban yang tertangani Jumlah Kasus Narkotika Persentase Kasus Narkotika yang tertangani Jumlah Kasus Pelanggaran Penyakit Masyarakat Persentase Kasus Pelanggaran Penyakit Masyarakat yang Tertangani Persentase SKPD yang kelembagaannya telah sesuai dengan kebutuhan dan peraturan Terwujudnya Jumlah Aparatur Penataan Birokrasi Pemerintah yang dan Penguatan mengikuti Diklat Kelembagaan Pemerintah Daerah Sasaran Strategis
Terciptanya Pendelegasian sebagian Wewenang kepada Pemerintah Kecamatan, Desa/Kelurahan
Rata-rata aparatur Pemerintahan Kecamatan dengan Pendidikan S1 per kecamatan Rata-rata Aparatur Pemerintahan Desa/Kelurahan dengan Pendidikan S1
Target
Realisasi
30 %
80 %
< 20 Kasus
10 Kasus
> 80 %
100 %
> 25 %
154 Kasus
> 60 %
80 %
100 % 80 %
100 Orang
118 Orang 40 Orang yang mengikuti Diklat Kepemimpin an, selebihnya adalah Sekdes dan 40 Orang serta 40 Orang setiap SKPD yang mengikuti Diklat Manajemen Berbasis Kinerja
70 %
39,77 %
40 %
60,24 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
7
8
9
Indikator Kinerja (Outcome) Jumlah Kecamatan yang telah memiliki Standar Pelayanan Persentase Kelurahan yang telah memiliki standar Pelayanan Meningkatnya Persentase PNS yang Pengetahuan, mempunyai Latar Pendidikan, Belakang Pendidikan Keterampilan, yang sesuai dengan Sikap dan Moral tugas yang menjadi Aparatur tanggungjawabnya Persentase PNS yang mendapatkan Hukuman Disiplin Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar Kualitas SD Sederajat Pendidikan Angka Partisipasi Masyarakat Murni SD Sederajat (Formal umum dan Angka Partisipasi Kejuruan) Sekola SD Sederajat Angka Partisipasi Kasar SMP Sederajat Angka Partisipasi Murni SMP Sederajat Angka Partisipasi Sekola SMP Sederajat Angka Partisipasi Kasar SMA Sederajat Angka Partisipasi Murni SMA Sederajat Angka Partisipasi Sekola SMA Sederajat Jumlah Sekolah Luar Biasa Jumlah Guru yang telah tersertifikasi Sasaran Strategis
Meningkatnya Pengetahuan, Keterampilan dan Kewirausahaan Masyarakat
Sistem dan Informasi Manajemen Pendidikan Rasio Tenaga Kerja terdidik dibandingkan dengan tenaga kerja tidak terdidik Persentase Angka Melek Huruf (AMH) Jumlah Perpustakaan Daerah Jumlah Koleksi Perpustakaan
Target
Realisasi
11 Kec.
11 Kec
10 %
Belum Ada Data
> 30 %
100 %
0%
0%
117,87 %
117,87 %
85,70 %
85,70 %
97,73 %
97,73 %
96,23 %
96,23 %
96,23 %
96,23 %
64,68 %
64,68 %
84,56 %
84,56 %
71,00 %
71,00 %
60,94 %
60,94 %
2 Unit
2 Unit
1.200 Orang
Belum Lengkap Pendataan
1 Dok.
1 Website
1:2
1:2
1 Buah
1 Buah
> 2000 Buah
2440 Buah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
Sasaran Strategis
10
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
11
Meningkatnya Kualitas Keluarga dan Perlindungan Anak
Indikator Kinerja Target Realisasi (Outcome) Jumlah Pengunjung > 500 Orang 751 Orang Perpustakaan Jumlah Organisasi Kepemudaan Jumlah Gedung 2 Buah 2 Buah Olahraga Persentase kecamatan yang mempunyai 100 % 100 % sarana Olahraga untuk Umum Persentase Keluarga Miskin yang mendapat 65,15 % 87 % Pelayanan Kesehatan Angka Usia Harapan 65 Tahun 65,5 Tahun Hidup Jumlah Dokter 21 Dokter PNS 21 Dokter 48 Total PNS Proporsi Kelahiran yang ditangani oleh 85 % 86,6 % Tenaga Terlatih Jumlah Puskesmas, PKM = 18 Poliklinik, PUSTU Poliklinik = 1 19 PUSTU = 55 Rasio Penduduk yang memanfaatkan Rumah 4 : 10 4,2 : 10 Sakit Cakupan Penemuan TBC = 52 % 52 % dan Penanganan AFP = 100 % 100% Penderita Penyakit Desa Siaga Unit Jumlah Panti Sosial yang mendapat Unit Pembinaan Persentase Desa/Kelurahan yang 95 % 95 % memiliki Posyandu Jumlah Panti Asuhan yang mendapat 2 Pembinaan Persentase Penyandang Penyakit Sosial yang 10 % Mampu Mandiri Persentase/Prevalensi 0,03 % 0,04 % Balita Gizi Buruk Persentase Cakupan 49 % 82,3 % Desa/ Kelurahan UCI Angka Kematian Balita Belum Ada 76 Orang Data Angka Kematian Ibu 5/5.323 13/5.323 melahirkan per
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
12
Sasaran Strategis
Terkelolanya Potensi Sumber Daya Alam Lokal menjadi Produk yang memiliki nilai Kompetitik Skala Regional dan Nasional
Indikator Kinerja (Outcome) 100.000/KH Jumlah Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak Partipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Persentase Akseptor KB Aktif Jumlah PUS yang Istrinya di bawah usia 20 Tahun Luas Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Target
Realisasi
1 Unit
2 unit
30 %
35 %
84 %
46,88 %
71,93 %
71,93 %
54.183 Ha
Jumlah Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura
Produksi dan Jumlah Ternak (Ekor)
Pendapatan Petani Perkebunan Presentase Produksi Perikanan Budidaya (ton)
Jumlah Produksi
Padi = 131.008,23 151.243 ton Ton (86,62%) Jagung = 264.792,36 283.199 ton Ton (93,50%) Kedelai = 926,60 Ton 2.935 ton (31,58%) Ubi Kayu = 116.860,23 153.499 ton Ton(76,13%) Sapi = 27.797 27.817 Ekor Kerbau = (100,07%) 3.503 3.597 Ekor (102,68%) Kuda = 72.073 Ekor 80.608 (89,41%) 155.297 Kambing = Ekor 164.929 (94,16%) 570 Ekor Domba = 527 (108,16%) Rp. 1.550.000,Udang Windu = 543 ton Bandeng = 2.368 ton Ikan air Tawar = 75 ton Rumput Laut = 14.900 ton 16.600 ton
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Belum Ada Data 568,43 ton 2.396,50 ton 85,32 ton 15.122,35 ton 16.800 ton
No
13
14
Sasaran Strategis
Meningkatnya Ketersediaan Regulasi Investasi Daerah Meningkatnya Ketersediaan Data dan Informasi Daerah
Indikator Kinerja (Outcome) Perikanan Tangkap (ton) Jumlah Armada Kapal Nelayan (unit)
Persentase Produksi Hasil Hutan Kayu Jumlah Luas Hutan yang direhabilitasi Regulasi/ PERDA tentang Investasi Daerah Profil Investasi Daerah Kabupaten Jeneponto, Potensi Ekonomi Investasi daerah Jumlah Investor Baru
Target
Perahu tanpa motor = 441 Motor Tempel = 1.893 Kapal Motor = 402
1.915
30 m²
Belum Ada Data
625 Ha
250 Ha
Buku
Belum Ada
Buku Website Buah
Belum ada
7 Bidang Nilai Investasi berskala Nasional dan Regional
15 16
17
Jumlah Izin Investasi yang dikelurkan Jumlah Studi terkait Pengembangan Inovasi Daerah Meningkatkan Jumlah Usaha Kecil Taraf Ekonomi dan yang Aktif Lapangan Kerja Masyarakat Jumlah Usaha Menengah yang Aktif Persentase Kredit kepada UKM terhadap Total Kredit Terlaksananya Persentase Peningkatan Revitalisasi, Event Budaya Daerah Penataan dan Pengembangan Objek Wisata Persentase Peningkatan Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara
Realisasi
Rp.
467
410
PMDN = 29 investor dan Pernyataan Minat Ada 8 Bidang Rp. 42.944.578.9 69
Buah
Izin Prinsip
1 Studi
0
8.270 Unit
8.270 Unit
14 Unit
14 Unit
30 %
30 %
5 kali
5 kali
> 10 %
> 10 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No 18
19
20
21
22
23
24
25
26
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja (Outcome) Jumlah Situs Budaya Jumlah Pembangkit Listrik dengan daya yang dihasilkan
Terwujudnya Kabupaten Jeneponto sebagai Pusat Suplay Energi Listrik di Sulawesi Selatan Meningkatnya Jumlah Kewirausahaan Kualitas dan UMKM Kuantitas Koperasi dan UMKM Rata-rata Omset Koperasi dan UMKM Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Pasar Tradisional dan Home Industri Berwawasan Lingkungan Meningkatnya Ketersediaan Regulasi Tata Kelola Keuangan Daerah Terbangunnya Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah yang dinamis dan Transparan Meningkatnya Penerimaan Daerah dan Pembiayaan Pembangunan Meningkatnya Ketersediaan Dokumen-dokumen Perencanaan Umum dan Teknis Infrastruktur Daerah Tertatanya Sistem Transportasi Daerah Meningkatnya Ketersediaan Infrastruktur Pendidikan yang Memadai
Jumlah Pasar Tradisional Representatif
Jumlah Perturan tentang Pengelolaan Keuangan yang telah diterbitkan Sistem Pengelolaan Keuangan
Jenis Pajak dan Retribusi daerah yang ditarik
Target
Realisasi
4 Situs
4 Situs
1 PLTU 2 x 125 MW
1 PLTU 2 x 125 MW
700 Orang
100 Org yang di Bina
Rp. 97.181,-
RAT belum selesai untuk semua Koperasi
3 Unit
5 unit
7 Aturan (termasuk Surat Edaran)
1 Sistem
1 Sistem
20 Jenis
Persentase Ketersediaan Dokumen Perencanaan Makro
Persentase Desa yang telah dapat diakses dengan Kendaraan Umum Jumlah PAUD
50 %
100 %
80 %
100 %
1 Desa 1 PAUD
Mendekati 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
27
28
29
30
31
32
33
34
Sasaran Strategis
Meningkatnya Ketersediaan Infrastruktur Kesehatan yang Proporsional Meningkatnya Ketersediaan Infrastruktur Sumber Daya Air Sektor Keirigasian Meningkatnya Ketersediaan Infrastruktur Wilayah, Perekonomian dan Sosial Budaya
Meningkatkan Akses Air Minum Aman dan Sanitasi Masyarakat Meningkatnya Pemenuhan Perumahan Masyarakat Terutama Rumah Layak Huni bagi MBR Terkendalinya Pemanfaatan Ruang Meningkatnya Ketersediaan Dokumen Tata Ruang Terciptanya Penataan Ibukota
Indikator Kinerja (Outcome) Proporsi Kondisi Sekolah Dalam Kondisi Baik Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk
Akreditasi Rumah Sakit Daerah Irigasi dalam Keadaan Baik
Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Listrik
Hot Spot WiFi Internet Jumlah Pasar Daerah yang Terkelola Secara Baik Tingkat Akses Air Minum Aman Tingkat Akses Sanitasi Masyarakat Rasio Permukiman Layak Huni
Target
Realisasi
Dikdas 80 % Dikmen 70 %
Dikdas 80 % Dikmen 70 %
1 : 346.149
1 : 351.100
B
C
113 DI
19 DI 45 RR 31 RS 18 RB
85 %
64 %
1 Titik
0 Titik
60 %
60 %
68 %
70,65 %
52 %
63,39 %
0,86
Ketaatan terhadap RTRW dengan melihat Jumlah Pelanggaran terhadap Penggunaan Tata Ruang Dokumen dan Peraturan Perundangundangan yang Mengakomodasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Jeneponto Persentase Penggunaan Tata Ruang Sesuai
< 50 %
Belum Ada Data
2 Dok.
3 Dok
25 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
No
Sasaran Strategis Kabupaten dan Kecamatan
35
36
37
38
Indikator Kinerja (Outcome) dengan Perencanaan
Persentase areal Permukiman tertata Rasio Bangunan berIMB Meningkatnya Rasio Ruang Terbuka Perlindungan dan Hijau Per satuan Luas Konservasi Sumber Wilayah HPL/HGB Daya alam dan Lingkungan Hidup Jumlah Bencana alam yang tertangani Jumlah titik Rawan Bencana yang terpetakan Jumlah Pohon Penghijauan yang ditanam Jumlah Bangunan Gedung yang memiliki Biopori Meningkatnya Jumlah Kawasan Pengembangan Industri yang telah Kawasan Strategis memiliki rencana detail Daerah Tata Ruang Jumlah Kawasan Perkotaan yang dikembangkan Meningkatnya Jumlah Organisasi Kualitas Keagamaan yang Kerukunan Umat diberikan Pembinaan Beragama Terwujudnya Jumlah Insiden yang Kualitas Pelayanan disebabkan masalah Kehidupan Perbedaan Agama Beragama
Target
Realisasi
50 % 1: 60
1/8,89
100 %
100 %
6 Potensi rawan Bencana
6 Potensi rawan Bencana
Jumlah tanaman
45.100
Buah
10 Buah
1 Kawasan
1 Kawasan
1 Kawasan
1 Kawasan
2 Lembaga
2 Lembaga
1 Kali
1 Kali
Berikut penjelasan atas capaian sasaran berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Terkait dengan sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, terdiri atas 3 (tiga) indikator dan 2 (dua) dari ketiga indikator menunjukkan pencapaian yang memuaskan karena mencapai target yang telah ditetapkan. Satu-satunya indicator kinerja yang belum tercapai adalah opini pengelolaan keuangan. Hal ini dikarenakan BPK
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
belum mempublikasikan hasil pemeriksaan pengelolaan keuangan untuk tahun anggaran 2014 ketika laporan ini dibuat. Sasaran selanjutnya yang ingin dicapai adalah terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan mengukur 8 indikator. Hasil dari survey yang dilakukan bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah menunjukkan bahwa indeks kepuasan masyarakat ada pada indeks B. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan pelayanan terutama dengan dilaksanakannya revitalisasi fungsi Kantor Pelayanan Terpadu dan penyederhanaan perizinan. Selain itu tagline 3S, Senyum, Sapa dan Service, terlihat memberikan warna baru terhadap pelayanan public di Kab. Jeneponto. Ada beberapa indicator kinerja yang belum mencapai target untuk sasaran kedua ini antara lain jumlah SKPD yang menerapkan layanan pengaduan dimana targetnya adalah tiga SKPD yaitu Kantor Pelayanan Terpadu, Unit Layanan Pengadaan (ULP), dan Bagian ORTALA, namun pada 2014 hanya ULP yang manajemen pengaduannya
berjalan
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku.
Sementara dua SKPD lainnya masih mempersiapkan mekanisme dan sumber daya manusia dan diharapkan pada 2015 sudah mampu menjalankan manajemen pengaduan. Selain itu target kinerja untuk menerbitkan 6.500 kartu keluarga juga belum tercapai. Hal ini banyak disebabkan belum berjalannya UPTD Catatan Sipil di Kecamatan secara maksimal, hal yang akan menjadi focus perbaikan pada tahun 2015. Persentase penduduk yang memiliki akta kelahiran di Kabupaten Jeneponto pada tahun 2014 baru mencapai 5,5%. Kesadaran untuk membuat akta kelahiran sebagai salah satu masukan awal pendataan penduduk
harus
ditingkatkan
sehingga
data
kependudukan
Kab.
Jeneponto bisa semakin baik yang pada akhirnya akan membuat program kegiatan yang dilaksanakan akan semakin tepat sasaran. Untuk sasaran meningkatkan kapasitas dan akuntablitas kinerja pemerintahan daerah, semua target dapat dicapai dan bahkan melampaui target yang telah ditetapkan. Perbaikan yang sangat jelas terlihat dari laporan kinerja yang disusun oleh SKPD dimana semuanya telah mengacu pada RPJMD 2014-2018 dengan indicator kinerja yang jelas dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
terukur. Selain itu perbaikan yang dilakukan pada system perencanaan membuat dokumen perencanaan semakin berkualitas dan keterpaduan antar dokumen perencanaan dan penganggaran (RPMD dengan RKPD, RKPD dengan R-APBD) semakin baik. Sasaran
untuk
menciptakan
keamanan
dan
ketertiban
masyarakat terlihat sangat menjanjikan dengan hampir semua indicator, kecuali indkator jumlah anggota SATPOL PP, mencapai bahkan melebihi target. Target personil SATPOL PP adalah sebanyak 350-400 orang (sesuai dengan Permendagri Nomor 60 Tahun 2012) namun pada 2014 baru tercapai 250. Tahun 2015 diharapkan bisa bertambah menjadi 300 personel. Dengan jumlah personel yang mendekati ideal yang baik, diharapkan jumlah pelanggaran penyakit masyarakat yang pada tahun 2014 sebanyak 154 kasus (dimana 80% diantaranya dapat ditangani) bisa berkurang. Sasaran
mewujudkan
penataan
birokrasi
dan
penguatan
kelembagaan pemerintah daerah diukur dengan indikatir jumlah aparatur yang mengikuti diklat. Capaian tahun 2014 melebihi target dari 100 menjadi 118. Namun jumlah ini masih jauh dari ideal mengingat jumlah pegawai di Kab. Jeneponto mencapai 5000 orang lebih. Sasaran selanjutnya yang menunjukkan hasil yang memuaskan adalah sasaran meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dimana APK/APM yang ditargetkan mencapai hasil yang memuaskan. Namun masih ada permasalahan yang mendasar terkait pendidikan formal yaitu masih adanya Kecamatan yang belum memiliki SMU sederajat yaitu Kec. Tarowang sehingga kebanyakan penduduk usia sekolah SMU sederajat harus bersekolah di Kecamatan atau Kabupaten lain yang berbatasan. Angka melek huruf sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh BPS adalah 78,92%, meningkat 1,48% dari tahun sebelumnya. Angka rata-rata lama sekolah masih belum berbeda jauh dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,27 tahun. Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua, terutama SKPD bidang pendidikan, untuk memacu peningkatan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Sementara itu rasio guru dan murid untuk semua tingkatan menunjukkan perbaikan yang signifikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
sehingga besar harapan kita akan kualitas pendidikan yang semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Sasaran
selanjutnya
berkaitan
dengan
kesehatan
yaitu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Persentase keluarga miskin yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun 2014 sebesar 87%, berarti masih ada 13% masyarakat miskin yang belum mendapatkan pelayanan yang kemudian menjadi target pelayanan untuk tahun 2015. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, pada 2014 pemerintah daerah telah meluncurkan program Brigade Siaga 115 dimana masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan namun tidak mampu datang sendiri ke unit pelayanan kesehatan terdekat bisa menelpon Brigade Siaga dan pelayanan angkutan ambulance dilakukan secara gratis. Angka usia harapan hidup penduduk di Kabupaten Jeneponto bertambah 0,5 tahun, dari 65 tahun menjadi 65,5 tahun pada 2014. Meningkatnya usia harapan hidup dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya proporsi kelahiran yang ditangani oleh tenaga terlatih (target 85%, capaian 86,6%), persentase balita gizi buruk yang sangat rendah, yaitu 0,04%, persentase desa yang sudah berstatus tuntas untuk pelaksanaan imunisasi (UCI) sudah mencapai 82,3% dan cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit yang semakin baik ditahun 2014. Pada sasaran peningkatan pengelolaan potensi sumber daya alam, di bidang pertanian, secara umum capaian produksi untuk tanaman pangan dan holtikultura menurun dibandingkan tahun 2013. Produksi padi dari 151 ribu ton menjadi 131 ribu ton, produksi jagung dari 283 ribu ton menjadi 264 ribu ton dan ubi kayu dari 153 ribu ton menjadi 116 ribu ton. Penurunan ini lebih disebabkan berkurangnya luas areal tanam
tiga
komoditas
tersebut.
Berkurangnya
luas
areal
tanam
disebabkan kurangnya ketersediaan air untuk pengairan, sehingga jika dipaksakan untuk menanam komoditas diatas maka hasilnya akan jauh dari yang diinginkan bahkan menimbulkan kerugian bagi petani. Tugas bagi Dinas Pertanian dan Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan
kedepannya
untuk
memperkenalkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
subsitusi
komoditas
pertanian yang sesuai dengan potensi tanah dan air di Kabupaten Jeneponto. Hal yang menggembirakan terlihat di bidang peternakan dengan adanya peningkatan jumlah populasi sapi (meningkat 0,07%), kerbau (meningkat 2,68%) dan domba (meningkat 8,16%). Peningkatan ini diharapkan meningkatkan taraf ekonomi para peternak. Sementara itu terdapat penurunan jumlah populasi ternak kuda dan kambing yang disebabkan besarnya jumlah penjualan untuk konsumsi dua jenis ternak tersebut. Hal yang menggembirakan juga datang dari sektor kelautan dan perikanan,
dimana
sektor
ini
akan
menjadi
andalan
Kabupaten
Jeneponto kedepannya karena potensi yang dimiliki serta komitmen pemerintah pusat untuk mengembangkan kelautan dan perikanan. Produksi budidaya udang windu, bandeng, ikan air tawar lainnya serta rumput laut menunjukkan peningkatan yang signifikan. Rumput laut misalnya dari 14.900 ton kering pada 2013 menjadi 15.122 ton kering pada 2014. Jumlah produksi perikanan tangkap juga meningkat 200 ton dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap ini tidak terlepas dari meningkatnya sarana dan prasarana perikanan seperti perahu dan alat tangkap. Dengan kondisi seperti
ini,
kita
harapkan
masyarakat
pesisir
yang
kebanyakan
merupakan masyarakat miskin bisa meningkat kemampuan ekonominya. Selain memiliki potensi dibidang sumber daya alam pertanian dan perikanan, Kabupaten Jeneponto juga dianugerahi posisi yang strategis pada jalur selatan Sulawesi Selatan. Jarak yang dekat dengan Ibu Kota Provinsi
serta
pelabuhan
topografi
laut
yang
memungkinkan
pembangunan
menjadi daya tarik bagi berkembangnya industri berskala
menengah dan besar. Dengan dasar itu maka pemerintah daerah berkomitmen untuk mengembangkan Kawasan Industri Bangkala dengan memberikan insentif bagi para investor yang bersedia menanamkan modalnya di Kabupaten Jeneponto (mewujudkan sasaran meningkatkan regulasi investasi daerah). Sampai saat ini sudah ada pernyataan minat dari 8 investor luar negeri untuk menanamkan investasinya, termasuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
diantaranya yag berminat disektor pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) (mewujudkan sasaran mewujudkan Kab. Jeneponto sebagai pusat supply listrik di Sulawesi Selatan). Jika 8 calon investor asing ini merealisasikan investasinya maka akan bernilai ratusan milyar bahkan trilyunan rupiah. Sementara itu sudah ada 29 investor dalam negeri yang sudah berinvestasi di Jeneponto dengan total nilai investasi Rp. 42.944.578.969. Selain mengembangkan industri berskala besar, pemerintah daerah juga memperhatikan usaha kecil dan menengah dimana pada tahun 2014 terdapat 8.284 unit usaha kecil dan menengah yang aktif. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jeneponto bekerjasama dengan Dinas Koperasi Provinsi Sulawesi Selatan sudah membina 100 orang wirausaha baru pada tahun 2014. Pembinaan ini akan terus dilakukan pada tahun 2015 ini (mewujudkan sasaran meningkatkan taraf ekonomi dan lapangan kerja masyarakat dan meningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi dan UMKM). Selain potensi-potensi ekonomi diatas, Kabupaten Jeneponto juga memiliki potensi pariwisata yang besar, baik karena keunggulan alam maupun dibidang budaya. Daerah ini memiliki banyak sekali event-event budaya yang jika dikemas dengan baik maka akan mengangkat ekonomi masyarakat sekitarnya. telah
menfasilitasi
Pada 2014 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
pelaksanaan
lima
event
budaya
antara
lain
pelaksanaan Je’ne-Je’ne Sappara (mewujudkan sasaran terlaksananya revitalisasi, penataan dan pengembangan objek wisata). Untuk mewujudkan tiga sasaran dalam usaha meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, produktif, transparan, dan akuntabel maka telah dilakukan berbagai macam upaya sebagai berikut: Pengembangan sistem pelaksanaan dan pelaporan keuangan yang online dan terintegrasi sehingga memudahkan pelaporan dan pengawasan penggunaan keuangan oleh SKPD. Setiap penggunaan anggaran harus memiliki indikator kinerja yang jelas sehingga menghindari penggunaan anggaran yang tidak efektif dan efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Dengan kemampuan fiskal yang rendah maka pemerintah daerah berupaya untuk mendapatkan sumber pendanaan pembangunan selain APBD, antara lain melalui APBN dan APBD Provinsi serta dana Corporate Social Responsibilty (CSR) dari perusahaan yang beroperasi di Jeneponto. Selain itu penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah terus diintensifkan agar jumlah PAD bisa meningkat persentasenya. Untuk mewujudkan sasaran-sasaran strategis untuk mewujudkan peningkatan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan maka dilakukan berbagai macam intervensi program dengan capaian umum sebagai berikut: Bidang Kebinamargaan:
Kondisi jalan di Kabupaten Jeneponto
yang terdiri dari Jalan Nasional sepanjang 60,80 km dimana pada tahun 2014 kondisinya cukup baik, Jalan Provinsi sepanjang 40,90 km dengan kondisi jalan yang bervariasi antara baik dan rusak ringan/sedang, sedangkan Jalan Kabupaten sepanjang 829, 59 km dimana 15,44% dalam kondisi baik, 15,25% dalam kondisi rusak ringan dan selebihnya dalam kondisi rusak sedang dan rusak berat. Pada tahun 2014 telah dilakukan kegiatan peningkatan jalan pada 14 ruas jalan dengan total panjang jalan yang diperbaiki adalah 32,36 km dengan anggaran sebesar Rp.
23.230.692.000.
Selain
jalan
kabupaten
sebagaimana
yang
disebutkan di atas juga terdapat jalan non status sepanjang kurang lebih 64,25 km Untuk jembatan, kabupaten jeneponto memiliki panjang 1.213 meter, dimana terdiri atas jembatan beton dan jembatan baja. Secara umum kondisi jembatan masih dalam keadaan baik sehingga pada tahun 2014 tidak ada kegiatan perbaikan. Untuk mendukung fasilitas jalan dan jembatan maka dibangun beberapa bangunan pelengkap/utilitas seperti tembok penahan, dekker plat dan pembatas jembatan sebanyak 47 paket yang tersebar dihampir seluruh kecamatan. Bidang Pengairan: Pembangunan sarana prasarana pengairan yang bertujuan untuk menunjang ketahanan pangan, pengendalian banjir serta penyediaan air baku, telah berhasil meningkatkan fungsi jaringan irigasi, melalui perbaikan bendung, bangunan air dan pintu air
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dimana pada tahun 2014 telah dilakukan rehabilitasi terhadap 62 Daerah Irigasi dari 113 Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten. Dari 113 DI, hanya 19 DI yang dalam keadaan baik sehingga rehabilitasi terhadap 55 DI lainnya diharapkan meningkatkan kondisi daerah irigasi yang dalam kondisi rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Keberhasilan dalam membangun sarana dan prasarana irigasi, diikuti pula dengan upaya pemberdayaaan masyarakat petani melalui Persatuan Petani Pemakai Air/Gabungan Persatuan Petani Pemakai Air (P3A/GP3A) serta Komisi Irigasi agar masyarakat petani ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi secara langsung melalui program WISMP. Bidang lingkungan
Keciptakaryaan: permukiman
telah
Dalam
rangka
dilakukan
perbaikan
kualitas
pembangunan
jalan
lingkungan/setapak; dimana pada tahun 2014 telah dibangun pada 49 lokasi yang tersebar disetiap kecamatan dengan jumlah dana mencapai Rp. 5 milyar. Sedangkan untuk drainase lingkungan permukiman pada tahun 2014 dibangun/ditingkatkan pada 47 lokasi yang ada dibeberapa kecamatan dengan total anggaran sebesar Rp. 6 milyar. Dalam
upaya
pelayanan
air
bersih
bagi
masyarakat
telah
dilakukan sistem perpipaan pada tahun 2014 untuk masyarakat perkotaan terlayani sebanyak 96,56% dan untuk masyarakat perdesaan sebanyak
47,89%. Total akses masyarakat Kabupaten
Jeneponto terhadap air bersih sebesar 70,65% yang terdiri dari sistem perpipaan, mata air dan sumur gali. Selain itu dalam upaya penanganan air limbah domestik melalui program pembangunan sanitasi pelayanan air limbah domestik, tahun 2014 telah mencakup 66,74% untuk wilayah perkotaan dan 35,65% untuk wilayah perdesaan. Total akses terhadap sanitasi untuk Kabupaten Jeneponto sebesar 63,39%. Sedangkan upaya pemerintah untuk memperbaiki lingkungan kumuh melalui perubahan fisik bangunan kumuh menjadi tidak kumuh pada tahun 2014 dilaksanakan melalui Program Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh pada beberapa lokasi. Pembangunan rumah baru yang dananya bersumber
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dari APBD Kabupaten sebanyak 8 unit berlokasi di Desa Boronglamu Kec. Arungkeke. Untuk Rehabilitasi yang bersumber dari APBD Kabupaten sebanyak 400 unit di Kec. Tamalatea-Bontoramba, Bangkala – Bangkala barat sebanyak 200 unit, Kelara-Rumbia 200 unit, Arungkeke 600 unit. Sementara yang bersumber dari dana APBN sebanyak 447 dengan lokasi di Desa Mallasoro Kec. Bangkala. Bantuan APBD provinsi sebanyak 40 unit dengan Lokasi Tolo Selatan. Dari 78.315 jumlah rumah yang ada di Kabupaten Jeneponto, sekitar 65,38% merupakan rumah layak huni dan masih ada sekitar 34,62% rumah yang tidak layak huni. Bidang Listrik: Kabupaten Jeneponto memiliki cita-cita menjadi pusat supply listrik untuk Provinsi Sulawesi Selatan. Saat ini sudah terbangun PLTU Bosowa 2x125 di Kec. Bangkala dan kedepannya akan dibangun lagi tahap II dan III Bosowa dan Tahap I dan II PLN. Terkait akses listrik, secara kumulatif rasio elektrifikasi di Kabupaten Jeneponto pada tahun 2014 sebesar 64%. Daerah yang belum terdapat sambungan listrik di bantu dengan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang merupakan sumbangan Kementerian PDT dan Kementerian SDA Tamben. Bidang Tata Ruang: Salah satu target pemerintah daerah adalah menciptakan tata ruang yang ramah terhadap lingkungan dan manusia sehingga Kabupaten Jeneponto menjadi sebuah daerah yang sangat layak untuk ditinggali. Untuk mencapai itu maka pada tahun 2014 telah diluncurkan program Jeneponto GAMMARA (Gerakan Bersama Menuju Turatea
Ramah)
dengan
salah
satu
program
utamanya
adalah
penghijauan disepanjang jalan dan lokasi-lokasi lain yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Untuk menjadi kota yang layak untuk ditinggali tentulah harus memiliki ruang terbuka hijau yang representative. Pada tahun 2014 saja telah dibangun lima Ruang Terbuka Hijau(RTH) berupa taman kota. Lebih jauh lagi, Penataan kota tidak bisa dilakukan secara parsial tapi harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Untuk itulah maka telah disusun 3 dokumen perencanaan pengembangan tata ruang wilayah agar penataan ruang bisa dilakukan secara sistematis. Ketiga
dokumen
itu
adalah
Rencana
Detail
Tata
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Ruang
Ibukota
Kabupaten, rencana zonasi kawasan pesisir, dan rencana zonasi wilayah industri. Ada keyakinan bahwa dengan penataan ruang yang baik, potensi bencana
dapat
diminimalisir.
Kabupaten
Jeneponto
secara
umum
memiliki 6 potensi bencana yaitu banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran, angin puting beliung dan gempa. Potensi bencana ini harus eliminir dengan penggunaan ruang yang tepat dan efisien. Terkait dengan sasaran-sasaran untuk mewujudkan kehidupan beragama yang baik maka pembinaan terhadap organisasi keagamaan terus dilakukan pada tahun 2014, salah satunya melalui pembinaan BKPRMI Kab. Jeneponto. Lembaga ini merupakan mitra pemerintah kabupaten dalam pembinaan TK/TPA se-kabupaten Jeneponto. Seribu lebih santri telah berhasil ditamatkan oleh masing-masing TK/TPA dan kita berharap bahwa anak-anak ini akan tumbuh berkembang menjadi insan yang memiliki intelektualitas dan iman dan taqwa yang seimbang sehingga bisa membawa jeneponto kearah kemajuan. Selama kurun waktu setahun terakhir hanya terjadi satu insiden yang terkait dengan masalah perbedaan agama. B. KONDISI EKONOMI DAERAH Mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah hal yang menjadi tujuan
dari
setiap
pemerintah.
Untuk
mengukur
kesejahteraan
masyarakat maka ada beberapa aspek yang bisa dilihat, antara lain (1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari kesehatan, pendidikan dan daya beli serta (2) kondisi ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan tingkat pengangguran. 1. Potensi Unggulan Daerah Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, topografi Kab. Jeneponto sangat bervariasi terdiri dari dataran tinggi di bagian utara, dataran rendah di bagian tengah dan pesisir di bagian selatan. Variasi kontur ini membuat Kabupaten Jeneponto memiliki potensi andalan daerah yang beragam, mulai dari sayuran, tanaman perkebunan dan hasil budidaya perikanan. Secara umum Kab.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Jeneponto dikenal dengan garam, rumput laut dan jagung kuning. Tabel
1.9
sampai
Tabel
1.15
menunjukkan
potensi
andalan
Kabupaten Jeneponto. Tabel. 4.2 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Palawija) No.
Jenis Potensi
Luas Tanam (Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ton/Ha)
1
Padi Sawah
23.030
22.842
134.048
5,70
2
Padi Ladang
2.125
2.125
9.993
4,70
3
Jagung
53.466
53.439
277.646
5,20
4
Ubi Kayu
6.918
6.918
151.231
21,86
5
Kacang Tanah
624
615
654
1,06
6
Kacang Hijau
3.096
3.096
4.010
1,30
7
Ubi Jalar
287
287
3.347
11,66
8
Kedelai
2.070
2.070
2.877
1,39
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
Tabel. 4.3 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Sayuran) No.
Jenis Potensi
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
1
Bawang Merah
178
901,10
2
Kubis
500
342,70
3
Wortel
53.439
277.65
4
Kentang
54.62
241.6
5
Cabe Kecil
6.918
151.231
6
Cabe Besar
615
654
7
Kacang Panjang
3.096
4.010
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
Tabel. 4.4 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Buah-Buahan) No.
Jenis Potensi
Produksi (Ton)
1
Mangga
10.163,70
2
Alpokat
90,20
3
Jeruk Siam/Keprok
4
Pepaya
174,60
5
Pisang
2.235
6
Nangka
8.075
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
1,70
Tabel. 4.5 Potensi Andalan Perkebunan No.
Jenis Tanaman
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Sentra Tanaman
1
Kelapa Dalam
5.512,50
3.631,469
Bangkala
2
Kopi
2.437,75
1.965,017
Rumbia
3
Jambu Mente
2.574,75
1.076,784
Bontoramba, kelara, Rumbia
4
Kelapa Hibrida
228,50
143,609
Arungkeke
5
Kapok
1.598
525,148
Kelara,Tarowang
6
Tembakau
25,15
9.153
7
Kapas
111,25
33,946
Kelara
8
Kakao
102,75
31,817
Kelara,Rumbia
9
Kemiri
185,50
67,628
Rumbia
31,10
2.202
201
58,590
10
Lada
11
Cengkeh
Rumbia
Kelara, Rumbia, Bangkala Barat Kelara,Rumbia
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
Tabel. 4.6 Potensi Andalan Peternakan (Jenis Ternak Besar dan Kecil) No.
Jenis Potensi
Jumlah (Ekor)
1
Kuda
61.816
2
Sapi
20.743
3
Kerbau
4
Kambing
5
Domba
3.287 137.441 507
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
Tabel. 4.7 Potensi Andalan Peternakan (Jenis Ternak Unggas) No.
Jenis Potensi
1
Ayam Ras
2
Ayam Buras
3
Itik
Jumlah (Ekor) 737.750 1.505.457 478.403
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
Tabel. 4.8 Potensi Andalan Perikanan No.
Jenis Potensi
Produksi (Ton)
1
Rumput Laut
136.172
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
2
Budidaya Tambak
2.748,88
3
Budidaya Kolam Air Tawar
93,7
4
Garam Rakyat
29.647,50
Sumber : BPS Kab. Jeneponto, 2014
2. Pertumbuhan PDRB Selama periode tahun 2009 – 2013 perekonomian Kabupaten Jeneponto selalu mengalami perkembangan dan petumbuhan. Namun pada tahun 2009 dan 2012 ekonomi Jeneponto sempat melambat ditandai dengan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perlambatan itu adalah kondisi ekonomi global yang pada tahun 2009 dan 2012 yang bergejolak akibat kondisi ekonomi global. Untuk perkembangan ekonomi, selama periode tersebut jika dirata–ratakan setiap tahunnya adalah 19,12 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi mempunyai rata – rata 6,60 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009 – 2013 Tahun
PDRB adh Berlaku (juta Rp)
Perkemban gan (%)
PDRB adh Konstan (juta Rp)
Pertumbu han (%)
2009
1.872.776,87
20,05
830.779,96
5,38
2010
2.273.511,89
21,40
891.052,98
7,25
2011
2.676.015,40
17,70
956.277,76
7,32
2012
3.095.249,99
15,67
1.025.837,00
7,27
2013
3.551.624,63
14,74
1.097.348,80
6,97
Ratarata
17,91
6,84
Sumber : BPS Kab. Jeneponto (diolah)
Pertumbuhan periode
Tahun
2009
sektoral –
2013,
di
Kabupaten
secara
Jeneponto
keseluruhan,
selama
mengalami
pertumbuhan secara fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Tabel. 4.10 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jeneponto N o
Sektor
2009
2010 % 49,67
1.127.199,23
49,58
1.372.282,51
51,28
1.590.467,69
51,38
1.805.621,80
50,84
Pertambangan dan Penggalian
21.386,75
1,14
23.194,79
1,02
26.281,64
0,98
30.262,07
0,98
35.147,38
0,99
3
Industri Pengolahan
32.864,83
1,75
36.219,58
1,59
39.215,44
1,47
42.695,35
1,38
47.016,25
1,32
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
9.759,01
0,52
10.877,42
0,48
12.601,51
0,47
15.518,36
0,50
19.143,43
0,54
5
Kontruksi
78.619,34
4,20
87.435,87
3,85
95.819,56
3,58
106.875,67
3,45
124.074,05
3,49
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
112.596,89
6,01
129.345,87
5,69
144.034,81
5,38
159.488,89
5,15
183.755,04
5,17
7
Pengangkutan dan Komunikasi
48.554,30
2,59
52.877,12
2,33
59.662,32
2,23
68.308,01
2,21
78.700,85
2,22
8
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
99.957,36
5,34
113.711,25
5,00
135.800,54
5,07
160.548,69
5,19
193.284,51
5,44
9
Jasa-jasa
538.843,39
28,77
692.650,76
30,47
790.317,07
29,53
921.085,26
29,76
1.064.881,33
29,98
1.872.776,87
100,00
2.273.511,89
100,00
2.676.015,40
100,00
3.095.249,99
100,00
3.551.624,63
100,00
2
PDRB
Rp.(Juta)
%
Rp.(Juta)
2013
930.195,00
Pertanian
%
2012
Rp.(Juta)
1
Rp.(Juta)
2011
%
Rp.(Juta)
Sumber : BPS Kabupaten Jeneponto
Tabel pertanian
di
masih
atas
menunjukkan
dominan
dalam
bahwa
kontribusi
peningkatan
PDRB.
sektor Namun
demikian, kontribusi sektor pertanian sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 yakni dari tahun 2009 kontribusi sektor pertanian sebesar 49,67 persen menjadi 49,58 atau turun sekitar 0,09 persen. Namun pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 51,38 persen dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan 0,54 persen menjadi 50,84 persen. Sementara itu kontribusi sektor jasa – jasa mengalami peningkatan yaitu dari 28,77 persen pada tahun 2009, meningkat menjadi 29,98 persen pada tahun 2013 atau sebesar 1,21 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi tetap didominasi oleh sektor pertanian namun sektor tersier sudah mengambil proporsi yang besar terhadap PDRB. Jika sektor tersier bisa terus berkembang dimasa yang akan datang maka akan tersedia lebih banyak lapangan pekerjaan di Jeneponto. 3. Laju Inflasi Laju Inflasi di Kabupaten Jeneponto pada periode 2008 – 2012 mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2008 inflasi mencapai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
%
11,79 persen sedangkan pada Tahun 2012 inflasi hanya 4,87 persen. Tahun 2008, secara nasional laju inflasi juga mencapai dua digit dan hal ini disebabkan oleh tingginya nilai impor barang-barang konsumsi dari luar negeri. Selain itu, kondisi sebahagian besar infrastruktur perhubungan yang rusak juga menyumbang tingginya laju inflasi. Hal ini dikarenakan jalan atau jembatan yang rusak menyebabkan kemacetan yang berarti waktu distribusi bahan baku maupun produk menjadi lama yang berakibat pada biaya pengangkutan yang tinggi pula.
Kondisi
ini
menyebabkan
kenaikan
harga
barang
yang
kemudian menyumbang tingginya laju inflasi. Tabel 4.11 Laju Inflasi Kabupaten Jeneponto Tahun 2009 – 2013 Tahun
No
Uraian
1
Laju Inflasi
2009
2010
2011
2012
3,24
6,82
2,87
4,87
2013
Sumber : BPS Kabupaten Jeneponto
4. Pendapatan Perkapita Data mengenai pendapatan perkapita dapat menunjukkan apakah distribusi pendapatan sudah merata di Jeneponto. Jika tercipta pertumbuhan ekonomi yang disertai peningkatan pendapatan perkapita maka dapat diasumsikan bahwa tingkat pendapatan dalam masyarakat
relatif
kenyataannya,
merata
dan
pendapatan
per
begitu kapita
pula
sebaliknya.
penduduk
Pada
Kabupaten
Jeneponto periode 2009 – 2013, mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.604.180,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 10.115.707,-. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Pendapatan Perkapita Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 No
Tahun
Jumlah penduduk
Pendapatan perkapita
1
2009
342.222
5.604.180
2
2010
342.700
6.612.891
3
2011
346.149
7.727.448
4
2012
348.138
8.876.541
5
2013
351.100
10.115.707
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Rata - Rata
346.062
7.787.353
Sumber : BPS Kabupaten Jeneponto
5. Indeks Gini Indeks Gini menunjukkan ketimpangan pendapatan dalam suatu daerah. Indeks gini di Kabupaten Jeneponto tidak dapat di uraikan secara rinci karena indeks gini diukur berdasarkan level provinsi. Indeks Gini Sulawesi Selatan pada tahun 2008 mencapai 0,38 yang berarti kesenjangan pendapatan tidak terlalu tinggi. Namun pada tahun 2012 Indeks Gini meningkat menjadi 0,41 yang berarti selama
lima
tahun
terakhir
ketimpangan
pendapatan
terus
meningkat. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
miskin
sehingga
kesenjangan bisa semakin berkurang. Tabel berikut menampilkan indeks gini provinsi Sulawesi Selatan: Tabel 4.13 Indeks Gini Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2013 No
Uraian
1
Indeks Gini
Tahun 2009
2010
2011
2012
0,39
0,4
0,41
0,41
2013
Sumber: BPS Kabupaten Jeneponto
6. Indeks Ketimpangan Regional Indeks ketimpangan regional adalah indeks untuk mengukur ketimpangan
pembangunan
antar
kecamatan
di
suatu
kabupaten/kota, atau antar kabupaten/kota di suatu provinsi pada waktu tertentu. Indeks ketimpangan regional yang disajikan adalah indeks ketimpangan regional pada level provinsi sebagai berikut : Tabel 4.14 Indeks Ketimpangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2013 No 1
Uraian Indeks Ketimpangan
Tahun 2009
2010
2011
2012
0,09438
0,09300
0,09172
0,09138
Sumber : BPS Kabupaten Jeneponto
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
2013
7. Persentase Penduduk di atas garis kemiskinan Persentase penduduk di atas garis kemiskinan dapat dilihat berdasarkan besarnya jumlah angka kemisikinan. Pada periode 20092013 angka kemiskinan di Kabupaten Jeneponto semakin menurun, dengan demikian persentase penduduk di atas garis kemiskinan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kabupaten Jeneponto Tahun 2009 – 2013 Pddk Miskin (Jiwa)
Pddk Miskin (KK)
Persentase Pddk Miskin
Persentase Pddk di atas Garis Kemiskinan
No
Tahun
Jumlah Penduduk
1
2009
342.222
68.220
17.055
19,93
80,07
2
2010
342.700
65.400
16.350
19,08
80,92
3
2011
346.149
40.143
10.035
11,60
88,40
4
2012
348.138
40.143
10.035
11,60
88,40
5
2013
351.100
Sumber : Bappeda Kabupaten Jeneponto
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN 1. Pendapatan Daerah Pengertian Menteri
Pendapatan
Daerah
menurut
Peraturan
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 23 adalah
semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
penyelenggaraan
pemerintahan,
suksesnya
pembangunan daerah dan pembinaan kemasyarakatan, olehnya itu diharapkan kebijakan pemerintah daerah di bidang pendapatan daerah diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan daerah melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah yang dilaksanakan dengan transparan,
akuntabel,
memperhatikan
prinsip-prinsip
serta proses yang sederhana dengan tetap
kemampuan
masyarakat,
aspek
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
keadilan
dan
kepatutan, potensi dan karakteristik daerah, serta berpedoman pada peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
Pendapatan Daerah menurut Peraturan Menteri
Sedangkan
Dalam
Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 25 terdiri dari: 1. Pendapatan asli Daerah (PAD) Pendaptan Asli Daerah (PAD) ditargetkan Rp.19.354.534.456,00 dapat terealisasi sebesar Rp.19.677.916.597,00 atau 101,67% kurang Rp.46.008.608,00; 2. Dana Perimbangan Dana Perimbangan ditargetkan Rp.780.898.918.050,00 dapat tercapai sebesar Rp.788.496.961.639,00 atau 100,97 % lebih Rp.7.598.043.589,00; 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah Lain-lain
Pendapatan
153.097.481.206,00
yang dapat
Sah tercapai
ditargetkan
Rp.
sebesar
Rp.
120.863.246.993,00 atau 78,95% Kurang Rp. 32.234.234.213,00; 2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 08 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 14 Tahun 2014 , Tanggal 08 Desember 2014 tentang
Penjabaran
Perubahan
Anggaran
Pendapatan
Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2014, bahwa target Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto pada Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp.840.203.118.971,00 terealisasi sebesar Rp.804.070.742.534,00 atau 95,70% kurang Rp. 3.898.142.224,00 dari target. Beberapa penerimaan juga melampaui target yang ditetapkan antara lain penerimaan pajak penerangan jalan PLN dan non PLN yang disebabkan adanya pemasangan baru dan kenaikan tarif per KWH serta adanya peralihan dari pelanggan PLN kepenggunaan generator sendiri. Sedangkan penerimaan pajak pengambilan bahan galian
golongan
C
juga
mengalami
kenaikan karena
adanya
intensifikasi dan ekstensifikasi serta meningkatnya kesadaran wajib
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
pajak.
Adapun
penerimaan
jasa
giro
bendahara
pengeluaran
mengalami kenaikan karena rendahnya penetapan pagu anggaran jasa giro bendahara pengeluaran. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.16 Ringkasan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 Kode Rekening 4
Uraian PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN ASLI DAERAH
Target
Realisasi
(Rp)
(Rp)
840.203.118.971,00
804.070.742.534,00
52.311.627.456,00
45.690.837.809,00
7.461.594.417,00
8.728.179.053,00
33.588.093.000,00
26.347.374.212,00
4
1
4
1
1
HASIL PAJAK DAERAH
4
1
2
HASIL RETRIBUSI DAERAH
4
1
3
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
4.242.140.399,00
4.208.140.399,00
4
1
4
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH
7.019.799.640,00
6.407.144.145,00
4
2
634.794.010.309,00
637.516.657.732,00
4
2
1
BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK (SUMBER DAYA ALAM)
20.620.087.309,00
23.342.734.732,00
4
2
2
DANA ALOKASI UMUM (DAU)
542.150.883.000,00
542.150.883.000,00
4
2
3
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
72.023.040.000,00
72.023.040.000,00
4
3
153.097.481.206,00
120.863.246.993,00
4
3
1
PENDAPATAN HIBAH
700.890.000,00
442.695.000,00
4
3
3
BAGI HASIL PAJAK DARI PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA
25.620.152.272,00
26.203.742.820,00
4
3
4
DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS
109.723.457.969,00
76.940.941.000,00
4
3
5
BANTUAN KEUANGAN DARI PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA
17.052.980.965,00
17.275.868.173,00
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
(%) 95,70 87,34 116,97 78,44 99,20 91,27
Lebih/ (Kurang) (36.132.376.437,00) (6.620.789.647,00) 1.266.584.636,00 (7.240.718.788,00) (34.000.000,00) (612.655.495,00)
100,43
2.722.647.423,00
113,20
2.722.647.423,00
100,00
-
100,00
-
78,95 63,16
102,28
70,12
101,31
(32.234.234.213,00) (258.195.000,00) 583.590.548,00
(32.782.516.969,00) 222.887.208,00
Adapun target dan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Jeneponto pada Tahun Anggaran 2014 secara lebih rinci dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Tabel 4.17 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 KODE REKENING
URAIAN
1
2
4.
PENDAPATAN DAERAH
4.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
4.1.1
Hasil Pajak Daerah
4.1.1.01
TARGET
REALISASI
SISA LEBIH /
(Rp)
(Rp)
(%)
(KURANG)
3
4
5
6
840.834.118.971,00
804.405.195.334,61
95,67
(29.188.204.648,39)
52.942.627.456,00
46.025.290.609,00
86,93
(46.008.608,00)
7.461.594.417,00
8.728.179.053,00
116,97
1.266.584.636,00
Pajak Hotel
25.000.000,00
25.870.053,00
103,48
870.053,00
4.1.1.01.05
Hotel Bintang Dua
10.450.000,00
25.870.053,00
247,56
15.420.053,00
4.1.1.01.13
Wisma Pariwisata
14.550.000,00
-
0,00
(14.550.000,00)
4.1.1.02
Pajak Restoran
15.000.000,00
23.260.000,00
155,07
8.260.000,00
4.1.1.02.02
Rumah Makan
15.000.000,00
23.260.000,00
155,07
8.260.000,00
4.1.1.03
Pajak Hiburan
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
4.1.1.03.02
Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
4.1.1.04
Pajak Reklame
120.000.000,00
177.463.670,00
147,89
57.463.670,00
4.1.1.04.01
Reklame Papan /Bill Board/Videotron/Megatron
112.942.000,00
177.463.670,00
157,13
64.521.670,00
4.1.1.04.02
Reklame Kain
7.058.000,00
-
0,00
(7.058.000,00)
4.1.1.05
Pajak Penerangan Jalan
2.800.000.000,00
4.856.683.804,00
173,45
2.056.683.804,00
4.1.1.05.01
Pajak penerangan Jalan PLN
2.800.000.000,00
4.856.683.804,00
173,45
2.056.683.804,00
4.1.1.06
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
300.000.000,00
523.895.970,00
174,63
223.895.970,00
4.1.1.06.06
Batu Gunung/Kali
75.000.000,00
212.302.823,25
283,07
137.302.823,25
4.1.1.06.07
Pasir Ayak
18.750.000,00
-
0,00
(18.750.000,00)
4.1.1.06.08
Pasir Urug/Timbunan
22.500.000,00
8.735.489,50
38,82
(13.764.510,50)
4.1.1.06.09
Timbunan Tanah
11.250.000,00
111.771.677,00
993,53
100.521.677,00
4.1.1.06.10
Batu bata
3.750.000,00
19.654.520,00
524,12
15.904.520,00
4.1.1.06.11
Krikil Sungai
41.250.000,00
1.697.413,25
4,11
(39.552.586,75)
4.1.1.06.12
Pasir Pasangan
75.000.000,00
100.625.273,75
134,17
25.625.273,75
4.1.1.06.13
Pasir Batu (Sirtu)
52.500.000,00
54.553.883,75
103,91
2.053.883,75
4.1.1.06.14
Batu Pecah
-
14.554.889,50
4.1.1.07
Pajak Parkir
25.000.000,00
-
0,00
(25.000.000,00)
4.1.1.07.01
Pajak Parkir
25.000.000,00
-
0,00
(25.000.000,00)
4.1.1.08
Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan
150.000.000,00
88.384.285,00
58,92
(61.615.715,00)
4.1.1.08.01
Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah & Bangunan
150.000.000,00
88.384.285,00
58,92
(61.615.715,00)
4.1.1.09
Pajak Bumi dan Bangunan
4.021.594.417,00
3.032.621.271,00
75,41
(988.973.146,00)
4.1.1.09.01
Pajak Bumi dan Bangunan
4.021.594.417,00
3.032.621.271,00
75,41
(988.973.146,00)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
14.554.889,50
4.1.2.
Hasil Retribusi Daerah
34.219.093.000,00
26.681.827.012,00
77,97
(7.537.265.988,00)
4.1.2.01
Retribusi Jasa Umum
32.479.093.000,00
25.510.902.012,00
78,55
(6.968.190.988,00)
4.1.2.01.06
Retribusi Pelayanan pasar
616.000.000,00
328.153.000,00
53,27
(287.847.000,00)
Retribusi Pelayanan Kesehatan
12.884.093.000,00
13.653.928.000,00
105,98
769.835.000,00
Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD
18.670.000.000,00
11.356.777.612,00
60,83
(7.313.222.388,00)
30.000.000,00
3.799.000,00
12,66
(26.201.000,00)
40.000.000,00
20.875.000,00
52,19
(19.125.000,00)
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
Retribusi Pelayanan Parkir ditepi Jalan
125.000.000,00
70.570.400,00
56,46
(54.429.600,00)
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
50.000.000,00
31.781.000,00
63,56
(18.219.000,00)
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
10.000.000,00
15.000.000,00
150,00
5.000.000,00
Retribusi Kontribusi Dana Sosial & SHU
30.000.000,00
30.018.000,00
100,06
18.000,00
Retribusi Pelayanan administrsi Pertambangan
14.000.000,00
-
0,00
(14.000.000,00)
1.051.500.000,00
444.735.800,00
42,30
(606.764.200,00)
Retribusi Pelayanan Administrasi RSUD Retribusi Pelayanan Persampahan Retribusi Pemeroksaan Alat Pemadam Kebakaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
4.1.2.02.
Retribusi Jasa Usaha
4.1.2.02.01
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah/sewa rumah dinas
15.000.000,00
6.300.000,00
42,00
(8.700.000,00)
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah/ Sewa Gedung
25.000.000,00
10.438.500,00
41,75
(14.561.500,00)
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah/sewa Alat Berat
434.000.000,00
40.000.000,00
9,22
(394.000.000,00)
Retribusi Terminal
115.000.000,00
129.520.000,00
112,63
14.520.000,00
Retribusi Tempat Parkir Khusus
25.000.000,00
18.103.300,00
72,41
(6.896.700,00)
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
10.000.000,00
10.494.000,00
104,94
494.000,00
5.000.000,00
5.150.000,00
103,00
150.000,00
50.000.000,00
10.430.000,00
20,86
(39.570.000,00)
15.000.000,00
30.000.000,00
200,00
15.000.000,00
15.000.000,00
11.500.000,00
76,67
(3.500.000,00)
60.000.000,00
2.900.000,00
4,83
(57.100.000,00)
Retribusi Penjualan Produksi Usaha daerah Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Sewa Gedung & Rumah Dinas) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Sewa Aula) Retribusi Penjualan Hasil Pertanian Retribusi Tempat rekreasi dan Olahraga Retribusi Penjualan Bibit
20.000.000,00
-
0,00
(20.000.000,00)
150.000.000,00
126.240.000,00
84,16
(23.760.000,00)
Retribusi Penjualan Produksi Usaha daerah /Perkebunan
45.000.000,00
33.660.000,00
74,80
(11.340.000,00)
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah (Perikanan)
50.000.000,00
10.000.000,00
20,00
(40.000.000,00)
Retribusi Rumah Potong Hewan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Retribusi Tempat Pelelangan Retribusi Penjualan Hasil Perikanan Retribusi Garam Retribusi Izin Usaha Pertambangan 4.1.2.03
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
2.500.000,00
-
0,00
(2.500.000,00)
5.000.000,00
-
0,00
(5.000.000,00)
688.500.000,00
726.189.200,00
105,47
37.689.200,00
35.000.000,00
4.025.000,00
11,50
(30.975.000,00)
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
300.000.000,00
252.349.200,00
84,12
(47.650.800,00)
Retribusi SITU/HO
350.000.000,00
469.215.000,00
134,06
119.215.000,00
3.500.000,00
600.000,00
17,14
(2.900.000,00)
4.242.140.399,00
4.208.140.399,00
99,20
(34.000.000,00)
4.208.140.399,00
4.208.140.399,00
100,00
-
4.208.140.399,00
4.208.140.399,00
100,00
-
Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Izin Trayek
Retribusi Izin Usaha Perikanan 4.1.3. 4.1.3.02
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Bagian Laba atas penyertaan modal pada perusahaan Milik Pemerintah/BUMN
4.1.3.02.02
Bank Sulsel
4.1.3.03.
Bagian Laba atas penyertaan modal pada perusahaan Milik Swasta
34.000.000,00
-
0,00
(34.000.000,00)
4.1.3.03.01
PT.Itabel Alam Pulu
34.000.000,00
-
0,00
(34.000.000,00)
7.019.799.640,00
6.407.144.145,00
91,27
(612.655.495,00)
2.620.000.000,00
173.810.400,00
6,63
(2.446.189.600,00)
4.1.4. 4.1.4.01.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
4.1.4.01.14
Penjualan
2.620.000.000,00
173.810.400,00
6,63
(2.446.189.600,00)
4.1.4.02.
Penerimaan Jasa Giro
1.150.000.000,00
2.645.065.571,00
230,01
1.495.065.571,00
4.1.4.02.01
Jasa Giro Kas Daerah
1.150.000.000,00
2.645.065.571,00
230,01
1.495.065.571,00
4.1.4.03.
Pendapatan Bunga Deposito
1.000.000.000,00
1.251.071.055,00
125,11
251.071.055,00
4.1.4.03.01
Rekening Deposito pada Bank SulSel
1.000.000.000,00
1.251.071.055,00
125,11
251.071.055,00
1.149.799.640,00
1.577.189.347,00
137,17
427.389.707,00
1.099.799.640,00
1.577.189.347,00
143,41
477.389.707,00
50.000.000,00
-
0,00
(50.000.000,00)
1.100.000.000,00
760.007.772,00
69,09
(339.992.228,00)
100.000.000,00
129.398.521,00
129,40
29.398.521,00
4.1.4.04.01
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kerugian Uang
4.1.4.04.02
Kerugian Barang
4.1.4.10.
Pendapatan dari Pengembalian
4.1.4.10.03
Pendapatan dari pengembalian kelebihan pembayaran Gaji dan Tunjangan
4.1.4.14.
Lain-lain PAD
1.000.000.000,00
630.609.251,00
63,06
(369.390.749,00)
4.1.4.14.06
Lain-lain PAD
1.000.000.000,00
630.609.251,00
63,06
(369.390.749,00)
4.2...
DANA PERIMBANGAN
634.794.010.309,00
637.516.657.732,00
100,43
2.722.647.423,00
4.2.1.
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
20.620.087.309,00
23.342.734.732,00
113,20
2.722.647.423,00
4.2.1.01
Bagi Hasil Pajak
16.680.300.432,00
20.224.847.604,00
121,25
3.544.547.172,00
4.1.4.04.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
4.2.1.01.01
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan
10.512.064.587,00
3.025.762.554,00
28,78
(7.486.302.033,00)
4.2.1.01.03
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, 25 dan 29 Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri
6.168.235.845,00
3.760.146.531,00
60,96
(2.408.089.314,00)
4.2.1.01.04
Insentif PBB
-
4.380.846.130,00
4.380.846.130,00
4.2.1.01.06
Perkotaan,Pedesaan, dan Migas
-
9.058.092.389,00
9.058.092.389,00
4.2.1.02
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
3.939.786.877,00
3.117.887.128,00
79,14
(821.899.749,00)
4.2.1.02.06
Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan
1.094.663,00
3.989.586,00
364,46
2.894.923,00
4.2.1.02.07
Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Iuran Pengusaha hutan
402.414.486,00
383.182.410,00
95,22
(19.232.076,00)
4.2.1.02.08
Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi
1.231.498.000,00
-
0,00
(1.231.498.000,00)
4.2.1.02.09
Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi
-
1.031.178.316,00
4.2.1.02.11
Bagi Hasil dari Pertambangan Umum
2.058.159.411,00
1.442.197.261,00
70,07
(615.962.150,00)
4.2.1.02.12
Bagi Hasil Cukai Tembakau
246.620.317,00
257.339.555,00
104,35
10.719.238,00
4.2.2.
Dana Alokasi Umum
542.150.883.000,00
542.150.883.000,00
100,00
-
4.2.2.01.
Dana Alokasi Umum
542.150.883.000,00
542.150.883.000,00
100,00
-
4.2.2.01.01.
Dana Alokasi Umum
542.150.883.000,00
542.150.883.000,00
100,00
-
4.2.3
Dana Alokasi Khusus
72.023.040.000,00
72.023.040.000,00
100,00
-
4.2.3.01
Dana Alokasi Khusus
4.2.3.01.01
Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan
6.498.570.000,00
6.498.570.000,00
100,00
-
4.2.3.01.02
Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
20.683.790.000,00
20.683.790.000,00
100,00
-
4.2.3.01.03
Dana Alokasi Khusus Bidang Irigasi
11.264.100.000,00
11.264.100.000,00
100,00
-
4.2.3.01.04
Dana Alokasi Khusus Bidang Jalan
8.512.530.000,00
8.512.530.000,00
100,00
-
4.2.3.01.05
Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan
3.803.410.000,00
3.803.410.000,00
100,00
-
4.2.3.01.06
Dana Alokasi Khusus Bidang Air Bersih
3.766.390.000,00
3.766.390.000,00
100,00
-
4.2.3.01.07
Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian
5.172.830.000,00
5.172.830.000,00
100,00
-
4.2.3.01.08
Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup
958.300.000,00
958.300.000,00
100,00
-
4.2.3.01.09
Dana Alokasi Khusus Bidang Kehutanan
1.093.630.000,00
1.093.630.000,00
100,00
-
4.2.3.01.10
Dana Alokasi Khusus Bidang Keluarga Berencana
795.090.000,00
795.090.000,00
100,00
-
1.236.600.000,00
1.236.600.000,00
100,00
-
3.377.980.000,00
3.377.980.000,00
100,00
-
4.2.3.01.11 4.2.3.01.12
Dana Alokasi Khusus Bidang Perdagangan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana dan Prasarana Pedesaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
1.031.178.316,00
4.2.3.01.13
Dana Alokasi Khusus Bidang Pemerintahan LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah dari Pemerintah
4.3 4.3.1.
4.859.820.000,00
4.859.820.000,00
100,00
-
153.097.481.206,00
120.863.246.993,61
78,95
(32.234.234.212,39)
700.890.000,00
442.695.000,00
63,16
(258.195.000,00)
4.3.1.01
Program WISMP
700.890.000,00
442.695.000,00
63,16
(258.195.000,00)
4.3.1.01.01
Program WISMP
700.890.000,00
442.695.000,00
63,16
(258.195.000,00)
25.620.152.272,00
26.203.742.820,11
102,28
583.590.548,11
25.620.152.272,00
26.203.742.820,11
102,28
583.590.548,11
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
4.3.3. 4.3.3.01. 4.3.3.01.01
Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor
3.000.000.000,00
4.749.163.684,26
158,31
1.749.163.684,26
4.3.3.01.03
Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4.500.000.000,00
6.273.920.042,25
139,42
1.773.920.042,25
4.3.3.01.05
Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
6.000.000.000,00
9.098.487.354,80
151,64
3.098.487.354,80
4.3.3.01.06
Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
601.476.582,00
28.066.041,89
4,67
(573.410.540,11)
4.3.3.01.07
Bagi Hasil Ap-Bakaru
4.3.3.01.08
Bagi Hasil Cukai Tembakau
3.827.733.084,00
-
0,00
(3.827.733.084,00)
4.3.3.01.09
Bagi Hasil pajak rokok kabupaten
7.690.942.606,00
6.023.153.680,14
78,31
(1.667.788.925,86)
4.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
109.723.457.969,00
76.940.941.000,00
70,123
(32.782.516.969,00)
4.3.4.01.
Dana Penyesuaian
1.553.990.969,00
-
0,00
(1.553.990.969,00)
4.3.4.01.02
Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD
108.169.467.000,00
76.940.941.000,00
71,13
(31.228.526.000,00)
17.052.980.965,00
17.275.868.173,50
101,31
222.887.208,50
17.052.980.965,00
17.275.868.173,50
101,31
222.887.208,50
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari provinsi
4.3.5. . 4.3.5.01
30.952.016,77
30.952.016,77
4.3.5.01.01
Kesehatan Gratis
3.624.004.800,00
4.468.396.800,00
123,30
844.392.000,00
4.3.5.01.02
Pendidikan Gratis
11.544.261.600,00
11.790.212.702,00
102,13
245.951.102,00
4.3.5.01.03
Pasca Bencana
500.000.000,00
1.000.000.000,00
200,00
500.000.000,00
4.3.5.01.04
Bantuan sarana & Prasarana pemerintah
1.000.000.000,00
3.976.122,00
0,40
(996.023.878,00)
4.3.5.01.05
Lain-lain /Pelayanan tera
384.714.565,00
13.282.549,50
3,45
(371.432.015,50)
3. Belanja Daerah Salah satu bagian APBD adalah belanja daerah. Belanja Daerah dimaksud meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 36 ayat (1) disebutkan bahwa belanja menurut kelompok belanja dapat dibedakan menjadi : 1) Belanja Tidak Langsung, terdiri dari: a. Belanja Pegawai Belanja
Pegawai
ditargetkan
Rp.406.110.218.478,50
dapat
terealisasi sebesar Rp.371.103.517.645,65 atau 91,38% kurang Rp.35.006.700.833; b. Belanja Bunga Belanja Bunga ditargetkan Rp.330.380.304,07 tidak dapat direalisasikan untuk Tahun anggaran 2014; c. Belanja Hibah Belanja
Hibah
ditargetkan
Rp.4.540.000.000,00
dapat
terealisasi sebesar Rp.3.535.385.000,00 atau 77,87% kurang Rp.1.004.615.000; d. Belanja Bantuan Sosial Bantuan
Sosial
ditargetkan
Rp.1.755.000.000,00
dapat
terealisasi sebesar Rp.1.484.786.867,00 atau 84,60% kurang Rp.270.213.133; e. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan
Desa
ditargetkan
Rp.14.580.000.000,00
dapat terealisasi sebesar Rp.14.237.188.000,00 atau 97,65% kurang Rp.342.812.000; f. Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga ditargetkan Rp.1.000.000.000,00 dapat terealisasi
sebesar
Rp.0,00
atau
0,00%
kurang
Rp.1.000.000.000,00; 2) Belanja Langsung, terdiri dari: a. Belanja Pegawai Belanja
Pegawai
ditargetkan
Rp.50.549.255.256,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dapat
terealisasi sebesar Rp.46.191.909.452,93 atau 91,38% kurang Rp.4.357.345.803,00; b. Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan Jasa ditargetkan Rp.260.456.995.404,00 dapat terealisasi sebesar Rp.208.042.246.258,00 atau 79,88% kurang Rp.52.414.749.146,00; c. Belanja Modal Belanja
Modal
ditargetkan
Rp.165.432.031.160,00
dapat
terealisasi sebesar Rp.149.609.602.367,00 atau 90,44% kurang Rp.15.822.428.793,00; 4. Target dan Realisasi Belanja Daerah Pada pos belanja langsung telah dapat direalisasikan dengan baik.
Dan
realisasinya
sesuai
dengan
kebutuhan
pelaksanaan
program dan kegiatan seluruh SKPD. Demikian pula mengenai komposisi anggaran pada dasarnya telah
disesuaikan
dengan
prioritas
pembangunan
Kabupaten
Jeneponto. Untuk lebih jelasnya dapat diliihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.18 Ringkasan Realisasi Belanja Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 Kode Rekeni ng
Uraian
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
(%)
Lebih/ (Kurang)
5
BELANJA
904.753.880.602,57
5 1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
428.315.598.782,57
390.360.877.513
91,14
(37.954.721.270)
406.110.218.478,50
371.103.517.645,65
91,38
(35.006.700.833)
330.380.304,07
0,00
0,00
(330.380.304)
4.540.000.000,00
3.535.385.000,00
77,87
(1.004.615.000)
1.755.000.000,00
1.484.786.867,00
84,60
(270.213.133)
14.580.000.000,00
14.237.188.000,00
97,65
(342.812.000)
1.000.000.000,00
0,00
0,00
(1.000.000.000)
476.438.281.820,00
403.843.758.077,93
84,763
(72.594.523.742)
50.549.255.256,00
46.191.909.452,93
91,38
(4.357.345.803)
5 1 1 BELANJA PEGAWAI 5 1 3 BELANJA BUNGA 5 1 4 BELANJA HIBAH BELANJA BANTUAN 5 1 5 SOSIAL BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA 5 1 7 PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA BELANJA TIDAK 5 1 8 TERDUGA 5 2
BELANJA LANGSUNG
5 2 1 BELANJA PEGAWAI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
5 2 2
BELANJA BARANG DAN JASA
5 2 3 BELANJA MODAL
260.456.995.404,00
208.042.246.258,00
79,88
(52.414.749.146)
165.432.031.160,00
149.609.602.367,00
90,44
(15.822.428.793)
Adapun target dan realisasi belanja menurut Urusan Pemerintahan Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.19 Realisasi B elanja M enurut U rusan P emerintahan dan Satuan Kerja P erangkat D aerah Tahun A nggaran 2014 URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
KODE 5
BELANJA
1
URUSAN WAJIB
1
5
BELANJA
1
01
PENDIDIKAN
1
01
5
BELANJA
1
01
01
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
1
01
01
1
02
1
02
5
1
02
01
02
01
02
02
02
02
1
5
Belanja
ANGGARAN
REALISASI
(Rp)
(Rp)
(%)
LEBIH/ (KURANG)
905.753.880.603
794.518.186.796
87,72
(111.235.693.807)
834.538.656.328
730.645.752.785
87,55
(103.892.903.543)
360.774.447.998
305.795.310.211
84,76
(54.979.137.787)
360.774.447.998
305.795.310.211
84,76
(54.979.137.787)
142.336.395.067
116.825.117.834
82,08
(25.511.277.233)
80.433.124.815
70.177.103.631
87,25
(10.256.021.184)
61.903.270.252
46.648.014.203
75,36
(15.255.256.049)
83.896.154.084
81.210.005.497
96,80
(2.686.148.587)
83.896.154.084
81.210.005.497
96,80
(2.686.148.587)
11.513.508.967
10.098.990.846
87,71
(1.414.518.121)
11.513.508.967
10.098.990.846
87,71
(1.414.518.121)
5.279.518.934
4.801.774.121
90,95
(477.744.813)
5.279.518.934
4.801.774.121
90,95
(477.744.813)
KESEHATAN BELANJA Dinas Kesehatan 5
Belanja Kantor RSUD Lanto Dg. Pasewang
5
Belanja
1
03
PEKERJAAN UMUM
1
03
5
BELANJA
1
03
01
Dinas Pekerjaan Umum
1
03
01
1
05
1
05
5
BELANJA
1
05
01
Dinas Tata Ruang dan Kebersihan
1
05
01
1
06
1
06
5
1
06
01
1
06
01
5
Belanja PENATAAN RUANG
5
Belanja PERENCANAAN PEMBANGUNAN BELANJA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5
Belanja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
1
07
1
07
5
BELANJA
1
07
01
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
1
07
01
1
08
1
08
5
BELANJA
1
08
01
Kantor Lingkungan Hidup
1
08
01
1
10
1
10
5
1
10
01
1
10
01
1
12
1
12
5
1
12
01
1
12
01
1
14
1
14
5
BELANJA
1
14
01
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial
1
14
01
1
15
1
15
5
BELANJA
1
15
01
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
1
15
01
1
16
1
16
5
BELANJA
1
16
01
Kantor Penanaman Modal
1
16
01
1
19
1
19
1
19
1
19
1
19
1
19
PERHUBUNGAN
5
8.380.253.928
7.673.976.883
91,57
(706.277.045)
8.380.253.928
7.673.976.883
91,57
(706.277.045)
3.903.716.772
3.788.614.055
97,05
(115.102.717)
Belanja
3.903.716.772
3.788.614.055
97,05
(115.102.717)
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL BELANJA
3.023.033.010
2.913.652.314
96,38
(109.380.696)
3.023.033.010
2.913.652.314
96,38
(109.380.696)
5.531.726.220
4.770.774.053
86,24
(760.952.167)
5.531.726.220
4.770.774.053
86,24
(760.952.167)
4.876.452.192
4.291.055.127
88,00
(585.397.065)
4.876.452.192
4.291.055.127
88,00
(585.397.065)
3.616.740.607
3.226.965.085
89,22
(389.775.522)
3.616.740.607
3.226.965.085
89,22
(389.775.522)
909.281.440
880.040.162
96,78
(29.241.278)
909.281.440
880.040.162
96,78
(29.241.278)
15.973.786.358
15.475.612.638
96,88
(498.173.720)
2.453.341.439
2.136.401.129
87,08
(316.940.310)
4.129.427.777
4.014.348.006
97,21
(115.079.771)
Belanja LINGKUNGAN HIDUP
5
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 5
Belanja
5
KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA BELANJA Badan Keluarga Berencanan dan Pemberdayaan Perempuan Belanja TENAGA KERJA
5
Belanja KOPERASI DAN UMKM
5
Belanja PENANAMAN MODAL
5
Belanja
5
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI BELANJA Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Belanja
01
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
02 5
Belanja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
1
19
1
19
1
20
1
20
5
1
20
01
1
20
01
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
03 5
1
20
02
1
20
02
1
20
03
1
20
03
1
20
04
1
20
04
1
20
05
1
20
05
1
20
06
1
20
06
1
20
07
1
20
07
1
20
08
1
20
08
1
20
09
1
20
09
1
20
10
1
20
10
1
20
11
1
20
11
1
20
12
1
20
12
1
20
13
1
20
13
1
20
14
1
20
14
1
20
15
1
20
15
1
20
16
1
20
16
1
20
17
1
20
17
Belanja OTONOMI DAERAH, PEMERINTAH UMUM DAN KEUANGAN DAERAH BELANJA
9.391.017.142
9.324.863.503
99,30
(66.153.639)
180.021.909.157
165.148.976.387
91,74
(14.872.932.770)
5.180.199.670
5.116.222.520
98,76
(63.977.150)
454.239.003
454.364.823
100,0 3
125.820
53.365.781.886
50.674.806.446
94,96
(2.690.975.440)
60.079.498.579
51.537.864.390
85,78
(8.541.634.189)
19.383.524.187
17.744.647.358
91,55
(1.638.876.829)
5.654.283.330
5.439.158.740
96,20
(215.124.590)
5.275.125.736
4.289.998.052
81,33
(985.127.684)
1.111.119.910
1.069.830.386
96,28
(41.289.524)
6.888.793.410
6.826.412.996
99,09
(62.380.414)
4.245.959.993
4.203.570.656
99,00
(42.389.337)
4.209.970.610
4.091.949.533
97,20
(118.021.077)
1.930.442.481
1.931.371.799
100,0 5
929.318
2.510.342.343
2.503.882.751
99,74
(6.459.592)
1.702.909.176
1.697.588.880
99,69
(5.320.296)
1.935.713.946
1.825.119.588
94,29
(110.594.358)
2.023.141.895
2.010.759.385
99,39
(12.382.510)
1.267.006.290
1.252.391.312
98,85
(14.614.978)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 5
Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
5
Belanja Sekretarian Daerah
5
5
Belanja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Belanja Sekretariat DPRD
5
Belanja Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
5
Belanja Inspektorat Daerah
5
Belanja Kantor Pelayanan Terpadu
5
Belanja Kecamatan Binamu
5
Belanja Kecamatan Tamalatea
5
Belanja Kecamatan Bangkala
5
Belanja Kecamatan Batang
5
Belanja Kecamatan Kelara
5
Belanja Kecamatan Turatea
5
Belanja Kecamatan Bontoramba
5
Belanja Kecamatan Bangkala Barat
5
Belanja Kecamatan Arungkeke
5
Belanja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
1
20
18
1
20
18
1
20
19
1
20
19
1
20
20
1
20
20
Kecamatan Rumbia 5
Belanja
1.268.449.125
1.203.114.594
94,85
(65.334.531)
1.270.407.586
1.010.930.953
79,58
(259.476.633)
265.000.000
264.991.225
100,0 0
(8.775)
3.742.031.933
3.037.880.895
81,18
(704.151.038)
3.742.031.933
3.037.880.895
81,18
(704.151.038)
759.699.660
707.006.677
93,06
(52.692.983)
759.699.660
707.006.677
93,06
(52.692.983)
71.215.224.275
63.872.434.011
89,69
(7.342.790.264)
38.765.821.880
34.560.239.371
89,15
(4.205.582.509)
26.665.984.446
23.029.708.960
86,36
(3.636.275.486)
12.099.837.434
11.530.530.411
95,29
(569.307.023)
6.382.249.366
5.924.102.484
92,82
(458.146.882)
6.382.249.366
5.924.102.484
92,82
(458.146.882)
2.749.155.815
2.402.016.812
87,37
(347.139.003)
2.749.155.815
2.402.016.812
87,37
(347.139.003)
13.812.528.056
12.421.599.054
89,93
(1.390.929.002)
13.812.528.056
12.421.599.054
89,93
(1.390.929.002)
Kecamatan Tarowang 5
Belanja Sekretariat KORPRI
5
Belanja PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DESA/KELURAHAN BELANJA
1
22
1
22
5
1
22
01
1
22
01
1
24
5
KEARSIPAN
1
24
01
BELANJA
1
24
01
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 5
5
Belanja
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
1
Belanja
2
URUSAN PILIHAN
2
5
BELANJA
2
01
PERTANIAN
2
01
5
BELANJA
2
01
01
Dinas Pertanian
2
01
01
2
01
02
2
01
02
2
02
2
02
5
BELANJA
2
02
01
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
2
02
01
2
04
2
04
5
BELANJA
2
04
01
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
2
04
01
2
05
2
05
5
2
05
01
2
05
01
5
Belanja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
5
Belanja KEHUTANAN
5
Belanja PARIWISATA
5
Belanja
5
KELAUTAN DAN PERIKANAN BELANJA Dinas Kelautan dan Perikanan Belanja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
2
06
2
06
5
2
06
01
2
06
01
PERDAGANGAN DAN SUMBER DAYA MINERAL BELANJA
9.505.469.158
8.564.476.290
90,10
(940.992.868)
9.505.469.158
8.564.476.290
90,10
(940.992.868)
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi 5
Belanja
5. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada Tahun Anggaran yang bersangkutan maupun pada Tahun Anggaran berikutnya. Pembiayaan
Daerah
Kabupaten
Jeneponto
pada
tahun
2014 meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Daerah,
Tahun
Anggaran
2013 dan Penerimaan
Pinjaman
sedangkan Pengeluaran Pembiayaan dianggarkan untuk
Pembayaran Pokok Utang. 6. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tabel 4.20 Ringkasan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 Kode Rekening 3
Uraian PEMBIAYAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
Target
Realisasi
(Rp)
(Rp)
(%)
63.941.261.631,57
18.131.236.766,13
64.941.261.631,57
18.828.045.669,13
20.122.713.295,13
18.828.045.669,13
3
1
3
1
1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
3
1
4
Penerimaan Pinjamamn Daerah
44.818.548.336,44
-
3
2
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
1.000.000.000,00
696.808.903,00
3
2
1.000.000.000,00
696.808.903,00
3
Pembayaran Pokok Utang
28,36 28,99
93,57
0,00 69,68 69,68
Lebih/ (Kurang) (45.810.024.865,44) (46.113.215.962,44)
(1.294.667.626,00)
(44.818.548.336,44) (303.191.097,00) (303.191.097,00)
Adapun target dan realisasi Pembiayaan daerah Kabupaten Jeneponto pada Tahun Anggaran 2014 secara lebih rinci dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 4.21 Ringkasan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2014 Kode Rekening
Target (Rp)
Uraian
Realisasi (Rp)
Lebih/ (Kurang)
(%)
3
PEMBIAYAAN
63.941.261.631,57
55.787.328.104,39
87,25
(8.153.933.527,18)
3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
64.941.261.631,57
56.484.137.007,39
86,98
(8.457.124.624,18)
3.1.1
SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA (SiLPA)
20.122.713.295,13
18.828.045.669,13
93,57
(1.294.667.626,00)
3.1.1.07
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
20.122.713.295,13
18.828.045.669,13
93,57
(1.294.667.626,00)
3.1.1.07.01
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
20.122.713.295,13
18.828.045.669,13
93,57
(1.294.667.626,00)
3.1.4
PENERIMAAN PINJAMAN DAERAH
44.818.548.336,44
-
0,00
(44.818.548.336,44)
3.1.4.04
Penerimaan Pinjaman Daerah dari Lembanga Keuangan Bukan Bank
44.818.548.336,44
-
0,00
(44.818.548.336,44)
3.1.4.04.01
Lembaga Keuangan Bukan Bank
44.818.548.336,44
-
0,00
(44.818.548.336,44)
3.2
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
1.000.000.000,00
696.808.903,00
69,68
(303.191.097,00)
3.2.3
PEMBAYARAN POKOK UTANG
1.000.000.000,00
696.808.903,00
69,68
(303.191.097,00)
3.2.3.04
Pembayaran Pokok Utang yang Jatuh Tempo Kepada Lembaga Bukan Bank
1.000.000.000,00
696.808.903,00
69,68
(303.191.097,00)
3.2.3.04.01
Lembaga Keuangan Bukan Bank
1.000.000.000,00
696.808.903,00
69,68
(303.191.097,00)
D. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 1. Pemasalahan Dalam
pelaksanaan
APBD
Tahun
Anggaran
2014,
permasalahan yang dihadapi secara umum meliputi : 1) Anggaran
yang
dibutuhkan
untuk
melaksanakan
program/kegiatan yang telah direncanakan untuk mendukung dan mengakselerasi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
di
Kabupaten
Jeneponto
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
relatif
lebih
besar
dibandingkan dengan potensi dan kemampuan keuangan daerah. 2) Kemampuan daya serap pada pelaksanaan beberapa program dan
kegiatan
rata-rata
belum
mencapai
target
yang
telah
ditetapkan setiap triwulan. 3) Peraturan
perundang-undangan
pengelolaan sehingga
keuangan
dapat
daerah
yang
selalu
mempengaruhi
mengatur
mengalami
pemahaman
tentang perubahan
dan
penerapan
pengelolaan keuangan daerah. 4) Kemampuan
aparat
dalam
mengimplementasikan
berbagai
regulasi dan peraturan perundang-undangan tentang mekanisme dan tata cara pelaksanaan APBD relatif terbatas, sehingga perlu dilakukan peningkatan sumber daya aparatur dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. 2. Solusi Terhadap identifikasi alternatif solusi
terhadap
permasalahan yang
kondisi
tersebut,
timbul,
adalah
maka
menetapkan
langkah-langkah taktis dan strategis sebagai berikut : 1) Perlu perencanaan yang lebih matang dan komprehensif untuk menetapkan program dan kegiatan prioritas. 2) Koordinasi antar instansi perlu ditingkatkan dalam menetapkan sasaran kinerja masing-masing unit kerja, sehingga tidak terjadi lagi program/kegiatan yang sama pada unit kerja yang berbeda. 3) Perlu peningkatan upaya optimalisasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang tidak bertentangan dengan undangundang agar dapat meningkatkan jumlah pendapatan daerah. 4) Perlunya peningkatan kapasitas dan kapabilitas personil dalam bentuk pendidikan dan pelatihan. 5) Perlu terus dilakukan sosialisasi dan bimbingan teknis mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
Bab 5
PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 merupakan pertanggungjawaban kinerja Instansi Pemerintah
dalam mencapai tujuan dan sasaran
strategis yang
tertuang didalam RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun 2014-2018. Berdasarkan hasil LAKIP SKPD yang telah disampaikan kepada Badan
Perencanaan
pencapaian
target
Pembangunan indikator
Daerah
sasaran
Kabupaten
berdasarkan
Jeneponto,
RPJMD
yang
dijabarkan lebih lanjut melalui Renstra SKPD dan Rencana Kerja SKPD tahun 2014 masih terdapat beberapa indikator sasaran yang belum tercapai. Hal ini diakibatkan oleh keterbatasan anggaran dan kualitas Sumber Daya Manusia. Untuk
itu
perbaikan
dan
pengembangan
lebih
lanjut
dari
pencapaian sasaran dan indikator-indikator kinerja tersebut akan senantiasa menjadi fokus perbaikan kedepan terhadap capaian kinerja yang masih belum memuaskan harapan masyarakat akan dilakukan perbaikan secara konprehensip pada masa yang akan datang. Melalui kesempatan ini kami memyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kerjasamanya
kepada
dalam
semua
rangka
pihak
pencapaian
terkait
dukungan
sasaran
dan
pembangunan
berdasarkan Misi sebagaimana tertuang didalam dokumen RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018. Akhirnya partisipasi dari semua pihak sangat kami harapkan demi terwujudnya pembangunan di Kabupaten Jeneponto yang lebih baik. pencapaian indikator kinerja yang sebagian besar masih pada tingkat output dan hanya sebagian kecil yang dapat mencapai tingkat outcome, itupun merupakan tingkat outcome level terendah. Sedangkan idealnya sebagaimana yang diharapkan stakeholder, indikator kinerja sasaran mencapai pada tingkat outcome. Hal
itu
disebabkan
organisasi
belum
dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014
secara
tegas
mendefinisikan indikator kinerja outcome atas seluruh kegiatan yang ada dan disesuaikan dengan kondisi nyata yang diharapkan. Akhirnya dengan segalah kekurangan dan keterbatasan sumber daya yang ada Pemerintah Kabupaten Jeneponto berusaha memenuhi kewajiban untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 ini sesuai dengan waktu dan jadwal yang telah ditetapkan. Dengan Laporan AKIP ini diharapkan dapat memacu pelaksanaan kepemerintahan yang melibatkan stakeholders, sehingga nantinya akan tercipta sasaran dan hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. Jeneponto, Maret 2015 BUPATI JENEPONTO,
IKSAN ISKANDAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014