LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011
KEMENTERIAN PERTANIAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu JAKARTA 12540
KATA PENGANTAR
sebagai
litbang
pertanian
strategis
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, tahun 1999
sesuai dengan Instruksi Presiden
No. 7
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN)
nasional,
dan
yang melaksanakan
kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 32 propinsi di Indonesia. Diharapkan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Badan
pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Jakarta, Februari 2012 Kepala Badan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2010 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi
Litbang
Pertanian Tahun 2011 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam
No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan PAN-RB No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Balai
Dr. Ir. Haryono, MSc.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL Halaman
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................ DAFTAR ISI .................................................................... IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................
i ii 1
Tabel 1.
BAB I.
PENDAHULUAN ................................................
3
BAB II.
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..........
8
2.1
Visi
.......................................................
9
2.2
Misi Badan Litbang Pertanian ...................
9
2.3
Tujuan ....................................................
9
2.4
Sasaran ................................................. 10
2.5
Arah Kebijakan ......................................... 11
2.6
Program Utama ....................................... 12
2.7
Kegiatan Badan Litbang Pertanian ............. 12
2.8
Indikator Kinerja ...................................... 15
BAB III.
BAB IV.
AKUNTABILITAS KINERJA
............................... 18
3.1
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011 ... 18
3.2
Analisis Capaian Kinerja ............................ 19
3.3
Akuntabilitas Keuangan. ............................ 38
PENUTUP ......................................................... 43
LAMPIRAN ...................................................................... 44
Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011 menurut Tingkat Pendidikan ........................................
5
Tabel 2.
Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011 ...
6
Tabel 3.
Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025:2005 ...................................................
7
Tabel 4.
Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ........................ 18
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 5. Formulir Penetapan Kinerja (PK) Halaman
Gambar 1.
Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per UK ............... 39
Gambar 2.
Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per Belanja ........ 39
Gambar 3.
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per Belanja .................... 40
Gambar 4.
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per Eselon 2 ................... 40
Gambar 5.
Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum ................................ 42
Lampiran 6. Formulir Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Eselon I Kementerian/ Lembaga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian Lampiran 2. Realisasi Keuangan per Belanja per Unit Kerja Lingkup Badan Litbang per Desember tahun 2011 Lampiran 3. Formulir Rencana Strategis (RS) Lampiran 4. Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) iii
KATA PENGANTAR
dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
(LAKIP)
Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini merupakan
salah
satu
bentuk
pertanggung
jawaban
kinerja
Badan
Litbang
Pertanian
pemerintahan berhasil
yang
Akuntabilitas
Keputusan
Kepala
239/IX/6/8/2003
mendukung
berdaya
guna,
guna,
bersih
dan
bertanggungjawab,
sesuai
dengan
Instruksi Presiden tentang
dalam
Kinerja
Lembaga tentang
Instansi
Pemerintah
Adminstrasi Panduan
No. 7 tahun 1999 Negara
Penyusunan
dan
mencapai
sasaran
tersebut
dilaksanakan
oleh
Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 32 propinsi di Indonesia. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya.
Surat
(LAN)
No.
Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-
Jakarta, Februari 2012 Kepala Badan,
RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini
disusun
Dr. Ir. Haryono, MSc.
berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2011 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (20102014). Agar Badan Litbang Pertanian dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : “Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”. Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sementara itu, dalam tahun anggaran 2010, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan 1 (satu) sasaran yang selanjutnya diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2010 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan. Badan Litbang Pertanian berupaya agar hasil teknologi penelitian memiliki daya saing yang tinggi. Dalam rangka perlindungan kekayaan intelektual diusahakan agar inovasi hasil penelitian mendapatkan pengakuan diantaranya adalah hak paten. Selama 5 tahun terakhir, sebanyak 19 teknologi telah memperoleh hak paten. Selain melalui hak paten, perlindungan kekayaan hasil Litbang juga diupayakan melalui Hak Cipta, Merk dan PVT. Hasil penelitian Badan Litbang Pertanian yang telah mendapatkan Hak Cipta, Merk dan PVT selama tahun 2004 – 2008 adalah 8 hak cipta, 3 merk dan 3 PVT. Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2010, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar 93,83%. Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%. Kendala yang dihadapi seperti kegiatan penelitian yang tergantung musim dan proses pencairan anggaran (karena revisi, pelaksanaan lelang dan swa kelola) serta pengadaan terlambat, masih dihadapi oleh Badan Litbang Pertanian. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
BAB I PENDAHULUAN
Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Badan Litbang Pertanian. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Permentan No.61/Permentan/OT.140/10.2010). Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian tahun 2011 terdiri dari jajaran eselon II yang meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; (3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura; (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan; (5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan; (6) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (7) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (8) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian; (9) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (10) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian; (11) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; (12) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi; (13) Balai Besar Penelitian Veteriner; dan (14) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Sejalan dengan dinamika perubahan makro dan mikro, dimana terdapat perubahan struktur organisasi PT. RPN yang telah menjadil institusi mandiri dan adanya pemekaran wilayah, maka struktur organisasi Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian, Balai Pengkajian, dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian saat ini dinilai perlu disempurnakan untuk periode lima tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
mendatang. Berdasarkan surat persetujuan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor B/2287/M.PAN-RB/9/2011 kepada Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Litbang Pertanian, Badan Litbang Pertanian melakukan penyempurnaan organisasi pada 5 UPT yaitu Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Peternakan, dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Usulan penyempurnaan organisasi meliputi perubahan nomenklatur, peningkatan status eselonering, penambahan mandat dan pembentukan UPT baru, yang semuanya itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian. Spesialisasi komoditas dan bidang masalah pada struktur organisasi hasil penyempurnaan ini telah mengakomodir komoditas hasil penelitian dan pengembangan yang sebelumnya dilaksanakan oleh PT. RPN, dimana penambahan mandat ini telah ditampung pada balai penelitian lingkup Puslitbangbun. Selain itu, telah terbentuk pula UPT baru karena pemekaran wilayah di Kepri. Dengan demikian, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian dapat mendukung fungsi-fungsi sistem agribisinis suatu komoditas secara utuh, walaupun membawa konsekuensi luas termasuk dalam aspek kebutuhan SDM dan fasilitas Sehingga, berdasarkan cakupan bidang tugas dan fungsinya, Balai Penelitian dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang ada saat ini dapat memenuhi kriteria organisasi yang disyaratkan yaitu tugas dan fungsi lebih fokus, ramping struktur, dan mengantisipasi prinsip-prinsip dasar otonomi daerah. Selama kurun waktu 2005-2009, Badan Litbang Pertanian 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
telah menunjukkan perannya secara signifikan melalui inovasi dan pengembangan teknologi berupa varietas unggul, pengelolaan tanaman terpadu, teknologi alat mesin pertanian (alsintan) dan pasca panen, pengembangan model kelembagaan serta saran kebijakan untuk mendukung pencapaian swasembada beras dan jagung, peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani.
institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun
Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) makin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, 2) perubahan iklim global, 3) perkembangan dinamis sosial budaya masyarakat, 4) status dan luas kepemilikan lahan, 5) rendahnya diseminasi inovasi teknologi, 6) kelembagaan serta terbatasnya akses permodalan, 7) tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, 8) pesatnya perubahan kemajuan teknologi dan informasi pertanian global, dan 9) dinamika politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Badan Litbang Pertanian telah, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.
Peran Badan Litbang Pertanian yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan saranaprasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.
Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional.
Jumlah SDM Badan Litbang Pertanian per Desember 2011 sebanyak 8.151 orang atau 36.97% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 22.045 orang. SDM tersebut terdistribusi ke 65 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Badan Litbang Pertanian. Perkembangan komposisi SDM Badan Litbang Pertanian menurut tingkat pendidikan dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Tabel 1.
No.
Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011 menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan
6
Arsiparis
25
27
7
Pranata Komputer
11
7
2010
2011
8
Analis Kepegawaian
4
3
1
S3
376
385
9
Perencana
1
2
2
S2
1.097
1.133
10
Pranata Humas
7
3
3
S1
1.911
2.076
11
Statistisi
3
2
4
<S1
4.818
4.558
12
Pengawas Bibit Ternak
2
2
TOTAL
8.202
8.151
13
Medik Veteriner
1
-
2.607
2.635
Jumlah
Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Badan Litbang Pertanian pada tahun 2011 terdiri atas tenaga fungsional (termasuk fungsional non peneliti) sebanyak 2.635 orang (32.3%), dan tenaga administrasi 5.516 orang (67.7%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011 No.
Jabatan Fungsional
1
Peneliti
2
Perekayasa
3
2010
2011
1.689
1.644
30
31
Penyuluh Pertanian
211
293
4
Teknisi Litkayasa
537
540
5
Pustakawan
86
81
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Untuk menjawab tantangan globalisasi, standarisasi lembaga penelitian dalam kaitannya dengan kebijakan komersialisasi hasil dan jasa penelitian, Badan Litbang Pertanian harus mampu memberikan jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitiannya dan mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi. Jaminan mutu dan pengakuan akreditasi/sertifikasi tersebut hanya dapat dicapai bila laboratorium dan unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian dapat menerapkan Good Laboratory Practices (GLP) dan Quality Management System (QMS) dalam melaksanakan segala kegiatannya. GLP dan QMS tersebut dapat dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi dengan dasar acuan standar yang ada. Dasar acuan yang digunakan untuk GLP adalah ISO/IEC 17025: 2005, sedangkan QMS dasar acuannya adalah ISO 9001:2008. Dalam
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
pelaksanaannya, implementasi ISO/IEC 17025: 2005 pada unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian diarahkan untuk pengembangan laboratorium uji mutu dan produk, termasuk uji mutu benih/bibit. Sedangkan implementasi ISO 9001: 2008 akan lebih diarahkan untuk pengembangan manajemen Unit Kerja dan sertifikasi Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) pada Balai Penelitian Komoditas.
6
BB Pascapanen
Pengujian Karakterisasi Tepung
7
Balitbu
Pengujian Mutu Benih
8
Balitsa
Pengujian Virus, Tanah, Tanaman dan Pupuk
9
Balittro
Pengujian Fisiologi dan Ekofisiologi
0
Balithi
Pengujian Mutu Benih
Laboratorium pengujian lingkup Balai Besar, Balai dan Loka Penelitian di Badan Litbang Pertanian sebanyak 166 yang meliputi bidang pengujian: uji tanah, pupuk, tanaman, mutu benih, air, alsin pertanian, proksimat pangan dan pakan, penyakit hewan serta mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, dan biologi molekuler serta fasilitas BSL3 untuk penanganan mikroba. Sampai dengan tahun 2011, sebanyak 17 unit laboratorium telah terakreditasi dan tersebar di beberapa UPT, seperti terlihat pada Tabel 3.
11
Balitnak
Pengujian Proksimat Pakan
12
BPTP Sumut
Pengujian Tanah dan Pupuk
13
BPTP Sumbar
Pengujian Tanah dan Pupuk
14
BPTP DIY
Pengujian Tanah dan Pupuk
15
BPTP Jatim
Pengujian Tanah dan Pupuk
16
BPTP NTB
Pengujian Tanah dan Pupuk
17
BPTP Sulsel
Pengujian Tanah dan Pupuk
Tabel 3.
Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025:2005
No
UPT
Ruang Lingkup Pengujian yang Terakreditasi
1
BBP Mektan
Pengujian Traktor, Pompa Air dan Alsin Pascapanen Biji-Bijian
2
BB Padi
Pengujian Proksimat dan Mutu Benih UPBS ISO 9001:2008
3
BB SDLP/Balai Penelitian Tanah
Pengujian Tanah, Pupuk dan Air
4
BB-Biogen
Pengujian GMO Kualitatif dan RAPD
5
BB Veteriner
Pengujian Penyakit Hewan, keamanan pangan dan BSL3
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Selain laboratorium, dalam pelaksanaan tupoksinya, Badan Litbang Pertanian juga didukung oleh 119 kebun percobaan yang digunakan untuk penelitian pemuliaan dan teknik budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan seluas 5.753,26 ha. Luas kebun yang digunakan khusus untuk ex-situ konservasi plasma nutfah aneka buah (durian, mangga, pisang, jeruk, apel, anggur) 40,86 ha, untuk tanaman perkebunan (kelapa, kapuk, lada, kayu manis, cengkeh, pala) 1.556,8 ha, dan untuk pakan serta ternak (sapi, kambing dan domba) 302,70 ha.
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen. Badan Litbang Pertanian telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis iptek.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan pengembangan pertanian. Dokumen Renstra ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Badan Litbang Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/ sub-sektor terkait. 7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan Badan Litbang Pertanian merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.
(scientific recognition) dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact recognition). 2.3 Tujuan a.
Menghasilkan dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor.
b.
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan alat mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi.
c.
Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing.
d.
Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.
2.1 Visi “Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal” 2.2 Misi Badan Litbang Pertanian a.
b.
c.
Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan \model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
e.
f.
Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
2.4. Sasaran
c.
Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor;
d.
Terciptanya model kelembagaan dan rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani;
e.
Meningkatnya sistem diseminasi, promosi dan diseminasi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional;
f.
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian;
g.
Meningkatnya kapasitas SDM, kelembagaan dan sarana prasarana penelitian.
Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, sasaran yang harus dicapai : a.
b.
Terciptanya varietas unggul dan galur/klon (benih dan bibit), pupuk, alsintan, serta strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian serta rekomendasi kebijakan mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2.5 Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; Peningkatan diversifikasi panga; Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; Peningkatan kesejahteraan petani.
2.5.1 Pencapaian berkelanjutan a)
b)
swasembada
dan
swasembada
Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor. Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian
untuk
c)
Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
d)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam. 2.5.2 Peningkatan diversifikasi pangan a)
Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.
b)
Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat.
2.5.3 Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor a)
Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian.
b)
Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bio-energy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.
2.5.4 Peningkatan kesejahteraan petani a)
Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani.
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
b)
Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada petani/kelompok tani di pedesaan.
2.6 Program Utama Program utama Badan Litbang Pertanian pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). 2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2.7.1 Kegiatan Litbang Tanaman Pangan Perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer. 2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura Pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT. 2.7.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis pada: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar, 11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
kemiri sunan, sagu, aren), (2) penghasil serat (kapas, kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kaako, kopi, the), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain. 2.7.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis. 2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, digital elevation model (DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. 2.7.6 Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba; kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian; perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler; serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian. 2.7.7 Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan 7) diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga. 2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian Pengembangan Mekanisasi Pertanian
dan
Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian. 2.7.9 Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. 2.7.10 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Penyebaran Teknologi Pertanian
dan
Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar, workshop, magang, pengembangan website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan sistem komunikasi Badan Litbang dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi. 2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan mensinergikan kegiatan pengkajian di 32 BPTP. 2.7.12
dalam
rangka
Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian
Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Badan Litbang Pertanian yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi. 2.8
Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tahun 2010-2014 sesuai dengan Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing adalah: 1.
Tersedianya varietas unggul dan benih sumber padi, jagung, dan kedelai potensi hasil tinggi dan adaptif terhadap dampak perubahan iklim.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
10.
11.
Tersedianya varietas unggul dan benih sumber sayuran tahan penyakit, buah-buahan seedless, tanaman hias novelty. Tersedianya varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu. Tersedianya galur/bangsa unggul ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi peternakan dan veteriner untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi. Tersedianya teknologi vaksin ternak isolat lokal dan formula obat biofarmaka untuk hewan. Tersedia dan dimanfaatkannya teknologi dan informasi analisis genom komoditas pertanian. Tersedia dan dimanfaatkannya teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk. Tersedia dan terdiseminasinya prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi untuk penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing. Tersedia dan dimanfaatkannya rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
12. 13. 14. 15.
Tersedia dan terdiseminasinya teknologi penyediaan bahan baku dan pengolahan bio-energi. Tersedia dan dimanfaatkannya teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. Tersedia dan dimanfaatkannya informasi hasil litbang pertanian. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi budidaya pertanian spesifik lokasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.
Pertanian didasarkan pada Renstra diatas. Pada perjalanannya, sasaran dan indikator yang tertuang dalam Renstra tersebut mengalami revisi menjadi 6 (enam) sasaran dan 18 (delapan belas) indikator, namun PK 2011 tidak direvisi (masih mengacu pada 7 sasaran).
Berdasarkan RPJM 2010 – 2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran: Meningkatnya Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pertanian, dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan, dan produk olahan. Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian. Rekomendasi kebijakan pertanian. Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan.
Mengacu sasaran dan indikator RPJM di atas, pada tahun 2011 Badan Litbang Pertanian menyusun 7 (tujuh) sasaran dan 20 (dua puluh) indikator yang tertuang di dalam Renstra 2010 - 2014 Badan Litbang Pertanian . Penetapan dokumen PK 2011 yang ditandatangani Kepala Badan Litbang Pertanian dengan Menteri
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 4. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 Indikator Kinerja
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100 persen; (2) berhasil: 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil: 60 – 79 persen; dan tidak berhasil: 0 – 59 persen. Realisasi sampai akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 129,35% ( sangat berhasil ). Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. 3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2010 Berdasarkan RPJM 2010 – 2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran dengan target dan capaian untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sasaran Meningkat nya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian
Uraian
Target
Capaian
%
Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan, dan produk olahan
94 teknologi
132 teknologi
140,4
Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian
131 teknologi
250 teknologi
190,8
94 rekomendasi
81 rekomendasi
86,2
32 paket teknologi
32 paket teknologi
100
Rekomendasi kebijakan pertanian Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan
Pada indikator ketiga, yaitu mengenai rekomendasi kebijakan pertanian, pada RPJM ditargetkan sebesar 94 rekomendasi, sedangkan pada dokumen PK 2011, target awal rekomendasi kebijakan pertanian hanya sebanyak 12 rekomendasi. Target 16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
rekomendasi yang tertuang di RPJM sebanyak 94 rekomendasi diperoleh dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbangbun, PSEKP, BBSDLP dan BBP2TP. Sedangkan target rekomendasi yang teruang pada PK Badan Litbang Pertanian sebanyak 12 rekomendasi, merupakan target dari kegiatan yang dilaksanakan oleh PSEKP. Pada tahun 2011, capaian indikator kinerja ketiga yang tertuang dalam RPJM, hanya sebesar 86,2% atau hanya sebanyak 81 rekomendasi dari target awal sebanyak 94 rekomendasi. Tidak tercapainya jumlah rekomendasi yang dihasilkan disebabkan oleh tidak tercapainya jumlah rekomendasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh BBP2TP, dimana hanya dihasilkan 43 rekomendasi dari target awal sebanyak 66 rekomendasi, atau sekitar 65,2%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan oleh penentuan kegiatan kebijakan diselaraskan dengan dinamika dan kebuutuhan pemecahan masalah di daerah. Selain itu, adanya penghapusan alokasi anggaran untuk kegiatan anjak di beberapa BPTP sehingga menyebabkan capaian target untuk kegiatan anjak kurang berhasil.
3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
capaian kinerja tahun 2011 Badan Litbang Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1 :
Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya
11 VUB
29 VUB
263,6
2. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias)
19 VUB
87 VUB
457,9
3. Jumlah varietas/klon unggul dan benih sumber tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu
10 VUB
13 VUB
130
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi
6 galur
14 galur
233,3
Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2011 telah melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 29 varietas unggul baru berasal dari tanaman padi dan palawija antara lain 17 VUB padi, 7 VUB jagung, dan 5 VUB aneka kacang dan umbi. Sebanyak 17 VUB padi yang dihasilkan adalah dari jenis padi hibrida, inbrida, dan padi gogo, antara lain: a) varietas unggul baru padi sawah inbrida sebanyak 8 VUB yang dilepas dengan nama varietas INPARI 14 Pakuan, INPARI 15 Parahyangan, INPARI 16 Pasundan, INPARI 17, INPARI 18, INPARI 19, INPARI 20, dan INPARI Sidenuk, b) varietas unggul baru padi sawah hibrida sebanyak 6 VUB yang dilepas dengan nama varietas HIPA Jatim 1, HIPA Jatim 2, HIPA Jatim 3, HIPA 12 SBU, HIPA 13, dan HIPA 14 SBU, dan c) varietas unggul baru padi gogo dengan keunggulan tahan blas, toleran kekeringan, agak toleran Al dan Pulen sebanyak 3 VUB yang dilepas dengan nama INPAGO 8, INPAGO Unsoed 1, INPAGO Unram 1.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sebanyak 7 VUB jagung hibrida dan komposit yang dilepas, antara lain: a) varietas unggul jagung hibrida dilepas dengan nama varietas BIMA 12 Q, BIMA 13 Q, BIMA 14 Batara, BIMA 15 Sayang, dan BIMA 16, dan b) varietas unggul baru jagung komposit (bersari bebas) dilepas dengan nama varietas PROVIT A1 dan PROVIT A2 Sebanyak 5 VUB aneka kacang dan umbi yang dihasilkan adalah kedelai unggul baru varietas GEMA, 2 klon harapan ubi jalar dengan kandungan antosianin tinggi dengan nama varietas Antin 1 dan Antin 2, dan VUB kacang tanah dengan nama Hypoma 1 dan Hypoma 2, saat ini sedang menunggu terbitnya SK Menteri Pertanian. Selain VUB tanaman pangan, telah dihasilkan pula benih sumber tanaman padi berupa benih BS, FS dan SS dengan total 59 ton atau telah tercapai 125,5%. Untuk benih sumber jagung telah dihasilkan 14 ton atau tercapai 175,5%. Sedangkan untuk benih sumber tanaman kacang dan umbi, telah dihasilkan 50 ton atau 97,5%. Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu hampir seluruh VUB padi yang telah dilepas telah disebarluaskan kepada pengguna melalui UPBS yang ada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yang tersebar di 33 propinsi di Indonesia sebagai bahan diseminasi melalui demplot. Pemprov Sulsel telah mengembangkan jagung varietas BIMA 14 Batara dan BIMA 15 Sayang untuk dibagikan kepada para penangkar dan petani pada musim tanam 2011/2012. UPBS tanaman pangan siap melakukan perbanyakan benih pada MT 2012 untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 87 varietas unggul baru berasal dari tanaman hortikultura, yaitu 19 VUB sayuran, 1 VUB buah tropika, 65 VUB tanaman hias dan 2 VUB jeruk dan buah subtropika. Sebanyak 19 VUB sayuran terdiri dari 3 VUB kentang dengan nama Andina, Kastanum dan Vernei, 4 VUB bawang merah dengan nama Pikatan, Trisula, Pancasona dan Mentes, dan 12 VUB sayuran potensial yang terdiri dari 3 VUB buncis tegak (Balitsa 1, Balitsa 2 dan Balitsa 3), 3 VUB cabai merah (Lingga, Ciko, Kencana), 3 VUB tomat (Tosca, Ruby, Topaz), dan 3 VUB jamur tiram (Emas, Ratu dan Zafira). Calon varites unggul baru buah tropika yang berhasil dilepas adalah durian dengan nama Umi. Sedangkan calon varietas manggis masih dalam proses. Untuk VUB tanaman hias telah dihasilkan 20 varietas anggrek yang terdiri dari 10 VUB anggrek Dendrobium dan 10 VUB anggrek Phalaenopsis. Sedangkan untuk calon VUB tanaman hias telah diluncurkan 45 calon VUB yang terdiri dari 6 varietas Dendrobium, 11 varietas Phalaenopsis, 2 varietas Vanda, 15 varietas krisan, 4 varietas gladiol, 2 varietas mawar pot dan 5 varietas anyelir. Untuk VUB jeruk telah dihasilkan 2 VUB yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik. Benih sumber yang telah dihasilkan melalui kegiatan litbang hortikultura adalah (1) 27.976 kg benih sumber bawang merah dan sayuran generatif, (2) 52.738 G0 kentang, (3) 8000 batang benih sumber dari 4 varietas unggul baru durian dan 4000 batang benih
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
sumber dari 2 varietas unggul baru manggis, (4) 42.136 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain dan 503.087 benih stek inti/sumber krisan yang terdiri dari 2.400 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (14.363 botol plantlet krisan, anggrek Phalaenopsis sebanyak 513 botol plantlet, lili 3.249 botol plantlet, anthurium sebanyak 572 botol plantlet dan anyelir sebanyak 21.154 botol plantlet. Produksi tanaman hias lain terdiri atas mawar potong sebanyak 2.832 tanaman, mawar mini sebanyak 412 tanaman, gladiol sebanyak 19.224 subang, lili sebanyak 2.617 umbi dan sedap malam sebanyak 13.200 umbi), (5) 503.087 setek berakar benih inti/sumber krisan, (6) 5.418 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian benih sumber jeruk kelas benih Blok Fondasi sebanyak 848 pohon dan kelas benih BPMT/Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 4570 pohon, dan (7) Produksi Masal Benih Jeruk Bebas Penyakit Virus (HLB DAN CTV) Secara Cepat Melalu Somatic Embriogenesis telah menghasilkan 410.000 planlet, embrio, kalus dan nuselus pada varietas siem kintamani, keprok batu 55, JC, dan volkameriana. Varietas baru yang dilepas pada tahun 2011 ini diantaranya telah diperbanyak oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balitsa diantaranya cabai varietas Kencana sebanyak 45 g. Selain itu varietas baru buncis tegak Balitsa 1 dan Balitsa 2 telah dilisensikan ke PT. Fajar Seed untuk pengembangannya. Namun demikian pada tahun 2011 varietas yang telah dilepas pada tahun sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pengguna diantaranya BPTP, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi dan intansi terkait, Perusahaan Swasta, pameran, penelitian, petani dan masyarakat umum lainnya di seluruh 19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Indonesia diantaranya Nangro Aceh Darusalam, Sumut, Sulsel, Jambi, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jatim, Sulselsel, Sultra, Bali, NTT, NTB, dan Kalsel. Pencapaian indikator ketiga dihasilkan melalui sub kegiatan Perakitan Varietas, Perakitan Teknologi Peningkatan Produktivitas, Perakitan Produk Olahan/Teknologi Peningkatan Nilai Tambah, Pelestarian Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan, dan Pengelolaan Benih Sumber Tanaman Perkebunan. Varietas unggul baru tanaman perkebunan yang telah dilepas sebanyak 15 varietas unggul, yang terdiri dari: a) 4 varietas tanaman rempah dan obat yaitu 1 varietas sambiloto dengan nama SAMBINA 1, 1 varietas kunyit tahan naungan dengan nama CURDONA 1, dan 2 varietas akar wangi dengan nama VERINA 1 dan VERINA 2; b) 3 varietas tanaman industry, yaitu 2 varietas kemiri minyak (kemiri Sunan 1 dan 2), 1 varietas Jambu mete (populasi Muna); c) 2 varietas tanaman kelapa dan palma lainnya, yaitu 1 varietas aren super genjah Kutim dan 1 varietas Kelapa Dalam Adonara; dan d) pelepasan 4 varietas unggul tembakau, yaitu Tembakau Bondowoso varietas Maesan1, Tembakau Bondowoso varietas Maesan2, Tembakau Probolinggo varietas Paiton1, dan Tembakau Probolinggo varietas Paiton2. Benih sumber tanaman perkebunan, dicapai melalui kegiatan Pengelolaan UPBS, dengan output berupa benih sumber, yaitu (1) tanaman obat dan aromatika sebanyak 6 ton, (2) tanaman tembakau dan serat-seratan sebanyak 9,32 ton, (3) tanaman rempah dan aneka tanaman industri sebanyak 33,36 ton, dan (4) tanaman kelapa dan palma 322 ton. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan telah melepas 14 galur harapan, meliputi 7 galur harapan ternak, yaitu ayam KUB, itik PMp, domba Komposit Garut, domba Komposit Sumatera, domba Barbados Cross, kambing Boerka, dan kambing Boerawa, serta 7 galur tanaman pakan ternak (TPT) Calopogonium mucunoides, Centrosema macrocarpum,
Arachis hybrid, Lab-lab purpureus, Stylosanthes scabra, Panicum maximum cv, dan Paspalum atratum. Outcome dari pelepasan galur harapan adalah 1) tersedianya bibit/benih unggul ternak/tanaman dengan produktivitas tinggi, 2) termanfaatkannya bibit/benih unggul sebagai dasar perbanyakan populasi, 3) peningkatan populasi ternak/benih dengan produktivitas tinggi. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, persentase pencapaian sasaran pertama dapat dilihat pada tabel berikut :
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
1. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya
244,4
263,6
2. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias)
127,8
457,9
Indikator Kinerja
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
3. Jumlah varietas/klon unggul dan benih sumber tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu
133,3
130
4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi
283,3
233,3
Indikator Kinerja
Dari setiap indikator kinerja, capaian tahun 2010-2011 melebihi target yang ditetapkan dengan perbandingan tidak terlalu signifikan. Namun, capaian indikator kedua yaitu jumlah VUB dan benih sumber tanaman hortikultura, tahun 2011 meningkat pesat lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini disumbang melalui diperolehnya VUB dan calon VUB tanaman hias, terutama dari komoditas tanaman anggrek, mawar dan anyelir.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sasaran 2 :
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk
8 tekn.
11 tekn.
137,5
2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian
4 prototipe
18 prototipe
450,0
3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.
3 tekn.
5 tekn.
166,7
4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen
38 tekn.
47 tekn.
123,7
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
5. Jumlah peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi
8 peta
12 peta
150,0
6. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim
6 tekn.
8 tekn.
133,3
3 peta gen
3 peta gen
100,0
8. Jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian
288 sidik jari DNA
195 sidik jari DNA
67,7
9. Jumlah bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian
0
0
0
96 tekn.
122 tekn.
127,1
7. Jumlah peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian
10. Jumlah teknologi spesifik lokasi
Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2011, 7 indikator telah melebihi target, dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen (sangat berhasil). Namun, untuk kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Pertanian dengan indikator jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian, dari target 288 peta genetik tidak dapat tercapai sepenuhnya (kurang berhasil), sedangkan untuk indikator jumlah bioprospeksi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
sumberdaya genetik pertanian pada tahun 2011 tidak tercapai karena kegiatan tidak dilaksanakan, dilaksanakan pada tahun 2013.
kegiatan
baru
akan
Pencapaian indikator pertama sebanyak 11 teknologi pengelolaan SDL, diantaranya Formulasi pupuk organik, anorganik, pembenah tanah, prototipe test kit PUPO, PUTR, dan test kit digital untuk PUTS serta informasi efektifitas formula pupuk dan pembenah tanah pada skala rumah kaca, teknologi pengolahan tanah, pengelolaan air dan pupuk untuk mendukung peningkatan produktivitas padi dalam program P2BN, dua paket komponen teknologi (pemupukan dan konservasi) pengelolaan tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan kering iklim kering > 20%, formula urea yang berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs, serta rakitan teknologi pengelolaan padi di tanah gambut dan tanah mineral. Untuk PUTR (Perangkat Uji Tanah Rawa) sudah dilaunching pada saat pelaksanaan Pekan Rawa Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 12-15 Juli 2011 di Kalimantan Selatan. Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan PUTR kepada Gubernur Kalsel (diwakili oleh Sekretaris Daerah). Pemanfaatannya saat ini masih terbatas untuk lahan sulfat masam, dan ke depan ditargetkan untuk untuk lahan rawa secara keseluruhan. Mengingat sudah banyaknya yang berminat terhadap PUTR, saat ini tengah dilakukan negosiasi dengan salah satu perusahaan swasta untuk proses pabrikasi PUTR. D emikian juga dengan Urea berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs, sudah dilounching dan saat ini sedang 22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
dilakukan negosiasi untuk proses pabrikasi. Sedangkan untuk PUPO dan PUTS Digital akan dilaunching pada pertengahan tahun ini. PUTS Digital merupakan produk pengembangan lanjutan dari PUTS manual yang sudah disebar dan dimanfaatkan di seluruh wilayah Indonesia. Pencapaian indikator kedua telah dihasilkan 18 prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian, dengan rincian prototipe sebagai berikut, mesin aplikator pupuk organik dan olah tanah, mesin sortasi benih kedelai kap. 3 ton/hari, alsin fermentasi biji kopi terkendali, mesin sortasi dan pembersih serealia, mesin penyawut MOCAF, mesin pengiris umbi kentang, penyosoh sorghum, paket pabrik mini MOCAF kap 10 ton/hari, model teknologi tepung cassava skala 10 ton, alsin fertigasi budidaya manggis, mesin fertigasi budidaya krisan, mesin pemanen dan grading kentang, alat penyemprot hama OPT jeruk, mesin penanganan segar buah ekspor kap. 4 ton/hari, tungku biomassa, mesin delinter benih kapas, model SITT sawit – ternak, dan model proses produksi pupuk organik limbah kelapa. Outcome dari protipe yang dihasilkan adalah telah diintroduksinya 9 prototipe ke beberapa Balit, BPTP, pihak swasta, Dinas Pertanian, KUD dan Gapoktan. Pencapaian indikator ketiga telah dihasilkan 5 teknologi veteriner dengan rincian sebagai berikut, 2 teknologi vaksin ternak isolat lokal (yaitu vaksin AI bivalen dan vaksin multivalent untuk colibasilosis,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
entero-toksemia dan pasteurellosis), 2 teknologi diagnostik penyakit Hog Cholera dan penyakit BVD dan 1 formula obat biofarmaka untuk hewan Trypanosomiasis (Surra). Pencapaian indikator keempat, yaitu 47 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura dan perkebunan, dengan rincian 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura dan 33 tanaman perkebunan. Dari 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura diperoleh melalui sub kegiatan litbang sayuran, buah, tanaman hias dan jeruk, dengan rincian sebagai berikut, 3 teknologi sayuran (bawang merah dan kentang), 4 teknologi buah tropika (mangga dan pisang), 4 teknologi tanaman hias dan 3 teknologi jeruk dan buah subtropika. Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu : 1. Telah termanfaatkannya teknologi SE untuk memperbanyak benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE sebanyak 410.000 planlet oleh stakeholder. 2. Terlaksananya 4 usulan paten yang berjudul Komposisi minyak atsiri daun Eupathorium unifolium sebagai perangkap lalat buah B. Tau, Formulasi bahan penolak hama penggerek buah jeruk menggunakan minyak atsiri sereh wangi dan parafin cair; Komposisi Gliostar dan proses pembuatannya serta Komposisi MRIF dan proses pembuatannya.
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan telah dicapai sebanyak 33 teknologi yang mencakup 12 teknologi pengendalian hama penyakit, 5 teknologi pemupukan, 2 teknologi pengelolaan lahan dan 14 perbaikan teknologi melalui kultur jaringan. Pencapaian indikator kelima sebanyak 12 peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output ini digunakan untuk mendukung kegiatan P2BN, Pengembangan Kawasan Hortikultura, perluasan areal pertanian, dan antisipasi perubahan iklim. Peta-peta tersebut menyajikan informasi potensi sumberdaya lahan untuk mendukung perencanaan pembukaan sawah baru, pendataan luas lahan terlantar dan lahan terdegradasi. Peta yang dihasilkan akan disampaikan kepada pemda dan dinas terkait yang lokasinya termasuk dalam cakupan peta untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan perencanaan pengembangan pertanian di wilayah tersebut. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pencapaian indikator keenam yaitu sebanyak 8 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim juga dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output berupa teknologi ini mendukung kegiatan antisipasi perubahan iklim, antisipasi kelangkaan air dan perencanaan pertanian. Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output di atas antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, dan gangguan sinyal GSM yang terjadi pada penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri). Outcome dari teknologi yang dihasilkan adalah telah disosialisasikannya Kalender Tanam (KATAM) Terpadu ke 4 provinsi (DIY, Kalsel, Sulsel, dan NTB) dan telah dilaksanakan soft launching aplikasi web KATAM Terpadu oleh Menteri Pertanian pada tanggal 28 Desember 2011. KATAM terpadu salah satu “tool” penting dalam penyesuaian pola tanam tanaman pangan dengan perubahan iklim. Gangguan sinyal GSM menyebabkan tidak lancarnya arus informasi dan penerimaan data terkait penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri). Terbatasnya SDM berkualitas menjadi kendala dalam proses digitasi peta dan pengolahan data. Pencapaian indikator ketujuh, telah dihasilkan 3 peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian, dengan rincian : 1) 1 peta genetik sekuen kelapa sawit Tenera yang sudah diolah secara bioinformatik seperti sequence assembly dan contigs, dimana data ini nantinya akan digunakan untuk menghasilkan marka SNP bagi komoditas kelapa sawit; 2) 1 peta 24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
genetik sekuen jarak pagar IP3 yang sudah diolah secara bioinformatik seperti sequence assembly dan contigs. Data ini nantinya akan digunakan untuk menghasilkan marka SNP bagi komoditas jarak pagar; dan 3) 1 peta genetik marka SNP terkait erat dengan hasil, komponen hasil, dan umur genjah pada padi. Pencapaian indikator kedelapan, telah dihasilkan sebanyak 195 profil sidik jari DNA sumberdaya genetic pertanian, namun pencapaian ini kurang berhasil karena hanya tercapai 67,7% dari target semula. Secara rinci profil sidik jari DNA yang diperoleh dengan menggunakan marka SSR adalah dari 75 aksesi plasma nutfah padi, 70 aksesi plasma nutfah kedelai dan 50 aksesi plasma nutfah mangga. Hambatan yang dialami adalah primer M13 berlabel yang tersedia terbatas sehingga target untuk menganalisis profil sidik jari DNA 288 aksesi dari plasma nutfah padi, kedelai dan mangga tidak mencapai target. Pencapaian indikator kesepuluh, telah tercapai sebesar 127,08 persen, atau terealisasi 122 teknologi dari target 96 teknologi. Sasaran ini dicapai melalui kegiatan pengkajian dengan Dana dari APBN maupun melalui kegiatan pengkajian yang dibiayai melalui kegiatan Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PIPKPP). Adapun output yang diperoleh berupa: 51 teknologi budidaya tanaman pangan, 11 teknologi hortikultura, 15 teknologi tanaman perkebunan, 8 teknologi pengolahan dan industri rumah tangga, 23 teknologi budidaya peternakan, serta 14 teknologi kelembagaan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Output dari indikator kesepuluh ini akan didiseminasikan ke seluruh provinsi melalui kegiatan di BPTP pada tahun 2012. Perbandingan capaian sasaran kedua pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat melalui tabel berikut : Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk
100,0
137,5
2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian
100,0
450,0
3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.
100,0
166,7
4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen
207,4
123,7
5. Jumlah peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi
100,0
150,0
-
133,3
Indikator Kinerja
6. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
0
100,0
Jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian
-
67,7
Jumlah bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian
0
0
106,3
127,1
Indikator Kinerja 7. Jumlah peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian
Sasaran 3 :
Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor
8. 9.
10.
11. Jumlah teknologi spesifik lokasi
Dari pencapaian sepuluh indikator kinerja dalam mendukung sasaran kedua, terlihat tidak semua indikator mencapai hasil yang telah ditetapkan. Bahkan ada beberapa indikator belum ada realisasinya pada tahun 2010 dan 2011, yaitu indikator kesembilan mengenai bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian. Hal ini disebabkan kegiatan yang menunjang pencapaian indikator kesembilan baru akan dilaksanakan pada tahun 2012. Sedangkan untuk indikator keenam dan kedelapan, pada tahun 2010 belum ditargetkan karena kegiatan baru terlaksana pada tahun 2011. Untuk mencapai sasaran ketiga, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Indikator Kinerja Jumlah teknologi untuk penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing
Target
Realisasi
%
13 teknologi
13 teknologi
100
Berdasarkan indikator kinerja sasaran ketiga yang telah ditargetkan pada tahun 2010 telah mencapai target (berhasil) dengan kategori keberhasilan 100 persen. Output berupa 13 teknologi dapat dirinci sebagai berikut, 1) 4 teknologi penanganan segar produk pertanian yang dapat memperpanjang daya simpan dan menekan kerusakan untuk tujuan ekspor dan domestik; (2) 2 teknologi/produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor berupa produk berbasis sumber daya lokal mendukung target penurunan konsumsi beras 3%/th dan substitusi impor terigu 10%; serta (3) 7 teknologi/produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing.
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Outcome dari sasaran ketiga terdapat pada kegiatan penelitian pembuatan berasan jagung termodifikasi untuk meningkatkan daya cerna dan mempersingkat waktu tanak, yaitu berasan jagung termodifikasi mikroba dapat meningkatkan daya cerna pati dan mempersingkat waktu tanak. Teknologi pembuatan berasan jagung ini telah diaplikasikan di 10 kelompok tani di Kecamatan Tretep dan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung. Outcome lainnya yaitu dari kegiatan penelitian pengembangan produk susu fermentasi di berbasis susu low-grade, yaitu telah terjalinnya kerjasama dengan Pemda Kota Padang Panjang, Sumatera Barat dalam mensosialisasikan teknologi pengolahan susu fermentasi di Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur. Susu fermentasi diproduksi oleh salah satu anggota kelompok dalam bentuk pasta yang dikemas dengan cup plastik 100 ml dengan label Kallaine. Bila dibandingkan dengan pencapaian 2010, dapat dilihat bahwa pencapaian sasaran ketiga lebih tinggi daripada pencapaian tahun 2011. Pada tahun 2010, telah dihasilkan 47 teknologi pascapanen dari target awal sebesar 25 teknologi. Indikator Kinerja Jumlah teknologi untuk penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
188
100
Sasaran 4 :
Terciptanya model kelembagaan dan rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani
Untuk mencapai sasaran keempat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Jumlah rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan pertanian dan pedesaan
Target
Realisasi
%
12 rekomendasi
15 rekomendasi
125,0
Berdasarkan indikator kinerja sasaran keempat yang telah ditargetkan pada tahun 2011 telah melebihi target (sangat berhasil) dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen. Secara rinci, rekomendasi kebijakan pertanian yang telah dihasilkan adalah 2 rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian, 3 rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian, 1 rekomendasi kebijakan terkait pengembangan kelembagaan dan peraturan mendorong iklim usaha
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
yang kondusif, 2 rekomendasi kebijakan terkait makro ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian, 1 rekomendasi kebijakan terkait dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, dan 3 rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual. Dari output kebijakan yang telah dihasilkan, beberapa kebijakan telah dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Seperti (1) Rekomendasi kebijakan tentang "Pengembangan usaha diversifikasi pangan sebagai model diseminasi inovasi teknologi", oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, (2) Rekomendasi kebijakan tentang “Dukungan Legislasi untuk mengakselerasi pembangunan pertanian”, oleh Sekretaris Jenderal, Kementan, (3) Rekomendasi kebijakan tentang “Analisis Usahatani dan kesejahteraan petani padi, jagung dan kedele”, oleh Dirjen Tanaman Pangan, Kementan. Pencapaian sasaran keempat dari tahun 2010 dan 2011, terlihat tidak berbeda signifikan, namun bila dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi dihasilkan, pada tahun 2010 telah dihasilkan sebanyak 73 rekomendasi, sedangkan pada tahun 2011 telah dihasilkan sebanyak 15 rekomendasi. Hal ini disebabkan pada tahun 2010, jumlah rekomendasi dihitung dari beberapa kegiatan yang ada di lingkup eselon 2, misalnya PSEKP, BBSDLP, Puslitbang Perkebunan, dll. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah rekomendasi hanya dihitung dari capaian satu kegiatan saja, yaitu kegiatan Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Indikator Kinerja
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
Indikator Kinerja
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
119,7
125,0
Jumlah rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan
Sasaran 5 :
Meningkatnya sistem diseminasi, promosi dan diseminasi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional
Untuk mencapai sasaran kelima, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
341 teknologi
376 teknologi
110,3
2. Jumlah informasi hasil litbang pertanian yang tersedia
8 judul
8 judul
100
3. Jumlah judul kerjasama penelitian dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan LSM
200 kerjasama
202 kerjasama
101,0
1. Jumlah teknologi yang didiseminasi ke pengguna
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Berdasarkan indikator kinerja sasaran kelima yang telah ditargetkan pada tahun 2011 telah mencapai target (berhasil), bahkan ada yang melebihi target (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama, yaitu teknologi yang didiseminasikan ke pengguna telah tercapai berupa 347 teknologi spesifik lokasi dan 29 teknologi peternakan. Teknologi yang dihasilkan antara lain teknologi budidaya, pasca panen dan inovasi kelembagaan tanaman pangan, perkebunan, horikultura dan peternakan. Teknologi ini telah disebarluaskan melalui berbagai media diseminasi di BBP2TP dan 32 BPTP, serta kegiatan pendampingan di 33 provinsi. Sedangkan jumlah inovasi teknologi peternakan dan veteriner yang dihasilkan oleh lingkup Puslitbangnak meliputi 7 teknologi veteriner, 2 teknologi pemuliaan (replacement stock sapi perah, rumpun kelinci pedaging FZ-3), 4 teknologi reproduksi (sexing sperma, sinkronisasi estrus dan IB kerbau, teknologi hormon PMSG, teknologi hormon GnRH dan Prostaglandin), 1 teknologi hijauan pakan ternak (alley cropping rumput), 12 teknologi pakan, 2 teknologi budidaya ternak untuk peningkatan produktivitas kerbau dan kelinci, dan 1 teknologi sosial ekonomi pembentukan kelembagaan peternak sapi perah. Pencapaian indikator kedua, telah tersedia dan dimanfaatkannya 8 judul hasil litbang pertanian, berupa jurnal ilmiah dan semi ilmiah seperti IJAS, IJA, JP3, Warta Litbang, Bultektan, JPP, PIP dan Laporan Tahunan Badan Litbang Pertanian. Informasi ini telah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
disebarkankan ke berberapa lembaga perguruan tinggi, baik negeri dan swasta, termasuk juga instansi pemerintah lainnya di dalam negeri seperti instansi lingkup Kemtan, kementerian terkait, Dinas Pertanian dan sebagainya. Juga instansi di luar negeri seperti FAO, MAFES (USA) dan APO (Japan). Dari output indicator kedua, terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu : 1.
Tersebarluasnya hasil penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian baik secara tercetak ke 9000 alamat instansi dalam dan luar negeri, maupun elektronis dengan jumlah kunjungan rata-rata setiap bulan sebanyak 9800 pengguna.
2.
Tersebarnya informasi mutakhir secara selektif sesuai kebutuhan pengguna khususnya kelompok peneliti dan pengkaji melalui email,situs pustaka, pengiriman CD dan media lainnya.
3.
Meningkatnya kualitas dan penyajian informasi hasil Litbang pertanian.
4.
Tersedianya informasi pertanian terstruktur di situs PUSTAKA.
5.
Terselenggaranya pengelolaan informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien serta terintegrasi melalui internet dan intranet.
yang
mutakhir
29
secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
6.
Tersedianya bahan referensi utama tentang komoditas pertanian dalam berbagai format (CDROM, cetak, situs) dan mudah diakses oleh masyarakat
7.
termanfaatkannya jurnal-jurnal ilmiah yang terdapat dalam ProQuest, Science Direct, TEEAL, Perpetual E-Book oleh para peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian”.
Pencapaian indikator ketiga, jumlah kerjasama yang ditargetkan sebanyak 200 kerjasama dalam periode tahun anggaran 2011, telah direalisasikan sebesar 202 kerjasama (101%). Kerjasama yang dijalin meliputi kerjasama penelitian dengan lembaga penelitian lain seperti BPPT dan LIPI, kerjasama kemitraan penelitian pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T). Pencapaian sasaran kelima pada tahun 2010 dan 2011, tidak terlihat signifikan. Secara rinci perbandingan capaian sasaran kelima dapat dilihat pada tabel berikut. Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
73,75
105,3
2. Jumlah informasi hasil litbang pertanian yang tersedia
100
100
3. Jumlah judul kerjasama penelitian dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan LSM
100
Indikator Kinerja 1. Jumlah teknologi yang didiseminasi ke pengguna
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
101,0
Pada tahun 2010, pencapaian indikator pertama, yaitu jumlah teknologi yang didesiminasikan, tidak mencapai target. Target awal sebesar sebanyak 320 teknologi hanya mampu terealisir sebanyak 236 teknologi (73%).
Sasaran 6 :
Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian
Untuk mencapai sasaran keenam, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah perpustakaan digital yang dimanfaatkan
75 %
78 %
104,0
2. Jumlah database tambahan koleksi jurnal ilmiah internsional
3 database
3 database
100
3. Jumlah diseminasi dan perpustakaan
10 kegiatan
10 kegiatan
100
8 invensi
39 invensi
487,5
4. Jumlah invensi yang
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
memperoleh HKI
Indikator pertama sampai ketiga telah mencapai outcome, yaitu: 1.
Termanfaatkannya informasi pertanian oleh peneliti/ penyuluh dan pengguna lain melalui perpustakaan digital di lingkup Badan Litbang dan Kementan,
2. Berdasarkan indikator kinerja sasaran keenam yang telah ditargetkan pada tahun 2011 ada yang telah melebihi target (sangat berhasil) juga ada mencapai target (berhasil).
Termanfaatkannya jurnal online internasional (Science Direct, Proquest dan Perpetual E-Book) untuk kegiatan penelitian/pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian,
3.
Pencapaian indikator pertama, yaitu berupa pendampingan perpustakaan digital dengan target sebanyak 75% dari UK/UPT (atau 10 UK/UPT) dengan realisasi sebesar 78% atau sebanyak 16 UK/UPT lingkup Kementan, seperti Balitri, BPTP NTB, Sekretariat Badan, Badan Karantina, BPTP Jatim, BPTP Sulawesi Selatan, Pusat Informasi Agribisnis, BPTP Bangka Belitung, Balitsereal Maros, BPTP Sumatera Utara, BPTP Sumatera Selatan, BPTP Sumatera Barat, Balittas, Balitjestro, BPTP Jogyakarta, dan Lab. Wonocolo.
Termanfaatkannya hasil penelitian Badan Litbang Pertanian oleh masyarakat melalui berbagai bentuk diseminasi dan layanan perpustakaan.
Pencapaian indikator keempat, yaitu telah diperolehnya 39 invensi HaKI yang terdiri dari perlindungan paten dan yang telah bersertifikat sebanyak 16, pendaftaran karya cipta sebanyak 6, merek sebanyak 4 dan varietas hasil pemuliaan yang telah didaftarkan pendaftaran varietasnya dan yang telah bersertifikat sebanyak 7.
5. Jumlah judul kerjasama komersialisasi hasil invensi tbang
8 lisensi
20 lisensi
250
Pencapaian indikator kedua, yaitu telah tersedianya 3 database jurnal ilmiah yang berupa e-journal online. Pencapaian indikator ketiga, yaitu telah diselenggarakan 10 kegiatan diseminasi dan perpustakaan, yang terdir dari 6 kegiatan pengembangan diseminasi dan 4 kegiatan pengembangan perpustakaan iptek.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pencapaian indikator kelima, yaitu telah diperolehnya 20 invensi hasil litbang yang telah dilisensi oleh industri. Unit Kerja/UPT yang pada tahun 2011 berhasil melakukan lisensi adalah Balitsereal, BB Padi, Balithi, BB Pasca Panen, Balittanah, Balitklimat, BPTP Sumbar, Balitro, BB Biogen, Balitsa. Invensi yang dilisensikan di antaranya berupa varietas tanaman pangan, tanaman hortikultura, formula pupuk hayati, dan produk pasca panen.
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Pencapaian sasaran keenam dari tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel berikut : Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
1. Jumlah perpustakaan digital yang dimanfaatkan
100
104,0
2. Jumlah database tambahan koleksi jurnal ilmiah internsional
100
100
3. Jumlah diseminasi dan perpustakaan
100
100
4. Jumlah invensi yang memperoleh HKI
250
487,5
5. Jumlah judul kerjasama komersialisasi hasil invensi litbang
220
250
Indikator Kinerja
Capaian sasaran keenam dari semua indikator pada tahun 2010 telah mencapai target bahkan ada indikator yang melebihi target, seperti target dari kegiatan yang dilakukan Balai Pengkajian Alih Teknologi Pertanian. Inovasi yang telah memperoleh HKI sebanyak Sasaran 7 :
Meningkatnya kapasitas SDM, kelembagaan dan sarana prasarana penelitian
target awal sebesar 5 lisensi. Hasil litbang yang diminati oleh industri adalah pupuk, biopestisida, padi hibrida dan jagung hibrida. Outcome dari sasaran 6 adalah : 1.
Terwujudnya pelayanan prima dalam bidang Iptek pertanian melalui ketersediaan perpustakaan digital di seluruh UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian, tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam sistem informasi manajemen hasil penelitian dan aplikasi sistem teknologi informasi, dan tersedianya sumberdaya informasi yang memadai dan tersedianya anggaran yang diperlukan.
2.
Tersedianya koleksi sumber informasi bidang pertanian mutakhir sesuai dengan kebutuhan pengguna dan sekaligus sebagai konten (resources) dalam pengembangan pangkalan data sistem pengelolaan informasi iptek pertanian secara terstruktur.
3.
Tersedianya invensi yang diminati dan dimanfaatkan stakeholder, khususnya dunia usaha.
Benefit dari sasaran 6, khususnya dari indikator ke dua adalah : tersedianya koleksi sumber informasi bidang pertanian mutakhir sesuai dengan kebutuhan pengguna dan sekaligus sebagai konten (resources) dalam pengembangan pangkalan data sistem pengelolaan informasi iptek pertanian secara terstruktur.
50 invensi dari target awal sebesar 20 invensi, sedangkan untuk invensi yang telah dilisensi oleh industri sebanyak 11 lisensi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
oleh
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Untuk mencapai sasaran ketujuh, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
1. Jumlah SDM (S3, S2, S1, Training dan Scientific Exchange)
250 orang
1446 orang
578,4
2. Jumlah pengadaaan peralatan/kendaraan/ pembangunan sarana dan prasarana
130 paket
0 paket
0
3. Terbentuknya UPT baru
1 UPT
2 UPT
200,0
4. Meningkatnya status UPT (eselon IV ke selon III b)
1 UPT
0
0
Berdasarkan indikator kinerja sasaran ketujuh yang telah ditargetkan pada tahun 2011 semua telah mencapai/melebihi target (berhasil/sangat berhasil), kecuali peningkatan status UPT. Pencapaian indikator pertama, yaitu telah dilaksanakan pengembangan SDM sejumlah 1446 orang. Pengembangan SDM yang telah dilakukan terdiri dari pendidikan gelar, pendidikan non gelar dan SE (Scientific Exchange). Sebanyak 84 orang yang telah menempuh pendidikan gelar baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sebanyak 1284 orang yang telah menempuh pendidikan non
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
gelar, seperti diklat fungsional, diklat teknis, diklat pimpinan, pemetaan kompetensi, dan berbagai pelatihan lainnya. Sedangkan sebanyak 78 orang yang telah dikirim ke berbagai negara seperti ke Thailand, Pakistan, Amerikat Serikat, Perancis dan lain-lain untuk mengikuti Scientific Exchange dengan berbagai topik kegiatan, antara lain Pencapaian indikator kedua, yaitu mengenai pengadaan, rencananya akan dibiayai oleh SMARTD, namun dikarenakan sampai dengan akhir Desember Loan Agreement belum ditandatangani maka dana yang disediakan tidak dapat digunakan (drop loan). Hal ini menyebabkan rencana pengadaan peralatan/kendaraan/pembangunan sarana dan prasarana sejumlah 130 paket tidak dilaksanakan. Pencapaian indikator ketiga, yaitu terbentuknya UPT baru, pada tahun 2011 telah terbentuk 2 UPT baru setingkat loka (eselon IV), yaitu di Propinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan Sulawesi. Pencapaian indikator keempat, yaitu meningkatnya status UPT tidak terealisir. Awalnya, Badan Litbang PErtanian mengusulkan agar status UPT bernbentuk Loka (setara eselon IV) meningkat statusnya menjadi Balai (eselon III). Namun, peningkatan status terhadap Loka Penelitian Sapi Potong, Loka Penelitian Kambing Potong dan Loka Penelitian Penyakit Tungro menjadi Balai belum dapat disetujui. Hal ini terkait dengan kebijakan Menpan dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Perbandingan capaian indikator kinerja pada sasaran ketujuh adalah sebagai berikut :
Realisasi 2010 (%)
Realisasi 2011(%)
1. Jumlah SDM (S3, S2, S1, Training dan Scientific Exchange)
100
578,4
2. Jumlah pengadaaan peralatan/kendaraan/ pembangunan sarana dan prasarana
100
0
3. Terbentuknya UPT baru
-
200,0
4. Meningkatnya status UPT (eselon IV ke selon III b)
-
0
Indikator Kinerja
Pada tahun 2010, target indikator ketiga dan keempat memang tidak ditetapkan, sehingga pencapaiannya tidak dapat dibandingkan. Sedangkan pencapaian indikator pertama pada tahun 2011 terlihat meningkat pesat, karena pada tahun 2011 dimasukkan data peserta yang mengikuti diklat jang pendek maupun menengah. Dilihat dari hasil tabel indikator kinerja, kinerja Badan Litbang Pertanian tahun 2011 menunjukkan hasil sebagaimana yang telah ditetapkan di awal tahun 2011. Namun demikian, bila dilihat lebih Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
jauh lagi, harus diakui masih terdapat sebagian target kegiatan yang realisasinya belum dapat dicapai dengan sempurna. Tahun 2011 adalah tahun kedua pelaksanaan Renstra 2010-2014 Badan Litbang Pertanian, sehingga dapat dilakukan perbandingan capaian masing-masing indikator. Selain dari kegiatan yang tercantum di atas, terdapat pula kegiatan penunjang, yaitu Dukungan Manajemen, Fasilitas Dan Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian yang dijabarkan kedalam 2 sasaran. Sasaran pertama, meningkatnya manajemen perencanaan program dan anggaran, kerjasama, pengelolaan sumberdaya dan hasil litbang pertanian, dari target 20 invensi, telah tercapai sebanyak 50 invensi, berupa paten, hak cipta, merk dan hak PVT. Sedangkan untuk sasaran kedua yaitu meningkatnya manajemen penelitian berkelanjutan dan transfer teknologi (PMPB-TT), pada tahun 2010 belum dicapai karena kegiatan belum dilaksanakan. Kegiatan tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2011. Tercapainya kinerja sasaran Badan Litbang Pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, antara lain: 1.
Adanya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh masing-masing UK/UPT ataupun UK ke UPT dilingkupnya, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir, termasuk diseminasi hasil penelitian, sehingga fungsi pengawasan terhadap setiap tahapan kegiatan penelitian berjalan dengan baik. Dengan demikian bila terjadi permasalahan34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
2.
permasalahan, baik di lapang maupun dalam proses pengolahan data, dapat segera dilakukan antisipasi penanggulangannya.
1.
Mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.
Sarana dan prasarana penelitian telah cukup memadai untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, fasilitas komputer, jaringan internet, ruangan ber-AC, perpustakaan, sarana kendaraan, dan lain-lain.
2.
Mempertimbangkan musim panen dan ketersediaan peralatan, SDM, dan dana.
3.
Memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (pada awal dan akhir tahun, contoh rambutan dan manggis).
4.
Menginventarisasi peralatan bangsal dan laboratorium yang dibutuhkan dalam penelitian untuk diusulkan pengadaannya pada tahun anggaran mendatang, sebaiknya kebutuhan alat sudah direncanakan sejak menyusun proposal penelitian.
5.
Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dari sisi metodologi penelitian dan teknisi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan.
6.
Meningkatkan manajemen di tingkat perencanaan, seperti mempersiapkan kegiatan secara lebih cermat, realistis, dan matang, menentukan target output dan sasaran secara realistis, serta merevisi dokumen perencanaannya jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari yang sudah
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian, seperti Direktorat Jenderal/Badan, maupun instansi di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Asosiasi berbagai komoditas, Perguruan Tinggi, pihak swasta bahkan dengan instansi luar negeri. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan sehingga beberapa target tidak terpenuhi, di antaranya adalah : 1.
Pelaksanaan penelitian yang tergantung musim terkendala perubahan iklim.
2.
Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang agak lama.
direncanakan.
Beberapa kendala tersebut telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Badan Litbang Pertanian pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2011 mendapat anggaran sebesar Rp.1.027.620.000,-. Hal ini didasari oleh surat edaran Menteri Keuangan No. SE-2679/MK.02/2010 tentang pagu definitif Kementerian Negara/Lembag tahun 2011, tanggal 3 November 2010 dan surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor: 2115/KU.110/A/11/10 tanggal 5 November 2010 tentang Penyampaian Pagu Definitif 2011. Selama Tahun Anggaran 2011 terjadi revisi pagu anggaran yang disebabkan karena adanya Realokasi penghematan 10%, APBNP, droploan, Pagu APBNP yang bersumber dari PNBP, dan Penambahan Pagu Hibah, sehingga pagu Badan Litbang Pertanian menjadi Rp.1.140.596.954,- atau mengalami kenaikan sebesar 10.99%. Dari total pagu tersebut, anggaran dialokasikan untuk 14 unit kerja, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2010 Per Unit Kerja Komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBP2TP menempati penyediaan pagu tertinggi, yaitu sebesar 33,22%. Hal tersebut dikarenakan dana BBP2TP dialokasikan ke 32 satker (BPTP) yang tersebar di seluruh propinsi. Sedangkan beberapa Unit Kerja yang tidak memiliki UPT hanya mempunyai komposisi pagu berkisar 1% - 2.4%. Belanja dalam rangka operasional kegiatan Badan Litbang Pertanian dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Badan Litbang Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
dialokasikan untuk untuk belanja pegawai, modal dan barang, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2.
Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per Belanja
Memperhatikan komposisi penyediaan Belanja memperlihatkan Belanja Barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di Badan Litbang Pertanian, lebih membutuhkan Belanja Barang. Belanja Modal dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan atau bangunan yang kurang.
91,89%, dengan realisasi per belanja di atas 86%. Selengkapnya persentase realisasi per belanja dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 3. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per Belanja Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%. Namun, ada 2 UK yang realisasinya masih di bawah 90%, yaitu BB Padi dan BBSDLP. Data persentase realisasi anggaran per eselon-2 selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Per 31 Desember 2011, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar Rp. 1.041.760.244.205,- atau sebesar
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Perbendaharaan No. S-662/PB/2012 tanggal 19 Januari 2012 mengenai Pengesahan/Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga dan Pengesahan Pendapatan/Belanja BLU dalam rangka Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2011 telah ditetapkan bahwa bagi satker yang belum mempertanggungjawabkan realisasi dana hibah, pengajuan pertanggungjawabannya dapat dilaksanakan kembali mulai tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 26 Maret 2012. Begitu juga dengan realisasi BB Padi yang masih di bawah 90%, atau tepatnya sebesar 89,56%, dimana rendahnya realisasi ini juga disebabkan adanya dana hibah yang belum selesai dipertanggungjawabkan ke KPPN. Gambar 4.
Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2011 Per Eselon 2
Dari gambar realiasasi anggaran per unit kerja di atas, dapat dilhat bahwa BBSDLP mempunyai realisasi dibawah 85%. Realisasi BBSDLP sampai dengan 31 Desember 2011 sebesar 84,95%. Sampai dengan 31 Desember 2011, realisasi anggaran DIPA 2011 lingkup BBSDLP masih relatif kecil dibandingkan dengan rencananya, yaitu baru mencapai 84,95 % atau sebesar Rp.85.434.014.474,-. Rendahnya realisasi ini karena sampai dengan akhir tahun anggaran masih ada dana hibah yang belum dipertanggungjawabkan ke KPPN. Berdasarkan surat edaran Dirjen
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sesuai mandat, Badan Litbang Pertanian selain mendapatkan dana dari APBN, juga menerima pendapatan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Pendapatan yang bisa ditargetkan adalah jenis penerimaan dari PNBP. Sedangkan pendapatan dari hibah tidak bisa ditargetkan karena bersifat hibah langsung. Pendapatan Negara Bukan Pajak diklasifikasikan menjadi dua jenis , yaitu berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional, antara lain melalui : 1) Pendapatan penjualan hasil produksi; 2) Pendapatan penjualan aset; 3) Pendapatan sewa; 4) Pendapatan jasa; dan 5) Pendapatan lain-lain. PNBP dari penerimaan umum, dengan estimasi sebesar Rp.547.471.135,- dapat direalisasikan sebesar Rp.3.364.379.702,atau 614,53%, sedangkan penerimaan fungsional dari estimasi 38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
sebesar Rp.9.125.181.947,dapat direalisasikan sebesar Rp.12.731.174.197,- atau 139,52%. Sehingga total realisasi PNBP TA 2011 adalah sebesar Rp.16.095.553.899,- atau 166,4 % dari estimasi sebesar Rp.79.672.653.082,-. Lebih jelasnya, realisasi PNBP TA 2011 dari penerimaan umum dan fungsional dapat dilihat pada grafik di samping. Pada saat penyusunan tahun anggaran 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mencatatkan dana hibah luar negeri dan dalam negeri ke dalam DIPA dan sudah direkam dalam aplikasi SAI sebesar Rp.37.136.254.000,- yang terdiri dari hibah langsung luar negeri sebesar Rp.33.863.177.000,- dan hibah langsung dalam negeri sebesar Rp.3.273.077.000,- sehingga pagu Badan Litbang yang semula Rp.1.103.460.700.000,menjadi Rp.1.140.596.954.000,-. Gambar 5.
Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA 2011
Grafik di atas memperlihatkan bahwa tahun 2011 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1.
Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi Badan Litbang Pertanian;
2.
Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional menjadi 94,02%. 39
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
3.
Banyaknya kerjasama terkait penelitian dan pengembangan dari pihak lembaga donor baik dalam dan Luar Negeri.
Selain itu, Badan Litbang juga menerima dana hibah langsung dari Negara lain dan Badan Internasional. Sesuai dengan Permenkeu No. 40/PMK.05/2009 tangal 27 Pebruari 2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah dan lampirannya berupa Modul Sistem Akuntansi Hibah, tersirat dalam aturan tersebut bahwa pencatatan estimasi dan realisasi Pendapatan Hibah yang langsung diterima oleh Satker pada Kementerian Lembaga dilakukan oleh DJPU dan KPPN VI. Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIP ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumberdaya.
Bila ditinjau secara lebih detail, masih terdapat capaian dari beberapa kegiatan yang masih rendah. Kendala teknis, pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada pelaksanaan kegiatan di beberapa UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dalam rangka tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan.
BAB IV PENUTUP Capaian sasaran Badan Litbang Pertanian tahun 2010 diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2010 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan tingkat capaian di atas 100%. Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
LAMPIRAN
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
42