LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA TAHUN 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2015 Copyright © 2015, BalaiBesarKesehatanParuMasyarakat Surakarta Jalan Prof. Dr. R. Soeharso Nomor 28, Surakarta Telp. (0271) 713055 Fax. (0271) 713055, 720002 www.bbkpmsurakarta.com email :
[email protected]
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
i
NILAI-NILAI BBKPM SURAKARTA AMAN MUTU ADIL NURANI ATURAN HARMONIS
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta tahun 2015 dapat diselesaikan. LAKIP BBKPM Surakarta tahun 2015 ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepada BBKPM Surakarta selama kurun waktu 2015. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan instansi pemerintah yang baik dan bersih (Good Corporate and Clean Government). LAKIP BBKPM Surakarta disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.04/I/1568/12 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan serta. LAKIP BBKPM Surakarta ini memuat pencapaian atas Perjanjian Kinerja BBKPM Surakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI yang menyelenggarakan tugas pokok melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 2354/MENKES/PER/XI/2011. Semoga penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam upaya pengembangan BBKPM Surakarta kedepan. Surakarta, Kepala,
Januari 2016
Dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes NIP.196202161989031007 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) menuntut pelaksanaan kegiatan di setiap lingkungan instansi pemerintahan yang transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap pelaksanaan kegiatan di satuan kerja pemerintah, utamanya di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI harus dilaporkan secara berkala, termasuk pelaksanaan kegiatan di BBKPM Surakarta. Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telahditetapkan BBKPM Surakarta selama tahun 2015 memberikan hasil yang beragam, sebagaian besar indicator telah mencapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Meskipun, masih tetap ada beberapa indikator yang tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan diawal tahun 2015. Secara keseluruhan, pencapaian indikator yang telah ditetapkan selama tahun 2015 adalah sebagai berikut : SASARAN INDIKATOR STRATEGIS/PROGRAM 1. Terwujudnya cost 1. % Rasio pendapatan effectiveness bidang operasional disbanding biaya pelayanan kesehatan operasional (POBO) paru 2. Terwujudnya kepuasan 2. % Kepuasan Pasien
stakeholders
3. % Kecepatan respon terhadap complain
TARGET
REALISASI
45%
40,03%
80%
80,08%
80%
98%
4. RS Akreditasi Nasional 3. Terwujudnya pengembangan jenis 5. Jumlah jenis pelayanan pelayanan spesialistik dan spesialistik pelayanan penunjang 4. Terwujudnya transformasi 6. Waktu tunggu pelayanan mutu pelayanan yang terakreditasi 7. Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana 8. Kelengkapan rekam medic kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan 9. Kepatuhan penggunaan formularium nasional 10. Nett Death Rate 11. Emergency Response Time 1
-
7
7
50 menit
52 Menit 51 detik
7
8
85%
96,7%
90%
88,88%
≤2 ‰
0
< 5 Menit
1 Menit 10 Detik
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
iv
SASARAN INDIKATOR STRATEGIS/PROGRAM 5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta 12. % Kasus TB HIV diobati unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru 13. % Implementasi penanganan TB Paru sesuai ISTC 14. Jumlah institusi yang 6. Terwujudnya Rumah bekerjasama dalam bidang Sakit Jejaring pelayanan paru 15. Jumlah kegiatan kesehatan paru
UKM
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta 16. Jumlah institusi pendidikan sebagai wahana yang bekerjasama dalam pendidikan dan pelatihan bidang pendidikan kesehatan serta penelitian di bidang paru kesehatan paru 17. % Terpenuhinya kehandalan 8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebagai sarana dan prasarana Rumah Sakit Paru Kelas B 9. Terwujudnya system informasi dan Komunikasi 18. % Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit yang terintegrasi terintegrasi 10. Terwujudnya budaya 19. % Implementasi Sistem menolong dan berkinerja Manajemen SDM 20. % Dokter dan perawat yang 11. Terwujudnya SDM yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam excellent. dalam satu tahun
TARGET
REALISASI
20%
12%
70%
72%
5
5 Institusi
6
9 Kegiatan
22
22 Institusi
50%
66%
25%
25%
70%
75%
30%
41,8%
Pada tahun anggaran 2015 BBKPM Surakarta mendapat alokasi anggaran total sebesar Rp27.207.571.000,- dengan rincian sebagai berikut: -
Bersumber dari Rupiah Murni : Rp21.457.585.000,-
-
Bersumber dari BLU
: Rp5.749.986.000,-
Realisasi anggaran tahun 2015 secara keseluruhan sebesar Rp24.688.189.595,Jumlah tersebut mencapai 90,54% dari total pagu anggaran yang diterima pada tahun 2015 sebesar Rp27.267.571.000,-. Realisasi atas anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni adalah sebesar Rp19.694.712.478,- (91,78%) dari pagu anggaran sebesar Rp21.457.585.000,-. Realisasi atas anggaran yang bersumber dari PNBPadalah sebesar Rp4.993.477.117,- (85,95%) dari pagu anggaran sebesar Rp5.809.986.000,-. Seluruh output kegiatan tercapai sehingga dana yang tidak terserap merupakan efisiensi kegiatan. LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
v
Penerimaan
PNBP BBKPM Surakarta tahun 2015 berdasarkan data cash basis
berjumlah Rp6.045.209.322,- atau sebesar 105,1% dari target pendapatan yang ditetapkan di tahun 2015 sebesar Rp5.749.986.000,-.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL.............................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1 A. Latar belakang ........................................................................................................ 2 B. Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 2 C. Tugas pokok dan fungsi ........................................................................................... 4 D. Sistematika penulisan............................................................................................... 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 .............. 8 A. Perencanaan Kinerja ................................................................................................ 9 B. Perjanjian Kinerja .................................................................................................... 11 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 13 A.
Pengukuran dan Analisis Kinerja ............................................................................... 13
B.
Sumber Daya .......................................................................................................... 47 1. Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 47 2. Sumber Daya Anggaran ..................................................................................... 48 3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ................................................................... 49
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 52 LAMPIRAN
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui upaya kesehatan yang merata, bermutu dan dilaksanakan secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Penanganan masalah kesehatan paru tersebut harus dilaksanakan terintegrasi dan komprehensif meliputi upaya promosi, pencegahan, pengobatan dan, rehabilitasi.Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta adalah sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan kesehatan paru masyarakat dan mendekatkan pelayanan spesialistik paru kepada masyarakat. Pada
awal
berdirinya,
BP4
Surakarta
merupakan
Unit
Pelaksana
Teknis
Departemen Kesehatan yang berada dibawah Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Dalam perkembangannya, BP4 Surakarta kemudian berubah nama menjadi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Tahun 2011, BBKPM Surakarta mengalami perpindahan menjadi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan melalui Surat Penyerahan dari Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Nomor : OT.01.01/BI.4/274/2011 tanggal 26 Januari 2011. Terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 2354/MENKES/PER/XI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532/MENKES/PER/IV/2007 meneguhkan keberadaan BBKPM Surakarta berada di bawah Direktorat
Jenderal Bina Upaya
Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat
Bina Upaya Kesehatan
Rujukan.
Seiring
dengan
perubahan
struktur
organisasi
di
lingkungan
Kementerian/Lembaga, pada tahun 2015 terbit Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Dalam peraturan tersebut, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan berganti nama menjadi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, dengan adanya perubahan tersebut terhitung tanggal 1 Januari 2016 BBKPM Surakarta berada dibawah koordinasi dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Sebagai instansi pemerintah dibawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan
RI,
BBKPM
Surakarta
berkewajiban
untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Kewajiban tersebut
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
1
dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja. Pelaporan kinerja atau LAKIP dimaksudkan untuk mengevaluasi dan mengkomunikasikan capaian kinerja BBKPM Surakarta dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran. LAKIP juga menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapai sehingga kinerja ke depan dapat dilaksanakan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya. Penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta juga dimaksudkan untuk mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance). Tahun 2015, adalah tahun pertama dari rangkaian 5 tahun pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta. Tahun pertama ini harus diletakkan fondasi yang kokoh dalam pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka mencapai visi yang ingin dicapai selama 5 tahun yaitu menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B Unggulan pada tahun 2019. LAKIP BBKPM Surakarta disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.04/I/1568/12 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
B. Maksud dan Tujuan Maksud
penyusunan
LAKIP
BBKPM
Surakarta
adalah
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi BBKPM Surakarta. Tujuan penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran BBKPM Surakarta. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi yang dihasilkan ini dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kinerja BBKPM Surakarta.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
2
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi. Berdasar ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor
2354/MENKES/PER/XI/2011,
BBKPM
Surakarta
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diamanatkan pasal 2 tersebut, BBKPM Surakarta menyelenggarakan fungsi : 1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat; 2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru masyarakat; 3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat; 4. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru masyarakat; 5. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penelitian dan pengembangan kesehatan paru masyarakat; 6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha. Susunan Organisasi BBKPM Surakarta terdiri atas :
1. Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan mempunyai tugas pokok : melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang pemeriksaan, pengobatan dan pelayanan rehabilitasi kesehatan paru spesialistik dan subspesialistik yang berorientasi masyarakat serta rujukan dengan sarana pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan kesehatan paru masyarakat; b. Penyusunan
perencanaan dan evaluasi pelayanan rehabilitasi kesehatan paru
masyarakat; c. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rujukan;
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
3
d. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang kesehatan; e. Penyusunan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sarana kesehatan; Bidang Pelayanan dan penunjang Kesehatan terdiri dari : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan kesehatan paru masyarakat, pelayanan rehabilitasi kesehatan paru masyarakat, serta pelayanan rujukan. b. Seksi Penunjang Kesehatan Seksi Penunjang Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang kesehatan, serta pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sarana kesehatan.
2. Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya. Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas pokok : melaksanakan perencanaan dan evaluasi penyuluhan kesehatan dan konseling pemberdayaan masyarakat, kerjasama, serta pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan
perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan dan
konseling; b. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan pemberdayaan masyarakat; c. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kerjasama; d. Penyusunanperencanaan dan evaluasi kegiatan pengembangan sumber daya. Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya terdiri atas : a. Seksi Promosi Kesehatan Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan dan konseling, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
4
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Seksi Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan sumber daya meliputi pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan paru masyarakat.
3. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi dan laporan, urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, rumahtangga, perlengkapan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan rencana program dan anggaran, penyajian informasi, evaluasi dan laporan; b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga serta hubungan masyarakat; c. Pelaksanaan urusan keuangan. Bagian Tata Usaha terdiri dari : 1. Subbagian Umum Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program dan anggaran, penyajian informasi, evaluasi dan laporan, urusan kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga. 2. Subbagian Keuangan Subbagian
keuangan
mempunyai
tugas
melakukan
urusan
verifikasi,
perbendaharaan dan akuntansi.
4. Struktur Organisasi Sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2354/MENKES/PER/XI/2011 struktur organisasi BBKPM Surakarta terdiri dari: a. Kepala b. Kepala Bagian Tata Usaha 1) Kepala Sub Bagian Umum 2) Kepala Sub Bagian Keuangan LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
5
c. Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan 1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan 2) Kepala Seksi Penunjang Kesehatan d. Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan: 1) Kepala Seksi Promosi Kesehatan 2) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan e. Kepala Instalasi f. Kelompok Jabatan Fungsional berangka kredit dan non angka kredit Gambar 1. Struktur Organisasi BBKPM Surakarta berdasar Permenkes Nomor : 532/MENKES/PER/VII/2007
D. Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
BBKPM
Surakarta
tahun
2015adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif Daftar Isi
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
6
BAB I.PENDAHULUAN Bab I disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama BAB II. PERENCANAAN KINERJA Dalam Bab II dijelaskan mengenai rencana strategi dan rencana kinerja. Pada bab ini juga disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator kinerja yang akan dilaksanakan tahun 2015 dalam rangka pencapaian visi dan misi BBKPM Surakarta BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Dalam Bab III diuraikan pengukuran kinerja, sumber daya manusia dan sumber daya anggaran yang menggambarkan kekuatan yang dimiliki, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif dan perbaikan yang akan diambil. BAB IV.PENUTUP Dalam Bab IV diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.. LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
7
BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam rangka memberikan arah pandang kedepan terkait dengan kinerja dan peranan BBKPM Surakarta serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh BBKPM Surakarta maka diperlukan visi yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya sesuai dengan Rencana Strategis Bisnis periode 2015-2019 yaitu :
VISI “MENJADI RUMAH SAKIT PARU KELAS B UNGGULAN PADA TAHUN 2019 “
Sejalan dengan visi BBKPM Surakarta maka diperlukan rumusan mengenai upayaupaya yang akan dilaksanan untuk mewujudkan visi yang akan dicapai BBKPM Surakarta. Adapun misi BBKPM Surakarta adalah :
MISI 1. Menyelenggarakan
pelayanan
medik
kesehatan
paru
dan
pernapasan yang terakreditasi; 2. Meningkatkan pelayanan Unggulan TB-HIV secara komprehensif 3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan paru ; 4. Mendorong kemandirian hidup sehat dan menjalin kemitraan dibidang kesehatan paru masyarakat.
Berdasar perumusan visi dan misi BBKPM Surakarta diatas, maka dirumuskan lebih lanjut mengenai sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi, yaitu : 1.
Terwujudnya cost efectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
2.
Terwujudnya kepuasan stakeholder;
3.
Terwujudnya RS Paru Unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru;
4.
Terwujudnya RS Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru masyarakat;
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
8
5.
Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan Penunjang;
6.
Terwujudnya Rumah Sakit jejaring;
7.
Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi;
8.
Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebagai RS Paru kelas B;
9.
Terwujudnya sistem informasi dan komunikasi rumah sakit yang terintegrasi.
10. Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja; 11. Terwujudnya SDM yang excellent; Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, BBKPM Surakarta berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada : 1. Renstra Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019; 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015. A. Perencanaan Kinerja Perencanaan kinerja BBKPM Surakarta merupakan perencanaan kinerja BBKPM Surakarta selama 5 tahun sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta merupakan perencanaan jangka menengah BBKPM Surakarta yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Kementerian PAN dan RB beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan. Perencanaan Kinerja BBKPM Surakarta tahun 20152019 ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
9
Tabel Perencanaan Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2015-2019 PERSPEKTIF Finansial Stakeholders
Proses Bisnis Internal
SASARAN STRATEGIS
KEY PERFORMANCE INDICATORS KORPORATE
2015 2016 2017 2018 2019 Terwujudnya cost % Rasio pendapatan Dir.Adminkeu/Kabag TU 1 efectiveness bidang pelayanan 1 operasional dibanding biaya 45% 47% 50% 52% 55% BBKPM kesehatan paru operasional (POBO) Terwujudnya kepuasan Dir.MedKep/ Kabid 2 2 % Kepuasan pasien 80% 80% 81% 81% 82% stakeholder Promkes dan PSDK % Kecepatan Respon terhadap Dir.MedKep/Kabid 3 80% 80% 80% 80% 80% Komplain Promkes dan PSDK Dir.MedKep/ Kabid 4 RS Terakreditasi Nasional 100% Yanjangkes BBKPM Terwujudnya pengembangan Jumlah Jenis Pelayanan Dir.MedKep/ Kabid 3 jenis pelayanan spesialistik 5 7 8 10 11 12 spesialistik Yanjangkes BBKPM dan pelayanan penunjang Terwujudnya transformasi Dir.MedKep/ Kabid 4 mutu pelayanan yang 6 % waktu tunggu layanan 50 menit 45 menit 40 menit 35 menit 30 menit Yanjangkes terakreditasi Jumlah laporan pengawasan 7 Ketua SPI 7 7 8 8 9 internal yang terlaksana Kelengkapan Rekam Medik Dir.MedKep/ Kabid 8 kembali kurang dari 24 Jam 85% 90% 90% 95% 95% Yanjangkes BBKPM setelah selesai pelayanan Kepatuhan Penggunaan Dir.MedKep/ Kabid 9 90% 90% 100% 100% 100% Formularium Nasional Yanjangkes BBKPM Dir.MedKep/Kabid 10 Nett Death Rate ≤2 ‰ ≤2 ‰ ≤2 ‰ ≤2 ‰ ≤2 ‰ Yanjangkes BBKPM Dir.MedKep/ Kabid 11 Emergency Response Time 1 < 5 Menit < 5 Menit < 5 Menit < 5 Menit < 5 Menit Yanjangkes BBKPM Terwujudnya Rumah Sakit 5 Surakarta Unggulan sebagai 12 % Kasus TB-HIV diobati Pusat Rujukan Kesehatan Paru
Pembelajaran dan Pertumbuhan
PIC
Dir.MedKep/ Kabid Yanjangkes BBKPM
13 % Implementasi penanganan Dir.MedKep/ Kabid TB Paru sesuai ISTC Yanjangkes BBKPM Jumlah Institusi yang Terwujudnya Rumah Sakit Dir.MedKep/Kabid 6 14 bekerjasama dalam bidang Jejaring Promkes dan PSDK pelayanan paru Jumlah kegiatan UKM Dir.MedKep/Kabid 15 Kesehatan Paru Promkes dan PSDK Terwujudnya Rumah Sakit Jumlah institusi pendidikan Paru Surakarta sebagai yang bekerjasama dalam Dir.MedKep/Kabid 7 wahana pendidikan dan 16 bidang pendidikan kesehatan Promkes dan PSDK pelatihan serta penelitian di paru bidang kesehatan paru % Terpenuhinya kehandalan Terwujudnya kehandalan Dir.Adminkeu/Kabag TU 8 17 sarana dan prasarana sebagai Sarana dan Prasarana BBKPM Rumah Sakit Paru Kelas B Terwujudnya Sistem % Sistem Informasi Kesehatan Dir.Adminkeu/Kabag TU 9 Informasi dan Komunikasi 18 terintegrasi BBKPM Rumah Sakit yang terintegrasi Terwujudnya Budaya % Implementasi Sistem Dir.Adminkeu/Kabag TU 19 Menolong dan Berkinerja Manajemen SDM BBKPM % Dokter dan perawat yang Terwujudnya SDM yang Dir.MedKep/Kabid 11 20 mendapat pelatihan ≥ 20 Jam excellent Promkes dan PSDK dalam satu tahun 10
20%
35%
45%
55%
75%
70%
75%
80%
85%
90%
5
7
9
11
13
6
6
6
6
6
22
23
24
25
26
50%
70%
75%
80%
80%
25%
40%
75%
80%
85%
70%
75%
80%
80%
85%
30%
35%
40%
45%
50%
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
10
B. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan amanat dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dalam hal ini, perjanjian kinerja BBKPM Surakarta tahun 2015 merupakan pernyataan komitmen antara Kepala BBKPM Surakarta dengan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. BBKPM Surakarta telah menyusun perjanjian kinerja tahun 2015 sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya. Perjanjian kinerja ini telah mengacu pada Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Tabel Perjanjian Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2015 SASARAN STRATEGIS/PROGRAM
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
1. Terwujudnya cost effectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
1. % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO)
45%
2. Terwujudnya kepuasan stakeholders ;
2. % Kepuasan Pasien
80%
3. % Kecepatan respon terhadap komplain
80%
4. RS Akreditasi Nasional 3. Terwujudnya pengembangan jenis 5. Jumlah jenis pelayanan pelayanan spesialistik dan pelayanan spesialistik penunjang; 4. Terwujudnya transformasi mutu 6. Waktu tunggu pelayanan pelayanan yang terakreditasi; 7. Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana 8. Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan 9. Kepatuhan penggunaan formularium nasional 10. Nett Death Rate 11. Emergency Response Time 1 5. Terwujudnya Rumah Sakit Surakarta unggulan sebagai Rujukan Kesehatan Paru;
Paru Pusat 12. % Kasus TB HIV diobati
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
7 Jenis 50 menit 7 Laporan 85% 90% ≤2 ‰ < 5 Menit 20%
11
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM
6. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring;
INDIKATOR KINERJA UTAMA 13. % Implementasi penanganan TB Paru sesuai ISTC 14. Jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru 15. Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru 16. Jumlah institusi pendidikan yang Surakarta sebagai wahana pendidikan bekerjasama dalam bidang dan pelatihan serta penelitian di bidang pendidikan kesehatan paru kesehatan paru; 17. % Terpenuhinya kehandalan 8. Terwujudnya kehandalan sarana dan sarana dan prasarana sebagai prasarana; Rumah Sakit Paru Kelas B 9. Terwujudnya sistem informasi dan 18. % Sistem Informasi Kesehatan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi terintegrasi; 10. Terwujudnya budaya menolong dan 19. % Implementasi Sistem berkinerja; Manajemen SDM 20. % Dokter dan perawat yang 11. Terwujudnya SDM yang excellent. mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
TARGET 70% 5 Institusi 6 Kegiatan 22
50% 25% 70% 30%
12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
BBKPM
Surakarta,
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban kinerja berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015. Pada bab ini akan diuraikan pengukuran, evaluasi dan analisis kinerja BBKPM Surakarta selama tahun 2015, keberhasilan yang dicapai maupun permasalahan terkait, beserta rekomendasi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Pengukuran tingkat capaian kinerja BBKPM Surakarta tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2015 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja BBKPM Surakarta tahun 2015 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan sebagai berikut : A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran dan analisis pencapaian kinerja bertujuan untuk mendapat informasi mengenai masing-masing sasaran dan indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja BBKPM Surakarta apabila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dan ditetapkan di awal tahun. Pencapaian atas target dan realisasi seluruh indikator yang ingin dicapai pada tahun 2015 ditampilkan sebagai berikut : Tabel Target dan Realisasi atas Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Sasaran Strategis/program 1. Terwujudnya
effectiveness
Indikator Kinerja Utama
cost 1. % Rasio pendapatan operasional
bidang pelayanan kesehatan paru; 2. Terwujudnya kepuasan 2. stakeholders; 3.
dibanding (POBO)
biaya
operasional
% Kepuasan Pasien % Kecepatan komplain
respon
terhadap
4. RS Akreditasi Nasional 3. Terwujudnya pengembangan jenis 5. Jumlah jenis pelayanan spesialistik pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang; 4. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang 6. Waktu tunggu pelayanan terakreditasi; 7. Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana 8. Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan 9. Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Target
Realisasi
45%
40,03%
80%
80,08%
80%
98%
-
-
7
7
50 menit
52 Menit 51 detik
7
8
85%
96,7%
90%
88,88%
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
13
Sasaran Strategis/program
Indikator Kinerja Utama 10. Nett Death Rate 11. Emergency Response Time 1
Target
Realisasi
≤2 ‰
0
< 5 Menit
1 Menit 10 Detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan 12. % Kasus TB HIV diobati 20% sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru; 13. % Implementasi penanganan TB 70% Paru sesuai ISTC 6. Terwujudnya Rumah Sakit 14. Jumlah institusi yang bekerjasama 5 Institusi Jejaring; dalam bidang pelayanan paru 15. Jumlah kegiatan UKM kesehatan 6 Kegiatan paru 7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai 16. Jumlah institusi pendidikan yang 22 wahana pendidikan dan bekerjasama dalam bidang Institusi pelatihan serta penelitian di pendidikan kesehatan paru bidang kesehatan paru; 17. % Terpenuhinya kehandalan 8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebagai 50% sarana dan prasarana; Rumah Sakit Paru Kelas B 9. Terwujudnya sistem informasi 18. % Sistem Informasi Kesehatan dan Komunikasi Rumah Sakit 25% terintegrasi yang terintegrasi; 10. Terwujudnya budaya 19. % Implementasi Sistem 70% menolong dan berkinerja; Manajemen SDM 20. % Dokter dan perawat yang 11. Terwujudnya SDM yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam 30% excellent. dalam satu tahun
12% 72% 5 Institusi 9 Kegiatan
22 Institusi
66% 25% 75% 41,8%
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Sasaran Terwujudnya cost effectiveness Bidang Pelayanan Kesehatan Paru
Sasaran pertama dalam rangka mencapai visi yang hendak dicapai BBKPM Surakarta adalah Terwujudnya cost effectiveness Bidang Pelayanan Kesehatan Paru. Dalam rangka mengetahui pencapaian keberhasilan sasaran tersebut, BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator kinerja utama yaitu : 1. % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO). Rasio POBO merupakan perbandingan antara pendapatan PNBP dibagi dengan biaya operasional. Sedangkan pengertian dari pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
14
berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Kondisi yang dicapai Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO) tahun 2015 sebesar 40,03%. Kondisi ini dapat melampaui target yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Terpiilih (IKT) antara Kepala BBKPM Surakarta dan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan tahun 2015 yaitu 38%. Namun, apabila dibandingkan dengan standar sebagaimana tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 34 tahun 2014 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Badan Layanan Umum di Bidang Layanan Kesehatan, skor POBO BBKPM Surakarta masih jauh dari standar dalam peraturan Direktur Jenderal tersebut. Standar POBO yang ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal tersebut adalah sebesar 65%.
Perbandingan tahun sebelumnya Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional tahun 2015 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 35,94%.
Permasalahan yang dihadapi Dalam rangka mencapai indikator kinerja % Rasio pendapatan operasional dibanding
biaya
operasional
(POBO)
terdapat
beberapa
kendala
dan
permasalahan diantaranya : 1. BBKPM
Surakarta
mempunyai
tugas
pokok
dan
fungsi
untuk
melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dengan wilayah binaan meliputi 10 propinsi yang memerlukan alokasi anggaran yang bersifat cost center. Anggaran pelaksanaan UKM dihitung sebagai anggaran/biaya operasional dan tidak memberikan terhadap pendapatan yang diterima BBKPM Surakarta; 2. Adanya ketentuan rujukan berjenjang dalam pelaksanaan pelayanan Jaminan
Kesehatan
Nasional
(JKN)
melalui
BPJS
Kesehatan
mengakibatkan rujukan ke BBKPM Surakarta dari daerah-daerah sekitar Surakarta menjadi berkurang; 3. Belum adanya ijin operasional rawat inap khusus untuk Balai membuat tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga spesialis BBKPM Surakarta rentan terhadap gugatan dari pihak ketiga dan tuntutan hukum.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
15
Ketiadaan izin operasional tersebut mengakibatkan kunjungan rawat inap BBKPM Surakarta mengalami penurunan; 4. Gedung baru sebagai tempat layanan terpadu yang selesai dibangun akhir tahun 2014, baru mulai dioperasionalkan sebagian pada awal tahun 2016. Tahun 2015 difokuskan untuk melengkapi peralatan di gedung layanan terpadu. Kondisi ini mempengaruhi jumlah beban operasional, serta tidak dapat menghasilkan pendapatan layanan; 5. Tarif pelayanan di BBKPM Surakarta sebagai fasilitas kesehatan rujukan masih dibawah unit cost sehingga mempengaruhi pendapatan yang diterima, sementara biaya yang harus dikeluarkan tidak dapat ditutupi oleh pendapatan.
Usul pemecahan masalah Terhadap kendala dan permasalahan yang muncul tersebut diusulkan beberapa usulan pemecahan masalah, diantaranya : 1. Pengajuan ijin operasional dan pendirian rumah sakit, agar dapat segera memberikan
kejelasan
status
pelayanan
BBKPM
Surakarta
dan
memberikan dasar bagi pemberian pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis BBKPM Surakarta; 2. Optimalisasi utilisasi aset dan sarana yang dimiliki untuk peningkatan pelayanan dan pendapatan; 3. Pengendalian biaya operasional secara efisien dan efektif; 4. Penyesuaian tariff.
Pencapaian periode 5 tahun Tahun 2015 merupakan tahun pertama dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Sehingga, data pencapaian periode 5 tahun atas indikator-indikator kinerja belum dapat dilaporkan dalam LAKIP BBKPM Surakarta tahun 2015. Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indicator kinerja utama % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional mencapai 72,78% dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang ditetapkan.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
16
Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019
Realisasi
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
% Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO)
55%
40,03%
72,78%
Sasaran Terwujudnya Kepuasan Stakeholders
Sasaran strategis terwujudnya kepuasan stakeholders bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan stakeholders BBKPM Surakarta, dalam rangka mewujudkan perubahan BBKPM Surakarta menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B. Guna mengetahui pencapaian keberhasilan atas sasaran tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) indikator kinerja utama, yaitu : 1. % Kepuasan Pasien Kondisi yang dicapai Sebagai instansi yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, kepuasan pasien dan seluruh stakeholders
merupakan hal yang sangat penting.
Kepuasan pasien dan seluruh stakeholders merupakan cerminan dari tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh BBKPM Surakarta. Berdasar alasan tersebut untuk mengukur sasaran strategis terwujudnya kepuasan
stakeholders ditetapkanlah indikator kinerja utama % kepuasan pasien dengan target sebesar 80%. Dalam 1 (satu) tahun pengukuran kepuasan pasien dilakukan 2 (dua) kali, setiap 6 (enam) bulan sekali. Hasil pengukuran atas indeks kepuasan pasien dalam tahun 2015 sebagai berikut : - Semester I = 83,16% - Semester II = 77%. Dari hasil pengukuran tersebut didapat hasil indeks kepuasan masyarakat rata-rata tahun 2015 sebesar 80,08%.
Perbandingan tahun sebelumnya Nilai
kepuasan
pelanggan/pasien
tahun
2015
mengalami
penurunan
jika
dibandingkan dengan tahun 2014. Nilai indeks kepuasan BBKPM Surakarta tahun 2014 sebesar 84,03%.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % kepuasan pasien adanya penurunan pencapaian dibandingkan tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan alur pelayanan sehingga mengakibatkan waktu tunggu antrian
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
17
pasien menjadi meningkat yang berakibat pada menurunnya kepuasan pelanggan kepada BBKPM Surakarta.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan evaluasi dan perbaikan sistem dan alur pelayanan sehingga waktu tunggu pasien berkurang.
Pencapaian periode 5 tahun Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indicator kinerja utama % kepuasan pasien mencapai 97,66% dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang ditetapkan. Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019
Realisasi
82%
80,08%
% kepuasan pasien
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019 97,66%
2. % Kecepatan respon terhadap komplain
Kondisi yang dicapai Setiap komplain dan keluhan pada dasarnya merupakan masukan bagi perbaikan pelayanan yang diberikan kepada pasien dan masyarakat, setiap komplain atau keluhan dari masyarakat wajib untuk selalu ditindaklanjuti. Seluruh pasien atau masyarakat yang menyampaikan komplain atau keluhan pada dasarnya menginginkan tindaklanjut atas komplain yang mereka ajukan secara cepat dan tepat, guna mengetahui tingkat responsive atas penanganan komplain tersebut maka ditetapkanlah indikator kinerja utama berupa % kecepatan respon terhadap komplain. Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan Rumah sakit dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko. Warna Merah : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material dll. Warna Kuning : cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian in material, dll.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
18
Warna Hijau : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial. Komplain-komplain
tersebut
dapat
disampaikan
melalui
form
keluhan
pelanggan, email maupun langsung disampaikan kepada petugas. Target atas indikator tersebut pada tahun 2015 adalah sebesar 80%. Sedangkan dalam realisasinya pencapaian atas indikator tersebut mencapai 98%.
Perbandingan tahun sebelumnya Indikator % kecepatan respon terhadap komplain mulai dihitung pada tahun 2015, sehingga perbandingan data dengan tahun sebelumnya tidak dapat ditampilkan.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % Kecepatan respon terhadap komplain adalah komplain dari pelanggan atau pasien BBKPM Surakarta tidak mencantumkan identitas yang jelas sehingga mengakibatkan keluhan atau komplain dari pelanggan yang bersangkutan tidak dapat ditindaklanjuti.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut memberikan informasi dan edukasi kepada seluruh pelanggan atau pasien yang hendak mengajukan keluhan atau komplain agar menuliskan identitas diri dengan lengkap sehingga memudahkan BBKPM Surakarta untuk memberikan umpan balik tindaklanjut keluhan tersebut.
3. RS Akreditasi Nasional
Kondisi yang dicapai Rumah Sakit Khusus Paru terakreditasi nasional belum menjadi target BBKPM Surakarta pada tahun 2015. Hal ini disebabkan, sesuai dengan Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019 proses akreditasi rumah sakit akreditasi nasional baru dapat terlaksana apabila BBKPM Surakarta telah berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Paru. Perubahan tersebut diharapkan dapat terlaksana pada tahun 2017.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
19
Dalam rangka mencapai sasaran strategis terwujudnya kepuasan stakeholders dilakukan berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Kegiatan
Pagu Anggaran
Realisasi
Sarasehan pelanggan
22.700.000
17.593.500
Pelatihan capacity building
150.000.000
150.000.000
Pelatihan OJT
74.080.000
71.546.000
Sasaran Terwujudnya Pengembangan Jenis Pelayanan Spesialistik dan Pelayanan Penunjang
Sasaran strategis terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang bertujuan untuk mengukur perkembangan pelayanan spesialistik yang harus dimiliki dalam rangka perubahan BBKPM Surakarta menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B. Pengukuran pencapaian keberhasilan sasaran tersebut, melalui indikator kinerja utama yaitu : 1. Jumlah jenis pelayanan spesialistik
Kondisi yang dicapai Target atas pencapaian indikator jumlah jenis pelayanan spesialistik pada tahun 2015 adalah 7 (tujuh) pelayanan spesialistik, yaitu : - Pelayanan spesialistik Paru; - Pelayanan spesialistik Radiologi; - Pelayanan spesialistik Penyakit Dalam; - Pelayanan spesialistik Kedoteran dan Rehabilitasi Medik; - Pelayanan spesialistik Patollogi Klinik; - Pelayanan spesialistik Mikrobiologi Klinik; - Pelayanan spesialistik Anak. Selama tahun 2015 telah terlaksana sebanyak 7 (tujuh) pelayanan spesialistik tersebut. Sebagian besar pelayanan spesialistik yang terlaksana selama tahun 2015 dilaksanakan melalui kerjasama dengan instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain : -
Pelayanan spesialistik penyakit dalam dan anak dilaksanakan bekerjasama dengan Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta; LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
20
-
Pelayanan spesialistik kedokteran dan rehabilitasi redik dilaksanakan bekerjasama dengan Rumah Sakit Orthopedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta;
-
Pelayanan spesialistik Patologi Klinik dan Mikrobiologi Klinik dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator jumlah jenis pelayanan spesialistik adalah kehadiran tenaga pelayanan spesialis saat ini terbatas hanya 1 kali dalam 1 minggu. Kehadiran tenaga sepsialistik yang hanya 1 kali dalam 1 minggu tersebut dirasa kurang optimal dalam rangka mendukung pelayanan kepada masyarakat secara komprehensif. Kebutuhan konsultansi terhadap kasus-kasus TB dengan penyakit penyerta diluar jadwal kehadiran tenaga spesialis penyakit dalam, anak dan rehab medic menjadi tidak dapak dilakukan oleh karena keterbatasan jadwal pelayanan dokter tersebut yang hanya 1 kali dalam 1 minggu.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator jumlah jenis pelayanan spesialistik pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2014, jumlah jenis pelayanan spesialistik yang ada di BBKPM Surakarta berjumlah 4 (empat) spesialistik, yaitu : - Spesialistik radiologi; - Spesialistik paru; - Spesialistik patologi klinik; - Spesialistik mikrobiologi klinik.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut : 1. Melakukan
koordinasi
dan
advokasi
kepada
fasilitas
pelayanan
kesehatan/instansi lain agar apabila dimungkinkan dapat menambah jadwal pelayanan di BBKPM Surakarta bagi tenaga spesialis penyakit dalam, spesialis anak dan spesialis rehabilitasi medik; 2. Memperkerjakan tenaga spesialis tetap sebagai tenaga tetap BLU BBKPM Surakarta;
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
21
3. Merencanakan peningkatan kompetensi dokter umum melalui pendidikan tenaga spesialis.
Pencapaian periode 5 tahun Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indicator kinerja utama jumlah jenis pelayanan spesialistik mencapai 58,33% dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang ditetapkan. Indikator Kinerja Utama jumlah jenis spesialistik
Target s.d. 2019
Realisasi
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
12
7
58,33%
pelayanan
Apabila mengacu pada taget jangka menengah sampai dengan tahun 2019, terdapat kekurangan 5 (lima) pelayanan spesialistik guna memenuhi target indicator jumlah pelayanan spesialistik sebanyak 12 (dua belas) pelayanan. Kekurangan pelayanan spesialistik tersebut, yaitu : 1. Pelayanan Spesialis Bedah Thoraks dan Kardiovaskuler; 2. Pelayanan Spesialis Obsgyn 3. Pelayanan Spesialis Gizi Klinis 4. Pelayanan Spesialis Anestesi 5. Pelayanan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. Kekurangan pelayanan spesialistik tersebut menjadi target yang harus dipenuhi sampai dengan tahun 2019. Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya sasaran terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang dilakukan melalu berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : 1. Jasa Konsultan Dokter Spesialis Penyakit Anak
: 7.500.000,-
2. Jasa Konsultan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
: 21.000.000,-
3. Jasa Konsultan Dokter Spesialis Patologi Klinik
: 18.000.000,-
4. Jasa Konsultan Dokter Spesialis Mikrobiologi klinik
: 18.000.000,-
5. Jasa Konsultan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi : 14.000.000,-
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
22
Sasaran Terwujudnya Transformasi Mutu Pelayanan yang Terakreditasi
Sasaran strategis terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja utama, yaitu : 1. Waktu tunggu pelayanan Kondisi yang dicapai Waktu tunggu pelayanan adalah waktu diperlukan pasien mulai dari pasien mendaftar di poliklinik sampai dengan pasien dilayani oleh dokter di Poliklinik. Target waktu tunggu pelayanan pada tahun 2015 adalah 50 Menit.
Realisasi
atas waktu tunggu pelayanan di tahun 2015 adalah sebesar 52 menit dan 51 detik. Jumlah tersebut merupakan rata-rata dari pengitungan waktu tunggu layanan dari bulan Januari-Desember. Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator waktu tunggu pelayanan pada tahun 2014 sebesar 60 menit. Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator waktu tunggu pelayanan adalah adanya masa transisi sistem layanan/perubahan sistem layanan yang mengharuskan pencatatan manual dan komputerisasi sehingga mempengaruhi lamanya waktu tunggu di rawat jalan Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah dengan perbaikan sistem dan alur pelayanan, pemberlakuan sistem pemesanan pendaftaran melalui sms sehingga waktu tunggu pasien berkurang. 2. Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana
Kondisi yang dicapai BBKPM Surakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan berdasar Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 8/KMK.05/2011 tentang Penetapan BBKPM Surakarta pada Kementerian Kesehatan Sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Sebagai instansi yang telah menerapkan
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
23
pengelolaan keuangan badan layanan umum, BBKPM Surakarta harus mengedepankan prinsip pengelolaan instansi yang baik melalui akuntabilitas dan transparansi. Untuk menjalankan fungsi tersebut maka dibentuklah Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, ditetapkanlah indikator kinerja berupa jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana. Laporan pengawasan tersebut, berupa audit dan reviu. Pada tahun 2015, target indikator tersebut telah ditetapkan sebesar 7 laporan. Selama tahun 2015, pencapaian atas indikator jumlah laporan pengawasan internal yang dilaksanakan adalah sebanyak 10 laporan, yang terdiri : - Audit BPJS; - Audit Konsumsi Energi; - Audit SDM UGD - Reviu LK tahun 2014 (SAKPA dan BLU) - Reviu LK Triwulan I (BLU) - Reviu LK Semester I (SAKPA dan BLU) - Reviu LK Triwulan III (BLU) - Pemantauan Hasil Tindak Lanjut Audit SPI tahun 2014 - Pemantauan Tindak Lanjut Audit KAP Tahun 2014 - Laporan pengawasan lainnya - Evaluasi pelaksanaan perjalanan dinas (rapat dalam kantor)
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana pada tahun 2014 berjumlah 4 (empat) laporan pengawasan berkala.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana adalah : - Kegiatan reviu masih sebatas reviu laporan keuangan, belum mereviu RKAKL, LAKIP, RBA; - Belum terlaksananya pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut :
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
24
- Dilakukan penguatan peran SPI dalam rangka pendampingan penyusunan RKAKL, LAKIP dan RBA; - Peningkatan kompetensi SDM SPI melalui workshop maupun magang di Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan; - Melibatkan SPI dalam proses perencanaan hingga pelaporan kegiatan, termasuk kegiatan Pengadaan Barang/Jasa.
Pencapaian periode 5 tahun Target jangka menengah indicator kinerja utama jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana adalah sebanyak 9 laporan. Apabila membandingkan antara realisasi pencapaian tahun 2015 dengan target jangka menengah tahun 2019 maka pencapaian indicator kinerja utama tersebut mencapai 111,11%. Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019
Realisasi
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana
9
10
111,11%
3. Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan
Kondisi yang dicapai Guna mewujudkan sasaran strategis terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi, BBKPM Surakarta telah menetapkan beberapa indikator salah satunya adalah kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis maksimal 24 Jam setelah selesai pelayanan. Pada tahun 2015, target indikator tersebut telah ditetapkan sebesar 85%. Realisasi pencapaian indikator tersebut selama tahun 2015 mencapai 96,7%.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2014, kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam sebesar 85%.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan adalah
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
25
kurangnya komitmen tenaga medis untuk mengisi rekam medis sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah dengan mengingatkan dan mengkoordinasikan secara rutin dengan tenaga medis mengenai kewajiban untuk mengisi rekam medis secara lengkap setelah selesai pemberian pelayanan kepada pasien dan masyarakat.
Pencapaian periode 5 tahun Target jangka menengah indicator kinerja utama % kelengkapan berkas rekam medik kembali ≤24 jam setelah selesai pelayanan adalah sebanyak 95%. Apabila membandingkan antara realisasi pencapaian tahun 2015 dengan target jangka menengah tahun 2019 maka pencapaian indicator kinerja utama tersebut mencapai 101,79%. Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019 Realisasi
% kelengkapan berkas rekam medik kembali ≤24 jam setelah selesai pelayanan
95%
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
96,70%
101,79%
4. Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Kondisi yang dicapai Terhitung tanggal 1 Januari 2014 Pemerintah mulai memberlakukan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dalam penyelenggaraan JKN, pemerintah telah menetapkan penggunaan obat-obatan yang harus diberikan kepada pasien JKN melalui daftar formularium nasional. Penggunaan formularium nasional tersebut wajib
digunakan
oleh
seluruh
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan bagi pasien JKN melalui BPJS Kesehatan. Target
indikator
kepatuhan
penggunaan
formularium
nasional
dalam
penyelenggaraan pelayanan bagi pasien JKN pada tahun 2015 adalah sebesar 90%. Realisasi atas indikator tersebut mencapai 88,88%.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
26
Perbandingan tahun sebelumnya Indikator kepatuhan penggunaan formularium nasional mulai dihitung pada tahun 2015, sehingga perbandingan data dengan tahun sebelumnya tidak dapat ditampilkan. Indikator kepatuhan penggunaan formularium ditetapkan setelah penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator Kepatuhan penggunaan formularium nasional adalah banyaknya obat-obat yang secara medic dibutuhkan oleh tenaga medis di lingkungan BBKPM Surakarta untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat namun belum dapat diakomodir didalam formularium nasional.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan
pemecahan
masalah
yaitu
mengusulkan
melalui
organisasi
profesi/kolegium agar obat-obat yang dibutuhkan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat dapat diakomodir dalam formularium nasional.
Pencapaian periode 5 tahun Pencapaian atas indikator kinerja utama Kepatuhan penggunaan formularium nasional pada tahun 2015, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah sebesar 93,56%. Pencapaian atas indicator
kepatuhan
penggunaan
formularium
nasional
harus
terus
ditingkatkan. Mengingat, program penggunaan formularium nasional dalam program jaminan kesehatan nasional merupakan program wajib pemerintah yang harus ditaati oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator Kinerja Utama Kepatuhan nasional
penggunaan
Target s.d. 2019 Realisasi
formularium
95,00%
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
88,88%
93,56%
5. Nett Death Rate
Kondisi yang dicapai
Nett Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan salah satu rumusan untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan di suatu rumah sakit. Target atas pencapaian tersebut pada tahun 2015 adalah sebesar maksimal 2 orang per seribu.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
27
Realisasi atas pencapaian indikator tersebut selama tahun 2015 adalah 0.
Permasalahan yang dihadapi Pada dasarnya pencapaian atas indikator Nett Death Rate di BBKPM Surakarta pada tahun 2015 memberikan hasil yang baik dimana angka Nett Death Rate selama tahun 2015 adalah 0. Pencapaian tersebut seyogyanya harus terus dipertahankan
melalui
peningkatan
pelayanan
yang
diberikan
kepada
masyarakat.
Perbandingan tahun sebelumnya Penghitungan atas indikator Nett Death Rate pada tahun 2014, sebesar 4‰.
6. Emergency Response Time 1
Kondisi yang dicapai
Emergency Response Time 1 merupakan indikator untuk mengukur kecepatan pasien mendapatkan pelayanan petugas di Unit Gawat Darurat. Indikator tersebut bertujuan untuk mengukur respon petugas terhadap pasien yang memerlukan pelayanan kegawatdaruratan. Tahun 2015, BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator Emergency Response Time 1.
Target indikator
Emergency Response Time 1 adalah kurang dari 5 Menit. Realisasi atas pencapaian indikator Emergency Response Time 1 adalah 1 menit 10 detik. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari ketersediaan dokter dan perawat selama 24 jam di UGD BBKPM Surakarta serta pasien di UGD BBKPM Surakarta yang relatif masih sedikit.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator Emergency Response Time 1 pada tahun 2014 selama 1 menit 57 detik. Sedangkan pada tahun 2015, pencapaian atas indikator emergency response time 1 selama 1 menit 10 detik. Pencapaian tahun 2014 dan 2015 tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu kurang dari 5 menit pasien harus sudah dilayani.
Permasalahan yang dihadapi Pencapaian indikator emergency response times 1 secara umum telah melampaui target yang telah ditetapkan. Kendala dan permasalahan justru yang ada pada penyelenggaraan UGD BBKPM Surakarta berupa pelayanan UGD 24 Jam yang belum didukung oleh pelayanan-pelayanan penunjang lain.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
28
Pelaksanaan
pelayanan
penunjang
dilaksanakan
2
shift
dikarenakan
keterbatasan sumber daya manusia. Hal ini berakibat pelayanan UGD menjadi tidak optimal karena pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan terhadap pasien UGD pada hari libur dan malam hari tidak dapat dilakukan.
Usul pemecahan masalah Langkah-langkah usulan pemecahan masalah berupa : 1. Koordinasi dengan bagian pelayanan dan penunjang kesehatan pengusahaan
pelayanan
penunjang
24
jam
guna
mendukung
operasional UGD 24 Jam; 2. Mengadakan
kerjasama
dengan
laboratorium
penunjang
rumah
sakit/laboratorium sekitar. Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi pada tahun 2015 dilakukan melalu berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Uraian
Pagu
Realisasi
Audit kinerja dan keuangan oleh KAP
80.000.000,-
52.613.000,-
Surveilans ISO
93.580.000,-
62.488.260,-
kebutuhan obat
1.330.000.000,-
1.179.103.220,-
Sasaran Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta Unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru
Sasaran strategis terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai pusat rujukan kesehatan paru mempunyai 2 (dua) indikator kinerja utama yaitu : 1. % Kasus TB HIV diobati
Kondisi yang dicapai Dalam rencana strategis bisnis periode 2015-2019, BBKPM Surakarta telah menetapakn visinya untuk berubah menjadi rumah sakit khusus paru. Dalam rencana perubahan tersebut, BBKPM Surakarta telah menetapkan layanan unggulannya sebagai pusat rujukan TB-HIV. Dalam rangka mewujudkan layanan unggulan sebagai pusat rujukan TB-HIV tersebut, pada tahun 2015 BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator kinerja utama yaitu % kasus TB-
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
29
HIV diobati. Target atas pencapaian indikator tersebut pada tahun 2015 adalah 20%. Realisasi indikator % kasus TB-HIV diobati pada tahun 2015 adalah 12%.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator % kasus TB HIV diobati pada tahun 2014 masih 0.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % kasus TBHIV diobati adalah : - Kehadiran tenaga pelayanan spesialis penyakit dalam yang hanya 1 kali dalam 1 minggu; - Keterbatasan peralatan (CD4, Viral load); - Pasien menolak untuk diobati di BBKPM Surakarta.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah yaitu : 1. Merujuk spesimen pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dalam fasilitas pengobatan TB-HIV (CD4, Viral load); 2. Meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan tenaga spesialis bagi dokter umum.
Pencapaian periode 5 tahun Pencapaian atas indikator kinerja utama % kasus TB HIV diobati pada tahun 2015, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 terbilang sangat rendah yaitu sebesar 16%. Diperlukan komitmen dan kemauan keras dari seluruh elemen di BBKPM Surakarta agar pencapaian jangka menengah indicator kinerja utama % kasus TB-HIV diobati dapat tercapai. Indikator Kinerja Utama % Kasus TB HIV diobati
Target s.d. 2019 Realisasi 75,00%
12,00%
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019 16,00%
2. % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC
Kondisi yang dicapai Dalam rencana strategis bisnis periode 2015-2019, BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya untuk berubah menjadi rumah sakit khusus paru. Dalam penyelenggaraan pelayanan paru kepada masyarakat/pasien, penanganan penyakit paru harus sesuai dengan indikator/prosedur penanganan yang diakui secara global/internasional. Guna mewujudkan pelayanan yang terstandar LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
30
internasional tersebut , telah ditetapkan indikator guna mengukur kepatuhan pelayanan terhadap pasien paru/TB. Realisasi atas indikator % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC adalah sebesar 72%. Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC pada tahun 2014 sebesar 65%. Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
rangka
pencapaian
indikator
%
Implementasi penanganan paru sesuai ISTC adalah kurangnya komitmen internal dan jejaring eksternal untuk dapat menemukan, mengobati dan mencegah penyakit TB Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut penguatan komitmen internal dan jejaring eksternal untuk dapat menemukan, mengobati dan mencegah penyakit TB. Pencapaian periode 5 tahun
Pencapaian atas indikator kinerja utama % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC pada tahun 2015 sebesar 72%, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 sebesar 90%, maka pencapaian atas % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC perlu lebih ditingkatkan. Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019 Realisasi
% Implementasi penanganan paru sesuai ISTC
90%
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
72%
80,00%
Sasaran Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya rumah sakit jejaring ditetapkanlah 2 (dua) indikator kinerja utama, yaitu : 1. Jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru Kondisi yang dicapai Selama tahun 2015, jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru dengan BBKPM Surakarta sebanyak 5 institusi. 5 (lima) institusi yang telah mengadakan kerjasama dengan BBKPM Surakarta adalah : -
Rumah Sakit Panti Waluyo;
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
31
-
Klinik Pratama Nurifa,
-
Klinik Iis Medika;
-
Praktek dokter keluarga Dr. Adiati;
-
Klinik Ananda.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru pada tahun 2014 adalah 0. Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru adalah -
Belum optimalnya rujukan yang dilaksanakan oleh institusi pelayanan kesehatan yang telah menjalin kerjasama rujukan dengan BBKPM Surakarta;
-
Terdapat beberapa kasus yang dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan yang ternyata tidak dapat ditangani di BBKPM Surakarta.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut : -
Meningkatkan koordinasi dengan institusi pelayanan kesehatan perihal rujukan pasien ke BBKPM Surakarta;
-
Aktif menginformasikan kasus-kasus yang dapat ditangani di BBKPM Surakarta.
Pencapaian periode 5 tahun Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indicator kinerja utama jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru mencapai 38,46% dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang ditetapkan. Koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain perlu ditingkatkan guna mencapai target jangka menengah sebesar 13 fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019
Realisasi
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru
13
5
38,46%
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
32
2. Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru Kondisi yang dicapai BBKPM Surakarta telah menetapkan perubahan untuk menjadi Rumah Sakit Khusus Paru, perubahan menjadi Rumah Sakit Khusus Paru tersebut diharapkan tidak menghilangkan tugas pokok dan fungsi pembinaan UKM di wilayah binaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532 Tahun 2007 Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2354 Tahun 2011 tentang Peruabahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532 Tahun 2007 Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, BBKPM Surakarta memiliki wilayah binaan di 10(sepuluh) provinsi yang meliputi : -
Jawa Tengah;
-
Jawa Timur;
-
Daerah Istimewa Yogyakarta;
-
Bali;
-
Nusa Tenggara Timur;
-
Nusa Tenggara Barat;
-
Kalimantan Selatan;
-
Kalimantan Tengah;
-
Kalimantan Barat;
-
Kalimantan Timur.
Untuk mengakomodir pembinaan UKM di wilayah binaan tersebut, BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru. Jumlah kegiatan UKM yang ditargetkan pada tahun 2015 berjumlah 6 kegiatan, sedangkan realisasi atas pencapaian indikator tersebut selama tahun 2015 berjumlah 9 kegiatan. 9 Kegiatan yangtelah terlaksana pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1.
Talkshow di media elektronik (Radio dan TV) Kegiatan talkshow kesehatan paru dilaksanakan dengan sasaran masyarakat luas, kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan bekerjasama dengan Radio Mentari FM, RRI Surakarta dan TA TV, dengan menghadirkan narasumber tenaga spesialis dan dokter umum mahir paru dari BBKPM Surakarta. Selain di Mentari FM, juga telah dilaksanakan talkshow di RRI Surakarta dan TA Radio masing-masing sebanyak 1 kali, serta talkshow di TA TV dalam bentuk
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
33
Healthy Care Program 3 episode, Program Sindhen Menthel sebanyak 5 episode, dan Like Manteb 1 episode. Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah promosi kesehatan tentang kesehatan/penyakit paru dan pelayanan yang ada di BBKPM Surakarta. 2.
Pameran Kesehatan Paru Dalam rangka memberikan pemahaman mengenai
kesehatan
Surakarta
terus
pengetahuan
akan
masyarakat. diberikan
paru,
meningkatkan kesehatan
Pemahaman melalui
BBKPM
kegiatan
paru
tersebut pameran
kesehatan yang dilaksanakan bekerjasama dengan PT. Tiga Pilar Sejahtera (TPS Food) tanggal 14 Februari 2015 dalam rangka
bulan
K3,
dan
pameran
kesehatan yang dilaksanakan di Hartono Mall Sukoharjo tanggal 26 April – 3 Mei 2015. Kegiatan yang dilaksanakan dalam acara tersebut
yaitu
Konseling
Berhenti
Merokok, Pemeriksaan Micro CO, Gula Darah, Peak Flow Meter (PFM), Tekanan Darah dan Pemeriksaan Spirometri. Selain itu juga diadakan kegiatan talkshow tentang kesehatan paru dengan nara sumber dokter spesialis paru dan spesialis anak. Kegiatan pameran kesehatan juga diikuti oleh BBKPM Surakarta pada acara Solo Health Expo 2015 yang diadakan tanggal 29 Juli – 2 Agustus 2015. Tahun 2014, pelaksanaan pameran kesehatan dilaksanakan di Solo Paragon Mall. 3.
Kampanye Stop TB Peringatan hari TB Sedunia tahun 2015 BBKPM Surakarta menjadi momen penting dalam upaya pemberantasan penyakit TB. Melalui
peringatan
Hari
TB
sedunia
diharapkan tujuan mensosialisasikan program penanggulangan TB pada masyarakat umum
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
34
serta memperkuat komitmen bersama dalam penanggulangan TB dapat tercapai. Pada tahun 2015, Kampanye Stop TB dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2015 dan 22 Maret 2015 dengan berlokasi di area Car Free Day Jl. Slamet Riyadi Surakarta. Sasaran dari kegiatan peringatan hari TB sedunia ini adalah pemberian informasi
mengenai
penyakit
TB
serta
cara
pencegahan
dan
penanggulangannya. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari Karyawan, Puskesmas, Rumah Sakit, Klub asma RS/Balai dan pihak-pihak lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam peringatan hari TB sedunia, diantaranya lomba penyuluhan kesehatan, pagelaran ketoprak humor dan sarasehan karyawan yang dilaksanakan di dalam
gedung.
Sedangkan
kegiatan
yang
dilaksanakan di luar gedung yaitu jalan sehat “Stop TB” dan Senam Asma bersama. 4.
Kampanye Stop Merokok Jumlah perokok di Indonesia saat ini terus mengalami
peningkatan
jumlah
signifikan,
jumlah perokok tidak hanya
didominasi
oleh
kalangan
tua,
yang jumlah
perokok anak-anak pun terus mengalami tren peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Berbagai tindakan preventif harus segera diambil untuk mencegah semakin meningkatnya jumlah perokok di Indonesia, momen peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap tanggal 31 Mei menjadi saat yang tepat untuk memberikan pemahaman serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya merokok. Peringatan HTTS yang dilaksanakan oleh BBKPM Surakarta pada tanggal 1 Juni 2015 bertempat di simpang Faroka dan simpang Fajar Indah.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
35
Sementara kegiatan dalam rangka HTTS 2015 berupa Long March kampanye juga dilakukan pada tanggal 7 Juni 2015 di kawasan Car Free
Day jalan Slamet Riyadi, Surakarta dengan rute dari depan perempatan Ngarsopuro–Plasa Sriwedari
dan
finish
kembali
di
depan
perempatan Ngarsopuro. Peserta membawa berbagai poster dan spanduk tentang Stop Asap Rokok. Kegiatan long march ini dilakukan bersama dengan peringatan HTTS oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 5.
Visitasi Kesehatan Paru Agar masyarakat umum dapat mengetahui apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan paru dan jenis pelayanan yang ada di BBKPM Surakarta, bentuk
maka
perlu
dilaksanakan
kegiatan
yang
dapat
suatu
menjangkau
masyarakat secara luas, baik kegiatan yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung. Kegiatan
visitasi
kesehatan
paru
diisi
dengan
melaksanakan
kegiatan
pemeriksaan fungsi paru (skrining) dengan peak flow meter, talkshow paru sehat dan Kuis serta pemberian doorprize. Kegiatan visitasi kesehatan paru dilakukan di PT. Tyfountex, Sukoharjo pada tanggal 21 Mei 2015 dan di PT. Tiga Pilar Sejahtera (TPS) Food Sragen pada tanggal 25 November 2015. 6.
Pertemuan Koordinasi Fasyankes Kegiatan ini dilaksanakan untuk penguatan jejaring Pelayanan
BBKPM
Surakarta
Kesehatan
Tingkat
dengan Pertama
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan paru. Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paru dan terjalinnya kemitraan BBKPM Surakarta
dengan
Fasyankes
Tingkat
pertama.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
36
Pertemuan dilaksanakan tanggal 29 Juli 2015 dan diikuti oleh 17 Puskesmas se Surakarta, 3 Puskesmas dari Dinkes Sukoharjo, 1 Puskesmas dari Dinas Kesehatan Karanganyar, 1 Puskesmas dari Dinas Kesehatan Boyolali, sertta dari 8 klinik swasta/dokter keluarga. 7.
Pertemuan Jejaring Eksternal TB Kegiatan ini dilaksanakan untuk Meningkatkan pemahaman peserta pertemuan tentang
jejaring
Meningkatkan
dan
kemitraan
koordinasi
dalam
program
penanggulangan
TB,
dan
evaluasi jejaring eksternal TB, dan Merumuskan sistem jejaring TB eksternal yang efektif. Peserta pertemuan adalah petugas atau pengelola program TB yang berasal
dari
Kabupaten
Dinas eks
Kesehatan Karesidenan
Surakarta (Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Wonogiri dan Klaten), Perwakilan Puskesmas wilayah kerja, BKPM Klaten, RSUD Dr. Muwardi, RS Panti Waluyo, dan BBKPM Surakarta, dengan total peserta adalah 37 orang. Sedangkan narasumber pertemuan berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (1 orang) dan BBKPM Surakarta (2 orang). 8.
Sarasehan Pelanggan Kegiatan ini dilaksanakan untuk mempererat hubungan dengan pelanggan pada umumnya dan warga sekitar pada khususnya, mempromosikan pelayanan dan kelembagaan dan memberikan pengetahuan
tentang
kesehatan
paru. Kegiatan sarasehan pelanggan dilaksanakan
pada
tanggal
12
September 2015 di Aula BBKPM Surakarta. Keluaran (output) dari kegiatan ini adalah tersosialisasinya lembaga dan produk layanan BBKPM Surakarta, tersosialisasinya rencana peningkatan BBKPM Surakarta menjadi Rumah Sakit Paru dan tercapainya kesepakatan dan
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
37
kerjasama dengan warga sekitar terkait proses perubahan BBKPM Surakarta menjadi rumah sakit Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator jumlah kegiatan UKM pada tahun 2014 adalah 6 kegiatan. Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator jumlah kegiatan UKM kesehatan paru adalah : 1. Kurang jelasnya regulasi mengenai pembinaan UKM di wilayah binaan oleh BBKPM Surakarta. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532 Tahun 2007, BBKPM Surakarta memiliki wilayah binaan di 10 (sepuluh) provinsi. Namun dalam pelaksanaannya, karena BBKPM Surakarta secara struktur tidak membawahi 10 (sepuluh) provinsi tersebut sehingga menyulitkan dalam pelaksanaan kegiatan UKM; 2. Keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran untuk menjangkau 10 (sepuluh) provinsi; 3. Kurangnya dukungan dari unit utama untuk pelaksanaan kegiatan UKM, dimana saat ini Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan fokus pada Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah diantaranya : 1. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan yang merupakan wilayah binaan BBKPM Surakarta berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan UKM oleh BBKPM Surakarta; 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh melalui webinar untuk menjangkau 10 (sepuluh) provinsi. Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya rumah sakit jejaring dilakukan melalu berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Uraian
Pagu
Realisasi
1. Talkshow di media elektronik (Radio dan TV)
77.050.000
68.178.000
2. Pameran Kesehatan Paru
38.150.000
32.874.900
3. Kampanye Stop TB
44.200.000
39.399.000
4. Kampanye Stop Merokok
64.470.000
52.740.200
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
38
Uraian
Pagu
Realisasi
5. Visitasi Kesehatan Paru
17.180.000
7.445.000
6. Pertemuan Koordinasi Fasyankes
35.160.000
17.108.000
7. Pertemuan Jejaring Eksternal TB
17.350.000
6.945.000
8. Sarasehan Pelanggan
22.700.000
17.593.500
Sasaran Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu : 1. Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru.
Kondisi yang dicapai BBKPM Surakarta merupakan tempat bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan praktek kerja lapangan. Penelitian dan dan praktek kerja lapangan tersebut dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai insitusi pendidikan baik dari sekitar Kota Surakarta maupun dari luar Kota Surakarta. Melihat tingginya minat dari berbagai institusi pendidikan untuk mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan praktek kerja lapangan serta untuk mengukur pencapaian atas sasaran strategis terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru maka pada tahun 2015 ditetapkanlah indikator berupa jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru dengan jumlah target 22 institusi pendidikan. Realisasi atas pencapaian indikator jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru pada tahun 2015 adalah sebanyak 22 (dua puluh dua) institusi. 22 (dua puluh dua) institusi tersebut adalah : -
Akademi Farmasi Nasional;
-
Apikes Citra Medika;
-
Akademi Analis Kesehatan Nasional;
-
Apikes Mitra Husada;
-
Biologi MIPA UNS;
-
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS;
-
Fakultas Kedokteran UMS; LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
39
-
Prodi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia;
-
Prodi D III RMIK Poltekkes Bhakti Mulia;
-
Universitas Sahid Surakarta;
-
Universitas Setia Budi Surakarta;
-
SMK Farmasi Nasional;
-
SMK Santo Paulus;
-
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES;
-
Fakultas Kedokteran UNS;
-
Niversitas Abdurrab Pekanbaru;
-
Stiker Aisyiyah Surakarta;
-
Stikes Al Irsyad Al Islamiyah Cilacap;
-
Stikes Baiturrahim Jambi;
-
SMK Negeri Gondang Sragen;
-
Stikes Ngudi Waluyo Ungaran;
-
Stikes Cirebon.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru pada tahun 2014 adalah 21 institusi. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 1 institusi menjadi 22 institusi pada tahun 2015.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru adalah : -
Waktu pelaksanaan kegiatan bersamaan;
-
Ada jadwal praktek lapangan yang tidak sesuai dengan kalender akademik yang dikirim ke BBKPM sehingga mempengaruhi kapasitas lahan praktek;
-
Jumlah yang melaksanakan kegiatan melebihi kapasitas tempat kegiatan;
-
Sistem pengajaran masih belum dibuat pedoman yang standar
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut : -
Dibuat rancang bangun kegiatan sebagai pedoman sistem pengajaran yang standar.
-
Meningkatkan koordinasi dengan mitra kerjasama untuk pengaturan jadwal kegiatan penelitian dan magang mahasiswa, sehingga pelaksanaan kegiatan penelitian dan magang tidak terkumpul pada satu waktu pelaksanaan.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
40
Pencapaian periode 5 tahun Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indicator kinerja utama jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru mencapai 84,62% dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang ditetapkan. Indikator Kinerja Utama
Target s.d. 2019
Realisasi
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru
26
22
84,62%
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru dilakukan melalu berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Uraian
Pagu
1. Koordinasi Mitra Pendidikan
89.206.000
2. Penelitian
153.127.000
Realisasi 63.928.200 142.634.200
Sasaran Terwujudnya Kehandalan Sarana dan Prasarana
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu : % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B.
Kondisi yang dicapai BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya untuk berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Paru sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Dalam rangka mempersiapkan perubahan dari BBKPM menjadi Rumah Sakit Khusus Paru tersebut diperlukan pemenuhan dari seluruh aspek untuk dapat menjadi Rumah Sakit Khusus Paru. Termasuk pemenuhan dari segi sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru sesuai lampiran dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
41
Sejalan dengan hal tersebut, BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator % terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B. Pada tahun 2015, BBKPM Surakarta telah menargetkan sebesar 50%. Realisasi atas indikator % terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B adalah sebesar 66%. Sarana dan prasarana yang belum terpenuhi dari persyaratan sebagai Rumah Sakit Khusus Paru kelas B adalah Ruang IRCU dan peralatan kesehatan didalamnya, instalasi bedah sentral dan peralatan kesehatan didalamnya, beberapa alat kesehatan penunjang dan jumlah tempat tidur.
Perbandingan tahun sebelumnya Pencapaian atas indikator % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B pada tahun 2014 adalah 40%.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B adalah : - Pada awal pendirian BBKPM Surakarta belum ada konsep pengembangan menjadi Rumah Sakit Khusus Paru sehingga hampir seluruh sarana dan prasarana yang saat ini ada masih konsep sebagai Balai; - Pemenuhan sarana dan prasarana menjadi rumah sakit membutuhkan investasi yang sangat besar, sementara kemampuan pemerintah melalui anggaran rupiah murni dan anggaran BBKPM Surakarta melalui anggaran PNBP rendah.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah sebagai berikut melakukan advokasi kepada Kementerian Kesehatan guna pemenuhan sarana dan prasarana perubahan BBKPM Surakarta menjadi Rumah Sakit Khusus Paru.
Pencapaian periode 5 tahun Pencapaian atas indikator kinerja utama % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B pada tahun 2015, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah sebesar 82,50%. Indikator Kinerja Utama % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B
Target s.d. 2019 Realisasi 80%
66%
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019 82,50%
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
42
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana dilakukan melalui berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Uraian
Pagu
Pengadaan Fasilitas Perkantoran Pengolah data Pengadaan alat kesehatan Penyusunan master plan dan studi kelayakan
Realisasi
2.518.700.000
2.291.714.002
210.000.000
193.251.300
4.271.300.000
4.106.485.517
600.000.000
450.055.650
Sasaran Terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi
Dalam
rangka menilai keberhasilan
sasaran strategis terwujudnya
sistem
informasi dan komunikasi rumah sakit yang terintegrasi ditetapkanlah indikator kinerja utama % terpenuhinya sistem informasi kesehatan terintegrasi
Kondisi yang dicapai Pasal 44 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa “Setiap Rumah
Sakit
wajib
melakukan
pencatatan
dan
pelaporan
tentang
semua
kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”.
Guna melaksanakan pencatatan dan pelaporan tersebut dibutuhkan sistem
informasi kesehatan yang handal guna mendukung pelayanan di Rumah Sakit. Atas dasar itulah, BBKPM Surakarta dalam rangka perubahan menjadi Rumah Sakit Khusus Paru menetapkan indikator terwujudnya sistem informasi dan komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi. Target yang ditetapkan pada tahun 2015 untuk target tersebut adalah sebesar 25%, yang meliputi 3 unit/instalasi yaitu Instalasi Rekam Medik, Kasir dan Poliklinik. Selama tahun 2015, pencapaian atas indikator terwujudnya sistem informasi dan komunikasi rumah sakit yang terintegrasi mencapai 25%. Unit yang telah terintegrasi sistem informasinya adalah : Pendaftaran, Kasir dan Poliklinik.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator indikator terwujudnya sistem informasi dan komunikasi rumah sakit yang terintegrasi adalah : - Komitmen SDM untuk implementasi simkes yang ada masih kurang, sehingga banyak data yang masih belum valid sehingga menghambat penyempurnaan sistem yang ada; - Keterbatasan anggaran untuk pengembangan SIMKES yang diperlukan. LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
43
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah dengan melakukan koordinasi internal untuk meningkatkan komitmen sebagai upaya penyempurnaan SIMKES.
Pencapaian periode 5 tahun Pencapaian atas indikator kinerja utama % terpenuhinya sistem informasi kesehatan terintegrasi pada tahun 2015, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah sebesar 29,41%. Indikator Kinerja Utama % terpenuhinya sistem kesehatan terintegrasi
Target s.d. 2019 Realisasi
informasi
85%
% Realisasi 2015 terhadap target jangka menengah 2019
25%
29,41%
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi dilakukan melalui berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Uraian
Pagu
Realisasi
Pengembangan sistem informasi
204.180.000
158.610.000
Belanja jasa konsultan IT
48.000.000
48.000.000
Sasaran Terwujudnya Budaya Menolong dan Berkinerja
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya budaya menolong dan berkinerja ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu % Implementasi Sistem Manajemen SDM.
Kondisi yang dicapai Dalam rangka menilai keberhasilan atas pencapaian sasaran strategis terwujudnya budaya menolong dan berkinerja, disusunlah indikator % implementasi sistem manajemen SDM. Indikator % implementasi sistem manajemen SDM bertujuan untuk mengukur pencapaian atas seluruh indikator yang tertuang dalam perjanjian kinerja. Pencapaian atas indikator % implementasi sistem manajemen SDM selama tahun 2015 mencapai 75%, dengan rincian dari 20 (dua puluh) indikator kinerja utama yang telah ditetapkan sebanyak 15 (lima belas) indikator telah melebihi target yang ditetapkan dan 5 (lima) indikator belum mencapai target yang ditetapkan.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
44
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator Implementasi Sistem Manajemen SDM adalah kurangnya komitmen dari internal BBKPM Surakarta dalam rangka pencapaian indikator kinerja utama di masing-masing Bidang/Bagian.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah usulan pemecahan masalah meningkatkan komitmen untuk melakukan akselerasi terhadap indikator kinerja utama yang belum tercapai.
Sasaran Terwujudnya SDM yang Excellent Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis Terwujudnya SDM yang excellent ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu % Dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun.
Kondisi yang dicapai Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terwujudnya
SDM
yang
excellent
ditetapkanlah indikator kinerja utama yaitu % Dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun. Pencapaian atas indikator tersebut pada tahun 2015 mencapai 41,8%. Pencapaian tersebut dilaksanakan melalui pengiriman pelatihan bagi tenaga perawat dan dokter di lingkungan BBKPM Surakarta.
Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun adalah pemenuhan pelatihan dipenuhi melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal, sehingga jadwal pelaksanaan sangat bergantung dengan jadwal dari pihak eksternal.
Usul pemecahan masalah Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan pemecahan masalah dengan melakukan koordinasi penyusunan jadwal pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak ketiga sehingga target dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 jam dalam satu tahun dapat tercapai.
Realisasi Anggaran Dalam rangka mencapai sasaran strategis terwujudnya SDM yang excellent melalui indikator kinerja utama % dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun salah satunya dilaksanakan melalui kegiatan pengiriman medis,
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
45
paramedis, umum dan manajerial. Realisasi anggaran kegiatan pengiriman medis, paramedis, umum dan manajerial pada tahun 2015 adalah sebesar Rp248.709.367,Dari total pagu anggaran Rp306.400.000,-
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
46
C. SUMBER DAYA MANUSIA 1. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 2354/MENKES/PER/XI/2011, BBKPM Surakarta perlu didukung dengan adanya Sumber Daya Manusia yang memadai. Sumber Daya Manusia selama kurun waktu sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : Tabel Pegawai BBKPM Surakarta berdasar status kepegawaian 2014-2015 No Jenis Ketenagaan 2014 2015 1.
PNS
122
143
2.
Non PNS
42
32
164
175
Jumlah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa total pegawai BBKPM Surakarta kondisi sampai dengan akhir tahun 2015 berjumlah 175 Orang, dengan rincian 143 Orang berstatus PNS dan 32 Orang berstatus Non PNS. Jumlah tersebut mengalami perubahan apabila dibandingkan jumlah pegawai tahun 2014. Jumlah PNS mengalami peningkatan sebagai akibat penambahan PNS dari formasi umum tahun 2014 dan 2015 serta dari Formasi K2. Tabel Pegawai PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Jabatan No
Jabatan
2014
Tambah
Kurang
Tahun 2015
a. Pejabat Eselon II B
0
1
0
1
b. Pejabat Eselon III B
3
0
0
3
c. Pejabat Eselon IV A
6
0
0
6
2.
Jabatan Fungsional Tertentu
67
5
3
69
3.
Jabatan Fungsional Umum
46
23
5
64
Pejabat Struktural 1.
Jumlah
122
143
Berdasar data pada tabel diatas, pegawai BBKPM Surakarta dengan Status Pejabat Struktural berjumlah 10 Orang, dengan rincian Pejabat Struktural Eselon II B 1 Orang, 3 Orang Pejabat Struktural Eselon III B dan 6 Orang Pejabat Struktural Eselon IV A. Pegawai dengan Jabatan Fungsional tertentu berjumlah 69 Orang, sedangkan Pegawai dengan Jabatan Fungsional Umum berjumlah 64 Orang.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
47
Tabel PNS BBKPM Surakarta berdasarkan golongan No
Golongan
2014
Tambah
Kurang
2015
1.
Golongan IV
5
4
2.
Golongan III
81
11
3
89
3.
Golongan II
36
10
1
45
122
25
4
143
TOTAL
9
Berdasar data pada tabel diatas, terlihat bahwa jumlah PNS BBKPM Surakarta Golongan IV berjumlah 9 Orang, Golongan III berjumlah 89 Orang dan Golongan II berjumlah 45. Selama tahun 2015, berdasar golongan terdapat penambahan 4 orang pegawai golongan IV, golongan III sebanyak 8 orang dan golongan II sebanyak 9 orang. Tabel PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan
2014
1.
SLTP
1
2.
SLTA
15
3.
Diploma 1
4
Diploma III/Akademi
5.
Diploma IV
6.
Tambah
Kurang
2015
1 6
1
1
20 1
56
4
2
2
Sarjana
26
6
7
Pasca Sarjana dan Dokter
18
6
24
8
Spesialis
3
1
4
122
25
TOTAL
2
58 4
1
4
31
143
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki latar belakang pendidikan Diploma, Sarjana serta Pasca Sarjana. Potensi ini merupakan kekuatan BBKPM Surakarta untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan disiplin dan jenjang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. 2. Sumber Daya Anggaran Alokasi anggaran BBKPM Surakarta di awal tahun anggaran 2015 sesuai dengan DIPA total sebesar Rp27.207.571.000,- dengan rincian sebagai berikut : -
Bersumber dari Rupiah Murni : Rp21.457.585.000,-
-
Bersumber dari BLU
: Rp5.749.986.000,-
Dari total alokasi anggaran yang diterima BBKPM Surakarta tersebut, rincian alokasi anggaran berdasar kegiatan ditampilkan dalam tabel berikut :
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
48
Tabel Anggaran BBKPM Surakarta berdasar Kegiatan No 1. 2.
Kegiatan
Alokasi DIPA
Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
Rp17.718.586.000,-
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan Jumlah
Pada
2015,
BBKPM
Surakarta
melakukan
Rp9.488.985.000,Rp27.207.571.000,-
penambahan
pagu
anggaran
sebesar
Rp60.000.000,- yang bersumber dari saldo kas BLU BBKPM Surakarta. Penambahan anggaran tersebut digunakan untuk penambahan belanja modal peningkatan daya listrik. Hal tersebut mendesak dilakukan pada tahun 2015 mengingat tegangan listrik di lingkungan BBKPM Surakarta yang tidak stabil sehingga mengganggu operasional peralatan kesehatan. Tegangan listrik yang tidak stabil tersebut mengakibatkan alat kesehatan berpotensi rusak. Penambahan anggaran tersebut mengakibatkan pagu anggaran BBKPM Surakarta tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi Rp27.267.571.000,3. Sumber Daya Sarana Dan Prasarana Laporan perkembangan Barang Milik Negara (BMN)tahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel Perkembangan Barang Milik Negara Tahun 2015 No I
JENIS BMN
Saldo Awal
POSISI BMN DI NERACA
Mutasi
Saldo akhir
53.58.827.452
4.664.140.908
58.172.968.360
2.401.849.123
161.258.393
2.563.10.516
A
ASET LANCAR
1
PERSEDIAAN
2.401.849.123
161.258.393
2.563.10.516
B
ASET TETAP
51.103.046.353
4.503.645.598
55.606.691.951
1
- Tanah
20.949.780.000
0
20.949.780.000
2
- Peralatan dan Mesin
14.937.774.123
6.299.035.341
21.136.809.464
3
- Gedung dan Bangunan
28.883.106.350
0
28883.106.350
4
- Jalan, Irigasi dan Jaringan
598.541.800
55.752.500
654.294.300
5
- Aset Tetap Lainnya
725.000
0
725.000
6
- Konstruksi Pembangunan
0
0
0
7
- Akumulasi Penyusutan
(14.166.880.920)
(1.851.142.243)
(16.018.023.163)
C
ASET LAINNYA
3.931.976
(763.083)
3.168.893
1
- Kerjasama dengan pihak ketiga
0
0
0
2
- Aset tak berwujud
1.300.000
(1.300.000)
0
3
- Aset Lain-Lain
1.400.376.114
1.167.479.000
2.564.855.114
4
- Akumulasi Penyusutan
(1.397.744.138)
(1.166.942.083)
(2.564.686.221)
BMN NON NERACA
4.262.200
282.249.720
286.511.920
BMN EKSTRAKOMPTABLE
4.262.200
(1.045.280)
3.216.920
II A
dalam
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
49
No I
JENIS BMN
Saldo Awal
POSISI BMN DI NERACA
Mutasi
Saldo akhir
53.58.827.452
4.664.140.908
58.172.968.360
- BMN Ekstrakomptabel
102.752.080
0
102.752.080
- Akumulasi Penyusutan
(98.489.880)
(1.045.280)
3.216.920
B
BPYBDS
0
0
0
C
Barang Hilang
0
0
0
D
Barang Rusak Berat
0
283.295.000
283.295.000
53.513.089.652
4.946.390.628
58.459.480.280
Total BMN
B. Realisasi Anggaran Alokasi anggaran BBKPM Surakarta di awal tahun anggaran 2015 sesuai dengan DIPA total sebesar Rp27.207.571.000,- dengan rincian sebagai berikut : - Bersumber dari Rupiah Murni
: Rp21.457.585.000,-
- Bersumber dari BLU
: Rp5.749.986.000,-
Pada 2015, BBKPM Surakarta melakukan penambahan pagu anggaran sebesar Rp60.000.000,- yang bersumber dari saldo kas BLU BBKPM Surakarta. Penambahan anggaran tersebut digunakan untuk penambahan belanja modal peningkatan daya listrik. Hal tersebut mendesak dilakukan pada tahun 2015 mengingat tegangan listrik di lingkungan BBKPM Surakarta yang tidak stabil sehingga mengganggu operasional peralatan kesehatan. Tegangan listrik yang tidak stabil tersebut mengakibatkan alat kesehatan berpotensi rusak. Penambahan anggaran tersebut mengakibatkan pagu anggaran BBKPM Surakarta tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi Rp27.267.571.000,Dari total anggaran BBKPM Surakarta tersebut, realisasi anggaran BBKPM Surakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut : Realisasi Pelaksanaan Anggaran 2015 Anggaran BBKPM Surakarta terdiri dari anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni dan bersumber dari PNBP. Realisasi pelaksanaan anggaran 2015, selama tahun 2015 ditampilkan sebagai berikut : Tabel Rincian Pelaksanaan Anggaran BBKPM Surakarta Tahun 2015 No
Keterangan
Pagu
Realisasi
Sisa Anggaran
%
A. APBN 1
Belanja Pegawai
7.359.585.000
7.062.110.633
297.474.367
95,96
2
Belanja Barang
7.098.000.000
5.861.732.027
1.236.267.973
82,58
3
Belanja Modal
7.000.000.000
6.770.869.818
229.130.182
96,73
21.457.585.000
19.694.712.478
1.762.872.522
91,78
TOTAL APBN B. PNBP/BLU
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
50
No
Keterangan
Pagu
Realisasi
Sisa Anggaran
%
1
Belanja Pegawai
3.222.492.000
3.099.678.832
122.813.168
96,19
2
Belanja Barang
2.527.494.000
1.838.045.785
689.448.215
72,72
3
Belanja Modal
60.000.000
55.752.500
4.247.500
92,92
TOTAL BLU
5.809.986.000
4.993.477.117
816.508.883
85,95
TOTAL ANGGARAN
27.267.571.000
24.688.189.595
2.579.381.405
90.54
Realisasi anggaran tahun 2015 secara keseluruhan sebesar Rp24.688.189.595,-. Jumlah tersebut mencapai 90,54% dari total pagu anggaran yang diterima pada tahun 2015 sebesar Rp27.267.571.000,-. Realisasi
atas
anggaran
yang
bersumber
dari
Rupiah
Murni
adalah
sebesar
Rp19.694.712.478,- (91,78%) dari pagu anggaran sebesar Rp21.457.585.000,-. Realisasi atas anggaran yang bersumber dari PNBP adalah sebesar Rp4.993.477.117,(85,95%) dari pagu anggaran sebesar Rp5.809.986.000,-. Seluruh output kegiatan tercapai sehingga dana yang tidak terserap merupakan efisiensi kegiatan
Penerimaan Tahun 2015 Penerimaan PNBP BBKPM Surakarta tahun 2015 berdasarkan data cash basis berjumlah Rp6.045.209.322,- atau sebesar 105,1% dari target pendapatan yang ditetapkan di tahun 2015 sebesar Rp5.749.986.000,-. Rincian atas penerimaan BBKPM Surakarta tahun 2015 ditampilkan pada tabel sebagai berikut : Tabel Rincian Penerimaan BBKPM Surakarta Tahun 2015 No 1
Sumber Penerimaan Pasien Umum
Jumlah (Rp) 2.059.345.450
Penerimaan Diklit
58.740.000
Penerimaan Jaminan Kesehatan -
BPJS Kesehatan
-
PKMS
-
In Health
3.583.519.089 197.448.038 7.195.902
Lain-lain
138.960.844 Jumlah
6.045.209.323
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
51
BAB IV
PENUTUP LAKIP BBKPM Surakarta ini menunjukkan pencapaian kinerja BBKPM Surakarta sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI yang berada dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan selama kurun waktu dari Bulan Januari–Desember 2015 sesuai dengan tugas pokok yaitu melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat. Tahun 2015 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan oleh masing-masing bagian dan bidang, kegiatan-kegiatan tersebut mencakup bagian ketatausahaan, bidang pelayanan dan penunjang kesehatan serta bidang promosi kesehatan dan pengembangan sumber daya kesehatan. Salah satu unsur penting dalam penilaian organisasi adalah kinerja aparatur yang diaktualisasikan dengan perencanaan program yang tepat sasaran, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan. Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telah ditetapkan BBKPM Surakarta selama tahun 2015 sebagian besar telah mencapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Realisasi atas pencapaian indikator kinerja utama BBKPM Surakarta 2015 secara lengkap ditampilkan sebagai berikut : Sasaran Strategis/program 1. Terwujudnya
effectiveness
Indikator Kinerja Utama
cost 1. % Rasio pendapatan operasional
bidang pelayanan kesehatan paru; 2. Terwujudnya kepuasan 2. stakeholders; 3.
dibanding (POBO)
biaya
operasional
% Kepuasan Pasien % Kecepatan komplain
respon
terhadap
4. RS Akreditasi Nasional 3. Terwujudnya pengembangan jenis 5. Jumlah jenis pelayanan spesialistik pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang; 4. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang 6. Waktu tunggu pelayanan terakreditasi; 7. Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana 8. Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan 9. Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Target
Realisasi
45%
40,03%
80%
80,08%
80%
98%
-
-
7
7
50 menit
52 Menit 51 detik
7
8
85%
96,7%
90%
88,88%
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
52
Sasaran Strategis/program
Indikator Kinerja Utama 10. Nett Death Rate 11. Emergency Response Time 1
Target
Realisasi
≤2 ‰
0
< 5 Menit
1 Menit 10 Detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan 12. % Kasus TB HIV diobati 20% sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru; 13. % Implementasi penanganan TB 70% Paru sesuai ISTC 6. Terwujudnya Rumah Sakit 14. Jumlah institusi yang bekerjasama 5 Institusi Jejaring; dalam bidang pelayanan paru 15. Jumlah kegiatan UKM kesehatan 6 Kegiatan paru 7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai 16. Jumlah institusi pendidikan yang 22 wahana pendidikan dan bekerjasama dalam bidang Institusi pelatihan serta penelitian di pendidikan kesehatan paru bidang kesehatan paru; 17. % Terpenuhinya kehandalan 8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebagai 50% sarana dan prasarana; Rumah Sakit Paru Kelas B 9. Terwujudnya sistem informasi 18. % Sistem Informasi Kesehatan dan Komunikasi Rumah Sakit 25% terintegrasi yang terintegrasi; 10. Terwujudnya budaya 19. % Implementasi Sistem 70% menolong dan berkinerja; Manajemen SDM 20. % Dokter dan perawat yang 11. Terwujudnya SDM yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam 30% excellent. dalam satu tahun
12% 72% 5 Institusi 9 Kegiatan
22 Institusi
66% 25% 75% 41,8%
Penerimaan PNBP BBKPM Surakarta tahun 2015 berdasarkan data cash basis berjumlah Rp6.045.209.322,- atau sebesar 105,1% dari target pendapatan yang ditetapkan di tahun 2015 sebesar Rp5.749.986.000,-. Realisasi anggaran tahun 2015 secara keseluruhan sebesar Rp24.688.189.595,-. Jumlah tersebut mencapai 90,54% dari total pagu anggaran yang diterima pada tahun 2015 sebesar Rp27.267.571.000,-. Realisasi atas anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni adalah sebesar Rp19.694.712.478,- (91,78%) dari pagu anggaran sebesar Rp21.457.585.000,-. Realisasi atas anggaran yang bersumber dari PNBP adalah sebesar Rp4.993.477.117,- (85,95%) dari pagu anggaran sebesar Rp5.809.986.000,-. Seluruh output kegiatan tercapai sehingga dana yang tidak terserap merupakan efisiensi kegiatan. Seluruh
program
dan
kegiatan
yang
telah
direncanakan
diharapkan
dapat
berkontribusiterhadap program Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. Hambatan-hambatan yang ada dan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
53
diharapkan dapat menjadi tolak ukur untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan dimasa depan.
LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2015
54