KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK PEMBERITAAN ABORSI DI REPUBLIKA ONLll'vE
SKRIP SI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
i~:'i'. Oleh:
"'''"""-"
'. ::::.i:G.::;::i:::.::i:2:1L ....... ~ .....~.'.)~f-, · ·: ~.':).'.:f...... l'cf!.
N" lnduk
1
IG;i1Hlb:I
: .........
••
i·:»·
IRADATUL AINI NIM 106051101926
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
;\)
KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK PEMBERITAAN ABORSI DI REPUBLIKA ONLINE
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilnm Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Saijana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh IRADATUL AINI NIM: 106051101926
Pembimbing
RI MA 23 1992031002
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA U.JIAN berjudul KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK Skripsi PEMBERITAAN ABORSI DI REPUBLIKA ONLINE telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakullas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi U!N Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi !slam (S.Kom.!) pada Jurusan Komunikasi Pcnyiaran !slam Konscntrasi Jurnalistik. Jakarta, 01 Desember 2010
Sidang Munaqasyah
Kctua mer
kap anggota,
Sekretaris merangkap anggota,
Rullv N srullah. M.Si 19750318 0080 I 1 008
Anggota,
Penguji 2
Pcnguj i I
J
'I
Rubi· anah A 19730822 199 03 2 00 I
Rull Nas ullah M.Si 19750318 2 0801 I 008
Pembimbing
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan tmtuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya merupakan hasil jiplakann dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 10 November 2010
ABSTRAK Iradatul Aiui Konstruksi Realitas Simbolik Pemberitaan Aborsi di Republika Online Media merupakan subjek yang mengkonstruksi realitas. Ada objek yang ditonjolkan dan ditutupi. Peristiwa-peristiwa yang rumit dan kompleks disederhanakan supaya mampu membentuk pengertian dan gagasan tertentu. Hal tersebut juga berlaku bagi media online seperti Republika Online. Berita yang disampaikan terkait dengan kontruksi atas suatu realitas yang dipahamnya. Ia berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik dan juga menghadirkan citra alas representasi dari pemberitaan yang diterbitkan. Mun cul pertanyaan: Bagaimana kontruksi makna pemberitaan "Aborsi" di Republika Online? Apa motif pemberitaan "Aborsf' yang diberitakan oleh Republika Online? Konstruksi makna seluruh isi media tidak lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna. Pekerja media adalah mengkontruksikan realitas. Berbagai peristiwa tersebut diintemalisasi dengan cara dilihat dan diobservasi wartawan. Terjadilah proses dialektika antara apa yang ada dalam pikiran wartawan dengan apa yang dilihatnya. Akhimya, terjadilah teks berita. Teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai "pisau analisis" adalah Metode Analisis Wacana (Discourse Analysis) model Teun A Van Dijk. Data-data dalam penelitian ini disesuaikan dengan model yang digunakan Van Dijk, yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Peneliti menggunakan pendekatan media kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut Secara struktur makro, tema berita Republika Online dikemas dengan tema penolakan terhadap praktek aborsi. Secara superstruktur Republika Online menulis berita dengan skema menampilkan pendapat dan pandangan orang yang menolak aborsi dan yang memperbolehkan aborsi dengan alasan-alasannya yang disampaikan oleh tokoh-tokoh penting yang sudah teruji keilmuannya. Secara struktur mikro, Republika menampilkan gaya bahasa dalam setiap berita. Kognisi sosial wartawan yang menulis ini sebagai muslim tidak terlepas dari bias keberpihakan terhadap Islam. Konteks sosial berita ini Republika Online ingin memberitahukan masalah ini kepada masyarakat nmslim bahwa ada berbagai macam pandangan yang berbeda tentang hukum aborsi dalam Islam yassng dikernas oleh Republika Online.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbila'lamin, puji syukur yang tiada terkira kepada pemilik jiwa raga ini, penguasajagat raya Allah SWT yang Mahapengasih. Berkat limpahan kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul "Konstruksi Realitas Simbolik Pemberitaan Aborsi di Repub/ika Online" salawat serta salam semoga selalu disampaikan untuk teladan kita Nabi Muhamad SAW, keluarga, sahabat serta umatnya di bumi. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa
membuka
hati
untuk
membimbing,
mengarahkan,
membantu,
memotivasi, menghibur, dan memberikan semangat yang tak pemah putus. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibuku tercinta, Sittiya. Hembus nafas, aliran darah, dan detak jantungku, orang paling hebat dalam hidupku. 2. Qamaruddin SF, tak ada kata yang pas untuk mewakili rasa terima kasih mendalamku untukmu, terima kasih, sayang. 3. Bapak Dr. Jamhari, MA. pembimbing yang sangat brilian. Pertemuan yang singkat dengan beliau tak pernah menjadi hambatan dalam mengerjakan skripsi, karena arahan beliau sangat jelas dan cerdas. 4. Rektor UIN SyarifHidayatullah Jakaiia, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. 5. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. H. AriefSubhan, MA. 6. Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Dra. Rubiyanah, MA. '). Sekretaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Rulli Nasrullah, M.Si
8. Penasehat Akademik,
Gun Gun Heriyanto,
M.Si. yang langsung
menandatangani Proposal Penelitian. 9. Bunda tersayangku, Bunda Musdah Mulia, guru, pembimbing, orang tua yang sangat saya banggakan dan hormati. Terima kasih bunda Mulia, semangatmu selalu mengalir dalam sanubariku. Apa yang Bunda tanamkan padaku semoga terus terkembangkan. 10. Dosen yang sangat saya hormati dan kesayangan; Tantan Hermansyah. Terima kasih tak terhingga untuk Bapak yang telah memberikan support dan arahan tentang skripsi dan mengajari bagaimana memaknai hidup. Saya selalu semangat untuk bangun pagi dan siap menjalani hidup yang lebih baik. 11. Mas Irfan, Pemred Republika Online yang sangat saya hormati, terima kasih mas atas bantuannya selama ini. Semoga kebaikan Mas Irfan selalu berkah. 12. Teman-teman terkasih dan tercinta; Mujahidah dan Mujahid Club: Milastri Muzakkar, dia adalah sahabat, saudara, soulmate terbaikku, sehati dan sejiwa dalam melakukan sesuatu. Kita bertekad untuk selalu menjadi perempuan-perempuan mandiri dalam hidup ini dan dalam kondisi apa pun. Lini Zurlia: adik lucu yang selalu semangat untuk terus melangkah bersama. Kehadirannya menyenangkan dan keabsenannya mengangenkan. Ulum Zulvaton: sosok baik dan pribadi yang bersahaja. Terima kasih banyak Mas atas kebaikannya dan semoga selalu berkah buat kita semua. Ismail Fahrni; meski baru kenal dan ketemu sekali tapi kesannya mengagumkan. Baik hati, tidak sombong, dan raj in menabung ..
13. Temen-temen jurnalistik 06 Ahmad Zakaria, Achmad Yani, Agung Satya Purnama, Amin Chanafi (Danang), Dwi 1-Iardiyanto, Dyambi Yuni, Dede Rosadi, Dede Nugraha, Ekawati (Budor), Mimi Fahmiyah, Novita Zuhriyah, Yiqi Arstania, Lisa Mayaselli, Tia Agnes Astuti, Topan Effendi, Bagus Santosa 'Wage', Muhamad Iqbal Ichsan 'Jose', Zainudin, Dirga Maulana, Rahmadita Aryani, Maysyarah, Rizki Akmalsyah 'Abi', putri, M. Lutfi Rahman 'Meler', Dzkri Nurlaili (Eki), Edi Mahmud (Bang Ed), Nurharisni 1-Iayati, Ratri Devi Arimbi, Saugi Riyandi, Rahmat Subekti, Sri Dewi Rahmadiyanti, De Sayang Ina Salmah Febriyani (yang memanngilku mbakyu), nyai chaca, aida, rere, nina. 14. Uus si mungil kecil yang belakangan ini menemani tidurku. Terima kasih yang uzy kecil.
DAFTARISI
ABSTRAK ............................................................................................................ . KATAPENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR !SI..........................................................................................................
v
BABI
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB II
B. Pembatasan dan perumusan masalah ............................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
5
D. Metodologi Penelitian ....................................................................
6
E. Sistematika Penulisan ...................................................................
lI
KAJIAN KONSEPTUAL A. Konstruksi Realitas ........................................................................
l3
B. Konstruksi Media Terhadap Realitas.............................................
15
C. Konstruksi Realitas Simbolik ........................................................ 23
BAB III
GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Republika Online.................................................
26
B. Visi dan Misi Republika Online....................................................
27
C. Karakteristik Republika Online.....................................................
27
D. Mengenal Aborsi . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . 28 E. Permasalah Aborsi .........................................................................
29
F. Aborsi dalam Hukum Islam ..........................................................
30
G. Aborsi dalam Undang-undang Indonesia......................................
32
H. Kondisi Aborsi di Indonesia . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . ... 36
BAB IV
(TEMUAN ANALISA DATA LAPANGAN) A. Analisis Teks Pemberitaan Republika Online Tentang Aborsi dari bulan Mei sampai Oktober ............................................................
38
B. Analisis Pemberitaan Aborsi Di Republika Online Dilihat Dari Kogni Sosial..............................................................................................
44
C. Analisis Pemberitaan Tentang Aborsi di Republika Online
Dilihat Dari Konteks Sosial ...........................................................
BAB V
58
PENUTUP A. KESIMPULAN ............................................................................
60
B. SARAN ..........................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media adalah subjek yang mengkonstruksi realitas. Ada objek yang ditonjolkan dan
ditutupi.
Peristiwa-peristiwa yang rumit dan
kompleks
disederhanakan supaya mampu membentuk pengertian dan gagasan tertentu. Selain itu, media tidak hanya menyampaikan suatu berita, tetapi juga penilaian dan gambaran umum tentang banyak hal. Ia berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik dan juga menghadirkan citra atas representasi dari pem beritaan yang diterbitkan. Berita pada hakikatnya adalah rekontruksi tertulis atas suatu realitas yang ada dalam masyarakat. Ia tidak mungkin sama dan sebangun dengan apa yang direkontruksi tentang realitas. Meski tugas media adalah menyampaikan kebenaran, namun temyata ha! itu tidaklah mudah. Karena ada berbagai kepentingan yang "berbicara" antara yang memiliki kepentingan dengan masyarakat umum sebagai konsumen berita. 1 Oleh karena itu, menurut Althusser dan Gramsci, media massa tidaklah bebas dan independen, tetapi memiliki keterikatan dengan realitas sosial. Jelasnya ada beberapa kepentingan yang bermain dalam media massa. 2 Namun yang
1 Alex Sobur, Ana/isis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Ana/isis Framing, Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung, 2006, eel. Ke-4, him. 30 2
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Seniiotic, dan Analisis Framing, Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung, 2006, cet. Ke-4, him 30
2
terpenting adalah kita harus mampu membedakan antara kuasa alas teks dengan kuasa atas struktur, di mana teks dikontruksi, dipresentasikan, dan dimaknai. 3 Lebih lanjut, Smith dan Muis, mengungkapkan salah satu fungsi media massa yang amat penting adalah memelihara identifikasi anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan. Para reporter dan editor berkuasa penuh atas pemilihan kata yang hendak dipakainya. Ia dapat dan juga harus memilih kata di antara kata-kata yang hampir mirip namun berbeda rasanya.4 Oleh karena itu, wartawan dan media adalah entitas yang otonom. Dan berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi di lapangan. Sementara posisi wartawan dan media harus menghormati struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, seluruh isi media tidak lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna. Pekerja medialah yang mengkontruksikan realitas. Ia dan media adalah hasil para pekerja media dalam mengkontrusikan berbagai realitas yang dipilihnya, di antaranya adalah realitas sosial. Misalnya, pemberitaan media, khususnya
Republika Online yang memberitakan tentang aborsi (menggugurkan janin). Dalam salah satu beritanya yang berjudul "Aborsi Jangan Dilihat Dari Segi
Moral" satu sisi terkesan moderat terhadap pelaku aborsi. Namun di sisi lain, Republika Online juga memberitakan tentang "Semua Agama Tolak Aborsi ".
3
Eriyanto,Analisis Wacana, PengantarAnalisis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta,
2001, eel. Ke-I, him ix. 4
Alex Sobur, Analisis teks niedia , suatu pengantar untuk ana/isis wacana, analisis semiotic, dan analisisframing, Bandung, Penerbit Remaja Rosdakarya, 2006, cet. Ke-4, him 34.
3
Republika Online yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi
publik di Indonesia yang juga bagian dari Koran Republika bertujuan sebagai upaya untuk mewakili aspirasi umat Islam di Indonesia dan bersifat idealis, yaitu mengedepankan politis-ideologis. Seperti yang dikemukanan oleh David T. Hill, Republika dibangun oleh ICM!, yang mengendentifikasikan "musuh bersama" yaitu kelompok minoritas yang menguasai konglomerasi media yang dengan sengaja menutupi kegiatan-kegiatan Islam secara profesional. 5 Selain itu, salah satu program ICM! yang disebarkan ke seluruh Indonesia, antara lain, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program peningkatan 5K, yaitu: kualias iman, kualitas kerja, kualitas berkarya, dan kualitas berpikir. Oleh karena itu, ketika Republika Online mulai memberitakan tentang "Aborsi" perlu dipertanyakan sejauh mana kontruksi media tersebut dalam
memaknai dan mendefinisikan aborsi. Disadari atau tidak, langsung atau tidak langsung yang turut tersebar dan terlestarikan di Republika Online adalah ideologi keagamaan. Jdeologi keagamaannya tersebut memengaruhi setiap berita yang disaj ikan. Dari sudut pan dang Islam, aborsi hukumnya haram, bahwa tindakan imlash (aborsi) tersebut jelas termasuk kategori dosa besar karena dipandang
sebagai tindak kriminal. Persoalannya adalah media tidak bisa bersikap netral. Misalnya atributatribut
tertentu
dari
media
dapat
mengondisikan
pesan-pesan
yang
dikomunikasikan. Sebagaimana dikatakan oleh Marshall McLuhan, "the medium
5
David T. Hill, The Press in Order Indonesia, Jakarta, PT Pustaka Sinar Harapan, 1995, hal 126, ed-2
4
is the massage," medium itu sendiri merupakan pesan. "Apa-apa yang dikatakan" ditentukan secara mendalam oleh medianya. Di dalam suatu pemberitaan, pembaca kerap berharap agar media
bertindak netral dan seimbang ketika memberitakan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik. Keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran yang akan muncul di benak khalayak. Bahasa yang dipakai media temyata mampu mememgaruhi cara melakukan, tata bahasa, susunan kalimat, perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata, dan akhimya mengubah atau mengembangkan percakapan bahasa, se1ta makna. Oleh karena itu, skripsi ini berjudul "Konstruksi Realitas Simbolik
Pemberitaan "Aborsi" di Republika Online.
B. Pembatasan dan Perumnsan Masalah Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah Agar tidak terlalu luas pengolahan datanya, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pemberitaan tentang "Aborsi" di Republika Online sejak Mei sampai Oktober 2009. Alasan peneliti memilih mulai Mei sampai Oktober, karena sejak Mei sampai Oktober pemberitaan Republika Online tentang aborsi beragam. Sehingga peneliti berpandangan ha! itu bisa mewakili bagaimana kontruksi
Republika Online dalam memberitakan aborsi.
5
Tabel l. l Pemberitaan Aborsi Edisi
Judul
Selasa, I 2 Mei 2009
. Al-Azhar: "Korban Pemerkosaan boleh Aborsi"
Selasa, 30 Joni 2009
. MUI Prihatin Banyaknya Kasus Aborsi .
Orm as Islam Wanita Prihatinkan Angka Aborsi
Rabu, 14 Oktober 2009
.
Rabu, 21 Oktober 2009
. Aborsi Jangan Hanya Dilihat dari Segi Moral
Semua Agama Tolak Aborsi
Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: a) Bagaimana kontruksi makna pemberitaan "Aborsi" di Republika Online?
b) Apa motif pemberitaan "Aborst' yang diberitakan oleh Republika Online?
C. Tujuau dan Manfaat Penelitian l. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui kontruksi makna pemberitaan "Aborsi" di Republika Online. b) Untuk mengetahui motif pemberitaan "Aborsi "di Republika Online. 2. Manfaat Penelitian 2. l. Manfaat Teoretis
6
2.2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kaj ian Ilmu Komunikasi terlebih pada disiplin Ilmu Jurnalistik tentang mengkontruksi makna berita. 2.3.
Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah: a) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik agar lebih mengetahui bagaimana kontruksi makna "Aborsi" di Republika Online. b) Agar para mahasiswa memahami kontruksi makna "Aborsi" di
Republika Online.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian Dalam memaparkan basil penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan media kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 6 Pendekatan kualitatif
ini bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman
bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan
6
Lexi J. Meleong, Metodoiogi Pene/itian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2000, h.3 cet ke-13
7
sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 7 Deskriptif merupakan suatu teknik penelitian yang objektif sistematik dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan instrument wawancara mendalam (in depth interview) dan pengamatan (observas1). 8 Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis wacana. Penelitian mengenai pemberitaan analisis wacana menekankan pada how
the ideological significance of news is part dan parcel of the methods used to process news (bagaimana signifikansi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media).9 Dalam analisis wacana ini terdapat beberapa model. Yakni model kelompok pengajar di Univesitas East Anglia (Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress dan Tony Trew), Model The Van Leeuwen, Model Sara Mills, Model Ten Van Dijk, dan Model Norman Fairlough. Sedangkan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Teun Van Dijk yang menekankan bahwa wacana dapat berfungsi sebagai suatu pernyataan (assertion), pe1tanyaan (question) tuduhan (accusation), dan ancaman
(threat).
7
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Realation dan Ko1nunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003, ha!. 215. 8
Antonius Birowo, Metode Penelitian Ko111unikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 2. 9
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Ana!isis Wacana, Analisis Semiotik, dan Ana!isis Framing, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 48, cet. Ke-4
8
Wacana ini juga dapat digunakan untuk mendiskriminasikan atau mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi. 10 Sebab model ini tidak terbatas pada analisis teks semata, melainkan juga meliputi struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks te11entu. 11 Misalnya, analisis wacana aborsi yang disampaikan dalam berita, baik dari metode penulisannya, kesesuaian isi yang dis"jikan dengan informasi yang ingin disampaikan, dengan menggunakan metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Dalam model Teun A Van Dijk, elemen analisis wacana dibagi menjadi tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Pada tingkatan ini makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks dengan menganalisis tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita (tematik). Kedua, superstruktur. Yaitu, kerangka suatu teks yang terdiri dari bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan dengan menganalisis bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh. Ketiga, struktur mikro. Yaitu makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipahami oleh suatu teks dengan menganalisis makna yang ingin ditekankan dalam teks berita dengan memberi detail pada suatu isi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detail pada 10
Rosady Ruslan, Metodo/ogi Penelitian Pub!ik Rea/ation dan Ko111unikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003, ha!. 71. 11 Eriyanto, Analisis 1¥acana, Pengantar Ana!isis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta, 2001, ha! 224, cet. Ke-I
9
sisi lain (semantic), menganalisis kalimat yang dipilih (sintaksis), menganalisis pilihan kata yang dipakai dalam teks berita (stilistik), menganalisis cara penekanan yang diguanakan dalam struktur bahasa (retoris)1 2 • 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini ialah Republika Online, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini ialah berita tentang "Aborsz" sejak Mei sampai Oktober 2009. 3. Tahapan Penelitian Data a. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan maka peneliti menggunakan jenis penelitian discourses analysis (analisis wacana) yang merupakan salah satu alternatif dalam menganalisis media. Melalui analisis wacana ini penulis tidak hanya ingin mengetahui isi teks tetapi juga bagaimana sebuah pesan disampaikan melalui kata, frase, kalimat, atau metafora macam apa yang disampaikan. Unsur penting dalam analisis wacana adalah kepaduan (coherence) dan kesatuan (unity) serta penafsiran peneliti. Dalam hal ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan di antaranya sebagai berikut:
12
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta, 2001, hal 229, cet. Ke-I
10
a. Dokumentasi Adapun
pengumpulan
data
melalui
dokumentasi
ini
peneliti
mengumpulkan data-data atau teori-teori dari buku, majalah, internet, profil lembaga, informasi secara tertulis dari Republika Online. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan berdasarkan tujuan tertentu 13 • Dengan begitu, penulis bertujuan mewawancarai kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, yaitu kepada Jrfan Junaidi Pimpinan Redaksi Republika Online dan penulis berita tersebut. c. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam penelitian ini, sedangkan data sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam analisis data primer, yaitu sebagai pendukung dan penguat data dalam penelitian. Data primer (Primary Source) dalam penelitian ini diperoleh melalui katakata dan gambar. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari buku-buku teori mengenai pokok bahasa penelitian, artikel-artikel berita di Republika Online.
13 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis dan Riset Komunikasi, disertai contoh praktis riset n1edia, public relation, advertising ko1nunikasi organisasi, komunikasi_pe1nasaran, Jakarta, kencana, 2007, ha!. 95.
11
Data sekunder adalah data tambahan yang berasal dari dokumen tertulis. d. Teknik Pengolahan Data Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalui meninjau kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data tersebut diperoleh yaitu dari observasi, wawancara, serta dokumentasi; seperti arsip-arsip dari
Repub/ikan Online. Dan seluruh data nantinya dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis. e. Teknik Analisis Data Jenis penelitian ini ialah analisis wacana kualitatif, di mana hasil temuan akan dipetakan dan kemudian ditinjau kembali untuk dianalisis dari hasil pengamatan lapangan dan penelusuran pustaka.
E. Sistematika Penulisan Secara sistematis, penulisan skripsi ini dibagi menjadi menjadi lima bab, Setiap bab terdiri atas sub-sub bab yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Untuk lebih jelasnya, penulis uraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN: Bab ini mengulas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta metodologi penelitian yang akan diuraikan poin per poin. BAB II TINJAUAN PUSTAKA: Bab ini menjelaskan Konstruksi Realitas, Konstruksi Media terhadap Realitas. BAB III GAMBARAN UMUM: Dalam bab tiga penelitian ini akan mengurai Sejarah dan perkembangan Repub/ika Online, visi dan misi, serta
12
konsep-konsep umum pada Repub/ika Online yang ditemukan peneliti dalam sumber-sumber pendukung dan Mengenal Aborsi, Permasalahan Aborsi, Aborsi dalam Hukum Islam, Aborsi dalam UU Indonesia, Kondisi Aborsi di Indonesia.
BAB IV HASIL PENELITIAN: Bab empat dalam laporan penelitian ini berisi penjelasan hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya.
BAB V PENUTUP: Bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas dalam skripsi ini.
BAB II KERANGKA TEORETIS
A. Teori Konstruksi Realitas a. Konstruksi Realitas Menurut pengertian istilah, konstruksi adalah upaya penyusunan beberapa peristiwa, keadaan, atau benda secara sistematis meajadi sesuatu yang bermakna. Realitas adalah peristiwa, keadaan, benda. Jadi, konstruksi realitas adalah pengaturan kata-kata membentuk frase, klausa, atau kalimat yang bermakna untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu kualitas atau keadaan aktual, benar, atau nyata. 14 Selarna ini, banyak orang rnenganggap realitas itu sebagai kebenaran objektif, apa adanya, dan fakta riil yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang bersifat universal. Itulah pandangan yang dorninan yang disebut paradigrna positivis. Narnun, realitas tersebut sebenamya dikonstruksi oleh rnasyarakat melalui interaksi satu sama lain. Ketika masyarakat melakukan dialog, tatap muka, dan bersentuhan secara berkesinambungan, tanpa disadari mereka telah menciptakan konstruksi realitas. Dalam kata-kata terkenal James W Carey, realitas bukanlah sesuatu yang terberi, seakan-akan ada, realitas sebaliknya diproduksi. 15 Dengan kata lain, fakta berupa realitas itu bukanlah sesuatu yang
14
lbnu Han1ad, Konstruksi Reali/as Politik dalan1 Media Massa, Media: 2004
15
James \V Carey, Co1nn1unication as Culture, dalam Eriyanto, Analisis Framing,
Yogyakarta, LK!s: 2008, hal. 20
14
terberi, melainkan ada dalam benak kita yang melihat fakta tersebut. Fakta merupakan hasil konstruksi alas realitas. Oleh karena itu, realitas bersifat ganda. Setiap orang bisa memiliki konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Tergantung pengalaman, preferensi, pendidikan, dan lingkungan. Selain bersifat ganda, kebenaran suatu realitas juga relatif dan dinamis, berlaku sesuai konteks tertentu. 16 Dalam pandangan Teun A. Van Dijk, setiap orang mempunyai kognisi sosial atau cara memandang atau melihat suatu realitas sosial tertentu. Kontruksi realitas sangat ditentukan oleh kognisi sosial tersebut. Kognisi sosial ini didasarkan pada anggapan umum yang tertanam dan yang akan digunakan untuk memandang peristiwa. Karena itu, menurutnya, diperlukan analisis kognisi dalam menelaah suatu konstruksi realitas. Analisis kognisi menyediakan gambaran yang kompleks tidak hanya pada teks tetapi juga pada representasi dan strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks. Pendekatan Van Dijk disebut sebagai kognisi sosial karena meskipun keyakinan, prasangka itu bersifat personal dalam diri seseorang tetapi ia diterima sebagai bagian dari anggota kelompok (socially shared). Semua persepsi dan tindakan, dan pada akhirnya diproduksi dan interpretasi wacana didasarkan pada representasi mental diri setiap manusia. Hal inilah yang disebut oleh Van Dijk sebagai model. Model menunjukkan pengetahuan, pandangan individu ketika melihat dan menilai suatu persoalan. Sebuah model adalah sesuatu yang subjektif
16
Pandangan tersebut kemudian dijadikan sebagai paradigma konstruktivis yang
diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dengan istilah konstruksi realitas pada tahun 1966 melalui bukunya The Social Construe/ion of Reality.
15
dan unik, yang menampilkan pengetahuan dan pendapat ketika memandang persoalan. 17
b. Konstruksi Media terhadap Realitas Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkandari komunikator ke penerima (khalayak). Namun, tanpa disadari, realitas yang disajikan media massa berbeda dari realitas yang sesungguhnya te1jadi. Dengan teks berita yang dibaca, seseorang digiring untuk memahami realitas yang telah dibingkai oleh media massa. Pemahamannya terhadap realitas tergantung pada realitas pola media massa. Ia telah terperangkap oleh pola konstruksi media massa. Media massa ternyata tidak hanya menginformasikan sesuatu tetapi juga memaknakan sesuatu lewat berita-berita yang disuguhkan kepada khalayak (pembaca atau pendengar). Jadi, media bukan saja penyalur informasi tapi juga agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. 18 Misalnya, Aborsi. Praktik aborsi yang dilakukan oleh perempuan hamil dimaknai berbeda-beda oleh beberapa kelompok atau kalangan. Kelompok tertentu mengonstruksi aborsi sebagai tindakan kejahatan, pembunuhan, atau sebagai tindak pidana. Tetapi, pada saat yang bersamaan, kelompok lain mengkonstruksi aborsi sebagai tindakan kewajaran dan hale asasi manusia terhadap tubuhnya. Kedua konstruksi yang berbeda tersebut dilengkapi dengan legitimasi tertentu, sumber kebenaran tertentu, bahwa yang mereka katakan dan mereka 17
Eriyanto, Analisis Wacana, Yogyakarta, 2001, hal 260-270, cet. Ke-I 18
hal. 20
Pengantar Ana/isis Teles Media, Penerbi_t LKiS,
Dedy N. Hidayat, "Memantau Media, Memantau Arena Publik'', Pantau no. 6, 1999,
16
percayai itu adalah benar adanya, dan mempunyai dasar atau bukti yang kuat. Selain plural, realitas (sebagai produk konstruksi) juga bersifat dinamis. Aborsi (sebagai produk dari konstruksi sosial) selalu terjadi dalam dialektika sosial. Dalam level atau tingkat individu, dialektika berlangsung antara faktisitas objektif dan makna subjektif aborsi bagi perempuan. Dalam level atau tingkat sosial, pluralitas konstruksi terhadap aborsi mengalami proses dialektika juga. Sebagai produk dari konstruksi sosial, realitas tersebut merupakan realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus. Media massa adalah sarana penyampaian pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misalnya media elektronik (radio, televisi, dan film) ataupun media cetak (surat kabar, majalah, dsb.). 19 Fungsi media massa dalam komunikasi politik dapat dikatakan sebagai transmitter (penyampai) pesanpesan dari pihak di luar dirinya, sekaligus sebagai sender (pengirim) pesan politik yang dibuat (constructed) oleh para wartawannya ke audiens20 • Media massa dapat berperan dalam mengkonstruksi suatu peristiwa untuk membentuk realitas sosial. Pendekatan konstruksi sosial realitas telah menjadi gagasan penting dan popular dalam ilmu sosial. Menurut Keneth Gergen, konstruksi sosial memusatkan perhatiannya pada proses di mana individu menanggapi kejadian di sekitamya berdasarkan pengalaman mereka.
21
19
Harimurti kridalasana, Leksikon Kon1unikasi, Jakarta, Pradnya Paramita, 1984, hal. 60
20
Jbnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta, Granit, 2004,
21
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Kornunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 2005, cet-9,
ha!. I
ha!. 83
17
Oleh karena itu, berita dalam media massa tidak bisa disamakan dengan fotokopi dari realitas, ia harus dipandang sebagai hasil konstruksi dari realitas. Karena itu, peristiwa yang sama berpotensi dikonstruksi secara berbeda oleh beberapa media massa. Wartawan atau jumalis bisa jadi mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda ketika melihat suatu peristiwa atau kejadian, yang terwujud dalam teks berita. Realitas bukan diaper begitu saja menjadi berita. Realitas adalah produk interaksi antara wartawan dan fakta. Dalam proses intemalisasi, realitas diamati oleh wartawan, diserap dalam kesadarannya. Dalam proses ekstemalisasi, wartawan menceburkan dirinya untuk memahami realitas. Konsepsi tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas. Dengan demikian, teks berita yang kita baca di surat kabar atau kita dengar di televisi atau radio adalah produk dari proses interaksi dan dialektika tersebut. Berbagai peristiwa tersebut diintemalisasi dengan cara dilihat clan diobservasi wartawan. Terjadilah proses dialektika antara apa yang ada dalam pikiran wartawan dengan apa yang dilihatnya. Akhirnya, terjadilah teks berita. Oleh karena itu, berita merupakan hasil dari interaksi antara kedua proses tersebut. Proses
konstruksi
realitas,
pada prinsipnya adalah
setiap
upaya
menceritakan (konseptualitas) sebuah peristiwa, keadaan atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aborsi
adalah usaha mengkontruksi
realitas. Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. 22 Bahasa merupakan instrument pokok untuk menceritakan realitas. Konstruksi realitas ini
22
Peter Berger L dan Thomas Luckman, The Sosial Constn1ktion ofReality, A Treatise in The Sosiology of Knowledge, New York, Anchor Books, 1967, ha!. 34-46; dalam Ibnu Hamad, Konstruksi Reali/as Po/ilik da/am Media Massa, Jakarta, Gamit, 2004, ha!. 12
18
berawal dari persepsi terhadap suatu objek, yang kemudian hasil dari pemaknaannya melalui proses persepsi diinternalisasikan ke dalam suatu wacana. Objek kajian media massa dalam mengkontruksi realitas terdiri alas konstruksi realitas sosial. Berdasarkan gambaran itu, berita adalah jendela dunia. Melalui berita, kita mengetahui apa yang terjadi di Indonesia, di Malaysia, di Thailand, bahkan di Irak dan di Lebanon. Melalui berita, kita mengetahui apa saja yang dilakukan elit politik di Jakarta, di Kuala Lumpur, di Bangkok, bahkan di New York dan di Tokyo. Akan tetapi, apa yang kita lihat, apa yang kita ketahui, dan apa yang kita rasakan mengenai dunia itu tergantung pada jendela yang kita pakai. Jendela itu berukuran besar atau kecil. Jendela yang besar akan membantu kita memandang dunia lebih luas; sebaliknya jendela yang kecil akan membatasi pandangan kita. 23 Selain itu, apakah jendela itu berjeruji atau tidak. Apakah jendela itu bisa dibuka Iebar atau hanya bisa dibuka setengah. Apakah lewat jendela itu kita bisa melihat secara bebas ke luar, ataukah hanya bisa mengintip di balik jeruji. Atau, apakah di depan jendela itu ada pohon yang menghalangi penglihatan kita atau tidak. Ternyata, posisi kita sangat tergantung pada jendela. Sedangkan Opini public yang dalam proses pembentukannya dipengaruhi oleh orang-orang yang berwenang dan mempunyai tujuan tertentu. 24 Pembentukan opini public yang dalam media massa tidak pernah lepas dari pewacanaan yang digunakan oleh suatu media massa. Sistem media massa yang menjalankan operasi jurnalistik 23
Tuchman, Gaye, Making News: A Study in the Construction of Reality, New York, The Free Press, 1978, ha! I. 24 Betty RFS. Soemirat dan Eddy Yehudo, Opini Pub/ik, Universitas Terbuka, 2007, cet5, ha!. 3-31
19
sehingga opini tersebut terbentuk secara tersirat dalam pewacanaan media sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan atau pengkonstruksian realitas. Seringkali, media banyak mewawancarai satu orang, pakar yang itu-itu saja, dan dengan pandangan yang negatif terus-menerus. Padahal tugas media massa adalah mengumpulkan fakta, menulis berita, menyunting serta menyiarkan berita kepada khalayak pembaca. Media massa dikatakan unggul jika media massa tersebut telah mencakup pada bagian dari fungsi berikut2 5: l. Media berfungsi sebagai issue intensifier. Media memunculkan isu atau konflik dan mempe1tajam dengan possisi sebagai intensifier (media dalam
memblow up realitas menjadi isu sehingga dimensi isu menjadi transparan) 2. Media
sebagai
conflict
diminisher.
Maksudnya
media
dapat
menenggelamkan atau meniadakan suatu isu atau konflik, terutama bila menyangkut kepentingan media yang bersangkutan. 3. Media berfungsi sebagai pemngarah conflict resolution. Yang mana media menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai persfektif dengan mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik. 4. Media massa berfungsi sebagai pembentuk opini public. Media merupakan bagian dari public oleh karena itu media massa berhak mengetahui kinerja pelayanan publik. Terkait dengan media massa, paradigma Van Dijk, cukup menarik untuk disimak. Menurutnya, banyak infonnasi dalam suatu teks tidak dinyatakan secara
25
Eni Setiati) Ragain Jurnalistik Baru dalan1 Pe111beritaan, Jakarta, Andi , 2005, hal. 68
20
eksplisit, tetapi implicit. Kata, klausa, dan ekspresi tekstual lainnya boleh jadi mengisyaratkan
konsep
atau
proposisi
yang
dapat
diduga
berdasarkan
pengetahuan yang menjadi latar belakangnya. Ciri wacana dan komunikasi ini memiliki dimensi ideologis yang penting. Analisis atas apa yang tidak dikatakan terkadang lebih jelas daripada studi atas apa yang sebenamya dikatakan dalam teks. 26 Oleh karena itu, berita surat kabar merupakan suatu cara untuk menciptakan realitas yang diinginkan mengenai peristiwa atau kelompok orang yang dilaporkan. Setelah melewati seleksi dan reproduksi, berita surat kabar sebenarnya merupakan laporan yang artifiasial. Sedangkan sarana komunikasi massanya, selama ini ada dua pandangan, yaitu pandangan positivisme dan pandangan konstruktivisme Bagaimana fungsi media massa, bagaimana isi dan sifat berita, bagaimana peristiwa disajikan, dan bagaimana tugas wartawan, dipahami secara berbeda oleh kedua pandangan terse but. Pandangan konstruksivisme memahami tugas dan fungsi media massa berbeda dengan pandangan positivisme. Dalam .pandangan positivisme, media massa dipahami sebagai alat penyaluran pesan. Ia sebagai sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator (wartawan, jurnalis) ke khalayak (pendengar, pembaca). Media massa benar-benar sebagai alat yang netral, mempunyai tugas utama penyalur pesan. Tidak ada maksud lain. Kalau media tersebut
26
Deddy Mulyana, pengantar dalam buku Eriyanto, Analisis Framing, Penerbit LKiS, Yogyakarta, hal xii, 2001
21
menyampaikan suatu peristiwa atau kejadian, memang itulah yang terjadi. Itulah realitas yang sebenarnya. Tidak ditambah dan tidak dikurangi. Dalam pandangan konstruktivisme, media massa dipahami sebaliknya. Media massa bukan hanya saluran pesan, tetapi ia juga subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini, media massa dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. 27 Sebagai aktor sosial, wartawan bukan pemulung yang mengambil fakta begitu saja. Karena dalam kenyataannya, tidak ada realitas yang bersifat eksternal dan objektif yang berada di luar diri wartawan. Sebaliknya, realitas itu dibentuk dan diproduksi melewati proses konstruksi yang dilakukan wmtawan. Lewat pemahaman dan pemaknaan subjektif wartawanlah, realitas itu muncul. Seperti dikatakan Lichtenberg, realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui konsep dan kategori yang kita buat (dalam ha! ini wartawan). Artinya, kalau seorang wartawan menulis berita, ia sebetulnya membuat dan membentuk dunia, membentuk realitas. la tidak mungkin mengambil'jarak dengan objek yang akan diliput. 28 Karena ketika ia meliput suatu peristiwa dan menuliskannya, ia secara sengaja atau tidak menggunakan dimensi persepsualnya. Ketika ia membuat berita, ia sebetulnya telah menjalin transaksi dan hubungan dengan objek yang diliputnya. Dengan demikian, berita pada dasarnya adalah produk dari transaksi
27
Bennett, Tenny, Media, Reality, Signification. Dalam Michael Gurevitch, Tenny Bennett, dan James Wollacott, Culture, Society and the Media, London, Methuen, 1982, ha! 287288. 28 Hartley, John, Understanding News, London and New York, Routledge, 1990, ha! 13
22
antara wartawan dan fakta yang ia liput, antara wartawan dan sumber berita. Secarajelas Ericsson mengatakan29 :
"News is product of transaction between journalists and their sources. The primary source of reality for news is not what is displayed or what happens in the real world. The reality of news is embedded in the nature and type of social and their sources, and in the politics of knowledge that emerges on each specific newsbeat." Konsekuensi logis dari agen konstruksi realitas adalah etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan merupakan bagian yang integral dan inheren dalam produksi berita. Walaupun pandangan positivisme menghendaki agar hal itu dihindari oleh wartawan, dalam kenyataannya tidaklah mungkin dihilangkan. Wartawan bukanlah robot yang bekerja seperti mesin elektronik. Wartawan mempunyai pengetahuan, pengalaman, motivasi, keinginan, dan hal-hal lain yang berbau subjektif, yang tidak mungkin bisa dilepaskan ketika berhadapan dengan fakta sosial. Bahkan, lebih radikal lagi, ia mempunyai preferensi dalam proses kerjanya. la bukan dengan cara: melihat, menyimpulkan, dan menulis; tetapi lebih sering terjadi: menyimpulkan, lalu melihat fakta apa yang ingin ikumpulkan di lapangan.Terkait dengan ini, mengatakan30 :
"For the most part we do not first see, and then define; we define first and then see. In the great blooming, buzzing orifi1sion of the outer world we pick out what our culture has already defined for us, and we tend to perceive that which we have picked out in the form stereotyped for us by our culture".
29
Tuchman, Gaye, Making News: A Study in the Construction of Reality, New York, The Free Press, 1978, ha! 87. 30
Lippman, Walter, Stereotype, Public Opinion, and the Press, 1992. Dalam Elliot D. Cohen Philosophical Issues in Journalism, New York, Oxford University Press, ha! 162.
23
Di situ jelaslah bahwa wartawan tidak bisa menghindarkan diri dari kemungkinan subjektivitas. Ia memilih fakta yang ingin ia pilih dan membuang fakta yang ingin ia
buang. Melalui peranan dan isi media dapat melahirkan
perspektif teoritik bahwa isi media dapat dianggap sebagai penggambaran suatu realitas sosial yang ada dan hgidup di masyarakat.31 Media mewakili realitas sosial yang terkait dengan berbagai macam kepentingan. Keterkaitan media ini berhubungan dengan kepentingan yang berada di dalam maupun di luar media massa itu sendiri. Kepentingan eksternal meliputi pemilik atau pengelola media yang berhubungan dengan pencarian keuntungan. Sedangkan kepentingan internal meliputin kepentingan masyarakat. Sehingga hal ini membuat media harus bergerak dinamis di antara kepentingan-kepentingan tersebut sebagai saluran dalam mengkonstruksi realitas.
c. Konstruksi Realitas Simbolik Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti yang dikatakan oleh Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. 32 Manusia adalah satu-satunya hewan yang menggunakan lambang. Dan itulah yang membedakan manusia dengan yang lainnya. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat pula direpresentasikan oleh ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu tanda fisik (dua atau tiga dimensi) yang 31
I-Iarsono Suwardi, Peranan Pers da/a1n Polilik di Indonesia, suatu studi konzunikasi Politik terhadap liputan berita kampanye pemilu 1987, Jakarta, pustaka sinar harapan, 1993, ha!.
65 32 S.l Hayakawa . "Symbols." Dalam Wayne Austin Shrope. Experiences in con1munication. New York: 1-Iarcourt Brace Jovanovich, 1974, him 144.
24
menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Sebagai satu-satu makhluk yang menggunakan lambang, manusia sering lebih mementingkan lambang daripada hakikat yang dilambangkannya. Menurut S.I. Hayakawa33 , hewan memperebutkan makanan dan kepemimpinan, namun mereka-tidak seperti manusia-tidak memperebutkan lambang-lambang uang, saham, gelar, tanda pangkat pada pakaian, dan nomor mobil yang rendah. Sebagian orang bahkan menggadaikan "harga diri" mereka pada lambanglambang tertentu seperti model rambut, model pakaian dan merk-merk tertentu. Akan tetapi, makna yang diberikan kepada suatu lambang boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu, meskipun perubahan makna itu berjalan lambat. Panggilan bung yang pada zaman revolusi lazim digunakan dan berkonotasi positif karena menunjukkan kesederajatan kini tidak popular lagi, dan membuat orang yang dipanggil adalah orang yang merasa statusnya lebih tinggi daripada yang memanggil. Kata heboh belakangan ini digunakan kawula muda tampaknya mengalami pergeseran makna, bukan saja berarti gaduh, ribut atau gempar, namun juga hebat atau keren. Bahasa, sebagai alat komunikasi manusia pada hakikatnya tercipta berkat proses konstruksi sosial tadi. Manusia menciptakan bahasa dan bahasa pula yang menciptakan manusia. Keduanya melakukan proses yang dialektis. Dan begitu pula seterusnya.
33
Kompas 25 Maret, 1999 diunduh pada tanggal 12 April 2010
25
Terkait dengan realitas tersebut, setidaknya ada tiga teori yang mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu teori fakta sosial, teori dejinisi sosial, dan teori konstruksi sosial. Teori fakta sosial beranggapan bahwa tindakan dan persepsi manusia ditentukan oleh masyarakat dan lingkungan sosialnya. Norma, struktur, dan institusi sosial menentukan individu manusia dalam arti luas. Segala tindakan, pemikiran, penilaian, dan cara pandang terhadap apa saja (termasuk peristiwa yang dihadapi) tidak lepas dari struktur sosialnya. la adalah penyambung lidah atau corong struktur sosialnya. Jadi, realitas dipandang sebagai sesuatu yang eksternal, objektif, dan ada. la merupakan kenyataan yang dapat diperlakukan secara objektif karena realitas bersifat tetap dan membentuk kehidupan individu dan masyarakat. Sementara itu, teori definisi sosial beranggapan sebaliknya.
BAB III
PROFIL DAN GAMBARAN UMUM A. Profil Republika Online
a. Sejarah Singkat Republika Online Pada tanggal 17 Agustus 1995, beberapa hari menjelang Microsoft meluncurkan
Internet
(www.republika.co.id)
Explorer. di
internet.
Republika Republika
membuka
situs
website
menjadi
yang
pertama
mengoperasikan sistem cetak jarak jauh (SCJJ) pada 17 Mei 1997 di Solo. Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi salah satu koran pertama yang menerbitkan halaman kbusus daerah. Selalu dekat dengan publik pembaca adalah komitmen Republika untuk maju. 34
Republika Online adalah sempalan dari Koran Republika. Pada tahun 1995, Koran Republika
membuka situs web di internet, Republika Online.
Menurut lrfan, pada awalnya isi Koran Republika diisi ke internet. Tapi kemudian pada masa perkembangannya Republika Online sudah banyak peminat, sehingga mulai tahun 2008 kontennya tidak hanya dari Koran Republika yang dipindahkan ke internet tetapi juga hasil liputan dari Republika Online.
35
Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. 36 Menurut Yeyen Rostiani "Republika adalah sebuah media untuk komunitas muslim, mayoritas pembaca Republika adalah
34
Company Profile PT. Republika Media Mandiri
35
Hasil wawancara dengan Irfan, Pemimpin Redaksi Republika Online, pada tanggal 25
Mei 2010. 36
http://www.republika.co.id diunduh pada 08 Maret 20! 0
27
muslim tapi tidak seratus persen karena ada juga yang non muslim."37 Republika terbit perdana pada tanggal 4 Januari 1993. Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat. Sebelum masa itu, aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional. Kehdiran media ini bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut, namun juga menumbuhkan pluralisme informasi di masyarakat. Karena itu kalangan umat antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli saham sebanyak satu lembar saham perorang. PT Abdi Bangsa Tbk, sebagai penerbit Republika pun menjadi perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik.
b. Visi dan Misi Republika Online Menjadikan HU Republika sebagai koran umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleransi, damai, cerdas, profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan pemahaman rahmatan lil 'alamin. Sedangkan misi Republika adalah menciptakan dan menghidupkan system manajemen yang efesien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara professional.
c. Karakteristik Republika Online
Republika Online tergolong kategori mainstream news sites. Di mana konten beritanya disediakan oleh media induk. Walaupun Republika Online 37 Diambil dari sripsi " Analisis fVacana Petnberitaan Fihn "Fitna" Ka1ya Geer/ Wi/ders di Harian Umum Republika (Edisi 29 Maret-04 April 2008)" Hasil wawancara Sofwan dengan Yeyen Rostiani (Redaktur Desk Internasional HU Republika), Pada Tanggal I 0 Juli 2008
menganut system dalam kegiatan pemberitaan), kesan tertutup dan minimalis tetap ada. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan public atas pemberitaan yang dimuat dalam website ini. Untuk itu berita yang upload oleh pembaca disediakan space tersendiri, yaitu pada direktori "My Republika".
B. Mengenal Aborsi a. Mengenal aborsi Aborsi adalah penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu. 38 Biasanya aborsi ini dilakukan karena sang ibu tidak terima dengan kehamilannya, baik karena alasan hamil di luar nikah atau karena ada penyakit di dalam rahimnya. Selain itu, terjadinya aborsi karena keguguran janin, yaitu melakukan abo11us dengan melakukan pengguguran (baik di sengaja karena tidak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). 39 Namun secara umum istilah aborsi dapat diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja ataupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan keempat masa kehamilan). Sedangkan menurut hukum pidana Islam, aborsi yang dikenal sebagai tindak pidana atas janin atau pengguguran kandungan terjadi apabila terdapat 38 Fact About Abortion, Info Kit on Women's Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, yang dikutip oleh LBH APIK dengan judul "Aborsi dan Hak Atas Pe/ayanan Sosia/" diunduh Rabu, 28 April 2010jam 10:33. 39
Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Siste111 Huku1n, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2004, him. 225
29
suatu perbuatan maksiat yang mengakibatkan terpisahnya janin dari ibunya.40 Aborsi sebagai suatu pengguguran kandungan yang dilakukan oleh wanita akhirakhir ini mempunyai sejumlah alasan yang berbeda-beda. Banyak alasan mengapa wanita melakukan aborsi, diantaranya disebabkan karena ekonomi, keluarga, MBA, kesehatan dan lain sebagainya. Adapun dalam istilah fikih, aborsi adalah menggugurkan kandungan yang kurang kejadiannya atau kurang masanya. Hanya saja, ahli fikih membedakan antara jatuhnya kandungan secara tidak sengaja atau karena perbuatan seseorang. Dan perbuatan yang kedua adalah tindak pidana kejahatan. Dan para ahli fikih menyamakan aborsi (ijdadh) dengan kata menjatuhkan (isqath), melempar (ilqa'), membuang (tharah), dan melahirkan dalam keadaan mati (imlash). 41
b. Permasalahan aborsi Dalam konsep kebebasan, setiap orang memiliki hak asasi yang tertanam secara alamiah dalam fondasi hasrat manusia. Sejak dulu, manusia kerap kali be1juang demi kebebasannya dalam banyak hal;
berpendapat, beribadah,
berkumpul, bertindak, dan sebagainya. Sejarah kebebasan terhadap tubuh memperlihatkan alur yang cukup panjang. Ketika kebebasan adalah barang langka yang berharga mahal, masyarakat berjuang keras untuk mempe1juangkannya. Kini, saat kebebasan telah dilindungi konstitusi, masyarakat benar-benar memanfaatkannya, tetapi tak jarang 40
Ahn1ad Wardi Muslich, Huku1n Pidana lslan1, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, him. 221
41 Al Bahr Ar-Ra'iq, jilid Vlll, him. 389, Badai'I Ash-Shana'!, jilid VII, hlm. 325, Balaghah As-Salik, jilid !I, hlm. 397, Bidayah Al Mzljtahid, jilid II, hlm. 31 l, Al Muhadzdzab, ji!id II, hlm. 253, Al Mughni, jilid VII, him. 799, Al Mahalli, jilid XI, him, 28-29, dalam karangan DR. Abbas Syauman, Hukum Aborsi dalam Islam, Jakarta, Cendikia Sentra Muslim, 2004, cet-1, him. 60.
30
hingga melewati garis batasan. Sebagai contoh, tindakan aborsi. Bagi sebagian orang aborsi dianggap sebagai salah satu alat peraga kebebasan terhadap tubuh. Persoalan aborsi menjadi dilema bagi perempuan. Karena hanya perempuan yang memiliki system dan fungsi reproduksi yang memungkinkannya hamil, dan juga hanya perempuan yang dapat mengalami kehamilan yang tidak dikehendakinya. Latar belakang kehamilan yang tidak dikehendakinya cukup beragam. Mulai dari ketidaktahuan perempuan perihal system reproduksinya sampai dengan kegagalan melindungi diri dari kehamilan yang tidak dikehendaki. Sedangkan dilema aborsi dialami perempuan ketika per!u memilih dan memutuskan bagaimana menghadapi kehamilan yang tidak dikehendaki karena ia harus memutuskan secara langsung merupakan bagian dari dirinya. Dilema aborsi yang dihadapi perempuan bervariasi. Seringkali dipengaruhi oleh banyak factor, di antaranya; pribadi, keluarga nilai-nilai agama, dan budaya. Aborsi adalah isu emosional dan kontroversial. 42 Hal itu karena, secara naluri perempuan tidak mengingikan untuk melakukan aborsi, tetapi perlu untuk melakukannya. Hal itu dikarenakan ketika perempuan mengalami kehamilan yang tidak dikehendakinya, telah te1jadi berbagai emosi, seperti rasa panik, malu, takut, dan bahkan tidak mau berdosa, semua itu bercampur aduk dalam dirinya.
c. Aborsi dalam Hukum Islam Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi kehidupan manusia. Allah berfoman: "Kami menurunkan Al-Quran
42
Pengantar Saparinah Sadli, dalam karangan Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta, Kompas, 2006, cet-1 him. XV
31
kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu". (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Quran mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan manusia. Tidak ada satu pun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Aborsi yang merupakan suatu pembunuhan terhadap hak hidup seorang manusia, jelas merupakan suatu dosa besar. Merujuk pada ayat-ayat Al-Quran yaitu pada Surat Al Maidah ayat 32, setiap muslim meyakini bahwa siapapun membunuh manusia, ha! ini merupakan membunuh semua umat manusia. Selanjutnya Allah juga memperingatkan bahwa janganlah kamu membunuh anakmu karena takut akan kemiskinan atau tidak mampu membesarkannya secara layak. Dalam studi hukum Islam, terdapat perbedaan satu sama lain dari keempat mazhab hukum Islam yang ada dalam memandang persoalan aborsi, yaitu: 43 I. Mazhab Hanafi merupakan paham yang paling fleksibel, di mana sebelum masa empat bulan kehamilan, aborsi bisa dilakukan apabila mengancam kehidupan si perempuan (pengandung) 44 .
43
Abu! Fad! Mohsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan, Bandung, Penerbit Mizan, cet-1, him. 156-158 44
Ibn Abidin, Hasyiyah Rad al-Mukhtar 'ala al-Dur al-Mukhtar, Beirut, Daar al Fikr, jilid 2, him. 176
32
2. Mazhab Maliki melarang aborsi setelah terjadinya pembuahan. 45 3. Menurut mazhab Syafii, apabila setelah terjadi fertilisasi zygote tidak boleh diganggu, dan intervensi terhadapnya adalah sebagai kejahatan. 46 4. Mazhab Hambali menetapkan bahwa dengan adanya pendarahan yang menyebabkan miskram menunjukkan bahwa aborsi adalah suatu dosa. 47 Dengan melihat perbandingan keempat mazhab diatas, secara garis besar bahwa perbuatan aborsi tanpa alasan yang jelas, dalam pandangan hukum Islam tidak diperbolehkan dan merupakan suatu dosa besar karena dianggap telah membunuh nyawa manusia yang tidak bersalah dan terhadap pelakunya dapat diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya tersebut. Sedangkan menurut mazhab Hanafi, ketentuannya lebih fleksibel yang mana aborsi hanya dapat dilakukan
apabila
kehamilan
tersebut
benar-benar
mengancam
atau
membahayakan nyawa si wanita hamil dan hal ini hanya dibenarkan untuk dilakukan terhadap kehamilan yang belum berumur empat bu Ian.
d. Aborsi dalam Undang-undang Indonesia Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi kenyataannya terdapat 2,3 juta perempuan melakukan aborsi. 48 Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan 45
Dasuqi, Muhammad ibn 'Arafah, op. cit., him. 266-267
46
Al-Ghazali, Al-Wajiz, Beirut, Daar al-Ma'rifah,jilid 2, him. 51
47
Ibn Qudamah, op. cit.,jilid 7, him. 815-816
48
Kompas, 3 Maret 2000, diunduh tanggal 12 April 2010
33
KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe abortion), yang mengakibatkan kematian. Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Sementara dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari tindakan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis tertentu. Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang sangat rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis. Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana
(KUHP)
melarang
keras
dilakukannya aborsi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 - 349. Bahkan pasal 299 intinya mengancam hukuman pidana
penjara maksimal empat tahun kepada seseorang yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan. Aborsi dan UU Kesehatan. Namun, aturan KUHP yang kenis tersebut telah dilunakkan dengan memberikan peluang dilah.'llkannya aborsi. Sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 ayat 1 UU Kesehatan tersebut di atas. Namun pasal 15 UU Kesehatan juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud tindakan medis tertentu clan kondisi bagaimana yang dikategorikan sebagai keadaan darurat. Dalam penjelasannya bahkan dikatakan bahwa tindakan media dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun, dilarang karena be1tentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma
34
kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu. Lalu apakah tindakan medis tertentu bisa selalu diartikan sebagai aborsi yang artinya menggugurkan janin, sementara dalam pasal tersebut aborsi digunakan sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin. Jelas disini bahwa UU Kesehatan telah memberikan pengertian yang membingungkan tentang aborsi. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-dia tanpa memperhatikan resikonya . Dalam hukum positif di Indonesia, ketentuan yang mengatur masalah aborsi terdapat di dalam KUHP dan Undang-Undang Nomor 23 tahun I 992 tentang Kesehatan. Ketentuan di dalam KUHP yang mengatur masalah tindak pidana aborsi terdapat di dalam Pasal 299, 346, 347, 348, dan 349 49 • Pasal 299 KUHP : "(I) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah;
49 Lampiran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dalam buku Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi, Jakarta, Universitas Yarsi, 2006, cet. Kc-I, him 265-267
35
(2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, ataujika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepe1tiga; (3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalankan pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu".
Pasal 346 KUHP: "Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun penjara".
Pasal 347 KUHP: "(l) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas bulan; (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun".
Pasal 348 KUHP: (I) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan a!au mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan; (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun".
Pasal 349 KUHP : "Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan itu dilakukan". Di dalam KUHP sendiri, istilah "aborsi"lebih dikenal dengan sebutan
36
"pengguguran dan pembunuhan kandungan" yang merupakan perbuatan aborsi yang bersifat kriminal (abortus provokatus criminalis). I. pengguguran yang bera1ii digugurkannya atau dibatalkannya kandungan yang belum berbentuk manusia; atau 2. pembunuhan yang berarti dibunulmya atau dimatikannya kandungan yang sudah berbentuk manusia e. Kondisi Aborsi di Indonesia Setiap tahunnya Indonesia termasuk salah satu Negara yang angka pelaku aborsi terus meningkat. Meski sangat jarang dilaporkan namun berdasarkan perkiraan BKKBN, kejadian aborsi di Indonesia mencapai angka yang amat fantastis yakni sekitar 2 juta kasus aborsi per tahun. Fakta aborsi di Indonesia! 997 akibat
kehamilan
yang
tidak
direncanakan
1.000.000
janin
dibunuh
pertahun.Agustus 1998 penelitian Jawa Post 1.750.000 janin dibunuh pe1iahun. Februari 2000 menteri peranan wanita waktu itu, Chofifah di Madura mengatakan 2.000.000 janin dibunuh pertahun. April 2000, Makasar Post menulis 2.300.000 janin dibunuh pertahun. Mei 2000, Manado Post memperkirakan 2.600.000 janin dibunuh pertahun. Media Indonesia 2 Oktober 2002 melaporkan saat itu 3.000.000 janin dibunuh pertahun50 • Adapun dari penelitian yang dilakukan oleh WHO diperkirakan 20-60 persen aborsi di Indonesia adalah aborsi disengaja (induced abortion). Penelitian 50
http://www.ppsdms.org,aborsi dalam persfektifmoral dan kesehatan, diunduh pada Kamis, 23 September 2010.
37
di 10 kota besar dan enam kabupaten di Indonesia memperkirakan sekitar 2 juta kasus aborsi, 50 persennya terjadi di perkotaan. Kasus aborsi di perkotaan dilakukan secara diam-diam oleh tanaga kesehatan (70%), sedangkan di pedesaan dilakukan oleh dukun (84%). Klien aborsi terbanyak berada pada kisaran usia 2029 tahun. 51 Perempuan tidak menginginkan kehamilan lantaran beberapa faktor. Ada yang
karena
hamil
akibat perkosaanjanin
dideteksi
punya cacat
genetik,alasan sosial ekonomi,gangguan kesehatan,KB gagal,dan lainnya. Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan, kasus aborsi di Indonesia pada tahun 1999 saja terdapat sekitar 2 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 750 kasus dilakukan remaja putri yang belum menikah dan 1.250 kasus dilakukan oleh ibu rumah tangga atau perempuan yang sudah menikah. kasus tersebut muncul, antara lain dipengaruhi faktor lingkungan atau pergaulan yang sering menyeret para remaja melakukan free sex (sex bebas), tanpa menghiraukan norma budaya dan agama. 52
51
http://www.antaranews.com. Kasus Aborsi di Indonesia 2,5 juta Setahun, diunduh Kamis, 23 September 2010. 52
http://1vwu freelists.org/ppiindia-Aborsi-di-lndonesia-Dua-Juta-Kasus-Per-Tahun, diunduh Kam is, 23 September 20 I 0. 1
38
BAB IV TEMUAN ANALISA DATA LAPANGAN
A.
Analisis Teks Pemberitaan Repubiika Online Tentang Aborsi dari bulan Mei sampai Oktober. Pada Bab ini penulis akan memaparkan analisis wacana pemberitaan
tentang aborsi di Republika Online yang disesuaikan dengan Model Teun A. Van Dijk. Analisis wacana dalam model ini meliputi segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dari segi teks meliputi tema, segi skematik, segi semantik, segi sintaksis, segi stilistik dan segi retoris yang diuraikan sebagai berikut: a.
Analisis Berita 1 : Al-Azhar: "Korban Pemerkosaan Boleh Aborsi", pada Selasa, 12 Mei 2009 1. Tematik
Secara harfiah tema berarti gambaran dari suatu teks, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks. 53 Terna pada berita ini adalah Ulama Al-Azhar mengatakan korban pemerkosaan boleh aborsi, menuai pro dan kontra. 2. Skematik Skematik yaitu menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, penutup,
kesimpulan dan
sebagainya sehingga membentuk kesatuan arti.
53
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta, 2001, cet. Ke-I, him 229.
39
Judul berita ini adalah Al-Azhar: "Karban Pemerkosaan boleh Aborsi", pad a Selasa, 12 Mei 2009. Berita ini didahului dengan fatwa yang disampaikan Grand Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi tentang bolehnya aborsi bagi wanita korban pemerkosaan. Fatwa tersebut disampaikannya dalam sebuah pertemuan ilmiyah diniyah untuk menjawab pertanyaan sekitar hukum aborsi bagi wanita korban perkosaan dan dinyatakan hamil, namun pemyataan tersebut menuai pro kontra. Dalam pernyataannya Syekh Al-Azhar menjawab, "Aborsi diperbolehkan dengan syarat wanita tersebut mempunyai track record yang baik dan persetubuhan yang terjadi di luar keinginannya." Di bagian tengah, disinggung tentang Dr. Musthofa Sak'ah, anggota Majma' al-Buhust al-Islamiyah Al-Azhar dan Syekh Mahmud Asyur, mantan wakil Syekh Al-Azhar yang mendukung pernyataan tersebut. Dr. Musthofa Sak'ah, mengatakan, diperbolehkannya aborsi dari hasil persetubuhan yang tidak diinginkan oleh pihak wanita (pemerkosaan) bersifat dharurat. Dan kaidah Fiqih mengatakan bahwa dalam kondisi dharurat sesuatu yang dilarang menjadi diperbolehkan. Sedangkan Syekh Mahmud Asyur, mengatakan bahwa diperbolehkannya aborsi bagi wanita korban pemerkosaan sebelum usia kehamilan memasuki 120 hari adalah hukum yang telah disepakati ulama Majma' al-Buhuts al-Islamiyah dalam fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan dalam beberapa bulan lain. Dan berita ini ditutup dengan pemyataan Dr. Abdul fatah Idries, Kepala Bidang Fiqih Muqarin Kuliah Syariah AL-Azhar, yang tidak setuju dengan
40
pernyataan tersebut. Ia mengatakan bahwa aborsi bagi wanita korban pemerkosaan tidak diperbolehkan baik setelah maupun sebelum 120 hari.
3. Semantik Semantik yaitu makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks yang digambarkan dalam bentuk kategori latar, detail, dan maksud. Latar berita ini berawal dari pertanyaan seorang peserta yang menanyakan tentang boleh tidaknya aborsi bagi korban pemerkosaan kepada Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi. Syekh tersebut menjawab bahwa korban pemerkosaan boleh aborsi. Yakni dengan menyatakan "Aborsi diperbolehkan dengan syarat wanita tersebut mempunyai track record yang baik dan persetubuhan yang terjadi di luar keinginannya. n Namun jawaban Syekh Al-Azhar tersebut menuai pro kontra. Dalam pemberitaannya Republika Online, mengutip pernyataan yang pro dan kontra, seperti Dr. Musthofa Sak'ah, anggota Majma' al-Buhust al-Islamiyah Al-Azhar, mendukung
fatwa
Syekh
Al-Azhar memperbolehkan
aborsi
dari hasil
persetubuhan yang tidak diinginkan oleh pihak wanita (pemerkosaan) karena bersifat dharurat. Juga pernyataan dari Syekh Mahmud Asyur, mantan wakil Syekh
Al-Azhar
yang
memperbolehkannya aborsi
bagi
wanita
korban
pemerkosaan sebelum usia kehamilan memasuki 120 hari. Sedangkan yang kontra dan tidak setuju, seperti Dr. Muhamad Dasuqi, Profesor Syariat Islamiyah, Kulyat Dar Ulum Universitas Kairo, hitungan 120 hari yang dianggap sebagai permulaan kehidupan. Dan Dr. Abdul fatah !dries, Kepala Bidang Fiqih Muqarin Kuliah Syariah AL-Azhar, menyatakan bahwa aborsi bagi
41
wanita korban pemerkosaan tidak diperbolehkan baik stelah amaupun sebelum 120 hari.
4.
Koherensi
Yakni pengemasan suatu teks dengan menentukan koherensi dan kata ganti yang digunakan dalam kalimat. Koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi "diperbolehkannya
aborsi" dan "pemerkosaan" adalah dua kalimat yang dipandang sebagai hubungan kausal, hubungan keadaan, waktu, dan sebagainya. Kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh keadaan, yang ditandai dengan kata penghubung "akibat".
5.
Leksikon
Yakni pemilihan kata yang dipakai oleh penulis dalam teks berita, untuk menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pemilihan leksikal yang digunakan penulis pada berita ini dengan memasukkan kata menuai
pro dan kontra, terdapat pada kalimat: ... Fatwa yang disampaikan Grand Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi te11ta11g bolehnya aborsi bagi wanita korban pemerkosaan telah menuai pro dan kontra. Kata track record, terdapat pada kalimat: "Aborsi diperbolehkan dengan
syarat wanita terse but mempunyai track record yang baik dan persetubuhan yang te1jadi di luar keinginannya." Kata kondisi dharurat dalam kalimat: " ... dalam kondisi dharurat
sesuatu yang dilarang menjadi diperbolehkan ".
42
Tabel I: "Al-Azhar: Korban Pemerkosaan Boleh Aborsi" Struktur
Elem en
Keterangan
Wacana
Struktur Makro
Terna
-
Ulama Al-Azhar mengatakan korban
pemerkosaan
boleh
aborsi, menuai pro dan kontra. Superstruktur
Skematik
Awai Berita ini didahului dengan
dengan
fatwa
yang
disampaikan Grand Syekh AlAzhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi tentang bolehnya aborsi bagi wanita korban pemerkosaan telah menuai pro dan kontra. (paragraf I) -
Di bagian tengah, disinggung Dr. Musthofa Sak'ah, anggota Majma' al-Buhust al-Islamiyah Al-Azhar dan Syekh Mahmud Asyur, mantan wakil Syekh AlAzhar,
mendukung
pernyataan
tersebut. (paragraf 3 dan 5) Akhir
Berita
ini
ditutup
dengan pernyataan Dr. Abdul
43
fatah !dries, Kepala Bidang Fiqih Muqarin Ku Ii ah
Syariah AL-
Azhar, yang juga tidak setuju dengan diperbolehkannya aborsi bagi
korban
pemerkosaan.
(paragraf 8) Struktur Mikro
Latar
-
Berawal
dari
pertanyaan
seorang peserta yang menanyakan tentang boleh tidaknya aborsi bagi korban pemerkosaan kepada Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi. Detail
-
Di
bagian
tengah
berita,
menceritakan tentang dukungan Musthofa Sak'ah, anggota Majma' al-Buhust al-Islamiyah Al-Azhar dan
Syekh
Mahmud
Asyur,
mantan wakil Syekh Al-Azhar, terhadap fatwah tersebut. Maksud
-
Aborsi boleh dilakukan oleh korban pemerkosaan.
Kata penghubung
-
Menggunakan bentuk kata hubung "akibat". Terdapat pada
44
par!)graf 4. Leksikon
-
menuai
pro
dan
kontra
(paragraf I), track record (paragaraf 2), kondisi dharurat (paragraf 3),
a.
Analisis berita 2: "MUI Prihatin Banyaknya Kasns Aborsi" Selasa, 30 Jnni 2009 1.
Tematik
Pada bagian ini tentang sikap MUI yang prihatin terhadap banyaknya aborsi di kalangan masyarakat karena di sebabkan oleh dampak globalisasi.
2. Skematik Judul berita ini adalah "MUI Prihatin Banyaknya Kasus Aborsi" Bagian ini didahului dengan pernyataan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, yang mengaku sangat prihatin dengan tingginya angka aborsi di kalangan masyarakat Indonesia. Berita ini berisi pernyataan dan pandangan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, tentang dampak pergaulan bebas dan globalisasi yang menyebabkan ternyadinya kehamilan di Iuar nikah dan perilaku aborsi. Inti berita ini diletakkan di paragraf kedua, terdapat pada kalimat:
"Amidhan menilai itu merupakan dampak dari to/eransi pergaulan bebas, akibat globalisasi.
"Tidak sedikit aborsi diakibatkan karena
pemerkosaan yang bersumber dari pornografi ataufilm porno."
'kece/akaan' dan
45
Penutup
bagian
ini
menjelaskan,
keimanan yang tinggi dapat
mengurangi bahkan mencegah terjadinya hubungan di luar nikah dan aborsi. Kesimpulan dari berita ini adalah Amidhan, meminta pemerintah untuk memperketat penayangan yang menantang di televise dan mengeluarkan PP. Selain itu, orang tua juga harus meningkatkan perhatian terhadap anaknya. 3.
Semantik
Latar berita ini berawal dari semakin tingginya angka aborsi dari tahun ke tahun, sehingga MUI, yang diwakili oleh Amidhan merasa prihatin terhadap fenomena ini. Amidhan menjelaskan hal tersebut di karenakan dampak toleransi pergaulan bebas, akibat globalisasi. Berita pada bagian ini, Amidhan cukup detail memaparkan tentang faktor yang memengaruhi tindakan aborsi yang dilakukan oleh remaja. Ia juga meminta supaya pemerintah dan instansi serta masyarakat untuk ikut serta berperan mencegah tindakan aborsi. Maksud dalam berita ini cukup jelas, yaitu MUI berharap dan menghimbau pada semua kalangan supaya mencegah aborsi di kalangan remaja, dan meningkatkan perhatiannya pada mereka. Hal itu terlihat jelas dalam setiap paragraf. 4.
Koherensi
Bagian ini menggunakan kata ganti koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi " ... karena sifat
manusia, begitu me/ihat tayangan negatif yang luar biasa membanjiri ... ". Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan dengan kata penghubung "karena". Kata penghubung, "... orang tua juga harus meningkatkan perhatian terhadap
46
anaknya, karena banyak kasus aborsi teljadi pada anak SMP dan SMA, juga mahasfawa ..." Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan dengan kata penghubung "karena". 5.
Segi Stilistik
Pemilihan leksikal yang digunakan wartawan pada berita ini dengan memasukkan
kata
tolera11si pergaulan
bebas,
globalisasi,
pornografi,
kecelakaa11, dalam kalimat: "... merupakan dampak dari toleransi pergaulan bebas, akibat globalisasi. 'Tidak sedikit aborsi diakibatkan karena 'kecelakaan' dan pemerkosaan yang bersumber dari pornografi atau film porno, ... ". Kata kadar keima11a, dalam kalimat:
"
disebabkan oleh kadar
keimanan manusia itu sendiri yang masih lemah ... " Kata membanjiri, dalam kalimat: "... begitu melihat tayangan negatif
yang luar biasa membaryiri ... ". Kata lampu lampu merah, dalam kalimat: "
sudah merupakan lampu
merah bagi pemerintah dan Negara ... ". Kata tidak pu11ya gigi, dalam kalimat: "
mereka tidak punya gigi
untuk mencabut izin ... ". Tabel 2: "MUI Prihatin Banyaknya Kasus Aborst' Struktur
Keterangan
Elem en
Wacana Struktur Makro
Terna
-
MUI yang prihatin terhadap banyaknya aborsi di kalangan masyarakat karena di sebabkan
47
oleh dampak globalisasi. Superstruktur
Skematik
Awai Berita ini didahului dengan pernyataan dari Ketua Majelis
Ulama
Indonesia
(MUI),
Amidhan,
yang
mengaku sangat prihatin dengan tingginya
angka
dikalangan
aborsi masyarakat
Indonesia. (paragraf I) Di bagian tengah, Amidhan menyatakan bahwa kasus aborsi menjadi
lampu
pemerintah,
dan
merah
bagi
mendorong
pemerintah untuk mempercepat undang-undang
pornografi.
(paragraf 4) Akhir
Berita
ini
ditutup
dengan seruan Amidhan untuk meningkatkan keimanan kepada Allah. (paragraf 7) Struktur Mikro
Latar
Tingginya angka aborsi dari tahun ke tahun.
Detail
Amidhan
cukup
detail
48
memaparkan tentang faktor yang memengaruhi
tindakan
aborsi
yang dilakukan oleh remaja. Ia juga meminta supaya pemerintah dan
instansi serta masyarakat
untuk
ikut
serta
benperan
mencegah tindakan aborsi. Maksud
-
MUI
berharap
menghimbau
pada
dan semua
kalangan supaya mencegah aborsi di
kalangan
remaja,
dan
meningkatkan perhatiannya pada mereka. Kata penghubung
Menggunakan bentuk kata hubung "karena". Terdapat pada paragraf 3 dan 6.
Leksikon
akibat
Toleransi pergaulan bebas, globalisasi,
pornografi
(paragraf
kecelakaan, 2),
kadar
keimanan, membanjiri (paragaraf 3), tidak punya gigi (paragraf 5),
49
c.
Analisis berita 3: " Ormas Islam Wanita Pri/1atinkan Angka
Aborsi" Selasa, 30 Juni 2009. 1.
Tematik Terna berita ini adalah angka aborsi yang semakin meningkat.
2. Skematik Judul berita pada bagian ini adalah "Ormas Islam Wanita Prihatinkan
Angka Aborsi". Berita ini didahului dengan adanya keprihatinan ormas Islam wanita terhadap aborsi yang dilakukan oleh sebagian remaja. Isi bagian ini dilatarbelakangi oleh penelitian yang dilakukan oleh Maria Ulfa, Ketua Umum Pucuk Pimpinan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menemukan praktek aborsi meningkat di kalangan remaja yang disebabkan oleh perubahan tren. Inti berita diletakkan di tengah, terdapat pada kalimat: " ... aborsi biasanya
disebabkan oleh tiga faktor utama, yakni pengetahuan tentang reproduksi masih rendah, pemahaman terhadap dampak hubungan seks masih rendah, dan pemahaman agama mereka masih rendah ... " Penutup berita ini menjelaskan tentang regulasi pelanggaran pornografi yang tidakjelas sehingga seks di luar nikah dan aborsi masih banyak dilakukan. Kesimpulan berita ini adalah perlu adanya pendidikan kesehatan reproduksi dan seks yang disampaikan kepada para wanita.
3. Semantik Latar berita berawal meningkatnya pratek aborsi dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, ormas Islam wanita mendesak pemerintah untuk menengani masalah aborsi.
so Detail dalam berita ini adalah banyaknya aborsi karena dipicu oleh kurangnya pemahaman perempuan terhadap dampak hubungan seks di luar nikah, akibat dari aborsi, dan pengetahuan agama yang kurang. Sedangkan maksud berita ini cukup jelas, terdapat pada kalimat "...
Pengetahuan masyarakat tentang seks, reproduksi, dan aborsi harus ditingkatkan. Supaya tidak ada lagi kecerobohan ... "
4.
Koherensi
Bagian ini menggunakan kata ganti koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi " ... aborsi dilarang dan pengecua/ian ... ". Dua buah kalimat itu berbeda namun dihubungkan dengan kata penghubung "tapi".
5. Leksikal Leksikal yang digunakan penulis pada bagian ini terindikasi dari kata-kata yaitu, tren dalam kalimat: " ... kenaikan angka pelaku aborsi pada usia remaja
(15-24 tahun) ini merupakan perubahan tren ... ". Kata dominasi, dalam kalimat: "... Kala itu pe/aku aborsi di dominasi o/eh
kalangan ibu rumah tangga sekitar 83, 7 persen ... ". Kata kontrasepsi, dalam kalimat: "... kegagalan kontrasepsi dan sudah
memiliki banyak anak ... ". Kata reproduksi dalam kalimat: "
pengetahuan tentang reproduksi
masih rendah ... ". Kata illegal, tra11sparan dalam kalimat:
melakukan aborsi i/egal, tidak transparan ... '.
"
mereka kebanyakan
51
Kata keceroboltan dalam kalimat:
"
Supaya tidak ada lagi
kecerobohan ... ". Kata kebebasa11 media, kapitalisme media dalam kalimat: " Remaja
biasanya terpengaruh oleh pronografi, kebebasan media, dan kapitalisme media". Dan kata
regulasi dalam kalimat: "
regulasi tentang pelarangan
porniogrqfi yang tidak jelas ... ". Tabel 3: "Ormas Islam Wanita Prihatinkan Angka Aborst' Struktur
Elemen
Keterangan
Wacana Struktur Makro
Tema
-
Angka aborsi yang semakin
meningkat. Superstruktur
-
Skematik
Berita ini didahului dengan
adanya keprihatinan onnas Islam wanita
terhadap
aborsi
yang
dilakukan oleh sebagian remaja. (paragraf I)
-
Di bagian tengah berisi tiga
alasan terjadinya aborsi. (paragraf 4) -
Bagian akhir menjelaskan
tentang
regulasi
pelanggaran
pomografi tidak jelas. (paragraf 8)
52
Struktur Mikro
Latar
-
Berawal dari meningkatnya
pratek aborsi dari tahun ke tahun. Detail
Banyak:nya
k:arena
aborsi
dipicu oleh k:urangnya pemahaman perempuan
terhadap
dampak
hubungan sek:s di luar nikah, ak:ibat dari aborsi, dan pengetahuan agama yang k:urang. Maksud
-
Terdapat pada paragraf 7
kalimat: " ... Film counteractive ini
menipakan sebuah laporan ... ". Kata Penghubung
-
Menggunakan bentuk: kata
hubung
"tapi".
Terdapat
pada
paragraf 5. Leksikon
-
Tren, dominasi (paragraf 2),
kontrasepsi (paragraf 3), reproduksi, illegal,
transparan (paragraf 4),
kecerobohan
(paragraf
6),
kebebasan media dan kapitalisme media
(paragraf
7),
menjamur (paragraf 8).
regulasi,
53
d. Analisis berita 4: " Aborsi Jangan Hanya Dilihat dari Segi Moral" Selasa, 21 Oktober 2009. 1.
Tematik
Terna berita ini adalah kurangnya pelajaran sejak dini tentang system reproduksi.
2. Skematik Judul berita pada bagian ini adalah "Aborsi Jangan Hanya Dilihat dari
Segi Moral". Berita ini didahului dengan ungkapan Musdah Mulia tentang aborsi yang seharusnya tidak hanya dilihat dari segi moralitas namun juga dari hak individu akan sistem reproduksinya. lsi bagian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya anak-anak di Indonesia yang tidak diajarkan sejak dini mengenai bagaimana menjaga sistem reproduksi dan hak- hak sistem reproduksinya. Inti berita diletakkan di tengah, terdapat pada kalimat: " ... Mereka tidak
diajarkan untuk membedakan mana belaian kasih sayang dan mana belaian cabul. "Akibatnya, ketika mereka beranjak dewasa terjadi kehamilan tidak diinginkan yang memicu tindakan aborsi ... " Berita ini ditutup dengan himbauan Musdah Mulia yang menghimbau agar mengajari anak-anak sejak dini untuk tidak membiarkan tubuhnya disentuh oleh orang lain. Kesimpulan berita ini adalah perlu pendidikan sejak dini tentang tubuh dan alat reproduksi.
3. Semantik
54
Latar berita berawal dari minimnya pengetahuan tentang sistem reproduksi perempuan sehingga memicu meningkatnya pratek aborsi dari tahun ke tahun. Detail dalam berita ini adalah aborsi terjadi karena dipicu oleh adanya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga perlu ditelusuri lagi kenapa kehamilan yang tidak diinginkan itu bisa terjadi. Sedangkan maksud berita ini cukup jelas, terdapat pada kalimat "...
mengajari anak-anak sejak dini untuk tidak membiarkan tubulmya disentuh oleh orang lain ... " 4.
Koherensi
Bagian ini menggunakan kata ganti koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi " .. jangan hanya
dilihat dari segi moralitas namun juga dari hak individu akan sistem reproduksinya ... ". Dua buah kalimat itu berbeda namun dihubungkan dengan kata penghubung "tapi".
5. Leksikal Leksikal yang digunakan penulis pada bagian ini terindikasi dari kata-kata yaitu, moralitas dalam kalimat: " ... Aborsi seharusnya jangan hanya dilihat dari
segi mora/itas namunjuga dari hak individu akan sistem reproduksinya ... ". Kata sistem reproduksi dalam kalimat: " ... Anak-anak di Indonesia tidak
diajarkan sejak dini mengenai bagaimana menjaga sistem reproduksi mereka ... ". Kata cabul,
dalam kalimat:
"...
Mereka tidak diajarkan untuk
membedakan mana belaian kasih sayang dan mana belaian cabul."
55
Tabel 3: "Aborsi Jangan Hanya Dilihat Dari Segi Morar' Struktur
Elem en
Keterangan
Wacana
Struktur Makro
-
Terna
Kurangnya pelajaran sejak
dini tentang system reproduksi. Superstruktur
Berita ini didahului dengan
Skematik
ungkapan
Musdah
Mulia
tentang aborsi yang seharusnya tidak hanya dilihat dari segi moralitas namun juga dari hak individu
akan
sistem
reproduksinya. (paragraf I) -
Di bagian tengah berisi tidak
diajarkannya
pendidikan
tentang
reproduksi. (paragraph 3 ) Bagian akhir
menjelaskan
tentang pentingnya anak diajarkan tentang
tubuhnya
dan
alat
reproduksinya. (paragraf 6) Struktur Mikro
Latar
Minimnya tentang perempuan
pengetahuan
sistem sehingga
reproduksi memicu
meningkatnya pratek aborsi dari
56
tahun ke tahun. Detail
-
aborsi terjadi karena dipicu oleh adanya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga perlu ditelusuri lagi kenapa kehamilan yang tidak diinginkan itu bisa terjadi.
Maksud
-
Terdapat pad a paragraf 7
kalimat:
"... Mengajari anak-anak
sejak dini untuk tidak membiarkan tubuhnya disentuh o/eh orang lain
... " Kata Penghubung
-
Menggunakan bentuk kata
hubung
"tapi".
Terdapat
pad a
paragraf 5. Leksikon
-
moralitas (paragraf I), sistem
reproduksi, cabul (paragraf 3).
B.
Analisis Pemberitaan Aborsi Di Republika Online Dilihat Dari Kognisi Sosial. Dalam menganalisis wacana, kognisi sosial adalah bagian integral yang
saling berkaitan dari rumus kerangka Teun A. Van Dijk. Pendekatan kognisi sosial ini bersifat lokal, spesifik, dan psikologis. hal ini sangat bersebrangan
57
dengan kecenderungan menghubungkan teks komunikasi dengan isu besar dalam media seperti kontrol institusi, profesi, modal, dan sebagainya. 54 Dalam pemberitaan aborsi yang diberitakan oleh Republika Online penulis berusaha memberitahukan kepada pembaca bahwa konstruksi berita tentang aborsi di Republika Online memenuhi unsur layak berita, yaitu akurat, lengkap, adil, berimbang, objektif, ringkas, dan jelas. Pemberitaan aborsi yang berjudul; Al-Azhar: "Karban Pemerkosaan boleh Aborsr' Selasa, 12 Mei 2009, MUI Prihatin Banyaknya Kasus Aborsi, Ormas Islam Wanita Prihatinkan Angka Aborsi Selasa, 30 Juni 2009, Semua Agama Tolak Aborsi, Rabu, 14 Oktober 2009, Aborsi Jangan Hanya Dilihat dari Segi Moral, Rabu, 21 Oktober 2009 menandakan bahwa berita yang disajikan tidak hanya berkaitan dengan isu bahwa aborsi dilarang dalam Islam tetapi juga menampilkan pemberitaan pendapat yang berbeda, aborsi boleh dilakukan oleh perempuan yang hamil. Pemberitaan ini disajikan oleh Republika Online yang dengan segmentasi pembacanya yang berkomunitas muslim dan berumur 24-35 tahun. Mengenai proses produksi beritanya di Republika Online, secara internal, di lingkungan redaktur dilakukan proses internal namun tidak setiap judul didiskusikan. Berita yang ditayangkan hanya melakukan proses internal redaktur berita. Hal tersebut dikarenakan Republika Online sangat mengutamakan kecepatan (speed). Terkait dengan kognisi sosial penulis, seberapa jauh pemahaman reporter yang menulis tentang aborsi, dalam penjelasannya, pemred Republika Online 54
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta, 2001, cet. Ke-I, him 266
58
mengungkapkan bahwa memang reporter tidak perlu terlalu memahami dengan detail tentang suatu masalah yang ingin diliput. Tetapi untuk pemberitaan aborsi, pemahaman, Rifma, !is, dan Taq yang notabene beragama Islam dinilai cukup memadai 55 • Di Republika 99 % muslim, sedangkan di redaksinya muslim semua. Oleh karena itu, sebagai sebuah media untuk komunitas muslim dan background penulis adalah sebagai muslim, maka berita mengenai aborsi mengacu pada keislaman. Menyangkut konteks, mereka membaca dari !cantor berita, AP (Associated Press) yang berbasis di New York dan AFP (Associated France Press) dan browsing di internet. C. Analisis Pemberitaan Aborsi di Republika Online Dilihat dari Konteks
Sosial Konteks berkaitan dengan hal-hal yang memengaruhi pemakaian bahasa, dan terbentuknya sebuah wacana. Seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi sosial yang terjadi pada saat itu, pada konteks sosial tertentu, sebuah wacana dapat diteliti, dianalisis dan dimengerti. Konteks ini juga berkaiatan dengan who atau siapa dalam hubungan komunikasi, siapa yang menjadi komunikatornya, siapa komunikannya, dalam situasi bagaimana, apa mediumnya, dan mengapa ada peristiwa komunikasi tersebut. Konteks merupakan salah satu dari tiga ha! sentral dalam wacana menurut Guy Cock. Menurutnya, konteks memasukkan semua situasi dan ha! yang berada 55
2010
Hasil wawancara peneliti dengan Pemred Republka Online, lrfan Junaidi, I 0 Maret
59
di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut diproduksi, dan fungsi yang dimaksudkan. 56 Analisis sosial meneliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat pada konteks terbentuknya sebuah wacana dalam masyarakat. bagaimana masyarakat memproduksi dan mengkonstruksikan sebuah wacana. Dalam pemberitaan tentang aborsi, Republika Online mencoba seobjektif mungkin memberitakan tentang aborsi, meski secara perspektif, menurut Pemred Republika Online, mereka mempunyai keyakinan dan sikap bahwa aborsi dilarang. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada pendapat lain yang meperbolehkan aborsi yang juga harus diberitakan. Seperti, pemberitaan dengan judul Al-Azhar: Karban Pemerkosaan Bo/eh Aborsi. Dalam pandangan Republiko Online, pandangan Syekh Ahzar, ulama yang secara otoritatif diakui oleh sebagian kalangan umat Islam dan dengan nama Al-Azhar yang sudah terkenal dan menjadi garansi, sehingga menjadi berani untuk menayangkannya. Dalam pemberitaannya, Republika Online tidak menggunakan istilah "kaca mata kuda" dalam artian meski setuju dan mendukung pendapat bahwa aborsi tidak boleh dilakukan dengan alasan apa pun tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memberitakan pendapat lain yang berbeda pandangan. Dengan begitu, Republika Online tidak selalu memberitakan tentang pendapat yang mengharamkan aborsi. Hal itu dimaksudkan supaya pembaca bisa secara utuh melihat fenomena bahwa ada yang berbeda pendapat tentang praktek aborsi. Pembaca dapat menilai dan menentukan sikapnya sendiri. 56
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Ana/isis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta, 2001, cet. Ke-I, him 9
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah menjelaskan dan menganalisis bahasan-bahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, dan diperkuat dengan wawancara langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pemberitaan tentang aborsi di Republika Online sebagai berikut: I . Struktur Wacana a) Secara struktur makro, rentetan tema berita yang dikemas oleh
Republika Online menjelaskan bahwa dalam memberitakan aborsi, Republika Online mencoba memberitakan secara berimbang antara pendapat yang membolehkan aborsi dan yang melarang aborsi. b) Secara superstruktur, Republika Online mengemas alur berita dengan skema pemberitahuan tentang ada pendapat yang mendukung praktek aborsi boleh dilakukan dengan alasan diperkosa dan juga pendapat yang mengecam praktek aborsi. c) Secara struktur mikro, berdasarkan latar, detail, dan maksud.
Republika Online selalu memaparkan meski memberitakan tentang pendapat orang yang memperbolehkan aborsi dilakukan, namun
Republika Online tetap hati-hati dalam memberitakannya. Yaitu dengan cara menegaskan kenapa diperbolehkan dan apa alasan memperbolehkannya.
61
2. Kognisi Sosial Dilihat dari kognisi social, dengan dasar ideologi keagamaan wartawannya sebagai muslim, juga ideologi Republika Online sebagai portal umat yang mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan pemahaman Rahmatan Iii 'Alamin, pemberitaan yang ditulis oleh wartawan berusaha memberitahukan kepada pembaca
bahwa
praktek aborsi
membahayakan jika dilakukan
dengan
memberikan fakta-fakta tentang angka kematian karena praktek aborsi. 3. Konteks Sosial Dalam konteks sosial dapat diketahui bahwa Republika Online sebagai portal muslim dengan garis keberpihakan yang jelas terhadap Islam, bahwa Republika Online tidak setuju dengan praktek aborsi dengan alasan apa pun.
B. Saran Penulis menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan berita tentang aborsi, sebagai berikut: I. Berita yang dipaparkan Republika Online mencakup unsur berimbang. Namun
dalam
pemberitaannya
masih
kurang
bebas
dalam
memberitakan. 2. Untuk memenuhi unsur eek and balance, kiranya Republika Online meliput perlu wawancara perempuan yang melakukan aborsi dan menggali alasan mengapa ia be1tindak seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Abidin, Ibn, Hasyiyah Rad al-Mukhtar 'ala al-Dur al-Mukhtar, Beirut, Daar al Fikr, jilid 2, th.t. Al-Ghazali, Al-Wajiz, Beirut, Daar al-Ma'rifah, jilid 2, th.t. Bennett, Tonny, Media, Reality, Signification. Dalam Michael Gurevitch, Tonny Bennett, dan James Wollacott, Culture, Society and the Media, London, Methuen, 1982.
Birowo, Antonius Metode Penelitian Komunikasi: Yogyakaiia: Gintanyali, 2004.
Teori dan Aplikasi,
Ebrahim, Abu! Fad! Mohsin, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan, Bandung: Mizai1, cet-1,
Ebrahim, Ade Maman Ebrahim, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Afedia, Yogyakarta: LKiS, cet-1, 200 !.
Analisis Framing, Konstruksi Jdeologi, dan Politik Media, Yogyakarta:
--~
LKiS,2008 Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. Ke-4, 2006.
63
Generoso, J. Gill, Jr, Wartawan Asia: Penuntun Mengenai Teknik Membuat Berita, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993.
Hamad, Ibnu, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta: Granit, 2004. Hayakawa, S.I, "Symbols'', dalan1 Wayne Austin Shrope, Experiences in Communication, New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1974.
Infante, Dominic A., Andrew S Rabcer, and Deanna F. Womack, Building Communication Theor,. Prospect Heights, IL., Waveland, 1990. Kridalasana, Harimurti, Leksikon Komunikasi, Jakarta: Pradnya Paramita, 1984. Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis dan Riset Komunikasi, Disertai Contoh Prak/is Riset Media, Public Relation, Aadvertising Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakaiia: Kencana, 2007.
Kusumaningrat, Hikmat, dan Kusumai1ingrat, Pumama Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Lippman, Walter, Stereotype, Public Opinion, and the Press, Dalam Elliot D. Cohen Philosophical Issues in Journalism, New York, Oxford University· Press, 1992.
Meleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bai1dung: Remaja Rosda Karya, cet-13,2000.
Mitchell V. Chamley, Reporting, Holt, Rinehart and Winston, Third Edition, New York, 1976
Muslich, Wardi, Ahmad, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinai· Grafika, 2005.
64
Poloma, Margaret "Sosiologi Kontemporer ", Jakarta: R1ljawali, 1984, Putra, R Masri Sareb Teknik Menu/is Berita dan Feature, Jakarta, Gramedia, dalam The Oxford Companion to the English Language, 2006.
Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, cet2, 2001.
Ruslan, Rosady Metodologi Penelitian Public Realation dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Sadli, Saparinah, Pengantar, dalam karangan Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi, Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta: Kompas, 2006.
Sendjaja, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, cet-9, 2005.
Setiati, Eni, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Jakarta: Andi, 2005. Soemirat, Betty RFS, dan Yehudo, Eddy, Opini Publik, Universitas Terbuka, cet5, 2007.
Smnadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006.
Suwardi, Harsono, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Suatu Stl{di Komunikasi Politik Terhadap Liputan Berita Kampanye Pemilu 1987, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993.
Syauman, Abbas, DR, Hukum Aborsi dalam Islam, Jakarta: Cendikia Sentra Muslim, 2004.
65
Tuchman, Gaye, Making News: A Study in the Construction of Reality, New York, The Free Press, 1978
Kitab Undang-Undang Hukurn Pidana KUHP dalam Reinterpretasi Hukum Islam Tentang Aborsi, Jakarta, Universitas Yarsi, 2006.
Internet:
Fact About Abortion, Info Kit on Women's Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, yang dikutip oleh LBH APIK dengan judul "Aborsi dan Hak Atas Pelayanan Sosia/" diunduh Rabu, 28 April 2010 jam 10:33.
http://www.kompas.com 25 Maret, 1999 diunduh pada tanggal 12 April 2010 http:/wikipedia.encyclopedia/berita/beritahtml, diakses 13 April 2010 jam 15.00 http://www.antaranews.com.Kasus Aborsi di Indonesia 2,5 juta Setahun, diunduh Kamis, 23 September 2010.
http://www.freelists.org/ppiindia-Aborsi-di-Indonesia-Dua-Juta-Kasus-PerTahun, diunduh Kamis, 23 September 2010.
TRANSKIP WA WANCARA( 10 Maret 2010)
Dengan Irfan Junaidi, Pemred Republika Online, di Kantor Republika Online.
Penulis (P): Bagaimana sejarah Repubika Online? Irfan (I): Koran Republika membuat fortal namanya Republika Online. Awalnya
memang isi Koran Republika yang diisi ke internet. Tapi kemudian pada masa perkembangannya, online ini sudah banyak peminatnya, sehingga mulai tahun 2008 isi koran dipindah ke internet. Koran ditambah lagi ke internet, iya, tapi ditambah lagi isinya, yang diupdate sendiri dua atau tiga menit. Dan sekarang Republika online tidak lagi dikatakan sebagai surat kabar. Karena dia sudah menjadi fortal tersendiri. Sedangkan koran di sana masih bisa disebut surat kabar. Tapi kalau yang disini sudah menjadi Republika Online.
Keberpihakan terhadap Islam menguat sejak Republika itu berdiri dan juga sejak dikembangkan menjadi Republika Online juga. Nama Republika tidak bisa terpisahkan tetap saja menjadi Republika Online. Nama Republika tetap nempel, karena kalau kita berubah kehaluan yang lain akan menjadi rancu. Karena imbas di masyarakat sudah terbentuk kalau Republika itu Koran Islam. Sedangkan visi dan misi Republika Online sama dengan Koran Republika. Yaitu mengembangkan Islam ralunatan lil'alamin. Ingin mewadahi semua kepentingan umat Islam, begitu. Hanya
yang membedakan adalah segmennya. Kalau Koran itu umur 40 tahun ke atas. Dan kalau di online itu dari umur 24-35 tahun !ah. Tapi visinya sama, mengembangkan Islam yang ran1ah, cinta lingkungan, Islam yang anti korupsi, Islam modern, yang elit, bukan Islam yang terbelakang. Kita ingin mewadahi semua kepentingan umat Islam. Dari yang paling kiri sampai kanan, dari yang lembut sampai yang keras, dan paling moderat k.ita tampung semuanya. (P): Bagaimana struktur penulisan di Republika Online? (I): Nanti pada perkembangannya, Republika Online ini akan menjadi fortal Republika Islam. Perbedaanya dengan fo1ial pada umunmya, kalau fortal pada umumnya, tidak menjadikan Islan1 sebagai pertimbangan untuk memuat atau tidak memuat berita. Sedangkan Republika Online, kalau ada berita kita pandang dari sisi umat Islam apa nih dampaknya, positif atau negative. Walaupun berita itu sensasional atau bagus, kalau kita asal memberitakan tapi kemudian dampalmya bagi umat Islam negatif kita harus tahan
segmennya, segmen remaja. Jadi bahasanya apa sih, agak lembut, agak dirilekskan, dan diringankan. Kemudian kalau di Koran tema-temanya sangat serius. Misalnya tentang rubrik khazanah yang menerangkan tentang tokoh Islam atau tentang kota-kota Islam abad sekian, misalnya. Sedangkan kita lebih pada Islamnya yang lebih ringan dan lebih life. Misalnya, trend pemakaian jilbab atau bagaimana zionis Yahudi yang kemudian memilih Islam. Yang pasti lebih ringan dan lebih ngepop. (P): Bagairnana rutinitas media Republika Online, rnisalnya editing, rapat, deadline, waktu terbitnya? (I): Kalau yang menentukan topic
itu masing-masing redaktur untuk menaikkan
berita. Cuma kalau ada redaktur yang menaikkan berita yang berlainan dengan kita, kita diskusikan dan kita san1paikan kepada mereka. Kalau ini beritanya kontra produktif terhadap Islam. Dan kalau menurut saya saya akan merubah engelnya supaya produktif terhadap Islam. Tapi kalau tidak bisa, ya tidak usah dimuat atau diturunkan. Dan itu beberapa kali terjadi. Atau misalnya pilihan katanya tidak sesuai. Misalnya menggunakan ekstrimis Islam. (P): Bagairnana Republika Online rnernandang Aborsi? (I): Dalam memandang Aborsi kita tidak berkaca mata kuda. Mungkin kita punya sikap aborsi dilarang. Tapi kita juga harus melihat realitas bahwa ada pihak lain, apalagi ini syekh Azhar ulama yang secara otoritatif diakui oleh sebagian kalangan umat Islam. Tapi nama Al Azhar itu sudah terkenal dan menjadi garansi, nama AlAhzar sendiri, beda kalau misalnya kita sebut UII: korban pemerkosaan boleh
aborsi, kita tidak akan berani. Tapi ini Al-Ahzar, kapasitas internasional, reputasi internasional. Dan kita harus buka tidak boleh kaca mata kuda. Tidak boleh bilang saya pendapatnya ini dan tidak mau pendapat yang lain, gak bisa. Karena Rasul masih berdialog dengan orang kafir. Kalau dikatakan seimbang memang tidak bisa seimbang. Karena media mana pun tidak mungkin bisa seimbang. Oleh karena itu kita punya keterpihakan dan punya misi. Tapi bagaimana cara menyampaikan misi itu dengan baik. jangan mentang-mentang kita ingin aborsi itu diharamkan, hanya pendapat yang diharamkan terns yang kita cekokin kepada masyarakat. Dan begitu masyarakat di kehidupan nyata menemukan kenyataan ada ulama yang berpendapat bahwa itu boleh, dia akan syok dan mengatakan ternyata republika ngaco. Saya dibilangin haram-haram tapi ternyata ulama ini bilang boleh sih. Kita buka juga koridor ini ada ulan1a juga yang membolehkan aborsi dengan syarat diperkosa. Dan kita tidak bilang, Al-Ahzar boleh Aborsi tapi kan ada syaratnya, kita harus liat itu. Karban pemerkosaan boleh aborsi. Tapi kami juga bukan mendorong aborsi aja deh kalau kamu menjadi korban pemerkosaan. Bukan. Tapi kita hanya membuka, ini loh, ada ulama al-Ahzar, Grand Azhar, internasional reputation, namanya dikenal seluruh dunia, jadi kalau pun dia ngomong pasti kan gak akan asal nyemlong, bukan asal cuap-cuap. Ada dasar dan dalil yang dia pertimbangkan sebelumnya. Karena pertaruhannya nama dia, diri dia, dan dia tidak mudah berada di posisi ini. Untuk sampai terpilih menjadi grand syekh azhar itu bukanlah mimpi semalem langsung jadi be1iahun-tahun dia harus menghapalkan al-Quran, dia harus doctor, dia lama sekali mengkaji ilmunya banyak kemudian dia dipercaya untuk menjadi
grand syekh azhar. Ini statusnya sarna dengan menteri atau bahkan lebih tinggi dari mentri. !tu yang pertarna, yang kedua, bendera Al-ahzar. Siapa sih yang gak kenal dari dunia barat dan timur siapa yang tidak kenal dengan universitas alahzar. Nah, pasti kalau dia ngomong tidak mungkin asal ngomong gitu kan, dia pasti akan pikirkan, dia pasti uda pelajari dasar-dasarnya dan kita harus dengar dan tahu itu bahwa dia ngomong begitu. Perkara masyarakat memilih bahwa aborsi itu dilarang paling gak dia sudah punya dasarnya. Jadi bukan hanya asal ngekor doing, gak boleh gak boleh. Tapi dia memilih sikap itu dengan cerdas. Itu yang kita mau. Yang kita pertimbangkan itu aja. Dia seorang syek yang pasti ilmunya sudah teruji, kemudian Al-ahzar yang reputasinya juga intemasional. Kalau yang ini ngomong misalkan kyai anu dari pesantren mana yang kita tidak pernah dengar namanya, kita tidak akan berani atau misalkan dokter dari rumah sakit anu, kita tidak akan berani. Tapi karena yang ngomong adalah pemimpin tertinggi di sebuah kampus yang putasinya intemasional, punya sejarah panjang mengkaji ilmu dan saya yakin saya lebih bodoh dari syekh ini untuk urusan agarna, saya sangat yakin. (P): Bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat?
(I): Perkara Anda setuju atau tidak setuju itu, saya setuju atau pun tidak setuju nanti kita akan imbangi dengan isu-isu yang lain dan tema-tema yang lain. Yang intinya kita ingin memberikan spectrum seluas mtmgkin kepada masyarakat ini !oh pandangan tentang aborsi walaupun kita disitu juga ptmya misi, kita tidak ingin aborsi itu terjadi. Tapi kita tidakmau seperti karnpanye parpol. Jangan memilih itu, pilih pariai saya aja. Kita tidak mau karnpanye seperti itu. kita ingin menawarkan,
kami punya pendapat begini, tapi di luar juga ada pendapat seperti itu. jadi cerdascerdaslah anda ketika ingin berpendapat seperti kami. Nanti kalau gak, akan dimakan sama argumentasi yang lain. Anda tidak akan menjelaskan dengan baik sikap Anda itu. kurang lebih sepe1ti itulah. (P): Bagaimana Republika Online menentukan topik berita? (I): Secara internal dilingkungan redaktur pasti ada proses internal. Tidak setiap judul
didiskusikan. Diinternal redaktur dia tulis dan naikin. Ketika judul itu mengundang pertanyaan, saya dan redaktur yang lain akan bertanya. Ini judulnya apa, kok begini, boleh tidak kita ganti begitu, boleh gak kita giniin, oke jangan itulah. Kenapa? Karena online itu sangat mengutamakan speed kecepatan. Kalau setiap judul kita diskusikan satu jam kita diskusiin beritanya tidak naik-naik. Naikin prosesnya kalau oke, ya uda oke aja tidak usa didiskusikan lagi. Tapi begitu ada yang gak oke itu, harus itu dijalankan. Yaitu tadi, misalnya kita kemarin bicara tentang fatwa rokok haran1. Personally, saya setuju dengan fatwa itu. kami disini juga setuju dengan fatwa itu. tapi hanya jangan kaca mata kuda, yang haram aja yang kita kutip orang lain yang mempunyai pandangan lain kita singkirkan jauh-jauh. Itu hanya akan membuat kita ada disatu sisi. Tidak kaya. Tapi kalau misalnya petani atau pabrik rokok yang tutup dan mengeluh tentang fawah tersebut kita juga muat. Seperti ulama NU yang mengatakan sebenarnya bukan haram tapi makruh, misalkan, kita juga muat. Tapi niat kita bukan mau menutup keharaman ini bukan. (P): Sejauh mana pengetahuan dan pemahaman wartawan Republika Online terhadap isu aborsi?
(I): Menurut saya, aborsi adalah persoalan umum,yang sudah diketahui hukurnnya
yang secara hokum Islam haram dan dari persoalan sosial juga tidak dibenarkan. Jadi wartawan yang meliput tentang aborsi sudah dipastikan memegang pengetahuan itu. Saya juga beranggapan, untuk persoalan umum, seorang wartawan juga tidak perlu terlalu detail dan mendalam mengetahui persoalan aborsi, misalnya. Dia cukup tahu hukurnnya, dan meliput berita sesuai dengan fakta dan menggunakan ideology keislaman, itu sudah cukup menurut saya.
[UI Prihatin Banyaknya Kasus Aborsi Republika Newsroom isa, 30 Juni 2009 pukul 18:46:00 CARTA-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, mengaku sangat prihatin dengan :ginya angka aborsi dikalangan masyarakat Indonesia. "Saya juga mendengar banyaknya us aborsi. Saya sangat prihatin melihat angka sebsar 2,6 juta kasus aborsi pertahun," katanya ada Republika, Selasa (30/6). 1idhan menilai itu merupakan dampak dari toleransi pergaulan bebas, akibat globalisasi. dak sedikit aborsi diakibatkan karena 'kecelakaan' dan pemerkosaan yang bersun1ber dari nografi atau film porno," ungkap Amidhan. ~
hanya itu, menurut Amidhan, ini juga disebabkan oleh kadar keimanan manusia itu sendiri ,g masih lemah. "Karena sifat manusia, begitu melihat tayangan negatif yang luar biasa mbanjiri, maka menimbulkan keinginan untuk menyalurkannya sehingga muncul )elakaan'," katanya. Lidhan menegaskan ini sudah merupakan lampu merah bagi pemerintah dan negara untuk era memperhatikan masalah ini. "Saya mendorong agar Pemerintah mempercepat tgeluaran program yang berkaitan dengan UU pomografi yang telah ditetapkan akhir 2008," das Amidhan. tidhan menambahkan pemerintah hams memperketat penayangan yang menantang di televisi t segera dilakukan penindakan. "Pemerintah hams segera mengeluarkan PP. Karena KPI tidak ~up mereka tidak punya gigi untuk mencabut izin stasiun televisi," katanya. "Setiap tontonan, 1bah Amidahn, hams memiliki tuntutanan," katanya. ain itu, imbuh Amidhan, orang tua juga harus meningkatkan perhatian terhadap anaknya, ena banyak kasus aborsi terjadi pada anak SMP dan SMA, juga mahasiswa. "Guru-guru upun dosenjuga hams memperhatikan siswa didiknya," katanya. -Ju juga, kata Amidhan, peningkatan keimanan untuk mengurangi bahkan mencegah terjadinya mngan di luar nikah dan aborsi. "Aborsi dalam setiap agama itu dilarang. Apalagi dalam cum Islam. Komisi fatwa MUI menetapkan aborsi haram kecuali untuk kepentingan kesehatan u keselamatan ibu. Kalan kecelakaan tidak masuk dalam pengecualian," tegasnya.she/pur
borsi J angan Han ya Dilihat dari Segi [oral :Zepublika Newsroom u, 21 Oktober 2009 pukul 17:50:00
:ARTA--Aborsi seharusnyajangan hanya dilihat dari segi moralitas narnunjuga dari hak vidu akan sistem reproduksinya. Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Pasca Sarjana versitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah, Prof.Dr. Musdah Mulia, dalam acara ncuran buku "Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, Keadilan, dan Emansipasi" yang 1diri oleh wartawan di Jakarta, Rabu. 1p orang memiliki hak atas tubuhnya, termasuk hak atas rahimnya jika dia wanita", katanya. rnrut Musdah, aborsi terjadi karena dipicu oleh adanya kehamilan yang tidak diinginkan ngga perlu ditelusuri lagi kenapa kehamilan yang tidak diinginkan itu bisa te1jadi. :dah berpendapat bahwa anak-anak di Indonesia tidak diajarkan si:jak dini mengenai 1imana menjaga sistem reproduksi rnereka dan hak- hak mereka akan sistem reproduksi ~but. Mereka tidak diajarkan untuk membedakan mana belaian kasih sayang dan mana ian cabul. "Akibatnya, ketika rnereka beranjak dewasa terjadi kehamilan tidak diinginkan ; memicu tindakan aborsi", lanjutnya. , tahunnya, kejadian kasus aborsi di Indonesia mencapai angka 2 hingga 2,5 juta, atau 43 ·si tiap 100 kehamilan. Sebagian besar pelaku aborsi berusia antara 20-29 tahun. Aborsi tidak ra dilakukan oleh remaja yang belum menikah, namunjuga wanita yang telah bersuami. :dah menampikjika dia dianggap sebagai orang yang mendukung te1jadinya praktik aborsi di yarakat. "Hanya saja, menurut saya seharusnya tiap orang berhak menentukan apa yang mau ~ka lakukan terhadap tub uh mereka, termasuk menolak untuk disentuh", tandasnya. in itu, wanita kelahiran Bone, Sulawesi Selatan inijuga menganjurkan agar mengajari anak~ sejak dini untuk tidak mernbiarkan tubuhnya disentuh oleh orang lain jika bukan untuk alah pembersihan. "Akan sangat baikjika anak rnenge1ii masalah privacy atas dirinya", aya. ant/pur
borsi J angan Han ya Dilihat dari Segi [oral
Republika Newsroom 'u, 21 Oktober 2009 pukul 17:50:00
::ARTA--Aborsi seharusnyajangan hanya dilihat dari segi moralitas namunjuga dari hak vidu akan sistem reproduksinya. Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Pasca Sarjana versitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah, Prof. Dr. Musdah Mulia, dalam acara mcuran buku "Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, Keadilan, dan Emansipasi" yang tdiri oleh wartawan di Jakarta, Rabu.
tp orang memiliki hak atas tubuhnya, termasuk hak atas rahimnyajika dia wanita", katanya. mrut Musdah, aborsi terjadi karena dipicu oleh adanya kehamilan yang tidak diinginkan .ngga perlu ditelusuri lagi kenapa kehamilan yang tidak diinginkan itu bisa terjadi.
sdah berpendapat bahwa anak-anak di Indonesia tidak diajarkan sejak dini mengenai aimana menjaga sistem reproduksi mereka dan hak- hak mereka akan sistem reproduksi ebut. Mereka tidak diajarkan untuk membedakan mana belaian kasih sayang dan mana Lian cabul. "Akibatnya, ketika mereka beranjak dewasa terjadi kehamilan tidak diinginkan g memicu tindakan aborsi", lanjutnya.
tahunnya, kejadian kasus aborsi di Indonesia mencapai angka 2 hingga 2,5 juta, atau 43 rsi tiap I 00 kehamilan. Sebagian besar pelaku aborsi berusia antara 20-29 tahun. Aborsi tidak ya dilakukan oleh remaja yang belum menikah, namunjuga wanita yang telah bersuami.
J
sdah menampik jika dia dianggap sebagai orang yang mendukung te1jadinya praktik aborsi di ;yarakat. "Hanya saja, menurut saya seharusnya tiap orang berhak menentukan apa yang mau ·eka lakukan terhadap tubuh mereka, termasuk menolak untuk disentuh", tandasnya.
iin itu, wanita kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini juga menganjurkan agar mengajari anakk sejak dini untuk·tidak membiarkan tubuhnya disentuh oleh orang lain jika bukan untuk ;alah pembersihan. "Akan sangat baikjika anak mengerti masalah privacy atas dirinya", nya. ant/pur
borsi Jangan Han ya Dilihat dari Segi [oral Republika Newsroom m, 21 Oktober 2009 pukul 17:50:00
(ARTA--Aborsi seharusnyajangan hanya dilihat dari segi mora!itas namunjuga dari hak ividu akan sistem reproduksinya. Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Pasca Sarjana iversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Musdah Mulia, dalam acara uncuran buku "Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, K.eadilan, dan Emansipasi" yang adiri oleh wartawan di Jakarta, Rabu. ap orang memiliki hak atas tubuhnya, termasuk hak atas rahimnya jika dia wanita", katanya. :nurut Musdah, aborsi te1jadi karena dipicu oleh adanya kehamilan yang tidak diinginkan 1ingga perlu ditelusuri lagi kenapa kehamilan yang tidak diinginkan itu bisa terjadi. 1sdah berpendapat bahwa anak-anak di Indonesia tidak diajarkan sejak dini mengenai saimana menjaga sistem reproduksi mereka dan hak- hak mereka akan sistem reproduksi sebut. Mereka tidak diajarkan untuk membedakan mana belaian kasih sayang dan mana laian cabul. "Akibatnya, ketika mereka beranjak dewasa terjadi kehamilan tidak diinginkan ~g memicu tindakan aborsi", lanjutnya. ;ip tahunnya, kejadian kasus aborsi di Indonesia mencapai angka 2 hingga 2,5 juta, atau 43 orsi tiap 100 kehamilan. Sebagian besar pelaku aborsi berusia antara 20-29 tahun. Aborsi tidak nya dilakukan oleh remaja yang belum menikah, namunjuga wanita yang telah bersuami. usdah menampikjika dia dianggap sebagai orang yang mendukung terjadinya praktik aborsi di :isyarakat. "Hanya saja, menurut saya seharusnya tiap orang berhak menentukan apa yang mau ereka lakukan terhadap tubuh mereka, termasuk menolak untuk disentuh", tandasnya. ~lain itu, wanita kelahiran Bone, Sulawesi Se Iatan ini juga menganjurkan agar mengaj ari anak1ak sejak dini untuk tidak membiarkan tubuhnya disentuh oleh orang lain jika bukan untuk asalah pembersihan. "Akan sangat baikjika anak menge1ti masalah privacy atas dirinya", amya. ant/pur
>UBLIKA - Rabu, 14 Oktober 2009
Halaman: 12
Penulis: !is
iran : 2284 bytes
aua Agama Tolak Aborsi ZART A -- Semua agama di Indonesia sepakat menolak tegas praktik aborsi. Namun, ada Lgecualian jika terkait masalah kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Kesepakatan ini, uarakan majelis-majelis keagamaan di Indonesia di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), arta, Selasa (13/10). 1gkah ini dilakukan, menyusul disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan njadi UU Kesehatan tahun 2009. Namun, dalam UU tersebut terdapat sejumlah pasal krusial ig dinilai bertentangan dengan ajaran agama, terutama menyangkut masalah aborsi. lam kesempatan tersebut hadir sejumlah pimpina majelis agama. Yaitu, Ketua MUI, Ma'ruf ain; P Sigit Pramudji, Pr, dari Konferensi Wali Gereja Indonesia; Pdt Wilfred Soplantila dari rsekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injil Indonesia; DR I Made Gde Erata dari Parisada adu Dharma Indonesia Pusat; Bhiksuni Viryaguna Mahasthavira dari Perwalian Umat Budha !onesia; dan Budi S Tanuwibowo dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia. ~tua
MUI, Ma'ruf Amin, menyebutkan sejumlah pasal krusial terkait aborsi ini. Di antaranya, sal 85 huruf (a). Dalam pasal itu diatur mengenai umur janin yang boleh diaborsi, yakni enam .nggu. "Padahal, janin yang berusia enam minggu sudah memiliki ruh. Jadi, itu sama saja ngan pembunuhan," kata Ma'ruf, di kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Selasa (13/10). imun, ia menambahkan, aborsi bisa dilakukan dengan alasan tertentu. a'ruf menyatakan, MUI telah mengeluarkan fatwa tentang aborsi. Dalam fatwa tersebut jelaskan bahwa aborsi boleh dilakukan jika menyangkut masalah medis. Selain itu, aborsi pun perkenankan bagi perempuan yang mengalami pemerkosaan. amun, tambah Ma'ruf, pelaksanaan aborsi itu pun dengan syarat umur janin belum mencapai 40 Lri. Sementara, tokoh wanita Islam, Aisyah Amini, menambahkan, aborsi bagi perempuan yang perkosa pun harus memenuhi syarat, yakni diketahui dan disetujui tiga pihak. isyah menyatakan, tiga pihak itu adalah orang tua korban, ulama, dan ahli kesehatan. ongecua\ian aborsi demi alasan medis juga disampaikan oleh pimpinan majelis agama lainnya. Calau untuk alasan medis Jean sama saja dengan menyelamatkan kehidupan," ujar P Sigit ramudji, Pr, dari Konferensi Wali Gereja Indonesia.
-Azhar: Korban Pemerkosaan Boleh Aborsi
tsa, 12 Mei 2009, 11 :24 WIB
!RO -- Fatwa yang disampaikan Grand Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi ang bolehnya aborsi bagi wanita korban pemerkosaan telah menuai pro dan kontra. ;va tersebut disampaikannya minggu lalu dalam sebuah pertemuan ilmiyah diniyah untuk ijawab pertanyaan sekitar hukum aborsi bagi wanita korban perkosaan dan dinyatakan hamil. kh Al-Azhar menjawab, "Aborsi diperbolehkan dengan syarat wanita tersebut mempunyai :k record yang baik dan persetubuhan yang terjadi di luar keinginannya." Musthofa Sak'ah, anggota Majma' al-Buhust al-Islamiyah Al-Azhar, mendukung fatwa kh Al-Azhar tersebut. Menurutnya, diperbolehkannya aborsi dari hasil persetnbuhan yang k diinginkan oleh pihak wanita (pemerkosaan) bersifat dharurat. Dan kaidah Fiqih igatakan bahwa dalam kondisi dharurat sesuatu yang dilarang menjadi diperbolehkan. rat diperbolehkannya aborsi terse but adalah usia kehamilan akibat pemerkosaan tersebut k lebih 120 hari. Jika aborsi dilakukan setelah batas ini maka terhitung sebagai pembunuhan, ini tidak diperbolehkan dalam syariat Islam. akat dengan ha! ini, Syeld1 Mahmud Asyur, mantan wakil Syekh Al-Azhar, mengatakan wa diperbolehkannya aborsi bagi wanita korban pemerkosaan sebelum usia kehamilan nasuki 120 hari adalah hukum yang telah disepakati ulama Majma' al-Buhuts al-Islan1iyah tm fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan dalam beberapa bulan lalu. ientara itu, menurut Dr. Muhamad Dasuqi, Profesor Syariat Islamiyah, Kulyat Dar Ulum versitas Kairo, hitungan 120 hari yang dianggap sebagai pennulaan kehidupan, merupakan iyatan yang berlawanan dengan realita sebagaimana dinyatakan oleh kedokteran. hidupan dimulai ketika sperma telah bertemu dengan indung telur, karenanya aborsi umnya haram sejak pembuahan tersebut te1jadi. Dan setelah 120 hari barujanin mulai 5erak yang dirasakan oleh sang ibu," ujarnya.
ada dengan ha! ini, Dr. Abdul fatah Idries, Kepala Bidang Fiqih Muqarin Kuliah Syariah AL.ar, menyatakan bahwa aborsi bagi wanita korban pemerkosaan tidak diperbolehkan baik !ah maupun sebelum 120 hari. ha! ini menurutnya, berdasarkan hadis Nabi, " Jika sperma 1 lewat 42 malam, Allah mengutus malikat untuk menuruhnya membuat daging dan 11g. "alawsat /taq : Republika Newsroom
rmas Islam Wanita Prihatinkan Angka borsi
1
Republika Newsroom lsa, 30 Juni 2009 pukul 17:39:00 CARTA--Sejumlah organisasi massa Islam prihatin atas kenaikan angka aborsi dikalangan taja. Untuk itu, mereka mendesak penyelesaian masalah ini sesegera mungkin. ua Umum Pucuk Pimpinan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Maria Ulfah Anshor, mengatakan aikan angka pelaku aborsi pada usia remaja (15-24 tahun) ini merupakan perubahan tren. Dia l pemah melakukan penelitian mengenai aborsi di Indonesia sek.itar tahun 2002/2003. Kala pelaku aborsi di dominasi oleh kalangan ibu rumah tangga sekitar 83,7 persen dan sisanya mgan remaja. tlau pada ibu-ibu biasanya penyebabnya adalah kegagalan kontrasepsi dan sudah memiliki yak anak. Hal itulah yang memicu mereka melakukan aborsi," jelas Maria Ulfa kepada mblika, Selasa (30/6). rrurut Maria, untuk kalangan remaja, aborsi biasanya disebabkan oleh tiga faktor utama, yakni getahuan tentang reproduksi masih rendah, pemahaman terhadap dampak hubungan seks ;ih rendah, dan pemahaman agama mereka masih rendah. "Kesadaran mereka terhadap lpak aborsi itu sangat buruk. Apalagi mereka kebanyakan melalcukan aborsi ilegal, tidak tsparan, SOP tidakjelas," katanya. ria menjelaskan, untuk masalah aborsi ini, Majelis Ulama Indonesia memang telah membuat vanya. "Pada dasarnya aborsi itu dilarang, tapi ada pengecualian. MUI membolehkan wanita akukan aborsijika menjadi korban perkosaan dan hubungan sedarah (inces)," katanya. :uk mengurangi angka kejadian aborsi, Maria, mengatakan perlu adanya pendidikan kesehatan 'oduksi dan seks yang disampaikan kepada para wanita. "Pengetahuan masyarakat tentang s, reproduksi, dan aborsi harus ditingkatkan. Supaya tidak ada lagi kecerobohan," katanya. 1entara,Sekretaris Aisyiyah Ora. Trias Setiawati, mengatakan ha! serupa dengan Maria lgenai peningkatan jumlah pelaku aborsi remaja. "Remaja biasanya terpengaruh oleh rrografi, kebebasan media, dan kapita!isme media. Dan ini merusak lima syaraf remaja. tayanya lebih besar daripada game," katanya. 1s sangat menyayangkan regulasi tentang pelarangan pomiografi yang tidak jelas dari ierinah yang memacu banyak terjadinya seks di luar nikah. "Kalau regulasinya gakjelas dari ierintah, dampaknya ke genrasi berikutnya, karena situs-situs porno kian menjamur," snya. she/rif