LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
KATA PENGANTAR Alhamdulillah,
Dengan
memanjatkan
puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya,
maka
tugas
penyusunan
Akuntabilitas Kinerja
Instansi
Laporan
Pemerintah
(LKj IP) Kabupaten Tabalong Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 merupakan laporan Tahun pertama dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 – 2019. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
dan
berpedoman
pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong dimaksudkan sebagai sarana untuk mengevaluasi pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan KATA PENGANTAR
i
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
bertanggung akuntabilitas
jawab
dan
kinerja
pertanggungjawaban
untuk instansi
dalam
lebih
memantapkan
pemerintah
mencapai
misi
dan
pelaksanaan
sebagai
wujud
tujuan
instansi
pemerintah, serta dalam menuju terwujudnya kepemerintahan yang baik, bersih dan berwiibawa (good governance and clean government) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua fihak atas kebersamaan dan dukungan dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Tabalong ini dapat menjadi
sarana evaluasi dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Tabalong bagi peningkatan kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
Tanjung,
Maret 2015
BUPATI TABALONG,
Drs.H.ANANG SYAKHFIANI,M.Si
KATA PENGANTAR
ii
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………..
i
Daftar isi ………………………………………………………………….
iii
Ikhtisar Eksekutif …………………………………………………….......
iv
Daftar Tabel ………………………………………………………….......
vi
Daftar Grafik ……………………………………………………………...
viii
Bab I
Bab II
Pendahuluan A.
Gambaran Umum …………………………………...
1
B.
Kondisi Sumber Daya Manusia / Aparatur ……….
9
C.
Organisasi Perangkat Daerah ……………………..
15
Perencanaan Kinerja A. B.
Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ………………………………………………..
18
Perjanjian Kinerja Tahun 2015 …………………….
25
Akuntabilitas Kinerja A.
Capaian Kinerja Organisasi ..................................
30
B.
Akuntabilitas Keuangan ………….........................
100
BAB IV PENUTUP ………………………………………………….
119
LAMPIRAN Pernyataan Telah Direviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Daftar Penghargaan Tahun 2015
DAFTAR ISI
iii
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tabalong berisi pertanggung jawaban Kinerja Tahun 2015 sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas
keberhasilan
maupun
kegagalan
dalam
menjalankan tugas dan fungsi. Laporan kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Tahun 2015 adalah tahun ke-1 (pertama) dari RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019 yang menjabarkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih kedalam bentuk pencapaian agenda tujuan dan prioritas sasaran. Pengukuran Kinerja dan keberhasilan ataupun kegagalan dalam mencapai setiap sasaran di Kabupaten Tabalong pada Tahun 2015, dapat diberikan ringkasan hasil sebagai berikut: Tujuan 1: “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman” Dengan jumlah 3 (tiga) sasaran yang diukur melalui 10 (sepuluh) indikator, dengan hasil capaian: 6 (enam) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian sangat baik; 1 (satu) indikator dengan capaian baik; dan 1 (satu) indikator dengana capaian cukup. IKHTISAR EKSEKUTIF
iv
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tujuan 2: “Meningkatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi” Dengan jumlah 8 (delapan) sasaran yang diukur melalui 32 (tiga puluh dua) indikator, dengan capaian: 26 (dua puluh enam) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 4 (empat) indikator dengan capaian memuaskan; 1 (dua) indikator dengan capaian kurang; 1 (satu) indikator dengan capaian sangat kurang; dan
Tujuan 3: “Meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan” Dengan jumlah 5 (lima) sasaran yang diukur melalui 18 (tujuh belas) indikator, dengan capaian: 14 (empat belas) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian sangat kurang; dan 2 (dua) indikator lainnya tercapai sesuai target.
IKHTISAR EKSEKUTIF
v
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
DAFTAR TABEL Tabel 1.1.
Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah per Kecamatan …
5
Tabel 1.2.
SDM berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………
9
Tabel 1.3.
SDM berdasarkan Golongan/Kepangkatan ……………………
10
Tabel 1.4.
SDM berdasarkan Pendidikan Formal ……………………………
11
Tabel 1.5.
SDM berdasarkan Jabatan / Eselonering ………………………
13
Tabel 1.6.
SDM berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan …………………
14
Tabel 2.1.
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kab.Tabalong Tahun 2015 ……
25
Tabel 3.1.
Skala Nilai Peringkat Kinerja ………………………………………
31
Tabel 3.2.
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemahaman Dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Pemerintahan Dan
33
Kemasyarakatan …………………………………………………… Tabel 3.3.
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Budaya Kerja Yang Berkualitas Dan Produktif …………………………………
Tabel 3.4.
37
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Jangkauan Pelayanan Sosial Serta Peran Masyarakat Dalam
42
Menurunkan Penyakit Masyarakat (Pekat) ……………………… Tabel 3.5.
Pengukuran
Kinerja
Sasaran
Meningkatnya
Indeks
Pembangunan Manusia ……………………………………………
47
Tabel 3.6.
Peringkat IPM Tabalong Tahun 2014 …..………………………
51
Tabel 3.7.
Pengukuran
Tabel 3.8.
Kinerja
Sasaran
Berkembangnya
Ekonomi
Berbasis Pertanian Dalam Arti Luas ……………………………...
59
Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kemiskinan …
61
DAFTAR TABEL
vi
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel 3.9.
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Kuantitas Infrastruktur ……………………………………………...
Tabel 3.10.
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak ……………………………..
Tabel 3.11.
Pengukuran
Kinerja
Sasaran
Meningkatnya
Pengukuran
Kinerja
Sasaran
Meningkatnya
Pengukuran
Kinerja
Sasaran
Terwujudnya
86
Manajemen
Perencanaan Yang Efektif ………………………………………… Tabel 3.18.
83
Kualitas
Pelayanan Publik …………………………………………………… Tabel 3.17.
82
Ketahanan
Pangan Yang Mantap ……………………………………………… Tabel 3.16.
78
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kemampuan Keuangan Daerah …………………………………………………
Tabel 3.15.
75
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Produksi Sektor Industri Kecil Dan Menengah Dan Koperasi …
Tabel 3.14.
70
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Potensi Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Seni Budaya …………………………
Tabel 3.13.
67
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas SDA Dan Lingkungan Hidup …………………………………………………..
Tabel 3.12.
64
93
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Dan Desa Dalam Rangka Pertumbuhan Daerah …
96
Tabel 3.19.
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) ……….
101
Tabel 3.20.
Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) …………….
111
Tabel 3.21.
Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) ………
118
DAFTAR TABEL
vii
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1.
Banyaknya Desa menurut Kecamatan …………………...
Grafik 1.2.
Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tabalong menurut
6
Kecamatan …………………………………………………
6
Grafik 1.3.
Berdasarkan Golongan / Kepangkatan …………………
10
Grafik 1.4.
Berdasarkan Pendidikan Formal …………………………
12
Grafik 1.5.
Berdasarkan Jabatan / Eselonering ……………………
13
Grafik 1.6.
Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan ………………...
14
DAFTAR GRAFIK
viii
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
K
abupaten
Tabalong
terbentuk
secara
sah
dengan
dikeluarkannya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut,
Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756). Lahirnya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 Tanggal 14 juni 1965, yang mendorong daerah pesiapan Tingkat II Tabalong ditingkatkan lagi menjadi Daerah Otonomi Tingkat II Tabalong yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah, yang menjalankan roda Pemerintahan sendiri baik eksekutif maupun Legislatif. 1. GEOGRAFI DAN IKLIM Kabupaten Tabalong secara geografis berada pada 1150 9’ – 1150 47’ Bujur Timur dan 10 18’ – 20 25’ Lintang Selatan. Dengan batas-batas: sebelah utara dan timur dengan propinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian sebelah barat dengan Propinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayah Kabupaten Tabalong yang meliputi 12 kecamatan adalah 3.946 km2 atau sebesar 10,61% dari luas propinsi Kalimantan Selatan. BAB I – PENDAHULUAN
1
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Bentuk morfologi wilayah dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu daratan alluvial, dataran, bukit dan pegunungan. Jika dilihat dari persentasenya ternyata wilayah ini didominasi oleh dataran sebesar 41,34 persen dan pegunungan sebesar 29,79 persen. Temperatur udara di temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada tahun 2014 berkisar antara 220C sampai 330C, temperatur udara minimum berkisar antara 220C sampai 25.50C dan rata-rata temperature udara setiap bulan berkisar antara 24,50C sampai 270C. Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Maret yaitu 109 mm sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Januari, dan Desember yaitu 0,4 mm. Jumlah seluruh curah hujan selama tahun 2014 adalah 2.323 mm dan jumlah hari hujan adalah 146 hari.
2. PEMERINTAHAN Wilayah administrasi Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 Kecamatan
yang
terbagi
atas
tiga
wilayah
pengembangan
pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya, dan Jaro. Bagian tengah meliputi kecamatan Tanta, Tanjung, dan Murung Pudak. Serta bagian selatan
BAB I – PENDAHULUAN
2
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
meliputi kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, dan Muara Harus. Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong ini sebanyak 121 desa dan 10 kelurahan. Pusat kota dan kantor pemerintahan kabupaten Tabalong berada di 3 Kecamatan yaitu Tanjung sebagai ibukota kabupaten, Murung Pudak, dan Tanta.
BAB I – PENDAHULUAN
3
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
PETA KABUPATEN TABALONG
BAB I – PENDAHULUAN
4
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel 1.1. Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah per Kecamatan Kecamatan
Jumlah Desa
Jumlah
Luas wilayah
Kelurahan Banua Lawas
15
161,67
Pugaan
7
64,06
Kelua
11
Muara Harus
7
62,90
Tanta
14
172,10
Tanjung
11
4
323,34
Murung Pudak
5
5
118,72
Haruai
13
469,77
Bintang Ara
9
391,50
Upau
6
323,00
Muara Uya
14
924,16
Jaro
9
819,00
Jumlah
121
BAB I – PENDAHULUAN
1
10
115,78
3.946,00
5
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Grafik 1.1. Banyaknya Desa menurut Kecamatan
Grafik 1.2. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tabalong menurut Kecamatan
BAB I – PENDAHULUAN
6
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
3. PENDUDUK Jumlah penduduk yang besar dengan disertai kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan suatu keuntungan bagi daerah yang bersangkutan. Hal ini merupakan modal penting dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar tanpa disertai kualitas yang handal, akan berpotensi menjadi factor penghambat pembangunan daerah. Penduduk kabupaten Tabalong tahun 2014 berjumlah 235.777 jiwa yang terdiri dari laki-laki 119.767 jiwa dan perempuan 116.010 jiwa dan jumlah rumahtangga adalah 66.480 rumahtangga. Penduduk terbanyak adalah pada kecamatan Murung Pudak sebanyak 48.633 jiwa, disusul kecamatan Tanjung 35.126 jiwa. Dan yang paling sedikit adalah kecamatan Muara Harus 6.341 jiwa. Kepadatan penduduk per km2 di kabupaten Tabalong adalah 60 jiwa, dimana kecamatan Murung Pudak adalah yang terpadat dengan 410 jiwa per km2 disusul kecamatan Kelua 210 jiwa per km2, sedangkan kecamatan Jaro yang terjarang penduduknya yaitu 19 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabalong dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah 11.75 persen. Kecamatan Jaro adalah kecamatan yang mengalami laju pertumbuhan yang terbesar yaitu 2.83 persen, dan yang terendah adalah Banua Lawas dengan 0.83 persen.
BAB I – PENDAHULUAN
7
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
4. PENDIDIKAN Pendidikan adalah indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan akan membawa pengaruh positif bagi masa depan. Jumlah sekolah negeri untuk tingkat dasar di kabupaten Tabalong adalah TK 4 buah, SD 219 buah, SLTP 55 buah, SLTA 11 buah, serta SMK 8 buah. Sedangkan untuk sekolah swasta TK 172 buah, SD 6 buah, SLTP 4 buah, SLTA 2 buah, serta SMK 2 buah. Sekolah agama juga banyak terdapat didaerah ini yaitu MI negeri 12 buah, swasta 21 buah kemudian Tsanawiyah negeri 12 buah, swasta 12 buah, serta Aliyah negeri 4 buah dan swasta 5 buah.
5. KESEHATAN Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, dan pada gilirannya masyarakat akan memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Jumlah Puskesmas di kabupaten Tabalong tahun 2014 adalah 16 buah dan Puskesmas Pembantu sebanyak 31 buah. Sementara itu jumlah dokter umum dan dokter gigi masing-masing sebanyak 28 dan 5 orang, sedangkan jumlah dokter spesialis 7 orang di RSUD Tanjung.
BAB I – PENDAHULUAN
8
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
B. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA / APARATUR o Jumlah
pegawai
negeri
sipil
di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015 mencapai 5.448 orang, terdiri 2.638 laki-laki (48,42%), dan 2.810 perempuan (51,58%). Tabel : 1.2. Berdasarkan Jenis Kelamin
PRIA
WANITA
JUMLAH
2,638
2,810
5,448
o Jumlah
pegawai
negeri
sipil
di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan golongan terdiri dari : -
Golongan IV/A :
1.265 orang ( 23,22% )
-
Golongan IV/B :
152 orang
( 2,79% )
-
Golongan IV/C :
25 orang
( 0,46% )
-
Golongan IV/D :
0 orang
( 0% )
-
Golongan IV/E :
0 orang
( 0% )
-
Golongan III/A :
649 orang
( 11,91% )
-
Golongan III/B :
843 orang
( 15,47% )
-
Golongan III/C :
668 orang
( 12,26% )
-
Golongan III/D :
594 orang
( 10,90% )
-
Golongan II/A
:
170 orang
( 3,12% )
-
Golongan II/B
:
216 orang
( 3,96% )
-
Golongan II/C
:
413 orang
( 7,58% )
-
Golongan II/D
:
330 orang
( 6,06% )
-
Golongan I/A
:
14 orang
( 0,26% )
BAB I – PENDAHULUAN
9
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
-
Golongan I/B
:
37 orang
( 0,68% )
-
Golongan I/C
:
39 orang
( 0,72% )
-
Golongan I/D
:
33 orang
( 0,61% )
Tabel : 1.3. Berdasarkan Golongan/Kepangkatan GOLONGAN
IV
III
II
JLH
I
A
B
C
D
E
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
1,265
152
25
0
0
649
843
668
594
170
216
413
330
14
37
39
33
Grafik 1.3. Berdasarkan Golongan/Kepangkatan 1,265
843 668
649
594 413
152
A
B
330
170 216 25
0
0
C
D
E
IV
A
B
C
D
A
III
B
C II
D
14
37
39
33
A
B
C
D
I
GOLONGAN
BAB I – PENDAHULUAN
10
5,448
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
o Jumlah
pegawai
negeri
sipil
di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan pendidikan terdiri dari : -
SD
: 90 orang
-
SLTP
: 106 orang ( 1,95% )
-
SLTA
: 957 orang ( 17,57% )
-
D-I
: 37 orang
-
D-II
: 623 orang ( 11,44% )
-
D-III
: 584 orang ( 10,72% )
-
D-IV
: 83 orang
-
S-1
: 2.744 orang ( 50,37% )
-
S-2
: 224 orang ( 4,11% )
-
S-3
: 0 orang
( 1,65% )
( 0,68% )
( 1,52% )
( 0% )
Tabel : 1.4. Berdasarkan Pendidikan Formal
PENDIDIKAN JUMLAH SD
SLTP
SLTA
D-I
D-II
D-III
D-IV
S-1
S-2
S-3
90
106
957
37
623
584
83
2,744
224
0
BAB I – PENDAHULUAN
5,448
11
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Grafik : 1.4. Berdasarkan Pendidikan Formal
2,744
957 106
90 SD
623
584 83
37
SLTP SLTA
D-I
D-II
D-III
D-IV
S-1
224
0
S-2
S-3
PENDIDIKAN
o Jumlah
pegawai
negeri
sipil
di
lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan jabatan / eselonering, terdiri dari : -
Jafung (JFT/AK)
: 3.566 orang ( 65,46% )
-
Non Eselon (JFU)
: 1.144 orang ( 21,00% )
-
Eselon II.a
: 1 orang
( 0,02% )
-
Eselon II.b
: 30 orang
( 0,55% )
-
Eselon III.a
: 54 orang
( 0,99% )
-
Eselon III.b
: 96 orang
( 1,76% )
-
Eselon IV.a
: 411 orang
( 7,54% )
-
Eselon IV.b
: 114 orang
( 2,09% )
-
Eselon V.a
: 32 orang
( 0,59% )
-
Eselon V.b
: 0 orang
( 0% )
BAB I – PENDAHULUAN
12
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel : 1.5. Berdasarkan Jabatan / Eselonering ESELON NON JAFUNG
V
IV
III
II
JUMLAH
ESELON
3,566
1,144
A
B
A
B
A
B
A
B
32
0
411
114
54
96
1
30
5,448
Grafik : 1.5. Berdasarkan Jabatan / Eselonering 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 A
B
A
V
B IV
JAFUNG NON ESELON
o Jumlah
pegawai
A
B
A
B
III
II
lingkungan
Pemerintah
ESELON
negeri
sipil
di
Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan jenis diklat penjenjangan, terdiri dari : -
Non Diklat
: 4.867 orang ( 89,34% )
-
Diklatpim IV
: 462 orang
( 8,48% )
-
Diklatpim III
: 101 orang
( 1,85% )
-
Diklatpim II
: 18 orang
( 0,33%)
-
Diklatpim I
: 0 orang
( 0% )
BAB I – PENDAHULUAN
13
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel : 1.6. Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan
SEPADA/ADUM/
SEPADYA/
SESPA/
LEMHANAS
JUMLAH
NON DIKLAT SEPALA/ADUMLA/
SPAMA
SPAMEN
SPATI/
DIKLAT PIM IV
DIKLATPIM III
DIKLATPIM II
DIKLATPIM I
462
101
18
0
4,867
5,448
Grafik : 1.6. Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan 5,448
4,867
462
BAB I – PENDAHULUAN
101
18
0
14
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
C. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong; Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tabalong; dan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Kecamatan
dan
Kelurahan
di
Organisasi dan Tata Kerja Kabupaten
Tabalong,
Jumlah
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tabalong terdiri dari: 1) Sekretariat Daerah; 2) Sekretariat DPRD; 3) Inspektorat Daerah 4) Dinas Tanaman Pangan Dan Hortilkutura 5) Dinas Peternakan Dan Perikanan 6) Dinas Kehutanan Dan Perkebunan 7) Dinas Pekerjaan Umum 8) Dinas Tata Kota, Kebersihan Dan Pengelolaan Pasar 9) Dinas Pendidikan 10) Dinas Kesehatan 11) Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Dan Olah Raga 12) Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
BAB I – PENDAHULUAN
15
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
13) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM 14) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 15) Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika 16) Dinas Energi Dan Sumberdaya Mineral 17) Dinas Pendapatan Daerah 18) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 19) Badan Lingkungan Hidup Daerah 20) Badan Kepegawaian Daerah 21) Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik 22) Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa 23) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana 24) Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Pertanian 25) Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu 26) Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah 27) Badan Penanggulangan Bencana Daerah 28) Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Tanjung 29) Satuan Polisi Pamong Praja 30) Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah 31) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI 32) Kecamatan (12) 33) Kelurahan (10)
BAB I – PENDAHULUAN
16
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPT Dinas Daerah dan Peraturan Bupati Tabalong 48 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPT Badan pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong, maka jumlah UPT yang ada di Kabupaten Tabalong sebanyak 65 (enam puluh lima) buah.
BAB I – PENDAHULUAN
17
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
BAB II PERENCANAAN KINERJA A.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1.
Visi isi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala
V
daerah
dan
wakil
kepala
daerah
terpilih
yang
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima)tahun sesuai misi yang diemban. Dokumen Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD) Tahun 2015–2019 Kabupaten Tabalong merupakan dokumen yang menjabarkan rencana pembangunan lima tahun. Dalam
dokumen
RPJMD
terkandung
berbagai
program
pembangunan daerah yang disusun atas dasar visi dan misi kepala daerah. Berdasar pada kondisi daerah, potensi, peluang dan tantangan dalam pembangunan daerah dengan mengacu pada visi kepala daerah terpilih dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah tahun 2014, maka pembangunan Kabupaten Tabalong dalam 5 (lima) tahun kedepan dengan visi : “Menuju Kabupaten Tabalong yang agamais, sejahtera dan mandiri” Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terhadap
sebuah
keinginan
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
yang
kuat
untuk
mewujudkan 18
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Kabupaten Tabalong sebagai sebuah daerah yang tatanan masyarakatnya
diarahkan
kepada
masyarakat
madani
yang
beretika dan bermoral serta mampu memenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin dengan rasa aman dan nyaman yang didukung oleh sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak. Secara filosofis visi diatas dapat dijelaskan melalu makna yang terkandung didalamnya sebagai berikut: -
Kabupaten Tabalong yang agamais Merupakan pendekatan membumi melalui pembiasaan dalam rangka
mengamalkan
nilai-nilai
agama
pada
kalangan
masyarakat dan aparatur pemerintah daerah untuk hidup agamais dan modern dalam tatanan sosial kemasyarakatan serta
memiliki
kebiasaan
dalam
bekerja
produktif
dan
bermanfaat. Nilai-nilai agama yang seharusnya mendapat perhatian tersebut seperti kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, kemandirian, keadilan, amanah, profesionalisme, musyawarah, kebersamaan/persatuan, aspiratif/akomodatif, tawakal dan lainlain. -
Kabupaten Tabalong yang sejahtera Merupakan pendekatan lahiriah untuk mencapai suatu keadaan masyarakat yang mampumemenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin dengan rasa aman dan nyaman untuk menjadi masyarakat
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
19
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
yang lebih baik, makmur, sehat dan damai. -
Kabupaten Tabalong yang mandiri Merupakan pendekatan kelembagaan dan profesionalitas dalam rangka perkuatan sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak dengan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada seperti sumber daya manusia yang dioptimalkan, pemanfaatan sumber daya alam lokal, dan pemberdayaan lembaga ekonomi yang ada melalui kerja keras dan inovatif.
2. MISI Guna mewujudkan visi sebagaimana yang telah disampaikan Bupati dan Wakil Bupati, maka ditetapkan MISI yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun MISI pembangunan yang harus dilaksanakan dalam RPJMD Kabupaten Tabalong tahun 20152019 adalah sebagai berikut: -
Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Agamais Dalam
misi
ini
pembangunan
diarahkan
agar
tercapai
masyarakat madani yang beretika dan bermoral melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, memperkuat
kelembagaan
keagamaan,
pendidikan
dan
kemasyarakatan.
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
20
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
-
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan dasar lainnya melalui kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat serta upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.
-
Mewujudkan
Kemandirian
Dengan
Membangun
dan
Mengembangkan Potensi Sumber Daya. Dalam misi ini pembangunan diarahkan pada tercapainya sistem yang handal dan dinamis yang mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak melalui penguatan kelembagaan ekonomi, sosial budaya dan pemerintahan.
3. Tujuan dan Sasaran Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut, maka diperlukan kerangka yang jelas pada setian misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadidasar
penyusunan
arsitektur
kinerja
pembangunan
daerah secara keseluruhan.
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
21
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Perumusan tujuan dan sasaran, selain menerjemahkan visi dan misi juga menjawab permasalahan pembangunan. Adapun tujuan dan sasaran pelaksanaan masingmasing misi sebagai berikut: - Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Agamais Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya
pemahaman
dan
pengamalan
nilai-nilai
keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan b. Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif c. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT) - Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya indeks pembangunan manusia b. Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas c. Menurunnya angka kemiskinan
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
22
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur e. Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak f. Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup g. Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya h. Meningkatnya kualitas dan produksi sektor industri kecil dan menengah dan koperasi - Mewujudkan kemandirian
dengan
membangun
dan
mengembangkan potensi sumber daya. Tujuan
dari
misi
ini
adalah
meningkatkan
kemandirian,
profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan . Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah b. Meningkatnya ketahanan pangan yang mantap c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik d. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif e. Meningkatnya keberdayaan keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
23
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
4. Arah Kebijakan Tahun 2015 Arah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan adalah tujuan yang terkait dengan visi dan misi sebagai rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan serta upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Arah kebijakan yang ditetapkan pada periode tahun 2015 –2019 merupakan penjabaran dari visi dan misi RPJMD, namun tetap tidak terlepas dan harus mengacu pada arah kebijakan yang ada pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabalong Tahun 2015 – 2025. Arah
kebijakan
tahun
2015
diarahkan
untuk
memperkokoh
kelembagaan pemerintahan daerah dan penataan seluruh sektor pembangunan sebagai penopang utama pelaksanaan pembangunan Kabupaten Tabalong selama lima tahun. Penguatan kelembagaan yang didukung dengan penanaman nilai-nilai keagamaan dilakukan tidak hanya pada lembaga pemerintahan daerah, namun juga pada kelembagaan sosial masyarakat dan kelembagaan politik yang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan pembangunan daerah, sehingga terwujud Kabupaten Tabalong yang agamais. Sedangkan penataan seluruh sektor pembangunan dilakukan untuk menghadapi periode pembangunan yang akan berjalan lebih pesat di masa yang akan datang. Arah Kebijakan tahun 2015 dapat disebut sebagai TAHUN KELEMBAGAAN DAN PENATAAN
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
24
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
B.
PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan / kesepakatan / perjanjian kinerja untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dengan mengacu pada Peraturan Bupati Tabalong Nomor 54 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Tabel : 2.1. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
SASARAN STRATEGIS 1.
2.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilainilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan
1.
Penurunan jumlah bernuansa SARA
2.
Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan
223
Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif
1.
Persentase penyelesaian hukuman disiplin
80
2.
Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah
WTP
3.
Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : BPK Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya
90
5.
Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : Reguler Kabupaten
90
6.
Persentase pencapaian prolegda
4.
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
konflik
TARGET
kasus
0
90
31,25
25
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
SASARAN STRATEGIS 3.
4.
5.
6.
7.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
Meningkatnya kualitas dan jangkaua pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT)
1.
Prosentase penyelesaian pelanggaran Perda
kasus
100
2.
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
75
Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
1.
Indeks Pembangunan Manusia
72,65
2.
APK SD/MI/Paket A
113,42
3.
APK SMP/MTs/Paket B
96,69
4.
APM SD/MI/Paket A
99,18
5.
APM SMP/MTs/Paket B
78,12
6.
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
7.
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
99,83
8.
Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
71,39
9.
Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV
86,70
10.
Angka Kematian Ibu
130
11.
Angka Kematian Bayi
11
12.
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
100
1.
Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein
88,82
2.
Penguatan Cadangan Pangan
50,00
3.
Stabilitas pangan
55,00
1.
Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap jumlah penduduk
2.
Angka Kemiskinan
1.
Persentase Jalan Dengan Kondisi Baik
Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas
Menurunnya kemiskinan
Meningkatnya kualitas kuantitas
angka
dan
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
harga
dan
pasokan
100
55
5,14 Kabupaten
68
26
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
SASARAN STRATEGIS infrastruktur
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
2.
Persentase Jembatan Kabupaten Dengan Kondisi Baik
63
3.
Jumlah Jaringan Irigasi
40
4.
Rasion Rumah Layak Huni
90
5.
Persentase ketersediaan sarana angkutan darat
30
8.
Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak
1.
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
100
9.
Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup
1.
Persentase luas pemukiman yang tertata
17,87
2.
Tersedianya luasan RTH publik sebesar 30 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan
26,5
3.
Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya di daerah yang belum terjangkau PLN
60
4.
Persentase lingkungan
100
1.
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Nusantara
10.500
2.
Jumlah prestasi olah raga dalam berbagai kejuaraan
12
3.
Terbentuknya wisata
9
Meningkatnya kualitas dan produksi industry kecil, menengah, dan koperasi
1.
Persentase Usaha Mikro dan Kecil
99,96
2.
Persentase koperasi aktif
74,23
12.
Meningkatnya kemampuan keuangan daerah
1.
Persentase peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
13.
Meningkatnya
1.
Produksi Padi Meningkat
10.
11.
Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
Penegakan
tempat
hukum
tujuan
113.261. 638.000 97.704
27
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
SASARAN STRATEGIS
14.
15
16.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
ketahanan pangan yang mantap
2.
Peningkatan produksi perkebunan
71,69
3.
Produksi perikanan
10.600
Meningkatnya kualitas pelayanan public
1.
Prosentase peningkatan Survey kepuasan Masyarakat (IKM)
2.
Predikat SAKIP Kabupaten
3.
Meningkatnya masyarakat
4.
Peningkatan Sistem Pelayanan Perijinan
informasi
1
5.
Pelaksanaan apel kesadaran nasional bagi PNS/ASN
12
6.
Rasio penduduk satuan penduduk
7.
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
83
8.
Website milik pemerintah daerah
30
9.
Peningkatan klasifikasi RSUD H.Badaruddin
C
1.
Persentase capaian pelaksanaan program pembangunan dengan SKPD
100
2.
Persentase kesesuaian pembangunan daerah dengan ketentuan aturan tata ruang
80
3.
Meningkatkan kesesuaian pembangunan dengan RTRW
60
1.
Tingkat perkembangan lembaga ekonomi perdesaan (terbentuknya BUMDes)
24
2.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa (Jumlah desa mandiri)
20
Terwujudnya manajemen perencanaan efektif
yang
Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah
minat
75% C
baca
ber KTP per
25.000
0,563
.
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
28
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
aporan akuntabilitas Kinerja berisi pertanggung jawaban Kinerja
L
suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan Kinerja dan dokumen perencanaan, menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi,
realisasi
pencapaian
Indikator
Kinerja
utama
organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian Kinerja, dan pembandingan capaian Indikator Kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target Kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. Pengukuran berkesinambungan
Kinerja untuk
adalah menilai
proses keberhasilan
sistematis dan
dan
kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap Indikator Kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas Kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian Kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
29
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok Indikator Kinerja sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi
keluaran
atau
penilaian
dalam
proses
penyusunan
kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Dalam hal ini, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah). A.
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja pada setiap sasaran dilakukan dengan cara membandingkan antara target setiap Indikator dengan realisasinya, sehingga hasil akhir terhadap perhitungan capaian kinerja dapat dilakukan sebagai pengkategorian setiap hasil capaian. Dalam tabel berikut disajikan pengelompokan klasifikasi pengkategorian penilaian terhadap setiap hasil capaian.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
30
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel : 3.1. SKALA NILAI PERINGKAT KINERJA No
Nilai Angka
Interpretasi
1.
>90-100
Sangat Memuaskan
2.
>80-90
Memuaskan
3.
>70-80
Sangat Baik
4.
>60-70
Baik
5.
>50-60
Cukup
6.
>30-50
Kurang
7.
0-30
Sangat Kurang
3.1 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Salah satu fondasi utama dalam manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan public dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Mendasari IKU Kabupaten Tabalong dan sebagai format pelaporan kinerja ini maka dapat
diberikan evaluasi dan analisis
capaian terhadap 3 tujuan, 16 sasaran strategis dan 60 indicator kinerja, yang dapat dirinci sebagai berikut: Tujuan 1 dengan 3 sasaran dan 10 indikator Tujuan 2 dengan 8 sasaran dan 32 indikator Tujuan 3 dengan 5 sasaran dan 18 indikator
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
31
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 1 : MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG PRODUKTIF, BERKEPRIBADIAN DAN BERIMAN Dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran dengan 10 (sepuluh) indikator. o
Sasaran Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA, dan (2) Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan.
o
Sasaran Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif, diukur melalui 6 Persentase
penyelesaian
(enam) indikator yaitu (1) kasus
hukuman
disiplin,
(2)
Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah (3) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh BPK,
(4)
Prosentase
penyelesaian
tindak
lanjut
hasil
pengawasan oleh BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya, (5) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh Reguler Kabupaten,
dan (6) Persentase pencapaian program
legislasi daerah (Prolegda). o
Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT), diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda, dan (2) Tingkat waktu tanggap
(response
time
rate)
daerah
layanan
Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK) BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
32
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 1
SASARAN 1
Meningkatkan kualitas sumber daya Meningkatnya manusia
yang
produktif, Pengamalan
berkepribadian dan beriman
Dalam
Pemahaman Nilai-Nilai
Dan
Keagamaan
Pemerintahan
Dan
Kemasyarakatan
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.2. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM PEMERINTAHAN DAN KEMASYARAKATAN TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
Penurunan 1.
konflik
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
0
0
100%
223
200
89,68%
jumlah
bernuansa
SARA
Sangat memuaskan
Jumlah sarana prasarana sosial 2.
dan keagamaan
Memuaskan
yang mendapat bantuan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.2. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah:
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
33
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
1 (satu)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori memuaskan.
Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA, SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia. Sesuai dengan target,
di Tabalong pada tahun 2015 tidak ada
peristiwa konflik bernuansa SARA, meski tidak ada peristiwa bernuansa SARA berbagai upaya melalui
tindakan
pencegahan
telah diupayakan antara lain dengan
mengaktifkan
Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB), seminar kerukunan umat beragama, dan merencanakan serta mengevaluasi berbagai program
kegiatan
untuk
meningkatkan
kerukunan
dalam
masyarakat, upaya lain adalah dengan mengaktifkan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Komunitas Intelelijen Daerah (Kominda), optimalisasi peran aparat Kecamatan maupun Perangkat Desa, meningkatkan koordinasi antar aparat keamanan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
34
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
(Kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja) sebagai upaya preventif untuk mencegah adanya konflik. Peningkatan
toleransi
dan
kerukunan
dalam
beragama
dilaksanakan setiap tahun dengan melibatkan tokoh agama melalui sosialisasi pembinaan kerukunan antar umat beragama, sedangkan peningkatan
rasa
solidaritas
dan
ikatan
sosial
dikalangan
masyarakat melalui kegiatan sosialisasi pemantapan wawasan kebangsaan.
Jumlah
sarana
prasarana
sosial
dan
keagamaan
yang
mendapat bantuan, Pada tahun 2015 target sarana prasarana sosial keagamaan yang mendapat bantuan sebanyak 223 buah, sedangkan capaian realisasi adalah sebesar 200 buah, sehingga capaia kinerja adalah 89,68% (tinggi). Dalam UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 298 ayat (5) menegaskan bahwa Belanja Hibah dapat diberikan
kepada
a.l:
Badan,
Lembaga,
dan
Organisasi
Kemasyarakatan yang berbadan hukum lndonesia, seyogyanya bantuan di Tabalong hampir tidak dapat
dilaksanakan dengan
adanya ketentuan tersebut, namun dengan adanya Surat Edaran Mendagri Nomor 900/4627/SJ bahwa penyediaan anggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan sepanjang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala SKPD terkait, memperoleh pertimbangan dari TAPD dan tercantum dalam KUA/PPAS tahun anggaran berkenaan. BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
Dengan dasar inilah 35
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
bantuan terhadap sarana prasarana sosial dan keagamaan dapat direalisasikan meski belum mencapai 100%, tidak terpenuhinya target 100% ini disebabkan pula oleh keterlambatan dari calon penerima hibah/bantuan yang terlambat melengkapi berkas dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
36
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 1
SASARAN 2
Meningkatkan kualitas sumber daya Meningkatnya manusia
yang
budaya
kerja
yang
produktif, berkualitas dan produktif
berkepribadian dan beriman
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.3. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA BUDAYA KERJA YANG BERKUALITAS DAN PRODUKTIF TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
80
95
118,7%
WTP
WTP
100%
90
100
111%
90
94
104%
Persentase 1.
penyelesaian kasus hukuman disiplin Meningkatnya
2.
kualitas pengelolaan Keuangan Daerah
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
Prosentase penyelesaian tindak 3.
lanjut
hasil
Sangat memuaskan
pengawasan, oleh : BPK Prosentase 4.
penyelesaian tindak lanjut
Sangat memuaskan
hasil
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
37
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
pengawasan, oleh : BPKP,
Itjen,
Provinsi,
APIP
lainnya Prosentase penyelesaian tindak 5.
lanjut
hasil
90
58
64%
Baik
31,25
25
80%
Sangat baik
pengawasan, oleh : Reguler Kabupaten Persentase 6.
pencapaian prolegda
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.3. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 6 (enam) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 4 (empat)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan. 1 (satu)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
sangat baik dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja baik.
Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin, terpenuhinya target keberhasilan dalam penanganan penyelesaian kasus hukuman disiplin tidak terlepas dari dukungan semua pihak, berbagai upaya juga telah dilakukan oleh BKD seperti sosialisasi peraturan per undang-undangan tentang disiplin PNS, melakukan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
38
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
komunikasi dan pembinaan terhadap PNS yang terlibat pelanggaran disiplin, langkah lain yang ditempuh adalah optimalisasi terhadap kerja tim penjatuhan hukuman disiplin, membentuk tim pansus dalam mencari akurasi data dilapangan khususnya dalam hal yang menyangkut izin perceraian yang berindikasi kearah pelanggaran disiplin PNS. Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah, untuk tahun 2014 opini BPK atas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Tabalong adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pada tahun 2015 ditargetkan dapat mempertahankan opini WTP, mengingat
hasil penilaian opini BPK terhadap pengelolaan
keuangan daerah baru dapat diketahui sekitar bulan Juni dan Juli. Maka capaian realisasi pada tahun 2015 terhadap opini BPK belum dapat diketahui. Dalam rangka mempertahankan opini WTP tersebut Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dengan dukungan seluruh SKPD telah berupaya
dengan melaksanakan
kegiatan penatausahaan aset sesuai dengan aturan yang berlaku, melaksanakan stock of name barang (persediaan barang) dengan baik, dimana posisi saldo persediaan per 31 Desember 2015 sebesar 6.487.364.368,- , melaksanakan system pengendalian internal yang memadai (pengawasan oleh pimpinan masing-masing SKPD), dan adanya kepatuhan terhadap perundang-undangan. Sedangkan
untuk
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Tabalong disusun dari kompilasi laporan keuangan 79
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
39
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
SKPD yang telah terintegrasi dalam system informasi manajemen pengelolaan keuangan daerah. LKPD tersebut biasanya diserahkan pada tanggal 31 Maret. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: BPK LHP dari hasil pemeriksaan oleh BPK atas LKPD pemerintah tabalong pada tahun 2015 terdapat 34 (tiga puluh empat) buah rekomendasi. Dimana dari seluruh rekomendasi tersebut sudah ditindak lanjuti seluruhnya / 100% Penetapan tindak lanjut selesai sesuai rekomendasi dan dalam proses penyelesaian ditentukan selanjutnya oleh BPK Pusat di Jakarta. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya LHP dari BPKP pada tahun 2015, terdapat 7 (tujuh) buah laporan hasil pemeriksaan, dengan jumlah temuan terbanyak 48 (empat puluh delapan) buah temuan. Dari 48 temuan trersebut sudah ditindak lanjuti sebanyak 45 (empat puluh lima) temuan / 94%. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: Reguler Kabupaten penyelesaian tindak lanjut dari hasil pemeriksaan pada kabupaten pada tahun 2015, dari target capaian sebesar 90% hanya terealisasi sebanyak 58% dengan rincian sbb :
pada tahun 2015 ada 32 LHP yang terbit dengan jumlah rekomendasi 126 buah
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
40
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
47 buah rekomendasi selesai ditibndaklanjuti (37,30%)
26 buah rekomendasi dalam proses penyelesaian (20,63%)
Belum tercapainya target kondisi ini disebabkan antara lain :
Terdapat 7 (tujuh) laporan hasil pemeriksaan yang terbit pada minggu terakhir desember 2015, sehingga tim evaluasi dan monitoring cukup kesulitan menyelesaikan tindak lanjutnya.
tim evaluasi dan monitoring inspektorat jugamenyelesikan tindak lanjut atas LHP tahun sebelumnya.
Persentase Pencapaian Prolegda Pada tahun 2015 ini, target dari program legislasi daerah (Prolegda) sebanyak 32 Peraturan Daerah (PERDA), yang sudah disampaikan ke DPRD oleh Bupati Tabalong sebanyak 14 PERDA dan yang sudah di paripurnakan oleh DPRD sebanyak 7 PERDA, sedangkan untuk Raperda inisiatif targetnya sebanyak 2 PERDA dan yang terealisasi hanya 1 buah PERDA, dengan target di tahun 2015 penyelesaian persentase Raperda sebesar 31,25% sedangkan persentase Perda yag telah diparipurnakan sebesar 25%, maka capaian kinerja yang diperoleh adalah 80% sehingga kategorinya adalah tinggi.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
41
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 1
SASARAN 3
Meningkatkan kualitas sumber daya Meningkatnya kualitas dan jangkauan manusia
yang
produktif, pelayanan
berkepribadian dan beriman
masyarakat
sosial
serta
dalam
peran
menurunkan
penyakit masyarakat (PEKAT)
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.4. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA KUALITAS DAN JANGKAUAN PELAYANAN SOSIAL SERTA PERAN MASYARAKAT DALAM MENURUNKAN PENYAKIT MASYARAKAT (PEKAT) TAHUN 2015 KATEGORI
INDIKATOR KINERJA TARGET
REALISASI
CAPAIAN
100
100
100%
Prosentase 1.
Sangat
penyelesaian kasus
memuaskan
pelanggaran Perda Tingkat tanggap 2.
time
waktu (response
rate)
layanan
daerah
75
44
58,66%
Cukup
Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK)
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.4. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah:
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
42
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori cukup. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda, upaya penegakan Perda dan menciptakan ketentraman dan ketertiban umum pada umumnya adalah terkendala dengan persoalan masih lemahnya koordinasi antar instansi terkait yang belum berjalan secara optimal. Dalam hal implementasi Perda acapkali muncul adanya keterbatasan dimana belum mengatur persoalan sanksi yang memadai, sehingga terkesan pelaksanaan Perda kurang jelas dan tegas.
Meskipun
demikian
pada
tahun
2015
belum
ada
permasalahan pelanggaran Perda yang ditangani satpol PP sehingga target penyelesaian 100% dapat terlaksana. Tingkat
waktu tanggap (response time rate) daerah layanan
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK), Respon time (waktu tanggap) adalah waktu minimal yang diperlukan dimulai saat menerima informasi dari warga/penduduk sampai tiba di tempat kejadian serta langsung melakukan tindakan yang diperlukan secara cepat dan tepat sasaran di Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Tingkat waktu tanggap (response time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran
(WMK) adalah rasio
antara
kejadian
kebakaran yang tertangani dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) menit dengan jumlah kejadian kebakaran di WMK, pada tahun
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
43
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
2015 target yang telah ditetapkan di wilayah kabupaten Tabalong adalah 75%, sedangkan realisasi sebesar 44%, sehingga capaian kinerja adalah 58,66% (rendah). Rendah dan tidak tercapainya indikator ini adalah : Kabupaten Tabalong wilayah perkebunan dan kehutanan lebih besar dari wilayah permukiman masyarakat, sehingga bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan potensinya lebih besar ketimbang wilayah permukiman, hal lain sebagai kendala adalah sarana dan prasarana yang ada dan dimiliki oleh UPT Damkar masih minim dan sangat terbatas bila dibanding dengan rasio kebutuhan, juga masih minimnya ketrampilan dan pelatihan terhadap SDM petugas pemadam kebakaran sehingga belum memenuhi sesuai dengan harapan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
44
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2 : MENINGKATKAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER DAYA ALAM, DAYA SAING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Dijabarkan dalam 8 (delapan) sasaran dengan 32 (tiga puluh dua) indikator o Sasaran Meningkatnya indeks pembangunan manusia, diukur melalui 12 (dua belas) indikator yaitu (1) Indeks Pembangunan Manusia, (2) APK SD/MI/Paket A, (3) APK SMP/MTs/Paket B, (4) APM SD/MI/Paket A, (5) APM SMP/MTs/Paket B, (6) Angka Kelulusan (AL) SD/MI, (7) Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs, (8) Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV,
(9)
Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV, (10) Angka/Jumlah Kematian Ibu melahirkan, (11) Angka/Jumlah Kematian Bayi, dan (12) Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan. o Sasaran Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein, (2) Penguatan Cadangan Pangan, dan (3) Stabilitas harga dan pasokan pangan. o Sasaran Menurunnya angka kemiskinan, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu
(1) Persentase Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap jumlah penduduk dan (2) Angka Kemiskinan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
45
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
o Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur, diukur melalui 5 (lima) indikator yaitu (1) Persentase Jalan Kabupaten Dengan Kondisi Baik,
(2)
Persentase Jembatan Kabupaten
Dengan Kondisi Baik, (3) Jumlah Jaringan Irigasi, (4) Rasion Rumah Layak Huni, dan (5) Persentase ketersediaan sarana angkutan darat. o Sasaran
Meningkatnya
pemberdayaan
perempuan
dan
Perlindungan anak, diukur melalui 1 (satu) indikator yaitu (1) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan. o Sasaran Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup, diukur melalui 4 (empat) indikator yaitu (1) Persentase luas pemukiman yang tertata, (2) Tersedianya luasan RTH publik sebesar 30 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan,
(3)
Pemasangan
pembangkit listrik tenaga surya di daerah yang belum terjangkau PLN, dan (4) Persentase penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat terhadap penanganan lingkungan hidup. o Sasaran Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Nusantara, (2) Jumlah prestasi olah raga dalam berbagai kejuaraan, dan
(3) Terbentuknya
tempat tujuan wisata. o Sasaran Meningkatnya kualitas dan produksi industry kecil, menengah, dan koperasi, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1)
Persentase Usaha Mikro dan Kecil,
dan (2) Persentase
koperasi aktif.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
46
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 1
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Meningkatnya indeks pembangunan Manusia Dan Sumber Daya Alam, manusia Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.5. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
72,65
69,28
95,36
113,42
94,75
83,54
96,69
96,52
99,82
99,18
93,10
93,87
78,12
94,28
120,69
100
96,71
96,71
Indeks 1.
Pembangunan Manusia
2.
3.
4.
5.
6.
APK SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/Paket B
APM SD/MI/Paket A
APM SMP/MTs/Paket B Angka Kelulusan (AL) SD/MI
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
Sangat memuaskan
Memuaskan Sangat memuaskan Sangat memuaskan Sangat memuaskan Sangat memuaskan
47
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
7.
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persentase
8.
99,83
93,83
93,99
71,39
81,81
114,50
86,70
84,80
97,81
130
145,4
89,4%
11
9,2
119,6%
100
100
100%
Guru
SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
9.
Persentase
Guru
SMP/MTs
Yang
Memenuhi
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
Kualifikasi S1/D-IV 10.
11.
Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi
Memuaskan Sangat memuaskan
Cakupan Balita Gizi 12.
Buruk
Yang
Mendapat
Sangat memuaskan
Perawatan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.5. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 12 (dua belas) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 10 (sembilan) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan; dan 2 (dua)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori memuaskan;
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
48
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Indeks Pembangunan Manusia Dengan adanya metode perhitungan baru, secara umum level IPM dengan menggunakan metode baru lebih rendah dibanding dengan IPM metode lama. Akibatnya terjadi perubahan peringkat IPM, namun peringkat tidak bisa dibandingkan karena adanya perbedaan metodologi dan indikator. IPM Tabalong pada tahun 2015 ditarget sebesar 72,65 hal ini sesuai dengan RPJMD Tabalong tahun 2015-2019, dalam realisasinya berdasarkan angka sementara (*) dari BPS Tabalong mencapai 69,28, sehingga capaian kinerjanya adalah 95,36% (sangat memuaskan) Kemajuan pembangunan manusia secara umum ditunjukkan oleh angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu dari aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Aspek pendidikan diwakili oleh indeks rata-rata lama sekolah, aspek kesehatan diwakili oleh rasio
hidup
dan
aspek
ekonomi
direpresentasikan
oleh
kemampuan daya beli. Mengacu dari data BPS Tabalong untuk IPM
Kabupaten
Tabalong
tahun
2014
dengan
metode
penghitungan baru sebesar 68,36, lebih tinggi dibanding dengan angka Kalimantan Selatan yaitu 67,63. Pembangunan manusia di Kabupaten Tabalong mengalami kemajuan di bandingkan tahuntahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama di picu oleh semakin membaiknya mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan secara umum. Infrastruktur sekolah dan layanan kesehatan sudah
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
49
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
menjangkau sampai 131 desa / kelurahan di Kabupaten Tabalong lebih terus ditingkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Angka harapan hidup merupakan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas yang mencerminkan kualitas fisik penduduk. Pada tahun 2015 mencapai AHH 69,59(*). Konsumsi riil perkapita penduduk Tabalong pada tahun 2014 sebesar 10,1 juta. Konsumsi tersebut adalah konsumsi riil yang sudah disesuaikan dengan daya beli penduduk Tabalong. Daya beli penduduk Tabalong dihitung dengan perbandingan harga barang di Tabalong dan di Jakarta Selatan yang meliputi 66 komoditas makanan dan 30 komoditas non makanan. Indeks
Pembangunan
Manusia
mencerminkan
indikator
pembangunan daerah. Perbandingan antar daerah dapat dilihat pada tabel, Tabalong pada tahun 2014 mencapai 68,36. Bila diurutkan ada di urutan 3 se kalimantan selatan, hal ini menjadi tanggungjawab
yang
berat bagi pemerintah daerah untuk
meningkatkan semua komponen pembangunan manusia ini.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
50
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel 3.6. PERINGKAT IPM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Kab/Kota
IPM
PERINGKAT
Tanah Laut
66.50
6
Kotabaru
65.76
7
Banjar
65.71
8
Barito Kuala
62.56
12
Tapin
66.99
4
HSS
65.25
10
HST
65.37
9
HSU
61.32
13
Tabalong
68.36
3
Tanbu
66.94
5
Balangan
64.44
11
Banjarmasin
74.94
2
Banjarbaru
77.30
1
Kalimantan
67.63
Selatan
Sumber : BPS Kalsel Keterangan : IPM < 60 IPM 60 - 70 IPM 70 – 80 IPM > 80
: IPM rendah : IPM sedang : IPM tinggi : IPM sangat tinggi
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
51
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100.Realisasi indikator pada tahun 2015 sebesar 94,75% ( Jumlah Siswa SD/MI 25.529siswa dibagi jumlah penduduk usia 712 tahun 27.421 siswa x 100) dari target 113,42 % atau capaian Indikator kinerja sebesar 83,54%. Pada indikator ini terealisasi sebesar 94,75 %, dibanding dengan target yaitu 113,42 % sehingga capaian indikator kinerjanya sebesar 83,54%. Realisasi ini didapat dari Jumlah Peserta Didik yang duduk di SD/MI sederajad (25.982 siswa) dibagi dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 tahun (27.421 orang) dikali 100 persen. Tercapainya realisasi indikator tersebut hingga 94,75% tersebut adalah merupakan imbasan dari dampak banyaknya peserta didik kabupaten/provinsi tetangga yang berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, terutama pada sekolah-sekolah dasar yang langsung berbatasan dengan Kabupaten/provinsi tetangga seperti KabupatenPaser, Kabupaten Barito Timur,
Kabupaten Balangan
dan Kabupaten HSU yang pindah sekolah ikut orang tua. Capaian realisasi kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 18,02% pada angka 112,77%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
52
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100. Realisasi indikator ini pada tahun 2015sebesar 96,52% (Jumlah siswa usia SMP 26.129 siswa dibagi jumlah penduduk usia 13-15 sebanyak 27.421 siswa dikali 100) dari target 96,69% atau capaian kinerja sebesar 99,82%. Realisasi indikator ini pada tahun 2015 sebesar 96,52% dari target 96,69% atau capaian kinerja sebesar 99,82%. Realisasi ini didapat dari Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMP/MTs sederajad (12.629 siswa) dibagi dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 1315 tahun (13.084 orang) dikali 100 persen. Apabila dilihat dari capaian realisasi tahun 2015 terhadap target yang ditetapkan sudah mencapai kategori sangat baik serta apabila dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2014 naik sebesar 0,53% pada angka 95,99%, dan bila dibandingkan dengan target nasional untuk mencapai APK Tuntas Madya sebesar 98,00 % hingga akhir periode RPJMD 2019. Periode RPJMD dengan waktu berjalan tersisa 4 tahun untuk mencapai APK Tuntas Madya, diharapkan setiap tahunnya dapat ditargetkan peningkatan APK sebesar 0,05%, dengan terus mengupayakan keberlanjutan program pemberian BOS dan BSM/PIP khususnya bagi peserta didik yang kurang mampu agar dapat bertahan disekolah tersebut dan dalam rangka pendidikan gratis wajar 9 tahun. Namun juga terus
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
53
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
diupayakan dengan memperbanyak Implementasi school come in to client, sekolah yang mendatangi siswa, khususnya wilayahwilayah yang tidak terjangkau baik dari segi transportasi ataupun dari segi fungsional melalui penyelenggaraan sekolah kecil kelas jauh dan SD Satu Atap. Hasil capaian ini dihitung Jumlah peserta didik kelompok usia 7-12 th yang duduk di SD/MI sederajat (25.529siswa) dibagi dengan Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 th (27.421 orang) dikali 100 persen. Pada tahun 2015, Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Tabalong untuk kelompok umur 7-12 tahun (SD sederajat) sebesar 93,10% menurun 5,88% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 98,98%. Belum tercapainya realisasi kinerja terhadap target kinerja ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah peserta didik yang duduk di SD sederajat dengan umur masih dibawah 7 tahun. Peserta didik yang baru berumur 5-6 tahun sudah duduk di kelas 1 SD sederajat, kedepan Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong perlu membuat regulasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan ketentuan bahwa peserta didik yang duduk dikelas 1 SD/sederajat sudah berumur minimal 7 tahun, selain itu juga perlu diperbaiki mutu belajar, agar peserta didik yang belajar di sekolah dasar sederajat diharapkan sudah lulus sekolah dasar ketika mereka berumur 12-13 tahun.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
54
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP Hasil capaian ini dihitung Jumlah peserta didik kelompok usia 13-15 Th yang duduk di SMP/MTs sederajad dibagi dengan Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 Th dikali 100 persen (12.336 dibagi 13.084 dikali 100). Realisasi indikator ini pada tahun 2015 sebesar 94,28% dari target 78,12% dan tercapai indikator kenerja sebesar 120,69% atau capaian kinerja naik sebesar 16,16% terhadap target, namun masih dapat dikatakan baik. Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Tabalong untuk kelompok Usia 13-15 tahun (SMP sederajat) sebesar 94,28% naik 19,13% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 75,15%. Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Hasil capaian ini dihitung dari jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV dibagi jumlah guru dikali 100.Realisasi indikator ini pada tahun 2015 sebesar 81,80% dari target 71,39%. capaianindicator Kinerja sebesar 114.58%dari target. Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Realisasi indikator ini pada tahun 2015 sebesar 81,80% (Jumlah guru yang memenuhi kualifikasi dibagi jumlah guru dikali 100) dari target 71,39%, capaian indikator sebesar 114,58% dengan gap realisasi terhadap target sebesar 10,41 %. Dibandingkan tahun 2014, capaian kinerja meningkat 17,56% dari realisasi 64,24%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
55
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Realisasi indikator ini pada tahun 2015 sebesar 84,80% (Jumlah guru yang memenuhi kualifikasi dibagi jumlah guru dikali 100) dari target 86.70% dengan capaian indikator sebesar 97,81% dengan gap realisasi terhadap target sebesar 1,90%.Dibandingkan tahun 2014, capaian kinerja meningkat 1,42% dari realisasi 83,38%. Angka Kematian Ibu Dari hasil perhitungan diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabalong tahun 2015 sebesar 145,4. Hal tersebut berarti di Kabupaten Tabalong dari 100.000 kelahiran hidup terdapat 145,4 kematian ibu saat hamil, bersalin, maupun pasca bersalin. AKI tahun 2015 memang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 173,4, akan tetapi pencapaiannya masih dibawah target yang diharapkan yaitu 130 atau capaian hanya 89,4%.Banayak tantangan yang dihadapi dan perlu kerjasama lintas sector dalam menurunkan AKI di Kabupaten Tabalong.Upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dalam menurunkan AKI seperti melakukan pembinaan kepada bidan, puskesmas, melakukan kunjungan rumah ibu hamil dan nifas, memberikan pelayanan standar, ANC (Ante Natal Care) untuk ibu hamil dan nifas, pemberian multivitamin dan mineral, kelas
ibu
hamil,
pemberian
makanan
tambahan
bagi
ibu
hamil/menyusui Kurang Energi Kronis (KEK), meningkatkan skill bidan dalam penanganan kasus ibu melalui pelatihan, pemberian
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
56
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
konseling kepada ibu dan keluarga, penapisan risiko tinggi ibu hamil, pemberian imunisasi pada ibu hamil, kemitraandengan dukun kampung ataupun pendampingan penanganan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi Dari hasil perhitungan diperoleh Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tabalong tahun 2015 sebesar 9,2. Hal tersebut berarti di Kabupaten Tabalong dari 1.000 kelahiran hidup terdapat 9 kematian bayi dibawah satu tahun. AKB tahun 2015 memang penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 9,4 dan bila dibandingkan dengan target tahun 2015 berarti telah mencapai target yang diharapkan yaitu 11 atau capaian 119,6%. Berbagai upaya telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dlam menurunkan AKB sama seperti halnya upaya menurunkan AKI, seperti
melakukan
pembinaan
kepada
bidan,
puskesmas,
memberikan pelayanan standar, kunjungan neonates (homecare), pemberian multivitamin dan mineral pada bayi diatas usia 6 bulan, kelas ibu balita, pemberian makanan tambahan bagi bayi 6 bulan keatas, meningkatkan skill bidan dalam penanganan kasus bayi melalui pelatihan, imunisasi, pemberian konseling kepda ibu dan keluarga seperti konseling menyusui, penapisan bayi risiko tinggi, ataupun pendampingan penangganan kasus rujukan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
57
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Pada tahun 2015 terdapat kasus gizi buruk sebanyak 1 kasus dan mendapatkan penanganan serta perawatan di Rumah sakit H. Badaruddin Tanjung. Kasus gizi buruk yang terjadi factor penyebab langsungnya adalah karena kelainan jantung bawaan. Upaya yang telah dilakukan adalah memberikan makanan tambahan berupa biscuit dan susu, kunjungan rumah pasien di Desa Bumi Makmur Dusun Undul Kecamatan Bintang Ara oleh petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Faktor kemiskinan dan sosial budaya menjadi factor mendasar terjadinya kasus gizi buruk.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
58
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 2
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Berkembangnya
ekonomi
berbasis
Manusia Dan Sumber Daya Alam, pertanian dalam arti luas Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.7. Pengukuran kinerja sasaran BERKEMBANGNYA EKONOMI BERBASIS PERTANIAN DALAM ARTI LUAS TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
88,82
80,50
90,94%
50,00
42,25
84,5%
55,00
49,75
90,45%
Tingkat 1.
Ketersediaan Energi dan Protein
2.
3.
Penguatan Cadangan Pangan Stabilitas harga dan pasokan pangan
Sangat memuaskan
Memuaskan
Sangat memuaskan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.7. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 2 (dua)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori memuaskan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
59
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein Dalam tahun 2015, realisasi pencapaian Indikator Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein mencapai 80,50% dari target 88,82%
dengan capaian sebesar (90,63%) maka pencapaian
sasaran terhdap indikator ini adalah sangat tinggi. Sedangkan bila dilihat dalam kaitannya dengan target kinerja pada akhir tahun RPJM, pencapaian ini telah mencapai 83,42% dari rencana kinerja tahun 2015. Dengan angka Kecukupan energi dan protein sebesar 2.500 Kkal/Kap/hr, Sehingga capaian ini sudah diatas standar nasiaonal (2.200 Kkal/kap/hr). Penguatan Cadangan Pangan Dalam tahun 2015, Realisasi pencapaian Indikator Tingkat Penguatan Cadangan Pangan mencapai 42,25% dari target 50,00% sehingga capaian kinerjanya sangat tinggi (84,50%).. Sedangkan bila dilihat dalam kaitannya dengan target kinerja pada akhir tahun RP JMD, pencapaian ini telah mencapai 60,36% dari rencana kinerja tahun 2015. Stabilitas harga dan pasokan pangan Pengukuran terhadap capaian kinerja untuk indikator kinerja ini menunjukkan bahwa dari target 55,00%, realisasi mencapai 49,75% sehingga capaian kinerjanya mencapai 90,45% (sangat tinggi). Bila dibandingkan dengan capaian target akhir RPJMD 2019 telah mencapai 71,07%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
60
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 3
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Menurunnya angka kemiskinan Manusia Dan Sumber Daya Alam, Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.8. Pengukuran kinerja sasaran MENURUNNYA ANGKA KEMISKINAN TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
55
54,96
99,92
5,14
6,45
79,69
Persentase Penyandang Masalah 1.
Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
Sangat memuaskan
memperoleh bantuan sosial* 2.
Angka Kemiskinan
* Data dari
Memuaskan
bidang pemberdayaan sosial
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.8. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan;
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
61
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori memuaskan.
Persentase
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS) yang memperoleh bantuan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu
hambatan,
kesulitan,
atau
gangguan,
tidak
dapat
melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana. Target
di tahun 2015 Persentase Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memperoleh bantuan sosial adalah
sebesar
55%,
berdasarkan
data
dari
bidang
Pemberdayaan Sosial bahwa pada tahun 2015 jumlah PMKS di Tabalong sebanyak 24.978 orang, dan jumlah yang telah diberikan bantuan / realisasi sebanyak 13.728 orang (54,96%), berdasarkan data tersebut
maka capaian kinerja terhadap
indikator ini adalah sebesar 99,92% dengan arti sangat tinggi.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
62
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Angka Kemiskinan Untuk menekan angka kemiskinan, salah satu misi pembangunan di
Tabalong
yang
dikembangkan
adalah
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga
dibuatlah
program
yang
bernama
gerakan pembangunan menuju masyarakat sejahtera (Gerbang Emas). Sasaran Gerbang Emas yakni : o
Terbangunnya sarana prasarana dasar meliputi: pendidikan, social
keagamaan,
kesehatan,
transportasi,
pertanian,
pemasaran, air bersih, dan sanitasi; o
Menguatnya fungsi kelembagaan kemasyarakatan di desa;
o
Meningkatnya usaha ekonomi masyarakat;
o
Meningkatnya kapasitas pemerintah desa dalam pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
o
Meningkatnya kapasitas masyarakat desa dalam pelaksanaan pembangunan.
Gerbang Emas dilaksanakan secara simultan di 121 desa pada 12 Kecamatan yang akan dilaksanakan hingga tahun 2019. Untuk tahun 2015, program gerbang emas daerah Tabalong dilaksanakan pada 12 desa dengan alokasi dana sebesar Rp.33.300.599,754
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
63
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 4
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Meningkatnya kualitas dan kuantitas Manusia Dan Sumber Daya Alam, infrastruktur Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.9. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS INFRASTRUKTUR TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA Persentase 1.
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
68
72,21
106,19%
63
66,72
105,9%
40
43,74
109,35%
90
91,23
101,36%
30
13
43,33%
Jalan
Kabupaten Dengan Kondisi Baik
Sangat memuaskan
Persentase 2.
Jembatan Kabupaten Dengan
Sangat memuaskan
Kondisi Baik
3.
4.
Jumlah Jaringan Irigasi Rasio Rumah Layak Huni
Sangat memuaskan Sangat memuaskan
Persentase 5.
ketersediaan sarana
Kurang
angkutan darat
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
64
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.9. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 5 (lima) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 4 (empat) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu)
indikator belum memenuhi target capaian sehingga
realisasi kinerja dengan kategori kurang. Persentase Jalan Kabupaten Dengan Kondisi Baik Dengan jumlah panjang jalan 904,126 km,
jalan kabupaten
dengan kondisi baik pada tahun 2015 sepanjang 652,909 km atau 72,21%, sedangkan dalam kondisi rusak / rusak berat sebesar 27,79% atau sepanjang 251.217 km. sesuai target kondisi jalan baik pada tahun 2015 sebesar 68% sedangkan realisasinya 72,21%
maka capaian kinerjanya adalah: 106,19% (sangat
tinggi). Persentase Jembatan Kabupaten Dengan Kondisi Baik Jumlah jembatan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 dengan kondisi baik adalah sebanyak 589 buah. Pada tahun 2015 dari target sebesar 63 %, realisasinya adalah 66,72%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 105,9% (sangat tinggi).
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
65
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Jumlah Jaringan Irigasi Pada tahun 2015 dari target sebesar 40%, realisasinya adalah 43,74%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 109,35% (sangat tinggi). Rasio Rumah Layak Huni Pada tahun 2015 dari target sebesar 90%, realisasinya adalah 91,23%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 101,36% (sangat tinggi) Dari semua indikator tersebut realisasinya diatas 100% atau dapat dikategorikan sangat tinggi, capaian target tersebut terlampaui disebabkan adanya tambahan anggaran dari APBN (DAK) baik DAK regular maupun DAK infrastruktur daerah. Persentase ketersediaan sarana angkutan darat Dengan target pada tahun 2015 ketersediaan sarana angkutan darat sebesar 30%, dalam realisasinya hanya tercapai 13% sehingga capaian kinerja sangat rendah (43%), kendala yang dihadapi adalah kebutuhan akan sarana angkutan darat masih belum dapat terakomodir dimana (supply < demand)
terutama
untuk wilayah utara dan selatan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
66
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 5
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Meningkatnya
pemberdayaan
Manusia Dan Sumber Daya Alam, perempuan dan perlindungan anak Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.10. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
100
100
100%
Penyelesaian pengaduan perlindungan 1.
perempuan
dan
Sangat memuaskan
anak dari tindakan kekerasan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.10. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 1 (satu) indikator kinerja, hasil capaian adalah: Sangat memuaskan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
67
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Kekerasan terhadap perempuan, adalah setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, eksploitasi ekonomi, sosial, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ranah public atau kehidupan pribadi . Kekerasan terhadap anak, adalah setiap perbuatan terhadp anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikologis, eksploitasi ekonomi, sosial, termasuk penelentaran dan perlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh dan merendahkan martabat anak. Kekerasan Dalam Rumah Tangga, adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan serta melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi
dalam
bentuk
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
kekerasan
fisik,
kekerasan
68
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
psikologis/emosional, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi dan kekerasan spiritual. Berdasarkan target yang telah ditetapkan pada tahun 2015 bahwa Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan adalah sebesar 100%, target ini dapat dirincikan sebagai berikut: penyelesaian kasus pelecehan seksual (13 kasus), perebutan hak asuh anak (2 kasus), penelantaran anak (1 kasus), KDRT (1 kasus) sehingga total target penyelesaian adalah sebanyak 23 kasus. Dari sebanyak kasus tersebut semuanya dapat terselesaikan dengan baik sehingga terealisasi 100%, maka capaian kinerja yang didapat adalah 100% (sangat tinggi).
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
69
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 6
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Meningkatnya
kualitas
SDA
dan
Manusia Dan Sumber Daya Alam, lingkungan hidup Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.11. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA KUALITAS SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP INDIKATOR KINERJA
1.
Persentase
luas
pemukiman
yang
TAHUN 2015
KATEGORI
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
17,87
17,69
99%
Sangat memuaskan
tertata Tersedianya luasan RTH publik sebesar 2.
30 % dari luas wilayah
26,5
3,19
12,03
60 unit
60 unit
100%
Sangat kurang
kota/kawasan perkotaan Pemasangan pembangkit
3.
tenaga
listrik
surya
di
daerah yang belum
Sangat memuaskan
terjangkau PLN
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
70
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Persentase
4.
Penegakan
hukum
100%
100%
100%
lingkungan
Sangat memuaskan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.11. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 4 (empat) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 3 (tiga)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat kurang.
Persentase luas pemukiman yang tertata Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan Penyelenggaraan
kawasan
permukiman
dilakukan
untuk
mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan berkelanjutan
yang
terencana,
sesuai
dengan
menyeluruh, rencana
terpadu, tata
dan ruang.
Penyelenggaraan kawasan permukiman tersebut bertujuan untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
71
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim, yang wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan berkelanjutan Target capaian penataan luas permukiman di Tabalong pada tahun 2015 adalah sebesar 17,87%, terealisasi sebesar 17,69%, sehingga capaian kinerja mencapai 99% (sangat tinggi). Tersedianya luasan RTH publik sebesar 30 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang / jalur dan / atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan dan pemanfaatan RTH public dikawasan perkotaan Tabalong pada tahun 2015 ditarget sebesar 26,5%, realisasinya adalah 3,19%, sehingga capaian kinerja pada indikator ini adalah hanya sebesar 12,03% (sangat rendah), capaian ini jauh dibawah target karena target awal yang telah ditetapkan dan direncanakan angkanya terlalu besar / tinggi sedangkan kawasan lahan yang dimiliki pemerintah daerah dikawasan perkotaan statusnya masih belum ada / belum jelas baik terhadap lahan yang sudah ada maupun lahan yang dalam tahap pembebasan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
72
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di daerah yang belum terjangkau PLN Lokasi pemasangan PLTS adalah desa yang belum dijangkau listrik PLN, diprioritaskan lokasi yang paling jauh dan daerah perbatasan dengan kabupaten lain, sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat, Pemasangan PLTS pada tahun 2015 dari 60 unit yang direncanakan dapat direalisasikan seluruhnya, sehingga target yang dicapai adalah 100%. secara rinci lokasi Pemasangan Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah sebagai berikut : 1. Desa Panaan RT.01 Kecamatan Bintang Ara mendapatkan 30 unit PLTS yang terdiri dari 24 unit rumah warga dan 6 unit fasilitas umum. 2. Desa Salikung Kecamatan Muara Uya mendapatkan 30 unit PLTS yang semuanya diperuntukan bagi rumah warga yang terdiri dari: RT. 01 mendapatkan 8 unit PLTS RT. 02 mendapatkan 8 unit PLTS RT. 03 mendapatkan 7 unit PLTS RT. 05 mendapatkan 7 unit PLTS
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
73
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Persentase penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat terhadap penanganan lingkungan hidup Realisasi target sebesar
100% diperoleh dari perbandingan
jumlah kasus yang terselesaikan dengan kasus yang ada atau masuk ke dalam pos pengaduan BLHD Kabupaten Tabalong selama tahun 2015 dikali 100%. Untuk Tahun 2015 kasus dugaan pencemaran yang ada sebanyak 15 kasus dan terselesaikan sebanyak 15 kasus, sehingga realisasi target untuk tahun ini adalah 100% atau dengan kata lain Capaian kinerja untuk sasaran 2 (dua) tahun 2015 adalah 100% (sangat tinggi).
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
74
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 7
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Meningkatnya
potensi
pemuda,
Manusia Dan Sumber Daya Alam, olahraga, pariwisata dan seni budaya Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.12. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA POTENSI PEMUDA, OLAHRAGA, PARIWISATA DAN SENI BUDAYA TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
10.500
16.615
158,23%
12
20
166,66%
9
13
144%
Kunjungan 1.
Wisatawan Mancanegara
Dan
Sangat memuaskan
Nusantara (orang) Jumlah prestasi olah 2.
raga dalam berbagai kejuaraan Terbentuknya
3.
tempat
tujuan
wisata (buah)
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
75
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.12. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 3 (tiga)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Nusantara Target kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara pada tahun 2015 di Tabalong adalah sebanyak 10.500 orang, dalam realisasinya jumlahnya mencapai 16.615 orang, dengan demikian capaian kinerja yang diperoleh adalah sebesar 158,23% (sangat tinggi). Terlampauinya target dimaksud dikarenakan wisatawan berdatangan sebagai dampak dari semakin gencarnya promosi objek wisata baru di Kabupaten Tabalong. Selain dari objek wisata, bertambahnya jumlah kunjungan wisata dipengaruh juga oleh event-event yang diadakan di Kabupaten Tabalong, seperti Tabalong Ethnic, Gelar Buadaya Hari Jadi Tabalong, dan Tabalong Expo yang menarik kunjungan wisnus dan wisman. Jumlah prestasi olah raga dalam berbagai kejuaraan Jumlah prestasi olahraga Kabupaten Tabalong Tahun 2015 adalah sebagai peringkat 2 tingkat provinsi kalsel untuk kejuaraan penyandang cacat (NPC) dengan total perolehan 7 emas, 4 perak, dan 3 perunggu, sedangkan untuk POPDA meraih 13 emas, 8 perak, dan 5 perunggu. sehingga medali yang diperoleh tahun
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
76
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
2015 adalah 20 emas, 12 perak, dan 8 perunggu (total 40 medali), dengan hanya menghitung target medali emas yang ditetapkan pada tahun 2015 yakni sebanyak 12 medali emas, sedangkan realisasinya adalah 20 emas maka capaian kinerjanya adalah 166,66% (sangat tinggi). Terbentuknya tempat tujuan wisata Jumlah terbentuknya tujuan wisata (destinasi) di Tabalong tahun 2015 adalah sebanyak 9 buah, dalam realisasinya terdapat 13 buah, sehingga capaian kinerja adalah mencapai 144 % (sangat tinggi). Potensi pariwisata yang ada cukup banyak dan tersebar hampir di seluruh kecamatan, seperti Danau Undan di Banua Lawas, Makam Durun Nafis di Kecamatan Kelua, Makam Datuk Abi di Kecamatan Pugaan, Upacara Adat dan Budaya Warukin di Tanta, Tanjung Puri Indah di Murung Pudak, Bian Kim Kinarum di Upau, dan Air terjun Lano di Jaro bisa dikembangkan supaya lebih representatif sebagai tujuan wisata. Saat ini tempat wisata yang cukup memberikan kebanggaan Bian Kin Arum, dimana masyarakat desa turut mengelola dengan menampilkan kesenian adat mereka seperti Tari Giring-giring dan Tari Kurung-Kurung yang sering ditampilkan setiap tahun disana, menceritakan antusias masyarakat Dayak yang tinggal di sekitar sungai bebatuan tersebut.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
77
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 2
SASARAN 8
Meningkatkan Potensi Sumber Daya Meningkatnya kualitas dan produksi Manusia Dan Sumber Daya Alam, sektor industri kecil dan menengah Daya
Saing
Dan
Pertumbuhan dan koperasi
Ekonomi
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.13. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA KUALITAS DAN PRODUKSI SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DAN KOPERASI TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA 1.
Persentase
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
99,96
99,96
100%
Usaha
Mikro dan Kecil 2.
Persentase koperasi aktif
Sangat memuaskan
74,23
75,25
101,37%
Sangat memuaskan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.13. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah: (dua)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
78
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Persentase Usaha Mikro dan Kecil Target persentase usaha mikro dan kecil pada tahun 2015 adalah sebesar 99,96%, dengan realisasi Jumlah usaha mikro dan kecil (UMK) di Tabalong pada tahun 2015 adalah sebanyak 7.045 buah, sedangkan jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebanyak 7.046 buah, maka capaian realisasi adalah 99,96% sehingga capaian kinerja mencapai 100%. Persentase koperasi aktif Koperasi Aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Berdasarkan target pada tahun 2015 jumlah persentase koperasi aktif adalah sebesar 74,23, dengan mendasari di tahun 2015 koperasi yang melakukan RAT sebanyak 73 koperasi dari total koperasi sebanyak 97 buah, maka realisasinya sebesar 75,25%, sehingga capaian kinerja mencapai 101,37%
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
79
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 3 : MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN,
PROFESIONALISME,
PRODUKTIVITAS APARATUR, PELAYANAN PUBLIK DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
DALAM
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN Dijabarkan dalam 5 (lima) sasaran dengan 18 (delapan belas) indikator. o
Sasaran Meningkatnya kemampuan keuangan daerah, diukur melalui 1 (satu) indikator yaitu (1) Persentase peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
o
Sasaran Meningkatnya ketahanan pangan yang mantap, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Produksi Padi Meningkat, (2) Peningkatan produksi perkebunan, dan (3) Produksi perikanan.
o
Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan public, diukur melalui 9 (sembilan) indikator yaitu (1) Prosentase peningkatan Survey kepuasan Masyarakat (IKM), (2) Predikat SAKIP Kabupaten, (3) Meningkatnya minat baca masyarakat, (4) Peningkatan Sistem informasi Pelayanan Perijinan, (5) Pelaksanaan apel kesadaran nasional bagi PNS/ASN, satuan penduduk, (8)
(6)
Rasio penduduk ber KTP per
(7) Penerapan KTP Nasional berbasis NIK,
Website milik pemerintah daerah, dan (9) Peningkatan
klasifikasi RSUD H.Badaruddin. o
Sasaran Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Persentase capaian
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
80
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
pelaksanaan program pembangunan dengan SKPD,
(2)
Persentase kesesuaian pembangunan daerah dengan ketentuan aturan
tata
ruang,
dan
(3)
Meningkatkan
kesesuaian
pembangunan dengan RTRW. o
Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1)
Tingkat perkembangan lembaga ekonomi
perdesaan (terbentuknya BUMDes), dan (2) Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa (Jumlah desa mandiri).
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
81
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 3 Meningkatkan
SASARAN 1 kemandirian, Meningkatnya kemampuan keuangan
profesionalisme, produktivitas aparatur, daerah pelayanan publik dan peran serta masyarakat
dalam
pembangunan
berkelanjutan
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.14. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
113.261.
122.951.
638.000,00
120.183,50
CAPAIAN
Persentase 1.
peningkatan Pendapatan
Asli
108,55%
Sangat memuaskan
Daerah (PAD)
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.14. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 1 (satu) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 1 (satu)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan.
Pendapatan Asli Daerah Pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.113.261.638.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.122.951.120.183,50 atau dalam perbandingan relatif pencapaian realisasi sebesar 108,55%. Sedangkan realisasi kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap total pendapatan adalah sebesar 9,88%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
82
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 3 Meningkatkan
SASARAN 2 kemandirian, Meningkatnya
ketahanan
pangan
profesionalisme, produktivitas aparatur, yang mantap pelayanan publik dan peran serta masyarakat
dalam
pembangunan
berkelanjutan
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.15. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA KETAHANAN PANGAN YANG MANTAP TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
1.
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
97.704
94.349
96,57%
71,69
113,28
158,01%
10.600
10.802
101,91%
Produksi Padi Meningkat (ton)
2.
Peningkatan produksi perkebunan
3.
Produksi perikanan
Sangat memuaskan Sangat memuaskan Sangat memuaskan
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.15. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah:
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
83
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
3 (dua)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan
Produksi Padi Meningkat Pada tahun 2015 target produksi padi adalah sebesar 97.704 ton, dalam realisasinya sebesar 94,349 ton, meski realisasi belum tercapai namun dalam capian kinerja angka persentasenya masih tinggi yakni sebesar 96,57%. Karena target produksi yang belum tercapai pada tahun berikutnya diperlukan upaya yang lebih keras dalam bentuk perluasan lahan areal sawah melalui cetak sawah dan intensifikasi penerapan teknologi. Hal lain adalah dengan adanya program nasional
percepatan
swasembada
pangan
nasional
untuk
peningkatan produksi padi dan kedelai dengan melibatkan TNI, tenaga penyuluh, dan stakeholder lainnya. Untuk program kegiatan ini didukung oleh dana APBD dan APBN.
Peningkatan produksi perkebunan Target peningkatan produksi perkebunan di tahun 2015 adalah 71,69%, realisasi sebesar 113,8%, dengan demikian capaian kinerja adalah 158,01% (sangat tinggi. Terlampauinya target diatas adalah disebabkan adanya peningkatan produksi dari beberapa jenis komoditi perkebunan seperti kelapa, kopi, aren, dan kemiri. Hal lain adalah meningkatnya volume kegiatan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
84
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
dibidang perkebunan dimana adanya dana sharing dari APBN dan APBD Provinsi, terutama untuk jenis komoditi kopi, kakao, dan karet. Produksi perikanan Produksi perikanan pada tahun 2015 ditarget sebesar 10.600 ton, dalam realisasinya pencapaian melebihi target yakni sebesar 10.802 ton, sehingga capaian kinerja adalah sangat tinggi atau dalam persentase sebesar 101,91%. Terpenuhinya target adalah disebabkan beberapa hal yakni adanya ekstensifikasi dan perluasan
lahan
perikanan
di
tabalong,
hal
lain
adalah
dilakukannya intensifikasi bidang perikanan seperti budi daya, dan optimalisasi tenaga penyuluh yang ada di lapangan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
85
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 3 Meningkatkan
SASARAN 3 kemandirian, Meningkatnya
kualitas
pelayanan
profesionalisme, produktivitas aparatur, public pelayanan publik dan peran serta masyarakat
dalam
pembangunan
berkelanjutan
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.16. Pengukuran kinerja sasaran
MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
75
95,45
127%
C
C
C
25.000
25.000
100%
1
1
100%
Prosentase 1.
peningkatan Survey kepuasan
Sangat memuaskan
Masyarakat (IKM) 2.
Predikat SAKIP Kabupaten Meningkatnya minat
3.
baca
masyarakat
(orang) Peningkatan Sistem 4.
informasi Pelayanan Perijinan (paket)
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
Tercapai
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
86
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Pelaksanaan 5.
apel
kesadaran nasional
12
10
83,33%
0,563
0,598
106,2%
83
89,6
92,63%
30
36
120%
C
C
C
memuaskan
bagi PNS/ASN (kali) Rasio penduduk ber 6.
KTP
per
satuan
penduduk Penerapan 7.
Nasional
KTP berbasis
NIK (%)
8.
Website milik pemerintah daerah
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
Sangat memuaskan
Peningkatan 9.
klasifikasi
RSUD
Tercapai
H.Badaruddin
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.16. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 9 (sembilan) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 6 (enam) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori memuaskan dan; 2 (dua)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori tercapai.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
87
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Indikator
Prosentase
peningkatan
Survey
kepuasan
Masyarakat (IKM) Target survey IKM di tahun 2015 adalah sebesar 75% dan dilaksanakan terhadap SKPD dan Unit kerja pelayanan publik, dengan asumsi SKPD / unit pelayanan public sebanyak 22 buah, sedangkan SKPD / unit kerja yang melaksanakan survey sebanyak 21 buah, maka realisasi adalah sebesar, 95,45%, sehingga capaian kinerja mencapai 127% (sangat tinggi). Indikator Predikat SAKIP Kabupaten Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor B Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP), lnspektorat Provinsi
Kalimantan
Selatan
atas
nama
Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah melaksanakan evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015. Pelaksanaan evaluasi tersebut berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas lmplementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah. Hasil evaluasi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 mendapat nilai 47.53 atau dengan predikat penilaian "C". Sedangkan pada tahun 2014 mendapat nilai 44,67 juga dengan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
88
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
predikat penilaian C. Dengan hasil tersebut terdapat perbaikan dan penambahan point angka sebesar 2,86 point, meski dari predikat hasil masih belum ada perubahan. Untuk upaya perbaikan terhadap SAKIP, beberapa point saran tindak yang diberikan oleh tim evaluator akan dijadikan bahan perbaikan selanjutnya dengan melibatkan semua stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kabupaten tabalong. Indikator meningkatnya minat baca masyarakat Tercapainya target sebesar 100% ini adalah berkat adanya upaya kegiatan pelibatan masyarakat seperti kursus computer gratis dan kegiatan komunitas membawa impact dengan meningkatnya kunjungan
masyarakat
ke
perpustakaan
disamping
itu
perpustakaan selalu berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan dalam bentuk penyediaan wifi gratis dan koleksi koleksi buku terbaru. Indikator Peningkatan Sistem informasi Pelayanan Perijinan Berdasarkan target yang ada dengan indikator tersedianya system informasi
pelayanan
perizinan,
tahun
2015
dilaksanakan
penyediaan 1 paket SPIPISE yang dilaksanakan oleh BPMPT Tabalong, paket ini merupakan pelaksanaan kegiatan 2014 dan merupakan program pemerintah pusat dibidang penanaman modal namun baru dapat terealisasi tahun 2015, dalam rangka pengembangan system ini telah dilatih sebanyak 5 (lima) orang
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
89
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
tenaga yang ada pada pelayanan perizinan, sedangkan dalam penerapannya system ini masih menghadapi kendala yakni belum adanya
pelimpahan
tentang
izin
penanaman
modal
yang
dilaksanakan daerah. Pelaksanaan Apel Kesadaran Nasional bagi PNS/ASN Apel Kesadaran Nasional (AKN) direncanakan dilaksanakan pada tanggal 17 setiap bulannya, target setiap tahunnya adalah sebanyak 12 kali pelaksanaan atau 100%. Petugas Apel Kesadaran Nasional (AKN) di laksanakan secara bergiliran sesuai jadwal yang telah ditetapkan dengan surat bupati, peserta apel adalah Semua PNS/ASH anggota korpri termasuk instansi vertikal. Pada tahun 2015 dari target 12 kali pelaksanaan apel kesaran nasional, hanya dapat dilaksanakan sebanyak 10 kali, hal ini disebabkan pelaksanaan apel dimaksud ditiadakan karena bertepatan dengan peringatan hari-hari besar / upacara nasional lainnya. Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk Pada tahun 2015 jumlah penduduk kabupaten tabalong yang telah memiliki KTP sebanyak 140.520 orang dari total penduduk sebanyak 234.763 orang. Maka rasio penduduk ber KTP tahun 2015 sebesar 0,598. Capaian Kinerja rasio penduduk ber KTP pada tahun 2015 sebesar 106,2% dari target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 0,563.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
90
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Penerapan KTP nasional berbasis NIK Tahun 2015 jumlah penduduk yang melakukan rekam E-KTP sebanyak 145.187 orang dari target rekam e-ktp sebanyak 162.026 orang. Sehingga capaian realisasi sebesar 89,6%; mengingat target yang ditetapkan dalam RPJMD adlah sebesar sebesar 83%, maka capain kinerja adalah : 92,63% Indikator website milik pemerintah daerah Website milik pemerintah daerah yang ditargetkan berjumlah 30 website pada realisasinya telah melebihi dari target, yakni berjumlah 36 website sehingga capaian kinerja sebesar 120% (sangat tinggi), namun dengan sedikit catatan bahwa 34 website aktif dan update, dan 2 website berstatus suspended sehingga tidak dapat diakses. Jumlah tersebut dapat dicapai karena telah ditambahkannya website kecamatan dan desa. Bagi admin dari website-website tersebut juga telah dilakukan pelatihan. Mereka aktif mengelola serta mengupdate website mereka tangani, kecuali untuk 2 website yang berstatus suspended atau diblokir oleh penyedia domain web hosting yang mungkin disebabkan karena kelalaian dari pengelola website terkait. Peningkatan klasifikasi RSUD H.Badaruddin Pada tahun 2015 RSU D H.Badaruddin Tanjung masih dalam klasifikasi tipe C hal ini masih sesuai dengan target, Berdasarkan target jangka menengah maka statusnya akan ditingkatkan menjadi tipe kelas B ditahun 2018, untuk memenuhi persayaratan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
91
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
peningkatan klasifikasi tersebut beberapa hal telah diupayakan oleh pemerintah daerah, antara lain dalam hal pemenuhan peralatan dan persyaratan tata bangunan dan prasarana rumah sakit. Selanjutnya pelayanan yang telah dipersiapkan adalah meliputi:
pelayanan
medic,
kefarmasian,
keperawatan
dan
kebidanan, penunjang klinik, penunjang nonklinik, dan rawat inap. Untuk tenaga medis telah diupayakan pemenuhan berupa minimal tersedianya 12 dokter umum, 3 dokter gigi umum, 3 dokter spesialis pelayanan medic spesialis dasar, 2 dokter spesialis pelayanan
medic
spesialis
penunjang,
1
dokter
spesialis
pelayanan medic spesialis lain, 1 dokter subspesialis pelayanan medic subspesialis, dan 1 dokter gigi spesialis pelayanan medic spesialis gigi mulut.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
92
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 3 Meningkatkan
SASARAN 4 kemandirian, Terwujudnya
manajemen
profesionalisme, produktivitas aparatur, perencanaan yang efektif pelayanan publik dan peran serta masyarakat
dalam
pembangunan
berkelanjutan
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.17. Pengukuran kinerja sasaran TERWUJUDNYA MANAJEMEN PERENCANAAN YANG EFEKTIF TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
100
100
100%
80
80
100%
60
60
100%
Persentase capaian pelaksanaan 1.
program pembangunan
Sangat memuaskan
dengan SKPD Persentase kesesuaian 2.
pembangunan daerah
dengan
ketentuan
Sangat memuaskan
aturan
tata ruang Meningkatkan 3.
kesesuaian pembangunan
Sangat memuaskan
dengan RTRW (%)
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
93
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.17. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 3 (tiga)
indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja
dengan kategori sangat memuaskan. Capaian pelaksanaan program pembangunan dengan SKPD Dimana jumlah program Renja RKPD yang diakomodir dalam RKA SKPD sama dengan program dalam RKA SKPD dan program Renja SKPD yang diakomodir dalam DPA SKPD sama dengan program dalam DPA SKPD yaitu 8 program.
Persentase
kesesuaian
pembangunan
daerah
dengan
ketentuan aturan tata ruang Sesuai dengan Perda Nomor 19 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong, setiap orang atau badan sudah mematuhi dan mentaati sesuai dengan pasal 64 pada perda tersebut yaitu : - Mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan - Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diberikan - Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
94
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
- Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan
dinyatakan
sebagai
milik
umum Meningkatkan kesesuaian pembangunan dengan RTRW Sesuai dengan Perda Nomor 19 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong, setiap orang atau badan yang tidak mematuhi dan mentaati sesuai dengan pasal 60 pada Perda tersebut akan dikenakan sanksi administratif apabila : - Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang - Pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi - Pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten - Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten - Pemanfaatan
ruang
yang
menghalangi
akses
terhadap
kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum dan atau - Pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar atau tidak sah. Pada tahun 2015 dari 31 pemohon izin prinsip, ada 30 pemohon yang direkomendasikan izin prinsipnya. Sedangkan 1 (satu) perusahaan lain tidak diberikan rekomendasi karena belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
95
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
TUJUAN 3 Meningkatkan
SASARAN 5 kemandirian, Meningkatnya
keberdayaan
profesionalisme, produktivitas aparatur, masyarakat dan desa dalam rangka pelayanan publik dan peran serta pertumbuhan daerah masyarakat
dalam
pembangunan
berkelanjutan
Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.18. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA KEBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DALAM RANGKA PERTUMBUHAN DAERAH TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
KATEGORI TARGET
REALISASI
CAPAIAN
24
33
137,5%
20%
0%
0%
Tingkat perkembangan 1.
lembaga
ekonomi
perdesaan
Sangat memuaskan
(terbentuknya BUMDes) Tingkat
2.
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun
desa
(Jumlah
desa
Sangat kurang
mandiri)
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
96
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.18. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat kurang. Tingkat
perkembangan
lembaga
ekonomi
perdesaan
(terbentuknya BUMDes) BUM Des adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Hasil usaha BUM
Desa
dimanfaatkan
untuk
pengembangan
usaha,
pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat Desa, pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, sedangkan peran pemerintah daerah
adalah
denganmemberikan
mendorong hibah
perkembangan dan/atau
akses
BUM
Desa
permodalan;
melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
97
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tahun 2015 target Bumdes sebanyak 24 desa, dengan realisasi 33 desa, maka capaian kinerja terhadap indikator ini adalah sebesar 137,5% (sangat tinggi). Secara
teoritis target
sebenarnya
dapat
dipenuhi dengan
maksimal, hal ini dikarenakan semua desa telah menganggarkan pembentukan BUMDes melalui dana ADD, namun dalam realitanya
hal
tersebut
belum
dapat
dicapai
dikarenakan
keterbatasan SDM pada desa, hal lain adalah belum adanya data dan laporan telah terbentuknya BUMDes di 3 (tiga) Kecamatan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa (Jumlah desa mandiri) Desa mandiri adalah desa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa tergantung dari bantuan pemerintah. Desa yang akan menuju desa mandiri harus melihat beberapa hal, seperti: mempunyai potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, potensi prasarana dan sarana yang besar, mempunyai spesifikasi produk yang menonjol didasarkan pada tipologi desa, mampu memenuhi kebutuhan di dalam desa dan sebagian yang dapat dijual keluar desa, terdapat peran serta dan kesadaran masyarakat yang besar dalam mengoptimalkan potensi desa, tingkat kemiskinan penduduk desa di bawah rata-rata, besarnya tingkat pemberdayaan wanita di dalam kegiatan sosial ekonomi, banyaknya jumlah dan jenis kelembagaan,
adanya tokoh
penggerak / inovator dan eligimatizer yang memiliki peranan besar
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
98
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
dalam masyarakat, dan tingginya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan target rencana di tahun 2015 dari jumlah 121 desa, sekitar 20% (24 desa) akan dijadikan desa mandiri, dalam realisasinya target tersebut tidak dapat dipenuhi (0%). tidak tercapainya pemenuhan desa mandiri ini adalah terkendala dengan adanya ketentuan peraturan menteri dalam negeri nomor 81 tahun 2015 yang mensyaratkan beberapa indikator yang mesti dipenuhi dalam rangka upaya pemenuhan syarat sebagai criteria desa mandiri, meski demikian 1 (satu) desa yakni desa kambitin raya telah ditetapkan sebagai desa percontohan kabupaten tabalong tahun 2015-2019.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
99
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
B.
AKUNTABILITAS KEUANGAN Pengelolaan Pendapatan Daerah Penerimaan pendapatan daerah pada tahun anggaran 2015 cukup maksimal yaitu sebesar 91,40% dari target anggaran dikarenakan realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah belum maksimal. Secara umum Anggaran Pendapatan Daerah pada tahun anggaran 2015 penerimaannya masih ketergantungan dengan pendapatan dana transfer (dana perimbangan), sehingga memerlukan strategi dan kehati-hatian dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah khususnya yang berasal dari Pajak dan Retribusi yang langsung diperoleh dari masyarakat. Dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015 yang mengacu kepada format sesuai dengan Permendagri nomor 13 tahun 2006 dan disempurnakan dengan Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 yang diarahkan untuk dapat menyusun anggaran berbasis kinerja dan menghasilkan laporan keuangan yang akuntable dan transparan. Dalam Format Pendapatan Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dikelompokan menjadi sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Pendapatan Transfer 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah. Untuk mengetahui lebih rinci realisasi penerimaan pendapatan daerah dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
100
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel : 3.19. Pemerintah Kabupaten Tabalong Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) Anggaran Nomor Setelah Urut
Realisasi
Lebih/Kurang
Uraian Perubahan
1
PENDAPATAN
1.361.119.589.000,00
1.244.129.307.757,50
(116.990.281.242,50)
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
113.261.638.000,00
122.951.120.183,50
9.689.482.183,50
1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah
40.379.536.000,00
40.387.158.162,00
7.622.162,00
1.1.2
Pendapatan Retribusi
9.377.437.000,00
9.428.890.869,00
51.453.869,00
1.1.3
Pendapatan Hasil pengelolaan Kekayaan daerah yg
9.660.000.000,00
9.112.858.930,00
(547.141.070,00)
53.844.665.000,00
64.022.212.222,50
10.177.547.222,50
dipisahkan 1.1.4
Lain-lain PAD yang Sah
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
101
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
1.2
PENDAPATAN TRANSFER
1.222.116.954.000,00
1.116.819.735.768,00
(105.297.218.232,00)
1.2.1
Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan
992.014.904.000,00
908.297.131.192,00
(83.717.772.808,00)
1.2.1.1
Dana Bagi Hasil Pajak
93.790.966.000,00
70.829.109.950,00
(22.961.856.050,00)
1.2.1.2
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
365.480.178.000,00
323.159.661.242,00
(42.320.516.758,00)
1.2.1.3
Dana Alokasi Umum
431.954.810.000,00
431.954.810.000,00
-
1.2.1.4
Dana Alokasi Khusus
100.788.950.000,00
82.353.550.000,00
(18.435.400.000,00)
1.2.2
Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya
130.949.297.000,00
130.949.297.000,00
-
1.2.2.2
Dana Penyesuaian
130.949.297.000,00
130.949.297.000,00
-
1.2.3
Transfer Pemerintah Provinsi
99.152.753.000,00
77.573.307.576,00
(21.579.445.424,00)
1.2.3.1
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
99.152.753.000,00
77.573.307.576,00
(21.579.445.424,00)
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
25.740.997.000,00
4.358.451.806,00
(21.382.545.194,00)
1.3.1
Pendapatan Hibah
25.740.997.000,00
4.293.872.351,00
(21.447.124.649,00)
1.3.3
Pendapatan Lainnya
-
64.579.455,00
64.579.455,00
1.361.119.589.000,00
1.244.129.307.757,50
(116.990.281.242,50)
JUMLAH PENDAPATAN
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
102
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa target pendapatan pada tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp.1.361.119.589.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.1.244.129.307.757,50 atau dalam perbandingan relatif sebesar 91,40%, sedangkan perbandingan realisasi perkelompok pendapatan adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah, ditargetkan sebesar Rp.113.261.638.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.122.951.120.183,50 atau dalam perbandingan relatif pencapaian realisasi sebesar 108,55%. Sedangkan realisasi kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap total pendapatan adalah sebesar 9,88%
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
103
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
2. Pendapatan
Transfer,
Rp.1.222.116.954.000,00 Rp.1.116.819.735.768,00 pencapaian
realisasi
ditargetkan dapat
atau
sebesar
sebesar
direalisasikan
dalam 91,38%.
sebesar
perbandingan Sedangkan
relatif realisasi
kontribusi pendapatan transfer terhadap total pendapatan adalah sebesar 89,77%. 3. Lain-lain
Pendapatan
Rp.25.740.997.000,00
yang dapat
Sah,
ditargetkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp.4.358.451.806,00 atau dalam perbandingan relatif pencapaian realisasi
sebesar
16,93%.
Sedangkan
realisasi
kontribusi
pendapatan transfer terhadap total pendapatan adalah sebesar 0,35%.
Dari masing-masing kelompok pendapatan tersebut diatas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah, yang direalisasikan sebesar: Rp. 122.951.120.183,50 terdiri dari jenis-jenis pendapatan sebagai berikut : a. Pajak Daerah yang ditargetkan sebesar Rp.40.379.536.000,00 dapat direalisasikan sebesar
Rp.40.387.158.162,00 atau
dalam perbandingan relatif sebesar 100,02%, sedangkan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah adalah sebesar 32,85%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
104
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
b. Retribusi
Daerah,
Rp.9.377.437.000,00
yang dapat
ditargetkan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp.9.428.890.869,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 100,55%, sedangkan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah adalah sebesar 7,67%. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, yang ditargetkan sebesar Rp.9.660.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.9.112.858.930,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 94,34%, sedangkan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah adalah sebesar 7,41%. d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah, yang ditargetkan sebesar Rp.53.844.665.000,00
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.64.022.212.222,50 atau dalam perbandingan relatif sebesar 118,90%, sedangkan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah adalah sebesar 52,07%.
2. Pendapatan Transfer, dapat direalisasikan sebesar: Rp. 1.116.819.735.768,00 Terdiri dari jenis-jenis pendapatan sebagai berikut : a. Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan, yang ditargetkan
sebesar
Rp.992.014.904.000,00
dapat
direalisasikan sebesar Rp.908.297.131.192,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 91,56%, dan kontribusi terhadap pendapatan transfer sebesar 81,33%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
Dari
realisasi
105
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) dapat dirinci dalam obyek penerimaan sebagai berikut : 1) Bagi Hasil Pajak, ditargetkan sebesar Rp.93.790.966.000,00 ,dapat direalisasikan sebesar
Rp.70.829.109.950,00 atau
dalam perbandingan relatif pencapaian realisasi sebesar 75,52% yang terdiri dari : a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dapat direalisasikan sebesar Rp.61.250.618.750,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil pajak sebesar 86,86% b) Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh Pasal 21, pasal 25
dan
pasal
29),
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.9.308.491.200,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil pajak sebesar 13,14%. 2) Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam), ditargetkan sebesar
Rp.365.480.178.000,00
,dapat
direalisasikan
sebesar Rp.323.159.661.242,00 atau dalam perbandingan relatif pencapaian realisasi sebesar 82,02% yang terdiri dari : a) Bagi Hasil Dari Provisi Sumber Daya Hutan, dapat direalisasikan sebesar Rp.593.355.506,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak sebesar 0,18%. b) Bagi Hasil Dari Dana Reboisasi, dapat direalisasikan sebesar Rp.2.031.289.731,00 memberikan kontribusi
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
106
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
terhadap realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak sebesar 0,63% c) Bagi
Hasil
Dari
Iuran
Tetap
(Landrent),
dapat
direalisasikan sebesar Rp.6.139.521.852,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak sebesar 1,90% d) Bagi Hasil Dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti),
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.307.791.198.620,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak sebesar 95,24% e) Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi, dapat direalisasikan sebesar Rp.5.901.031.500,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak 1,83% f) Bagi
Hasil
dari
Pungutan
hasil
perikanan,
dapat
direalisasikan sebesar Rp.703.264.033,00 memberikan kontribusi terhadap realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak 0,22%
b. Dana
Alokasi
Umum,
Rp.431.954.810.000,00 Rp.431.954.810.000,00
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
yang dapat
atau
ditargetkan
sebesar
direalisasikan
sebesar
dalam
perbandingan
relatif
107
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
sebesar 100 % dan kontribusi terhadap pendapatan transfer sebesar 38,68% c. Dana
Alokasi
Khusus,
Rp.100.788.950.000,00
yang
dapat
ditargetkan
sebesar
direalisasikan
sebesa
Rp.82.353.550.000,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 81,71%, dan kontribusi terhadap pendapatan transfer sebesar 7,37%. d. Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya dari Dana Penyesuaian, yang
ditargetkan
sebesar
Rp.130.149.297.000,00
dapat
direalisasikan sebesar Rp.130.149.297.000,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 100% dan kontribusi terhadap pendapatan transfer sebesar 11,73%. e. Transfer Pemerintah Provinsi dari Pendapatan Bagi Hasil Pajak yang
ditargetkan
direalisasikan
sebesar
sebesar
Rp.99.152.753.000,00
Rp.77.573.307.576,00
atau
dapat dalam
perbandingan relatif sebesar 88,99%, dan kontribusi terhadap pendapatan transfer sebesar 78,24%. Realisasi Pendapatan Transfer dari Pemerintah propinsi terdiri dari : 1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), direalisasikan sebesar Rp.9.275.092.865,00
memberikan
kontribusi
terhadap
Pendapatan Transfer dari Pemerintah Provinsi sebesar 11,96%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
108
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
2) Bea
Balik
Nama
Kendaraan
Bermotor
(BBN-KB),
direalisasikan sebesar Rp.11.706.990.012,00 memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Transfer dari Pemerintah Provinsi sebesar 15.09%. 3) Pajak
Bahan
Bakar
Kendaraan
Bermotor
(PBB-KB),
direalisasikan sebesar Rp.48.458.015.895,00 memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Transfer dari Pemerintah Provinsi sebesar 62,47%. 4) Pajak Pemanfaatan Air Permukaan dan Air Bawah Tanah, direalisasikan
sebesar
Rp.105.325.830,00
memberikan
kontribusi terhadap Pendapatan Transfer dari Pemerintah Provinsi sebesar 0,14%. 5) Pendapatan dari Pajak Rokok, direalisasikan sebesar Rp.8.027.882.974,00
memberikan
kontribusi
terhadap
Pendapatan Transfer dari Pemerintah Provinsi sebesar 10,35%. 3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah, yang ditargetkan sebesar Rp.25.740.997.000,00
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.4.358.451.806,00 atau 16,93% memberikan kontribusi terhadap Total Pendapatan sebesar 0,35%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
109
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Pengelolaan Belanja Daerah
Pengeluaran belanja daerah dalam tahun anggaran 2015 pengalami peningkatan yang cukup signifikan seiring dengan berkembangnya memberikan
aspirasi
arah
dan
dan
tuntutan
kebijakan
masyarakat dalam
yang
pelaksanaan
pembangunan daerah. Dalam pelaksanaan anggaran 2015 sejalan dengan perkembangan kebutuhan belanja yang semakin meningkat
seiring
dengan
kemajuan
perkembangan
perekonomian di Kabupaten Tabalong. Dalam
rangka memenuhi tuntutan
masyarakat
yang
semakin berkembang dan pelaksanaan pembangunan daerah yang semakin mendesak maka kiranya tuntutan dan aspirasi masyarakat dapat diakomodasi dan diwujudkan ke dalam program-program dan kegiatan-kegiatan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dengan melalui adanya perubahan anggaran tahun 2015. Namun menyadari adanya kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas maka tidak semua tuntutan dan aspirasi masyarakat tersebut dapat segera diwujudkan sehingga dalam pengelolaan keuangan daerah diperlukan langkah-langkah kebijakan yang bersifat strategis dengan memperhatikan efisiensi, efektifitas dan ekonomis.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
110
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel : 3.20. Pemerintah Kabupaten Tabalong Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) 2 2.1
BELANJA BELANJA OPERASI
1.508.822.797.618,52
1.238.160.101.966,00
82,06
1.053.783.485.796,52
871.774.988.036,00
82,73
2.1.1
Belanja Pegawai
661.330.712.334,52
557.166.991.704,00
84,25
2.1.2
Belanja Barang
275.860.058.022,00
202.900.443.226,00
73,55
2.1.5
Belanja Hibah
19.062.569.000,00
17.086.316.000,00
89,63
2.1.6
Belanja Bantuan Sosial
7.961.672.200,00
6.248.298.000,00
78,48
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan
89.568.474.240,00
88.372.939.106,00
98,67
446.563.613.822,00
360.909.415.930,00
80,82
2.2
BELANJA MODAL
2.2.1
Belanja Tanah
37.944.463.645,00
8.586.193.117,00
22,63
2.2.2
Belanja Peralatan dan Mesin
66.037.001.924,00
56.301.682.769,00
85,26
2.2.3
Belanja Bangunan dan Gedung
107.931.454.110,00
80.712.085.366,00
74,78
2.2.4
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
231.697.359.243,00
212.639.350.461,00
91,77
2.2.5
Belanja Aset Tetap Lainnya
2.001.666.250,00
1.901.654.217,00
95,00
2.2.6
Belanja Aset Lainnya
951.668.650,00
768.450.000,00
80,75
3.000.000.000,00
0,00
0,00
3.000.000.000,00
0,00
0,00
5.475.698.000,00
5.475.698.000,00
100,00
Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA
5.475.698.000,00
5.475.698.000,00
100,00
2.4.1.1
Bagi Hasil Pajak
4.537.954.000,00
4.537.954.000,00
100,00
2.4.1.2
Bagi Hasil Retribusi
937.744.000,00
937.744.000,00
100,00
2.3 2.3.1 2.4 2.4.1
BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga TRANSFER
SURPLUS / (DEFISIT)
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
(147.703.208.618,52)
5.969.205.791,50
(4,04)
111
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi belanja
daerah
sebesar
Rp.
1.238.160.101.966,00
dari
target
anggaran yang tetapkan sebesar Rp. 1.508.822.797.618,52 Secara garis
besar
terjadi
penghematan
atau
saving
sebesar
Rp.270.662.695.652,52 atau dalam perbandingan relatif realisasi belanja sebesar 82,06% dari target anggaran yang telah ditetapkan. 1. Belanja Operasi Realisasi
belanja
Rp.871.774.988.036,00
operasi
dari
target
adalah
sebesar
anggaran
sebesar
Rp.1.053.783.485.796,52 atau realisasi belanja sebesar 82,73%. Realisasi belanja operasi apabila
diperbandingan terhadap total
realisasi belanja adalah sebesar 70,41%. Dalam belanja operasi dibagi dalam beberapa belanja yaitu sebagai berikut : a. Belanja Pegawai Belanja Pegawai ditetapkan sebesar Rp.661.330.712.334,52 direalisasikan sebesar Rp.557.116.991.704,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 84,25%. Sedangkan prosentase realisasi Belanja Pegawai terhadap realisasi total belanja operasi adalah sebesar 63,91%. b. Belanja Barang Belanja Barang ini ditetapkan sebesar Rp.275.860.058.022,00 direalisasikan sebesar Rp.202.900.443.226,00 atau
dalam
perbandingan relatif sebesar 73,55%. Sedangkan prosentase
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
112
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
realisasi Belanja Barang terhadap realisasi total belanja operasi adalah sebesar 23,27%. c. Belanja Hibah Belanja Hibah ini ditetapkan sebesar Rp.19.062.569.000,00 direalisasikan sebesar Rp.17.086.316.000.00
atau dalam
perbandingan relatif sebesar 89,63%. Sedangkan prosentase realisasi Belanja Hibah terhadap realisasi total belanja operasi adalah sebesar 1,96% d. Belanja Bantuan Sosial Belanja
Bantuan
Sosial
Rp.7.961.672.200,00
ini
ditetapkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp.6.248.298.000,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 78,48%. Sedangkan prosentase realisasi belanja bantuan sosial terhadap realisasi total belanja operasi adalah sebesar 0,72%. e. Belanja Bantuan Keuangan Belanja
Bantuan
Rp.89.568.474.240,00
Keuangan
ini
ditetapkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp.88.372.939.106,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 98,67%. Sedangkan prosentase realisasi belanja bantuan keuangan terhadap realisasi total belanja operasi adalah sebesar 10,14%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
113
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
2. Belanja Modal Realisasi
belanja
adalah
sebesar
anggaran
sebesar
Rp.446.563.613.822,00 atau realisasi belanja sebesar
80,82%.
Rp.360.909.415.930,00
modal
dari
target
Realisasi belanja modal apabila
diperbandingan terhadap total
realisasi belanja adalah sebesar 29,15%. Dalam belanja modal dibagi dalam beberapa belanja yaitu sebagai berikut : a. Belanja Modal Tanah Belanja
modal
tanah
Rp.18.702.292.000,00
ini
dari
direalisasikan target
anggaran
sebesar sebesar
Rp.39.499.500.000,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 47,35%.
Sedangkan
prosentase
realisasi
belanja
tanah
terhadap realisasi total belanja modal adalah sebesar 2,38%. b. Belanja Peralatan dan Mesin Belanja
peralatan
dan
mesin
Rp.66.037.001.924,00
ini
ditetapkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp.56.301.682.769,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 85,26%. Sedangkan prosentase realisasi belanja peralatan dan mesin terhadap realisasi total Belanja Modal adalah sebesar 15,60%. c. Belanja Gedung dan Bangunan Belanja
gedung
dan
Rp.107.931.454.110,00
bangunan
ini
ditetapkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp.80.712.085.366,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
114
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
74,78%. Sedangkan prosentase realisasi belanja gedung dan bangunan terhadap realisasi total Belanja Modal adalah sebesar 22,36%. d. Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan Belanja jalan, irigasi dan jaringan ini ditetapkan sebesar Rp.231.697.359.243,00
direalisasikan
Rp.212.639.350.641,00
sebesar
atau dalam perbandingan relatif
sebesar 91,77%. Sedangkan prosentase realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan terhadap realisasi total belanja modal adalah sebesar 58,92%. e. Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja
aset
tetap
Rp.2.001.666.250,00
lainnya
ini
ditetapkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp.1.901.654.217,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 95%. Sedangkan prosentase realisasi belanja aset tetap lainnya terhadap realisasi total belanja modal adalah sebesar 0,53%. f. Belanja Aset Lainnya Belanja aset lainnya ini ditetapkan sebesar Rp.951.668.650,00 direalisasikan
sebesar
Rp.768.450.000,00
atau
dalam
perbandingan relatif sebesar 80,75%. Sedangkan prosentase realisasi belanja aset tetap lainnya terhadap realisasi total belanja modal adalah sebesar 0,21%.
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
115
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
3. Belanja Tidak Terduga Belanja
tidak
terduga
ini
ditetapkan
sebesar
Rp.3.000.000.000,00 direalisasikan sebesar Rp.0,00 atau dalam perbandingan relatif sebesar 0,00%. Sedangkan prosentase realisasi belanja tidak terduga terhadap realisasi total Belanja adalah sebesar 0,00%. 4. Belanja Transfer Belanja transfer bagi hasil ke Kab/Kota/Desa ini ditetapkan sebesar
Rp.5.475.698.000,00
Rp.5.475.698.000,00
direalisasikan
sebesar
atau dalam perbandingan relatif sebesar
100%. Sedangkan prosentase realisasi belanja transfer terhadap realisasi total Belanja adalah sebesar
0,44%. Dalam Belanja
transfer bagi hasil ke Kab/Kota/Desa dibagi dalam beberapa belanja yaitu sebagai berikut : a. Transfer
Bagi
Hasil
Pajak
Rp.4.537.954.000,00 Rp.4.537.954.000,00
ditetapkan
direalisasikan atau
dalam
perbandingan
sebesar sebesar relative
sebesar 100%. Sedangkan prosentase realisasi belanja transfer Bagi Hasil Pajak terhadap realisasi Belanja Transfer Bagi Hasil Kab/Kota/Desa adalah sebesar 82,87%. b. Transfer
Bagi
Hasil
Retribusi
ditetapkan
sebesar
Rp.937.744.000,00 direalisasikan sebesar Rp. 937.744.000,00 atau dalam perbandingan relative sebesar 100%. Sedangkan prosentase realisasi belanja
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
transfer Bagi Hasil Retribusi
116
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
terhadap realisasi Belanja Transfer Bagi Hasil Kab/Kota/Desa adalah sebesar 17,13%.
Realisasi Pembiayaan Daerah Realisasi belanja daerah dalam tahun anggaran 2015 sebesar Rp.1.238.160.101.966,00 yang tersebar kedalam 79 SKPD dan UPTD dengan berbagai macam program dan kegiatan. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 yang diarahkan atau disusun dengan pendekatan kinerja mengalami perubahan yang cukup mendasar sebagai salah satu reformasi anggaran yang menuju akuntabilitas dan transparansi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Dalam pelaksanaan anggaran tahun 2015 realisasi penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 196.889.798.410,52 dan pengeluaran pembiayaan berjumlah Rp. 42.383.997.096,00 seperti uraian dibawah ini :
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
117
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
Tabel : 3.21. Pemerintah Kabupaten Tabalong Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH
197.687.628.724,52
196.889.798.410,52
99,60
196.727.628.724,52
196.727.628.724,52
100,00
0,00
0,00
0,00
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
500.000.000,00
0,00
0,00
Penerimaan Bagian Laba Dari Penyertaan Modal
460.000.000,00
162.169.686,00
35,25
49.984.420.106,00
42.383.997.096,00
84,79
47.000.000.000,00
40.000.000.000,00
85,11
2.484.420.106,00
2.383.997.096,00
95,96
500.000.000,00
0,00
0,00
PEMBIAYAAN NETTO
147.703.208.618,52
154.505.801.314,52
104,61
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)
0,00
160.475.007.106,02
0,00
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
PENGELUARAN DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA
118
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
BAB IV PENUTUP
aporan
Kinerja
L
manajemen
(LKj)
menggambarkan
pembangunan
berbasis
penekanan
kinerja
dan
pada
perbaikan
pelayanan publik, dimana setiap organisasi pemerintah melakukan pengukuran
dan
pelaporan
atas
kinerja
institusi
dengan
menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Bagi organisasi pemerintah daerah, LKj menjadi bagian dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong akuntabilitas publik. Sementara bagi publik sendiri, LKj akan menjadi ukuran akan penilaian dan juga keterlibatan publik untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. LKj bagi Pemerintah Kabupaten Tabalong juga menjadi punya makna strategis, sebagai bagian dari penerjemahan tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten Tabalong,. LKj juga menjadi bagian dari pertanggung-jawaban tugas dan fungsi sebagai daerah otonom. Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah diuraikan, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tabalong untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan daerah. Upaya ini telah mencakup perumusan dan penetapan kinerja tahunan dan juga menengah sebagai bagian dari kebijakan strategis maupun tahunan daerah, khususnya dalam RPJMD dan RKPD 2015. Namun demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten Tabalong ke
BAB IV – PENUTUP
119
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015
depan.
Peran
Pemerintah
Kabupaten
Tabalong
diperlukan
untuk
memastikan perlindungan dan pemenuhan hak bagi setiap warga negara, dengan menjadi fasilitator dan katalisator atas berbagai inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam pembangunan. Hal
lain
adalah
pentingnya
koordinasi
dan
sinergi
antara
Pemerintah Kabupaten Tabalong dengan berbagai unsur di wilayahnya. Tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk dicapai. Bagi instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sendiri, ini bisa berarti perlunya peningkatan efektivitas dan pencapaian kinerja sehingga beberapa tantangan ini bisa dijawab. Sebagai bagian dari perbaikan kinerja pemerintah daerah yang menjadi tujuan dari penyusunan LKj, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/ kegiatan di tahun yang akan datang. Beberapa permasalahan dan solusi yang sudah dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya menjadi laporan saja, namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya
dalam
siklus
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembangunan daerah. Hal ini akan menjadikan LKj benar-benar menjadi bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk pijakan peningkatan kinerja pemerintahan dan perbaikan layanan publik yang semakin baik.
BAB IV – PENUTUP
120