Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat
dan
Hidayah-Nya,
sehingga
Pemerintah
Kabupaten Soppeng dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini disusun sebagai salah satu instrument dalam upaya
untuk
lingkungan
mewujudkan
Pemerintah
percepatan
Kabupaten
reformasi
Soppeng
dan
birokrasi sebagai
di
media
pertanggungjawaban serta sarana informasi Pemerintah Kabupaten Soppeng dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya. sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Presiden Republik
Indonesia
Nomor
29
Tahun
2014
tentang
Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Secara garis besar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 ini berisi informasi tentang perencanaan dan capaian kinerja tahun pertama periode 2016-2021 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Disamping memuat keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis, laporan ini juga memuat aspek keuangan yang secara langsung mengaitkan hubungan antara dana yang
dibelanjakan
dengan
hasil
atau
manfaat
yang
diterima
masyarakat.
Kata Pengantar
i
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Secara
substantif
Laporan
Kinerja
Instansi
Pemerintah
Kabupaten Soppeng merupakan sarana pelaporan kinerja dalam rangka
mengimplementasikan
sistem
pemerintahan,
pelaksanaan
kebijakan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Pemerintah Kabupaten Soppeng dan juga sebagai perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta menciptakan
Clean
Goverment
dan
Good
Governance.
Hasil
pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Soppeng tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik
dalam
perumusan
kebijakan,
implementasi
maupun
pengawasannya. Dan
akhir
kata,
mudah-mudahan
Laporan
Kinerja
ini
dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai informasi maupun evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten Soppeng.
Watansoppeng, 29 Maret 2017
Kata Pengantar
ii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk mewujudkan pencapaian Visi “ Pemerintahan Yang Melayani dan Lebih Baik” sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng No.1 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan
Kabupaten
Soppeng
Jangka
Tahun
Menengah
2016-2021,
Daerah
Pemerintah
(RPJMD) Kabupaten
Soppeng pada tahun 2016 telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target kinerja tahun 2016 yang ditetapkan
dalam
Perjanjian
Kinerja
Perubahan
Tahun
2016.
Pencapaian Visi pembangunan daerah tersebut ditopang 9 (Sembilan) Misi, dengan 19 Tujuan dan 36 Sasaran yang selanjutnya dijabarkan kedalam program dan kegiatan yang pelaksanaannya setiap tahun sampai akhir periode RPJMD tahun 2021. Dan sebagai wujud implementasi pelaksanaan asas umum penyelenggaraan Negara dalam bentuk Akuntabilitas Kinerja dengan prinsip
good
dasar
Kabupaten
and
clean
Soppengjuga
penyelenggaraan
government,
wajib
pemerintahan
maka
pemerintah
mempertanggungjawabkan
dengan
prinsip
tata
kelola
kepemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (results oriented
government)
mewujudkan
sesuai
Akuntabilitas
dengan
kinerja
kewenangannya.
tersebut
perencanaan lima tahunan setidaknya telah
dalam
Untuk
dokumen
termuat visi, misi,
tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolak ukur yang jelas atas rumusan perencanaan strategis organisasi sehingga gambaran hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran terukur, dapat diuji dan diandalkan. Untuk memenuhi aspek sebagaimana tersebut di atas maka pada tahun 2016 yang merupakan tahun pertama RPJMD Tahun 2016-2021 dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan telah terlaksana berbagai program dan kegiatan. dan dari hasil pengukuran terhadap capaian kinerja menunjukkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Soppeng Ikhtisar Eksekutif
iii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
telah berhasil mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan berdasarkan
hasil
pengukuran
kinerja
terhadap
52
indikator
sasaran, yang tergambar pada tabel berikut : No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
9,775,000
9,288,347
1
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
1
PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 1 2
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
2
Cakupan layanan irigasi (%)
72.47
72.88
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 2 3
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
3
jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
108
124
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 3 4
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
95.021
Sangat Tinggi
100.57
Sangat Tinggi
100.57
Sangat Tinggi
114.81
Sangat Tinggi
114.81
Sangat Tinggi
APM SD dan sederajat;
83%
84.86%
102.24
Sangat Tinggi
5
APM SMP dan sederajat;
60%
69.01%
115.02
Sangat Tinggi
108.63
Sangat Tinggi
215.38
Sangat Tinggi
215.38
Sangat Tinggi
6
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik
26
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 5
Ikhtisar Eksekutif
Sangat Tinggi
4
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 4 5
95.02
56
iv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
96%
99.70%
103.85
Sangat Tinggi
103.85
Sangat Tinggi
100
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
6
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
7
Angka melek huruf
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 6 7
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
8
Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
ADA
ADA
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 7 8
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
9
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK),
75.91%
83.46%
109.95
Sangat Tinggi
10
Rasio Bayi BerAkta Kelahiran
86.30%
93.63%
108.49
Sangat Tinggi
108.58
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 8 9
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
11
12
Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
103.35
Sangat Tinggi
103.35
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 9 10
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban serta penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat (S10)
13
Persentase penyelesaian K3
85%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 10
Ikhtisar Eksekutif
87.85%
v
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
11
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
100%
99.97%
14
Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 11 12
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
15
Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
4.10%
15.20%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 12 13
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
16
Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional
30
29
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 13 14
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
17
Porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km)
510.7 km (55.8%)
496.07 Km (54.236%)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 14 15
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
18
Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan
0.04
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 15
Ikhtisar Eksekutif
0.03
99.97
Sangat Tinggi
99.97
Sangat Tinggi
370.73
Sangat Tinggi
370.73
Sangat Tinggi
96.67
Sangat Tinggi
96.67
Sangat Tinggi
97.19
Sangat Tinggi
97.19
Sangat Tinggi
75.00
Sedang
75.00
Sedang
vi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
16
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
19
Persentase rumah mengakses air bersih;
97
95.79
98.75
Sangat Tinggi
20
Persentase pemukiman kumuh
0.014
0.014
100.00
Sangat Tinggi
99.38
Sangat Tinggi
282.09
Sangat Tinggi
282.09
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 16 17
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
21
kepatuhan terhadap RTRW
35%
98.73%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 17 18
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
22
23
Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi
99.36%
99.23%
99.87
Sangat Tinggi
16.42%
9.34%
56.88
Rendah
77.83
Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 18 19
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
24 25 26 27
Opini laporan keuangan; Tingkat Akuntabilitas Kinerja; Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Ratio Temuan BPK yang ditindaklanjuti
WTP
-
-
-
C
C
100.00
Sangat Tinggi
100%
53.69%
53.69
Rendah
40%
74.28%
185.70
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 19
Ikhtisar Eksekutif
-
vii
-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
20
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
28
Keterbukaan informasi dan komunikasi pelayanan Kecamatan, desa/ kelurahan; (%)
65%
100%
153.85
Sangat Tinggi
29
Desa Mandiri
6.12%
6.12%
100.00
Sangat Tinggi
126.92
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 20 21
Meningkatnya keterpenuhan saranaprasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)
30 31
32
33
Cakupan Puskesmas Cakupan Pembantu Pukesmas Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah
212.5
212.5
100.00
Sangat Tinggi
62.86
62.86
100.00
Sangat Tinggi
0.294
0.012
4.082
Sangat Rendah
1.5
0.043
2.867
Sangat Rendah
51.737
Rendah
101.61
Sangat Tinggi
101.61
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 21 22
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
34
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit
80%
81.29%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 22 23
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
35
Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk;
2.06%
1.73%
83.98
Tinggi
36
Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 23
Ikhtisar Eksekutif
viii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
24
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
37
38
Persentase organisasi kepemudaan yang aktif; Persentase cabang olah raga yang aktif
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 24 25
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
39
40
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemyarakatan
11.10%
10.91%
98.29
Sangat Tinggi
20%
30%
150.00
Sangat Tinggi
124.144
Sangat Tinggi
34.27
Sangat Rendah
34.267
Sangat Rendah
91.06
Sangat Tinggi
91.06
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
82.48% (Udara)
456.95
Sangat Tinggi
83.5% (Air)
462.60
Sangat Tinggi
68.13% (Tutupan Hutan
283.05
Sangat Tinggi
400.87
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 25 26
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
41
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
15%
5.14%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 26 27
Meningkatnya produksi beras (S27)
42
jumlah produksi beras (ton)
194.971
177.532
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 27 28
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
43
Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca
2%
2%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 28 29
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
44
Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan
18.05% (Udara) 18.05% (Air) 24.07% (Tutupan Hutan)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 29
Ikhtisar Eksekutif
ix
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
30
Terpeliharanya kebersihan dan Keindahan perkotaan (S30)
24.23%
26.28%
108.47
Sangat Tinggi
111.02
Sangat Tinggi
-
-
45
Cakupan volume sampah yang tertangani (%)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30 31
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
46
Angka Kemiskinan
8,36%
-
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30 32
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
47
Persentase PMKS yang tertangani
100%
-
79.11%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 32 33
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
48
jumlah rencana investasi (Jumlah MOU)
30
0
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 33 34
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
49
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
67%
85.80%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 34 35
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
50
51
Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional
79.11
Tinggi
79.11
Tinggi
0
Sangat Rendah
0.00
Sangat Rendah
128.06
Sangat Tinggi
128.194
Sangat Tinggi
4
4
100
Sangat Tinggi
34
34
100
Sangat Tinggi
100.000
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 35
Ikhtisar Eksekutif
-
x
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
NO.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
36
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
17
17
52
Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 36
100
Sangat Tinggi
100.000
Sangat Tinggi
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat : 28 (dua puluh delapan) sasaran yang capaian kinerjanya dibawah, sama atau lebih besar dari target dengan skala nilai 91 > persen dengan predikat kinerja Sangat Tinggi ;
2 (dua) sasaran yang capaian kinerjanya dibawah target dengan skala nilai 76< 90 dengan predikat kinerja tinggi;
1 sasaran yang capaian kinerjanya dibawah target dengan skala nilai 66< 75 dengan predikat kinerja sedang; 1 (satu) sasaran yang capaian kinerjanya dibawah target dengan skala nilai 51< 65 dengan predikat kinerja rendah; 2 (dua) Sasaran yang capaian kinerjanya dibawah target dengan skala nilai < 50 dengan predikat kinerja sangat rendah; dan 2 (dua) sasaran yang rata-rata capaian kinerjanya belum dapat diukur karena masih ada indikator pencapaian belum dapat dihitung/tersedia. Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan dengan memperhatikan sumber daya yang ada dan koordinasi dengan pihak pihak terkait; mendorong upaya peningkatan profesionalisme aparatur Ikhtisar Eksekutif
xi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
pemerintah daerah dan memperkuat fungsi pengawasan internal; dan mengembangkan sistem informasi pengumpulan data kinerja dalam rangka penyempurnaan penetapan indikator kinerja. Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) menuju pemerintahan yang baik (good governance). Watansoppeng, 29 Maret 2017
Ikhtisar Eksekutif
xii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………
i
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………….
iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………............
xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………......
xiv
DAFTAR GRAFIK ………………………………………...............
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
1.1 Latar Belakang.................................................
I-1
1.1.1 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab.Soppeng ……………………………………
I-2
1.1.2 Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kab. Soppeng …………………………...........
I-5
1.1.3 Sarana dan Prasarana .........………………..
I-5
1.1.4 Aspek Demografi …………………................
I-6
1.1.5 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB .................
I-8
1.1.6 PDRB Per Kapita .....................................
I-11
1.1.7 Kemiskinan …………….………………..........
I-12
1.1.8 Kesejahteraan Sosial ...............................
I-16
1.2 Permasalahan dan Isu Strategis .………….……..
I-18
1.2.1 Permasalahan Pembangunan Daerah ......
I.18
1.2.2 Isu Strategis Daerah ………………………….
I-25
PERENCANAAN KINERJA ………………………………
II-1
2.1 Perencanaan Kinerja Tahun 2016 ………...........
II-1
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………
III-1
BAB II
3.1 Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten
BAB IV
Daftar isi
Soppenng ………………………..….…................
III-1
3.2 Realisasi Anggaran ..........................................
III-108
PENUTUP …………………....................................
IV-1
xii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
LAMPIRAN : Lampiran I
Perjanjian Kinerja Perubahan
Lampiran II Matriks Pengukuran Kinerja Lampiran III Laporan Hasil Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kab.Soppeng Tahun 2016
Daftar isi
xiii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4
Neraca Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2016 (Unaudited)………………………………………
I-6
Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2016
I-7
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2016…………………..
I-8
Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 (dalam
persen)………………………………………….
I-11
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2011 Kabupaten Soppeng 20112015……………………………………………………….
I-12
Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Kinerja Penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015
I-13
Tabel 1.7
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2011-2015 Kab. Soppeng.
Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja Kabupaten Soppeng Tahun 2016………………………………………………………
I-17
Tabel 3.1
Skala Nilai Peringkat Kerja…………………………..
III-1
Tabel 3.2
Capaian Kinerja dan Predikat KInerja Sasaran Tahun 2016……………………………………………
III-2
Tabel 3.3
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1: PDRB/kapita petani, peternak,pembudidaya ikan dan nelayan ………………………………………
Tabel 1.5
Tabel 1.6
Tabel 3.4
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan ……………….…
II-2
III-10
III-11
Tabel 3.5
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2 : Cakupan Layanan Irigasi ……………………………
III-13
Tabel 3.6
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kapasitas Jaringan Irigasi dalam mendukung Peningkatan Produksi Pertanian ....
III-14
Daftar isi
xiv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.7
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3 : Jumlah Unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan Perikanan ……………………………………………..…
III-15
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil produk pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan ……………………………………….....
III-17
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 : APM SD dan Sederajat, APM SMP dan Sederajat
III-18
Tabel 3.10
Analisis Efisiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Akses masyarakat atas layanan pendidikan……………………………………………….
Tabel 3.8
III-20
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5 : Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Kualifikasi baik………………………………………..
III-21
Tabel 3.12
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pendidikan …
III-23
Tabel 3.13
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6
III-24
Tabel 3.14
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kemampuan Literasi Masyarakat
III-25
Tabel 3.11
Tabel 3.15 Tabel 3.16
Tabel 3.17 Tabel 3.18
Tabel 3.19
Tabel 3.20
Daftar isi
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran I : Adanya Inovasi Berbasis IT dan SDM pada Pelayanan PTSP secara Kontinyu ………………… Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Berkembangnya Pelayanan Berbasis Teknologi Informasi dan Keterbukaan Informasi Pembangunan (IT) ………………………………...
III-27
III-28
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8 : Persentase KepemilikanKartu Keluarga (KK), Rasio Bayi Ber Akta Kelahiran ………..……………
III-30
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran: Meningkatnya Kemudahan Masyarakat dalam Pengurusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil ..………….………………………………
III-31
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 9 : Persentase Bencana Kebakaran yang tertangani dengan baik ……………………………….……………
III-33
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran: Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Penanganan Bencana Kebakaran dan Bencana Lainnya ……….………………………………………….
III-34 xv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.21
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10 : Persentase Penyelesaian K3 …………………………
III-35
Tabel 3.22
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Berkurangnya gangguan Ketenteraman dalam ketertiban dalam masyarakat ………………………
III-36
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11: Persentase Masyarakat yang tidak menyalahgunakan Narkoba ………………………...
III-37
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ……………..
III-39
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 12 : Persentase Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan ……………………………………………
III-40
Tabel 3.23
Tabel 3.24
Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27
Tabel 3.28
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran Meningkatnya Jumlah Kunjungan Wisatawan
:
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 13 : Jumlah Situs Cagar Budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs Cagar Budaya Nasional… Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Apresiasi Kebudayaan dan Ketahanan Budaya Daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global………………………
Tabel 3.29
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 14 : Porsi Panjang Jalan ……...…………………………
Tabel 3.30
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Transportasi dalam mendukung interkoneksitas Wilayah dan membuka lokasi..
III-42
III-43
III-44 III-45
III-46
Tabel 3.31
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 15 : Rasio Jumlah Kendaraan dengan Panjang Jalan
Tabel 3.32
III-48
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran ………..
Tabel 3.33
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 16 : Persentase Pemukiman ………………………………
III-49
Tabel 3.34
Tabel 3.35
Daftar isi
III-50
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Perumahan dan Pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat……………………………………..…
III-52
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 17 : Kepatuhan terhadap RTRW ………………………...
III-53
xvi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.36
Tabel 3.37
Tabel 3.38
Tabel 3.39
Tabel 3.40
Tabel 3.41
Tabel 3.42
Tabel 3.43
Tabel 3.44
Tabel 3.45
Daftar isi
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kepatuhan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan Budidaya 2015……………………………...
III-54
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasasaran 18 : Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan Kompetensinya, Persentase PNS yang mengikuti Diklat Teknik Tugas dan Fungsi
III-55
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kinerja ASN sesuai Kompetensi dalam Tugas dan Fungsinya pada Struktur Organisasi ……………………………………………….
III-57
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 19 : Opini Laporan Keuangan; Tingkat Akuntabilitas Kinerja; Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD; Rasio Temuan BPK yang ditindaklanjuti..
III-58
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Penerapan Prinsip Akuntabilitas, Transpransi, Partisipasi, Efektivitas, dan Efisiensi dalam Perencanaan, Penganggaran dan Pertanggungan Kinerja ……………………………….
III-61
Hasil Pengukuran Capaian Kienerja Sasaran 20 : Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Pelayanan Kecamatan, Desa/Kelurahan (Persen)……………………………………………………
III-63
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kepuasan Masyarakat atas Pelayanan Kecamatan dan Kelurahan serta berkembangnya Kemandirian Desa………………..
III-64
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 21 : Cakupan Puskesmas; Cakupan Puskesmas Pembantu; Rasio Tenaga Dokter terhadap Jumlah Penduduk pada satuan wilayah; Rasio Tenaga Paramedis terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah ………………………………….
III-65
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Keterpenuhan Sarana Prasarana serta Ketenagaan medic/Non Medic dalam pelayanan kesehatan …………………………………
III-68
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 22 : Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Rumah Sakit ……………………………………………
III-69
xvii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.46
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Rumah Sakit
III-71
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 23 : Rasio Rumah Ibadah/Jumlah Penduduk; Persentase Penyelenggara Kegiatan Ibadah (Imam Masjid dan Guru Mengaji) yang difasilitasi ……………………………………………….
III-72
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Keterpenuhan Sarana Ibadah, Penyelenggara Kegiatan Ibadah, dan Situasi Kondusuf bagi Kerukunan Umat…………………..
III-73
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 24 : Persentase Organisasi Kepemudaan yang Aktif; Persentase Cabang Olah Raga yang Aktif ……….
III-75
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kegiatan Kepemudaan dan Olah Raga Daerah……………………………………………
III-76
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 25 : Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah; Persentase Partisipasi Perempuan di Organisasi Sosial Kemasyarakatan ……………
III-78
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kapasitas Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan………………………
III-79
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 26 : Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat …………………………
III-81
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Keswadayaan dan partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Daerah ………
III-82
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 27 : Jumlah Produksi Beras (ton)………………………..
III-83
Tabel 3.56
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Produksi Beras …………………….
III-84
Tabel 3.57
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 28 : Tingkat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca …
III-85
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kelestarian Sumberdaya Alam ….
III-87
Tabel 3.47
Tabel 3.48
Tabel 3.49
Tabel 3.50
Tabel 3.51
Tabel 3.52
Tabel 3.53
Tabel 3.54
Tabel 3.55
Tabel 3.58 Daftar isi
xviii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.59
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 29 : Tingkat Pengendalian Pencemaran Lingkungan
III-88
Tabel 3.60
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Terpeliharanya Kualitas Lingkungan Hidup ……
III-89
Tabel 3.61
Hasil Pengukuran capaian Kinerja Sasaran 30 : Cakupan Volume Sampah yang tertangani ……..
III-90
Tabel 3.62
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Terpeliharanya Kebersihan dan Keindahan Perkotaan………………………………………………..
III-91
Tabel 3.63
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 31 : Angka Kemiskinan …………………………………..
III-92
Tabel 3.64
Analisis Efesiensi Pengguna Anggaran : Berkurangnya Penduduk Miskin ………………….
III-94
Tabel 3.65
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 32 : Persentase PMKS yang tertangani ………………
III-95
Tabel 3.66
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Cakupan Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial………………………
III-97
Tabel 3.67
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 33 : Jumlah Rencana Investasi (Jumlah MoU)……….
III-98
Table 3.68
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Jumlah Investor yang tertarik berinvestasi ……………………………………………..
III-99
Tabel 2.69
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 34 : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ………………
III-100
Tabel 3.70
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja Berkompetensi cukup untuk terserap dalam Lapangan Kerja…………………………………………
Tabel 3.71
Daftar isi
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 35 : Jumlah Jenis Produk spesifik Lokal dari Industri Daerah yang Berdaya Saing pada Pasar; Jumlah jenis Produk Koperasi Usaha Kecil dan Usaha Menengah Spesfiik Lokal daerah yang bersaing dalam Pasar regional……..
III-101
III-102
xix
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.72
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : meningkatnya daya saing produk Koperasi, UKM, Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga dalam Perdagangan………………………….
III-104
Tabel 3.73
Tabel 3.74
Tabel 3.75
Daftar isi
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 36 : Jumlah Sarana/Prasarana pasar Tradisional yang efektif menunjang Perdagangan Produk Spesifik local Industri Kecil dan Rumah Tangga serta Koperasi dan UKM……………………………..
III-106
Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran : Meningkatnya Kapasitas Sarana/Prasarana Perdagangan bagi Pelaku Industri Kecil dan Rumah Tangga, Koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah ……………………………………………….
III-107
Alokasi dan Realisasi Belanja untu Pencapaian Sasaran…………………………………………………..
III-109
xx
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
DAFTAR GRAFIK Hal. Grafik I.1
Pertumbuhan
Ekonomi
Kabupaten
Soppeng
Tahun 2010-2015 (dalam persen)…………………. Grafik 1.2
Garis Kemiskinan (Rp) Tahun 2011-2015 Kab. Soppeng……
Grafik 1.3
I-14
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng ………………………….
Daftar isi
I-10
I-16
xxi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Daerah merupakan salah satu sub sistem dari pembangunan nasional yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jati diri serta kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global. Dalam perspektif perencanaan pembangunan, Pemerintah Daerah harus memperhatikan kesatuan
keseimbangan
wilayah
berbagai
pembangunan
aspek
ekonomi,
dalam
hukum,
satu sosial,
budaya, politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
akuntabel
(Good
Governance). Kepemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi misi pembangunan daerah dan aspirasi serta cita–cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang lebih baik. Berkaitan
dengan
hal
itu,
diperlukan
pengembangan
dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur,
sehingga
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Salah satu tuntutan publik pada saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya tata kepemerintahan
yang
penyelenggaraan
baik
(Good
pemerintahan
dan
Governance),
sehingga
pembangunan
dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung-jawab
BAB I Pendahuluan
serta
bebas
dari
korupsi,
kolusi
dan
I-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
nepotisme.
sehingga
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari KKN. Dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban menuju good governance dan clean government itulah maka Pemerintah Kabupaten
Soppeng
berusaha
menyajikan
Laporan
Kinerja
Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Soppeng untuk tahun 2016.
Laporan ini disusun didasarkan atas Peraturan
Menteri Negara Aparatur Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja tahunan Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 ini disusun dalam empat bab masing-masing Bab I merupakan Pendahuluan, Bab II berisi Perencanaan Kinerja, Bab III berisi Capaian Kinerja dan Bab IV adalah Penutup. Materi yang disajikan pada laporan ini didasarkan pada dokumen
RPJMD
Kabupaten
Dokumen
Perjanjian
Kinerja
Soppeng Perubahan
Tahun
2016-2021.
Tahun
2016
dan
pengukuran kinerjanya didasarkan atas data dan kenyataan dari berbagai program serta sektor/sub sektor yang dihasilkan oleh Instansi
Pemerintah
di
Lingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng selama tahun 2016. 1.1.1 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab.Soppeng Organisasi
perangkat
daerah
sebagai
wadah
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan Pemerintah
haruslah
Kabupaten
kokoh.
Soppeng
Struktur
mengacu
pada
organisasi Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
BAB I Pendahuluan
I-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Untuk
menjalankan
kepemerintahan,
tugas
Pemerintah
pokok
Kabupaten
dan
fungsi
Soppeng
telah
menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) instansi pemerintah,
dilingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng
dengan Peraturan Daerah (Perda) yaitu; Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008, tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat
DPRD
dan
Staf
Ahli
Pemerintah
Kabupaten Soppeng. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008, tentang Pembentukan dan Penataan Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2013, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng Adapun SKPD yang dimaksud dalam Perda diatas adalah sebagai berikut :
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Dinas-Dinas 1.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,
2.
Dinas Kesehatan,
3.
Dinas Pekerjaan Umum,
4.
Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air, Pertambangan dan Energi,
BAB I Pendahuluan
I-3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
5.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan,
6.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika,
7.
Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
8.
Dinas Sosial,
9.
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan,
10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 11. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 12. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 13. Dinas Peternakan dan Pertanian, 14. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Lembaga Teknis Daerah 1.
Inspektorat Daerah
2.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
3.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD),
4.
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Keluarga
Berencana 5.
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
6.
Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan, 7.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
8.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
9.
Kantor Lingkungan Hidup
10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 11. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 12. Kantor Pelayanan Terpadu 13. Rumah Sakit Umum Daerah
8 Kecamatan dan 21 Kelurahan
BAB I Pendahuluan
I-4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Dengan komposisi perangkat daerah diatas diharapkan dapat mendukung dan melaksanakan serta mensukseskan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Soppeng. 1.1.2 Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Soppeng Untuk
melaksanakan
tugas
pokok
dan
fungsinya,
Pemerintah Kabupaten Soppeng didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup memadai. Berdasarkan Data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Soppeng, Tahun 2016 jumlah aparatur negara (Pegawai Negeri Sipil) yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng sebanyak 5.437 orang yang terdiri dari 2.217 PNS Laki-Laki dan 3.220 PNS Perempuan yang tersebar pada berbagai unit kerja. Komposisi PNS berdasarkan golongan terdiri dari: PNS golongan I sebanyak 51 orang, PNS Golongan II sebanyak 723 orang, PNS golongan III sebanyak 2.689 orang, dan PNS Golongan
IV
sebanyak 1.974 orang. Sedangkan pejabat struktural mulai dari eselon tertinggi yaitu Eselon IIa sebanyak 1 orang, Eselon IIb sebanyak 29 orang, Eselon IIIa sebanyak 50 orang dan Eselon eselon IIIb sebanyak 96 orang, Eselon IVa sebanyak 456 orang dan Eselon IVb sebanyak 138 orang dan Jumlah pejabat fungsional di Kabupaten Soppeng pada bulan Desember 2016 adalah sebanyak 4.667 orang. 1.1.3 Sarana dan Prasarana Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan, maka
ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai sangat diperlukan. Berdasarkan Data Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2016 (Neraca) Kekayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 dengan rincian sebagai berikit :
BAB I Pendahuluan
I-5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 1.1
Neraca Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2016 (Unaudited) Aset Nilai (Rp.) I
Aset Tetap
1.798.724.483.615,37
Tanah
560.336.722.153,21
Peralatan Mesin
295.317.055,74
Gedung Bangunan
632.952.596.569,24
Jalan, Irigasi dan Jaringan
863.042.361.574,16
Aset Tetap Lainnya
36.741.492.050,60
Konstruksi Dalam Pekerjaan
98.402.764.754,40
Akumulasi Penyusutan II
(688.068.770.541,98)
Aset Lainnya
18.430.253.080,41
Aset Tidak Berwujud
1.820.224.800,00
Aset Lain-Lain
21.598.310.181,60
Akumulasi Penyusutan Aset Lain
(4.988.281.901,19)
TOTAL ASET (I+II)
1.973.611.558.383,03
Sumber Data :BPKAD Kab.Soppeng
Nilai Aset Pemerintah Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2016 berdasarkan Laporan Keuangan Kabupaten Soppeng 2016 Un audited BPK RI adalah Rp. 1.973.611.558.383,03 1.1.4 Aspek Demokrafis Berdasarkan data KTP-El Dinas Kependudukan, Catatan Sipil,
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi,
jumlah
penduduk
Kabupaten Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 252.677 jiwa terdiri dari 122.360 jiwa penduduk laki-laki dan 130.317 jiwa penduduk perempuan atau 48,43% penduduk lakilaki dan 51,57% penduduk perempuan. Sedangkan penyebaran penduduk
Kabupaten
Soppeng
tahun
2016
di
dominasi
Kecamatan Marioriwawo sebanyak 21,15 % yang merupakan kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua sebesar 19,95 % berada di Kecamatan
BAB I Pendahuluan
I-6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Lalabata yang merupakan ibu kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,47 %. Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2016 sebesar 168 jiwa/Km². Kecamatan Liliriaja merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 311 jiwa/Km², sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 95 jiwa/Km². Rata-rata kepadatan Penduduk Kab. Soppeng Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2 Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Luas
Kecamatan
Penduduk
Area
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
300
26.176
27.261
53.437
Liliriaja
96
14.349
15.535
29.884
Lilirilau
187
19.955
21.787
41.742
Lalabata
278
24.784
25.636
50.420
Marioriawa
320
14.791
15.578
30.369
Donri-Donri
222
12.293
13.438
25.731
Ganra
57
5.840
6.486
12.326
Citta
40
4.172
4.596
8.768
1.500
122.360
130.317
252.677
Marioriwawo
TOTAL
Sumber: Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
Potensi
tenaga
kerja
dapat
dicermati
dari
komposisi
penduduk menurut umur karena umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya sehingga akan menetukan produktivitasnya.
Penduduk dengan usia yang sangat mudah
(umur 0-14 tahun) umumnya belum produktif karena selain kemampuan fisiknya yang masih kurang, juga karena mereka pada umumnya masih sekolah dan belum bekerja. Begitu pula BAB I Pendahuluan
I-7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
penduduk
yang
berusia
lanjut
(umur
60
tahun
keatas),
produktivitasnya sudah menurun dan bahkan sebagian dari mereka sudah tidak bekerja lagi.
Bila di hitung jumlah
penduduk pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) yaitu sebesar 160.441 jiwa maka dapat diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kabupten Soppeng masih dalam usia produktif.
Jumlah penduduk menurut kelompok umur di
Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Jumlah Penduduk
Golongan Umur
Laki-Laki
Perempuan
LakiLaki+Perempuan
1
2
3
4
0–4
7,112
6,690
13,802
5–9
9,425
8,725
18,150
10 – 14
10,782
10,147
20,929
15 – 19
11,745
11,171
22,916
20 – 24
9,925
9,619
19,544
25 – 29
8,005
8,013
16,018
30 – 34
8,494
8,619
17,113
35 – 39
8,715
8,961
17,676
40 – 44
9,057
9,755
18,812
45 – 49
9,327
9,910
19,237
50 – 54
6,826
8,273
15,099
55 – 59
6,148
7,878
14,026
60 – 64
4,883
6,110
10,993
65 – 69
4,165
5,484
9,649
70 – 74
3,298
4,397
7,695
75+
4,453
6,565
11,018
Jumlah 122,360 130,317 Sumber: Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
252,677
1.1.5 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini
BAB I Pendahuluan
I-8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
mengukur
tingkat
pertumbuhan
output
dalam
suatu
perekonomian, dan memberikan indikasi keberhasilan aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya.
Nilai PDRB yang digunakan
merupakan pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tercatat sebesar 5,10 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut
dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 meningkat sebesar 5,10 persen dibanding tahun 2014, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2010). Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2015 ini melambat sebesar 1,8 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang berada pada angka 6,90 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi
tersebut
disebabkan
karena
produktivitas
tanaman
pertanian pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 226.433 ton (turun sebesar 23,94 persen) dibandingkan tahun 2014 sebesar 297.706 ton. Penurunan ini disebabkan oleh kemarau yang berkepanjangan selama tahun 2015. Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng. Atau dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian.
BAB I Pendahuluan
I-9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Grafik I.1: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 (dalam persen) 8
7.17
6
7.23
6.93
6.9 5.1
4 2 0 Pertumbuhan Ekonomi
2011
2012
2013
2014
2015
7.17
6.93
7.23
6.9
5.1
Pertumbuhan Ekonomi Sumber: BPS Kab.Soppeng Tahun 2016
Selain laju pertumbuhan ekonomi, hal lain yang dapat diperoleh dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku adalah terkait struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Soppeng dimana pada tahun 2015 tidak mengalami pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya hal ini tergambar dari peran masing-masing lapangan
usaha
terhadap
pembentukan
PDRB
Soppeng.
Sumbangan terbesar pada tahun 2015, sama seperti tahun-tahun sebelumnya
yag
dihasilkan
oleh
lapangan
usaha
pertanian,
kehutanan, dan perikanan, kemudian konstruksi, perdagangan besar eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, dan industri pengolahan. Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 7 persen, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
BAB I Pendahuluan
I-10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel I.4 Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 (dalam persen) 2011
2012
2013
2014
2015
%
%
%
%
%
31.41
30.07
30.07
30.33
28.47
Pertambangan & Penggalian
3.18
3.23
3.45
3.91
4.20
Industri Pengolahan
8.78
9.07
9.43
10.16
10.67
Pengadaan Listrik, dan Gas
0.11
0.11
0.10
0.09
0.08
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,,
0.07
0.05
0.06
0.05
0.05
Konstruksi
12.33
2.99
13.36
12.91
12.94
Perdagangan Besar dan Eceran,
13.12
13.52
13.01
12.26
12.64
Transportasi dan Pergudangan
2.65
2.62
2.76
2.95
3.22
Penyediaan Akomodasi dan Makan
1.47
1.57
1.53
1.54
1.52
Informasi dan Komunikasi
2.89
3.27
3.26
2.88
2.72
Jasa Keuangan dan Asuransi
2.85
3.40
3.45
3.44
3.44
Real Estat
4.79
5.04
5.26
5.44
5.63
Jasa Perusahaan
0.20
0.20
0.20
0.20
0.20
Administasi Pemerintahan, Pertahanan
7.98
7.65
7.13
7.04
7.36
Jasa Pendidikan
5.79
4.88
4.66
4.51
4.52
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
1.72
1.68
1.61
1.62
1.63
Jasa Lainnya
0.67
0.66
0.66
0.67
0.71
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Limbah dan Daur Ulang
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Minum
dan Jaminan Sosial Wajib
PDRB * Sumber : BPS Kab. Soppeng
1.1.6 PDRB PerKapita Peningkatan pendapatan masyarakat merupakan salah satu
sasaran
pemerintah
dalam
melaksanakan
program
pembangunan, baik sebagai pendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan. Salah
satu
indicator
pengukuran
tingkat
kesejahteraan
penduduk suatu wilayah adalah PDRB per kapita.
Besaran
PDRB per kapita memberikan gambaran rata-rata pendapatan BAB I Pendahuluan
I-11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah. Tabel I.5 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2011 Kabupaten Soppeng 2011-2015 Tahun
PDRB perkapita (juta Rupiah) Harga berlaku
Harga Konstan
(2)
(3)
(1) 2011
19,05
17,72
2012
21,15
18,92
2013
23,95
20,25
2014
27,35
21,63
2015*
30,20
22,70
* Angka sementara (sumber Buku PDRB Kab.Soppeng Tahun 2011-2015)
Selama Soppeng
periode
terus
2010-2015
mengalami
PDRB
perkapita
peningkatan.
PDRB
Kabupaten perkapita
Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 ADHB telah mencapai Rp.30.200.000,-
meningkat
dibanding
tahun
2014
sebsesar
27.350.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2015 tiap penduduk diwilayah Kabupaten Soppeng mampu memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 30,20 juta rupiah. Meskipun demikian pada kenyataannya kenaikan PDRB perkapita menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa terutama yang dikonsumsi oleh public, baik secara langsung maupun tidak langsung kenaikan harga barang-barang dan jasa tersebut pasti dirasakan masyarakat sehingga mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. 1.1.7 Kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan BAB I Pendahuluan
I-12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
maupun non makanan. Kemiskinan dapat dilihat dari dua ukuran makro yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data kemiskinan absolut adalah data kemiskinan yang merefleksikan suatu standar seperti kebutuhan pokok minimal. Kemiskinan absolut
diukur
berdasarkan
indikator
bersifat
uang
(garis
kemiskinan) dengan pendekatan kebutuhan dasar. Kemiskinan
merupakan
masalah
pembangunan
kesejahteraan sosial masyarakat yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, kemiskinan
dan
ketidakberdayaan.
merupakan
masalah
Oleh
pokok
karena
daerah
itu yang
penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Dalam kurun 2011-2015, tingkat kemiskinan Kabupaten Soppeng terus mengalami penurunan pada tahun 2015 angka kemiskinan Kabupaten Soppeng sebesar 8,36 persen lebih rendah dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 8,76 persen, dan lebih rendah dibanding tahun 2013 yang mencapai 9,43 persen.
Rata-rata
angka kemiskinan Kabupaten Soppeng tahun 2011-2014 sebesar 9,16
persen
dengan
rata-rata
kinerja
penurunan
kemiskinansebesar 0,2 persen. Tabel 1.6
Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Kinerja Penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015 TAHUN
ANGKA KEMISKINAN (%)
JUMLAH PENDUDUK MISKIN (JIWA)
KINERJA PENURUNAN KEMISKINAN (%) KAB. Nasional SULSEL SOPPENG
Nasional
SULSEL
10.27
KAB. SOPPENG 9.36
30,018,930
840,290
KAB. SOPPENG 21,220
11.7
9.82
9.12
28,594,600
812,270
20,600
-0.7
2013
11.5
10.32
9.43
28,553,930
863,230
21,300
-0.19
0.5
0.31
2014
11
9.54
8.76
27,727,780
806,350
19,780
-0.51
-0.78
-0.67
8.36
-
-
Nasional
SULSEL
2011
12.4
2012
2015
-0.45
-0.24
18,800
* Sumber : BPS Kab. Soppeng
BAB I Pendahuluan
I-13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin ternyata
cenderung
mendekati
garis
kemiskinan.
Sehingga
perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan
meskipun
pada
kenyataannya
masalah
yang
dihadapi sangat kompleks. Pada tahun 2015 garis kemiskinan di Kabupaten Soppeng sebesar Rp.213.164,- , meningkat sebesar 13,23 persen dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp.188.257,-. Grafik 1.2 Garis Kemiskinan (Rp) Tahun 2011-2015 Kab. Soppeng 220000 210000 202666
200000
213164 207084
195722
190000
188257
180000 170000
2011
2012
2013
2014
2015
Garis Kemiskinan 188257 195722 202666 207084 213164 Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
Kompleksitas masalah kemiskinan ini tentu tidak bisa dijawab melalui program pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa
menghindari
pendekatan
sektoral.
Rumusan
kebijakan
pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja inilah yang akan menggerus BAB I Pendahuluan
tingkat
pengangguran
di
Kabupaten
Soppeng. I-14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan yang dimiliki maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat. Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah. Tinggi rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat
kesejahteraan
masyarakat
maupun
keamanan
dan
stabilitas regional. Pada tahun 2015, TPT di Kabupaten Soppeng sebesar 2.96 persen meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu
2.43
persen.
Hal
tersebut
mengindikasikan
bahwa
penyerapan angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng,
sedikit
mengalami
penurunan
sehingga
angka
pengangguran terbuka mengalami penurunan. Apabila dirinci menurut jenis kelamin, TPT perempuan lebih rendah dari laki-laki pada tahun 2015. TPT perempuan sebesar 3,03 persen sedikit meningkat dari tahun 2014 sebesar 2,28 persen, sedangkan TPT laki-laki sebesar 2,92 persen juga mengalami peningkatan bila disbandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 2,52 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penyerapan angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng, baik laki-laki maupun perempuan sedikit menurun di tahun 2015
BAB I Pendahuluan
I-15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Grafik 1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2011-2015 Kab. Soppeng
8 6
6.15
5.16
6.56
4 2 0 TPT
2.96
2.43
2011
2012
2013
2014
2015
5.16
6.15
6.56
2.43
2.96
TPT
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2016
1.1.8 Kesejahteraan Sosial Pembangunan daerah dibidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia di Kabupaten Soppeng yang tercermin dari
aspek
pendidikan,
kesehatan,
dan
ekonomi.
Aspek
pendidikan diukur dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Aspek kesehatan diukur dari angka
kematian bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), dan balita gizi buruk. Aspek ekonomi diukur dari tingkat daya beli dan kesempatan kerja/penduduk yang bekerja. Angka capaian IPM Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan IPM ini disebabkan karena mulai membaiknya pelayanan pada bidang pendidikan, kesehatan dan komponen daya beli.
BAB I Pendahuluan
I-16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel- 1.7 Indeks Pembangunan Manusi (IPM) Tahun 2011-2015 Kab. Soppeng Komponen
2011
2012
2013
2014
2015
1
2
3
4
5
6
68.15
68.26
68.37
68.42
68.52
6.81
6.81
6.93
7.04
7.05
Angka Harapan Hidup (tahun) Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran per Kapita disesuaikan (000Rp ppp) IPM
11.36 640.46
Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015
63.80
11.39 643.20 64.05
11.42 646.38 64.43
11.45 654.81 64.74
11.81 608.03 65.33
IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 yang sebesar 65,33 poin lebih rendah 3,82 poin dibanding IPM provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 69,15 poin karena dibeberapa komponen Kabupaten Soppeng masih tertinggal dengan Provinsi Sulawesi Selatan antara pada komponen angka harapan hidup (AHH) dimana pada tahun 2015 AHH Kab. Soppeng sebesar 68,52 tahun sedangkan AHH Provinsi Sulawesi Selatan 69,80 tahun, demikian halnya pada komponen angka melek huruf pada tahun 2015 Kab.Soppeng baru pada posisi 89,55 sementara untuk Sulawesi Selatan telah berada pada posisi 98,22, demikian pula dengan rata-rata lama sekolah pada tahun 2015 Kabupaten Soppeng mencapai 7,05 dan Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 7,64 dan pada sisi pengeluaran per kapita disesuaikan Prov.Sulawesi Selatan sebesar Rp 746.700 dan Kabupaten Soppeng masih pada kisaran Rp 608,036,- hal ini menunjukkan bahwa kedepan diperlukan upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental.
BAB I Pendahuluan
I-17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
1.2. Permasalahan Dan Isu Strategis 1.2.1. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan
pembangunan
daerah
merupakan
“gap
Expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Perbedaan dimaksud dilihat dari kesenjangan pencapaain daerah, maupun dengan pencapaian provinsi dan nasional. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai factor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan
kinerja
pembangunan
lalu.Permasalahan pembangunan daerah yang
daerah
dimasa
diidentifikasi dan
dianalisis berdasarkan urusan pemerintahan sebagai berikut :` A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Pertumbuhan
Ekonomi
masih
didonimasi
oleh
oleh
faktor
konsumsi dari pada investasi meneybabkan pertumbuhan yang tidak berkualitas Kurangnya lapangan kerja baru AHH dan Rata-Rata Lama Sekolah masih Rendah di bawah SulSel dan Nasional Masih Tinggi Angka Putus sekolah, dan masih banyak yang tidak bersekolah B. Aspek Pelayanan Umum Urusan Wajib berkaitan dengan pelayanan dasar Akses,
layanan, ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan masih terbatas pada beberapa wilayah Masih belum tingginya kesadaran ibu hamil terhadap Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil Adanya
Ibu
hamil
yang
tidak
merampungkan
standar
minimum empat kali kunjungan BAB I Pendahuluan
I-18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tingginya estimasi jumlah sasaran ibu hamil
dengan
komplikasi, tetapi secara riil semua ibu hamil dengan komplikasi kebidanan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten komplikasi ditangani oleh tenaga kesehatan yang kompteten kurangnya jumlah kelahiran Tingginya estimasi jumlah sasaran anak balita Masih banyak orang tua yang tidak lagi membawa anaknya ke sarana
pelayanan
kesehatan
untuk
dipantau
pertumbuhannya apabila sudah lebih dari usia satu tahun Tingginya estimasi jumlah penduduk ≤ 15 tahun Masih
rendahnya
partisipasi
masyarakat
untuk
memeriksakan diri di sarana pelayanan kesehatan (malu akan stigma sebagai penderita TB) Jumlah balita kurang karena tingginya akseptor KB jumlah posyandu yang masih kurang Maskin yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan kurang karena adanya kegiatan preventif dan promotif di masyarakat Kurangnya pasien maskin yang dirujuk Tidak ada penambahan rumah sakit dalam waktu 5 tahun terakhir di sisi lain jumlah penduduk semakin bertambah Penambahan dokter belum sesuai kebutuhan batas sertfikasi diperhatikan Mamperhatikan
kompetensi
untuk
tenaga
tim
penanggulangan Jumlah dokter spesialis belum memenuhi standard rumah sakit Urusan Wajib tidak berkaitan dengan pelayanan dasar rendahnya skill akibat dari belum terbinanya bursa kerja khusus yang ada di institusi pendidikan/ balai kerja
BAB I Pendahuluan
I-19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka Kurangnya kegiatan job canvasing (mencari lowongan pekerjaan ke perusahaan) Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan Kurangnya
partisipasi
pencari
kerja
yang
telah
ditempatkan/ telah mendapatkan kerja yang melaporkan diri ke dinas tenaga kerja Kasus
KDRT
yang
semakin
tinggi
di
masyarakat
disebabkan tingkat pengetahuan masyarakat akan KDRT yang semakin meningkat, karena banyaknya sosialisasi KDRT yang dilaksanakan di masyarakat baik dari BPPKB sendiri maupun oleh lembaga-lembaga lain yang peduli masalah KDRT Kasus KDRT sebenarnya banyak terjadi di mayarakat sejak dulu tapi yang melapor hanya sedikit namun dengan meningkatnya pengetahuan mayarakat tentang prosedur pelaporan KDRT maka angka KDRT kelihatannya semakin tinggi dalam penyusunan regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada permasalahan yang ditemukan, akan tetapi apabila ditelaah secara spesifik masih ada arah kebijakan ketahanan pangan yang masih perlu dibuatkan regulasi hukum seperti diversifikasi dan keamanan pangan adanya penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencana kekeringan (puso)
BAB I Pendahuluan
I-20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
adanya surplus ketersediaan pangan tertentu terhadap kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 93.891,92 ton berdasarkan analisis ratio ketersediaan neraca bahan makanan sehingga pencapaian ketersediaan energi dan protein melebihi target SPM kabupaten belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman
pengisian
gudang
cadangan
pangan
pemerintah pemantauan
ketersediaan
informasi
pasokan
yang
dilaksanakan meliputi 9 jenis komoditi, 4 lokasi dan waktu melebihi target yang ingin dicapai harga komoditi sembilan bahan pokok cukup terjangkau kecuali harga bawang merah dan cabai yang mengalami fluktuasi pada hari-hari tertentu serta pasokan selalu tersedia
baik
produksi
daerah
maupun
dari
daerah
tetangga skor PPH yang ingin dicapai sebesar 81 sementara realisasinya sebesar 87.65 sehingga pola konsumsi kita secara kualitas sudah melebihi target skor PPH Kabupaten ditemukan
adanya
beberapa
jenis
pangan
yang
mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan yang beredar dipasaran seperti buah-buahan dan ikan kering yang
beredar
mengandung
formalin
dan
pestisida
berdasarkan uji residu dan uji laboratorium belum adanya indukasi gejala kerawanan pangan di kab. Soppeng Pensertifikatan
tidak
bisa
dilaksanakan
dikarenakan
adanya perubahan sistem pensertifikatan oleh kantor pertanahan Kabupaten Soppeng dari pendaftaran tanah secara sistimatik menjadi secara sporadis dimana setiap SKPD mengajukan sendiri asset yang akan disertifikat
BAB I Pendahuluan
I-21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Pesatnya laju pertambahan dan aktivitas penduduk belum didukung oleh keberadaan sarana persampahan berupa TPS serta institusi pengelola yang memadai Tempat pembuangan sampah (TPS) masih kurang Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air Masih
adanya
penduduk
yang
belum
melaksanakan
perekaman Adanya penduduk yang terdaftar di data base tetapi tidak tinggal di Soppeng Masih ada Sebagian Posyandu Yang Belum memiliki kader yang terlatih serta sarana dan prasarana yang layak khususnya di daerah Desa/Kelurahan terpencil Jumlah Penumpang semakin meningkat setiap tahun sebanyak 22 koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT Rendahnya peran aparat kecamatan dan desa/kelurahan dalam pembinaan Koperasi Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk mendorong kegiatan usaha koperasi tidak adanya pendataan UMKM secara intensif Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi Sarana dan infrastruktur daerah Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng masih kurang
yang
Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi Kurangnya sosialisasi kepemudaan dalam berorganisasi
BAB I Pendahuluan
I-22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
1.) Terbatasnya kegiatan olah raga hanya pada tingkat pelajar, 2). Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana kegiatan sarana
dan
prasarana
masih
kurang
dan
kurang
terpelihara budaya adalah kearifan lokal yang kadang berbenturan dengan agama Pattaungeng,
Pesta
nelayan,
maccera
tampareng
ditentukan oleh kondisi alam seperti disaat air sedang pasang budaya ini memerlukan perlakuan khusus atau kehati hatian agar tidak berbenturan dengan agama ada beberapa kawasan cagar budaya yang beum dipelihara secara optimal Masih kurangnya minat baca masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya budaya membaca masyarakat Ketersediaan dan kapasitas sumberdaya manusia pengelola arsip belum memadai, Belum optimalnya pembinaan kearsipan di SKPD yang di sebabkan oleh kurangnya Tenaga Fungsional Kearsipan (Arsiparis Urusan Pilihan produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014 konsumsi
menurun
yang
diakibatkan
oleh
banyaknya
alternatif makanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Optimalisasi kinerja dalam pembinaan kelompok nelayan seluruhnya belum mencapai target karena pada saat kondisi cuaca yang tidak mendukung (musim kemarau), sebagian kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasar dll) BAB I Pendahuluan
I-23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
produksi menurun yang diakibatkan oleh kemarau panjang sehingga tidak ada produksi selama 6 bulan tidak ada kegiatan restoking sejak tahun 2014 sarana dan prasarana untuk pengembangan objek wisata belum optimal sumberdaya pengelola dan instansi pengelola belum memadai Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan erjadinya bencana kekeringan yang menyebabkan areal pertanaman padi mengalami puso ±9.852 hektar, kerusakan ringan ± 15 hektar, sedang ±122,96 hektar dan berat ± 618,59 hektar. Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani Tingkatpemupukan belum sesuai rekomendasi teknis dan ketersediaan pupuk bersubsidi masih terbatas Terjadinya perubahan iklim (el nino) menyebabkan terjadinya kekeringan hingga puso seluas 907 hektar Terjadinya
perubahan
iklim
menyebabkan
terjadinya
kekeringan (puso) seluas 98 hektar Masih terbatasnya ketersediaan penggunaan benih bermutu bersertifikat di tingkat kelompok tani Penggunaan benih masih dominan menggunakan benih asalan, cenderung turun temurun Pemeliharaan
tanaman
tidak
dilakukan
secara
insentif
karena hanya dianggap tanaman sela antara dua musim tanam target binaan kelompok tani sebanyak 650 klp dengan realisasi
binaan
689
klp
dimana
pertumbuhan
dan
pemekaran kelompok tani yang melebihi target akibat luas potensi yang terlalu besar untuk satu kelompok serta efektifitas pengelolaan manajemen kelompok yang terlalu banyak anggotanya BAB I Pendahuluan
I-24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Masih rendahnya pengetahuan peternak tentang inseminasi buatan Kurangnya petugas inseminator Masih banyaknya kelahiran ternak sapi hasil IB yang belum terlapor masih adanya pengusaha tambang untuk mendapatkan IUP Operasi produksi yang sesuai kurangnya kesadaran dari pengusaha adanya
adaptasi
pencatatan
statistik
nasional
dengan
melakukan perubahan tahun dasar dari tahun dasar 2000 ke tahun dasar 2010 kurangnya
kesadaran
pedagang
akan
undang-undang
perlindungan konsumen diharapkan
adanya
bantuan
pemerintah
dalam
bentuk
peralatan untuk perkembangan industry diharapkan
adanya
pendataan
secara
kontinyu
agar
didapatkan hasil berupa profil usaha mikro khususna industri rumah tangga setiap tahunnya tidak adanya pendataan terkait jumlah industri termasuk jumlah produksi di kab. Soppeng setiap tahunnya. Data yang diperoleh hanya bersumber dari jumlah usaha industri yang mengurus izin usaha melalui KPT dan dinas Koperindag pelaku usaha / perajin membutuhkan peralatan namun terkendala oleh tidak adanya proposal yang dibuat untuk mendapatkan bantuan tersebut Sejak tahun 2000 tidak ada lagi transmigrasi swakarsa mandiri Aspek Daya Saing Daerah Pengeluaran dibandingkan
Perkapita
654.820
pengeluaran
rupiah
perkapita
lebih
provinsi
rendah Sulawesi
Selatan yang sebesar 677.300 rupiah BAB I Pendahuluan
I-25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/ dijual petani masih lebih rendah dibandingkan produk yang dibutuhkan oleh petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga Masih kurangnya infrastuktur wialyah dalam kondisi yang memadai Daerah yang permukaan rendah menjadi daerah yang rawan bencana banjir Pertambahan
jumlah
penduduk
menyebabkan
tingkat
kepadatan penduduk di kota meningkat Masih terjadinya alih fungsi lahan persawahan menjadi permukiman Masih
terbatasnya
debit
ar
PAM
untuk
mensuplay
kebutuhan penduduk Kuatnya faktor ekternal daerah mempengaruh kriminalitas Masih adanya masyarakat yang menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi Masih perlu dukungan infrastruktur dan regulasi Sarana dan infrastruktur daerah belum memadai Informasi peluang dan potensi investasi Soppeng yang masih kurang 1.2.2 Isu Strategis Daerah. Pada pembahasan issu strategis daerah ini merupakan analisa dari permasalahan pembangunan yang telah diuraikan pada sub bahasan permasahan pembangunan. Adapun daftar issu strategis secara keseluruhan disajikan dengan pendekatan urusan pemerintahan menurut UU 23 Tahun 2014 tentang
BAB I Pendahuluan
I-26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Pemerintahan
Daerah.
Pendekatan
urusan
akan
lebih
mempermudah didalam menentukan stakeholder terkait dalam menentukan kebijakan yang akan dilakukan menghadapi issu strategis tersebut. No
Isu Strategis Urusan wajib Pelayanan dasar
1
Pendidikan; Akses layanan PAUD masih terbatas pada beberapa wilayah Belum optimalnya aksesibilitas pendidikan Masih kurangnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Masih rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah Rendahnya Ekonomi keluarga
2
Kesehatan; Terbatasnya sumberdaya kesehatan (Dokter spesialis, dan Paramedis), Masih terbatasnya jumlah sarana prasarana kesehatan Pelaksanaan SOP belum optimal Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang; Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan anak Masih adanya ibu hamil yang melahirkan bukan di puskesmas/ sarana kesehatan lainnya.
3
Pekerjaan umum dan penataan ruang; Kondisi jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi dalam kondisi baik masih rendah.
BAB I Pendahuluan
I-27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No
Isu Strategis Aksesibilitas transportasi belum merata Drainase jalan tidak berfungsi dengan optimal Belum optimalnya pelaksanaan Perda RTRW Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana Masih rendahnya bangunan ber IMB
4
Perumahan rakyat dan kawasan permukiman; Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT belum memenuhi layanan sanitasi Belum memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman dimana masih ada RT yang belum menikmati air bersih Belum semua kecamatan memiliki RDTR
5
Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) masih rendah (12,5%) disebabkan jarak tempu Rescue center dari wilayah kebakaran Kepatuhan masyarakat masih kurang dalam mematuhi peraturan Masih rendanya ratio jumlah polisi Pamong Praja terhadap jumlah penduduk Semakin meningkatnya pengguna narkoba Pengaruh Globalisasi (Informasi kekerasan)
6
Sosial Masih cukup pengangguran
BAB I Pendahuluan
tingginya
angka
kemiskinan
dan
I-28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No
Isu Strategis Masih ada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang belum tertangani Belum adanya fasilitasi pemerintah terhadap keluarga kematian Belum adanya fasliltas perumahan bagi imam masjid dan guru mengaji Beras untuk masyarakat miskin belum bebas biaya Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar
1
Tenaga kerja; Masih rendahnya skill tenaga kerja terhadap kebutuhan pasar Masih terbatasnya lapangan kerja Masih terbatasnya informasi pasar kerja, diantaranya disebabkan informasi lowongan/ kesempatan kerja oleh perusahaan tidak terbuka Kurangnya partisipasi perusahaan dalam wajib lapor lowongan pekerjaan
2
Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; Persentase perempuan di lembaga peemerintah masih rendah Kasus KDRT yang semakin tinggi di masyarakat Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak Tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan kepribadian anak
3
Pangan; belum maksimalnya koordinasi dan sinergitas tentang pemahaman pengisian gudang cadangan pangan pemerinta
BAB I Pendahuluan
I-29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No
Isu Strategis Regulasi ketahanan pangan secara umum belum ada yang disusun pemerintah daerah secara spesifik Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal, penurunan produksi dan produktifitas pangan utama dalam hal ini padi yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim serta bencanA kekeringan (puso).
4
Pertanahan; Rendahnya lahan yang bersertifikat
5
Lingkungan hidup; Masi banyaknya sampah yang tidak tertangani Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih kurang; Tidak adanya data luas wilayah rawan longsor dan sumber mata air sehingga tidak ada nilai pembagi luasan untuk menghitung persentase penghijauan rawan longsor dan sumber mata air Dampak pemanasan global semakin meningkat
6
Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib administrasi kependudukan.
7
Pemberdayaan masyarakat dan Desa; Keterbatasan infrastrukur wilayah perdesaan Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi, rendahnya kapasitas SDM, dan terbatasnya Akses informasi, sarana, modal, pasar dan pelayanan Masih kurangnya insentif kader posyandu
8
Pengendalian penduduk dan keluarga berencana; Masih lemahnya pengetahuan kesehatan reproduksi
BAB I Pendahuluan
masyarakat
terhadap
I-30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No 9
Isu Strategis Perhubungan; Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi Administrasi sarana transportasi belum optimal
10 Komunikasi dan informatika; Belum optimalnya implementasi e-government pada setiap SKPD Pengembangan teknologi informasi pemerintahan desa belum optimal
sampai
ke
Belum tersedianya stasiun TV local 11 Koperasi, usaha kecil, dan menengah Pembangunan kemitraan dan pemasaran serta Inovasi dan adopsi teknologi dalam rangka pengembangan disain produk masih kurang masih ada koperasi selama 3 tahun berturut-turut tidak melaksanakan RAT 12 Penanaman modal; Kondisi infrastruktur yang mendukung Iklim investasi belum optimal Rendahnya penanaman modal 13 Kepemudaan dan olah raga; Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga, Masih kurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga Masih lemahnya pembinaan pemuda Pengaruh globalisasi terhadap karakter pemuda
BAB I Pendahuluan
I-31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No
Isu Strategis
14 Statistik; Masih terbatasnya kualitas SDM dalam pengelolaan data dan statistik. 15 Persandian; Belum menjadi prioritas pemerintah daerah 16 Kebudayaan; Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai budaya belum tersedianya budaya
sarana
penyelenggaraan
seni
dan
Kuatnya pengaruh budaya dari luar 17 Perpustakaan Masih rendahnya pengunjung perpustakaan sebagai akibat rendahnya minat baca masyarakat Koleksi perpustakaan masih kurang 18 Kearsipan SDM Kearsipan belum optimal Belum terlaksananya kearsipan melalui system elektronik. Urusan Pilihan 1
Kelautan dan perikanan; Rendahnya produksi perikanan Terbatasnya infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya, tangkap dan pengelolaan hasil perikanan kelompok nelayan beralih profesi (berdagang, buruh kasa)
2
Pariwisata; Masih adanya pariwisata
BAB I Pendahuluan
keterbatasan
sarana
dan
prasarana
I-32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No
Isu Strategis Berkuranganya pengunjung objek wisata Masih kurangnya partisipasi pengembangan pariwisata,
3
mayarakat
dalam
Pertanian; Penurunan produktifitas hasil pertanian Pengelolaan Jaringan Air Irigasi untuk Pertanian masih kurang Masih terbatasnya ketersediaan dan penggunaan benih bermutu yang bersertifikat di tingkat kelompok tani Masih kurangnya pengetahuan Petani ternak Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; Kurangnya petugas inseminator Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum optimalnya manajemen agribisnis. Masih terbatasnya akases petani terhadap ketersediaan pupuk Masih terbatasnya ketersediaan bibit ikan bagi petani Masih tinggi sistem sistem petik jual yang menyebabkan nilai tambah produksi pertanian rendah
4
Kehutanan; Masih adanya kerusakan kawasan Hutan
5
Energi dan sumberdaya mineral; masih adanya penambang tanpa izin Potensi energy terbarukan belum di manfaatkan.
6
Perdagangan; Kesiapan produk lokal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
BAB I Pendahuluan
I-33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No
Isu Strategis Pemasaran produk lokal masih kurang Belum optimalnya perlindungan konsumen
7
Perindustrian; Masih rendahnya daya saing produk UMKM di pasar nasional, Industri berbasis sumberdaya lokal belum berkembang secara merata Masih lemahnya pembinaan bagi pelaku UMKM,
8
Transmigrasi Sarana dan prasarana wilayah yang belum memadai Pemanfaatn lahan kritis belum optimal SDM peserta transmigrasi yang renda
9
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian Belum terkoordinasinya dengan baik kegiatan kepala daerah dengan warga masyarakat dalam penyebarluasan informasi pembangunan Pelayanan perizinan belum bisa diakses melalui TI di luar area KPT Masih lemahnya penegakan kedisiplinan PNS Belum optimlanya pencegahan dan pemberantasan korupsi daerah Belum diterapkannya system renumerasi PNS Masih adanya aparat desa dan kelurahan yang belum memiliki kendaraan operasional Akses pemberiaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin belum terjangkau
BAB I Pendahuluan
I-34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Perencanaan Kinerja Tahun 2016 Perencanaan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng. Perjanjian kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan umum disusunnya Perjanjian Kinerja yaitu dalam rangka Intensifikasi, pencegahan korupsi; Peningkatan kualitas pelayanan publik; Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel. Namun demikian, ruang lingkup ini lebih diutamakan terhadap berbagai program utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan organisasi serta menggambarkan isu strategik yang sedang dihadapi organisasi. Untuk itu, penyusunan Perencanaan Kinerja Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 merupakan sasaran dan target kinerja yang sepenuhnya mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor
1
Tahun
2016
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 28 Tahun 2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021, Keputusan Bupati Soppeng Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016, Target Kinerja tersebut merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama tahun 2016. Target Kinerja pada tingkat sasaran strategis akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian visi misi dan akan menjadi
BAB II Perjanjian Kinerja
II-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
komitmen bagi Pemerintah Kabupaten Soppeng untuk mencapainya dalam Tahun 2016. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 disusun berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah
Kabupaten Soppeng sebagai berikut: Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Kabupaten Soppeng Tahun 2016 VISI : PEMERINTAHAN YANG MELAYANI DAN LEBIH BAIK No.
Misi
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target Kinerja
1
2
3
4
5
1
Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro-petani (M1)
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Cakupan layanan irigasi (%)
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
BAB II Perjanjian Kinerja
9.775.00 0
72,47%
108
II-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Misi
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target Kinerja
1
2
3
4
5
2
Mewujudkan pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga (M2)
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
APM SD dan sederajat; APM SMP dan sederajat;
3
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6) Menjadikan Berkembangnya Kabupaten pelayanan berbasis Soppeng yang teknologi informasi lebih baik dalam dan keterbukaan pelayanan informasi publik (M3) pembangunan(IT) (S7) Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8) Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9) Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban serta penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat (S10)
BAB II Perjanjian Kinerja
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik Angka melek huruf Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK), Rasio Bayi BerAkta Kelahiran Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik Persentase penyelesaian K3
83% 60% 26 96% ADA
75,91% 86,3% 100% 100%
85%
II-3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Misi
Sasaran Strategis
1
2
3 Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
4
Menata kepariwisataan dan sistem transportasi yang mulus dan nyaman (M4)
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
BAB II Perjanjian Kinerja
Indikator Kinerja 4 Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunaka n narkoba Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional
Target Kinerja 5
100%
4,10%
30
Porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km)
510,7 km (55,8%)
Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan
0,04
II-4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
5
Meningkatnya Persentase kapasitas dan rumah kualitas infrastruktur mengakses air perumahan dan bersih; pemukiman dalam mendukung Persentase kehidupan pemukiman masyarakat yang kumuh bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga kepatuhan keseimbangan fungsi terhadap RTRW antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17) Menciptakan Meningkatnya Persentase PNS tata kelola kinerja ASN sesuai yang ditempatkan pemerintahan kompetensi dalam sesuai dengan yang baik dan tugas dan fungsinya kompetensinya bersih bebas pada struktur Persentase PNS korupsi (M5) organisasi (S18) yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi Meningkatnya Opini laporan penerapan prinsip keuangan; akuntabilitas, Tingkat transparansi, Akuntabilitas partisipasi, Kinerja; efektivitas, dan Penjabaran efisiensi dalam Program RPJMD perencanaan, kedalam RKPD penganggaran dan Ratio Temuan pertanggungan BPK yang kinerja (S19) ditindaklanjuti Meningkatnya Keterbukaan kepuasan informasi dan masyarakat atas komunikasi pelayanan pelayanan kecamatan dan Kecamatan, desa/ kelurahan serta kelurahan; (%) berkembangnya Desa Mandiri kemandirian desa
BAB II Perjanjian Kinerja
97 0,014
35%
99,36% 16,42% WTP C
100% 40% 65% 6,12% II-5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
6
7
Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul dan murah (M6)
Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan perempuan dalam pembangunan (M7)
(S20)
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23) Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
BAB II Perjanjian Kinerja
Cakupan Puskesmas Cakupan Pembantu Pukesmas Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk; Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi Persentase organisasi kepemudaan yang aktif; Persentase cabang olah raga yang aktif Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemyarakatan
212,5 62,86 0,294 1,5 80% 2,06% 100% 100% 100% 11,10% 20% II-6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
8
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan Sulawesi Selatan (M8)
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26) Meningkatnya produksi beras (S27) Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
Terpeliharanya kebersihan dan Keindahan perkotaan (S30)
9
Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan terdepan dalam investasi (M9)
Berkurangnya penduduk miskin (S31) Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32) Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33) Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
BAB II Perjanjian Kinerja
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat jumlah produksi beras (ton) Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan
Cakupan volume sampah yang tertangani (%) Angka Kemiskinan
Persentase PMKS yang tertangani jumlah rencana investasi (Jumlah MOU) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
15% 194.971 2% 18,05% (Udara)
18,05% (Air) 24,07% (Tutupan Hutan) 24,23% 8,36% 100% 30
67%
II-7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
4
34
17
Muatan secara lengkap dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Soppeng disajikan dalam lampiran 1
BAB II Perjanjian Kinerja
II-8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Soppeng Akuntabilitas
kinerja
adalah
perwujudan
dari
kewajiban
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya
dan
pelaksanaan
kebijakan
yang
dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam bentuk pertanggungjawaban berupa laporan kinerja (LKj) yang disusun secara periodik. Laporan Kinerja tersebut sekaligus bentuk pertanggungjawaban secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Keberhasilan sasaran yang didukung oleh program dan kegiatan dilakukan melalui pengukuran keberhasilan setiap indikator dengan membandingkan antara target dan realisasi. Keberhasilan pencapaian sasaran digolongkan sesuai tabel berikut: Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja No.
Interval Nilai Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
1 2
91> 76 < 90
Sangat Tinggi Tinggi
3
66 < 75
Sedang
4
51<65
Rendah
5
Nilai ReaSumber
< 50 : Permendagri 54 Tahun 2010
Sangat Rendah
Secara umum Pemerintah Kabupaten Soppeng telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021. Untuk tahun 2016 telah ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja
Perubahan Tahun 2016 mencakup 36 (tiga puluh enam) sasaran
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dengan 52 (lima puluh dua) indikator kinerja . Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci dalam matrik sebagai berikut : Tabel 3.2 Capaian Kinerja dan Predikat Kinerja Sasaran Tahun 2016 No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
1
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
1
PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)
9,775,000
9,288,347
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 1 2
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
2
Cakupan layanan irigasi (%)
72.47
72.88
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 2 3
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
3
jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
108
124
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 3 4
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
Sangat Tinggi
95.02
Sangat Tinggi
100.57
Sangat Tinggi
100.57
Sangat Tinggi
114.81
Sangat Tinggi
114.81
Sangat Tinggi
4
APM SD dan sederajat;
83%
84.86%
102.24
Sangat Tinggi
5
APM SMP dan sederajat;
60%
69.01%
115.02
Sangat Tinggi
108.63
Sangat Tinggi
215.38
Sangat Tinggi
215.38
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 4 5
95.02
6
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik
26
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 5
BAB III Akuntabilitas Kinerja
56
III-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
96%
99.65%
103.80
Sangat Tinggi
103.80
Sangat Tinggi
100
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
6
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
7
Angka melek huruf
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 6 7
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
8
Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
ADA
ADA
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 7 8
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
9
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK),
75.91%
83.46%
109.95
Sangat Tinggi
10
Rasio Bayi BerAkta Kelahiran
86.30%
93.63%
108.49
Sangat Tinggi
109.22
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 8 9
10
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban serta penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat (S10)
11
12
Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik
13
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 9
100.00
Sangat Tinggi
Persentase penyelesaian K3
103.35
Sangat Tinggi
103.35
Sangat Tinggi
85%
87.85%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 10
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
11
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
100%
99.97%
Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba
14
99.97
Sangat Tinggi
99.97
Sangat Tinggi
370.98
Sangat Tinggi
370.98
Sangat Tinggi
96.67
Sangat Tinggi
96.67
Sangat Tinggi
97.19
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 14
97.19
Sangat Tinggi
Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan
75.00
Sedang
75.00
Sedang
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 11 12
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
15
Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
4.10%
15.21%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 12 13
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
16
Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional
30
29
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 13 14
15
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
17
18
Porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km)
510.7 km (55.8%)
0.04
496.07 Km (54.236%)
0.03
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 15
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
16
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
19
Persentase rumah mengakses air bersih;
97
95.79
98.75
Sangat Tinggi
20
Persentase pemukiman kumuh
0.014
0.00063
95.51
Sangat Tinggi
97.13
Sangat Tinggi
282.06
Sangat Tinggi
282.06
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 16 17
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
21
kepatuhan terhadap RTRW
35%
98.72%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 17 18
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi
22
23
99.36%
99.23%
99.87
Sangat Tinggi
16.42%
9.34%
56.88
Rendah
78.37
Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 18 19
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Opini laporan keuangan;
24
Tingkat Akuntabilitas Kinerja; Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
25 26 27
Ratio Temuan BPK yang ditindaklanjuti
WTP
-
-
-
C
C
100.00
Sangat Tinggi
100%
53.69%
53.69
Rendah
40%
74.28%
185.70
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 19
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
-
III-5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
28
Keterbukaan informasi dan komunikasi pelayanan Kecamatan, desa/ kelurahan; (%)
65%
100%
153.85
Sangat Tinggi
29
Desa Mandiri
6.12%
6.12%
100.00
Sangat Tinggi
126.92
Sangat Tinggi
20
Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 20 21
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)
30
Cakupan Puskesmas
212.5
212.5
100.00
Sangat Tinggi
31
Cakupan Pembantu Pukesmas
62.86
62.86
100.00
Sangat Tinggi
0.294
0.011
3.74
Sangat Rendah
1.5
0.043
2.867
Sangat Rendah
51.692
Rendah
101.61
Sangat Tinggi
101.61
Sangat Tinggi
32
33
Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 21 22
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
34
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit
80%
81.29%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 22 23
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
35
Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk;
2.06%
1.73%
83.98
Tinggi
36
Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
91.99
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 23
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No. 1 24
Sasaran Strategis 2 Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Indikator Kinerja 3 Persentase organisasi kepemudaan yang aktif;
37
38
Persentase cabang olah raga yang aktif
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
4
5
6
7
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100%
100%
100.00
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 24 25
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
39
40
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemyarakatan
11.10%
10.97%
98.83
Sangat Tinggi
20%
30%
150.00
Sangat Tinggi
124.414
Sangat Tinggi
34.27
Sangat Rendah
34.267
Sangat Rendah
91.06
Sangat Tinggi
91.06
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
100.00
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 25 26
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
41
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
15%
5.14%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 26 27
Meningkatnya produksi beras (S27)
42
jumlah produksi beras (ton)
194.971
177.532
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 27 28
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28)
43
Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca
2%
2%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 28 29
Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
44
Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan
18.05% (Udara)
82.48% (Udara)
456.95
Sangat Tinggi
18.05% (Air)
83.5% (Air)
462.60
Sangat Tinggi
24.07% (Tutupan Hutan)
68.13% (Tutupan Hutan
283.05
Sangat Tinggi
400.87
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 29
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-7
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
24.23%
26.28%
108.47
Sangat Tinggi
108.47
Sangat Tinggi
-
-
30
Terpeliharanya kebersihan dan Keindahan perkotaan (S30)
Cakupan volume sampah yang tertangani (%)
45
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30 31
Berkurangnya penduduk miskin (S31)
46
Angka Kemiskinan
8,36%
-
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30 32
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Persentase PMKS yang tertangani
47
100%
-
79.11%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 32 33
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
jumlah rencana investasi (Jumlah MOU)
48
30
0
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 33 34
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
49
67%
85.80%
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 34 35
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
50
51
Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional
79.11
Tinggi
79.11
Tinggi
0
Sangat Rendah
0.00
Sangat Rendah
128.06
Sangat Tinggi
128.06
Sangat Tinggi
4
4
100
Sangat Tinggi
34
34
100
Sangat Tinggi
100.000
Sangat Tinggi
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 35
BAB III Akuntabilitas Kinerja
-
III-8
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Predikat Kinerja
1
2
3
4
5
6
7
36
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
17
17
52
Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 36
100
Sangat Tinggi
100.000
Sangat Tinggi
Analisis terhadap Capaian kinerja masing-masing sasaran yang diukur dari tingkat capaian indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Sasaran 1 Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan
petani
Untuk mewujudkan pencapaian Misi (1) memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani
dan juga
untuk mencapai tujuan (1). Meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan nelayan, salah satu diantaranya
melalui
sasaran
meningkatnya
pendapatan
petani
tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan. Untuk mengukur sasaran strategis pertama yang terdiri 1 indikator sasaran yaitu: PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan dengan rata-rata capaian kinerja 95,24 % dengan predikat sangat tinggi . Berikut Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 1 No. 1
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
9.027.500
9.775.000
9.288.570,37
Indikator Kinerja PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)
(%)
Target Akhir Kinerja RPJMD 2021 (Rp)
95,24
13.512.500
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Capaian
95,24
Rata-Rata Capaian Sasaran 1
PDRB/ kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan Pada tahun 2016 total PDRB per kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan adalah sebesar 9.288.570,37,- lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar Rp 9.775.000 atau 95,24 persen dari target tapi lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang hanya sebesar Rp 9.027.500. Nilai tersebut merupakan data nilai PDRB
hasil
peternakan,
tanaman kehutanan
pangan, dan
hortikultura,
perikanan
tahun
perkebunan, 2016
senilai
2.347.008.095.799,45 kemudian dibagi dengan jumlah penduduk tahun 2016 yaitu 252.677 jiwa. Nilai tersebut menggambarkan besaran nilai (kontribusi) sector pertanian dan kehutanan terhadap total PDRB per kapita Kab.Soppeng. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja adalah: Jumlah
produksi
masing-masing
komoditi
pada
sector
pertanian, perikanan, kehutanan ; Kualitas/mutu
produk
yang
dihasilkan
mempengaruhi
nilai/harga jual komoditi di tingkat petani Hambatan/permasalahan : Serangan hama/penyakit pada tanaman, ketersediaan sarana produksi yang belum optimal terutama produk subsidi; Dampak
anomali
iklim
berupa
terjadinya
banjir
maupun
kekeringan yang berpengaruh langsung pada tingkat capaian produksi BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-10
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Optimalisasi pengamatan Dini Hama/Penyakit Tanaman oleh petugas lapangan serta pemberantasan missal tim pengendali hama/penyakit ketika positif terjadinya serangan hama/penyakit Optimalisasi
penyusunan
RDKK
pupuk
bersubsidi
dan
pengawasan intensif penyaluran pupuk bersubsidi Pengembangan sumber-sumber air alternative untuk pencegahan kekeringan
seperti
embung,parit,
sumur
air
tanah
dangkal/dalam pada lokasi potensial; Fasilitasi asuransi usaha tani pada lokasi rawan bencana Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
1
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan
9.963.011.833
7.734.480.948
77,63
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
95,24
Efesien
Untuk mendukung pencapaian sasaran meningkatnya pendapatan petani
tanaman
pangan,
petani
perkebunan,
peternak,
pembudidaya ikan dan nelayan dilaksanakan melalui (1). Program peningkatan
kesejahteraan
petani
dengan
kegiatan
berupa
penyuluhan dan pendampingan, petani dan pelaku agribisnis, peningkatan kemampuan lembaga petani, Sosialisasi system kredit /pembiayaan Usaha Tani terhadap kelompok tani, penyuluhan dan bimbingan pemerintah;
pengelolaan (2).
sumberdaya
petani
melalui
Program
Peningkatan
bantuan Produksi
Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan berupa penyediaan sarana BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
produksi pertanian/perkebunan, perlindungan tanaman untuk peningkatan pengamanan produksi tanaman pangan, sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan, pengadaan sarana produksi pertanian (pupuk bersubsidi); (3). Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan,
dengan
kegiatan
berupa
pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna, Water Resource and Irrigation sector
management,
pengembangan
sarana
dan
prasarana
pertanian;(4). Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dengan
kegiatan
berupa
pembibitan
dan
perawatan
ternak,
monitoring, evaluasi dan pelaporan, monitoring, evaluasi dan pelaporan dana bergulir ; (5). Program Pengembangan Budidaya Perikanan, dengan kegiatan berupa pengembangan perikanan (Bibit Unggul Air Tawar), Pengeembangan Usaha Mina Padi Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB) dan Pengelolaan Pemasaran Hasil Perikanan (PUMP-PPHP); dan (6). Program Pengembangan Perikanan Tangkap, dengan kegiatan berupa pembinaan dan pengawasan danau tempe, dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 9.963.011.833 terealisasi sebesar Rp
7.734.480.948 atau 77,63 %, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 95,24 % lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 2 Meningkatnya kapasitas produksi pertanian
jaringan
irigasi
dalam
mendukung
Untuk mewujudkan pencapaian Misi (1) memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani dan tujuan meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan salah satu diantaranya melalui sasaran BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-12
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Untuk mengukur sasaran strategis kedua dengan 1 indikator yaitu Cakupan Layanan Irigasi dengan rata-rata capaian kinerja 100,57 persen dengan predikat sangat tinggi . Berikut Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 2 No.
1
Kondisi Awal 2015 (%)
Indikator Kinerja Cakupan Layanan Irigasi
68,73
Tahun 2016 Target (%)
Realisasi (%)
72,47
72,88
Rata-Rata Capaian Sasaran 2
Capaian (%) 100,57
Target Akhir Kinerja RPJMD 2021 (%) 84,37
100.57
Cakupan Layanan Irigasi Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya, Kinerja jaringan irigasi dinilai dari kemampuan jaringan untuk membawa sejumlah air dari sumbernya ke petak sawah sesuai waktu dan tempat berdasarkan rencana tata tanam yang telah ditetapkan. Pada tahun 2016 Cakupan Layanan Irigasi adalah 72,88 persen atau 7.045 Ha dari luas seluruh lahan 9.666 Ha. Lebih tinggi dibanding tahun
2015 sebesar 68,73 persen tapi masih lebih
rendah dibandingkan target pada akhir periode RPJMD sebesar 84,37 %. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja sasaran adalah : Meningkatnya kesadaran & partisipasi petani Meningkatnya SDM pengetahuan petugas/ operator Peran aktif masyarakat dalam peningkatan kinerja jaringan irigasi BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-13
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Dukungan dari pemerintah terhadap sarana & prasarana irigasi Hambatan/permasalahan : Masih banyaknya saluran irigasi yang rusak Berkurangnya volume/debit dari sumber-sumber air Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Mengetahui perbaikan terhadap sarana dan prasarana jaringan irigasi Mengoptimalkan fungsi dari sumber air yaitu bendung, mata air maupun bangunan lainnya Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
12.507.482.902
8.386.441.835
67,05
Sasaran
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100,57
Efesien
Meningkatnya kapasitas jaringan 1
irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian
Untuk mendukung pencapaian sasaran meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian
dilaksanakan melalui Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya, dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 12.507.482.902,- terealisasi sebesar Rp 8.386.441.835,- atau 67,05 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100,57 persen jauh lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran).
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-14
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Sasaran 3 Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil perkebunan, peternakan, dan perikanan
produk
pertanian,
Untuk mewujudkan pencapaian Misi (1) memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani dan tujuan (1) meningkatkan kesejahteraan pelaku utama pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan nelayan salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kegiatan pengolahan hasil produk pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Untuk mengukur sasaran strategis ketiga tersebut terdapat 1 indikator sasaran yaitu: Jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dengan rata-rata capaian kinerja 114,81 % dengan predikat sangat tinggi . Berikut Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut :
No. 1
Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 3 Kondisi Tahun 2016 Awal Indikator Kinerja 2015 Target Realisasi Capaian (Unit) (%) (Unit) (Unit) Jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan 103 108 124 114,81 dan perikanan Rata-Rata Capaian Sasaran 3
Jumlah
unit
usaha
dalam
Target Akhir Kinerja RPJMD 2021 (Unit) 128
108,81
pengolahan
hasil
pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan Pada tahun 2016 Jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan adalah 109 unit, lebih tinggi dari target sebanyak 124 unit dengan capaian kinerja 114,81 %. Jumlah kelompok/unit usaha pengolahan tersebut terdiri dari Usaha Pengolahan Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura 40 unit, pengolahan hasil ternak 27 kelompok, pengolahan hasil perkebunan 28 kelompok dan hasil perikanan 29 kelompok. Jumlah unit usaha tersebut meningkat dibanding tahun 2015 yaitu BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-15
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
sebanyak 103 unit. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebanyak 128 unit, maka masih perlu 4 unit/kelompok usaha baru untuk pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan. Faktor yang berpengaruh terdapat pencapaian kinerja sasaran adalah : Perkembangan Ilmu dan Pengetahuan masyarakat dalam hal teknologi pengolahan hasil pertanian yang bisa menjadi pemicu dasar utama masyarakat untuk membentuk kelompok/unit usaha pengolahan hasil pertanian; Dukungan sumber daya yang memadai (luas lahan pertanian, potensi perikanan dan peternakan) Penduduk Kabupaten Soppeng sebagian besar bekerja disektor pertanian; Sektor Pertanian merupakan Sektor Unggulan dan menjadi prioritas pembangunan Kab. Soppeng Hambatan/Permasalahan Belum optimalnya fasilitasi kegiatan terkait pengolahan hasil pada bidang terkait; Rendahnya
mutu/kualitas
produk
olahan
yang
dihasilkan
sehingga daya saing produk juga rendah dipasaran; Rendahnya
minat
masyarakat
dalam
berwirausaha
terkait
pengolahan hasil pertanian Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Optimalisasi
pelaksanaan
kegiatan
pelatihan,
bimbingan
teknologi pengolahan hasil pada daerah basis produksi komodi; Pembinaan dan pendampingan intensif serta fasilitasi peralatan teknologi pengolahan dalam peningkatan daya saing produk olahan; Penyuluhan mengenai
kepada potensi
masyarakat berwirausaha
basis terkait
produksi
komoditi
pengolahan
hasil
pertanian. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-16
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.8 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
meningkatnya kegiatan pengolahan hasil produk pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
111.945.000
58.485.000
52.24
No.
1
Adapun
Program
meningkatnya perkebunan, Peningkatan dengan
yang
kegiatan
mendukung pengolahan
peternakan, Pemasaran
kegiatan
dan Hasil
berupa
dialokasikan
dalam
Produksi
APBD
114,81
Efesien
produk
perikanan
sasaran pertanian,
adalah
Program
pertanian/perkebunan atas
Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah, yang
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
pencapaian
hasil
Promosi
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Hasil
Produksi
dengan total anggaran
Tahun
2016
sebesar
Rp
111.945.000,- terelisasi sebesar Rp 58.485.000 atau 52,24 %, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100,93 % jauh lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 4 Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(2)
Mewujudkan
pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga dan tujuan (2) meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan salah satu diantaranyan melalui sasaran meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan. Untuk mengukur sasaran BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-17
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
strategis keempat tersebut terdapat 2 indikator kinerja sasaran yaitu: (1). APM SD dan sederajat dan (2). APM SMP dan sederajat. dengan rata-rata capaian kinerja 108,63 % dengan predikat sangat tinggi . Berikut Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 No.
Indikator Kinerja
1
APM SD dan sederajat
2.
APM SMP dan sederajat
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015 (%)
Target (%)
81,70
83
57,90
60
Rata-Rata Capaian Sasaran 4
Realisasi (%)
Capaian (%)
84,86
102,24
69,01
115,02
Target Akhir Kinerja RPJMD 2021 (%) 93 80
108,63
APM SD dan sederajat Pada tahun 2016 Angka Partisipasi Murni jenjang Sekolah Dasar (SD) dan sederajat adalah 84,86 persen, lebih tinggi dari target sebesar 83 persen dan juga lebih tinggi dibanding kondisi tahun 2015 sebesar 81,70 persen. Angka ini didapat dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah pada jejang SD dan sederajat dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7-12 tahun, dimana pada tahun 2016 Penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah pada jenjang SD dan sederajat sebanyak 19.349 orang atau 84,86 persen dari jumlah penduduk pada usia tersebut sebanyak 22.801. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 dimana APM SD dan sederajat ditargetkan 93 persen, maka Angka Partisipasi Murni pada jenjang Sekolah Dasar dan sederajat masih perlu ditingkatkan. APM SMP dan sederajat Selanjutnya untuk Indikator Kinerja Angka Partisipasi Murni pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat pada tahun 2016 mencapai angka 69,01 persen lebih tinggi dari target sebesar BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-18
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
60 persen dan juga lebih tinggi dibanding tahun 2015 sebesar 57,90 persen. Angka ini didapat dari jumlah penduduk usia 13-15 tahun yang bersekolah dibagi dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun, dimana pada tahun 2016 jumlah siswa/bersekolah usia 13-15 tahun sebanyak 9.512 orang atau 69,01 persen dari penduduk usia 13-15
sebanyak 13.783 orang. Sementara itu, jika dibanding
dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebesar 80 persen dan Target Nasional sebesar 90, maka Angka Partisipasi Murni pada jenjang SMP dan sederajat masih perlu ditingkatkan. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja sasaran adalah : Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
program
pendidikan dasar, wajib belajar Sembilan tahun; Adanya Program Pendidikan Gratis; Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dasar yang memadai; Dukungan anggaran yang memadai di bidang pendidikan Hambatan/Permasalahan Masih ada orang tua yang cenderung untuk mempekerjakan anak usia sekolah; Masih ada orang tua yang menyekolahkan anak pada usia 6 tahun, sehingga tidak masuk dalam kategori usia 7-12 tahun, dan dengan demikian juga berdampak pada jenjang selanjutnya; Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah Semakin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap program pendidikan dasar, wajib belajar sembilan tahun; Memberi
akses
yang
luas
terhadap
layanan
pendidikan,
khususnya kepada penduduk usia sekolah yang kurang mampu; Meningkatkan pendidikan luar sekolah/dikmas Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-19
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.10 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan
41.750.623.435
40.046.438.052
95.92
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
108,63
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan adalah (1). Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun dengan kegiatan berupa Penambahan ruang kelas sekolah, rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah, rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitasi,
pelatihan
kompetensi
tenaga
pendidik,
penyediaan
bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs, penyelenggaraan paket B setara SMP, pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa, lomba olimpiade nasional guru, pembangunan,
pengadaan
prasarana/infrastruktur pengadaan
dan
dan
pendidikan
perbaikan
perbaikan daerah,
sarana
sarana
pembangunan,
prasarana/infrastruktur
pendidikan daerah (DAK) ; (2). Program Pendidikan Anak Usia Dini dengan kegiatan berupa pembangunan gedung sekolah, rehabilitasi sedang/berat
taman,
lapangan
upacara
dan
fasilitas
parker,
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pemberian insentif bagi Guru PAUD, pembangunan, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana/infrastruktur PAUD swasta; (3). Program Pendidikan Gratis
Pendidikan
Dasar
(DIKDAS)
dengan
kegiatan
berupa
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Pendidikan Gratis (APBD Kab) pendidikan gratis pendidikan dasar (APBD Kab), pendidikan gratis pendidikan dasar (APBD Prov) ; dan (4). Program Pendidikan Gratis BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-20
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Pendidikan Menengah dengan kegiatan berupa Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan pendidikan gratis (APBD Kab), pendidikan gratis pendidikan menengah dan kejuruan (APBD Kab.), pendidikan gratis pendidikan menengah dan kejuruan (APBD Prov.) dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 41.750.623.435,- terelisasi sebesar Rp 40.046.438.052 atau 95,92 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 108,63 persen lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 5 Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(2)
Mewujudkan
pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga dan tujuan (2) meningkatkan derajat pendidikan masyarakat salah satu diantaranyan melalui sasaran meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan.
Untuk mengukur sasaran strategis kelima
tersebut terdapat 1 indikator kinerja sasaran yaitu: Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik dengan rata-rata capaian kinerja 215,38 % dengan predikat sangat tinggi . Berikut Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.11 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5 No. 1
Indikator Kinerja Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kualifikasi baik
Target
Realisasi
Capaian (%)
17
26
56
215,38
Rata-Rata Capaian Sasaran 5
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Target Akhir RPJMD 2021 56 Sekolah
215,38
III-21
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kualifikasi baik Pada
tahun
2016
jumlah
Sekolah
Dasar
yang
menerapkan
manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan kualifikasi baik adalah 56 sekolah, jauh lebih tinggi dari target sebanyak 26 sekolah, dengan
capaian
kinerja
215,38
persen.
Kualifikasi
baik
diperuntukkan bagi sekolah yang telah terakreditasi dengan nilai “A”. sampai dengan tahun 2016 dari 250 Sekolah Dasar di Kabupaten Soppeng, yang telah terakreditasi baru sebanyak 141 sekolah dengan kualifikasi A sebanyak 56 sekolah, kualifikasi B sebanyak 84 sekolah dan kualifikasi C sebanyak 1 sekolah, dan masih ada 109 Sekolah Dasar yang belum terakreditasi.
Bila
dibandingkan kondisi tahun 2015 sebanyak 17 sekolah capaian kinerja tahun 2016 sangat meningkat dan bahkan telah memenuhi target akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebanyak 56 Sekolah, namun demikian mengingat masih banyaknya jumlah Sekolah Dasar yang belum terakreditasi dengan kualifikasi “A” maka tetap harus dilakukan perbaikan manajamen di sekolah-sekolah . Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang pendidikan, di dukung
dengan
kegiatan
peningkatan
sarana
prasarana
pendidikan negeri/swasta; Semakin membaiknya Manajemen pengelolaan sekolah Hambatan/Masalah Masih banyak sekolah yang belum terakreditasi Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Peningkatan pembinaan Majemen Berbasis Sekolah khususnya pada sekolah-sekolah yang belum terakreditasi Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-22
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.12 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan
1.371.202.000
1.345.945.200
98.16
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
215,38
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan adalah (1). Program Manajemen
Pelayanan
Pendidikan
dengan
kegiatan
berupa
Monitoring, evaluasi dan pelaporan, penyusunan profil pendidikan, penggandaan naskah, pendistribusian, pencetakan LJK UNAS SLB,SMP,MTs, SMA/MA/SMK dan pemantauan UAN/UN SLB SMP/MTs,
SMA/MA/SMK;
(2).
Program
Peningkatan Layanan
Pendidikan dengan kegiatan berupa pemberian beasiswa, bagi Siswa Berprestasi dan Siswa Kurang Mampu, pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan mahasiswa kurang mampu, pemberian penghargaan bagi siswa peserta olimpiade berprestasi dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 1.371.202.000,- terealisasi sebesar Rp 1.345.945.200 atau 98,16 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 215,38 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 6 Meningkatnya Kemampuan Literasi masyarakat Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(2)
Mewujudkan
pendidikan unggul yang murah dan berkeadilan bagi semua warga dan tujuan meningkatkan derajat pendidikan masyarakat salah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-23
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kemampuan literasi masyarakat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-6 tersebut terdapat 1 indikator kinerja yaitu Angka Melek Huruf. dengan rata-rata capaian kinerja 103,80 % dengan predikat sangat tinggi . Berikut Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.13 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6 No. 1
Indikator Kinerja Angka Melek Huruf
Kondis i Awal 2015
Tahun 2016 Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
96
99,70
103,80
95,88
Rata-Rata Capaian Sasaran 6
Target Akhir RPJMD 2021 (%) 98
103,80
Angka Melek Huruf Pada tahun 2016 angka melek huruf di Kabupaten Soppeng telah mencapai 99,70 persen lebih tinggi dari target sebesar 96 persen. Persentase, Angka Melek Huruf tersebut dihitung dari jumlah penduduk melek huruf usia 15 tahun ke atas dibagi dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Pada tahun 2016 penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek huruf sebanyak 199.098 atau 99,70 persen dari 199.764 penduduk usia 15 tahun ke atas atau dengan kata lain masih ada 595 penduduk usia 15 ke atas yang tuna aksara. Dibanding tahun 2015 yang lalu angka melek huruf baru mencapai 95,88 persen dan untuk
akhir periode RPJMD Tahun
2021 yang ditargetkan sebesar 98 persen, maka capaian kinerja pada tahun 2016 sebesar 99.70 persen telah melewati target pada akhir periode RPJMD Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Berkembangnya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) untuk melaksanakan pendidikan yang tidak terakomodir pada Pendidikan Formal (Drop Out); dan Pembinaan Pemerintah terhadap Pendidikan Non Formal
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-24
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Hambatan/Permasalahan Masih ada penduduk usia sekolah yang tidak terakomodir (drop out) pada jenjang pendidikan formal; Belum maksimalnya fungsi dan peran perpustakaan sebagai media pembelajaran masyarakat Strategi Pemecahan Masalah Lebih meningkatkan peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat; Meningkatkan pembinaan terhadap non formal Meminimalisir jumlah siswa/penduduk usia sekolah yang tidak terakomodir pada jenjang pendidikan formal; Meningkatkan fungsi dan peran Perpustakaan sebagai salah satu media pembelajaran bagi masyarakat Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.14 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya kemampuan Literasi masyarakat
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
422.709.600
409.911.600
96,97
Ratarata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
103,80
Efesien
Program yang mendukung pencapaian sasaran meningkatnya derajat pendidikan masyarakat adalah (1). Program Pendidikan Non Formal dengan kegiatan berupa Pengembangan pendidikan keaksaraan; (2). Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
dengan
kegiatan
berupa
pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk medorong terwujudnya masyarakat pembelajar, pengembangan minat dan budaya baca masyarakat, supervise, pembinaan khusus dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat, publikasi
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dan sosialisasi minat dan budaya baca, pengadaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah, pengembangan potensi dan bakat pidato bagi siswa sekolah, pengembangan minat dan bakat pada bidang pengetahuan umum dan penyusunan strategi peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 422.709.600,- terelisasi sebesar Rp 409.911.600 atau 96,97 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran
yang
mencapai
103,80
persen
lebih
tinggi
dari
persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran).
Sasaran 7 Berkembangnya pelayanan berbasis Teknologi keterbukaan informasi pembangunan (IT) Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
Informasi
(3)
dan
Menjadikan
Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan Publik dan tujuan
3
meningkatnya
kualitas
pelayanan
public
salah
satu
diantaranya melalui sasaran berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-7 dengan indikator kinerja yaitu adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu dengan rata-rata capaian kinerja 100 % dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.15
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-26
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 7 No. 1
Indikator Kinerja
Kondis i Awal 2015
Adanya Inovasi Berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
NA
Tahun 2016 Target
Realisasi
ADA
ADA
Capaian (%) 100 100
Rata-Rata Capaian Sasaran 7
Target Akhir RPJMD 2021 2 (website yang berinteraksi dengan masyarakat dan SMART PTSP)
Adanya Inovasi Berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu Pada tahun 2016 ada 1 (satu) Inovasi yang dikembangkan untuk mempersingkat waktu penerbitan izin yaitu Inovasi berbasis SDM dimana Tim Teknis berkantor di Kantor Pelayanan Terpadu, hal ini didasarkan pada asumsi bahwa salah satu factor yang mendukung keberhasilan penerbitan izin tepat waktu adalah kinerja tim teknis. Pada tahun 2015 Inovasi yang dikembangkan terkait dengan pelayanan perizinan adalah stok opname berbasis aplikasi. dan target pada akhir periode RPJMD adalah 2 inovasi yang berbasis IT dan SDM dalam bentuk Website yang berinteraksi dengan dan SMART PTSP). Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian target kinerja sasaran : Penyederhanaan perizinan dengan memangkas birokrasi; Penyederhanaan persyaratan dan waktu pelayanan perizinan; Tim Teknis berkantor di Kantor PTSP; Memberi layanan dengan sistem antrian secara elektronik; Adanya SOP dan SPP pelayanan perizinan Hambatan/Permasalahan : Masih adanya anggapan di masyarakat bahwa pengurusan izin dianggap, sulit, berbelit - belit, kurang ramah, kurang adanya kejelasan,
kurang
transparansi
persyaratannya,
proses
penyelesaiannya lama, biaya mahal dan tidak ada kepastian serta tidak dipertanggungjawabkan pada publik; BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-27
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Secara teknis maupun secara administratif masih ada beberapa perusahaan, yang belum memenuhi persyaratan. Solusi/ Alternatif penyelesaian masalah : Sosialisasi secara kontinyu terkait proses pengurusan perizinan; Memaksimalkan pelayanan, melalui aplikasi berbasis IT yang telah ada Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.16 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Berkembangnya Pelayanan Berbasis Teknologi Informasi dan keterbukaan informasi pembangunan (IT)
8.030.578.225
7.574.540.159
94,32
Adapun
Program
berkembangnya keterbukaan
yang
mendukung
pelayanan
informasi
berbasis
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100
Efesien
pencapaian teknologi
pembangunan
adalah
sasaran
informasi (1).
7) dan
Program
Peningkatan Kapasitas penyelenggaraan pelayanan public dengan kegiatan berupa penyusunan kebijakan system dan prosedur pelayanan public, fasilitasi dan koordinasi pengelolaan perizinan dan non perizinan, penyusunan dan pengelolaan data informasi pelayanan dan survey indeks kepuasan masyarakat. (2). Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa dengan kegiatan Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi,
pembinaan
dan
pengembangan
sumber
daya
komunikasi dan informasi, pengkajian dan pengembangan system informasi, pembinaan dan pengembangan kelompok informasi masyarakat dan kerjasama pengembangan jaringan komunikasi BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-28
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dan informasi dan penyedia layanan media center; (3). Program Pemberdayaan
Masyarakat
untuk
menjaga
ketertiban
dan
keamanan dengan kegiatan berupa Penyuluhan Kantibmas yang dilaksanakan di 8 Kecamatan (4). Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan kegiatan berupa Dialog dengan tokoh-tokoh masyarakat, anggota organisasi social
dan
masyarakat,
kunjungan
kerja
Pejabat
Negara/Departemen/Non Departemen/Luar Negeri, Kunjungan kerja.Inspeksi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Koord. dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 8.030.578.225,- terealisasi sebesar Rp 7.574.540.159,atau 94,32 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 8 Meningkatnya Kemudahan masyarakat dalam administrasi kependudukan dan catatan sipil Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(3)
pengurusan
Menjadikan
Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan Publik dan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan public salah satu diantaranya melalui
sasaran
meningkatnya
kemudahan
masyarakat
dalam
pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil. Untuk mengukur sasaran strategis ke-8 tersebut dengan 2 indikator kinerja yaitu (1). Persentase kepemilikan Kartu Keluarga (KK); (2). Rasio Bayi ber Akta Kelahiran dengan rata-rata capaian kinerja 109,22 persen, dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.17 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 8
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No. 1 2
Indikator Kinerja Persentase kepemilikan Kartu Keluarga (KK)
Kondisi Awal 2015 (%)
Tahun 2016
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
75,91
83,46
109,95
91,15
93,63
108,49
95
73,25
Rasio Bayi Ber Akta 85,2 86,3 Kelahiran Rata-Rata Capaian Sasaran 8
109,22
Persentase Kepemilikan Kartu Keluarga (KK) Pada tahun 2016 jumlah Kepala Keluarga yang telah memiliki Kartu Keluarga adalah 63.085 atau 83,46 persen dari total jumlah kepala keluarga sebanyak 75.587. Dibanding tahun 2015 yang lalu persentase kepemilikan Kartu Keluarga baru mencapai 73,25 persen, berarti ada peningkatan sekitar 10,21 persen. Sementara bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD sebesar 91,15
persen,
ditingkatkan
hal agar
ini
berarti
target
akhir
kepemilikan
KK
masih
periode
RPJMD
perlu
terpenuhi.
Peningkatan persentase kepemilikan KK di tahun 2016 terjadi karena gencarnya sosialisasi terkait perekaman KTP elektronik secara keliling, disamping itu Dinas Kependudukan & Catatan Sipil melakukan pelayanan dengan model kunjungan disetiap Kecamatan bahkan dari rumah ke rumah, dan sekolah untuk melayani penduduk yang belum melakukan perekaman termasuk penduduk yang memiliki keterbatasan karena sakit keras, cacat tubuh dan lansia. Ratio Bayi ber Akta Kelahiran Pada tahun 2016 ratio bayi yang ber akta kelahiran adalah 93,63 persen dan bila ratio bayi dihitung jumlah bayi berakte kelahiran per 1000 kelahiran maka terdapat 936 bayi diantaranya telah ber akte, lebih tinggi dari target sebesar 86,3 persen dan meningkat dibanding
kondisi tahun 2015 yaitu sebesar
85,2 persen.
Sementara jika dibandingkan dengan target akhir pada tahun 2021
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-30
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
sebesar 95 persen, hal ini berarti ratio bayi ber akte kelahiran masih perlu ditingkatkan. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Komitmen
Pemerintah
daerah
untuk
mendukung
program
pemerintah pusat terkait kewajiban warga negara untuk memiliki dokumen kependudukan Adanya pelayanan keliling dan perangkat pendukung Hambatan/permasalahan: Belum semua penduduk terekam dalam data kependudukan Masih ada orang tua yang belum paham/tidak memperhatikan kepemilikan akte kelahiran; Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Melakukan kunjungan ke kecamatan dan bahkan kunjungan dari
rumah
ke
rumah
dan
sekolah
untuk
melakukan
perekaman; Sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan dan catatan sipil Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.18 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Kemudahan masyarakat dalam Pengurusan administrasi kependudukan dan Catatan Sipil
949.009.000
945.062.900
99.58
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
109,22
Efesien
III-31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Adapun
Program
meningkatnya
yang
mendukung
kemudahan
pencapaian
masyarakat
dalam
sasaran
pengurusan
administrasi kependudukan dan catatan sipil adalah (1). Program Penataan Administrasi Kependudukan dengan kegiatan berupa pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan, peningkatan pelayanan public dalam bidang kependudukan, pengembangan data base kependudukan, monitoring, evaluasi dan pelaporan,
peningkatan
pelayanan
public
dalam
bidang
kependudukan pada pelayanan E-KTP dan sosialisasi berbagai kebijakan peraturan perundang-undangan. dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp
949.009.000,- terealisasi sebesar Rp 945.062.000,- atau 99,58 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 109,22persen lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
Penanganan
bencana
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 9 Meningkatnya Jangkauan dan Kebakaran dan Bencana Lainnya Untuk
mewujudkan
Kualitas
pencapaian
Misi
(3)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan Publik dan tujuan memelihara ketenteraman dan ketertiban umum salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan
bencana
kebakaran
dan
bencana
lainnya.
Untuk
mengukur sasaran strategis ke-9 terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja yaitu (1). Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik dan (2). Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik dengan rata-rata capaian kinerja 100 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
No. 1
2
Tabel 3.19 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 9 Kondis Tahun 2016 i Awal Indikator Kinerja Realisasi 2015 Target (%) (%) (%) Persentase Bencana Kebakaran yang tertangani 100 100 100 dengan baik Persentase Bencana Lainnya 100 100 yang tertangani dengan baik Rata-Rata Capaian Sasaran 9
100
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
100
100
100
100
100
Persentase Bencana Kebakaran yang tertangani dengan baik Sepanjang tahun 2016 jumlah bencana kebakaran di Wilayah Kab.Soppeng adalah 22 kejadian dan secara keseluruhan tertangani dengan baik atau 100 persen. Bencana kebakaran tersebar di 8 Kecamatan dan sejumlah desa/kelurahan. Demikian besar dampak yang diakibatkan oleh bencana kebakaran baik materi maupun jiwa sehingga sampai akhir periode RPJMD Tahun 2021 setiap tahun ditargetkan 100 persen. Persentase Bencana Lainnya yang tertangani dengan baik Selain bencana kebakaran bencana lainnya yang terjadi sepanjang tahun 2016 adalah banjir, angin, tanah longsor dan bencana lainnya dengan jumlah sebanyak 42 kali dan secara keseluruhan bencana tersebut dapat tertangani dengan baik. Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian target kinerja sasaran adalah : Tersedianya pos Damkar, Armada dan Personil Damkar yang cukup ; Koordinasi yang baik antara TRC BPBD, Tagana, dan SAR, untuk penanganan bencana secara cepat dan tepat. Hambatan/Permasalahan : Jarak lokasi kejadian dari Pos Damkar yang jauh Belum tersedianya Pos Damkar di setiap kecamatan Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah: BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-33
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Membuat Pos Damkar disetiap kecamatan Penambahan Armada Damkar dan Personil Damkar Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.20 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya.
480.000.000
477.218.600
99,42
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya adalah (1). Program Tanggap Darurat dan Logistik dengan kegiatan berupa
pemenuhan
kebutuhan dasar korban bencana, penyediaan peralatan dan logistic bencana, penanganan korban bencana dan penanganan darurat logistik total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 480.000.000,- terealisasi sebesar Rp
477.218.600,- atau 99,42 persen, bila dibandingkan dengan ratarata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 10 Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam Masyarakat. Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(3)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan Publik dan tujuan memelihara ketenteraman dan ketertiban umum salah satu BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
diantaranya melalui sasaran berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-10
dengan
1
indikator
kinerja
sasaran
yaitu
persentase
penyelesaian K3, dengan rata-rata capaian kinerja 103,35 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
No. 1
Tabel 3.21 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 10 Kondisi Tahun 2016 Awal Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 2015 (%) (%) (%) (%) Persentase Penyelesaian K3 84 85 87,85 103,35 Rata-Rata Capaian Sasaran 10
Target Akhir RPJMD 2021 (%) 95
103,35
Persentase Penyelesaian K.3 Berdasarkan data Rekapitulasi Laporan gangguan Ketenteraman dan Ketertiban Umum sepanjang tahun 2016 jumlah kejadian terkait
Ketentraman,
Ketertiban
dan
Keamanan
(K3)
adalah
sebanyak 494 kasus dan dapat terselesaikan sebanyak 434 kasus (87,85%). Jenis Gangguan tersebut berupa Kejahatan, Pelanggaran Perda, Bencana Alam, dan Kecelakaan, dan yang
paling banyak
adalah Gangguan Kejahatan seperti penganiayaan, pencurian, penipuan,
pengrusakan,
narkoba,
penggelapan,
curanmor,
penyerobotan tanah, KDRT dan beberapa jenis kejahatan lainnya. Persentase penyelesaian
Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan
(K3) sebesar 87,85 persen tersebut lebih tinggi dari target sebesar 85 persen dengan capaian kinerja 103,35 persen, meningkat dibanding tahun 2015 dengan realisasi sebesar 84 persen. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 yang ditargetkan sebesar 95 persen, maka persentase kasus K3 yang terselesaikan masih perlu ditingkatkan. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Koordinasi yang baik antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Kepolisian, TNI; Permasalahan/Hambatan : Masih tingginya angka gangguan ketentraman, ketertiban dan keamanan Dalam hal penegakan Perda PPNS belum terberdayakan karena minim jumlah penyidik Solusi/Alternatif pemecahan masalah : Pendekatan persuasive, dalam bentuk sosialisasi kepada seluruh lapisan
masyarakat
terkait
dengan
pentingnya
menjaga
ketenteraman dan ketertiban; Meningkatkan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan pihak kepolisian dan TNI dalam hal penanganan gangguan. Jumlah penyidik
PNS ditambah dan diberdayakan secara
maksimal untuk penanganan pelanggaran Perda. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.22 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
1
Berkurangnya gangguan Ketenteraman dan Ketertiban dalam Masyarakat.
2.126.750.000
2.125.876.050
99,96
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
103,35
Efesien
pencapaian
sasaran
Berkurangnya gangguan Ketenteraman dan Ketertiban dalam Masyarakat adalah (1). Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dengan kegiatan berupa penyiapan tenaga
kerja
pengendali
dan
kenyamanan
lingkungan,
pengendalian keamanan lingkungan, monitoring, evaluasi dan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
pelaporan dan penegakan dan pengawasan peraturan daerah ; (2). Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal dengan kegiatan berupa peningkatan kerjasama dengan Aparat Keamanan dalam Teknik Pencegahan Kejahatan dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 2.126.750.000,- terelisasi sebesar Rp 2.125.876.050 atau 99,96 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 103,35 persen lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 11 Meningkatnya kesadaran Penyalahgunaan Narkoba Untuk
mewujudkan
Masyarakat
pencapaian
terhadap
Misi
(3)
bahaya
Menjadikan
Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayanan Publik dan tujuan memelihara ketenteraman dan ketertiban umum salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk mengukur sasaran strategis ke-11 dengan 1 indikator kinerja yaitu persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 99,97 persen dan predikat sangat tinggi . Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
No. 1
Tabel 3.23 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 11 Kondisi Tahun 2016 Awal Indikator Kinerja Realisasi 2015 Target (%) (%) (%) Persentase Masyarakat yang tidak menyalahgunakan 100 100 99,97 Narkoba Rata-Rata Capaian Sasaran 11
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
99,97
100 %
99,97
III-37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Persentase Masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba Pada tahun 2016 realisasi persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba sebesar 99,97 persen yang artinya target kinerja tidak terpenuhi dikarenakan masih adanya masyarakat yang tersandung masalah penyalahgunaan narkoba sebanyak 64 orang. Untuk
meningkatkan
penyalahgunaan
kesadaran
narkoba
telah
masyarakat terlaksana
akan
sebanyak
bahaya 8
kali
sosialisasi/penyuluhan yang berpusat dibeberapa titik.
Foto : Deklarasi Soppeng Tolak Narkoba Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Komitmen pemerintah daerah bersama elemen masyarakat melawan narkoba, salah satunya melalui Deklarasi Soppeng Tolak Narkoba Dukungan kepada penegak hukum untuk memberi hukuman yang seberat-beratnya kepada pengedar ataupun bandar narkoba Hambatan/Permasalahan : Peredaran narkoba tidak hanya diperkotaan, tetapi telah masuk ke wilayah perdesaan;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-38
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Solusi/alternative pemecahan masalah : Menambah intensitas pelaksanaan penyuluhan bahaya dampak penyalahgunaan narkoba Memberi
Himbauan
kepada
Masyarakat
untuk
menjaga
lingkungan mulai dari keluarga, tempat tinggal, sekolah, tempat bekerja agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba, Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.24 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
N o.
1
Sasaran
Meningkatnya Kesadaran Masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
1.443.860.650
1.329.416.378
92,07
Program
meningkatnya
yang
kesadaran
mendukung masyarakat
Ratarata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
99,97
Efesien
pencapaian
sasaran
terhadap
bahaya
penyalahgunaan narkoba (1). Program Fasilitasi dan koordinasi di Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dengan kegiatan salah satunya berupa Fasilitasi Penanganan Narkoba melalui Sistem Pencegahan penyalahgunaan dan pemberantasan Narkoba (P4GN) dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 1.443.860.650,- terealisasi sebesar Rp
1.329.416.378,- atau 92,07 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 99,97 persen lebih
tinggi
menunjukkan
dari
persentase
adanya
efesiensi
serapan
anggaran
penggunaan
hal
sumber
ini daya
(anggaran).
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-39
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Sasaran 12 Meningkatnya Jumlah Kunjungan Wisatawan Untuk
mewujudkan
Kepariwisataan
dan
pencapaian
Sistem
Misi
Transportasi
Menata
(4)
yang
Mulus
dan
Nyaman dan tujuan meningkatkan daya tarik pariwisata, daya tarik keunikan
daerah
salah
satu
diantaranya
melalui
sasaran
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Untuk mengukur sasaran ke-12 dengan 1 indikator yaitu persentase peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dengan rata-rata capaian kinerja 370,73 persen dengan predikat sangat tinggi . Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut :
No. 1
Tabel 3.25 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 12 Kondisi Tahun 2016 Awal Indikator Kinerja Realisasi 2015 Target (%) (%) (%) Persentase Peningkatan Jumlah Kunjungan -30,86 4,10 15,20 Wisatawan
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
370,73
6,01
370,73
Rata-Rata Capaian Sasaran 12
Persentase Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Pada tahun 2016, persentase peningkatan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan adalah 15,20 persen dihitung dari jumlah peningkatan kunjungan wisatawan pada tahun 2016 dibanding tahun 2015. Pada tahun 2016 jumlah wisatawan yang berkunjung di Kab.Soppeng adalah 218.387 orang meningkat 33.207 atau 15,20 persen dibanding tahun 2015 sebanyak 185.180 orang. Persentase pertumbuhan
kunjungan
wisata
tersebut
sangat
meningkat
dibanding kondisi tahun 2015 dengan tingkat pertumbuhan -30,86 persen. Sementara bila dibanding target akhir periode RPJMD tahun 2021 sebesar 6,01 persen, maka peningkatan sebesar 15,20 di tahun 2016 telah melebihi target. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-40
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Foto Penandatangan MOU antara Pemerintah Kab.Soppeng dengan PATA
Faktor pendukung keberhasilan pencapaian target kinerja sasaran adalah Komitemen pemerintah daerah membangun potensi pariwisata di Kab.Soppeng. Meningkatnya animo wisatawan local maupun luar daerah untuk berkunjung ke Kab.Soppeng seiring gencarnya promosi dengan tagline “ayo ke soppeng” Penataan Taman Kota dan Villa Yuliana; Permasalahan/Hambatan : Masih banyak objek wisata unggulan yang belum maksimal pengelolaannya (perbaikan sarana prasarana pendukung); Promosi masih skala lokal Solusi/alternative pemecahan masalah : Perbaikan sarana prasarana pendukung kepariwisataan Memanfaatkan adanya kerjasama pemerintah daerah dengan PATA Indonesia dalam bidang promosi ke dunia internasional. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-41
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.26 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran No.
1
Sasaran
Meningkatnya Jumlah Kunjungan Wisatawan
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
738.666.000
728.177.100
98,58
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
370,73
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan adalah (1). Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan berupa pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar daerah,
pelatihan
pemandu
wisata
terpadu;
(2).
Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan berupa pengembangan objek pariwisata dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program
pengembangan
destinasi
pemasaran
pariwisata dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 738.666.000,- terealisasi sebesar Rp
728.177.100 atau 98,58 persen, bila dibandingkan dengan ratarata capaian kinerja sasaran yang mencapai 370,73 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 13 Meningkatnya Apresiasi Kebudayaan dan Ketahanan Daerah dalam Menghadapi Dinamika Kebudayaan Global Untuk Kepariwisataan
mewujudkan dan
Sistem
pencapaian Transportasi
Misi
(4)
yang
Budaya Menata
Mulus
dan
Nyaman dan tujuan meningkatnya daya tarik pariwisata dan daya tarik keunikan daerah salah satu diantaranya
melalui sasaran
meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan local. Untuk mengukur sasaran strategis ke-13 dengan 1 indikator kinerja yaitu jumlah situs budaya kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-42
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dengan rata-rata capaian kinerja 96,67 persen dengan predikat sangat tinggi, Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.27 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 13 No. 1
Indikator Kinerja
Kondisi Awal 2015
Jumlah Situs Cagar Budaya Kabupaten yang terdaftar 30 sebagai situs cagar budaya nasional Rata-Rata Capaian Sasaran 13
Tahun 2016 Target (buah)
Realisasi (buah)
30
29
Capaian (%)
96,67
Target Akhir RPJMD 2021 (buah) 34
96,67
Jumlah Situs Cagar Budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional Pada tahun 2016 jumlah situs cagar budaya yang terdaftar dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya ada sebanyak 29 situs dari 42 situs yang ada, kondisi ini sama dengan tahun 2015 (koreksi data penentuan kondisi awal dalam RPJMD sebanyak 30 situs). Hal ini berarti masih ada 13 situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Soppeng belum terdaftar. Sementara bila dibanding target pada akhir periode RPJMD sebanyak 34 situs yang terdaftar, sehingga dengan demikian diupayakan pada tahun 2021 dari 13 situs yang belum terdaftar 5 diantaranya dapat terdaftar pada system registrasi nasional cagar budaya sebagai situs cagar budaya nasional. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Target didasarkan pada kondisi awal tahun 2015 sebanyak 30 situs terdaftar, sementara data ada yang pada tahun 2015 jumlah situs yang terdaftar sebanyak 29 buah ; Untuk menentukan sebuah situs menjadi situs cagar budaya nasional bukan kewenangan daerah melainkan kewenangan pemerintah pusat BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-43
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Permasalahan/hambatan : Masih ada situs cagar budaya yang belum teregistrasi dalam system registrasi cagar budaya nasional; Solusi/alternative pemecahan masalah : Terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, agar situs cagar budaya daerah yang ada dapat diverifikasi agar dapat terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.28 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran No. 1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global
742.422.000
719.127.000
96,86
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
96,67
Tidak Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global adalah (1). Program Pengembangan Nilai Budaya dengan kegiatan berupa Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah; (2). Program
Pengelolaan
Kekayaan
Budaya
dengan
kegiatan
Pengelolaan dan Pengembangan Pelestarian Peninggalan Sejarah Purbakala, Museum dan peninggalan bawah air; dan (3). Program Pengelolaan
Keragaman
pengembangan
Budaya
kesenian
dan
dengan
kegiatan
kebudayaan
berupa daerah,
penyelenggaraan dialog kebudayaan dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 742.422.000,terealisasi sebesar Rp 719.127.000 atau 96,86 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 96,67 persen lebih rendah dari persentase serapan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-44
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 14 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil Untuk
mewujudkan
Kepariwisataan
dan
pencapaian
Sistem
Misi
Transportasi
(4)
yang
Menata
Mulus
dan
Nyaman dan tujuan meningkatnya kapasitas infrastruktur wilayah salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil. Untuk mengukur sasaran strategis ke-14 dengan 1 indikator yaitu porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km) dengan rata-rata capaian kinerja 97,19 persen dengan predikat kinerja sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.29 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 14 No. 1
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Indikator Kinerja Porsi panjang jalan Kabupaten Kualitas Baik (Km)
451,16 km (49,32%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
510,7 Km (55,8%)
496,072 km (54,23%)
97,19
Rata-Rata Capaian Sasaran 14
Target Akhir RPJMD 2021 749,58 Km (81,24%)
97,19
Porsi Panjang Jalan Kabupaten Kualitas Baik (Km) Jalan
merupakan
infrastruktur
yang
penting
untuk
menghubungkan satu daerah ke daerah lain atau satu pusat perekonomian
ke
pusat
perekonomian
lainnya.
Ketersediaan
infrastruktur jalan yang baik akan melancarkan penyaluran barang serta mobilitas manusia atau tenaga kerja, hubungan antara desa dan kota juga dibantu oleh ketersediaan infrastruktur jalan. Porsi Panjang Jalan Kabupaten Kualitas Baik pada tahun 2016 adalah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
496,079
km
(54,23%)
sepanjang 914,831 Km.
dari
total
panjang
jalan
keseluruhan
Jalan berkondisi baik/mantap meliputi
jalan kondisi baik 390,846 Km (42,72%) dan jalan kondisi sedang 105,226 Km (11,50%). Panjang jalan dalam kondisi baik pada tahun 2016 lebih tinggi dari kondisi tahun 2015
sebanyak 451,16 Km
(49,32%). Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebanyak 749,58 Km (81,24%), hal ini berarti kondisi pada tahun 2016 masih jauh dari target Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Dana yang diperuntukkan dalam menunjang pencapaian kinerja memadai Faktor SDM yang ada dapat diberdayakan dengan baik Peran serta stakeholder untuk diajak kerjasama dan saling menunjang, Saran untuk peningkatan kinerja : Penambahan anggaran ditingkatkan Sebaiknya dukungan tidak hanya dari pemerintah tapi juga kalangan lainnya ikut menentukan kegiatan di daerah ini Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.30 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
232.718.319.366
194.821.820.754
83,72
97,19
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Ket. (% serapan <% capaian kinerja = efesien)
Efesien
III-46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Adapun
Program
yang
mendukung
pencapaian
sasaran
meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil adalah (1). Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan kegiatan berupa Pembangunan Jalan, Pembangunan Jalan (peningkatan
jalan)
Pembangunan
Jembatan,
(2).
Program
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan berupa Rehabilitasi /Pemeliharaan Jalan (pemeliharaan rutin), Rehabilitasi/pemeliharaan
jembatan,
rehabilitasi/pemeliharaan
jalan (DAK) dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 232.718.319.366,- terealisasi sebesar Rp 194.821.820.754,- atau 83,72 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 97,19 persen lebih
tinggi
menunjukkan
dari
persentase
adanya
efesiensi
serapan
anggaran
penggunaan
hal
sumber
ini daya
(anggaran).
Sasaran 15 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan Jasa Untuk Kepariwisataan
mewujudkan dan
Sistem
pencapaian Transportasi
Misi yang
(4)
Menata
Mulus
dan
Nyaman dan tujuan meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa. Untuk mengukur sasaran strategi ke-15 dengan 1 indikator yaitu Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan dengan rata-rata capaian kinerja 75 persen dengan predikat kinerja sedang. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-47
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.31 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 15 No.
Indikator Kinerja
1
Tahun 2016
Kondisi Awal 2105
Target
Realisasi
Capaian (%)
0,04
0,04
0,03
75
Rasio Jumlah Kendaraan dengan Panjang Jalan
Rata-Rata Capaian Sasaran 15
Target Akhir RPJMD 2021 0,05
75
Ratio Jumlah Kendaraan dengan Panjang Jalan Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (15) meningkatnya kapasitas
dan
kualitas
infrastruktur
perhubungan
dalam
mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa dengan indikator ratio jumlah kendaraan dengan panjang jalan menunjukkan bahwa pada tahun 2016 ratio jumlah kendaraan dengan panjang jalan adalah 1:35 atau dengan persentase 0,03 dihitung dari panjang jalan 1.035,969 km dibanding jumlah kendaraan sebanyak 36.210, persentase ratio
tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2015
sebesar 0.04 persen. ratio 1:35 berarti bahwa setiap 1 km panjang jalan dapat diakses kendaraan baik kendaraan roda 4 maupun roda 2 sebanyak 35 kendaraan. Kondisi ini berbeda pada tahun 2015 dimana ketersediaan sarana jalan terhadap kendaraan mencapai 1: 28. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja adalah: Penambahan panjang jalan khususnya Jalan Provinsi bukan kewenangan daerah; Besarnya
Anggaran
yang
dibutuhkan
untuk
penambahan
panjang jalan ;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Hambatan/Permasalahan: Penambahan panjang jalan setiap tahun tidak signifikan Pertumbuhan jumlah kendaraan cukup besar Solusi/Alternatif pemecahan masalah Pembatasan umur kendaraan yang bisa dioperasikan; Sosialisasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan moda angkutan umum Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.32 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Perhubungan dan mendukung mobilitas manusia, barang dan Jasa
Adapun
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
75
Tidak Efesien
pencapaian
sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
189.896.500
183.090.000
96,41
yang
mendukung
Program
meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa adalah (1). Program (1). Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
dengan
kegiatan berupa penyuluhan bagi para sopir/juru mudi untuk meningkatkan keselamatan penumpang, peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan, kegiatan uji kelayakan sarana transportasi guna keselamatan penumpang dan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir kendaraan angkutan umum teladan; (2). Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ dengan kegiatan berupa rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan dan rehabilitasi/pemeliharaan rambu-rambu BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-49
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 189.896.500,- terealisasi sebesar Rp 183.090.000 atau 96,41 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 75 persen lebih rendah dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
tidak
efesiensinya
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 16 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Perumahan dan Pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan Sehat. Untuk Kepariwisataan
mewujudkan dan
Sistem
pencapaian
Misi
Transportasi
(4)
yang
Menata
Mulus
dan
Nyaman dan tujuan meningkatkan kapasitas infrastruktur wilayah salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-16 yang terdiri dari 2 indikator yaitu (1). Persentase pemukiman kumuh dan (2). Persentase rumah mengakses air bersih dengan rata-rata capaian kinerja 97,13 persen dengan predikat kinerja sangat tinggi. Berikut hasil pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.33 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 16 No. 1 2
Indikator Kinerja Persentase Pemukiman Kumuh
Kondisi Awal 2015 0,0000 63
Tahun 2016
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
0,014
0,00063
95.51
0,09
95,79
98,75
100
Persentase rumah 94,71 97 Mengakses Air Bersih Rata-Rata Capaian Sasaran 16
97,13
Persentase Permukinan Kumuh
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-50
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Hasil
pengukuran
kinerja
terhadap
indikator
persentase
permukiman kumuh menunjukkan bahwa pada tahun 2016 adalah sebesar 0,00063 persen. realisasi tersebut jauh dibawah target, tetapi persentase capaian sangat tinggi karena semakin rendah persentase permukiman kumuh maka akan semakin baik. Dan juga lebih rendah dari target akhir periode RPJMD Tahun 2021 yang ditargetkan 0,09 persen. Persentase Rumah Mengakses Air Bersih Pada tahun 2016 jumlah rumah yang mengakses air bersih adalah 60.135
rumah/KK
atau
95,79
persen
dari
jumlah
rumah
keseluruhan sebanyak 62.776 rumah/KK, jumlah rumah/KK yang belum mengakses air bersih adalah 2.641/KK atau sekitar 4,21 persen.
Dibanding tahun 2015 sebesar 94,71 persen, maka
persentase rumah yang mengakses air bersih pada tahun 2016 meningkat sedikit yaitu + 1 persen. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Dukungan pendanaan pemerintah pusat; Kinerja Badan Pengelola Air Bersih; Permasalahan/Hambatan : Operasional/ pemeliharaan belum dilakukan secara berkala; Kemampuan pendanaan daerah yang belum cukup memadai dalam pembangunan & pengembangan jaringan air bersih Solusi/Alternatif pemecahan Masalah : Pengusulan program kepada Kementerian terkait; Pelatihan dan studi Badan Pengelola Air Bersih Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-51
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.34 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Infrastruktur Perumahan dan Pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
542.245.100
367.124.600
67,70
97,13
Program
yang
mendukung
pencapaian
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
Efesien
sasaran
meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat adalah (1). Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan limbah dengan kegiatan berupa penyediaan
prasarana
dan
sarana
air
limbah,
percepatan
pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp
542.245.100,- terealisasi sebesar Rp 367.124.600,- atau 67,70 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 97,13 persen lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 17 Meningkatnya Kepatuhan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan Budidaya Untuk Kepariwisataan
mewujudkan dan
Sistem
pencapaian Transportasi
Misi yang
(4)
Menata
Mulus
dan
Nyaman dan tujuan meningkatkan kapasitas infstruktur daerah salah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara
kawasan
perlindungan
dan
kawasan
budidaya.
Untuk
mengukur sasaran strategis ke-17 yang terdiri dari 1 indikator kinerja sasaran yaitu kepatuhan terhadap RTRW dengan rata-rata capaian kinerja 282,06 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut pada tabel berikut :
Tabel 3.35 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 17 No. 1
Indikator Kinerja Kepatuhan terhadap RTRW
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
33,33%
35%
98,72%
282,06
40%
Rata-Rata Capaian Sasaran 17
282,06
Kepatuhan terhadap RTRW Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (17) meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya
dengan
menunjukkan
bahwa
indikator pada
kepatuhan tahun
2016
terhadap
RTRW
persentase
tingkat
kepatuhan terhadap RTRW mencapai 98,72 persen. Adapun jenis pelanggaran terhadap RTRW adalah pendirian bangunan dan penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukkan.
Persentase
tingkat kepatuhan terhadap RTRW tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang mencapai 33,33 persen. dan juga lebih tinggi dari target akhir periode RPJMD Tahun 2021. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Adanya Peraturan Daerah tentang RTRW;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-53
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mendapatkan izin terkait penggunaan lahan dan pendirian bangunan; Permasalahan/Hambatan : Masih ada masyarakat yang tidak patuh terhadap RTRW; Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Koordinasi dengan Sat.Pol PP untuk penegakan Perda; Sosialisasi kepada masyarakat terkait Perda RTRW
Tabel 3.36 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Kepatuhan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya
231.880.000
215.033.000
92,73
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
282,06
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kepatuhan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dalam
menjaga
keseimbangan
perlindungan
dan
kawasan
pengendalian
pemanfaatan
fungsi
budidaya ruang
antara
adalah
dengan
(1).
kegiatan
kawasan Program berupa
pengawasan pemanfaatan ruang dan penyusunan Peraturan Bupati tentang Reklame dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 231.880.000,- terealisasi
sebesar Rp 215.033.000,- atau 92,73 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 282,06 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan
sumber
daya
(anggaran). Sasaran 18 Meningkatnya Kinerja ASN sesuai Kompetensi dalam Tugas dan Fungsinya pada Struktur Organisasi Untuk mewujudkan pencapaian Misi (5) Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih Bebas Korupsi dan tujuan meningkatkan professional
kapasitas ASN
kelembagaan
salah
satu
birokrasi
dan
diantaranya
kompetensi
melalui
sasaran
meningkatnya meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi. Untuk mengukur sasaran strategis ke-18 yang terdiri dari 2 indikator kinerja sasaran yaitu (1). Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan Kompetensinya dan (2). Persentase PNS yang mengikuti diklat teknis tugas dan fungsi
dengan rata-rata capaian kinerja 78,37 dengan predikat kinerja tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut pada tabel berikut : Tabel 3.37 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 18 No. 1
2
Indikator Kinerja Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan Kompetensinya
Kondisi Awal 2015 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
99,23
99,36
99,23
99,87
100
9,34
56,88
23,67
Tahun 2016
Persentase PNS yang mengikuti Diklat Teknik 14,99 16,42 Tugas dan Fungsi Rata-Rata Capaian Sasaran 18
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
78,37
Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (18) meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur
organisasi
dengan
indikator
persentase
PNS
yang
ditempatkan sesuai dengan kompetensinya adalah sebesar 99,23 BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-55
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
persen dihitung dari jumlah pejabat yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya dibagi jumlah jabatan yang tersedia yaitu 770 dibagi 776, sedikit lebih rendah dari yang ditargetkan sebesar 99,36 persen. dan juga lebih rendah dari
target akhir periode
RPJMD tahun 2021 sebesar 100 persen. Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi Pada tahun 2016 jumlah PNS yang mengikuti diklat teknis tugas dan dan fungsi sebanyak 508 PNS dari total jumlah PNS sebanyak 5.437 atau 9,34 persen sangat rendah dibanding target sebesar 16,42 persen dan lebih rendah dibanding realisasi tahun 2015 dengan target 14,99 persen dan juga lebih rendah jika dibanding target akhir periode RPJMD Tahun 2021 yang ditargetkan 23,67 persen. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Komitmen
Pemerintah
Daerah
dalam
hal
peningkatan
kompetensi PNS berupa beasiswa, pemberian izin belajar bagi PNS yang akan melanjutkan pendidikan dan kerjasama dengan pihak ketiga; Potensi SDM ( PNS dengan latar belakang disiplin ilmu yang beragam) ; Hambatan/permasalahan : Masih kurangnya PNS yang memiliki keahlian tertentu/teknis untuk memenuhi kebutuhan SKPD teknis Masih banyaknya PNS yang tidak memenuhi kompetensi dengan disiplin ilmu yang sesuai dengan ijazah yang dimiliki. Solusi/alternatif penyelesaian masalah Mendorong Pimpinan SKPD untuk mengikutsertakan PNS di SKPD masing-masing dalam kegiatan Bimtek yang sesuai kebutuhan teknis SKPD; Memperketat
syarat
untuk
PNS
yang
akan
melanjutkan
pendidikan harus yang sesuai dengan bidang tugasnya; BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-56
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Meningkatkan
alokasi
anggaran
khususnya
kepada
SKPD
penanggungjawab terhadap pengembangan SDM Aparatur. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.38 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Kinerja ASN sesuai Kompetensi dalam Tugas dan Fungsinya pada Struktur Organisasi
1.292.074.754
1.073.687.403
83,10
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
78,37
Tidak Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kinerja ASN sesuai kompotensi dalam tugas dan fungsinya
pada
struktur
organisasi
adalah
(1).
Program
pembinaan dan pengembangan Aparatur Sipil Negara dengan kegiatan berupa Pengelolaan Tugas Belajar dan Izin Belajar, pemberian penghargaan bagi pegawai berprestasi, pengelolaan kinerja dan disiplin aparatur sipil Negara (2). Program Penguatan Kelembagaan
Daerah
dengan
kegiatan
berupa
penyusunan
rencana kerja kelembagaan daerah, penyusunan road map program reformasi birokrasi dan pelaksanaan survey kepuasan masyarakat dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 1.292.074.754,- terealisasi sebesar Rp
1.073.687.403 atau 83,10 persen, bila dibandingkan dengan ratarata capaian kinerja sasaran yang mencapai 77,82 persen lebih rendah dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan tidak efesiennya penggunaan sumber daya (anggaran).
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Sasaran 19 Meningkatnya Penerapan Prinsip Akuntabilitas, Partisipasi, Efektivitas, dan Efisiensi dalam Penganggaran dan Pertanggungjawaban Kinerja.
Transparansi, Perencanaan,
Untuk mewujudkan pencapaian Misi (5) Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih Bebas Korupsi dan tujuan meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas dan efesiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungjawaban kinerja salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efesiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungjawaban kinerja. Untuk mengukur sasaran ke-19 yang terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja yaitu (1). Opini laporan keuangan; (2). Tingkat Akuntabilitas Kinerja; (3). Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD; (4). Ratio Temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan rata-rata capaian kinerja tidak dapat diukur. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut pada tabel berikut :
Tabel 3.39 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 19 No. 1 2 3 4
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Target
Realisasi
Capaia n (%)
WTP
WTP
-
-
WTP
Tingkat Akuntabilitas Kinerja C C Penjabaran Program RPJMD 88,57 100 kedalam RKPD Rasio Temuan BPK yang 36,36 40 ditindaklanjuti Rata-Rata Capaian Sasaran 19
C
100
CC
53,69
53,69
100
74,28
185,7
65
Indikator Kinerja Opini Laporan Keuangan
Target Akhir RPJMD 2021
Opini Laporan Keuangan Pengukuran Indikator kinerja Opini Laporan Keuangan Tahun 2016 belum dapat dilakukan karena Laporan Keuangan Pemerintah Kab.Soppeng Tahun Anggaran 2016 masih dalam proses Audit BPK, BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-58
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Untuk tahun 2015 Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Soppeng mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion yang artinya laporan keuangan (LK) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran (LRA), laporan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penjelasan laporan keuangan juga telah disajikan secara memadai, informative dan tidak menimbulkan penafsiran yang menyesatkan. Wajar karena laporan keuangan bebas dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkap informasinya, wajar tidak
hanya
terbatas
pada
jumlah-jumlah
dan
ketetapan
pengklasifikasian aktiva dan kewajiban, namun yang terpenting meliputi pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan. Tingkat Akuntabilitas Kinerja Selanjutnya untuk Indikator
Tingkat
Akuntabilitas
Kinerja,
berdasarkan laporan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah tahun 2016 terhadap implementasi system akuntabilitas kinerja pemerintah Kab.Soppeng mendapatkan nilai 39,40 atau dengan predikat penilaian “C”. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektivitas dan efesiensi penggunaan anggaran masih sangat rendah
jika
dihubungkan
dengan
capaian
kinerja.
Hal
ini
disebabkan karena pembangunan budaya kerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Pemerintah Kab.Soppeng masih belum berjalan dan memerlukan perbaikan yang lebih mendasar. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Untuk Indikator Kinerja penjabaran program RPJMD kedalam RKPD menunjukkan bahwa pada tahun 2016 jumlah program RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD adalah sebanyak 80 program dari 149 program yang ada dalam RPJMD atau hanya 53,69 persen, lebih rendah dari target yang ditetapkan pada tahun 2016 dan target akhir periode RPJMD sebesar 100 persen. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-59
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Ratio Temuan BPK yang Ditibdaklanjuti Dan untuk Indikator Kinerja Ratio temuan BPK yang ditindaklanjuti menunjukkan bahwa pada tahun 2016 dari 189 temuan dengan jumlah rekomendasi sebanyak 486, telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi sebanyak 361 atau 74,28 persen lebih tinggi dari target sebesar 40 persen, dan target akhir RPJMD sebesar 65 persen. Masih
tersisa
sekitar
25
persen
rekomendasi
yang
belum
terselesaikan dengan rincian 117 rekomendasi ditindalanjuti tapi belum sesuai rekomendasi, 6 rekomendasi belum tindaklanjuti dan 2 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Semakin membaiknya Pengelolaan Keuangan Daerah; Tingginya Komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, sehingga segala bentuk temuan pemeriksaan cepat ditindaklanjuti; Hambatan/Permasalahan : Untuk capaian kinerja persentase penjabaran RPJMD ke dalam RKPD yang tidak mencapai target, disebabkan karena : Aplikasi Sistem Penganggaran belum bisa menyesuaikan dengan RPJMD sehingga masih mengikuti program pada anggaran pokok Belum terbangunnya system pengumpulan, pengolahan data kinerja yang memadai Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Meningkatkan kualitas penyelenggaraan SAKIP Terbangunnya system pengelolaan data kinerja. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-60
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.40 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Penerapan Prinsip Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi, Efektivitas, dan Efisiensi dalam Perencanaan, Penganggaran dan Pertanggungan Kinerja.
7.243.619.173
6.720.041.550
92,77
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
-
-
pencapaian
sasaran
meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi,
efektivitas,
dan
efesiensi
dalam
perencanaan,
penganggaran dan pertanggungjawaban kinerja
adalah (1).
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan berupa penyusunan standar satuan harga, penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD, penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran APBD, penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD, penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran perubahan APBD, penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, penyusunan rancangan
peraturan
KDH
tentang
penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, peningkatan manajemen asset/barang berharga, singkronisasi dan rekonsiliasi pengelolaan dana transfer dengan instansi terkait, penyediaan barang cetakan benda/barang berharga, peningkatan manajemn tuntutan ganti kerugian daerah, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah, intensifikasi dan ekstensifikasi retribusi daerah, pengamanan aset-aset
pemerintah
BAB III Akuntabilitas Kinerja
daerah,
peningkatan
pengelolaan III-61
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
administrasi keuangan, sosialisasi APBD pokok dan perubahan, penyusunan standar biaya umum, monitoring dan evaluasi pengelolaan
keuangan
daerah,
monitoring
dan
evaluasi
pengelolaan aset daerah, pembentukan dan pemutakhiran basis data objek pajak, penghapusan dan penjualan barang milik daerah; (2). Program Perencanaan Pembangunan Daerah dengan kegiatan berupa penyusunan rancangan RPJMD, penyusunan rancangan RKPD, penyelenggaraan musrenbang RKPD, koordinasi penyusunan
laporan
kinerja
pemerintah
daerah,
koordinasi
penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ), monitoring, evaluasi pengendalian dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah, penyusunan KUA dan PPAS, asistensi penyusunan RAPBD, penyusunan naskah akademik rancangan
RPJMD,
sosialisasi
regulasi
perencanaan
pembangunan, koordinasi penyusunan renstra SKPD, koordinasi penyusunan Indikator Kinerja Utama, Up Dating Rencana Aksi Daerah (RAD), Fasilitasi penyusunan RPJM Desa, Evaluasi mandiri kepala daerah berbasis Key Performance Indikator (KPI), fasilitasi
penyesuaian
Peningkatan
Sistem
Pelaksanaan
KDH
pengawasan
internal
pengaduan
di
dokumen Pengawasan
dengan
(3).
Internal
dan
Pengendalian
berupa
pelaksanaan
kegiatan
secara
Lingkungan
perencanaan;
berkala,
Pemerintah
penanganan Daerah,
Program
kasus
tindaklanjut
temuan hasil pengawasan (pemutakhiran data), evaluasi berkala temuan hasil pengawasan, Desk pendamping SKPD, Evaluasi SAKIP, Reviu dokumen perencanaan dan penyerapan anggaran belanja barang dan jasa dan penilaian akuntabilitas kinerja pemerintah, dan asistensi penyusunan RKA SKPD, dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 7.243.619.173,- terealisasi sebesar Rp 6.720.041.550,- atau 92,77 persen, sementara untuk efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran) belum dapat diiukur. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-62
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Sasaran 20 Meningkatnya Kepuasan Masyarakat atas Pelayanan Kecamatan dan Kelurahan serta berkembangnya Kemandirian Desa Untuk mewujudkan pencapaian Misi (5) Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih Bebas Korupsi dan tujuan
meningkatkan
pelayanan
dan
kualitas
penyelenggaraan
pembangunan
pada
level
pemerintahan,
kecamatan
dan
desa/kelurahan salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa. Untuk mengukur sasaran strategis ke-20 terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja yaitu (1). Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Pelayanan Kecamatan Desa/Kelurahan(%) dan (2). Desa Mandiri dengan rata-rata capaian kinerja 126,5 persen dengan predikat kinerja sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
No. 1
2
Tabel 3.41 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 20 Kondisi Tahun 2016 Awal Indikator Kinerja 2015 Realisasi Target (%) (%) (%) Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Pelayanan Kecamatan, Desa/ 60 65 100 Kelurahan (%) Desa Mandiri % 6,12 Rata-Rata Capaian Sasaran 20
6,12
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
153
100
100 126,5
10,20
Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Pelayanan Kecamatan Desa/Kelurahan Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (20) keterbukaan informasi dan komunikasi pelayanan kecamatan Desa/Kelurahan menunjukkan bahwa dari 8 kecamatan ditambah 70 desa/kel. secara keseluruhan telah menerapkan keterbukaan infomasi dan komunikasi pelayanan
pelayanan, ataupun
BAB III Akuntabilitas Kinerja
baik
dalam
komunikasi
bentuk
langsung
papan
dengan
informasi
masyarakat III-63
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
terkait dengan pelayanan
baik
ditingkat kecamatan maupun
Desa/Kelurahan. Desa Mandiri Desa Mandiri, atau bisa disebut sebagai Desa Sembada adalah Desa Maju yang memiliki - 5 - kemampuan melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa dengan ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan. Desa Mandiri merupakan desa dengan nilai IPD lebih dari 75. Berdasarkan data yang dirilis oleh Bappenas pada tahun 2015 Jumlah desa di Kabupaten Soppeng yang masuk kategori mandiri adalah 3 desa dari 49 desa atau 6,12 persen, dan sampai tahun 2016 belum ada perubahan data sehingga dengan demikian jumlah desa yang berstatus desa mandiri tetap sebanyak 3 desa. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.42 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Kepuasan Masyarakat atas Pelayanan Kecamatan dan Kelurahan serta berkembangnya Kemandirian Desa
469.574.600
449.878.975
95,81
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
126,5
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa adalah (1). Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan kegiatan berupa Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang Pengelolaan Keuangan Desa; Monitoring, evaluasi BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dan pelaporan; pembinaan dan fasilitasi dalam Pengelolaan dana ADD; Fasilitasi Pemilihan Kepala Desa dan BPD; Fasilitasi penyusunan
LPPD;
Fasilitasi
Penyusunan
APBD
Desa;
Penyusunan Profil Desa dan Penyusunan Produk-Produk Hukum yang terkait dengan Desa dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar Rp 469.574.600,- terealisasi
sebesar Rp 449.878.975,- atau 95,81 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 126,5 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan
sumber
daya
(anggaran). Sasaran 21 Meningkatnya Keterpenuhan Sarana Prasarana serta Ketenagaan Medic/Non Medic dalam Pelayanan Kesehatan Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(6)
Menjamin
Ketersediaan Sistem Pelayanan Kesehatan Unggul dan Murah dan tujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satu
diantaranya melalui sasaran meningkatnya keterpenuhan sarana dan prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan. Untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ke-21 yang terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja yaitu (1). Cakupan Puskesmas; (2). Cakupan Puskesmas Pembantu; (3). Ratio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah; (4). Ratio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah dengan rata-rata capaian kinerja 51,692 persen. Berikut
hasil pengukuran Capaian
Kinerja sasaran disajikan pada tabel berikut : Tabel 3.43 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 21 No.
Indikator Kinerja
1
Cakupan Puskesmas
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Satuan
Tahun 2016 Target
Realisasi
Capaian (%)
212,5
212,5
100
Target Akhir RPJMD 2021 212,5
III-65
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
2 3 4
Cakupan Puskesmas 62,86 Pembantu Rasio Tenaga Dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan 0,294 wilayah Rasio Tenaga Paramedic terhadap jumlah penduduk 1,5 pada satuan wilayah Rata-Rata Capaian Sasaran 21
62,86
100
62,86
0,011
3.741
0,380
0,043
2,867
2,31
51,692
Cakupan Puskesmas Pada tahun 2016 persentase cakupan puskesmas adalah 212,5 persen, dihitung dari jumlah puskesmas dibagi dengan jumlah kecamatan. Jumlah Puskesmas di Kab.Soppeng sebanyak 17 puskesmas dan tersebar di 8 kecamatan. Kondisi tersebut sama dengan tahun 2015 dan bahkan sampai akhir periode RPJMD Tahun 2021 cakupan puskesmas tetap sama, hal ini berarti tidak ada penambahan puskesmas baru. Namun demikian, pembangunan sarana
dan prasarana puskesmas terus ditingkatkan, untuk
keterpenuhan sarana dan prasarana kesehatan. Cakupan Puskesmas Pembantu Cakupan Puskesmas Pembantu pada tahun 2016 mencapai 62,86 persen dihitung dari jumlah puskesmas pembantu dibagi jumlah desa/kelurahan. Jumlah puskesmas pembantu di Kab.Soppeng adalah 44 buah tersebar di 70 desa/kel. Kondisi tersebut sama dengan tahun 2015 dan bahkan sampai akhir periode RPJMD Tahun 2021 cakupan puskesmas tetap sama, hal ini berarti tidak ada penambahan puskesmas pembantu baru. Namun demikian, sama dengan Puskesmas, pembangunan sarana dan prasarana puskesmas pembantu terus ditingkatkan untuk keterpenuhan sarana dan prasarana kesehatan (Pustu, poskesdes dan sarana prasarana lain yang merupakan jaringan puskesmas). Ratio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada suatu wilayah Pada tahun 2016 ratio dokter terhadap jumlah penduduk di Kab.Soppeng adalah 0,011 jauh lebih rendah dari target sebesar BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-66
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
0,294 atau hanya 4,082 persen. Ratio tersebut dihitung dari jumlah dokter
sebanyak
28
orang
dibagi dengan
jumlah
sebanyak 252.677 orang, dengan perbandingan
penduduk
1:9024 berarti
bahwa 1 orang dokter untuk melayani 9.024 penduduk. Ratio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Pada tahun 2016 ratio paramedic terhadap jumlah penduduk di Kab.Soppeng adalah 0,043 jauh lebih rendah dari target sebesar 1,5 atau hanya 2,867 persen. Ratio tersebut dihitung dari jumlah paramedic sebanyak 108 orang dibagi dengan jumlah penduduk sebanyak 252.677 orang, dengan perbandingan
1:2093 berarti
bahwa 1 orang paramedic untuk melayani 2.093 penduduk. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Pertumbuhan
jumlah
penduduk
tidak
dibarengi
dengan
penambahan tenaga dokter dan paramedic; Permasalahan/Hambatan : Tidak ada penerimaan CPNS termasuk tenaga dokter dan paramedic : Tidak ada penambahan Puskesmas dan Puskesmas pembantu; Solusi/Alternatif penyelesaian masalah : Mengangkat tenaga dokter dan paramedic Honor Daerah sebagai alternative untuk meminimalkan kekurangan tenaga dokter dan paramedic, untuk tahun 2016 telah diangkat honor daerah sebanyak 123 orang terdiri dari 3 orang dokter dan 120 paramedic; Untuk
meningkatkan
ketersediaan
sarana
dan
prasarana
kesehatan, dilakukan melalui pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana kesehatan yang ada. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-67
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.44 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
Ratarata capaian kinerja sasaran (%)
43.684.864.657
34.963.018.763
80,03
51,692
Sasaran
Meningkatnya Keterpenuhan sarana prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan
Adapun
Program
yang
mendukung
pencapaian
Ket. (% serapan <% capaian kinerja = efesien)
Tidak efesien
sasaran
meningkatnya sarana prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan adalah (1). Program Upaya kesehatan masyarakat dengan kegiatan berupa pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (DAU),
peningkatan
kesehatan
masyarakat,
pengadaan,
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (pajak rokok), pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (DBH-CHT), pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (DAK), peningkatan kesehatan ibum anak dan lanjut usia (pajak rokok), pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (PIK), pelayanan kesehatan gratis, pelayanan jaminan kesehatan nasional/JKN
(puskesmas),
pelayanan
jaminan
kesehatan
nasional/JKN (Non kapitasi). Jaminan persalinan (DAK non fisik), dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar
Rp
43.684.864.657,-
terealisasi
sebesar
Rp
34.963.018.763 atau 80,03 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 51,692 persen lebih
rendah
dari
BAB III Akuntabilitas Kinerja
persentase
serapan
anggaran
hal
ini
III-68
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
menunjukkan
adanya
inefesiensi
penggunaan
sumber
daya
(anggaran). Sasaran 22 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
Menjamin
(6)
Ketersediaan Sistem Pelayanan Kesehatan Unggul dan Murah dan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
salah satu
diantaranya melalui sasaran meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit. Untuk mengukur sasaran strateis ke-22 dengan 1 indikator kinerja yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Rumah Sakit. Dengan rata-rata capaian kinerja 101,61 persen. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut pada tabel berikut : Tabel 3.45 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 22 Tahun 2016
Kondisi No.
Indikator Kinerja
Awal 2015
1
Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Rumah Sakit
NA
Target Akhir RPJMD
Target
Realisasi
Capaia
(%)
(%)
n (%)
2021 (%)
80
81,29
101,61
80
Rata-Rata Capaian Sasaran 22
101,61
Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Rumah Sakit Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (22) meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit dengan indikator Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Rumah Sakit menunjukkan bahwa pada tahun 2016 Indeks Kepuasan Masyarakat atas Layanan Rumah Sakit mencapai 81,29 persen, lebih tinggi dari target sebesar 80 persen, dengan capaian kinerja 101,61 persen. Hal ini berarti pelayanan kesehatan RSUD La Temmamala Kabupaten Soppeng telah memenuhi harapan masyarakat. Sementara bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 yang ditargetkan 80 persen berarti telah mencapai target. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-69
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Survey IKM dilaksanakan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala, dengan menggunakan Variabel sebagaimana di atur dalam
surat
keputusan
Menpan
No.Kep/125/M.Pan/2/2004
tentang Pedoman Umum Penyusunan IKM Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Survey dilaksanakan pada Unit Layanan Rawat Jalan dan Unit Layanan Rawat Inap dengan jumlah responden masingmasing 100 orang yang berkunjung pada kedua unit layanan tersebut.
Hasil
Temmamala
analisis
terhadap
menunjukkan
bahwa
survey
IKM
di
secara
umum
RSUD
La
pelaksanaan
pelayanan kesehatan di RSUD La Temmamala Kab.Soppeng Tahun 2016 telah memenuhi harapan masyarakat namum masih ada 5 (lima) indicator yang belum memenuhi harapan pelanggan yaitu (1). Prosedur pelayanan; (2). Kecepatan pelayanan; (3). Kewajaran biaya; (4). Kesesuaian biaya yang diterapkan dan (5). ketepatan jadwal pelayanan sedangkan terdapat 9 (Sembilan) indikator yang sudah sesuai dengan harapan masyarakat antara lain : (1). Persyaratan pelayanan; (2). Kejelasan dan kepastian petugas melayani; (3). Kedisiplinan
petugas
melayani;
(4).
Tanggungjawab
petugas
pelayanan; (5). Kemampuan petugas dalam pelayanan; (6). Keadilan mendapatkan pelayanan; (7). Kesopanan dan keramahan petugas; (8). Kenyamanan lingkungan dan (9). Keamanan lingkungan Faktor yang berpengaruh tergadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Semakin membaiknya kualitas pelayanan yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, merupakan salah satu faktor
yang
mempengaruhi
persepsi
masyarakat
terhadap
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Permasalahan/Hambatan 5 (lima) Indikator yang masih belum memenuhi harapan masyarakat
yaitu
BAB III Akuntabilitas Kinerja
(1).
Prosedur
pelayanan;
(2).
Kecepatan
III-70
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
pelayanan; (3). Kewajaran biaya; (4). Kesesuaian biaya yang diterapkan dan (5). ketepatan jadwal pelayanan. Solusi/Alternatif penyelesaian permasalahan Memperbaiki seluruh indicator yang masih kurang, berdasarkan hasil survey Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.46 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
544.320.000
377.125.695
69,28
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
101,61
Efesien
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Rumah Sakit
Adapun
Program
yang
mendukung
pencapaian
sasaran
meningkatnya Kualitas pelayanan Rumah Sakit adalah (1). Program Standarisasi pelayanan kesehatan
dengan kegiatan
berupa
Kesehatan
Penyusunan
Standar
Penyusunan Standar Kesehatan
Pelayanan
dan
dengan total anggaran yang
dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 544.320.000,terelisasi sebesar Rp 377.125.695 atau 69,28 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 101,61persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 23 Meningkatnya Keterpenuhan Sarana Ibadah, Penyelenggara Kegiatan Ibadah, dan Situasi kondusif bagi kerukunan Umat Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(7)
Mendorong
Peningkatan Kehidupan Beragama serta Partisipasi Pemuda dan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-71
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Perempuan dalam Pembangunan dan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan beragama salah satunya melalui sasaran meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-23 yaitu
:
(1).
Ratio
rumah
dengan 2 (dua) indikator kinerja
ibadah/jumlah
penduduk;
persentase
penyelenggara kegiatan ibadah (imam mesjid & guru mengaji) yang difasilitasi, dengan rata-rata capaian kinerja sasaran 54,13 persen dengan predikat kinerja Rendah . Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.47 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 23 No. 1 2
Indikator Kinerja Rasio Rumah Ibadah/ Jumlah Penduduk
Kondisi Awal 2015 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
2,06
2,06
1,73
83,98
2,06
100
100
100
100
Tahun 2016
Persentase Penyelenggara Kegiatan Ibadah (Imam 100 masjid dan Guru Mengaji) yang difasilitasi Rata-Rata Capaian Sasaran 23
91,99
Ratio Rumah Ibadah/Jumlah Penduduk Pada tahun 2016 jumlah rumah ibadah yang terdata adalah sebanyak 437 bertambah 11 buah dibanding tahun 2015 sebanyak 426 dan bila dibanding dengan jumlah penduduk tahun 2016 sebanyak 252.677 maka ratio rumah ibadah/jumlah penduduk adalah 1,73 persen, yang berarti setiap 1000 penduduk terdapat 12 rumah ibadah. Ratio tersebut lebih rendah dari target tahun 2016 dan target akhir periode RPJMD sebesar 2,06 persen. Persentase Penyelenggara Kegiatan Ibadah (Imam masjid dan Guru Mengaji) yang difasilitasi Pada tahun 2016 jumlah guru mengaji, imam mesjid yang terdata adalah sebanyak 1.421 orang dan jumlah yang difasilitasi dalam bentuk pemberian insentif adalah sebanyak 1.421 orang atau 100 BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-72
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
persen. tersebar di 8 kecamatan dan 70 desa/kelurahan.
Realisasi
100 persen tersebut sesuai target tahun 2016 dan sekaligus target akhir periode RPJMD Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Kepedulian Pemerintah Daerah dan Pihak Legislatif dalam hal dukungan
peningkatan
masyarakat
yang
salah
nilai-nilai satunya
keagamaan
dalam
bentuk
ditengah dukungan
pembangunan rumah ibadah dan pemberian insentif bagi Imam Mesjid dan Guru Mengaji sebagai ujung tombak pembinaan keagamaan ; Permasalahan/Hambatan : Tingginya animo masyarakat dalam merespon bantuan dalam bentuk
insentif,
sehingga
terkadang
diusulkan untuk menerima
insentif
jumlah
orang
yang
sebagai guru mengaji
meningkat Solusi/alternative penyelesaian masalah Agar penerima tepat sasaran, verifikasi dan validasi data guru mengaji yang diusulkan untuk menerima insentif diperketat Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.48 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Keterpenuhan sarana Ibadah, Penyelenggara Kegiatan Ibadah, dan Situasi Kondusif bagi Kerukunan Umat
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
1.153.200.000
1.146.000.000
99,38
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Ratarata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
91,99
Tidak Efesien
III-73
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Adapun
Program
meningkatnya
yang
mendukung
keterpenuhan
sarana
pencapaian
ibadah,
sasaran
penyelenggara
kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan umat adalah
(1).
Kesejahteraan
Program Sosial
Pemberdayaan dengan
Kelembagaan
kegiatan
berupa
dan
Fasilitasi
Pembinaan Guru Mengaji,Imam Mesjid dan Penghulu Syara’ dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016
sebesar
Rp
1.153.200.000,-
terealisasi
sebesar
Rp
1.146.000.000,- atau 99,38 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 91,99 persen lebih
tinggi
dari
menunjukkan
persentase
tidak
efesiensi
serapan
anggaran
penggunaan
hal
sumber
ini daya
(anggaran).
Sasaran 24 Meningkatnya Kegiatan Kepemudaan dan Olah Raga Daerah Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(7)
Mendorong
Peningkatan Kehidupan Beragama serta Partisipasi Pemuda dan Perempuan
dalam
Pembangunan
dan
tujuan
meningkatkan
partisipasi dan prestasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan salah satunya melalui sasaran meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olahraga daerah. Untuk mengukur kinerja sasaran ke-24 dengan indikator kinerja yaitu (1). Persentase organisasi kepemudaan yang aktif dan (2). Persentase cabang olahraga yang aktif, dengan rata-rata capaian kinerja 100 persen dengan predikat sangat tinggi. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-74
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.49 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 24 No. 1 2
Indikator Kinerja
Kondisi Awal 2015
Tahun 2016 Realisasi (%)
Capaia n (%)
100
100
100
100
100
100
100
100
Target (%)
Persentase Organisasi 100 Kepemudaan yang Aktif Persentase Cabang Olah Raga 100 yang Aktif Rata-Rata Capaian Sasaran 24
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
100
Persentase Organisasi Kepemudaan yang Aktif Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (24) meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olahraga daerah dengan indikator (1). Persentase organisasi kepemudaan yang aktif menunjukkan bahwa pada tahun 2016 jumlah organisasi kepemudaan yang aktif adalah sebanyak 26 organisasi dari 26 organisasi kepemudaan yang ada atau 100 persen sama dengan kondisi tahun 2015 dan target akhir periode RPJMD Tahun 2021. dengan capaian kinerja 100 persen. Persentase Cabang Olahraga yang Aktif Selanjutnya untuk Indikator Persentase Cabang Olahraga yang aktif pada tahun 2016 juga mencapai 100 persen sama dengan target. Hal ini berarti bahwa dari 20 organisasi olahraga yang ada semuanya aktif Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Pembinaan kelompok/organisasi pemuda semakin meningkat yang didukung dengan adanya kegiatan kepemudaan; Meningkatkan pelaksanaan kegiatan keolahragaan Hambatan/Permasalahan : Dibidang kepemudaan, masih ada Organisasi Kepemudaan yang aktif dari sisi kepengurusan tetapi belum aktif dalam hal
pendekatan masalah, baik dibidang pembinaan kedalam maupun kontribusi pemuda terhadap pembangungan. BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-75
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Dibidang Olahraga, Sarana dan prasarana untuk semua cabang
olahraga, baik dari segi jumlah maupun kondisinya masih belum memadai Solusi/Alternatif penyelesaian masalah : Mendorong
Organisasi
meningkatkan
Kepemudaan
yang
ada
untuk
pembinaan kedalam maupun kontribusi pemuda
terhadap pembangungan. Memaksimalkan
pelaksanaan
kegiatan
olahraga
dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dan secara bertahap akan dilakukan pembenahan dengan
pembangunan
sarana dan prasarana untuk semua cabang olahraga. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.50 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Kegiatan Kepemudaan dan Olah Raga Daerah
1.704.082.500
1.571.576.200
92,22
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olahraga dan daerah (1). Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan dengan kegiatan berupa pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan, lomba kreasi dan karya tulis ilmiah dikalangan pemuda, peningkatan mutu siswa di bidang seni budaya dan sastra dikalangan pemuda ; (2). Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda dengan kegiatan berupa pelatihan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-76
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
usaha kelompok pemuda kreatif; dan (3). Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga dengan kegiatan berupa pelaksanaan identifikasi bakat dan potensi dalam olahraga, pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah, penyelenggaraan kompetisi olahraga, peningkatan jumlah kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi, peningkatan jumlah kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olahraga dan pembinaan cabang-cabang olahraga dengan total anggaran yang dialokasikan
dalam
APBD
Tahun
2016
sebesar
Rp
1.704.082.500,- terelisasi sebesar Rp 1.571.576.500,- atau 92,22 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 101 persen lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 25 Meningkatnya Pembangunan Untuk
Kapasitas
mewujudkan
Pengarusutamaan
Gender
pencapaian
(7)
Misi
dalam
Mendorong
Peningkatan Kehidupan Beragama serta Partisipasi Pemuda dan Perempuan
dalam
Pembangunan
dan
tujuan
meningkatkan
partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai kegiatan pembangunan salah satunya melalui sasaran meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Untuk mengukur sasaran ke 25 yang terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja yaitu (1). Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan (2).
Persentase
partisipasi
perempuan
di
organisasi
sosial
kemasyarakatan, dengan rata-rata capaian kinerja 124,41 persen dengan predikat kinerja Sangat Tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-77
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.51 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 25 No. 1 2
Kondisi Awal 2015 (%)
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
10,97
98,83
11,30
30
150,0
30
Tahun 2016 Target (%)
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga 11,05 11,10 Pemerintah Persentase Partisipasi Perempuan di Organisasi 20 20 Sosial Kemasyarakatan Rata-Rata Capaian Sasaran 25
124,41
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Hasil
pengukuran
persentase
kinerja
partisipasi
sasaran
25
dengan
perempuan
di
Indikator
lembaga
(1).
pemerintah
menunjukkan bahwa pada tahun 2016 persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah adalah 10,97 persen, atau 3.886 orang pekerja perempuan dari total jumlah pekerja perempuan sebanyak 35.429 orang. Realisasi kinerja tersebut lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 11,10 persen atau 98,29 persen dari target dan juga lebih rendah dibanding tahun 2015 sebesar 11,05 persen. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 yang ditargetkan sebesar 11,30 persen, maka persentase partisipasi perempuan dilembaga pemerintah masih perlu ditingkatkan. Persentase
Partisipasi
Perempuan
di
Organisasi
Sosial
Kemasyarakatan Selanjutnya untuk Indikator (2). Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemasyarakatan pada tahun 2016 mencapai 30,22 persen lebih tinggi dari target
dan realisasi tahun 2015
sebesar 20 persen dan bahkan lebih tinggi dari target akhir periode RPJMD sebesar 30 persen. Hal ini berarti bahwa dari total 35.429 jumlah pekerjan perempuan sebanyak 10.707 orang diantaranya berpartisipasi di organisasi kemasyarakatan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-78
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Faktor yang mempengaruh terhadap pencapaian kinerja sasaran adalah : Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah tidak mencapai target yang telah ditetapkan karena adanya PNS yng telah memasuki usia pension dan pindah ke daerah lain.; Persentase
partisipasi
perempuan
diorganisasi
sosial
kemasyarakatan melebihi target karena semakin meningkatnya pengetahuan perempuan dan semakin banyaknya organisasi kemasyarakatan yang memberi ruang yang cukup kepada perempuan untuk berpartisipasi Hambatan/Permasalahan : Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan, a.l. : Kesenjangan gender dalam hal akses, manfaat, partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumber daya; Belum memadainya kapasitas kelembagaan pelaksanaan PUG serta koordinasi pelaksanaannya. Solusi/Alternatif Penyelesaian Masalah : Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup, pendidikan dan keterampilan kaum perempuan utamanya
dalam
pengambilan
kebijakan
public
dan
pengambilan keputusan Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.52 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Kapasitas Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
132.683.200
113.882.150
85,83
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
124,41
Efesien
III-79
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Adapun
Program
meningkatnya pembangunan
yang
kapasitas adalah
mendukung
pencapaian
pengarusutamaan
(1).
Program
gender
penguatan
sasaran dalam
kelembagaan
pengarusutamaan gender dan anak, dengan kegiatan berupa penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak; (2). Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan, dengan kegiatan berupa fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan; (3). Program peningkatan peran serta dan keseteraan gender dengan kegiatan berupa pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan gender,
dengan total anggaran yang
dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 132.683.200,terealisasi sebesar Rp 113.882.150 atau 85,83 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 124,41 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran).
Sasaran 26 Meningkatnya Keswadayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Daerah Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(7)
Mendorong
Peningkatan Kehidupan Beragama serta Partisipasi Pemuda dan Perempuan
dalam
Pembangunan
dan
tujuan
meningkatkan
partisipasi perempuan dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang pembangunan salah satunya melalui sasaran meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Untuk mengukur sasaran strategis ke-26 dengan indikator
yaitu
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat dengan rata-rata capaian kinerja 34,26. persen dengan predikat kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Sangat Rendah. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
No. 1
Tabel 3.53 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 26 Kondisi Tahun 2016 Awal Indikator Kinerja Realisasi 2015 Target (%) (%) (%) Swadaya Masyarakat terhadap Program 10 15 5,14 Pemberdayaan Masyarakat Rata-Rata Capaian Sasaran 26
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
34,27
40
34,27
Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Pada tahun 2016 nilai swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat 2.270.772.367,- atau 5,14 persen dari Nilai ADD Pembangunan sebesar 44.191.461.300,-. Persentase tersebut lebih rendah dari target sebesar 15 persen dan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebesar 40 persen. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja sasaran adalah : ; Sosialisasi terhadap asumsi dan kekeliruan dalam memahami bahwa tidak perlu ada gotong royong bila ada bantuan dari pemerintah karena tenaga kerja sudah dibayar dengan adanya dana bantuan tersebut. Namun ada kalanya bantuan juga butuh swadaya dari masyarakat. Hambatan/Permasalahan : Belum maksimalnya pencatatan/ pendataan yang dilakukan oleh Desa terhadap swadaya pembangunan; Menurunya semangat kekeluargaan dan kegotong royongan dikalangan masyarakat; Era globalisasi yang membuat orang terkadang berfikir praktis, kurang kepedulian terhadap lingkungan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-81
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Solusi/Alternatif Penyelesaian Masalah : Menekankan pendataan
kepada
terhadap
Desa
untuk
nilai-nilai
lebih
swadaya
aktif
melakukan
terhadap
program
pemberdayaan masyarakat. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.54 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Keswadayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Daerah
Adapun
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
34,27
Tidak Efesien
pencapaian
sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
85.057.525
82.802.025
97,34
Program
yang
mendukung
meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah adalah Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan
dengan
kegiatan
pemberian
Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS); Pembinaan, Evaluasi dan Monitoring Baruga Sayang dan Fasilitasi 10 Program Pokok PKK dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 85.057.525,- terealisasi sebesar Rp 82.802.025 atau 97,34 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 34,27 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran).
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-82
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Sasaran 27 Meningkatnya Produksi Beras Untuk mewujudkan pencapaian Misi (8) Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai Pilar Utama Pembangunan Sulawesi Selatan dan tujuan meningkatnya kontribusi daerah dalam perwujudan Sulawesi Selatan sebagai pilar nasional dalam ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya produksi beras. Untuk mengukur sasaran strategis dengan 1 indikator kinerja yaitu jumlah produksi beras (ton). Dengan rata-rata capaian kinerja 91,06 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersebut pada tabel berikut : Tabel 3.55 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 27 No. 1
Indikator Kinerja Jumlah Produksi Beras (ton)
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Target
Realisasi
Capaian (%)
143.911
194.971
177.532
91,06
Rata-Rata Capaian Sasaran 27
Target Akhir RPJMD 2021 227.335
91,06
Jumlah Produksi Beras (ton) Pada tahun 2016 jumlah produksi mencapai 177.532 Ton beras, dihitung dari produksi (Gabah Kering Giling) sebesar 280.905 Ton dikonversi menjadi beras sebesar 63,20 persen sehingga dihasilkan 177.532 Ton. Lebih rendah dari target sebesar 194.971 Ton dan realisasi tahun 2015 sebesar 143.911 Ton. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebanyak
227.335
Ton,
maka
produksi
beras
masih
perlu
ditingkatkan. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Penerapan teknologi budidaya padi, ketersediaan sarana dan prasarana usaha tani serta kondisi cuaca/iklim yang berdampak
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-83
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
langsung
pada
tingkat
capaian
produksi
padi
dalam
menghasilkan beras . Permasalahan/Hambatan : Pengaruh Anomali iklim yang menyebabkan banjir pada awal tahun 2016 dan kekeringan pada pertengahan tahun 2016; Serangan hama terutama penggerak batang, wereng dan tikus serta penyakit blast dank reset yang menyerang pertanaman padi yang menyerang pertamanan padi. Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Pengendalian hama/penyakit sedini mungkin pada pertanaman padi yang terindikasi serangan hama/penyakit; Fasilitasi sarana dan prasarana usaha tani padi melalui bantuan pengembangan komoditi padi; Pengembangan sumber-sumber air alternative untuk pencegahan kekeringan serta pengaturan jadwal pertanaman sesuai kondisi perubahan cuaca/iklim Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.56 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Produksi Beras
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
9.351.678.189
6.394.040.550
68,37
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
91,06
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya Produksi Beras adalah (1). Program Peningkatan Ketahanan berupa
Pangan
Pertanian/Perkebunan
penyusunan
penanganan
pasca
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Database
panen
dan
dengan
kegiatan
potensi
produk
pangan,
pengolahan
hasil
pertanian, III-84
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
pengembangan diversifikasi pada
lahan
kering,
tanaman, pengembangan pertanian
pengembangan
perbenihan/pembibitan,
koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian, pembinaan penyaluran pupuk bersubsidi, penyusunan rencana kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 9.351.678.189,- terealisasi sebesar Rp 6.394.040.550,- atau 68,37 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 91,06 persen lebih
tinggi
dari
menunjukkan
persentase
adanya
serapan
efesiensi
anggaran
penggunaan
hal
sumber
ini daya
(anggaran). Sasaran 28 Meningkatnya Kelestarian Sumber Daya Alam Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(8)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Pilar Utama Pembangunan Sulawesi Selatan dan tujuan melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan meningkatnya
hidup
salah
satu
diantaranya
melalui
sasaran
kelestarian sumber daya alam. Untuk mengukur
sasaran strategis ke dua puluh delapan yang terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja yaitu (1). Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca, dengan rata-rata capaian kinerja 100 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.57 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 28 No. 1
Indikator Kinerja Tingkat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Kondisi Awal 2015 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021 (%)
2
2
2
100
10
Tahun 2016
Rata-Rata Capaian Sasaran 28
BAB III Akuntabilitas Kinerja
100
III-85
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tingkat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas yang terkandung dalam atmosfer baik
alami
maupun
antropogenik,
yang
menyerap
memancarkan kembali radiasi inframerah, sedangkan
dan
Emisi GRK
adalah lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area dalam jangka waktu tertentu. Dan
Tingkat Pengurangan emisi GRK adalah
tingkat pengurangan konsentrasi dan komposisi emisi GRK pada satu waktu tertentu. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pengurangan Emisi GRK tahun 2016 di Kab.Soppeng menunjukan adanya penurunan sebanyak 2 persen sesuai dengan target yang ditetapkan. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 tingkat pengurangan emisi GRK adalah 10 persen, maka perlu digalakkan kegiatan yang berdampak langsung terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Meningkatnya penutupan lahan baik dalam kawasan hutan maupun diluar kawasan ; Permasalahan/Hambatan : Masih
banyak
aktifitas
manusia
yang
berdampak
pada
peningkatan emisi gas rumah kaca salah satunya adalah pembakaran material organic seperti tumbuhan : Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Memperbanyak kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung ataupun tidak langsung terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-86
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.58 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Kelestarian Sumberdaya Alam
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
1.158.218.000
1.151.318.000
99,40
Program
yang
mendukung
Ratarata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kelestarian sumberdaya alam adalah (1). Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dengan kegiatan berupa Konservasi sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 1.158.218.000,- terealisasi sebesar Rp 1.151.318.000 atau 99,40 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan
sumber
daya
(anggaran). Sasaran 29 Terpeliharanya Kualitas Lingkungan Hidup Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(8)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Pilar Utama Pembangunan Sulawesi Selatan dan tujuan melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan
hidup
salah
satu
diantaranya
melalui
sasaran
terpeliharanya kualitas lingkungan hidup. Untuk mengukur sasaran strategis ke dua puluh Sembilan yang terdiri dari 1 indikator kinerja yaitu Tingkat Pengendalian Pencemaran Lingkungan dengan rata-rata capaian kinerja 401 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-87
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.59 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 29 No. 1
Indikator Kinerja Tingkat Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Target
Realisasi
Capaia n (%)
NA
18,05
82,48
456,95
Udara : 19,85
NA
18,05
83,50
462,60
NA
24,07
68,13
283,05
Air : 19,85 Tutupan Hutan : 26,4
Rata-Rata Capaian Sasaran 29
Target Akhir RPJMD 2021
400,87
Tingkat Pengendalian Pencemaran Lingkungan Pengendalian pencemaran lingkungan adalah serangkaian upaya dalam mencegah dan atau menanggulangi pencemaran beserta dampaknya serta upaya pemulihan lingkungan akibat pencemaran yang bersangkutan menjadi dalam taraf kondisi yang sesuai dengan peruntukan
sebelumnya.
Hasil
pengukuran
terhadap
tingkat
pencemaran lingkungan terhadap tingkat pencemaran udara, air dan tutupan hutan
pada tahun 2016 masing-masing didapatkan
untuk udara adalah 82,48 persen, air 83,50 persen dan tutupan hutan 68,13. Hal ini menunjukkan adanya penurunan tingkat pencemaran air dan udara, serta meningkatnya penanaman diluar kawasan.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD
Tahun 2021 ketiga unsure yang diukur telah melebihi target tetapi untuk mempertahankan kondisi tersebut harus tetap dilakukan upaya berkelanjutan untuk pengendalian pencemaran lingkungan. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Perilaku manusia yang dapat berdampak pada penurunan kualitas air udara dan tanah Permasalahan/Hambatan : Masih
rendahnya
kesadaran
kesadaran
masyarakat
para
untuk
pelaku
hidup
usaha
bersih
ataupun
dan
sehat
dengankualitas lingkungan yang baik Solusi/Alternatif pemecahan masalah : BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Menggalakkan penghijauan untuk menyerap/mengkonversi zat pencemar. Berbagai upaya pengendalian pencemaran melalui berbagai Program / Kegiatan, antara lain: – Program pengembangan kinerja persampahan – Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan; Kegiatan: – Koordinasi penilaian kota sehat/adipura – Pemantauan kualitas lingkungan – Sosialisasi untuk penyadaran masyarakat, misalkan melalui edukasi publik. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.60 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
Terpeliharanya Kualitas Lingkungan Hidup
260.020.000
238.675.300
91,79
Adapun
Program
yang
mendukung
Ratarata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
401
Efesien
pencapaian
sasaran
terpeliharanya kualitas lingkungan hidup adalah (1). Program Pengendalian, Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan
kegiatan
berupa
Koordinasi
Penilaian
Kota
Sehat/ADIPURA, pengkajian dampak lingkungan, peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan, pengembangan produksi ramah
lingkungan,
penyusunan
kebijakan
pengendalian,
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 260.020.000,- terealisasi sebesar Rp 238.675.300,- atau 91,79 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 401 persen lebih tinggi dari persentase BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-89
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 30 Terpeliharanya Kebersihan dan Keindahan Perkotaan Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(8)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Pilar Utama Pembangunan Sulawesi Selatan dan tujuan melestarikan daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan hidup salah satunya melalui sasaran terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan. Untuk mengukur sasaran ke-30 dengan
indikator
kinerja
yaitu
cakupan
volume
sampah
yang
tertangani. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.61 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 30 No. 1
Indikator Kinerja Cakupan Volume Sampah yang tertangani
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaia n (%)
23,26
24,23
26,28
108,47
Rata-Rata Capaian Sasaran 30
Target Akhir RPJMD 2021 30,52
108,47
Cakupan Volume Sampah yang Tertangani Cakupan volume sampah yang tertangani dihitung dari jumlah volume sampah yang ditangani dibagi dengan volume produksi (timbulan) sampah (M3). Pada tahun 2016 jumlah volume sampah yang tertangani adalah 210 M3 atau 26,28 persen dari total volume produksi (timbulan) sampah sebesar 799 M3. Besarnya volume sampah tertangani tersebut lebih tinggi dibanding kondisi tahun 2015 sebesar 23,26 persen dan masih jauh dari target pada akhir periode RPJMD Tahun 2021 sebesar 30,52 persen. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja sasaran adalah :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-90
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Perilaku masyarakat yang cenderung membuang sampah bukan pada tempat yang disediakan Hambatan/Permasalahan : Cakupan pelayanan masih di Kec. Lalabata
salah satunya
disebabkan karena terbatasnya mobil operasional pengangkut sampah; Belum tersedianya jembatan timbang khusus sampah di TPA, sehingga untuk mengetahui berapa sesungguhnya sampah yang tertangani setiap hari memerlukan waktu yang lama. Solusi/Alternatif pemecahan masalah : Mengembangkan program “Bank Sampah” yaitu program yang dikembangkan pemerintah daerah untuk menjadikan sampah bernilai ekonomi dengan cara memilah sampah ditingkat rumah tangga (produksi sampah) sehingga dapat meminimalkan jumlah sampah yang dibawa ke TPA. Penambahan armada pengangkut sampah Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.62 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Terpeliharanya Kebersihan dan Keindahan Perkotaan
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
7.756.037.270
5.587.528.200
72,04
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
108,47
Efesien
pencapaian
sasaran
terpeliharanya kebersihan dan keindahan perkotaan adalah (1). Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan kegiatan berupa penyediaan sarana dan prasarana persampahan, BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-91
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
peningkatan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan, pengelolaan
peningkatan
peran
persampahan,
serta
masyarakat
penyusunan
Rencana
dalam Induk
Persampahan (RIP) (2). Program pengelolaan ruang terbuka hijau dengan kegiatan berupa pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); pemeliharaan rutin/ berkala penerangan lampu jalan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 7.756.037.270,- terealisasi sebesar Rp 5.587.528.200,- atau 72,04 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 108,02 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran).
Sasaran 31 Berkurangnya Penduduk Miskin Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
Menjadikan
(8)
Kabupaten Soppeng sebagai Pilar Utama Pembangunan Sulawesi Selatan dan tujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan social masyarakat salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat. Untuk mengukur sasaran strategis ke-31 dengan 1 indikator kinerja yaitu Angka Kemiskinan . Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.63 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 31 No.
Indikator Kinerja
1
Angka Kemiskinan
Kondisi Awal 2015
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
8,44%
8,36%
-
-
7,26 %
Rata-Rata Capaian Sasaran 31
Tahun 2016
-
Angka Kemiskinan Capaian kinerja untuk indikator Angka kemiskinan tahun 2016 belum dapat di ukur karena data Angka Kemiskinan belum tersedia BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
(belum ada rilis BPS sebagai Institusi resmi pemerintah yang melakukan perhitungan data makro). Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja sasaran adalah : Pemerintah daerah memiliki komitmen besar terhadap upaya penanggulangan berupa
kemiskinan, dengan penanganan diantaranya
pemberian
bantuan
Raskin
kepada
Fakir
Miskin,
Bantuan Rumah Layak Huni, paket bantuan keluarga sangat miskin Program “Kartu Macca” yang sampai berakhirnya tahun 2016 telah dilakukan persiapan untuk pelaksanaan di tahun 2017. Program “Kartu Macca” merupakan salah satu program unggulan Bupati
&
Wakil
Soppeng
Bupati terpilih
didalamnya
mencakup
pelayanan
bebas
pendidikan
SD
biaya sampai
SMA/sederajat, bebas biaya administrasi Foto : Soft Launcing “Kartu Macca” kependudukan, bebas biaya pelayanan kesehatan dasar, bebas biaya melahirkan dan santunan kematian, bebas biaya konsultasi dan bantuan hukum, penyediaan beasiswa bagi siswa berprestasi SD sampai SMA/ sederajat. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-93
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.64 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggara n (%)
999.066.484
977.195.851
97,81
Sasaran
Berkurangnya Penduduk Miskin
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
-
-
pencapaian
sasaran
berkurangnya penduduk miskin adalah (1). Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan berupa pengadaan sarana dan prasarana pendukung bagi fakir miskin (2). Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan berupa
pengembangan
kebijakan
tentang
akses
sarana
dan
prasarana public bagi penyandang cacat dan lansia; pelaksanaan KIE Konseling dan kampanye social bagi penyandang masalah kesejateraan sosial dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 999.066.484,- terealisasi sebesar Rp 977.195.851,- atau 97,81 persen, tingkat efesiensi penggunaan anggaran belum dapat dihitung karena rata-rata capaian kinerja belum dapat dihitung.
Sasaran 32 Meningkatnya Cakupan Kesejahteraan Sosial Untuk
mewujudkan
Pelayanan
Penyandang
pencapaian
Misi
(8)
Masalah
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Pilar Utama Pembangunan Sulawesi Selatan dan tujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya cakupan BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-94
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Untuk mengukur sasaran strategis ke 32 dengan indikator kinerja yaitu persentase PMKS yang tertangani dengan rata-rata capaian kinerja 79,11 persen dengan predikat kinerja Tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.65 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 32 No. 1
Indikator Kinerja
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015 (%)
Target (%)
Realisasi (%)
Capaia n (%)
100
100
79,11
79,11
Persentase PMKS yang tertangani
Rata-Rata Capaian Sasaran 32
Target Akhir RPJMD 2021 100%
79,11
Persentase PMKS yang tertangani Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (32) meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2016 menunjukkan bahwa PMKS yang tertangani adalah sebanyak 3.090 Orang atau 79,11 persen dari jumlah PMKS 3.906 orang pada tahun 2016. Bentuk penanganan PMKS antara lain berupa pemberian bantuan beras kepada penderita kusta dan eks kusta
serta
pemberian
bantuan
UEP
(pabrik
kelapa,
alat
perbengkelan, perlengkapan salon) kepada 5 penyandang cacat dan 4 alat bantu (kaka palsu, tangan palsu,kursi roda, alat bantu dengar); pemberian bantuan paket makan minum kepada anak panti asuhan dan panti cacat; pemberian tali asih kepada keluarga veteran; pemberian bantuan rumah tidak layak huni untuk 6 Rumah Tangga miskin dan pemberian bantuan UEP mesin & peralatan bengkel untuk 1 orang fakir miskin; pemberian bantuan rumah tidak layak huni kepada sebanyak 50 KK; pemberian bantuan paket gizi (gula pasir, susu biscuit, the & beras) dan pemeriksaan
kesehatan
lansia
(80
lansia);
pelaksanaan
KIE
konseling dan kampanye sosial bagi PMKS yakni penyuluhan kepada
PMKS;
peningkatan
BAB III Akuntabilitas Kinerja
kualitas
pelayanan,
sarana
dan III-95
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
prasarana
rehabilitasi
kesejahteraan
social
bagi
PMKS
yakni
pemberian bantuan peralatan dan mesin kepada kelompok petani tembakau (4 kelompok); pemberian paket bantuan melalui Program Keluarga Harapan. Faktor yang berpengaruh terhadap capaian target kinerja sasaran adalah : Komitmen Pemerintah Daerah dalam hal penanganan PMKS; Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat dalam hal penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam bentuk pembiayaan yang bersumber dari APBN; Hambatan/Permasalahan : Alokasi dana untuk penanganan PMKS tidak sebanding dengan besaran masalah sosial yang dihadapi; Upaya penanganan terhadap PMKS seringkali hanya berhenti pada pendekatan pemberian bantuan tanpa diikuti dengan pola pembinaan untuk menjadikan PMKS yang mandiri; Program pembangunan kesejahteraan sosial yang dikembangkan selama ini umumnya tidak berjalan efektif atau tidak maksimal, karena cenderung hanya menyentuh masalah di hilir, sementara akar masalah di tingkat hulu tidak banyak ditangani. Solusi/Alternatif pemecahan masalah : Penanganan PMKS harus menyentuh ke akar permasalahan, salah satu contoh masalah kemiskinan, yang terkait dengan rendahnya minimnya
SDM, modal
kurangnya dan
pendidikan,
lapangan
usaha
pengangguran, sehingga
dalam
perumusan kebijakan terkait penanganannya memperhatikan aspek penyebab adanya kemiskinan tersebut. Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-96
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.66 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Cakupan Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
90.720.000
90.720.000
100
Adapun
Program
meningkatnya Kesejahteraan Penyandang
yang
Cakupan Sosial Cacat
mendukung Pelayanan
adalah dan
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
79,11
Tidak Efesien
pencapaian
sasaran
Penyandang
(1).
Program
Trauma
dengan
Masalah
Pembinaan kegiatan
Para
berupa
pendayagunaan para penyandang Cacat dan Eks Trauma dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 90.720.000,- terealisasi sebesar Rp 90.720.000 atau 100 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 79,11 persen lebih rendah dari persentase serapan
anggaran
hal
ini
menunjukkan
tidak
efesiennya
penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 33 Meningkatnya Jumlah Investor yang tertarik berinvestasi Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(9)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Daerah yang Nyaman dan Terdepan dalam Investasi dan tujuan meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis salah satunya melalui sasaran meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi. Untuk mengukur sasaran strategis ke 30 dengan 1 indikator kinerja yaitu Jumlah Rencana Investasi (Jumlah MOU) dengan rata-rata capaian kinerja 0 dengan predikat
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-97
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
kinerja sangat rendah. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut :
Tabel 3.67 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 33 No. 1
Indikator Kinerja
Satuan
Jumlah Rencana Investasi (Jumlah MoU)
Buah
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
30
0
0
50
Tahun 2016
Rata-Rata Capaian Sasaran 33
0
Jumlah Rencana Investasi (Jumlah MoU) Untuk Indikator Jumlah Rencana Investasi (Jumlah MoU) pada tahun 2016 adalah 0 hal ini berarti belum ada rencana investasi antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga yang dituangkan dalam bentuk MoU, Investasi yang ada adalah investasi swasta untuk pengembangan usaha ataupun membuka usaha baru. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Peran pemerintah daerah untuk mendorong pihak swasta untuk berinvestasi melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah; Hambatan/permasalahan : Kurangnya akses bagi investor untuk mendapatkan informasi terkait dengan potensi investasi yang dimiliki Kab.Soppeng; Solusi/Alternatif pemecahan masalah : Menyusun Peta Potensi Investasi di Kabupaten Soppeng; Regulasi terkait kemudahan berinvestasi di Kab.Soppeng Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-98
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.68 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Meningkatnya Jumlah Investor yang tertarik berinvestasi
Adapun
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
237.999.025
235.604.225
98,99
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
0
Tidak Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi adalah (1). Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dengan kegiatan berupa penyelenggaraan pameran investasi, peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha. dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 237.999.025,terealisasi sebesar Rp 235.604.225 atau 98,99 persen, bila dibandingkan dengan serapan anggaran dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 0 hal ini menunjukkan tidak efesiennya penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 34 Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja Berkompetensi cukup untuk terserap dalam Lapangan Kerja Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(9)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Daerah yang Nyaman dan Terdepan dalam Investasi dan tujuan meningkatkan daya saing investasi dan iklim bisnis salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja dengan 1 indikator kinerja yaitu tingkat partisipasi angkatan kerja dengan rata-rata capaian kinerja 128,06 persen dengan predikat sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-99
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel 3.69 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 34 No. 1
Indikator Kinerja
Kondisi Awal 2015 (%)
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
62
67
85,80
128,06
92
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tahun 2016
Rata-Rata Capaian Sasaran 34
128,06
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) didefinisikan sebagai perbandingan jumlah angkatan kerja yaitu jumlah penduduk yang bekerja dan pengangguran terhadap jumlah seluruh penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). TPAK merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan partisipasi penduduk usia kerja dalam kegiatan ekonomi. TPAK Kabupaten Soppeng pada tahun 2016 mencapai angka 85,80. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) terdapat 86 orang yang aktif melakukan kegiatan bekerja dan atau mencari pekerjaan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada sekitar 85,80 persen penduduk usia kerja Kabupaten Soppeng tahun 2016
yang berkesempatan
memperoleh penghasilan walaupun sementara sedang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. lebih tinggi dari target yang sebesar 67 persen dan juga lebih tinggi dibanding kondisi tahun
2015
sebesar 62. Sementara itu bila dibandingkan dengan target akhir periode RPJMD Tahun 2021 yang ditargetkan 92 persen, maka tingkat partisipasi angkatan kerja masih perlu ditingkatkan. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Memberikan pelatihan dan keterampilan bagi pencari kerja; Terbatasnya lapangan kerja Hambatan/Permasalahan : Ada sebagian pencari kerja yang pilih-pilih pekerjaan; Kemampuan pencari kerja tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Solusi/Alternatif Pemecahan Masalah : Perlu dilakukan pelatihan yang sesuai dengan pasar kerja; Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.70 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja Berkompetensi cukup untuk terserap dalam Lapangan Kerja
329.933.500
317.106.000
96,11
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
128,06
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja adalah (1). Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dengan kegiatan berupa penyusunan database tenaga kerja daerah, pendidikan dan pelatihan keterampilan pencari kerja. dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 329.933.500,terealisasi sebesar Rp 317.106.000,- atau 96,11 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 128,06 persen lebih tinggi dari persentase serapan anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 35 Meningkatnya Daya Saing Produk Koperasi, UKM, Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga dalam Perdagangan Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(9)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Daerah yang Nyaman dan Terdepan dalam Investasi dan tujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industry, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-101
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
daerah dalam perdagangan salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, Industri Kecil dan Rumah Tangga dalam Perdagangan. Untuk mengukur sasaran stratgis ke tiga puluh lima dengan Indikator 2 Indikator yaitu (1). Jumlah jenis produk spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar dan (2). Jumlah jenis produk koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik local daerah yang berdaya saing dalam pasar regional dengan rata-rata capaian kinerja 100 persen dengan predikat kinerja sangat tinggi. Berikut hasil Pengukuran Capaian Kinerja sasaran pada tabel berikut : Tabel 3.71 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 35 No. 1
2
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
4
4
100
20
34
34
100
42
Tahun 2016
Kondisi Awal 2015
Jumlah Jenis Produk Spesifik Lokal dari Industri 2 Daerah yang Berdaya Saing pada Pasar Jumlah Jenis Produk Koperasi Usaha Kecil dan Usaha Menengah Spesifik Lokal 32 Daerah yang bersaing dalam Pasar regional Rata-Rata Capaian Sasaran 33
100
Jumlah Jenis Produk Spesifik Local dari Industry Daerah yang Berdaya Saing pada Pasar Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (35) meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, Industri Kecil dan Rumah Tangga dalam Perdagangan, dengan Indikator Jumlah jenis produk spesifik lokal
dari
industri
daerah
yang
berdaya
saing
pada
pasar
sebagaimana tergambar di atas, menunjukkan bahwa pada tahun 2016 ada 4 (empat) jenis produk spesifik local dari Industri Daerah yang berdaya saing pada pasar sama dengan target yang telah ditetapkan yaitu 4 jenis dengan capaian kinerja 100 persen, atau meningkat dibanding kondisi tahun 2015 dimana hanya ada 2 jenis BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-102
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
produk
lokal
yang
mampu
bersaing
pada
pasar
dan
jika
dibandingkan target akhir periode RPJMD sebanyak 20 jenis hal ini tentu masih jauh dari target. 4 (empat) jenis produk lokal daerah tersebut adalah : 1.
Dasi Sutera, mampu berproduksi sebanyak 300 lembar per tahun, produk tersebut sudah dapat dipasarkan salah satunya di Galery Kerajinan Sutera Somba Opu Makassar;
2.
Kain
Sutera,
mampu
berproduksi
sebanyak
12.000
meter/tahun, produk tersebut sudah dapat dipasarkan salah satunya di Galery Kerajinan Sutera Somba Opu Makassar; 3.
Bolu Cukke dengan produksi rata-rata 330.000 buah per tahun menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Soppeng dan bahkan telah dipasarkan keluar Provinsi seperti Kalimantan dan Sulawesi Tengah;
4.
Nennu-nennu dengan rata-rata produksi 150.000 buah per tahun,
produk
ini
menjadi
salah
satu
oleh-oleh
khas
Kab.Soppeng Jumlah Jenis Produk Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Spesifik Lokal Daerah yang Bersaing dalam Pasar Regional Untuk Indikator Jumlah jenis produk koperasi, usaha kecil dan menengah spesifik local daerah yang bersaing dalam pasar regional pada tahun 2016 terdapat 34 jenis produk koperasi,UKM yang mampu bersaing dalam pasar regional jumlah tersebut sama dengan target yang telah ditetapkan sebanyak 34 jenis dengan capaian kinerja 100 persen, dan meningkat dibanding tahun 2015 yaitu sebanyak 32 jenis produk. Hal ini berarti pada tahun 2016 terdapat
2 (dua) jenis produk baru yang mampu bersaing pada
pasar regional. Dan jika dibandingkan target akhir periode RPJMD sebanyak 42 jenis, maka berarti masih perlu 8 (delapan) jenis produk baru yang diharapkan dapat bersaing di pasar regional.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-103
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Dua jenis produk yang mampu bersaing dipasar regional selain produk yang telah ada yaitu Bolu Susu dan Pipang. Kedua jenis produk ini memiliki kekhasan berupa aroma dan cita rasa yang khas, disamping bahan baku yang digunakan mudah dijangkau, tanpa bahan pengawet dan dari sisi harga juga terbilang murah dan dapat bersaing dengan produk lainnya. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target kinerja sasaran adalah : Dukungan pemerintah bagi UMKM untuk terus meningkatkan daya saing produk; Adanya pembinaan agar UMKM tumbuh, berdaya saing tinggi ditengah sejumlah agenda integrasi ekonomi regional dan global; Bahan Baku dan bahan penolong tersedia dipasaran Permasalahan/Hambatan : Belum maksimalnya pembinaan untuk pengembangan produk; Belum berkembangnya inovasi produk Solusi/Alternatif penyelesaian masalah : Produk yang ada dapat dibina secara berkelanjutan Mendorong para pelaku usaha baik koperasi,UKM,industry kecil dan rumah tangga untuk melakukan inovasi produk, agar tercipta produk-produk unggulan baru yang dapat bersaing dan diterima pasar Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.72 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran No. 1
Sasaran Meningkatnya daya saing Produk Koperasi, UKM, Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga dalam Perdagangan
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
139.259.000
139.098.000
99,88
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100
Efesien
III-104
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Adapun
Program
yang
mendukung
pencapaian
sasaran
meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, Industri Kecil dan Rumah Tangga dalam Perdagangan adalah (1). Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dengan kegiatan berupa
pembinaan,pengawasan
dan
penghargaan
koperasi
berprestasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan ; (2). Program Pengembangan Industri Kecil Menengah dengan kegiatan berupa pelatihan keterampilan jahit menjahit, pelatihan pengolahan minyak kelapa, pelatihan teknologi proses pembuatan abon ikan dan pelatihan industry keripik pisang dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 139.259.000,terelisasi sebesar Rp 139.098.000,- atau 99,88 persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100
persen lebih tinggi dari persentase serapan
anggaran hal ini menunjukkan adanya efesiensi penggunaan sumber daya (anggaran). Sasaran 36 Meningkatnya Kapasitas Sarana/Prasarana Perdagangan bagi Pelaku Industri Kecil dan Rumah Tangga, Koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah Untuk
mewujudkan
pencapaian
Misi
(9)
Menjadikan
Kabupaten Soppeng sebagai Daerah yang Nyaman dan Terdepan dalam Investasi dan tujuan meningkatkan produktivitas dan Daya Saing Produk Industri, Koperasi, Usaha Kecil dan Usaha Menengah Daerah dalam Perdagangan salah satu diantaranya melalui sasaran meningkatnya kapasitas sarana/prasarana perdagangan bagi pelaku industry kecil dan rumah tangga, koperasi serta usaha kecil. Untuk mengukur sasaran strategis ke 36 dengan 1 indikator kinerja yaitu Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industry kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM dengan rata-rata capaian kinerja 100 persen BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-105
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
dengan predikat kinerja sangat tinggi. Berikut hasil pengukuran capaian kinerja sasaran tersaji pada tabel berikut : Tabel 3.73 Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 36 No. 1
Indikator Kinerja Jumlah Sarana/ Prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang Perdagangan produk spesifik local industri kecil dan rumah tangga serta Koperasi dan UKM
Kondisi Awal 2015
Target
Realisasi
Capaian (%)
Target Akhir RPJMD 2021
17
17
17
100
17
Tahun 2016
Rata-Rata Capaian Sasaran 36
100
Indikator meningkatnya Jumlah Sarana/ Prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang Perdagangan produk spesifik local industri kecil dan rumah tangga serta Koperasi dan UKM Hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran (36) meningkatnya kapasitas sarana/prasarana perdagangan bagi pelaku industry kecil dan rumah tangga, koperasi serta usaha kecil dengan indicator meningkatnya Jumlah Sarana/ Prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang Perdagangan produk spesifik local industri kecil dan rumah tangga serta Koperasi dan UKM, menunjukkan bahwa pada tahun
2016 jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif untuk menunjang perdagangan produk sebanyak 17 unit sama dengan kondisi tahun 2015 dan target tahun 2016 bahkan target pada akhir periode RPJMD tahun 2016-2021. Hal ini berarti selama 5 tahun kedepan tidak ada penambahan jumlah pasar, yang menjadi fokus adalah melakukan pembangunan dan revitalisasi karena pasar tradisional yang ada masih efektif dalam mendukung transaksi jual beli dalam pemasaran produk spesifik local industry kecil dan rumah tangga;
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-106
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Faktor pendukung keberhasilan pencapaian target kinerja sasaran adalah : Adanya Pembangunan dan Revitalisasi Pasar Dari sisi efektifitas penggunaan sumber daya (anggaran) terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.74 Analisis Efesiensi Penggunaan Anggaran
No.
1
Sasaran
Anggaran
Realisasi
Serapan Anggaran (%)
Meningkatnya Kapasitas Sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku Industri kecil dan rumah tang, koperasi serta usaha kecil dan menengah
339.251.000
335.575.000
98,91
Adapun
Program
yang
mendukung
Rata-rata capaian kinerja sasaran (%)
Ket. (% serapan < % capaian kinerja = efesien)
100
Efesien
pencapaian
sasaran
meningkatnya kapasitas sarana/prasarana perdagangan bagi pelaku industry kecil dan rumah tangga, koperasi serta usaha kecil adalah (1). Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan Dalam Negeri dengan kegiatan berupa Fasilitasi kemudahan perizinan
pengembangan
usaha,
pengembangan
pasar
dan
distribusi barang produk, pengembangan pasar lelang daerah dan pengembangan pasar tradisional modern (DAK) dengan total anggaran yang dialokasikan dalam APBD Tahun 2016 sebesar Rp 339.251.000,- terealisasi sebesar Rp 335.575.000,-
atau 98,91
persen, bila dibandingkan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran yang mencapai 100 serapan
anggaran
hal
ini
persen lebih tinggi dari persentase menunjukkan
adanya
efesiensi
penggunaan sumber daya (anggaran).
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-107
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
3.2. Realisasi Anggaran Dalam rangka pencapaian target kinerja sebanyak 36
sasaran
strategis, sebagaimana yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2016 maka besaran alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat sebagai berikut :
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-108
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
Tabel-3.75 Alokasi dan Realisasi Belanja untuk Pencapaian Sasaran Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9,775,000
9,288,570
10,203,487,283.00
7,734,480,948.00
12,507,482,902.00
8,386,441,835.00
111,945,000.00
58,485,000.00
41,750,623,435.00
40,046,438,052.00
1
2
3
4
Meningkatnya pendapatan petani tanaman pangan, petani perkebunan, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
PDRB/kapita petani, peternak, pembudidaya ikan dan nelayan (Rp)
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Cakupan layanan irigasi (%)
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3)
jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
72.47%
95.24
72.88%
100.57
108
124
114.81
APM SD dan sederajat;
83%
84.86%
102.24
APM SMP dan sederajat;
60%
69.01%
115.02
III-109
75.80%
67.05%
52.24%
95.92%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
26
56
215.38
1,371,202,000.00
1,345,945,200.00
96%
99.65%
103.80
422,709,600.00
409,911,600.00
8,030,578,225.00
7,574,540,159.00
949,009,000.00
849,058,000.00
480,000,000.00
477,218,600.00
5
Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik
6
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
Angka melek huruf
7
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7) Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
8
9
Meningkatnya jangkauan dan kualitas penanganan bencana kebakaran dan bencana lainnya (S9)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK), Rasio Bayi BerAkta Kelahiran
Persentase bencana kebakaran yang tertangani dengan baik Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik
ADA
ADA
100.00
75.91%
83.46%
109.95
86.30%
93.63%
108.49
100%
100%
100.00
100%
100%
100.00
III-110
98.16% 96.97% 94.32%
89.47%
99.42%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Persentase penyelesaian K3
85%
87.85%
103.35
2,126,750,000.00
2,125,876,050.00
100%
99.97%
99.97
1,443,860,650.00
1,329,416,378.00
738,666,000.00
728,177,000.00
742,422,000.00
719,127,000.00
232,718,319,366.00
194,821,820,754.00
10
11 12
13
14
Berkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban serta penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat (S10) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
4.10%
15.21%
370.73
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional
30
29
96.67
510.7 km (55.8%)
496.07 Km (54.236%)
97.19
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung interkoneksitas wilayah dan membuka lokasi terpencil (S14)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Porsi panjang jalan kabupaten kualitas baik (km)
III-111
99.96%
92.07% 98.58%
96.86%
83.72%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan
0.04
0.03
75.00
189,896,500.00
183,090,000.00
97
95.79
98.75
542,245,100.00
367,124,600.00
0.014
0.00063
95.51
35%
98.72%
282.06
231,880,000.00
215,033,000.00
99.36%
99.23%
99.87
1,292,074,754.00
1,073,687,403.00
16.42%
9.34%
56.88
15
16
17
18
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16) Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17) Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Persentase rumah mengakses air bersih;
Persentase pemukiman kumuh
kepatuhan terhadap RTRW Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya
Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi
III-112
96.42%
67.70%
92.73%
83.10%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Opini laporan keuangan;
WTP
-
C
C
100.00
7,243,619,173.00
6,678,691,550.00
100%
53.69%
53.69
40%
74.28%
185.70 469,574,600.00
449,878,975.00
43,684,864,657.00
34,963,018,765.00
19
20
21
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19) Meningkatnya kepuasan masyarakat atas pelayanan kecamatan dan kelurahan serta berkembangnya kemandirian desa (S20)
Meningkatnya keterpenuhan saranaprasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Tingkat Akuntabilitas Kinerja;
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
Ratio Temuan BPK yang ditindaklanjuti Keterbukaan informasi dan komunikasi pelayanan Kecamatan, desa/ kelurahan; (%) Desa Mandiri Cakupan Puskesmas Cakupan Pembantu Pukesmas
Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah
65%
100%
153.85
6.12%
6.12%
100.00
212.5
212.5
100.00
62.86
62.86
100.00
0.294
0.011
3.74
1.5
0.043
2.87
III-113
92.20%
95.81%
80.03%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
80%
81.29%
101.61
544,320,000.00
377,125,695.00
2.06%
1.73%
83.98
100%
100%
100.00
1,153,200,000.00
1,146,000,000.00
Persentase organisasi kepemudaan yang aktit
100%
100%
100.00
Persentase cabang olah raga yang aktif
1,704,082,500.00
1,571,576,200.00
100%
100%
100.00
11.10%
10.97%
98.83
132,683,200.00
113,882,150.00
20%
30%
150.00
22 23
24
25
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23) Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Meningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk;
Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemasyarakatan
III-114
69.28%
99.38%
92.22%
85.83
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
26
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
15%
5.14%
85,057,525.00
82,802,025.00
194,971
177,532
2%
2%
100.00
9,351,678,189.00
6,394,040,550.00
18.05% (Udara)
82.48% (Udara)
456.95
1,158,218,000.00
1,151,318,000.00
18.05% (Air)
83.5% (Air)
462.60
260,020,000.00
238,675,300.00
24.07% (Tutupan Hutan)
68.13% (Tutupan Hutan
283.05
24.23%
26.28%
111.02
7,756,037,270.00
4,859,493,300.00
8,36%
-
999,066,484.00
977,195,851.00
27 28 29
30
31
Meningkatnya produksi beras (S27)
Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
Terpeliharanya kebersihan dan Keindahan perkotaan (S30) Berkurangnya penduduk miskin (S31)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
jumlah produksi beras (ton) Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca
Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan
Cakupan volume sampah yang tertangani (%) Angka Kemiskinan
34.27
91.06
-
III-115
97.35 68.37 99.40 91.79
62.65 97.8108 93
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Persentase PMKS yang tertangani
100%
79.11%
90,720,000.00
90,720,000.00
0.00
237,999,025.00
235,604,225.00
329,933,500.00
317,106,000.00
139,259,000.00
139,098,000.00
32
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
33
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
34
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
35
Meningkatnya daya saing produk koperasi, UKM, industri kecil dan industry rumah tangga dalam perdagangan (S35)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
jumlah rencana investasi (Jumlah MOU) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Jumlah Jenis Produk Spesifik lokal dari industri daerah yang berdaya saing pada pasar
Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional
30
0
79.11
67%
85.80%
128.06
4
4
100.00
34
34
100.00
III-116
100.00 98.99
96.11
99.88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Anggaran
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realiasi Kinerja
Capaia n%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaia n%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
17
17
100.00
339,251,000.00
335,575,000.00
36
Meningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
III-117
98.92
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-118
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
BAB III Akuntabilitas Kinerja
III-119
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 merupakan laporan capaian kinerja (performance results) selama tahun 2016. Laporan Kinerja ini dimaksudkan untuk menyajikan satu informasi yang utuh atas upaya pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan dilihat dari tingkat capaian dan target sasaran strategis, selain itu juga mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan, hambatan-hambatan/ kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan maupun solusi/alternatif pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan di masa mendatang agar sasaran
yang
telah
ditetapkan
dapat
tercapai
sesuai
yang
direncanakan. Secara garis besar terlihat bahwa capaian kinerja Pemerintah Kabupaten soppeng selama tahun 2016 menunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan Visi, Misi dan tujuan dalam RPJMD 2016-2021 dan telah memenuhi 36 (tiga puluh enam) sasaran strategisnya sebagaimana yang telah ditargetkan. Dalam konteks pengklasifikasian tingkat keberhasilan yang diukur dari tingkat capaian yang telah ditetapkan,
maka
secara
umum
kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Soppeng dapat dinyatakan sangat berhasil. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target dari 52 indikator kinerja sasaran, 2 indikator tidak dihitung karena kedua indikator tersebut masih dalam proses, yaitu pada indikator Opini Laporan Keuangan dengan target Wajar Tanpa Pengecualian belum dapat terealisir karena masih dalam proses audit BPK dan indikator angka kemiskinan yang sampai saat ini belum ada rilis dari BPS sebagai Institusi resmi pemerintah dalam hal penyediaan data statistic makro. Sehingga ada 50 indikator sasaran strategis yang di ukur capaian kinerjanya yaitu ada 41 indikator atau 78,64% telah mencapai kategori sangat tinggi, 2 indikator atau 3,85% telah BAB IV Penutup
IV-1
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
mencapai kategori tinggi, 1 indikator atau 1,92 % mencapai kategori sedang, 2 indicator kinerja sasaran strategis atau 3,85 % mencapai kategori rendah dan 4 indikator kinerja sasaran strategis atau 7,69 % mencapai kategori sangat rendah . Dalam
pelaksanaan
pencapaian
target
indikator
kinerja
Pemerintah Kabupaten Soppeng juga didukung dengan adanya alokasi anggaran belanja daerah dalam APBD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun
Anggaran
2016
sebesar
Rp
1.320.871.298.370,-
jumlah
tersebut telah direalisasi sebesar Rp 1.200.412.475.086,30,- atau 90,88 persen ( un audited per tanggal 1 Maret 2017 ). Keberhasilan capaian kinerja Tahun 2016 tidak terlepas dari adanya solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala yang bersifat internal maupun eksternal. Terhadap berbagai target capaian maupun yang tidak tercapai Pemerintah Kabupaten Soppeng akan melakukan langkah yang konstruktif dan kongkrit melalui analisis dan evaluasi agar dapat dilakukan perbaikan dan penanganan di masa mendatang. Kekurangan yang terjadi selama 2016 menjadi catatan yang tentunya akan
menjadi
bahan
evaluasi
penyusunan
kebijakan
guna
memperbaiki kinerja tahun mendatang, sasaran program yang belum tercapai seratus persen akan dievaluasi, sehingga seluruh sasaran program tahun mendatang nantinya dapat dicapai lebih baik dari tahun sebelumnya. Evaluasi juga akan dilakukan terhadap capaian dari pembangunan jangka menengah, agar kendala yang dihadapi dan resiko kegagalanya dapat ditekan dan diperbaiki sedini mungkin dan dicari solusi untuk mengatasinya. Sangat disadari bahwa informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja ini belum sepenuhnya memuaskan semua pihak yang terkait serta tidak luput dari berbagai kekurangan, karena itu saran dan kritik dari
berbagai
pihak
sangat
diharapkan
untuk
penyempurnaan
penyusunan Laporan Kinerja dimasa yang akan datang sehingga BAB IV Penutup
IV-2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016
diharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat memberikan motivasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) menuju pemerintahan yang baik (good governance).
Watansoppeng, 29 Maret 2017
BAB IV Penutup
IV-3
MATRIKS PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
1
Meningkatnya pendapatan PDRB/kapita petani, peternak, petani tanaman pangan, petani pembudidaya ikan dan nelayan perkebunan, peternak, (Rp) pembudidaya ikan dan nelayan (S1)
Target
4 9.775.000
Realiasi Kinerja
% Capaian
5
6
9.288.570
7
95,02 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
3
4
Meningkatnya kapasitas jaringan irigasi dalam mendukung peningkatan produksi pertanian (S2)
Meningkatnya kegiatan pengolahan hasil dari produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan (S3) Meningkatnya akses masyarakat atas layanan pendidikan (S4)
Cakupan layanan irigasi (%)
jumlah unit usaha dalam pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan APM SD dan sederajat; APM SMP dan sederajat;
72,47%
72,88%
108
124
83%
84,86%
60%
69,01%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
536.821.450,00
172.257.500,00
32,09%
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
5.583.454.495,00
4.036.679.698,00
72,30%
Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap
1.736.338.000,00 1.453.398.363,00
1.471.204.700,00
84,73%
197.299.975,00
196.699.975,00
99,70%
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
2
Anggaran
Program
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa 100,57 dan Jaringan Pengairan Lainnya
696.175.000,00
552.288.500,00
1.305.350.575,00
79,33%
89,81%
12.507.482.902,00
8.386.441.835,00
111.945.000,00
58.485.000,00
52,24%
102,24 Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun 115,02 Program Pendidikan Anak Usia Dini
32.667.379.909,00
31.380.082.520,00
96,06%
5.315.027.500,00
4.973.936.500,00
93,58%
Program Pendidikan gratis Pendidikan Menengah
2.539.588.519,00
114,81
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Program Pendidikan Gratis Pendidikan Dasar DIKDAS)
Page 1 of 9
1.228.627.507,00
1.226.145.382,00
2.466.273.650,00
67,05%
99,80%
97,11%
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
5
Meningkatnya pendapatanMeningkatnya kualitas pelayanan pendidikan (S5)
6
Meningkatnya kemampuan literasi masyarakat (S6)
7
Berkembangnya pelayanan berbasis teknologi informasi dan keterbukaan informasi pembangunan(IT) (S7)
PDRB/kapita petani, peternak,penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kualifikasi baik
Target
Realiasi Kinerja
4
5
26
56
Angka melek huruf
96%
Adanya inovasi berbasis IT dan SDM pada pelayanan PTSP secara kontinyu
ADA
99,65%
ADA
% Capaian 6
7
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil (S8)
Persentase kepemilikan kartu keluarga (KK), Rasio Bayi BerAkta Kelahiran
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
215,38 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
845.302.000,00
824.545.200,00
97,54%
Program Peningkatan Layanan Pendidikan
525.900.000,00
521.400.000,00
99,14%
103,80 Program Pendidikan Non Formal
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
138.862.500,00 283.847.100,00
126.919.500,00
91,40%
100,00 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
2.976.528.225,00
2.898.997.665,00
97,40%
96.000.000,00
95.400.000,00
99,38%
396.250.000,00
395.836.500,00
99,90%
4.561.800.000,00
4.184.305.994
91,72%
949.009.000,00
849.058.000,00
89,47
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
8
Anggaran
Program
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 75,91%
83,46%
109,95
86,30%
93,63%
108,49
Page 2 of 9
Program Penataan Administrasi Kependudukan
282.992.100,00
99,70%
9
Meningkatnya jangkauan dan Persentase bencana kebakaran kualitas penanganan bencana yang tertangani dengan baik kebakaran dan bencana lainnya (S9) Persentase bencana lainnya yang tertangani dengan baik
100%
100%
Program Tanggap Darurat dan 100,00 Logistik
100%
100%
100,00
Target
Realiasi Kinerja
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
4
5
PDRB/kapita petani, peternak, Persentase penyelesaian K3
85%
87,85%
10
11
Meningkatnya pendapatanBerkurangnya gangguan ketenteraman dan ketertiban serta penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat (S10)
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba (S11)
Persentase masyarakat yang tidak menyalahgunakan narkoba
12
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan (S12)
13
Meningkatnya apresiasi kebudayaan dan ketahanan budaya daerah dalam menghadapi dinamika kebudayaan global (S13)
% Capaian 6
7
103,35 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
99,97%
Persentase Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
4,10%
15,20%
Jumlah Situs cagar budaya Kabupaten yang terdaftar sebagai situs cagar budaya nasional
30
29
477.218.600,00
Anggaran
Program
99,42%
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
1.858.750.000,00 268.000.000,00
1.857.876.050,00 268.000.000,00
Program Fasilitasi dan Koordinasi di Bidang Pemerintahan dan 99,97 Kesejahteraan Rakyat
1.443.860.650,00
1.329.416.378,00
92,07%
370,73 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
197.800.000,00
191.650.000,00
96,89%
210.000.000,00
189.420.000,00
90,20%
Program Pemeliharaan Kantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
100%
480.000.000,00
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
96,67 Program Pengembangan Nilai Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Page 3 of 9
540.866.000,00 230.422.000,00 302.000.000,00
536.527.000,00 230.422.000,00 299.285.000,00
99,95% 100,00%
99,20% 100,00% 99,10%
14
15
Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur transportasi dalam mendukung Porsi panjang jalan kabupaten interkoneksitas wilayah dan kualitas baik (km) membuka lokasi terpencil (S14) Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa (S15)
Indikator Kinerja
1
2
3
17
Meningkatnya kepatuhan terhadap rencana tata ruang wilayah dalam menjaga keseimbangan fungsi antara kawasan perlindungan dan kawasan budidaya (S17)
0,03
Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan
Sasaran Strategis
Meningkatnya pendapatanMeningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur perumahan dan pemukiman dalam mendukung kehidupan masyarakat yang bersih dan sehat (S16)
496.07 Km (54.236%)
PDRB/kapita peternak,Persentase mengakses air bersih;
Target
Realiasi Kinerja 5
95,79 97 0,014 0,00063
Persentase pemukiman kumuh
kepatuhan terhadap RTRW
75,00 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
4 petani, rumah
97,19 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
0,04
No.
16
510.7 km (55.8%)
35%
98,72%
% Capaian 6
14.221.707.712,00
10.975.149.342,00
77,17%
218.496.611.654,00
183.846.671.412,00
84,14%
92.896.500,00
87.265.000,00
93,94%
97.000.000,00
95.825.000,00
98,79%
Anggaran
Program
7
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air 98,75 Limbah
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
542.245.100,00
367.124.600,00
67,70%
231.880.000,00
215.033.000,00
92,73%
95,51
282,06
Page 4 of 9
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
18
19
Meningkatnya kinerja ASN sesuai kompetensi dalam tugas dan fungsinya pada struktur organisasi (S18)
Meningkatnya penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas, dan efisiensi dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungan kinerja (S19)
Persentase PNS yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya
Persentase PNS yang mengikuti diklat teknik tugas dan fungsi Opini laporan keuangan;
Tingkat Akuntabilitas Kinerja; Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Ratio Temuan BPK yang ditindaklanjuti
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
20
Meningkatnya PDRB/kapita petani, pendapatanMeningkatnya peternak,Keterbukaan kepuasan informasi dan komunikasi masyarakat atas pelayanan pelayanan kecamatan dan kelurahan serta Kecamatan, desa/ kelurahan; berkembangnya kemandirian (%) desa (S20) Desa Mandiri
99,36%
16,42%
WTP
1.021.828.628,00
82,88%
51.858.775,00
87,55%
3.683.583.321,00
3.311.953.600,00
89,91%
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
1.629.336.700,00
1.475.432.950,00
90,55%
53,69 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 185,70
1.930.699.152,00
1.891.305.000,00
97,96%
99,23%
99,87
9,34%
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Sipil 56,88 Negara Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
-
C
C
100%
53,69%
100,00
40%
74,28%
Target
Realiasi Kinerja
4
Program Penguatan Kelembagaan Daerah
5
% Capaian 6
65% 6,12%
100% 6,12%
100,00
Page 5 of 9
Anggaran
Program
7 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
153,85
1.232.839.979,00 59.234.775,00
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
469.574.600,00
449.878.975,00
95,81%
21
Meningkatnya keterpenuhan sarana-prasarana serta ketenagaan medic/non medic dalam pelayanan kesehatan (S21)
Cakupan Puskesmas
Cakupan Pembantu Pukesmas
Rasio tenaga dokter terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah Rasio tenaga paramedic terhadap jumlah penduduk pada satuan wilayah
22
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit (S22)
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan rumah sakit
23
Meningkatnya keterpenuhan sarana ibadah, penyelenggara kegiatan ibadah, dan situasi kondusif bagi kerukunan ummat (S23)
Rasio rumah ibadah/ jumlah penduduk;
24
Meningkatnya kegiatan kepemudaan dan olah raga daerah (S24)
Persentase penyelenggara kegiatan ibadah (imam masjid dan guru mengaji) yang difasilitasi
Persentase organisasi kepemudaan yang aktif;
Persentase cabang olah raga yang aktif
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
212,5
212,5
100,00 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 100,00
62,86
62,86
0,294
0,011
3,74
1,5
0,043
2,87
Program Standarisasi Pelayanan 101,61 Kesehatan
80%
81,29%
2,06%
1,73%
83,98
100%
100%
100,00
100%
100%
100%
100%
100,00 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Kesejahteraan Sosial
100,00 Program Peningkatan Upaya Pertumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
Target
4
Realiasi Kinerja 5
% Capaian 6
Page 6 of 9
43.684.864.657,00
34.963.018.765,00
80,03%
544.320.000,00
377.125.695,00
69,28%
1.153.200.000,00
1.146.000.000,00
99,38%
387.317.500,00
381.517.200,00
98,50%
31.575.000,00
30.775.000,00
97,47%
1.285.190.000,00
1.159.284.000,00
90,20%
Anggaran
Program
7
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
25
26
27 28 29
30
Meningkatnya pendapatanMeningkatnya kapasitas pengarusutamaan gender dalam pembangunan (S25)
Meningkatnya keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah (S26)
Meningkatnya produksi beras (S27) Meningkatnya kelestarian sumberdaya alam (S28) Terpeliharanya kualitas lingkungan hidup (S29)
PDRB/kapita petani, peternak,Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
11,10%
10,91%
20%
30%
98,29 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
150,00 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Persentase partisipasi perempuan di organisasi sosial kemyarakatan Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat jumlah produksi beras (ton) Tingkat pengurangan emisi gas rumah kaca Tingkat pengendalian pencemaran lingkungan
Terpeliharanya kebersihan dan Cakupan volume sampah yang Keindahan perkotaan (S30) tertangani (%)
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
15%
5,14%
34,27
194.971
177.532
2%
2%
18.05% (Udara)
82.48% (Udara)
18.05% (Air)
83.5% (Air)
24.07% (Tutupan Hutan) 24,23%
68.13% (Tutupan Hutan 26,90%
Pogram Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
Program Peningkatan Ketahanan 91,06 Pangan Pertanian/Perkebunan Program Perlindungan dan 100,00 Konservasi Sumber Daya Alam
Program Pengendalian Pencemaran 456,95 dan Perusakan Lingkungan Hidup
4
Realiasi Kinerja 5
59.624.800,00
80,66
21.458.200,00
16.957.500,00
79,03
37.300.000,00
37.299.850,00
100,00
85.057.525,00
82.802.025,00
97,35
9.351.678.189,00
6.394.040.550,00
68,37
1.158.218.000,00
1.151.318.000,00
99,40
260.020.000,00
238.675.300,00
91,79
1.891.896.500,00
1.138.100.300,00
60,16
5.864.140.770,00
3.721.393.000,00
63,46
462,60 283,05 111,02 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Target
73.925.000,00
% Capaian 6
Page 7 of 9
Anggaran
Program
7
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
31
Meningkatnya pendapatanBerkurangnya penduduk miskin (S31)
PDRB/kapita petani, peternak,Angka Kemiskinan
-
- Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
202.896.000,00
202.896.000,00
796.170.484,00
774.299.851,00
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
90.720.000,00
90.720.000,00
100,00
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
237.999.025,00
235.604.225,00
98,99
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
329.933.500,00
317.106.000,00
96,11
13.473.000,00
13.425.000,00
99,64
125.786.000,00
125.673.000,00
99,91
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
32
Meningkatnya cakupan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (S32)
Persentase PMKS yang tertangani
33
Meningkatnya jumlah investor yang tertarik berinvestasi (S33)
jumlah rencana investasi (Jumlah MOU)
34
Meningkatnya jumlah tenaga kerja berkompetensi cukup untuk terserap dalam lapangan kerja (S34)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
35
8,36%
Meningkatnya daya saing Jumlah Jenis Produk Spesifik produk koperasi, UKM, industri lokal dari industri daerah yang kecil dan industry rumah berdaya saing pada pasar tangga dalam perdagangan (S35) Jumlah Jenis Produk Koperasi, usaha kecil dan usaha menengah spesifik lokal daerah yang bersaing dalam pasar regional
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1
2
3
100%
30
79,11%
0
67%
85,80%
4
4
34
34
Target
Realiasi Kinerja
4
5
79,11
0,00
128,06
100,00 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pengembangan Industri 100,00 Kecil Menengah
% Capaian 6
Page 8 of 9
Anggaran
Program
7
100 97,25
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
% Capaian
8
9
10
36
Meningkatnya pendapatanMeningkatnya kapasitas sarana/ prasarana perdagangan bagi pelaku industri kecil dan rumah tangga, koperasi, serta usaha kecil dan menengah (S36)
PDRB/kapita petani, peternak,Jumlah sarana/prasarana pasar tradisional yang efektif menunjang perdagangan produk spesifik lokal industri kecil dan rumah tangga serta koperasi dan UKM
17
17
100,00
Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan Dalam Negeri
Jumlah
Page 9 of 9
339.251.000,00
391.532.735.938,00
335.575.000,00
328.567.673.165,00
98,92