Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 221- 231
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN SERTA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ACEH Anugrah Diansyah1, Nurdasila Darsono 2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: A good performance of the employee is certainly an expectation of all organizations and institutions, because at last the employee’s performance is expected to increase the organization’s performance entirely to achieve both short term and long term company’s goal. This study examines effect from leadership, empowerment, and emotional quotient to job satisfaction and job performance at Dinas Pendidikan Aceh. Intake technique sample at this research is to using the proportionate stratified random sampling. Sample this research is equal to 175 with analitical tools of Path Analysis has been involved to analize the data. The conclusion of this research is leadership, empowerment, and emotional quotient had significant influence on job statisfaction and perfromance. This means that the higher levels of leadership, empowerment, and emotional quotient, the higher the employee’s job statisfaction and employee performance. Keyword: Leadership, Empowerment, Emotional Quotient, Job Statisfaction dan Employee Performance
Abstrak: Kinerja yang baik dari pegawai merupakan hasil yang sangat diharapkan oleh setiap organisasi, karena kinerja karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari kepemimpinan, pemberdayaan, dan kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 175 responden dengan analisis data menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan, pemberdayaan, dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja Dan kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh baik secara simultan maupun secara parsial. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kepemimpinan, pemberdayaan, dan kecerdasan emosional maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Kata kunci: Kepemimpinan, Pemberdayaan, Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja Dan Kinerja Pegawai
221 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lain
PENDAHULUAN Dinas
Pendidikan
Provinsi
dapat
pula
terjadi
kepuasan
kerja
Aceh
disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi
merupakan instansi yang bertanggung jawab
kerja sehingga pekerja yang kinerjanya baik
dalam menyelenggarakan urusan pemerintah
akan mendapatkan kepuasan kerja.
daerah dibidang pendidikan berdasarkan atas
Choomber (2007:297) menjelaskan bahwa
asas otonomi dan tugas pembantuan. Untuk
kepemimpinan adalah kecerdasan pemimpin
mewujudkan tujuan nya Dinas Pendidikan
dalam suatu organisasi di mana efektivitas
Provinsi Aceh berupaya seoptimal mungkin
kepemimpinan terkait dengan kinerja organisasi
untuk memanfaatkan segala sumberdaya dan
dan merupakan hal yang sangat penting dalam
potensi
meningkatkan
suatu organisasi. Pemimpin yang efektif akan
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, tidak
melalui
kualitas
hanya ditunjukkan dari kekuasaan yang dimiliki
sumberdaya manusia secara berkesinambungan.
tetapi juga ditunjukkan pula oleh perhatian
yang
ada
untuk
peningkatan
Penelitian
mutu
oleh
dan
Biswas
and
Varma
(2012:177) menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi
kinerja
karyawan
secara
pemimpin terhadap kesejahteraan dan kepuasan karyawan. Samad dalam penelitiannya menyatakan
signifikan. Kepuasan kerja karyawan adalah
bahwa
faktor
pengetahuan
mendasar
berpengaruh
yang
bagi
dinilai
keberhasilan
sangat
pemberdayaan yang
merujuk
menyatakan
pada
seseorang
organisasi.
memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi
melakukan sesuatu dalam bidang tertentu atau
cenderung mengerahkan usaha yang lebih
untuk tujuan tertentu (Samad, 2007:254).
dalam
mengutamakan
Pemberdayaan mengacu pada proses yang
kepentingan organisasi. Kepuasan kerja yang
memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada
tinggi dapat meningkatkan faktor psikologis
karyawan untuk mengambil keputusan pada
dan
positif
pekerjaannya dan ide dasarnya adalah bahwa
mempengaruhi kinerja karyawan (Mosadegh
ketika karyawan diberi tanggung jawab yang
Rad & Yarmohammadian, 2006:11).
luas, mereka menunjukkan reaksi yang lebih
tugasnya
fisik
karyawan
Kepuasan
kerja
dan
dan
secara
disinyalir
sangat
kreatif dan didorong untuk berpartisipasi dan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Menurut
membantu mereka untuk menjadi puas dalam
Gibson (2000:110) secara jelas menggambarkan
pekerjaannya (Greasley, 2008:39).
adanya hubungan timbal balik antara kinerja
Kinerja pegawai tidak hanya dilihat dari
dengan kepuasan kerja. Di satu sisi dikatakan
kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga
kepuasan
peningkatan
kemampuan menguasai dan mengelola diri
kinerja sehingga pekerja yang puas akan
sendiri serta kemampuan dalam membina
menunjukkan kinerja yang baik pula. Di sisi
hubungan dengan orang lain. Kemampuan
kerja
menyebabkan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 222
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tersebut oleh Daniel Goleman disebut dengan
adalah suatu sistem formal dan terstruktur yang
Emotional Intelligence atau kecerdasan emosi.
mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-
Goleman
Melalui
sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku,
penelitiannya mengatakan bahwa kecerdasan
dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran. Hal
emosi menyumbang 80 % dari faktor penentu
ini memberikan bahwa penilaian kinerja yang
kesuksesan sesorang, sedangkan 20 % yang lain
dilaksanakan
ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient).
produktif seorang pegawai dan apakah ia bisa
(Goleman,
2000:46).
akan
mengetahui
seberapa
berkinerja sama atau lebih efektif pada masa KAJIAN KEPUSTAKAAN
yang akan datang sehingga pegawai, organisasi
Pengertian Kinerja Menurut
dan
Dessler
(2005:2)
kinerja
masyarakat
sama-sama
memperoleh
manfaat.
didefinisikan sebagai prosedur apa saja yang meliputi (1) penetapan standar kerja, (2) penilaian
kinerja
aktual
pegawai
hubungan dengan standar-standar ini, (3) memberi umpan balik kepada pegawai dengan tujuan
memotivasi
orang
tersebut
untuk
menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja lebih baik lagi. Menurut
Robbins
kinerja
antara kemampuan dan motivasi. Dalam studi manajemen kinerja pekerja atau pegawai ada hal yang memerlukan pertimbangan yang sebab
kinerja
individual
seorang
pegawai dalam organisasi merupakan bagian dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan kinerja
dari
organisasi
Menurut
Robbins
(2001:148)
mendefinisikan: Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang; selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasan
(2008:61)
pegawai adalah sebagai fungsi dari interaksi
penting
Pengertian Kepuasan Kerja
dalam
tersebut.
Berhasil
tidaknya kinerja pegawai yang telah dicapai organisasi tersebut akan dipengaruhi oleh
kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang
dinikmati
memperoleh
dalam
pujian
pekerjaan
hasil,
dengan
kesejahteraan,
perlakuan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Menurut menilai
Robbins
suatu
(2003:101):
kepuasan
dapat
.Untuk diukur
menggunakan dua pendekatan yaitu angka-nilai global tunggal (single global rating) dan skor penjumlahan (summation score) yang tersusun atas sejumlah aspek kerja.
tingkat kinerja dari pegawai secara individu maupun kelompok.
Pengukuran Kepuasan Kerja Mengukur kepuasan kerja dapat digunakan
Penilaian Kinerja Schuler penilaian 223 -
(2007)
kinerja
bahwa
skala indeks deskripsi jabatan, skala kepuasan
appraisal)
kerja berdasarkan ekspresi wajah, dan kuesioner
menyatakan
(performance
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepuasan kerja Minnesota.
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu
a. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Skala
kelompok guna mencapai suatu visi atau
Indeks Deskripsi Jabatan
serangkaian tujuan yang ditetapkan.
Skala pengukuran ini dikembangkan oleh
Hersey dan Blanchard (dalam Cleary,
Smith, Kendall, dan Hulin pada tahun 1969.
2009)
Dalam penggunaannya, pegawai ditanya
situasional adalah merupakan kepemimpinan
mengenai pekerjaan maupun jabatannya
yang
yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk,
mempengaruhi antara (1).Tingkat bimbingan
dalam skala mengukur sikap dari lima area,
dan arahan yang diberikan pemimpin (perilaku
yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi, dan
tugas), (2). Tingkat dukungan sosioemosional
co-worker.
yang disajikan pemimpin (perilaku hubungan)
b. Pengukuran
Kepuasan
Kerja
dengan
dalam
konteks
didasarkan
atas
Kepemimpinan
hubungan
saling
dan (3).Tingkat kesiapan yang diperlihatkan
Berdasarkan Ekspresi Wajah
bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi
Mengukur kepuasan kerja ini dikembangkan
atau tujuan tertentu (kematangan bawahan).
oleh Kunin pada tahun 1955. Skala ini
Berdasarkan teori kepemimpinan situasional,
terdiri dari segi gambar wajah-wajah orang
tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling
mulai dari sangat gembira, gembira, netral,
efektif untuk semua organisasi. Kepemimpinan
cemberut, dan sangat cemberut. Pegawai
yang efektif adalah perilaku kepemimpinan
diminta untuk memilih ekspresi wajah yang
yang sesuai dengan karakteristik organisasi,
sesuai dengan kondisi pekerjaan yang
terutama kondisi kematangan bawahan.
dirasakan pada saat itu. c. Pengukuran
Kepuasan
Kerja
dengan
Robbins
Kuesioner Minnesota Pengukuran
kepuasan
kerja
ini
dikembangkan oleh Weiss, Dawis, dan England pada tahun 1967. Skala ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat
Model dan Gaya Kepemimpinan
memuaskan.
Pegawai
diminta
memilih satu alternatif jawaban yang sesuai
dan
Judge
(2008:58)
mengemukakan ada empat macam model kepemimpinan bila
dikaitkan dengan ciri
kepribadian seorang pemimpin. Yaitu: 1. Model kepemimpinan kontigency (Model Fiedler, l974); 2. Model jalur-tujuan (Model Houss Path Goal, l974); 3. Model Partisipasi (Model Vroom-Yetton,
dengan kondisi pekerjaannya.
l973) dan 4. Model situasi (l977).
Pengertian Kepemimpinan Robbins mendefenisikan
dan
Judge
(2008:49)
kepemimpinan
(leadership)
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 224
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala orang tersebut mencoba mempengaruhi orang
menyangkut semua pengembangan produk dan
lain seperti yang ia lihat (Robbins dan Judge,
pengambilan keputusan. Pemberdayaan juga
2008:315).
berarti
saling
berbagi
informasi
dan
Berdasarkan dua orientasi kepemimpinan
pengetahuan diantara pegawai yang digunakan
tersebut, selanjutnya gaya kepemimpinan bisa
untuk memahami dan mendukung kinerja
diklasifikasi menjadi empat, yaitu: (1) task
organisasi, pemberian penghargaan terhadap
oriented leadership, yakni gaya kepemimpinan
kinerja organisasi dan pemberian otonomi
yang berorientasi tinggi pada tugas, dan rendah
dalam
pada
berpengaruh terhadap organisasi (Ford 1995;
hubungan manusia,
(2)
relationship
oriented leadership, yakni gaya kepemimpinan yang
berorientasi
manusia,
tinggi
tetapi
integrated
rendah
pada
hubungan
pada
leadership,
tugas,
yakni
(3) gaya
pengambilan
keputusan
yang
dalam Sadarusman, 2004). Thomas
dan
beragumentasi
Veltahouse bahwa
(1990:4)
pemberdayaan
merupakan suatu yang multifaceted
yang
kepemimpinan yang beroirientasi tinggi pada
esensinya tidak bisa dicakup dalam satu konsep
tugas
tunggal.
dan
hubungan
impoverished
manusia,
leadership,
dan
yakni
(4)
Dengan kata
lain pemberdayaan
gaya
mengandung pengertian perlunya keleluasaan
kepemimpinan yang berorientasi rendah pada
kepada individu untuk bertindak dan sekaligus
tugas dan hubungan manusia (Goleman dan
bertanggung jawab atas tindakannya sesuai
Boyatzis, 2003).
dengan
tugas
yang
diembannya.
Konsep
pemberdayaan dari Thomas dan Velthouse ini dimanifestasikan dalam empat kognisi yang
Pemberdayaan Pemberdayaan atau empowerment adalah
merefleksikan orientasi individu atas peran
wewenang untuk membuat keputusan dalam
kerjanya yaitu arti (meaning), kompetensi
suatu area kegiatan operasi tertentu tanpa harus
(competence),
memperoleh pengesahan orang lain (Luthans,
determination), dan pengaruh (impact).
1998).
Sedangkan
Sadarusman,
Straub
(1989
2004:10),
mengartikan
individu
kepercayaan, dalam
mengembangkan
suatu
dan
mendorong
organisasi
peraturan
dalam
untuk rangka
menyelesaikan pekerjaan. Pemberdayaan tanggung jawab pekerja 225 -
untuk
(self
Pengertian Kecerdasan Emosional Cooper dan Sawaf dalam Tikollah dkk (2006)
mengatakan
emosional
adalah
bahwa
kemampuan
kecerdasan merasakan,
memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
merupakan dan
diri
dalam
pemberdayaan sebagai pemberian otonomi, wewenang,
pendeterminasian
pemberian
wewenang terhadap
mengambil
keputusan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
energi
dan
pengaruh
yang
manusiawi.
Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada diri dan orang lain serta menanggapinya
terhadap kinerja Pegawai Dinas
dengan tepat, menerapkan secara efektif energi
Pendidikan Provinsi Aceh baik
emosi dalam kehidupan sehari-hari.
secara simultan maupun secara
Sedangkan
Goleman
(2005:44)
mendefinisikan kecerdasan emosional adalah
parsial. Kepuasan
kerja
memiliki
kemampuan lebih yang dimiliki seseorang
pengaruh
positif
terhadap
dalam
kinerja
memotivasi
diri,
ketahanan
H4
dalam
menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan
:
Pegawai
Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh. H5
Kepemimpinan, pemberdayaan,
jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut
dan
seseorang dapat menempatkan emosinya pada
memiliki
porsi yang tepat, memilah kepuasan dan
terhadap kinerja Pegawai Dinas
mengatur suasana hati.
Pendidikan Provinsi Aceh jika di
kecerdasan
emosional
pengaruh
moderasi
oleh
positif
variabel
kepuasan kerja.
Hipotesis Penelitian Untuk menjawab tujuan dan permasalah dalam penelitian ini sesuai dengan dasar tori
METODE PENELITIAN
yang ada maka hipotesis dalam penelitian ini
Lokasi Dan Objek Penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut: H1
H2
:
:
Kepemimpinan, pemberdayaan,
Pendidikan Provinsi Aceh dengan subjek dalam
kecerdasan
dan
penelitian ini adalah seluruh pegawai dalam
kepuasan kerja, serta kinerja
lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
pegawai pada Dinas Pendidikan
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas
Provinsi Aceh sudah sangat
pada pengaruh kepemimpinan, pemberdayaan,
baik
dan kecerdasan emosional terhadap kepuasan
Kepemimpinan, pemberdayaan,
kerja dan dampaknya terhadap kinerja pegawai
dan
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
emosional
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
kepuasan
kerja
Provinsi
:
emosional,
kecerdasan
Pegawai
H3
Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas
Dinas Aceh
Pendidikan baik
Populasi Dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
secara
seluruh pegawai di Dinas Pendidikan Aceh
simultan maupun secara parsial.
yang berjumlah 310 orang yang diperoleh
Kepemimpinan, pemberdayaan,
dengan menggunakan rumus Slovin dengan
dan
asumsi tingkat kesalahan pengambilan sampel
kecerdasan
memiliki
pengaruh
emosional positif
yang ditolerir adalah sebesar 5%: Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 226
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 1. Korelasi antar variabel eksogen (X1, X2, dan X3)
Metode Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan
Correlations X1
untuk melakukan pengujian hipotesis di dalam penelitian ini adalah metode analisis jalur (path analysis).
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka digunakan model analisis regresi linear berganda. Persamaan matematis untuk diagram jalur sub struktur 1 adalah: Z = PYX1 + PYX2 + PYX3 + ε1
........................... (1)
X1
Y = PZX1 + PZX2 + PZX3 + PZY +ε2............(2)
Persamaan matematis untuk diagram jalur sub struktur 3 adalah:
X3 .941**
Pearson 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 .000 N 175 175 175 ** ** X2 Pearson .954 1 .956 Correlation Sig. (2-tailed) .000 .000 N 175 175 175 X3 Pearson .941** .956** 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 .000 N 175 175 175 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Persamaan matematis untuk diagram jalur sub struktur 2 adalah:
X2 .954**
Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antar variabel eksogen sangat kuat. Hubungan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada jalur berikut ini.
Z = pzy + ε 3......................................................................... (3)
ɛ1
Persamaan matematis untuk diagram jalur Z = PZX1 + PZX2 + PZX3 + PY + PX1Y + PX2Y +
Y
X1
sub struktur 4 adalah sebagai berikut:
ɛ2
0.954
PX3Y + ε2........................................................ (4)
Z
X2
0.941 0.97 7
X3
HASIL PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis Untuk melihat hubungan antara variabel eksogen maka digunakan analisis Pearson Product Moment. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
227 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Gambar 1. Korelasi antar variabel eksogen Pengujian Hipotesis 1 Tabel 2. Penejelasan responden terhadap variabel penelitian No
Variabel
1 2 3 4 5
Kepemimpinan Pemberdayaan Kecerdasan Emosional Kepuasan Kerja Kinerja
Penjelasan Responden 4.75 4.73 4.74 4.77 4.73
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berdasakan kepada hasil pada tabel diatas, dapat
dijelaskan
pemberdayaan,
bahwa
kepemimpinan,
kecerdasan emosional,
dan
Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
kepuasan kerja serta kinerja pegawai sangat baik. Dari hasil yang telah diperoleh maka
Pengujian Hipotesis 3 Variabel eksogen kepemimpinan secara
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
ditolak.
eksogen kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang menunjukkan thitung > ttabel
Pengujian Hipotesis 2 Variabel kepemimpinan secara parsial berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
(2.293 > 1.974) pada tingkat kepercayaan 0.05 dan nilai koefisien jalur adalah sebesar 0.197. Hasil
eksogen kepuasan kerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang menunjukkan thitung > ttabel (13.624 > 1.974) dan nilai koefisien jalur sebesar 0.597. Variabel pemberdayaan menunjukkan nilai thitung > ttabel (7.529 > 1.974), hasil tersebut membuktikan bahwa variabel pemberdayaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. Nilai koefisien jalur
uji
parsial
dari
variabel
pemberdayaan menunjukkan nilai thitung > ttabel (6.341 > 1.974), hasil tersebut membuktikan bahwa variabel pemberdayaan secara parsial berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
kinerja. Nilai koefisien jalur yang diperoleh adalah sebesar 0.632. Variabel kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (2.463 >
yang diperoleh adalah sebesar 0.382. Variabel kecerdasan emosional memiliki
1.974) dan nilai koefisien jalur sebesar 0.129. Adapun struktur dari hasil pengujian
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (17.287 > 1.974) dan nilai koefisien jalur
hipotesis 3 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ɛ1=
sebesar 0.776.
X1 0.197
Adapun struktur dari hasil pengujian hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah sebagai
0.193
0.954 X2
0.941
0.632
Z
0.977
berikut:
0.129 ɛ1=
X1
X3
0.051
0.597 0.954
Gambar 3. Substruktur pengujian hipotesis 3 X2
0.941
0.382
Y
Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 yang telah 0.977 0.776 X3
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Gambar 2. Substruktur pengujian hipotesis 2
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 228
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala hubungan antara variabel eksogen dan variabel
Pengujian Hipotesis 4 Variabel
kepuasan
kerja
berpengaruh
endogen dengan baik. Hal ini membuktikan
signifikan terhadap variabel kinerja pegawai.
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti
Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang
bahwa Kepemimpinan, pemberdayaan, dan
menunjukkan thitung > ttabel (25.172 > 1.974) pada
kecerdasan
tingkat kepercayaan 0.05 dan nilai koefisien
positif
jalur adalah sebesar 0.886.
Pendidikan Provinsi Aceh jika di moderasi oleh
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan
emosional
terhadap
memiliki
kinerja
pengaruh
Pegawai
Dinas
variabel kepuasan kerja.
maka substruktur dalam pengujian hipotesis 4 ini adalah sebagai berikut.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ɛ1 =
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
0.382
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan Y
Z
0.886
sebagai berikut: 1. Analisis
Gambar 4. Substruktur pengujian hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji hipotesis 4 yang telah
deskriptif
menunjukkan
dalam
penelitian
bahwa
kepemimpinan,
variabel
pemberdayaan,
dan
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
kecerdasan emosional serta kepuasan kerja
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
dan kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh sudah baik.
Pengujian Hipotesis 5 Adapun struktur dari hasil pengujian hipotesis 5 dalam penelitian ini adalah sebagai
2. Kepemimpinan,
pemberdayaan,
dan
kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja Pegawai
berikut:
Dinas Pendidikan Provinsi Aceh baik secara ɛ1=
simultan maupun secara parsial.
0.051
X1
ɛ1=
Y
0.597
0.193
0.886 0.954 0.941
0.382 X2
0.197 0.632
Z
pemberdayaan,
dan
kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
0.776 0.977
3. Kepemimpinan,
0.129
baik secara simultan maupun secara parsial.
X3
4. Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif Gambar 5. Substruktur Pengujian Hipotesis 5
terhadap kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja meampu memoderasi 229 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
5. Kepemimpinan, kecerdasan
pemberdayaan,
emosional
tidak
dan
memiliki
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengaruh positif terhadap kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Aceh jika di moderasi oleh variabel kepuasan kerja.
Saran Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Dinas Pendidikan Aceh dalam pelaksaan tugasnya
harus
keadaan
lebih
pegawai,
memperhatikan karena
dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Seperti memberikan pengarahan kepada pegawai, kesesuaian pekerjaan pegawai, dan pemberian penghargaan atas prestasi kerja pegawai. 2.
Pihak Dinas Pendidikan sebaiknya mulai memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja pegawai, agar dapat menyusun strategi yang baik untuk memperoleh kinerja dan kepuasan kerja pegawai yang tinggi.
3.
Untuk penelitian mendatang dapat menguji ulang
model
penelitian
ini
dengan
menambah variabel-variabel baru seperti kepribadian,
motivasi,
dan komitmen.
Selain itu juga memasukkan variabel self efficacy dalam memengaruhi kinerja.
DAFTAR PUSTAKA Abi, Ealias and Jijo, George. 2012. Emotional Intelligence and Job Satisfaction: A Correlational Study. Research Journal Of Commerce And Behavioral Science, Vol. 1, No. 4, p.37-42. Biswas, S., and Varma, A. 2012. Antecedents Of Employee Performance: An
Empirical Investigation In India. Employee Relations, Vol.34, p.177–192. Coomber, B., Barriball, K. L. 2007. Impact Of Job Satisfactions on Intent to Leave And Turnover for Hospital Based Nurses: A Review of The Researchliterature. International Journal of Nursing Studies, Vol. 44, p. 297-314 Cleary, Thomas. 2009. Seni Kepemimpinan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Dessler, Gary. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks. Gibson et al,. 2000. Organisasi, Jilid 1 dan 2, alih bahasa Agus Dharma, Erlangga, Jakarta. Gibson, JL, Ivancevich dan JM, Donnely Jr. 2000. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses. Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga. Goleman, D, 2000, Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Daripada IQ, Alih Bahasa: T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Goleman,D.,Boyatzis,R.,&Mc Kee. 2003, A.The New Laders Transforming the Art of Leadership into The Science of Result. London: Little Brown. Greasly, K. Bryman, A. Pric, A. Naismith, N. Soetanto, R. 2008. Understanding Empowerment From On Employee Perspective. Team Performance Management, Vol. 14, No. 1/2, p. 39-55. Indradevi. R. 2012. The Impact Of Psychological Empowerment On Job Performance And Job Satisfaction In Indian Software Companies. EXCEL International Journal of Multidisciplinary Management Studies, Vol.2 Issue 4 Kirkman et al., 2004. The Impact Of Team Empowerment On Virtual Team Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 230
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Performance: The Moderating Role Of Face To Face Interaction. Academy of Management Journal, Vol. 47, No. 2, p.175 –192 Muhammad Amin et al., 2013. Impact of Principals/Directors’ Leadership Styles on Job Satisfaction of the Faculty Members: Perceptions of the Faculty Members in a Public University of Punjab, Pakistan. Journal of Research and Reflections in Education, Vol.7, No. 2, p.97 -112 Najafi, Mohammad. 2012. Studying the Effect of Emotional Quotient on Employee’s Job Satisfaction (The Case of Isfahan University of Medical Sciences). Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, Vol. 4, No. 2, p.343-354 Obiwuru Timothy C et al., 2011. Effects Of Leadership Style On Organizational Performance: A Survey Of selected Small Scale Enterprises In Ikosi-Ketu Council Development Area Of Lagos State, Nigeria. Australian Journal of Business and Management Research, Vol.1, No. 7, p.100-111 Rad, A. M., & Yarmohammadian, M. H. 2006. A Study Of Relationship Between Managers’ Leadership Style And Employees’ Job Satisfaction. Leadership in Health Services, Vol. 19, No. 2, p.11-28. Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour). Jakarta:Salemba Empat Robbins, Sthepen P. 2001. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, PT. ndeks, Terjemahan Tim Indeks, Jilid II, Jakarta. Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Sadarusman, Eka. 2004. Pemberdayaan: Sebuah Usaha Memotivasi Karyawan, Fokus Ekonomi, Vol. 3, No.2. 231 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Samad,S., 2007. Social Structural Characteristics And Employee Empowerment: The Role Of Proactive Personality. International Review Of Business Research Paper, Vol. 3, No. 4 , p. 254-264. Schuler. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Trans. Prawira Hie. Jakarta: Erlangga. Susita Asree et al., 2009. Influence Of Leadership Competency And Organizational Culture On Responsiveness And Performance Of Firms. International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 22, No. 4, p. 500-516 Thomas, K. W., Velthouse, B.A, 1990, Cognitive Elements of Empowerment: an Enterpretative Model of Intrinsic Task Motivation, Academy of Management Review, Vol. 15, p. 4-666. Tuuli,
M.M and Rowlinson, S. 2009. Performance Consequences of Psychological Empowerment. Journal of Construction engineering and Management, Vol. 135, No. 12, p.13341347
Uzma, Hanif Gondal., Tajammal, Husain. 2013. A Comparative Study of Intelligence Quotient and Emotional Intelligence: Effect on Employees’ Performance. Asian Journal of Business Management, Vol. 5, No. 1, p.153-162