TESIS
PENGARUH TENUR DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2004-2009)
I PUTU NURATAMA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
TESIS
PENGARUH TENUR DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2004-2009)
I PUTU NURATAMA NIM 0891662031
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
PENGARUH TENUR DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2004-2009)
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana
I PUTU NURATAMA NIM 0891662031
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 31 OKTOBER 2011
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si
Drs. I Kt Suryanawa, M.Si., Ak
NIP. 19651122199203 1 004
NIP. 19630709198803 1 001
Mengetahui
Ketua Program Magister Akuntansi
Direktur
Program Pascasarjana
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Universitas Udayana,
Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19591202198702 1 001
NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Tesis ini telah diuji pada Tanggal : 31 Oktober 2011
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana No 1935/UN14.4/HK/2011, Tanggal 27 Oktober 2011
Ketua Anggota
: Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si : 1. Drs. I Ketut Suryanawa. M.Si., Ak 2. Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si, Ak 3. Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak 4. Dr. I Ketut Yadnyana, SE., M.Si., Ak
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Nama:
I Putu Nuratama
NIM:
0891662031
Program Studi:
Magister Akuntansi
Judul Tesis:
Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Pada Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2009)
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 02 November 2011
I Putu Nuratama
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Masa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung kerta wara nugraha-Nya, tesis yang berjudul “Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas Audit dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi. (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2009)” ini dapat diselesaikan. Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., sebagai pembimbing I dan Drs. I Kt Suryanawa, M.Si., Ak., sebagai pembimbing II dan juga pembimbing akademik, yang telah membimbing, memberikan nasehat kepada penulis dengan tulus dan penuh kesabaran baik selama masa perkuliahan sampai dengan terselesaikannya tesis ini. 2. Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak., Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak, Dr. I Ketut Yadnyana, SE., M.Si., Ak sebagai tim penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam menyempurnakan tesis ini. 3. Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD (KHOM) selaku Rektor Universitas Udayana dan Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan proses perkuliahan 4. Dr. Ketut Budiartha, SE, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Magister Akuntansi Universitas Udayana dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak., serta Ni Luh Supadmi, SE., M.Si., Ak., selaku pengelola Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang memberi perhatian dan bantuan selama mengikuti perkuliahan.
vi
5. Para Dosen pengajar Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Para pegawai Program Magister Akuntansi Universitas Udayana dan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Udayana yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi. 7. Seluruh staf Bursa Efek Indonesia cabang Bali yang telah memberi petunjuk dan informasi mengenai data yang penulis butuhkan. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada rekan-rekan MAKSI angkatan III atas dukungan dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini. Kepada pimpinan dan rekan-rekan kantor SK Sutrisna Dewi, SE., MM,. Ak, I Gede Ary Suryanthara SE, Ak. I Wayan Ogik Juniada, SE., Ak. I Made Eka Kurniawan, SE., Ak. Fajar Made Krisnanti Dewi, SE. A.A. Ngr. Gd. Surya Wardana, SE. A.A. Gede Widya Mahantara, SE. Komang Sri Darmiyathi, SE., Ak. I Gede Retna Bayu, Amd. Ni Made Sudarmini, Amd. Putu Andika Priyana. Gusti Bagus Andika Putra. I Kadek Ardika. A. A. Alit Widiantara, terimakasih atas pengertiannya dan juga semangat serta motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ni Luh Riska Yusmarisa, SE., MSi, I Ketut Sunar Wijaya, SE., MSi dan Ni Komang Sumadi, SE., Ak., MSi yang telah memberi bantuan, dukungan dan Motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ni Ketut Santy dan I Made Nuryudana sekeluarga, yang dengan tulus memberikan doa, motivasi dan semangat untuk dapat menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Drs. I Made Nuarta dan Dra. Ni Nyoman Tirta atas doa, restu, dan dukungan baik secara moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Program Magister Akuntansi Universitas Udayana dengan baik. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan yang ada. Terima kasih atas segala bantuan dan bimbingannya. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dari awal sampai dengan tesis ini terselesaikan.
vii
ABSTRAK PENGARUH TENUR DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2004-2009) Penelitian ini menguji mengenai pengaruh tenur dan reputasi kantor akuntan publik pada kualitas audit dan komite audit sebagai variabel moderasi hubungan antara tenur dengan kualitas audit. Kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen menyebabkan perubahan terhadap praktik audit seperti pembatasan masa perikatan (tenur) kepada perusahaan yang diaudit. Adanya ketidak konsistenan pada hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh tenur pada kualitas audit seperti Myers et al (2003), Manry et al (2008), Carey dan Simnett (2006), Wibowo dan Rossieta (2009) menyebabkan isu ini menjadi topik yang penting untuk diteliti. Kualitas audit diukur dengan akrual lancar sedangkan tenur diukur dengan menghitung tahun dimana KAP yang sama telah melakukan perikatan dengan auditee, reputasi diukur dengan menggunakan kelompok auditor big four dan non big four dan komite audit diukur dengan persentase jumlah komite audit dibandingkan dengan jumlah komisaris. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa tahun 2004 sampai dengan 2009, dengan menggunakan motode purposive sampling diperolehlah 726 sampel penelitian. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tenur berpengaruh positif pada kualitas audit, reputasi berpengaruh negatif pada kualitas audit sedangkan komite audit berpengaruh pada hubungan tenur KAP dengan kualitas audit. Kata kunci: kualitas audit, tenur, reputasi KAP, komite audit
viii
ABSTRACT THE INFLUENCE OF TENUR AND REPUTATION OF PUBLIC ACCOUNTING FIRM ON AUDIT QUALITY WITH THE AUDIT COMMITTEE AS THE MODERATION VARIABLE (CASE STUDY ON MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BEI IN THE YEAR OF 2004-2009) This study examines the influence of tenur and reputation of public accounting firms on audit quality and audit committee as a moderating variable of relationship between tenur and audit quality. Enron case that involves Arthur Andersen Firm causes changes to the audit practice such as limitations on the audit engagement (tenur) to the company that is being audited. The inconsistencies of the previous studies on the effects of tenur toward the audit quality such as Myers et al. (2003), Manry et al. (2008), Carey and Simnett (2006), Wibowo and Rossieta (2009) lead this issue becomes an important topic to be researched. Audit quality is measured by current accrual while tenur is measured by counting the year in which the same KAP has made an engagement with the auditee, the reputation is measured by using and the big four and non big four group of auditors. Meanwhile, audit committee is measured by the percentage amount of the audit committee comparing to the number of commissioners. This study is focused on manufacturing company that has been listed on the Indoneisa Stock Exchange during 2004 until 2009. Moreover, by using a purposive sampling method is gained 726 research samples. The hypothesis testing in this study is using multiple regression analysis. The results of the test showed that tenur positively affects the audit quality, reputation negatively affects the quality audit and the committee audit influence the relationship between tenur and the audit quality. Keywords: audit quality, tenur, KAP’s reputation, audit committee
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. PRASYARAT GELAR ………………………………………………………. LEMBAR PERSETUJUAN …………………………..…………………....... PENETAPAN PANITIA PENGUJI …………………….…………………….. SURAT PERNYATAAN …………………………………………………….. UCAPAN TERIMA KASIH …………………………….……………………. ABSTRAK ……………………………………………….……………………. ABSTRACT ……………………………………………..…………………… DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. DAFTAR TABEL ………………………………………….…………………. DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………..………………… BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah ………………………………….….. 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………… 1.4 Kegunaan Penelitian …………………………………..
1 6 7 7
KAJIAN PUSTAKA 2.1
2.2 BAB III
i ii iii iv v vi viii ix x xii xiii xiv
Landasan Teori ………………………………………... 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) …………….. 2.1.2 Good Corporate Governance …………………. 2.1.3 Auditing ………………………………………. 2.1.4 Opini Audit .............................………………… 2. 1.5 Kualitas Audit …………………………….…... 2.1.6 Independensi Auditor ……………………..….. 2.1.7 Komite Audit ……………….………………… 2.1.8 Prinsip-prinsip GCG di Komite Audit ……….. 2.1.9 Pengaruh Tenur KAP terhadap Kualitas Audit 2.1.10 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ……………
RERANGKA PENELITIAN 3.1 3.2 3.3
BERPIKIR,
KONSEP
DAN
HIPOTESIS
Rerangka Berpikir ……………………….…………….. Konsep Penelitian ……………………….………….….. Hipotesis Penelitian ……………………….…….……... 3.3.1 Pengaruh tenur KAP pada kualitas audit ……….. 3.3.2 Pengaruh reputasi KAP pada kualitas audit ..….
x
9 9 12 13 16 19 24 25 29 29 31 35
40 45 46 46 48
BAB IV
BAB V
3.3.3 Pengaruh komite audit sebagai variabel moderasi METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ……………………………..…… 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………….…….. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian …………………......…….... 4.4 Penentuan Sumber Data ………………….…………… 4.4.1 Jenis data menurut sifatnya .…………………… 4.4.2 Jenis data menurut sumber data ……….………. 4.4.3 Metode penentuan sampel ……….……………. 4.4.4 Metode pengumpulan data ……….…………… 4.5 Variabel Penelitian …………………………………….. 4.5.1 Definisi operasional dan identifikasi variabel … 4.5.2 Pengukuran variabel ……….…………...……… 4.6 Analisis Data …………………………..…….………… HASIL PENELITIAN 5.1 Statistik Deskriptif …………………………..…………. 5.2 Uji Asumsi Klasik …………………………………….. 5.2.1 Uji normalitas ………………………………… 5.2.2 Uji multikolinearitas ………………………….. 5.2.3 Uji heteroskedastisitas ………………………. 5.2.3 Uji autokorelasi …………………………….... 5.3 Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) …………......... 5.3.1 Koefisien determinasi …………………………. 5.3.2 Uji signifikansi simultan (uji statistik F)……….. 5.4 Hasil Pengujian Hipotesis ……….................................... 5.4.1 Pengujian hipotesis pertama (H1.1) ……………. 5.4.2 Pengujian hipotesis kedua (H1.2) ………………. 5.4.3 Pengujian hipotesis ketiga (H2) ……………….
49 51 53 53 53 53 54 54 55 56 56 56 58
62 66 66 66 66 67 67 67 68 68 69 70 70
BAB VI
PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Tenur KAP pada Kualitas Audit ..…………… 71 6.2 Pengaruh Reputasi KAP pada Kualitas Audit ………… 71 6.3 Pengaruh Komite Audit sebagai Variabel Moderasi…… 72
BAB VII
PEMBAHASAN 7.1 Simpulan ……………………………………………….. 74 7.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran …………………….. 75
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 76
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel Tabel Tabel Tabel
2.1 4.1 5.1 5.2
Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya ……….………………. Daftar Rincian Sampel ………………………………………….. Statistik Deskriptif ………………………………………………. Hasil Pengujian Hipotesis ……………………….……………….
xii
37 55 62 69
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Gambar Gambar Gambar
3.1 3.2 3.3 4.1
Rerangka Berpikir ………..……………….…………………. Rerangka Konsep Penelitian ………………………….………. Model Penelitian …………………….……….……….………. Rancangan Penelitian ……………….……….……….……….
xiii
44 45 50 52
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran
1 2 3 4 5 6 7
Daftar Perusahaan Sampel …………………………...………. 81 Statistik Deskriptif …………………………………...………. 97 Tenur dan Reputasi KAP …………………………………….. 98 Uji Normalitas (uji Kolmogorov-Smirnov) …………………. 99 Uji Heteroskedastisitas (uji Glesjer) …………………………. 100 Uji Autokorelasi ……………………………………...………. 102 Uji Hipotesis …………………………………………………. 103
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah Enron di Amerika Serikat membuat banyak pihak terkejut, apalagi hal tersebut melibatkan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) internasional yakni Arthur Andersen (AA). Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang diduga memicu masalah ini (Efraim,2010). Perikatan audit yang dilakukan AA sudah hampir 20 tahun, seharusnya AA banyak mengetahui mengenai kliennya. Kondisi tersebut menimbulkan tanda tanya dan diduga bahwa tugas audit yang terlalu lama dilakukan seorang auditor maupun KAP menyebabkan keterikatan secara emosional dan menurunkan independensinya. Keraguan lainnya yang muncul mengenai reputasi auditor yang yang berkaitan dengan sikap independensi dalam menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen berdampak sangat besar, baik di Amerika maupun di Indonesia. Dampak atas kasus tersebut diantaranya adalah terjadinya pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat seperti diterbitkannya Sarbanes Oxley Act (SOX) pada bulan Juli 2002 yang membuat perubahan terhadap praktik audit seperti pelarangan memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit.
1
2
Jika dikaitkan dengan kondisi di Indonesia, diberlakukannya SOX memberi dampak kepada peraturan pengauditan di Indonesia. Salah satu peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai tanggapan SOX adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan tersebut sampai dengan saat ini sudah beberapa kali mengalami perubahan. Sebelum tahun 2002 peraturan yang mengatur tentang jasa akuntan publik adalah KMK nomor 43/KMK.17/1997 kemudian peraturan tersebut dirubah menjadi KMK nomor 470/KMK.17/1999. Pada saat peraturan itu berlaku belum ada peraturan mengenai pembatasan perikatan antara perusahaan dengan Akuntan Publik (AP) maupun KAP. Kemudian 2 bulan setelah SOX diterbitkan tepatnya tanggal
30
september
2002,
pemerintah
mengganti
KMK
nomor
43/KMK.17/1997 dengan KMK Nomor 423/KMK.06/2002 yang kemudian diubah dengan KMK nomor 359/KMK.06/2003 pada tanggal 21 Agustus 2003. Pada peraturan tersebut sudah diatur mengenai pembatasan perikatan yakni tiga tahun buku berturut-turut untuk AP dan lima tahun buku berturut-turut untuk KAP dan juga diatur mengenai pembinaan dan pengawasan terhadap AP dan KAP. Kemudian pada tanggal 5 februari 2008 KMK Nomor 423/KMK.06/2002 diganti menjadi PMK nomor 17/PMK.01/2008 yang sampai saat ini masih berlaku. Yang menarik adalah adanya perubahan peraturan mengenai masa perikatan KAP yakni dari lima tahun buku berturut-turut menjadi enam tahun buku berturut-turut.
3
Secara umum dapat disimpulkan bahwa keputusan tersebut dibuat oleh pemerintah sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan atau skandal-skandal keuangan lainnya yang mungkin dapat melibatkan auditor dengan cara memberlakukan aturan-aturan yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitas AP dan KAP (Yeni, 2009). Audit merupakan suatu cara akuntan untuk menyelesaikan masalah manipulasi akuntansi, walaupun tingkat audit yang optimal tidak diketahui namun tampaknya hal tersebut belum tercapai sehingga usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas audit terus dilakukan (Baridwan dan Hariani, 2010). Levitt (1998) dalam Baridwan dan Hariani (2010) menganjurkan berbagai perbaikan audit dan komite audit dalam keprihatinannya terhadap manipulasi akuntansi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Sarbanes Oxley Act (SOX) juga melakukan perbaikan dan pengetatan pada komponen audit maupun pendukungnya. Usaha peningkatan kualitas audit ini dilakukan dengan mensyaratkan pendidikan minimum per tahun, membatasi masa perikatan (tenur) auditor dengan kliennya, serta membentuk komite audit (Baridwan dan Hariani, 2010). Perlu disadari bahwa kualitas audit sangat penting, namun permasalahan yang ada sampai saat ini adalah menentukan tinggi rendahnya kualitas audit, yakni menemukan metode yang handal untuk mengukur kualitas audit secara akurat (Wibowo dan Rossieta, 2009). Menurut Wibowo dan Rossieta (2009) salah satu metode handal dengan proksi yang terukur adalah dengan menggunakan informasi dari laporan audit dan laporan keuangan, seperti yang dilakukan oleh Carey dan Simnett (2006).
4
Efraim (2010) menyatakan bahwa KAP bereputasi menjelaskan adanya sikap independensi auditor dalam melaksanakan tugas audit. KAP besar identik dengan KAP bereputasi tinggi dalam hal ini menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dalam melaksanakan audit secara professional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor. Penyebab dari hal tersebut adalah kelebihan yang dimiliki oleh KAP besar yaitu besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP, banyaknya ragam jasa yang ditawarkan, adanya afiliasi internasional, dan banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP Studi mengenai kualitas audit telah dilakukan baik di luar maupun di dalam negeri seperti penelitian yang dilakukan oleh Carey dan Simnett (2006) membuktikan bahwa tenur audit yang panjang berhubungan negatif terhadap kualitas audit. Myers et al (2003) menemukan bahwa tenur berpengaruh negatif terhadap akrual diskretioner, hasil ini juga didukung oleh penelitian Manry et al (2008). Lim dan Tan (2009) menemukan bahwa kualitas audit meningkat sesuai dengan peningkatan tenur auditor pada perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis tetapi tidak pada perusahaan yang diaudit bukan oleh auditor spesialis. Penelitian di dalam negeri mengenai kuaitas audit dilakukan oleh Wibowo dan Rossieta (2009) yang meneliti mengenai faktor-faktor determinasi kualitas audit, suatu studi dengan pendekatan earning surprise benchmark menemukan bahwa size KAP dan regulasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit sedangkan masa penugasan (audit tenur) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ika Sukriah dkk (2009) menemukan bahwa pengalaman
5
kerja, objektivitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Baridwan dan Hariani (2010) meneliti tentang insentif untuk memanipulasi laba sebagai syarat keefektifan audit yang berkualitas dalam mengurangi manipulasi laba menemukan bahwa audit yang berkualitas lebih efektif dalam mengurangi manipulasi akuntansi daripada yang kurang berkualitas hanya bila ada insentif untuk memanipulasi laba terlebih dahulu. Penelitian lainnya dilakukan oleh Efraim Ferdinan Giri (2010) yang meneliti mengenai pengaruh tenur kantor akuntan publik (KAP) dan reputasi KAP terhadap kualitas audit: kasus rotasi wajib auditor di indonesia, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tenur panjang auditor berpengaruh negatif terhadap akrual lancar yang artinya bahwa semakin lama tenur auditor akan semakin tinggi kemampuan auditor membatasi tindakan akrual oleh manajemen. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai kualitas audit dengan mereplikasi penelitian Efraim Ferdinan Giri (2010) yang meneliti mengenai pengaruh tenur kantor akuntan publik (KAP) dan reputasi KAP terhadap kualitas audit: kasus rotasi wajib auditor di indonesia dengan menggunakan tahun penelitian yang berbeda dan menambahkan variabel komite audit sebagai variabel moderasi karena peneliti menemukan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian mengenai pengarah tenur pada kualitas audit. Ketidak konsistenan yang terjadi pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya antara lain penelitian yang dilakukan oleh Myers et al (2003) dan Manry et al (2008) menemukan bahwa tenur berpengaruh positif pada kualitas
6
audit, Carey dan Simnett (2006) menemukan bahwa tenur audit yang panjang berhubungan negatif pada kualitas audit, Wibowo dan Rossieta (2009) menemukan bahwa tenur tidak berpengaruh pada kualitas audit menyebabkan isu ini menjadi topik yang penting untuk diteliti. Permasalahan antara tenur dan kualitas audit disebabkan karena terjadinya kasus-kasus manipulasi akuntansi yang melibatkan auditor sebagai pihak yang seharusnya independen, kejadian tersebut dicurigai terjadi karena kedekatan antara auditor dan kliennya akibat tenur yang panjang sehingga auditor menjadi tidak independen. Pembentukan komite audit pada perusahaan diharapkan dapat memonitor hubungan antara auditor
dengan
manajemen
perusahaan
sehingga
dapat
meningkatkan
independensi auditor tersebut. Auditor adalah merupakan pihak independen dari luar perusahaan sedangkan komite audit adalah pihak independen dari dalam perusahaan yang ikut dalam melakukan pengawasan, sehingga komite audit dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal (Hamonangan dan Mas’ud, 2006). Dengan demikian penggunaan komite audit sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi hubungan antara tenur auditor dengan kualitas audit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
7
1) Apakah tenur KAP dan reputasi KAP berpengaruh pada kualitas audit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2009? 2) Apakah keberadaan komite audit mampu memoderasi pengaruh tenur KAP pada kualitas audit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2009? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh tenur KAP dan reputasi KAP pada kualitas audit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2009. 2) Memberikan bukti empiris mengenai kemampuan komite audit untuk memoderasi pengaruh tenur KAP pada kualitas audit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2009. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
8
1) Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan referensi penelitian mengenai hubungan antara tenur dan kualitas audit di masa yang akan datang. 2) Manfaat praktis a) Bagi kantor akuntan publik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara tenur auditor dan kualitas audit agar auditor dapat selalu mempertahankan independensinya. Penelitian ini juga diharapkan memberikan tambahan informasi mengenai kemampuan komite audit untuk dapat membantu auditor dalam mempertahankan independensinya. b) Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi mengenai hubungan antara tenur audit dengan kualitas audit sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan regulasi di masa yang akan datang.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal yang melibatkan agent untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Baik principal maupun agent diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agent. Bagaimanapun juga, manajer tidak selalu bertindak sesuai keinginan pemegang saham. Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisasi cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi ketidakpastian. Teori keagenan berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi disebabkan karena pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan berbeda. Teori keagenan (agency theory) ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan (Eisenhardt, 1989 dalam Ernati 2009). Pertama adalah masalah keagenan yang timbul pada saat keinginankeinginan atau tujuan-tujuan principal dan agent saling berlawanan dan 9
10
merupakan hal yang sulit bagi principal untuk melakukan verifikasi apakah agent telah melakukan sesuatu secara tepat. Kedua, adalah masalah pembagian dalam menanggung risiko yang timbul dimana principal dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko. Inti dari hubungan keagenan adalah bahwa di dalam hubungan keagenan tersebut terdapat adanya pemisahan antara kepemilikan (pihak principal) yaitu para pemegang saham dengan pengendalian (pihak agent) yaitu manajer yang mengelola perusahaan. Ross (1973) menyatakan bahwa bisa dikatakan hubungan keagenan muncul di antara dua (atau lebih) bagian dimana salah satu ditunjuk sebagai agen yang bertindak atas nama atau sebagai perwakilan untuk pihak lain (prinsipal) yang merupakan pemegang saham dalam perusahaan. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini dapat terjadi disebabkan karena manajer tidak perlu ikut menanggung risiko sebagai akibat adanya pengambilan keputusan yang salah, begitu pula jika mereka tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik yaitu pemegang saham, karena pihak manajemen tidak ikut menanggung risiko maka mereka cenderung membuat keputusan yang tidak optimal. Begitupun halnya dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang tidak dapat sepenuhnya dinikmati oleh manajer, sehingga manajer tidak hanya berkonsentrasi pada maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan untuk peningkatkan kemakmuran pemegang saham, melainkan cenderung bertindak
11
untuk mengejar kepentingan dirinya sendiri. Para manajer mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Menurut Eisenhardt (1989) teori keagenan (agency theory) dilandasi oleh beberapa asumsi. Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai risiko (risk aversion). Asumsi keorganisasian menekankan bahwa adanya konflik antar anggota organisasi dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent, sedangkan asumsi informasi menekankan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Praptitorini dan Januarti (2007) mengemukakan bahwa dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan agent. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agent) apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan principal. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer (agent) dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan tahunan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2007).
12
Untuk mengurangi masalah keagenan dalam perusahaan, maka diperlukan biaya yang disebut dengan biaya keagenan. Menurut Jensen dan Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya keagenan (agency cost), diantaranya adalah biaya pengawasan oleh principal, biaya bonding dan kerugian residual. 2.1.2 Good Corporate Governance Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (Tjager dkk, 2003). Menurut Tjager, dkk (2003) corporate governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate Governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahankesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.
13
Prinsip-prinsip
corporate
governance
yang
dikembangkan
oleh
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tersebut mencakup 5 (lima) hal berikut ini (Effendi, 2009). 1) Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the right of shareholder). 2) Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham (the equitable treatment of shareholder). 3) Peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan (the role of stakeholder). 4) Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparency) 5) Tanggung jawab dewan komisaris dan direksi (the responsibilities of the board). Menurut Tjager dkk (2003) prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG) adalah sebagai berikut: 1) Fairness (kewajaran) 2) Disclosure dan Transparency (Transparansi) 3) Accountability (Akuntabilitas) 4) Responsibility (Responsibilitas) 2.1.3 Auditing Auditing didedinisikan oleh Arens el al (2003) adalah pengumpulan dan pengevaluasian mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kreteria yang ditetapkan. Audit haruslah dilakukan oleh pihak yang kompeten dan independen.
14
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) dalam Abdul Halim (2003)
mendefinisikan
auditing
sebagai suatu proses
sistematis
untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Sementara Agoes (2000) menyatakan auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun
manajemen
beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Menurut Mulyadi (2002), secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Definisi auditing secara umum di atas memiliki unsur-unsur penting berikut (Abdul Halim, 2003). 1) Proses yang sistematis Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur, dan terorganisir.
15
2) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif Hal ini berarti bahwa proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh tersebut, baik pada saat penghimpunan maupun saat pengevaluasian bukti, auditor harus objektif. 3) Asersi-asersi mengenai berbagai tindakan dan kejadian ekonomi Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Untuk audit laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen melalui laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4) Menentukan tingkat kesesuaian Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. 5) Kriteria yang ditentukan Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur untuk mempertimbangkan asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut dapat berupa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau Standar
16
Akuntansi Keuangan (SAK), aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatif atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen. 6) Menyampaikan hasil-hasilnya Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah ditentukan. 7) Para pemakai yang berkepentingan Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui laporan audit dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor maupun calon investor di pasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor, badan pemerintahan, manajemen dan publik pada umumnya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti audit. Tujuannya adalah untuk membandingkan pernyataan-pernyataan kegiatan dan kejadian ekonomi yang terjadi dengan kriteria yang telah ditentukan yang diakhiri dengan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. 2.1.4 Opini Audit Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan
17
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (IAI, 2001, alenia 1). Pendapat atau opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena laporan tersebut menginformasikan pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens (1996, dalam Praptitorini dan Januarti, 2007) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Menurut Abdul Halim (2003), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu: 1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.
18
2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut. (1) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain (2) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI (3) Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material (4) Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (5) Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi. 3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Sesuai dengan SA 508 Par.38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila: (1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. (2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut
19
dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat. 4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion) Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan. 5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila: (1) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu. (2) Auditor tidak independen terhadap klien. 2.1.5 Kualitas Audit Pengukuran kualitas audit tetap masih merupakan sesuatu yang tidak jelas Teoh and Wong, 1993) dalam Januarti (2009), tetapi penelitian terdahulu mengaitkannya dengan ukuran dari kantor akuntan publik yang seharusnya lebih tepat untuk mengukur reputasi auditor. Penelitian yang menggunakan ukuran kantor akuntan sebagai proksi kualitas audit misalnya adalah DeAngelo (1981b dalam Widiastuty dan Febrianto (2010)), Chung dan Lindsay (1988 dalam
20
Widiastuty dan Febrianto (2010)), Teoh dan Wong (1993 dalam Widiastuty dan Febrianto (2010)) dan lainnya. Tentunya mereka memiliki dasar masing-masing untuk menggunakan ukuran KAP sebagai proksi dari kualitas audit. Widiastuty dan Febrianto (2010) menyebutkan bahwa di dalam literature praktis, kualitas audit adalah seberapa sesuai audit dengan standar pengauditan. Di sisi lain, peneliti akuntansi menngidentifikasi berbagai dimensi kualitas audit. Dimensi yang berbeda-beda ini membuat devinisi kualitas audit juga berbedabeda. Devinisi-divinisi tersebut antara lain diberikan oleh Deangelo (1981) dalam Wooten (2003) mendefinisi kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan suatu kecurangan dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan untuk menemukan adanya kecurangan dan melaporkannya tergantung dari kemampuan auditor. Lee, Liu dan Wang (1999 dalam Widiastuty dan Febrianto (2010)) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Definisi mengenai kualitas audit diatas dapat diambil poin pentingnya bahwa audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan orang yang independen. Widiastuty dan Febrianto (2010) mendefinisikan auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar serta memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor akan
21
melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka. DeAngelo (1981b dalam Widiastuty dan Febrianto (2010)) berpendapat bahwa kedua kualitas itu hanya dimiliki oleh kantor akuntan yang berukuran besar (Big 8 pada jaman itu). Oleh karena itu, ukuran KAP kemudian secara luas diterima dan digunakan sebagai ukuran kualitas audit oleh peneliti akuntansi. Kasus Enron telah membuktikan bahwa sebuah kantor akuntan besar tidak akan lebih berkualitas dibandingkan dengan kantor akuntan yang lebih kecil jika sumber daya yang dimilikinya tidak digunakan secara independen. AA ketika menjadi auditor Enron adalah kantor akuntan yang besar dengan sumber daya yang juga besar, namun tidak terbukti digunakan secara independen. Para peneliti yang mengikuti DeAngelo (1981b dalam Widiastuty dan Febrianto (2010)) mengabaikan frasa bahwa kualitas yang dimaksud DeAngelo dalam papernya adalah kualitas persepsian, bukan kualitas aktual. Menurut Widiastuty dan Febrianto (2010) kualitas audit persepsian adalah kualitas audit menurut pihak lain, misalnya pasar. Karena didasarkan pada penilaian pasar, persepsi pasar bisa saja keliru, baik karena pasar yang tidak bisa menilai dengan baik maupun karena auditor yang bisa menutupi kekurangan mereka. Selain itu persepsi berhubungan dengan kinerja masa lalu, bukan dengan kinerja aktual. Karena hubungannya dengan masa lalu, maka bisa jadi pada masa depan kinerja yang sama tidak bisa dicapai lagi oleh auditor. Bisa juga pasar tidak lagi memiliki persepsi yang sama tentang kualitas audit seperti persepsi mereka
22
pada masa lalu. Oleh karena itu, kualitas audit persepsian adalah kualitas yang subjektif. Saat ini reputasi auditor sebagai proksi kualitas audit telah diragukan karena adanya kegagalan audit yang terungkap, maka para peneliti saat ini mencari proksi yang lebih tepat untuk menggambarkan kualitas audit. Menurut Craswell et al. (1995 dalam Yeni, 2009) karakteristik industri mungkin berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibandingkan pada perusahaan lain. O’Keefe (1994 dalam Yeni, 2009) juga berpendapat bahwa auditor industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap Generally Accepted Auditing Standard (GAAS). Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut. Crasswell et al. (1995) dalam Mayangsari (2004) menyatakan bahwa auditor spesialisasi industri merupakan dimensi lain dari kualitas audit. Carcello et al. (1992) menyatakan bahwa pengalaman dengan klien, keahlian industri, dan ketaatan terhadap Generally Accepted Auditing Standard mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Oleh karena itu, banyak penelitian tentang kualitas audit yang menggunakan proksi ”auditor spesialisasi industri”. O’reilly dan Reisch (2002) memberikan dua ukuran untuk menentukan suatu KAP dapat dikatakan sebagai auditor spesialis pada industri tertentu, yaitu jika KAP tertentu memiliki pangsa pasar (market share) terbesar dalam tiap industri, atau jika KAP tertentu memiliki jumlah klien yang terbanyak pada industri tertentu.
23
Krishnan (2002) berpendapat bahwa menguji bagaimana kondisi kualitas audit dengan discretionary accrual adalah menarik karena alasan sebagai berikut. Tidak seperti komponen laba, discretionary accrual lebih subyektif dan merefleksikan tingginya tingkat keputusan manajer. Oleh karena itu perusahaan dengan discretionary accrual yang tinggi lebih sulit diaudit dibandingkan dengan perusahaan dengan jumlah discretionary accrual yang rendah. Discretionary accrual juga juga memiliki dua elemen, yakni kegaduhan disebabkan oleh pelaporan menajer yang agresif dan oportunis serta komponen informasi yang membuat manajer mengkomunikasikan informasi privatnya. Auditor yang berkualitas tinggi lebih suka menghalangi dan menemukan praktek akuntansi yang diragukan, dan melaporkan kesalahan material dan yang tidak memenuhi aturan dibandingkan dengan auditor yang berkualitas rendah. Karena auditor yang berkualitas tinggi memiliki pengalaman, sumberdaya dan insentif memisahkan komponen informasi dari kegaduhan, mereka dapat mempertinggi informasi mengenai discretionary accrual dengan mengurangi pelaporan akrual yang agresif dan oportunis oleh manajemen. Dengan menghubungkan antara kualitas laba dan kualitas audit Myers et al (2003) mencoba untuk menghubungkannya lebih umum maka dapat diperoleh definisi mengenai kualitas audit yang masuk akal. Myers et al (2003) berpendapat bahwa ukuran akuntansi akrual adalah descriptor yang masuk akal untuk kualitas audit. Beberapa penelitian terdahulu telah menguji hubungan antara beragam pengukuran mengenai akrual dan proksi dari kualitas audit. Proksi tersebut termasuk tuntutan hukum auditor (auditor litigation), opini audit qualified,
24
kegagalan audit dan konservatisme auditor. Diperoleh hasil bahwa tingkat akrual yang tinggi berhubungan positif dengan auditor litigation, isu mengenai opini audit qualified, kegagalan audit dan pergantian auditor, sedangkan tingkat akrual yang rendah berhubungan dengan konservatisme auditor yang tinggi, yang dapat diusulkan sebagai tingginya kualitas audit
Myers et al (2003) juga berpendapat
bahwa kualias audit yang tinggi mengurangi keputusan pelaporan manajemen yang ekstrim dan menyarankan bahwa akrual dapat digunakan untuk mengidentifikasi keputusan pelaporan ekstrim tersebut. Penggunaan akrual sebagai proksi dari kualitas audit telah digunakan oleh beberapa peneliti seperti Myers et al (2003), Manry et al (2008), Jong-Hang (2010) dan Efraim (2010). 2.1.6 Independensi Auditor Inti dari aktivitas auditing adalah verifikasi (Antle, 1984). Verifikasi dilakukan atas laporan keuangan yang disajikan manajemen kepada pemilik. Laporan keuangan ini membutuhkan konfirmasi. Kebutuhan akan konfirmasi atas laporan keuangan ini disebabkan karena ketiadaan verifikasi, sehingga manajemen memiliki insentif menyediakan informasi kondisi keuangan yang tidak benar. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan digunakan sebagai alat penilaian kinerja manajemen. Observasi secara langsung terhadap laporan keuangan akan menghasilkan kos yang tinggi (Antle, 1984). Salah satu faktor yang mendasari keberadaan jasa audit adalah independensi. Dalam melakukan verifikasi auditor harus bersikap independen. Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk membuktikan apakah tenur dan reputasi KAP akan menurunkan atau menaikkan independensi auditor. Watts dan Zimmerman (1981) dalam Efraim (2010)
25
menyatakan
bahwa
auditor
seharusnya
berkewajiban
memelihara
sikap
independensi, dalam kondisi ketiadaan regulasi sekalipun, sehingga selfmonitoring mungkin sudah cukup memadai. 2.1.7 Komite Audit Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan. Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik (Siegel, 1996 dalam Susiana dan Arleen 2007). Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen (Supriyono, 1998). Arens et al (2003) mendefinisikan komite audit adalah merupakan sejumlah anggota dewan direksi yang tanggung jawabnya termasuk membantu auditor
mempertahankan
independensinya.
Umumnya
komite
audit
beranggotakan tiga sampai lima atau terkadang sebanyak tujuh direktur yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan. Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalahmasalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian interen (Andi 2010). Disamping itu komite audit dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal (Hamonangan dan Mas’ud, 2006)
26
Tujuan pembentukan komite audit adalah (Susiana Arleen, 2007): 1) Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum. 2) Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai. 3) Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya. 4) Merekomendasikan seleksi auditor eksternal. Menurut Andri dan Hanung (2007) Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka kontrol terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi. Kalbers & Fogarty (1993) dalam Debby (2007) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu 1) Kewenangan formal dan tertulis, 2) Kerja sama manajemen dan 3) Kualitas/kompetensi anggota komite audit. Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), BEI mewajibkan perusahaaan tercatat wajib memiliki
27
komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit sekurangkurangnya 3 anggota, seorang diantaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite, sedangkan pihak lain adalah pihak eksternal yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan (Agung, 2005). Dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor dengan baik (Ratna, 2008). Agar komite audit dapat menjalankan tugasnya dengan benar dan efektif, maka diperlukan kualifikasikualifikasi khusus yang memadai agar maksimal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seperti komite audit hendaknya kompeten serta memiliki independensi (Ratna dan Herunata, 2010). Effendi (2009) mengatakan bahwa dalam surat edaran dari direksi PT Bursa Efek Jakarta No. SE-008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal keanggotaan komite audit disebutkan bahwa: 1) Komite audit sekurang-kurangnya terdiri atas 3 orang, termasuk ketua komite audit; 2) Anggota komite audit yang berasal dari komisaris maksimum hanya 1 orang. Anggota komite audit yang berasal dari komisaris tersebut yang merupakan komisaris independen perusahaan tercatat yang sekaligus menjabat sebagai ketua komite audit; 3) Anggota komite audit lainnya berasal dari pihak eksternal yang independen. Yang dimaksud dengan pihak eksternal adalah pihak di luar perusahaan tercatat yang bukan merupakan komisaris, direksi, maupun karyawan dari
28
perusahaan tercatat tersebut. Yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak di luar perusahaan tercatat yang tidak memiliki hubungan usaha dan hubungan dengan perusahaan tercatat tersebut maupun dengan komisaris, direksi, serta pemegang saham utamanya, serta mampu memberikan pendapat profesional secara bebas sesuai dengan etika profesionalnya dengan tidak memihak kepada kepentingan siapapun. 2.1.8 Prinsip-prinsip GCG di Komite Audit Komite audit memegang peranan yang cukup penting dalam mewujudkan good corporate governance (GCG) karena merupakan mata dan telinga dewan komisaris dalam rangka mengawasi jalannya perusahaan. Pelaksanaan prinsipprinsip GCG dalam aktivitas komite audit adalah sebagai berikut (Effendi, 2009). 1) Prinsip Independensi Komite audit diharapkan dapat bersikap independen terhadap kepentingan pemegang saham mayoritas maupun minoritas. Selain itu, anggota komite audit seharusnya tidak memiliki hubungan bisnis apapun dengan perusahaan maupun hubungan kekeluargaan dengan anggota direksi dan komisaris perusahaan, sehingga terhindar dari benturan kepentingan. Oleh karena itu, nama-nama anggota komite audit (terutama di perusahaan publik) hendaknya diumumkan ke masyarakat atau publik sebagai wujud akuntabilitas terhadap sikap independensi mereka.
29
2) Prinsip Transparansi Prinsip ini ditunjukkan melalui piagam komite audit (audit committee charter), program kerja tahunan, serta rapat komite audit secara periodik yang didokumentasikan dalam notulen rapat. 3) Prinsip Akuntabilitas Prinsip ini ditunjukkan oleh frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran anggota komite audit. Selain itu, komite audit seharusnya memiliki kapabilitas, kompetensi, dan pengalaman di bidang audit serta proses bisnis perusahaan agar dapat bekerja secara profesional. 4) Prinsip Pertanggungjawaban Prinsip ini ditunjukkan oleh aktivitas komite audit yang dijalankan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. 5) Prinsip Kewajaran Prinsip ini ditunjukkan oleh sikap komite audit dalam pengambilan keputusan yang didasarkan atas sikap adil (fair) dan objektif terhadap semua pihak. 2.1.9 Pengaruh Tenur KAP terhadap Kualitas Audit Menurut Efraim (2010) Pengaruh tenur KAP dengan kualitas audit telah lama menjadi debat. Debat mengenai tenur selalu dikaitkan dengan independensi. Independensi auditor merupakan pondasi bagi laporan auditor yang reliabel (Public Oversight Board, 2000 dalam Efraim, 2010). Ancaman terbesar bagi
30
independensi auditor adalah adanya perlambanan dan seringkali terjadi erosi pada kejujuran yang seharusnya netral dan objektif (disinterestedness) (Mautz dan Sharaf, 1961 dalam Efraim, 2010. Efraim (2010) menyatakan bahwa tenur memiliki hubungan erat dengan tindakan low-balling yang dilakukan oleh auditor. Berdasarkan perspektif ekonomi, low-balling merupakan usaha auditor untuk mendapatkan klien dengan menurunkan harga pada tugas audit awal dengan harapan akan mendapatkan fee tambahan pada masa depan (Simon and Francis, 1988 dalam Efraim, 2010). Pendekatan ekonomi memandang bahwa independensi dan objektivitas auditor akan rendah pada awal penugasan auditor. Dye (1991 dalam efraim, 2010) berargumen bahwa low-balling mendorong auditor membuat opini yang memberi keuntungan bagi klien pada awal periode, dan kondisi ini digunakan auditor untuk memperoleh pendapatan harapan dari klien pada periode selanjutnya. Hasil penelitian tentang tenur dan rotasi wajib menunjukkan temuan yang bersifat ekuivokal. Rotasi mandatori cenderung akan menurunkan kualitas audit Myers et al, 2003; Manry et al, 2008 dalam Efraim, 2010). Akan tetapi ada juga peneliti yang menemukan bahwa rotasi wajib auditor memang diperlukan untuk menaikkan kualitas audit (Vanstraelen, 2000; Casterella et al, 2003; Johnson et al, 2002 dalam Efraim, 2010). Rotasi wajib akan menaikkan sikap independensi auditor (Copley and Doucet 1993; Petty and Cagunesan 1996; Brody and Moscove 1998 dalam Efraim, 2010). Menurut Efraim (2010) perbedaan hasil ini dapat disebabkan karena faktor desain penelitian dan lingkungan hukum negara yang berbeda.
31
Pihak-pihak yang tidak setuju dengan ketentuan rotasi wajib berpendapat bahwa pembatasan hubungan jangka panjang antara auditor dan manajer akan menurunkan independensi auditor. Selain itu, ketentuan ini akan menimbulkan switching cost yang besar dan menurunkan kualitas audit. Keberatan atas ketentuan rotasi wajib disampaikan oleh GAO (General Accounting Office). Manfaat yang timbul dari ketentuan rotasi wajib tidak mampu menutupi kos perpindahan dan kos lainnya yang terjadi dalam pengauditan. Rotasi mandatori diperlukan jika ketentuan SOX di Amerika Serikat tidak dapat meningkatkan kualitas audit (GAO, 2003 dalam Efraim, 2010). Manry et al. (2008) menemukan bahwa tenur auditor berhubungan negatif dengan kualitas audit yang diukur dengan discretionary accruals yang artinya kualitas audit meningkat sejalan dengan peningkatan tenur. Menurut Efraim (2010) ada pandangan lain berhubungan dengan tenur yang lama. Tenur audit lama akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian dan alasan logis yang disampaikan terkait dengan hubungan tenur dan kualitas audit, maka dapat dimunculkan satu proposisi bahwa kualitas audit akan semakin tinggi ketika tenur auditor semakin lama. 2.1.10 Pengaruh Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian menunjukkan ukuran KAP mempengaruhi kualitas audit. Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan
32
melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor. KAP besar cenderung memberikan opini kebangkrutan perusahaan klien (Lenox, 1999 dalam Efraim, 2010). KAP berafiliasi dengan KAP internasional dipakai sebagai proksi reputasi KAP. KAP bereputasi menjelaskan adanya sikap independensi auditor dalam melaksanakan tugas audit. Auditor yang berafiliasi dengan KAP internasional akan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang diukur dengan akrual (Becker et al, 1998 dalam Efraim, 2010). Earnings response coefficient klien yang diaudit oleh KAP Big 5 lebih tinggi dibandingkan dari KAP NonBig 5 (Teoh dan Wong, 1993 dalam Efraim, 2010). Sejumlah penelitian telah menguji apakah kualitas audit yang diukur dengan auditor brand name berhubungan positif dengan kualitas audit. Becker et al. (1998) dan Reynolds dan Francis (2000) dalam Efraim (2010) berargumentasi bahwa auditor berkualitas tinggi (KAP internasional) dapat mendeteksi manajemen laba sebab mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat mencegah tindakan manajemen laba yang oportunis oleh klien. Becker et al. (1998), Francis et al. (1999), dan Reynolds dan Francis (2000) dalam Efraim (2010) menemukan bahwa klien yang berafiliasi dengan KAP internasional memiliki tingkat akrual yang rendah dibandingkan dengan klien yang tidak berafiliasi dengan KAP internasional. Reputasi KAP dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kelompok auditor big four dan non big four. Widyantari (2010) menjelaskan bahwa sebelum tahun 2003, terdapat lima KAP besar di dunia yang disebut The Big Five Auditors
33
yaitu Arthur Andersen, Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers. Lima KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Five Auditors yaitu: 1) KAP Prasetio Utomo & Co berafiliasi dengan Arthur Andersen, 2) KAP Hanadi, Sarwoko, dan Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young, 3) KAP Hans Tuanakotta & Mustofa berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu, 4) KAP Siddharta, Siddharta, dan Harsono berafiliasi dengan KPMG, 5) KAP
Drs.
Hadi
Susanto
dan
Rekan
berafiliasi
dengan
PricewaterhouseCoopers. Namun sejak tahun 2003 hingga sekarang, The Big Five Auditors tersebut menjadi The Big Four Auditors. Keempat KAP tersebut adalah Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2003-2004 empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors tersebut, adalah: 1) KAP Prasetio, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young, 2) KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu, 3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Harsono berafiliasi dengan KPMG, 4) KAP
Drs.
Hadi
PricewaterhouseCoopers.
Susanto
dan
Rekan
berafiliasi
dengan
34
Pada tahun 2005, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors adalah sebagai berikut. 1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young, 2) KAP Osman Ranili Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu, 3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Harsono berafiliasi dengan KPMG, 4) KAP
Drs.
Hadi
Susanto
dan
Rekan
berafiliasi
dengan
PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2006-2008, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big four Auditors adalah sebagai berikut: 1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young, 2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu, 3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG, 4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2009, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors yaitu: 1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young, 2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu, 3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
35
4) KAP
Tanudireja
Wibisana
&
Rekan
berafiliasi
dengan
PricewaterhouseCoopers. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini berkaitan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pembahasan mengenai penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut. Efraim (2010) meneliti tentang pengaruh tenur kantor akuntan publik (KAP) dan reputasi KAP terhadap kualitas audit: kasus rotasi wajib auditor di indonesia. Dalam penelitian ini diuji mengenai apakah tenur KAP dan reputasi KAP mempengaruhi kualitas audit. Dengan mempergunakan analis regresi multivariate dan mengukur variabel kualitas audit dengan proksi akrual lancar, penelitian ini memberikan hasil bahwa variabel tenur berpengaruh negatif terhadap akrual lancar sedangkan variabel repuasi berpengaruh positif terhadap akrual lancar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenur panjang auditor meningkatkan kualitas audit. Wibowo dan Rossieta (2009) dengan judul penelitian faktor-fakor determinasi kualitas audit, suatu studi dengan pendekatan earning surprise benchmark. Penelitian ini menguji apakah masa penugasan audit, ukuran kantor akuntan publik dan regulasi audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan menggunakan alat statistik regresi binary logit multivariate sebagai alat uji, penelitian ini memberikan hasil bahwa, size KAP secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit, regulasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, masa penugasan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
36
Baridwan dan Hariani (2010) meneliti tentang dugaan bahwa manfaat audit yang lebih berkualitas hanya dapat dirasakan bila ada insentif/motif manajemen untuk melakukan manipulasi laba. Dengan menggunakan teknik analsis regresi hasil penelitian ini menemukan bahwa audit yang lebih berkualitas lebih efektif dalam mengurangi manipulasi akuntansi diripada yang kurang berkualitas hanya bila ada insentif untuk memanipulasi laba terlebih dahulu. Ika dkk (2009) meneliti mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dengan menggunakan analisis regresi penelitian ini menemukan bahwa pengalaman kerja, objektivitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian Myers et al (2003) menguji hubungan antara tenur auditor dan kualitas audit didasarkan atas perdebatan mengenai rotasi wajib auditor. Dengan menghubungkan antara kualitas audit dengan kualitas laba maka diproksikanlah kualitas audit dengan pengukuran akrual akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kualitas audit. Variabel penelitian adalah kualitas audit sebagai variabel dependen dan auditor tenur sebagai variabel independen. Dengan pengujian menggunakan regresi, penelitian ini menemukan bahwa tenur berpengaruh negatif terhadap akrual diskretioner. Carey dan simnett (2006) meneliti tentang tenur dan kualitas audit. Penelitian ini menguji tenur jangka panjang terhadap kualitas audit. Variabel kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga pengukuran
37
yakni kecenderungan auditor untuk mengeluarkan opini going concern kepada perusahaan, jumlah akrual modal kerja abnormal dan earning benchmarks. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah kualitas audit sebgai variabel dependen dan tenur diatas tujuh tahun sebagai variabel independennya. Dengan meggunakan analisis regresi, penelitian ini membuktikan bahwa tenur audit yang panjang berhubungan negatif terhadap kualitas audit. Lim dan Tan (2009) melakukan penelitian dengan menguji hubungan antara auditor tenur dan kualitas audit dengan auditor spesialis dan ketergantungan pendapatan sebagai variabel yang memoderasi hubungan tersebut. Dengan menggunakan analisis regresi, penelitian ini memberikan hasil bahwa kualitas audit meningkat sesuai dengan peningkatan tenur auditor pada perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis tetapi tidak pada perusahaan yang diaudit bukan oleh auditor spesialis. Ringkasan mengenai hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya
No 1
Peneliti Efraim Ferdinan Giri,
Variabel
Alat Analisis
Hasil penelitian
Variabel Independen: Regresi
Variabel tenur berpengaruh
2010.
Tenur dan Reputasi multivaria
positif dan signifikan terhadap
Pengaruh Tenur Kantor
Auditor
Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP
te
variabel kualitas audit.
Variabel Dependen:
Variabel reputasi berpengaruh
Kualitas Audit
signifikan
dan
negatif
38
No
Peneliti
Alat
Variabel
Hasil penelitian
Analisis
terhadap Kualitas Audit
terhadap kualitas audit
: Kasus Rotasi Wajib
Hasil
Auditor di Indonesia
menunjukkan
penelitian
ini
bahwa
tenur
panjang auditor menurunkan kualitas. 2
Arie Wibowo dan Hilda
Variabel Independen: Regresi
Rossieta, 2009.
Tenur, Ukuran KAP, binary
Faktor-faktor
Regulasi. kualitas
determinasi
audit–suatu studi dengan pendekatan
secara
berpengaruh
positif terhadap kualitas
Variabel Dependen: multivaria te
KAP
signifikan
logit
Kualitas Audit
Size
audit
earnings
Regulasi
berpengaruh
positif terhadap kualitas
surprise benchmark
audit
Masa
penugasan
berpengaruh
tidak
terhadap
kualitas audit 3
Zaki Baridwan dan Arie
Variabel Independen: Regresi
Hasil penelitian menemukan
Rahayu Hariani, 2010.
Suspect
firm‐years,
bahwa audit yang berkualitas
Insentif
untuk
Kualitas
Audit,
laba
Kinerja.
memanipulasi sebagai
berkualitas
akuntansi
yang dalam
mengurangi manipulasi laba 4
Ika Biana
Sukriah,
Akram,
Adha
Inapty,
2009. Pengaruh kerja,
pengalaman independensi,
objektifitas, dan
integritas kompetensi
efektif
dalam
mengurangi
syarat
keefektifan audit
lebih
manipulasi dari
pada
yang
Variabel Dependen: Akrual diskresioner, Pengeluaran diskresioner abnormal
kurang berkualitas hanya bila
Variabel Independen: Regresi
Hasil
Pengalaman
pengalaman
kerja,
ada
insentif
untuk
memanipulasi laba terlebih dahulu penelitian
adalah kerja,
Independensi,
objektivitas dan kompetensi
Objektivitas,
berpengaruh positif terhadap
Integritas,
kualitas hasil pemeriksaan.
Kompetensi
39
No
Peneliti
Alat
Variabel
Hasil penelitian
Analisis
terhadap kualitas hasil
Variabel Dependen:
pemeriksaan.
Kualitas
hasil
pemeriksaan 5
Myers,
N.,
James
Myers, Linda A., and Omer, Thomas C. 2003.
Exploring the term of the
Variabel Independen: Regresi
Tenur
berpengaruh
negatif
Auditor Tenur
terhadap akrual diskresioner
Variabel Dependen: Kualitas Audit
auditor-client
relationship
and
the
quality of earnings: a case
for
mandatory
auditor rotation? 6
Peter Carey dan Roger
Variabel independen: Regresi
Tenur audit yang panjang
Simnett (2006). Audit
Auditor Tenur diatas
berhubungan negatif terhadap
partner tenur and audit
7 tahun
kualitas audit.
quality
Variabel Dependen: Kualitas Audit
7
Chee-Yeow
dan
Lim
Hun-Tong Tan (2009). Does
auditor
tenur
improve audit quality? moderating effects of industry
specialization
and fee dependence
Variabel independen: Regresi
Kualitas
Auditor Tenur
sesuai
Variabel Dependen:
tenur auditor pada perusahaan
Kualitas Audit
yang diaudit
Variabel
spesialis tetapi tidak pada
meningkat
dengan peningkatan
oleh auditor
Auditor spesialis dan
perusahaan
ketergantungan
bukan oleh auditor spesialis.
pendapatan
Sumber: Data diolah
Moderasi:
audit
yang
diaudit
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Rerangka Berpikir Teori keagenan menyebutkan adanya suatu kontrak antara pemilik perusahaan (prinsipal) dan manajemen (agen) dimana prinsipal sebagai pemilik perusahaan mendelegasikan wewenang kepada agen untuk menjalankan perusahaan atas nama prinsipal. Agen dalam hal ini memiliki kewajiban untuk melaporkan informasi mengenai perusahaan kepada prinsipal dalam bentuk laporan keuangan. Untuk menghasilkan kontrak yang efisien dalam hubungan keagenan ada asumsi yang harus dipenuhi yaitu simetri informasi dan agen menerima imbalan pasti. Namun pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal sebagai pemilik perusahaan, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya asimetri informasi. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi, hal ini menyebabkan adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini dapat terjadi disebabkan karena manajer tidak perlu ikut menanggung risiko sebagai akibat adanya pengambilan keputusan yang salah. Risiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para pemilik yaitu pemegang saham. Begitupun halnya dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang tidak dapat sepenuhnya dinikmati oleh manajer, sehingga manajer tidak hanya berkonsentrasi pada peningkatkan
40
41
kemakmuran
pemegang
saham,
melainkan
cenderung
bertindak
untuk
kepentingan dirinya sendiri. Praptitorini dan Januarti (2007) mengemukakan bahwa dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal sebagai pemilik perusahaan dengan pihak agen sebagai pengelola keuangan perusahaan. Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik, auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga bagi masyarakat luas (Arie, 2009). Penggunaan auditor eksternal yang independen merupakan mekanisme yang didorong oleh pasar, dengan tujuan untuk mengurangi agency cost (Jensen dan Meckling, 1976). Pemegang saham mengharapkan auditor untuk dapat menekan kemungkinan terjadinya moral hazard yang dilakukan manajemen, sehingga agency cost yang ditanggung pemegang saham akan berkurang. Namun disisi lain manajer cenderung memilih auditor yang memberi keleluasaan untuk memilih prosedur akuntansi yang disukainya, namun sekaligus juga bersedia memberi opini audit yang menguntungkan (Arie, 2009). Gavious (2007) dalam Arie (2009) mengatakan bahwa masalah keagenan auditor bersumber pada mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajemen. Disatu pihak, auditor ditunjuk oleh manajemen untuk melakukan audit bagi
42
kepentingan pemegang saham, namun dilain pihak, jasa audit dibayar dan ditanggung oleh manajemen. Hal ini menciptakan benturan kepentingan yang tidak dapat dihindari oleh auditor. Mekanisme kelembagaan ini menimbulkan ketergantungan auditor kepada kliennya, sehingga auditor merasa kehilangan independensinya dan harus mengakomodasi berbagai keinginan klien, dengan harapan agar perikatan auditnya dimasa depan tidak terputus. Auditor yang juga sebagai suatu entitas memiliki kepentingan yang alami untuk mempertahankan pendapatan (dan bahkan kalau bisa meningkatkan) jasa auditnya dengan memenuhi keinginan klien audit, terutama klien jangka panjang. Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin kelanjutan perikatan audit. Insentif untuk bekerja sama dengan manajemen yang curang berasal dari ketergantungan ekonomi tersebut. Jadi dalam perspektif kepentingan ekonomi, perikatan audit jangka panjang akan membuat kedekatan dan loyalitas antara auditor dan klien. Hal ini akan menurunkan objektivitas audit dan menurunkan independensi auditor. Hubungan dalam waktu yang lama dengan manajer perusahaan merupakan alasan utama yang mengancam dan merusak independensi auditor. Hubungan yang semakin dekat dengan manajemen menyebabkan auditor lebih condong memperhatikan kepentingan manajemen daripada kepentingan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotasi wajib auditor memang diperlukan untuk menaikkan kualitas audit (Vanstraelen, 2000; Casterella et al, 2003; Johnson et al. 2002 dalam Efraim 2010). Rotasi wajib akan menaikkan sikap independensi
43
auditor (Copley and Doucet, 1993; Petty and Cagunesan, 1996; Brody and Moscove, 1998) dalam Efraim 2010). KAP bereputasi menjelaskan adanya sikap independensi auditor dalam melaksanakan tugas audit. Reputasi memiliki kaitan dengan ukuran KAP, KAP besar cenderung memiliki reputasi yang lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan ukuran KAP akan mempengaruhi kualitas audit. Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor (Efraim, 2010). Sejumlah penelitian telah menguji apakah kualitas audit yang diukur dengan auditor brand name berhubungan positif dengan kualitas audit. (Becker et al, 1998 dalam Efraim, 2010). Komite audit juga dikaitkan dengan independensi auditor. Menurut Supriyono (1998) komite audit adalah suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen. Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance (Handri dan Hanung, 2007). Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal (Andi, 2010). Disamping itu komite audit dapat mengurangi sifat opportunistik manajemen yang melakukan
44
manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal (Hamonangan dan Mas’ud, 2007) Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan teknik analisis regresi. Adapun rerangka berpikir dalam penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 3.1 sebagai berikut,
Kajian Empiris
Kajian Teoritis 1. Teori Keagenan
1. Efraim Ferdinan Giri (2010). 2. Arie Wibowo dan Hilda Rossieta (2009) 3. Zaki Baridwan, Arie Rahayu Hariani (2010) 4. Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty (2009) 5. Myers, James N., Myers, Linda A., and Omer, Thomas C (2003)
2. Good Corporate Governance
Hipotesis
Pengujian Statistik
Tesis
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir
45
3.2 Konsep Penelitian Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian disusunlah konsep yang menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian ini. Konsep penelitian disajikan pada Gambar 3.2 sebagai berikut.
Teori Keagenan
Kontrak
Manajemen
Pemilik Perusahaan
Pertanggung jawaban (Laporan Keuangan)
Auditor Independen 3. Komite Audit
1.Tenur KAP
Kualitas Audit
2. Reputasi KAP
Gambar 3.2 Rerangka Konsep Penelitian
Pada Gambar 3.2 dapat dilihat mengenai rerangka konseptual yang menggambarkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tenur
46
dan reputasi KAP pada kualitas audit dan juga keberadaan komite audit yang memoderasi hubungan antara tenur KAP dengan kualitas audit. 3.3 Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis dan empiris serta konsep penelitian seperti apa yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini. Rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut, 3.3.1 Pengaruh tenur KAP pada kualitas audit Tenur adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Terdapat sejumlah studi yang berusaha menghubungkan antara kualitas dengan masa penugasan audit. DeAngelo (1981) dalam Arie (2009) melakukan penelitian terkait dengan kualitas audit berdasarkan teori permintaan dan penawaran kualitas jasa audit. Argumen utamanya adalah permintaan (dan penawaran) kualitas jasa audit dapat terpenuhi dengan semakin panjangnya masa penugasan auditor (auditor tenure), karena auditor dapat terus menggunakan teknologi dan pengetahuan audit yang telah diperoleh selama menjalankan audit pada periode sebelumnya dan memberikan jasa secara konsisten. Arie (2009) mengatakan bahwa lamanya masa penugasan audit dapat meningkatkan kualitas audit dengan berbagai alasan. Pertama, biaya audit yang tinggi (termasuk diantaranya kegagalan audit) diasosiasikan dengan periode awal masa penugasan audit dengan argumen bahwa walaupun tingkat independensi auditor relatif lebih tinggi diawal masa penugasan, namun tingkat familiaritasnya lebih rendah, terlihat dari tingginya tingkat kegagalan audit pada masa awal
47
tersebut. Argumen kedua yang mendukung sisi positif lamanya penugasan audit mengatakan bahwa pengetahuan tentang klien dan industri yang diperoleh setelah audit berulang-ulang akan meningkat, sehingga meningkatkan kualitas audit Chi dan Huang (2005) dalam Arie (2009) melakukan pengujian di Taiwan dan menemukan bukti bahwa kualitas laba klien lebih rendah pada periode awal penugasan audit, yang berlaku baik bagi hasil audit oleh Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik. Namun peningkatan kualitas laba dalam masa penugasan audit yang lebih lama hanya berlaku pada KAP. Dalam studi ini, kualitas laba diukur dengan tingkat abnormal accruals, dimana kualitas laba yang rendah diartikan sebagai kualitas audit yang rendah, karena auditor membiarkan terjadinya praktek manajemen laba. Myers et al (2003) memperoleh hasil bahwa tenur berpengaruh negatif terhadap akrual diskresioner yang dapat diartikan bahwa semakin lamanya masa penugasan maka semakin tingginya kualitas audit, hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghosh dan Moon (2005) . Penelitian Manry et al (2008) juga menemukan bahwa tenur auditor berhubungan negatif dengan discretionary accruals yang dapat diartikan kualitas audit meningkat sesuai dengan peningkatan tenur. Efraim (2010) memandang bahwa tenur audit yang panjang akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian dan alasan logis yang disampaikan terkait dengan hubungan tenur dan kualitas audit, maka dapat dimunculkan satu proposisi bahwa kualitas audit akan
48
semakin tinggi ketika tenur auditor semakin lama. Berdasarkan proposisi ini dapat disusun hipotesis alternatif berikut ini, H1.1
: Tenur KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hipotesis H1.1 diterima apabila koefisien tenur bertanda negatif dan
signifikan terhadap variabel akrual lancar. 3.3.2 Pengaruh reputasi KAP terhadap kualitas audit Efraim (2010) menyatakan KAP besar identik dengan KAP bereputasi tinggi. Ukuran KAP juga menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor Arie (2009) menyebutkan dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Hal tersebut karena KAP besar mempunyai kelebihan yaitu (i) besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP; (ii) banyaknya ragam jasa yang ditawarkan; (iii) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi international; dan (iv) banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP. Berdasarkan argumen tersebut maka hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut, H1.2
: Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hipotesis H1.2 diterima apabila koefisien reputasi bertanda negatif dan
signifikan terhadap variabel akrual lancar.
49
3.3.3 Pengaruh komite audit sebagai variabel moderasi Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik (Siegel, 1996 dalam Susiana dan Arleen, 2007). Arens (2003) menyatakan bahwa komite audit memiliki tanggung jawab untuk membantu auditor mempertahankan independensinya. Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal (Andi 2010). Disamping itu komite audit dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal (Hamonangan dan Mas’ud, 2007). Berdasarkan
pendapat
yang
telah
dipaparkan
sebelumnya
dapat
disimpulkan bahwa keberadaan komite audit akan membantu pengawasan pada perusahaan secara internal dan membantu auditor menjaga independensinya. Apabila dikaitkan dengan hubungan tenur dan kualitas audit dimana seharusnya semakin lama masa perikatan auditor dengan klien akan menyebabkan kualitas audit menjadi semakin baik karena pengetahuan auditor tentang klien dan industri akan semakin meningkat seiring dengan lamanya masa penugasan, tetapi seiring lamanya masa penugasan auditor menyebabkan adanya kedekatan antara auditor dengan manajemen perusahaan yang dapat merusak independensi auditor. Dengan adanya komite audit sebagai pihak independen dari internal perusahaan yang ikut serta mengawasai laporan keuangan dan juga auditor eksternal maka akan tercipta pengawasan yang lebih baik, sehingga independensi auditor akan terjaga.
50
Berdasarkan argumen tersebut maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah sebagai berikut. H2
: Keberadaan komite audit mampu memoderasi pengaruh tenur KAP pada kualitas audit. Berdasarkan pengembangan hipotesis diatas, ketiga hipotesis tersebut
diringkas dalam model penelitian yang disajikan pada Gambar 3.3 dibawah ini.
Reputasi KAP
Tenur KAP
H2
Kualitas Audit
H1
H3
Komite Audit
Gambar 3.3 Model Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tenur dan reputasi KAP terhadap kualitas audit serta untuk mengetahui kemampuan komite audit untuk memoderasi pengaruh tenur KAP pada kualitas audit. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengujian hipotesis karena pada penelitian ini berupaya menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan mengenai hubungan antar variabel Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Terdapat tiga jenis variabel dalam penelitian ini: variabel independen, variabel dependen dan variabel moderasi. Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tenur dan reputasi KAP. Variabel moderasi adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan bebas (Uma, 2007). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah komite audit.
51
52
Pengujian mengenai pengaruh tenur dan reputasi KAP pada kualitas audit serta komite audit sebagai variabel moderasi dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Hasil pengujian kemudian dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan juga disusun sesuai dengan masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan. Tahapan-tahapan tersebut dapat disajikan dalam bentuk rancangan penelitian seperti pada Gambar 4.1 berikut ini, Latar Belakang Masalah Penelitian Kajian Pustaka Data Penelitian
Hipotesis Penelitian
Data Sekunder ICMD & BEI Purposive Sampling Independen 1. Tenur KAP, 2. Reputasi KAP
Rancangan Penelitian
dan
Moderasi 1. Komite Audit
Variabel Penelitian
Dependen 1. Kualitas Audit
Kesimpulan dan Saran
Hasil Pengujian Regresi dan Pembahasan Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
53
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Selain melalui ICMD penelitian ini juga dilakukan dengan mengakses langsung ke situs Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id, sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2009. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai tenur dan reputasi KAP pada kualitas audit dengan komite audit sebagai pemoderasi hubungan tenur dengan kualitas audit pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004-2009. 4.4 Penentuan Sumber Data 4.4.1 Jenis data menurut sifatnya Berdasarkan sifat data, penelitian ini menggunakan data sebagai berikut. 1) Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka, dapat dinyatakan dan dapat diukur dengan satuan hitung (Sugiyono, 2002). Data kuantitatif pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2009.
54
2) Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema, atau gambar (Sugiyono, 2002). Data kualitatif pada penelitian ini adalah data mengenai lamanya perikatan dan data mengenai keberadaan komite audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004-2009 4.4.2 Jenis data menurut sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dan dipublikasikan oleh pihak lain. Data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan serta profil perusahaan tercatat yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. 4.4.3 Metode penentuan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004-2009. Peneliti menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur karena alasan sebagai berikut. 1) Mayoritas perusahaan-perusahaan yang go publik di BEI adalah merupakan jenis perusahaan manufaktur. 2) Peneliti ingin meminimalisasi bias akibat perbedaan jenis industri. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling yang dalam hal ini adalah metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
55
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2009. 2) Menerbitkan laporan keuangan auditan secara lengkap (laporan auditor independen, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan) dengan periode berakhir 31 Desember tahun 2004-2009. 3) Semua sampel yang diperoleh sesuai dengan regulasi. Berdasarkan metode ini, diperoleh 726 sampel pengamatan yang memenuhi kreteria seperti yang telah disebutkan dengan rincian sebagai berikut. Tabel 4.1 Daftar Rincian Sampel Keterangan Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2009 Tidak menerbitkan laporan keuangan auditan secara lengkap (laporan auditor independen, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan) dengan periode berakhir 31 Desember tahun 2004-2009 Jumlah sampel penelitian Sumber: Data Diolah
Jumlah sampel pengamatan 768 (42)
726
4.4.4 Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non partisipan. Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan observasi/pengamatan dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas objek yang diteliti (Sugiyono, 2002).
56
4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Definisi operasional dan identifikasi variabel Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran kriteria (Ikhsan, 2008). Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. 2). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2002). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah tenur KAP dan
reputasi KAP. 3). Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2002). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah komite audit pada perusahaan. 4.5.2 Pengukuran variabel Pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
57
4.5.2.1 Tenur KAP Tenur KAP adalah masa jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Tenur KAP diukur dengan menghitung tahun dimana KAP yang sama telah melakukan prikatan dengan auditee dalam batas regulasi yang telah ditentukan oleh pemerintah. 4.5.2.2 Reputasi KAP Reputasi KAP dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kelompok auditor big four dan non big four. Auditor big four identik dengan KAP besar, Efraim (2010) mengatakan bahwa KAP besar identik dengan KAP bereputasi tinggi. Reputasi KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu diberikan kode 1 jika KAP berafiliasi dengan KAP Big Four, dan diberikan kode 0 jika KAP tidak berafiliasi dengan KAP Big Four. 4.5.2.3 Komite audit Komite audit dalam penelitian ini diukur dengan persentase keberadaan komite audit, sesuai dengan pengukuran yang dilakukan Utthavi (2010). Persentase keberadaan komite audit yang diukur dengan membandingkan jumlah komite audit dengan jumlah komisaris mereflesikan ukuran komite audit yang mewakili dan membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terutama mengenai pelaporan keuangan kepada manajemen sesuai dengan fungsi dan tugas komite audit yang tercantum dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan
58
Gorvernance tahun 2006. Rumus untuk menentukan persentase keberadaan komite audit adalah sebagai berikut. Persentase keberadaan komite audit =
Jumlah komite audit Jumlah komisaris
4.5.2.4 Kualitas audit Myers et al (2003) berpendapat bahwa ukuran akuntansi akrual adalah descriptor yang masuk akal untuk kualitas audit. Pendapat tersebut diperoleh dengan menghubungkan antara kualitas laba dengan kualitas audit. Diperoleh hasil bahwa tingkat akrual yang tinggi berhubungan positif dengan auditor litigation, isu mengenai opini audit qualified, kegagalan audit dan pergantian auditor,
sedangkan
tingkat
akrual
yang
rendah
berhubungan
dengan
konservatisme auditor yang tinggi, yang dapat diusulkan sebagai tingginya kualitas audit (Myers et.al, 2003). Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan akrual lancar (current accual) sesuai dengan yang digunakan oleh Myers et.al (2003) dan Efraim (2010) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. AKRUALLANCAR = (∆AL-∆KAS)-( ∆LL-∆LJP) …………………… (1) Keterangan: ∆AL = Perubahan asset lancar ∆KAS = Perubahan kas dan ekuivalen kas ∆LL = Perubahan liabilitas lancar ∆LJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo
4.6 Analisis Data
59
Penelitian ini merupakan studi empiris (empirical studies) yaitu studi tentang fakta atau data yang nyata yang dikumpulkan dan di uji secara sistematis. Teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Pengujian asumsi klasik Sebelum dilakukan teknik analisis regresi, pengujian pendahuluan berupa uji asumsi klasik terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam model ini harus dilaksanakan agar pengujian tidak terjadi bias (Ghozali, 2001). Uji asumsi klasik tersebut meliputi pengujian-pengujian berikut. (1). Uji multikolinearitas, yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan mempunyai lebih dari satu hubungan linear (pengaruh). Pengujian ini ditentukan oleh nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinieritas. (2). Uji heteroskedastisitas, yaitu suatu pengujian untuk mengetahui
apakah
variabel-variabel yang dioperasikan sudah mempunyai varian yang sama (homogen) atau sebaliknya (heterogen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan metode Glejtser. Metode ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolut ei terhadap variabel bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (nilai absolut ei), maka tidak ada heteroskedastisitas. (3). Uji normalitas, yaitu suatu pengujian untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikatnya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi
60
yang baik adalah memilki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai asymp.sig (2-tailed) diatas α = 0.05 (4). Uji autokorelasi, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan
ada
problem
autokorelasi.
Pengujian
autokorelasi
menggunakan pengujian Breusch-Godfrey / BG test. 2) Analisis regresi linier berganda. Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu pengaruh tenur dan reputasi KAP pada kualitas audit serta komite audit sebagai pemoderasi hubungan antara tenur terhadap kualitas audit, diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi. Persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = + 1X1 + 2X2 + 3X1*X2 + 4X3+ Keterangan: Y X1 X2
X3
…….............……(2)
: Akrual lancar (current accrual) : Tenur yang diukur dengan jumlah tahun KAP tetap mengaudit klien yang sama. : Komite audit yang diukur dengan persentase keberadaan komite audit pada perusahaan, merupakan perbandingan antara jumlah komite audit dengan komisaris. : Reputasi KAP diukur dengan apakah terafiliasi atau tidak terafiliasi dengan KAP Big Four; merupakan variabel dummy, digit 1 untuk KAP berafiliasi dengan KAP big four dan 0 untuk sebaliknya.
Uji signifikansi simultan (Uji statistik F) Pengujian signifikansi secara simultan menggunakan uji F, dalam penelitian ini uji F digunakan untuk melihat kelayakan model penelitian. Menurut
61
Ghozali (2009) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Untuk mengetahui hasil uji F adalah dengan melihat hasil regresi yang dilakukan dengan program SPSS yaitu dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas dengan = 0,05. Apabila tingkat signifikansi F < = 0,05 maka H0 ditolak, sebaliknya jika tingkat signifikan F = 0,05 maka H0 diterima. Uji signifikansi parsial (Uji t) Pengujian hipotesis adalah menggunakan uji statistik t. Menurut Ghozali (2009) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui hasil uji t adalah dengan melihat hasil regresi yang dilakukan dengan program SPSS yaitu dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas dengan = 0,05. Apabila tingkat signifikansi t < = 0,05 maka H0 ditolak, sebaliknya jika tingkat signifikan t = 0,05 maka H0 diterima.
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi karakteristik variabel penelitian khususnya mengenai rata-rata (mean), maksimum, minimum dan standar deviasi. Pada Tabel 5.1 disajikan mengenai pengujian statistik deskriptif mengenai pengaruh tenur dan reputasi KAP pada kualitas audit dengan komite audit sebagai variabel moderasi. Tabel 5.1 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Akrual Lancar 726 -4,46 7,12 Tenur 726 1,00 6,00 Komite Audit 726 0,17 2,00 Reputasi 726 0,00 1,00 Sumber: Lampiran (data diolah 2011)
Mean Std. Deviation 0,0261 0,45782 2,4477 1,4732 0,8125 0,2863 0,4904 0,50025
Tabel 5.1 menunjukkan nilai statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Penjelasan mengenai statistik deskriptif untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut. Jumlah pengamatan untuk variabel akrual lancar adalah sebesar 726 pengamatan yang diperoleh dari 121 perusahaan dengan perioda 6 tahun diketahui memiliki nilai minimum sebesar -4,46, nilai maksimum adalah 7,12, nilai rata-rata sebesar 0,026. Nilai tersebut memiliki arti bahwa dari 726 data diketahui bahwa minimum akrual lancar perusahaan adalah sebesar -4,46 triliun rupiah sedangkan
62
63
akrual lancar maksimum adalah 7,12 triliun rupiah dengan rata-rata akrual lancar sebesar 0,026 triliun rupiah. Simpangan baku dari akrual lancar adalah sebesar 0,45782 triliun rupiah. Jumlah pengamatan untuk variabel tenur adalah sebesar 726 pengamatan yang diperoleh dari 121 perusahaan dengan perioda 6 tahun diketahui memiliki nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 6. Nilai tersebut memiliki arti bahwa dari 6 tahun pengamatan yang dilakukan diketahui perikatan minimum yang terjadi antara KAP dengan kliennya adalah 1 tahun, sedangkan perikatan maksimum antara KAP dengan kliennya adalah 6 tahun. Dapat diketahui bahwa jangka waktu maksimum perikatan yang terjadi antara KAP dengan kliennya adalah telah sesuai dengan PMK nomor 17/PMK.01/2008 yang menyatakan bahwa batasan perikatan untuk KAP adalah enam tahun buku berturut-turut. Mengenai rata-rata masa perikatan antara KAP dengan kliennya disajikan pada lampiran 3. Dapat diketahui berdasarkan lampiran 3 bahwa total tenur dari 121 perusahaan dengan 6 tahun pengamatan adalah sebesar 726 tahun. Jumlah perikatan dari 121 perusahaan selama 6 tahun adalah 253 perikatan. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata perikatan yang terjadi adalah 2,9 tahun atau dapat dikatakan 3 tahun yang dapat diartikan bahwa sepanjang enam tahun pengamatan, perusahaan melakukan perikatan rata-rata dengan 2 KAP yang berbeda. Apabila dipisahkan antara KAP yang berafiliasi dengan big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four dapat diketahui bahwa rata-rata masa perikatan KAP big four adalah 3,3 tahun dan masa perikatan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four adalah 2,5 tahun yang artinya tidak terjadi perbedaan
64
yang besar pada rata-rata perikatan antara KAP yang berafiliasi dengan big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Jumlah pengamatan untuk variabel komite audit yang diukur dengan persentase perbandingan antara jumlah komite audit dengan jumlah komisaris adalah sebesar 726 pengamatan yang diperoleh dari 121 perusahaan dengan perioda 6 tahun diketahui memiliki nilai minimum sebesar 0,17, nilai maksimumnya adalah 2,00, nilai rata-rata adalah 0,813 dan standar deviasi sebesar 0,286. Nilai tersebut memiliki arti bahwa dari 726 data diketahui bahwa persentase perbandingan minimum antara jumlah komite audit dan jumlah komisaris adalah sebesar 17 persen dan maksimumnya adalah sebesar 200 persen. Rata-rata persentase perbandingan antara jumlah komite audit dengan jumlah komisaris adalah sebesar 81,25 persen yang dapat diartikan bahwa sebagian besar perusahaan memiliki komite audit yang berjumlah hampir sama dengan jumlah komisarisnya. Simpangan baku untuk variabel komite audit adalah sebesar 28,63 persen. Untuk dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan yang menjadi sampel telah memiliki komite audit yang sesuai dengan peraturan yang di syaratkan yakni berjumlah minimal 3 orang. Jumlah pengamatan untuk variabel reputasi yang diukur dengan dummy adalah sebesar 726 pengamatan yang diperoleh dari 121 perusahaan dengan perioda 6 tahun diketahui memiliki nilai minimum sebesar sebesar 0, nilai maksimum adalah 1, sedangkan rata-ratanya adalah 0,490 dengan standar deviasi sebesar 0,50. Nilai tersebut memiliki arti bahwa sebesar 49 persen perusahaan diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four dan sisanya sebesar 51 persen
65
diaudit oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan big four, hal tersebut dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang tinggi antara jumlah perusahaan yang menggunakan KAP big four dan non big four. Jika dilihat dari data yang dikumpulkan, jumlah sampel yang menggunakan KAP yang berafiliasi dengan big four adalah sebanyak 356 sampel, sedangkan yang tidak berafiliasi dengan big four adalah 370 sampel. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa lebih dari setengah dari perusahaan manufaktur pada pada periode pengamatan mempercayakan audit perusahaannya pada KAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Pada lampiran 3 dapat dilihat grafik mengenai perbandingan antara jumlah perusahaan yang menggunakan dan tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan big four pada tahun 2004 – 2009. Dari grafik tersebut diketahui bahwa dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan big four mengalami penurunan, tetapi hal yang sebaliknya terjadi pada KAP yang tidak berafiliasi dengan big four yakni dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan big four mengalami peningkatan. Mungkin hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan kepercayaan terhadap jasa yang diberikan oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan big four dibandingkan dengan KAP yang berafiliasi dengan big four.
66
5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah uji pendahuluan sebelum dilakukannya analisis regresi. Penelitian ini menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi. 5.2.1 Uji normalitas Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikatnya memiliki distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat signifikansi diatas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual dalam penelitian ini berdistribusi normal. 5.2.2 Uji multikolinearitas Uji Multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan mempunyai lebih dari satu hubungan linear (pengaruh). Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance lebih dari 10% atau 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan. 5.2.3 Uji heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang dioperasikan sudah mempunyai varian yang sama (homogen) atau
67
sebaliknya (heterogen). Hasil pengujian menggunakan uji Glejser menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik terhadap absolute residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 0,05. Hal ini berarti model bebas dari heteroskedastisitas. 5.2.4 Uji autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Berdasarkan hasil uji BreuschGodfrey/ BG test menunjukkan bahwa koefisien parameter res_2 memberikan probabilitas signifikan 0,089 > α= 0,05 hal ini menunjukkan tidak adanya autokorelasi. 5.3 Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) Uji kelayakan model (Goodness of Fit) dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t seperti tercantum dalam lampiran 7. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa. 5.3.1 Koefisien determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Besarnya nilai adjusted R2 sebesar 0,120 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 12% sedangkan sisanya 88% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
68
5.3.2 Uji signifikansi simultan (uji statistik F) Uji statistik F pada lampiran 7 menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Uji ini dapat dilihat pada nilai F test sebesar 25,635 dan
signifikan pada 0,000 yang berarti variabel independen tenur, komite audit, reputasi dan variabel interaksi tenur*komite audit secara simultan mempengaruhi variabel akrual lancar. 5.4 Hasil Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu pengaruh tenur dan reputasi KAP pada kualitas audit serta komite audit sebagai pemoderasi hubungan antara tenur terhadap kualitas audit, diuji dengan menggunakan teknik analisis regresi. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas seara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis. Pada Tabel 5.2 dibawah ini ditunjukkan pengaruh secara parsial dari variabel tenur, komite audit, reputasi dan interaksi tenur*komite audit.
69
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Hipotesis
Unstandardized Coefficients B Constant 11,893 Tenur -0,188 Komite Audit -2,36 Tenur*Komite Audit 0,289 Reputasi 0,516 Sumber: Lampiran (data diolah 2011)
t
40,305 -2,22 -7,138 2,824 4,384
Signifikansi
0,000 0,027 0,000 0,005 0,000
Dari Tabel 5.2 dapat disusun persamaan regresi. Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini sebagai berikut. Y = 11,893 - 0,188 X1 – 2,36 X2+ 0,289 X1* X2+ 0,516 X3 Keterangan: Y : Akrual lancar X1 : Tenur X2 : Komite audit X3 : Reputasi KAP
5.4.1 Pengujian hipotesis pertama (H1.1) Hipotesis pertama menyatakan bahwa tenur KAP berpengaruh positif pada kualitas audit. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel tenur memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,188 terhadap akrual lancar dengan tingkat signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari α=0,05. Hasil pengujian tersebut diatas menyatakan bahwa tenur KAP berpengaruh positif pada kualitas audit. Berdasarkan kriteria disebutkan bahwa hipotesis H1.1 diterima apabila koefisien tenur bertanda negatif dan signifikan terhadap variabel akrual lancar maka dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menerima hipotesis H1.1.
70
5.4.2 Pengujian hipotesis kedua (H1.2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif pada kualitas audit. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel reputasi memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,516 terhadap akrual lancar dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α=0,05. Hasil pengujian tersebut diatas menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Berdasarkan kriteria disebutkan bahwa hipotesis H1.2 diterima apabila koefisien reputasi bertanda negatif dan signifikan terhadap variabel akrual lancar maka dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menolak hipotesis H1.2. 5.4.3 Pengujian hipotesis ketiga (H2) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa keberadaan komite audit mampu memoderasi pengaruh tenur KAP pada kualitas audit. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel interaksi antara tenur dan komite audit memiliki nilai koefisien sebesar 0,289 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari α=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa komite audit mempengaruhi hubungan tenur KAP dengan kualitas audit. Komite audit dalam penelitian ini merupakan variabel moderasi dalam hubungan tenur KAP dengan kualitas audit. Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menerima hipotesis H2.
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Tenur KAP pada Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tenur KAP berpengaruh positif pada kualitas audit. Hal ini berarti semakin bertambahnya masa perikatan KAP melaksanakan audit terhadap kliennya maka kualitas auditnya akan semakin bertambah baik, dalam hal ini jangka waktu perikatan tidak melebihi batas waktu regulasi yang telah ditetapkan. Pembatasan masa perikatan yang diatur oleh pemerintah adalah untuk menjaga independensi auditor. Masa perikatan yang terlalu lama dapat membuat kedekatan antara auditor dengan manajemen sehingga dapat mengurangi independensi auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Efraim (2010) serta mendukung argumen bahwa semakin lama bertugas, KAP akan memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk merancang prosedur audit yang efektif. Hasil penelitian ini juga berhasil mendukung penelitian Myers et al (2003), Manry et al (2008) Lim dan Tan (2009) yang menemukan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap tenur. Walaupun demikian penelitian ini tidak mendukung penelitian Wibowo dan Rossieta (2009) yang menemukan bahwa masa penugasan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dan Carey dan Simnett (2006) yang menemukan bahwa tenur audit yang panjang berhubungan negatif terhadap kualitas audit.
71
72
6.2 Pengaruh Reputasi KAP pada Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif pada kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Efraim (2010) yang menemukan bahwa reputasi KAP yang diukur dengan KAP yang berafilisasi dengan KAP internasional berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dan signifikan pada level kurang dari 10 persen. Menurut Efraim (2010) hasil penelitian ini bermakna bahwa berafiliasi dengan KAP internasional lebih bertujuan untuk menarik klien. Pramudji dan Trihartati (2009) menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa kualitas laporan keuangan auditan secara tidak langsung dipengaruhi oleh integritas auditor secara individual. Kemungkinan terjadinya manajemen laba semakin besar jika auditor secara individual memiliki integritas rendah sekalipun auditor tersebut berasal dari KAP Big-4. Alasan ini didukung oleh terlibatnya KAP Arthur Andersen dalam kasus Enron. 6.3 Pengaruh Komite Audit sebagai Variabel Moderasi Interaksi antara tenur KAP dan komite audit menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,005 yang berarti bahwa komite audit berpengaruh pada hubungan tenur KAP dengan kualitas audit. Hasil ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit mampu memoderasi pengaruh tenur KAP pada kualitas audit. Walaupun demikian, hasil pengujian menunjukkan bahwa komite audit sebagai variabel moderasi memperlemah hubungan antara tenur dengan kualitas audit. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin tingginya persentase
73
perbandingan antara komite audit dengan komisaris menyebabkan melemahnya hubungan antara waktu perikatan audit dengan kualitas audit. Hasil tersebut mungkin disebabkan oleh penggunaan proksi kualitas audit yang merupakan salah satu keterbatasan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian adapun kemungkinan yang terjadi adalah dengan semakin tingginya persentase perbandingan antara jumlah komite audit dan komisaris menyebabkan komite audit semakin efektif dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Siegel (1996) dalam Susiana dan Arleen (2007) komite audit bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik dan juga tanggung jawab komite audit adalah membantu auditor dalam mempertahankan independensinya (Arens et al, 2003). Bersadarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin efektifnya komite audit dalam melaksanakan fungsinya menyebabkan pengawasan terhadap auditor akan semakin ketat untuk mempertahankan independensi auditor tersebut. Upaya komite audit untuk mempertahankan independensi auditor dilakukan dengan memperpendek tenur antara KAP dengan manajemen sehingga hubungan yang terlalu dekat dengan manajemen dapat dicegah dan auditor baru yang dipilih oleh komite audit tersebut diharapkan akan lebih independen karena tidak memiliki kedekatan dengan manajemen..
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1) Variabel tenur berpengaruh positif pada kualitas audit yang berarti bahwa semakin
lama
KAP
mengadakan
perikatan
audit
kepada
kliennya
menyebabkan kualitas auditnya menjadi semakin baik. Hal ini disebabkan oleh semakin lamanya masa perikatan menyebabkan KAP akan memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk merancang prosedur audit yang efektif. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis 2) Reputasi KAP negatif pada kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Efraim (2010) yang menemukan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hal ini mungkin disebabkan karena berafiliasi dengan KAP besar adalah lebih bertujuan untuk menarik klien. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis. 3) Variabel interaksi tenur dan komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar. Hal ini dapat diartikan bahwa komite audit berpengaruh pada hubungan tenur KAP dengan kualitas audit. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis.
74
75
7.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran Penelitian ini memiliki kelemahan yakni karena proksi kualitas audit pada penelitian ini bukanlah ukuran aktual yang digunakan untuk mengukur kualitas audit. Akrual lancar sebagai proksi kualitas audit dalam penelitian ini adalah kualitas audit persepsian sehingga bukan merupakan ukuran yang akurat. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan proksi yang berbeda seperti menggunakan auditor spesialis industri, earnings surprise benchmark yang digunakan oleh Wibowo dan Rossieta (2009) atau dapat mempertimbangkan menggunakan kuisioner. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan proksi yang berbeda untuk mengukur komite audit. Ukuran lain dapat berupa proporsi dari anggota komite audit yang memiliki kompetensi dalam bidang akuntansi atau keuangan seperti penelitian yang dilakukan oleh Pramudji dan Trihartati (2009).
76
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2003. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1 Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Agoes, Sukrisno. 2000. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agung Suaryana. 2005. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba. Simposium Nasional Akuntansi 8. Andi Wawo. 2010. Pengaruh Corporate Governance Dan Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Daya Informasi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 13. Andri Rachmawati., Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 10. Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley, Mark S. 2003. Auditing and Assurance Service An Integrated Approach, Ninth Edition. New Jersey: Printice Hall. Baridwan, Zaki dan Hariani, Arie Rahayu. 2010. Insentif untuk manipulasi laba sebagai syarat keefektifan audit yang berkualitas dalam mengurangi manipulasi laba. www.ssrn.com (diakses tanggal 18 desember 2010). Carcello, J., R. Hermanson, and N. McGrath. 1992. Audit quality attributes: The perceptions of audit partners, preparers, and financial statement users. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Carey, Peter. Simnett, Roger. 2006. Audit Partner Tenure and Audit Quality. The Accounting Review. Debby Fitriasari. 2007. Pengaruh Aktivitas Dan Financial Literacy Komite Audit Terhadap Jenis Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 10. Departemen Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 43/KMK.017/1997, Tentang Jasa Akuntan Publik. Effendi, Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance, Teori dan Implementasi. Jakarta: Saleba Empat. Efraim Ferdinan Giri. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit : Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 13.
77
Eisenhardt, K.M. 1989. Agency Theory: An Assessment and review. Academy of management review. Vol 14. Ghosh, Aloke. Moon, Doocheol. 2005. Auditor Tenur and Perceiptions of Audit Quality. Accounting Review, April 2005. Ghozali, Imam., 2001, Aplikasi Analisis Multivariat: dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,. Hamonangan Siallagan., Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 9. Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, byektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi 12. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Jansen, M.C., and W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour Agency Cost and Ownership Structure. Jurnal Of Finance Economic. Vol 3, No. 4:305-360 Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi 12. Jong-Hag Choi, Chansog Kim, Jeong-Bon Kim dan Yoonseok Zang. 2010. Audit Offize Size, Audit Quality, and Audit Pricing. Auditing: A Journal of Practice and Theory Vol 29 No.1: 73-97 Kementerian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, Tentang Jasa Akuntan Publik. Kementerian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002, Tentang Jasa Akuntan Publik. Kementerian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 470/KMK.017/1999, Perubahan KMK Nomor 43/KMK.017/1997 Tentang Jasa Akuntan Publik.
78
Kementerian Keuangan RI. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008, Tentang Jasa Akuntan Publik. Komalasari,Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh kualitas auditor dan proxy going concern terhadap opini auditor. Jurnal akuntansi dan keuangan. Vol 9. No 2: 1-15 Krishnan, G.V. 2003. Audit Quality and the Pricing of Discretionary Accruals. Auditing: A Journal of Practice & Theory, March 2003. Lim, Chee-Yeow. Tan, Hun-Tong. 2009. Does Auditor Tenur Improve Audit Quality? Moderating Effects of Industry Specialization and Fee Dependence. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1638530, diakses tanggal 10 Februari 2011. Manry, D. L., T.J. Mock, and J.L. Turner. 2008. Does Increased Audit Partner Tenure Reduce Audit Quality? Journal of Accounting, Auditing & Finance: 553-572. Mayangsari, Sekar. 2004. Bukti Empiris Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Earning Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 7 No 2, Mei Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Myers, James N., Myers, Linda A., and Omer, Thomas C. 2003. Exploring the Term of the Auditor-Client Relationship and the Quality of Earnings: A Case for mandatory Auditor Rotation?. The Accounting Review 78(3): 779–799. O’Reilly, Dennis M. dan Reisch. 2002. Industry Specialization By Audit Firms: What Does Academic Research Tell Us?. Ohio CPA Journal 61: pg.42. Pamudji, Sugeng. Trihartati, Aprillya. 2009. Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi dan Auditing. Jurnal UNDIP Vol 6, No 1 (2009). http://ejournal.undip.ac.id/index.php/akuditi/article/download/176/105. Diakses tanggal 20 Oktober 2011. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar.
79
Ratna Wardhani. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi 11. Ratna Wardhani., Herunata Joseph. 2010. Karakteristik Pribadi Komite Audit Dan Praktik Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 13. Ross, A. S. 1973. The Economic Theory of Agency: The Principal’s Problem. American Economis Association. Volume 63. No. 2. Sugiono.2002. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke 4. Bandung: Alfabeta Supriyono. R. A. 1998 Pemeriksaan Akuntan (Auditing): Faktor-faktor yang Memperngaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 10. Tjager, I Nyoman. Alijoyo, F. Antonius. Dkk. 2003. Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo. Uma Sekaran. 2007. Research Methods For Business. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Utthavi, Wayan Hesadijaya. 2010. “Pengaruh Proporsi Gender Dewan Direksi Dan Proporsi Komite Audit Pada Konservatisma Akuntansi Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” (Tesis) Denpasar: Universitas Udayana. Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit–Suatu Studi Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark. Simposium Nasional Akuntansi 12. Widiastuty, Erna dan Febrianto, Rahmat. 2003. Pengukuran Kualitas Audit: Sebuah Esai. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 5 No2, Juli 2010. Denpasar: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Windyantari, A.A. Ayu Putri. 2010. “Pengaruh faktor keuangan dan nonkeuangan pada penerimaan opini audit going concern perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Wooten. 2003. Research About Audit Quality. The CPA Journal (January) 73, 1.
80
Yeni Januarsi. 2009. Peran Auditor Spesialis Industri Dalam Mengurangi Managemen Laba Akrual dan Managemen Laba Real Pada Perioda Sebelum Dan Setelah Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002. Simposium Nasional Akuntansi 12.
81 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel
NO
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Ades Waters Indonesia Tbk Ades Waters Indonesia Tbk Ades Waters Indonesia Tbk Ades Waters Indonesia Tbk Ades Waters Indonesia Tbk Ades Waters Indonesia Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Aqua Golden Mississippi Tbk Cahaya Kalbar Tbk Cahaya Kalbar Tbk Cahaya Kalbar Tbk Cahaya Kalbar Tbk Cahaya Kalbar Tbk Cahaya Kalbar Tbk Davomas Abadi Tbk Davomas Abadi Tbk Davomas Abadi Tbk Davomas Abadi Tbk Davomas Abadi Tbk Davomas Abadi Tbk Delta Djakarta Tbk Delta Djakarta Tbk Delta Djakarta Tbk Delta Djakarta Tbk Delta Djakarta Tbk Delta Djakarta Tbk Fast Food Indonesia Tbk Fast Food Indonesia Tbk Fast Food Indonesia Tbk Fast Food Indonesia Tbk Fast Food Indonesia Tbk Fast Food Indonesia Tbk Indofood Sukses makmur tbk Indofood Sukses makmur tbk Indofood Sukses makmur tbk Indofood Sukses makmur tbk Indofood Sukses makmur tbk Indofood Sukses makmur tbk
ADES ADES ADES ADES ADES ADES AQUA AQUA AQUA AQUA AQUA AQUA CEKA CEKA CEKA CEKA CEKA CEKA DAVO DAVO DAVO DAVO DAVO DAVO DLTA DLTA DLTA DLTA DLTA DLTA FAST FAST FAST FAST FAST FAST INDF INDF INDF INDF INDF INDF
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Akrual Lancar (Triliun) 0,01845 -0,18264 -0,157883 0,3104 -0,01807 0,090787 0,109232 0,076019 0,095906 0,025495 0,07388 -0,088497 -0,046951 0,02225 0,049636 0,008426 0,237748 -0,053322 0,051648 -0,547896 0,675905 0,267902 0,310896 -0,786419 -0,040946 0,036181 0,040874 -0,020551 -0,053668 -0,014105 -0,016041 -0,009077 -0,025734 -0,029404 -0,01347 -0,066511 -0,412998 -0,719028 -0,513642 -4,457435 -0,868462 3,278093
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 1 1 2 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40
82
NO
Nama Perusahaan
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Mayora lndah Tbk Mayora lndah Tbk Mayora lndah Tbk Mayora lndah Tbk Mayora lndah Tbk Mayora lndah Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Pioneerindo Gourmet International Tbk. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Prasidha Aneka Niaga Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Sekar Laut Tbk Sekar Laut Tbk Sekar Laut Tbk Sekar Laut Tbk Sekar Laut Tbk Sekar Laut Tbk Siantar TOP Tbk Siantar TOP Tbk Siantar TOP Tbk Siantar TOP Tbk Siantar TOP Tbk Siantar TOP Tbk SMART tbk SMART tbk SMART tbk SMART tbk SMART tbk SMART tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Kode
Tahun
MYOR MYOR MYOR MYOR MYOR MYOR MLBI MLBI MLBI MLBI MLBI MLBI PTSP PTSP PTSP PTSP PTSP PTSP PSDN PSDN PSDN PSDN PSDN PSDN SKLT SKLT SKLT SKLT SKLT SKLT STTP STTP STTP STTP STTP STTP SMAR SMAR SMAR SMAR SMAR SMAR AISA AISA AISA AISA
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007
Akrual Lancar (Triliun) 0,02196 -0,060124 0,166845 0,279073 -0,178646 0,055889 -0,035587 -0,03077 -0,071069 -0,020289 -0,110845 -0,314694 0,02402 -0,010304 -0,002748 -0,006642 -0,010659 0,003699 0,01209 0,047756 -0,012002 -0,006173 0,000951 -0,012442 -0,01528 0,174193 0,009487 0,004003 0,008097 0,002412 0,013547 0,018229 0,025005 -0,053525 -0,036594 0,023052 0,543195 0,092776 0,26305 0,779109 0,255585 -0,233103 -0,03668 0,01234 0,009703 -0,082211
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 4 1 2 1 1 2 3 1 2 3 4 5 1 1 1 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,50 0,50 0,60 0,60 0,60 1,00 1,00 0,75 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,50 0,50 0,50 0,50 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 1,50 1,50 1,50 1,50 1,00 1,00 0,43 0,43 0,43 0,43 0,38 0,38 0,50 0,50 0,50 0,50
83
NO
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Bentoel International Investama Tbk Bentoel International Investama Tbk Bentoel International Investama Tbk Bentoel International Investama Tbk Bentoel International Investama Tbk Bentoel International Investama Tbk Gudang Garam Tbk Gudang Garam Tbk Gudang Garam Tbk Gudang Garam Tbk Gudang Garam Tbk Gudang Garam Tbk HM Sampoerna Tbk HM Sampoerna Tbk HM Sampoerna Tbk HM Sampoerna Tbk HM Sampoerna Tbk HM Sampoerna Tbk Argo Pantes Tbk Argo Pantes Tbk Argo Pantes Tbk Argo Pantes Tbk Argo Pantes Tbk Argo Pantes Tbk Century Textile Industry (Centex) Tbk Century Textile Industry (Centex) Tbk Century Textile Industry (Centex) Tbk Century Textile Industry (Centex) Tbk Century Textile Industry (Centex) Tbk Century Textile Industry (Centex) Tbk Eratex Diaja Tbk Eratex Diaja Tbk
AISA AISA TBLA TBLA TBLA TBLA TBLA TBLA ULTJ ULTJ ULTJ ULTJ ULTJ ULTJ RMBA RMBA RMBA RMBA RMBA RMBA GGRM GGRM GGRM GGRM GGRM GGRM HMSP HMSP HMSP HMSP HMSP HMSP ARGO ARGO ARGO ARGO ARGO ARGO CNTX CNTX CNTX CNTX CNTX CNTX ERTX ERTX
2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005
Akrual Lancar (Triliun) 0,029054 0,154635 0,156228 -0,09356 0,087098 0,352956 -0,082253 -0,147951 0,119024 0,10508 -0,091953 0,13125 -0,006188 -0,03923 0,204741 -0,060451 0,082088 1,337141 0,043936 -0,086311 -0,508703 0,856896 0,721257 1,340957 0,340559 2,197139 -0,620296 0,200581 0,460301 0,91946 -0,372103 1,510594 -0,016281 -0,14944 0,191265 0,009655 -0,11105 -0,03487 0,000755 -0,05625 0,015183 0,032166 -0,057003 -0,008706 -0,012126 -0,018191
Tenur
Reputasi
Komite Audit
5 6 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 1 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 6 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,75 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,75
84
NO 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180
Nama Perusahaan Eratex Diaja Tbk Eratex Diaja Tbk Eratex Diaja Tbk Eratex Diaja Tbk Panasia Filament Inti Tbk Panasia Filament Inti Tbk Panasia Filament Inti Tbk Panasia Filament Inti Tbk Panasia Filament Inti Tbk Panasia Filament Inti Tbk Panasia Indosyntec Tbk Panasia Indosyntec Tbk Panasia Indosyntec Tbk Panasia Indosyntec Tbk Panasia Indosyntec Tbk Panasia Indosyntec Tbk Roda Vivatex Tbk Roda Vivatex Tbk Roda Vivatex Tbk Roda Vivatex Tbk Roda Vivatex Tbk Roda Vivatex Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk APAC Citra Centertex Tbk APAC Citra Centertex Tbk APAC Citra Centertex Tbk APAC Citra Centertex Tbk APAC Citra Centertex Tbk APAC Citra Centertex Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Hanson International Tbk Hanson International Tbk Hanson International Tbk Hanson International Tbk Hanson International Tbk Hanson International Tbk
Kode
Tahun
ERTX ERTX ERTX ERTX PAFI PAFI PAFI PAFI PAFI PAFI HDTX HDTX HDTX HDTX HDTX HDTX RDTX RDTX RDTX RDTX RDTX RDTX SSTM SSTM SSTM SSTM SSTM SSTM MYTX MYTX MYTX MYTX MYTX MYTX ESTI ESTI ESTI ESTI ESTI ESTI MYRX MYRX MYRX MYRX MYRX MYRX
2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Akrual Lancar (Triliun) -0,04051 -0,041446 -0,077107 0,065368 -0,052069 -0,095986 0,033222 -0,021922 -0,085765 -0,006255 0,083623 0,037769 -0,007873 0,065541 -0,087694 0,008155 -0,012631 -0,030663 -0,013438 0,021388 -0,024803 0,002269 0,055598 -0,2256 -0,006132 -0,057631 0,0962 0,050297 -0,06723 -0,020066 -0,035975 -0,110854 -0,365907 0,620644 0,011518 0,06505 -0,018938 -0,101583 -0,094854 0,046392 0,011641 -0,070891 -0,184525 -0,047353 0,198699 0,014005
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,67 0,67 0,67 0,80 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
85
NO 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226
Nama Perusahaan Karwell Indonesia Tbk Karwell Indonesia Tbk Karwell Indonesia Tbk Karwell Indonesia Tbk Karwell Indonesia Tbk Karwell Indonesia Tbk Pan BrOthers Tex Tbk Pan BrOthers Tex Tbk Pan BrOthers Tex Tbk Pan BrOthers Tex Tbk Pan BrOthers Tex Tbk Pan BrOthers Tex Tbk Primadndo Asia Infrastructure Tbk Primadndo Asia Infrastructure Tbk Primadndo Asia Infrastructure Tbk Primadndo Asia Infrastructure Tbk Primadndo Asia Infrastructure Tbk Primadndo Asia Infrastructure Tbk Ricky Putra Globalindo Tb Ricky Putra Globalindo Tb Ricky Putra Globalindo Tb Ricky Putra Globalindo Tb Ricky Putra Globalindo Tb Ricky Putra Globalindo Tb Indo Acidatama Tbk (Sarasa Nugraha Tbk) Indo Acidatama Tbk (Sarasa Nugraha Tbk) Indo Acidatama Tbk (Sarasa Nugraha Tbk) Indo Acidatama Tbk (Sarasa Nugraha Tbk) Indo Acidatama Tbk (Sarasa Nugraha Tbk) Indo Acidatama Tbk (Sarasa Nugraha Tbk)
Sepatu Bata Tbk Sepatu Bata Tbk Sepatu Bata Tbk Sepatu Bata Tbk Sepatu Bata Tbk Sepatu Bata Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Surya Intrindo Makmur Tbk Barito Pacific Timber Tbk Barito Pacific Timber Tbk Barito Pacific Timber Tbk Barito Pacific Timber Tbk
Kode
Tahun
KARW KARW KARW KARW KARW KARW PBRX PBRX PBRX PBRX PBRX PBRX BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA RICY RICY RICY RICY RICY RICY SRSN SRSN SRSN SRSN SRSN SRSN BATA BATA BATA BATA BATA BATA SIMM SIMM SIMM SIMM SIMM SIMM BRPT BRPT BRPT BRPT
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007
Akrual Lancar (Triliun) -0,009234 -0,018182 0,014457 0,144841 -0,015728 0,001652 0,006121 -0,010403 -0,044321 0,047274 -0,046951 0,021406 0,094321 -0,014939 -0,003885 0,017379 -0,008928 -0,002003 0,178711 0,028274 0,000273 0,019385 -0,006934 -0,001242 -0,083411 0,023007 0,073326 0,007586 -0,012378 0,072315 0,009203 -0,001619 0,018454 -0,02494 0,031394 0,006359 -0,004922 -0,011199 -0,009226 0,009792 -0,057514 -0,004141 -0,174133 0,734868 0,236414 1,930132
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 1 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 3 1 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 4 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
0,67 0,67 0,50 0,50 0,40 0,40 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,75 0,50
86
NO 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272
Nama Perusahaan Barito Pacific Timber Tbk Barito Pacific Timber Tbk PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Suparma Tbk Suparma Tbk Suparma Tbk Suparma Tbk Suparma Tbk Suparma Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk AKR Corporindo Tbk AKR Corporindo Tbk AKR Corporindo Tbk AKR Corporindo Tbk AKR Corporindo Tbk AKR Corporindo Tbk Budi Acid Jaya Tbk Budi Acid Jaya Tbk Budi Acid Jaya Tbk Budi Acid Jaya Tbk Budi Acid Jaya Tbk Budi Acid Jaya Tbk Colorpak Indonesia Tbk Colorpak Indonesia Tbk
Kode
Tahun
BRPT BRPT SULI SULI SULI SULI SULI SULI TIRT TIRT TIRT TIRT TIRT TIRT FASW FASW FASW FASW FASW FASW SPMA SPMA SPMA SPMA SPMA SPMA SAIP SAIP SAIP SAIP SAIP SAIP AKRA AKRA AKRA AKRA AKRA AKRA BUDI BUDI BUDI BUDI BUDI BUDI CLPI CLPI
2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005
Akrual Lancar (Triliun) 0,009015 0,206769 0,40297 0,013414 0,01036 0,058582 -0,29464 -0,079526 -0,01273 0,061439 0,031684 0,122222 0,001927 0,012053 0,038934 0,058223 0,071662 0,070059 0,077881 -0,067168 0,019745 -0,266266 0,264384 0,069747 0,004169 0,012852 -0,243412 -0,212747 0,070202 2,046169 0,508241 0,027959 -0,08417 0,183851 -0,137207 0,149127 -0,439499 -0,127179 0,030339 0,020891 -0,104499 0,073708 -0,027653 -0,15036 0,013398 0,004721
Tenur
Reputasi
Komite Audit
2 3 1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0,50 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 1,00 1,00
87
NO 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318
Nama Perusahaan Colorpak Indonesia Tbk Colorpak Indonesia Tbk Colorpak Indonesia Tbk Colorpak Indonesia Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Lautan Luas Tbk Lautan Luas Tbk Lautan Luas Tbk Lautan Luas Tbk Lautan Luas Tbk Lautan Luas Tbk Sorini Corporation Tbk Sorini Corporation Tbk Sorini Corporation Tbk Sorini Corporation Tbk Sorini Corporation Tbk Sorini Corporation Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Ekadharma Tape Industries Tbk Ekadharma Tape Industries Tbk Ekadharma Tape Industries Tbk Ekadharma Tape Industries Tbk Ekadharma Tape Industries Tbk Ekadharma Tape Industries Tbk intanwijaya Internasional Tbk intanwijaya Internasional Tbk intanwijaya Internasional Tbk intanwijaya Internasional Tbk intanwijaya Internasional Tbk intanwijaya Internasional Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Resource Alam Indonesia Tbk
Kode
Tahun
CLPI CLPI CLPI CLPI ETWA ETWA ETWA ETWA ETWA ETWA LTLS LTLS LTLS LTLS LTLS LTLS SOBI SOBI SOBI SOBI SOBI SOBI DPNS DPNS DPNS DPNS DPNS DPNS EKAD EKAD EKAD EKAD EKAD EKAD INCI INCI INCI INCI INCI INCI KKGI KKGI KKGI KKGI KKGI KKGI
2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Akrual Lancar (Triliun) 0,011268 -0,003299 0,017821 0,017233 -0,000265 -0,002489 0,024886 0,014403 0,195559 -0,082008 -0,0094 -0,252855 -0,042655 -0,106528 0,157164 -0,189539 -0,072302 0,07653 0,025852 0,081072 0,056875 -0,146244 -0,004868 -0,002419 -0,005603 -0,001022 0,005529 -0,007941 0,011916 0,002632 0,00837 0,002009 0,036402 -0,047412 -0,002825 0,0195 -0,00343 0,018896 0,000415 0,007405 0,008214 -0,010771 -0,036164 -0,038512 0,002454 0,002397
Tenur
Reputasi
Komite Audit
3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 1 2 3 4 1 1 2 3 4 5 1 1 2 1 1 2 3 1 2 3 4 5 6
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,60 0,60 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
88
NO 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364
Nama Perusahaan Aneka Kemasindo Utama Tbk Aneka Kemasindo Utama Tbk Aneka Kemasindo Utama Tbk Aneka Kemasindo Utama Tbk Aneka Kemasindo Utama Tbk Aneka Kemasindo Utama Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asiaplast Industries Tbk Asiaplast Industries Tbk Asiaplast Industries Tbk Asiaplast Industries Tbk Asiaplast Industries Tbk Asiaplast Industries Tbk Berlina Tbk. Berlina Tbk. Berlina Tbk. Berlina Tbk. Berlina Tbk. Berlina Tbk. Dynaplast Tbk Dynaplast Tbk Dynaplast Tbk Dynaplast Tbk Dynaplast Tbk Dynaplast Tbk Kageo Igar Jaya Tbk (lgarjaya) Kageo Igar Jaya Tbk (lgarjaya) Kageo Igar Jaya Tbk (lgarjaya) Kageo Igar Jaya Tbk (lgarjaya) Kageo Igar Jaya Tbk (lgarjaya) Kageo Igar Jaya Tbk (lgarjaya) Langgeng Makmur Industri Ltd Tbk Langgeng Makmur Industri Ltd Tbk Langgeng Makmur Industri Ltd Tbk Langgeng Makmur Industri Ltd Tbk
Kode
Tahun
AKKU AKKU AKKU AKKU AKKU AKKU AKPI AKPI AKPI AKPI AKPI AKPI AMFG AMFG AMFG AMFG AMFG AMFG APLI APLI APLI APLI APLI APLI BRNA BRNA BRNA BRNA BRNA BRNA DYNA DYNA DYNA DYNA DYNA DYNA IGAR IGAR IGAR IGAR IGAR IGAR LMPI LMPI LMPI LMPI
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007
Akrual Lancar (Triliun) 0,004331 -0,000888 -0,00301 0,001261 -0,008434 -0,00586 0,059157 -0,033098 -0,025553 0,063029 0,012209 0,02508 0,018627 0,153715 -0,11226 0,098752 0,067777 -0,126194 -0,000519 -0,021933 -0,004575 0,049054 -0,017333 -0,003302 0,107638 -0,017726 -0,004981 -0,009733 0,008379 -0,009724 0,039345 -0,023197 -0,059022 0,103047 -0,108081 0,041421 0,034007 0,019333 -0,002425 0,027643 0,007404 -0,003541 -0,024522 0,12094 0,068902 -0,01455
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,44 0,44 0,44 0,44 0,57 0,57 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 0,33 0,25 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
89
NO 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410
Nama Perusahaan Langgeng Makmur Industri Ltd Tbk Langgeng Makmur Industri Ltd Tbk Lapindo International Tbk Lapindo International Tbk Lapindo International Tbk Lapindo International Tbk Lapindo International Tbk Lapindo International Tbk Siwani Makmur Tbk Siwani Makmur Tbk Siwani Makmur Tbk Siwani Makmur Tbk Siwani Makmur Tbk Siwani Makmur Tbk Trios Sentosa Tbk Trios Sentosa Tbk Trios Sentosa Tbk Trios Sentosa Tbk Trios Sentosa Tbk Trios Sentosa Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Semen Cibinong Tbk Semen Cibinong Tbk Semen Cibinong Tbk Semen Cibinong Tbk Semen Cibinong Tbk Semen Cibinong Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Alumindo Light Metal industri Alumindo Light Metal industri Alumindo Light Metal industri Alumindo Light Metal industri Alumindo Light Metal industri Alumindo Light Metal industri Betonjaya Manunggal Tbk Betonjaya Manunggal Tbk
Kode
Tahun
LMPI LMPI LAPD LAPD LAPD LAPD LAPD LAPD SIMA SIMA SIMA SIMA SIMA SIMA TRST TRST TRST TRST TRST TRST INTP INTP INTP INTP INTP INTP SMCB SMCB SMCB SMCB SMCB SMCB SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR ALMI ALMI ALMI ALMI ALMI ALMI BTON BTON
2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005
Akrual Lancar (Triliun) 0,004115 0,017115 0,002076 -0,004467 0,003312 0,0008 0,111404 0,075945 -0,005841 -0,001529 0,013903 -0,018483 0,000026 -0,007595 0,083401 0,051685 -0,080788 -0,063329 -0,032297 0,036657 0,014349 0,295573 -0,054962 0,106277 0,116895 -0,367945 0,113368 0,140565 -0,230907 -0,139167 -0,025936 -0,142971 0,14214 0,179877 0,255544 0,048718 0,264286 1,253563 0,030569 -0,072546 -0,112358 -0,070832 -0,177655 0,265987 -0,000122 0,001702
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 1 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 1 1 2 3 1 1 2 3 1 2 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1
1,50 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,50 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,50 0,50 0,50 0,50 0,43 0,38 0,60 0,60 0,50 0,50 0,50 0,50 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 1,50 1,50
90
NO 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456
Nama Perusahaan Betonjaya Manunggal Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Pari Steel Tbk Jaya Pari Steel Tbk Lionmesh Prima Tbk Lionmesh Prima Tbk Lionmesh Prima Tbk Lionmesh Prima Tbk Lionmesh Prima Tbk Lionmesh Prima Tbk Lion Metal Works Tbk Lion Metal Works Tbk Lion Metal Works Tbk Lion Metal Works Tbk Lion Metal Works Tbk Lion Metal Works Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk
Kode
Tahun
BTON BTON BTON BTON INAI INAI INAI INAI INAI INAI JKSW JKSW JKSW JKSW JKSW JKSW JPRS JPRS JPRS JPRS JPRS JPRS LMSH LMSH LMSH LMSH LMSH LMSH LION LION LION LION LION LION PICO PICO PICO PICO PICO PICO TBMS TBMS TBMS TBMS TBMS TBMS
2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Akrual Lancar (Triliun) 0,002779 0,006991 -0,002617 0,005236 0,005642 0,011314 0,086053 -0,061391 -0,042289 -0,037732 0,0264 0,02496 0,606804 -0,009397 0,002821 0,015132 0,083697 -0,023485 0,078803 0,041501 -0,061539 0,000486 0,00509 0,000844 -0,000975 0,009062 0,0094 -0,006129 0,023775 0,008566 -0,001132 0,015579 0,013845 -0,020331 0,064349 -0,000967 0,000496 -0,054335 0,063622 0,000951 -0,061945 0,032198 0,054461 -0,026545 -0,091954 0,100237
Tenur
Reputasi
Komite Audit
3 4 5 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 4 1 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
1,50 1,50 1,50 1,50 0,75 0,75 0,60 0,60 0,60 0,60 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60
91
NO 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502
Nama Perusahaan Tira Austenite Tbk Tira Austenite Tbk Tira Austenite Tbk Tira Austenite Tbk Tira Austenite Tbk Tira Austenite Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kedaung Indah Can Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Arwana Citramulia Tbk Arwana Citramulia Tbk Arwana Citramulia Tbk Arwana Citramulia Tbk Arwana Citramulia Tbk Arwana Citramulia Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Intikeramik Alamasri Industri Tbk Mulia Industrindo Tbk Mulia Industrindo Tbk Mulia Industrindo Tbk Mulia Industrindo Tbk Mulia Industrindo Tbk Mulia Industrindo Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk KMI Wire and Cable Tbk (GT Kabel Indonesia Tbk) KMI Wire and Cable Tbk (GT Kabel Indonesia Tbk) KMI Wire and Cable Tbk (GT Kabel Indonesia Tbk) KMI Wire and Cable Tbk (GT Kabel Indonesia Tbk)
Kode
Tahun
TIRA TIRA TIRA TIRA TIRA TIRA KICI KICI KICI KICI KICI KICI KDSI KDSI KDSI KDSI KDSI KDSI ARNA ARNA ARNA ARNA ARNA ARNA IKAI IKAI IKAI IKAI IKAI IKAI MLIA MLIA MLIA MLIA MLIA MLIA TOTO TOTO TOTO TOTO TOTO TOTO KBLI KBLI KBLI KBLI
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007
Akrual Lancar (Triliun) 0,017129 0,027098 -0,053539 0,030165 -0,007069 -0,004636 -0,007437 -0,004781 -0,002196 0,000999 0,00836 -0,004044 0,060397 -0,003601 0,027623 0,021607 -0,02838 -0,015775 -0,001382 -0,005118 -0,018488 -0,00092 -0,018946 0,043637 -0,027682 -0,000054 -0,013311 0,008469 0,029015 -0,006234 -0,605157 -0,950312 -1,664288 -0,914936 -0,500701 1,575521 0,02243 0,007014 0,037304 0,063748 0,005832 0,012476 -0,002923 0,073616 0,059056 0,026372
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 2 3 4 5 1 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,67 0,67 0,67 0,67 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60
92
NO
Nama Perusahaan
Kode
Tahun
503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548
KMI Wire and Cable Tbk (GT Kabel Indonesia Tbk)
KBLI KBLI JECC JECC JECC JECC JECC JECC KBLM KBLM KBLM KBLM KBLM KBLM IKBI IKBI IKBI IKBI IKBI IKBI SCCO SCCO SCCO SCCO SCCO SCCO VOKS VOKS VOKS VOKS VOKS VOKS ASGR ASGR ASGR ASGR ASGR ASGR MTDL MTDL MTDL MTDL MTDL MTDL MLPL MLPL
2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005
KMI Wire and Cable Tbk (GT Kabel Indonesia Tbk)
Jembo Cable Company Tbk Jembo Cable Company Tbk Jembo Cable Company Tbk Jembo Cable Company Tbk Jembo Cable Company Tbk Jembo Cable Company Tbk Kabelindo Murni Tbk Kabelindo Murni Tbk Kabelindo Murni Tbk Kabelindo Murni Tbk Kabelindo Murni Tbk Kabelindo Murni Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Supreme Cable Manufacturing Corporation Supreme Cable Manufacturing Corporation Supreme Cable Manufacturing Corporation Supreme Cable Manufacturing Corporation Supreme Cable Manufacturing Corporation Supreme Cable Manufacturing Corporation
Voksel Electric Tbk Voksel Electric Tbk Voksel Electric Tbk Voksel Electric Tbk Voksel Electric Tbk Voksel Electric Tbk Astra Graphia Tbk Astra Graphia Tbk Astra Graphia Tbk Astra Graphia Tbk Astra Graphia Tbk Astra Graphia Tbk Metrodata Electronics Tbk Metrodata Electronics Tbk Metrodata Electronics Tbk Metrodata Electronics Tbk Metrodata Electronics Tbk Metrodata Electronics Tbk MultipolarCorporation Tbk MultipolarCorporation Tbk
Akrual Lancar (Triliun) 0,029192 -0,013664 -0,030102 -0,006178 -0,010945 0,023427 -0,071132 0,009184 -0,025903 -0,001464 0,018204 -0,002016 -0,002807 0,001239 0,023221 0,033949 0,021157 0,011417 0,050855 -0,035884 -0,022667 0,069237 -0,008205 0,055395 0,020741 -0,051875 0,009802 -0,034701 0,052005 0,023283 -0,113946 0,061611 -0,021014 -0,009284 -0,023837 -0,116528 0,035137 0,007052 0,003649 -0,009319 -0,010402 -0,069557 -0,030678 0,065399 -0,477416 0,40077
Tenur
Reputasi
Komite Audit
5 6 1 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 1 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 3 1 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0,60 0,60 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 1,00 0,75 0,75 0,75 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 1,00 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75
93
NO 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594
Nama Perusahaan MultipolarCorporation Tbk MultipolarCorporation Tbk MultipolarCorporation Tbk MultipolarCorporation Tbk Astra International Tbk Astra International Tbk Astra International Tbk Astra International Tbk Astra International Tbk Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk. Astra Otoparts Tbk. Astra Otoparts Tbk. Astra Otoparts Tbk. Astra Otoparts Tbk. Astra Otoparts Tbk. Branta Mulia Tbk. Branta Mulia Tbk. Branta Mulia Tbk. Branta Mulia Tbk. Branta Mulia Tbk. Branta Mulia Tbk. Gajah Tunggal Tbk. Gajah Tunggal Tbk. Gajah Tunggal Tbk. Gajah Tunggal Tbk. Gajah Tunggal Tbk. Gajah Tunggal Tbk. Goodyear Indonesia Tbk. Goodyear Indonesia Tbk. Goodyear Indonesia Tbk. Goodyear Indonesia Tbk. Goodyear Indonesia Tbk. Goodyear Indonesia Tbk. Indomobil Sukses Internasional Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indospring Indospring Indospring Indospring Indospring Indospring
Kode
Tahun
MLPL MLPL MLPL MLPL ASII ASII ASII ASII ASII ASII AUTO AUTO AUTO AUTO AUTO AUTO BRAM BRAM BRAM BRAM BRAM BRAM GJTL GJTL GJTL GJTL GJTL GJTL GDYR GDYR GDYR GDYR GDYR GDYR IMAS IMAS IMAS IMAS IMAS IMAS INDS INDS INDS INDS INDS INDS
2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Akrual Lancar (Triliun) 0,08319 0,160582 0,838509 -0,023659 -0,602294 -4,321289 7,119362 -0,672125 -0,418613 1,38803 0,015388 0,116059 -0,023519 0,193496 -0,006706 -0,366256 0,136778 0,087628 -0,10669 -0,036154 -0,019139 -0,124162 -0,419855 0,238956 -0,195675 0,666928 -1,008122 0,398682 0,028872 0,009807 -0,014019 -0,059125 -0,026436 -0,067236 0,373726 0,242139 0,25837 -0,109278 -0,512384 -0,058529 -0,002144 -0,037306 -0,054093 0,030445 0,043256 0,002383
Tenur
Reputasi
Komite Audit
3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 1
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
0,50 0,50 0,50 0,75 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,60 0,60 0,60 0,38 0,30 0,30 0,50 0,50 0,60 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,43 0,43 0,43 0,43 0,38 0,38 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
94
NO 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640
Nama Perusahaan Intraco Penta Tbk. Intraco Penta Tbk. Intraco Penta Tbk. Intraco Penta Tbk. Intraco Penta Tbk. Intraco Penta Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Multi Prima Sejahtera Tbk. Nipress Tbk. Nipress Tbk. Nipress Tbk. Nipress Tbk. Nipress Tbk. Nipress Tbk. Prima Alloy Steel Tbk. Prima Alloy Steel Tbk. Prima Alloy Steel Tbk. Prima Alloy Steel Tbk. Prima Alloy Steel Tbk. Prima Alloy Steel Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Tunas Ridean Tbk. Tunas Ridean Tbk. Tunas Ridean Tbk. Tunas Ridean Tbk. Tunas Ridean Tbk. Tunas Ridean Tbk. United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. United Tractors Tbk. Inter Delta Tbk Inter Delta Tbk Inter Delta Tbk Inter Delta Tbk
Kode
Tahun
INTA INTA INTA INTA INTA INTA LPIN LPIN LPIN LPIN LPIN LPIN NIPS NIPS NIPS NIPS NIPS NIPS PRAS PRAS PRAS PRAS PRAS PRAS SMSM SMSM SMSM SMSM SMSM SMSM TURI TURI TURI TURI TURI TURI UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR INTD INTD INTD INTD
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007
Akrual Lancar (Triliun) 0,078958 0,066217 0,037521 0,05334 0,026452 -0,087971 -0,004843 0,005767 0,008025 -0,004814 0,032013 0,026221 -0,006705 0,002838 -0,002484 -0,003015 0,005056 -0,00444 -0,001243 -0,014228 -0,045247 -0,035002 -0,042275 0,191398 0,069418 -0,12074 0,044816 -0,009777 0,048057 -0,032233 0,00379 0,434963 0,024841 0,152314 0,012055 -0,979716 -0,166919 1,067153 0,081648 0,513087 0,369528 0,199228 -0,003291 0,00335 0,001348 0,003331
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,50 0,43 0,50 0,38 0,38 0,38 1,00 1,00 1,00 1,00
95
NO 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686
Nama Perusahaan Inter Delta Tbk Inter Delta Tbk Modern Photo Film Company Tbk Modern Photo Film Company Tbk Modern Photo Film Company Tbk Modern Photo Film Company Tbk Modern Photo Film Company Tbk Modern Photo Film Company Tbk Perdana Bargun Pusaka Tbk Perdana Bargun Pusaka Tbk Perdana Bargun Pusaka Tbk Perdana Bargun Pusaka Tbk Perdana Bargun Pusaka Tbk Perdana Bargun Pusaka Tbk Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk. Darya-Varia Laboratoria Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. Indofarma (Persero) Tbk. Kalbe Farma Tbk. Kalbe Farma Tbk. Kalbe Farma Tbk. Kalbe Farma Tbk. Kalbe Farma Tbk. Kalbe Farma Tbk. Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma (Persero) Tbk. Kimia Farma (Persero) Tbk. Merck Tbk Merck Tbk
Kode
Tahun
INTD INTD MDRN MDRN MDRN MDRN MDRN MDRN KONI KONI KONI KONI KONI KONI SQBI SQBI SQBI SQBI SQBI SQBI DVLA DVLA DVLA DVLA DVLA DVLA INAF INAF INAF INAF INAF INAF KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF KAEF KAEF KAEF KAEF KAEF KAEF MERK MERK
2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005
Akrual Lancar (Triliun) -0,052783 0,006586 -0,049008 0,038129 -0,032522 0,090726 -0,044542 -0,10464 -0,000989 0,001417 0,000232 -0,008771 0,004559 0,003043 -0,007083 0,020768 -0,003772 0,02974 -0,007558 0,007382 0,031437 0,001945 0,03655 0,013801 -0,03075 0,089677 0,006635 0,038392 -0,032145 -0,241211 0,095376 0,156356 0,894501 0,103083 -0,483983 0,4831 -0,03646 -0,289417 0,242205 0,021658 -0,070811 0,047489 0,043438 0,067402 0,007852 0,02611
Tenur
Reputasi
Komite Audit
1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,60 0,60 0,60 0,60 0,50 0,50 0,67 0,67 0,60 0,60 0,60 0,60 1,00 1,00
96
NO 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726
Nama Perusahaan Merck Tbk Merck Tbk Merck Tbk Merck Tbk Pyridam Farma Tbk Pyridam Farma Tbk Pyridam Farma Tbk Pyridam Farma Tbk Pyridam Farma Tbk Pyridam Farma Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Tempo Scan Pacific Tbk. Tempo Scan Pacific Tbk. Tempo Scan Pacific Tbk. Tempo Scan Pacific Tbk. Tempo Scan Pacific Tbk. Tempo Scan Pacific Tbk. Mandom Indonesia Mandom Indonesia Mandom Indonesia Mandom Indonesia Mandom Indonesia Mandom Indonesia Mustika Ratu Tbk Mustika Ratu Tbk Mustika Ratu Tbk Mustika Ratu Tbk Mustika Ratu Tbk Mustika Ratu Tbk Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia Tbk
Kode
Tahun
MERK MERK MERK MERK PYFA PYFA PYFA PYFA PYFA PYFA SCPI SCPI SCPI SCPI SCPI SCPI TSPC TSPC TSPC TSPC TSPC TSPC TCID TCID TCID TCID TCID TCID MRAT MRAT MRAT MRAT MRAT MRAT UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR
2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Akrual Lancar (Triliun) 0,003332 0,026147 0,00054 0,069566 0,000316 0,000974 0,003211 0,002147 0,004276 0,00611 0,001828 -0,001523 -0,013955 0,00154 0,007334 0,011702 -0,011013 0,064595 0,097434 0,054641 0,058247 -0,015034 0,036205 0,035902 0,056827 -0,011708 0,067608 0,001736 -0,001255 0,007436 0,014975 0,005588 0,015008 0,021696 0,138278 -0,142938 -0,290786 0,296593 -0,539478 -0,004235
Tenur
Reputasi
Komite Audit
3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60
97
Lampiran 2 STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptives Descriptive Statistics N Akrual lancar Tenur Komite audit Reputasi Valid N (listwise)
726 726 726 726 726
Minimum -4,46 1,00 ,17 ,00
Maximum 7,12 6,00 2,00 1,00
Mean ,0261 2,4477 ,8125 ,4904
St d. Dev iation ,45782 1,47321 ,28630 ,50025
98
Lampiran 3 Tenur dan Reputasi KAP Data Tenur Big Four dan Non Big Four Keterangan Big Four Non Big Four Jumlah tenur dari 121 perusahaan selama 6 tahun Jumlah banyaknya perikatan dengan KAP yang sama selama 6 tahun pada 121 perusahaan Jumlah perusahaan Jumlah tahun Rata-rata perikatan (Tahun) Rata-rata perikatan selama 6 tahun (kali)
Jumlah
356
370
726
107
146
253
3,33
121 6 2,87 2,09
2,53
Grafik perbandingan jumlah sampel perusahaan manfaktur yang menggunakan dan tidak menggunakan KAP big four pada tahun 2004 - 2009
Jumlah Perusahaan
80 70 60 50 40
30 20 10 0
2004
2005
2006
2007
2008
2009
KAP Big Four
72
65
58
57
53
51
KAP Non Big Four
49
56
63
64
68
70
99
Lampiran 4 Uji Normalitas (uji Kolmogorov-Smirnov) NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Ext reme Dif f erences
Mean St d. Dev iation Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom dat a.
Unstandardiz ed Residual 726 ,0000000 1,66846945 ,031 ,016 -,031 ,822 ,509
100
Lampiran 5 Uji Heteroskedastisitas (uji Glesjer) Regression Variabl es Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Reputasi, Tenur* Komite Audit, Komite audit, a Tenur
Variables Remov ed
Method
.
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: abres
Model Summary Model 1
R ,085a
R Square ,007
Adjusted R Square ,002
St d. Error of the Estimate 1,70920
a. Predictors: (Constant), Reputasi, Tenur*Komite Audit, Komite audit, Tenur
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 15,259 2106,307 2121,566
df 4 721 725
Mean Square 3,815 2,921
F 1,306
a. Predictors: (Const ant), Reputasi, Tenur*Komite Audit, Komite audit, Tenur b. Dependent Variable: abres
Sig. ,266a
101
Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Tenur Komite audit Tenur*Komite Audit Reputasi
a. Dependent Variable: abres
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 1,023 ,301 ,092 ,087 ,207 ,338 -,037 ,104 ,179 ,120
St andardized Coef f icients Beta ,078 ,036 -,030 ,056
t 3,393 1,066 ,614 -,357 1,489
Sig. ,001 ,287 ,539 ,721 ,137
102
Lampiran 6 Uji Autokorelasi (uji Breusch-Godfrey / BG test) atau (LM tes / Lagrange Multiplier)
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Res_2, Reputasi, Tenur* Komite Audit, Komite audit, a Tenur
Variables Remov ed
Method
.
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Unst andardized Residual
Model Summary Model 1
R ,063a
Adjusted R Square -,003
R Square ,004
St d. Error of the Estimate 1,67200736
a. Predictors: (Constant), Res_2, Reputasi, Tenur*Komite Audit, Komite audit, Tenur ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 8,099 2010,043 2018,141
df 5 719 724
Mean Square 1,620 2,796
F ,579
Sig. ,716a
a. Predictors: (Const ant), Res_2, Reputasi, Tenur*Komite Audit, Komite audit, Tenur b. Dependent Variable: Unstandardized Residual Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Tenur Komite audit Tenur*Komite Audit Reputasi Res_2
Unstandardized Coef f icients B St d. Error -,018 ,295 ,001 ,085 ,043 ,331 -,012 ,102 -,002 ,118 ,048 ,028
a. Dependent Variable: Unst andardized Residual
St andardized Coef f icients Beta ,001 ,008 -,010 -,001 ,064
t -,062 ,011 ,128 -,116 -,017 1,702
Sig. ,950 ,991 ,898 ,908 ,987 ,089
103
Lampiran 7 UJI HIPOTESIS Regression Variabl es Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Reputasi, Tenur* Komite Audit, Komite audit, a Tenur
Variables Remov ed
Method
.
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Akrual lancar
Model Summaryb Model 1
R ,353a
Adjusted R Square ,120
R Square ,125
St d. Error of the Estimate 1,67309
a. Predictors: (Constant), Reputasi, Tenur*Komite Audit, Komite audit, Tenur b. Dependent Variable: Akrual lancar ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 287,031 2018,248 2305,279
df 4 721 725
Mean Square 71,758 2,799
F 25,635
Sig. ,000a
a. Predictors: (Const ant), Reputasi, Tenur*Komite Audit, Komite audit, Tenur b. Dependent Variable: Akrual lancar Coeffi cientsa
Model 1
(Constant) Tenur Komite audit Tenur*Komite Audit Reputasi
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 11,893 ,295 -,188 ,085 -2,360 ,331 ,289 ,102 ,516 ,118
a. Dependent Variable: Akrual lancar
St andardized Coef f icients Beta -,153 -,390 ,223 ,156
t 40,305 -2,220 -7,138 2,824 4,384
Sig. ,000 ,027 ,000 ,005 ,000
Collinearity Statistics Tolerance VI F ,255 ,406 ,195 ,957
3,927 2,465 5,130 1,045