Kementerian Perindustrian
REPUBLIK INDONESIA
Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan IV Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015
Kementerian Perindustrian 2016
Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA
LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 DEPARTEMEN/LEMBAGA/PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/SKPD : 019 [DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN] Anggaran (Rp. 000)
No.
Nomor SP DIPA
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
1
2
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%) 12
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
13
14
15
1 1. DIPA-019.01.1.247101/2015 (01.01.01) 2. DIPA- 019.01.1.248628/2015 Program Pengembangan Sdm 3. SP DIPA-019.01.1.248629/2015 Industri Dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian
0
320.041.697
320.041.697
92,54
84,99 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian.
100,64
1
(1824) Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi
0
17.552.000
17.552.000
76,84
43,46 1. Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi
92,60
62,68 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
2
(1825) Peningkatan Pelayanan Administrasi Dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi
0
42.463.983
42.463.983
91,28
80,91 1. Peningkatan Pelayanan Administrasi Dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi
96,09
73,51 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
3
(1826) Pengembangan Sdm Industri
0
15.124.000
15.124.000
100,86
110,85
106,86 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
97,46 1. Pengembangan Sdm Industri
93,66
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
12 99,98
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
13
14
15
4
(1827) Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional
0
133.670.000
133.670.000
98,09
5
(1828) Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan
0
31.638.714
31.638.714
106,92
76,72 1. Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan
109,17
100,28 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
6
(1829) Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal
0
33.347.000
33.347.000
91,51
73,97 1. Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal
103,50
95,12 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
7
(1831) Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Dan Komunikasi Publik
0
46.246.000
46.246.000
66,02
78,19 1. Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Dan Komunikasi Publik
100,09
99,16 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
2 1. DIPA-019.01.1.247101/2015
(01.01.02) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian Perindustrian
0
15.923.000
15.923.000
95,60
84,97 Tersedianya sarana dan prasarana kerja sesuai kebutuhan.
93,30
80,74
1
(1832) Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja
0
15.923.000
15.923.000
95,60
84,97 1. Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja
93,30
80,74 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA
3 1. SP DIPA-019.07.2.015118/2015 (04.04.12) Program Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan Industri
0
16.404.869
16.404.869
-
- Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik
-
-
1
0
16.404.869
16.404.869
-
- 1. Sertifikasi Industri
-
- 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
(5242) Sertifikasi Industri
97,64 1. Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional
S (%)
100,39 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA 2. PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI 3. EROPA BARAT
1. DKI JAKARTA
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%)
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
14
15
12
13
4 1. SP DIPA019.06.1.247885/2015
(04.07.03) Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian
0
49.569.000
49.569.000
97,24
72,63 Tersusunnya kriteria pengawasan yang efektif; Tersedianya hasil asesmen aparat pengawas berkualifikasi; Tersedianya jumlah dan kualifikasi aparat pengawas; Tercapainya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program.
99,92
97,80
1
(1841) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I
0
4.102.612
4.102.612
88,41
82,21 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I
103,03
103,07 1. Inspektorat Jenderal 1. DKI JAKARTA
2
(1842) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii
0
4.567.719
4.567.719
89,91
89,19 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii
100,00
100,00 1. Inspektorat Jenderal 1. DKI JAKARTA
3
(1843) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii
0
3.909.968
3.909.968
85,00
65,25 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii
83,21
84,50 1. Inspektorat Jenderal 1. DKI JAKARTA
4
(1844) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv
0
4.117.094
4.117.094
97,76
87,81 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv
104,80
105,45 1. Inspektorat Jenderal 1. DKI JAKARTA
5
(1845) Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
0
32.871.607
32.871.607
100,20
68,91 1. Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
100,83
97,58 1. Inspektorat Jenderal 1. DKI JAKARTA
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
5 1. SP DIPA019.03.1.247982/2015
(04.07.06) Program Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Kimia, Tekstil, Dan Aneka
0
205.704.000
205.704.000
94,94
1
(1875) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Tekstil Dan Aneka
0
94.156.000
94.156.000
2
(1876) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir
0
32.080.880
3
(1877) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar
0
4
(1879) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur
6 1. DIPA-019.02.1.247960/2015
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%) 12
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
13
14
15
71,70 Pulihnya utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 70 persen; Jumlah industri yang berhasil pulih dengan target 100 industri.
105,91
90,45
100,11
83,40 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Tekstil Dan Aneka
102,45
88,17 1. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil Dan Aneka
1. DKI JAKARTA
32.080.880
104,41
83,93 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir
133,79
95,69 1. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil Dan Aneka
1. DKI JAKARTA
18.822.377
18.822.377
101,59
44,74 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar
105,31
88,17 1. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil Dan Aneka
1. DKI JAKARTA
0
60.644.743
60.644.743
77,74
49,03 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur
102,51
94,07 1. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil Dan Aneka
1. DKI JAKARTA
(04.07.07) Program Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Berbasis Agro
0
251.423.000
251.423.000
90,95
87,71 Jumlah persentase industri yang berhasil pulih dengan target 100 persen industri yang terkena dampak krisis; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 80 persen.
106,20
1
(1833) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan
0
38.600.400
38.600.400
98,83
81,66 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan
100,07
98,26 1. Direktorat Jenderal Industri Agro
1. DKI JAKARTA
2
(1834) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Minuman Dan Tembakau
0
32.592.200
32.592.200
90,16
82,23 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Minuman Dan Tembakau
100,06
96,55 1. Direktorat Jenderal Industri Agro
1. DKI JAKARTA
3
(1835) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan
0
105.683.581
105.683.581
95,88
66,68 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan
96,76
83,91 1. Direktorat Jenderal Industri Agro
1. DKI JAKARTA
102,11
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%) 12
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
13
14
116,01 1. Direktorat Jenderal Industri Agro
Lokasi 15
4
(1836) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro
0
74.546.819
74.546.819
85,87
104,00 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro
115,28
1. DKI JAKARTA 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. DI YOGYAKARTA 5. JAWA TIMUR 6. ACEH 7. SUMATERA UTARA 8. SUMATERA BARAT 9. RIAU 10. JAMBI 11. SUMATERA SELATAN 12. LAMPUNG 13. KALIMANTAN BARAT 14. KALIMANTAN TENGAH 15. KALIMANTAN SELATAN 16. KALIMANTAN TIMUR 17. SULAWESI UTARA 18. SULAWESI TENGAH 19. SULAWESI SELATAN 20. SULAWESI TENGGARA 21. MALUKU
7 1. DIPA-019.04.1.423089/2015
(04.07.08) Program Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Dan Elektronika
0
190.956.000
190.956.000
100,28
86,09 Pencapaian Meningkatnya Ekspor hasil Produk Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri; dengan target pencapaian sebesar 80 persen.
113,12
88,50
1
(1846) Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
0
20.376.462
20.376.462
106,95
84,53 1. Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
113,90
99,10 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Elektronika
2
(1847) Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
0
24.623.538
24.623.538
65,30
54,28 1. Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan
75,07
65,00 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Elektronika
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
3
(1848) Penumbuhan Industri Elektronika Dan Telematika
0
25.000.000
25.000.000
99,68
84,94 1. Penumbuhan Industri Elektronika Dan Telematika
4
(1849) Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
0
95.956.000
95.956.000
95,13
87,53 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
5
(1850) Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian
0
25.000.000
25.000.000
114,33
8 1. 019-05.3.069263/2014 2. 019.05.3.079019/2013 3. DIPA.019.05.3.089264/2014 4. 019.05.3.099026/2014 5. DIPA-019-05.3.109207/2014 6. DIPA. 019.05.3.119028/2014 7. DIPA-019.05.3.129024/2014 8. DIPA.019.05.3.139243/2014 9. DIPA-019-05.3.149215/2014 10. 019-05.3.159191/18/2012 11. 019.05.3.169024/2013 12. 019.05.3.169024/2014 13. 019.05-0/2015 14. 019-05.3.269188/2014 15. 019.05.3.309028/2015 16. 019-05.3.329115/2014 17. DIPA-019.05.3.019070/2014 18. DIPA-019.05.3.029024/2014 19. DIPA-019.05.3.029024/2013 20. 019.05.3.039032/2015 21. 019-05.3.04913131/2013 22. DIPA-019.05.3.059029/2013 23. DIPA-019.05.3.229163/2014 24. SP DIPA019.05.02.247952/2014 25. DIPA-019.05.3.299435/2015 26. 019.05.3.179214/2014 27. SP-019.05.3.18902300/AG/2014 28. 019.05.3.190022/2014 29. 019.05.3.190022/2013 30. ,S.019.05.3.209188/2014
(04.07.09) Program Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah
0
432.868.000
432.868.000
90,76
93,41 1. Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian
75,05 Rasio Industri Jawa dan luar Jawa dengan target rasio industri di pulau Jawa dan luar Jawa mencapai posisi 60:40; Kontribusi PDB IKM sebesar 34 % pada tahun 2014.
S (%) 12
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
13
14
15
100,07
91,43 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Elektronika
99,63
94,97 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Elektronika
149,66
79,05 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Elektronika
99,96
86,50
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%)
R (%)
Instansi Penanggung Jawab 14
Lokasi
12
13
1
(1837) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I
0
122.284.000
122.284.000
97,81
81,15 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I
99,86
91,26 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah
1. DKI JAKARTA 2. ACEH 3. SUMATERA UTARA 4. SUMATERA BARAT 5. RIAU 6. JAMBI 7. SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. KALIMANTAN BARAT 10. KALIMANTAN TENGAH 11. KALIMANTAN SELATAN 12. KALIMANTAN TIMUR 13. BENGKULU 14. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15. KEPULAUAN RIAU 16. KALIMANTAN UTARA
15
2
(1838) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii
0
116.391.000
116.391.000
105,05
76,46 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii
110,41
87,01 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah
1. DKI JAKARTA 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. DI YOGYAKARTA 5. JAWA TIMUR 6. BALI 7. BANTEN
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%)
R (%)
Instansi Penanggung Jawab 14
Lokasi
12
13
3
(1839) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii
0
116.244.000
116.244.000
64,91
65,35 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii
84,13
79,53 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah
1. DKI JAKARTA 2. SULAWESI UTARA 3. SULAWESI TENGAH 4. SULAWESI SELATAN 5. SULAWESI TENGGARA 6. MALUKU 7. NUSA TENGGARA BARAT 8. NUSA TENGGARA TIMUR 9. PAPUA 10. MALUKU UTARA 11. GORONTALO 12. PAPUA BARAT 13. SULAWESI BARAT
15
4
(1840) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
0
77.949.000
77.949.000
87,86
77,60 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
100,80
88,89 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah
1. DKI JAKARTA
9 1. SP DIPA-019.08-0/2015
(04.07.10) Program Percepatan Penyebaran Dan Pemerataan Pembangunan Industri
0
513.493.000
513.493.000
19,64
12,77 Meningkatnya jumlah investasi industri didaerah melalui pembangunan kawasan industri dengan target pertumbuhan sebesar 10 % pertahun; Tersusunnya kebijakan operasional pengembangan industri didaerah melalui pendekatan pengembangan kompetensi inti industri daerah.
79,48
42,00
1
(1851) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
0
149.034.000
149.034.000
7,90
15,87 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
76,97
56,42 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
1. DKI JAKARTA
2
(1852) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii
0
20.450.000
20.450.000
57,36
44,46 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii
74,89
42,12 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
1. DKI JAKARTA
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
R
Narasi
Satuan (Unit)
8
9
10
11
S (%)
R (%)
Instansi Penanggung Jawab 14
Lokasi
12
13
80,65
32,56 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
1. DKI JAKARTA
16,96 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri
89,01
62,79 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
1. DKI JAKARTA
76,32
80,52 Meningkatnya Akses Pasar, Akses terhadap Sumber Investasi, Akses Sumber Daya Industri serta Kerjasama Industri Internasional
91,60
86,50
3
(1853) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii
0
302.334.000
302.334.000
23,37
4
(1854) Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri
0
41.675.000
41.675.000
62,70
0
58.475.000
58.475.000
10 1. SP DIPA-019.09.1.248039/2015 (04.07.11) Program Peningkatan Ketahanan Dan Pengembangan Akses Industri Internasional
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
S
9,78 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii
15
1
(1855) Peningkatan Ketahanan Industri
0
8.595.580
8.595.580
11,28
20,20 1. Peningkatan Ketahanan Industri
49,46
55,28 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Ketahanan Dan Pengembangan Akses Industri Internasional
2
(1856) Pengembangan Kerja Sama Industri Internasional Wilayah I Dan Multilateral
0
11.528.900
11.528.900
76,25
90,27 1. Pengembangan Kerja Sama Industri Internasional Wilayah I Dan Multilateral
99,97
95,06 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Ketahanan Dan Pengembangan Akses Industri Internasional
3
(1857) Pengembangan Kerja Sama Industri Internasional Wilayah Ii Dan Regional
0
12.067.800
12.067.800
88,80
93,39 1. Pengembangan Kerja Sama Industri Internasional Wilayah Ii Dan Regional
100,41
92,50 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Ketahanan Dan Pengembangan Akses Industri Internasional
4
(1858) Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Internasional
0
26.282.720
26.282.720
89,03
88,53 1. Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Internasional
96,74
89,71 1. Direktorat Jenderal 1. DKI JAKARTA Ketahanan Dan Pengembangan Akses Industri Internasional
No.
Nomor SP DIPA
1
2
11 1. DIPA-019.07.1.248035/2015 2. DIPA-019.07.2.412528/2015 3. SP DIPA-019.07.2.248042/2015 4. DIPA-019.07.2.247199/2015 5. DIPA-019.07.2.247136/2015 6. SP DIPA-019.07.2.248056/2015 7. DIPA-019.07.2.247403/2015 8. SP DIPA-019.07.2.248060/2015 9. SP.DIPA-019.07.2.247157/2015 10. SP DIPA019.07.2.247140/2015 11. DIPA-019.07.2.247161/2015 12. DIPA-019.07.2.247204/2015 13. SP DIPA019.07.2.247211/2015 14. SP DIPA019.07.2.247225/2015 15. Dipa-019.07.2.247232/2015 16. SP DIPA019.07.2.247246/2015 17. DIPA. 019.07.2.248124/2015 18. SP DIPA019.07.2.248145/2015 19. SP-DIPA019.07.2.248920/2015 20. 019.07.2.539053/2014 21. DIPA-019.07.2.539060/2014 22. SP DIPA019.07.2.539074/2015 23. DIPA-019.07.2.539081/2015
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%) 12
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
13
14
15
(04.07.12) Program Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan Industri
0
555.471.158
555.471.158
98,09
87,65 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik
101,00
99,65
1
(1859) Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri
0
7.297.000
7.297.000
95,92
88,92 1. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri
105,29
106,34 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DKI JAKARTA
2
(1860) Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri
0
17.975.400
17.975.400
79,95
72,20 1. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri
101,82
100,51 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DKI JAKARTA
3
(1861) Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup
0
10.600.000
10.600.000
80,33
64,34 1. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup
93,21
100,95 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DKI JAKARTA
4
(1862) Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri
0
42.562.524
42.562.524
117,99
70,97 1. Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri
120,68
119,83 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DKI JAKARTA
5
(1863) Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual
0
10.252.127
10.252.127
103,61
70,96 1. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual
104,28
105,66 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DKI JAKARTA
No.
Nomor SP DIPA
1
2
Anggaran (Rp. 000)
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
3
4
5
Rupiah Murni 6
Penyerapan (%) Total 7
S 8
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
R
Narasi
Satuan (Unit)
9
10
11
S (%) 12
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
13
14
Lokasi 15
6
(1864) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan
0
26.668.870
26.668.870
100,18
98,33 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan
100,10
99,45 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DKI JAKARTA
7
(1865) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil
0
22.673.524
22.673.524
100,17
98,93 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil
100,15
100,27 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA BARAT
8
(1866) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik
0
25.373.416
25.373.416
100,18
87,13 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik
100,23
100,18 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DI YOGYAKARTA
9
(1867) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro
0
42.852.890
42.852.890
101,43
97,20 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro
101,88
101,75 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA BARAT
10
(1868) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas
0
21.662.244
21.662.244
95,14
95,09 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas
99,92
99,99 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA BARAT
11
(1869) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan
0
18.780.799
18.780.799
100,01
96,42 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan
100,11
100,12 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
12
(1870) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin
0
22.822.184
22.822.184
99,09
87,01 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin
104,62
96,20 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA BARAT
13
(1871) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik
0
28.061.427
28.061.427
96,94
87,07 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik
100,06
99,76 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA BARAT
14
(1872) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik
0
46.952.704
46.952.704
96,30
88,67 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik
101,90
96,54 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA BARAT
15
(1873) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
0
28.828.968
28.828.968
100,13
94,45 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
100,33
100,47 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. JAWA TENGAH
16
(1874) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik
0
22.664.249
22.664.249
98,28
100,59 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik
101,35
100,07 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
1. DI YOGYAKARTA
1. SULAWESI SELATAN
Anggaran (Rp. 000)
Penyerapan (%)
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
No.
Nomor SP DIPA
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
Rupiah Murni
Total
S
R
Narasi
Satuan (Unit)
S (%)
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
94,01 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
17
(3986) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri
0
159.442.832
159.442.832
94,62
85,49 1. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri
95,78
12 1. 019.01.2.248522/2015 2. 019.01.2.248539/2015 3. SP DIPA019.01.2.248543/2015 4. SP DIPA-019.01.2.248937/2014 5. SP DIPA019.01.2.248941/2015 6. DIPA-019.01.2.248958/2015 7. SP DIPA-019.01.1.412446/2015 8. SP-019.01.2.57931900/AG/2015
(10.05.01) Program Pengembangan Sdm Industri Dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian
0
187.206.007
187.206.007
84,62
51,15 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian.
107,69
99,78
(1830) Peningkatan Kualitas Sdm Industri
0
187.206.007
187.206.007
84,62
51,15 1. Peningkatan Kualitas Sdm Industri
107,69
99,78 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA 2. DI YOGYAKARTA 3. JAWA TIMUR 4. SUMATERA UTARA 5. SUMATERA BARAT 6. SULAWESI SELATAN 7. BALI
1
1. JAWA TIMUR 2. ACEH 3. SUMATERA UTARA 4. SUMATERA BARAT 5. SUMATERA SELATAN 6. LAMPUNG 7. KALIMANTAN BARAT 8. KALIMANTAN SELATAN 9. KALIMANTAN TIMUR 10. SULAWESI UTARA 11. MALUKU
Anggaran (Rp. 000)
Penyerapan (%)
Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *)
No.
Nomor SP DIPA
Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan
No. Loan
PHLN
Rupiah Murni
Total
S
R
Narasi
Satuan (Unit)
S (%)
R (%)
Instansi Penanggung Jawab
Lokasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
13 1. DIPA-019.01.2.247115/2015 2. SP DIPA-019.01.2.247122/2015 3. SP DIPA-019.01.2.247178/2015 4. DIPA-019.01.2.247182/2015 5. DIPA-019.01.2.247377/2015 6. DIPA-019.01.2.247381/2015 7. SP DIPA019.01.2.247398/2015 8. DIPA-019.01.2.247953/2015 9. SP DIPA019.01.2.249772/2015 10. DIPA-019.01.2.249836/2015 11. SP DIPA019.01.1.412446/2015 12. SP DIPA019.01.2.412452/2014 13. SP DIPA019.01.2.412461/2015 14. DIPA-019.01.2.522430/2015 15. SP DIPA019.01.2.522472/2015 16. SP DIPA019.01.2.522489/2015 17. 019.01.2.526160/2015 18. 019.01.2.568593/2015
1
(10.06.01) Program Pengembangan Sdm Industri Dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian
0
459.157.011
459.157.011
88,29
77,78 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian.
98,95
89,91
(5277) Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Industri
0
459.157.011
459.157.011
88,29
77,78 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Industri
98,95
89,91 1. Sekretariat Jenderal 1. DKI JAKARTA 2. JAWA BARAT 3. DI YOGYAKARTA 4. ACEH 5. SUMATERA UTARA 6. SUMATERA BARAT 7. LAMPUNG 8. KALIMANTAN BARAT 9. SULAWESI SELATAN
0
3.256.691.742
3.256.691.742
102,12
JUMLAH Keterangan S : Sasaran; R : Realisasi *) Untuk Sasaran dan Realisasi Fisik dihitung dengan menggunakan rumus tertimbang
85,39
132,77
110,28
Jakarta, 11 Januari 2016 Penanggung Jawab Menteri Perindustrian
Saleh Husin, S.E, M.Si
LAPORAN KONSOLIDASI MENURUT FUNGSI, SUB, FUNGSI DAN PROGRAM TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Anggaran (Rp. 000) Kode
1
(01) (01.01) (01.01.01)
(01.01.02)
(04) (04.04) (04.04.12)
Penyerapan (%)
Indikator Kinerja Hasil *)
Fungsi/Sub Fungsi/Program
2
PELAYANAN UMUM
PHLN
Rupiah Murni
TOTAL
T
R
Narasi
Satuan (Unit)
3
4
5
6
7
8
9
T (%)
R (%)
10
11
Instansi Penanggung Jawab
12
0
335.964.697
335.964.697
92,75
84,99
100,14
92,79
LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL,
0
335.964.697
335.964.697
92,75
84,99
100,14
92,79
Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian
0
320.041.697
320.041.697
92,54
84,99 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perindustrian
0
15.923.000
15.923.000
95,60
84,97 Tersedianya sarana dan prasarana kerja sesuai kebutuhan.
0
2.274.364.027
2.274.364.027
70,22
59,19
96,05
76,64
0
16.404.869
16.404.869
0,00
0,00
0,00
0,00
0
16.404.869
16.404.869
0,00
0,00 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik
0,00
0,00 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
EKONOMI PENGAIRAN Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
100,64
93,66 1. Sekretariat Jenderal
93,30
80,74 1. Sekretariat Jenderal
Anggaran (Rp. 000) Kode
1
(04.07)
Penyerapan (%)
Indikator Kinerja Hasil *)
Fungsi/Sub Fungsi/Program
2
INDUSTRI DAN KONSTRUKSI
PHLN
Rupiah Murni
TOTAL
T
R
Narasi
Satuan (Unit)
3
4
5
6
7
8
9
59,19
T (%)
R (%)
10
11
96,05
76,64
Instansi Penanggung Jawab
12
0
2.257.959.158
2.257.959.158
70,22
(04.07.03)
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian
0
49.569.000
49.569.000
97,24
72,63 Tersusunnya kriteria pengawasan yang efektif; Tersedianya hasil asesmen aparat pengawas berkualifikasi; Tersedianya jumlah dan kualifikasi aparat pengawas; Tercapainya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program.
99,92
(04.07.06)
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka
0
205.704.000
205.704.000
94,94
71,70 Pulihnya utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 70 persen; Jumlah industri yang berhasil pulih dengan target 100 industri.
105,92
90,45 1. Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil Dan Aneka
(04.07.07)
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro
0
251.423.000
251.423.000
90,95
87,71 Jumlah persentase industri yang berhasil pulih dengan target 100 persen industri yang terkena dampak krisis; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 80 persen.
106,20
102,11 1. Direktorat Jenderal Industri Agro
(04.07.08)
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
0
190.956.000
190.956.000
100,28
86,09 Pencapaian Meningkatnya Ekspor hasil Produk Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri; dengan target pencapaian sebesar 80 persen.
113,12
88,50 1. Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Elektronika
(04.07.09)
Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
0
432.868.000
432.868.000
90,76
75,05 Rasio Industri Jawa dan luar Jawa dengan target rasio industri di pulau Jawa dan luar Jawa mencapai posisi 60:40; Kontribusi PDB IKM sebesar 34 % pada tahun 2014.
99,96
86,50 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah
(04.07.10)
Program Percepatan Penyebaran dan Pemerataan Pembangunan Industri
0
513.493.000
513.493.000
19,64
12,77 Meningkatnya jumlah investasi industri didaerah melalui pembangunan kawasan industri dengan target pertumbuhan sebesar 10 % pertahun; Tersusunnya kebijakan operasional pengembangan industri didaerah melalui pendekatan pengembangan kompetensi inti industri daerah.
79,48
42,00 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
97,80 1. Inspektorat Jenderal
Anggaran (Rp. 000) Kode
Penyerapan (%)
Indikator Kinerja Hasil *)
Fungsi/Sub Fungsi/Program
1
2
PHLN
Rupiah Murni
TOTAL
T
R
Narasi
Satuan (Unit)
3
4
5
6
7
8
9
T (%)
R (%)
10
11
(04.07.11)
Program Peningkatan Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional
0
58.475.000
58.475.000
76,32
80,52 Meningkatnya Akses Pasar, Akses terhadap Sumber Investasi, Akses Sumber Daya Industri serta Kerjasama Industri Internasional
(04.07.12)
Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri
0
555.471.158
555.471.158
98,09
87,65 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik
0
646.363.018
646.363.018
86,98
68,28
102,07
93,43
0
187.206.007
187.206.007
84,62
51,15
107,69
99,78
0
187.206.007
187.206.007
84,62
(10) (10.05) (10.05.01)
PENDIDIKAN PENDIDIKAN KEDINASAN Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian
51,15 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian.
91,60
101,00
107,69
Instansi Penanggung Jawab
12
86,50 1. Direktorat Jenderal Ketahanan Dan Pengembangan Akses Industri Internasional
99,65 1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri
99,78 1. Sekretariat Jenderal
Anggaran (Rp. 000) Kode
1
(10.06) (10.06.01)
Penyerapan (%)
Indikator Kinerja Hasil *)
Fungsi/Sub Fungsi/Program
2
PENDIDIKAN TINGGI Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian
JUMLAH
PHLN
Rupiah Murni
TOTAL
T
R
Narasi
Satuan (Unit)
3
4
5
6
7
8
9
77,78
0
459.157.011
459.157.011
88,29
0
459.157.011
459.157.011
88,29
0
3.256.691.742
3.256.691.742
102,12
77,78 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian.
85,39
T (%)
R (%)
10
11
98,95
89,91
98,95
132,77
Instansi Penanggung Jawab
12
89,91 1. Sekretariat Jenderal
110,28
LANJUTAN FORMULIR C KENDALA DAN LANGKAH TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN
No Kode
Kegiatan
Kendala 4
Tindak Lanjut yang Diperlukan
1
2
3
1
1825
Peningkatan Pelayanan Administrasi dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi
1. Adanya kebijakan internal yang mengharuskan perubahan kegiatan dan revisi pada anggaran.
Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik eksternal maupun internal (Kementerian Keuangan, Inspektorat Jenderal, Biro Perencanaan, Biro Keuangan) dalam hal perubahan kebijakan terkait program/kegiatan maupun anggaran, sehingga proses pelaksanaan kegiatan lebih lancar.
5
2
1827
Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara yang Profesional
1. Dalam penyusunan pedoman harus menunggu Peraturan dari instansi terkait. Sedangkan dalam hal penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian, Biro Keuangan harus berkoordinasi dengan pihak internal seperti Biro Hukum maupun pihak eksternal seperti Kementerian Keuangan, Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan HAM dan lain-lain
Koordinasi dengan pihak terkait dengan intensif
2. Pada Pengelolaan Administrasi PNBP Dan BLU, data revisi target dan pagu PNBP yang Sosialisas dan koordinasii tata cara revisi target dan pagu PNBP direvisi tidak diterima tepat waktu. Selain itu, dokumen yang dibutuhkan untuk pelaksanaan revisi tersebut tidak lengkap 3. Pelaporan maupun penganggaran sudah terkomputerisasi. Namun ada beberapa Koordinasi dengan Kementerian Keuangan aplikasi yang belum memenuhi kebutuhan user antara lain Data tarif satker BLU belum masuk ke dalam aplikasi TRPNBP, serta aplikasi keuangan yang belum mendukung dari Kementerian Keuangan, baik aplikasi tingkat eselon 1 maupun tingkat kementerian 3
1828
Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Pelaporan
1. Kegiatan ini mengalami keterlambatan, karena pembahasan substansi yang memerlukan waktu cukup panjang. 2. Keterlambatan pelaksanaan kegiatan karena adanya perubahan DIPA 3. Pelaksanaan Raker Kemenperin dengan Pemda ditunda pelaksanaannya menjadi tahun 2016 setelah Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pedoman Penyusunan RPIP dan RPIK ditandatanngani oleh Menteri Perindustrian 4. Permenperin tentang pedoman penyusunan RPIP/RPIK tersebut perlu dibahas dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang
4
1829
Pembangunan Sistem Informasi Industri yang Terintegrasi d
1. - Beberapa rapat yang mengundang narasumber luar tidak dapat dilaksanakan; 2. - Beberapa kegiatan belum selesai penyusunan laporannya 3. - Belum tersedianya data Kawasan Industri yang Akurat dan Update; 4. - Data Teknologi Industri belum tersedia. 5. LKPP tidak jadi merilis aplikasi SPSE versi 4 sehingga pelatihan SPSE 4 tidak dapat direalisasikan 6. Pembuatan Paket Informasi Hasil Analisa Data Industri tidak dapat dilaksanakan karena bahan yang layoutnya akan didesain baru tersedia pada akhir tahun
Percepatan dan penjadwalan ulang kegiatan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 6 Biro Keuangan, Biro Perencanaan, Kementerian Keuangan
No Kode
Kegiatan
2 1830
Peningkatan Kualitas SDM Industri
1. Adanya Kegiatan Diklat yang tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disusun (terjadi perubahan jadwal diklat) sehingga menyebabkan penyerapan anggaran kurang maksimal
Diklat Dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
Bagian Seksi Pengembangan dan Kerjasama Diklat dan Bagian Seksi Penyelenggara Diklat
6
1832
Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja
1. 1. Adanya kebijakan internal yang mengharuskan perubahan kegiatan dan revisi pada anggaran. 2. 2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) pada bagian terkait (dalam hal ini kompetensi Mekanikal & Elektrikal) sehingga sulit membuat spesifikasi teknis yang berakibat pada proses pengadaan terhambat. 3. Adanya kebijakan internal yang mengharuskan perubahan kegiatan dan revisi pada anggaran.
Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik eksternal maupun internal (Kementerian Keuangan, Inspektorat Jenderal, Biro Perencanaan, Biro Keuangan) dalam hal perubahan kebijakan terkait program/kegiatan maupun anggaran, sehingga proses pelaksanaan kegiatan lebih lancar.
Biro Keuangan, Biro Perencanaan, Kementerian Keuangan
Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik eksternal maupun internal (Kementerian Keuangan, Inspektorat Jenderal, Biro Perencanaan, Biro Keuangan) dalam hal perubahan kebijakan terkait program/kegiatan maupun anggaran, sehingga proses pelaksanaan kegiatan lebih lancar.
Biro Keuangan, Biro Perencanaan, Kementerian Keuangan
melakukan sosialisasi internal Inspektorat IV dan melakukan perhitungan serta pencatatan manual
Bag. Keuangan dan Pusdatin
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I
5
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
5
1841
4
Tindak Lanjut yang Diperlukan
1
7
3
Kendala
6
1. Pada Laporan Hasil Audit Inspektorat I untuk laporan pengawasan kinerja unit pusat dan vertikal serta untuk tujuan tertentu/riksus Inspektorat I nilai realisasi keuangan lebih rendah dari pada sasaran disebabkan karena anggaran belanja bahan dan belanja perjalanan dinas tidak dicairkan semua. 2. Pada Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi Inspektorat I untuk laporan monev penerapan SNI wajib realisasi keuangan dan fisik lebih rendah dari pada sasaran disebabkan beberapa tahapan kegiatan tidak dilaksanakan dikarenakan beberapa faktor diantaranya beberapa merupakan belanja jasa profesi dan belanja barang non operasional lainnya yang tidak dicairkan karena merupakan optimalisasi dari pemotongan perjalanan dinas pada awal tahun dan berkaitan dengan alasan waktu dan pihak terkait tahapan kegiatan 3. Pada Laporan Hasil Reviu Inspektorat I untuk laporan reviu RKA-K/L realisasi keuangan lebih rendah daripada sasaran disebabkan karena belanja perjalanan dinas tidak dicairkan dengan alasan telah diberikan akomodasi oleh pihak penyelenggara
8
1844
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat IV
1. Belum seluruh SDM Inspektorat IV mengikuti acara sosialisasi/koordinasi dan konsultasi serta masih terdapat realisasi keuangan yang belum terinput pada sistem
9
1845
Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
1. Keikutsertaan pada acara Pemutakhiran Data dengan Depdagri hanya dilakukan 2 kali dan di Jakarta sehingga realisasi anggaran rendah 2. Persentase penyerapan anggaran masih di bawah target karena terdapat anggaran Tunjangan akan dibayarkan pada Januari Tahun 2016 yang tidak dapat direalisasikan karena adanya proses revisi POK di akhir tahun, yaitu pembayaran tunjangan kinerja bulan November 2015 sebesar Rp. 435.568.950,karena dari Ditjen Anggaran anggaran Belanja Transito tidak dapat direvisi dalam rangka pembayaran tunjangan kinerja.
2. Masih terdapat realisasi anggaran yang belum terinput pada sistem
Bag Keuangan, Pusdatin
9
1845
No Kode 1
2
Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Kegiatan Jenderal
3
Kendala
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
4
5
6
3. Realisasi tidak sesuai yang diharapkan karena perencanaan awal pemantauan dilakukan oleh tim dengan masing-masing anggota sebanyak 3 orang, namun dikarenakan kekurangan SDM dan masih ada penugasan lain dari masing - masing Bagian sehingga pemantaun hanya dilakukan oleh 2 orang pada masing - masing tim. 10
1875
Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Tekstil dan Aneka
1. Anggaran Perjalanan Dinas Untuk Anggota TIm Teknis pada Rapat Tim Teknis tidak Hal ini menjadi evaluasi untuk tahun depan agar anggaran yang telah masuk dapat direalisasikan seluruhnya mengingat paket perjlanan DInas telah melekat pada pada paket kegiatan tidak perlu lagi dianggarkan di Direktorat. Belanja Jasa Lainnya Pihak Ketiga maupun Kegiatan RTT yang dilaksanakan oleh SUCOFINDO (LPOP)
Kemenkeu Itjen dan Para Kasubdit
2. Anggaran Perjalanan DInas yang melekat pada Kegiatan Peningkatan Produktivitas Untuk Tahun mendatang, Penganggaran perjalanan DInas harus lebih Sdm Industri Tekstil Dan Aneka tidak direalisasikan senilai Rp 258.879.000,-. langkah memperhatikan Komposisi Kegiatan yang dilakukan sehingga tidak terjadi ini diambil mengingat kesluruhan Kegiatan Peningkatan Produktivitas Sdm Industri kelebihan/kekurangan anggaran pada kegiatan yang melekat Tekstil Dan Aneka telah dilaksanakan sehingga tidak diperlukan lagi Perjalanan Dinas
Itjen, Kemkeu, asosiasi
3. Beberapa Kegiatan FGD tidak dilaksanakan mengingat keterbatasan waktu seperti Pelaksanaan Roadmap Branding akan disempurnakan pada TA 2016 dan BIMtek Asosiasi, Pelaku Usaha dan Ahli kegiatan Fasilitasi Benchmarking Merk Nasional, Brand Loyalty, Marketing and Brand disusun dengan lebih baik agar diperoleh Hasil yang maksimal MArketing Communication, Brand Performance, Brand Culture, Brand Awareness dan Brand Impression, Bimtek Pemasaran (Branding) 4. Belum terjadi kesepakatan harga terkait rencana sewa lahan untuk Material Center Kulit dan Alas Kaki serta masih harus menunggu Kajian Manajemen Bufferstock Bahan Baku Kulit (Material Center) diselesaikan
Setelah Kajian Manajemen Bufferstock Bahan Baku Kulit (Material Center) Pasar Turi, Asosiasi, Dinas diselesaikan akan langsung ditindaklanjuti dengan rekomendasi lokasi yang telah ditetapkan dalam Kajian. dan Kegiatan dapat direalisaskan pada TA 2016
5. Fasilitasi Bantuan Mesin dan Peralatan Penerapan dan Pengawasan SNI Wajib Untuk BBKK telah dilakukan lelang sebanyak 2 kali, namun demikian tidak terdapat pemenang mengingat spesifikasi yang ditawarkan oleh calon penyedia jasa tidak memenuhi permintaan. Sampai dengan akhir tahun anggaran lelang ulang untuk kegatan ini tidak mencukupi lagi waktu pelaksanaannya sehingga kegiatan ini diputuskan untuk dibatalkan
Akan dilakukan Peninjauan ulang terhadap spesifikasi dalam KAK lelang dan mengingat kegiatan ini merupakan kegiatan prioritas dalam rangka penerapan SNI Wajib Industri Tekstil dan Aneka maka Kegiatan ini akan dianggarkan Kembali pada Tahun 2016
6. Fasilitasi Bantuan Mesin dan Peralatan Penerapan dan Pengawasan SNI Wajib Untuk BBT Bandung telah dilakukan lelang sebanyak 2 kali, namun demikian tidak terdapat pemenang mengingat spesifikasi yang ditawarkan oleh calon penyedia jasa tidak memenuhi permintaan. Sampai dengan akhir tahun anggaran lelang ulang untuk kegatan ini tidak mencukupi lagi waktu pelaksanaannya sehingga kegiatan ini diputuskan untuk dibatalkan
Akan dilakukan Peninjauan ulang terhadap spesifikasi dalam KAK lelang dan mengingat kegiatan ini merupakan kegiatan prioritas dalam rangka penerapan SNI Wajib Industri Tekstil dan Aneka maka Kegiatan ini akan dianggarkan Kembali pada Tahun 2016
7. Fasilitasi FGD Mekanisme Penetapan Upah Minimum Regional (UMR) Berbasis PDRB Perlu dilakukan Perhitungan yang matang dan Tepat dan Produktivitas tidak dapat dilaksanakan karena Keterbatasan Waktu Pelaksanaan dan Pedoman Kenaikan UMR telah direnacanakan oleh Presiden sebesar inflasi ditambah Pertumbuhan Eknomi
Itjen, LPSE, BBT, BPPI, Kemankeu
Kemenakertran dan Asosiasi
No Kode 1
2
Kegiatan 3
Kendala
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
4
5
6
8. Fasilitasi Mou Pendirian Bufferstock Bahan Baku Kulit (material Center) belum dapat Setelah Kajian Manajemen Bufferstock Bahan Baku Kulit (Material Center) Asosiasi, Pengurus Pasar Turi direliasasikan belum terjadi kesepakatan harga terkait rencana sewa lahan untuk diselesaikan akan langsung ditindaklanjuti dengan rekomendasi lokasi yang telah Material Center Kulit dan Alas Kaki serta masih harus menunggu Kajian Manajemen ditetapkan dalam Kajian. dan Kegiatan dapat direalisaskan pada TA 2016 Bufferstock Bahan Baku Kulit (Material Center) diselesaikan 9. Fasilitasi Pendirian Bufferstock Bahan Baku Kulit (material Center) belum dapat direalisasikan karena Belum terjadi kesepakatan harga terkait rencana sewa lahan untuk Material Center Kulit dan Alas Kaki serta masih harus menunggu Kajian Manajemen Bufferstock Bahan Baku Kulit (Material Center) diselesaikan
Setelah Kajian Manajemen Bufferstock Bahan Baku Kulit (Material Center) Asosiasu, Pasar Turi diselesaikan akan langsung ditindaklanjuti dengan rekomendasi lokasi yang telah ditetapkan dalam Kajian. dan Kegiatan dapat direalisaskan pada TA 2016
10. Jumlah Anggaran yang semakin menyusut tiap tahunnya menyebabkan 15 Akan dilakukan evaluasi Program pada TA 2016, dengan menghentikan perusahaan pemohon tidak dapat direalisasikan bantuannya. Hasil evaluasi terhadap sementara Program Restrukturisasi agar pelaksanaan di TA 2017 dapat lebih pelaksanaan program cukup baik namun belum cukup mendorong industri tekstil dan efisien dan dilengkapi dengan Retsukturisasi yang lebih menyeluruh produk tekstil dalam meningkatkan daya saingnya terbukti dengan pertumbuhan negatif pada tahun 2015 dan Kontribusi terhadap PDB yang juga turun
BPK, Inspektorat Jenderal, Kementerian Keuangan, Sesditjen IKTA, Asosiasi, Tenaga Ahli, LPSE, BPKP
11. Kegiatan Penyusunan DED Pendirian Lab Uji Dalam Rangka Penerapan dan kan dilakukan Penyusunan DED Pendirian Lab Uji Dalam Rangka Penerapan dan Pengawasan SNI Wajib baru dapat dilaksanakan setelah Hasil Kajian Manajemen Lab Pengawasan SNI Wajib setelah Koordinasi Peraturan Pelaksanaan dalam rangka Uji dapat diselesaikan, sedangkan Kegiatan Kajian Manajemen baru dapat tata niaga dan pembatasan impor diselesaikan pada akhir tahun anggaran, selain itu juga Peraturan Pelaksanaan dalam rangka tata niaga dan pembatasan impor masih perlu dilakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, Kementerian Perhubungan,Pelindo, Asosiasi dan Beberapa Pihak Terkait. oleh karena itu ditetapkan bahwa pelaksanaan baru dapat dilakukan pada tahun 2016
Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, Kementerian Perhubungan,Pelindo, Asosiasi dan Beberapa Pihak Terkait
12. Konsinyering Analisis Upah Minimum Regional (UMR) Berbasis PDRB dan Perlu dilakukan Perhitungan yang matang dan Tepat Produktivitas Industri Tekstil dan Aneka tidak dapat dilaksanakan karena Keterbatasan Waktu Pelaksanaan dan Pedoman Kenaikan UMR telah direnacanakan oleh Presiden sebesar inflasi ditambah Pertumbuhan Eknomi
Kemenakertrans dan Asosiasi
13. Lelang Pengadaan Fasilitasi Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka Mengingat Pengembangan Desain Tekstil telah menjadi prioritas pengembangan PDDC, BBT, LPSE Pengembangan Desain Industri Tekstil Dan Aneka tidak dapat direalisasikan untuk industri Tekstil maka Fasilitasi Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka Product Development and Design Center telah disiapkan, namun lelang gagal karena Pengembangan Desain Industri Tekstil akan dianggarkan pada TA 2016 tidak ada perusahaan/penyedia yang menawarkan (lelang telah dilaksanakan 2 kali) 14. masih sedikit orang yang mau dan berusaha untuk mengembangkan disain alas kaki
Mengingat Pengembangan Desain Tekstil telah menjadi prioritas pengembangan Asosiasi, BBT, PDDC, Designer, industri Tekstil maka Fasilitasi Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka APPMI Pengembangan Desain Industri Tekstil akan dianggarkan pada TA 2016
No Kode 1
2
Kegiatan 3
Kendala 4 15. Pelaksanaan Desain Outlet dan Sewa Outlet Bandara Internasional tidak dapat Direalisasikan karena surat permohonan untuk penyediaan lahan di Bandara yang dikirimkan ke ANgkasa Pura I dan II terlambat direspon oleh Pihak ANgkasa Pura. Jawaban dari Angkasa Pura II dan I menyatakan bahwa ketersediaan lahan di Terminal Internasinal Bandara Soekarno Hata, Ngurah Rai dan Juanda sudah tidak tersedia. selain itu pelaksanaan Sewa Outlet di Bandara memang memerlukan penyelesaian Roadmap branding Terlebih dahulu agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan baik
11
1835
Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
Tindak Lanjut yang Diperlukan 5
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 6
Mengingat Roadmap Branding telah tersususn maka pada TA 2016 kegiatan ini akan direalisasikan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan TV Nasional
Angkasa Pura I dan II, Kemenlu, Kemenhub
16. Produksi Iklan dan Penayangan Iklan di TV Nasional dan Bandara Soekarno Hatta Mengingat Roadmap Branding telah tersususn maka pada TA 2016 kegiatan ini tidak dapat direalisasikan tidak dapat Direalisasikan karena menunggu penyelesaian akan direalisasikan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan TV Nasional Roadmap branding Terlebih dahulu agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan baik
Angkasa Pura, TV Nasional dan Internasional
17. Realisasi ANggaran tidak dapat 100% karena dalam rangka penghematan dan efisiensi anggaran terdapat 2 Kegiatan yang disatukan pelaksanaanya
Penganggaran dengan lebih baik
18. Revisi PP 32 Tahun 2009, baru keluar pada akhir Desember 2015 dengan PP 85 Tahun 2015 Tentang Pusat Logistik Berikat, sehingga Dasar Hukum Pelaksanaan Pendirian Pusat Logistik Berikat untuk Kapas/Bufferstock Bahan Baku Kapas belum dapat direliasikan pada TA 2015. Selain itu juga pada TA 2015 sedang dilaksanakan kegiatan Kajian Manajemen Bufferstock Bahan Baku Kapas sehingga kegiatan ini perlu menunggu kajian diselesaikan
Mengingat Pendirian Bufferstock Bahan Baku Kapas menjadi prioritas nasional, telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, dan menjadi agenda penting Kementerian Perindustrian serta dasar hukum pelaksanaan yang telah keluar maka kegiatn ini akan dilaksanakan pada TA 2016
Bea Cukai, Kemenku, Pajak, Asosiasi, SHipper, CDP,
1. Kegiatan hasil realokasi anggaran Kegiatan Reviitalisasi Industri Gula Nasional berupa Kegiatan Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka Mendukung Pengembangan Industri Pangan tidak dapat dilaksanakan seluruhnya, yaitu bantuan Alat Pengolahan Tepung Beras di Bojonegoro dikarenakan gagal lelang, dan tidak mungkin lagi untuk dilakukan lelang ulang karena waktu tidak mencukupi 2. Kegiatan hasil realokasi anggaran Kegiatan Reviitalisasi Industri Gula Nasional berupa Kegiatan Bantuan Peralatan Laboratorium Dalam Rangka Mendukung Riset Dan Standarisasi IMHLP tidak dapat dilaksanakan seluruhnya, yaitu bantuan alat laboratorium di Baristand Industri Padang dikarenakan gagal lelang, dan tidak mungkin lagi untuk dilakukan lelang ulang karena waktu tidak mencukupi
12
1848
Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika
1. peralatan Pusat Pengembangan Industri Telematika khususnya Fasilitasi Peralatan Animasi di BP Batam tidak terealisasi sebesar 1 Miliar rupiah, hal ini dikarenakan pihak penyedia pada E-KATALOG menyatakan tidak sanggup sehingga waktu yang ada tidak cukup untuk merealisasikan pelelangan sebesar 1 Miliar rupiah
Dana APBNP seharusnya cair lebih cepat sehingga jika ada kendala dilapangan waktu yang ada masih memungkinkan untuk dapat merealisasikan Kegiatan
Kementerian Keuangan
13
1849
Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi
1. Ada beberapa kegiatan yang masih dibintang diantaranya Pengadaan Kendaraan Bermotor dan Pengadaan Mesin/Peralatan Programable Logic Controller
Sudah melakukan koordinas dengan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan untuk pencairan tanda bintang
Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, Inspektorat Jenderal Kemenperin
No Kode
Kegiatan 3
Kendala 4
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
1
2
14
1850
Penumbuhan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
1. Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Peningkatan koordinasi dengan pihak-pihal terkait, diantaranya Kementerian teknis dan kalangan industri
5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Pemda, ITB, Sesditjen IUBTT
15
1837
Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah I
1. Kegiatan Fasilitasi Sarana Produksi IKM Batu Akik pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Batu Akik di Kab. Pidie tidak dilaksanakan karena gagal lelang disebabkan dokumen penawaran tidak ada yang memenuhi persyaratan evaluasi teknis
Koordinsi antara Korgiat dan ULP lebih ditingkatkan
Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian
2. Kegiatan Fasilitasi Sarana Produksi IKM Kopi di Kab. Oku Selatan pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Kopi di Kab. Oku Selatan tidak dilaksanakan karena pemenang lelang mengundurkan diri disebakan keterbatasan waktu
Koordinsi antara Korgiat dan ULP lebih ditingkatkan
Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian
3. Kegiatan Fasilitasi Sarana Produksi IKM Pengolahan Kopi di Aceh tidak dilaksanakan karena kurangnya koordinasi dan informasi dari Bagian Program dengan Koordinator Kegiatan 4. Kegiatan tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu pelaksanaan. Revisi DIPA baru keluar awal November 2015 sedangkan batas akhir pemasukan dokumen lelang ke ULP tgl 31 Oktober 2015. Sesuai arahan dari Direktur untuk mengutamakan mutu pelaksanaan kegiatan secara optimal dan sesuai dengan kaidah peraturan hukum, maka kegiatan berikut tidak dilaksanakan, yaitu : 1. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Furniture di Sumut 2. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Furniture di Medan 3. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Pupuk Organik di Lahat 4. Penumbuhan Wirausaha Industri Kecil Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Kalbar 5. Fasilitasi Pembangunan Wirausaha Industri Kemaritiman dan Hasil Pertanian
Bagian Program harus menyosialisasikan/menginformasikan adanya perubahan Bagian Program judul kegiatan kepada Koordinator Kegiatan Koordinasi yang lebih intensif antara Subdit Program Direktorat dengan Bagian Program Ditjen IKM dan Ditjen Anggaran
5. Program Penumbuhan Industri Menengah tidak dilaksanakan karena payung hukum Koordinasi internal Ditjen IKM dan Biro Hukum yang belum ada 6. Terdapat Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM yang tidak dapat Koordinsi antara Korgiat dan ULP lebih ditingkatkan dilaksanakan karena gagal lelang disebabkan tidak ada peserta yang mengikuti lelang yaitu: 1. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Pengolahan Kemiri di Bireun 2. Fasilitasi Sarana Produksi IKM Perbengkelan Logam di Kab. Pidie pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Perbengkelan Roda 2 di Kab. Pidie 3. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Pengolahan Batok Kelapa di Kota Pariaman 4. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Pakan Ternak Ayam di Kota Pariaman dan Kab. Pariaman 5. Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Tahu Tempe 6. Fasilitasi Sarana Produksi IKM Furniture di Kab. Musi Rawas Utara pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Furniture di Kab. Musi Rawas Utara
6
Ditjen Anggaran
Ditjen IKM, Biro Hukum Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian
No Kode 1
2
Kegiatan 3
Kendala
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
4
5
6
7. Fasilitasi Sarana Produksi IKM Perbengkelan Roda 2 di Kab. Musi Rawas Utara pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Perbengkelan Roda 2 di Kab. Musi Rawas Utara 8. Fasilitasi Sarana Produksi IKM Pangan di Kab. Musi Rawas Utara pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Perbengkelan Roda 2 di Kab. Musi Rawas Utara
16
1838
Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah II
9. Fasilitasi Sarana Produksi IKM Pengelasan di Kab. Musi Rawas Utara pada Penumbuhan dan Pengembangan WUB IKM Perbengkelan Roda 2 di Kab. Musi Rawas Utara 1. Adanya beberapa IKM yang belum memiliki izin usaha industri sehingga tidak bisa mengikuti program restrukturisasi mesin dan peralatan 2. Adanya kegiatan yang di blokir sehingga kegiatan tidak dapat terlaksana
3. Belum selesainya PP yang terkait dengan pemberdayaan industri sehingga review Permen tentang pengelolaan UPT belum dapat dilaksanakan
Mendorong IKM untuk mendapatkan izin usaha industri
1. Dinas Perizinan setempat
Merevisi kegiatan yang terblokir sehingga anggaran dapat dialokasikan untuk kegiatan prioritas lainnya.
1. Koordinator Kegiatan
Menghimbau agar penyusunan PP yang terkait pemberdayaan industri dapat dipercepat
2. Kanwil Perbendaharaan 3. Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan 1. Biro Hukum Kementerian Perindustrian
4. Dalam kegiatan Sertifikasi SVLK, anggaran yang ada tidak mencukupi kegiatan tidak dapat dilaksanakan 5. Kegiatan fasilitasi Pendirian Pusat Animasi di Malang melalui e-katalog tidak bisa dilaksanakan karena waktu tidak memungkinkan
Mengalihkan alokasi anggaran untuk kegiatan yang lebih prioritas untuk 1. Koordinator Kegiatan dilaksanakan Menyegerakan kemajuan untuk pengadaan paket mesin dan peralatan yang ada 1. Koordinator Kegiatan di e-katalog 2. Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa 6. Kurangnya pemahaman perusahaan IKM dalam mengisi kuesioner monev sehingga Adanya revisi kuesioner untuk memudahkan perusahaan IKM dalam melakukan 1. Koordinator Kegiatan tidak semua pertanyaan dapat terjawab pengisian 7. Adanya kekhawatiran IKM memberi data dalam pengisian kuesioner terkait perijinan menanamkan pemahaman kepada IKM bahwa monitoring yang dilakukan demi 2. IKM yang dimonitoring dan dan pajak kemajuan IKM sebagai evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan sekaligus dievaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kegiatan selanjutnya. 8. Sulitnya untuk mendapatkan informasi dari IKM yang berkaitan dengan transaksi selama pelaksanaan pameran.
Adanya pernyataan dari IKM peserta pameran untuk bersedia memberikan informasi transaksi yang terjadi pada saat pelaksanaan pameran.
9. Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan WUB Industri Kecil (APBN-P) belum dapat dilaksanakan karena terkendala Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 pasal 298 ayat 5 huruf d yang menyebutkan bahwa hibah bisa diberikan kepada kelompok masyarakat yang berbadan hukum Indonesia sedangkan KUB yang akan diberikan fasilitasi belum berbadan hukum karena masih calon WUB IKM sehingga Dinas Perindustrian Kab./Kota berkeberatan untuk menerima hibah start-up capital mesin/peralatan WUB.
Menyampaikan surat dari Dirjen IKM ke Dirjen Bina Keuangan Daerah yang Dirjen Bina Keuangan Daerah isinya mengharapkan adanya peninjauan kembali terhadap Undang-Undang No. Kementerian Dalam Negeri 23 Tahun 2014 pasal 298 ayat 5 huruf d sehingga kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan WUB Industri Kecil (APBN-P) dapat segera dilaksanakan.
10. Adanya beberapa paket fasilitasi mesin dan peralatan yang mengalami gagal lelang tetapi tidak bisa diajukan untuk lelang ulang karena waktu yang sudah tidak memungkinkan. 11. Beberapa bimbingan teknis tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada tindak lanjut usulan peserta dari dinas setempat yang sudah diminta oleh Ditjen IKM.
Menyegerakan pengajuan usulan lelang mesin dan peralatan ke ULP.
Mengalihkan kegiatan bimbing teknis ke daerah lain yang lebih membutuhkan.
1. Koordinator Kegiatan 2. IKM Peserta Pameran
No Kode 1
17
2
1839
Kegiatan 3
Penyebaran dan Penumbuhan Industri Kecil dan Menengah Wilayah III
Kendala 4
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
5
6
12. Kegiatan Sosialisasi Fasilitasi Mesin dan Peralatan di beberapa daerah tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang sudah tidak memungkinkan.
Kegiatan Sosialisasi Fasilitasi Mesin dan Peralatan hendaknya dilaksanakan sebelum atau bersamaan dengan serah terima mesin dan peralatan.
1. (1) a. Keterlambatan persetujuan revisi dimana usulan diajukan bulan februari dan baru disetujui pada akhir Mei yang terdiri dari: 1. Revisi penghematan perjalanan dinas 2. Revisi penyesuaian/perubahan MAK sesuai dengan bagan akun standar yang baru 3. Revisi usulan penambahan kegiatan APBNP. Adanya keterlambatan ini menyebabkan beberapa kegiatan tertunda pelaksanaannya.(2) Dana tambahan APBN (quickwin) yang baru cair bulan Mei mendekati waktu puasa dan Lebaran sehingga membuat kondisi kerja dilapangan tidak maksimal (3) Adanya peraturan mengenai kebijakan pemerintah untuk tidak menggunakan hotel sebagai tempat kegiatan acara menjadi isu yang menghambat pekerjaan dilapangan. (4) d. Proses pengiriman barang terhambat dikarenakan faktor cuaca sehingga kegiatan bimbingan teknis yang memerlukan peralatan tersebut perlu dilakukan penjadwalan ulang. (5) Beberapa kegiatan tidak terlaksana karena proses lelang yang gagal dan juga pihak ketiga yang mundur. (6) Tidak semua daerah yang merespon dengan baik, memberikan peserta sosialisasi tidak sesuai kriteria (7) peserta yang tidak sesuai sasaran (8) Pencaiarn keuangan lambat pada akhir tahun
Untuk tindak lanjut kedepan, (1) agar revisi anggaran tidak memakan waktu yang lama, meningkatkan, (2) koordinasi lebih lanjut dengan panitia daerah, dinas setempat, dan IKM yang akan difasilitasi agar kegiatan bisa cepat dilaksanakan dan tepat sasaran, (3) Masing-masing subdit melakukan manajemen/pengaturan jadwal kegiatan yang lebih efektif dan efisien, mengingat banyaknya kegiatan yang belum terlaksana agar kegiatan dapat berjalan maksimal. (4) Komunikasi yang baik dengan bagian keuangan sehingga pencairan cepat diproses
2. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada Output Sentra, berhasil difasilitasi peningkatan 22 sentra. Adapun kendala yang menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana dikarenakan Disperindag di daerag yang masih belum siap dan kegiatan yang direncanakan pada akhir tahun terbentur dengan kegiatan tambahan dari dana APBN (Quickwin) sehingga para pelaksana kekurangan waktu untuk menyelesaikan semua kegiatan yang telah direncanakan.
Mendorong Disperindag daerah agar mampu bergerak cepat dalam melakukan Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas persiapan guna memfasilitasi sentra di daerah. Ketua Pelaksana dan staf perindag daerah diharapkan menyiapkan matriks jadwal kerja yang jelas sehingga kedepan tidak ada kegiatan yang tidak dilaksanakan karena alasan waktu.
Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas perindag daerag dan pihak ketiga (dalam melaksanakan kegiatan lelang)
3. Masih banyak korgiat yang tidak menginput laporan progres kegiatan di dalam ALKI, Kerjasama antar subdit lebih ditingkatkan untuk memudahkan pekerjaan seperti Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas sehingga proses penyusunan laporan masih dilakukan secara manual, sedangkan hanya input data progres kegiatan tetap diperhatikan oleh masing-masing perindag daerah Rapat Tim Khusus Pengembangan IKM Wilayah III tidak dilaksanakan, karena load korgiat.selain itu, koordinasi dengan dinas daerah agar lebih ditingkatkan lagi. pekerjaan masing-masing subdit yang tinggi di akhri tahun pelaksanaan. 4. Output Pengembangan produk telah memfasilitasi 25 produk. Adapun kendala yang menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana dikarenakan beberapa kegiatan di daerah harus menunggu kesiapan Dinas terkait. Forum yang tidak dilaksanakan karena harus menunggu penyelesaian seluruh kegiatan yang berkaitan langsung, dan dipenghunung tahun load kerja setiap subdit tinggi. Selain itu Dalam Penyusunan dan Pencetakan Buku Panduan harus mengacu pada standar yang sudah disetujui bersama oleh negara- negara ASEAN
Penjadwalan ulang/revisi kegiatan yang tidak dapat dilaksanaka, meningkatkan Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas koordinasi dengan dinas terkait untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan. perindag daerah Pemasaran produk baru sebatas pasar lokal untuk memperluas jaringan pasar perlu dilakkan perbaikan kemasan dan adanya kerjasam dan jalur distribusi agen yang berada di Propinsi.
5. Pada Output Fasilitasi Bantuan Informasi Pasar, Promosi dan Pameran IKM, telah terfasilitasi 314 IKM. Adapun kendala yang menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana dikarenakan IKM menolah berpartisipasi pameran yang tidak difasilitasi sepenuhnya.
Penjadwalan ulang/revisi pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan
Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas perindag daerah
No Kode 1
2
Kegiatan 3
Kendala 4 6. Program TA 2015 telah dilaksanakan dan telah disusun RKAKL TA 2016. Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2015, masih banyak revisi POK yang dilakukan masingmasing subdit dan penyusunan program tahun 2016 masi perlu kordinasi dengan masing-masing subdit.
18
1840
Penyusunan dan Evaluasi Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
Tindak Lanjut yang Diperlukan 5 Meningkatkan ketelitian dalam penyusunan RKAKL dan agar masing-masing subdit menyimpan history revisi RKAKL agar tidak terjadi kebingunan dalam pelaksanaan. Untuk tahun 2016 agar program bekerjasama dengan masingmasing subdit agar kegiatan yang akan dijalankan tepat sasaran.
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 6 Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas perindag daerah
7. Telah dilaksanakan restrukturisasi pada 37 IKM di 6 Provinsi, namun persebaran IKM Meningkatkan sosialisasi kegiatan dan penyebaran informasi ke IKM-IKM penerima bantuan restrukturisasi masih tidak merata. mengenai program restrukturisasi
Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas perindag daerah dan juga pelaku IKM yang akan menerima fasilitasi restrukturisasi alat/mesin
8. Terdapat tiga suboutput yaitu Pangan, KBB dan Logam yang telah memfasilitasi Meningkatkan kerjasama dengan Disperindag di daerah untuk memantau peningkatan 7 UPT. pencapaian realisasi fisik dan keuangan tinggi, tidak ada kendala, perkembangan UPT yang telah dibina. karena telah dilaksanakan dari awat tahun anggaran.
Ketua Kegiatan, PPK, staf, dinas perindag daerah
1. • Pada kegiatan penyusunan SKKNI dan persiapan kerjasama sektor IKM, realisasi anggarannya rendah yakni 60% dan 47,18%. Hal ini dikarenakan kegiatan ini merupakan kegiatan APBN-P yang baru ditetapkan di Bulan September, sehingga waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk melaksanakan kegiatan seluruhnya. Namun target penyusunan 2 SKKNI berhasil terpenuhi.
Koordinator Kegiatan, PPK
Perencanaan anggaran dan penyusunan jadwal kegiatan yang lebih optimal.
• Pada kegiatan penyusunan Rancangan SNI terdapat fasilitasi SNI wajib bagi Produk IKM (Pemanfaatan) yang anggarannya tidak terserap (Rp. 500.000.000,-) dikarenakan IKM mendaftarkan fasilitasi SNI nya melalui direktorat IKM wilayah masing-masing. Namun Target penyusunan 6 RSNI berhasil terpenuhi. • Kegiatan Pengembangan Desa Industri Mandiri Kegiatan ini terkendala pada hasil panen di daerah yang tertunda, sehingga memiliki dampak terhadap pelaksanaan kegiatan yang dianggarkan. 2. Kegiatan kerjasama dengan BPS dengan anggaran Rp 110.570.000 tidak dilaksanakan Koordinasi lebih awal dengan BPS, perencanaan anggaran yang lebih akurat. karena BPS akan mengadakan Sensus Ekonomi di tahun 2016, sehingga diharapkan setelah sensus tersebut data yang diperoleh akan lebih akurat. 3. Pada kegiatan Pengukuran Kinerja Pengembangan IKM di daerah terdapat efisiensi anggaran perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan. Hal ini diikarenakan saat ini pemanfaatan Aplikasi MONEV Kinerja IKM Dana Dekonsentrasi berjalan lebih optimal, sehingga monitoring kinerja bisa dilakukan melalui aplikasi tersebut. 19
1851
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
Perencanaan anggaran yang lebih akurat.
1. Kegiatan pembangunan infrastruktur di Kawasan Industri Sei Mangkei (Pembangunan Penanggung jawab kegiatan dan pengawas akan terus berkoordinasi serta Tank Farm, Dry Port, Jalan Poros, dan Jalur Kereta Api) sampai dengan tanggal 31 monitoring pekerjaan kontraktor agar proyek segera diselesaikan sebelum Desember 2015 progres fisik belum tercapai 100%. Ada beberapa kendala yang tanggal 31 Januari 2015. dihadapi, antara lain: 1. Waktu pengerjaan proyek pembangunan sangat singkat (Dana APBN-P dan tidak bisa multiyears). 2. Banyaknya proyek di sekitar lokasi kegiatan sehingga terjadi kekurangan stok material (demand tinggi sementara suplly terbatas), utamanya material semen serta balas untuk proyek rel kereta api.
Koordinator Kegiatan, PPK
Koordinator Kegiatan, PPK.
19
1851
No Kode 1
2
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
Kegiatan 3
1.
Penanggung jawab kegiatan dan pengawas akan terus berkoordinasi serta monitoring pekerjaan kontraktor agar proyek segera diselesaikan sebelum tanggal 31 Januari 2015.
Kendala
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
4
5
6
3. Pada proyek pembangunan jalur kereta api pada saat awal pelaksanaan proyek, karena kondisi lapangan maka perlu perubahan desain sehingga perubahan desain ini cukup menghambat untuk dimulainya proyek. Disamping itu juga perlu beberapa perijinan dari Kementerian Perhubungan antara lain perijinan pembangunan, perijinan pengambilan material rel dan wesel dimana prosesnya memakan waktu sehingga pelaksanaan proyek di lapangan terkendala sampai ijin tersebut keluar.
2. Kegiatan Penyiapan Pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah Di Sumatera Dan Kalimantan (Kab Oku, Kab. Seruyan, Kota Pontianak) dengan total pagu 1.713.843.000 diblokir maka kegiatan tidak dapat dilaksanakan. 3. Pada pengiriman ke Seruyan Kalteng Terkendala Pembakaran Hutan
Namun akhirnya dengan gagah berani pihak ke tiga menerjang belantara hutan yang penuh dengan asap
4. terjadi perubahan spesifikasi di bulan Oktober, karena berdasarkan aturan baru yang kami merubah spek dengan resiko keterlambatan. Kami berpikir bahwa lebih dikeluarkan oleh instansi terkait semua fasilitas peralatan harus SNI baik alat yang dikirim terlambat daripada tidak dipakai sama sekali 20
1852
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II
1. Fasilitasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sukabumi Fasilitasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tertinggal di Kabupaten dan Lebak: tidak ada; Sukabumi dan Lebak: tidak ada;
Terima kasih atas bantuan dari Kadisperindag Seruyan yang mengirim semua dokumen yang diperlukan via TIKI PT Winapak, Pihak ketiga, dan Kadisperindag Prov Kalbar dan Kab Bengkayang. 1) Fasilitasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sukabumi dan Lebak: tidak ada;
2. Fasilitasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tertinggal di Kabupaten Bondowoso dan Bangkalan: tidak ada;
Fasilitasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tertinggal di Kabupaten Bondowoso dan Bangkalan: tidak ada;
2) Fasilitasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tertinggal di Kabupaten Bondowoso dan Bangkalan: tidak ada;
3. Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Kabupaten di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur: tidak ada
Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Kabupaten di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur: tidak ada
3) Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Kabupaten di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur: tidak ada
4. Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Provinsi di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat: tidak ada;
Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Provinsi di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat: tidak ada;
1) Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Provinsi di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat: tidak ada;
5. Lelang Pengadaan Fasilitasi Bantuan Mesin Dan Peralatan Dalam Rangka Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Provinsi di Jawa Tengah, Pengembangan Desain Industri Tekstil Dan Aneka tidak dapat direalisasikan untuk D.I. Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali: tidak ada; Product Development and Design Center telah disiapkan, namun lelang gagal karena tidak ada perusahaan/peny
2) Fasilitasi Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Provinsi di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali: tidak ada;
No Kode 1
2
Kegiatan
Kendala
3
4
Tindak Lanjut yang Diperlukan
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah
5
6
6. Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri di Jawa (Banyuwangi dan Majalengka) dan Madura (Bangkalan): tidak ada;
Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri di Jawa (Banyuwangi dan 1) Fasilitasi Perencanaan Majalengka) dan Madura (Bangkalan): menyampaikan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri di Pembangunan Kawasan Industri kepada stakeholder di daerah; Jawa (Banyuwangi dan Majalengka) dan Madura (Bangkalan): stakeholder di daerah;
7. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur): tidak ada
Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur): menyampaikan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri kepada stakeholder di daerah.
2) Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur): stakeholder di daerah.
8. Koordinasi Penyusunan Program Pengembangan Industri Daerah Wilayah II: tidak ada;
Koordinasi Penyusunan Program Pengembangan Industri Daerah Wilayah II: mengordinasikan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2016;
1) Koordinasi Penyusunan Program Pengembangan Industri Daerah Wilayah II: kementerian perindustrian, kementerian terkait, dan stakeholder di daerah;
9. Layanan Manajemen Kinerja: tidak ada
Layanan Manajemen Kinerja: meningkatkan pencapaian nilai yang lebih tinggi pada kegiatan 5K.
2) Layanan Manajemen Kinerja: seluruh pegawai di Ditjen PPI
10. Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI di Banten dan Jawa Tengah;
Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI di Banten dan Jawa Tengah: menyampaikan dokumen masterplan yang sudah dibuat kepada stakeholder di daerah; menyiapkan kegiatan fasilitasi pembangunan infrastruktur;
1) Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI di Banten dan Jawa Tengah: Ditjen PPI dan stakeholder terkait;
11. Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI di Jawa Barat dan Jawa Timur: tidak ada
Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI di Jawa Barat dan Jawa Timur: menyampaikan dokumen masterplan yang sudah dibuat kepada stakeholder di daerah;menyiapkan kegiatan fasilitasi pembangunan infrastruktur.
2) Penyusunan Masterplan Pengembangan WPPI di Jawa Barat dan Jawa Timur: Ditjen PPI dan stakeholder terkait.
12. Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur: tidak ada;
Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur: menyampaikan Dokumen Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah kepada stakeholder di daerah; menyusun rencana pembangunan sentra IKM;
1) Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur: Ditjen PPI dan stakeholder terkait;
13. Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Jawa Barat: tidak ada;
Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Jawa Barat: menyampaikan Dokumen Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah kepada stakeholder di daerah; menyusun rencana pembangunan sentra IKM;
2) Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Jawa Barat: Ditjen PPI dan stakeholder terkait;
14. Fasilitasi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Kecil / Sentra di Jawa Timur (Refocusing)
Fasilitasi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Kecil / Sentra di Jawa Timur (Refocusing)
3) Fasilitasi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Kecil / Sentra di Jawa Timur (Refocusing)
No Kode 1
2
21
1853
22
23
1854
1858
Kegiatan 3 Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III
Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri
Peningkatan Dukungan Fasilitasi dan Koordinasi Kerja Sama Industri Internasional
Kendala
Tindak Lanjut yang Diperlukan
4
5
Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 6
1. Pembangunan Infrastruktur Kawasan Industri Halmahera Timur Tidak ada realisasi terus berkoordinasi dengan pihak2 terkait baik di daerah maupun fisik, karena kegiatan ini tidak dilaksanakan; 2) Pembebasan Lahan Kawasan Industri kementerian/lembaga pusat (Palu Dan Bitung) kegiatan ini tidak jadi dilaksanakan
pemerintah daerah dan kementerian/lembaga terkait
2. Pembangunan Infrastruktur Kawasan Industri Morowali kegiatan secara fisik masih diberi kelonggaran untuk melanjutkan pembangunan 50 hari kerja setelah kontrak berjalan 3. Pembangunan Kawasan Industri Prioritas Di Wilayah Papua, Maluku, Sulawesi Dan Nusa Tenggara tidak dapat dijalankan pada anggaran tahun ini karena di blokir oleh Direktorat Jenderal Anggaran, sehingga realisasi fisik dan anggaran masih nol
terus berkoordinasi dengan pihak ketiga, Bappenas, dan BPKP
Pihak Ketiga, Bappenas, dan BPKP
terus berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran
Direktorat Jenderal Anggaran
1. Masih rendahnya minat promosi KI ke luar negeri; 2) kurangnya data dan informasi dari KJRI; 3)dalam penysusunan RPP Perwilayahan Industri masing-masing kementerian mempertahankan kebiajakn masing-masing, sehingga perlu beberapa kali rapat; 4)SDM yang berlatar belakang hukum masih sedikit di lingkungan Ditjen PPI.
koordinasi dengan KJRI harus lebih ditingkatkan; 2) terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penyusunan RPP Perwilayahan Industri; 3) menambah SDM yang berlatar belakang pendidikan hukum di Ditjen PPI.
1) pihak KJRI; 2) kementerian terkait; 3) bagian kepegawaian Ditjen PPI
2. memilih format yang paling dibutuhkan oleh Ditjen PPI; 2) menyusun skema informasi manajemen mutu yang efektif 3. menunggu penyelesaian pemasangan vinyl di wilayah I oleh pihak ketiga
mencari narasumber; 2) perlu cara efektif untuk memobilisasi pihak-pihak yang Biro kepegawaian bersangkutan terus berkoordinasi dengan pihak ketiga terkait penyelesaian pekerjaan pihak ketiga
4. terbitnya peraturan baru dari kementerian keuangan
penyesuaian dengan peraturan baru yang dikeluarkan oleh kementerian keuangan
1. Beberapa kali terjadi revisi DIPA TA 2015 yang menyebabkan terhambatnya proses penyelesaian pertanggungjawaban
kementerian keuangan dan biro keuangan Kementerian Keuangan