PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDIKIA SERPONG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Rukmiati NIM. 206011000079
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M
1
2
ABSTRAK Rukmiati: “Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN Insan Cendekia Serpong” Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi, sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel sebanyak 26% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 115 orang siswa kelas XI MAN Insan Cendekia Serpong. Hasil perhitungan antara implementasi KTSP dan prestasi belajar siswa telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan korelasi product moment sebesar 0,476 yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70 yang berarti korelasi antara impelemtasi KTSP dan prestasi belajar siswa termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.
3
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Rukmiati
Tempat/Tgl.Lahir : Pandeglang, 23 Mei 1988 NIM
: 206011000079
Jurusan / Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
:Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MAN Insan Cendikia Serpong
Dosen Pembimbing
: 1. Dra. Manerah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 16 September 2010 Mahasiswa Ybs.
Materai 6000 Rukmiati .
NIM. 206011000079
4
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN Insan Cendekia Serpong” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 16 September 2010 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.i) pada jurusan Pendidikan Agama Islam. Jakarta,17 September 2010 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Bahrissalim, M.Ag
Tanggal
Tanda tangan
…………........
…..………………
……………......
.. ....………………
…………..........
…..………………
……………......
..….………………
NIP. 196803071998031002 Sekretaris Jurusan PAI Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag NIP. 196703282000031001 Penguji 1 Muhammad Zuhdi, Ph.D NIP.197207041997031002 Penguji 2 Yudhi Munadi, MA NIP. 197012031998031003 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 195710051987031003
5
PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Rukmiati NIM. 206011000079
Di bawah bimbingan
Dra. Manerah NIP.196803231994032002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010M
6
Kupersembahkan skripsi ini untuk bapak, Ema & kakakku tercinta Arsani, Onah & Ondriyani semoga do’amu selalu menyertaiku
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan maha kuasa yang telah memberikan cucuran rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan menjadi lebih baik tanpa adanya motivasi dan bimbingan dari para dosen, keluarga tercinta, dan teman-teman seperjuangan. Semoga Allah membalas jasa orang-orang yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimaksih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta 2. Bahrissalim, M.Ag, dan Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta 3. Dra.
Manerah,
Dosen
Pembimbing
skripsi
yang
telah
banyak
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan untuk memberikan bimbingan, arahan, ataupun petunjuk dalam penulisan skripsi ini 4. Ir. Zulhiswan, Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum MAN Insan Cendekia Serpong 5. Semua staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta. 6. Away Baidhowy. Lc.MA, Guru bidang studi akidah akhlak MAN Insan Cendekia Serpong
8
7. Bapak dan Ema tercinta Arsani dan Onah, terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya, yang selalu memberikan motivasi, berdo’a dan memberikan bantuan berupa moril maupun materil kepada ananda sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Kakak-kakakku, ka Ondriyani, ka Fakih, dan sepupu-sepuku tercinta, Armah, Enong, Subhan, Mulyadi, devi, kiki, Diana, Pendi, Rena, Nisa, Siti, Tiara, Firman dan Ilham, yang selalu memberikan motivasi dan memberikan bantuan berupa moril maupun materil. Terima kasih adinda ucapkan 9. Teman-temanku Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) spesial tuk Pradita Putri, Lia Masliah, Teh Leni, Wulan dan Lia yang telah membantu mengedit skripsi ini, dan semuanya teman-teman PAI Ekstensi angkatan 2006 khususnya kelas B yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi para pembaca yang berminat tentang pendidikan, kritik dan saran penulis harapkan agar skripsi menjadi lebih baik lagi.
Jazakumullahu Khairal jaza
Jakarta, 22 April 2010
Penulis
9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .......................................................................................... v BAB I: PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B.
Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 4
C.
Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D.
Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II: KAJIAN PUSTAKA A.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian KTSP .............................................................................. 6 2. Karakteristik KTSP .......................................................................... 8 3. Prinsip Pengembangan KTSP .......................................................... 10 4. Komponen- komponen KTSP .......................................................... 13 5. Implementasi KTSP ......................................................................... 15
B.
Prestasi Belajar 1. Pengertian prestasi belajar ............................................................... 21 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Hasil Belajar ................. 23 3. Cara mengetahui prestasi belajar siswa ........................................... 25 4. Indikator prestasi belajar .................................................................. 26 5. Usaha-usaha peningkatan prestasi belajar........................................ 27
C.
Kerangka Berfikir ............................................................................. 28
D.
Hipotesis ........................................................................................... 29
10
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 30
B.
Variabel Penelitian ............................................................................ 30
C.
Metode Penelitian ............................................................................. 30
D.
Populasi dan Sampel ......................................................................... 31
E.
Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32
F.
Teknik Pengolahan Data ................................................................... 33
G.
Teknik Analisis dan Interpretasi Data ............................................... 34
BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MAN Insan Cendekia Serpong 1. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong ................................. 37 2.Visi dan Misi MAN Insan Cendekia Serpong ..................................... 38 3. Keadaan Siswa, Guru, Karyawan, dan Sarana/Prasarana Yang di miliki ...................................................................................... 38 4. Kurikulum dan Proses Belajar mengajar ............................................ 40 B. Deskripsi Data .................................................................................... 41 C. Analisis Data ....................................................................................... 53 D. Interpretasi Data ............................................................................... 56 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 58 B. Saran .................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL 1. Populasi dan Sampel ........................................................................... 31 2. Data siswa MAN Insan Cedekia Serpong ........................................... 39 3. Data Guru MAN Insan Cedekia Serpong ........................................... 39 4. Data karyawan MAN Insan Cendekia Serpong .................................. 39 5. Perhatian terhadap cara guru mengajar ............................................... 42 6. Kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru ............................................................... 42 7. Respon siswa terhadap cara guru menyamapikan materi pelajaran .... 43 8. Dorongan untuk meningkatkan semangat belajar ............................... 43 9. Semangat siswa dalam belajar ............................................................ 44 10. Pengulangan materi yang lalu ........................................................... 44 11. Suasana belajar di sekolah ................................................................ 45 12. Variasi metode guru dalam mengajar ............................................... 45 13. Penggunaan media / alat pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran ................................................................................. 46 14. Ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas ........................................ 46 15. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran .................................... 46 16. Mendampingi siswa pada saat mengerjakan tugas ........................... 47 17. Pemberian masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir.......................................................................... 47 18. Pemberian contoh-contoh pada setiap materi pelajaran ................... 48
12
19. Penilaian setiap materi pelajaran sesuai dengan pencapaian KD/ Indikator ................................................................................... 48 20. Mengadakan ulangan susulan ........................................................... 49 21. Penilaian portofolia ........................................................................... 49 22. Penilaian kepada siswa selama proses belajar mengajar di kelas .... 50 23. Pemberian tugas pada setiap materi pelajaran ................................... 50 24. Memberitahukan setiap kesalahan siswa .......................................... 51 25. Nilai hasil angket dan nilai raport siswa ........................................... 52 26. Klasifikasi skor hasil angket ............................................................. 53 27. Klasifikasi skor hasil raport .............................................................. 53 28. Perhitungan angka indeks korelasi ...................................................
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
serta
banyak
sekali
hal-hal
atau
faktor-
faktor
yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu, datang dari berbagai macam aspek baik itu dari segi internal maupun eksternal. Pada siswa sendiri faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor psikis yang terdiri atas: intelektual misalnya yang mencakup intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar, minat, motivasi, kreatifitas, dan sikap non intelektual yaitu keadaan kultural atau ekonomi. Sedangkan faktor-faktor yang di luar siswa terdiri dari faktor-faktor pengaturan proses belajar di sekolah seperti: kurikulum, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa, interaksi guru dan siswa. Sementara yang termasuk situasional adalah seperti keadaan politik ekonomi, keadaan waktu dan tempat serta musim atau cuaca. Dari beberapa faktor tersebut di atas, maka penulis berasumsi bahwa kurukulum merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena kurikulum merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas murid dalam suatu lembaga pendidikan. Dan kurikulum berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum sebagai program pendidikan keberhasilannya tidak terlepas dari pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Kurikulum senantiasa bersifat dinamis karena menyesuaikan dengan keadaan, sehingga kurikulum diadakan
14
perbaikan namun demikian kadang-kadang tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan meskipun upaya perbaikannya itu bersifat optimal. Dalam undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UU SPN), disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, maka keberadaan kurikulum sangat penting artinya bagi keberlangsungan proses pendidikan dan proses pencapaian berbagi kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik. 1 Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dan terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan pada tahun 2006. 2 KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan agar dapat dimodifikasi dengan keinginan masyarakat setempat, serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyrakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat. 3 Dalam pelaksanaannya KTSP dibuat oleh guru disetiap satuan pendidikan untuk menggerakkan kegiatan utama pendidikan yaitu pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum ini dapat lebih disesuaikan dengan kondisi disetiap daerah bersanagkutan, serta memungkinkan untuk memperbesar porsi muatan lokal. 1
Zurinal Z & Wahdi Sayuti,Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. Ke-1, h.85-86 2 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 107 3 Joko Susilo Muhammad, KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), h. 12-13
15
KTSP memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, managerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktifitas, kreatifitas dan profesianalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam pengembangan kurikulum mendorong sekolah untuk lebih terbuka, demokrasi dan bertanggung jawab. Dengan demikian, dibutuhkan guru-guru yang profesional untuk dapat menerapkan KTSP dengan baik dalam pembelajaran. KTSP menuntut guru untuk berkreasi dalam menterjemahkan standar isi ( standar kompetensi dan kompetensi dasar) ke dalam silaus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran, ekstrakulikuler, pada masing-masing satuan pendidikan. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong adalah termasuk salah satu lembaga pendidikan Islam yang sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak KTSP itu diberlakukan pada awal semester I tahun ajaran 2006/2007 pada semua tingkatan. MAN ini termasuk sekolah maju yang memiliki sarana prasarana lengkap, kualitas guru yang tinggi dan memiliki media-media canggih sehingga menunjang dan memudahkan dalam melaksanakan KTSP. Dengan adanya KTSP yang dilaksanakan oleh guru dan siswa MAN Insan Cendekia secara optimal, maka akan memungkinkan keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik Bermula dari latar belakang masalah di atas, maka dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dan menuangkannya dalam karya tulis berbentuk
skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
IMPLEMENTASI
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG”
16
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut: a. Bagaimana implementasi KTSP di MAN Insan Cendekia Serpong b. Bagaimana prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong c. Bagaimana pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong d. Bagaimana minat belajar siswa di MAN Insan Cenekia Serpong e. Bagaimana kreatifitas siswa di MAN Insan Cendekia Serpong f. Bagaimana motivasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong g. Bagaimana fasilitas belajar yang dimiliki MAN Insan Cendekia Serpong h. Bagaimana Interaksi guru dan siswa di MAN Insan Cendekia Serpong
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis akan membatasi masalah pada a. Penerapan KTSP di MAN Insan Cendekia Serpong, yang dimaksud adalah mengenai teori KTSP serta penerapannya dalam proses pembelajaran di dalam kelas oleh guru bidang studi akidah akhlak b. Prestasi belajar siswa kelas
XI MAN Insan Cendekia Serpong, yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak semester I yang diambil dari nilai raport Berdasarkan pembatasan di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: a. Bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong? b. Bagaimana prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong? c. Bagaimana pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong?
17
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pelaksanaan KTSP di MAN Insan Cendekia Serpong 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong 3. Untuk mengetahui pengaruh KTSP terhadap prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong
D. Manfaat Penelitian 1. Melalui penelitian ini diharapkan akan mendapatkan informasi mengenai implementasi KTSP sehingga dapat terlihat pengaruhnya pada prestasi belajar siswa 2. Bagi lembaga terkait, diharapkan akan dapat menjadi bahan acuan dalam penyusunan KTSP sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan peserta didik 3. Bagi penulis, diharapkan akan menambah wawasan dan mendapatkan informasi baru mengenai pengetahuan tentang implementasi KTSP di suatu sekolah. Dengan demikian, dapat memberikan masukan baru bagi dunia pendidikan dan dapat dijadikan bekal untuk proses kedepan. 4. Bagi para pembaca, agar dapat mengetahui hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang KTSP dan dapat dipergunakan dengan sebaikbaiknya.
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian KTSP Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 4 Jika dianalisis konsep di atas, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan makna kurikulum operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersifat operasional, maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional. Artinya, walaupun daerah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum akan tetapi kewenangan itu hanya sebatas pada pengembangan operasionalnya saja, sedangkan yang menjadi rujukan pengembangannya itu sendiri ditentukan oleh pemerintah, misalnya jenis mata pelajaran beserta jumlah jam pelajarannya, isi dari setiap mata pelajaran itu sendiri, serta kompetensi yang harus dicapai oleh setiap mata pelajaran. Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang 4
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) , cet ke-3, h. 19-20
6
19
KTSP, dituntut dan harus memperhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi Undang-Undang No 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Walaupun standar isi ditentukan oleh pemerintah, akan tetapi dalam operasional pembelajarannya yang direncanakan dan dilakukan oleh guru dan pengembang kurikulum tidak terlepas dari keadaan dan kondisi daerah. Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran, dalam menenutukan evalusai yang dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai. 5 Dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa KTSP berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, misalnya kurikulum 1994, kurikulum ini dikembangkan secara terpusat atau sentralistik, satu kurikulum berlaku untuk seluruh tanah air tanpa memperhitungkan kebutuhan dan potensi daerah. Lain halnya dengan KTSP, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan, yaitu sekolah. Tiap sekolah menyusun kurikulum sendiri dengan memperhatikan kepentingan daerah. Pengelolaan pengembangan kurikulum ini bersifat desentralistik. Namun demikian, pengembangan KTSP tetap harus berpedoman pada ketetapanketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional, seperti standar kompetensi lulusan, standar kompetensi, kompetensi dasar, kerangka dasar dan struktur kurikulum yang disusun secara terpusat oleh BSNP. Penjabarannya dalam bentuk silabus, program pembelajaran tahunan/semester, satuan pelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), rencana penilaian dan perangkat kurikulum lainnya dikembangkan oleh sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa KTSP tidak murni desentralisasi, tetapi masih ada unsur sentralisasinya, sehingga dapat disebut sebagai pengembangan kurikulum sentral-desentral. 5
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 128-129
20
2.
Karakteristik KTSP Sebelum membahas karakteristik KTSP akan diuraikan terlebih dahulu
mengenai teori-teori belajar yang mendasari KTSP. Dalam literatur yang diperoleh, sedikitnya ada dua teori belajar yang mendasari lahirnya KTSP yaitu teori belajar humanistik dan konstruktivis. Teori belajar humanistik menitik beratkan pada nilai-nilai manusia dan nilai-nilai kultural pada pendidikan, kepribadian manusia yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kultural adalah di atas segalanya. Pendidikan harus normatif. 6 Selain teori belajar humanistik, KTSP juga dikemas dalam teori konstruktivasi. Belajar menurut teori ini bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. 7 Teori konstruktivis menuntut siswa berperan akitf dalam pembelajaran. Karena penekanannya pada siswa yang akif, maka strategi konstrukitivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered instruction). Di dalam kelas yang pengajarannya terpusat pada siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau mengandalikan seluruh kegiatan kelas. 8 Tujuan
pembelajaran
konstuktivis
menekankan
pada
penciptaan
pemahaman, yang menuntut aktivitas yang kreatif dan produkitif dalam konteks nyata. Berdasarkan hal ini, maka teori konstruktivis menjadi filosofis adanya strategi belajar CTL (Contextual Teaching and leraning). Dengan CTL diharapkan siswa belajar melalui pengalaman bukan menghafal. Dengan demikian siswa mampu mempraktikan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh dalam konteks kehidupan. Dari penjelasan tentang teori humanistik dan konstrukitivis di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri dari kedua teori tersebut memiliki kesamaan yaitu: pertama, 6
Oemar, Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2008) cet. Ke-3, h.57 7 Wina Sanjaya, Kurikulum …., h. 246 8 Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam Kbk, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), h. 10
21
kedua cara belajar tersebut terpusat pada siswa (student centered). Kedua, guru bukan hanya pemberi informasi saja, namun juga sebagai fasilitator, motivator dan mediator. Ketiga, pendidikan dalam teori ini bertujuan untuk membentuk kepribadian anak didik secara utuh dan seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada teori humanistik dan konstuktivis inilah KTSP dikemas dalam kedua teori belajar ini. Dengan demikian dapat dilihat dari karakterisik KTSP: a. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri b. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sember belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. e. Penilaian menekankan pada potensi dan hasil belajar dalam upanya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi 9 Dari karakteristik KTSP yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa KTSP bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik secara seimbang baik segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam KTSP, sumber belajar bukan hanya guru. Fungsi guru bukan sekedar memberikan informasi, namun juga sebagai fasilitator, mediator, motivator dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang digunakan harus bervariasi yang dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, siswa menjadi pusat utama dalam pembelajaran (student centered). Selain itu, E. Mulyasa juga mengungkapkan karakteristik KTSP, yakni: 1) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
9
Kunandar, Guru…, h. 138
22
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. 2) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran 3) Kepemimpinan yang demokratis dan propesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidikan profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka berkerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik. 4) Tim-Kerja yang kompak dan transparan. Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. 10
3.
Prinsip Pengembangan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. 10
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat .…, h. 29-31
23
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. 11 b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekomoni dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam katerkaitan dan keseimbangan yang bermakna dan tepat antar substansi. 12 c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (Stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, kemampuan berpikir, (thinking
11 12
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat ….h. 152 Kunandar, Guru…, h. 140
24
skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan keterampilan vokasional. 13 e. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antara semua jenjang pendidikan.14 f. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pebudayaan dan pemperdayaan
peserta
didik
yang
berlangsung
sepanjang
hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal, dan nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 15 g. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal, untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal, harus saling mengisi dan memperdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya dalam pelaksanaan pengembangan KTSP juga harus memperhatikan prinsip pelaksanna KTSP, diantaranya sebagai berikut: 1. Peningkatkan iman dan takwa serta akhlak mulia 2. Pengembangan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pengembangan daerah dan nasional 5. Tuntutan dunia kerja 13
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat …, h. 152 Kunandar, Guru …., h. 141 15 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat …, h. 153 14
25
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 7. Agama 8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan dan nilai-nila kebangsaan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11. Karakteristik satuan pendidikan 16
4. Komponen-komponen KTSP KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya penyusunan KTSP mencakup komponen sebagai berikut: 1. Visi dan misi satuan pendidikan Kepala sekolah harus terlebih dahulu memahami visi itu sendiri. Dalam mengembangkan visinya, kepala skolah harus mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal sekolah. Kekuatankekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok, pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang berlangsung di luar sekolah, kedua, kekuatan yang berhubungan dengan klien pendidikan, yaitu latar belakang sosial, aspirasi keuangan, sumber-sumber masyarakat dan karakteristik lingkungan 17 2. Tujuan pendidikan satuan pendidikan Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus menyusun program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai, untuk program jangka pendek maupun program jangka panjang (strategis). 18
16
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-2, h. 18-20 17 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat …, h. 176-177 18 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat …, h. 178
26
3. Menyusun kalender pendidikan Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
dengan
memperhatikan
kalender
pendidikan
sebagai
tercantum dalam satandar isi. 19 Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembangan kurikulum harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik dan menyesuaikannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada satauan pendidikan tertentu. Penyususnan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efesien dan hak-hak peserta didik. 4. Struktur muatan KTSP Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan
kelulusan,
pedidikan
kecakapan
hidup,
pendidikan
berbasis
keunggulan lokal dan global. 20 5. Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada satuan dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. 21 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
adalah
rencana
yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan standar isi dan dijabarkan dalam silabus 22 19
Mansur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta:PT BUmi Aksara, 2007), h. 15 20 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…, h. 180 21 Kunandar, Guru …., h. 151 22 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h. 183
27
Dalam
pengembangkan
KTSP
harus
memperhatikan
komponen-
komponen yang telah dijelaskan di atas. Sebelumnya telah dibahas mengenai komponen kurikulum yang terdiri dari visi misi, tujuan, kalender pendidikan, struktur muatan KTSP, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pendidikan. Komponen kurikulum ini menjadi acuan pembelajaran secara umum. Adapun komponen KTSP merupakan pengembangan komponen yang termasuk dalam standar isi. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus mata pelajaran. 23 Standar isi mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum, bahan belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan akademik. Melihat dari cakupan ini dapat dikatakan bahwa komponen-komponen KTSP merupakan pengembangan dari standar isi yang telah ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak mulia serta peradaban bangsa yang bermartabat.
5. Implementasi KTSP Implementasi kurikulum adalah “oprasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Secara garis besar, implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu: pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. 24 1) Pengembangan Program Pengembangan kurikulum mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan 23
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), cet. Ke-2, h. 24 24 Kunandar, Guru …., h. 234-235
28
harian, program pengayaan dan remedial, serta program bimbingan dan konseling. 25 a) Program tahunan, merupakan program umum setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran. Adapun sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan ini antara lain daftar kompetensi standar, skope, dan sekuensi setiap kompetensi. b) Program semester, berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan keterangan-keterangan. c) Program modul (pokok bahasan), merupakan penjabaran dari program semester. Umumnya dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan. Modul ini berisikan lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban dan kunci jawaban. d) Program mingguan dan harian, merupakan penjabaran dari program semester dan modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang bagi peserta didik. e) Program pengayaan dan remedial. Berdasarkan teori belajar tuntas, seseorng peserta didik dipandang tuntas jika ia mampu menyelesaikan dan menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Jika terdapat peserta didik yang mencapai tujuan kurang dari 65% ataupun mengalami kesulitan belajar, maka sekolah perlu memberikan kegiatan remedial. Adapun bagi siswa yang mencapai tujuan lebih dari 65% diberikanlah program pengayaan.
25
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h, 249-254
29
f) Program bimbingan dan konseling, sekolah berkewajiban memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar dan karir. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa. Sistem penyampaian dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai. Prinsip utama dalam proses pembelajaran adalah adanya keterlibatan seluruh pihak atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan kebermaknaan bagi diri dan kehidupannya saat ini dan dimasa yang akan datang (life skill) Pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu: 26 a). Tahap pra instruksional beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa pada tahap ini, yakni: 1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan guru mengajar. 2) Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pembelajaran sebelumnya. Dengan hal ini guru dapat mengkaji atau mengecek kembali ingatan siswa terhadap bahan yang telah diberikan. 3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman materi yang telah diberikan.
26
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Ciputat: PT Ciputat Press,2007), h. 3-9
30
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. 5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari itu, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa. Tujuan tahap ini pada akhirnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pembelajaran hari itu. b) Tahap Insruksional Terdapat beberapa kegiatan dalam tahap ini, antara lain: 1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai 2) Menulis pokok materi yang akan dibahas hari itu 3) Membahas pokok materi yang akan dibahas hari itu 4) Memberi contoh-contoh, pertanyaan dan tugas kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas 5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi 6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan dapat juga dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa. c) Tahap Evaluasi dan Tidak Lanjut Tahap akhir dari pembelajaran yaitu tahap evaluasi atau penilaian dan tidak lanjut. Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahap inti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: 1) Mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahap inti, baik lisan maupun tulisan. Apabila kira-kira
31
70 persen dari jumlah siswa di kelas tersebut dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, maka proses pengajaran dikatakan berhasil apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70 persen, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai siswa 2) Untuk memperkaya pengetahuan siswa, materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada hubungan dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas 3) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan materi atau pemberitahuan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya Ketiga tahapan yang telah dibahas di atas merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu tidak terpisahkan satu sama lain. Kegiatan pembelajaran ini hendaknya dititikberatkan kepada siswa. Untuk itu maka haruslah dipilih pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar siswa aktif, misalnya CTL, life skill, portofolio, dan lain sebagainya 3) Evaluasi Pembelajaran Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. 27 Evaluasi belajar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi , benchmarking, penilaian program dan tindak lanjut, yaitu: 28 a) Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberi nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahap kemajuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dapat dilakukan dalam situasi formal
27 28
Kunandar, Guru …., h. 337 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h,258-261
32
maupun informal, di dalam kelas maupun di luar kelas, terintegrasi dengan kegiatan belajar atau bisa pula dilakukan pada waktu tertentu. 29 b) Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran. Tes kemampuan dasar ini dilakukan pada setiap tahun. 30 c) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Dan untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar.31 d) Benchmarking Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai ideal untuk masingmasing indikator lebih dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60%, atau 70%. Penetapan ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan sarana dan prasarana Agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, hendaklah guru meningkatkan kualitas pengetahuan serta memahami mengenai KTSP sehingga dapat mengimplementasikan KTSP dengan melakukan kegiatan yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian guru dapat menerapkan KTSP dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran
29
Mimin Haryati, Model Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. Ke-1, h. 16 30 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h, 260 31 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h, 260
33
B. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian prestasi belajar Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. 32 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). 33 Menurut Akyas Azhari, belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. 34 Senada dengan itu, Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. 35 Belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan menurut Hilgrat dan Edward dalam buku Theoritis of Learning yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan/keadaankeadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya. 36 Belajar sebagai suatu kegiatan dapat didefinisikan ciri-ciri kegiatannya. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
32
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: CV Bandung, 1988), h. 2-3 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, cet, ke-2, h. 895 34 Akyas Azhari,Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: PT Terajau, 2004), cet, ke1, h. 122 35 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar dan Kompetensi Guru,( Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 20 36 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), cet ke-21, h. 84 33
34
a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial. b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja) 37 Sedangkan menurut E. P. Hutabarat mengaitkan belajar dengan dikuasainya suatu kemampuan oleh seseorang. Menurutnya belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai kemampuan, kebiasaan, keterampilan, dan sikap lewat proses hubungan timbal balik yang berlangsung dengan lingkungan. 38 Manusia lahir ke bumi dalam keadaan tidak mengerti apapun, kemudian lewat suatu proses ia mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahuinya. Proses mengetahui apa yang tidak ia ketahui sebelumnya itulah yang disebut dengan belajar sehingga belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku dan pengalaman edukatif sehingga terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. 39 Berdasarkan
pengertian
atau
definisi-definisi
di
atas,
penulis
menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan atau pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.
56
37
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996) cet ke-2, h.
38
Hutabarat, Cara Belajar, ( Jakarta: Gunung Mulia 1986), h.11 Rustiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara,1986), cet. Ke-
39
2, h. 41
35
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar. 40 Dari pengertian tentang prestasi belajar yang telah diuraikan diatas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar Berhasil tidaknya kegiatan belajar atau tinggi rendahnya prestasi belajar siswa sangat tergantung kepada faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses kegiatan belajar tersebut. Faktor dan kondisi itu banyak sekali baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri siswa. faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri dan faktor yang ada di luar individu yang di sebut faktor sosial. 41 Selanjutnya, M. Alisuf Sabri lebih rinci mengemukakan bahwa faktorfakor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal), berupa: a. Faktor fisiologis siswa, terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. b. Faktor psikologis, yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi ingatan, berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa. 40 41
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar…, h. 23 M. Ngalim Purwanto, Psikologi…, h. 102
36
2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa(faktor eksternal) terdiri dari: a. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1) Faktor lingkungan non sosial alami, seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah dan sebagainya. 2) Faktor lingkungan sosial, baik berwujud manusia dan repesentasinya termasuk budayanya b. Faktor-faktor instrumental, terdiri dari gedung / sarana fisik kelas, sarana/ alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan. 42 Menurt Rostiyah, dalam bukunya masalah-masalah ilmu keguruan, ia membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang anak dengan melihat keadaan keluarga siswa. Faktor tersebut antara lain: 1. Cara orang tua mendidiknya 2. Suasana keluarga 3. Pengertian orang tua 4. Latarbelakang kebudayaan 43 Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatankegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa Sendiri (Faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi, sehingga secara tidak langsung maupun langsung faktorfaktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan karena faktorfaktor ini terjadilah perbedaan individu atau siswa dalam prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini dalam dunia pendidikan formal biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai raport. 42 43
M. Alisuf Sabri, Psikologi…,h. 56-60 Rustiyah N.K, Masalah-Masalah…, h. 41
3.
37
Cara mengetahui prestasi belajar siswa Aktifitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena
dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dalam Muhibbin Syah bahwa “evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. 44 Jadi evaluasi sangatlah penting dan diperlukan untuk menentukan prestasi belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, atau baik-buruk prestasi belajarnya. Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Pre-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan”. 45 b. Pos-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui taraf siswa terhadap materi yang telah disajikan”. 46 c. Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran, tujuannya untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 47 d. Evaluasi Sumatif yaitu “evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, tujuannya adalah untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai oleh
44
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), Cet ke-7, h. 141 45 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h. 143 46
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h.145
47
Zuhairini , Metodik khusus pendidikan agama islam,(Jakarta: kalam mulia, 2002), h.34
38
siswa,
yakni
penguasaan
pengetahuan
keberhasilan proses belajar mengajar.
sekaligus
menggambarkan
48
e. Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat”. 49 Tujuannya adalah untuk membantu pemecahan kesulitan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran”. 50
4.
Indikator prestasi belajar Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah
psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotor). Indikator prestasi belajar siswa menurut muhibbin Syah adalah sebagai berikut: 51 a. Ranah
cipta
(kognitif)
membandingkan,
diantaranya
menghubungkan,
siswa
dapat
menyebutkan,
menunjukan, menjelaskan,
mendefinisikan dan memberikan contoh. b. Ranah Rasa (afektif) diantaranya dapat menunjukan sikap menerima, menolak, mengakui dan menyakiti, dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari. c. Ranah Karsa (psikomotor) diantaranya siswa dapat mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, mengucapkan, membuat mimik dan gerakan jasmani.
48
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet ke-2, h. 170 49 Suharsini Arikunto, prosedur penelitiansuatu pendekatan praktek, (jakarta: Reneka cipta,1998),cet.ke-11.h.145 50 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), cet ke-1, h. 192 51 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h.150-152
39
5.
Usaha-usaha peningkatan prestasi belajar Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa antara
lain: a. Membangkitkan motivasi belajar siswa Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran. Menurut M. Alisyuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah”. 52 Motivasi sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan motivasi belajar ini pula kualitas hasil siswa dapat diwujudkan. Menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan motivasi yaitu: 1) Mengadakan
kompetisi
(persaingan)
terhadap
para
siswa
guna
meningkatkan prestasi belajarnya. 2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat) 3) Mengadakan penilaian atau tes”. 53 b. Meningkatkan disiplin belajar siswa Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan pengendalian diri. Apabila seorang siswa dapat mengendalikan dirinya dan perilakunya seharihari baik dirumah, sekolah maupun lingkungan sekitarnya maka ia telah mendisiplinkan diri ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang berasal dari dirinya maupun atas dorongan orang lain, maka segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi maksimal. Siswa yang berdisiplin di sekolah dengan selalu masuk tepat pada waktunya, tidak pernah membolos, selalu memperhatikan keterangan guru di kelas, rajin mengerjakan tugas yang selalu diberikan guru, maka pada akhirnya ia akan mendapatkan prestasi yang baik dalam belajarnya.
52
M. Alisyuf Sabri, Psikologi…, h.85. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-17,h. 29-30 53
40
C. Kerangka Berfikir Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh sebab itu kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat, kurikulum bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi. Sebagaimana telah dikemukakan dalam pengertian sebelumnya bahwa KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Maka dalam hal ini KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan
otonomi
kepada
sekolah
dan
satuan
pendidikan
untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan
pemahaman
masyarakat
terhadap
pendidikan.
Khususnya
kurikulum. Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa jika KTSP secara optimal bisa diterapkan maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini didasari karena adanya faktor-faktor pendukung itu antara lain: adanya sarana pengajaran, kemampuan guru dalam mengajar, adanya kesiapan dari siswa untuk mengikuti dan menerima pelajaran, tersedianya waktu belajar. Tetapi apabila faktor pendukung tersebut kurang terpenuhi maka kemungkinan besar akan menghambat pelaksanaan KTSP yang secara langsung akan berakibat terhadap keberhasilan proses mengajar itu sendiri
41
D. Hipotesis Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) dan variable Y (Prestasi belajar siswa) maka dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho
:Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa.
Ha
:Terdapat hubungan positif yang signifikan antara implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat di MAN Insan Cendekia Serpong, Tangerang Banten, karena MAN Insan Cindikia merupakan salah satu madrasah yang sudah menggunakan KTSP dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terhitung dari bulan januari sampai dengan bulan februari tahun 2010
B. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Adapun dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: 1. Variabel bebas (independent variabel) yakni: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2. Variabel terikat (dependent Variabel) yakni: prestasi belajar siswa C. Metode Penelitian Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang akan mengungkap dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode korelasioanal melalui penelitian lapangan.
30
43
Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, dan prosedur, fenomena, dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Insan Cendikia Serepong yang berjumlah 115 2. Sampel Sampel
adalah
bagian
dari
populasi
yang
representatif.
Untuk
mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik penarikan sampel secara acak atau bisa dikenal dengan istilah random sampling yaitu dengan mengambil 26% dari jumlah populasi yang ada. Jadi sampelnya sebanyak 30 siswa. Ciri dari penarikan sampel secara acak ini bahwa anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk masuk ke dalam sampel. Adapun lebih jelasnya lihat tabel terlampir: Tabel I Populasi dan Sampel No
Kelas
Populasi
Sampel
1
XI IPA-1
21
5
2
XI IPA-2
21
5
3
XI IPA-3
23
5
4
XI IPA-4
21
5
5
XI IPS-1
14
5
6
XI IPS-2
15
5
115
30
Jumlah
Sumber: Jumlah sampel diperoleh melelui Teknik random sampling dengan mengambil 26% dari jumlah populasi yang ada
44
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini diperlukan beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah: 1. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.54 Observasi merupakan teknik yang pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung, mengamati, dan mencatat. Observasi ini dilakukan dengan cara datang langsung keobjek penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan KTSP yang digunakan oleh guru di dalam kelas.. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sesuai berdasarkan dari pada laporan verbal dimana pada wawancara ini terdapat dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. 55 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah MAN Insan Cendekia Serpong untuk mendapatkan data tentang peranan kepala sekolah sebagai supervaisor terhadap kinerja guru dalam mengimplementasikan KTSP 3. Angket Angket yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari jumlah responden. 56 Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis mengenai suatu hal yang berkaitan dengan indikator. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berupa bentuk pertanyaan dimana responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai respon siswa terhadap pelaksanaan KTSP yang 54
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Andi Offest,1992), Jilid 2, h. 151 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian…., h. 145 56 Sutrisno Hadi, Metodologi…, h. 177 55
45
digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak dalam proses belajar mengajar. 4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pencatatan data yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti kemudian data tersebut didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan data ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas XI MAN Insan Cendikia Serpong Secara langsung dari buku raport.
F. Teknik Pengolahan Data Setelah semua data seslesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Editing yaitu tahap penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan yang terkandung di dalam angket kemudian diolah dan terlebih dahulu di edit agar dapat meningkatkan mutu data yang akan diolah dan dianalisis. 2) Skoring yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, ditetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut: -
Untuk jawaban dengan simbol A = 4
-
Untuk jawaban dengan simbol B = 3
-
Untuk jawaban dengan simbol C = 2
-
Untuk jawaban dengan simbol D = 1
3) Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel yang telah disediakan.
46
G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data 1. Analisis Data a. Analisis deskripsi Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan analisis kuntitatif secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan persentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut: P =
x 100%
P : Presentasi untuk setiap kategori jawaban F : Frekuensi jawaban responden N : Number of cases b. Analisis Korelasional Analisis korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi atau pengaruh antara variabel X (Implementasi KTSP) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa), dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
rxy=
rxy
: Angka indeks korelasi ‘r’ product moment
N
: Number of cases
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y ∑X
: Jumlah seluruh sekor X
∑Y
: Jumlah seluruh sekor Y
47
2. Interpretasi Data Setelah diperoleh angka Indeks korelasi ‘r’ product moment maka dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokan hasil penelitian dengan angka Indeks korelasi ‘r’ product moment seperti di bawah ini: 00,0 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi ‘r’ product moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur selanjutnya secara berurut- urut adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan (membuat) Hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa nihil atau Hipotesa nol (Ho) 2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan dengan jalan membandingkan besarnya ‘r’ yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau ‘r’ observasi (ro) dengan besarnya ‘r’ yang tercantum dalam tabel nilai ‘r’ product moment (rt) atau degrees of feedomnya (df) yang rumusannya adalah sebagai berikut: Df = N – nr df : degrees of feedom N
: Number of cases
nr
: banyaknya variabel yang kita korelasikan. 57
57
194
Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000) h.
48
Setelah hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien korelasi ‘r’ product moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikasnsi 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak. Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi ‘r’ product moment, maka prosedurnya adalah sebagai berikut: KD = r² x 100% KD
: kontribusi/ pengaruh variabel X terhadap variabel Y
r²
: koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
49
BAB VI LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada tahun 1996 BPPT mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong dan di Gorontalo melalui program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren. Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu dan siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran kedua (1997/1998) SMU Insan Cendekia memberi kesempatan pula kepada siswa-siswi SLTP umum dan MTs baik negeri maupun swasta. Sejak tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia baik yang berada di Serpong maupun di Gorontalo dilimpahkan pengelolaannya oleh BPPT kepada Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri khas penguasaan IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan pembinaannya Departemen Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama. Selanjutnya nama SMU Insan Cendekia ditransformasikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia dengan tanpa mengurangi dan mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan yang telah berjalan selama ini Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong adalah lembaga pendidikan Islam yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses belajar mengajar pada semua tingkatan 37
50
2. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan MAN Insan Cendekia Serpong memiliki visi adalah mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengatualisasikannya dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan misi MAN Insan Cendekia Serpong adalah: a. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetauan dan teknologi, mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inovatif, proaktif, dan mempunyai landasan iman dan takwa yang kuat b. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
professional
tenaga
kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan c. Menjadikan MAN Insan Cendekia Serpong sebagai madrasah model dalam pengembangan pengajaran IPTEK dan IMTAK bagi lembaga pendidikan lainnya.
3. Keadaan Siswa, Guru, Karyawan dan fasilitas yang di miliki Proses penerimaan siswa baru MAN Insan Cendikia Serpong dilakukan dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut: calon siswa adalah lulusan SLTP/MTs Negeri/Swasta, nilai raport siswa kelas VIII dan IX minimal 7 untuk bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA, mengikuti Tes Potensi akademik (Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Agama) serta Tes Potensi Intelektual, dan mengikuti tes kesehatan dan wawancara. Adapun jumlah siswa dan siswi MAN Insan Cendekia Serpong tahun ajaran 2009/2010 adalah tertera pada tabel berikut:
51
Tabel 2 Jumlah Siswa MAN Insan Cendekia Serpong Tahun Pelajaran 2009/2010 NO 1
KELAS
PUTRA
PUTRI
JUMLAH
X
58
61
119
XI IPA
45
41
86
XI IPS
13
16
29
XII IPA
38
23
61
XII IPS
15
20
38
172
161
333
2 3 4 5
JUMLAH
Di lembaga pendidikan ini, untuk mencapai kualitas proses pembelajaran disediakan guru yang dengan latar belakang pendidikan minimal S 1. Jumlah guru di MAN Insan Cendekia Serpong sebanyak 43 guru bidang studi dan seorang guru bimbingan konseling. Adapun lebih jelasnya lihat tabel terlampir: Di samping tenaga pengajar, sekolah ini juga memiliki 19 orang tenaga administrasi, 6 orang pembina asrama, 11 orang pelatih ekstrakurikuler, 4 orang teknisi, 4 orang laboran, 4 orang pustakawan, 4 orang dokter, 3 orang perawat, 1 orang psikologi, 11 orang petugas kersihan, 4 orang tenaga pertamanan dan 12 orang tenaga keamanan. Kemudian untuk menunjang dan mendukung proses belajar mengajar MAN Insan Cendekia memiliki fasilitas yang terdiri dari 16 gedung permanen diatas tanah seluas 5,5 hektar yang terdiri dari: a. Ruang kelas terdiri dari 16 kelas ber AC (kapasitas masing-masing 24) b. Laboratorium Fisika, Kimia, Biolagi, Komputer, dan Bahasa c. Hotspot d. Perpustakaan
52
e. Lapangan Olah raga untuk: sepak bola, basket, bola voli, badminton, tenis meja dan fitness center f. Gedung administrasi dua lantai g. Gedung serba guna dengan kapasitas 600 orang h. Masjid dua lantai dengan kapasitas 700 jamaah i. Asrama siswa j. Asrama guru k. Gedung pendidikan dan pelatihan guru l. Poliklinik m. Kantin n. The plaza o. Saung iman
4. Kurikulum dan Proses Mengajar Mulai tahun pelajaran 2006/2007 MAN Insan Cendekia Serpong sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua kelas, kurikulum depag dan kurikulum khusus MAN Insan cendekia Serpong yang secara inovatif direkayasa sesuai dengan visi, misi dan target institusi. Adapun kurikulum tersebut dikemas dalam bentuk: a. Sturuktur program yang menitikberatkan pada penguasaan basic Knowledge of science and technologi, pendidikan agama serta penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab b. Kurikulum yang di perkaya dengan pendidikan yang mengarah pada keterampilan hidup (life skill) c. Menggunakan
pendekatan
intelektual,
kegiatan,
keteladanan,
dan
laboratorium. Adapun waktu belajar efektif disekolah selama delapan jam terhitung dari pukul 07.00 sampai dengan 15.30 WIB sudah termasuk jam istirahat, dan makan siang. Sedangkan jam belajar mandiri dari pukul 20.00 sampai dengan 22.00 WIB.
53
Kemudian dalam proses pembelajaran ada beberapa kegiatan penunjang proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Responsi,
merupakan
kegiatan
tersetruktur
guna
meningkatkan
penguasaan konsep dan melatih keterampilan siswa. b. Klinik Mata Pelajaran, adalah program pengajaran remedial guna mencapai ketununtasan belajar c. Club Mata pelajaran, adalah program penganyaan guna menyiapkan siswa dalam lomba maupun olimiade mata pelajaran. d. Program Sukses Ujian Nasional dan studi Lanjut, membantu siswa dalam persiapan ujian nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi. e. Matrikulasi Bahasa Arab, program penyamaan kemampuan dasar bahasa Arab siswa kelas 1. f. Belajar mandiri malam hari, dibimbing guru Mata pelajaran/ tutor g. Sistem Evaluasi, menggunakan standar sekolah unggulan h. TOEFL Preparation, untuk menyiapkan siswa dalam seleksi masuk perguruan tinggi di luar negeri. B. Deskripsi Data Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang implementasi KTSP dalam kegiatan balajar mengajar di MAN Insan Cendekia Serpong. Angket disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang diteliti, yaitu dari mulainya penyusunan RPP dan mengaplikasikannya KTSP dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Angket yang disebarkan kepada siswa kelas XI terdiri dari 20 pernyataan, yaitu mengenai respon siswa terhadap implementasi KTSP yang digunakan oleh guru bidang studi akidah akhlak, kemudian angket tersebut diberi penilaian berupa skor-skor, yaitu sebagai berikut:
54
-
Untuk jawaban dengan simbol A = 4
-
Untuk jawaban dengan simbol B = 3
-
Untuk jawaban dengan simbol C = 2
-
Untuk jawaban dengan simbol D = 1 Setelah
data
terkumpul,
penulis
melakukan
perhitungan
dengan
menggunakan rumus presentase untuk mengetahui hasil nilai dari penyebaran angket dengan menggunakan sistem tabulasi yaitu penyajiann angket dalam bentuk tabel
Tabel Frekuensi Implementasi KTSP dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sebagai berikut 1. Pra Instruksional Tabel 5 Perhatian siswa terhadap cara guru mengajar mata pelajaran akhidah akhlak Alternatif F % Selalu 18 60 Sering 12 40 Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah 30 100 Tabel di atas menunjukan bahwa 60%
siswa menyatakan selalu
memperhatikan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung, 40% menyatakan siswa sering memperhatiakan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah memperhatikan. Tabel 6 Kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 6 18 6 30
% 20 60 20 100
55
Dalam tabel 5 di atas menunjukan bahwa 20% siswa menyatakan selalu memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, 60% siswa menyatakan sering memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, 20% siswa menyatakan kadang-kadang memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, sedangkan yang tidak pernah memahami tidak ada. Tabel 7 Respon siswa terhadap cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak Alternatif F % Selalu 10 33,33 Sering 10 33,33 Kadang-kadang 10 33,33 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Selanjutnya
tabel
6
tentang
respon
siswa
terhadap
cara
guru
menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak sebanyak 33,33% siswa menyatakan selalu mengerti, 33,33% siswa menyatakan sering mengerti 33,33% siswa menyatakan kadang-kadang mengerti, sedangkan yang tidak pernah mengerti tidak ada. Tabel 8 Dorongan untuk meningkatkan semangat belajar pada mata pelajaran akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 7 18 5 _ 300
% 23,33 60 16,47 _ 100
Sesuai dengan tabel 7 di atas menunjukan bahwa 23,33% siswa menyatakan guru selalu memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata pelajaran akidah akhlak, 60% siswa menyatakan guru sering memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata
56
pelajaran akidah akhlak, 16,47% siswa menyatakan guru kadang-kadang memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata pelajaran akidah akhlak, sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada. Tabel 9 Semangat siswa dalam belajar akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 15 13 2 30
% 50 43,33 6,66 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 50% siswa menyatakan selalu memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, 43,33% siswa menyatakan sering memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, 6,66% siswa menyatakan kadang-kadang memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, sedangkan yang tidak pernah tidak ada. Tabel 10 Guru Pengulangan materi yang lalu sebelum menyampaikan materi yang akan dibahas Alternatif F % Selalu 4 13,33 Sering 17 56,67 Kadang-kadang 9 30 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 13,33 % siswa menyatakan guru selalu mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, 56,67% siswa menyatakan guru sering mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, 30% siswa menyatakan guru kadang-kadang mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, sedangkan yang menyatakan tidak pernah mengulang tidak ada.
57
2. Instriuksional Tabel 11 Suasana belajar di sekolah yang menyengkan Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 25 4 1 30
% 83,33 13,33 3,33 100
Sesuai dengan tabel 10 di atas menunjukan bahwa 83,33% siswa menyatakan suasana belajar di sekolah selalu menyenangkan, 13,33% siswa menyatakan suasana belajar di sekolah sering menyenangkan, 3,33% siswa menyatakan suasana belajar di sekolah kadang-kadang menyenangkan, sedangkan yang tidak pernah menyenangkan tidak ada
Tabel 12 Variasi metode guru dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 12 9 9 30
% 40 30 30 100
Tabel 11 di atas menunjukan bahwa 40% siswa menyatakan guru selalu menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak, 30% siswa menyatakan guru sering menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak, 30% siswa menyatakan guru kadangkadang menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak.
58
Tabel 13 Penggunaan media/alat pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak Alternatif
F 16 14 30
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
% 53,33 46,67 100
Tabel 12 di atas menunjukan bahwa 53,33% siswa menyatakan guru selalu menggunakan media/alat dalam mengajar, 46,67% siswa menyatakan guru sering menggunakan media/alat dalam mengajar, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah. Tabel 14 Ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 14 12 4 30
% 46,67 40 13,33 100
Selanjutnya yaitu tabel 13 mengenai ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas, siswa yang menyatakan selalu mengerjakan tugas sebanyak 46,67%, yang menyatakan sering mengerjakan tugas sebanyak 40%, yang menyatakan kadangkadang mengerjakan tugas sebanyak 13,33%, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan tidak pernah mengerjakan tugas. Tabel 15 Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 23 7 30
% 76,66 23,34 100
59
Dalam tabel 14 di atas menunjukan bahwa 76,66% menyatakan guru selalu melibatkan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak, 23,34% smenyatakan guru sering melibatkan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada Tabel 16 Guru mendampingi siswa pada saat mengerjakan tugas.diskusi pada mata pelajaran akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 10 14 6 30
% 33,33 46,67 20 100
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa 33,33 % siswa menyatakan guru selalu mendampingi pada soal mengerjakan tugas atau diskusi. 46,67 siswa menyatakan guru sering mendampingi siswa pada saat mengerjakan tugas atau diskusi, dan 20 % siswa yang menyatakan guru kadang-kadang mendampingi, sedangkan yang tidak pernah tidak ada. Tabel 17 Pemberian masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 24 6 30
% 80 20 100
Berdasakan tabel di atas menunjukkan bahwa 80 % siswa menyatakan guru akidah akhlak selalu memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir, 20 % siswa menyatakan guru akidah akhlak sering memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir, dan tidak ada yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah.
60
Tabel 18 Memberikan contoh-contoh pada setiap materi pelajaran akidah akhlak Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 14 16 30
% 53,33 46,67 100
Sesuai tabel 17 di atas menunjukkan bahwa 53,33 % siswa menyatakan guru selalu memberikan contoh-contoh pada setiap materi yang disampaikan, 46,67 % siswa menyatakan guru sering memberikan contoh-contoh pada setiap materi yang disampaikan, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada.
3. Evaluasi Tabel 19 Penilaian setiap materi pelajaran sesuai dengan pencapaian KD/ Indikator Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 17 13 30
% 56,67 43,33 100
Dalam tabel 18 di atas menunjukan bahwa 56,67% siswa menyatakan guru selalu menilai pelajaran sesuai dengan pencapaian indikator, 43,33% siswa menyatakan menyatakan guru sering menilai pelajaran sesuai dengan pencapaian indikator, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah
61
Tabel 20 Mengadakan ulangan susulan Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 19 11 30
% 63,33 36,67 100
Tabel selanjutnya yaitu tabel 19 mengenai pengadaan ulangan susulan, siswa yang menyatakan guru selalu mengadakan ulangan susulan sebanyak 63,33%, yang menyatakan guru sering mengadakan ulangan susulan sebanyak 36,67%, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah
Tabel 21 Penilaian setiap hasil karya siswa (portofolio) Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 22 6 2 30
% 72,33 20 6,66 100
tabel 20 di atas menunjukan bahwa 72,33% siswa menyatakan guru selalu menggunakan penilan fortofolio (menilai setiap hasil karya siswa), 20% siswa menyatakan guru sering menggunakan penilan fortofolio (menilai setiap hasil karya siswa),6,66% siswa menyatakan guru kadang-kadang menggunakan penilan fortofolio (menilai setiap hasil karya siswa), sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada
62
Tabel 22 Penilaian keppada siswa selama proses belajar mengajar di kelas Alternatif
F 7 19 4 30
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
% 23,33 63,33 13,33 100
Selanjutnya tabel 21 mengenai penilaian guru kepada siswa selama roses belajar mengajar di kelas, siswa yang menyatakan selalu menillai sebanyak 23,33%, siswa yang menyatakan sering menillai sebanyak 63,3%, siswa yang menyatakan kadang-kadang menillai sebanyak, sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada
Tabel 23 pemberian tugas pada setiap materi pelajaran Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 11 14 5 30
% 36,67 46,67 16,67 100
Dalam tebel 22 di atas menunjukan bahwa 36,67% siswa menyatakan guru selalu memberikan tugas pada setiap materi pelajaran, 46,67% siswa menyatakan guru sering memberikan tugas pada setiap materi pelajaran, 16,67% siswa menyatakan guru kadang-kadang memberikan tugas pada setiap materi pelajaran, sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada
63
Tabel 24 Memberitahukan setiap kesalahan siswa Alternatif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Jumlah
F 7 16 7 30
% 23,33 53,33 23,33 100
Yang terakhir tabel 23 mengenai pemberitahukan setiap kesalahan siswa, siswa yang menyatakan guru selalu memberitahukan setiap kesalahan siswa sebanyak 23,33%, yang menyatakan guru sering memberitahukan setiap kesalahan siswa sebanyak 53,33%, yang menyaatakan guru kadang-kadang memberitahukan setiap kesalahan siswa sebanyak 23,33%, sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada.
64
Tabel 25 Nilai hasil angket dan nilai raport siswa (prestasi belajar) pada mata pelajaran akidah akhlak NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Teguh Adi Syarif Hidayat Fatiyah Alliyza Hidayati Syam’s Raiza Noor Pratiwi Iqbal Pratama Abi Zay Arini Hidayati Zainul Alim Muhammad Farmawy Rian Hidayah Rendy Herlambang Urfa Qurrota Ainy Mega Puspita Haykal Alvin Aulia Fardana Faiz Ilham Fardana Kharisma Novilia M. Indra Gunawan Vini Vitriani Reki Wijaya Walid Ananti Milda Faraddina Akbar Ibrahim Abbas Disi Riwandi Sandra Nurfitri Fadhlan Hamidi Rizki Oktaria Putri Thufall Abdurrahim Faizal Aziz Jumlah Rata-rata
Hasil angket 67 70 67 68 71 66 65 64 66 68 71 74 67 65 68 67 70 62 63 73 60 64 63 67 65 67 70 68 66 69 2011 67,03
Nilai raport 8 9 8 8 9 8 8 7 8 8 9 8 7 8 8 8 9 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 240 8
65
Klasifikasi Skor Hasil Angket Dan Nilai Raport Siswa
Tabel 26 Klasifikasi skor hasil angket Skor
Frekuensi
%
kriteria
20 − 40
0
0
kurang
41 − 60
1
3,33
cukup
61 − 80
29
96,7
Baik
Total
30
100
Tabel 27 Klasifikasi skor hasil raport skor
Frekuensi
%
kriteria
0–6
0
0
Rendah
7–8
26
86
Sedang
8 – 10
4
13,3
Tinggi
Total
30
100
C. Analisi Data Analisi data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpertasikan. Dalam proses ini digunakan statistik yang salah satu fungsinya adalah untuk menyedarahakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Maka teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
66
Tabel 28 Perhitungan Angka Indeks korelasi Antara Variabrl X (Implementasi KTSP) dan Variabel Y (prestasi belajar Siswa) N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Julmlah
X 67 70 67 68 71 66 65 64 66 68 71 74 67 65 68 67 70 62 63 73 60 64 63 67 65 67 70 68 66 69 2011
Y 8 9 8 8 9 8 8 7 8 8 9 8 7 8 8 8 9 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 240
XY 536 630 536 544 639 528 520 448 528 544 639 592 469 520 544 536 630 434 504 584 480 512 504 536 520 536 560 544 462 552 16111
X² 4489 4900 4489 4624 5041 4356 4225 4096 4356 4624 5041 5476 4489 4225 4624 4489 4900 3844 3969 5329 3600 4096 3969 4489 4225 4489 4900 4624 4356 4761 135095
Y² 64 81 64 64 81 64 64 49 64 64 81 64 49 64 64 64 81 49 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 49 64 1928
67
Langkah selanjutnya mencari rxy (nilai ”X” product moment) dengan rumus rxy=
diketahui: ƩN ƩX ƩY
: 30 : 2011 : 240
ƩXY : 16111 ƩX² ƩY²
: 135095 : 1928
rxy =
=
=
=
=
=
= = 0,476 Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang didapat antara variabel X (Implementasi KTSP) dan variabel Y ( Prestasi belajar siswa) diperoleh angka ”r” product Moment sebesar 0,476.
68
D. Interpretasi Data 1. Memberikan interpretasi secara kasar (sederhana): Jika dilihat interpretasi secara kasar dari perhitungan sebelumnya, ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak terdapat tanda negatif, berarti diantar kedua variabel tersebut terdapat korelasi/ hubungan yang positif. Dengan memperhatikan besarnya rxy ( yaitu = 0,476), yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70 berarti korelasi positif antara variabel x dan variabel y itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup. 2. Memberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai ”r” : dF = N – nr = 30 – 2 = 28 dengan memeriksa tabel nilai ”r” product moment ternyata bahwa df sebesar 28, pada taraf signifikansi 5 % rtabel = 0,361; sedangkan pada taraf signifikansi 1 % diperoleh rtabel = 0,463. Maka ”r” hitung (ro) lebih besar dari ”r” tabel (rt), hasil yang didapat adalah ”r” hitung lebih besar baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5%. Dengan demikian, Hipotesa Nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesa Alternatif (Ha) diterima dari perhitungan ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi posiif yang signifikan antara implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa. 3. Menghitung kooefisien determinan Setelah uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel x terhadap variabel y yang dinyatakan dalam bentuk persen, maka digunakan rumus ”Coefficient of Determination” atau kooefisien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka indeks korelasi ”r” product moment di atas, sebagai berikut :
69
KD = r² x 100% = 0,476² x 100% = 0,226576 x 100% = 22,6576 % = 22,65% Menghitung koofisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa. Dari perhitungan di atas diperoleh hasil koofisien determinan sebesar 22,65% hal ini menunjukkan bahwasannya variabel X ( implementasi KTSP) telah memberikan pengaruh terhadap variabel Y (prestasi belajar siswa ) sebesar 22,65% dan menunjukan bahwasannya 77,35 dari prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut kemungkinan dapat juga disebabkan oleh faktor internal siswa diantaranya adalah perasaan (suasana hati), kesehatan, penglihatan, dan lain sebagainya.
70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa. Maka dapat penulis simpulkan bahwa: Implementasi KTSP di MAN Insan Cendekia sudah dilaksanakan dengan baik pada tahap pra intruksional, tahap instruksional dan tahap evaluasi. Dilihat dari perstasi belajar siswa sebesar 86 % cukup baik dengan jumlah rata-rata 8. Pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa terdapat hubungan positif yang signifikan dilihat dari besarnya rxy sebesar 0,476 yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70 berarti korelasi antara implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup
B. Saran Pendidkan merupakan aspek yang sangat penting dan harus benar-benar diperhatikan oleh segenap lembaga yang berkecimpung dalam dunia pendidian sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah kurikulum. Sumbangan yang ingin penulis sampaikan ialah: 1. Kepada pihak pemerintah dan para ahli serta pengamat pendidikan hendaklah mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai pelaksanaan KTSP sesuai dengan prosedur pelakasaan KTSP dan tujuan yang ingin dicapai, serta turut andil dan lebih memperhatikan lagi tentang penyusunan KTSP
58
71
yang akan dicapai, dan lebih membantu dalam menyelesaikan kesulitan kesulitan yang sedang terjadi dan dihadapi dalam dunia pendidikan. 2. Kepada guru bidang studi hendaknya memperhatikan keluhan-keluhan siswa dari segi penyampaian materi yang terlalu memfokuskan kepada materi sehingga membuat siswa tidak mampu memahami atau mengerti terhadap pelajaran yang disampaikan 3. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan keluhan guru-guru serta siswa dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan baik berupa sarana dan prasarana serta waktu yang terlalu padat, dan selalu mengadakan evalusai antara guru kelas atau guru mata pelajaran mengenau proses belajar mengajar 4. Kepada siswa/siswi agar`lebih aktif lagi dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta interaksi antara guru dan siswa sehingga suasana belajar dengan model PAIKEM (pembelajaran aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) sesuai dengan model pembelajaran yang diharapkan oleh KTSP
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991 Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,1998 Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Azhari, Akyas, Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: PT Terajau, 2004 Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksional, Bandung: CV Bandung, 1988 Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Balajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1994 Haryati, Mimin, Model Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007s Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offest,1992 Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2008 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999 Hutabarat, Cara Belajar, Jakarta: Gunung Mulia 1986 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 Muslich, Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2007 Muslich, Mansur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007 Muhammad, Joko Susilo, KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah menyongsongnya, Yogyakarta: Pustaka Belajar,2007 Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007 Mulyasa, E, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006 60
73
Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam Kbk, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004 N.K, Rustiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara,1986 Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan,Bandung: Remaja Rosdakarya,2007 Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996 Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Ciputat: PT Ciputat Press,2007 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000 Syah Muhibbin, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002 Usman, Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005 Zurinal Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Zuhairini , Metodik khusus pendidikan agama islam, Jakarta: kalam mulia, 2002
74
L A M P I R A N L A M P I R A N
75
Jakarta, 01 Desember 2009 Nomor : Istimewa Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Pengajuan Judul Skripsi Kepada Yang Terhormat Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu’alaikum Wr. wb. Salam sejahtera kami sampaikam, semoga Bapak senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selanjutnya saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Rukmiati
Semester
: VII (Tujuh)
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Bermaksud
mengajukan
judul
skripsi
dengan
judul
“PENGARUH
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MAN INSAN CENDIKIA SEREPONG” sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan: 1. Out Line 2. Proposal Bab I, II dan III 3. Daftar Pustaka Sementara Demikian surat ini diajukan, semoga Bapak berkenan menerima judul skripsi ini. Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb Dosen Seminar Proposal Skripsi
Pemohan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005.198703.1.003 206011000079
Rukmiati NIM. Mengetahui,
Drs. Sapiudin Sidiq, M.Ag NIP. 19670328.200003.1.001
76
Tabel 3 Keadaan Guru menurut Pendidikan dan Bidang Tugas No 1
Nama
L/P
2 3
Drs . Ahmad Hidayatullah, M.Pd Dra. Rini Kristiani Abdul Jalil, S.Ag. M.Ag
L P L
4
Iis Iskandar, S.S, M.A
P
5 6
Dra. Yelnita Nova Dra. Sartini Subaryatun
P P
7
Drs. Nuryanto
L
8
Kusen, S.Pd
L
9 10
Drs. Harwanto Dra. Persahini Sidik, M.Si.
L P
11
Drs Djuli Wahono
L
12
Ir. Elly Haswani. M.Pd
P
13
L
14
Tubagus Sedyayunta, S.Tp., MMSI Away Baidhowy. Lc., MA
15
M. Bahrul Ulum, Lc
L
16
Ipik Ernaka. S.Ag., M. Hum
L
17 18
Dra. Renelita Artati, M.Si Gustinefa. S.Pd., M.Pd
P L
19 20 21
Drs. Japar, M.P.Kim Susi Pawartiningtyas, S.Pd Dra. Fatri Amida
L P P
22
Dra. Nurhayati
P
23
Dra. Sri Hartini
P
L
Pendidikan
Tugas/Guru bidang S2, Manajemen Pendidikan, Kepala UNJ,2004 Sekolah S1, BP IKIP Bandung 1991 BK S2, Dakwah, UIN Jakarta, 2008 Qur’an Hadits S2, PAI, UMJ Jakarta, 2007 Bahasa Arab S2, UNJ, 2005 Fiqh S1, Biologi, IKIP Jakarta, 1987 Kimia S1, Matematika, IKIP Padang, 1992 S1, Ekonomi, IKIP Malang, 1994 S2, Hukum, UMJ Jakarta, 2007 S1, FOK,IKIP Jakarta, 1991 S1, Teknologi Pertanian, UNEJ Jember,1993 S2, Evaluasi pendidikan, UMJ Jakarta, 2007 S2, Guna Darma, Teknik Informatika, 2008 S2, PAI, UIN Jakarta, 2008 S1, LIPIA, Jakarta Syariah, 1997 S2, Sejarah, UI Jakarta, 2007 S2, Biologi, IPB, 2008 S2, Bahasa Inggris, UPI Bandung, 2008 S2, Kimia, ITB Bandung, 2008 S2, Biologi, IPB Bogor, 1995 S1, Bina Usaha &Koprasi, IKIP Malang, 1991 S1, PMPKn, IKIP Semarang, 1989 S1, Ssastra Arab, UI, 1991
Fisika Bahasa Indonesia PPKn Biolagi Olah raga Fisika Komuter/IT Aqidah Akhlak Bahasa Arab Sejarah Nasional Umum Biologi Bahasa Inggris Kimia Kimia Ekonomi Geogerafi Ekonomi
77
24
Rapiq, SS
L L
S1, F MIPA, ITB Bandung, 1998 S1, Kimia, ITB 1997
Bahasa Indonesia Sosiologi
25
Drs. Sri Gatot Priyadi
26
Hilaman Setiawan, S.Si
L
S1,UST Yogyakarta, 2001
Fisika
27
Rita Suzana, S.Si
P
Matematika
28
Darno Raharja, S.Pd
L
29
Haerul Ihwan, S. Psi
L
30
Ir. Zulhiswan
L
31
Deni Samsuddin Permana, S.Pd
L
32
Siti Sofiyatun, S.Si
P
33
Muhammad Ihsanuddin, S.Ag
L
34 35
Fiestyo Agung Prabomo, S.Si Tina Yulistani, S.Pd
L P
36
Eneng Uswatun Hasanah, S.Pd
P
37
Yuna puteri Kadarusaman, SS
P
38 39 40 41
Metig Dwi Wahyuni, S.Si Evi Siti Faujiah, S.Ag Chairul Huda, S.Ag Kusdiniyah, S.Ag
P L L P
42
Eva Novita, S.Ag
P
43
Pahrurroji, SHI. SS
L
S1, Peradilan Agama Syari’ah, STAIN Surakarta, 1999 S1, Psikologi, UIN Jakarta, 2002 S1, Psikologi, UIN Jakarta, 2002 S1, Teknik industri, USU Medan, 1992 S1, Kimia, FMIPA, UPI Bandung, 2002 S1, Matematika, UI Jakarta, 2002 S1, PAI IAIN Jakarta dan S2, Perpustakaan UI Jakarta, 2005 S1, Fisika UI Jakarta, 2003 S1, Biologi, FMIPA, UPI Bandung, 2004 S1, FKIP, Univ Sultan Ageng Tirtayasa, 2005 S1, B. Inggris, Univ Malang, 2002 S1, UNJ Jakarta, 2005 S1, Sastra, UI Jakarta, 1997 S1, PAI IAIN Jakarta S1, Syari’ah Perb Madzhab, ISID Gontor, 2000 S1, Sastra Arab, UNPAD Bandung, 2000 S1, Syariah, IAIN Kalijaga, 2002
Matematika Bimbingan Konseling Matematika Kimia Matematika SKI Fisika Biologi Bahasa Inggris Bahasa Inggris Biologi SKI PAI PAI Bahasa Arab Bahasa Arab
78
Tabel 4 Keadaan Karyawan menurut Profesinya No
Profesi
L/P
Jumlah
1
TU
15/4
19
2
Pembina Asrama
3/3
6
3
Pelatih Ekstrakulikuler
6/5
11
4
Teknisi
4
4
5
Laboran
4
4
6
Perpustakaan
1/3
4
7
Dokter
1/3
4
8
Perawat
3
3
9
Psikologi
1
1
10
Cleaning Service
9/2
11
11
Pertanaman
4
4
12
Keamanan
12
12
79
KISI-KISI ANGKET VARIABEL X IMPLEMENTASI KTSP DI DALAM KELAS variael Implementasi KTSP
Dimensi
Sub Dimensi
Indikator
perhatian Pelaksanaan - Pra terhadap cara pembelajaraan Instruksional guru mengajar kemampuan siswa Respon siswa terhadap cara guru mengajar Motivasi dan minat siswa Pengulangan materi pelajaran yang lalu -Instruksional Suasana belajar siswa Penggunaan strategi/metode dan mediayang bervariasi dalam mengajar Ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas Guru melibatkan dan mendampingi siswa dalam kegiatan pembelajaraan Pemberian masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir Pemberian contoh-contoh Pencapaian KD/ - Evaluasi
Jumlah Item 1
Nomor Item 1
1
2
1
3
2
4,5
1
6
1
7
2
8,9
1
10
2
11,12
1
13
1
14
1
15
80
Indikator Tindak lanjut Portofolio Penilaian siswa selama berlangsung pembelajaraan Pemberian tugas Feed back
1 1 1
16 17 18
1 1
19 20
81
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
1. Apa yang melatar belakangi berdirinya MAN Insan dan apa tujuannya? 2. Bagaimana dengan kurikulum dan proses kegiatan belajar mengajarnya? 3. Apakah semua guru MAN Insan Cendikia sudah memahami tentang KTSP? 4. Adakah hambatan-hambatan dalam pelaksanaan KTSP! Jika ada apa saja hambatannya? 5. Usaha apa saja yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut? 6. Apakah pihak sekolah melakukan penyempurnaan tertentu terhadap silabi KTSP agar sesuai dengan kebutuhan siswa dengan masyarakat? 7. Bagaimana kinerja guru MAN Insan Cendikia Serpong? 8. Usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru?
82
Hasil wawancara penulis dengan Kepala sekolah bidang kurikulum MAN Insan Cendikia Serpong
1. Apa yang melatar belakangi berdirinya MAN Insan dan apa tujuannya? Jawaban: Latar belakang berdirinya MAN Insan Cendekia serpong ini di awali oleh kekhawatiran Prof. DR. Ing. B.J Habibie (yang saat itu pada tahun 1991 masih menjabat sebagai menristek dan ketua BPPT), berdasarkan survey BPPT pada sekolah-sekolah Islam di Indonesia teryata IPTEK dan IMTAK pda siswa-siswi memiliki prestasi yang rendah, serta rendahnya lulusanlulusan SMU/SMA dari pesantren di PTN favorit. Tujuannya: Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan Iptek sekaligus di bekali dengan iman dan takwa (imtak) yang kuat. 2. Bagaimana dengan kurikulum dan proses kegiatan belajar mengajarnya? Jawaban: Mulai tahun pelajaran 2006/2007 MAN Insan Cendekia Serpong sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua kelas, kurikulum depag dan kurikulum khusus MAN Insan cendekia Serpong yang secara inovatif direkayasa sesuai dengan visi, misi dan target institusi. Adapun waktu belajar efektif disekolah selama delapan jam terhitung dari pukul 07.00 sampai dengan 15.30 WIB sudah termasuk jam istirahat, dan makan siang. Sedangkan jam belajar mandiri dari pukul 20.00 sampai dengan 22.00 WIB. 3. Apakah semua guru MAN Insan Cendikia sudah memahami tentang KTSP? Jawaban: Tentu, guru-guru MAN Insan Cendikia sudah memahami dengan baik, karena seringnya mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar serta dari buku-buku yang ada.
83
4. Adakah hambatan-hambatan dalam pelaksanaan KTSP! Jika ada apa saja hambatannya? Jawaban:
InsyAllah tidak, karena kami selalu mengadakan pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan KTSP. 5. Apakah pihak sekolah melakukan penyempurnaan tertentu terhadap silabi KTSP agar sesuai dengan kebutuhan siswa dengan masyarakat? Jawaban: Tentu ada, kami melakukan penyempurnaan silabi secara inovatif di rekayasa sesuai dengan visi, misi, dan target institusi 6. Bagaimana kinerja guru MAN Insan Cendikia Serpong? Jawaban: Selama ini kinerja guru di MAN Insan sangat baik dan bertanggung jawab dengan tugasnya, baik dari kedisiplinan maupun dalam kegiatan proses belajar mengajar. 7. Usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru? Jawaban: usaha yang sering dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah seringnya mengadakan pelatihan-pelatihan, seminarseminar dan worksop mengenai hal-hal pendidikan dan luar pendidikan
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Pewawancara
MAN Insan Cendekia Sepong
Ir Zulhiswan
Rukmiati
84
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK
1. Menurut bapak apa yang dimaksud dengan KTSP? 2. Apakah bapak memahami prinsip-prinsip belajar mengajar menurut KTSP? 3. Pernahkah bapak mengalami kesulitan dalam membuat satpel/RPP menurut KTSP? 4. Menurut bapak, apakah KTSP di MAN Insan sudah cukup baik? 5. Bagaimana suasana belajar mengajar dengan menggunakan KTSP? 6. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan media/alat dalam pengajaran? 7. Menurut bapak, apakah dalam KTSP kompetensi materi pelajaran relevan dengan kebutuhan siswa? 8. Bagaimana dengan prestasi siswa, apakah prestasinya meningkat ketika berubah dengan menggunakan KTSP? 9. Menurut bapak, apakah sarana prasarana di MAN Insan sudah memadai untuk menggunakan KTSP 10. Hambatan-hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan KTSP?
85
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK
1. Menurut bapak apa yang dimaksud dengan KTSP? Jawaban: Pemahaman saya tentang KTSP bagaimana definisinya ialah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan ketentuan kurikulum yang di adakan melalui pemerintah, mereka hanya membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar. Lalu kitalah yang mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar itu dalam indikator-indikator 2. Apakah bapak memahami prinsip-prinsip belajar mengajar menurut KTSP? Jawaban: Secara pribadi saya berusaha untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar yang maksud dengan KTSP, 3. Pernahkah bapak mengalami kesulitan dalam membuat satpel/RPP menurut KTSP? Jawaban: Diawal-awal mengalami, karena dalam menerapkan sesuatu yang baru itu ada hambatan-hambatan, seiring dengan adanya poelatihanpelatihan mengenai KTSP hambatan-hambatan itu bisa diatasi 4. Menurut bapak, apakah KTSP di MAN Insan sudah cukup baik? Jawaban: Saya rasa KTSP di MAN Insan sudah cukup baik. Itu menurut saya, tapi yang menilai baik atau tidaknya itu kan atasan dan masyarakat 5. Bagaimana suasana belajar mengajar dengan menggunakan KTSP? Jawaban:
Saya selalu menggunakan CBSA dalam proses belajar
mengajar supaya suasana belajar menjadi menyenangkan 6. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan media/alat dalam pengajaran? Jawaban: Tidak, karena media/ alat-alat pendidikan di MAN Insan sudah cukup memadai.
86
7. Menurut bapak, apakah dalam KTSP kompetensi materi pelajaran relevan dengan kebutuhan siswa? Jawaban: ada sebagian yang tidak relevan dengan kebutuahn siswa, misalnya ada materi yang seharusnya di sampaikan pada kelas XII tapi disampaikan pada kelas XI, tapi dalam pencapainya tidak ada masalah. 8. Bagaimana dengan prestasi siswa, apakah prestasinya meningkat ketika berubah dengan menggunakan KTSP? Jawaban: sejauh ini ada peningatan, prestasi anak-anak bukan hanya saja pada mata pelajaran akidah akhlak pada mata pelajarin lain pun saya rasa ada peningatan 9. Menurut bapak, apakah sarana prasarana di MAN Insan sudah memadai untuk menggunakan KTSP Jawaban: Tantu, sarana dan prasarana di MAN Insan sudah cukup memadai 10. Hambatan-hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan KTSP? Jawaban:
Alhamduliah tidak ada, selain sarana dan prasaran disini
lengkap, jam untuk mata pelajaran cukup, untuk KKM tidak ada masalah, anak-anak yang nilainya dibawah 75 diramedial, dan untuk pembuatan RPP diawal tahun pelajaran.
Guru Bidang Studi Akidah akhlak
Pewawancara
MAN Insan Cendekia Serpong
Away Baidhowy. Lc.MA,
Rukmiati
87
LEMBAR ANGKET Nama : Kelas : PETUNJUK PENGISIAN 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda X pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda 2. Jawaban yang anda berikan tidak berpengaruh terhadap keberadaan anda di madrasah ini 3. Data yang diperoleh semata-mata diperguunakan untuk keperluan penulisan skripsi 4. Terimakasih atas bantuannya
PERNYATAAN 1. Saya memperhatikan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Saya mampu memahami materi pelajaraan akidah akhlak yang disampaikan oleh guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak membuat saya mudah mengerti a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4. Guru memberikan dorongan pada saya dalam meningkatkan belajar pada mata pelajaran akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Saya memiliki semangat belajar yang baik pada pelajaran akidah akhlak a. Selalu
88
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Guru saya mengulang materi pelajaraan yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Suasana belajar di sekolah saya menyenangkan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Guru saya menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Guru saya menggunakan media (alat bantu) dalam menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Guru akidah akhlak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Guru akidah akhlak mendampingi saya pada saat mengerjakan tugas atau diskusi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Guru akidah akhlak memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir a. Selalu b. Sering
89
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Guru akidah akhlak saya memberikan contoh-contoh pada setiap materi yang disampaikan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Guru akidah akhlak saya menilai setiap materi pelajaran sesuai dengan pencapaian materi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Guru akidah akhlak saya mengadakan ulangan susulan untuk memperbaiki nilai siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Guru akidah akhlak saya menilai setiap hasil karya yang dikumpulkan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. guru akidah akhlak saya memberikan penilaian kepada siswa selama proses belajar mengajar di kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 19. guru akidah akhlak saya memberikan tugas pada setiap materi pelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Guru akidah akhlak saya memberitauhkan setiap kesalahan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
jumlah responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
2 3 4 2 3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3
3 3 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2 4 3 2 2 4 3 3 4 2 3 3
4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3
5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4
6 2 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3
7 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4
8 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4
9 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
JUMLAH SOAL 10 11 12 13 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 14 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4
JAWABAN HASIL ANGKET SISWA 15 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3
16 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
17 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
18 3 4 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3
20 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4
67 70 67 68 71 66 65 64 66 68 71 74 67 65 68 67 70 62 63 73 60 64 63 67 65 67 70 68 66 69
jumlah
90