PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V DI SDIT AZ-ZAHRA PONDOK PETIR SAWANGAN DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh MEGA FAHRIZAH NIM 1110018300034
JURUSAN / PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Mega Fahrizah (NIM. 1110018300034). Pengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi. Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Depok, kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan penelitian non randomized pretest posttest control group design. pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 24 siswa kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar dan 24 siswa kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan menulis puisi pada siswa dengan menggunakan media gambar (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan menulis puisi pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 63,83. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 62,92. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 78,46 dan kelas kontrol sebesar 72,96. Jumlah peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 14,63% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 10.04%. Perhitungan hipotesis dengan menggunakan Uji-t yakni uji paired sampel T Test dan diperoleh pada taraf signifikan 0,05 menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .011. Karena nilai signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
ABSTRACT
Mega Fahrizah (NIM: 1110018300034). Influence of Usage Visual Media (Picture) Towards Poetry Writing Skill of Students 5th Grade at SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok. Skripsi of state Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. This study intended to describe the influence of visual media usage towards poetry writing skill. It was conducted at SDIT Az-Zahra Pondok Petir Depok, 5th grade second semester 2013/2014. The method used in this study was quasi-experiment with non randomized pretest posttest control group. Samples were taken by purposive sampling technique. The samples included 24 students of experimental class using visual media method and 24 students of control class using conventional teaching method. Based on posttest scores, average poetry writing skill of treatment class (experiment class) was higher than average poetry writing skill of conventional class (control class). The average pretest score of experiment class was 63,83, while of the control class was 62,92. On the other side, the average posttest score of experiment class was 78,46 and the second class was 72,96. The increase of experiment class based on pretest and posttest scores was 14,63% while of control class was 10,04 %. Hipothesis calculation using T-test, Paired Sample T Test, achived the significance level of 0.05 showing that probability value (significance) was 0.011. Due to significance of 0.011 < α = 0.05, Ho was rejected. This proved that usage of visual media influented the poetry writing skill of students 5th grade second semester at SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
KATA PENGANTAR
بسم هللا ا ل ّر حمن الرّحيم Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di SDIT
Az-Zahra
Pondok
Petir
Sawangan Depok
Tahun
Pelajaran
2013/2014”. Shalawat serta salam selalu dihaturkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan dan pembawa rahmat bagi seluruh alam. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, atas dasar kesungguhan hati, usaha dan doa serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Dr. Fauzan, M.A. Ketua Jurusan KI/PGMI. 3. Rosida Erowati, M. Hum. Selaku dosen pembimbing yang selalu mengoreksi, mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberikan nasihat selama penulisan skripsi ini. 4. Abdul Ghafur, M.A. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasihatnya. 5. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.
6. Umi Istichomah, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SDIT Az-Zahra Pondok Petir yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolahnya. 7. Ary Diyah, S. E selaku Wali kelas VC dan Lukman Wibisono S. Sos dan selaku Wali kelas VB di SDIT Az-Zahra Pondok Petir yang telah memberikan izin penelitian di kelasnya dan memberikan arahan selama proses penelitian. 8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku, Bapak Namar dan Ibu Nurlaila yang telah mencurahkan kasih sayangnya, memberikan motivasi dan yang selalu mendo’akan penulis. Kedua adikku Syifa Fauziah dan Alfiah Rusydah yang telah mendo’akan dan memberikan semangat. Kepada semua saudarasaudaraku dan terutama kepada Bibi Ningsih yang selalu mendo’akan dan memberikan nasihatnya kepda penulis. 9. Sahabat-sahabatku Alen Sudiary, Dini Annisa, Dwi Akmalia, Eva Maulidiyana, Rahmi Mulyati dan Shifa Fauziah yang telah memberikan motivasi dan do’a nya serta masukannya kepada penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat Mahasiswa PGMI 2010 yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis serta pengalaman yang tak dapat terlupakan selama perkuliahan. Khususnya kepada A’Community (Khumairoh, Azizah, Miar, Tuti, Irfan, Fatah, Rama, Pela, Alfiyah, Dewi, Anis dan rekan-rekan lainnya yang tidak disebutkan satu persatu) . Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan di dalam penulisan skripsi ini yang perlu diperbaiki, maka kritik dan saran sangat diharapkan dalam upaya penyempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyusunan Skripsi ini. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 18 November 2014
Mega Fahrizah
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5 D. Perumusan Masalah.......................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian............................................................................ 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik ............................................................................. 7 1. Hakikat media pembelajaran ..................................................... 7 2. Media Gambar ........................................................................... 11 3. Hakikat Keterampilan Menulis ................................................. 13 4. Hakikat Puisi ............................................................................. 22 A. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 32 B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 33 C. Hipotesis Penelitian........................................................................... 34 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 35 B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 35 C. Populasi dan Sampel........................................................................... 36 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 40 F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40 G. Hipotesis Statistik ............................................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ..................................................................................... 43 B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 47 C. Deskripsi Data ................................................................................... 48 D. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................................. 63 E. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 67 F. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 62 G. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 67 B. Saran .................................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian ......................................................... 36
Tabel 3.2
Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ........................... 39
Tabel 3.3
Kriteria Instrumen Keterampilan Menulis Puisi ............................. 39
Tabel 4.1 Jumlah Siswa ................................................................................... 45 Tabel 4.2
Data Statistik Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................... 48
Tabel 4.3
Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..49
Tabel 4.4
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen ............................................................................ 50
Tabel 4.5
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Kontrol ................................................................................... 51
Tabel 4.6
Data Statistik Nilai Posttest menulis puisi kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................... 53
Tabel 4.7 Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . 54 Tabel 4.8
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Eksperimen ........................................................................... 55
Tabel 4.9
Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi kelas Kontrol................................................................................... 56
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. ................................................................................. 58
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................. 59 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................................. 60 Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................................. 60 Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 61
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ........ 50 Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol .............. 52 Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ...... 55 Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ............. 57 Gambar 4.5 Kegiatan Belajar Siswa ............................................................... 64
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertama Kelas Eksperimen Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kedua Kelas Eksperimen Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertama Kelas Kontrol Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kedua Kelas Kontrol Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan pertama Kelas Eksperimen Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan kedua Kelas Eksperimen Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan pertama Kelas Kontrol Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan kedua Kelas Kontrol Lampiran 9 : Lembar Evaluasi siswa Pertemuan pertama Lampiran 10 : Lembar Evaluasi siswa pertemuan kedua Lampiran 11 : Soal Instrumen Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 12 : Soal Instrumen Posstest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 13 : Soal Instrumen Posstest Menulis Puisi Kelas Kontrol Lampiran 14 : Nilai Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 15 : Nilai Pretest Kelas Kontrol Lampiran 16 : Nilai Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 17 : Nilai Posttest Kelas Kontrol Lampiran 18 : Uji Referensi Lampiran 19 : Surat Bimbingan Skripsi i
Lampiran 20 : Surat izin Observasi Lampiran 21 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk dapat meningkatkan kemampuan peserta didik agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar, komunikasi yang dilakukan berupa secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan. Pembelajaran sastra di Sekolah Dasar dalam pelajaran bahasa Indonesia diantaranya bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan, dan ketertarikan siswa terhadap suatu karya sastra. Pada kenyataannya siswa masih banyak yang kurang menyukai pelajaran yang terkait dengan menulis sastra. Pada umumnya seseorang tidak mau menulis karena tidak mengetahui untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat, dan tidak tahu bagaimana harus menulis. Sedangkan banyak sekali manfaat yang dipetik dari menulis, diantaranya dalam hal peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian, dan pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Hal tersebut tentunya menjadi masalah dalam kegiatan pembelajaran sastra di sekolah. Oleh sebab itu pembelajaran sastra perlu mendapat perhatian, karena dapat membantu siswa dalam mengembangkan tingkat kreativitas serta bakat dan minat siswa dalam pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra tentu banyak jenisnya, namun dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kepada pembelajaran menulis sastra khusunya puisi.
1
2
Kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan yang dapat menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal apa saja yang akan ditulis, dan menuliskannya sehingga pembaca akan mudah memahaminya dengan jelas. Kegiatan menulis pada dasarnya bukan hanya untuk melahirkan sebuah pemikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai. Melalui kegiatan menulis, siswa diharapkan dapat menumbuhkan apresiasinya terhadap suatu karya sastra. Pengajaran sastra dikembangkan dalam kompetensi dasar yaitu siswa mampu mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca dan melisankan hasil sastra berupa dongeng, puisi dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dan menuntut siswa untuk terampil dalam menulis sastra, terdapat pada siswa SD kelas V, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Keterampilan menulis yang berhubungan dengan sastra, pada standar kompetensi di kelas V semester genap adalah menulis puisi bebas. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan dalam bentuk karya sastra berupa puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat bersifat imajinatif, intelektual, dan emosional. Kemudian dapat diolah sehingga jelas, mudah ditangkap, dan menyentuh perasaan. Untuk itu, aktivitas pengungkapan karya sastra dalam bentuk puisi ini diterapkan pada pembelajaran menulis puisi. Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan sastra yang harus dicapai siswa, karena siswa akan memperoleh banyak manfaat dari kegiatan menulis puisi tersebut. Beberapa manfaatnya adalah siswa dapat mengekspresikan pikirannya melalui bahasa yang indah dalam puisi, siswa dapat menjadikan puisi
3
sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Keterampilan menulis puisi ini tentunya dapat diperoleh melalui proses belajar. Pembelajaran menulis puisi bukan suatu pekerjaan yang mudah jika kita menginginkan hasil yang baik. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa kemampuan menulis hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki bakat-bakat tertentu. Kemampuan menulis dapat diikuti oleh semua siswa asalkan mau belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh, sebab menulis merupakan kemampuan yang dapat dipelajari. Hakikatnya pembelajaran menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri dan pada umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Oleh karena itu sering ditemukan permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran menulis puisi berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Sekolah SDIT Az-Zahra khususnya pada siswa kelas V, peneliti menemukan masalah yang terdapat pada hasil menulis puisi siswa yang masih rendah. Kemudian peneliti menanyakan kepada guru yang terkait bahwa apa yang menyebabkan siswa kurang terampil dalam menulis puisi, sehingga mendapatkan hasil yang kurang baik. Selama ini yang menjadi penyebab siswa kurang terampil dan berminat dalam menulis puisi adalah dikarenakan siswa tersebut masih merasa kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis puisi, hambatan lain yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menulis puisi. Adapun pemanfaatan media yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam pembelajarannya, sehingga membuat siswa menjadi pasif, jenuh, dan tidak dapat membangkitkan motivasi atau minat siswa untuk
mengikuti
pembelajaran tersebut.
Oleh sebab itu, siswa
membutuhkan adanya rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru
4
sehingga
dapat
memudahkan
siswa
dalam
mengemukakan
pendapat,
ide/gagasannya. Dalam proses pembelajaran menulis puisi tentunya siswa perlu dibimbing dan dilatih untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk memudahkan siswa dalam menulis puisi, yaitu dengan memberikan stimulus. Stimulus yang dapat digunakan guru, yakni dengan menggunakan media pembelajaran sebagai saluran yang dapat memberikan stimulus untuk berkomunikasi. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menulis puisi adalah dengan menggunakan media gambar. Penggunaan media gambar tentunya akan memudahkan siswa dalam menemukan ide atau gagasan ke dalam penulisan puisi, jika dibandingkan tanpa adanya media. Media gambar yang akan diperlihatkan terdiri dari beberapa gambar yang tentunya gambar-gambar tersebut tidak jauh dari realitas kehidupan siswa. Jadi dengan penggunaan media gambar dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menemukan ide/gagasannya. Peneliti berasumsi bahwa media gambar akan lebih memudahkan siswa memiliki keterampilan dalam menulis puisi. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V DI SDIT AZ-ZAHRA PONDOK PETIR SAWANGAN DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013/2014” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Siswa kurang terampil dalam menulis puisi 2. Siswa merasa kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis puisi. 3. Siswa kurang termotivasi dalam menulis puisi 4. Media yang digunakan oleh guru kurang menarik
5
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada indentifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Siswa kurang terampil dalam menulis puisi 2. Media yang digunakan oleh guru kurang menarik
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Tahun Pelajaran 2013/2014?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mendeskripsikan
pengaruh
penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
ini
dapat
memberikan
Manfaat
langsung
bagi
sekolah,guru dan siswa yaitu: a) Bagi
sekolah,
hasil
penelitian
ini
dapat
meningkatkan
kualitas
pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memilih media yang cocok untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dan mendapatkan referensi baru untuk menemukan metode pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis puisi.
6
c) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi, meningkatkan daya imajinasi siswa, serta dapat meningkatkan kreativitas siswa.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskriptif Teoretik 1. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Arsyad menyatakan “media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.”1 Media merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui media guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih terbantu dalam belajar. Criticos yang dikutip oleh Daryanto bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.2 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Adanya media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.
1 2
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004), h. 4 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010),
h. 4
7
8
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pelajar dan guru sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran diperlukan komunikasi yang baik antara pengajar dan pelajar, maka diperlukan media pembelajaran, Yudhi Munadi mengatakan bahwa media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”3 Heinich yang dikutip oleh Azhar mengemukakan pula bahwa, media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.4 Dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran yang terkait dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi. Sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
b. Fungsi Media Pembelajaran Fungsi media pembelajaran adalah sebagai sarana penghubung atau komunikasi dalam menyampaikan pelajaran yang akan diterima oleh siswa
dari guru. Yudhi mengungkapkan ”fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai sumber belajar”5. Hal lain dikemukakan oleh \Arsyad “fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.6 Hal yang serupa dikatakan oleh 3
Yudi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada.Perss, 2008), h. 7-8 Arsyad, Op. cit., h. 4 5 Yudi Munadi, Op. cit., h. 36 6 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 15 4
9
Sudjana ” fungsi media sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi pengajaran, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru”.7 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media tentunya dapat dijadikan sebagai sumber belajar, metodologi pengajaran, dan sarana bagi siswa untuk mendapatkan stimulus dari media yang disediakan oleh guru. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah untuk menuangkan atau mengapresiasikan ide/gagasannya kedalam tulisan. Oleh sebab itu, keberadaan media sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Beberapa fungsi media yang diuraikan menurut Levie dan Lentz dikutip dari Azhar Arsyad mengatakan bahwa: 1. Fungsi atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkanteks materi pelajaran. 2. fungsi efektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks yang bergambar. 3. fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar. 4. fungsi kompendatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dalam membantu siswa yang lemah dan membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.8 Berdasarkan keterangan di atas bahwa fungsi media dalam pembelajaran memiliki peran penting dan merupakan salah satu perangkat dalam melaksanakan pembelajaran untuk mempermudah menyampaikan informasi. Media yang ada tentunya proses pembelajaran akan menjadi bermakna.
7
Sudjana dan Rivai, Media Pengajara, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), h. 1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2014), h. 15
8
10
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ada berbagai jenis. Mulai dari media yang sederhana hingga media yang kompleks, rumit dan mahal. Ada juga yang hanya dilihat dari segi merespons indera tertentu hingga perpaduan dari berbagai indra manusia. Yudi Munadi mengklasifikasikan menjadi 4, yaitu: 1. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasikan kemampuan suara semata.jenis media ini diantaranya ada radio, alat-alat perekam,audio tape dan compast disk. 2. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis media ini memuat seperti gambar, grafik, diagram, peta, media visual tiga dimensi,dll. 3. Media audio visual adalah media yang melibat dua indera pada manusia, yakni indera penglihatan dan pendengaran yang keduanya terlibat sekaligus dalam satu proses. Jenis media ini seperti film dokumenter, film drama,dan lain-lain. 4. Multimedia adalah media yang melibatkan semua indera dalam sebuah proses pembelajaran, yang termasuk dalam media ini segala sesuatu yang dapat memberikan pengalaman langsung bisa melalui komputer, internet dan pengalaman.”9 Berdasarkan jenis media pembelajaran yang dikemukakan Yudi Munadi, untuk pembelajaran menulis puisi ini digunakan jenis media visual dengan menggunakan gambar berupa foto sebagai media pembelajarannya. Dengan tujuan setelah siswa melakukan pengamatan terhadap media gambar dapat muncul ide/gagasan/kreatifitasnya yang dapat dituangkan dalam bentuk puisi.
9
Ibid., h. 55-57
11
2. Media Gambar a. Pengertian Media Gambar Media gambar merupakan media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan, seperti yang diungkapkan oleh Rohani dalam Musfiqon media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi yang berupa foto atau lukisan. 10 Menurut Yudi Munadi “gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh katakata”.11 Media gambar mampu memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga siswa dapat dengan mudah untuk mengingatnya. Cecep Kustandi mengatakan “media ini merupakan bahasa yang umum, dan dapat dimengerti, dinikmati oleh semua orang dimana-mana.”12 Selain itu Dina Indriana mengatakan “media gambar juga bersifat konkret, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu sajian masalah, mudah di dapatkan dan bisa digunakan dengan mudah”.13 Oleh karena itu, dengan menggunakan media gambar tentunya akan membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Foto
merupakan
alat
visual
yang
efektif
karena
dapat
memvisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkret dan realistis. Sukiman menyatakan “ foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran.”14 Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil 10
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran, (Jakarta: Prestasi Publisher, 2012), h. 73 11 Yudhi, Op.cit., h. 89 12 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual Dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 45 13 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), h. 65 14 Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), h. 86
12
yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto atau gambar yang diperlihatkan kepada anak-anak. Foto dapat mengatasi ruang dan waktu, sesuatu yang terjadi ditempat yang lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu. Dengan adanya media foto siswa dapat mengingat kembali tentang sesuatu yang pernah terjadi di dalam kehidupannya, sehingga siswa dapat mengeksplorasikan ide/gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Wina Sanjaya mengatakan “Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan imajinasi siswa.”15 Dapat disimpulkan bahwa media gambar/foto adalah salah satu media yang sederhana, dan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. Melalui media gambar, segala ide/gagasan yang dimilki siswa dapat dituangkan dengan mudah karena pembelajaran yang dilakukan terkesan lebih bermakna.
b. Kriteria Pemilihan Media Gambar Supaya gambar mencapai tujuan yang maksimal sebagai alat visual, gambar harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Menurut Arif S. Sadiman, dkk
gambar yang baik pada lazimnya dapat menggunakan
kriteria-kriteria antara lain : 1. Keaslian gambar, gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya seperti melihat keadaan benda sesungguhnya. 2. Kesederhanaan, sederhana dalam warna menimbulkan kesan tertentu yang mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. 3. Bentuk item, mudah dipahami dapat digunakan pada gambar dari majalah, surat kabar, dsb. 4. Perbuatan menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan. 15
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 166
13
5. Fotografi, gambar tidak terlalu terang/ gelap asal dapat menarik dan efektif dalam pengajaran. 6. Artistik, gambar disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.”16 Berdasarkan uraian di atas, teori yang digunakan sebagai indikator penilaian media gambar yang akan dikembangkan menggunakan kajian teori Arif S. Sadiman, dkk. Kriteria dalam pemilihan gambar meliputi keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk item, perbuatan, fotografi, dan artistik. 3. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
a. Pengertian Keterampilan Menulis Keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu berkaitan dengan daya atau kemampuan yang dimilikinya serta akan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Kundharu, keterampilan menulis adalah “kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.” 17 Keterampilan seseorang tentunya berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil yang telah dicapainya. Sebagai seorang guru, ia harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya. Hal itu tentunya akan memudahkan guru dalam megarahkan potensi yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan dan diolah agar memiliki hasil dan menjadi suatu keterampilan khusus yang dimiliki oleh siswa. Keterampilan yang berhubungan dengan berbahasa, terdiri atas empat komponen yaitu “keterampilan menyimak, keterampilan
16
Arief S, Sadiman, Dkk. Media Pendidikan, (Jakarta:PT. Rajawali press, 2010), Cet ke-14 h. 29-33 17 Kundharu dan St. Y Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: PT Karya Putra Darwati, 2012), cet. 1, h. 103
14
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis”.
18
Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang erat antar satu dengan yang lainnya. Hubungan keempat keterampilan berbahasa ini, dikatakan sebagai suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Dalam kegiatan menulis, Menulis bukanlah pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Menulis memang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang, seperti yang telah dikemukakan oleh Resmini “menulis merupakan keterampilan yang sulit diajarkan”.
19
Untuk
memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk mempraktikannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulismenulis. Menulis adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan kegiatan menulis diharapkan siswa dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis. Seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tentang menulis, diantaranya pegertian menulis yang diungkapkan oleh Suriamiharja “menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan”. 20 Berbeda dengan Tarigan yang menyatakan ”menulis ialah merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”.21 Berdasarkan pengertian menulis yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang perlu dikembangkan, karena merupakan keterampilan 18
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan, (Bandung :Angkasa, 2008), edisi revisi, h. 1 19 Novi Resmini, dkk, Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 227 20 Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa&Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI press: 2008) , h.116 21 Henry Guntur Tarigan, Op. cit., h.22
15
dasar yang harus dikuasai siswa dalam mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Dapat dikatakan pula bahwa menulis adalah aktivitas komunikasi yang dapat digunakan siswa melalui media tulisan. Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan berbahasa yang lain dan perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis sudah mulai dilatih di tingkat Sekolah Dasar. Sebelumnya, pada kelas rendah ditanamkan dasar-dasar menulis. Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai dengan benar maka siswa dapat menulis dengan baik dan benar. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Pengertian tersebut memberikan makna bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya. keterampilan
Slamet
menjelaskan
berbahasa
yang
“keterampilan bersifat
menulis
produktif”.
22
yaitu
Artinya,
keterampilan menulis ini merupakan keterampilan yang menghasilkan, dalam hal ini yang dihasilkan ialah berupa sebuah tulisan. Sedangkan menurut Solehan, dkk ” keterampilan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis”.
23
Solehan menjelaskan bahwa
keterampilan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan keterampilan menulis, seseorang yang telah mendapatkan
22
St. Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar, (Surakarta:UNS Press, 2008), h.48 23 Solehan T.W, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, ( Jakarta:Universitas Terbuka, 2008), h. 115
16
pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis tanpa banyak latihan menulis. Dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menulis
adalah
keterampilan yang bersifat aktif dan produktif. Semakin terampil seseorang
dengan
menulis semakin cerah pula jalan pikirannya.
keterampilan menulis hanya dapat diperoleh tidak melalui praktik dan latihan secara terus-menerus.
b. Tujuan Menulis Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan digarapnya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini akan merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya. Tujuan merupakan penentu pokok untuk mengarahkan serta membatasi tulisan puisi. Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig dalam Tarigan mengatakan: “Tujuan kegiatan menulis ada tujuh, assigment purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuatif), informational purpose (tujuan informational/tujuan penerangan), selfexpresive purpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose (tujuan kreatif), problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).”24
24
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan, (Bandung : Angkasa, 2008 ), edisi revisi. h. 25-26
17
Penjelasan untuk masing-masing tujuan tersebut sebagai berikut: 1. Assignment Purpose Tujuan penugasan ini berdasarkan perintah yang harus dilakukan,tanpa adanya kemauan sendiri. 2. Altruistic Purpose Penulis bertujuan hanya untuk menyenangkan para pembaca. Keadaan apapun yang pembaca rasakan saat itu, tentunya dapat membuat pembaca merasa senang dengan karyanya. 3. Persuasive Purpose Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4. Informational Purpose Bertujuan untuk memberikan informasi atau keterangan/ penerangan kepada para pembaca. 5. Self expressive Purpose Bertujuan
memperkenalkan
atau
menyatakan
diri
sang
pengarang kepada para pembaca. 6. Creative Purpose Tujuan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai nilai – nilai artistic atau seni yang ideal, seni idaman. 7. Problem-solving Purpose Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta meneliti secara cermat pikiran – pikiran dan gagasan – gagasannya sendiri agar dapat mengerti dan diterima oleh para pembaca.
Jika dilihat dari tujuan menulis di atas, kegiatan menulis yang ditujukan pada siswa, tentunya akan berbeda-beda dan hal tersebut dapat terlihat dari kacamata pembaca yang melihat dan menilai tulisan siswa,
18
dengan harapan bahwa maksud dan tujuan penulis dapat tersampaikan. Berdasarkan tujuan menulis di atas yang sesuai dengan kegiatan menulis puisi adalah tujuan altruistic purpose dan persuasive purpose. Penulis bertujuan hanya untuk menyenangkan para pembaca. Keadaan apapun yang pembaca rasakan saat itu, tentunya dapat membuat pembaca merasa senang dengan karyanya dan dapat meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, sehingga akan menghasilkan suatu tulisan secara utuh.
c. Manfaat Menulis Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menulis. Sebagai seorang siswa Sekolah Dasar dengan menulis dapat menjadikannya sebagai bekal kemampuan dasar bagi pendidikan pada jenjang selanjutnya yang lebih tinggi. Akhadiah dalam Resmini dan Juanda, bahwa diantara manfaat menulis antara lain, penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya, penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai gagasan, dapat mendorong untuk terus belajar secara aktif, membiasakan penulis berfikir serta berbahasa secara tertib dan benar.25 Berikut ini adalah pemaparan manfaat menulis oleh Akhaidah: 1. Mengenali kemampuan dan potensi dirinya, dengan menulis penulis dapat mengetahui kemampuannya dalam menulis, hal tersebut dapat di lihat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliknya. Dengan begitu penulis akan mengetahui kemampuannya dalam menulis dengan menulis seseorang dapat mengembangkan daya inisiatif (ide) dan kreativitas yang ada pada dirinya.
25
Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI press, 2008), h. 177-118
19
2. Penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai gagasan, dengan menulis
penulis
dapat
menggunakan
daya
nalaranya,
serta
menghubungkan, dan membandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan yang telah ada. Dengan menulis seseorang dapat menumbuhkan
keberanian
terutama
keberanian
dalam
mengungkapkan ide atau perasaan. 3. Dapat mendorong penulis untuk terus belajar secara aktif, penulis bukan
hanya
menjadi
penulis
yang
mendapatkan
informasi
berdasarkan masalah dari orang lain, namun penulis juga dapat mencari tahu masalah dan dapat memcahkan masalah, dan terus menggali rasa keingintahuannya tentang menulis yang baik dan benar. 4. Membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan benar. Dengan menulis seseorang akan terdorong untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan apa yang ditulisnya. Tulisan yang akan dituangkan tentunya akan dilakukan dengan sistematis dari segi penulisan dan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Dari beberapa manfaat tentang menulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat dari menulis adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan kegiatan menulis, siswa dapat mengeksplorasikan gagasan, perasaan dan pikiran yang terencana sehingga dapat diorganisir dengan tertib dan teratur, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir,
mengembangkan
potensi
yang
dimiliki
dan
dapat
mengeksplorasikan tulisan agar dapat dipublikasikan kepada orang lain.
d. Langkah-langkah Dalam Menulis Menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Banyak orang yang mengatakan bahwa menulis merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan,
20
bagian yang tersulit adalah dalam menuangkan ide yang harus dituliskan ke dalam sebuah tulisan. Hal senada dikemukakan oleh Bobby De Potter ”bagi kebanyakan dari kita, bagian tersulit dari menulis adalah memulainya. Hal itu dikarenakan terdengar suara di baris awal bahwa tugas menulis yang pertama adalah suara kreatif yang terus mendorong untuk mencari ide baru”.26 Langkah-langkah menulis yang dikemukakan oleh Resmini dkk yaitu: 1. Pramenulis Pada tahap ini siswa menulis mengemukakan apa yang akan mereka tulis, sedangkan peran guru pada tahap ini menggunakan berbagai strategi yang diimplementasikan di kelas untuk membantu siswa memilih tema yang akan ditulis. 2. Penyususnan draf tulisan Aktivitas dalam tahap ini meliputi menulis draf kasar, menulis konsep utama, dan menekankan pada pengembangan isi. Hal ini dapat memudahkan mengungkapkan ide yang dimiliki penulis. 3. Perbaikan Aktivitas ini meliputi membaca ulang draf kasar, menyempurnakan draf kasar, memperbaiki bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis. Pada tahap ini siswa dapat menambah, mengganti, dan menghilangkan halhal yang tidak penting dalam penulisannya. 4. Penyuntingan Aktivitas ini meliputi mengambil jarak dari tulisan, mengoreksi awal dengan menandai kesalahan dan mengoreksi kesalahan.27 Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Rahayu dalam memulai untuk menulis ada beberapa tahap yaitu “tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi”. 28 Hal senada diungkapkan oleh Alek dan
26
Bobby de potter, Quantum Writer: Menulis Lebih Mudah Tanpa Stres, dan dengan Hasil Lebih Baik, (Bandung: Kaifa, 2009), h. 13 27 Novi Resmini dkk., Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), cet. 1, h. 230 28 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 136
21
Achmad bahwa langkah-langkah dalam menulis melalui tiga tahapan yakni “ persiapan (preparation), menulis (writing), dan revisi (editing).” 29 Berikut adalah langkah-langkah dalam menulis yang dikemukakan oleh Rahayu: 1. Tahap prapenulisan Kegiatan ini dimulai dengan menentukan tema /judul, kita harus menemukan hal yang akan dibahas dalam tulisan. Tema/judul dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya pengalaman sendiri, hasil pengamatan lingkungan, pendapat; sikap; tanggapan; imajinasi sendiri atau orang lain terhadap sesuatu. Langkah berikutnya ialah membuat kerangka tulisan, artinya memecah topik menjadi sub-sub topik. Kerangka dapat berbentuk kerangka topik, yaitu butir-butir topik berupa frase pendek atau kerangka kalimat yaitu butir-butirnya berupa kalimat yang lebih rinci. Kerangka harus disusun secara logis, sistematik, dan konsisten. 2. Tahap Penulisan Pada tahapan ini, setiap butir karangan dibahas dengan menggunakan bahan-bahan yang telah diklasifikasikan menurut kepentingannya. Dengan demikian, kita sebagai penulis harus mampu memilih kata yang tepat sehingga pikiran kita dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata dirangkaikan dalam kalimat yang efektif, selanjutnya kalimat dirangkaikan dalam bentuk paragrafparagraf. Tulisan juga harus ditulis dalam ejaan yang benar dan persyaratan penulisan lainnya 3. Tahap Revisi Jika buram/draf seluruh tulisan telah selesai, tulisan perlu dibaca ulang untuk direvisi, diperbaiki, dikurangi, ditambah. Sebenarnya revisi dilakukan juga pada saat tahap penulisan berlangsung, namun revisi ini secara keseluruhan sebelum menjadi naskah akhir. Revisi dilakukan secara menyeluruh mengenai logika,sistematika, ejaan, tanda baca,
29
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 107
22
pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, dan lain sebagainya.30 Dapat disimpulkan bahwa pada proses menulis memiliki langkahlangkah yang harus dilakukan, karena menulis adalah kegiatan yang membutuhkan proses yang dilakukan dengan latihan terus-menerus. Berdasarkan langkah- langkah menulis yang telah dipaparkan tersebut, penulis menggunakan pendapat dari Rahayu. Langkah-langkah yang ada mulai dari tahap prapenulisan yakni untuk menemukan ide/gagasan serta imajinasi melalui sebuah pengamatan. Kemudian pada tahap menulis yakni menuliskan ide/gagasannya dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Selanjutnya tahap revisi tentunya dapat memperbaiki bahasa tulisan menjadi lebih baik dan benar serta memperhatikan unsur-unsur yang terdapat pada puisi.
4. Hakikat Puisi a. Pengertian Puisi Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeisis yang berarti penciptaan. Secara etimologi, puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia sendiri, yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Samuel Taylor Coleridge dalam Rachmat Djoko Pradopo mengatakan bahwa puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan yang terindah.31 Kata-kata dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan, walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Karena itu, salah satu usaha penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu mewakili kata-kata yang lebih luas dan lebih banyak. Hal lain diungkapkan
30
Minto Rahayu, Op. Cit., h. 137-138 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi : Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2005), cet. ke-9. h. 6 31
23
oleh Djago Tarigan ”puisi adalah karya sastra yang ditulis dengan bentuk larik-larik dan bait-bait.”32 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah kata-kata yang indah yang merupakan hasil dari sebuah pemikiran, yang dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama sehingga mengandung makna atau maksud tertentu.
b. Unsur-unsur Pembentuk Puisi Menulis puisi bukanlah merupakan hal yang mudah dan juga tidak sulit. Dalam menulis suatu karya sastra terdapat beberapa unsur yang harus dipahami oleh penulis. Burhan Nurgiantoro menyatakan “sebuah puisi hadir kepada anak secara keseluruhan dan sekaligus sebagai sebuah kesatuan yang padu dan harmonis.” 33 Hal senada diungkapkan oleh Damayanti “ batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur-unsur yang saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.” 34 Berdasarkan pernyataan tersebut untuk membentuk puisi sebagai kesatuan yang padu dan harmonis serta mencapai sebuah keindahan dalam penulisan puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Damayanti menjelaskan: “puisi terbentuk dari dua struktur yang mendukung, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, gaya bahasa, tipografi, serta rima/irama. Struktur batin puisi terdiri dari tema (sense), rasa (feeling), nada (tone), serta amanat atau tujuan (itention).”35
32
Djago Tarigan, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 11.21 33 Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013) cet. ke-3. hal. 321 34 D. Damayanti, Buku Pintar Sastra Indonesia (Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas), (Yogyakarta: Araska. 2013), h. 16 35 ibid., h. 21
24
Sama halnya seperti yang dijelaskan oleh Ratih Mihardja yang menyatakan “puisi terdiri atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur fisik.struktur batin terdiri dari tema, perasaan, nada, dan amanat, sedangkan struktur fisik terdiri dari diksi, kata konkret, versifikasi, pengimajian, majas, dan tata wajah.”36 Puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Oleh sebab itu, untuk membentuk sebuah puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Puisi terbentuk atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Struktur fisik yang terdiri dari kata konkret, diksi, versifikasi, pengimajian, majas, dan tata wajah/tipografi. Berikut ini adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik puisi: a. Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi secara tersirat, yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah sebagai berikut: 1. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat utama di dalam cerita. 2. Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya. 3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah puisi. 4. Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesanpesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. b. Struktur fisik puisi adalah struktur yang terlihat dari puisi tersebut secara kasat mata, yang termasuk ke dalam struktur fisik puisi adalah sebagai berikut: 36
Ratih Mihardja, Buku Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2010), h. 19
25
a) Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair. b) Tipografi, yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris, serta bait-bait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik. c) Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain. d) Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. Kata kongkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. e) Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. f) Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas.37 Kesimpulan dari paparan diatas adalah menjelaskan bahwa puisi sebagai bentuk karya sastra, dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara
imajinatif
serta
berirama
dan
disusun
dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa. Pengonsentrasian yang dilakukan dapat dilihat dari struktur-struktur atau kaidah yang terdapat pada puisi. Nuansa keindahan dalam menulis puisi tentunya akan terlihat dan terkesan lebih bermakna jika dapat memperhatikan unsur-unsur dalam penulisannya.
37
D. Damayanti, Buku Pintar Sastra Indonesia (Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas), (Yogyakarta: Araska, 2013), h. 18-22
26
c. Puisi Anak 1. Pengertian Puisi Anak Puisi anak adalah puisi yang isinya tentang anak-anak dengan segala aspek dan kehidupannya. pada dasarnya puisis anak memiliki karakteristik. Resmini dan Juanda menyatakan karakteristik puisi anak adalah “memiliki bahasa yang sederhana, bentuknya naratif, berisi dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak, serta mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan kata dan satuan-satuan makna.”38 Pada umumnya usia anak SD/MI berkisar antara 6-12 tahun. Menurut Tarigan “Usia SD/MI bisa memiliki dua tahapan, yaitu tahap penghayal 8-9 tahun dan tahap romantik 10 atau 13 tahun.” 39 Tidak menutup kemungkinan akan adanya siswa SD/MI yang sudah memasuki tahap realistik. Hal tersebut bisa saja terjadi atas dasar pengaruh perkembangan ilmu dan tekhnologi. Pengajaran puisi anak tentunya perlu memperhatikan karakteristik yang dimiliki anak. Dalam pengajaran puisi untuk anak dapat mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak pada tingkat kreativitas. Tujuan lain dalam mengajarkan puisi pada anak yakni mengarahkan anak pada pemahaman untuk mengenali baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain.
38
Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI Press, 2008), h. 166 39 Djago Tarigan, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h.11.26
27
2. Jenis-jenis Puisi Anak Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu berdasarkan sudut pandang tertentu. Pembedaan yang sering digunakan adalah yang di dasarkan isi kandungan yang ingin disampaikan. Huck, Michelle dkk dalam Resmini dan Juanda menjelaskan bahwa jenis puisi anak terdiri dari puisi balada, puisi naratif, puisi lirik, limerik, haiku, sajak bebas dan puisi kongret. 40 Berikut adalah contoh dari beberapa puisi anak: 1. Puisi balada 41 adalah puisi yang berisi cerita yang diadaptasikan untuk dinyanyikan atau paling tidak dapat memberikan efek nyanyian. contoh: MAMA ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR Karya: Sherly Malinton Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar kasihan sekali Matanya buta, jalannya meraba-raba Sherly hanya dapat memberinya sepotong cokelat dan gulagula Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk membeli buku.....
40
Resmini dan Juanda, Op. cit. , h. 168 Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013), cet. ke-3. hal. 359 41
28
2. Puisi naratif42 adalah puisi yang berisi cerita. Adapun wujud puisinya dapat berupa puisi lirik,sonata atau syair. contoh: PUTRI BANGAU Karya: Leon Agusta Konon dahulu di Negeri Jepang Tersebutlah tentang sebuah dongeng Mengisahkan seekor bangau yang malang Sayapnya luka tak bisa terbang Seorang Pak Tani setengah baya Menemukannya dekat telaga Bangau dipungut diobatinya Sehingga sembuh sayap yang luka Sang bangau tak dapat banyak bicara Pada Pak Tani berhati mulia Dalam hatinya ia berjanji Suatu waktu akan datang kembali 3. Sajak bebas43 adalah sajak tanpa pola panjang larik, tak terikat pada struktur dan pokok isi disusun berdasarkan irama alamiah. Contoh: KOLONG JEMBATAN Karya : Bradley Setiyadi Kota metropolitan Kota sejuta kemegahan Termasuk jalan layang yang melintang Melintas dari ujung ke ujung 42
ibid., h. 361 Novi Resmini, dkk, Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI press, 2008) , h. 169 43
29
Dengan tiang pancang yang kokoh Dilintasi mobil-mobil mewah Dan dibawahnya terdapat kehidupan Pada dasarnya, anak-anak lebih tertarik dengan gagasan suatu puisi yang mereka temukan sendiri, daripada mengetahui berbagai bentuk/jenis puisi berdasarkan jenis puisi anak yang telah dipaparkan di atas. Jika dilihat dari pernyataan tersebut, maka yang lebih mendekati jenis puisi bagi anak sekolah dasar adalah berupa sajak bebas. Hal tersebut dimaksudkan agar anak-anak lebih mengetahui dan dapat melihat kembali, jenis puisi apa yang sedang ditulisnya. Tentunya dengan adanya literatur akan memperkaya anak dalam menulis puisi lebih kreatif.
d. Teknik Kata Berantai Teknik adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam merancang, menyelesaikan dan menghasilkan dari sesuatu yang diinginkan. Teknik pembelajaran tidak akan berhasil jika tidak ada teknik yang cocok untuk pembelajaran tersebut. Pada kesempatan ini teknik kata berantai yang dilakukan dapat membantu atau melengkapi penggunaan media gambar sebagai proses dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik kata berantai dikemas dalam permainan yang dapat membangkitkan kreativitas siswa. Dalam permainan ini, setiap siswa harus melanjutkan kata yang ditulis teman kelompoknya dengan menuliskan kata-kata yang mempunyai konsep sama. Dengan kata lain, setiap siswa harus mencari kata-kata yang tidak menyimpang dengan judul atau tema yang telah ditetapkan. Pembelajaran keterampilan menulis puisi pada khususnya harus dirancang secara urut. Dalam hal ini, dapat di mulai dari tahapan yang sederhana hingga menuju ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang sukar, dari karangan yang pendek ke yang panjang, yang mencerminkan kegiatan eksplorasi pengalaman dan pikiran siswa dari kehidupan seharihari. Teknik kata berantai dilaksanakan seperti permainan bisik berantai.
30
Bedanya, bisik berantai dilaksanakan dengan cara diucapkan, kata berantai dilakukan dengan cara dituliskan. Karena berbentuk permaian, teknik kata berantai diharapkan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam menulis puisi. Teknik kata berantai dilaksanakan dengan aturan main sebagai berikut: 1. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok. 2. Setiap kelompok memilih tema dengan cara diundi. 3. Mesekipun tema dalam satu kelompok sama, setiap siswa harus menentukan subtema. Subtema akan digunakan sebagai judul puisi. 4. Setelah menentukan judul, siswa menuliskan kata pertama sebagai kata kunci dalam puisi. 5. Berdasarkan kata kunci tersebut setiap anggota kelompok secara berantai melanjutkan dengan kata-kata berikutnya menjadi barisbaris puisi hingga selesai. 6. Kata-kata yang dituliskan secara berantai ini tetap harus memperhatikan tema dan pola persajakan. 7. Setelah waktu berakhir, siswa mempresentasikan puisi terbaik kelompok tersebut.44 Teknik kata berantai dapat membantu siswa untuk menemukan ide/gagasan yang siswa terima, berdasarkan kepada hasil pengamatannya pada gambar yang telah ada. Teknik kata berantai menerapkan teori organisasi konsep untuk pembelajaran menulis puisi. Tentunya setiap siswa pasti memiliki pendapat, gagasan, imajinasi yang berbeda. Sehingga hasil pengamatan siswa tentunya akan memiliki makna yang berbeda, dan kata yang akan dituliskan pun berebeda. Konsep yang tersimpan dalam memori untuk mencari kata-kata yang berdekatan akan ditemukan oleh siswa. Jika kosakata yang teroganisir dalam memori siswa dikelola dengan baik kemudian disusun menjadi baris-baris puisi maka akan terwujud sebuah puisi.
44
Endang Siwi Ekoati, Teknik Kata Berantai Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Smp 1 Kudus tahun pelajaran 2008-2009, (http://www.ispi.or.id)
31
3. Langkah-langkah Membuat Puisi Sastra bentuk puisi banyak macamnya, namun yang akan dibahas di sisni adalah puisi yang khususnya terdapat dalam pembelajaran bahasa indonesia di kelas V Sekolah Dasar, yakni berupa membuat sajak bebas. Sajak-sajak bebas atau biasa disebut puisi bebas sangat mementingkan isi dan mempergunakan kata-kata yang singkat serta menggambarkan hal-hal yang nyata atau realistis yang tidak mengikuti pola-pola puisi lama. Langkah-langkah membuat puisi menggunakan media gambar dengan teknik kata berantai berdasarkan kepada RPP yang telah dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. 2. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar yang telah diberikan oleh guru, misalnya tentang suasana di desa, kemudian setiap siswa dari masing-masing kelompok mengamati, berpikir dan berimajinasi terkait gambar yang sudah di terimanya. 3. Satu persatu dari setiap kelompok berbaris dan menuliskan satu kata untuk ditulis di papan tulis secara bergantian. 4. Setelah itu masing-masing kelompok menuliskan hasil yang telah ditulis di papan tulis untuk disalin di kertas. 5. Setiap kelompok mencermati kembali hasil dari tulisan teman satu kelompoknya. 6. Setiap kelompok mengkaitkan dan melengkapi dari kata-kata yang sudah ada. 7. Kata-kata yang sudah terbentuk akan menghasilkan sebuah larik dan membentuk untaian bait hingga menjadi sebuah puisi . 8. Mereview kembali hasil puisi yang telah disusun atau dibuat, untuk lebih memperhatikan unsur-unsur pembentuk puisi, seperti diksi, rima, imaji, dan pemberian judul yang sesuai. 9. Membacakan hasil puisi dari perwakilan masing-masing kelompok
32
B. Hasil Penelitian yang Relevan Anggoro melakukan penelitian pada tahun 2010, berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Siswa Kelas V SDN Pandanmulyo 02 Malang. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas menulis puisi sebelumnya yaitu 52,8 pada siklus I, pada siklus II meningkat menjadi 60,7 pada siklus III Meningkat menjadi 79,4. Perbedaan penelitian Anggoro dengan skripsi ini adalah penelitiannya menggunakan tekhnik penelitian PTK sementara penulis menggunakan teknik penelitian quasi eksperimen. Anggoro hanya menggunakan media gambar dalam melakukan penelitiannya, sementara menulis menggunakan tekhnik kata berantai dalam proses pembelajaranya. Adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah keduanya melakukan penelitian dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi. Joni Maryanto melakukan penelitian pada tahun 2013, berjudul Peningkatan keterampilan menulis puisi Melalui model picture and picture Dengan mediagambar Pada siswa kelas V SDN gunungpati 01 Semarang. Penerapan model picture and picture dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Gunungpati 01 Semarang. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 66,92. Persentase ketuntasan klasikal hasil menulis puisi adalah 68% sedangkan 28%siswa dalam kriteria tidak tuntas. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78.1 dengan persentase ketuntasan klasikal adalah 76%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,8 dengan persentase ketuntasan hasil menulis puisi adalah 88%. Perbedaan penelitian Joni Maryanto dengan skripsi ini adalah Joni Maryanto melakukan penelitian dengan menggunakan tekhnik penelitian PTK sementara penulis menggunakan tekhnik penelitian quasi eksperimen. Joni Maryanto menggunakan model picture and picture dengan media gambar dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi, sedangkan penulis menggunakan
33
media gambar dalam menulis puisi dengan menggunakan tekhnik kata berantai dalam proses pembelajaranya. C. Kerangka Berpikir Menulis merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Siswa memerlukan keterampilan menulis baik di sekolah maupun di masyarakat. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah menulis puisi. Pentingnya menulis puisi bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas, menumbuhkan keberanian dalam mengungkapkan ide atau perasaan, serta mendorong keterampilan dan kemauan mengumpulkan informasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester II di SDIT Az-Zahra masih sangat rendah. Berdasarkan keadaan tersebut peneliti akan menggunakan media gambar dalam usaha meningkatkan keterampilan anak dalam menulis puisi khususnya pada siswa kelas V SDIT Az-Zahra Pondok Petir. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, media yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa pasif dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran menulis puisi. Selain itu, siswa kurang mampu menuangkan ide, gagasan, perasaannya dalam bahasa dan kata-katanya sendiri dalam menulis puisi. Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis memilih penggunaan media yang tepat sehingga dapat mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Salah satu media yang digunakan peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi yaitu menggunakan media gambar. Dengan media gambar, tentunya siswa tidak akan merasa jenuh, karena siswa diajak untuk melihat dan mengamati gambar yang tentunya dapat memudahkan siswa untuk menemukan gagasan/ide dan meningkatkan daya imajinasi siswa. Oleh sebab itu, apa yang dirasakan dan diamati siswa dapat tertuang dalam bentuk tulisan yang kemudian di rangkai kata perkata, hingga membentuk sebuah larik dan bait, yang tentunya akan menjadi sebuah puisi. Penggunaan teknik kata berantai dalam proses pembelajaran
34
diharapkan siswa dapat percaya diri serta dapat mengemukakan ide/ gagasan, dapat mengembangkan keterampilan menulis, daya kreativitas dan imajinasi siswa, yang sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sastra, khususnya dalam menulis puisi. D. Hipotesis Penelitian Pengajuan
hipotesis yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan
media gambar yang dimulai dengan pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Penggunaan media gambar tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir tahun pelajaran 2013/2014. Ha : Penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir tahun pelajaran 2013/2014.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDIT Az-Zahra yang beralamat di Jl.Swadaya No 47. Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini pada semester genap Tahun pelajaran 2013/2014, yang dilaksanakan pada bulan April.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Metode quasi eksperimen yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap semua variabel yan relevan. Pengontrolannya hanya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang paling dominan.1 Desain penelitian yang digunakan yaitu Non Randomize Control Group Pretest and Posttest Design. 2 Rancangan ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest terlebih dahulu, yakni untuk mengetahui kemampuan awal pada siswa. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan media
gambar,
sedangkan
kelas
kontrol
menggunakan
pembelajaran
konvensional. Setelah diberi perlakuan maka kedua kelas diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir pada siswa. untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 59 2 Moh. Kasiran, Metodologi Penelitian ; Refleksi Pengembangan dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 217
35
36
Tabel 3.1 Non Randomized Control Group Pretest-Postest Design Kelas
Tes Awal
Perlakuan (x)
Tes akhir
Eksperimen
T₁
X
T₂
Kontrol
T₃
-
T₄
Keterangan: T1 : Pretest kelas eksperimen T2 : Postest kelas eksperimen T3 : Pretest kelas kontrol T4 : Posttest kelas kontrol X : Keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SDIT Az-Zahra kelas V pada semester genap Tahun pelajaran 2013-2014. Adapun populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDIT Az-Zahra yang terdiri dari tiga rombongan belajar yaitu kelas VA - VC. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik (Purposive Sampling) atau sampel bertujuan. Arikunto menjelaskan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 5 Berdasarkan hasil observasi yang didapat bahwa dari tingkatan kelas V ada satu kelas yang kurang layak untuk dijadikan penelitian. 3
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 21, h. 61 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), , cet. 14, h. 174 5 ibid., h. 183 4
37
Oleh sebab itu dari tiga kelas rombongan belajar pada tingkatan kelas V di SDIT Az-Zahra, diambil dua kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas VB dan VC. Berdasarkan pengambilan sampel tersebut diperoleh kelas VB sebagai kelas eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, variabel penelitian, dan instrumen penelitian.
1. Sumber Data Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari sampel yang diambil berdasarkan pada tujuan tertentu (Purposive Sampling). Penelitian ini dilakukan kepada dua kelas, yakni kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media gambar dan kelas kontrol dengan tanpa diberikan perlakuan. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan yaitu kelas VB dan kelas kontrol adalah kelas yang tanpa diberikan perlakuan yaitu kelas VC. Pada kelas VB sebanyak 24 siswa dari 28 jumlah siswa dan kelas VC sebanyak 24 siswa dari 29 jumlah siswa. Karena ada beberapa siswa yang tidak hadir pada saat penelitian berlangsung maka sample yang diperoleh dari masing-masing kelas sebanyak 24 siswa. Data yang digunakan berupa skor yang diperoleh dari hasil tes keterampilan menulis puisi.
2. Variabel Penelitian Dalam penelitian quasi eksperimen, Arikunto mengatakan bahwa objek penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian disebut variabel. 6 Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: 6
ibid., h. 42
38
a. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar. b. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi.
3. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang nantinya akan diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yaitu tes keterampilan menulis puisi. Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan tes (pretest dan posttest). Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas.7 Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) Instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b) Instrumen pengumpulan data berupa tes, yakni untuk mengetahui keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada saat pretest dengan tujuan untuk mengetahui kemamapuan awal siswa, dan kedua posttest untuk mengetahui hasil akhir setelah diberikan perlakuan untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol. Penilaian keterampilan menulis pada siswa meliputi beberapa aspek, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
7
Suharsimi Arikunto, Op. cit., h. 123
39
Tabel 3.2 Indikator penilaian keterampilan menulis puisi No.
1.
Aspek yang dinilai Judul
2.
Diksi
3.
Rima
4.
Imaji
Skala skor Indikator
Bobot 5
4
3
2
1
Skor maksimal 15
Dapat menentukan judul sesuai dengan gambar
3
Pilihan kata yang digunakan tepat Kesamaan bunyi yang ada dalam puisi Gambaran imaji terlihat dengan jelas
7
35
4
20
6
30
Jumlah
100
Tabel 3.3 Kriteria Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis No Aspek yang dinilai
5
4
1.
Judul
Judul sangat sesuai dengan gambar/ Isi
Judul sesuai dengan gambar/ Isi
2.
Diksi
Pilihan kata sangat tepat
Pilihan kata tepat
3.
Rima
memiliki keindahan kesamaan bunyi
4.
Imaji
Sangat memiliki keindahan kesamaan bunyi Daya gambaran sangat terlihat jelas
Jumlah
Daya gambaran terlihat jelas
Kriteria penilaian 3 2 Judul cukup sesuai dengan gambar/ Isi Pilihan kata cukup tepat Cukup memiliki keindahan kesamaan bunyi Daya gambaran cukup terlihat jelas
Skor maksimal 1
Judul kurang sesuai dengan gambar/ Isi Pilihan kata kurang tepat
Judul tidak sesuai dengan gambar/ Isi Pilihan kata tidak tepat
15
Kurang memiliki keindahan kesamaan bunyi Daya gambaran kurang terlihat jelas
Tidak memiliki keindahan kesamaan bunyi Daya gambaran tidak terlihat jelas
20
35
30
100
40
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes untuk mengetahui validitas soal. Validitas Instrumen Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. “Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betulbetul tepat mengukur apa yang akan diukur.” instrument yang digunakan adalah
8
Dalam penelitian ini
tes keterampilan menulis siswa.
Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruksi dapat menggunakan pendapat dari ahli (Expert Judgement). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.
F. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siswa Analisa yang dilakukan dalam deskripsi data meliputi gambaran distribusi frekuensi data yang diperoleh dari hasil test keterampilan menulis puisi dan menyajikan data tersebut dalam bentuk histogram. Persentase ratarata tiap komponen keterampilan menulis puisi dengan rumus: Persentase keterampilan menulis = jumlah skor yang diperoleh X bobot nilai
2. Uji Prasyarat Analisis Data Untuk mendapatkan hipotesis penelitian dari data yang diperoleh, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu analisis uji prasyarat terhadap data
8
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 245
41
yang diperoleh. Uji prasyarat analisis yang digunakan yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas dan selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian.
a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah persebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan mengguanakan rumus kolomogorof smirnov dan shapiro wilk yang dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau nilai p. Uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan posttest, untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS20.0.
Adapun interpretasi dari uji
normalitas sebagai berikut:
Jika nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig.(2-tailed) >0.050), dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal.
Jika nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig.(2tailed) >0.050), dapat disimpulkan bahwa sebaran data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah sebuah uji jika kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, yaitu apakah varian sampel yang diambil dari populasi yang sama seragam atau tidak. Penghitungan uji homogenitas varian yakni dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0. Dengan uji statistic (test of homogenity variances). Adapun kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05, maka varians dinyatakan homogen.
Jika probabilitas < 0.05, maka varians dinyatakan heterogen.
42
3. Uji Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji-t ini digunakan untuk menguji nilai rata-rata dari kedua kelas tersebut memiliki perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji-t dengan uji paired sampel T Test dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa. Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh. Penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa.
G. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : µ1 >µ2 Ha : µ1 < µ2 Keterangan: Ho
:
Penggunaan media gambar tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
Ha
:
Penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
µ1 :
Nilai rata-rata hasil tes awal (sebelum diberikan perlakuan).
µ2 :
Nilai rata-rata hasil tes akhir (setelah diberikan perlakuan).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah 1. Lokasi Sekolah SDIT Az-Zahra terletak di Jl. Swadaya No. 47 RT 001/09 Kel. Pondok Petir Kec. Bojongsari Kota Depok Jawa Barat Telp: (021) 7412473 Fax : (021) 7412473 Email : www.azzahra.sch.id 2. Visi dan Misi Visi SDIT Az-Zahra Pondok Petir yaitu: “Sekolah Islami Berbasis Sains dan Multimedia” Misi SDIT Az-Zahra Pondok Petir yaitu a) Menuju generasi yang islami dan bertaqwa b) Menyiapkan generasi yang cinta Allah, Rasulullah dan keluarganya c) Menyiapkan generasi yang memiliki wawasan keilmuan yang luas d) Mengarahkan untuk taat dan patuh kepada orang tua e) Mengupayakan dan menanamkan budaya islami pada siswa-siswi melalui ibadah dan suri tauladan f) Mengarahkan
siswa-siswi
untuk
berakhlakul
karimah
dan
berkepribadian qur’ani serta mampu bersosialisasi dengan baik dalam lingkungannya g) Menanamkan kedisiplinan dan unsur-unsur leadership pada siswa-siswi
3. Sejarah berdirinya SDIT Az-Zahra Pondok Petir Berawal dari kegiatan pengajian majlis ta’lim Az-Zahra di pelopori oleh ibu Hj. In Sutaryo yang begitu peduli terhadap perkembangan pendidikan anak-anak dan remaja, yang merupakan generasi penerus bangsa dan munculnya keasadaran bahwa maju mundurnya suatu bangsa terletak pada generasi penerusnya. Oleh karena itu, yayasan Az-Zahra berusaha mengedepankan pendidikan yang berwawasan islami dengan mengangkat
43
44
akar-akar budaya islam dan menonjolkan akhlak yang mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan keluarganya. Dengan niat tulus dan suci ibu Hj. Iin Sutaryo mendirikan SDIT AzZahra tiada lain hanya ingin menjadikan sekolah tersebut sebagai ladang amal untuk meraih Ridho Allah Swt. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas diperlukan tekad dan kemauan yang tinggi disertai pengabdian dan pengorbanan yang ikhlas, seperti ditunjukkan oleh ibu Hj.In Sutaryo dan pengajian az-zahra yang di dukung oleh sumber daya yang memadai yaitu tenaga kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang terus dilengkapi akhirnya pembangunan pun di mulai. Dengan kodrat dan iradat Allah Swt, di mulailah pembangunan Masjid kemudian diikuti dengan bangunan lantai satu SDIT Az-Zahra dan sekarang lantai dua dan kantin sudah di bangun. Berawal dari 25 siswa/i (tahun pertama) kemudian meningkat menjadi 81 siswa/i ( tahun kedua). Pada tahun ketiga meningkat menjadi 161 siswa. Sampai saat ini tahun ke-10 jumlah siswa sebanyak 456 siswa/i, dan sudah meluluskan 3 kali lulusan dengan hasil yang cukup baik. 4. Guru dan Tenaga Kependidikan Guru dan tenaga kependidikan di SDIT az-zahra berjumlah ± 50 orang termasuk kepala sekolah dan karyawan. Tenaga guru dan kependidikan di SDIT Az-Zahra merupakan tenaga professional yang rata-rata telah menempuh jenjang strata 1 (S1) lulusan dari berbagai universitas ternama, serta banyaknya yang memiliki gelar sarjana pendidikan(S.Pd) sehingga telah berpengalaman dalam dunia pendidikan.
45
5. Siswa Jumlah Rombongan Belajar (ROMBEL) 1. kelas 1
: 3 rombel
2. kelas 2
: 3 rombel
3. kelas 3
: 3 rombel
4. kelas 4
: 3 rombel
5. kelas 5
: 3 rombel
6. kelas 6
: 2 rombel
Keadaan siswa Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDIT Az-Zahra
Tahun Pelajaran Kelas
2013/2014 L
P
JML
I
34
34
68
II
29
38
66
III
45
45
90
IV
40
44
84
V
38
51
89
VI
37
21
58
Jumlah Semua
223
232
456
Jumlah Rombel
17
46
6. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di SDIT Az-Zahra antara lain: 1) Lapangan Upacara 2) Lapangan Olah Raga 3) Kebun Sekolah 4) Masjid 5) Kantin 6) Ruang UKS 7) Perpustakaan 8) Ruang Multimedia 9) Laboratorium Komputer 10) Laboatorium IPA
7. Kegiatan Ekstrakurikuler 1) Seni Tari 2) Seni Musik 3) Seni Kriya 4) Taekwondo 5) Paskibra 6) Pramuka 7) English Club
47
B. Pelaksanaan Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data yang berasal dari pengambilan data sebanyak empat kali pertemuan.
Kelas
eksperimen adalah kelas yang menggunakan media gambar sebagai dalam proses pembelajaran, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2014 di SDIT Az-Zahra Pondok Petir. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas VB dan kelas VC. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa di kelas V. Sebelum kedua kelas diberi perlakuan berbeda, peneliti memberikan pretest terlebih dahulu. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti. Hasilnya menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka peneliti dapat memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan mengunakan media gambar dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan kepada pertimbangan dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan melihat dari karakteristik siswa kelas VB dan VC serta melihat dari hasil nilai pretest kelas VB dan VC yang tidak jauh berbeda, maka kelas VB ditunjuk sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan media gambar dalam pembelajaran. Adapun kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional adalah kelas VC sebagai kelas kontrol. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
48
C. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media gambar, pada saat proses pembelajaran menulis puisi berlangsung. Kelas kontrol adalah kelas yang pada proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode konvensional. Sebelum kedua kelas diberikan pembelajaran menulis puisi, maka keduanya diberikan tes awal (pretest) terlebih dahulu, untuk mengetahui kemampuan awal menulis puisi pada siswa. Data yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan awal menulis puisi pada siswa yakni dengan menggunakan program SPSS versi 20.00. Adapun rangkuman hasil pengolahan data pretes kedua kelas tersebut dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Kelas
N
Nilai
Nilai
Mean Median Modus Standar
Maksimal Minimal
Deviasi
1
Eksperimen 24
74
50
63.83
64.00
66
7.597
2
Kontrol
79
52
62.92
62.80
62
6.185
24
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai pretest pada kelas eksperimen dengan jumlah 24 siswa, memiliki nilai maksimal yang diperoleh adalah 74, nilai minimal 50, nilai rata-ratanya adalah 63.83, sedangkan median/ nilai tengahnya adalah 64.00, nilai modus adalah 66 dan standar deviasi adalah sebesar 7.597.
49
Kelas kontrol yang terdiri dari 24 siswa, memiliki skor maksimal 79, skor minimal 52, serta memiliki rata-rata nilai sebesar 62.92, sedangkan nilai untuk median adalah 62.80, nilai modus adalah 62 dan standar deviasi adalah sebesar 6.185. Tabel 4.3 Daftar Nilai Pretest Kemampuan Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen No Nama Nilai 1 X1 66 2 X2 60 3 X3 53 4 X4 72 5 X5 53 6 X6 56 7 X7 54 8 X8 62 9 X9 66 10 X10 72 11 X11 73 12 X12 50 13 X13 62 14 X14 63 15 X15 73 16 X16 66 17 X17 57 18 X18 74 19 X19 56 20 X20 72 21 X21 66 22 X22 73 23 X23 63 24 X24 70 JUMLAH 1532 RATA-RATA 63,83
Kelas Kontrol Nama Nilai Y1 79 Y2 56 Y3 63 Y4 68 Y5 59 Y6 66 Y7 62 Y8 69 Y9 59 Y10 53 Y11 60 Y12 66 Y13 62 Y14 52 Y15 64 Y16 68 Y17 65 Y18 66 Y19 72 Y20 60 Y21 53 Y22 62 Y23 64 Y24 62 JUMLAH 1510 RATA-RATA 62.92
50
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen Nilai 50 53 54 56 57 60 62 63 66 70 72
Frequency 1 2 1 2 1 1 2 2 4 1 3
Percent % 2,1 4,2 2,1 4,2 2,1 2,1 4,2 4,2 8,3 2,1 6,3
73 74 Total
3 1 24
6,3 2,1 100,0
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen
51
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 50 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 54 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 56 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 57 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 60 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 62 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 63 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 66 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 73 ada tiga orang dan siswa yang mendapat nilai 74 ada satu orang. Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Kontrol Nilai 52 53 56 59 60 62 63 64 65 66 68 69 72 79 Total
frequency 1 2 1 2 2 4 1 2 1 3 2 1 1 1 24
Percent % 2,1 4,2 2,1 4,2 4,2 8,3 2,1 4,2 2,1 6,3 4,2 2,1 2,1 2,1 100,0
52
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2 Grafik Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan tabel dan grafik nilai pretest kelas kontrol, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 52 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 56 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 59 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 60 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 62 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 63 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 64 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 66 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 68 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 69 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada satu orang dan siswa yang mendapat nilai 79 ada satu orang.
53
2. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pemberian posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi pada kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar dan kelas kontrol dengan tanpa menggunakan media gambar. Hal tersebut dimaksudkan untuk membandingkan dengan kemampuan awal siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan awal menulis puisi pada siswa yakni dengan menggunakan program SPSS versi 20.00. Adapun rangkuman hasil pengolahan data posttest kedua kelas tersebut dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Kelas
N
Nilai
Nilai
Maksimal Minimal
Mean Median Modus Standar Deviasi
1
Eksperimen 24
90
66
78.46
79.50
83
7.593
2
Kontrol
89
60
72.96
72.00
70
6.047
24
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai posttest pada kelas eksperimen dengan jumlah 24 siswa, memiliki nilai maksimal yang diperoleh adalah
90, nilai minimal 66, nilai rata-ratanya adalah 78.46, sedangkan
median/ nilai tengahnya adalah 79.50, nilai modus adalah 83 dan standar deviasi adalah sebesar 7.593. Kelas kontrol yang terdiri dari 24 siswa, memiliki skor maksimal 89, skor minimal 60, serta memiliki rata-rata nilai sebesar 72.96, sedangkan nilai untuk median adalah 72.00, nilai modus adalah 70 dan standar deviasi adalah sebesar 6.047.
54
Tabel 4.7 Daftar Nilai Posttest Kemampuan Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 JUMLAH RATA-RATA
Kelas Kontrol
Nilai
Nama
Nilai
86 80 72 90 66 76 66 79 83 83 89 70 80 79 85 72 66 89 70 83 79 85 72 83 1883 78,46
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 JUMLAH RATA-RATA
89 70 70 76 70 72 67 80 72 60 70 74 72 66 71 76 79 73 83 70 66 78 73 74 1751 72.96
55
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Eksperimen Nilai 66 70 72 76 79 80 83 85 86 89 90 66 Total
Frequency 3 2 3 1 3 2 4 2 1 2 1 3 24
Percent % 6,3 4,2 6,3 2,1 6,3 4,2 8,3 4,2 2,1 4,2 2,1 50,0 100,0
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen
56
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 66 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 76 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 79 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada dua orang dan siswa yang mendapat nilai 83 ada empat orang, siswa yang mendapat nilai 85 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 86 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 89 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 90 ada satu orang. Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Kontrol Nilai 60 66 67 70 71 72 73 74 76 78 79 80 83 89 Total
Frequency 1 2 1 5 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 24
Percent % 2,1 4,2 2,1 10,4 2,1 6,3 4,2 4,2 4,2 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 100,0
57
Tabel diatas dapat disajikan pula dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai 60 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 66 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 67 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 71 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 72 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 73 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 74 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 76 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 78 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 79 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 83 ada satu orang, dan siswa yang mendapat nilai 89 ada satu orang.
58
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, maka data akan diolah dengan melakukan uji hipotesis. sebelum uji hipotesis di lakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan Homogenitas. 1. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Pada uji normalitas untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh dari hasil nilai pretest dan posttest berdistribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan bantuan SPSS 20.00 dalam menghitung uji normalitas dihasilkan
nilai sig.(2 tailed) pada kolmogorov-smirnov yang dapat
menunjukan normal atau tidaknya sebaran data. Sebuah syarat data berdistribusi normal apabila signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (signifikansi >0.05). Hasil uji normalitas sebaran data pretest-posttest kemampuan menulis puisi dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol a
Kolmogorov-Smirnov
Nilai Pretest Eksperimen Kontrol
Statistic
df
Sig.
,150
24
,169
,108
24
,200
*
Berdasarkan tabel kolomogrof-smirnov di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikan pretest pada Kelas eksperimen adalah 0.169 dan nilai signifikan pretest pada kelas kontrol adalah 0.200. Hal ini membuktikan bahwa kedua nilai signifikansi baik dari kelas eksperimen maupun kontrol lebih besar dari nilai alpha 0.05. Karena nilai signifikan
59
kedua kelas lebih besar dari nilai alpha 0.05 (0.169>α =0.05 dan 0.200>α =0.05), maka data kedua kelas berdistribusi normal. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol a
Kolmogorov-Smirnov
Nilai Pretest Eksperimen Kontrol
Statistic
df
Sig.
,153
24
,149
,146
24
,200
*
Berdasarkan tabel kolmogorof-smirnov di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikan posttest pada kelas eksperimen adalah 0.149 dan nilai signifikan posttest pada kelas kontrol adalah 0.200. Hal ini membuktikan bahwa kedua nilai signifikansi baik dari kelas eksperimen maupun kontrol lebih besar dari nilai alpha 0.05. Karena nilai signifikan kedua kelas lebih besar dari nilai alpha 0.005 (0.149>α =0.05 dan 0.200>α =0.05), maka data kedua kelas berdistribusi normal. 2.
Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Setelah melakukan uji normalitas dan
kedua kelas sampel
dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya mencari nilai Homogenitas varians pretest dan posttest dari kedua kelas tersebut. Penghitungan uji Homogenitas dengan menggunakan bantuan SPSS 20.00. Adapun kriteria pengujian Homogenitas adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, artinya varians dinyatakan Homogen. Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, artinya varians dinyatakan heterogen.
60
Hasil perhitungan uji homogenitas varians data dapat disajikan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene Statistic
df1
2,595
Berdasarkan
df2 1
tabel
Test
Sig. 46
of
homogenity
,114
of
variance
(uji
homogenitas) menunjukan bahwa nilai levene statistic 2.595 dan nilai probabilitas (signifikansi) adalah .114. Karena nilai signifikansi 0.114 > α = 0.05, maka Ho diterima. Hal ini membuktikan bahwa kedua sampel dari kelas eksperimen dan kontrol berasal dari kelas yang homogen. Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Levene Statistic
df1
2,892
Berdasarkan
df2 1
tabel
Test
Sig. 46
of
homogenity
,096
of
variance
(uji
homogenitas) menunjukan bahwa nilai levene statistic 2.892 dan nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .096, karena nilai signifikansi 0.096 > α = 0.05, maka Ho diterima. Hal ini membuktikan bahwa kedua sampel dari kelas eksperimen dan kontrol berasal dari kelas yang homogen. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelas sampel baik pretest maupun posttest memiliki probabilitas > 0.05, artinya varians dari kedua sampel tersebut dinyatakan homogen.
61
E. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas dan Homogenitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan kedua kelas eksperimen dan kontrol bersifat homogen atau memiliki varians yang sama besar. Selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS 20.00. uji hipotesis data posttest kelas eksperimen dan kontrol adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh penggunaan media gambar pada keterampilan menulis puisi siswa kelas V. Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh Penggunaan media gambar pada keterampilan menulis puisi siswa kelas V.
Hasil perhitungan uji hipotesis dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
5,500
9,673
1,974
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
EKSPERIMEN – KONTROL
df
1,415
Upper 9,585
2,786
23
Berdasarkan tabel paired samples test (uji hipotesis) menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .011. Karena nilai signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V.
,011
62
F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Data Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa terdapat perbedaan antara hasil keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Dengan nilai rata-rata akhir kelas eksperimen sebesar 78.46 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 72.96. Selain itu berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .011. Karena nilai signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan media gambar
terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa. 2. Pembelajaran dengan media gambar Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap hasil keterampilan menulis puisi siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari perencanaan
dan
pelaksanaan
penelitian.
Pada
proses
perencanaan
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar yakni untuk mengembangkan gagasan-gagasan atau ide yang sudah tergambarkan dan menuliskannya menjadi sebuah kata, kemudian menjadi kalimat dan bait, hingga menjadi sebuah puisi. Hal tersebut tentunya dapat membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam menulis puisi secara efektif. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan yakni sebagai berikut: a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengetahui apa saja yang harus dikuasainya. Disamping itu guru
63
juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik. b.
Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari
sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada saat menyajikan materi guru dapat memberikan motivasi yang dapat membuat siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran. c.
Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar Dalam proses penyajian materi, guru menyampaikan materi ajar dan
siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. siswa mengamati gambar yang ditunjukan oleh guru. Gambar yang ditunjukan dapat berupa gambar pemandangan, kegiatan berlibur, bermain, binatang, tumbuh-tumbuhan atau tokoh-tokoh yang dikenal oleh siswa.
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Misalnya gambar yang diajukan tentang keadaan di Desa. Maka bentuk pertanyaannya berupa: gambar apa ini? Dimana ini terjadi? Apa saja yang kamu lihat dengan gambar ini?Siapa saja yang ada disana? Bagaimana suasana yang terlihat pada gambar tersebut? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu berada di sana?. Dengan pertanyaan tersebut, siswa akan menjawab dengan pendapatnya yang beragam. Jawabanjawaban siswa dijadikan kerangka untuk membuat puisi. Penggunaan media gambar yang dilakukan akan membantu siswa dalam mengembangakan daya kreativitasnya, karena siswa pada usia Sekolah Dasar memiliki kekuatan imajinasi yang kuat, yang akan memunculkan ide, gagasan dan pikiran yang tertuang dengan tulisan melalui gambar tersebut. Kegiatan mengamati gambar ini, diharapkan siswa dapat dengan mudah menentukan pilihan kata-kata yang tepat, dalam menghasilkan tulisan yang baik.
64
Pembelajaran menulis puisi pada siswa diberikan secara kooperatif dengan menggunakan teknik kata berantai. Sebelumnya guru memberikan materi ajar tentang puisi dan unsur-unsur puisi, kemudian memberikan contoh dengan memyebutkan kata “kelas”, kemudian setiap siswa harus mengucapkan satu kata tentang kelas, dengan cara berurutan. Setiap siswa menjawabnya seperti menyebutkan kata indah, bersih, buku, jendela, dll. Selanjutnya guru menuliskannya di papan tulis, dan bersama dengan siswa mengkaitkan antara tiap-tiap kata menjadi sebuah larik, hingga menjadi sebuah puisi. Pada proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok diberikan sebuah gambar untuk membuat puisi dari gambar tersebut. Mereka dapat mendeskripsikan gambar tersebut, dan setiap orang dari masingmasing kelompok harus membuat satu kata yang akan ditulis di papan tulis dan nantinya akan disusun kembali menjadi sebuah larik, kemudian bait hingga menjadi puisi secara utuh oleh kelompoknya masing-masing.
Gambar 4.5 Kegiatan belajar siswa dengan menggunakan media gambar
65
Gambar di atas menunjukkan kegiatan siswa dengan menggunakan media gambar. Pada gambar terlihat siswa sedang mengamati gambar dan mendeskripsikan gambar dengan cara berdiskusi dan menyusun kata-kata yang sudah dituliskan untuk menjadi sebuah puisi. Setelah siswa selesai berdiskusi dalam kelompok, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari perwakilan beberapa kelompok untuk membacakan hasil puisinya.
3. Hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media gambar Pada saat pembelajaran berlangsung sistem belajar yang digunakan yakni dengan menggunakan media gambar. Dengan menggunakan media gambar di harapkan siswa dapat menemukan gagasan-gagasannya sehingga dapat menulis puisi. Pembelajaran juga bersifat student-centered, guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa dalam menulis puisi. Secara garis besar kondisi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar yaitu diawali dengan mempelajari pengertian dan unsur-unsur puisi. Kemudian siswa mengamati gambar yang telah diberikan oleh guru. Secara berkelompok siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara bersama. Setiap kelompok menyumbangkan kata dari setiap orang. Kata-kata yang telah ada selanjutnya dikaitkan, dan dijadikan sebuah larik, hingga menjadi sebuah bait. Guru sebagai fasilitator saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Pada akhir kegiatan inti pembelajaran, guru memberikan penguatan materi dan pengarahan, serta melakukan evaluasi. Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Dalam pembelajaran konvensional guru menjelaskan materi kemudian siswa diberi kesempatan untuk menulis puisi berdasarkan pengalamannya. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa yang dilakukan secara kelompok, dengan menuliskan salah satu pengalaman temannya, dan membuat puisi secara bersama. Guru memberikan
66
kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional membuat siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat menerima materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang kurang maksimal. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dengan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 63,83 dan kelas kontrol sebesar 62.92. Setelah diberikan perlakuan dan melakukan posttest bahwa hasil akhir kelas eksperimen sebesar 78.46 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 72.96. Dengan melihat nilai rata-rata pretest dan posttest, pada hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada nilai akhir keterampilan menulis puisi pada siswa dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh pada keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini tentunya memperkuat dari penelitian yang sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Anggoro dan Joni Maryanto, bahwa pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan menulis puisi pada siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan media gambar dapat dijadikan acuan oleh para guru dalam menulis puisi pada siswa. G. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian ini terbatas pada penggunaan media gambar untuk materi menulis puisi di kelas V. Faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi seperti kecerdasan emosional, strategi mengajar, tidak dibahas dalam penelitian ini, karena fokus penelitian tidak mencakup halhal tesrebut. Dengan demikian, dalam penelitian selanjutnya peneliti diharapkan
membahas
pada
faktor-faktor
lain
yang
mungkin
mempengaruhi keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir. Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan menulis puisi pada siswa dengan menggunakan media gambar (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan menulis puisi pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 63,83. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 62,92. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 78,46 dan kelas kontrol sebesar 72,96. Jumlah peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 14,63% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 10.04%. Perhitungan hipotesis dengan menggunakan Uji-t yakni uji paired sampel T Test dan diperoleh pada taraf signifikan 0,05 menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi) adalah .011. Karena nilai signifikansi 0.011< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir.
67
68
B. Saran Agar siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru hendaknya menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. 2. Media gambar sangat perlu diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menulis puisi. 3. Bagi peneliti agar dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan dapat lebih ditingkatkan lagi dalam keterampilan menulis puisi pada siswa. Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi untuk mengetahui keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar kepada siswa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Alek. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, 2011. Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Damayanti D. Buku Pintar Sastra Indonesia:Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas. Yogyakarta: Araska. 2013. Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010 De Potter Bobby. Quantum Writer: Menulis Lebih Mudah Tanpa Stres, dan dengan Hasil Lebih Baik. Bandung: Kaifa, 2009. Djoko Pradopo Rachmat. Pengkajian Puisi : Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2005. Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press, 2011. Kasiran Moh. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008. Kustandi Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual Dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Mihardja, Ratih. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara, 2010.
69
70
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008 Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran. Jakarta: Prestasi Publisher, 2012. Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013. Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.Jakarta: Grasindo, 2007. Resmini Novi, dkk. Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya, Bandung: UPI Press, 2006 ------------------------. Pendidikan Bahas dan Sastra di Kelas Tinggi. Bandung: UPI press: 2008. Riva, Ahmad dan Sudjana. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009. Sadiman, Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali press, 2010. Sanjaya Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012. Slamet, St. Y dan Kundharu. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: PT Karya Putra Darwati, 2012. Solehan T.W, dkk. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:Universitas Terbuka, 2008. Tarigan, Djago, dkk. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2003.
71
Tarigan Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung :Angkasa, 2008. Siwi Ekoati Endang. “Teknik Kata Berantai Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan
Menulis
Puisi
Siswa
Smp
1
Kudus
2008-2009”
(http://www.ispi.or.id), 20 September 2014. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012. Syaodih, Sukmadinata Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V/ II
Pertemuan Ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi
: 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
Kompetensi Dasar
: 8.3Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian dan unsur –unsur puisi 2. Menyusun kata dari gambar yang diamati 3. Mengidentifikasi diksi, rima dan imaji dalam puisi
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat meneybutkan dan menjelaskan unsur-unsur puisi, dengan menggunakan teknik kata berantai siswa mampu untuk menulis puisi dengan memperhatikan diksi, imaji dan rima yang tepat. nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, bekerja sama, saling menghargai pendapat, berani. Materi Pokok
: Puisi
Metode Pembelajaran : tanya jawab, diskusi, dan tekhnik kata berantai Langkah-langkah Kegiatan : 1. kegiatan Awal Kegiatan
Metode
Fase Menyampaik
Alokasi waktu
Memberikan salam, menanyakan
an tujuan dan
kabar, berdoa, dan mengisi
memotivasi
daftar presensi.
Tanya jawab
5 menit
siswa
Apersepsi dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya Menyebutkan tujuan pembelajaran.
2. kegiatan inti Fase
kegiatan
Metode
Alokasi waktu
Ekxplorasi
Siapa yang pernah membuat
Tanya jawab
5 menit
Teknik kata
40 menit
puisi? Apa yang dimaksud dengan puisi? Ada apa saja yang termasuk dalam unsur-unsur puisi? Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mengamati sebuah gambar. Guru meminta siswa untuk membuat satu kata yang siswa amati dari gambar tersebut Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat sebuah kalimat dari setiap kata yang ada Siswa dibagi menjadi 4 kelompok Setiap kelompok menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah puisi Siswa mengganti kata yang kurang tepat dengan
Berantai dan Diskusi
memperhatikan diksi, imaji dan rima yang tepat Perwakilan kelompok membacakan hasil puisinya di depan kelas Guru bersama siswa memperbaiki puisi jika ada katakata atau unsur puisi yang kurang tepat. Konfirmasi Evaluasi
Guru menjelaskan kembali
10 menit
bagaimana membuat puisi dengan mengamati sebuah gambar Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
3. kegiatan penutup Fase
Kegiatan
Metode
Alokasi waktu
Kesimpulan
Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang sudah dipelajari.
Evaluasi
Memberikan evaluasi berbentuk soal kepada siswa(terlampir) Menjawab dan membahas soal
Refleksi Penutup
bersama-sama siswa. Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap salam.
Ceramah Tanya jawab.
10 menit
Sumber Pembelajaran:
buku sd bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
materi: buku tematik media pembelajaran : gambar(foto) Penilaian No.
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian
2.
Teknik Tes
Bentuk
Instrument penilaian
Tes Tulis
1. Sebutkan unsur-unsur
dan unsur –unsur puisi
yang termasuk ke
Menyusun kata dari
dalam puisi
gambar yang diamati 3.
2. Buatlah sebuah puisi
Mengidentifikasi diksi,
berdasarkan gambar
rima dan imaji dalam
yang telah damati
puisi
dengan memperhatikan judul, diksi, rima, dan imaji yang tepat.
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi No.
1.
Aspek yang dinilai Judul
2.
Diksi
3.
Rima
4.
Imaji Jumlah
Skala skor Indikator
Bobot 5
Dapat menentukan judul sesuai dengan gambar Pilihan kata yang digunakan tepat Kesamaan bunyi yang ada dalam puisi Gambaran imaji terlihat dengan jelas
3
4
3
2
1
Skor maksimal 15
7
35
4
20
6
30 100
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V/ II
Pertemuan Ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar
: 8.3Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator
: 1. Mendeskripsikan sebuah gambar menjadi sebuah kalimat 2. Merangkaikan kalimat menjadi sebuah puisi 3. Menciptakan sebuah puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat cara mendeskripsikan gambar, dengan menggunakan teknik kata berantai siswa mampu menulis puisi dengan menguraikan dan merangkaikannya menjadi sebuah puisi Nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, bekerja sama, menghargai pendapat, berani. Materi Pokok : Puisi Metode Pembelajaran : tanya jawab, ceramah diskusi, dan tekhnik berantai Langkah-langkah Kegiatan :
1. kegiatan Awal Kegiatan
Metode
Alokasi
Fase
waktu
Menyampaik
Memberikan salam, menanyakan
an tujuan dan
kabar, berdoa, dan mengisi daftar
memotivasi
presensi.
siswa
Tanya jawab
5 menit
Menyebutkan tujuan pembelajaran.
2. kegiatan inti Fase
kegiatan
Metode
Alokasi waktu
Ekxplorasi
Siapa yang pernah berekreasi
Tanya jawab
5 menit
bersama keluarga? Apa saja yang kamu lihat disana? Bagaimana perasaanmu saat berekreasi? Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok Guru memberikan sebuah gambar kepada masing-masing kelompok (tiap 2 kelompok mendapatkan gambar yang sama) Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk membuat puisi dengan cara menulis di papan tulis untuk menjelaskan dari gambar yang telah diberikan. masing-masing perorang dalam tiap kelompok memberikan satu kata.
Teknik berantai Diskusi
kata 40 menit
Perwakilan dari tiap kelompok menuliskan di kertas, hasil dari yang mereka tulis di papan tulis. Masing-masing kelompok mengkaitkan antara kata yang satu dengan kata yang lainnya. Masing-masing kelompok memperbaiki tulisannya dengan memperhatikan diksi, imaji, dan rima. Memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk membacakan hasil puisinya. Memperbaiki penulisan puisi siswa jika ada kata-kata yang kurang tepat. Konfirmasi Evaluasi
Menanyakan kembali kepada siswa jika ada yang belum mereka ketahui Menjelaskan pengertian puisi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
Ceramah Tanya jawab
10 menit
3. Kegiatan penutup Metode Fase
Alokasi
Kegiatan
Kesimpulan
waktu
Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang sudah dipelajari.
Evaluasi
Ceramah
10 menit
Tanya jawab.
Memberikan evaluasi berbentuk soal kepada siswa(terlampir) Menjawab dan membahas soal
Refleksi
bersama-sama siswa. Guru mengakhiri pelajaran dengan
Penutup
membaca hamdalah dan mengucap salam.
Sumber pembelajaran:
Buku SD bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
Media pembelajaran : gambar (foto) Penilaian Indikator
Teknik
1. Mendeskripsikan
Tes
Bentuk
Instrument penilaian
Tes Tulis Buatlah sebuah puisi
sebuah gambar mejadi
berdasarkan gambar yang
kalimat
telah diamati dengan
2. Merangkaikan
memperhatikan diksi,
kalimat menjadi puisi 3. Menciptakan
puisi
imaji, rima dan judul yang tepat
dengan diksi, imaji, rima dan judul yang tepat
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi No.
1.
Aspek yang dinilai Judul
2.
Diksi
3.
Rima
4.
Imaji Jumlah
Skala skor Indikator
Bobot 5
Dapat menentukan judul sesuai dengan gambar Pilihan kata yang digunakan tepat Kesamaan bunyi yang ada dalam puisi Gambaran imaji terlihat dengan jelas
3
4
3
2
1
Skor maksimal 15
7
35
4
20
6
30 100
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
: SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V/ II
Pertemuan Ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar
: 8.3Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian dan unsur –unsur puisi 2. Menyusun sebuah kata berdasarkan pengalaman siswa 3. Mengidentifikasi puisi berdasarkan diksi, rima dan imaji.
Tujuan Pembelajaran:Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat memahami pengertian puisi,serta dengan diskusi siswa mampu menulis puisi. Nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, bekerja sama, menghargai pendapat, berani. Materi Pokok : Puisi Metode Pembelajaran : tanya jawab, ceramah, diskusi, Langkah-langkah Kegiatan : 1. kegiatan Awal Kegiatan
Metode
Fase
Alokasi waktu
Menyampaik
Memberikan salam, menanyakan
an tujuan dan
kabar, berdoa, dan mengisi daftar
memotivasi
presensi.
Tanya jawab
5 menit
siswa
Apersepsi dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya Menyebutkan tujuan pembelajaran.
2. kegiatan inti Fase
kegiatan
Metode
Alokasi waktu
Ekxplorasi
Siapa yang pernah membuat
Tanya jawab
5 menit
Diskusi
40 menit
puisi? Apa yang dimaksud dengan puisi? Ada apa saja dalam unsur-unsur puisi itu? Elaborasi
Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk membuat puisi berdasarkan pengalaman siswa dengan cara menulis di kertas. Masing-masing kelompok memperbaiki tulisannya dengan memperhatikan diksi, imaji, dan rima. Memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk membacakan hasil puisinya. Guru bersama siswa memperbaiki hasil puisi jika ada kata-kata yang kurang tepat.
Konfirmasi
Menanyakan kembali kepada
10 menit
Evaluasi
siswa jika ada yang belum mereka ketahui Menjelaskan pengertian puisi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
3. kegiatan penutup Metode Fase Kesimpulan
Kegiatan
dipelajari. Memberikan evaluasi berbentuk soal kepada siswa(terlampir) Refleksi
Menjawab dan membahas soal bersama-sama siswa.
Penutup
waktu
Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang sudah
Evaluasi
Alokasi
Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap salam.
Sumber pembelajaran:
Buku SD Bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
Media pembelajaran :
Ceramah Tanya jawab.
10 menit
Penilaian No.
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian
2.
Teknik Tes
Bentuk
Instrument penilaian
Tes Tulis
1. Sebutkan unsur-unsur
dan unsur –unsur puisi
yang termasuk ke
Menyusun kata
dalam puisi
berdasarkan pengalaman 3.
2. Buatlah sebuah puisi
siswa
berdasarkan
Mengidentifikasi diksi,
pengalamanmu
rima dan imaji dalam
dengan
puisi
memperhatikan judul, diksi, rima, dan imaji yang tepat.
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi No.
1.
Aspek yang dinilai Judul
2.
Diksi
3.
Rima
4.
Imaji Jumlah
Skala skor Indikator
Bobot 5
Dapat menentukan judul sesuai dengan gambar Pilihan kata yang digunakan tepat Kesamaan bunyi yang ada dalam puisi Gambaran imaji terlihat dengan jelas
3
4
3
2
1
Skor maksimal 15
7
35
4
20
6
30 100
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
: SDIT Az-Zahra
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V/ II
Pertemuan Ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi Dasar
: 8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator
: 1. Mendeskripsikan pengalaman menjadi sebuah kalimat 2. Merangkaikan kalimat menjadi sebuah puisi 3. Menciptakan sebuah puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan metode tanya jawab siswa dapat aktif mendeskripsikan pengalamannya,dengan diskusi siswa mampu menulis puisi dengan memperhatikan diksi, imaji dan rima yang tepat. nilai karakter yang diharapkan: percaya diri, komunikatif, nekerja sama, saling menghargai pendapat, berani. Materi Pokok
: Puisi
Metode Pembelajaran : tanya jawab, ceramah dan diskusi Langkah-langkah Kegiatan : 1. kegiatan Awal Kegiatan
Metode
Fase Menyampaik an tujuan dan
Alokasi waktu
Memberikan salam, menanyakan kabar, berdoa, dan mengisi
Tanya jawab
5 menit
memotivasi siswa
daftar presensi. Apersepsi dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya Menyebutkan tujuan pembelajaran.
2. kegiatan inti Fase
kegiatan
Metode
Alokasi waktu
Ekxplorasi
siapa yang pernah berekreasi
Tanya jawab
5 menit
Diskusi
40 menit
bersama keluarga? apa saja yang kamu lihat disana? Elaborasi
guru meminta siswa untuk menceritakan pengalamannya. guru meminta siswa untuk membuat puisi sesuai dengan pengalamannya. siswa mengganti kata yang kurang tepat dengan memperhatikan diksi, imaji dan rima yang tepat Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakannya. Guru bersama siswa memperbaiki jika ada kata-kata yang kurang tepat
Konfirmasi Evaluasi
guru menjelaskan kembali
10 menit
bagaimana membuat puisi dengan pilihan kata yang tepat guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
3. kegiatan penutup Metode Fase Kesimpulan
Kegiatan
dipelajari. Memberikan evaluasi berbentuk soal kepada siswa(terlampir) Menjawab dan membahas soal Refleksi Penutup
waktu
Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang sudah
Evaluasi
Alokasi
bersama-sama siswa. Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap salam.
Sumber Pembelajaran:
Buku SD Bahasa Indonesia
Sumber lain yang relevan
materi: buku tematik media pembelajaran : -
Ceramah Tanya jawab.
10 menit
Penilaian Indikator
Teknik
1. Mendeskripsikan
Tes
Bentuk
Instrument penilaian
Tes Tulis Buatlah sebuah puisi
sebuah gambar mejadi
berdasarkan gambar yang
kalimat
telah diamati dengan
2. Merangkaikan
memperhatikan diksi,
kalimat menjadi puisi 3. Menciptakan
imaji, rima dan judul
puisi
yang tepat
dengan diksi, imaji, rima dan judul yang tepat
Indikator penilaian keterampilan menulis puisi No.
1.
Aspek yang dinilai Judul
2.
Diksi
3.
Rima
4.
Imaji Jumlah
Skala skor Indikator
Bobot 5
Dapat menentukan judul sesuai dengan gambar Pilihan kata yang digunakan tepat Kesamaan bunyi yang ada dalam puisi Gambaran imaji terlihat dengan jelas
3
4
3
2
1
Skor maksimal 15
7
35
4
20
6
30 100
Lampiran 5 LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Amatilah gambar dibawah ini dan buatlah puisi!
Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Amatilah gambar dibawah ini dan buatlah puisi !
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Amatilah gambar dibawah ini dan buatlah puisi !
Lampiran 7 LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : ____________________________________________________________________ Buatlah puisi dengan tema Desa!
Lampiran 8 LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 4. 7. 2. 5. 3. 6. Kelas : __________________________________________________________________ __ Buatlah puisi tentang keindahan alam berdasarkan pengalamanmu!
Lampiran 9 Evaluasi Nama : Kelas : Lengkapilah kalimat dibawah ini agar menjadi sebuah puisi!
Petani Karya Paulina L.A.S. Jika pagi menjelang Kau terbangun dari tidur lelapmu Pergi ke ladang itulah tugasmu Engkau selalu mengurus padi yang hampir menguning Kicauan burung selalu menemanimu Angin sepoi selalu kau rasakan Walaupun keringat bercucuran Tetapi kau tak menyerah Kau adalah sumber hidup kami Tanpa kau kami tak bisa makan Perjuanganmu selalu kami kenang Terima kasih bapak petani Sumber: Bobo, 28 Oktober 2004
Lampiran 10 Evaluasi Nama
:
Kelas
:
Kau adalah mutiara hati secerah sinar mentari Indahnya hidupku bila kau ada di sisi Sekarang saatnya kau arungi lautan ilmu Langkahkan kaki penuh keyakinan Tadahkan tangan penuh harapan Sejuta do’a selalu kuberikan Tatapan sayang selalu mengalir untukmu Teruslah berlayar sampai tujuan Ombak dan badai jangan kau hiraukan Kesuksesan akan selalu ada bersamamu Oleh : Faisal Fahri
Berilah pendapat/penjelasanmu tentang puisi di atas!
Lampiran 11 Soal pretest petunjuk umum: 1. Siapkanlah alat tulis yang akan digunakan 2. Tulislah nama dan kelas 3. Berdo’alah sebelum mengerjakan Soal: Buatlah sebuah puisi !
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 12 Soal posttest Nama : Kelas : Petunjuk umum: 1. 2. 3. 4.
Siapkanlah alat tulis yang akan digunakan! Tulislah nama dan kelas sesuai dengan kolom yang disediakan! Bacalah soal dengan teliti! Berdo’alah sebelum mengerjakan!
Soal: Buatlah sebuah puisi dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Perhatikanlah gambar dibawah ini! 2. Deskripsikanlah gambar tersebut dan buatlah sebuah puisi!
Lampiran 13 Soal Posttest Nama : Kelas :
Petunjuk umum: 1. 2. 3. 4. Soal:
Siapkanlah alat tulis yang akan digunakan! Tulislah nama dan kelas sesuai dengan kolom yang disediakan! Bacalah soal dengan teliti! Berdo’alah sebelum mengerjakan!
Buatlah sebuah puisi dengan tema Ibu!
Selamat mengerjakan
Lampiran 14
Nilai Pretest Kelas Eksperimen Nama Diksi Imaji Rima Judul Nilai X1 3 3 3 5 66 X2 3 3 3 3 60 X3 3 2 2 4 53 X4 3 4 3 5 72 X5 2 3 3 3 53 X6 3 3 2 3 56 X7 3 2 3 3 54 X8 3 4 2 3 62 X9 3 4 3 3 66 X10 3 4 3 5 72 X11 3 4 4 3 73 X12 3 2 2 3 50 X13 3 3 2 5 62 X14 3 3 3 4 63 X15 4 3 3 5 73 X16 3 3 3 5 66 X17 3 2 3 4 57 X18 4 3 4 4 74 X19 3 3 2 3 56 X20 3 4 3 5 72 X21 3 3 3 5 66 X22 4 3 3 5 73 X23 3 3 3 4 63 X24 4 3 3 4 70 JUMLAH 75 74 68 96 1532 RATA-RATA 21,87 18,5 11,33 12 63,83 Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Lampiran 15
Nilai Pretest Kelas Kontrol Nama Diksi Imaji Rima Judul Nilai Y1 4 4 3 5 79 Y2 2 3 3 4 56 Y3 3 3 3 3 63 Y4 3 4 2 5 68 Y5 3 3 2 4 59 Y6 3 3 3 5 66 Y7 3 3 2 5 62 Y8 4 4 2 3 69 Y9 3 3 2 4 59 Y10 3 2 2 3 53 Y11 3 3 3 3 60 Y12 3 4 3 3 66 Y13 3 4 2 3 62 Y14 2 3 2 3 52 Y15 3 3 4 3 64 Y16 3 4 2 5 68 Y17 3 4 2 4 65 Y18 3 3 3 5 66 Y19 3 4 3 5 72 Y20 3 3 3 3 60 Y21 2 3 3 3 53 Y22 3 4 2 3 62 Y23 3 3 4 3 64 Y24 3 3 2 5 62 JUMLAH 71 80 62 92 1510 RATA-RATA 20.71 20 10.33 11.5 62.92 Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Lampiran 16
Nilai Posttest Kelas Eksperimen Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 JUMLAH RATA-RATA
Diksi
Imaji
Rima
Judul
Nilai
5 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 92 26.83
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 3 5 3 4 4 5 4 4 96 24
3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 81 13.5
5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 111 13.87
86 80 72 90 66 76 66 79 83 83 89 70 80 79 85 72 66 89 70 83 79 85 72 83 1883 78,46
Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Lampiran 17
Nama Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 Y24 Jumlah Rata-rata
Nilai Posttest Kelas Kontrol Diksi Imaji Rima Judul 5 4 5 4 3 4 5 3 3 4 5 3 4 4 5 3 3 4 5 3 4 3 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 3 3 4 5 3 3 5 5 3 4 3 5 3 3 3 5 3 2 4 5 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 3 3 3 5 3 3 3 5 4 4 4 4 3 3 5 5 3 79 83 90 114 23.04 20.75 15 14.25
Nilai 89 70 70 76 70 72 67 80 72 60 70 74 72 66 71 76 79 73 83 70 66 78 73 74 1751 72.96
Diksi = skor x 7, Imaji = skor x 6, Rima = Skor x 4, Judul = Skor x 3
Materi ajar pertemuan pertama
Pengertian Puisi Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan. puisi adalah suatu hasil karya sastra yang diciptakan untuk mengekspresikan pikiran, pengalaman dan perasaan dengan gaya bahasa yang indah dan syaratsyarat tertentu sehingga dapat memberikan nilai seni dan membangkitkan imajinasi para pembacanya. Berikut ini adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik puisi: a. Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi secara tersirat, yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah sebagai berikut: 1. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat utama di dalam cerita. 2. Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya. 3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah puisi. 4. Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesan-pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. b. Struktur fisik puisi adalah struktur yang terlihat dari puisi tersebut secara kasat mata, yang termasuk ke dalam struktur fisik puisi adalah sebagai berikut: 1. Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair.
2. Tipografi, yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris, serta baitbait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik. 3. Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain. 4. Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. Kata kongkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. 5. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. 6. Gaya
bahasa,
yaitu
penggunaan
bahasa
yang
dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas.
Materi ajar pertemuan kedua Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang dipilih penyair bersifat denotatif dan konotatif. Diksi dalam puisi selalu berhubungan dengan bunyi. Bunyi yang digunakan dalam puisi dapat menimbulkan efek sedih, seram, haru, magis, senang dan sebagainya. Pengimajian,
Pengimajian
dapat
memberi
gambaran
yang
jelas,
menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat kepuitisan
yang lain. imaji inilah pembaca atau pendengar dapat membayangkan puisi yang dibayangkan dan seolah-olah menjadi pengalaman yang konkret. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan.
BIODATA PENULIS
Mega Fahrizah, NIM 1110018300034, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penulis lahir di Bekasi, 28 September 1991. Bertempat tinggal di Jalan Pertamina B RT 03 RW 06 No 97 Kelurahan Jati Raden Kecamatan Jati Smapurna Pondok Gede Bekasi. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Orang tua penulis adalah Bapak Namar dan Ibu Nurlaila. Riwayat pendidikan penulis, diawali di M.I Raudlatul Mutaallimin Darul Abror tamat tahun pelajaran 2002/2003, kemudian SMP N 15 Bekasi tahun pelajaran 2005/2006, MAN Cibinong tamat tahun pelajaran 2008/2009 dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2014. Pengalaman berorganisasi yaitu ROHIS, PRAMUKA, PASKIBRA, Bela Diri, OSIS dan MPK. Motto penulis yaitu hadapi segala apapun yang terjadi dan beranilah untuk melangkah karena hari esok akan memperlihatkan apa yang tidak kau ketahui dan ia akan membawa berita yang tak pernah kau duga. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk yang membaca.