ANALISIS PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: ZAHRA SEPTIANINGSIH NIM. 109082000083
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama Lengkap
: Zahra Septianingsih
2.
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 6 September 1991
3.
Alamat
: Jl. Depsos Raya Kav. H. Nazier RT 003/01 No. 65 Bintaro Jakarta Selatan 12330
II.
III.
4.
Telepon
: 021-7374513 / 08567275218
5.
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
SD N Kebayoran Lama Selatan 02 Petang
Tahun 1997-2003
2.
SMP N 29 Jakarta
Tahun 2003-2006
3.
SMA N 47 Jakarta
Tahun 2006-2009
4.
S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2009-2013
PENDIDIKAN NON FORMAL 1.
Oxford Course Indonesia Bintaro Jakarta, English for Children and Adults, 2001-2005
2.
IV.
V.
Program Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2008-2009
PENGALAMAN ORGANISASI 1.
Anggota Paskibra SMP Negeri 29 Jakarta, 2003-2004
2.
Anggota Language Club SMA Negeri 47 Jakarta, 2007-2008
3.
Divisi Konsumsi JAMSIS (Jambore Siswa) SMA Negeri 47 Jakarta, 2008
SEMINAR DAN WORKSHOP 1.
Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
vi
2.
Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” dalam acara Insurance Goes to Campus, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Mei 2010.
3.
Workshop Komputer Akuntansi dengan menggunakan Zahir Accounting Edisis Standar 5.1 oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 17 Maret 2012.
4.
Seminar Public Speaking and Effective Presentation Skill bersama Meutya Hafid, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 23 Mei 2013.
VI.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1.
Ayah
: Maulana Hasanudin
2.
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 23 April 1963
3.
Ibu
: Iim Yuningsih
4.
Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 2 November 1968
5.
Alamat
: Jl. Depsos Raya Kav. H. Nazier RT 003/01 No. 65 Bintaro Jakarta Selatan 12330
6.
Telepon
: 021-7374513
7.
Anak Ke-, dari
: 1 dari 3 bersaudara
vii
ABSTRACT
PROFITABILITY AND SALES GROWTH ANALYSIS BEFORE AND AFTER ISO 9001:2008 CERTIFICATION OF MANUFACTURING COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE The main objective of this research is to find the impact of stipulation of ISO 9001:2008 series for companies profitability and sales growth before and after companies getting ISO 9001:2008 certification. The research population is the manufacture firm which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) and had received ISO 9001:2008 certification. The research sample is taken with purposive sampling method which are 29 companies that complete sample selection criteria. The research period are from two years prior certification to 2012. The research find that there’s no significant difference in profitability (net profit margin and ROI) and sales growth between before and after the companies getting ISO 9001:2008 certification. Keyword: Profitabilty, Net Profit Margin, Return On Investment, Sales Growth, ISO 9001:2008 certification
viii
ABSTRAK
Analisis Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2008 Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 tehadap profitabilitas dan sales growth perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Sampel penelitian diperoleh melalui metode purposive sampling dimana terdapat 29 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Periode penelitian dari dua tahun sebelum sertifikasi sampai dengan tahun 2012. Penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada profitabilitas (net profit margin dan ROI) dan sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Kata kunci: Profitabilitas, Net Profit Margin, ROI, Sales Growth, Sertifikasi ISO 9001:2008
ix
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada: 1.
Kedua orang tua yang paling dan sangat saya cintai yaitu Ayahanda Maulana Hasanudin dan Ibunda Iim Yuningsih yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, bimbingan, nasihat, dukungan serta doa tiada henti kepada penulis.
2.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Dr. Rini, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.
6.
Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
x
7.
Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
8.
Kawan-kawan kelas Akuntansi C angkatan 2009, kalian adalah sahabat terbaik yang telah memberikan pengalaman berharga selama masa kuliah. Semoga tali persahabatan kita tidak akan pernah putus sampai kapanpun.
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta,
Juni 2013
Zahra Septianingsih
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................... v Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... vi Abstract ............................................................................................................ viii Abstrak ............................................................................................................... ix Kata Pengantar ................................................................................................. x Daftar Isi .......................................................................................................... xii Daftar Tabel .................................................................................................... xiv Daftar Gambar ................................................................................................ xv Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel ....................................... 9 1. Sejarah ISO .............................................................................. 9 2. Definisi dan Sejarah ISO 9001:2008 ...................................... 16 3. Profitabilitas ........................................................................... 22 4. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) ................................ 26 5. Hubungan Kualitas Barang/Jasa dengan Profitabilitas .......... 28 6. Hubungan Kualitas Barang/Jasa dengan Penjualan ............... 31 B. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 33 C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 36 D. Hipotesis ..................................................................................... 38
xii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 39 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 39 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 39 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 39 D. Metode Analisis Data ................................................................... 40 1. Statistik Deskriptif .................................................................. 40 2. Uji Normalitas .......................................................................... 41 3. Uji Hipotesis ............................................................................. 42 a. Paired Sample T-Test ........................................................... 42 b. Wilcoxon Signed Rank-Test .................................................. 43 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 43
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 45 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 45 B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 48 1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................... 48 a. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................. 48 b. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 50 c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi ..................... 52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 61 A. Kesimpulan ................................................................................. 61 B. Saran ........................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65 LAMPIRAN ..................................................................................................... 70
xiii
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
2.1.
Tinjauan Penelitian Sebelumnya .............................................................. 33
3.1.
Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 44
4.1.
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ...................................................... 47
4.2.
Data Perusahaan yang Menjadi Sampel ................................................... 47
4.3.
Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 49
4.4.
Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008 .... 51
4.5.
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 .................................................. 52
4.6.
Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel ROI Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 .................................................. 55
4.7.
Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel Sales Growth Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 .................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR No.
Keterangan
Halaman
2.1.
Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas .................................................. 29
2.2.
Hubungan Kualitas dengan Penjualan ...................................................... 32
2.3.
Kerangka Konseptual ................................................................................ 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN No.
Keterangan
Halaman
1.
Daftar Sampel ........................................................................................... 71
2.
Hasil Output SPSS ....................................................................................76
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berjalannya waktu, dilihat dari kondisi masyarakat dan di zaman globalisasi saat ini, kebutuhan seseorang semakin meningkat dan bervariasi, ini dikarenakan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan selera konsumsi yang selalu berubah-ubah. Hal tersebut menciptakan kesadaran seseorang dalam memilih produk yang berkualitas dengan lebih teliti dan cermat. Pelanggan yang pintar pastinya selalu membandingkan kondisi suatu produk dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain untuk mendapatkan produk yang bermutu. Apabila mutu suatu produk yang diinginkan tidak terpenuhi dengan baik maka mereka akan mengkonsumsi produk lain yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumsi. Tantangan global yang dihadapi dunia di era globalisasi saat ini tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta. Hal ini menuntut seluruh pelaku bisnis untuk mempersiapkan diri agar mampu bertahan (survive) dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat diantara pelaku bisnis nasional maupun internasional (Psomas, 2009:128). Kondisi tersebut menyadarkan perusahaan akan pentingnya mutu dan usaha untuk meningkatkan daya saing dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus menerus agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Mutu itu sendiri merupakan keseluruhan corak dan 1
karakteristik dari produk ataupun jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi (Heizer & Render, 2010:190). Menurut Simmons (1999:2), “Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar
yang
berlaku.
Peningkatan
kompetisi
global
telah
menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan kualitas”. Cara lain untuk menghadapi persaingan adalah menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Loyalitas konsumen sangat berperan agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik agar dapat membuat konsumen tetap loyal pada produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan (Astri, 2011:1). Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan, sekarang yang menjadi acuannya jelas yaitu ISO 9001:2008 yang merupakan seri-seri dari ISO 9000 yang diakui secara global, yang merupakan standar layanan internasional (Pardede, 2009:3). ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur sistem manajemen mutu (Quality Management System) dan 2
sering disebut sebagai ISO 9001: QMS. Adapun 2008 menunjukkan tahun revisi, sedangkan ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu hasil revisi tahun 2008. Sistem tersebut merupakan revisi terbaru yang diterbitkan bulan Desember tahun 2008. Organisasi pengelola standar internasional ini adalah International Organization for Standardization, bermarkas di Genewa Swiss, didirikan pada 23 Februari 1947, dan beranggotakan 147 negara di mana setiap negara diwakili oleh badan standarisasi nasional. Badan standar yang dimaksud tersebut di Indonesia dikenal sebagai Komite Akreditasi Nasional (Setyawan, 2008:1). Standar dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menitikberatkan pada efektivitas proses pengembangan berkelanjutan dengan pilar utama pola berpikir PDCA (plan/merencanakan, do/melaksanakan, control/mengawasi, act/menindaklanjuti). Pada setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, melakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai, dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi (Setyawan, 2008:3). Syafrizal (2008:23) menyebut terdapat enam proses bisnis dalam prosedur ISO 9001:2008 yang wajib ditetapkan dan terdokumentasi, yaitu: 1) pengendalian dokumen; 2) pengendalian rekaman; 3) pengendalian produk yang tidak sesuai; 4) audit internal; 5) tindakan koreksi; 6) tindakan pencegahan. Jadi, untuk setiap bidang kegiatan mulai dari tahap perencanaan
3
sampai kepada evaluasi harus mengikuti prosedur dalam melaksanakan pekerjaaannya, agar semua kegiatan dapat dipantau dengan baik. Dalam praktiknya, aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Pemenuhan kepuasan konsumen atas produk yang diberikan oleh perusahaan akan berdampak positif pada loyalitas konsumen dan meningkatkan penjualan perusahaan yang akhirnya juga akan meningkatkan laba (profit) perusahaan (Astri, 2011:2). Aspek finansial adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000. Penerapan ISO 9000 harus menjadi stimulus untuk perbaikan proses operasi dan sistem kerja. Perolehan sertifikat ISO harus diikuti efisiensi biaya operasi dan overhead cost secara signifikan karena dengan terdokumentasi setiap aktivitas organisasi, setiap proses operasi adalah proses yang bernilai tambah sekaligus mereduksi proses tak bernilai tambah yang tidak efisien dan tidak efektif (Pardede, 2009:3). Perolehan dan penerapan sertifikat ISO dapat memicu perolehan pendapatan perusahaan yang lebih tinggi karena terjadinya proses improvement dalam sistem kerja dan sistem operasi. Menurut penelitian yang dilakukan PT. Sucofindo dan PUSTAN Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000, ditemukan fakta perolehan sertifikat ISO 9000 memicu terjadinya beberapa dalam beberapa parameter operasi antara lain: peningkatan dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih antar unit kerja, fokus kepada pelanggan, mengurangi 4
scrap/rework,
peningkatan
produktivitas,
concern
terhadap
kualitas
pelanggan, peningkatan penjualan, alat promosi yang efektif, mengurangi komplain pelanggan dan peningkatan share pasar (Pardede, 2009:4). Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 membawa dampak yang sangat baik bagi perusahaan yang diantaranya peningkatan kualitas pelanggan, peningkatan penjualan, dan efisiensi biaya yang akan berdampak pada peningkatan profit dalam jangka panjang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Pardede, 2009:4). Selain itu juga dengan memperoleh sertifikat ISO 9001, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pendapatan perusahaan, melalui peningkatan nilai penjualan produk yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif, dimana setelah memperoleh sertifikat ISO, tingkat penjualan perusahaan dapat lebih meningkat atau menurun. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmar dan Pujiati (2003) dengan mengambil sampel 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, 16 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1995, 12 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1996, 9 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1997, dan hanya 1 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1998. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga variabel yaitu ROA, gross profit margin, dan sales growth. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan gross profit margin antara satu tahun sebelumnya dan tiga tahun sesudah sertifikasi ISO seri 9000 pada perusahaan manufaktur di BEJ. 5
Namun penelitian yang dilakukan Cendrawati dan Melinda (2011) dengan sampel 30 perusahaan untuk kelompok ISO maupun kelompok NonISO dan 15 perusahaan untuk sampel kelompok ISO baru menghasilkan kesimpulan bahwa sertifikasi ISO 9000 tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan ROI. Untuk membuktikan sekali lagi mengenai pengaruh sertifikasi ISO terhadap profitabilitas dan sales growth, maka penelitian kali ini mencoba mengkaji dan menguji pengaruh adanya sertifikasi ISO versi terbaru yaitu ISO 9001:2008. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian
Pertumbuhan
yang
Penjualan
berjudul
(Sales
“Analisis
Growth)
Profitabilitas
Sebelum
dan
dan
Sesudah
Bersertifikasi ISO 9001:2008 Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cendrawati dan Melinda Haryanto (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Variabel dependen yang digunakan peneliti sebelumnya hanya berupa rasio return on investments, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti lebih mengembangkan pada permasalahan profitabilitas dan sales growth. 2. Sampel yang digunakan peneliti sebelumnya yaitu perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1999-2007 yang belum dan telah memperoleh sertifikat ISO 9000, sedangkan pada penelitian kali 6
ini peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012 yang belum dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008. 3. Versi ISO yang digunakan peneliti sebelumnya adalah ISO seri 9000 versi lama, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti menggunakan ISO seri 9001 versi tahun 2008.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan profitabilitas yang diukur melalui net profit margin dan ROI sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang: 1. Untuk mengetahui perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 7
2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi peneliti dan akademisi, sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan dalam menganalisis pengaruh perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap tingkat profitabilitas dan pertumbuhan penjualan (sales growth) pada perusahaan manufaktur di BEI. Penelitian ini juga bermanfaat untuk pengimplementasian teori-teori yang telah dipelajari oleh peneliti selama perkuliahan. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan informasi bagi perusahaan dalam menentukan dan menerapkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan laba perusahaan. 3. Bagi pihak eksternal, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para investor, pemegang saham, kreditor, dan pemerintah sebagai acuan pengambilan keputusan. 4. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis dan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai pengaruh penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap profitabilitas dan pertumbuhan penjualan (sales growth).
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel 1. Sejarah ISO ISO
(International
Organization
for
Standardization)
adalah
Organisasi Internasional untuk Standarisasi yang berkantor pusat di Jenewa, merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM atau NGO = Non-Governmental Organization) penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap negara yang bekerja sama telah menghasilkan lebih dari 17.000 standar internasional untuk bisnis, pemerintahan dan masyarakat umum. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS dalam bahasa Inggris (International Organization for Standardization) atau OIN dalam bahasa Perancis (Organisation Internationale de Normalisation) sebelum akhirnya ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa Yunani isos yang berarti sama. Didirikan pada 23 Februari 1947 di Jenewa, Switzerland. ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standarisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang 9
wakil anggotanya dari 170 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (Technical Committee). Meski ISO adalah organisasi non-pemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
a. ISO 9000 ISO 9000 merupakan kumpulan standar Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang dikeluarkan dan dipelihara oleh ISO/TC 176 kemudian diselenggarakan oleh badan akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya suatu organisasi atau perusahaan yang telah mendapat sertifikasi ISO 9000 ini akan diperbolehkan menyatakan dirinya kepada publik sebagai “ISO 9001:2000 certified” atau “ISO 9001:2000 registered”. ISO 9000 terdiri dari standar-standar berikut: 1) ISO 9000:2005, SMM – Landasan dasar dan kosa kata, meliputi dasardasar mengenai apakah SMM itu dan juga berisi istilah dan kosa kata yang digunakan dalam standar ISO seri 9000. 2) ISO 9001:2000, SMM – Persyaratan-persyaratan, berisi segala ketentuan dan persyaratan standar yang harus dipenuhi oleh suatu 10
organisasi yang ingin menerapkan dan mengadopsi SMM-ISO 9000 tersebut. 3) ISO 9004:2000, SMM – Pedoman untuk peningkatan kinerja, meliputi langkah-langkah melakukan peningkatan berkesinambungan.
Masih ada standar-standar lain dalam kelompok ISO 9000 yang kodenya tidak diawali dengan angka ISO 900x, sebagai contoh: ISO 10007:1995
–
mengenai
manajemen
konfigurasi,
dimana
untuk
kebanyakan organisasi ini hanyalah satu bagian dari suatu sistem manajemen yang lengkap.
b. Sejarah ISO 9000 Pre ISO 9000 Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan mensyaratkan
pabrik
untuk
mendokumentasikan
prosedur
serta
menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang dituliskan. Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola proses pembuatannya. Pada tahun 1971, British Standard Institute menerbitkan standar Pemerintah Inggris yang pertama 11
untuk penjaminan kualitas, yaitu BS 9000, yang dikembangkan untuk industri elektronik. Pada tahun 1974, BSI menerbitkan BS 5179, yang merupakan petunjuk untuk jaminan kualitas. Sekitar tahun 1970-an, BSI mengadakan pertemuan dengan industri untuk menciptakan standar umum. Hasilnya adalah BS 5750 pada tahun 1979. Banyak industri yang sepakat untuk mengganti standar miliknya dengan standar yang berlaku. Tujuan dari BS 5750 adalah memberi dokumen kontrak umum bagi industri, mendemonstrasikan bahwa produksi industri dapat dikontrol. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan
ISO
untuk
mengadopsi
BS
5750
sebagai
standar
internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000.
Versi 1987 ISO 9000:1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu organisasi: 1) ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk baru. 2) ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk baru. 12
3) ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja. ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur ketimbangan proses manajemen secara keseluruhan.
Versi 1994 ISO 9000:1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap melanjutkan
pembuktian
kepatuhan
dengan
prosedur-prosedur
terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak perlu.
Versi 2000 ISO 9001:2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi
hanya
satu
standar
yaitu
9001.
Prosedur
desain
dan
pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan menempatkan
manajemen
proses
sebagai
landasan
pengukuran, 13
pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, ketimbang hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan manajemen
mutu
dengan
sistem
bisnis
secara
keseluruhan,
dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke administrator junior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan.
Versi 2008 ISO telah me-release edisi terbaru dari standar ISO 9001, yaitu ISO 9001:2008, Quality Management System-Requirements, pada tanggal 14 Nopember lalu. ISO 9001:2008 tidak ada persyaratan baru. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam standar ISO 9001 versi terbaru ini, yaitu: 1) Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2008, organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah diterapkan secara efektif. 2) Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2008. Bukan dokumentasi yang menentukan proses.
14
3) ISO 9001:2008, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas SMM. 4) Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan Documented Quality Management System, and not a System of Documents. 5) Selain itu juga disampaikan bahwa dalam masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation
Forum)
menyetujui
sebuah
implementation
plan
diantaranya: a) ISO 9001:2008 telah dipublikasikan pada 14 Nopember 2008 b) Satu tahun setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat akreditasi yang diterbitkan (baru maupun resertifikasi) harus mengacu pada ISO 9001:2008 c) 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku.
Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya. Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000, sebaiknya 15
berpikiran bahwa sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008 pada masa transisi. Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan Lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumentasi dan perubahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008. (Sumber:
[email protected])
2. Definisi dan Sejarah ISO 9001:2008 ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang awam mengira ISO berasal dari International Standard of Organization, sama sekali BUKAN. ISO 9001 merupakan standar international yang mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System), oleh karena itu seringkali disebut sebagai “ISO 9001, QMS” adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008.
16
Pertanyaan berikut yang muncul, apakah ISO sering mengalami revisi? Jawabnya: YA. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan pengelolaan sistem manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Versi 2008 ini adalah versi terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 lalu. Organisasi pengelola standar international ini adalah International Organization for Standardization yang bermarkas di Genewa – Swiss, didirikan pada 23 Februari 1947, kini beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana setiap negara diwakili oleh badan standardisasi nasional (Indonesia diwakili oleh KAN). Marilah kita setback sebentar pada bagaimana sejarah ISO 9001 ada hingga revisi terakhir tahun 2008. Sejarah ISO dimulai dari dunia militer sejak masa perang dunia II. Pada tahun 1943, pasukan Inggris membutuhkan sekali banyak amunisi untuk perang sehingga untuk kebutuhan ini dibutuhkan banyak sekali supplier. Sebagai konsekuensinya, maka demi kebutuhan standarisasi kualitas, mereka merasa perlu untuk menetapkan standar seleksi supplier. Selanjutnya, 20 tahun kemudian perkembangan standarisasi ini menjadi semakin dibutuhkan hingga pada tahun 1963, Departemen Pertahanan Amerika mengeluarkan standar untuk kebutuhan militer yaitu MIL-Q9858A sebagai bagian dari MIL-STD series. Kemudian standar ini diadopsi oleh NATO menjadi AQAP-1 (Allied Quality Assurance 17
Publication-1) dan diadopsi oleh militer Inggris sebagai DEF/STAN 05-8. Seiring dengan kebutuhan implementasi yang semakin kompleks, maka DEF/STAN 05-8 dikembangkan menjadi BS-5750 pada tahun 1979. Atas usulan American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada tahun 1987 melalui International Organization for Standardization, standar BS-5750 diadopsi sebagai sebuah standar international yang kemudian dinamai ISO 9000:1987. Ada 3 versi pilihan implementasi pada versi 1987 ini yaitu yang menekankan pada aspek Quality Assurance, aspek QA and Production dan Quality Assurance for Testing. Concern utamanya adalah inspection product di akhir sebuah proses (dikenal dengan final inspection) dan kepatuhan pada aturan system procedure yang harus dipenuhi secara menyeluruh. Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994, karena kebutuhan guaranty quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh ditekankan perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada proses yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk. Namun demikian versi 1994 ini masih menganut system procedure yang kaku dan cenderung document centre dibanding kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan proses internal organisasi. Pada ISO 9000:1994 dikenal 3 versi, yaitu 9001 tentang design, 9002 tentang proses produksi, dan 9003 tentang services. Versi 1994 lebih fokus pada proses manufacturing dan sangat sulit diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena banyaknya prosedur yang 18
harus dipenuhi (sedikitnya ada 20 klausa yang semuanya wajib di dokumentasikan menjadi prosedur organisasi). Karena ketebatasan inilah, maka technical committee melakukan review atas standar yang ada hingga akhirnya lahirlah revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan dari ISO 9001, 9002, dan 9003 versi 1994. Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20 klausa wajib, tetapi lebih pada proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi sekecil apapun bisa mengimplementasi sistem ISO 9001:2000 dengan berbagai pengecualian pada proses bisnisnya. Maka dikenal istilah BPM atau Business Process Mapping, setiap organisasi harus memertakan proses bisnisnya dan menjadikannya bagian utama dalam quality manual perusahaan, walau demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6 prosedur yang harus terdokumentasi, yaitu procedure Control of Document, Control of Record, Control of Non-Conforming Product, Internal Audit, Corrective Action, dan Preventive Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh organisasi bisnis manapun. Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektifitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses 19
yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control process outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001 ini.
a. 8 Prinsip Manajemen Seperti dijelaskan di atas bahwa ISO 9001 versi 2000 dan versi 2008 lebih mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan sehingga hampir semua jenis usaha bisa mengimplementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 ini. Sistem ISO 9001:2008 fokus pada efektifitas process continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA (plan/merencanakan, do/melaksanakan, control/mengawasi, act/menindaklanjuti), dimana dalam setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi. Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah delapan prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu effective continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah: 1) Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk memuaskan customer. 20
2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap elemen organisasi. 3) Keterlibatan semua orang : Semua elemen dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya
masing-masing,
bahkan
hingga
office boy
sekalipun
hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas, pada fungsinya sebagai office boy. 4) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui proses bisnis. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan. 5) Pendekatan
Sistem
ke
Manajemen
:
Implementasi
sistem
mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah. 21
6) Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008. 7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008. 8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier bukanlah ‘pembantu’, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.
Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. (Sumber: Dikutip dari Wawan Setyawan “Prinsip Dasar ISO 9001:2008”)
3. Profitabilitas Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Syafri (1997:304), “Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan, dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.” 22
Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio-rasio yang telah dibahas sejauh ini dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Menurut Almilia (2007:5), “Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satusatunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.” Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Sedangkan menurut Hanafi (2005:42), “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu”.
23
Almilia (2007:5) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu: a. Profit Margin Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi, 2005:42). Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus sebagai berikut:
Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. b. Return On Investment (ROI) Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Asset
(ROA).
ROI
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Hansen dan Mowen (2003:98) mendefinisikan ROI sebagai laba yang dihasilkan per 24
dolar investasi. ROI merupakan ukuran kinerja yang paling umum digunakan dalam evaluasi kinerja pusat investasi. Hal ini didasari pemikiran bahwa penggunaan laba sebagai ukuran kinerja akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset. Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut.
c. Return On Equity (ROE) Pada akhirnya, rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” (bottom line), adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, yang diukur sebagai tingkat pengembalian ekuitas saham biasa (return on common equity – ROE) (Brigham dan Houston, 2009:109). Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2000:64). Return On Equity (ROE) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
25
4. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatankesempatan pada masa yang akan datang (Barton et al. 1989:78). Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan pendapatan meningkat. Menurut Indrawati dan Suhendro (2006:90), pertumbuhan perusahaan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Menurut Devie (2003:35), pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate) dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan menimbulkan konsekuensi pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan. Untuk meningkatkan angka pertumbuhan dilakukan penetapan akan angka jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Secara keuangan 26
tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan mendasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan. Tingkat pertumbuhan yang ditentukan dengan hanya melihat kemampuan keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri (internal growth rate) dan tingkat pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth rate). Internal growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa membutuhkan dana eksternal atau tingkat pertumbuhan yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan. Sustainble growth rate adalah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal tetapi dengan memelihara perbandingan antara hutang dengan modal (debt to equity ratio). Menurut
Ratnawati
(2007:8),
pertumbuhan
perusahaan
yang
berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh tergantung pada bagaimana dukungan aset terhadap peningkatan penjualan. Selain melalui tingkat penjualan, pertumbuhan perusahaan dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau dengan kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan investasi (investement opportunity set). Murni dan Andriana (2007:6) menyatakan, pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada 27
masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total penjualan perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjakan asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.
Ket : St = penjualan pada tahun ke t St-1 = penjualan pada periode sebelumnya
5. Hubungan Kualitas Barang / Jasa dengan Profitabilitas Menurut Puspitasari (2007:10), salah satu sertifikat ISO 9001:2000 adalah pengelolaan kualitas lebih baik, sehingga hasil penjualan dan profit meningkat. Menurut Hadiwiardjo (2000:94), manfaat-manfaat umum sistem manajemen mutu yang efektif adalah:
28
1. Pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa yang lalu di produksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. 2. Biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil dari penghapusan ketidaksesuaian. 3. Daya saing dan profitabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. 4. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisien. Menurut Nasution (2005:42), keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang atau jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduanya
menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan, seperti tercantum pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas Harga yang lebih tinggi P E R B A I K A N M U T U
Memperbaiki Posisi persaingan Meningkatkan pangsa pasar
Meningkatkan penghasilan
Meningkatkan Keluaran yang Bebas dari kerusakan
Meningkatkan penghasilan
Meningkatkan penghasilan
Sumber: Nasution, 2005:43 29
Hubungan-hubungan dalam gambar 2.1. dijelaskan sebagai berikut: 1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu. 2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikan dalam hal kualitas. 3. Pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas daripada pesaingnya. 4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga relatif tinggi daripada harga pesaing. 5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi. 6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar. 7. Berkat
program
kualitasnya,
perusahaan
dapat
mengikuti
spesifikasi pelanggan lebih baik daripada para pesaing. 8. Efektivitas
ini
menghasilkan
penurunan
biaya
dengan
memproduksi yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali. 9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing. 10. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya untuk menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan perusahaan.
30
6. Hubungan Kualitas Barang / Jasa dengan Penjualan Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan (Ahmar dan Kurnia, tanpa tahun:9). Menurut Ahmar dan Kurnia, perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.
31
Gambar 2.2 Hubungan Kualitas dengan Penjualan P E R B A I K A N
J A M I N A N K U A L I T A S
K U A L I T A S
Memperbaiki posisi persaingan
Harga yang lebih tinggi
Meningkatkan pangsa pasar
Meningkatkan penjualan
Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan
Mengurangi biaya operasi
Meningkatkan laba
Sumber: Vincent Gasperz (2001) diolah
Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh PT. Sucofindo dan Pusat Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh ISO 9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000 telah memicu terjadinya beberapa dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih baik, fokus terhadap konsumen, mengurangi scrap
product,
peningkatan
produktivitas,
peningkatan
kepuasan
pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar. (Kompas, 2004)
32
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No.
Peneliti
1.
Cendrawati dan Melinda Haryanto (2011)
2.
Biatna D. T dan Thedy Janitra (2011)
3.
Nurmala Ahmar dan Wiwik Kurnia (tanpa tahun)
4.
R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008)
Judul
Variabel Penelitian Analisis Pengaruh Return On Sertifikasi ISO Investments 9000 terhadap (ROI) dan ISO Rasio Return On 9000 Investments Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dampak Standar Return On ISO 9000 Asset (ROA), Terhadap Kinerja profit margin Keuangan on sales, sales Perusahaan growth, asset Manufaktur yang turnover, ISO Terdaftar di Bursa 9000 Efek Indonesia Analisis Penjualan Perbandingan domestik Pertumbuhan (domestic sales Penjualan (Sales growth), Growth) Sebelum penjualan dan Sesudah asing (foreign Memperoleh sales growth), Sertifikat ISO ISO 9000 9000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Analisis Kinerja ROI, gross Perusahaan dan profit margin, Kinerja Saham sales growth, Perusahaan return saham, Sebelum dan dan IHSG Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO
Hasil Penelitian Sertifikasi ISO 9000 tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan ROI.
Sertifikasi ISO 9001/2/3:1994 memberikan kontribusi yang cukup besar dan signifikan terhadap proses produksi perusahaan, tetapi tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perusahaan yang bersertifikasi ISO 9001:2000. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk domestic sales growth dan foreign sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO seri 9000.
Terdapat perbedaan signifikan dalam sales growth setelah satu tahun sertifikasi, tetapi tidak terdapat perbedaan setelah dua dan tiga tahun sertifikasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam ROA, GPM, dan IHSG. 33
Tabel 2.1 (lanjutan) Tinjauan Penelitian Terdahulu No.
Peneliti
5.
Mohd. Zulkifli Mokhtar dan Mohd Shaladdin Muda (2012)
6.
Charles J. Corbett et al., (2004)
7.
Divesh S. Sharma (2005)
8.
Dimitris Tzelepis, Kostas Tsekouras, Dimitris Skuras dan Efthalia Dimara (2006)
Judul 9001:2000 (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Comparative study on performance measures and attributes between ISO and non-ISO certification companies
Variabel Penelitian
ROA, ROE, ROS, Working Capital (WC), Tobin’s Q, EVA, Cash flow, ukuran perusahaan, company’s growth, struktur modal perusahaan, umur perusahaan, industry category The financial ROA, ROS, impact of ISO Tobin’s Q, 9000 certification Sales, in the US: An COGS/Sales, empirical analysis Sales/Assets The association Profit margin, between ISO 9000 sales growth, certification and dan EPS financial performance The effects of ISO Fixed assets to 9001 on firms’ the number of productive employees, efficiency fixed to total assets, total debt to equity (DBTA), total DBTA’s, profit margin, ROA
Hasil Penelitian Terdapat perbedaan yang signifikan dalam return saham setelah sertifikasi ISO 9001:2000
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam ROA, ROS, WC, EVA, usia perusahaan, ukuran perusahaan dan industry category antara perusahaan yang memiliki sertifikasi ISO 9000 dengan yang tidak memiliki sertifikasi ISO 9000. Sales growth dan ROE perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 lebih tinggi dibandingkan yang tidak memiliki sertifikasi ISO 9000.
Perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 memiliki peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangan setelah 3 tahun memperoleh sertifikasi ISO 9000. Adanya peningkatan profit margin, sales growth, dan EPS yang signifikan setelah memperoleh sertifikasi ISO 9000. Penerapan ISO 9001 dapat mempengaruhi proses produksi sebagai masukan manajerial untuk proses produksi seperti modal dan tenaga kerja dan dapat mempengaruhi proses produksi sebagai faktor pengurangan inefisiensi manajerial.
34
Tabel 2.1 (lanjutan) Tinjauan Penelitian Terdahulu No. 9.
Peneliti Inaaki Heras, Gavin P.M. Dick, Martoa Casadesuas (2002)
Judul ISO 9000 registration’s impact on sales and profitability: A longitudinal analysis of performance before and after accreditation
Variabel Penelitian Sales growth, ROA, dan ISO 9000
Hasil Penelitian Tidak ditemukan bukti bahwa sertifikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas atau pertumbuhan penjualan. Yang terbaik yang dapat dikatakan adalah bahwa biaya tambahan yang terkait dengan akreditasi telah ditemukan.
35
C. Kerangka Berpikir Menurut Hamid (2012:15) mendefinisikan kerangka berpikir sebagai berikut: “Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan”. Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah ISO 9001:2008, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan (sales growth). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
36
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Quality Assurance
Sebelum
Sertifikasi ISO 9001:2008
Setelah
Profitabilitas Sales Growth
Paired sample t – test (distribusi data normal) atau Wilcoxon signed ranks test (distribusi data tidak normal)
Hasil pengujian & Pembahasan
Kesimpulan, Keterbatasan, & Saran
37
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa perbaikan kualitas mampu memberikan fundamental strategi bisnis yang lebih baik. Perbaikan kualitas yang diatributkan dengan sertifikasi ISO 9000 diharapkan akan mampu meningkatkan tingkat profitabilitas yang diukur dengan profit margin, ROI, dan juga meningkatkan pertumbuhan penjualan (sales growth). Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan lagi kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut: Ha1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI. Ha2 : Terdapat perbedaan return on investment antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI. Ha3 : Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian
ini
dikategorikan
sebagai
jenis
penelitian
deskriptif
komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel penelitian diambil secara purpose sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tujuan, pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2006 : 78). Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1. Tidak sedang dalam proses delisting. 2. Telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 periode 2007-2012. 3. Tersedia laporan keuangan untuk satu, dan dua tahun sebelum dan satu, dua, dan tiga tahun sesudah sertifikasi.
C. Metode Pengumpulan Data Untuk keperluan analisis data, maka peneliti memerlukan data pendukung yang berasal dari perusahaan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan cara pengumpulan data, yaitu:
39
1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data bersumber dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2012 yang telah dipublikasikan secara lengkap. Data penelitian diperoleh dari situs BEI yaitu www.idx.co.id , website perusahaan, dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for Windows 21.0. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard 40
deviation), varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:19). 2. Uji Normalitas Uji normalitas data menjadi prasyarat pokok dalam analisis parametrik seperti korelasi, uji perbandingan rata-rata, analisis varian dan sebagainya, karena data-data yang akan dianalisis parametrik harus berdistribusi normal. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2011:77). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test. One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah mengikuti distribusi secara teoritis (distribusi normal, poisson, uniform, atau exponential). Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ini biasanya digunakan untuk menguji normalitas data berskala interval atau rasio (Priyatno,
2012:132).
Pengambilan
keputusan
didapat
dari
nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi data dinyatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi data dinyatakan tidak normal (Priyatno, 2012:136). Pengujian normalitas data ini dilakukan untuk menentukan alat analisa yang akan digunakan dalam uji hipotesa. Jika data berdistribusi normal maka alat analisa yang digunakan adalah uji statistik yaitu paired sample ttest. Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka alat analisa yang digunakan adalah metode non-parametik Wilcoxon signed-rank test. 41
3. Uji Hipotesis a. Paired sample t-test Paired sample t-test atau uji t sampel berpasangan, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok sampel yang berpasangan atau berhubungan. Sampel yang berpasangan maksudnya subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda, seperti perlakuan sebelum dan sesudah (Priyatno, 2012:25). Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 Ha : Ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 2) Menentukan tingkat signifikansi, penelitian ini menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% 3) Memperoleh nilai signifikansi 4) Kriteria pengujian H0 diterima jika signifikansi > 0,05 H0 ditolak jika signifikansi < 0,05 5) Membandingkan signifikansi 6) Menarik kesimpulan
42
b. Wilcoxon signed-rank test Wilcoxon signed-rank test merupakan uji non-parametrik yang tidak mensyaratkan distribusi data normal yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan. Uji ini sering digunakan sebagai alternatif pengganti dari paired sample t-test jika data tidak normal (Priyatno, 2011:318). Tahap-tahap wilcoxon signed-rank test adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 Ha : Ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 2) Menentukan taraf signifikansi, penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05 3) Pengambilan keputusan Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima 4) Menarik kesimpulan
E. Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat satu variabel independen dan dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sertifikasi ISO
43
seri 9001:2008. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan sales growth yang diukur melalui: a. Profit Margin Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biayabiaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio profit margin yang diambil dalam penelitian ini yaitu Net Profit Margin (NPM). b. Return On Investment (ROI) Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Asset (ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. c. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sales growth mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan dari waktu ke waktu. Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Rasio Net Profit Margin Return On Investment
Rumus Laba bersih setelah pajak Penjualan Laba bersih setelah pajak Total Aset
Sales t – Sales t-1 Sales t-1 Sumber: diolah dari berbagai referensi
Sales Growth
Skala Rasio Rasio
Rasio
44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi
ISO
9001:2008.
Perusahaan
manufaktur
(manufacturing)
merupakan satu dari tiga macam perusahaan selain perusahaan dagang (merchandising) dan perusahaan jasa (service) ditinjau dari jenis usaha dan cara mendapatkan laba. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Industri manufaktur tersebut memiliki beberapa sub bagian, yaitu industri kimia dasar, aneka industri, serta industri barang dan konsumsi. Adapun ketiga sub bagian tersebut terdiri dari beberapa jenis berikut: 1) Industri kimia dasar, terdiri dari: a. Semen b. Keramik, porselen, dan kaca c. Logam dan sejenisnya d. Kimia e. Plastik dan kemasan f. Pakan ternak g. Kayu dan pengolahannya 45
h. Pulp dan kertas 2) Aneka industri, terdiri dari: a. Otomotif dan komponen b. Pakaian dan tekstil c. Alas kaki d. Kabel e. Elektronika 3) Industri barang konsumsi, terdiri dari: a. Makanan dan minuman b. Pabrik rokok c. Farmasi d. Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga e. Perkakas/perabot Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan, annual report, dan website perusahaan manufaktur 2 tahun sebelum memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dan 2-3 tahun setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 yang tersedia melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berikut 46
adalah rincian perolehan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian Kriteria Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 di tahun 2009, 2010, dan 2011 Memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 setelah tahun 2010 Tidak tersedia laporan keuangan tahunan per 31 Desember untuk 2 tahun setelah sertifikasi ISO 9001:2008 Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel (memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan 2010) Sumber: data sekunder yang diolah, 2013
Jumlah 42
(12) (1)
29
Berikut ini adalah tabel data sampel perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel No. Nama Perusahaan Kode Tahun Sertifikasi 1 Polychem Indonesia Tbk ADMG 2009 2 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 2009 3 Berlina Tbk BRNA 2009 4 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 2009 5 Indofarma Tbk INAF 2009 6 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 2009 7 Lion Metal Works Tbk LION 2009 8 Mayora Indah Tbk MYOR 2009 9 Holcim Indonesia Tbk SMCB 2009 10 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 2009 11 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 2009 12 Unilever Indonesia Tbk UNVR 2009 13 Voksel Electric Tbk VOKS 2009 14 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS 2009 15 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 2010 Bersambung pada halaman selanjutnya 47
Tabel 4.2 (lanjutan) Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel 16 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 17 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 18 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 19 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 20 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL 21 Jembo Cable Company Tbk JECC 22 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 23 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 24 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL 25 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 26 Bentoel International Investama Tbk RMBA 27 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 28 Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA 29 Trias Sentosa Tbk TRST Sumber: data diolah
2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian
B. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Instrumen Penelitian a. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Berikut ini akan dijelaskan mengenai analisis deskriptif yaitu menjelaskan deksripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
48
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPM_sebelum
29
-.13
.61
.0645
.11891
NPM_sesudah
29
-.04
.30
.0686
.07515
ROI_sebelum
29
-5.64
36.93
5.2600
7.30169
ROI_sesudah
29
-3.97
39.68
6.7762
8.35039
SG_sebelum
29
-49.18
57.32
12.9938
19.06781
SG_sesudah
29
-4.63
31.09
12.3528
8.56525
Valid N (listwise)
29
Sumber: data sekunder yang diolah Dari tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa setelah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, nilai minimum Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 0,09 yaitu dari -0,13 pada periode sebelum memperoleh ISO 9001:2008 menjadi -0,04 sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Nilai maximum NPM juga mengalami penurunan sebesar 0,31 yaitu dari 0,61 menjadi 0,30. Nilai rata-rata NPM mengalami peningkatan sebesar 0,0041 yaitu dari 0,0645 menjadi 0,0686. Standar deviasi mengalami penurunan sebesar 0,04376 yaitu dari 0,11891 menjadi 0,07515. Uji statistik deskriptif untuk Return On Investments (ROI), nilai minimum pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 1,67 yaitu dari -5,64 menjadi -3,97. Nilai maximum mengalami peningkatan sebesar 2,75 yaitu dari 36,93 menjadi 39,68. Nilai rata-rata ROI mengalami peningkatan sebesar 1,5162 yaitu dari 5,2600 sebelum 49
memperoleh sertifikasi ISO menjadi 6,7762 sesudah memperoleh sertifikasi ISO. Standar deviasi juga mengalami peningkatan sebesar 1,0487 yaitu dari 7,30169 menjadi 8,35039. Uji statistik deskriptif untuk Sales Growth (SG), nilai minimum pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 44,55 yaitu dari -49,18 menjadi -4,63. Nilai maximum mengalami penurunan sebesar 26,23 yaitu dari 57,32 menjadi 31,09. Nilai rata-rata SG mengalami penurunan sebesar 0,641 yaitu dari 12,9938 menjadi 12,3528. Untuk standar deviasi mengalami penurunan sebesar 10,50256 yaitu dari 19,06781 menjadi 8,56525.
b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2011:77). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas akan menentukan metode uji hipotesis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Paired sample t-test dilakukan jika datanya berdistribusi normal, dan Wilcoxon signed rank test dilakukan jika data tidak berdistribusi normal. Menurut Priyatno (2012:136) pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: a. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal 50
b. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Hasil uji normalitas untuk data perusahaan yang bersertifikasi ISO 9001:2008 dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008 Variabel Kolmogorov- Asymp. Sig Keterangan Smirnov Z distribusi data NPM sebelum 1,492 0,023 Tidak normal NPM sesudah 1,168 0,131 Normal ROI sebelum 1,027 0,242 Normal ROI sesudah 0,865 0,443 Normal Sales growth sebelum 0,966 0,308 Normal Sales growth sesudah 0,580 0,890 Normal Sumber: data sekunder yang diolah Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa untuk variabel NPM pada periode sebelum memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 data tersebut tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05) dan untuk periode sesudah memperoleh ISO 9001:2008 data berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05), maka pengujian variabel NPM menggunakan Wilcoxon signed rank test. Selanjutnya untuk data ROI dan Sales growth baik periode sebelum maupun sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008, data berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05), sehingga pengujian variabel menggunakan Paired sample t-test.
51
c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi 1) Pengujian Hipotesis Pertama Rumusan hipotesis untuk pengujian pertama adalah: H0 : Tidak terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah
sertifikasi
ISO
9001:2008
pada
perusahaan
manufaktur di BEI Ha1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah
sertifikasi
ISO
9001:2008
pada
perusahaan
manufaktur di BEI Pengujian hipotesis pertama untuk variabel Net Profit Margin (NPM) menggunakan wilcoxon signed rank test karena data tidak berdistribusi normal. Melalui pengujian wilcoxon signed rank test maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian wilcoxon signed rank test untuk NPM dapat dilihat dalam tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 a
Test Statistics
NPM_sesudah NPM_sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
b
-1.589
.112
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
Sumber: data sekunder yang diolah 52
Hasil perbandingan pada rasio Net Profit Margin (NPM) antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diperoleh Z hitung sebesar -1,589 dan signifikansi sebesar 0,112 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α > 0,05). Dengan demikian H0 diterima dan Ha1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan NPM antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Biatna D. T dan Thedy Janitra (2011), serta R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008). Tidak adanya perbedaan NPM sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 dikarenakan adanya kemungkinan bahwa sertifikasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga mempengaruhi laba pada periode perolehan sertifikasi ISO 9001:2008, dengan demikian dampak biaya yang tinggi tersebut ikut mempengaruhi kenaikan biaya operasional perusahaan sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum mampu menekan biaya-biaya operasionalnya, khususnya biaya untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Jika 53
dilihat dari perolehan NPM perusahaan untuk tiap tahunnya, sebagian perusahaan mempunyai nilai yang masih dibawah rata-rata NPM tiap tahun dari keseluruhan data. Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena sertifikat ISO itu sendiri sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa. Seperti kita ketahui, setiap perusahaan baik itu perusahaan berskala besar atau kecil pastinya harus mengutamakan kualitas dalam hal apapun dan adanya jaminan dari kualitas yang dihasilkan. Jaminan kualitas dengan sertifikat ISO sudah sangat biasa dan menjadi kurang istimewa di mata masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sertifikat ISO 9001:2008 hanyalah sebagai sarana artifisial bagi manajemen perusahaan untuk menunjukkan kepada masyarakat, khususnya kepada investor bahwa manajemen perusahaan telah melakukan upaya perbaikan kualitas manajemen, meski belum atau tidak diikuti dengan perbaikan kinerja perusahaan (R. Wilopo dan Agung Priyambodo, 2008:292).
2) Pengujian Hipotesis Kedua Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5% (0,05). Adapun rumusan hipotesisnya adalah: H0 : Tidak terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 900:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI 54
Ha2 : Terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI Pengujian hipotesis kedua menggunakan paired sample t-test karena data berdistribusi normal. Melalui pengujian paired sample ttest maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui ROI sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian paired sample t-test dapat dilihat dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel ROI Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std.
95% Confidence Interval of
Deviation
Error
the Difference
Mean Pair 1
ROI_sebelum -
-1.51621
t
5.17720
.96138
Lower -3.48551
df
Sig. (2tailed)
Upper .45310
-1.577
28
ROI_sesudah
Sumber: data sekunder yang diolah Hasil perbandingan pada rasio Return On Investment (ROI) antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diperoleh t hitung sebesar -1,577 dan signifikansi sebesar 0,126 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α > 0,05). Dengan demikian H0 diterima dan Ha2 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh 55
.126
sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan “Terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam profitabilitas yang diukur dengan Return On Investment (ROI) sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cendrawati dan Melinda Haryanto (2011), Biatna D. T dan Thedy Janitra (2011), Inaaki Heras (2002), serta R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008). Adanya ketidak-signifikan menurut penelitian Cendrawati dan Melinda, dalam segi penelitian dapat disebabkan oleh berbagai keterbatasan penelitian, seperti jumlah sampel yang terlalu sedikit, jangka waktu pengamatan yang kurang panjang, serta diabaikannya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ROI perusahaan. Sementara itu, dari segi praktisi, hal ini dapat juga dijelaskan oleh kegagalan dalam implementasi ISO 9001 pada beberapa perusahaan. Kegagalan dalam implementasi ISO dapat berdampak negatif bagi kinerja perusahaan. Selain itu tidak adanya perbedaan ROI sebelum dan sesudah sertifikasi
ISO
9001:2008
mencerminkan
bahwa
kurangnya
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Di samping itu perusahaan juga sebaiknya memperhatikan kualitas produk yang 56
dihasilkan
agar
mampu
meningkatkan
kepuasan
pelanggan.
Perolehan sertifikasi sistem manajemen mutu ini hendaknya oleh perusahaan
harus
berkesinambungan
dijadikan kinerja
sebagai
perusahaan
peningkatan sebagai
upaya
yang untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.
3) Pengujian Hipotesis Ketiga Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5% (0,05). Adapun rumusan hipotesisnya adalah: H0 : Tidak terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah
sertifikasi
ISO
900:2008
pada
perusahaan
manufaktur di BEI Ha3 : Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI Pengujian hipotesis ketiga menggunakan paired sample t-test karena distribusi data normal. Melalui pengujian paired sample t-test maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian paired sample t-test dapat dilihat dalam tabel 4.7.
57
Tabel 4.7 Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel Sales Growth Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std.
95% Confidence Interval
Deviation
Error
of the Difference
Mean Pair 1
SG_sebelum -
.64103
t
17.18094
3.19042
Lower -5.89425
df
tailed)
Upper 7.17632
.201
SG_sesudah
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil perbandingan pada rasio sales growth antara sebelum dan sesudah
perusahaan
memperoleh
sertifikasi
Sig. (2-
ISO
9001:2008
diperoleh t hitung sebesar 0,201 dan signifikansi sebesar 0,842 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α > 0,05). Dengan demikian H0 diterima dan Ha3 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan “Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmar dan Kurnia (tanpa tahun), Biatna D. T dan Thedy Janitra (2011), R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008), Inaaki Heras (2002), namun tidak mendukung hasil penelitian 58
28
.842
Divesh S. Sharma (2005), Corbett et al., (2004), dan Mokhtar (2012). Menurut Ahmar dan Kurnia, adanya ketidak-signifikan dalam sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 diduga disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adanya kemungkinan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh
pada
pertumbuhan
penjualan
dan
tidak
dipertimbangkan dalam penelitian ini, seperti dominasi pengaruh kondisi ekonomi dan politik dalam dunia perdagangan. Faktor lain yang menyebabkan tidak adanya perbedaan ini menurut Ahmar dan Kurnia (tanpa tahun) antara lain dibutuhkan suatu persiapan yang matang untuk memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, sehingga ada kemungkinan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian telah menerapkan sistem mutu sesuai ISO seri 9000 jauh sebelum sertifikat diperoleh. Selain itu dapat disebabkan
oleh
rendahnya
komitmen
manajemen,
hal
ini
menyebabkan penerapan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 menjadi terbengkalai, padahal penerapan sistem manajemen kualitas ini menuntut adanya komitmen dan tanggung jawab yang besar. Sikap mental juga diduga memiliki pengaruh yang cukup dominan karena diketahui bahwa terdapat perusahaan-perusahaan yang dalam mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO, dilakukan dengan motivasi yang tidak sehat yaitu hanya untuk mengikuti
tren
semata
untuk
mengejar
prestise
sehingga 59
menyebabkan kemalasan yang nantinya akan menghambat jadwal kerja yang telah ditentukan dalam penerapan sistem manajemen kualitas (Juni Ima, 2003). Adanya persaingan bisnis yang kompetitif di era globalisasi ini yang menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga menyebabkan konsumen cenderung untuk menggunakan produk lain yang memiliki tingkat kualitas yang hampir sama dengan produk yang diproduksi oleh perusahaan bersertifikasi ISO 9001:2008 tetapi harganya lebih terjangkau. Selain itu alasan lain yang timbul adalah karena masyarakat kurang mengerti perbedaan beberapa sertifikasi ISO yang selama ini beredar. Masyarakat kurang mengetahui secara pasti masing-masing perbedaan ISO yang dikeluarkan dari tahun ke tahun, mulai dari isi, manfaat, tujuan, kegunaan, dampaknya terhadap segala aspek, dan lain sebagainya.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan diolah, serta pengujian yang telah dilakukan terhadap 29 sampel perusahaan dengan menggunakan uji beda yaitu paired sample t-test atau wilcoxon signed rank-test, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan net profit margin dan ROI antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. 2. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa setelah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 ternyata belum mampu mempengaruhi nilai profitabilitas dan sales growth perusahaan meningkat. Hal tersebut dapat disebabkan karena rendahnya komitmen manajemen yang menyebabkan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terbengkalai. Selain itu belum terdapat peningkatan kualitas manajemen yang dicerminkan dari kinerja NPM, ROI, serta sales growth. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008 bagi perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya 61
sebagai sebuah pengakuan secara domestik maupun secara internasional baik produk, pelayanan, dan sistem manajemennya tetapi sertifikat ISO 9001:2008 tidak cukup menyebabkan kinerja keuangan perusahaan meningkat.
B. Saran Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan masukan yang dapat berguna bagi peneliti selanjutnya dan bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk semua pihak dan diharapkan di masa mendatang dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa saran antara lain: 1. Bagi penelitian selanjutnya: a. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah cakupan sampel penelitian sehingga tidak hanya tercakup pada perusahaan manufaktur saja, tetapi juga menyertakan sampel seluruh perusahaan go public di terdaftar Bursa Efek Indonesia yang telah menerima sertifikasi ISO 9001:2008. Dengan demikian dapat diperoleh hasil yang dapat mewakili seluruh perusahan yang ada di Indonesia. b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel penelitian tidak hanya pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja, tetapi juga mengambil sampel pada perusahaanperusahaan lain yang belum go public di Bursa Efek Indonesia. c. Penelitian
selanjutnya
disarankan
agar
menambah
indikator
profitabilitas lain seperti operating profit margin, gross profit margin, 62
dan return on equity. Selain itu untuk pertumbuhan penjualan (sales growth) dapat dibedakan antara penjualan domestik dan penjualan asing yang belum digunakan dalam penelitian ini. Sehingga dapat memberikan hasil yang lebih akurat mengenai kinerja keuangan sebelum dan sesudah perolehan ISO 9001:2008. d. Penelitian di masa mendatang juga dapat menganalisis pengaruh penerapan sertifikasi ISO dengan penghargaan lain seperti ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) dan ISRA (Indonesian Sustainability Reporting Award), sebab di era globalisasi seperti sekarang ini perusahaan-perusahaan membutuhkan suatu pengakuan untuk dapat menarik minat pasar dan meningkatkan pertumbuhan penjualan, antara lain dengan cara memperoleh ISRA dan menampilkan logo-logo penghargaan seperti logo ISO dan ICSA. 2. Bagi perusahaan: a. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 harus benar-benar menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten sebagai sarana memperbaiki mutu perusahaan dan memenuhi kepuasaan pelanggan. Sertifikasi ISO 9001:2008 harus dijadikan sebagai keputusan strategis perusahaan dalam memperbaiki kinerja perusahaan dan bukan hanya sebagai alasan untuk mengikuti tren atau isu global saja. b. Bagi seluruh perusahaan diharapkan dapat mempertimbangkan dengan baik dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan untuk 63
menerapkan
sertifikasi
ISO
9001
atau
tidak
ataupun
untuk
mempertahankannya, sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha dalam artian perusahaan akan mampu untuk mengefisiensikan biaya-biaya, serta mampu bersaing di pasar global dalam artian perusahaan dapat meningkatkan penjualan khususnya penjualan asing.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, Nurmala. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9000: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Thesis Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, 2002. Ahmar, Nurmala dan Diyah Pujiati. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO Seri 9000: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Ventura, Volume 6 Nomor 3, 2003. Ahmar, Nurmala dan Wiwik Kurnia. “Analisis Perbandingan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, n.d. Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen SMART, ISBN 97897916976-06, 3 November 2007. Barton, Sidney L, Ned C. Hill, dan Sirinivasan Sundaran. “An Empirical Test of Stakeholder Theory Predictions of Capital Structure”, Journal of The Financial Management Association, Spring. Biatna, D.T, dan Thedy Janitra. “Dampak Standar ISO 9000 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Standardisasi BSN Vol.13 No.3, Jakarta, 2011. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 10 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009. Cendrawati, dan Melinda Haryanto. “Analisis Pengaruh Sertifikasi ISO 9000 terhadap Rasio Return On Investments Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13 No. 3, Hlm. 211-228, Desember 2011. 65
Clarensia, Jeany, Sri Rahayu, dan Nur Azizah. “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur, Hlm. 7288, Jakarta. Corbett, C.J, Montes-Sancho, M.J., dan Kirsch, D.A. “The Financial Impact of ISO 9000 Certification in the United States: An Empirical Analysis”, Management Sciences, 2004. Deitiana, Tita. “Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen terhadap Harga Saham”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13 No.1, Hlm. 5766, STIE Trisakti, April 2011. Gasperz, Vincent. “Total Quality Management”. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Hadiwiardjo, Bambang H dan Sulistijarningsih. “Memasuki Pasar Intenasional dengan ISO 9000”, Ghalia, Jakarta, 2000. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. “Management Accounting”, Sixth Edition, Cincinnati: South Western College Publishing, 2003. Heizer, Jay dan Barry Render. “Manajemen Operasional”, Edisi Sembilan, Salemba Empat, 2009. Heras, Inaki., Dick, Gavin P. M., dan Casadesus, Marti. “ISO 9000 Registration’s Impact on Sales and Profitability”, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 19 No. 6, pp. 774-791, 2002.
66
Hestiningtyas, Astri. “Analisis Aktivitas dan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, rangkuman skripsi STIE Perbanas, Surabaya, 2011. Indrawati, Titik dan Suhendro. “Determinasi Capital Structure pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 3 No.1, Hlm. 77-105, Januari-Juni 2006. Indriani, Juni Ima. “Analisis Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Registrasi ISO seri 9000 : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya, 2003. Mokhtar, Mohd Zulkifli dan Mohd Shaladdin Muda. “Comparative Study On Performance Measures And Attributes Between ISO and Non-ISO Certification Companies”, International Journal Of Business and Management, 2012. Nasution, M. N. “Manajemen Mutu Terpadu”, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005. Nugroho, Syafri. “ISO 9000 Series and Seri SNI 19 9000-1992 Versi 1987 dan 1994”, Abdi Tandur, Jakarta, 1997. Pardede, Anthonius Y., “Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001:2000 terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009. Priyatno, Duwi. “Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik Dengan SPSS”, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2012. Priyatno, Duwi. “Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS”, Mediakom, Yogyakarta, 2011. Psomas, Evangelos L., and Christos V Fotopoulos. “A Meta Analysis of ISO 9001:2000 Research Findings and Future Research Proposals”, International Journal of Quality and Service Sciences, 2009. 67
Puspitasari, Melda. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO Seri 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara, Medan, 2007. Setyawan, Wawan. “Prinsip Dasar ISO http://www.brint.com , diakses 25 November 2012)
9001:2008”,
(online
Sharma, Divesh S. “The Association Between ISO 9000 Certification And Financial Performance”. The International Journal Of Accounting, Elsevier, 2005. Simmons, Bret L, dan Margareth A White. “The Relationship Between ISO 9000 and Business Performance: Does Registration Really Matter?”, Journal of Managerial Issues Vol. XI Number 3 Fall: 330-343, 1999. Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian”, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung, 2006. Syafrizal, M. “Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000”, Jurnal Manajerial 4(1), 2008. Tzelepis, Dimitris, et al. “The effects of ISO 9001 on firms’ productive efficiency”, International Journal of Operations & Production Management Vol. 26 No. 10 pp. 1146-1165 Emerald Group Publishing Limited, 2006. Wilopo R. , dan Agung Priyambodo. “Analisis Kinerja Perusahaan dan Kinerja Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 : Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.6 No.3, Surabaya, 2008. Yuanita, Saskia. “Pengaruh Kinerja Karyawan Melalui Penerapan ISO 9001:2008 dengan Memperhatikan Job Satisfaction dan Employee Engagement (PT. Karya Adikita Galvanize)”, Jurnal Bisnis University, Jakarta.
68
http://konsultaniso.web.id
[email protected]
http://pojokceleban.wordpress.com/2012/07/13/perusahaan-perusahaanmanufaktur-yang-terdaftar-di-bei/
http://puskesmaskaliwiro.web.id/index.php?option=com_content&view=article&i d=82:sejarah-iso-9001&catid=38:umum&Itemid=76
69
LAMPIRAN
70
LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL
71
Data Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Sampel yang Bersertifikasi ISO 9001:2008
NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ADMG AMFG BRNA GDYR INAF JPFA LION MYOR SMCB TOTO UNIC UNVR VOKS YPAS ARNA FASW IGAR INKP INRU IPOL JECC JPRS LMPI NIKL PRAS RMBA TKIM TPIA TRST
t-2 0,02 0,08 0,03 0,04 0,87 0,02 0,14 0,05 0,05 0,06 0,01 0,16 0,04 0,06 0,08 0,01 0,02 0,09 0,02 0,04 0,00 0,07 0,01 0,05 -0,04 0,04 0,04 0,00 0,03
Net Profit Margin (NPM) t+1 t+2 t+3 0,01 0,06 0,05 0,14 0,13 0,12 0,06 0,07 0,07 0,04 0,01 0,03 0,01 0,03 0,04 0,07 0,04 0,06 0,19 0,20 0,26 0,07 0,05 0,07 0,14 0,14 0,15 0,17 0,16 0,15 0,01 0,01 0,05 0,17 0,18 0,18 0,78 0,05 0,06 0,06 0,04 0,04 0,10 0,14 0,03 0,00 0,11 0,08 0,01 0,02 0,00 -0,03 0,03 0,03 0,02 0,03 0,06 0,02 0,01 0,00 -0,02 -0,05 0,01 0,13 0,03 0,03 0,05 0,03 0,00 -0,04 0,07 0,06
t-1 -0,07 0,10 0,04 0,07 0,34 0,02 0,16 0,05 0,06 0,06 0,01 0,15 0,23 0,07 0,09 0,10 0,05 -0,09 -0,07 0,08 0,02 0,01 0,02 0,04 -0,22 0,00 0,03 0,10 0,09
72
TAHUN 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Data Return On Investment (ROI) Perusahaan Sampel yang Bersertifikasi ISO 9001:2008
NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ADMG AMFG BRNA GDYR INAF JPFA LION MYOR SMCB TOTO UNIC UNVR VOKS YPAS ARNA FASW IGAR INKP INRU IPOL JECC JPRS LMPI NIKL PRAS RMBA TKIM TPIA TRST
t-2 1,39 8,70 2,68 7,31 1,10 4,47 11,71 7,48 2,35 6,17 1,27 36,84 6,67 10,74 7,38 0,98 2,40 3,39 0,65 2,69 0,01 12,31 0,46 9,18 -2,67 5,37 2,28 -0,58 2,69
t-1 -6,83 11,45 4,80 0,08 0,52 5,28 14,95 6,71 3,68 6,14 1,30 37,01 0,45 10,35 7,77 7,54 7,78 -2,73 -1,86 5,50 2,70 0,54 1,11 6,90 -8,61 0,58 1,34 17,57 7,49
t+1 0,99 13,95 6,31 5,81 1,71 13,74 12,71 11,00 7,94 17,75 1,48 38,93 0,89 10,55 11,54 2,68 15,56 0,25 0,01 2,36 4,60 8,61 0,80 -2,09 0,94 4,83 2,76 0,50 6,75
73
ROI (%) t+2 5,61 12,52 6,80 1,65 3,32 7,87 14,36 7,33 9,63 16,33 2,21 39,73 7,03 7,44 16,93 0,09 14,25 0,75 -1,00 2,56 4,52 2,43 0,29 -5,85 7,18 -4,66 1,33 -5,18 5,13
t+3 7,65 11,13 7,87 5,39 3,57 9,83 19,69 8,95 11,35 15,54 0,84 40,38 8,66 4,71
TAHUN 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Data Sales Growth (SG) Perusahaan Sampel yang Bersertifikasi ISO 9001:2008
NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ADMG AMFG BRNA GDYR INAF JPFA LION MYOR SMCB TOTO UNIC UNVR VOKS YPAS ARNA FASW IGAR INKP INRU IPOL JECC JPRS LMPI NIKL PRAS RMBA TKIM TPIA TRST
t-2 18,40 23,89 22,60 10,83 24,01 23,46 25,33 43,47 25,45 8,10 -1,41 10,67 47,75 38,20 27,64 13,98 0,07 21,16 -16,07 35,26 53,77 69,30 7,59 43,51 -37,60 29,54 17,66 15,83 21,01
SALES GROWTH (%) t+1 t+2 t+3 15,41 34,03 24,06 26,83 7,01 10,05 5,81 19,53 23,21 53,32 7,21 -1,89 -6,86 14,84 -3,94 -2,68 12,02 14,07 5,23 29,15 24,41 51,22 30,86 11,18 0,28 26,23 19,77 14,40 19,65 17,50 27,54 28,45 -0,30 7,91 19,19 16,34 -24,26 53,84 23,31 24,92 7,09 10,93 11,14 20,70 21,79 -3,30 -4,36 8,52 2,01 -1,63 -7,12 18,60 15,91 9,63 52,57 -2,57 49,93 -28,10 25,05 19,13 -7,16 -2,09 15,06 -6,12 13,09 -2,19 2,99 -4,14 18,26 3,99 16,06 -3,79
t-1 3,73 17,03 27,66 14,30 16,13 45,82 27,87 38,16 27,92 26,93 7,79 24,18 66,89 15,14 10,34 -9,70 6,74 -22,12 -31,82 1,15 -32,55 -58,66 16,85 -19,48 -60,75 2,37 -13,59 -4,98 -13,22
74
TAHUN 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Hasil Perhitungan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008
No.
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ADMG AMFG BRNA GDYR INAF JPFA LION MYOR SMCB TOTO UNIC UNVR VOKS YPAS ARNA FASW IGAR INKP INRU IPOL JECC JPRS LMPI NIKL PRAS RMBA TKIM TPIA TRST
NPM Rata-Rata Rata-Rata Sebelum Sesudah -0,03 0,04 0,09 0,13 0,04 0,07 0,06 0,03 0,61 0,03 0,02 0,06 0,15 0,22 0,05 0,06 0,06 0,14 0,06 0,16 0,01 0,02 0,16 0,18 0,14 0,30 0,07 0,05 0,09 0,12 0,06 0,02 0,04 0,10 0,00 0,02 -0,03 -0,02 0,06 0,03 0,01 0,03 0,04 0,04 0,02 0,01 0,05 -0,04 -0,13 0,07 0,02 0,03 0,04 0,04 0,05 -0,02 0,06 0,07
75
ROI (%) Rata-Rata Rata-Rata Sebelum Sesudah -2,72 4,75 10,08 12,53 3,74 6,99 3,70 4,28 0,81 2,87 4,88 10,48 13,33 15,59 7,10 9,09 3,02 9,64 6,16 16,54 1,29 1,51 36,93 39,68 3,56 5,53 10,55 7,57 7,58 14,24 4,26 1,39 5,09 14,91 0,33 0,50 -0,61 -0,50 4,10 2,46 1,36 4,56 6,43 5,52 0,79 0,55 8,04 -3,97 -5,64 4,06 2,98 0,09 1,81 2,05 8,50 -2,34 5,09 5,94
SG (%) Rata-Rata Rata-Rata Sebelum Sesudah 11,07 24,50 20,46 14,63 25,13 16,18 12,57 19,55 20,07 1,35 34,64 7,80 26,60 19,60 40,82 31,09 26,69 15,43 17,52 17,18 3,19 18,56 17,43 14,48 57,32 17,63 26,67 14,31 18,99 15,92 2,14 9,25 3,41 2,08 -0,48 0,19 -23,95 5,74 18,21 12,77 10,61 25,00 5,32 10,92 12,22 22,09 12,02 -4,63 -49,18 4,47 15,96 5,45 2,04 -0,58 5,43 11,13 3,90 6,14
LAMPIRAN 2 HASIL OUTPUT SPSS
76
UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPM_sebelum
29
-.13
.61
.0645
.11891
NPM_sesudah
29
-.04
.30
.0686
.07515
ROI_sebelum
29
-5.64
36.93
5.2600
7.30169
ROI_sesudah
29
-3.97
39.68
6.7762
8.35039
SG_sebelum
29
-49.18
57.32
12.9938
19.06781
SG_sesudah
29
-4.63
31.09
12.3528
8.56525
Valid N (listwise)
29
77
UJI NORMALITAS PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKAIS ISO 9001:2008
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test NPM_sebelum N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
NPM_sesudah
ROI_sebelum
ROI_sesudah
SG_sebelum
SG_sesudah
29
29
29
29
29
29
.0645
.0686
5.2600
6.7762
12.9938
12.3528
.11891
.07515
7.30169
8.35039
19.06781
8.56525
Absolute
.277
.217
.191
.161
.179
.108
Positive
.277
.217
.191
.161
.133
.076
Negative
-.190
-.121
-.146
-.123
-.179
-.108
1.492
1.168
1.027
.865
.966
.580
.023
.131
.242
.443
.308
.890
Mean Std. Deviation
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
78
UJI WILCOXON SIGNED RANK-TEST NET PROFIT MARGIN (NPM) PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008
Ranks N
Mean Rank 15.38
123.00
b
13.42
255.00
Negative Ranks
8
Positive Ranks
19
NPM_sesudah - NPM_sebelum 2
Total
29
b. NPM_sesudah > NPM_sebelum c. NPM_sesudah = NPM_sebelum
a
Test Statistics
NPM_sesudah NPM_sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
c
Ties
a. NPM_sesudah < NPM_sebelum
b
-1.589
.112
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
79
Sum of Ranks
a
UJI PAIRED SAMPLE T-TEST RETURN ON INVESTMENT (ROI) PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008
Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
ROI_sebelum
5.2600
29
7.30169
1.35589
ROI_sesudah
6.7762
29
8.35039
1.55063
Pair 1
Paired Samples Correlations N Pair 1
ROI_sebelum & ROI_sesudah
Correlation 29
Sig.
.789
.000
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval
Deviation
Mean
of the Difference Lower
Pair 1
ROI_sebelum -
-1.51621
5.17720
.96138
ROI_sesudah
80
-3.48551
df
Sig. (2tailed)
Upper .45310
-1.577
28
.126
UJI PAIRED SAMPLE T-TEST SALES GROWTH PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008
Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
SG_sebelum
12.9938
29
19.06781
3.54080
SG_sesudah
12.3528
29
8.56525
1.59053
Pair 1
Paired Samples Correlations N Pair 1
SG_sebelum & SG_sesudah
Correlation 29
Sig.
.434
.019
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval
Deviation
Mean
of the Difference Lower
Pair 1
SG_sebelum -
.64103
17.18094
3.19042
SG_sesudah
81
-5.89425
df
Sig. (2tailed)
Upper 7.17632
.201
28
.842