No. 21/05/94/Th.IX, 2 Mei 2016 2010
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016 Pada April 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua tercatat mengalami kenaikan 0,01 persen menjadi 96,14 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 96,13. Kenaikan tersebut terjadi akibat indeks harga diterima petani (It) mengalami kenaikan 0,23 persen sedangkan indeks harga dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan hanya 0,22 persen. NTP Nasional pada April 2016 adalah 101,22 atau mengalami penurunan 0,10 persen dibandingkan NTP Maret 2016. Hal ini disebabkan oleh indeks diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dan indeks harga dibayar petani juga mengalami penurunan sebesar 0,41 persen. Dari lima subsektor, 2 subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 85,70 dan NTP Subsektor Peternakan sebesar 99,68. Sedangkan 3 subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Hortikultura sebesar 102,26; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 103,73 dan NTP subsektor Perikanan tercatat sebesar 104,34. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dapat dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap dan NTP Perikanan Budidaya masing-masing sebesar 109,85 dan 89,07. Meskipun demikian, subsektor Hortikultura dan peternakan mengalami kenaikan indeks NTP sedangkan subsektor lainnya mengalami penurunan indeks. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, 21 Provinsi tercatat mengalami kenaikan NTP dan 12 Provinsi mengalami penurunan NTP dimana Riau tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu sebesar 2,10 persen diikuti oleh Papua dengan kenaikan NTP terendah sebesar 0,01 persen. Sedangkan Sulsel tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu sebesar 1,29 persen dan Bali dengan penurunan terkecil atau hanya 0,04 persen. Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui indeks konsumsi rumah tangga. Inflasi pedesaan Papua April 2016 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada beberapa sub kelompok pengeluaran rumah tangga, dimana kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,91 persen. Sedangkan subkelompok Transportasi dan komunikasi mengalami penurunan indeks terbesar yaitu sebesar 2,37 persen. Secara nasional, 6 provinsi mengalami inflasi perdesaan dimana inflasi tertinggi terjadi di Papua sebesar 0,34 persen dan inflasi pedesaan terendah terjadi di Kaltim sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi pedesaan terbesar terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,40 persen dan Banten merupakan provinsi yang tercatat mengalami deflasi terkecil sebesar 0,16 persen. Jika dibandingkan dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Maret 2016, NTUP Papua pada April 2016 mengalami kenaikan 0,29 persen dari 107,81 menjadi 108,12.
Nilai Tukar Petani NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani(It) terhadap harga dibayar petani (Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/ daya beli petani. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
1
Bila dibandingkan dengan NTP Papua pada Maret 2016, NTP Papua April 2016 mengalami kenaikan 0,16 persen menjadi 96,13. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, kenaikan indeks NTP disebabkan oleh indeks harga diterima petani (It) sebesar 0,31 persen dan indeks harga dibayar petani (Ib) sebesar 0,15 persen. Grafik 1. Perkembangan NTP Papua Menurut Subsektor Maret-April 2016 (2012=100) Mar'16
85.92 85.70
Tanaman Pangan
102.10102.26
Hortikultura
103.91 103.73
99.68 99.20
104.99104.34
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
Apr'16
110.65 109.85 89.2789.07
Perikanan Tangkap
Perikanan Budidaya
Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan April 2016 dengan bulan sebelumnya dimana tiga subsektor mengalami penurunan indeks NTP seperti subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perikanan masing-masing turun sebesar 0,25 persen ; 0,18 persen dan 0,62 persen. Sedangkan Hortikultura dan Peternakan mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 0,16 perse dan 0,49 persen.
1. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani (It). Pada April 2016, It Papua sebesar 114,50 atau naik sebesar 0,23 persen dibandingkan It Maret 2016. Sebagian besar subsektor mengalami peningkatan it kecuali subsektor Perikanan yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,64 persen. Kenaikan It yang terjadi pada subsektor lainnya seperti Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Perikanan mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 0,10 persen; 0,55 persen; 0,01 persen dan 0,40 persen.
2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks harga dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian. Ib Papua pada April 2016 adalah 119,10 atau 0,22 persen lebih tinggi dibandingkan Ib bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 118,84. Meningkatnya Ib gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya Ib pada tiga subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 0,39 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,19 persen merupakan subsektor dengan kenaikan indeks terendah. Sementara itu untuk subsektor Perikanan dan Peternakan mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen untuk Peternakan dan 0,02 persen untuk Perikanan.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
2
Tabel 1. Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor Provinsi Papua Maret-April 2016 serta Persentase Perubahannya (2012=100)
Subsektor (1) NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
1.
2.
3.
4.
5
Bulan Mar'16 (2)
Apr'16 (3)
Perubahan (%) (4)
113,47 118,83 95,48 107,25
113,80 119,12 95,54 107,55
0,30 0,24 0,06 0,28
NTP Gabungan dengan Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
114,24 118,84 96,13 107,81
114,50 119,10 96,14 108,12
0,23 0,22 0,01 0,29
Tanaman Pangan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
103,33 120,27 85,92 96,88
103,44 120,69 85,70 96,99
0,10 0,35 -0,25 0,12
Hortikultura a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
122,86 120,33 102,10 116,82
123,53 120,80 102,26 116,77
0,55 0,39 0,16 -0,04
Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
123,51 118,85 103,91 116,23
123,52 119,08 103,73 116,51
0,01 0,19 -0,18 0,24
Peternakan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
114,25 115,17 99,20 108,82
114,71 115,08 99,68 109,72
0,40 -0,08 0,49 0,83
Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
124,85 118,92 104,99 115,28
124,05 118,90 104,34 115,92
-0,64 -0,02 -0,62 0,55
5.1 Perikanan Tangkap a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c . Nilai Tukar Petani (NTN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
131,62 118,95 110,65 102,29
130,53 118,83 109,85 103,03
-0,83 -0,10 -0,72 0,73
5.2 Perikanan Budidaya a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPi) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
106,07 118,82 89,27 102,29
106,07 119,08 89,07 103,03
0,00 0,22 -0,22 0,73
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
3
3. NTP SUBSEKTOR a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan April 2016, NTPP sebesar 85,70 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,25 persen dibandingkan NTPP Maret 2016. Hal ini disebabkan oleh It naik hanya sebesar 0,10 dan Ib mengalami kenaikan lebih tinggi yaitu sebesar 0,35 persen. Kelompok Palawija pada kelompok It mengalami kenaikan sebesar 0, 12 persen sedangkan meningkatnya Ib disebabkan oleh meningkatnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,41 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,02 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada April 2016, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen menjadi 102,26 disebabkan oleh meningkatnya It sebesar 0,55 persen dan Ib juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,39 persen. Peningkatan It didorong oleh meningkatnya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 0,70 persen, buah-buahan dan tanaman obat tidak mengalami perubahan. Peningkatan Ib Subsektor Hortikultura disebabkan oleh meningkatnya IKRT sebesar 0,36 persen dan BPPM sebesar 0,59 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Dibandingkan NTPR Maret 2016, NTPR April 2016 mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dari 103,91 menjadi 103,73. It pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat meningkat hanya sebesar 0,01 persen dan Ib meningkat sebesar 0,19 persen. Sedangkan naiknya Ib dipicu oleh naiknya IKRT sebesar 0,38 persen dan BPPM nya turun sebesar 0,22 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT April 2016 tercatat sebesar 99,68 atau mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya sebesar 99,20. Kenaikan NTPT di bulan April 2016 disebabkan oleh meningkatnya It sebesar 0,40 persen dan Ib turun sebesar 0,08 persen. Dari keempat kelompok penyusun It Peternakan, kelompok ternak besar, unggas dan hasil ternak mengalami kenaikan masikng masing sebesar 1,35 persen; 1,15 persen dan 0,69 persen. Sedangkan hasil ternak tidak mengalami perubahan indeks. Dari sisi Ib, IKRT naik sebesar 0,13 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,22 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP Papua April 2016 adalah 104,34 atau mengalami penurunan sebesar 0,62 persen dibandingkan NTNP bulan sebelumnya. Penyebab turunnya NTNP adalah turunnya It sebesar 0,64 persen dan Ib juga mengalami hal yang sama sebesar 0,02 persen. Turunnya It dipicu oleh menurunnya It kelompok Perikanan Tangkap sebesar 0,83 persen sedangkan kelompok Budidaya tidak mengalami perubahan. Sedangkan pendorong meningkatnya Ib adalah naiknya indeks pada IKRT sebesar 0,54 persen dan dan BPPM turun sebesar 0,19 persen.
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) NTN April 2016 mengalami penurunan sebesar 0,72 persen dibandingkan NTN Maret 2016 menjadi 109,85. It mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen dipicu indeks penangkapan laut turun Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
4
sebesar 0,85 persen sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,10 persen disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,55 persen dan indeks BPPBM turun sebesar 1,19 persen.
2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada April 2016, NTPi Papua adalah 89,59 atau turun 0,22 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh It tidak mengalami perubahan indeks dan Ib naik sebesar 0,22 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks IKRT sebesar 0,52 persen dan dan BPPM turun 0,72 persen.
Grafik 2. It, Ib Menurut Subsektor Provinsi Papua Maret-April 2016 (2012=100) 120.69
123.53 123.52 119.08 115.08 120.80 114.71
124.05 118.90
Hortikultura
Perikanan
130.53 118.83 106.07
103.44
Tan. Pangan
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Indeks diterima petani(It)
119.08
Perikanan Tangkap
Perikanan Budidaya
Indeks dibayar petani(Ib)
4. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROPINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada April 2016 menunjukkan bahwa 21 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 12 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Provinsi Riau tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 2,10 persen dan Papua mengalami kenaikan terendah sebesar 0,01 persen.
Untuk provinsi yang mengalami penurunan NTP, Provinsi Sulsel tercatat sebagai
provinsi dengan penurunan NTP terbesar yakni 1,29 persen; sedangkan penurunan terendah terjadi di Bali yang turun sebesar 0,04 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
5
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, April 2016 (2012=100)
It Propinsi
Ib
NAD SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAWA BARAT JAWA TENGAH YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU UTARA MALUKU PAPUA BARAT PAPUA
116,67 123,89 119,39 121,66 119,79 114,74 114,99 125,60 121,93 116,32 118,08 130,87 121,42 125,48 129,78 125,84 126,37 124,65 120,48 115,99 117,29 115,39 119,29 119,38 121,14 127,56 119,67 129,80 125,35 127,83 125,50 122,31 114,50
% Perubahan -1,44 1,05 -0,61 1,48 0,56 -0,20 0,46 -0,16 0,48 0,30 0,42 -1,34 -0,78 -0,58 -0,34 -1,44 -0,44 -1,33 -0,89 0,66 0,09 -0,48 0,44 -0,12 -0,16 -1,74 -0,54 -0,47 0,12 -0,26 0,51 0,59 0,23
NASIONAL
124,18
-0,51
Indeks
NTP
116,67 123,89 119,39 121,66 119,79 114,74 114,99 125,60 121,93 116,32 118,08 130,87 121,42 125,48 129,78 125,84 126,37 124,65 120,48 115,99 117,29 115,39 119,29 119,38 121,14 127,56 119,67 129,80 125,35 127,83 125,50 122,31 114,50
% Perubahan -1,44 1,05 -0,61 1,48 0,56 -0,20 0,46 -0,16 0,48 0,30 0,42 -1,34 -0,78 -0,58 -0,34 -1,44 -0,44 -1,33 -0,89 0,66 0,09 -0,48 0,44 -0,12 -0,16 -1,74 -0,54 -0,47 0,12 -0,26 0,51 0,59 0,23
116,67 123,89 119,39 121,66 119,79 114,74 114,99 125,60 121,93 116,32 118,08 130,87 121,42 125,48 129,78 125,84 126,37 124,65 120,48 115,99 117,29 115,39 119,29 119,38 121,14 127,56 119,67 129,80 125,35 127,83 125,50 122,31 114,50
% Perubahan -1,44 1,05 -0,61 1,48 0,56 -0,20 0,46 -0,16 0,48 0,30 0,42 -1,34 -0,78 -0,58 -0,34 -1,44 -0,44 -1,33 -0,89 0,66 0,09 -0,48 0,44 -0,12 -0,16 -1,74 -0,54 -0,47 0,12 -0,26 0,51 0,59 0,23
122,68
-0,41
101,22
-0,10
Indeks
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
Rasio
6
5. Inflasi Perdesaan Perubahan indeks harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada April 2016, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,34 persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada beberapa subkelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 0,91 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,51 persen, kesehatan sebesar 0,07 persen dan Sandang naik sebesar 0,06 persen. Sedangkan subkelompok Transportasi dan komunikasi mengalami penurunan sebesar 2,37 persen. Tabel 3. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Maret - April 2016 (2012=100) Indeks Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Pengeluaran (1)
Mar'16
Apr'16
Perubahan Indeks
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah Tangga
123,31
123,73
0,34
Bahan Makanan
129,62
130,80
0,91
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
125,19
125,82
0,51
Perumahan
113,23
113,18
-0,04
Sandang
112,61
112,67
0,06
Kesehatan
111,44
111,52
0,07
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
110,52
110,52
0,00
Transportasi dan Komunikasi
119,29
116,46
-2,37
Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi, 5 provinsi mengalami inflasi pedesaan dan 5 provinsi lainnya mengalami deflasi pedesaan dimana Papua menempati peringkat ke-1 secara nasional dan sulampua dengan inflasi pedesaan sebesar 0,34 persen dan inflasi pedesaan terendah terjadi di Sulteng sebesar 0,15 persen. Sedangkan Sulsel tercatat menempati peringkat 10 dengan deflasi pedesaan terbesar yaitu 0,45 persen dan Maluku mengalami deflasi terkecil yaitu 0,22 persen.
Tabel 4. Perbandingan Inflasi Perdesaan di Wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua) dengan Nasional, April 2016 (2012=100) Urutan
Provinsi
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Urutan
No
Inflasi Perdesaan
Tingkat Sulampua
Tingkat Nasional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA
127,30 126,27 127,89 124,52 129,63 120,04 127,28 121,71 126,26 123,73
-0,45 0,15 -0,45 0,26 -0,37 -0,39 -0,22 0,33 0,17 0,34
9 5 10 3 7 8 6 2 4 1
19 5 20 3 16 17 9 2 4 1
NASIONAL
127,08
-0,50
-
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
7
Di tingkat nasional terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,50 persen pada April 2016 dimana 6 Provinsi mengalami inflasi pedesaan dimana Papua tercatat mengalami inflasi pedesaan tertinggi sebesar 0,34 persen dan terendah terjadi di Kaltim sebesar 0,01 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Jambi sebesar 1,40 persen dan Banten dengan deflasi terkecil yaitu 0,16 persen.
6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada April 2016 adalah 108,12 atau naik 0,29 persen. Dari kelima subsektor yang diamati,4 Subsektor mengalami kenaikan indeks seperti Tanaman Pangan naik 0,12 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,24 persen, Peternakan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 0,83 persen dan Perikanan sebesar 0,55 persen. Sedangkan Hortikultura turun sebesar 0,04 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,53 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,73 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Provinsi Papua, dan Persentase Perubahannya (2012=100)
Subsektor (1)
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan 5.1 Perikanan Tangkap 5.2 Perikanan Budidaya NTUP Gabungan
Mar'16
Apr'16
Perubahan(%)
(2)
(3)
(4)
96,88 116,82 116,23 108,82 115,28 119,69 102,29
96,99 116,77 116,51 109,72 115,92 120,33 103,03
0,12 -0,04 0,24 0,83 0,55 0,53 0,73
107,81
108,12
0,29
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok II, Jayapura-Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.21/ 05/ 94 / Th.IX, 2 Mei 2016
8