No. 02/ 01/ 94/ Th.X, 03 Januari 2017 2010
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN Pada Bulan Desember 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami penurunan -0,11 persen dengan indeks NTP 94,95 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 95,05. Penurunan yang terjadi karena indeks harga diterima petani ( ) lebih rendah dari indeks harga dibayar petani ( ) dimana
mengalami kenaikan 0,67 persen dan
mengalami kenaikan 0,78 persen.
NTP Nasional Desember 2016 sebesar 101,49 atau mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen dibandingkan NTP November 2016. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih tinggi dari indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami kenaikan 0,53 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,36 persen. NTP Provinsi Papua bulan Desember 2016 menurut subsektor tercatat 4 (empat) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 87,03; NTP Hortikultura 98,66; NTP Tanaman Perkebunan Rakyat 99,53 dan NTP Subsektor Peternakan 99,15. Sedangkan 1 (satu) subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Perikanan tercatat 101,54. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 107,333 dan NTP Perikanan Budidaya 85,58. Secara umum, penurunan indeks NTP terjadi pada subsektor Hortikultura, Tanaman Peternakan dan subsektor Perikanan sedangkan subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan indeks NTP. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tidak mengalami perubahan angka indeks. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 18 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 15 provinsi mengalami penurunan NTP dimana Riau tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,60 persen sedangkan Sulawesi Selatan tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,02 persen. Maluku Utara tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -1,08 persen dan Papua dengan penurunan terkecil -0,11 persen Provinsi. Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui Indeks Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan Papua Desember 2016 tercatat mengalami inflasi 0,96 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada semua sub kelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan 1,38 persen. Secara nasional, 29 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 4 (empat) provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Kalimantan Tengah 1,26 persen dan terendah di Sulawesi Tenggara 0,04 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Gorontalo -0,56 persen dan terkecil tercatat di Sulawesi Utara -0,15 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua pada Desember 2016 mengalami kenaikan 0,57 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 110,61 pada November 2016 menjadi 111,24 pada Desember 2016.
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani ( )
terhadap harga dibayar petani ( ) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat
kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Papua Desember 2016 mengalami penurunan -0,11 persen menjadi 94,95 dibandingkan NTP November 2016. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, penurunan indeks NTP disebabkan oleh perubahan indeks harga diterima petani ( ) sebesar 0,67 persen lebih rendah dari perubahan indeks harga dibayar petani ( ) yang mengalami kenaikan sebesar 0,78 persen.
Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Desember 2016 dengan bulan sebelumnya dimana 1 (satu) subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor Tanaman Pangan naik 1,43 persen. Sedangkan subsektor Hortikultura turun -1,43 persen; subsektor peternakan turun -0,75 persen; dan subsektor Perikanan turun -0,02 persen. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
1. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani ( ). Pada Desember 2016, 2016. Kenaikan
terjadi karena
Papua sebesar 118,23 atau naik 0,67 persen dibandingkan
November
di subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan cukup besar yaitu
2,24 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,73 persen dan subsector Perikanan 0,44 persen. Sedangkan
subsektor Hortikultura mengalami penurunan -0,50 persen dan subsektor Peternakan -0,06
persen. 2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian dapat diketahui melalui indeks harga dibayar petani ( ). Pada Desember 2016, tinggi dibandingkan
Papua sebesar 124,51 atau naik 0,78 persen lebih
bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 123,55. Peningkatan
didorong oleh meningkatnya
gabungan tersebut
pada seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi
pada subsektor Hortikultura sebesar 0,94 persen dan subsektor Perikanan merupakan subsektor dengan kenaikan indeks terendah sebesar 0,46 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
Tabel 1 Nilai Tukar Petani menurut Subsektor Provinsi Papua Bulan November - Desember 2016 serta Persentase Perubahannya (2012 = 100) Subsektor (1)
Bulan
Perubahan
November Desember (2)
(3)
(%) (4)
NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It)
116.90
117.71
0.69
b. Indeks dibayar petani (Ib)
123.60
124.59
0.80
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
94.58
94.48
-0.11
110.17
110.82
0.58
a. Indeks diterima petani (It)
117.44
118.23
0.67
b. Indeks dibayar petani (Ib)
123.55
124.51
0.78
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) NTP Gabungan dengan Perikanan
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
95.05
94.95
-0.11
110.61
111.24
0.57
a. Indeks diterima petani (It)
107.68
110.09
2.24
b. Indeks dibayar petani (Ib)
125.50
126.50
0.80
85.80
87.03
1.43
100.74
102.99
2.24
a. Indeks diterima petani (It)
126.13
125.50
-0.50
b. Indeks dibayar petani (Ib)
126.02
127.20
0.94
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
100.09
98.66
-1.43
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
119.08
118.37
-0.60
a. Indeks diterima petani (It)
122.50
123.40
0.73
b. Indeks dibayar petani (Ib)
123.08
123.98
0.73
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 1. Tanaman Pangan
c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
99.53
99.53
0.00
115.47
116.16
0.60
a. Indeks diterima petani (It)
118.40
118.33
-0.06
b. Indeks dibayar petani (Ib)
118.52
119.34
0.69
99.89
99.15
-0.75
112.59
112.23
-0.32
a. Indeks diterima petani (It)
124.78
125.32
0.44
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.86
123.43
0.46
c. Nilai Tukar Petani (NTPN)
101.56
101.54
-0.02
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
116.55
117.00
0.39
a. Indeks diterima petani (It)
131.43
132.20
0.59
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.65
123.18
0.43
c . Nilai Tukar Petani (NTN)
107.16
107.33
0.16
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
121.09
121.81
0.59
a. Indeks diterima petani (It)
106.32
106.23
-0.09
b. Indeks dibayar petani (Ib)
123.45
124.12
0.54
86.12
85.58
-0.63
103.27
102.97
-0.29
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 4. Peternakan
c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 5
Perikanan
5.1 Perikanan Tangkap
5.2 Perikanan Budidaya
c. Nilai Tukar Petani (NTPi) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
3. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Desember 2016, NTPP sebesar 87,03 atau mengalami kenaikan indeks sebesar 1,43 persen dibandingkan NTPP November 2016. Hal ini disebabkan oleh persen lebih tinggi dari
mengalami kenaikan sebesar 2,24
yang mengalami kenaikan sebesar 0,80 persen.
Kelompok palawija pada kelompok
mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen dan kelompok padi
tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan kenaikan
disebabkan oleh meningkatnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
sebesar 0,93 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,01 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Desember 2016, NTPH mengalami penurunan sebesar -1,43 persen menjadi 99,66 disebabkan oleh penurunan
sebesar -0,50 persen sedangkan
mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen. penurunan
didorong oleh turunnya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar -0,60 persen, dan kelompok buah-buahan mengalami penurunan -0,19 persen serta kelompok tanaman obat tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Peningkatan
Subsektor
Hortikultura disebabkan oleh meningkatnya IKRT sebesar 1,06 persen dan BPPM naik sebesar 0,10 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Desember 2016, NTPR tidak mengalami perubahan angka indeks yaitu sebesar 99,53. subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen sama dengan mengalami peningkatan sebesar 0,73 persen. Kenaikan perkebunan rakyat sebesar 0,73 persen. Kenaikan
pada
yang uga
didorong oleh naiknya indeks kelompok tanaman
dipicu oleh naiknya IKRT sebesar 0,98 persen dan indeks
BPPM naik sebesar 0,13 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT tercatat sebesar 99,15 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,75 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya. Perubahan NTPT di bulan Desember 2016 disebabkan oleh penurunan penyusun
sebesar -0,06 persen dan
mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen. Dari keempat kelompok
Peternakan, dua kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok ternak besar 1,67 persen;
kelompok unggas mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,09 persen dan kelompok ternak kecil mengalami penurunan -0,64 peren serta kelompok hasil ternak tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Sedangkan pada
, IKRT
mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen dan indeks BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Nelayan di bulan Desember 2016 adalah 101,54 atau mengalami penurunan sebesar -0,02 persen dibandingkan NTPN bulan sebelumnya. Penurunan NTPN disebabkan oleh perubahan dibandingkan perubahan
atau
mengalami kenaikan 0,46 persen sedangkan
lebih besar
mengalami kenaikan angka
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
indeks sebesar 0,44 persen. kenaikan persen dan kenaikan
tercatat karena naiknya
kelompok Perikanan Tangkap sebesar 0,59
kelompok Budidaya mengalami penurunan angka indeks yaitu sebesar -0,09 persen. Sedangkan adalah kenaikan pada IKRT sebesar 0,64 persen dan BPPM mengalami kenaikan sebesar 0,05
persen.
1) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) NTN Desember 2016 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,16 persen dibandingkan NTN November 2016 menjadi 107,33.
mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen dipicu oleh indeks
penangkapan laut yang mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen sedangkan indeks penangkapan perairan umum mengalami penurunan sebesar -0,87 persen. Sedangkan
mengalami kenaikan
sebesar 0,43 persen disebabkan oleh kenaikan IKRT sebesar 0,64 persen dan indeks BPPBM yang tidak mengalami penurunan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
2) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Desember 2016, NTPi Papua adalah 85,58 atau mengalami penurunan sebesar -0,63 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh
mengalami penurunan sebesar -0,09
persen dipicu oleh indeks budidaya air tawar yang mengalami penurunan sebesar -0,10 persen sedangkan indeks budidaya air laut dan budidaya air payau tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan kenaikan sebesar 0,54 persen. Perubahan
mengalami
disebabkan oleh kenaikan indeks IKRT sebesar 0,65 persen
dan penurunan indeks BPPM mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
3. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROVINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada Desember 2016 menunjukkan bahwa 29 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 4 (empat) provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dimana Kalimantan Tengah tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,26 persen sedangkan Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,04 persen. Gorontalo tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -0,56 persen dan Sulawesi Utara dengan penurunan terkecil -0,15 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, Desember 2016 (2012 = 100) Indeks Harga Diterima
Indeks Harga Dibayar
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
NAD
120.11
0.25
125.24
0.40
95.90
-0.14
SUMATERA UTARA
129.65
0.92
127.66
0.19
101.56
0.73
SUMATERA BARAT
122.58
1.10
125.24
-0.21
97.87
1.31
RIAU
129.65
1.49
126.82
-0.11
102.23
1.60
JAMBI
126.38
1.33
125.02
0.07
101.09
1.26
SUMSEL
118.82
1.17
124.48
0.53
95.45
0.63
BENGKULU
119.96
1.54
126.78
0.17
94.62
1.37
LAMPUNG
130.32
1.58
123.97
0.36
105.12
1.22
BANGKA BELITUNG
120.53
1.45
120.73
0.17
99.84
1.27
KEPULAUAN RIAU
118.95
0.94
120.59
0.19
98.63
0.75
DKI
119.04
0.01
120.12
0.23
99.10
-0.22
JAWA BARAT
133.63
0.87
128.12
0.37
104.31
0.50
JAWA TENGAH
125.45
0.11
126.27
0.31
99.35
-0.20
YOGYAKARTA
129.27
-0.36
125.02
0.44
103.40
-0.80
JAWA TIMUR
133.30
0.46
128.23
0.30
103.95
0.16
BANTEN
124.51
0.45
123.91
0.27
100.49
0.18
BALI
130.72
-0.18
122.47
0.12
106.74
-0.30
NUSA TENGGARA BARAT
131.31
-0.08
123.22
0.63
106.56
-0.71
NUSA TENGGARA TIMUR
124.54
0.30
122.93
0.82
101.31
-0.51
KALIMANTAN BARAT
120.57
1.17
124.11
0.76
97.15
0.40
KALIMANTAN TENGAH
122.30
1.52
123.77
1.06
98.81
0.45
KALIMANTAN SELATAN
118.29
0.80
120.89
0.71
97.84
0.08
KALIMANTAN TIMUR
121.62
0.33
123.40
0.26
98.56
0.07
SULAWESI UTARA
116.61
-0.64
124.14
-0.11
93.94
-0.53
SULAWESI TENGAH
122.14
0.23
124.80
0.57
97.87
-0.33
SULAWESI SELATAN
130.22
0.50
125.30
0.48
103.93
0.02
SULAWESI TENGGARA
121.36
-0.51
123.37
0.08
98.37
-0.59
GORONTALO
131.89
-0.20
124.49
-0.36
105.95
0.16
SULAWESI BARAT
130.01
-0.16
120.72
0.68
107.70
-0.84
MALUKU
127.08
0.44
126.24
0.60
100.67
-0.15
MALUKU UTARA
126.50
125.83
123.31
0.55
102.04
-1.08
PAPUA BARAT
124.99
-0.30
124.78
0.34
100.17
-0.64
PAPUA
118.23
0.67
124.51
0.78
94.95
-0.11
NASIONAL
127.81
0.53
125.94
0.36
101.49
0.18
Propinsi (1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
NTP
4. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada Desember 2016, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,96 persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada semua subkelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok Bahan Makanan sebesar 1,38 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,63 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,76 persen, kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,52 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,23 persen, kelompok Sandang sebesar 0,14 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,11 perse. Tabel 3 Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Bulan November - Desember 2016 (2012 = 100) Indeks Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Pengeluaran
Perubahan Indeks
November
Desember
(2)
(3)
Konsumsi Rumah Tangga
129.57
130.81
0.96
Bahan Makanan
138.27
140.18
1.38
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
133.11
133.95
0.63
Perumahan
118.37
119.27
0.76
Sandang
114.12
114.28
0.14
Kesehatan
114.38
114.64
0.23
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
111.59
111.72
0.11
Transportasi dan Komunikasi
117.15
117.76
0.52
(1)
(4)
Inflasi Pedesaan di Provinsi Papua pada Desember 2016 tercatat 0,96 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi perdesaan nasional sebesar 0,42 persen. Dari 33 provinsi tercatat 29 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 4 (empat) provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Kalimantan Tengah 1,26 persen dan terendah di Sulawesi Tenggara 0,04 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Gorontalo -0,56 persen dan terkecil tercatat di Sulawesi Utara -0,15 persen. Tabel 4 Perbandingan Inflasi Perdesaan Desember 2016 di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) dengan Nasional (2012 = 100) No
Provinsi
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Inflasi Perdesaan
Urutan Tingkat Sulampua
Urutan Tingkat Nasional
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
SULUT
128.56
-0.15
9
30
2
SULTENG
129.99
0.72
3
9
3
SULSEL
131.10
0.47
6
16
4
SULTRA
127.12
0.04
8
29
5
GORONTALO
130.71
-0.56
10
33
6
SULBAR
123.98
0.82
2
6
7
MALUKU
131.30
0.71
4
10
8
MALUKU UTARA
126.91
0.68
5
11
9
PAPUA BARAT
130.23
0.39
7
17
PAPUA
130.81
0.96
1
2
131.17
0.42
10
NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017
Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi. Papua menempati peringkat pertama untuk wilayah Sulampua dengan inflasi pedesaan sebesar 0,96 persen. Inflasi pedesaan terendah terjadi di Sulawesi Tenggara sebesar 0,04 persen. Sedangkan deflasi pedesaan terbesar terjadi di Gorontalo sebesar 0,56 persen dan deflasi pedesaan terkecil tercatat di Sulawesi Utara sebesar 0,15 persen.
5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada Desember 2016 adalah 111,24 atau naik 0,57 persen. Berdasarkan Subsektor, dua dari lima subsektor mengalami penurunan indeks seperti subsektor Hortikultura sebesar -0,60 persen dan subsektor Peternakan sebesar -0,32 persen sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,24 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,60 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,39 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,59 persen dan kelompok Perikanan Budidaya juga mengalami penurunan NTUP sebesar -0,29 persen.
Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian menurut Subsektor Provinsi Papua dan Persentase Perubahannya Tahun 2016 (2012 = 100) Subsektor (1)
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan 5.1 Perikanan Tangkap 5.2 Perikanan Budidaya NTUP Gabungan
November
Desember
Perubahan(%)
(2)
(3)
(4)
100.74 119.08 115.47 112.59 116.55 121.09 103.27 110.61
102.99 118.37 116.16 112.23 117.00 121.81 102.97 111.24
2.24 -0.60 0.60 -0.32 0.39 0.59 -0.29 0.57
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl.Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 02 / 01 / 94 / Th. X, 03 Januari 2017 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id