No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016 2010
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN οΎ Pada Bulan November 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami penurunan -0,90 persen dengan indeks NTP 95,05 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 95,91. Penurunan yang terjadi karena indeks harga diterima petani (πΌπ‘ ) lebih rendah dari indeks harga dibayar petani (πΌπ ) dimana πΌπ‘ mengalami penurunan -0,26 persen dan πΌπ mengalami kenaikan 0,65 persen. οΎ NTP Nasional November 2016 sebesar 101,31 atau mengalami penurunan sebesar -0,40 persen dibandingkan NTP Oktober 2016. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih rendah dari indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami kenaikan 0,27 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,67 persen. οΎ NTP Provinsi Papua bulan November 2016 menurut subsektor tercatat 3 (tiga) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 85,80; NTP Tanaman Perkebunan Rakyat 99,53 dan NTP Subsektor Peternakan 99,89. Sedangkan 2 (dua) subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Hortikultura 100,09 dan NTP subsektor Perikanan tercatat 101,56. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 107,16 dan NTP Perikanan Budidaya 86,12. Secara umum, penurunan indeks NTP terjadi pada subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat dan subsektor Perikanan sedangkan subsektor Hortikultura mengalami kenaikan indeks NTP. Subsektor peternakan tidak mengalami perubahan angka indeks. οΎ Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 14 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 18 provinsi mengalami penurunan NTP serta satu provinsi tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) dimana Kalimantan Barat tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,77 persen sedangkan DKI tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,02 persen. Jawa Timur tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -1,14 persen dan Bali dengan penurunan terkecil -0,06 persen. Provinsi Sumatera Barat tercatat tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) yaitu sebesar 0,0014 persen. οΎ Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui Indeks Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan Papua November 2016 tercatat mengalami inflasi 0,81 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada semua sub kelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,14 persen. οΎ Secara nasional, semua provinsi mengalami inflasi perdesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Gorontalo 1,97 persen dan terendah di Kalimantan Barat 0,05 persen. οΎ Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua pada November 2016 mengalami penurunan -0,33 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 110,97 pada Oktober 2016 menjadi 110,61 pada November 2016.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani (πΌπ‘ ) terhadap harga dibayar petani (πΌπ ) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Papua November 2016 mengalami penurunan -0,90 persen menjadi 95,05 dibandingkan NTP Oktober 2016. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, penurunan indeks NTP disebabkan oleh penurunan indeks harga diterima petani (πΌπ‘ ) sebesar -0,26 persen lebih rendah dari indeks harga dibayar petani (πΌπ ) dimana mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen.
Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan November 2016 dengan bulan sebelumnya dimana 1 (satu) subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor Hortikultura naik 0,65 persen. Sedangkan subsektor Tanaman Pangan turun -2,94 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,52 persen; dan subsektor Perikanan turun -0,80 persen. Subsektor peternakan tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
1. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani (πΌπ‘ ). Pada November 2016, πΌπ‘ Papua sebesar 117,44 atau turun -0,26 persen dibandingkan πΌπ‘ Oktober Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
2016. Penurunan πΌπ‘ terjadi karena πΌπ‘ di subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan cukup besar yaitu -2,34 persen; subsektor Perikanan -0,24 persen. Sedangkan πΌπ‘ subsektor Hortikultura mengalami kenaikan 1,44 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,08 persen serta subsektor Peternakan 0,57 persen.
2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian dapat diketahui melalui indeks harga dibayar petani (πΌπ ). Pada November 2016, πΌπ Papua sebesar 123,55 atau naik 0,64 persen lebih tinggi dibandingkan πΌπ bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 122,76. Peningkatan πΌπ gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya πΌπ pada seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 0,78 persen dan subsektor Peternakan dan subsektor Perikanan merupakan subsektor dengan kenaikan indeks terendah yaitu masing-masing sebesar 0,57 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani menurut Subsektor Provinsi Papua Bulan Oktober - November 2016 serta Persentase Perubahannya (2012 = 100) Subsektor (1)
Bulan
Perubahan
Oktober
November
(%)
(2)
(3)
(4)
NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It)
117.21
116.90
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.80
123.60
0.65
95.44
94.58
-0.90
110.55
110.17
-0.34
a. Indeks diterima petani (It)
117.74
117.44
-0.26
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.76
123.55
0.64
c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
-0.26
NTP Gabungan dengan Perikanan
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
95.91
95.05
-0.90
110.97
110.61
-0.33
a. Indeks diterima petani (It)
110.26
107.68
-2.34
b. Indeks dibayar petani (Ib)
124.73
125.50
0.62
88.40
85.80
-2.94
103.16
100.74
-2.34
a. Indeks diterima petani (It)
124.34
126.13
1.44
b. Indeks dibayar petani (Ib)
125.04
126.02
0.78
99.44
100.09
0.65
117.54
119.08
1.31
a. Indeks diterima petani (It)
122.40
122.50
0.08
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.34
123.08
0.61
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
100.05
99.53
-0.52
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
115.37
115.47
0.08
a. Indeks diterima petani (It)
117.72
118.40
0.57
b. Indeks dibayar petani (Ib)
117.85
118.52
0.57
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 1.
Tanaman Pangan
c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 2.
Hortikultura
c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 3.
4.
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
99.89
99.89
0.00
112.15
112.59
0.39
a. Indeks diterima petani (It)
125.07
124.78
-0.24
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.17
122.86
0.57
c. Nilai Tukar Petani (NTPN)
102.38
101.56
-0.80
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
116.74
116.55
-0.16
a. Indeks diterima petani (It)
131.64
131.43
-0.16
b. Indeks dibayar petani (Ib)
121.99
122.65
0.54
c . Nilai Tukar Petani (NTN)
107.91
107.16
-0.70
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
121.16
121.09
-0.06
a. Indeks diterima petani (It)
106.85
106.32
-0.50
b. Indeks dibayar petani (Ib)
122.65
123.45
0.66
87.12
86.12
-1.15
103.79
103.27
-0.50
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 5
Perikanan
5.1 Perikanan Tangkap
5.2 Perikanan Budidaya
c. Nilai Tukar Petani (NTPi) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
3. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan November 2016, NTPP sebesar 85,80 atau mengalami penurunan indeks sebesar -2,94 persen dibandingkan NTPP Oktober 2016. Hal ini disebabkan oleh πΌπ‘ mengalami penurunan sebesar -2,34 persen sedangkan πΌπ mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen. Kelompok palawija pada kelompok πΌπ‘ mengalami penurunan sebesar 2,70 persen dan kelompok padi tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan kenaikan πΌπ disebabkan oleh meningkatnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,71 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada November 2016, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen menjadi 100,09 disebabkan oleh kenaikan πΌπ‘ sebesar 1,44 persen lebih besar dibandingkan kenaikan πΌπ yaitu sebesar 0,78 persen. kenaikan πΌπ‘ didorong oleh naiknnya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 1,67 persen, kelompok tanaman obat mengalami kenaikan 1,35 persen dan buah-buahan mengalami kenaikan 0,63 persen. Peningkatan πΌπ Subsektor Hortikultura disebabkan oleh meningkatnya IKRT sebesar 0,88 persen dan BPPM naik sebesar 0,13 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada November 2016, NTPR mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,52 persen dari 100,05 menjadi 99,53. πΌπ‘ pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dan πΌπ meningkat sebesar 0,61 persen. Kenaikan πΌπ‘ didorong oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,08 persen. Kenaikan πΌπ dipicu oleh naiknya IKRT sebesar 0,87 persen dan indeks BPPM tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT tercatat sebesar 99,89 atau tidak mengalami perubahan angka indeks dibandingkan NTPT bulan sebelumnya (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). perubahan NTPT di bulan November 2016 disebabkan oleh kenaikan πΌπ‘ sebesar 0,57 persen dan πΌπ juga mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen. Dari keempat kelompok penyusun πΌπ‘ Peternakan, semua kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok ternak besar 1,01 persen; kelompok ternak kecil 0,39 persen; kelompok unggas dan kelompok hasil ternak mengalami kenaikan angka indeks masing-masing 0,31 persen dan 1,94 persen. Sedangkan pada πΌπ , IKRT mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen dan indeks BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Nelayan di bulan November 2016 adalah 101,56 atau mengalami penurunan sebesar -0,80 persen dibandingkan NTPN bulan sebelumnya. Penurunan NTPN disebabkan oleh perubahan πΌπ lebih besar dibandingkan perubahan πΌπ‘ atau πΌπ mengalami kenaikan 0,57 persen sedangkan πΌπ‘ mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,24 persen. Penurunan πΌπ‘ tercatat karena turunnya πΌπ‘ kelompok Perikanan Tangkap sebesar -0,16 persen dan πΌπ‘ kelompok Budidaya juga mengalami penurunan angka indeks yaitu sebesar 0,50 persen. Sedangkan kenaikan πΌπ adalah kenaikan pada IKRT sebesar 0,86 persen dan BPPM mengalami penurunan sebesar -0,08 persen.
1) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) NTN November 2016 mengalami penurunan indeks sebesar -0,70 persen dibandingkan NTN Oktober 2016 menjadi 107,16. πΌπ‘ mengalami penurunan sebesar -0,16 persen dipicu oleh indeks penangkapan laut yang mengalami penurunan sebesar -0,17 persen sedangkan indeks penangkapan perairan umum yang tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Sedangkan πΌπ mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen disebabkan oleh kenaikan IKRT sebesar 0,86 persen dan indeks BPPBM yang mengalami penurunan sebesar -0,10 persen.
2) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada November 2016, NTPi Papua adalah 86,12 atau mengalami penurunan sebesar -1,15 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh πΌπ‘ mengalami penurunan sebesar -0,50 persen dipicu oleh indeks budidaya air tawar yang mengalami penurunan sebesar -0,56 persen sedangkan indeks budidaya air laut dan budidaya air payau tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan πΌπ mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen. Perubahan πΌπ disebabkan oleh kenaikan indeks IKRT sebesar 0,86 persen dan penurunan indeks BPPM mengalami tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
3. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROVINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada November 2016 menunjukkan bahwa 14 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 18 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dan satu provinsi tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) dimana Kalimantan Barat tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,77 persen sedangkan DKI tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,02 persen. Jawa Timur tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -1,14 persen dan Bali dengan penurunan terkecil -0,06 persen. Provinsi Sumatera Barat tercatat tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) yaitu sebesar 0,0014 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, November 2016 (2012 = 100) Indeks Harga Diterima
Indeks Harga Dibayar
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
NAD
119.81
0.96
124.75
0.21
96.04
0.74
SUMATERA UTARA
128.46
0.38
127.41
0.83
100.83
-0.45
SUMATERA BARAT
121.25
1.14
125.51
1.14
96.60
0.00
RIAU
127.75
1.66
126.96
0.68
100.62
0.97
JAMBI
124.73
0.75
124.93
0.61
99.84
0.13
SUMSEL
117.45
0.72
123.83
0.69
94.85
0.03
BENGKULU
118.14
1.23
126.57
0.69
93.34
0.54
LAMPUNG
128.29
1.10
123.52
0.72
103.86
0.38
BANGKA BELITUNG
118.81
-0.53
120.52
0.46
98.58
-0.98
KEPULAUAN RIAU
117.84
1.19
120.37
0.43
97.90
0.76
DKI
119.03
0.35
119.85
0.32
99.32
0.02
JAWA BARAT
132.48
0.15
127.65
0.37
103.78
-0.22
JAWA TENGAH
125.31
0.33
125.88
0.94
99.55
-0.60
YOGYAKARTA
129.74
-0.29
124.47
0.69
104.23
-0.97
JAWA TIMUR
132.69
-0.30
127.85
0.85
103.79
-1.14
BANTEN
123.95
0.14
123.58
0.38
100.30
-0.25
BALI
130.96
0.34
122.32
0.40
107.06
-0.06
NUSA TENGGARA BARAT
131.42
0.54
122.45
0.47
107.32
0.06
NUSA TENGGARA TIMUR
124.17
-0.02
121.94
0.55
101.83
-0.57
KALIMANTAN BARAT
119.18
1.82
123.17
0.05
96.76
1.77
KALIMANTAN TENGAH
120.47
0.78
122.46
0.36
98.38
0.42
KALIMANTAN SELATAN
117.35
0.71
120.04
0.46
97.76
0.25
KALIMANTAN TIMUR
121.22
0.37
123.07
0.25
98.49
0.13
SULAWESI UTARA
117.37
0.20
124.28
0.31
94.44
-0.11
SULAWESI TENGAH
121.85
0.01
124.09
0.50
98.20
-0.49
SULAWESI SELATAN
129.57
0.08
124.70
0.38
103.91
-0.30
SULAWESI TENGGARA
121.98
-0.32
123.28
0.13
98.95
-0.45
GORONTALO
132.15
0.87
124.94
1.52
105.77
-0.65
SULAWESI BARAT
130.22
-0.25
119.90
0.83
108.61
-1.08
MALUKU
126.52
0.32
125.48
0.42
100.83
-0.10
MALUKU UTARA
126.82
126.50
122.64
0.76
103.15
-1.01
PAPUA BARAT
125.37
0.47
124.36
0.33
100.81
0.13
PAPUA
117.44
-0.26
123.55
0.64
95.05
-0.90
NASIONAL
127.13
0.27
125.49
0.67
101.31
-0.40
Propinsi (1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
NTP
4. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada November 2016, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,81 persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada semua subkelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 1,14 persen, kelompok Bahan Makanan sebesar 0,84 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,65 persen, kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,63 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,56 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,20 persen dan kelompok Sandang sebesar 0,19 persen. Tabel 3 Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Bulan Oktober - November 2016 (2012 = 100) Indeks Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Pengeluaran
Perubahan Indeks
Oktober
November
(2)
(3)
Konsumsi Rumah Tangga
128.53
129.57
0.81
Bahan Makanan
137.11
138.27
0.84
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
131.61
133.11
1.14
Perumahan
117.60
118.37
0.65
Sandang
113.90
114.12
0.19
Kesehatan
113.74
114.38
0.56
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
111.36
111.59
0.20
Transportasi dan Komunikasi
116.42
117.15
0.63
(1)
(4)
Inflasi Pedesaan di Provinsi Papua pada November 2016 tercatat 0,81 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi perdesaan nasional sebesar 0,87 persen. Dari 33 provinsi tercatat semua provinsi mengalami inflasi. Papua menempati peringkat ke-11 secara nasional. Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Gorontalo 1,97 persen dan terendah di Kalimantan Barat 0,05 persen. Tabel 4 Perbandingan Inflasi Perdesaan November 2016 di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) dengan Nasional (2012 = 100) No
Provinsi
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Inflasi Perdesaan
Urutan Tingkat Sulampua
Urutan Tingkat Nasional
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
SULUT
128.76
0.36
9
29
2
SULTENG
129.06
0.59
5
16
3
SULSEL
130.49
0.51
6
21
4
SULTRA
127.06
0.14
10
32
5
GORONTALO
131.45
1.97
1
1
6
SULBAR
122.98
0.97
2
6
7
MALUKU
130.37
0.50
7
24
8
MALUKU UTARA
126.05
0.93
3
7
9
PAPUA BARAT
129.73
0.48
8
26
PAPUA
129.57
0.81
4
11
130.63
0.87
10
NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016
Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi. Papua menempati peringkat keempat untuk wilayah Sulampua dengan inflasi pedesaan sebesar 0,81 persen. Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 1,97 persen. Sedangkan inflasi pedesaan terendah terjadi di Sulawesi Tenggara sebesar 0,14 persen.
5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada November 2016 adalah 110,61 atau turun -0,33 persen. Berdasarkan Subsektor, dua dari lima subsektor mengalami penurunan indeks seperti Tanaman Pangan sebesar -2,34 persen dan Perikanan sebesar -0,16 persen sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor Hortikultura sebesar 1,31 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,08 persen dan Peternakan sebesar 0,39 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami penurunan NTUP sebesar -0,06 persen dan kelompok Perikanan Budidaya juga mengalami penurunan NTUP sebesar -0,50 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian menurut Subsektor Provinsi Papua dan Persentase Perubahannya Tahun 2016 (2012 = 100) Subsektor (1)
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan 5.1 Perikanan Tangkap 5.2 Perikanan Budidaya NTUP Gabungan
Oktober
November
Perubahan(%)
(2)
(3)
(4)
103.16 117.54 115.37 112.15 116.74 121.16 103.79 110.97
100.74 119.08 115.47 112.59 116.55 121.09 103.27 110.61
-2.34 1.31 0.08 0.39 -0.16 -0.06 -0.50 -0.33
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 64 / 12 / 94 / Th. IX, 01 Desember 2016