No. 25/05/16/Th.X, 2 Mei 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) NILAI TUKAR PETANI PROVINSI JAMBI APRIL 2016 SEBESAR 98,62 ATAU NAIK 1,74 PERSEN DAN NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN SEBESAR 104,21
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi April 2016 sebesar 98,62 atau naik 1,74 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,56 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun sebesar 1,15 persen.
Pada April 2016, NTP Provinsi Jambi untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 98,21 untuk subsektor Tanaman Pangan (NTPP); 93,75 untuk subsektor Hortikultura (NTPH); 99,83 untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR); 99,43 untuk subsektor Peternakan (NTPT) dan 101,44 untuk subsektor Perikanan (NTNP) yang terdiri dari Perikanan Tangkap (NTN) sebesar 107,62 dan Perikanan Budidaya (NTPi) sebesar 94,81.
Bulan April 2016 tingkat inflasi perdesaan sebesar minus 1,40 persen atau terjadi deflasi. Inflasi terjadi pada empat kelompok konsumsi rumah tangga yaitu kelompok Makanan Jadi, kelompok Sandang, kelompok Kesehatan serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga. Pada kelompok Bahan Makanan, Kelompok Perumahan serta kelompok Transportasi dan Komunikasi terjadi deflasi.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Jambi April 2016 sebesar 104,21 atau naik 0,78 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Nilai ini juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP Berita Resmi Statistik No.25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
1
(2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, April 2016 (2012=100) Bulan Subsektor dan Subkelompok
Persentase Perubahan
Maret 2016
April 2016
(2)
(3)
(4)
96,93
98,62
1,74
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
119,12
119,79
0,56
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
122,89
121,47
-1,15
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125,36
123,60
-1,40
- Indeks BPPBM
115,20
114,96
-0,21
96,83
98,53
1,76
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
119,06
119,75
0,58
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
122,96
121,54
-1,16
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125,38
123,60
-1,42
- Indeks BPPBM
115,25
115,05
-0,17
a. Nilai Tukar Petani (NTPP)
99,84
98,21
-1,64
b. Indeks Diterima Petani (It)
124,28
120,66
-2,91
- Padi
126,99
122,94
-3,19
- Palawija
114,66
112,58
-1,82
124,47
122,86
-1,30
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,54
124,62
-1,52
- Indeks BPPBM
114,81
114,62
-0,17
a. Nilai Tukar Petani (NTPH)
93,96
93,75
-0,23
b. Indeks Diterima Petani (It)
115,36
113,56
-1,56
- Sayur-sayuran
104,44
102,37
-1,99
- Buah-buahan
137,00
135,73
-0,93
- Tanaman Obat
103,81
103,23
-0,55
122,77
121,14
-1,33
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
125,09
123,17
-1,54
- Indeks BPPBM
111,58
111,34
-0,22
(1) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP)
Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP)
1. Tanaman Pangan
c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik No. 25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
Bulan Subsektor dan Subkelompok
Persentase Perubahan
Maret 2016
April 2016
(1) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat
(2)
(3)
a. Nilai Tukar Petani (NTPR)
95,94
99,83
4,05
b. Indeks Diterima Petani (It)
118,64
121,97
2,81
118,64
121,97
2,81
123,66
122,18
-1,20
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,84
123,13
-1,37
- Indeks BPPBM
117,35
117,09
-0,22
a. Nilai Tukar Petani (NTPT)
98,92
99,43
0,51
b. Indeks Diterima Petani (It)
117,82
117,61
-0,18
- Ternak Besar
122,19
122,31
0,10
- Ternak Kecil
121,14
121,06
-0,07
- Unggas
107,91
107,16
-0,69
- Hasil Ternak
120,75
119,71
-0,87
119,10
118,28
-0,69
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
126,03
124,30
-1,37
- Indeks BPPBM
112,62
112,65
0,02
100,55
101,44
0,88
121,24
121,08
-0,13
120,58
119,36
-1,01
124,57
123,69
-0,71
113,53
111,79
-1,53
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
105,62
107,62
1,89
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
128,59
129,01
0,33
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
(4)
4. Peternakan
c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap
121,74
119,88
-1,53
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,69
123,79
-0,72
- Indeks BPPBM
116,86
113,42
-2,95
95,05
94,81
-0,25
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
113,44
112,65
-0,69
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
113,53
112,72
-0,72
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
124,45
123,58
-0,70
- Indeks BPPBM
109,99
110,07
0,07
5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Provinsi Jambi, diolah.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Jambi pada April 2016, NTP Provinsi Jambi naik sebesar 1,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari 96,93 menjadi 98,62. Kenaikan NTP pada April 2016 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian naik sebesar 0,56 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 1,15 persen. Berita Resmi Statistik No.25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
3
Pada bulan April 2016, kenaikan NTP terjadi pada tiga subsektor yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 4,05 persen, subsektor Peternakan naik sebesar 0,51 persen dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,88 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada dua subsektor yang lain, yaitu subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 1,64 persen dan subsektor Hortikultura turun sebesar 0,23 persen.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan perubahan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2016, It hanya naik sebesar 0,56 persen dibandingkan It Maret 2016, yaitu dari 119,12 menjadi 119,79. Kenaikan It hanya terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 2,81 persen. Sedangkan pada empat subsektor lainnya It mengalami penurunan, yaitu subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 2,91 persen, subsektor Hortikultura turun sebesar 1,56 persen, subsektor Peternakan turun sebesar 0,18 persen dan subsektor Perikanan turun sebesar 0,13 persen.
3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2016, Ib turun sebesar 1,15 persen bila dibandingkan Ib pada Maret 2016, yaitu dari 122,89 menjadi 121,47. Penurunan tersebut terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 1,30 persen, subsektor Hortikultura turun sebesar 1,33 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,20 persen, subsektor Peternakan turun sebesar 0,69 persen dan subsektor Perikanan turun sebesar 1,01 persen.
4. Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor
a)
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada April 2016 NTP untuk subsektor Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 98,21 atau turun 1,64 persen. Pada bulan ini, baik It maupun Ib turun cukup besar. Penuruan pada It di[pengaruhi oleh penurunan yang besar pada Kelompok Padi yaitu sebesar 3,19 persen dan pada Kelompok Palawija sebesat 1,82 persen. Sedangkan penurunan pada Ib dipengaruhi oleh turunnya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,52 persen, serta indeks BPPBM yang turun sebesar 0,17 persen.
b)
Subsektor Hortikultura (NTPH) Nilai Tukar Petani pada April 2016 untuk subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 93,75 atau turun 0,23 persen. Indeks penyusun NTP subsektor ini terlihat turun baik pada It dan Ib. Penurunan It dipengaruhi oleh turunnya indeks yang diterima petani sayur-sayuran sebesar 1,99 persen, indeks yang diterima petani buah-buahan turun sebesar 0,93 persen, indeks yang diterima petani tanaman obat turun sebesar 0,55 persen. Sedangkan penurunan Ib dipengaruhi oleh indeks kelompok konsumsi rumah tangga yang turun sebesar 1,54 persen dan indeks BPPBM yang turun sebesar 0,22 persen.
4
Berita Resmi Statistik No. 25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
c)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada April 2016, NTP untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 99,83 atau naik 4,05 persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan It sebesar 2,81 persen serta penurunan Ib sebesar 1,20 persen. Penurunan pada Ib dipengaruhi oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,37 persen, serta indeks BPPBM turun sebesar 0,22 persen.
d) Subsektor Peternakan (NTPT) Nilai Tukar Petani pada April 2016 untuk subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 99,43 atau naik sebesar 0,51 persen dari bulan sebelumnya. Pada bulan ini It turun sebesar 0,18 persen dan Ib turun sebesar 0,69 persen. Penurunan It pada subsektor ini dipengaruhi oleh indeks kelompok hasil ternak yang turun sebesar 0,87 persen, indeks ternak unggas turun 0,69 persen, dan indeks ternak kecil turun sebesar 0,07 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga yang turun sebesar 1,37 persen.
e) Subsektor Perikanan (NTNP) Pada April 2016, NTP subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 101,44 atau naik 0,88 persen. Indeks yang diterima nelayan dan pembudidaya ikan pada bulan ini turun sebesar 0,13 persen dan indeks yang dibayar nelayan dan pembudidaya ikan turun sebesar 1,01 persen. 1)
Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Nilai Tukar Nelayan (NTN) naik sebesar 1,89 persen yaitu dari 105,62 menjadi 107,62 pada April 2016. Indeks yang diterima nelayan naik sebesar 0,33 persen sedangkan indeks yang dibayar nelayan turun sebesar 1,53 persen.
2)
Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) turun sebesar 0,25 persen yaitu dari 95,05 menjadi 94,81 pada April 2016. Indeks yang diterima pembudidaya ikan turun sebesar 0,69 persen sedangkan indeks yang dibayar pembudidaya ikan turun sebesar 0,72 persen.
5. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada April 2016, IHK di wilayah perdesaan Provinsi Jambi sebesar 123,60 atau terjadi deflasi sebesar 1,40 persen. Jika dilihat menurut kelompok konsumsi rumah tangga, inflasi terjadi pada empat kelompok pengeluaran yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,15 persen; kelompok Sandang sebesar 0,39 persen; kelompok Kesehatan sebesar 0,56 persen serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga sebesar 0,25 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada kelompok Bahan Makanan sebesar 2,23 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,09 persen serta kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 3,74 persen.
Berita Resmi Statistik No.25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
5
Tabel 2 Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, April 2016 (2012=100) Indeks Harga Konsumen (IHK) Perdesaan
Kelompok Konsumsi Rumah Tangga
No (1)
Maret 2016
April 2016
(3)
(4)
(2)
Persentase Perubahan (5)
1
Bahan Makanan
132,59
129,62
-2,23
2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
123,73
123,91
0,15
3
Perumahan
114,58
114,48
-0,09
4
Sandang
118,92
119,38
0,39
5
Kesehatan
117,91
118,58
0,56
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
106,82
107,08
0,25
7
Transportasi dan Komunikasi
124,38
119,72
-3,74
125,36
123,60
-1,40
Konsumsi Rumah Tangga Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Provinsi Jambi, diolah.
6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) menurut Subsektor Pada April 2016, NTUP Jambi sebesar 104,21 yang berarti naik sebesar 0,78 persen. Hal ini karena It naik 0,56 persen sedangkan Indeks BPPBM turun sebesar 0,21 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, April 2016 (2012=100)
Maret 2016
April 2016
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
108,24
105,26
-2,75
2. Hortikultura
103,39
102,00
-1,34
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
101,11
104,17
3,03
4. Peternakan
104,61
104,40
-0,20
5. Perikanan
106,79
108,31
1,42
a. Tangkap
110,03
113,75
3,38
b. Budidaya
103,13
102,35
-0,76
103,40
104,21
0,78
Subsektor (1)
NTUP Provinsi Jambi Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Provinsi Jambi, diolah.
Kenaikan NTUP Provinsi Jambi dipengaruhi oleh kenaikan NTUP yang cukup besar pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. Kenaikan NTUP terjadi pada dua subsektor yaitu subsektor Tanaman Perkeunan Rakyat sebesar 3,03 persen dan subsektor Perikanan sebesar 1,42 persen. Sedangkan NTUP pada tiga subsektor lainnya turun, yaitu pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,75 persen, subsektor Hortikultura sebesar 1,34 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,20 persen. 6
Berita Resmi Statistik No. 25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
7. Perbandingan Antar Provinsi se-Sumatera Perubahan NTP dan NTUP di 10 provinsi se-Sumatera pada April 2016 dapat dilhat pada Tabel 4. Perbandingan antar provinsi se-Sumatera ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat posisi NTP dan NTUP Provinsi Jambi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain disekitarnya.
Tabel 4 Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian serta Persentase Perubahannya Menurut Provinsi se-Sumatera, April 2016 (2012=100) NTP
NTUP
Provinsi
Maret 2016
April 2016
Persentase Perubahan
Maret 2016
April 2016
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
NAD
97,25
96,15
-1,13
103,67
102,24
-1,38
Sumatera Utara
99,17
100,80
1,64
105,52
106,87
1,28
Sumatera Barat
98,38
98,76
0,39
107,62
107,23
-0,36
Riau
97,36
99,41
2,10
106,10
108,39
2,15
Jambi
96,93
98,62
1,74
103,40
104,21
0,78
Sumatera Selatan
94,48
94,55
0,07
101,75
101,77
0,02
Bengkulu
92,61
94,05
1,55
101,93
102,83
0,89
Lampung
102,73
103,54
0,79
111,60
112,00
0,36
Bangka Belitung
101,85
103,65
1,76
108,58
109,96
1,27
Kepulauan Riau
98,04
98,66
0,63
105,77
106,64
0,82
Sumber: Survei Harga Perdesaan 2016 Nasional, diolah.
Pada April 2016, Nilai Tukar Petani provinsi di Sumatera turun di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), sedangkan NTP di sembilan provinsi lainnya naik. Nilai Tukar Petani Provinsi Jambi berada pada urutan tujuh diantara sepuluh provinsi se-Sumatera. NTP tertinggi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 103,65 sedangkan NTP terendah di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 94,05. Dilihat dari perubahan NTP pada April 2016 terhadap bulan sebelumnya, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Jambi pada April 2016 berada pada urutan ketujuh diantara provinsi se-Sumatera. Untuk NTUP tertinggi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 112,00 dan kenaikan NTUP tertinggi yaitu di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,15 persen.
Berita Resmi Statistik No.25/05/16/Th. X, 2 Mei 2016
7