No. 09/02/72/Th.XIX, 01 Februari 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Selama Januari 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 99,09 Persen Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Januari 2016 sebesar
1.
99,09 persen, turun 0,73 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan penurunan NTP subsektor hortikultura (3,00 persen), NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,62 persen) dan NTP subsektor peternakan (0,69 persen). Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,09 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,64 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 107,93 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 92,18 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 107,93 persen atau mengalami perubahan dibandingkan Desember 2015. Di tingkat nasional, NTP dan NTUP masing-masing sebesar 102,55 persen dan 110,13 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan
antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Desember 2015 – Januari 2016 Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ‐ Padi ‐ Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ‐ Indeks Konsumsi Rumah Tangga ‐ Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ‐ Sayur‐sayuran ‐ Buah‐buahan ‐ Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga ‐ Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ‐ Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga ‐ Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ‐ Ternak Besar ‐ Ternak Kecil ‐ Unggas ‐ Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga ‐ Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ‐ Penangkapan ‐ Budidaya c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga ‐ Indeks BPPBM 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ‐ Penangkapan c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga ‐ Indeks BPPBM
Desember
Januari
(2)
(3)
Perubahan (%) (4)
94,84 115,90 110,93 131,30 122,20 124,11 115,51
96,76 119,12 114,31 134,01 123,11 125,22 115,69
2,02 2,78 3,05 2,06 0,74 0,89 0,16
111,27 135,29 138,23 133,08 116,63 121,59 124,47 112,63
107,93 132,43 134,40 130,97 117,83 122,70 125,90 112,81
‐3,00 ‐2,11 ‐2,77 ‐1,59 1,03 0,91 1,15 0,16
93,70 112,69 112,69 120,27 108,74 128,94
92,18 111,65 111,65 121,12 108,67 130,79
‐1,62 ‐0,92 ‐0,92 0,71 ‐0,06 1,43
106,16 122,91 117,75 123,38 129,01 143,19 115,78 123,82 108,47
105,43 122,67 116,85 125,10 127,65 145,27 116,35 124,90 108,57
105,37 127,14 133,89 109,05 120,66 125,26 112,93
106,79 128,35 135,36 109,56 120,19 126,05 110,42
111,00 133,89 133,89 120,62 125,34 113,11
113,00 135,36 135,36 119,79 126,13 109,67
‐0,69 ‐0,20 ‐0,76 1,39 ‐1,05 1,45 0,49 0,87 0,09 1,35 0,95 1,10 0,47 ‐0,39 0,63 ‐2,22 1,80 1,10 1,10 ‐0,69 0,63 ‐3,04
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
2
Subsektor Desember 5. 2. Perikanan Budidaya a, Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 90,31 b, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 109,05 ‐ Budidaya Air Tawar 108,59 ‐ Budidaya Air Laut 105,56 ‐ Budidaya Air Payau 128,71 c, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,75 ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga 125,06 ‐ Indeks BPPBM 112,45 NTP Gabungan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 99,82 b, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 119,87 c, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,09 ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga 123,93 ‐ Indeks BPPBM 111,06 NTP Gabungan tanpa Perikanan a, Nilai Tukar Petani (NTP) 99,44 b, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 119,37 c, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 120,04 ‐ Indeks Konsumsi Rumahtangga 123,84 ‐ Indeks BPPBM 110,93 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Perubahan (%)
Januari 90,34 109,56 108,82 106,23 128,71 121,28 125,86 112,42
0,03 0,47 0,21 0,63 0,00 0,44 0,64 ‐0,03
99,09 119,76 120,86 125,07 110,96
‐0,73 ‐0,09 0,64 0,92 ‐0,09
98,57 119,17 120,90 125,00 111,00
‐0,87 ‐0,17 0,72 0,94 0,06
Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumahtangga terhadap barang/jasa di wilayah perdesaan selama Januari 2016 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah merosot 0,73 persen, yakni dari 99,82 pada Desember 2015 menjadi 99,09 pada Januari 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,09 persen, berbanding terbalik dengan terjadinya peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,64 persen.
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama Januari 2016, indeks harga yang diterima petani tercatat 119,76 atau menurun
0,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 119,87. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan It pada hortikultura sebesar 2,11 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,92 persen, dan peternakan sebesar 0,20 persen.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk
konsumsi rumahtangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian, Indeks harga yang dibayar petani selama Januari 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 120,09 pada Desember 2015 menjadi 120,86 pada Januari 2016. Subsektor mengalami peningkatan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,74 persen, hortikultura sebesar 0,91 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,71 persen, dan peternakan sebesar 0,49 persen. Sementara Ib yang mengalami penurunan angka indeks adalah subsektor perikanan sebesar 0,39 persen. Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
3
Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Desember 2015 – Januari 2016
140,00 120,00 100,00 80,00
NTP
60,00
It Ib
40,00 20,00 0,00 Desember 2015
Januari 2016
4.
NTP Menurut Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) NTP subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 2,02 persen yakni dari 94,84 pada
Desember 2015 menjadi 96,76 pada Januari 2016. Peningkatan NTPP disebabkan oleh peningkatan It tanaman pangan yang sebesar 2,78 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan Ib yang hanya sebesar 0,74 persen. Peningkatan It dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada subkelompok padi-padian dan palawija masing-masing sebesar 3,05 persen dan 2,06 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,74 persen yakni dari 122,20 pada Desember 2015 menjadi 123,11 pada Januari 2016, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga sebesar 0,89 persen dan biaya produksi sebesar 0,16 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTPH) Subsektor hortikultura mengalami penurunan NTP dari 111,27 pada Desember 2015
menjadi 107,93 pada Januari 2015 atau sebesar 3,00 persen, Hal ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 2,11 persen, sedangkan Ib meningkat 0,91 persen. Penurunan It terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,77 persen dan buah-buahan sebesar 1,59 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,91 persen disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumsi rumahtangga 1,15 persen dan biaya produksi sebesar 0,16 persen. c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama Januari 2016, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan
sebesar 1,62 persen yakni dari 93,70 pada Desember 2015 menjadi 92,18 pada Januari 2016. Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
4
Hal ini disebabkan oleh anjloknya tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat sehingga mengakibatkan It pada subsektor ini menurun 0,92 persen, yakni dari 112,69 pada Desember 2015 menjadi 112,65 pada Januari 2016. Pada bulan yang sama, Ib tercatat 120,27 pada Desember 2015 menjadi 121,12 pada Januari 2016 atau meningkat 0,71 persen. Peningkatan ini berasal dari meningkatnya indeks harga biaya produksi sebesar 1,43 persen. Sementara itu, indeks harga konsumsi rumahtangga mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,69 persen yakni dari 106,16
pada Desember 2015 menjadi 105,43 pada Januari 2016. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 0,20 persen, meskipun Ib mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen. Penurunan It terjadi pada subkelompok ternak besar dan unggas masing-masing sebesar 0,76 persen dan 1,05 persen. Sebaliknya subkelompok ternak kecil dan hasil ternak mengalami peningkatan It masing-masing sebesar 1,39 persen dan 1,45 persen. Sementara itu, peningkatan Ib sebesar 0,49 persen berasal dari kenaikan indeks harga konsumsi rumahtangga sebesar 0,87 persen dan biaya produksi sebesar 0,09 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai tukar subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 1,35 persen, yakni dari
105,37 pada Desember 2015 menjadi 106,79 pada Januari 2016. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 0,95 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,39 persen. Peningkatan It disebabkan oleh kenaikan indeks harga subkelompok perikanan tangkap dan budidaya masing-masing sebesar 1,10 persen dan 0,47 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 1,80 persen yakni dari 110,00 pada Desember 2015 menjadi 113,00 pada Januari 2016. Pada bulan yang sama, It perikanan tangkap meningkat sebesar 1,10 persen, sedangkan Ib menurun sebesar 0,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi peningkatan nilai tukar sebesar 0,03 persen yakni dari 90,31 pada Desember 2015 menjadi 90,34 pada Januari 2016. Hal ini dipengaruhi oleh terjadinya peningkatan It sebesar 0,47 persen, lebih besar dari peningkatan Ib yang sebesar 0,44 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh meningkatnya indeks harga perikanan budidaya air tawar dan perikanan budidaya air laut masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,63 persen. Sedangkan perikanan budidaya air payau cenderung konstan. Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan menurun 0,39 persen yang berasal dari penurunan indeks harga biaya produksi sebesar 2,22 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi penurunan Ib sebesar 0,69 persen yang disebabkan penurunan indeks harga biaya produksi sebesar 3,04 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
5
peningkatan Ib sebesar 0,44 persen terutama berasal dari meningkatnya indeks harga kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,64 persen.
5.
Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama Januari 2015, dapat
dirinci menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun keperluan proses produksi di sektor pertanian, Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Desember 2015 – Januari 2016 Kelompok pengeluaran
Desember
Januari
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
123,93 129,45 120,06 120,41 117,22 117,51 110,51 124,73 111,06 111,84 107,87 109,31 129,33 109,34 107,71 120,09
125,07 131,37 120,83 122,39 117,33 118,59 110,57 123,77 110,96 111,97 108,23 109,55 126,20 109,48 107,98 120,86
0,92 1,48 0,64 1,64 0,09 0,92 0,05 ‐0,77 ‐0,09 0,12 0,33 0,22 ‐2,42 0,13 0,25 0,64
Konsumsi rumahtangga 1.Bahan makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 7. Transportasi dan komunikasi
Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 1. Bibit 2. Obat‐obatan dan pupuk 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 4. Transportasi 5. Penambahan barang modal 6. Upah buruh tani Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
Peningkatan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga sebesar 0,92 persen, terutama disebabkan meningkatnya subkelompok perumahan sebesar 1,64 persen, bahan makanan sebesar 1,48 persen, kesehatan sebesar 0,92 persen, dan makanan jadi sebesar 0,64 persen. Sebaliknya, terjadinya penurunan indeks harga yang dibayar petani untuk biaya produksi sebesar 0,09 persen, terutama dipengaruhi oleh menurunnya subkelompok transportasi sebesar 2,42 persen.
6.
Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Dibandingkan bulan sebelumnya, Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP)
relatif stabil yakni sebesar 107,93. Namun demikian, relatif lebih tingginya NTUP dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) yang sebesar 99,09 merefleksikan bahwa tingkat pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga petani, termasuk peternak dan nelayan, berperan cukup signifikan dalam menurunkan besaran nilai tukar. Meskipun secara umum NTUP tidak
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
6
mengalami perubahan, namun terdapat peningkatan pada subsektor tanaman pangan dan perikanan masing-masing sebesar 2,61 persen dan 3,25 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Desember – Januari 2015 Kelompok pengeluaran (1) 1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP NTUP Tanpa Perikanan
Desember
Januari
Perubahan (%)
(2) 100,34 120,12 103,63 113,31 112,58 118,37 96,98 107,93 107,61
(3) 102,96 117,39 102,74 112,99 116,24 123,42 97,46 107,93 107,36
(4) 2,61 ‐2,27 ‐0,86 ‐0,28 3,25 4,27 0,49 0,00 ‐0,23
Pada bulan yang sama, NTUP tanpa perikanan sebesar 107,36 atau lebih rendah dari NTUP secara keseluruhan. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perikanan tetap memiliki daya ungkit terhadap capaian nilai tukar usaha rumahtangga. Dibandingkan bulan sebelumnya, NTUP tanpa perikanan mengalami penurunan sebesar 0,23 persen.
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XIX, 01 Februari 2016
7