BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017 NTP SULAWESI BARAT 105,63
Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Mei 2017 sebesar 105,63; turun 0,35 persen dibandingkan NTP April 2017 yang sebesar 106,00. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 99,48; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 107,73; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 109,71; Subsektor Peternakan (NTP-T) 104,07; dan Subsektor Perikanan (NTN) 104,41. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 109,47 dan 95,56.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Mei 2017 sebesar 0,25 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok pengeluaran yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,35 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,07 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,19 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,42 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,08 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,08 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 29 provinsi di Indonesia, tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 1,42 persen dan terendah di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,03 persen. Sementara itu, empat provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Sulawesi Utara sebesar 0,06 persen dan terendah di Gorontalo sebesar 0,01 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-21 dari 29 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan.
Untuk skala nasional, NTP bulan Mei 2017 sebesar 100,15; meningkat sebesar 0,14 persen dibandingkan bulan April 2017, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,74 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
1
serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut Subsektor April–Mei 2017 serta Perubahannya (2012=100) Subsektor (1) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
April
Mei
(2)
(3)
Persentase Perubahan (4)
106,00 129,40 122,08 125,40 110,67
105,63 129,24 122,35 125,71 110,76
-0,35 -0,12 0,23 0,25 0,08
106,14 129,60 122,10 125,32 110,65
105,69 129,34 122,38 125,63 110,74
-0,43 -0,21 0,23 0,25 0,08
99,84 122,33 121,43 124,64 122,52 124,76 110,93
99,48 122,21 121,52 123,97 122,84 125,07 111,26
-0,36 -0,10 0,07 -0,54 0,26 0,25 0,29
105,84 129,09 135,82 128,05 132,80 121,96 124,17 110,62
107,73 131,76 134,22 131,38 133,99 122,31 124,56 110,76
1,78 2,07 -1,18 2,60 0,90 0,29 0,31 0,13
Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
Subsektor
April
Mei
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
112,19 138,71 138,71 123,64 126,32 111,15
109,71 135,91 135,91 123,89 126,66 110,95
-2,21 -2,02 -2,02 0,20 0,27 -0,18
103,25 123,17 119,64 136,30 111,86 129,11 119,29 125,25 109,58
104,07 124,38 120,16 137,99 113,33 131,12 119,51 125,45 109,83
0,79 0,98 0,43 1,24 1,31 1,56 0,18 0,16 0,23
103,00 125,26 121,60 127,08 111,01
104,41 127,26 121,88 127,43 111,15
1,37 1,60 0,23 0,28 0,13
107,77 131,49 131,49 122,01 127,01 113,01
109,47 133,85 133,85 122,27 127,36 113,10
1,58 1,79 1,79 0,21 0,28 0,08
94,66 114,44 114,44 120,90 127,21 107,54
95,56 115,83 115,83 121,21 127,56 107,77
0,95 1,21 1,21 0,26 0,28 0,21
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) - Penangkapan c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) - Budidaya c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Hasil pemantauan harga produsen berbagai komoditi barang dan jasa di daerah perdesaan menunjukkan bahwa NTP Sulawesi Barat Mei 2017 sebesar 105,63 atau turun sebesar 0,35 persen dibandingkan dengan NTP April 2017 yang sebesar 106,00. Hal ini disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,12 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,23 persen. Berarti secara umum kenaikan harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi. Akibatnya, perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih rendah. Apabila diamati NTP menurut subsektor bulan Mei 2017, dibandingkan dengan NTP subsektor yang sama bulan sebelumnya, tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor hortikultura
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
3
meningkat sebesar 1,78 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,79 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,37 persen. Sementara itu, subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,36 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,21 persen,. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menggambarkan perkembangan harga beragam komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Mei 2017, indeks harga yang diterima petani (It) gabungan dari lima subsektor adalah sebesar 129,24 atau turun sebesar 0,12 persen dibandingkan dengan indeks harga yang sama pada April 2017 sebesar 129,40. Perubahan negatif It terjadi pada dua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,10 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 2,02 persen. Sementara itu, tiga It subsektor lainnya mengalami peningkatan. Subsektor hortikultura meningkat sebesar 2,07 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,98 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,60 persen. Grafik 1 Perkembangan NTP Sulawesi Barat (2012 =100), Januari – Mei 2017
115.00 113.00 111.00 109.00 107.00 105.00 103.00 101.00 99.00 97.00 95.00 Jan '17
NTP Gab
Feb '17
NTP-P
Mar '17
NTP-H
Apr '17
NTP-R
Mei '17
NTP-T
NTNP
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat diamati fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar penduduk Sulawesi Barat, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk proses produksi hasil pertanian. Pada bulan Mei 2017, indeks harga yang dibayar petani (Ib) gabungan lima subsektor sebesar 122,35, meningkat sebesar 0,23 persen bila dibandingkan Ib April 2017 yang sebesar 122,08. Perubahan positif Ib terjadi pada semua subsektor, dimana subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,26 persen, subsektor hortikultura meningkat sebesar 0,29 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat
Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
meningkat sebesar 0,20 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,18 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,23 persen.
3. NTP Menurut Subsektor Mengamati NTP menurut subsektor, terlihat bahwa hanya NTP subsektor tanaman pangan yang nilainya kurang dari 100. NTP Mei 2017 tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 109,71, sedangkan yang terendah adalah subsektor tanaman pangan dengan NTP sebesar 99,48. a) Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Mei 2017, indeks harga yang diterima petani sebesar 122,21 atau turun sebesar 0,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks yang dibayar petani sebesar 122,84 atau meningkat sebesar 0,26 persen, sehingga menyebabkan Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar 0,36 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami perubahan negatif dikarenakan indeks harga pada subkelompok palawija turun sebesar 0,54 persen meskipun indeks harga subkelompok padi meningkat sebesar 0,07 persen. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,25 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,29 persen. b) Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) Mei 2017 meningkat sebesar 1,78 persen dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 2,07 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,29 persen. Indeks yang diterima petani (It) mengalami perubahan yang positif dikarenakan adanya perubahan positif pada indeks harga subkelompok buah-buahan sebesar 2,60 persen dan indeks harga subkelompok tanaman obat sebesar 0,90 persen meskipun indeks harga subkelompok sayur-sayuran turun sebesar 1,18 persen. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani disebabkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) meningkat sebesar 0,31 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,13 persen. c) Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada bulan Mei 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) turun sebesar 2,21 persen, disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 2,02 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,20 persen. Perubahan negatif yang terjadi pada indeks yang diterima petani (It) dikarenakan turunnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,02 persen yaitu dari 138,71 menjadi 135,91. Di sisi lain perubahan positif pada indeks yang dibayar petani (Ib) dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,27 persen meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,18 persen. d) Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Mei 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Peternakan (NTP-T) mengalami perkembangan positif sebesar 0,79 persen, dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,98 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,18 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
5
Perubahan positif indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh indeks harga subkelompok ternak besar meningkat sebesar 0,43 persen, indeks harga subkelompok ternak kecil meningkat sebesar 1,24 persen, indeks harga subkelompok unggas meningkat sebesar 1,31 persen, dan indeks harga subkelompok hasil ternak meningkat sebesar 1,56 persen. Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami perubahan positif dikarenakan indeks kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,18 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,23 persen. e) Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan atau Nilai Tukar Nelayan (NTNP) mengalami perubahan positif sebesar 1,37 persen pada Mei 2017 disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 1,60 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,23 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani (It) subsektor ini dikarenakan oleh indeks kelompok perikanan tangkap meningkat sebesar 1,79 persen dan indeks harga subkelompok budidaya perikanan meningkat sebesar 1,21 persen. Sementara itu, perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,28 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,13 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei 2017, Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat sebesar 1,58 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,79 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,21 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,28 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,08 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei 2017, Nilai Tukar Pembudidayaan Ikan (NTPi) meningkat sebesar 0,95 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,21 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,26 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,28 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,21 persen.
4. NTUP Subsektor Pada Mei 2017, NTUP Sulawesi Barat turun sebesar 0,20 persen. Hal ini karena perubahan negatif It sebesar 0,12 persen lebih rendah dibandingkan indeks BPBBM yang mengalami perubahan positif sebesar 0,08 persen. Perubahan negatif NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP dua subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,39 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,84 persen.. Sementara itu, NTUP tiga subsektor lainnya mengalami perubahan positif, yaitu subsektor hortikultura meningkat sebesar 1,95 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,75 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 1,47 persen.
Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
Tabel 2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei Barat per Subsektor dan Persentase Perubahannya, April - Mei 2017(2012=100) Subsektor
April
(1)
Mei
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
110,27
109,84
-0,39
2. Hortikultura
116,69
118,97
1,95
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
124,80
122,50
-1,84
4. Peternakan
112,41
113,25
0,75
5. Perikanan
112,83
114,49
1,47
a. Tangkap
116,35
118,34
1,71
b. Budidaya
106,42
107,48
1,00
Nilai Tukar Usaha Pertanian
116,93
116,69
-0,20
5. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks harga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Mei 2017, Sulawesi Barat mengalami inflasi perdesaan 0,25 persen. Inflasi ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok pengeluaran yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,35 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,07 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,19 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,42 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,08 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar 0,08 persen.
Tabel 3 Inflasi Perdesaan Menurut Kelompok, Januari - Mei 2017 (2012=100) KELOMPOK
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Bahan Makanan
0,82
-0,08
0,32
0,48
0,35
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, &Tembakau
0,54
0,37
0,15
0,00
0,29
Perumahan
0,58
0,23
0,11
0,10
0,07
Sandang
0,32
0,11
-0,06
-0,05
0,19
Kesehatan
0,19
0,10
0,01
0,06
0,42
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
0,26
0,12
0,00
0,00
-0,08
Transportasi & Komunikasi
0,32
0,21
-0,06
0,13
0,08
Konsumsi Rumah Tangga
0,61
0,10
0,18
0,25
0,25
(1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
7
6. Perbandingan Antarprovinsi di Pulau Sulawesi Bila dibandingkan NTP antarprovinsi di Pulau Sulawesi, pada Bulan Mei 2017 terlihat bahwa empat provinsi mengalami perubahan positif. Perubahan positif tertinggi terjadi pada Provinsi Gorontalo yang meningkat sebesar 0,49 persen, diikuti Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan yang meningkat sebesar 0,30 persen, dan terkecil Sulawesi Tenggara yang meningkat sebesar 0,05 persen. Sementara itu, dua provinsi lainnya mengalami perubahan negatif. NTP Provinsi Sulawesi Tengah turun sebesar 0,88 persen dan NTP Sulawesi Barat turun sebesar 0,35 persen. Jika dibandingkan perubahan indeks harga konsumen perdesaan (inflasi/deflasi) antarprovinsi di Pulau Sulawesi, empat provinsi di Pulau Sulawesi mengalami inflasi perdesaan. Inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Barat yaitu sebesar 0,25 persen, diikuti Sulawesi Tenggara yang mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, dan terendah di Sulawesi Tengah sebesar 0,14 persen. Sementara itu, dua provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan, yaitu di Gorontalo deflasi sebesar 0,01persen dan di Sulawesi Utara deflasi sebesar 0,06 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Mei 2017 (2012=100) IT MEI 2017
PROVINSI
IB MEI 2017
NTP MEI 2017
INDEKS
% PERB
INDEKS
INDEKS
INDEKS
% PERB
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Sulawesi Utara
116,44
0,34
125,97
0,04
92,43
0,30
Sulawesi Tengah
119,66
-0,74
127,36
0,13
93,96
-0,88
Sulawesi Selatan
127,68
0,49
127,16
0,19
100,41
0,30
Sulawesi Tenggara
119,05
0,30
125,38
0,26
94,95
0,05
Gorontalo
132,34
0,52
125,32
0,04
105,60
0,49
Sulawesi Barat
129,24
-0,12
122,35
0,23
105,63
-0,35
(1)
Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi se-Sulawesi, Mei 2017 (2012=100)
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
-0,56
0,37
0,24
-0,20
1,13
0,34
0,57
-0,06
Sulawesi Tengah
0,02
0,33
0,32
0,13
0,59
0,25
-0,16
0,14
Sulawesi Selatan
0,12
0,28
0,29
0,18
0,43
0,12
-0,01
0,17
Sulawesi Tenggara
0,25
0,10
0,08
0,38
0,26
0,20
0,43
0,23
Gorontalo
-0,15
0,04
0,22
-0,12
0,25
-0,01
0,32
-0,01
Sulawesi Barat
0,35
0,29
0,07
0,19
0,42
-0,08
0,08
0,25
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
Transportasi dan Komunikasi
Konsumsi Rumah Tangga
Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
Grafik 2 Laju Inflasi Perdesaan Indonesia dan Provinsi se-Sulawesi, Mei 2017 (2012=100)
0.80 0.70
0.74
0.60 0.50 0.40
0.23
0.30
0.14
0.20
-0.01
-0.06
0.10
0.25
0.17
0.00 -0.10
Indonesia
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Gorontalo
Sulbar
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017
9
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT
Informasi lebih lanjut hubungi:
Suntono, SE, M.Si Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat Telepon: (62-426) 21265 Faks: (62-426) 22103 E-mail:
[email protected]
Berita Resmi Stististik Provinsi Sulawesi Barat No. 34/06/76/Th. XI, 2 Juni 2017