No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2017, NTP BALI TURUN 0,08 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Juni 2017 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,08 persen, dari 104,57 pada bulan Mei 2017, menjadi 104,49. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen, dari 130,29 di bulan sebelumnya menjadi 130,31. Sementara itu dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan yang lebih besar, yaitu 0,09 persen, dari 124,59 menjadi 124,71.
Pada bulan Juni 2017, NTP dari lima subsektor, dua diantaranya tercatat mengalami penurunan, yaitu Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat masing-masing sebesar 0,92 persen dan 0,75 persen. Sedangkan subsektor yang tercatat mengalami kenaikan, meliputi Tanaman Pangan (0,26 persen), Peternakan (0,75 persen) dan Perikanan (0,12 persen).
NTP Nasional bulan Juni 2017 mencapai 100,53, mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen terhadap bulan sebelumnya yaitu 100,15. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,60 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik lebih kecil,yaitu sebesar 0,22 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Juni 2017, daerah pedesaan di Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 0,02 persen terhadap bulan sebelumnya. Sementara itu kondisi harga perdesaan secara nasional yang tercatat mengalami inflasi yang lebih besar, yaitu 0,22 persen.
Bulan Juni 2017, dari 33 provinsi yang melakukan penghitungan inflasi perdesaan, 27 provinsi tercatat mengalami inflasi dan 6 provinsi tercatat mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Gorontalo, yaitu 2,30 persen dan terendah di Provinsi Bali sebesar 0,02 persen. Deflasi paling dalam tercatat di Provinsi Sumatera Barat,yaitu sebesar 0,54 persen.
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Juni 2017 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya dari 104,57, menjadi 104,49. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen, dari 130,29 di bulan sebelumnya menjadi 130,31. Sementara itu dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat mengalami kenaikan yang lebih besar, yaitu 0,09 persen, dari 124,59 menjadi 124,71. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
1
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Juni 2017 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 93,17 menjadi 93,42 atau naik sebesar 0,26 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan masih berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen. Peningkatan ini terjadi pada kelompok Padi sebesar 0,52 persen meskipun pada kelompok Palawija tercatat menurun sebesar 0,16. Sebaliknya, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih kecil, yaitu sebesar 0,06 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) sebesar 0,03 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,22 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami penurunan di bulan Juni 2017, yaitu sebesar 0,92 persen dari 102,90 pada bulan sebelumnya menjadi 101,95. Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,87 persen, sebaliknya indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen. Penurunan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh turunnya harga di semua kelompok komoditas, seperti, kelompok sayur-sayuran turun sebesar 1,25 persen, buah-buahan 0,65 persen dan tanaman obat 0,77 persen. Penurunan yang terjadi pada It utamanya disebabkan oleh turunnya rata-rata harga beberapa komoditas seperti jeruk, cabai merah, pisang dan cabai rawit. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks BPPBM sebesar 0,26 persen meskipun indeks konsumsi rumah tangga tercatat mengalami penurunan sebesar 0,02 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Juni 2017 tercatat mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,75 persen dari 105,16 menjadi 104,38. Secara umum, turunnya NTP-Pr dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) yang turun sebesar 0,69 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang mengalami penurunan harga pada subsektor ini yaitu kopi, cengkeh, dan kelapa. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Mei 2017 - Juni 2017 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan
Persentase
Mei 2017
Juni 2017
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
93,17
93,42
0,26
a. Indeks Diterima Petani
120,12
120,52
0,33
- Padi
115,81
116,41
0,52
- Palawija
132,74
132,53
-0,16
128,93
129,01
0,06
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129,98
130,02
0,03
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
124,03
124,31
0,22
2. Hortikultura (NTP-H)
102,90
101,95
-0,92
a. Indeks Diterima Petani
129,56
128,43
-0,87
- Sayur-sayuran
155,64
153,69
-1,25
- Buah-buahan
118,05
117,28
-0,65
- Tanaman Obat
116,81
115,91
-0,77
b. Indeks Dibayar Petani
125,91
125,98
0,05
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
128,75
128,73
-0,02
- Indeks BPPBM
118,19
118,50
0,26
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
105,16
104,38
-0,75
a. Indeks Diterima Petani
131,57
130,66
-0,69
131,57
130,66
-0,69
125,11
125,18
0,06
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129,36
129,40
0,03
- Indeks BPPBM
112,33
112,52
0,17
4. Peternakan (NTP-Pt)
113,91
114,77
0,75
a. Indeks Diterima Petani
136,88
138,15
0,93
- Ternak Besar
142,22
144,89
1,88
- Ternak Kecil
130,71
129,68
-0,78
- Unggas
136,43
135,46
-0,71
- Hasil Ternak
120,28
120,03
-0,20
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
120,16
120,37
0,18
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129,25
129,30
0,04
- Indeks BPPBM
112,19
112,54
0,31
5. Perikanan (NTP-Pi)
104,77
104,89
0,12
a. Indeks Diterima Petani
132,39
132,64
0,19
- Tangkap
147,36
147,26
-0,07
- Budidaya
110,18
110,96
0,71
b. Indeks Dibayar Petani
126,36
126,46
0,07
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
134,32
134,39
0,05
- Indeks BPPBM
110,97
111,11
0,12
NTP Gabungan
104,57
104,49
-0,08
a. Indeks Diterima Petani
130,29
130,31
0,02
b. Indeks Dibayar Petani
124,59
124,71
0,09
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129,39
129,42
0,02
- Indeks BPPBM
116,19
116,47
0,24
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada bulan Juni 2017 mulai mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,75 persen, dari 113,91 menjadi 114,77. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,93 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih kecil sebesar 0,18 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya pada beberapa kelompok ternak besar,yaitu 1,88 persen. Kelompok penyusun It lainnya tercatat mengalami penurunan, meliputi ternak kecil 0,78 persen, unggas 0,71 persen dan hasil ternak 0,20 persen. Secara umum, beberapa komoditas peternakan yang mendorong naiknya It, antara lain sapi potong. Di sisi lain, kenaikan pada ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,04 persen dan 0,31 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Juni 2017, NTP Subsektor Perikanan tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen, dari 104,77 menjadi 104,89. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan mencapai 0,19 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih kecil, yaitu 0,07 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan budidaya, yaitu sebesar 0,71 persen meskipun kelompok perikanan tangkap tercatat turun sebesar 0,07 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mendorong kenaikan pada It, antara lain rumput laut, cakalang, udang, tenggiri, dan tuna. Sementara itu, penurunan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,12 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Juni 2017, NTP gabungan secara nasional sebesar 100,53 yang mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih kecil sebesar 0,22 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Mei 2017 - Juni 2017 (2012=100) Provinsi Bali
Indeks
Nasional
Mei 2017
Juni 2017
%
Mei 2017
Juni 2017
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
130,29
130,31
0,02
128,02
128,78
0,60
Indeks yang Dibayar Petani
124,59
124,71
0,09
127,82
128,10
0,22
NTP
104,57
104,49
-0,08
100,15
100,53
0,38
3.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks 4
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Kondisi NTUP Juni 2017 masih tercatat mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,23 persen, dari 112,14 pada bulan sebelumnya menjadi 111,88. Penurunan NTUP terjadi pada beberapa subsektor, meliputi Hortikultura 1,12 persen dan Tanaman Perkebunan Rakyat 0,86 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,11 persen, 0,62 persen dan 0,07 persen. Informasi NUTP secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Mei 2017 - Juni 2017 (2012 = 100)
Mei 2017
Juni 2017
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
96,85
96,95
0,11
2. Hortikultura
109,61
108,38
-1,12
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
117,12
116,12
-0,86
4. Peternakan
122,01
122,76
0,62
5. Perikanan
(1)
119,30
119,38
0,07
a Perikanan Tangkap
131,24
131,00
-0,18
b. Perikanan Budidaya
101,06
101,64
0,57
112,14
111,88
-0,23
NTUP Bali
4.
Bulan
Persentase Perubahan
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional masih terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,22 persen. Berdasarkan pengamatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di perdesaan pada bulan Juni 2017, dari 33 provinsi yang melakukan penghitungan inflasi perdesaan, 27 provinsi tercatat mengalami inflasi dan hanya 6 provinsi tercatat mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Gorontalo, yaitu 2,30 persen dan terendah di Provinsi Bali sebesar 0,02 persen. Deflasi paling dalam tercatat di Provinsi Sumatera Barat,yaitu sebesar 0,54 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
5
Tabel 4 Inflasi Perdesaan Menurut Provinsi di Indonesia, Juni 2017 Kode Prov
Nama Provinsi
Inflasi Perdesaan
Kode Prov
Nama Provinsi
Inflasi Perdesaan
11
Nanggroe Aceh Darussalam
0,53
52
Nusa Tenggara Barat
0,58
12
Sumatera Utara
-0,41
53
Nusa Tenggara Timur
0,45
13
Sumatera Barat
-0,54
61
Kalimantan Barat
0,39
14
Riau
0,21
62
Kalimantan Tengah
0,58
15
Jambi
0,12
63
Kalimantan Selatan
0,98
16
Sumatera Selatan
0,78
64
Kalimantan Timur
0,29
17
Bengkulu
0,03
71
Sulawesi Utara
1,34
18
Lampung
0,33
72
Sulawesi Tengah
1,48
19
Bangka Belitung
0,17
73
Sulawesi Selatan
0,89
21
Kepulauan Riau
-0,08
74
Sulawesi Tenggara
1,95
31
DKI Jakarta
0,85
75
Gorontalo
2,30
32
Jawa Barat
0,44
76
Sulawesi Barat
1,40
33
Jawa Tengah
-0,06
81
Maluku
0,95
34
DI Yogyakarta
-0,14
82
Maluku Utara
1,80
35
Jawa Timur
-0,30
91
Papua Barat
1,10
36
Banten
0,59
94
Papua
1,10
51
Bali
0,02
Pada Juni 2017, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,02 persen yang disebabkan oleh naiknya rata-rata harga di semua kelompok komoditas selain bahan makanan. Kelompok dengan inflasi tertinggi, yaitu perumahan yang mencapai 0,86 persen. Kemudian disusul oleh kelompok kesehatan 0,35 persen, transportasi dan komunikasi 0,28 persen, makanan jadi, tembakau dan rokok 0,20 persen, sandang 0,13 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,13 persen. Sementara itu deflasi tercatat pada kelompok bahan makanan sebesar 0,50 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Juni 2017, antara lain biaya listrik pln gol 1, biaya air, biaya pulsa ponsel prabayar dan ongkos angkutan dalam kota. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada tabel 5.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Juni 2017 Perubahan IHK Perdesaan (%)
Kelompok
Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
-0,50
-0,35
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
0,20
0,28
Perumahan
0,86
1,50
Sandang
0,13
1,29
Kesehatan
0,35
0,33
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
0,13
0,45
Transportasi dan Komunikasi
0,28
0,28
Gabungan
0,02
0,22
(1)
5.
Harga Gabah Bulan Juni 2017
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Juni 2017, harga gabah (GKP) di tingkat petani kembali mengalami kenaikan sebesar 2,35 persen, dari Rp 4.128,64 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.225,61 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 2,21 persen dari Rp 4.198,60 per kg menjadi Rp 4.291,19 per kg. Grafik 1 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juni 2016 Juni 2017 4,500.00 4,400.00 4,300.00 4,200.00 4,100.00 4,000.00 3,900.00 3,800.00 3,700.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Jun '17
Mei '17
Apr '17
Mar '17
Feb '17
Jan '17
Des '16
Nov '16
Okt '16
Sep '16
Ags '16
Jul '16
Jun '16
3,600.00
HPP Tk. Penggilingan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
7
Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juni 2016 Juni 2017 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Juni 2016
4.211,78
-0,03
4.319,61
0,63
2
Juli 2016
4.317,71
2,51
4.389,07
1,61
3
Agustus 2016
4.352,91
0,82
4.418,13
0,66
4
September 2016
4.294,60
-1,34
4.366,42
-1,17
5
Oktober 2016
4.293,98
-0,01
4.375,19
0,20
6
Nopember 2016
4.361,86
1,58
4.436,83
1,41
7
Desember 2016
4.310,82
-1,17
4.380,55
-1,27
8
Januari 2017
4.334,38
0,55
4.399,38
0,43
9
Februari 2017
4.258,69
-1,75
4.321,56
-1,77
10
Maret 2017
4.150,90
-2,53
4.217,01
-2,42
11
April 2017
4.033,07
-2,84
4.091,35
-2,98
12
Mei 2017
4.128,64
2,37
4.198,60
2,62
13
Juni 2017
4.129,64
0,02
4.199,60
0,02
*) HPP GKP (Mulai Juni 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2015 2017 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
Januari
1.01
1.01
0.83
0.83
Februari
0.38
1.40
0.09
0.92
Maret
0.33
1.73
0.95
1.88
April
-0.45
1.27
-0.50
1.37
Mei
-0.13
1.14
0.13
1.50
Juni
0.43
1.58
0.59
2.10
Juli
0.50
2.08
0.76
2.87
Agustus
0,27
2,36
0,06
2,93
September
0.44
2.81
0.32
3.26
Oktober
-0.29
2.51
0.04
3.30
November
0,50
3,02
0,87
4,20
Desember
0.10
3.12
0.42
4.63
Januari
1,00
1,00
0,79
0,79
Februari
0,74
1,75
0,38
1,17
Maret
-0,28
1,46
-0,10
1,07
April
-0,47
0,99
-0,29
0,78
Mei
0,76
1,76
0,74
1,53
Juni
0,02
1,78
0,22
1,75
(1)
2015
2016
2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]