No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Selama Januari 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 98,37 Persen
1.
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Sulawesi Tengah selama Januari 2015 sebesar 98,37 persen, turun 0,12 persen dibandingkan NTP bulan lalu. Hal ini disebabkan oleh menurunnya NTP Subsektor Hortikultura (0,75 persen) dan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (1,29 persen) yang mereduksi peningkatan NTP SubsektorTanaman Pangan (1,41 persen), NTP Subsektor Peternakan (0,31 persen), dan NTP Subsektor Perikanan (1,87 persen). Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,11 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,01 persen. NTP tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 108,99 persen, sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 92,25 persen. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 104,21 persen, naik 0,31 persen dibandingkan Desember 2014. Di tingkat nasional, NTP dan NTUP masing-masing sebesar 101,86 persen dan 107,45 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks
harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Dengan demikian, NTUP diharapkan lebih mencerminkan kemampuan daya tukar hasil produksi rumahtangga petani terhadap pengeluaran biaya selama proses produksi.
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
1
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya, Desember 2014 – Januari 2015 Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Penangkapan - Budidaya c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. 1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Penangkapan c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Desember
Januari
(2)
(3)
Perubahan (%) (4)
90,97 106,79 104,27 114,61 117,39 118,98 111,81
92,25 108,37 106,62 113,80 117,48 119,07 111,90
1,41 1,48 2,25 -0,71 0,08 0,08 0,08
109,81 128,41 130,67 126,74 111,46 116,94 118,75 111,33
108,99 127,72 128,25 127,44 113,76 117,18 119,06 111,38
-0,75 -0,54 -1,85 0,55 2,06 0,21 0,26 0,04
94,09 109,10 109,10 115,95 108,58 119,95
92,88 107,78 107,78 116,04 107,98 121,85
-1,29 -1,21 -1,21 0,08 -0,55 1,58
105,42 118,75 116,06 118,90 120,83 132,11 112,65 118,36 107,46
105,75 118,88 115,26 120,68 121,43 133,52 112,42 118,53 106,86
0,31 0,11 -0,69 1,50 0,50 1,07 -0,20 0,14 -0,56
101,43 118,55 121,18 111,51 116,88 118,77 113,68
103,33 120,12 123,65 110,68 116,25 119,18 111,33
1,87 1,32 2,04 -0,74 -0,54 0,35 -2,07
103,54 121,18 121,18 117,04 118,83 114,18
106,41 123,65 123,65 116,20 119,25 111,33
2,77 2,04 2,04 -0,72 0,35 -2,50
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
2
Subsektor
Desember
5. 2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Petani Budidaya Ikan (NTPi) 95,74 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 111,51 - Budidaya Air Tawar 105,48 - Budidaya Air Laut 109,91 - Budidaya Air Payau 128,00 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 116,47 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,61 - Indeks BPPBM 112,34 NTP Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,49 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 114,12 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,87 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,44 - Indeks BPPBM 109,85 NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,29 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,82 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 115,80 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 118,42 - Indeks BPPBM 109,59 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Januari
Perubahan (%)
95,09 110,68 104,26 109,00 128,18 116,40 119,02 111,33
-0,68 -0,74 -1,16 -0,83 0,14 -0,06 0,35 -0,90
98,37 113,99 115,88 118,67 109,39
-0,12 -0,11 0,01 0,19 -0,42
98,04 113,57 115,84 118,64 109,25
-0,25 -0,22 0,03 0,19 -0,31
Dari hasil pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan barang/jasa konsumsi rumah tangga di tingkat pedesaan selama Januari 2015 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah menurun 0,12 persen, yakni dari 98,49 pada Desember 2014 menjadi 98,37 pada Januari 2015. Hal ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 0,11 persen, sedangkan Ib meningkat sebesar 0,01 persen. 2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Selama Januari 2015, indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,11
persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari 114,12 menjadi 113,99. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya It subsektor hortikultura sebesar 0,54 persen dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,21 persen. Sementara itu, peningkatan It terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,48 persen, peternakan sebesar 0,11 persen, dan perikanan sebesar 1,32 persen. 3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh komponen pengeluaran baik untuk konsumsi
rumah tangga maupun fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani selama Januari 2015 meningkat 0,01 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari 115,87 pada Desember 2014 menjadi 115,88 pada Januari 2015. Tiga subsektor mengalami peningkatan Ib meliputi tanaman pangan sebesar 0,08 persen, hortikultura sebesar 0,21 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,08 persen. Sedangkan subsektor peternakan dan perikanan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,20 persen dan 0,54 persen.
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
3
Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Desember 2014 – Januari 2015
120 115 110 NTP
105
It Ib
100 95 90 85
Desember 2014
4.
NTP Menurut Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Januari 2015
NTP subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 1,41 persenyakni dari 90,97 pada Desember 2014 menjadi 92,25 pada Januari 2015. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,48 persen, lebih tinggi dibandingkan peningkatan Ib sebesar 0,08 persen. Peningkatan It terutama berasal dari meningkatnya indeks harga pada kelompok padi sebesar 2,25 persen, sedangkan kelompok palawija turun sebesar 0,71 persen. Peningkatan Ib sebesar 0,08 persen yakni dari 117,39 pada Desember 2014 menjadi 117,48 pada Januari 2015, disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumahtangga dan pengeluaran untuk keperluan produksi masing-masing sebesar 0,08 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTPH) Subsektor hortikultura mengalami penurunan NTP dari 109,81 pada Desember 2014 menjadi
108,99 pada Januari 2015 atau sebesar 0,75 persen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya It sebesar 0,54 persen yang berasal dari penurunan indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 2,53 persen. Sementara kelompok buah-buahan dan tanaman obat masing-masing meningkat 0,55 persen dan 2,06 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, Ib meningkat 0,21 persen yang dipengaruhi oleh kenaikan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga sebesar 0,26 persen dan keperluan produksi sebesar 0,04 persen.
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
4
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Selama Januari 2015, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar
1,29 persen yakni dari 94,09 pada Desember 2014 menjadi 92,88 pada Januari 2015. Hal ini disebabkan oleh tingkat harga komoditas tanaman perkebunan rakyat cenderung yang mengalami penurunan tertinggi pada It yakni sebesar 1,21 persen atau dari 109,10 pada Desember 2014 menjadi 107,78 pada Januari 2015. Pada bulan yang sama, Ib tercatat 115,95 pada Desember 2014 menjadi 116,04 pada Januari 2015 atau meningkat 0,08 persen. Peningkatan berasal dari pengeluaran untuk keperluan produksi sebesar 1,58 persen, sedangkan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga menurun 0,55 persen d.
Subsektor Peternakan (NTPT) Subsektor peternakan mengalami peningkatan NTP sebesar 0,31 persen yakni dari 105,42 pada
Desember 2014 menjadi 105,75 pada Januari 2015. Hal ini disebabkan peningkatan It sebesar 0,11 persen yang diikuti oleh penurunan Ib sebesar 0,20 persen. Meskipun indeks harga ternak besar mengalami penurunan sebesar 0,69 persen namun masih dapat diimbangi oleh kenaikan It ternak kecil sebesar 1,50 persen, unggas sebesar 0,50 persen dan hasil ternak sebesar 1,07 persen. Penurunan Ib sebesar 0,20 persen dipengaruhi olehmeningkatnya indeks harga pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 0,14 persen meskipun terjadi penurunan indeks harga keperluan produksi sebesar 0,56 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Subsektor perikanan mengalami peningkatan indeks harga sebesar 1,87 persen, yakni dari
101,43 pada Desember 2014 menjadi 103,33 pada Januari 2015. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan It sebesar 1,32 persen yang disertai oleh penurunan Ib sebesar 0,54 persen. Peningkatan It dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga kelompok perikanan tangkap sebesar 2,04 persen, sementara pada kelompok budidaya terjadi penurunan indeks harga sebesar 0,74 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi peningkatan indeks harga sebesar 2,27 persen yakni dari 103,54 pada Desember 2014 menjadi 106,41 pada Januari 2015. Pada bulan yang sama, It meningkat 2,04 persen sedangkan Ib menurun 0,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi penurunan indeks harga sebesar 0,68 persen yakni dari 95,74 pada Desember 2014 menjadi 95,09 pada Januari 2015. Penurunan It sebesar 0,74 persen terutama berasal dari menurunnya indeks harga perikanan budidaya air tawar sebesar 1,16 persen dan budidaya air laut sebesar 0,83 persen. Sebaliknya, indeks harga perikanan budidaya air payau meningkat 0,14 persen. Secara keseluruhan, Ib subsektor perikanan menurun sebesar 0,54 persen terutama berasal dari peningkatan indeks harga pada kebutuhan konsumsi rumahtangga sebesar 0,35 persen, meskipun diikuti oleh penurunan indeks keperluan produksi sebesar 2,07 persen. Pada kelompok perikanan tangkap (NTN), terjadi penurunan Ib sebesar 0,72 persen berasal dari menurunnya indeks harga keperluan produksi sebesar 2,50 persen yang disertai kenaikan indeks harga kebutuhan konsumsi Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
5
rumah tangga sebesar 0,35 persen. Pada kelompok perikanan budidaya (NTPi), terjadi penurunan Ib sebesar 0,06 persen yang disebabkan oleh menurunnya indeks harga keperluan produksi sebesar 0,90 persen, meskipun indeks harga kebutuhan konsumsi rumah tangga meningkat 0,35 persen. Nilai tukar pada subsektor perikanan tangkap relatif masih lebih tinggi dibandingkan perikanan budidaya. Hal ini mengindikasikan bahwa nelayan masih mengandalkan hasil produksi perikanan secara musiman. Sementara itu, masih rendahnya nilai tukar pada subsektor perikanan budidaya berarti masih terdapat potensi yang cukup besar untuk mendongkrak kinerja produk perikanan secara kelembagaan guna meningkatkan daya saing di masa mendatang. 5.
Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Berdasarkan hasil pemantauan terhadap pengeluaran petani selama Januari 2015, dapat dirinci
menurut indeks harga yang dibayar petani baik untuk keperluan rumahtangga maupun keperluan proses produksi sektor pertanian termasuk perikanan. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga sebesar 0,19 persen, dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada seluruh kelompok pengeluaran meliputi bahan makanan (1,48 persen), makanan jadi (0,38 persen), perumahan (0,69 persen), sandang (0,36 persen), kesehatan (0,94 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,16 persen). Transportasi dan komunikasi menjadi satu-satunya kelompok
yang
mengalami penurunan indeks harga sebesar 4,69 persen. Tabel 2 Indeks Harga yang Dibayar Petani Menurut Kelompok Pengeluaran Desember 2014 – Januari 2015 Kelompok pengeluaran
Desember
Januari
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi rumah tangga 1.Bahan makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 7. Transportasi dan komunikasi
118,44 120,42 115,03 114,22 112,55 113,80 109,03 128,58
118,67 122,20 115,47 115,01 112,96 114,87 109,20 122,55
0,19 1,48 0,38 0,69 0,36 0,94 0,16 -4,69
Biaya Produksi dan Penanaman Barang Modal (BPPBM) 1. Bibit 2. Obat-obatan dan pupuk 3. Sewa lahan, pajak, dan lainnya 4. Transportasi 5. Penambahan barang modal 6. Upah buruh tani Indeks yang Dibayar Petani (Ib)
109,85 110,56 105,97 108,06 135,68 108,33 105,31 115,87
109,39 110,68 106,70 108,33 126,26 108,37 105,82 115,88
-0,42 0,11 0,69 0,25 -6,94 0,04 0,48 0,01
Secara umum, terjadi penurunan indeks harga pengeluaran pada kebutuhan biaya produksi dan penanaman barang modal yakni sebesar 0,42 persen. Penurunan terutama berasal dari indeks harga Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
6
transportasi sebesar 6,94 persen. Namun demikian, indeks harga sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami kenaikan meliputi pembelian bibit (0,11 persen), obat-obatan dan pupuk (0,69 persen), sewa lahan, pajak, dan lainnya (0,25 persen), penambahan barang modal (0,04 persen), dan upah buruh tani (0,48 persen). 6. Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 104,21, relatif lebih tinggi dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 98,37. Penurunan yang terjadi pada NTP bulan Januari 2015, berbanding terbalik dengan terjadinya peningkatan pada NTUP, mengindikasikan bahwa indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga memiliki peran cukup signifikan dalam mempengaruhi merosotnya tingkat nilai tukar. NTUP tiga subsektor mengalami peningkatan indeks harga meliputi tanaman pangan (1,40 persen), peternakan (0,67 persen), dan perikanan (3,47 persen). Sedangkan subsektor hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,67 persen. Disisi lain, NTUP tanpa perikanan yang relatif lebih rendah yakni sebesar 103,95 memberikan indikasi bahwa kontribusi subsektor perikanan terhadap nilai tukar secara keseluruhan dinilai masih cukup potensial. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) Menurut Subsektor dan Perkembangannya Desember 2014 – Januari 2015 Kelompok pengeluaran
Desember
Januari
Perubahan (%)
(1)
(2) 95,51 115,34 100,48 110,51 104,28 106,13 99,26 103,89 103,86
(3) 96,85 114,67 99,81 111,25 107,90 111,07 99,42 104,21 103,95
(4) 1,40 -0,58 -0,67 0,67 3,47 4,65 0,16 0,31 0,09
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP NTUP Tanpa Perikanan
Berita Resmi Statistik No. 09/02/72/Th. XVIII, 2 Februari 2015
7