No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016, NTP BALI NAIK 1,08 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Mei 2016 tercatat mengalami peningkatan sebesar 1,08 persen, dari 104,81 pada bulan April 2016, menjadi 105,94. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 1,02 persen, dari 126,37 di bulan sebelumnya menjadi 127,66. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat mengalami penurunan sebesar 0,06 persen, dari 120,57 menjadi 120,50.
Pada bulan Mei 2016, NTP dari lima subsektor, yaitu Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan tercatat mengalami kenaikan, masing- masing sebesar 0,77 persen, 0,30 persen, 2,66 persen, 0,80 persen, 1,23 persen.
NTP Nasional bulan Mei 2016 mencapai 101,55, mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,42 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan lebih yang lebih rendah, yaitu 0,10 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Mei 2016, daerah pedesaan di Bali tercatat kembali mengalami deflasi sebesar 0,13 persen terhadap bulan sebelumnya. Berbanding terbalik dengan kondisi di Bali, secara nasional, daerah perdesaan mengalami inflasi sebesar 0,13 persen.
Bulan Mei 2016, sebanyak 25 provinsi di wilayah Indonesia tercatat mengalami inflasi perdesaan, sementara 8 provinsi tercatat deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Riau (0,62 persen) dan terendah di Provinsi Bengkulu (0,01 persen). Sedangkan deflasi terbesar tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (0,30 persen) dan terendah di Provinsi Sulawesi Utara (0,03 persen).
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Mei 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami peningkatan sebesar 1,08 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 104,81, menjadi 105,94. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 1,02 persen, dari 126,37 di bulan sebelumnya menjadi 127,66. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat penurunan sebesar 0,06 persen, dari 120,57 menjadi 120,50. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
1
1. a.
NTP Subsektor Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Mei 2016 tercatat mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 96,34 menjadi 97,09 atau naik sebesar 0,77 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan masih berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tagga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,65 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi dan Palawija masing-masing sebesar 0,01 persen dan 2,33 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,12 persen. Penurunan pada Ib dipengaruhi oleh turunnya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) sebesar 0,16 persen, meskipun indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tercatat naik 0,09 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami kenaikan pada bulan Mei 2016, yaitu sebesar 0,30 persen dari 105,03 pada bulan lalu menjadi 105,34. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,12 persen. Kenaikan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh meningkatnya harga di buah-buahan mencapai 1,09 persen, meskipun kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,22 persen dan 2,72 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan pada It, antara lain salak, durian, kol/kubis, rambutan, kacang panjang dan pisang. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,11 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,26 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Mei 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,66 persen dari 100,90 menjadi 103,58. Secara umum, naiknya NTP-Pr dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) yang naik sebesar 2,61 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan, yaitu 0,05 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu kopi, kakao, biji jambu mete, dan kelapa. Di sisi lain, penurunan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga yang turun sebesar 0,07 persen, sedangkan indeks BPPBM tercatat naik 0,01 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan
Persentase
April 2016
Mei 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
96.34
97.09
0.77
a. Indeks Diterima Petani
119.80
120.58
0.65
- Padi
116.16
116.17
0.01
- Palawija
130.42
133.46
2.33
124.35
124.20
-0.12
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.49
125.29
-0.16
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
119.05
119.16
0.09
2. Hortikultura (NTP-H)
105.03
105.34
0.30
a. Indeks Diterima Petani
127.56
127.92
0.28
- Sayur-sayuran
142.00
140.27
-1.22
- Buah-buahan
121.14
122.46
1.09
- Tanaman Obat
125.26
121.85
-2.72
b. Indeks Dibayar Petani
121.45
121.43
-0.02
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.25
124.12
-0.11
- Indeks BPPBM
113.83
114.13
0.26
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
100.90
103.58
2.66
a. Indeks Diterima Petani
121.79
124.97
2.61
121.79
124.97
2.61
120.70
120.64
-0.05
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.77
124.69
-0.07
- Indeks BPPBM
108.47
108.48
0.01
4. Peternakan (NTP-Pt)
113.89
114.80
0.80
a. Indeks Diterima Petani
133.35
134.37
0.76
- Ternak Besar
137.24
139.03
1.30
- Ternak Kecil
129.76
130.49
0.56
- Unggas
131.83
130.63
-0.91
- Hasil Ternak
120.57
119.72
-0.70
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
117.09
117.05
-0.04
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.80
124.61
-0.15
- Indeks BPPBM
110.34
110.42
0.07
5. Perikanan (NTP-Pi)
100.97
102.22
1.23
a. Indeks Diterima Petani
123.84
125.16
1.06
- Tangkap
134.64
136.35
1.27
- Budidaya
107.81
108.56
0.69
b. Indeks Dibayar Petani
122.64
122.44
-0.16
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129.31
129.01
-0.23
- Indeks BPPBM
109.79
109.79
0.00
NTP Gabungan
104.81
105.94
1.08
a. Indeks Diterima Petani
126.37
127.66
1.02
b. Indeks Dibayar Petani
120.57
120.50
-0.06
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.88
124.73
-0.13
- Indeks BPPBM
112.63
112.75
0.11
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada bulan Mei 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,80 persen, dari 113,89 menjadi 114,80. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,76 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga di kelompok ternak besar dan ternak kecil masing-masing sebesar 1,30 persen dan 0,56 persen. Sementara pada kelompok unggas dan hasil ternak tercatat mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,91 persen dan 0,70 persen. Secara umum, beberapa komoditas peternakan yang mendorong kenaikan It, antara lain sapi potong, babi, kambing dan ayam buras. Di sisi lain, penurunan pada Ib dipicu oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,15 persen sedangkan indeks BPPBM naik sebesar 0,07 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Mei 2016, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 1,23 persen, dari 100,97 menjadi 102,22. Peningkatan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan, masing-masing sebesar 1,27 persen dan 0,69 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain tongkol, rumput laut, kerapu (garopa/groper), udang, cakalang, dan layur/beladang. Sementara itu, penurunan pada Ib didorong oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,23 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Mei 2016, NTP gabungan secara nasional sebesar 101,55, mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,10 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, April 2016 - Mei 2016 (2012=100) Indeks
4
Provinsi Bali
Nasional
April 2016
Mei 2016
%
April 2016
Mei 2016
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
126.37
127.66
1.02
124.18
124.70
0.42
Indeks yang Dibayar Petani
120.57
120.50
-0.06
122.68
122.80
0.10
NTP
104.81
105.94
1.08
101.22
101.55
0.32
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
3.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Kondisi NTUP Mei 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen, dari 112,20 pada bulan sebelumnya menjadi 113,22. Kenaikan NTUP terjadi pada semua subsektor, Tanaman Pangan 0,56 persen, Hortikultura 0,02 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,59 persen, Peternakan 0,69 persen, dan Perikanan 1,07 persen. Informasi NUTP secara lebih lengkap terjadi pada table 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, April 2016 - Mei 2016 (2012 = 100)
April 2016
Mei 2016
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
100.63
101.19
0.56
2. Hortikultura
112.06
112.08
0.02
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
112.28
115.19
2.59
4. Peternakan
120.86
121.70
0.69
5. Perikanan
112.79
114.00
1.07
a Perikanan Tangkap
121.15
122.70
1.28
b. Perikanan Budidaya
100.02
100.70
0.68
112.20
113.22
0.91
(1)
Gabungan
4.
Bulan
Persentase Perubahan
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,13 persen. Berdasarkan pengamatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di perdesaan pada bulan Mei 2016, tercatat 25 provinsi di wilayah Indonesia tercatat mengalami inflasi perdesaan, sementara 8 provinsi tercatat deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Riau (0,62 persen) dan terendah di Provinsi Bengkulu (0,01 persen). Sedangkan deflasi terbesar tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (0,30 persen) dan terendah di Provinsi Sulawesi Utara (0,03 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
5
Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Mei 2016
Pada Mei 2016, Provinsi Bali mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,13 persen yang disebabkan oleh turunnya rata-rata harga di kelompok bahan makanan sebesar 0,54 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,24 persen. Sementara itu, kelompok lainnya tercatat mengalami inflasi, meliputi kelompok makanan jadi naik 0,52 persen, perumahan 0,05 persen, sandang 0,32 persen, kesehatan 0,29 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen. Secara umum, komoditas penyumbang deflasi pada bulan Mei 2016, antara lain cabai rawit, tomat sayur, bawang merah, bawang putih, bensin dan beras. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Mei 2016 Kelompok
Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
-0.54
-0.22
Makanan Jadi
0.52
0.90
Perumahan
0.05
0.21
Sandang
0.32
0.24
Kesehatan
0.29
0.23
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.09
0.14
Transportasi dan Komunikasi
-0.24
-0.15
Gabungan
-0.13
0.13
(1)
6
Perubahan IHK Perdesaan (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
5.
Harga Gabah Bulan Mei 2016 Turun
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Mei 2016, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 3,67 persen, dari Rp 4.063,96per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.213,26 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 3,87 persen dari Rp 4.132,72 per kg menjadi Rp 4.292.60 per kg. Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Mei 2015 Mei 2016 5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
Mei '15
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
7
Tabel 5 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Mei 2015 Mei 2016 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Mei 2015
3,797.24
0.31
3,861.71
0.10
2
Juni 2015
4,161.03
9.58
4,217.76
9.22
3
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
4
Agustus 2015
4,363.01
1.89
4,424.41
1.72
5
September 2015
4,515.38
3.49
4,622.89
4.49
6
Oktober 2015
4,642.89
2.82
4,709.09
1.86
7
Nopember 2015
4,654.41
0.25
4,727.68
0.39
8
Desember 2015
4,735.63
1.74
4,802.57
1.58
9
Januari 2016
4,816.54
1.71
4,890.96
1.84
10
Februari 2016
4,768.84
-0.99
4,837.17
-1.10
11
Maret 2016
4,401.26
-7.71
4,467.46
-7.64
12
April 2016
4,063.96
-7.66
4,132.72
-7.49
13
Mei 2016
4,213.26
3.67
4,292.60
3.87
*) HPP GKP (Mulai Mei 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
Tabel 6 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2014 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
Januari
1.01
1.01
0.83
0.83
Februari
0.38
1.40
0.09
0.92
Maret
0.33
1.73
0.95
1.88
April
-0.45
1.27
-0.50
1.37
Mei
-0.13
1.14
0.13
1.50
(1)
2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]