No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN
NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 110,09 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 100,38 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 96,33 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 109,92 persen. Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya maka angka NTP untuk seluruh subsektor mengalami kenaikan. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) tercatat mengalami kenaikan angka NTP tertinggi sebesar 1,51 persen, kemudian selanjutnya berturut-turut diikuti oleh Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 0,48 persen, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 0,43 persen, Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) sebesar 0,16 persen dan yang terendah Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 0,11 persen. NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2011 tercatat sebesar 98,45 persen, naik sebesar 0,67 persen dibandingkan NTP bulan Februari lalu yang mencapai 97,79 persen. Kenaikan angka NTP disebabkan oleh meningkatnya harga produsen beberapa komoditi pertanian, diantaranya yaitu coklat biji, lada/ merica, cengkeh, ayam potong, sapi potong, pisang, mangga, tomat sayur, cabe rawit, ketimun, ketela rambat, gabah kering giling, ikan baronang, kerapu, layang, bandeng dan udang. Pada tingkat nasional NTP bulan Maret tercatat sebesar 103,32 persen, turun -0,01 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 103,33 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (pendapatan melebihi pengeluaran), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami apa yang disebut dengan break even (pendapatan sama dengan pengeluaran) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (pengeluaran melebihi pendapatan). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian.
Berita Resmi Statistik No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
1
Berdasarkan pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada Maret 2011, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani bulan Maret 2011 mengalami peningkatan dibandingkan Nilai Tukar Petani bulan sebelumnya, peningkatan tersebut tercatat sebesar 0,67 persen dari 97,79 persen pada bulan Februari 2011 menjadi 98,45 persen pada bulan Maret 2011. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Maret 2011 (2007=100)
Bulan Februari
Maret
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Indeks Diterima Petani
131.46
132.03
0.43
2. Indeks Dibayar Petani
134.42
134.11
-0.23
139.22
138.73
-0.35
2.1.1. Bahan Makanan
150.55
149.18
-0.91
2.1.2. Makanan Jadi
126.72
127.10
0.30
2.1.3. Perumahan
134.58
135.07
0.36
2.1.4. Sandang
132.02
132.11
0.07
2.1.5. Kesehatan
112.64
114.05
1.25
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
118.66
119.44
0.66
125.23
125.24
0.01
119.92
120.23
0.26
2.2.1. Bibit
135.21
135.26
0.04
2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk
110.53
110.91
0.35
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan
116.04
116.14
0.08
2.2.4. Transportasi
112.18
112.39
0.19
2.2.5. Penambahan Barang Modal
116.36
116.42
0.06
2.2.6. Upah Buruh Tani
127.35
127.74
0.31
97.79
98.45
0.67
Rincian (1)
2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)
Lainnya
3. Nilai Tukar Petani
Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa kenaikan angka NTP Gabungan Sulawesi Tengah pada bulan Maret 2011 disebabkan oleh naiknya angka indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,43 persen, sedangkan sebaliknya indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan -0,23 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya. Menurunnya angka indeks Ib dipengaruhi oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga khususnya bahan makanan sebesar -0,91 persen dan kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,26 persen. Angka NTP Subsektor Tanaman Pangan bulan Maret 2011 naik sebesar 0,16 persen, NTP Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,43 persen, NTP Subsektor Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,51 persen, NTP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,48 persen dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,11 persen. (Tabel 2). Berita Resmi Statistik No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
2
Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Maret 2011 (2007=100)
Bulan Februari
Maret
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
115.76
115.58
-0.15
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
138.58
138.15
-0.31
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P)
83.53
83.67
0.16
a. Indeks yang Diterima (It)
148.79
148.88
0.06
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
135.73
135.24
-0.36
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
109.62
110.09
0.43
a. Indeks yang Diterima (It)
133.73
135.52
1.34
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
135.24
135.01
-0.17
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
98.88
100.38
1.51
a. Indeks yang Diterima (It)
126.13
126.45
0.26
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
131.55
131.27
-0.22
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
95.87
96.33
0.48
a. Indeks yang Diterima (It)
140.60
140.55
-0.04
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
128.06
127.87
-0.15
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
109.79
109.92
0.11
Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
A.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Pergerakan angka indeks yang diterima oleh petani (It) bulan Maret 2011 menunjukkan bahwa tiga dari lima subsektor tercatat mengalami kenaikan angka indeks, sementara dua subsektor mengalami penurunan. Kenaikan angka indeks tertinggi dicapai oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang mengalami kenaikan indeks It sebesar 1,34 persen, selanjutnya Subsektor Peternakan (sebesar 0,26 persen) dan Subsektor Hortikultura (sebesar 0,06 persen). Pada saat yang sama Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perikanan justru mengalami penurunan masing-masing sebesar -0,15 persen dan -0,04 persen. Kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) dipicu oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti coklat biji, lada/ merica, cengkeh, ayam potong, sapi potong, pisang, mangga, tomat sayur, cabe rawit, ketimun, ketela rambat, gabah kering giling, ikan baronang, kerapu, layang, bandeng dan udang. Apabila dilihat besaran angka indeks It, maka Subsektor Hortikultura tercatat memiliki indeks tertinggi sebesar 148,88; diikuti oleh Subsektor Perikanan sebesar 140,55; selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 135,52; Subsektor Peternakan sebesar 126,45 dan yang terendah Subsektor Tanaman Pangan sebesar 115,58. Berita Resmi Statistik No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
3
B.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Pergerakan angka indeks yang dibayar petani pada bulan Maret 2011 menunjukkan adanya penurunan angka indeks antara -0,15 persen sampai dengan -0,36 persen yang terjadi pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor Hortikultura tercatat mengalami penurunan angka indeks terbanyak sebesar -0,36 persen, selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Pangan sebesar -0,31 persen, Subsektor Peternakan sebesar -0,22 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar -0,17 persen dan Subsektor Perikanan sebesar -0,15 persen. Penurunan indeks utamanya disebabkan oleh turunnya beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti sawi, ikan mujair, bandeng, gula merah, cabe rawit, buncis, cabe merah, ketela rambat, kol, wortel, jeruk, tomat sayur, kelapa tua, kacang tanah, labu siam, pisang, selar, terung, bawang putih, rokok kretek, gula pasir, daun singkong dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.
NTP Subsektor
C.1.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan Maret 2011, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen. Kenaikan NTP subsektor ini lebih disebabkan karena menurunnya indeks yang diterima petani (It) sebesar -0,15 persen dari bulan sebelumnya tidak sebanyak penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar -0,31 persen. Penurunan tersebut telah mendorong indeks It ke level 115,58 yang lebih rendah dari angka indeks yang dibayar petani (Ib) yang berada di level 138,15. Turunnya indeks It disebabkan menurunnya harga komoditas pertanian palawija sebesar -0,85 persen, sedangkan penurunan indeks Ib disebabkan menurunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar -0,39 persen. Angka NTP Tanaman Pangan sebesar 83,67 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani tanaman pangan di Sulawesi Tengah masih belum sejahtera, dengan tingkat pengeluaran melebihi tingkat pendapatan. Harga produsen beberapa komoditas pertanian tanaman pangan yang mengalami penurunan diantaranya adalah jagung pipilan, ketela pohon dan kacang tanah. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan harga seperti sawi, ikan mujair, bandeng, gula merah, cabe rawit, buncis, cabe merah, ketela rambat, kol, wortel, jeruk, tomat sayur, kelapa tua, kacang tanah, labu siam, pisang, selar, terung, bawang putih, rokok kretek, gula pasir, daun singkong dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya
C.2.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen hingga mencapai level 110,09. Kenaikan tersebut disebabkan naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,06 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) turun sebesar -0,36 persen. Pada bulan Maret 2011 indeks It tercatat sebesar 148,88, sedangkan indeks Ib hanya sebesar 135,24. Angka NTP yang berada di atas 100 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani hortikultura di Sulawesi Tengah cukup baik dengan tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran. Beberapa komoditi hasil pertanian yang tercatat mengalami kenaikan harga produsen di antaranya adalah pisang, mangga, tomat sayur, cabe rawit dan ketimun. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan harga diantaranya seperti sawi, ikan mujair, bandeng, gula merah, cabe rawit, buncis, cabe merah, ketela rambat, kol, wortel, jeruk, tomat sayur, kelapa tua, kacang tanah, labu siam, pisang, selar, terung, bawang putih, rokok kretek, gula pasir, daun singkong dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
Berita Resmi Statistik No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
4
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Maret 2011 (2007=100)
Bulan
Kelompok dan Sub kelompok (1)
Persentase
Februari
Maret
Perubahan
(2)
(3)
(4)
115.76
115.58
-0.15
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi
101.58
101.74
0.15
- Palawija
169.36
167.92
-0.85
138.58
138.15
-0.31
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
141.13
140.58
-0.39
- Indeks BPPBM
128.79
128.83
0.03
148.79
148.88
0.06
- Sayur-sayuran
153.21
152.98
-0.15
- Buah-buahan
142.47
143.03
0.39
135.73
135.24
-0.36
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
139.22
138.56
-0.48
- Indeks BPPBM
119.68
119.97
0.24
133.73
135.52
1.34
133.73
135.52
1.34
135.24
135.01
-0.17
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
139.33
138.89
-0.32
- Indeks BPPBM
118.00
118.68
0.57
126.13
126.45
0.26
- Ternak Besar
123.74
124.32
0.47
- Ternak Kecil
129.12
129.12
0.00
- Unggas
133.38
134.15
0.57
- Hasil Ternak
113.00
111.90
-0.97
131.55
131.27
-0.22
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
138.53
138.10
-0.31
- Indeks BPPBM
117.71
117.71
0.00
140.60
140.55
-0.04
- Penangkapan
152.45
152.38
-0.04
- Budidaya
108.81
108.80
-0.01
128.06
127.87
-0.15
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
136.87
136.46
-0.31
- Indeks BPPBM
112.39
112.60
0.18
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
5
C.3.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada bulan ini tercatat mengalami kenaikan angka NTP yang tertinggi yaitu sebesar 1,51 persen hingga ke level 100,38 persen. Kenaikan NTP tersebut sekaligus telah mendorong angka NTP ke atas level 100, artinya bahwa petani perkebunan Sulawesi Tengah secara umum telah mengalami perbaikan tingkat kesejahteraan. Tingkat pendapatan petani perkebunan rakyat sudah lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengeluarannya, indeks It bulan Maret 2011 tercatat telah berada di level 135,52 sedangkan indeks Ib di level 135,01. Kenaikan indeks It terutama didorong oleh naiknya harga komoditas pertanian seperti coklat biji, lada/ merica dan cengkeh. Pada saat yang sama terjadi penurunan harga barang-barang konsumsi rumah tangga petani seperti sawi, ikan mujair, bandeng, gula merah, cabe rawit, buncis, cabe merah, ketela rambat, kol, wortel, jeruk, tomat sayur, kelapa tua, kacang tanah, labu siam, pisang, selar, terung, bawang putih, rokok kretek, gula pasir, daun singkong dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.4.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
NTP Subsektor Peternakan bulan Maret 2011 tercatat sebesar 96,33 atau masih tetap berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah relatif belum mencapai kesejahteraan. Tingkat pengeluaran peternak secara umum masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendapatannya. Kenaikan NTP sebesar 0,48 persen belum dapat merubah kondisi tingkat kesejahteraan peternak. Indeks It pada bulan ini tercatat hanya sebesar 126,45, sedangkan indeks Ib telah berada di level 131,27. Kenaikan 0,26 persen indeks It dipicu oleh naiknya harga komoditas ternak besar dan unggas, sedangkan turunnya indeks Ib disebabkan menurunnya harga barang-barang konsumsi rumah tangga sebesar -0,31 persen. Komoditas peternakan yang mengalami kenaikan harga produsen adalah ayam dan sapi potong. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan harga diantaranya seperti sawi, ikan mujair, bandeng, gula merah, cabe rawit, buncis, cabe merah, ketela rambat, kol, wortel, jeruk, tomat sayur, kelapa tua, kacang tanah, labu siam, pisang, selar, terung, bawang putih, rokok kretek, gula pasir, daun singkong dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya
C.5.
Subsektor Perikanan (NTN)
NTP Subsektor Perikanan pada bulan ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya hingga mencapai level 109,92. Meskipun indeks It tercatat mengalami penurunan sebesar -0,04 persen, namun penurunan ini tidak sebanyak penurunan indeks Ib yang turun sebesar -0,15 persen. Secara umum kondisi nelayan di Sulawesi Tengah cukup baik dengan It sebesar 140,55 di atas Ib yang berada di level 127,87, artinya tingkat pendapatan nelayan masih tetap berada di atas tingkat pengeluaran nelayan untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya produksi. Penurunan indeks It dipengaruhi oleh turunnya beberapa komoditas perikanan tangkap maupun budidaya seperti rumput laut, ikan tuna, tembang, teri, cakalang, selar, kembung dan ikan kakap. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang turut mengalami penurunan harga diantaranya seperti seperti sawi, ikan mujair, bandeng, gula merah, cabe rawit, buncis, cabe merah, ketela rambat, kol, wortel, jeruk, tomat sayur, kelapa tua, kacang tanah, labu siam, pisang, selar, terung, bawang putih, rokok kretek, gula pasir, daun singkong dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
Berita Resmi Statistik No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011
6