No. 23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani Provinsi Jambi Maret 2015 Sebesar 95,81 atau Turun 0,59 Persen Dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sebesar 99,48
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Maret 2015 sebesar 95,81 atau turun 0,59 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan penurunan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,58 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,01 persen.
Pada Maret 2015, NTP Provinsi Jambi untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 101,72 untuk subsektor Tanaman Pangan (NTPP); 92,76 untuk subsektor Hortikultura (NTPH); 92,91 untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR); 100,31 untuk subsektor Peternakan (NTPT) dan 100,56 untuk subsektor Perikanan (NTNP) yang terdiri dari Perikanan Tangkap (NTN) sebesar 102,86 dan Perikanan Budidaya (NTPi) sebesar 98,04.
Bulan Maret 2015 tingkat inflasi perdesaan sebesar minus 0,08 persen atau deflasi sebesar 0,08 persen. Inflasi terjadi pada lima kelompok konsumsi rumah tangga yaitu kelompok Makanan Jadi, kelompok Perumahan, kelompok Sandang, kelompok Kesehatan serta kelompok Transportasi dan Komunikasi. Pada kelompok Bahan Makanan dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga terjadi deflasi.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Jambi Maret 2015 sebesar 99,48 atau turun 0,93 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Nilai ini juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada subsektor Perikanan. Selain Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
1
NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, Maret 2015 (2012=100) Bulan Subsektor dan Subkelompok Februari 2015
Maret 2015
(2)
(3)
(1)
Persentase Perubahan (4)
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP)
96,38
95,81
-0,59
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
112,52
111,86
-0,58
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
116,75
116,76
0,01
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,36
118,27
-0,08
- Indeks BPPBM
112,05
112,44
0,35
96,25
95,66
-0,61
b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
112,37
111,69
-0,60
c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
116,75
116,76
0,01
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,37
118,28
-0,08
- Indeks BPPBM
112,00
112,38
0,34
a. Nilai Tukar Petani (NTPP)
100,33
101,72
1,39
b. Indeks Diterima Petani (It)
117,98
119,52
1,30
- Padi
119,64
121,65
1,68
- Palawija
112,13
111,98
-0,13
117,59
117,50
-0,08
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,79
118,59
-0,17
- Indeks BPPBM
112,01
112,41
0,35
a. Nilai Tukar Petani (NTPH)
93,48
92,76
-0,76
b. Indeks Diterima Petani (It)
109,59
108,73
-0,78
- Sayur-sayuran
100,73
99,19
-1,53
- Buah-buahan
127,01
127,50
0,39
- Tanaman Obat
106,76
105,34
-1,33
117,24
117,21
-0,02
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,90
118,85
-0,04
- Indeks BPPBM
109,24
109,33
0,08
Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP)
1. Tanaman Pangan
c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
2. Hortikultura
c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
2
Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
Bulan Subsektor dan Subkelompok (1)
Februari 2015
Maret 2015
(2)
(3)
Persentase Perubahan (4)
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR)
94,36
92,91
-1,54
b. Indeks Diterima Petani (It)
110,73
109,04
-1,53
110,73
109,04
-1,53
117,35
117,36
0,01
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
117,99
117,91
-0,07
- Indeks BPPBM
113,92
114,42
0,44
a. Nilai Tukar Petani (NTPT)
100,31
100,31
0,00
b. Indeks Diterima Petani (It)
113,72
113,86
0,13
- Ternak Besar
117,75
118,05
0,25
- Ternak Kecil
118,01
119,22
1,03
- Unggas
104,49
103,95
-0,52
- Hasil Ternak
113,86
113,75
-0,10
113,36
113,51
0,12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,57
118,54
-0,03
- Indeks BPPBM
108,49
108,79
0,28
100,54
100,56
0,02
117,25
117,40
0,13
116,62
116,74
0,11
118,05
117,94
-0,09
113,94
114,48
0,47
a. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
103,01
102,86
-0,14
b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
122,07
122,02
-0,04
c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
4. Peternakan
c. Indeks Dibayar Petani (Ib)
5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap
118,50
118,63
0,11
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,08
117,95
-0,11
- Indeks BPPBM
119,20
119,75
0,46
97,83
98,04
0,21
b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
112,13
112,49
0,32
c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
114,62
114,74
0,11
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
118,02
117,94
-0,07
- Indeks BPPBM
108,36
108,88
0,47
5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Sumber: Survei Harga Perdesaan Provinsi Jambi 2015, diolah.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Jambi pada Maret 2015, NTP Provinsi Jambi turun sebesar 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari 96,38 menjadi 95,81. Penurunan NTP pada Maret 2015 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian
Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
3
turun sebesar 0,58 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,01 persen, terutama pada indeks harga barang dan jasa yang digunakan untuk biaya produksi. Pada bulan Maret 2015, NTP naik pada dua subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,39 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,02 persen. Penurunan indeks terjadi pada dua subsektor yaitu subsektor Hortikultura turun sebesar 0,76 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,54 persen. Sedangkan pada subsektor Peternakan tidak terjadi perubahan indeks.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan perubahan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Maret 2015, It turun sebesar 0,58 persen dibandingkan It Februari 2015, yaitu dari 112,52 menjadi 111,86. Kenaikan It hanya terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,30 persen, subsektor Peternakan naik sebesar 0,13 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,13 persen. Penurunan It terjadi pada dua subsektor yang lain yaitu subsektor Hortikultura turun sebesar 0,78 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,53 persen.
3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Maret 2015, Ib naik sebesar 0,01 persen bila dibanding Ib Februari 2015, yaitu dari 116,75 menjadi 116,76. Kenaikan tersebut terjadi pada tiga subsektor yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,01 persen, subsektor Peternakan sebesar 0,12 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,11 persen. Sedangkan Ib turun pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,08 persen dan subsektor Hortikultura sebesar 0,02 persen.
4. Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor
a)
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Maret 2015 NTP untuk subsektor Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 101,72 atau naik 1,39 persen. Kenaikan NTP disebabkan indeks yang diterima petani naik, sedangkan indeks yang dibayar petani turun. Kenaikan pada It dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok padi sebesar 1,68 persen, sedangkan indeks pada kelompok palawija turun sebesar 0,13 persen. Penurunan Ib dipengaruhi oleh indeks kelompok konsumsi rumah tangga yang turun sebesar 0,17 persen.
b)
Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Maret 2015, NTP untuk subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 92,76 atau turun 0,76 persen. Penurunan indeks yang diterima petani lebih besar dibandingkan penurunan pada indeks yang dibayar petani. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan pada indeks yang diterima petani sayursayuran dan petani tanaman obat, yang masing-masing turun sebesar 1,53 persen dan 1,33 persen. Penurunan Ib dipengaruhi oleh penurunan pada indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,04 persen.
4
Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
c)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Maret 2015, NTP untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 92,91 atau turun 1,54 persen. Penurunan It sebesar 1,53 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,01 persen. Penurunan pada Ib dikarenakan turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,07 persen.
d) Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Maret 2015, NTP untuk subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 100,31 atau tidak terjadi perubahan indeks dari bulan sebelumnya. Pada bulan ini It mengalami kenaikan 0,13 persen dan Ib naik sebesar 0,12 persen. Kenaikan It pada subsektor ini dipengaruhi kenaikan indeks pada kelompok ternak besar yaitu sebesar 0,25 persen dan indeks pada kelompok ternak kecil sebesar 1,03 persen. Sedangkan pada kelompok unggas dan kelompok hasil ternak terlihat terjadi penurunan indeks sebesar 0,52 persen dan 0,10 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks BPPBM naik sebesar 0,28 persen.
e) Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Maret 2015, NTP subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 100,56 atau naik 0,02 persen. Indeks yang diterima dan indeks yang dibayar nelayan dan pembudidaya ikan pada bulan ini mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,13 persen dan 0,11 persen. 1)
Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Nilai Tukar Nelayan (NTN) turun sebesar 0,14 persen yaitu dari 103,01 menjadi 102,86 pada Maret 2015. Indeks yang diterima nelayan turun sebesar 0,04 persen dan indeks yang dibayar nelayan naik sebesar 0,11 persen.
2)
Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) naik sebesar 0,21 persen yaitu dari 97,83 menjadi 98,04 pada Maret 2015. Indeks yang diterima pembudidaya ikan naik sebesar 0,32 persen dan indeks yang dibayar pembudidaya ikan naik sebesar 0,11 persen.
5. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Maret 2015, IHK di wilayah perdesaan Provinsi Jambi sebesar 118,27 atau terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Jika dilihat menurut kelompok konsumsi rumah tangga, inflasi terjadi pada lima kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,42 persen; kelompok perumahan sebesar 0,08 persen, kelompok sandang sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,92 persen. Deflasi terjadi pada dua kelompok konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,95 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,17 persen.
Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
5
Tabel 2 Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, Maret 2015 (2012=100) Indeks Harga Konsumen (IHK) Perdesaan
Kelompok Konsumsi Rumah Tangga
No (1)
Persentase Perubahan
Februari 2015
Maret 2015
(3)
(4)
(5)
(2)
1
Bahan Makanan
122,35
121,19
-0,95
2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
116,45
116,94
0,42
3
Perumahan
110,53
110,62
0,08
4
Sandang
114,65
114,96
0,27
5
Kesehatan
115,10
115,16
0,05
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
105,53
105,35
-0,17
7
Transportasi dan Komunikasi
121,99
124,33
1,92
118,36
118,27
-0,08
Konsumsi Rumah Tangga Sumber: Survei Harga Perdesaan Provinsi Jambi 2015, diolah.
6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) menurut Subsektor Pada Maret 2015, NTUP Jambi sebesar 99,48 yang berarti turun sebesar 0,93 persen. Hal ini karena It turun sebesar 0,58 persen sedangkan Indeks BPPBM naik sebesra 0,35 persen. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Provinsi Jambi, Maret 2015 (2012=100)
Subsektor
Februari 2015
Maret 2015
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
(1) 1. Tanaman Pangan
105,33
106,33
0,95
2. Hortikultura
100,32
99,45
-0,86
97,21
95,30
-1,96
4. Peternakan
104,81
104,66
-0,15
5. Perikanan
102,90
102,55
-0,34
a. Tangkap
102,41
101,90
-0,50
b. Budidaya
103,48
103,32
-0,15
100,41
99,48
-0,93
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
NTUP Provinsi Jambi Sumber: Survei Harga Perdesaan Provinsi Jambi 2015, diolah.
Penurunan NTUP Provinsi Jambi dipengaruhi oleh penurunan NTUP yang cukup besar pada empat subsektor, yaitu pada subsektor Hortikultura sebesar 0,86 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,96 persen, subsektor Peternakan sebesar 0,15 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,34 persen. Sedangkan NTUP naik hanya pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,95 persen.
6
Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
7. Perbandingan Antar Provinsi se-Sumatera Perubahan NTP dan NTUP di 10 provinsi se-Sumatera pada Maret 2015 dapat dilhat pada Tabel 4. Perbandingan antar provinsi se-Sumatera ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat posisi NTP dan NTUP Provinsi Jambi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain disekitarnya.
Tabel 4 Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian serta Persentase Perubahannya Menurut Provinsi se-Sumatera, Maret 2015 (2012=100) NTP
NTUP
Provinsi
Februari 2015
Maret 2015
Persentase Perubahan
Februari 2015
Maret 2015
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
NAD
97,12
97,39
0,28
101,61
101,33
-0,28
Sumatera Utara
98,28
99,09
0,82
102,66
103,37
0,69
Sumatera Barat
98,66
98,97
0,32
104,42
104,51
0,09
Riau
96,63
97,55
0,95
102,08
102,54
0,45
Jambi
96,38
95,81
-0,59
100,41
99,48
-0,93
Sumatera Selatan
97,64
98,31
0,69
102,36
102,76
0,39
Bengkulu
95,67
96,24
0,59
101,94
102,08
0,13
Lampung
103,20
102,30
-0,87
108,30
107,25
-0,97
Bangka Belitung
102,96
104,28
1,28
107,89
109,17
1,18
Kepulauan Riau
100,54
100,51
-0,03
105,49
105,71
0,20
Sumber: Survei Harga Perdesaan 2015 Nasional, diolah.
Pada Maret 2015, Nilai Tukar Petani di tujuh provinsi di Sumatera mengalami kenaikan dan tiga provinsi yang mengalami penurunan. Nilai Tukar Petani Provinsi Jambi berada pada posisi terbawah diantara sepuluh provinsi se-Sumatera. Untuk NTP tertinggi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 104,28 sedangkan NTP terendah di Provinsi Jambi yaitu sebesar 95,81. Dilihat dari perubahan NTP pada Maret 2015 terhadap bulan sebelumnya, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,28 persen sedangkan penurunan terbesar di Provinsi Lampung yaitu sebesar 0,87 persen. Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Jambi pada Maret 2015 berada pada urutan kesepuluh diantara provinsi se-Sumatera. Untuk NTUP tertinggi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 109,17 dan kenaikan NTUP tertinggi yaitu di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,18 persen.
Berita Resmi Statistik No.23/04/15/Th. IX, 1 April 2015
7