No. 36/ 07/ 94 / Th. VII, 1 Juli 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2015
Pada Juni 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua tercatat mengalami penurunan sebesar 0,09 persen
menjadi 96,98 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 97,07. Penurunan tersebut terjadi akibat naiknya indeks harga diterima petani (It) lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga dibayar petani (Ib).
NTP Nasional pada Juni 2015 adalah 100,52 atau naik 0,50 persen dibandingkan NTP Mei 2015. Hal ini disebabkan oleh naiknya indeks diterima petani sebesar 1,15 persen dan naiknya indeks harga dibayar petani 0,65 persen. Pada Juni 2015, subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki NTP sebesar 87,32; NTP subsektor Hortikultura sebesar 101,45; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat adalah 106,40; NTP subsektor Peternakan sebesar 100,11; dan NTP subsektor Perikanan tercatat sebesar 105,63. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dapat dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap dan NTP Perikanan Budidaya yang masing-masing sebesar 110,79 dan 91,22.
Di wilayah perdesaan Papua terjadi inflasi sebesar 0,76 persen di bulan Juni 2015. Inflasi perdesaan terjadi
akibat adanya kenaikan indeks harga empat subkelompok pengeluaran rumah tangga, dimana peningkatan tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan yang naik hingga 1,23 persen. Secara nasional, sebanyak 31 provinsi mengalami inflasi perdesaan dimana yang tertinggi terjadi di Sumsel sebesar 1,38 persen dan inflasi pedesaan terendah terjadi di Provinsi Maluku(0,14 persen); sementara 2 provinsi lainnya mengalami deflasi pedesaan dimana yang tertinggi terjadi di NTT sebesar (-0,46 persen). Untuk wilayah Sumapua, 10 provinsi mengalami Inflasi pedesaan dimana Papua menempati peringkat ke-9 Sumapua dengan
inflasi yang mencapai 0,76 persen sedangkan secara nasional, Papua menempati peringkat ke-24.
Dibandingkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Mei 2015, NTUP Papua pada Juni 2015 naik
0,39 persen menjadi 105,89.
1. NIlai Tukar Petani NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani(It) terhadap harga dibayar petani (Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term
of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
1
Bila dibandingkan NTP Papua pada Mei 2015 sebesar 97,07, NTP Papua Juni 2015
mengalami
penurunan
0,09
persen
menjadi
96,98.
Berdasarkan
pemantauan
harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, meningkatnya indeks NTP disebabkan oleh meningkatnya indeks harga diterima petani(It) sebesar 0,51 persen dan indeks harga dibayar petani(Ib) meningkat sebesar 0,61 persen. Grafik 1. Perkembangan NTP Papua Menurut Subsektor Mei‐Juni 2015(2012=100) 120.00 100.00
100.93 87.32
87.84
101.45
107.04 106.40 100.40
105.63 108.58 110.79 104.17 91.83 100.11
91.22
NTP
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 Tanaman Pangan
Grafik
1
Hortikultura
menunjukkan
Tanaman Peternakan Perkebunan Rakyat
perkembangan
Perikanan
NTP
Perikanan Tangkap
Papua
bulan
Perikanan Budidaya
Juni
2015
dengan
bulan sebelumnya dimana hanya ada dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yaitu
subsektor
subsektor
Hortikultura
Perikanan
sebesar
mengalami 1,40
kenaikan
persen.
NTP
0,51
persen;
dan
Sebaliknya,
NTP
subsektor
NTP
Tanaman
Pangan, NTP Perkebunan Rakyat dan NTP Peternakan mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar (-0,59) persen; (-0,59) persen dan (-0,29) persen.
2. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan
harga
komoditas
yang
dihasilkan
petani
ditunjukkan
oleh
indeks
harga yang diterima petani (It). Pada Juni 2015, It Papua adalah sebesar 112,18 atau meningkat sebesar 0,51 persen dibandingkan It Mei 2015. Dari lima subsektor pertanian, empat subsektor(Tanaman Pangan, Hortikutura, Peternakan dan Perikanan) mengalami kenaikan It masing-masing sebesar 0,09 persen; 1,21 persen; 0,10 persen dan
2,01
persen
dan
0,53
persen.
Sedangkan
Subsektor
Tanaman
Perkebunan
Rakyat tidak mengalami perubahan Indeks Harga Diterima Petani.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
2
3. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks harga dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian. Ib Papua pada Juni 2015 adalah 115,67 atau 0,61 persen lebih tinggi dibandingkan Ib bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 114,98. Peningkatan Ib gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya Ib di seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 0,70 persen.
Tabel 1. Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor Provinsi Papua Mei‐Juni 2015 serta Persentase Perubahannya (2012=100) Subsektor
1. 2. 3. 4. 5
(1) NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) NTP Gabungan dengan Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Tanaman Pangan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Hortikultura a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Peternakan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Perikanan
Bulan Juni'15 (3) 110.97 111.41 114.94 115.63 96.55 96.35 105.09 105.37 111.60 112.18 114.98 115.67 97.07 96.98 105.47 105.89 Mei'15 (2)
101.82 115.91 87.84 95.55
101.91 116.71 87.32 95.41
117.05 115.97 100.93 111.63
118.48 116.78 101.45 112.79
123.10 115.01 107.04 116.52
123.10 115.69 106.40 116.56
112.86 112.41 100.40 107.56
112.97 112.84 100.11 107.67
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
Perubahan (%) (4) 0.40 0.61 ‐0.21 0.26 0.51 0.61 ‐0.09 0.39 0.09 0.69 ‐0.59 ‐0.15 1.21 0.70 0.51 1.04 0.00 0.60 ‐0.59 0.04 0.10 0.38 ‐0.29 0.10
3
a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 5.1 Perikanan Tangkap a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c . Nilai Tukar Petani (NTN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 5.2 Perikanan Budidaya a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPi) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
120.32 115.50 104.17 110.59
122.74 116.20 105.63 112.84
125.66 115.73 108.58 113.66
128.95 116.39 110.79 116.66
105.49 114.88 91.83 101.53
105.51 115.66 91.22 101.55
2.01 0.60 1.40 2.03 2.62 0.57 2.03 2.64 0.01 0.68 ‐0.66 0.01
4. NTP SUBSEKTOR a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Pada bulan Juni 2015, NTPP sebesar 87,32 atau mengalami penurunan indeks
sebesar
0,59
persen
dibandingkan
NTPP
Mei
2015.
Hal
ini
disebabkan
oleh
It
mengalami kenaikan indeks sebesar 0,09 persen sedangkan Ib meningkat sebesar 0,69 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks Palawija sebesar 0,11 persen sedangkan indeks kelompok padi tidak mengalami perubahan indeks. Sementara itu, meningkatnya
Ib
disebabkan
oleh
meningkatnya
Indeks
Konsumsi
Rumah
Tangga
(IKRT) dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masingmasing sebesar 0,77 persen dan 0,25 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada oleh
Juni
2015,
NTPH
meningkat
0,51
persen
menjadi
101,45
disebabkan
kenaikan Ib sebesar 0,70 persen sedangkan It mengalami kenaikan indeks
sebesar
1,21
kelompok
persen.
Peningkatan
It
Sayur-sayuran sebesar 1,41
didorong persen
oleh
dan
meningkatnya
buah-buahan
indeks
harga
meningkat sebesar
0,58 persen. Peningkatan Ib Subsektor Hortikultura disebabkan oleh kenaikan kedua kelompok penyusunnya, yaitu IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,78 persen dan 0,17 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Dibandingkan NTPR Mei 2015, NTPR Juni 2015 menurun sebesar 0,59 persen dari 107,04 menjadi 106,40. It pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat tidak mengalami
perubahan
indeks
sedangkan
kenaikan
Ib
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
sebesar
0,60
persen.
Hal 4
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan/daya beli relatif petani menurun untuk sektor Tanaman
Perkebunan
Rakyat.
Naiknya
Ib
dipicu
oleh
kenaikan
IKRT
dan
indeks
BPPBM masing-masing sebesar 0,89 persen dan -0,04 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT Juni 2015 tercatat sebesar 100,11 atau menurun 0,29 persen dibandingkan NTPT
bulan
disebabkan
sebelumnya
oleh
sebesar
meningkatnya
It
100,40. sebesar
Penurunan 0,10
NTPT
persen
dan
di Ib
bulan
Juni
meningkat
2015
sebesar
0,38 persen. Dari keempat kelompok penyusun It Peternakan, hanya kelompok Ternak Kecil, Ternak Besar dan Unggas yang mengalami kenaikan It sebesar 0,03 persen; 0,28 persen dan 0,21 persen; sedangkan It kelompok hasil ternak tidak mengalami perubahan indeks. Dari sisi Ib, IKRT naik 0,65 persen dan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan indeks.
e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP
Papua
Juni
2015
adalah
105,63
atau
1,40
persen
lebih
rendah
dibandingkan NTNP bulan sebelumnya. Penyebab meningkatnya NTNP adalah naiknya It sebesar 2,01 persen dan naiknya Ib yang mencapai 0,60 persen. Peningkatan It dipicu oleh meningkatnya
It kelompok Penangkapan Laut sebesar 2,62 persen dan
kelompok budidaya meningkat sebesar 0,01 persen sedangkan pendorong kenaikan Ib adalah meningkatnya Ib pada IKRT sebesar 0,91 persen dan Indeks BPPM menurun sebesar 0,02 persen.
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) NTN Juni 2015 mengalami peningkatan sebesar 2,03 persen dibandingkan NTN Mei 2015 menjadi 110,79. It mengalami peningkatan sebesar 2,62 persen dipicu oleh turunnya indeks penangkapan laut sebesar 2,67 persen dan indeks perairan
umum
tidak
mengalami
perubahan
indeks
sedangkan
kenaikan
Ib
disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,90 persen dan indeks BPPBM turun sebesar 0,02 persen.
2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juni 2015, NTPi Papua adalah 91,22 atau 0,66 persen lebih rendah dibandingkan
NTPi
bulan
sebelumnya.
Hal
ini
disebabkan
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
oleh
kenaikan
It
5
sebesar
0,01
persen,
sementara
Ib
turun
sebesar
0,06
persen.
Kenaikan
It
disebabkan oleh meningkatnya indeks kelompok budidaya air tawar sebesar 0,02 persen
dan
kenaikan
Ib
merupakan
akibat
dari
turunnya
IKRT
sebesar
0,91
persen dan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan indeks. Grafik 2. It, Ib Menurut Subsektor di Provinsi Papua Juni 2015 (2012=100) 116.71 101.91
118.48 116.78
Tan. Pangan Hortikultura
123.10
115.69
Tanaman Perkebunan Rakyat
112.84 128.95 116.39 112.97 116.39 105.51
Peternakan
Perikanan Tangkap
Indeks diterima petani(It)
Perikanan Budidaya Indeks dibayar petani(Ib)
5. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROPINSI Dari
33
provinsi
yang
dilakukan
penghitungan
NTP,
25
provinsi
mengalami
peningkatan NTP; sementara 8 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Provinsi Jambi tercatat mengalami kenaikan NTP terbesar pada Juni 2015 yang mencapai 1,33
persen
dan
kenaikan
indeks
terendah
adalah
di
Papua
Barat
sebesar
0,16
persen. Untuk provinsi yang mengalami penurunan NTP, DKI tercatat sebagai provinsi dengan penurunan NTP terbesar yakni 1,41 persen; sedangkan penurunan terendah terjadi di Papua yang turun 0,09 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
6
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, Juni 2015 (2012=100)
Propinsi
It
Ib
NTP
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
NAD
112.99
1.22
117.99
1.06
95.76
0.16
SUMATERA UTARA
118.29
0.64
120.13
0.94
98.47
‐0.29
SUMATERA BARAT
115.01
1.55
117.91
0.81
97.54
0.73
RIAU
114.94
2.19
119.42
1.12
96.24
1.05
JAMBI
114.38
2.36
119.03
1.01
96.09
1.33
SUMSEL
114.73
0.90
117.93
1.04
97.29
‐0.13
BENGKULU
111.86
1.65
118.45
0.77
94.43
0.87
LAMPUNG
120.11
1.19
117.27
0.94
102.42
0.25
BANGKA BELITUNG
123.28
1.93
116.30
0.80
106.00
1.12
KEPULAUAN RIAU
114.57
0.24
115.81
0.46
98.93
‐0.22
DKI
115.89
‐0.75
119.03
0.67
97.37
‐1.41
JAWA BARAT
124.34
1.27
120.63
0.69
103.08
0.58
JAWA TENGAH
116.80
1.38
118.60
0.80
98.49
0.57
YOGYAKARTA
118.41
1.81
117.98
0.67
100.36
1.13
JAWA TIMUR
123.32
0.93
119.67
0.40
103.05
0.53
BANTEN
121.22
1.42
117.44
0.52
103.22
0.90
BALI
120.76
0.98
116.19
0.12
103.93
0.86
NUSA TENGGARA BARAT
120.62
0.80
116.78
‐0.08
103.29
0.88
NUSA TENGGARA TIMUR
117.75
0.49
115.77
‐0.32
101.71
0.82
KALIMANTAN BARAT
114.88
1.38
118.82
0.86
96.68
0.52
KALIMANTAN TENGAH
116.96
1.03
118.61
0.52
98.60
0.50
KALIMANTAN SELATAN
115.86
1.49
115.17
0.55
100.60
0.93
KALIMANTAN TIMUR
116.37
‐0.30
119.16
0.72
97.66
‐1.01
SULAWESI UTARA
112.34
‐0.30
118.64
0.85
94.70
‐1.14
SULAWESI TENGAH
114.78
1.77
117.58
0.82
97.62
0.94
SULAWESI SELATAN
122.97
1.47
118.73
0.83
103.57
0.64
SULAWESI TENGGARA
116.66
1.32
118.08
0.98
98.80
0.34
GORONTALO
121.70
1.22
120.05
0.93
101.38
0.29
SULAWESI BARAT
120.83
1.82
115.35
0.88
104.76
0.93
MALUKU UTARA
120.53
0.73
120.28
0.12
100.20
0.61
MALUKU
117.42
‐0.05
116.01
0.70
101.22
‐0.74
PAPUA BARAT
120.44
0.97
118.84
0.81
101.35
0.16
PAPUA
112.18
0.51
115.67
0.61
96.98
‐0.09
NASIONAL
119.25
1.15
118.62
0.65
100.52
0.50
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
7
6. Inflasi Perdesaan Perubahan
indeks
harga
Konsumsi
Rumah
Tangga
mencerminkan
angka
inflasi/deflasi pedesaan. Pada Juni 2015, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar
0,76
persen
subkelompok
yang
pengeluaran
dipicu
rumah
oleh
kenaikan
tangga
indeks
sedangkan
harga
kelompok
pada
ketiga
Perumahan
dan
Kesehatan mengalami penurunan indeks. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada subkelompok
Bahan
subkelompok
Makanan
Sandang
yang
naik
Makanan Jadi, 0,21
sebesar
Minuman,
persen,
1,23
rokok
persen;
dan
Transportasi
kemudian
diikuti
tembakau, sebesar 0,95
dan
komunikasi
naik
oleh persen,
sebesar
0,12
persen. Sedangkan Perumahan dan Kesehatan mengalami perubahan indeks masingmasing sebesar 0,12 persen dan 0,07 persen. Untuk Kelompok Pendidikan, rekreasi dan Olahraga tidak mengalami perubahan indeks. Tabel 4. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Mei‐Juni 2015(2012=100)
Indeks Konsumsi Rumah Tangga Mei'15 Juni'15 (2) (3)
Kelompok Pengeluaran (1)
Perubahan Indeks (4)
Bahan Makanan
122.73
124.24
1.23
Makanan Jadi, minuman, rokok dan tembakau
118.75
119.88
0.95
Perumahan
109.91
109.77
‐0.12
Sandang
110.32
110.55
0.21
Kesehatan
110.56
110.49
‐0.07
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
107.98
107.98
0.00
Transportasi dan Komunikasi
118.80
118.94
0.12
Konsumsi Rumah Tangga
118.18
119.08
0.76
Untuk wilayah Sumapua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi, Tenggara
seluruhnya mengalami
mengalami inflasi
inflasi
tertinggi
di
sebesar
wilayah 1,25
perdesaan, persen
dan
dimana Papua
Sulawesi mengalami
menempati peringkat kesembilan dengan inflasi sebesar 0,76 persen. Di tingkat nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,82 persen pada Juni 2015. Dari 33 provinsi, sebanyak 31 provinsi tercatat mengalami inflasi perdesaan dan 2 provinsi mengalami deflasi pedesaan. Sumsel menjadi provinsi dengan inflasi perdesaan
tertingi
secara
nasional
(1,38
persen)
dan
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
inflasi
perdesaan
terendah 8
adalah
di
Maluku
(0,14
persen).
Deflasi
perdesaan
tertinggi
terjadi
di
NTT
yang
tercatat sebesar 0,46 persen dan yang terendah terjadi di NTB sebesar 0,08 persen. Dengan
inflasi
perdesaan
sebesar
0,76
persen,
Papua
menempati
urutan
ke-24
secara nasional. Tabel 5. Perbandingan Inflasi Perdesaan di Wilayah Sumapua (Sulawesi, Maluku dan Papua) dengan Nasional, Juni 2015 (2012=100) Urutan
Urutan
Tingkat Sumapua
Tingkat Nasional
(4)
(5)
(6)
1.10 1.02 1.06 1.25 1.24 1.06 0.14 0.84 1.03 0.76
3 7 4 1 2 5 10 8 6 9
10 17 12 4 5 13 31 23 15 24
No
Provinsi
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Inflasi Perdesaan
(1)
(2)
(3)
121.91 120.60 122.38 120.61 124.56 117.38 123.50 117.73 121.79 119.08
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA
7. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada Juni 2015 adalah 105,89 atau meningkat 0,39 persen yang diakibatkan meningkat
oleh
meningkatnya
sebesar
0,12
It
persen.
sebesar Satu
0,51
persen
subsektor
sedangkan
pertanian
indeks
mengalami
BPPBM
penurunan
NTUP sebesar 0,15 pada subsektor Tanaman Pangan. Sedangkan empat subsektor lainnya(Hortikultura, kenaikan persen,
indeks dan
Perkebunan NTUP
2,03
Rakyat,
masing-masing
persen.
Kelompok
Peternakan sebesar Perikanan
1,04
dan
Perikanan)
persen,
Tangkap
dan
0,04
mengalami
persen,
NTUP
0,10
Kelompok
Perikanan mengalami kenaikan NTUP sebesar 2,64 persen dan 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
9
Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Provinsi Papua, dan Persentase Perubahannya(2012=100)
Subsektor
Mei'15
Juni'15
(1)
(2)
(3)
(4)
95.55 111.63 116.52 107.56 110.59 113.66 101.53 105.47
95.41 112.79 116.56 107.67 112.84 116.66 101.55 105.89
-0.15 1.04 0.04 0.10 2.03 2.64 0.01 0.39
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan 5.1 Perikanan Tangkap 5.2 Perikanan Budidaya NTUP Gabungan
Perubahan
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Gedung Pelni Lantai III Jl. Argapura No. 15 Jayapura‐Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 E‐mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.36 / 07/ 94 / Th.VII, 1 Juli 2015
10