No. 33/07/94/Th. IX, 1 Juli 2016 2010
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2016 Pada Juni 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua tercatat mengalami kenaikan 0,92 persen menjadi 97,13 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 96,24. Kenaikan tersebut terjadi akibat indeks harga diterima petani (It) mengalami kenaikan 1,65 persen sedangkan indeks harga dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen. NTP Nasional pada Juni 2016 adalah 101,47 atau mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibandingkan NTP Mei 2016. Hal ini disebabkan oleh indeks diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen dan indeks harga dibayar petani juga mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen. Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, 2 subsektor masih memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 86,76 dan NTP Subsektor Peternakan sebesar 99,85. Sedangkan 3 subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP subsektor Hortikultura sebesar 105,22; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 102,61 dan NTP subsektor Perikanan tercatat sebesar 103,60. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap dan NTP Perikanan Budidaya masing-masing sebesar 109,07 dan 88,52. Secara umum, kenaikan indeks NTP terjadi pada subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan sedangkan subsector yang lain mengalami penurunan indeks NTP. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, 16 Provinsi tercatat mengalami kenaikan NTP dan 17 Provinsi mengalami penurunan NTP dimana Sultra tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu sebesar 1,10 persen diikuti oleh Kaltim dengan kenaikan NTP terendah sebesar 0,24 persen. Sedangkan Bengkulu tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu sebesar 2,16 persen dan Gorontalo dengan penurunan terkecil atau hanya 0,12 persen. Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui indeks konsumsi rumah tangga. Inflasi pedesaan Papua Juni 2016 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,91 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada beberapa sub kelompok pengeluaran rumah tangga, dimana kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 1,29 persen. Sedangkan subkelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks terendah yaitu sebesar 0,03 persen. Secara nasional, 32 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 1 provinsi mengalami deflasi dimana inflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 1,19 persen dan inflasi pedesaan terendah terjadi di NTT sebesar 0,06 persen. Sedangkan deflasi pedesaan terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,25 persen Jika dibandingkan dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Mei 2016, NTUP Papua pada Juni 2016 mengalami kenaikan 1,56 persen dari 108,78 menjadi 110,48.
Nilai Tukar Petani NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani(It) terhadap harga dibayar petani (Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
1
jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Papua Juni 2016 mengalami kenaikan 0,92 persen menjadi 97,13 dibandingkan NTP Mei 2016. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, kenaikan indeks NTP disebabkan oleh indeks harga diterima petani (It) sebesar 1,65 persen dan indeks harga dibayar petani (Ib) sebesar 0,72 persen.
Mei'16
86,76
Grafik 1. Perkembangan NTP Papua Menurut Subsektor Mei-Juni 2016(2012=100)
Juni'16 105,22 103,27 103,63
102,61
99,85 99,36
104,23
109,51 109,07 89,64
103,60
88,52
85,40
Tanaman Pangan
Hortikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
Perikanan Tangkap
Perikanan Budidaya
Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Juni 2016 dengan bulan sebelumnya dimana terdapat 3 subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,60 persen, Hortikultura sebesar 1,54 persen dan subsektor Peternakan naik sebesar 0,49 persen. Sedangkan subsector yang lain mengalami penurunan indeks NTP seperti subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perikanan mengalami penurunan indeks masing-masing turun sebesar 0,64 persen dan 0,60 persen.
1. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani (It). Pada Juni 2016, It Papua sebesar 117,06 atau naik sebesar 1,65 persen dibandingkan It Mei 2016. Kenaikan It terjadi pada seluruh subsektor seperti Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 2,29 persen; 2,46 persen; 0,12 persen, 1,03 persen dan 0,23 persen.
2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian dapat diketahui melalui Indeks Harga Dibayar Petani(Ib). Ib Papua pada Juni 2016 adalah 120,52 atau 0,72 persen lebih tinggi dibandingkan Ib bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 119,66. Peningkatan Ib gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya Ib pada seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
2
pada subsektor Hortikultura sebesar 0,90 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,53 persen merupakan subsektor dengan kenaikan indeks terendah. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor Provinsi Papua Mei-Juni 2016 serta Persentase Perubahannya (2012=100)
Subsektor (1) NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
1.
2.
3.
4.
5
Bulan Mei'16 (2)
Perubahan Juni'16 (3)
(%) (4)
114,49 119,68 95,66 108,23
116,51 120,53 96,66 110,02
1,76 0,71 1,04 1,66
NTP Gabungan dengan Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
115,16 119,66 96,24 108,78
117,06 120,52 97,13 110,48
1,65 0,72 0,92 1,56
Tanaman Pangan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
103,57 121,28 85,40 97,12
105,94 122,11 86,76 99,34
2,29 0,68 1,60 2,28
Hortikultura a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
125,83 121,43 103,63 119,16
128,92 122,52 105,22 121,85
2,46 0,90 1,54 2,26
Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
123,50 119,60 103,27 116,54
123,65 120,51 102,61 116,36
0,12 0,76 -0,64 -0,16
Peternakan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
114,82 115,56 99,36 109,73
116,00 116,18 99,85 110,77
1,03 0,53 0,49 0,95
Perikanan a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
124,35 119,30 104,23 116,30
124,68 120,35 103,60 116,68
0,27 0,88 -0,60 0,33
5.1 Perikanan Tangkap a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c .Nilai Tukar Petani (NTN) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
130,54 119,21 109,51 120,46
131,10 120,21 109,07 121,07
0,43 0,83 -0,40 0,51
5.2 Perikanan Budidaya a. Indeks diterima petani (It) b. Indeks dibayar petani (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPi) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
107,16 119,55 89,64 104,15
106,87 120,74 88,52 103,87
-0,27 1,00 -1,25 -0,27
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
3
a. NTP SUBSEKTORSubsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Juni 2016, NTPP sebesar 86,76 atau mengalami kenaikan indeks sebesar 1,60 persen dibandingkan NTPP Mei 2016. Hal ini disebabkan oleh It naik sebesar 2,29 persen dan Ib mengalami kenaikan hanya sebesar 0,68 persen. Kelompok Palawija pada kelompok It mengalami kenaikan sebesar 2,66 persen sedangkan meningkatnya Ib disebabkan oleh meningkatnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,79 persen sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tidak mengalami perubahan indeks.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juni 2016, NTPH mengalami kenaikan sebesar 1,54 persen menjadi 105,22 disebabkan oleh meningkatnya It sebesar 2,46 persen dan Ib juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,90 persen. Peningkatan It didorong oleh meningkatnya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 2,19 persen, sementara kelompok buah-buahan meningkat sebesar 3,54 persen dan tanaman obat tidak mengalami perubahan. Peningkatan Ib Subsektor Hortikultura disebabkan oleh meningkatnya IKRT sebesar 1,01 persen dan BPPM naik sebesar 0,20 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2016, NTPR kembali mengalami mengalami penurunan indeks sebesar 0,64 persen dari 103,27 menjadi 102,61. It pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen dan Ib meningkat sebesar 0,76 persen. Sedangkan naiknya Ib dipicu oleh naiknya IKRT sebesar 0,97 persen dan BPPM nya naik sebesar 0,27 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT tercatat sebesar 99,85 atau mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya sebesar 99,36. Kenaikan NTPT di bulan Juni 2016 disebabkan oleh meningkatnya It sebesar 1,03 persen dan Ib naik sebesar 0,53 persen. Dari keempat kelompok penyusun It Peternakan, kelompok ternak besar, kecil, unggas mengalami kenaikan masing masing sebesar 1,59 persen; 0,98 persen dan 0,88 persen. Sedangkan kelompok hasil ternak terjadi penurunan indeks sebesar 0,68 persen. Dari sisi Ib, IKRT naik sebesar 0,83 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,08 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Nelayan pada subsektor Perikanan di bulan Juni 2016 adalah 103,60 atau mengalami penurunan sebesar 0,60 persen dibandingkan NTNP bulan sebelumnya. Penyebab turunnya NTNP adalah kenaikan It lebih kecil dari kenaikan Ib atau hanya naik 0,27 persen sedangkan Ib naik 0,88 persen. Kenaikan It dipicu oleh meningkatnya It kelompok Perikanan Tangkap sebesar 0,43 persen sedangkan kelompok Budidaya turun sebesar 0,27 persen. Sedangkan pendorong meningkatnya Ib adalah naiknya indeks pada IKRT sebesar 1,30 persen dan dan BPPM turun sebesar 0,06 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
4
1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) NTN Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 0,40 persen dibandingkan NTN Mei 2016 menjadi 109,07. It mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen dipicu oleh indeks penangkapan laut naik sebesar 0,44 persen dan indeks penangkapan perairan umum tidak mengalai perubahan indeks. sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 1,30 persen dan indeks BPPBM turun sebesar 0,08 persen.
2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juni 2016, NTPi Papua adalah 88,52 atau turun sebesar 1,25 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh It turun sebesar 0,27 persen dan Ib naik sebesar 1,00 persen. Penurunan It dipengaruhi oleh turunnya kelompok budidaya air tawar sebesar 0,30 persen. Sedangkan kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks IKRT sebesar 1,31 persen dan BPPM tidak mengalami perubahan indeks. Grafik 2. It, Ib Menurut Subsektor Provinsi Papua Mei-Juni 2016 (2012=100) 122,11 105,94
Tan. Pangan
128,92 122,52 123,65 120,51 116,00116,18
124,68 120,35
Hortikultura
Perikanan
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Indeks diterima petani(It)
131,10 120,21
120,74 106,87
Perikanan Tangkap
Perikanan Budidaya
Indeks dibayar petani(Ib)
3. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROPINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada Juni 2016 menunjukkan bahwa 16 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 17 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Provinsi SulTra tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 1,10 persen dan Kaltim merupakan provinsi dengan kenaikan terendah sebesar 0,24 persen.
Untuk provinsi yang mengalami penurunan NTP, Provinsi
Bengkulu tercatat sebagai provinsi dengan penurunan NTP terbesar yakni 2,16 persen; sedangkan penurunan terendah terjadi di Gorontalo turun sebesar 0,12 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
5
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, Juni 2016 (2012=100)
It Propinsi
Ib
NAD
117.14
% Perubahan -0.87
SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU
123.60 118.09 121.54 121.07 114.98 114.70
-0.79 -0.86 -1.01 0.01 -0.53 -1.19
123.80 121.28 123.87 122.08 122.53 123.52
LAMPUNG BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAWA BARAT JAWA TENGAH YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH
127.15 122.73 117.00 119.54 131.26 122.82 127.30 131.18 124.25 128.83
0.78 1.02 -0.10 0.22 0.48 0.20 0.98 0.68 0.20 0.91
126.12
NTP
95.83
% Perubahan -1.12
0.28 0.35 0.67 0.41 0.60 0.99
99.84 97.37 98.11 99.18 93.84 92.86
-1.06 -1.20 -1.67 -0.40 -1.12 -2.16
121.57 118.30 118.66 118.07 126.12 123.26 122.59 125.43 122.36 120.88
0.33 0.51 0.48 0.64 0.68 0.43 0.37 0.38 0.68 0.31
104.59 103.74 98.60 101.25 104.08 99.64 103.84 104.59 101.54 106.58
0.44 0.51 -0.58 -0.42 -0.20 -0.22 0.61 0.29 -0.48 0.60
1.20
121.10
0.88
104.14
0.32
121.40
0.63
120.59
0.04
100.67
0.59
117.61 119.52 115.85 120.45 119.76 123.27
0.09 0.66 0.59 0.56 0.82 1.25
122.48 121.81 119.38 122.28 123.46 122.51
0.82 0.26 0.77 0.32 0.44 0.54
96.02 98.12 97.04 98.50 97.00 100.62
-0.72 0.39 -0.18 0.24 0.38 0.71
SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO
128.80 122.57 130.49
0.95 1.56 -0.35
123.62 121.79 123.61
0.67 0.45 -0.23
104.19 100.65 105.57
0.28 1.10 -0.12
SULAWESI BARAT MALUKU UTARA MALUKU
127.10 127.27 125.32
1.28 -0.08 0.40
118.22 123.56 120.32
0.43 0.40 0.87
107.51 103.01 104.15
0.84 -0.48 -0.46
PAPUA BARAT PAPUA
123.25 117.06
1.09 1.65
122.71 120.52
0.59 0.72
100.44 97.13
0.50 0.92
NASIONAL
125.18
0.39
123.37
0.46
101.47
-0.08
Indeks
122.24
% Perubahan 0.26
Indeks
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
Rasio
6
4. Inflasi Perdesaan Perubahan indeks harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada Juni 2016, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,91 persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada sebagian besar subkelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan sebesar 1,29 persen, Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 1,17 persen, Perumahan sebesar 0,33 persen, diikuti kesehatan sebesar 0,28 persen, Sandang sebesar 0,22 persen, Transportasi dan komunikasi sebesar 0,08 persen. dan Pendidikan, rekreasi dan olahraga satu-satunya sub kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks. Tabel 3. Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Mei-Juni 2016(2012=100) Indeks Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Pengeluaran
Perubahan Indeks
Mei'16
Juni'16
(2)
(3)
124,48 131,92 126,51
125,61 133,62 127,99
Sandang
113,91 112,79
114,28 113,04
Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
111,83 110,53
111,86 110,53
0,03 0,00
Transportasi dan Komunikasi
116,28
116,38
0,08
(1) Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan
(4) 0,91 1,29 1,17 0,33 0,22
Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi, 9 provinsi mengalami inflasi pedesaan dan 1 provinsi mengalami deflasi pedesaan dimana Papua menempati peringkat ke-7 secara nasional dan peringkat ke-2 sulampua dengan inflasi pedesaan sebesar 0,91 persen dan inflasi pedesaan terendah terjadi di Maluku sebesar 0,47 persen. Sedangkan Gorontalo tercatat menempati peringkat 10 dengan deflasi pedesaan yaitu 0,25 persen Tabel 4. Perbandingan Inflasi Perdesaan di Wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua) dengan Nasional, Juni 2016 (2012=100)
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Provinsi (2)
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
Inflasi Perdesaan
Urutan Tingkat Sulampua
Urutan Tingkat Nasional
(3)
(4)
(5)
(6)
SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTA LO SULBA R MA LUKU MA LUKU UTA RA PA PUA BA RA T PA PUA
127,95 127,26 129,19 125,12 129,45 120,97 128,03 123,21 127,47 125,61
0,54 0,67 0,84 0,56 -0,25 0,57 0,47 1,06 0,74 0,91
8 5 3 7 10 6 9 1 4 2
21 14 9 20 33 18 23 3 13 7
NASIONAL
128,00
0,59
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
7
Di tingkat nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,59 persen pada Juni 2016 dimana 32 Provinsi mengalami inflasi pedesaan dan 1 provinsi mengalami deflasi Pedesaan dengan Bengkulu tercatat mengalami inflasi pedesaan tertinggi sebesar 1,19 persen dan terendah terjadi di NTT sebesar 0,06 persen. Gorontalo tercatat sebagai satu-satunya provinsi yang mengalami deflasi pedesaan sebesar 0,25 persen
5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada Juni 2016 adalah 110,48 atau naik 1,56 persen. Empat dari lima subsektor mengalami kenaikan indeks seperti Tanaman Pangan naik 2,28 persen, Hortikultura mengalami kenaikan NTUP tertinggi yaitu sebesar 2,26 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,16 persen, Peternakan naik sebesar sebesar 0,95 persen dan Perikanan sebesar 0,33 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,51 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan NTUP sebesar 0,27 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor Provinsi Papua, dan Persentase Perubahannya(2012=100)
Subsektor (1)
1. 2. 3. 4. 5.
Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan 5.1 Perikanan Tangkap 5.2 Perikanan Budidaya NTUP Gabungan
Mei'16
Juni'16
Perubahan(%)
(2)
(3)
(4)
97,12 119,16 116,54 109,73 116,30 120,46 104,15 108,78
99,34 121,85 116,36 110,77 116,68 121,07 103,87 110,48
2,28 2,26 -0,16 0,95 0,33 0,51 -0,27 1,56
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl. Dr. Samratulangi Dok II, Jayapura-Papua Telp. (0967) 534519, 533028 (Hunting), Fax. (0967) 536490 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. 33/07/94/Th.IX, 1 Juli 2016
8