No.14/03/94/Th.X, 01 Maret 2017 2010
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN Pada Bulan Februari 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami kenaikan 0,60 persen dengan indeks NTP 96,10 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 95,53. Kenaikan yang terjadi karena indeks harga diterima petani ( ) lebih besar dari indeks harga dibayar petani ( ) dimana
mengalami kenaikan 0,57 persen sedangkan
mengalami penurunan -0,03 persen.
NTP Nasional Februari 2017 sebesar 100,33 atau mengalami penurunan sebesar -0,58 persen dibandingkan NTP Januari 2017. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih rendah dari indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami penurunan -0,24 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,34 persen. NTP Provinsi Papua bulan Februari 2017 menurut subsektor tercatat 2 (dua) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 87,89 dan NTP Subsektor Peternakan 98,97. Sedangkan 3 (tiga) subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP Hortikultura 101,55; NTP Tanaman Perkebunan Rakyat 101,45 dan NTP subsektor Perikanan tercatat 101,05. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 107,04 dan NTP Perikanan Budidaya 84,57. Secara umum, kenaikan indeks NTP terjadi pada 2 (dua) subsektor yaitu Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat, sedangkan subsektor Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan mengalami penurunan indeks NTP. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 15 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 18 provinsi mengalami penurunan NTP dimana DKI tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,17 persen sedangkan Jambi tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,32 persen. Jawa Timur tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu 1,27 persen dan Sulawesi Barat dengan penurunan terkecil -0,16 persen. Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui Indeks Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan Papua Februari 2017 tercatat mengalami deflasi -0,04 persen. deflasi perdesaan terjadi karena adanya penurunan indeks pada sub kelompok bahan makanan. Penurunan indeks yang terjadi pada subkelompok Bahan Makanan sebesar -0,53 persen. Secara nasional, 23 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 10 provinsi lainnya terjadi deflasi pedesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Timur 1,09 persen dan terendah di Jambi 0,02 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Kalimantan Tengah -0,63 persen dan terkecil tercatat di Jambi -0,001 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua pada Februari 2017 mengalami kenaikan 0,57 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 112,20 pada Januari 2017 menjadi 112,84 pada Februari 2017.
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani ( )
terhadap harga dibayar petani ( ) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat
kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Papua Februari 2017 mengalami kenaikan 0,60 persen menjadi 96,10 dibandingkan NTP Januari 2017. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, kenaikan indeks NTP disebabkan oleh perubahan indeks harga diterima petani ( ) sebesar 0,57 persen lebih tinggi dari perubahan indeks harga dibayar petani ( ) yang mengalami penurunan sebesar -0,03 persen.
Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Februari 2017 dengan bulan sebelumnya dimana 2 (dua) subsektor mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor hortikultura naik 2,44 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,16 persen. Sedangkan 3 (tiga) subsektor mengalami penurunan indeks yaitu subsektor tanaman pangan turun -0,03 persen; subsektor peternakan turun -0,47 persen; dan subsektor Perikanan turun -0,54 persen..
1. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani ( ). Pada Februari 2017, Kenaikan
terjadi karena
Papua sebesar 120,16 atau naik 0,57 persen dibandingkan
Januari 2017.
di subsektor Hortikultura mengalami kenaikan cukup besar yaitu 2,29 persen
dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 1,13 persen. Sedangkan subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan -0,02 persen; subsektor Peternakan -0,44 persen dan subsektor Perikanan -0,55 persen.
2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian dapat diketahui melalui indeks harga dibayar petani ( ). Pada Februari 2017, rendah dibandingkan
Papua sebesar 125,03 atau turun -0,03 persen lebih
bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 125,07. Penurunan
didorong oleh menurunnya
gabungan tersebut
pada hampir semua subsektor pertanian dengan penurunan indeks terbesar
terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar -0,14 persen dan subsektor Perikanan turun sebesar -0,01 persen. Sedangkan pada subsektor Tanaman Pangan tidak mengalami perubahan angka indeks.
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
Tabel 1 Nilai Tukar Petani menurut Subsektor Provinsi Papua Bulan Januari - Februari 2017 serta Persentase Perubahannya (2012 = 100) Subsektor (1)
Bulan
Perubahan
Januari
Februari
(%)
(2)
(3)
(4)
NTP Gabungan tanpa Perikanan a. Indeks diterima petani (It)
118.98
119.76
0.66
b. Indeks dibayar petani (Ib)
125.12
125.08
-0.03
95.09
95.74
0.69
111.78
112.51
0.65
a. Indeks diterima petani (It)
119.48
120.16
0.57
b. Indeks dibayar petani (Ib)
125.07
125.03
-0.03
c. Nilai Tukar Petani (NTP) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) NTP Gabungan dengan Perikanan
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
95.53
96.10
0.60
112.20
112.84
0.57
a. Indeks di teri ma petani (It)
111.71
111.69
-0.02
b. Indeks di bayar petani (Ib)
127.08
127.08
0.00
d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 1.
Tanaman Pangan
c. Ni l ai Tukar Petani (NTPP)
87.91
87.89
-0.03
104.26
104.22
-0.04
a. Indeks di teri ma petani (It)
126.66
129.57
2.29
b. Indeks di bayar petani (Ib)
127.77
127.59
-0.14
99.13
101.55
2.44
119.41
122.28
2.41
a. Indeks di teri ma petani (It)
124.95
126.37
1.13
b. Indeks di bayar petani (Ib)
124.60
124.57
-0.03
c. Ni l ai Tukar Petani (NTPR)
100.29
101.45
1.16
d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP)
117.08
118.33
1.06
a. Indeks di teri ma petani (It)
119.07
118.55
-0.44
b. Indeks di bayar petani (Ib)
119.73
119.78
0.04
99.44
98.97
-0.47
112.70
112.13
-0.50
a. Indeks di teri ma petani (It)
126.30
125.60
-0.55
b. Indeks di bayar petani (Ib)
124.32
124.30
-0.01
c. Ni l ai Tukar Petani (NTPN)
101.59
101.05
-0.54
d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP)
117.88
117.30
-0.50
a. Indeks di teri ma petani (It)
133.61
132.74
-0.65
b. Indeks di bayar petani (Ib)
124.03
124.01
-0.02
c . Ni l ai Tukar Petani (NTN)
107.72
107.04
-0.63
d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP)
123.06
122.34
-0.59
a. Indeks di teri ma petani (It)
106.00
105.80
-0.19
b. Indeks di bayar petani (Ib)
125.11
125.11
0.01
84.73
84.57
-0.19
102.76
102.56
-0.19
d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP) 2.
Hortikultura
c. Ni l ai Tukar Petani (NTPH) d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP) 3.
4.
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
c. Ni l ai Tukar Petani (NTPT) d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP) 5
Perikanan
5.1 Perikanan Tangkap
5.2 Perikanan Budidaya
c. Ni l ai Tukar Petani (NTPi ) d. Ni l ai Tukar Usaha Pertani an (NTUP)
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
3. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Februari 2017, NTPP sebesar 87,89 atau mengalami penurunan indeks sebesar -0,03 persen dibandingkan NTPP Januari 2017. Hal ini disebabkan oleh persen lebih rendah dari
mengalami penurunan sebesar -0,02
yang tidak mengalami perubahan angka indeks atau 0,00 persen.
Kelompok palawija pada kelompok
mengalami penurunan sebesar -0,03 persen dan kelompok padi
tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan kenaikan
disebabkan oleh meningkatnya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan
Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,02 persen, sedangkan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Februari 2017, NTPH mengalami kenaikan sebesar 2,44 persen menjadi 101,55 disebabkan oleh kenaikan
sebesar 2,29 persen sedangkan
mengalami penurunan sebesar -0,14 persen. kenaikan
didorong oleh naiknya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 3,01 persen dan kelompok tanaman obat yang juga mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,88 persen serta kelompok buah-buahan tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Penurunan subsektor Hortikultura disebabkan oleh menurunnya IKRT sebesar -0,15 persen dan BPPM turun sebesar -0,11 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Februari 2017, NTPR mengalami kenaikan sebesar 1,16 persen menjadi 101,45 disebabkan oleh kenaikan
sebesar 1,13 persen sedangkan
mengalami penurunan sebesar -0,03 persen. kenaikan
didorong oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,13 persen. Penurunan dipicu oleh turunnya IKRT sebesar -0,06 persen dan indeks BPPM naik sebesar 0,07 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT tercatat sebesar 98,97 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,47 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya. Perubahan NTPT di bulan Februari 2017 disebabkan oleh pernurunan penyusun
sebesar -0,44 persen dan
mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen. Dari keempat kelompok
Peternakan, satu kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok ternak kecil mengalami
penurunan angka indeks sebesar -0,66 persen dan kelompok ternak besar, ungags serta hasil ternak tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Sedangkan pada
, IKRT mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen dan indeks BPPBM juga mengalami
kenaikan sebesar 0,07 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Nelayan di bulan Februari 2017 adalah 101,05 atau mengalami penurunan sebesar -0,54 persen dibandingkan NTPN bulan sebelumnya. Penurunan NTPN disebabkan oleh perubahan dibandingkan perubahan
atau
mengalami penurunan -0,01 persen sedangkan
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
lebih kecil
juga mengalami
penurunan angka indeks sebesar -0,55 persen. Penurunan Tangkap sebesar -0,65 persen dan
tercatat karena turunnya
kelompok Perikanan
kelompok Budidaya juga mengalami penurunan angka indeks yaitu
sebesar -0,19 persen. Sedangkan penurunan
tercatat Karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,01 persen dan
BPPM mengalami penurunan sebesar -0,05 persen.
1) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) NTN Februari 2017 mengalami penurunan indeks sebesar -0,63 persen dibandingkan NTN Januari 2017 menjadi 107,04.
mengalami penurunan sebesar -0,65 persen dipicu oleh indeks
penangkapan laut yang mengalami penurunan sebesar -0,70 persen sedangkan indeks penangkapan perairan umum mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen. Sedangkan
mengalami penurunan sebesar
-0,02 persen disebabkan oleh kenaikan IKRT sebesar 0,01 persen dan indeks BPPBM yang turun sebesar -0,07 persen.
2) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Februari 2017, NTPi Papua adalah 84,57 atau mengalami penurunan sebesar -0,19 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh
mengalami penurunan sebesar -0,19
persen dipicu oleh indeks budidaya air tawar yang mengalami penurunan sebesar -0,21 persen sedangkan indeks budidaya air laut dan budidaya air payau tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan kenaikan sebesar 0,01 persen. Perubahan
mengalami
disebabkan oleh kenaikan indeks IKRT sebesar 0,01 persen
dan indeks BPPM tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum).
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
2. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROVINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada Februari 2017 menunjukkan bahwa 15 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 18 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dimana DKI tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 1,17 persen sedangkan Jambi tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,32 persen. Jawa Timur tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu 1,27 persen dan Sulawesi Barat dengan penurunan terkecil -0,16 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, Februari 2017 (2012 = 100) Indeks Harga Diterima
Indeks Harga Dibayar
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Rasio
% Perubahan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
NAD
120.32
-0.57
126.06
0.10
95.44
-0.67
SUMATERA UTARA
127.98
-0.59
128.23
-0.07
99.80
-0.52
SUMATERA BARAT
123.79
0.61
125.49
-0.12
98.64
0.74
RIAU
132.11
0.84
127.28
0.00
103.79
0.83
JAMBI
128.10
0.39
125.87
0.07
101.77
0.32
SUMSEL
119.64
0.21
124.82
-0.38
95.85
0.58
BENGKULU
121.78
0.63
127.02
-0.29
95.87
0.93
LAMPUNG
130.09
-0.57
124.85
0.16
104.19
-0.73
BANGKA BELITUNG
121.08
0.92
122.10
0.49
99.17
0.43
KEPULAUAN RIAU
120.12
0.96
121.16
-0.03
99.14
1.00
DKI
120.74
1.15
120.35
-0.02
100.33
1.17
JAWA BARAT
133.20
-0.12
129.91
0.58
102.53
-0.70
JAWA TENGAH
124.97
-0.74
127.50
0.23
98.02
-0.97
YOGYAKARTA
128.79
-0.08
126.53
0.35
101.78
-0.42
JAWA TIMUR
132.26
-0.68
129.91
0.59
101.81
-1.27
BANTEN
123.12
-0.31
125.73
0.75
97.92
-1.06
BALI
131.41
0.19
124.22
0.63
105.79
-0.44
NUSA TENGGARA BARAT
131.03
-0.51
125.29
0.55
104.58
-1.06
NUSA TENGGARA TIMUR
126.71
0.79
125.43
0.96
101.02
-0.17
KALIMANTAN BARAT
123.93
0.90
125.55
-0.15
98.71
1.06
KALIMANTAN TENGAH
124.79
0.72
124.16
-0.44
100.51
1.16
KALIMANTAN SELATAN
119.86
0.49
121.61
0.17
98.56
0.33
KALIMANTAN TIMUR
123.28
0.69
124.54
0.09
98.99
0.60
SULAWESI UTARA
116.64
0.32
126.13
0.73
92.47
-0.41
SULAWESI TENGAH
121.39
-0.26
126.08
0.52
96.28
-0.77
SULAWESI SELATAN
128.46
-0.33
126.67
0.41
101.41
-0.73
SULAWESI TENGGARA
121.02
-0.13
124.43
0.35
97.26
-0.48
GORONTALO
132.57
0.29
125.88
0.55
105.32
-0.25
SULAWESI BARAT
129.41
-0.01
121.61
0.15
106.41
-0.16
MALUKU
127.49
0.74
127.46
0.29
100.02
0.45
MALUKU UTARA
126.40
126.06
124.58
0.13
101.19
-0.39
PAPUA BARAT
127.13
1.04
126.20
0.30
100.74
0.74
PAPUA
120.16
0.57
125.03
-0.03
96.10
0.60
NASIONAL
127.69
-0.24
127.27
0.34
100.33
-0.58
Propinsi (1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
NTP
3. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada Februari 2017, terjadi deflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar -0,04 persen yang dipicu oleh penurunan indeks harga pada subkelompok pengeluaran rumah tangga yaitu subkelompok bahan makanan. Penurunan indeks harga terjadi pada kelompok Bahan Makanan sebesar -0,53 persen. Kelompok yang mengalami kenaikan angka indeks adalah kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen, kelompok Perumahan sebesar 1,10 persen, kelompok Sandang sebesar 0,08 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,16 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,49 persen. Sedangkan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Tabel 3 Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Bulan Januari - Februari 2017 (2012 = 100) Indeks Konsumsi Rumah Tangga
Kelompok Pengeluaran
Perubahan Indeks
Januari
Februari
(2)
(3)
Konsumsi Rumah Tangga
131.48
131.43
-0.04
Bahan Makanan
141.13
140.39
-0.53
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
134.71
134.86
0.11
Perumahan
119.53
120.84
1.10
Sandang
114.61
114.70
0.08
Kesehatan
115.07
115.25
0.16
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
111.80
111.80
0.00
Transportasi dan Komunikasi
118.05
118.63
0.49
(1)
(4)
Inflasi Pedesaan di Provinsi Papua pada Februari 2017 tercatat -0,04 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi perdesaan nasional sebesar 0,38 persen. Dari 33 provinsi tercatat 23 provinsi mengalami inflasi perdesaan dan 10 provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Timur 1,09 persen dan terendah di Jambi 0,02 persen. Deflasi pedesaan terbesar terjadi di Kalimantan Tengah -0,63 persen dan terkecil tercatat di Jambi -0,001 persen. Tabel 4 Perbandingan Inflasi Perdesaan Februari 2017 di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) dengan Nasional (2012 = 100) No
Provinsi
(1)
Inflasi Perdesaan
Urutan Tingkat Sulampua
Urutan Tingkat Nasional (6)
(3)
(4)
(5)
1
SULUT
131.09
0.93
1
2
2
SULTENG
131.49
0.55
3
10
3
SULSEL
132.87
0.51
4
11
4
SULTRA
128.33
0.34
5
13
5
GORONTALO
132.68
0.73
2
6
6
SULBAR
124.88
0.10
8
19
7
MALUKU
132.80
0.32
6
14
8
MALUKU UTARA
128.39
0.05
9
22
9
PAPUA BARAT
131.94
0.30
7
15
PAPUA
131.43
-0.04
10
25
132.71
0.38
10
(2)
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)
NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No. No. 14 / 03 / 94 / Th. X, 01 Maret 2017
Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi. Papua menempati peringkat terakhir untuk wilayah Sulampua dengan inflasi pedesaan sebesar -0,04 persen. Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Sulawesi Utara sebesar 0,93 persen dan inflasi terendah tercatat di Maluku Utara sebesar 0,05 persen. Provinsi Papua tercatat satu-satunya provinsi di wilayah Sulampua yanga mengalami deflasi yaitu sebesar -0,04 persen.
4. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada Februari 2017 adalah 112,84 atau naik 0,57 persen. Berdasarkan Subsektor, sebanyak 2 (dua) subsektor mengalami kenaikan indeks seperti subsektor Hortikultura sebesar 2,41 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,06 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor Tanaman Pangan sebesar -0,04 persen; subsektor Peternakan sebesar -0,50 persen dan subsektor perikanan sebesar -0,50 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami penurunan NTUP sebesar -0,59 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan NTUP sebesar -0,19 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian menurut Subsektor Provinsi Papua dan Persentase Perubahannya Tahun 2017 (2012 = 100) Subsektor (1)
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan 5.1 Perikanan Tangkap 5.2 Perikanan Budidaya NTUP Gabungan
Januari
Februari
Perubahan(%)
(2)
(3)
(4)
104.26 119.41 117.08 112.70 117.88 123.06 102.76 112.20
104.22 122.28 118.33 112.13 117.30 122.34 102.56 112.84
-0.04 2.41 1.06 -0.50 -0.50 -0.59 -0.19 0.57
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl.Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura Papua Telp. (0967) (0967) Berita Resmi Statistik Provinsi Papua No.534519, No. 14 /533028 03 / 94 (Hunting), / Th. X, 01Fax. Maret 2017536490 E-mail:
[email protected] Homepage: http://papua.bps.go.id