No. 033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2016 SEBESAR 98,11 ATAU TURUN 1,67 PERSEN Pada bulan Juni 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 98,11 atau turun sebesar 1,67 persen dibanding NTP Mei 2016 sebesar 99,78. Penurunan NTP ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,01 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,67 persen. Pada bulan Juni 2016, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,80 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,16 persen, kelompok makanan jadi yang naik sebesar 0,81 persen, kelompok perumahan yang naik sebesar 0,28 persen, kelompok sandang yang naik sebesar 1,69 persen, kelompok kesehatan yang naik sebesar 0,32 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga yang naik sebesar 0,29 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga pada kelompok transportasi dan komunikasi relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 108,05 atau turun sebesar 1,07 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Tahun 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
1
Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Juni 2016 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau Rincian
Mei'16
Juni'16
Perubahan (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
122.78
121.54
-1.01
Indeks Harga yang Dibayar Petani
123.04
123.87
0.67
Konsumsi Rumah Tangga
125.75
126.76
0.80
Bahan Makanan
133.97
135.52
1.16
Makanan Jadi
124.55
125.55
0.81
Perumahan
114.38
114.70
0.28
Sandang
118.41
120.42
1.69
Kesehatan
117.77
118.15
0.32
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
113.38
113.71
0.29
Transportasi dan Komunikasi
120.68
120.69
0.00
BPPBM
112.42
112.48
0.06
Bibit
115.19
114.77
-0.37
Obat-obatan & Pupuk
110.85
111.05
0.18
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
105.72
105.77
0.05
Transportasi
121.95
121.82
-0.11
Penambahan Barang Modal
115.04
115.14
0.09
Upah Buruh Tani
109.81
109.82
0.01
Nilai Tukar Petani
99.78
98.11
-1.67
Nilai Tukar Usaha Pertanian
109.22
108.05
-1.07
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Juni 2016 Riau sebesar 98,11 atau turun sebesar 1,67 persen dibanding NTP Mei 2016 sebesar 99,78. Hal ini disebabkan harga Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
2
barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami penurunan, sementara harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU JUNI 2016 (2012 = 100)
Subsektor
2
3
4
5
% Perub.
Mei'16
Juni'16
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It)
126.97
125.88
-0.86
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.25
125.08
0.67
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
102.19
100.63
-1.52
[1]
1
Bulan
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
115.81
115.40
-0.35
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.87
124.67
0.65
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
93.49
92.56
-0.99
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
123.32
120.87
-1.99
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.04
124.95
0.73
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
99.42
96.74
-2.70
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.37
120.25
1.59
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.52
119.16
0.54
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
99.87
100.92
1.05
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
132.44
134.59
1.62
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
119.42
120.01
0.49
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
110.91
112.15
1.12
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
140.12
142.91
1.99
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.89
119.49
0.51
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
117.86
119.60
1.48
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
120.84
122.03
0.98
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.22
120.79
0.48
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
100.52
101.02
0.50
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
122.78
121.54
-1.01
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.04
123.87
0.67
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
99.78
98.11
-1.67
Riau
Dari 5 (lima) subsektor penyusun NTP, terdapat 3 (tiga) subsektor yang mengalami penurunan indeks NTP dan mengakibatkan turunnya NTP di provinsi Riau. Penurunan indeks NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,52 persen, subsektor tanaman hortikultura yang Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
3
mengalami penurunan NTP sebesar 0,99 persen dan subsektor tanaman perkebunana rakyat yang mengalami penurunan NTP sebesar 2,70 persen. Sementara 2 (dua) subsektor penyusun NTP lainnya mengalami kenaikan indeks NTP sebagai berikut: subsektor peternakan mengalami kenaikan indeks sebesar 1,05 persen dan subsektor perikanan mengalami kenaikan indeks sebesar 1,12 persen.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Juni 2016, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 121,54. Indeks harga yang diterima ini mengalami penurunan sebesar 1,01 persen jika dibandingkan dengan It pada Mei 2016 sebesar 122,78. Penurunan It terjadi pada 3 (tiga) subsektor yaitu subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan It sebesar 0,86 persen, subsektor hortikultura yang mengalami penurunan It sebesar 0,35 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan It sebesar 1,99 persen. Sementara itu, 2 (dua) subsektor lainnya mengalami kenaikan It antara lain subsektor peternakan mengalami kenaikan It sebesar 1,59 persen dan subsektor perikanan mengalami kenaikan It sebesar 1,62 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Juni 2016 di Provinsi Riau naik sebesar 0,67 persen dibanding Ib Mei 2016, yaitu dari 123,04 menjadi 123,87. Kenaikan Ib terjadi di semua subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,67 persen, subsektor tanaman hortikultura yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,65 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,73 persen, subsektor peternakan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,54 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,49 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juni 2016, NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 1,52 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Mei 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,86 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok padi sebesar 1,78 persen (khususnya gabah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen (khususnya daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen (khususnya terpal, parang, TSP/SP36 dll).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
4
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Juni 2016 (2012 = 100) Bulan Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
% Perub.
Mei'16
Juni'16
[3]
[4]
[5
126.97 123.00 138.18 124.25 126.13 114.04
125.88 120.81 140.16 125.08 127.10 114.10
-0.86 -1.78 1.44 0.67 0.77 0.06
115.81 113.66 118.08 113.56 123.87 126.33 112.06
115.40 111.70 119.25 115.60 124.67 127.30 112.04
-0.35 -1.73 0.99 1.80 0.65 0.77 -0.01
123.32 123.32 124.04 126.02 113.00
120.87 120.87 124.95 127.07 113.05
-1.99 -1.99 0.73 0.84 0.04
118.37 121.00 122.20 113.08 124.48 118.52 125.28 108.10
120.25 122.78 123.74 115.27 125.53 119.16 126.23 108.27
1.59 1.47 1.25 1.94 0.84 0.54 0.75 0.15
132.44 140.12 120.84 119.42 121.80 114.42
134.59 142.91 122.03 120.01 122.54 114.70
1.62 1.99 0.98 0.49 0.61 0.24
140.12 136.23 141.36 118.89 121.83 112.84
142.91 138.48 144.32 119.49 122.58 113.13
1.99 1.65 2.09 0.51 0.62 0.26
120.84 120.84 120.22 121.76 116.82
122.03 122.03 120.79 122.48 117.09
0.98 0.98 0.48 0.59 0.23
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
5
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juni 2016, NTPH mengalami penurunan sebesar 0,99 persen dibanding bulan Mei 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,35 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar petani naik sebesar 0,65 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 1,73 persen (khususnya cabai merah,cabai rawit, terung panjang dan melinjo). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen (khususnya daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, rokok kretek filter dll). Sementara indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,01 persen (khususnya NP/NPK, bibit kacang panjang dll).
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2016, NTPR mengalami penurunan sebesar 2,70 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami penurunan sebesar 1,99 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,99 persen (khususnya kelapa sawit, karet, pinang dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,84 persen (khususnya daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, kentang, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen (khususnya urea, cuka getah dll).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juni 2016, NTPT mengalami kenaikan indeks sebesar 1,05 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,59 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,54 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 1,47 persen, kelompok ternak kecil sebesar 1,25 persen, kelompok unggas sebesar 1,94 persen dan kelompok hasil ternak sebesar 0,84 persen (khususnya sapi potong, ayam ras pedaging, kambing, kerbau dan telur ayam ras). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,75 persen (khususnya daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,15 persen (khususnya bibit kambing, bibit sapi potong, kawat dll).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juni 2016, NTNP mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,62 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,49 persen. Naiknya It pada Juni 2016 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,99 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,98 persen (khususnya udang, kerang, nila, patin, lele dll). Naiknya Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
6
indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,61 persen (khususnya khususnya telur ayam ras, daging ayam ras, tenggiri, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,24 persen (khususnya solar, dedak, pelet dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juni 2016, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,48 persen jika dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 1,99 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,51 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar
ikan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 1,65 persen dan kelompok
penangkapan laut sebesar 2,09 persen (khususnya udang, kerang, patin dll). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,62 persen (khususnya khususnya telur ayam ras, daging ayam ras, tenggiri, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,26 persen (khususnya solar, pancing dll) 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juni 2016, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya It sebesar 0,98 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,48 persen. Naiknya It disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,98 persen (khususnya nila, patin, lele dll). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,59 persen (khususnya khususnya telur ayam ras, daging ayam ras, tenggiri, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,23 persen (khususnya dedak, pellet, kangkung, jerigen dll).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Juni 2016 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD
117.14
-0.87
122.24
0.26
95.83
-1.12
2
SUMUT
123.60
-0.79
123.80
0.28
99.84
-1.06
3
SUMBAR
118.09
-0.86
121.28
0.35
97.37
-1.20
4
RIAU
121.54
-1.01
123.87
0.67
98.11
-1.67
5
JAMBI
121.07
0.01
122.08
0.41
99.18
-0.40
6
SUMSEL
114.98
-0.53
122.53
0.60
93.84
-1.12
7
BENGKULU
114.70
-1.19
123.52
0.99
92.86
-2.16
8
LAMPUNG
127.15
0.78
121.57
0.33
104.59
0.44
9
BABEL
122.73
1.02
118.30
0.51
103.74
0.51
10
KEPRI
117.00
-0.10
118.66
0.48
98.60
-0.58
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
7
Penurunan NTP terjadi di 8 (delapan) Provinsi di Pulau Sumatera. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,16 persen, kemudian diikuti Provinsi Riau yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,67 persen, Provinsi Sumatera Barat yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,20 persen, Provinsi NAD dan Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,12 persen, Provinsi Sumatera Utara yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,06 persen, Provinsi Kepulauan Riau yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,58 persen dan Provinsi Jambi yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,40 persen. Sementara itu, Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Lampung mengalami kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,51 persen dan 0,44 persen seperti terlihat di Tabel 4.
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Juni 2016, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,80 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,16 persen, kelompok makanan jadi yang naik sebesar 0,81 persen, kelompok perumahan yang naik sebesar 0,28 persen, kelompok sandang yang naik sebesar 1,69 persen, kelompok kesehatan yang naik sebesar 0,32 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga yang naik sebesar 0,29 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga pada kelompok transportasi dan komunikasi relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Juni 2016 (2012 = 100) Bulan Kelompok Pengeluaran
Mei'16
Juni'16
Juni’16 thd Mei’16
[1]
[2]
[3]
[4]
125.75
126.76
0.80
Bahan Makanan
133.97
135.52
1.16
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
124.55
125.55
0.81
Perumahan
114.38
114.70
0.28
Sandang
118.41
120.42
1.69
Kesehatan
117.77
118.15
0.32
Pendidikan, Rekreasi, & OR
113.38
113.71
0.29
Transportasi & Komunikasi
120.68
120.69
0.00
Konsumsi Rumah Tangga
6.
Perubahan
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Juni 2016, terjadi penurunan NTUP sebesar 1,07 persen. Hal ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,01 persen, sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen (lihat Tabel 1). Penurunan NTUP terjadi pada 3 (tiga) subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan NTUP sebesar 0,92 persen, subsektor Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
8
hortikultura yang turun sebesar 0,34 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun sebesar 2,02 persen. Sementara itu, subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami kenaikan NTUP masing-masing sebesar 1,44 persen dan 1,37 persen seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Juni 2016 (2012=100) Perubahan (%) Sub Sektor
Mei'16
Juni'16
Juni'16 thd Mei'16
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
111.34
110.32
-0.92
2. Hortikultura
103.35
103.00
-0.34
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
109.13
106.92
-2.02
4. Peternakan
109.50
111.07
1.44
5. Perikanan
115.75
117.34
1.37
a. Tangkap
124.18
126.33
1.73
b. Budidaya
103.44
104.22
0.75
109.22
108.05
-1.07
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No.033/07/14/Th. XVII, 1 Juli 2016
9